Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


----- Original Message ----- 
From: "Darul Makmur" <[EMAIL PROTECTED]>

Assalamu'alaikum WW

Pernah dong, kalau ayam tersebut adalah ibu tetasnya 
bebek. Kan bebek tidak dikaruniai instink netas. Sekarang 
saya bingung lagi, apa ayam dan bebek basudara nggak ya?===

Om Prapat yang sedang bingung,

Tergantung dari sudut mana Om melihat apakah ayam atau bebek itu bersaudara. Dari 
persamaan bahwa mereka sama hewan bertelur dan berbulu, mereka bersaudara. Tapi kalau 
melihatnya dari perbedaan, yah tentu saja ayam dan bebek tidak bersaudara. ayam 
mematuk makanannya karena moncongnya lancip dan bebek "menyudu" makanannya karena 
moncongnya melebar. Ini semata-mata soal pilihan dan pilihan ditentukan oleh selera. 
Sekarang terserah Om Prapatlah untuk menentukan apakah bebek dan ayam itu bersaudara.


---Jadi menurutku yang sering bingung dengan pemikiran tinggi 
orang pintar. Saking pintarnya, dengan persamaan yang 
sedikit saja dianggap bersaudara. Padahal bersaudara itu, 
kalau nggak salah, karena banyak sekali persamaan dan 
sedikit sekali perbedaan.===

Hm jelas Om Prapat akan selalu bingung bila menganggap diri sendiri tidak pintar. 
Jelas Om Prapat akan selalu bingung jika membiasakan diri terperangkap dalam keakuan 
Darul Makmur gala sutan Parpatih. Tapi bila sering-sering latihan untuk keluar dari 
keakuan seorang DM, Om Prapat akan melihat dunia dan semesta ini luas sekali.Terdapat 
begitu banyak persepi, sudut pandang, perpektif dan pemahaman terhadap satu masalah. 
Kita umpamakan gunung merapi itu cuma satu. Bila Om Prapat melihat Merapi dari Utara, 
akan sangat berbeda pemandangannya jika dilihat dari Barat, atau utara atau selatan. 

Ohya soal banyak atau sedikitnya persamaan dalam konteks persaudaraan, bila kita cari 
dari persamaan, tentu saja akan kita temukan banyak persamaan dalam persoalan apakah 
kita bersaudara dengan seseorang, mahkluk lain atau tidak. Tapi kalau dicari dalam 
perbedaan, akan kita temukan setumpuk perbedaan mengapa kita tidak bisa mengaku 
bersaudara dengan seseorang. Sekarang coba bayangkan adik kandung Om Prapat sendiri, 
apakah hidung, mulut, kulit, bentuk mukanya persis sama dengan Om Prapat? Itu dari 
segi fisik, dari segi kehidupan sosial apakah dia bekerja di tempat yang sama, memilik 
selera makan yang sama, anak yang sama atau istri yang sama dengan Prapat? jawabannya 
tentu tidak. Jadi singkatnya, persoalannya dalam bisa diaku sebagai saudara atau 
tidak, tidak tergantung dari "jumlah" persamaan atau perbedaan, karena kita memang 
tidak sedang ngomong soal matematika.


 ---Jadi disini kelihatan sekali 
kita tidak boleh salah pasang. Apalagi salah pasangan, 
bisa-bisa kita terbawa rendong ke budaya dan pekiran 
pasangan kita.---

Memagari diri memang baik, terutama bila seseorang belum menemukan satu posisi yang 
tepat dalam kehidupan ini.

---Kalau kata-kata ini dipermainkan, bisa indah juga. Apa 
lagi yang mepermainkannya dalah memang jago rangkai, 
sehingga kata dapat terurai dan tersusun seperti janur 
meresmikan pasangan hidup.----

Keindahan akan terpancar pula dari ketidak piawaian dalam memainkan kata-kata. Sebab 
yang jago merangkai kata akan melihatnya sebagai satu pengakuan.

---Yah gitulah kalau orang dibuat bingung dengan kepintaran 
tinggi, bisa membuat orang tersebut melantur jauh. Sebelum 
teelantur jauh tampaknya kita harus menahan diri. Menahan 
diri alias sabar inilah suatu modal utama hidup (Al 
Ikhlas)---

Kalau Om Prapat mau sedikit berlapang hati,dan mau melihat dari luar dirinya sendiri,  
yang pintar itu juga tidak jarang dibuat kebingungan oleh yang tidak pintar.Mereka 
juga tak jarang berfikir bahwa yang tidak pintar itu sudah melantur jauh dari pokok 
persoalan yang sebenarnya. But so what, mereka harus bersabar bahwa Tuhan tidak 
menciptakan manusia dalam kadar intelektulitas yang sama. Orang pintar juga harus 
keluar energi yang banyak untuk memberikan toleransi terhadap mereka yang berbeda dari 
diri mereka sendiri. Jika tidak mengikuti Al Ikhlas entah apa yang terjadi, mungkin 
perang mulu di dunia ini.

Demikian Om Prapat...

--Gm





~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com
Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
----------------------------------------------------
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke:
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
=======================================

Kirim email ke