manyambuang saketek..iko berita terkait mengenai PLTMH kito....tanah memang menjadi isu di kampuang baitu juo nan tajadi jo PLTU Teluk Sirih nan punyo kapasitas 2 x 100 MW dan diharokkan dapek mengatasi permasalahan listrik di Sumatra Barat.
Untuk pembagungan tower transmisi dikampuang ambo banyak urang nan manulak maaagiahkan lahannyo dengan berbagai alasan. http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25944:investor-terkendala-bangun-pltmh&catid=5:ekbis&Itemid=77 Selasa, 03 September 2013 01:57 PEMBEBASAN LAHAN SULIT DI SUMBAR PADANG, HALUAN— Mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), merupakan solusi menjawab krisis energi listrik saat ini. Namun sayangnya pembangunan PLTMH sebagai solusi energi listrik di Sumbar masih terkendala oleh sulitnya pembebasan lahan dan kurangnya dukungan pemerintah daerah. Hal itu dikeluhkan oleh Ketua Aklindo (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) Sumbar, Ir. Risman Mazier di Padang, Senin (2/9). Bersama Sekum Aklindo Sumbar Jonnedi dan Ketua AKLI Sumbar Asmoni. “Contohnya saja saat ini ada 11 titik rencana pembangunan PLTMH di beberapa daerah di Sumbar diantaranya seperti di Lintau, Solok Selatan, Bayang dan Aia Haji Pessel, Pasbar, Kabupaten 50 Kota, yang belum juga bisa terealisir padahal sudah 4 tahun diproses dan sudah menghabiskan banyak biaya,” keluh Risman. Padahal untuk 1 unit PLTMH saja dapat menyediakan energi listrik sebanyak 9 MW. Jika 11 unit PLTMH selesai dibangun berarti Sumbar punya tambahan lebih dari 100 MW. “Jumlah itu sudah lebih dari cukup untuk mengisi kekurangan energi listrik Sumbar sebanyak 65 MW saat pemadaman terjadi, sehingga kondisi pemadaman bergilir seperti saat ini tak akan terjadi,” ujar Risman. Sementara itu menurut Jonnedi, untuk setiap satu 1 PLTMH yang diproduksi PLTMH setidaknya membutuhkan investasi sebanyak Rp2 Miliar. Sehingga puluhan miliar investasi yang masuk sia-sia. “Padahal izin prinsip atau PPA dari PLN untuk membangun PLTMH tersebut sudah terbit. Namun ketika ingin membangun fisik, ada-ada saja kendalanya. Tiba-tiba saja ada masyarakat yang tidak setuju lahannya dibeli. Dengan kendala-kendala seperti itu pemerintah harusnya memberikan bantuan dan dukungannya agar investasi besar tersebut bisa diwujudkan untuk kepentingan bersama. Namun ini tidak demikian,” terang Jonnedi. Tak hanya terkendala dalam pembangunan pembangkit, namun dalam membangun transmisi pun masalahnya sama yakni terkendala pembebasan lahan sehingga ada beberapa ruas transmisi di Sumbar yang akhirnya batal dibangun. “Pembangkit tanpa transmisi tentu tidak bisa berjalan optimal. Karenanya kira berharap kerjasama dari masyarakat dan dukungan dari pemda untuk membangun pembangkit dan transmisi guna memenuhi kebutuhan energi listrik kita di Sumbar,” tutur Jonnedi lagi. Mengenai krisis listrik saat ini Rizman mengatakan untuk tidak menyalahkan salah satu pihak saja yakni PLN, namun lebih penting adalah mencari solusi untuk keluar dari krisis energi. “Molornya PLTU Teluk Sirih selama 2 tahun dari yang direncanakan selesai tahun 2011, ikut berpengaruh besar terhadap terjadinya pemadaman listrik di Sumbar saat ini. Masalah molornya PLTU Teluk Sirih itu juga karena sulitnya pembebasan lahan. Kalau PLTU itu tidak terlambat selesainya, pastinya krisis listrik yang terjadi saat ini bisa diatasi apalagi dengan tambahan PLTMH,” ungkap Risman lagi. Dikatakannya lagi, tak benar listrik Sumbar dijual ke daerah lain. Di Riau saja kekurangan listrik lebih besar yakni 300 MW. Di Medan malah lebih besar lagi kurangnya yakni 500 MW. “Mati listrik sudah 5 kali sehari disana. Jadi mari kita tak saling menyalahkan namun mendukung upaya pembangunan pembangkit dan transmisi. PLN pun sebenarnya kelimpungan dengan kondisi byar pet ini,” tambah Jonnedi. Ditambahkan Asmoni, mencari investor sangatlah sulit, namun demikian sudah ada investor yang masuk malah dipersulit dan disia-siakan. w wsaalanm, Yansen -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.