Nakan Fitrianto n.a.h

Ambo ambiak saketek tulisan nakan  Fitrianto:

Tapi sacaro umum,ambo pribadi iyo punyo kesan...

Kalau kesan agak sulit ditanggapi.

Kalau KPK sajo diharokkan, raso sulit, apolagi KPK ko, mungkin  indak
disukoi sebagian Anggota DPR apolago oknum  pemerintah nan baniat korupsi
untuak panambah aset.

Namun demikian ambo masih menaruh harapan kanan mudo-mudo, tantu ado jalan
nam labiah baik.

Mungkin nakan Fitrianto ado ide sendiri mangatasi sogok manyogok ko.

Kalau ado serakkanlah kalapau ko, untuak panambah pengetahuan kito basamo


Wass,

Maturidi




Pada 30 Juni 2015 03.20, Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com> menulis:

> Uda ANB,
>
> mudah2an pak MD hanyo bagarah, indak serius mausulkan iko....
>
> Tapi sacaro umum, ambo pribadi iyo punyo kesan, baso masyarakat kito punyo
> pandangan nan mirip, kalau rang Islam nan korupsi, indak baa doh.
> Kan adoh juo sadakahnyo dan dipakai pulo tuk ibadah (naiak haji misalnyo).
> Makonyo kito berang bana kalau tokoh Islam dan parpol Islam nan tantangkok
> korupsi, lalu mancari alasan, baa nan bukan tokoh Islam nan labiah banyak
> korupsinyo indak ditangkok doh?
> Saolah2 kalau urang lain salah, kito buliah pulo maniru.
>
>
> Dalam kasus Ahok pun ambo maliek sebagian gejala nan samo pulo.
> Banyak nan indak picayo baso Ahok ka (sanggup) malawan korupsi.
> Jadi daripado dikorupsi dek minoritas (Chino, non muslim), bia lah
> dikorupsi dek pribumi Islam....
>
> Kok iyo bana co itu, iyo lah jauah bana kito babelok jalan mah....
>
> Wassalam
> fitr
> lk/40/albany
>
>
> 2015-06-29 11:15 GMT-04:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:
>
>> Mak MD:
>>>
>>> Kalau partai islam menang tahun lalu, sogok menyogok tak bisa diatasi, saya
>>> akan tetap mengusul  mencari celah agar sogok itu dinyatakan dalam
>>> keadaan darurat.
>>>
>>>
>>>
>>> Kalau tidak sama saja kita mengadu jotos orang yang satu tangan terbuka
>>> dengan yang satu pakai sajam.
>>>
>>
>>>
>>> Kalau didaerah DIM,  tengok dulu keadaan. DIM sepakat menghilangkan
>>> sogok menyogok atau tidak, kalau tidak usaha mencari celah akan tetap ada.
>>>
>>>
>>>
>>> Jadi saya hanya mencari celah, karena agama melarang, MUI melarang,
>>> sementara non muslim boleh (tak ada larangan)
>>>
>>>
>>>
>>> DIM kan hanya  untuk SUMBAR,  salah satu dar   33 propinsi NKRI.
>>>
>>>
>>>
>>> 32 propinsi lainnya  harus diperjuangkan agar kucuran APBN itu tidak
>>> terakumulasi kepada NON MUSLIM
>>>
>>> Jangan terjadi Minoritas mengasai asset sejumlah besar negara ini,
>>> mayoritas /umat muslim hanya sebagi kuli.
>>>
>>>
>>>
>>> Mungkin jawaban ini belum memuaskan, harapaan ambo ka nan mudo-mudo yang
>>> hidup dialam agak bebas ini, bersuaralah soal sogok manyogok ko baa jalan
>>> kaluanyo. Kalau jalan kalua nan kini dari  MUI ko samo sajo taranak
>>> diikek, predatornyo dilapeh bebas.
>>>
>>>
>>>
>>> Wass,
>>>
>>>
>>>
>>> Maturidi
>>>
>>
>> ANB:
>>
>> Logika yang sungguh-sungguh aneh. Maaf.
>> Sudah jelas Nabi Saw melaknat (dalam banyak hadits), kok masih mau dicari
>> "celah" agar umat Islam dibolehkan melakukan.
>>
>> Memangnya kenapa kalau larangan itu hanya untuk muslim, baik dari hadits
>> Nabi, maupun fatwa MUI, dan non-muslim boleh (atau tak menggubris larangan
>> itu)? Mak MD iri dengan kondisi seperti itu?
>>
>> Apa bedanya dengan pengharaman minum khamr bagi muslim, sementara
>> non-muslim cuek saja bukan saja soal minum, tapi juga berbisnis soal itu?
>> Apakah Mak MD iri juga seandainya hidup di era Al Capone atau, katakanlah,
>> di Las Vegas kini di mana non-muslim menikmati banyak hal kehidupan duniawi
>> yang dilarang syariat Islam?
>>
>> Apalagi yang diperebutkan hanya soal APBN, berapa besarnya APBN?
>> Seakan-akan Allah tidak memberikan rezeki di tempat lain sehingga berusaha
>> MENGHALALKAN sogok-menyogok dengan justifikasi non-muslim boleh melakukan
>> itu?
>>
>> Kehidupan dunia ini cuma "senda gurau dan permainan" Mak MD (6:32), dan
>> "…  perhiasan, saling membanggakan di antaramu, dan bermewah-mewahan dalam
>> harta dan anak keturunan" (57:20).
>>
>> Kalau mau cari pendalilan, ada syaratnya dalam qiyas. Yang paling utama
>> illat-nya mesti sama: seperti hukum minum alkohol boleh atau tidak? Kan
>> alkohol tidak disebutkan dalam Al Qur'an?
>>
>> Dari kasus itu bisa ditemukan illat-nya, bahwa ada ayat Qur'an yang
>> menyatakan khamr adalah haram (karena memabukkan), dan alkohol modern pun
>> punya sifat memabukkan yang sama. Dari situ qiyas bisa berjalan, bahwa
>> alkohol dengan demikian hukumnya haram karena MENGACU pada hukum haramnya
>> khamr (dengan illat sama-sama memabukkan).
>>
>> Dari proses qiyas itu juga terlihat syarat kedua, bahwa kondisi yang
>> di-illat-kan sudah dijelaskan (ada ayatnya di Qur'an atau hadits Nabi yang
>> menyatakan).
>>
>> Lha ini, kok tiba-tiba muncul ide mengqiyaskan suasana sogok menyogok
>> (karena darurat) maka sebaiknya dicarikan celah agar muslim bisa "ikut
>> bermain" seperti halnya pernah ada kondisi "darurat" antara Bung Karno dan
>> Ratna Sari Dewi yang akhirnya bisa ditemukan celahnya: dengan dinikahkan.
>>
>> Kaidah ushul fiqih apa yang Mak MD pakai dalam mengutak-atik syariat
>> seperti itu?
>> Tidak bisa pengqiyasan dilakukan hanya dengan mengandalkan akal tanpa
>> melihat kondisi terdahulu yang dijelaskan syariat (bukan berdasarkan
>> peristiwa yang dialami manusia seperti BK-RSD).
>>
>> Wah, terus terang selama ambo ikut Palanta RN, baru kali ko ambo bertemu
>> dengan ide yang -- maafkan bahasa ambo -- betul-betul LIBERAL, bahkan jauh
>> LIBERAL dari yang dilakukan JIL sekali pun.
>>
>> Ambo mohon pamit dari diskusi soal "mencari celah" sogok-menyogok ko.
>> Mohon maaf lahir batin.
>>
>> Wallahul muwaffiq ilaa aqwaamith thariq.
>>
>> Wassalam,
>>
>> ANB
>>
>>
>>
>>
>>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke