Saya suka argument Anis... Tobbb... berani jujur.... 

Buat saya tulisan di Iene Muliati itu tidak lebih dari ungkapan sentimentil 
saja, dari seseorang yang rindu karena lama tinggal di luar negeri (Sepertinya 
dia tinggal di LN kalau dilihat gaya tulisannya). 

Berkata jujur dan harus malu dengan apa yang banyak terjadi, Situ Gintung 
contoh terakhir, adalah langkah awal. 

Saya rasa kita banyak salah dalam memandang nagara kita. Contohnya, selalu 
ditanamkan persepsi bahwa Indonesia adalah negara gemah ripah loh jinawi, 
negara kaya raya. Kaya dari mana? Yang nyata adalah kalau diambil garis 
kemiskinan 2 dolar per orang sehari, 100 juta lebih penduduk miskin terdata. 

Satu lagi yang selalu ditanamkan bahwa Indonesia adalah negara strategis karena 
diapit 2 benua (Australia dan Asia) dan 2 samudra (pasifik dan Hindia). Kalau 
dilihat dari geopolitik dan geoekonomi, posisi Indonesia sebetulnya ada di 
"gang-buntu". Sebab pusat ekonomi dan politik ada di utara. Memang di seberang 
pasifik ada US, tapi dia mainnya nyebrang Atlantik untuk ke Eropa, atau 
nyebarang pasifik untuk berinteraksi dengan Jepang, bukan Indonesia. Di Selatan 
Indonesia lebih parah lagi sebetulnya lahan kosong, karena  Australia walaupun 
di Selatan tapi agak ke timur mainnya ke Utara langsung. Disebelah barat 
Indonesia adalah benua Afrika, ini bukan center ekonomi politik. Mungkin India 
yg agak strategis, itu pun agak ke utara sedikit, tapi Indoa interaksinya juga 
lebih banyak ke utara. 

Jadi, kalau dilihat dari peta geoekonomi-politik dunia, Indonesia hanya berada 
di pinggiran saja sebetulnya. Rasanya salah, menganggap kita adalah strategis 
dan besar, kecuali dari jumah penduduk dan luas wilayah. Tapi dari segi 
economic dan political power lemah sekali. Apalagi dalam sepuluh tahun 
terakhir, sejak Cina dan India sudah take off, posisi Indonesia disusul. 
Indonesia yang seharusnya sejajar secara ekonomi dengan Malaysia dan Singapore, 
karena tahun 70-80an masih setara, sekarang sudah kehilangan momentum. Tidak 
mudah mencari, menunggu atau menciptakan momentum untuk maju lagi. Tapi, 
berkata jujur mungkin modal awal.

salam,
dendi






 

salam,
dendi

--- On Wed, 4/1/09, Anis Radianis <aradia...@yahoo.com> wrote:

From: Anis Radianis <aradia...@yahoo.com>
Subject: Re: [PPIBelgia] Being Indonesian and proud of it
To: PPIBelgia@yahoogroups.com, "ppibelgia@yahoogroups.com" 
<ppibelgia@yahoogroups.com>
Date: Wednesday, April 1, 2009, 1:36 PM











    
            Tulisan ini sepertinya mengajak orang2 Indonesia agar tetap jalan 
'ditempat' oleh karena alasan sentimentil. Segala kekurangan dianggap 
kelebihan, sudah jelas negara tidak baik masih saja menutup mata. Lagi pula 
sepertinya antara definisi 'berbangsa' dan 'bernegara' yang ada di pembukaan 
UUD '45 dicampur aduk. 
Bangsa adalah sesuatu yang tidak bisa hilang semenjak kita lahir, dimanapun 
kita berada, di eropa, di amerika, kita adalah bangsa Indonesia, bahkan buat 
beberapa Orang Indonesia yang memiliki kewarganegaraan asing sekalipun. We can 
not change that...  Tapi kalo soal warga negara itu sudah urusan Bernegara 
dimana bangsa Indonesia bisa memilih untuk tetap attach ke Negara Indonesia 
atau negara lain. Nyatanya kualitas 'Negara Indonesia' akhir2 ini sangat
 menurun bahkan cenderung memalukan. Tapi apa malu sebagai Bangsa Indonesia, 
TIDAK.. Kita malu kepada Negara Indonesia yang gagal melindungi Bangsanya., 
seperti pada kasus Situ Gintung. Tapi kita tidak malu sebagai Bangsa Indonesia 
karena itu adalah hal yang berbeda. Coba lihat berapa banyak bangsa Indonesia 
yang sudah berkarya di negara lain dan meraih sukses tidak hanya buat negara 
yang ditinggali tetapi juga buat Negara Indonesia sendiri.
Saya mencoba menceritakan pengalaman pribadi pada saat mengajukan kredit mobil 
di salah bank di Belgia. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pribadi saya 
sudah lolos, tetapi sistem bank-nya memblok salah satu point yang membuat saya 
terkejut. Hanya karena sebagai warga negara Indonesia yang berada di Belgia, 
mereka harus mengecek apakah saya terlibat dengan jaringan teroris. Artinya 
secara tidak langsung Negara Indonesia termasuk negara black list dalam issue 
ini. Sedih ? tidak, Lah wong
 tidak terlibat. Malu ? iya.. kok bisa2nya dianggap 'miring' sebagai orang 
dengan kewarga negaraan Indonesia. Andai saja saya sudah jadi warga negara 
Belgia, atau negara asing lainnya mungkin langsung lancar, even saya orang yang 
sama.
So menjadi bangga sebagai Bangsa Indonesia adalah sesuatu yang HARUS, tapi 
bangga sebagai warga Negara Indonesia, Tunggu dulu. Selama Negara Indonesia 
dipimpin oleh orang2 rakus kekuasaan dan manipulator ulung, Impian agar bisa 
'Berbangsa dan Bernegara Indonesia' adalah mimpi siang bolong. Mohon maaf buat 
para pendiri Negara Indonesia yang ada di liang kubur, impian Anda hanya 
tinggal impian. 
Jadi tidak ada yang salah dengan 'Bangsa Indonesia', tapi banyak kesalahan yang 
dilakukan oleh 'Negara Indonesia' kepada Bangsanya sendiri... Sungguh Suatu 
Ironi .....  So lebih baik GOLPUT karena negara (via pejabat2 korup) telah 
memanipulasi rasa cinta bangsanya demi kepentingan
 pribadi... Masya Allah 


Anis
Bayu, Apa udah ada info tentang kewarganegaraan ganda ? so Berbangsa Indonesia 
dan Bernegara Belgia... :) 

         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke