Assalamualaikum
 
Salam kenal juga Mas Agus :)
Senang sekali saya diajak kenalan sama mas Agus, terima kasih banyak atas kehormatan yang Mas berikan pada saya. Juga Mas Udin dan Ibu Niniek tercinta, yang telah  mendorong saya untuk mengevaluasi cara dan gaya saya saat menyampaikan pendapat.
 
Soal Sopan Santun  dan Penyampaian yang Elegan:
Saya sangat berterima kasih atas masukan yang diberikan pada saya.Ini adalh kritik yang harus saya camkan dalam dalam dan sesegera mungkin saya tidak lanjuti.Karakter saya yang Emosional dan latar belakang tumbuh kembang saya di Organisasi gerakan masa memang sedikit banyak menjadikan saya tidak elegan dan kurang sopan dalam menyampaikan kritik.Terkadang (atau pada umumnya)saya merasa tidak perlu berdiri dibalik 'Veil' sopan santun ketika saya berhadapan dengan "pembesar pembesar", apalagi kalau berurusan dengan kritik kinerja yang didukung dengan fakta dan data yang Valid..Tetapi ternyata setelah saya evaluasi, benar juga adanya.Penyampaian kritik yang elegan banyak manfaatnya, salah satunya agar orang yang melihat dan mendengar akan lebih jelas memahami, ketibang sibuk sakit hati kemudian jadi apriori dan salah tangkap.Terima kasih banyak atas masukan dan sarannya, saya kan mencoba keras belajar menyampaikan pendapat dengan cara yang lebih elegan :)
 
Soal tidak mengerti persoalan atau kinerja pemerintah Plus Soal Anak itik masuk kekolam besar ;)
Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, selain merasakan sendiri, banyak baca berita terkini, terjun langsung ke lapangan, ayah dan ibu saya itu pegawai negeri lho mas..hehehe..pegawai pemerintah..asli..30 tahun sudah bejerja menjadi pegawai Negeri.Ayah saya beberapa kali bekerja satu Tim bersama SBY sewaktu beliau belum menjadi presiden, sekarangpun ayah saya masih bekerja aktif di lembaga pemerintah, jadi segala persoalan dan kesulitan yang pemerintah hadapi, Insya Allah sedikit banyak saya faham :).MAkanya saya berani kritik..hehehe..Yang saya bandingkan juga pemerintahan dari negara yang problemnya kurang lebih sama kok sama Indonesia.India gitu..yang sekarang melesat maju karena apa ? Pendidikan salah satunya.Karenanya saya menyarankan pemerintah untuk mulai berintrospeksi dan memeprhatikan persoalan pendidikan di Indonesia, begitu lho.Sama sekali nggak berniat untuk sok pintar, hanya karena saya sekolah di 'luar negeri'.Alasan saya sekolah disini juga bukan untuk hebat hebatan atau keren kerenan kok..alasan utamana satu : Biayanya MURAH hehehe..kalau saya punya uang, pasti saya sekolah ke Eropa atau amerika deh..yang jauh lebih Advanced dan Nyaman untuk dijadikan tempat studi.Sebelumnya saya pernah dapat summer course gratisan di salah satu negara Skandinavia.Beberapa kali juga saya dapat kesempatan short Course di New Zealand dan Australia, juga pernah  ketiban rejeki bisa  liburan melihat lihat Eropa yang sophisticated hampir dalam segala hal...Termasuk sistem pendidikan tentunya..Sangat menggiurkan..Keren banget sih..tapi kan finacially tidak  terjangkau,kalau saya mau lanjutkan sekolah kesana.Kalau saya bandingkan  kemajuan mereka sama Indonesia juga tidak kompatible.latar belakang kultural, ekonomi dan politiknya jauh berbeda.Karenanya saya tidak sebut referensi yang saya dapat  saya ketika saya summer course disana..Tetapi, Kalau India kan kompatibel..:).Banyak yang salah sangka kalau kritikan saya keluar karena saya "kaget', baru kali ini  ke luar negeri lantas memuja India dan melecehkan Indonesia sebagai sebuah bangsa.Makanya Pak Presiden sendiri menjawab pertanyaan saya dengan : saya sudah 9 kali sekolah di luar negeri, dst.dst.. Padahal mah,point saya; mebandingkan kinerja pemerintah India dan Indonesia dalam konteks sensitivitas pada kebutuhan orang banyak.bukan sekolah diluar negerinya. Niatnya, biar pemerintah lebih progresif ngurusin rakyatnya gituu.. :D 
 
Pertanyaan dan pernyataan yang saya lontarkan juga berkaitan dengan pernyataan Beliau mengenai kesiapan bangsa Indonesia bersaing di 'pasar' global.Ladang persaingan level mana tempat orang indonesia (Secara umum lho, bukan segelintir orang indonesia beruntung yang mampu mengecap pendidikan lebih baik di luar negeri atau di institusi lokal terkemuka), jika pemerintah mengabaikan pendidikan tinggi dengan mencabut subsidinya ?Apakah Indonesia akan tetap menumbalakan tenaga kerja kerah biru, seperti yang sudah terjadi puluhan tahun belakangan ini ? Bagaimana kit bisa bersaing dengan, contoh kecil dan kompatible : India.
 
Dan pada saat itu, yang saya bandingkan adalah kebijakan pemerintah India dan kebeijakan pemerintah Indonesia.Saya bilang saat itu : Pemerintah India lebih Sensitif dengan kebutuhan rakyat banyak, jika dibandingkan dengan Pemerintah Indonesia.Jadi saya bingung, dimana ceritanya saya menjelek jelekan bangsa ? Jadi menurut saya, pak Presiden agak nggak nyambung dan emosional deh waktu itu..hehehe..
Memang benar adanya, apa yang saya pertanyakan dan komentari adalah persoaln persoalan terkini yang sedang terjadi di tanah air, khususnya, persoalan pendidikan.
Justru karena saya sedikit banyak faham mengenai masalah tersebut, saya berani bertanya dan berkomentar dengan intonasi kritik yang kental pada Pemerintah.Pada pernyataannya ,presiden berkata, bahwa saya menjelek jelekan  Bangsa, tentunya itu sangat tidak tepat dan 'Gede Rasa' karena yang saya tuju, pemerintah. Saya sendiri sebagai bangsa indonesia merasa tidak terwakili oleh pemerintah, yang seenaknya bikin kebijakan  tanpa sedikitpun sensitif dengan kebutuhan bangsa (baca ; rakyat)Yang saya lontarkan saat itu adalah pertanyaan, mengapa pendidikan di Indonesia sangat mahal ,jauh dari jangkauan rata rata bangsa indonesia, apalagi setelah subsidi perguruan tinggi mulai dihilangkan, dampaknya semakin jelas, pendidikan tinggi semakin mahal tak terkira, karenanya, saya 'kabur' ke India dimana saya bisa sekolah di institusi yang diakui Dunia, dengan biaya hampir 1/10 dari biaya yang harus saya keluarkan jika saya melanjitkan pendidikan saya di Indonesia.
 
Bicara soal Nasionalisme .
Justru karena saya asli cinta banget sama Indonesa dan dididik untuk jadi nasionalis  (dua Opa saya tentara pelajar era kemerdekaan, Kedua orang tua saya juga pegawai Negeri), makanya saya kritik pak SBY.Karena saya cintaaaa banget sama bangsa Indonesia dan nggak rela kalau bangsa saya terus terusan dibodohi, diobjektifikasi dan dijadikan komoditi.Gitu lho Mas.Nasioanalis kan nggak berarti kita anti kritik apalaggi dalam konteks ini emphesizenya jelas ; Pemerintah.
 
 
Cheers
 
Tylla Subijantoro
 

agus rejeki <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Selamat Siang,
Salam Kenal Dik Tylla.
Saya telah membaca berita di Kompas, saya hanya sedikit mengomentari bahwa apa yang adik lontarkan kepada Bapak Presiden adalah mungkin masalah2yg dihadapi oleh bangsa kita (karena saya tidak hadir di pertemuan itu). sehingga dalam penyampaiannya menjadi kurang berkenan, sehingga Bapak Presiden Kita menjadi agak marah. saya pikir kemarahan bapak presiden adalah rasa nasionalisme yang dimiliki oleh beliau, ketika pemerintahan negara kita hanya disalahkan terus menerus  tanpa melihat permasalahan2 yang ada dan tanpa memberikan solusi , saya rasa wajar kalau beliau marah. Sekali lagi marilah untuk kita semua apabila  kita mengeritik siapapun baiklah mengeritik dengan sopan dan berilah solusi yang baik. 
Salam agus R (alumni Roorkee 2005)
 

Zamhasari Jamil <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Salam,
 
Ada satu hal yang menarik hari ini, ketika saya membaca berita di KOMPAS, eh muncul nama Tylla. Saya sangat mendukung apa yang disampaikan Tylla, meski saya tak hadir dalam pertemuan itu, tapi saya meras puas, bahwa pesan kita untuk bangsa Indonesia sdh sampai ke telinga rakyat Indonesia.
 
Pertanyaaan sejenis seperti yang diajukan oleh Tylla sebenarnya jg sdh sering kita sampaikan kepada semua pejabat RI yang datang utk studi banding ke India. Tapi semua yang disampaikan tersebut tak tercover oleh media di tanah air. 
 
Karena itu, saya sering menyampaikan kepada teman-teman yang lain, usahan pada saat kita menyampaikan sesuatu kepada orang yang kita tuju itu, menggunakan bahasa yang jelas, tidak berbelit-belit dan gampang dipahami. Sebab kalau bahasa yang kita gunakan berbelit-belit dan tak tahu ujung-pangkalnya, orang yang mendengarkan dan org lain yang hadir jg bosan mendengarkannya.
 
Terlepas dari apa saja dan seperti apa Tylla menyampaikan pesan kepada SBY, saya senang karena pesan kita didengar oleh SBY (sehingga dia tersinggung) dan tercover oleh media.
 
Silakan baca Tylla di :
 
Buat rekan-rekan yang lain, mari kita sama-sama belajar untuk menyampaikan ide di depan forum. Rekan-rekan yang belum terbiasa, silakan buat curhat pribadi dulu, muat di blog anda, jangan lupa untuk rajin membaca dan menelaah setiap yang ada disekitar kita. Ingat, kita adalah singa, yang bukan masanya lagi tidur bermalas-malasan.
 
Wassalam,
 
IzaM -

Yahoo! Shopping
Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping


Yahoo! Shopping
Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping


Yahoo! Shopping
Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping

_________________________________________________________________________
Mhs/Masy. indoindia diharapkan untuk selalu melihat diskusi harian di http://dear.to/ppi dan situs resmi PPI http://www.ppi-india.org ==========================================================================
Catatan penting:
1- Harap tdk. memposting berita, kecuali yg  berkenaan dg masyarakat/mahasiswa/alumni India
2- Arsip milis: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india ;
3- HP Ketua PPI (Mukhlis): 09871815229 ; Sek. PPI(Herman): 09897160536
4- KBRI Delhi(11)26110693;26118642; 26118647
5- KJRI Mumbai (022)3868678;3800940;3891255




SPONSORED LINKS
Charity organization Organization development Organization structure
Charitable organizations School education Nonprofit organizations


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke