Assalmulaikum WW

Mohon diklarifikasilkan saketek, iko memang pernyataan saya, tolong baca
lengkap lagi beritanya.
----------------------------------------------------------------------------
------------------
O ........ iyo dulu pernah basumbang saran ka rombangan DPRD Sumbar di
Jakarta ............ dapek jawabanno: "kirim sajolah pitih pulang, bia kami
atur dikampuang"   ............. jadi dari gadang sampai ketek, dikampuang
tu nan banamo bantuan adolah wesel titik.
----------------------------------------------------------------------------
-

Dan yang ini adalah tambahan dari seorang rekan yang mengutip pernyataan
saya
----------------------------------------------------------------------------
-----
Jadi kebiasaan perantau mengirim wesel ini membunuh kreativitas orang
dikampung.
----------------------------------------------------------------------------
-----

Sanak MII, sanak tahukan bahwa Sumbar itu masih besar tekor dalam PAD-nya?
Jadi memang Sumbar masih sangat tergantung dari bantuan dari luar sampai
kini. Jadi bukan yang Rp. 15/org/th saja kan? Yang sayangnya, sudah bantuan
dari luar, dibagi-bagi untuk individu lagi ....... sedih nggak?

Wass. WW
St.P

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of M. Ismet
Ismail


O ........ iyo dulu pernah basumbang saran ka rombangan DPRD Sumbar di
Jakarta ............ dapek jawabanno: "kirim sajolah pitih pulang, bia kami
atur dikampuang"   ............. jadi dari gadang sampai ketek, dikampuang
tu nan banamo bantuan adolah wesel titik.

Jadi kebiasaan perantau mengirim wesel ini membunuh kreativitas orang
dikampung.

Pernyataan di atas terlalu mengecilkan peran orang yang berada di Sumbar
dalam mengangkat harkat hidup mereka di di Sumbar, seolah-olah kita-kita ini
yang telah merantau tahu segalanya tentang keadaan di Sumbar. Seolah-olah
lagi, kalau bantuan yang dikirim ke kampung-kampung di Sumbar sangat banyak
sekali. Suatu pemikiran yang "bakalabiahan".

Supaya tahu saja bahwa menurut data Humas Pemda Sumbar uang yang dikirim
lewat wesel ke Sumbar itu hanya berkisar 60 - 70 milyar rupiah per tahun,
suatu angka yang relatif kecil. Jika jumlah penduduk di Sumbar sekitar
4.000.000 berarti yang dikirim dari wesel itu hanya sekitar Rp. 15 per
tahun. Kok bisa-bisa nya mengatakan bahwa wesel yang dikirim ke kampung itu
menjadi penyebab matinya kreatifitas orang-orang yang berada di Sumbar.
Suatu pernyataan yang sangat naif. Maagiah saketek tapi maraso alah gadang
bana bantuan itu.

Itulah makonyo urang yang ado di Sumbar mangecekkan bahwa urusan di Sumbar
tatntulah mareka itu yang labiah tahu, karano satiok harinyo bagalimang jo
masalah-masalah yang ado di Sumbar.

Sebaiknya kalau sadang berbicara apolagi sedang membicarakan orang lain
hendaknya didukung oleh data-data yang akurat.

Wassalam

MII
____________________________________________________


____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke