Assalamu'alaikum Buya JB dan dunsanak Palanta RN nan dirahmati Allah,
semoga semua dalam keadaan sehat dan bisa menjalankan puasa sunnah
Zulhijjah 9 hari, yang menurut keempat imam mazhab disepakati memiliki
begitu banyak keutamaan, bahkan lebih utama dari 6 puasa hari Syawal yang
tak mendapatkan kesepakatan bulat para imam.

Ambo coba menambahkan jawaban dari Mak Abraham Ilyas, sembari menunggu
jawaban lain dari para dunsanak terhadap pertanyaan Buya JB yang ambo copas
ulang sbb:

"Naluri sementara pemikiran JB,*kalau kita berasal dari air yg hina tentu
air yg hina itu tidak akan memulyakan proses selanjutnya kejadian kita.Ia
akan selalu menghasilkan 'keturunan' nn hina sampai akhir zaman*. Pemikiran
berikutnya,*sejauh mana seseorang insan dpt  dipersalahkan atas
perbuatannya nn penuh dosa jika dikaitkan dgn kejadiaan asalnya itu*?.Dua
masalah ini n bisa lebih, sangat mengharu biru pikiran JB,nn lhr dari
kandungan 'air yg hina' itu. *Apa maksud Ilahi menyebutkan kita ciptanNya
berasal dari air yg hina itu.Bukankah 'proses' adanya air yg hina itu sudah
melalui pernikahan nn syah*? Kecuali kalau si pelaku yg menghasilkan air
itu via zina, bolehlah disebut air nn hina namun proses terjadinya air itu
tetaplah sama."

Upaya *sharing* (bukan jawaban) dari ambo adolah sbb:

1. Surat 32 *(As Sajdah*) ayat 8 dan Surat 77 (*Al Mursalat*) ayat 20
 termasuk surat-surat Makkiyah. Berbeda dengan surat-surat Madaniyyah yang
banyak ayat muhkamat (berisi aturan-aturan hukum dan yurisprudensi),
ayat-ayat Makkiyah lebih bercirikan pada pemurnian tauhid manusia. Sehingga
manusia-manusia yang masih sombong, arogan, merasa besar, penting, dengan
sengaja dibenturkan oleh Allah dengan "shock therapy Qur'ani" seperti ayat
yang Buya JB kutip.

Kalau kita buat parafrase ayat itu dalam kalimat manusia sehari-hari,
kira-kira maknanya seperti ini, "Hai kau yang merasa menjadi pemimpin
kabilah hebat, kau yang merasa saudagar ulung, kau yang merasa penyair
besar, kau yang selalu merasa paling suci dan paling mengerti agama
Ibrahim, tahukah dari mana asal kalian? Tidak! Kalian tidak langsung
menjadi seperti kalian sekarang ini. Kalian berasal dari, tidak lebih dan
tidak kurang dari, setetes air yang terpancar dari kelamin ayah kalian,
setetes air yang keluar dari tempat yang sama dengan hadas. Tapi berkat
kemurahan Allahlah maka apa yang awalnya hina, menjadi baik, bagus, dan
bermanfaat seperti kalian sekarang."

2. "Air yang hina" ini adalah kondisi *per se*, sebelum bercampur dengan
sel telur. Begitu bercampur dengan sel telur perempuan, dalam sebuah ikatan
pernikahan yang sah, tentu statusnya tidak hina lagi. Untuk itulah Nabi
mengajarkan bagaimana pasangan muslim sebelum bercampur, lebih dulu
mengucapkan doa (yang di Indonesia diajarkan oleh petugas-petugas KUA) bagi
pasangan yang hendak menikah.


 بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا
رَزَقْتَنَا


“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan
jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami.”

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan
lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak
akan membahayakannya selama-lamanya.”

Jadi Buya JB benar, status "air yang hina" itu menjadi termuliakan dalam
sebuah ikatan perkawinan, apalagi jika pasangan suami istri itu menerapkan
sunnah Nabi ketika akan bercampur dengan berdoa seperti di atas, maka sang
anak yang akan lahir, yang berasal dari "air yang hina" itu akan tidak
dibahayakan oleh setan selama-selamanya.

(Masalahnya, masih ingatkah para pasangan muslim untuk lebih dulu berdoa
seperti tuntunan Nabi ketika di depan mata sudah terpampang kenikmatan dari
segala kenikmatan dunia? :)

Dengan begitu: pertanyaan Buya JB apakah keturunan yang dihasilkan dari
"air yang hina" itu akan selalu hina sampai akhir zaman? Jawabannya
tergantung dua hal:
(1) Jika percampuran "air yang hina" itu dilakukan secara hina pula (tidak
dalam ikatan perkawinan), maka tentu saja hasilnya "hina pangkat 2". Jika
nanti setelah sang anak lahir, dia juga menjauh dari ajaran Allah, maka
akan menjadi "hina pangkat 3". Tapi jika sang anak (hasil zina kedua orang
tuanya sekali pun) memegang teguh hukum Allah, maka dosa kehinaan itu hanya
pada perbuatan ayah-ibunya saja, bukan menjadi "dosa turun temurun" sang
anak karena Islam tidak mengenal konsep "dosa warisan",
(2) Namun jika percampuran "air yang hina" dilakukan menurut aturan syar'i
(menikah lebih dulu, mengikuti sunnah Rasul dalam adab bersetubuh), maka
tentu saja sang anak tak akan menjadi keturunan yang hina.

3. Ayat 20 dari surat 77 (*Al Mursalat*) itu dimulai dengan ayat 19 yang
berbunyi (terjemahan bahasa Indonesia): "Celakakah pada hari itu (kiamat)
bagi yang mendustakan kebenaran."

Kalau kita baca keseluruhan 50 ayat dalam surat 77 itu ada satu ciri
spesifik yang sangat menonjol, Buya JB: yakni ayat "Celakakah pada hari itu
(kiamat) bagi yang mendustakan kebenaran" *DIULANG 10 KALI *oleh Allah Swt
(ayat 15, 19, 24, 28, 34, 37, 40, 45, 47, 49). Artinya penekanan tema itu
mencapai 20 % dari keseluruhan surat. Kita tahu bahwa jika sebuah ayat
sudah diulang sampai 2 kali oleh Allah dengan redaksional yang hampir sama
-- seperti misalnya 61:2-3 atau 94:5-6 -- itu menunjukkan pentingnya tema
yang diangkat. Apatah lagi ini diulang sampai 10 kali dan dengan susunan
kata yang 100% sama!

Sehingga kalau kita ambil contoh yang digunakan Buya JB dari surat 77 ayat
20-23, lihatlah bagaimana rangkaian ayat itu* DIBUKA dan DITUTUP *oleh ayat
19 dan 24 yang persis sama!

*Al Mursalat 19-24*

...
19. Celakakah pada hari itu (kiamat) bagi yang mendustakan kebenaran
20.* Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani).*
21. kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim).
22. sampai waktu yang ditentukan.
23. lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kami) lah sebaik-baik yang
menentukan.
24. Celakakah pada hari itu (kiamat) bagi yang mendustakan kebenaran
...

Jadi kalau kita parafrasekan lagi rangkaian kalimat itu dalam bahasa
sehari-hari, dalam langgam Betawi, "Nih orang si Fulan bin Fulan
keterlaluan banget. Udah sombong, tukang bo'ong lagi. Songong. Udah
diajarin ngaji dari orok sama ibu bapaknye, begitu gede kuliah tinggi dan
jadi bos di kantor, die lupe agame. Sok. Nganggap diri paling hebat.
 Padahal dulu asalnye juge dari air mani kayak orang lain juge. Masih
untung die lahir selamet karena emaknya pernah kesrimpet akar pohon
beringin sampe nyungsep dan ampir keguguran. Tapi dasar si Fulan itu orang
celake, biar dia tahu cerita kelahiran die itu yang juga diketahui orang
kampung sini, masih juga sombongnye bujubunengggg...."

4. Ayat yang sama dalam surat *As Sajdah* ayat 8, menurut ambo punya sisi
lain yang menarik, terutama jika *As Sajdah *yang terdiri dari 30 ayat ini
dilihat sebagai satu kesatuan surat utuh di mana pada ayat 15 (lanjutan
dari dari kisah penciptaan manusia dari ayat 7) adalah merupakan ayat
sajdah.

Kenapa Surat *As Sajdah* (32) menjadi penting? Karena Nabi biasa membaca
surat As Sajdah pada shalat Subuh di hari Jumat, pada rakaat pertama.
Sehingga begitu sampai ayat ke-15 dibacakan, Nabi dan para jamaah akan
melakukan sujud sajdah/sujud tilawah. Artinya, jika hal itu dilakukan Nabi
setiap Jumat, maka dalam sebulan, minimal, Nabi mengulangi empat kali
pembacaan ayat-ayat surat 32 itu, termasuk yang Buya JB kutip.

Pertanyaan lanjutannya, mengapa sujud Sajdah itu begitu penting?

Ini yang sayangnya belum diperhatikan serius oleh kaum muslimin, yakni
bahwa setiap kali seorang muslim melakukan sujud sajdah, maka setan segera
menyingkir dan menangis seraya berkata, seperti disabdakan Nabi Saw.
"Alangkah beruntungnya anak Adam, ketika disuruh bersujud dia bersujud,
maka surgalah baginya. Sementara ketika aku disuruh bersujud aku
membangkang, maka nerakalah bagiku."

Jadi seharusnya, kalau kita (dan para imam masjid tiap Subuh) konsisten
membaca Surat As Sajdah tiap Subuh hari Jumat, maka kita punya kesempatan
sedikitnya *4 (EMPAT) KALI* dalam sebulan untuk membuat setan menangis.
Bukankah ini kejadian yang luar biasa? Karena biasanya kalau sudah bertemu
setan, maka manusialah yang menangis (dan lari lintang pukang).

Kalau rangkaian fadhilah Surat As Sajdah (di mana ayat 8 yang Buya JB
pertanyakan termasuk di dalamnya) dan ayat/sujud Sajdah kita kombinasikan
dalam sebuah formulasi kalimat, maka kira-kira redaksinya seperti ini:
"Kalau kita mau bikin setan nangis dan ngacir terkencing-kencing, biasakan
membaca ayat sajdah dan melakukan sujud sajdah. Minimal sekali seminggu,
tiap Subuh hari Jumat."

Semoga kita semua di Palanta ini dimudahkan Allah dalam menghafal Surat As
Sajdah dan menerapkannya dalam shalat Subuh kita, terutama bagi pada
dunsanak yang terbiasa menjadi imam shalat rawatib dan selama ini, karena
satu dan lain hal, belum mencontoh sunnah Nabi pada rakaat 1 di shalat
Subuh tiap hari Jumat ini.

Allahua'lam.


Wass,

ANB
45, Cibubur














Pada 5 Oktober 2013 11.15, Zubir Amin <zubir.a...@rantaunet.org> menulis:

>     Assalamu'alaikum wrwb!
> Untuak sanak semua.Semoga kita semua di Palanta RN ini diberkahi dgn
> keluasan ilmu n pemahaman Al-Qur'an oleh Allah swt
>     Begini, mari bersama JB memperhatikan kandungan 2(dua) ayat masing2
> QS. 32 ayat 8 nn diterjemahkan sbb: 'Kemudian Dia menjadikan keturunnya
> dari saripati Air yg Hina(air mani)'.Ayat ini berada dalam rangkuman  ayat2
> 7-9
> Surat lain QS. 77 ayat 20 nn diterjemahkan sbb:'Bukankah Kami menciptakan
> kamu dari Air yg Hina(mani)'.Ayat ini terjalin dgn ayat2 20-23).Lihat
> Mushaf An Nur,-Al-Qur'an,terjemahan per kata-Mizan.
>      JB menyadari kekurangan ilmu tafsir re-Al Qur'an,sehing ga terjeman
> dua ayat tsb spt diatas sangat mengusik jati diri JB sebagai insan ciptaan
> Allah swt.
>      Naluri sementara pemikiran JB,kalau kita berasal dari air yg hina
> tentu air yg hina itu tidak akan memulyakan proses selanjutnya kejadian
> kita.Ia akan selalu menghasilkan 'keturunan' nn hina sampai akhir zaman.
>     Pemikiran berikutnya,sejauh mana seseorang insan dpt  dipersalahkan
> atas perbuatannya nn penuh dosa jika dikaitkan dgn kejadiaan asalnya itu?.
>      Dua masalah ini n bisa lebih, sangat mengharu biru pikiran JB,nn lhr
> dari kandungan 'air yg hina' itu.
>      Apa maksud Ilahi menyebutkan kita ciptanNya berasal dari air yg hina
> itu.Bukankah 'proses' adanya air yg hina itu sudah melalui pernikahan nn
> syah? Kecuali kalau si pelaku yg menghasilkan air itu via zina, bolehlah
> disebut air nn hina namun proses terjadinya air itu tetaplah sama.
>      Walaupun demikian pemikiran sementara JB,hati ini menjadi tenang dgn
> kehadi ran QS.95 ayat 4 nn ditrjemahkan sbb:'Sungguh.Ka mi telah
> menciptakan manusia dalam bentuk nn sebaik-baiknya'.Walaupun kemudian Allah
> mengembalikan ciptaanya itu ketempat nn serendah-rendahnya.
>    Sanak palanta,inilah sedikit perasaan 'muskil' nn JB rasokan berkaitan
> dgn QS.32 ayat 8 n QS.77 ayat 20.
>    Bagaimana dgn pendapat para sanak RN nn lain?
>     JB,DtRJ,74thn,di Bonjer,Jak bar.
> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke