Wa'alaikumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuhu
   
  Sangatlah sepaham saya dengan dunsanak Idris Talu dengan apa-apa yang beliau 
tulis ini. Memang rasa-rasanya, saling menjaga marwah anak kemenakan ini 
seharusnya jadi keperdulian bersama segenap 'kita'. Kita seyogianya semalu 
seperasaan, ketika melihat ada urang awak atau anak-anak awak sampai menadahkan 
tangan meminta-minta. Dan pemerintah pula, baik pemerintah pusat maupun daerah 
harusnya menggalakkan usaha memberi kesadaran kepada masyarakat agar 
meminta-minta ini tidak dijadikan 'mata pencaharian'. Kelemahan pemerintah 
melalui departemen sosial yang tidak memberi perhatian memadai menyebabkan 
'penyakit meminta-minta' ini menjadi semakin kronis. Sekarang peminta-minta 
tidak hanya orang yang anggota tubuhnya cacad, justru lebih banyak 
mereka-mereka yang masih utuh anggota tubuhnya, tidak malu-malu untuk 
meminta-minta. Bahkan konon, ada pula juragan atau koordinatornya, yang berbagi 
hasil dengan peminta-minta tersebut, sekali lagi ini mungkin karena kurangnya 
perhatian
 pemerintah untuk menanggulangi peminta-minta ini.
   
  Di Jakarta saja, disamping peminta-minta, banyak yang menggendong bayi 
(pengemis), ada lagi juga pengamen di lampu-lampu merah, anak jalanan, 
anak-anak atau orang tua sekalipun dengan modal kincring-kincring yang pada 
hakekatnya adalah peminta-minta juga. 
   
  Mengenai hal lain, tentang ketertiban di tempat pelancongan, ini pula yang 
saya mimpi-mimpikan di dalam cerita saya tentang pariwisata di ranah Minang. 
Suatu keteraturan dan ketertiban, kebersihan yang terkoordinir dan terpelihara. 
Semua ini hanya mungkin kalau pemerintah daerah mau turun tangan, dan gigih 
dalam memberi penyuluhan dan himbauan. Tentu saja disertai pula dengan 
pengawasan yang mencukupi. Rasanya tidak akan sulit kalau sekedar membuatkan 
jamban/kakus yang bersih (mempekerjakan orang dengan diberi gaji untuk menjaga 
kebersihan tersebut), membuat peraturan pembebasan biaya parkir (bisa juga 
menetapkan sumbangan biaya parkir bersamaan dengan pembayaran pajak kendaraan, 
kota Balikpapan pernah menerapkan demikian), lalu menggaji pengawas perparkiran 
yang tidak boleh lagi memungut biaya. 
   
  Tinggal membuat peraturan, menyuluh dan mensosialisasikan, mengajak dan 
mengawasi. Dan itu hanya mungkin efektif kalau yang melakukannya pemerintah 
daerah. 
   
  Wassalamu'alaikum
   
  
Idris Talu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu,
  Dinda Mulyadi dan anggota millis kasadonyo,
  Kejadian meminta-minta dengan menggunakan anak-anak yatim oleh 
individu-individu yang tamakkan uang secara sistematik masih ada. Mereka 
meletakkan anak-anak ini di shopping malls dan sebagainya, tetapi masa operasi 
mereka agak singkat, mereka tahu kalau lama mereka akan diangkut polisi ke 
dalam truck. 
  Walau pun dihinakan oleh orang ramai melalui tulisan-tulisan di koran, 
individu yang tamak ini, berselindung atas nama anak-anak yatim. Peminta 
sedekah di Malaysia biasanya tidak kira usia akan diangkut ke dalam truck ke 
tempat pemulihan yang disediakan pemerintah. Memang ada peminta sedekah di 
Malaysia, tetapi tidak ramai orang yang ingin bersedekah sebab pemerintah 
memang telah menyediakan tempat khusus untuk warga miskin mencari ilmu atau 
kepandaian kemahiran untuk mencari razaki. Kita ajarkan mereka memancing, bukan 
kita berikan ikan sebab mereka manusia bukan kucing
  Oleh kerana Malaysia secara jelas didiami tiga kaum yang nyata iaitu Melayu, 
Cina dan India. Jika seorang Melayu meminta sedekah, akan ada orang Melayu yang 
akan mengatakan, "Awak memalukan bangsa awak. Tak bolehkah awak bekerja sendiri 
selain meminta-minta?" (Awak di Malaysia maknanya anda atau kamu). Begitu juga 
dengan kaum lainnya. Masing-masing kaum berebut-rebut memajukan kaumnya.

Kisah kejadian saperti di Jembatan Akar, setau ambo belum pernah tajadi di 
Malaysia. Kalau ada terjadi, Pak Menteri Pelancungan menjadi orang pertama 
melompat. Di Malaysia, pelancungan dalam negeri tetap menjadi keutamaan. Setiap 
hari, ambo ulangi, setiap hari di celah Berita Utama TV baik TV pemerintah mahu 
pun swasta, diselitkan iklan pelancungan dalam negara. Digambarkan keindahan 
alam-flora dan fauna Malaysia setiap hari. Domestic tourism memang cukup 
dinamik di Malaysia.

Banyak program TV lokal yang menceritakan keindahan tempat-tempat menarik di 
Malaysia. Banyak tempat letak mobil di destinasi pelancungan tidak dikenakan 
bayaran. Dinda Mulyadi sendiri tahu sepanjang lebuhraya Utara Selatan, dari 
Johor Bharu ke Bukit Kayu Hitam parking adalah percuma. Lihatlah kebersihan WC 
di semua tempat itu - 15 menit sekali dibersihkan.
  Namun baitu, masih ada isolated cases yang tidak boleh dinafikan. Tetapi 
orang-orang yang melakukannya akan menerima padahnya.
  Sekian daulu dari ambo, mohon maoh jiko menyinggung.
  Wassalamamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.
  Perantau Minang di Malaysia.
  Idris Talu (56)


  St. Lembang Alam
  http://lembangalam.multiply.com
  http://360.yahoo.com/stlembang_alam


       
---------------------------------
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==========================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

  • ... Muhammad Dafiq Saib
    • ... Idris Talu
      • ... Rasyid, Taufiq (taufiqr)
        • ... Rasyid, Taufiq (taufiqr)
        • ... Idris Talu
          • ... Rasyid, Taufiq (taufiqr)
    • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang

Kirim email ke