Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Izinkan saya untuk menanggapi sebagian kecil saja e-mail dari Uni Yesi. Sebagian kutipan saya ambil dari:

http://groups.or.id/pipermail/kebumen/Week-of-Mon-20040315/002609.html

yang isinya mengambil dari buku Syaikh al-Albani, Jilbab Wanita Muslimah. Kebetulan buku saya sedang dipinjam jadi tidak bisa meng-crosscheck. Mohon koreksinya jika ada kesalahan.

Yesi Elsandra writes:

masyarakat menolaknya, karena risih meilhat pakaianya yang serba hitam dan tertutup rapat pat......yang terlighat cuma matanya......bagaimaan mau berdakwah kepada masyarakat la wong melihat saja objek dakwah dah kabur....

Mengapa ukhti (terkesan) mempersalahkan para saudara yang ingin menghindari dirinya dari fitnah? Apakah salahnya dengan para saudara yang mengenakan niqab (cadar)? Mengapa menilai mereka berdasarkan 'penolakan masyarakat'? Bukankah dakwah Rasulullah pada awalnya juga ditolak oleh kebanyakan masyarakat? Apakah hal itu menjadikan dakwah Rasulullah kurang baik?


Allah subhanahu wa ta'ala befirman (yang artinya):
"... dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu ..." (QS. al-Ahzab 33:33)


"Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (QS. al-Ahzab 33:53)

Para shahabat yang Allah meridhai mereka saja diperintahkan untuk meminta dari balik hijab saat meminta sesuatu dari para istri Rasulullah yang mulia. Apakah layak seorang muslim/muslimah tidak menyukai sesuatu yang diperintahkan Rabbnya?

Dalam shahih al-Bukhari juga terdapat hadits yang memerintahkan muslimah tidak menutup wajahnya saat ihram. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan niqab sudah lazim pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam.

Mengenai warna hitam:

Berkaitan dengan ayat yang mewajibkan jilbab (QS. al-Ahzab 33:59):

"Tatkala ayat ini turun, maka wanita-wanita Ansharpun keluar rumah
sekan-akan di atas kepala-kepala mereka itu terdapat gagak karena pakaian
(jilbab hitam) yang mereka kenakan"


Dikeluarkan oleh Abu Dawud (II:182) dengan sanad Shahih. Disebutkan pula
dalam kitab Ad-Duur (V:221) berdasarkan riwayat AbdurRazaq, Abdullah bin
Humaid, Abu Dawud, Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih dari
hadits Ummu Salamah dengan lafal :"Tatkala ayat ini turun, maka
wanita-wanita Ansharpun keluar rumah seakan diatas kepala-kepala mereka
terdapat gagak lantaran pakaian (jilbab) yang mereka kenakan" Kata"Ghurban"
adalah bentuk jamak dari "Ghurab" (gagak). Pakaian (jilbab) mereka
diserupakan dengan burung gagak karena warnanya yang hitam.


Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa mengenakan jilbab dengan warna gelap merupakan sunnahnya wanita-wanita shahabiyah dan tentu saja istri-istri Nabi kita yang mulia.

Dan dari Ummu Khalid, ia berkata: Beberapa pakaian dibawa kepada Nabi
di antaranya terdapat pakaian berwarna hitam. Lalu Nabi bertanya: Bagaimana
pandanganmu kepada siapa kuberikan pakaian hitam ini? Lalu terdiamlah kaum
itu. Kemudian Nabi bersabda: Bawalah kemari Ummu Khalid, lalu aku dibawa
kepada Nabi, kemudian ia memakaikan pakaian itu kepadaku dengan tangannya
sendiri, dan bersabda: Selamat memakai dan semoga cocok! Dua kali. Lalu Nabi melihat kepada keadaan pakaian itu dan mengisyaratkan tangannya kepadaku sambil berkata: Ya, Ummu Khalid, ini bagus, ini bagus (sanna dalam bahasa Habasyah artinya: bagus)" (HR. Bukhari, Nailul Author, Imam Syaukani, 1/404-405)


Layakkah seorang muslim/muslimah tidak menyukai pakaian yang dipuji oleh Rasulullah?

Mohon maaf, namun mengapa Uni terdengar begitu 'antipati'? Mengapa tidak menganggapnya masalah khilafiyah atau ijtihadiyah (yang sering menjadi alasan segolongan orang untuk membela pendapatnya padahal telah terang dalil yang shahih)? Padahal, setahu saya khilafiyah yang ada pun mengenai niqab antara mewajibkan atau hanya men-sunnahkannya.

Apakah layak menjadikan opini masyarakat sebagai dasar hukum? Semoga Uni tidak terjangkit 'demokratisasi di segala bidang'.

Apakah ukhti lebih menyukai para perempuan cantik berhias dan berjilbab warna warni dengan 'model modern' yang dengan semangatnya berdemonstrasi, berpidato di depan pria dan memesonakan mereka?

Juga sungguh aneh masa kini melihat para da'i pria yang menyerukan 'politik Islam' namun berisbal. Seseorang yang saya kenal dekat berisbal dan saat saya nasihati berkata bahwa istrinya tidak menyukai jika celananya dipotong. Padahal ia dan istrinya cukup aktif dalam kegiatan Islam.

Rasulullah bersabda (yang artinya):

"Sarung seorang mukmin sebatas pertengahan kedua betisnya. Tidak mengapa ia menurunkan dibawah itu selama tidak menutupi kedua mata kaki. Dan yang berada dibawah mata kaki tempatnya di neraka. (HR Malik dalam Muwaththa', dan Abu Daud dengan sanad yang sahih)

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;" (QS. al-Baqarah 2:216)

Terakhir, mengapa ukhti tidak menanggapi beberapa pertanyaan yang ana tanyakan padahal di antaranya terkait dengan masalah aqidah yakni penciptaan manusia? Bagaimana mungkin umat Islam bisa bangkit jika aqidahnya tidak sesuai dengan aqidah salaful ummah? Janganlah umat ini dibuai dengan kata-kata indah sedangkan Kalamullah dan sabda Rasulullah terlupakan.

Saya pun jadi ingin tahu, dalam 'dakwah politik' Uni, berapa banyakkah target dakwah Uni yang telah diajarkan/mengerti ma'rifatullah sehingga dapat menjawab pertanyaan 'Di manakah Allah'?

Afwan jiddan jika ada yang kurang berkenan. Namun tidaklah tanggapan ini saya sampaikan selain agar kelak dapat menjumpai Wajah Allah. Segala kebaikan hanyalah dari Allah dan kesalahan datang dari diri ana sendiri dan syaithan.

Allahu a'lam.

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke