Reza, ada beda sedikit. Orang lain kekurangan tenaga kerja. Kita kelebihan
pengangguran. Orang menganggur bisa berbuat macam-macam.
Pada 9 Sep 2015 15:31, "muhammad syahreza" <muhammadsyahr...@gmail.com>
menulis:

> Assalamu'alaikum wr.wb.
>
>
> Ndak usah takuik bana samo buruh Chino, karano 300.000 urang TKI di
> Taiwan, 250.000 urang lainnyo di Hongkong dan 100.000 urang karajo di
> Malaysia. Sado nyo karajo samo Toke Chino.
> Kalau Taiwan, Chino jo Malaysia mambuek isu sarupo ko baa kiro-kiro?
> "300.000 orang buruh Indonesia mengepung Taiwan, atau 250.000 orang buruh
> Indonesia menghilangkan kesempatan kerja Warga Hongkong, atau 100.000 orang
> buruh Indonesia merangsek Malaysia"
>
> Kadang kebencian dan ketakutan tu tibo karano kito indak mampu basaiang.
>
>
> Salam
>
> Reza
>
>
>
> 2015-09-09 1:27 GMT+07:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:
>
>> Sanak Andri,
>>
>> Kalau topik Tenaga Kerja Asing ini kita bebaskan dari beban kacamata
>> politik, dan semata-mata ditilik hanya dari data statistik, maka yang
>> terjadi sejak 2012 sebetulnya adalah penurunan total TKA dengan data sbb:
>> - 2012 : 77 ribu TKA (pembulatan)
>> - 2013: 72 ribu TKA
>> - 2014: 69 ribu TKA
>> - 2015 (sampai Agustus): 55 ribu TKA.
>>
>> Sementara regulasi TKA berdasarkan Permen Ketenagakerjaan No. 16/2015
>> kian memperkecil ruang masuk TKA seperti bisa dibaca pada tautan ini:
>>
>>
>> http://www.expat.or.id/business/ManpowerRegulations_16_Tahun_2015-TenagaKerjaAsing.pdf
>>
>> Salah satu pengetatan bagi perusahaan pemberi kerja TKA adalah aturan
>> Pasal 3 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa perusahaan yang mempekerjakan 1 orang
>> TKA sekurang-kurangnya mempekerjakan 10 TKI pada perusahaan pemberi kerja
>> TKA.
>>
>> Jadi jika perusahaan X mempekerjakan 5 TKA, maka sekurang-kurangnya
>> perusahaan itu harus mempekerjakan 50 TKI (kendati ada beberapa pos
>> pekerjaan yang mendapat pengecualian seperti direksi).
>>
>> Jika tren statistik dan perubahan regulasi ini dipelajari lebih dulu oleh
>> semua yang berminat pada topik ini, maka gambaran yang didapatkan akan
>> lebih jernih dan adil.
>>
>> Malangnya masyarakat kita, terutama sejak tahun lalu, memilih untuk lebih
>> mengandalkan sentimen politik dan bias opini, ketimbang menggali lebih
>> dalam data-data faktual dan legal-formal yang terjadi.
>>
>> Padahal Al Qur'an sendiri mengamanatkan kepada muslim agar jangan sampai
>> kebencian pada satu kaum (termasuk terhadap kelompok yang sedang berkuasa)
>> mendorong untuk berlaku tidak adil.  Keadilan (dalam memberikan penilaian)
>> harus tetap ditegakkan karena itu yang lebih dekat dengan taqwa (QS 5:8).
>>
>> Wassalam,
>>
>> ANB
>>
>>
>>
>>
>> Pada 8 September 2015 15.12, Andri Satria Masri <andri.ma...@gmail.com>
>> menulis:
>>
>>> Terima kasih atas infromasi tambahannya da Akmal.
>>>
>>> Selain harus diinvestigasi oleh jurnalis, isu ini juga harus menjadi
>>> perhatian serius bagi bapak-bapak kita di DPR RI khususnya di Komisi VI dan
>>> IX. Komisi VI melingkupi bidang industri, investasi dan persaingan usaha.
>>> Sedangkan Komisi IX melingkupi bidang kesehatan dan tenaga kerja.
>>>
>>>
>>> Pada 8 September 2015 14.44, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
>>> menulis:
>>>
>>>> Demikian dulu tanggapan dari Andri. Panjang, serius dan berusaha minim
>>>> kesalahan ketik. Hanya saja referensi minim :(
>>>>
>>>> ANB:
>>>> Andri, ini salah satu data terbaru (Juni 2015) tentang jumlah izin yang
>>>> sudah diberikan kepada Tenaga Kerja Asing (TKA) China selama 1 Januari
>>>> 2014-Mei 2015, jumlah riil TKA China yang ada per Juni 2015, dan beberapa
>>>> informasi penunjang lain. Semua disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan
>>>> Hanif Dhakiri.
>>>>
>>>>
>>>> http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/06/30/1404002/Benarkah.Pekerja.Asal.China.Menyerbu.Indonesia.Ini.Penjelasan.Menaker
>>>>
>>>> Pertanyaannya: apakah semua informasi Menaker Hanif konsisten dengan
>>>> fakta di lapangan? Ini yang seharusnya diinvestigasi lebih jauh oleh para
>>>> jurnalis.
>>>>
>>>> Wassalam,
>>>>
>>>> ANB
>>>>
>>>> Pada 8 September 2015 12.04, Andri Satria Masri <andri.ma...@gmail.com>
>>>> menulis:
>>>>
>>>>> Pak Maturidi yang Andri hormati,
>>>>>
>>>>> Tarimo kasih pak alah ma undang Andri dengan manyabuik namo Andri
>>>>> untuak ikuik mendiskusikan masalah investasi dan tenaga kerja dari RRT ko.
>>>>>
>>>>> Agak lamo juo Andri memutuskan untuak ikuik berkomentar. Dek apak alah
>>>>> manyabuik namo Andri menjadi penghormatan yang gadang bagi Andri dan akan
>>>>> menjadi indak sopan kalau Andri diamkan sajo.
>>>>>
>>>>> Topik iko sangaik barek bagi Andri pak. Andri indak punyo wawasan,
>>>>> pengalaman dan kemampuan memadai untuak membahasnyo. Apo lai, sajak Andri
>>>>> mengikuti dan memperhatikan postingan uda Akmal di palanta ko, Andri jadi
>>>>> ingin mancubo mengikuti caro, model dan gaya uda Akmal menjawab atau
>>>>> memposting sesuatu topik. Satu hal yang selalu Andri ingin ikuti adolah
>>>>> caro uda Akmal menuliskan pemikirannyo yang indak pernah/jarang melakukan
>>>>> kesalahan penulisan kata-kata dan selalu menggunakan kaidah Bahasa
>>>>> Indonesia EYD. Jarang bana Andri liek penulisan yang disingkat menjadi yg
>>>>> atau dan dengan &. Iko pertanda yang menulisnyo serius, tidak main-main 
>>>>> dan
>>>>> memang mengkhususkan diri dan waktu untuk menuliskannyo.
>>>>>
>>>>> Namun, yang paling berkesan dan agak susah mengikuti gaya penulisan
>>>>> uda Akmal namun ingin Andri ikuti adalah tulisannya yang kaya dengan
>>>>> referensi sehingga sungguh banyak ilmu yang dapat kita serap ketika 
>>>>> membaca
>>>>> tulisannya tersebut. Walaupun milis ini dibangun dengan gaya palanta lapau
>>>>> dimana setiap orang bisa komentar seperti layaknya di lapau. Nyeletuk,
>>>>> menyambar, ketawa atau hanya sekedar kasi tanda jempol sudah biasa. Tapi
>>>>> uda Akmal tetap bertahan dengan gayanya yang rugi kalau tidak dibaca.
>>>>>
>>>>> Menjawab undangan pak Maturidi, Andri hanya sedikit bisa berkomentar.
>>>>> Investor adalah pelaku ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, manusia dipandang
>>>>> sebagai makhluk yang rasional. Makhluk rasional adalah makhluk yang sangat
>>>>> memperhitungkan untung rugi, impact dan akibat dari keputusan yang
>>>>> diambilnya. Keputusan menanamkan uang/modal dalam jumlah yang sangat 
>>>>> banyak
>>>>> adalah keputusan yang sangat berat untuk dikeluarkan. Untuk mengambil
>>>>> keputusan itu saja si investor harus mengeluarkan uang yang cukup banyak
>>>>> yaitu melalui sebuah studi yang bernama Studi Kelayakan Usaha (SKU) atau
>>>>> Feasibility Study (FS). Waktu yang dibutuhkan melakukan FS ini pun tidak
>>>>> hanya hitungan minggu tapi bisa berbulan-bulan. Yang melakukan FS ini pun
>>>>> bukan si investor sendiri tetapiu diupahkan ke konsultan yang dibayar
>>>>> secara profesional.
>>>>>
>>>>> Jika FS mengatakan GO terhadap sebuah rencana bisnis maka si investor
>>>>> akan mengurus berbagai izin (soal izin-izin ini bisa baca "kemurkaan" pak
>>>>> Rizal Ramli). Belum lagi izin tidak resmi dan hambatan di lingkungan
>>>>> rencana lokasi usaha, jika usaha berbentuk pendirian pabrik.
>>>>>
>>>>> Saat menyelesaikan studi Magister di FE UI (MPKP), Andri buek tesis
>>>>> yang berkaitan dengan persepsi investor dalam menanamkan investasinya di
>>>>> Kab. Padang Pariaman. Dari kuisioner yang Andri sebarkan kepada investor
>>>>> yang telah menanamkan modalnya di Padang Pariaman (kebanyakan di Kawasan
>>>>> Padang Pariaman Industrial Park di Batang Anai) hampir seluruhnyo
>>>>> mengatakan bahwa kecenderungan investor menanamkan modalnya di suatu 
>>>>> daerah
>>>>> adalah melihat perizinan. Jika perizinannya mudah, lancar, murah dan tidak
>>>>> bertele-tele maka investor tertarik menanam modal di sana. Ditambah lagi
>>>>> keamanan, kenyamanan lingkungan setelah itu baru sarana prasarana
>>>>> pendukung, infrastruktur (jalan, jembatan, listrik, air bersih, saluran
>>>>> komunikasi, dll).
>>>>>
>>>>> Selanjutnyo perlu awak bahas, kenapa harus dengan investasi?
>>>>> Dalam tesis Andri menjelaskan bahwa untuk percepatan/akselerasi
>>>>> pembangunan suatu daerah mau tak mau memang dengan investasi. Baik yang
>>>>> berasal dalam negeri maupun luar negeri.
>>>>>
>>>>> Investasi diibaratkan adanya uang segar masuk ke suatu daerah
>>>>> melakukan pembangunan yang melibatkan semua pihak dan semua sumber daya.
>>>>> Jika investasi tidak masuk maka uang yang berputar melakukan usaha,
>>>>> pembangunan dan bisnis hanya uang APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
>>>>> APBN dan APBD jelas terbatas dan kebanyakan hanya membuat barang modal
>>>>> seperti jalan, jembatan, gedung, obat-obatan, buku, alat peraga, dll. 
>>>>> Tidak
>>>>> ada yang bersifat barang produksi yang akan menghasilkan barang produktif.
>>>>> Masyarakat diuntungkan dengan adanya dana APBN dan APBD ini hanya 
>>>>> sementara
>>>>> sifatnya. Jika proyek sudah selesai maka selesai sudah keuntungan bagi
>>>>> masyarakat. Beda kalau pembanguna dilakukan oleh investor yang 
>>>>> menghasilkan
>>>>> barang produktif.
>>>>>
>>>>> Jadi, investasi adalah suatu hal mustahi tidak ada dalam suatu
>>>>> negara/daerah. Pertanyaan sekarang adalah: Investasi dilakukan oleh negara
>>>>> RRT dengan membawa serta tenaga kerja dari negaranya.
>>>>>
>>>>> Komentar sementara dari saya hanya: Investasi dari negara mana pun
>>>>> pasti tunduk pada aturan yang berlaku di negara kita. Soal pak Presiden
>>>>> mengatakan aturan tersebut itu harus ada yang dirubah dan dipermudah. Itu
>>>>> boleh-boleh saja karena siapa saja punya hak berkata demikian apalagi
>>>>> seorang presiden. Untuk merubah UU perlu diajukan ke DPR dan DPR lah yang
>>>>> akan menyetujui atau menolak. Soal tenaga kerja juga demikian. Ada aturan
>>>>> yang harus ditaati oleh negara lain yang investasi di negara Indonesia.
>>>>> Jika melanggar, hukum negara ancamannya.
>>>>>
>>>>> Demikian dulu tanggapan dari Andri. Panjang, serius dan berusaha minim
>>>>> kesalahan ketik. Hanya saja referensi minim :(
>>>>>
>>>>>
>>>>>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>> Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke