Salam PERMIAS,

Hmm..masak iya sich lae Irwan yang namanya Dharma Datubara ada tendensi
untuk merubah pandangannya selama ini mengenai SARA di milisnya milik
PERMIAS ini? Itu mah sama saja dengan merubah pandangan rekan2 PERMIAS
terhadap saya selama ini, "Wah rupanya Dharma Datubara cuman segitu aja
donk sikap dan kepribadiannya selama ini".

Sekali lagi saya tekankan bahwa di dalam penilaian saya, tidak ada unsur
pelecehan terhadap agama, dalam hal ini agama Katolik, seperti yang lae
Irwan duga terhadap tulisan mas Jaya mengenai perkawinan si Xanana itu
(jangan2 doi lagi enjoy nich sekarang, dan anda masih saja meributkan
masalah "bertanya" dan "mempertanyakan").

Dan juga, sampai saat ini, saya dan bahkan, mas Jaya, belum menemukan
suatu bukti yang cukup kuat, bahwa "Xanana itu menikah di Gereja Katolik
dengan Sakramen Perkawinan lewat berkat seorang Pastor" (ada 3 unsur
penting disitu yang saya garis bawahi, yaitu 1) Gereja Katolik, 2)
Sakramen Perkawinan, dan 3) Pastor). Dan ketiga unsur itu tidak ada sama
sekali di dalam berita yang diteruskan oleh mas Jaya.

So, oleh karena itu, saya mengajak mas Jaya untuk menutup diskusi kecil
tsb. karena toch tidak ada informasi yang cukup jelas, apakah Gereja
Katolik terlibat di dalam proses perkawinan tsb. Untuk apa kami berdua
mendiskusikan lebih lanjut sesuatu yang tidak ada buktinya sama sekali.
Dan, saya yakin, mas Jaya mengerti sekali akan hal ini.

Saya membela mas Jaya bukan karena saya telah merubah pandangan saya
terhadap penulisan masalah SARA di milis permias@ ini, tapi karena saya
memang harus membela mas Jaya dalam hal ini. Tapi, anda juga bisa melihat
bukan, sikap saya terhadap mas Jaya yang menuduh PERMIAS memakai strategi,
entah strategi apa yang dia maksud..;))

Well, saya tutup tulisan singkat saya ini dengan suatu pertanyaan, baik
kepada anda maupun kepada kita semua yang ada di milis permias@ yaitu,
"Requiere Dios mucho de nosotros, cuando el espera que amemos a los demas
como El nos ama?", yang kalau diterjemahin arti bebasnya begini, "apakah
Tuhan berharap terlalu banyak dari kita, ketika Dia berharap kepada kita
untuk mencintai satu sama lain sebagaimana Dia mencintai kita?"

Teriring salam dan doa,
M. Dharma Datubara

Kirim email ke