Assalamu'alaikum Pak Tuo Saaf,

Rina juga mau jika diizinkan.
Ingin sekali tau sejarah PRRI setelah dianalisa oleh tokoh sekaliber Pak Tuo.
Tidak hanya cerita dari sudut sudut kecilnya saja, baik dari Papa yang juga 
seumuran dengan Pak Tuo yang dahulunya ikut bersama Buya Natsir sebagai anggota 
Palang merahnya karena Papa dulu sekolah perawat.

Wassalam
Rina, 32, batam




________________________________
Dari: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@yahoo.com>
Kepada: RantauNet@googlegroups.com
Cc: narny yenny <narnyye...@yahoo.com>
Terkirim: Kamis, 22 Januari, 2009 16:45:39
Topik: Re: Bls: [...@ntau-net] SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 43: KEJAHATAN PERANG 
BELANDA DI RAWAGEDE, BEKASI, 1947


Nanda Afda dan para sanak sa palanta,

Bagi Nanda Afda dan para sanak lain yang ingin mendalami masalah PRRI ini saya 
sarankan untuk membaca bahan-bahan yang sudah saya sebut terdahulu. Dapat saya 
sampaikan bahwa akhir-akhir ini ada dua tesis yang disusun oleh dua alumni 
jurusan sejarah, khususnya mengenai kekerasan terhadap perempuan dalam zaman 
PRRI ini.

Kebetulan saya masih masih menyimpan slides PowerPoint saya tentang PRRI yang 
saya paparkan di The Habibie Center. Saya email kepada Nanda Afda melalui 
japri, karena RN tidak memfasilitasi 'attachment'. Mudah-mudahan bermanfaat.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(L, masuk 72 th, Jakarta)
Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com;
saafroedin.ba...@rantaunet.org



--- On Thu, 1/22/09, Afda Rizki <afdari...@gmail.com> wrote:


From: Afda Rizki <afdari...@gmail.com>
Subject: Re: Bls: [...@ntau-net] SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 43: KEJAHATAN 
PERANG BELANDA DI RAWAGEDE, BEKASI, 1947
To: RantauNet@googlegroups.com
Cc: "Dr. Gusti ASNAN" <gas...@yahoo.com>, "Warni DARWIS" <warnidar...@yahoo.com>
Date: Thursday, January 22, 2009, 3:50 PM



Pak Saaf jo sanak palanta kasadonyo ...

Jujur sajo sebagai generasi mudo minang -minimal ambo pribadi- , indak banyak 
yang yang kami ketahui mengenai sejarah kelam di balik 'penumpasan' PRRI oleh 
TNI yang datang dari pusat. Apo nan diajakan ka kami katiko sikolah dulu bahwa 
PRRI adolah salah satu pemberontakan terhadap NKRI. That's it. 

Kalau pun sejarah kelam dibaliak itu, ambo cuma baco dari Novel 'Si Bungsu' 
karya Makmur Hendrik atau dari carito datuak ambo. Juo tentang beda pendekatan 
Siliwangi jo Diponegoro nan dikirimkan dari Jawa tu terhadap urang minang. 

Nan ceik lai ambo pahami -sebagian besar ambo simpulkan dari postingan di 
milisko- mako setelah PRRI, buliah disabuik makin bakurang urang awak nan 
"dibaco" bana di pentas Nasional.

Kok lai buliah, tantu kami tunggu postingan Pak Saaf pakaro 'sejarah kelam' 
seputar PRRI nan indak pernah tarangkek ka media massa salamo ko 

Wassalam,
--
Afda(L/30)

*******

Dr.Saafroedin BAHAR wrote: 
Nanda Rina dan para sanak sa palanta,

Kebetulan disertasi saya (UGM, 1996) mencakup juga era PRRI ini. Saya memang 
banyak mendengar kisah-kisah tragis dalam kurun antara tahun 1958-1961 
tersebut, yang sebagiannya secara umum saya kutip dalam disertasi saya tersebut.

Bagaimanapun, era PRRI adalah era yang mungkin paling traumatik bagi orang 
Minang dan masyarakat Sumatera Barat setelah kemerdekaan, yang tidak menyangka 
bahwa Negara serta Angkatan Perang yang ikut didirikan mampu melakukan 
kekejaman terhadap mereka, walaupun jangan dilupakan peranan PKI dalam batang 
tubuh Kodam III/17 Agustus.

Dalam hubungan ini saya mrasa senang sewaktu mengatahui bahwa dalam tahun-tahun 
terakhir ini sudah ada langkah-langkah untuk mengungkap peristiwa-peristiwa 
yang terjadi dalam kurun tersebut, walau secara sporadis saja, antara lain 
terbitnya buku Suwardi Idris (almarhum), ditayangkannya diskusi mengenai 
sejarah PRRI di TVRI Padang, dibahasnya masalah PRRI di The Habibie Center 
[kebetulan saya diminta menjadi salah seorang pembicara bersama Kol Pur Ventje 
Sumual dan Dr Indria Samego], di-'posting'-nya cerbung [=cerita bersambung] 
Sanak Sutan Lembang Alam, dan paling akhir dimuatnya di RN ini rangkaian 
kenangan pribadi Mayjen Pol Pur Jacky Mardono yang menjadi Kapolres Pasaman dan 
Padang Pariaman pada waktu itu. Semuanya itu jelas halal.

Secara pribadi saya berpendapat bahwa memang adalah halal-halal saja jika  
Nanda atau para sanak yang lain ingin mengisahkan kehilangan sanak saudara 
dalam kurun tersebut. Format ungkapannya dapat dikemas sesuai kaidah yang 
tercantum Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)  dan dalam  
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, yaitu 
dengan mencantumkan secara jelas data, fakta, dan informasi yang akurat. Bukan 
musathil ini dapat menjadi bahan penelitian sejarah yang menarik bagi para 
dosen dan mahasiswa Fakultas Sastra Unand.

Wassalam,
Saafroedin Bahar
(L, masuk 72 th, Jakarta)
Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com;
saafroedin.ba...@rantaunet.org


 



 


      Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman 
ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke