Moko Darjatmoko wrote:

> Bung Vincent yang sedang 'bingung',
>
> Mengulangi apa yang telah saya tulis sebelumnya, kata "tauke"
> --berdiri sendiri-- memang netral. Tetapi kenyataannya kan kata
> "tauke" ini tidak berdiri sendiri, tetapi diiringi oleh kata-kata
> dan kalimat lain yang membentuk konteksnya (kecuali kalau saya
> telah 'salah' kutip):
>
>   * Bisa bayar 3-20 juta mestinya kan bisa bayarin tiket buat
>     keluarga untuk keluar dari Indonesia.
>   * Tauke kayak KAMU ini yang biasanya jadi sasaran pertama tiap
>     ada kerusuhan.
>
> Sounds familiar? ... terutama sejak pertengahan Mei tahun lalu?

Anda tidak membaca bagaimana posting awal yg saya reply itu.
Di posting yang anda cut itu terdapat identitas si pengirim posting.
He is NOT an Indonesia chinese. Saya juga sudah jelaskan pada
posting berikutnya. Anda cuman mau cari-cari saja nih....


> Memang kita tidak pernah tahu --kecuali si penulis sendiri-- apa
> persisya yang dimaksud oleh si penulis dalam suatu tulisan. Karena
> itulah penting sekali untuk berpikir masak-masak sebelum tekan
> tombol "send." Guy Kawasaki (a Mac Fellow) memberikan cara nge-test
> yang praktis dalam menulis email: "Read it out loud to your spouse,
> to your best friend, to your roomate, or even better, to your own
> mother. If you think it's okay say the words you just wrote on
> their faces, then it's okay to hit the send button." Kehati-hatian
> Kawasaki beralasan, ternyata peribahasa kuno "sticks and stones
> will break my bones, but names will never hurt me" itu tidak selalu
> benar. It has been known that arsh words hurt or even kill people.

Ini menjelaskan mengapa anda jarang kirim posting. Setahun sekali
kirim posting untuk menterjemahkan sesuai dengan keinginan anda.
Dari penjelasan anda, terkesan bahwa berkomunikasi di milis adalah
suatu pekerjaan besar. Tidak heran bila anda memerlukan waktu berbulan-
bulan untuk mengirim satu buah posting. Anda akan mencari berbagai
referensi dulu, studi perpustakaan, dlsb. Weleh...weleh.... Milis ini
adalah salah satu milis yang paling dinamis justru karena pesertanya
mulai meninggalkan berbagai kesungkanan akibat segala aturan yang
anda anjurkan itu.

Cara men-test email yang anda anjurkan sama sekali tidak praktis.
Tidak setiap partisipan milis punya spouse, best friend juga tidak ada
di setiap saat di mana kita akan mengirim posting. Buat yg punya boyfriend
atau girlfriend jelas nggak akan bersibuk ria dengan menulis email pada
saat pacar mereka hadir (rugi amir.....). Room-mate punya pekerjaan lain
yang lebih penting, dan ibu kita jelas ndak di sini lah...kepriben tho mas......
Wong bule gendeng kurang kerjaan kok dijadikan patokan. Eh, wong
Jepang tho?

Anda menempatkan milis sebagai BATTLE FIELD, sementara kita sedang
berusaha menjadikan milis ini sebagai semacam PAGUYUBAN, di mana
para anggotanya dapat berkomunikasi dengan akrab. Nah, silakan
lihat acara kumpul-kumpul itu. Sangat jauh sekali filosofi permilisan anda
dengan perkembangan permilisan saat ini, terutama milis Permias@.
Di sini pertengkaran sering terjadi, tetapi entah mengapa justru makin
ramai. Silakan lihat milis lain yang dengan ketat menerapkan segala
macam aturan yang anda anjurkan. Sepi oom.......


> Orang Eropa sendiri juga pernah menarik pelajaran [pahit] dari
> sejarahnya (sekitar Perang Dunia II). Ketika Nazi/Hitler mulai
> menagkapi orang Yahudi, sebagian besar yang bukan Yahudi
> 'memalingkan muka', juga negara-negara tetangganya. "it doesn't
> cocern us ... they're only Jews", sampai akhirnya serdadu Nazi
> mulai menduduki rumah-rumah mereka (Polandia, Belanda, Perancis,
> dsb) dan juga menangkapi dan membunuhi mereka dalam kamp
> konsentrasi. Salah seorang korban yang meninggal di kamp
> konsentrasi Auschwitz adalah seorang pastor, Martin Niemoller. Dia
> menulis dalam catatannya, yang kemudian berhasil diselamatkan dan
> diselundupkan keluar:
>
>   "In Germany they first came for the communists and I didn't
>   speak up because I wasn't a communist. Then they came for the
>   Jews, and I didn't speak up because I wasn't a Jew. Then they
>   came for the trade unionists, and I didn't speak up because I
>   wasn't a trade unionist. Then they came for the Catholics, and
>   I didn't speak up because I was a Protestant. Then they came for
>   me - and by that time no one was left to speak up."

Nah, rupanya anda tidak membacakan posting ini kepada spouse
anda, sahabat anda, dan bahkan kepada ibu anda. Ini adalah salah
satu ketidak-konsistenan anda. Anda sebutkan Martin Niemoller
sebagai pastor, sementara itu di penjelasannya disebutkan dia
seorang protestan. Apakah memang terdapat perbedaan definisi
di Eropa thd yg di Indonesia? Bila memang di Eropa sebutan pastor
juga digunakan untuk pendeta Kristen, maka terdapat perbedaan
penggunaan istilah antara di Eropa dan Indonesia. Dan anda membawa
konsensus istilah dari suatu tempat ke tempat lain tanpa memberikan
suatu warning. Sama dengan saya yang membawa suatu istilah (tauke)
yang sudah menjadi milik publik, bukan milik suatu kelompok tertentu,
ke dalam milis yg ternyata ada yg belum menerima istilah tsb sebagai
milik publik. Alih-alih anda menerimanya sebagai milik publik (It does
milik publik di Jateng dan Jatim), anda malah mencari justifikasi untuk
membenarkan argumen anda. Repotnya anda sendiri tidak konsisten.
Anda dari mana sih? Jenenge Jowo tapi pernah hidup di tanah Jawa
belum? Kelihatannya anda tidak mudheng sih....

Nah, monggo kalau mau menjadikan milis ini sebagai battle field di
mana setiap peserta mengintai peserta lainnya berbuat salah, baik
berupa typo maupun hal-hal lain yang dapat diinterpretasikan sesuai
kehendak kita. Monggo Bung Moko..... Nah rekan-rekan, dalam upaya
menjadi poster teladan, mari kita nelpon mak kita sebelum tekan
tombol SEND....hehehe....

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
    defend to death your right to say it. - Voltaire

               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke