--- In mediacare@yahoogroups.com, "helsing744" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> --- In mediacare@yahoogroups.com, "idakhouw" <idakhouw@> wrote:
> >
> > Argumentasi Manneke bukannya sudah sangat terang benderang? 
> > Saya elaborasi lanjut: bila burqa adalah persoalan interpretasi
> > (sempit) atas ajaran agama, maka biarlah itu jadi urusan
> > teolog/agamawan Islam mendewasakan (mengutip van Helsing) sebagian
> > dari umatnya itu; negara tidak berhak mengatur interpretasi
> > (sekelompok kecil umat) atas ajaran agama. 
> 
> << Kalau interpretasi tersebut tidak berdampak negatif atau 
> berpotensi menimbulkan hal2 yg tidak dinginkan negara, seperti 
> misalnya soal keamanan, pembauran atau kemajuan kelompok agama 
> tersebut maka JELAS negara tidak ada hak untuk ikut campur dalam 
> urusan interpretasi agama tersebut.
> 
>
Saya berpendapat, mbak Ida terlalu jauh dalam menmg-assumpsikan, 
seolah negara Belanda mau ikut campur masalah keagamaan. Padahal mas 
Helsing sudah jelas dan gamblang menerangkan.

Negara Belanda berfasalah sekular. Jadi memisahkan praktik agama dari 
kehidupan publik. Apa yang baik bagi publik, dus ini berarti bagi 
kebanyakan penduduk, dilaksanakan oleh pemerintah. Bukan sebaliknya, 
apa yang baik bagi sekelompok kecil yang mem-bawa bawa masalah agama 
ke-mana mana, dalam bentuk burqanya, yang dilindungi, masabodoh 
bagaimana aspirasi kebanyakan warga.

kalau mbak ida mau membela mati matian HAMNya sipemakai burqa, 
bagaimana dengan HAMnya yang kebanyakan? Apakah burqa beralsan agama 
atau tidak, memang bukan urusan negara dan warga Belanda in general. 
Di wilayah publik ya berperilaku publiklahh..

Masak sulit memahami argumentasi mas Helsing yang logis gamblang itu?
Kalau argumentasi bung Manneke sihh asal tembak, menurut saya..

Salam

Danardono




Kirim email ke