Adakah 'petak' dan 'jingga' dalam bahasa melayu-minangkabau?

Apakah sama 'harga diri' terhadap perempuan zaman Dharmasrya (atau sebelumnya) 
dengan zaman setelah Plakat Panjang?

Mana yang dulu Dharmasraya atau Pagaruyung atau Minangkabau?

Mana yang benar Pamalayu sebuah penaklukan militer atau penaklukan agama?  

Pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik saya.

Wassalam,
Syofiardi (39+)

--- On Tue, 30/3/10, Bot S Piliang <botsos...@yahoo.com> wrote:

From: Bot S Piliang <botsos...@yahoo.com>
Subject: Re: [...@ntau-net] "DARA JINGGA", SEPERTI MEMBACA KEPEDIHAN
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tuesday, 30 March, 2010, 4:06 PM

MEmang, dalam buku 4 sandiwara Melayu karya Bapak Wisran hadi, khususnya dalam 
drama Cindur mato dan Dara Jingga, saya melihat secarik kisah kelam Ranah 
Minang yang tercabik-cabik. Dalam telaahan Wisran Hadi, pada saat itu, 
Dharmasyraya yang merupakan kerajaan rantau Minangkabau yang paling besar , dan 
juga alam Minangkabau, menghadapi ancaman serangan tentara Mongolia dari Utara, 
dan juga ekspansi Singosari yang ingin menguasai tambang emas, lada dan hasil 
bumi dari pedalaman Sumatera.
Tak ada pilihan, kedatangan Kertanegara ke Dharmsyraya tidak mendapat 
perlawanan berarti, dan disaat itulah harga diri bangsa Melayu dan Minangkabau 
terinjak2. 
Namun pada versi lain, peristiwa adu kerbau juga terjadi pada masa ini, ketika 
Singosari berhasil menduduki Dharmasyraya, mereka gagal menguasai Luhak Nan 
Tigo karena kalah dalam adu kerbau tersebut.
 (Wallahualam..)
Saya kira, kenapa kemudian orang Minang mempertegas posisi wanita dalam adat 
dan kehidupan sosial, bisa jadi beranjak pada kisah tragedi Dara Jingga dan 
Dara Petak ini. 
Saya jadi semakin tertarik, mudah2an suatu saat kisah Dara Jingga ini bisa 
difilmkan...

Amienn

Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

--- On Tue, 3/30/10, Syafroni (Engineering) <syafr...@mkpi.panasonic.co.id> 
wrote:

From: Syafroni (Engineering) <syafr...@mkpi.panasonic.co.id>
Subject: [...@ntau-net] "DARA JINGGA", SEPERTI MEMBACA KEPEDIHAN
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tuesday, March 30, 2010, 3:59 AM




 
 

 

 

 







“DARA
JINGGA”, SEPERTI MEMBACA KEPEDIHAN 

Desember 17, 2007

(Dari Wisran Hadi, sampai kepada Gus tf Sakai 
; Sebuah Intertekstualitas) 

Oleh:
Fadlillah Malin Sutan Kayo 

“…dan penulisan sejarah masih merupakan bagian dari perang
diam-diam”, Goenawan Mohamad (1997:139) 

Dara Jingga, sepertinya “mempertemukan” Wisran Hadi
dengan Gus tf Sakai .
Sebagai teks, hal ini hanyalah sebuh intertekstualitas, namun tampaknya tidak
sekedar hubungan antarteks, lebih dari itu, sebuah pertemuan, dalam dialog yang
panjang dan dalam. Dialog itu rupanya sudah menjadi perenungan budaya,
sejarah, dan filosofi. Namun yang menjadi pertanyaan; ada apa dengan Dara
Jingga?  

Dara
jingga telah jadi teks tragedi sejarah, budaya, filosofi bagi bangsa
Minangkabau. Teks tragedi kesedihan kebudayaan. Bukan teks “merobek baju
di dada” tetapi seperti “merangkul tunggua ke dada”, ini
hanya membicarakan kepedihan diri, sebuah kesakitan tragedi kemanusiaan dalam
jerit keputus-asaan. 

Dara
Jingga adalah teks ekspedisi Pamalayu.
Bukan tidak mungkin, ia merupakan teks yang disembunyikan oleh kurun zaman dan
para pencandu serta pemburu kekuasaan di Indonesia. Karena ia menimbulkan
pertanyaan yang tidak terjawab kepastiannya dalam mengapa dalam buku sejarah
anak sekolahan Indonesia. Mengapa ditulis sebagai ekspedisi persahabatan, serta
kedua putri itu, Dara Petak dan Dara Jingga, dikatakan sebagai persembahan pada
raja Majapahit? Mengapa, dan ada apa? 

Pertanyaan
itulah yang nampaknya menjadi intertekstualitas Wisran Hadi dengan Gus tf
Sakai. Dara Jingga ditulis Wisran Hadi (2000:85-169) dalam naskah “Dara
Jingga”. Naskah ini dipentaskan di Taman Ismail Marzuki 
Jakarta, tahun 1984, oleh Bumi Teater dan dipentaskan di Padang tahun 1995,
oleh grup teater mahasiswa APB [Akademi Parawisata Bunda] Padang. Di bukukan
dengan tiga naskah lainnya, yakni buku Empat
Sandiwara Orang Melayu. Sedangkan Gus tf Sakai menulis juga tentang
Dara Jingga dalam novelnya Tambo (Sebuah
Pertemuan). 

Pada teks sejarah,
“Pamalayu” merupakan ekspedisi militer, penaklukan, ungkap Slamet
Mulyana (dalam Amran, 1981:31) dalam bukunya Menuju
Puncak Kemegahan (1965). Fakta sejarah ini dikukuhkan Zoetmulder
(1994:514) dalam buku Kalangwan Sastra Jawa
Kuno Selayang Pandang (baca pada kidung Harsawijaya). Dikatakan
dalam buku itu bahwa ekspedisi ke Melayu adalah untuk memaksa raja itu
menyerahkan kedua putrinya untuk dijadikan istri yang sederajat dengan
permaisuri. Ini artinya penjarahan, penaklukan dan penjajahan. 

Ekspedisi
Pamelayu oleh Kartanegara (Singhosari) sesungguhnya merupakan ekspedisi
militer, ekspedisi penjajahan, kolonialisasi dan penjarahan. Dengan demikian
Dara Petak dan Dara Jingga bukan persembahan kepada raja Kartanegara
(Majapahit), tetapi perempuan yang diambil paksa sebagai rampasan perang. 

Dara Jingga yang sedang hamil itu
“dipulangkan” ke Dhamasraya oleh kerajaan Majapahit. Benarkah dia
dipulangkan? Catatan sejarah Majapahit mengatakan bahwa dia bukan dipulangkan,
melainkan dia dijadikan sebagai hadiah (dalam keadaan hamil) untuk 
Wiswarupakumara
pejabat tinggi Majapahit di Dhamasraya. Hal ini tidak ada dalam teks sejarah,
barangkali inilah sesuatu dibalik teks materi sejarah, sesuatu yang tersembunyi
atau disembunyikan. 

Pada
satu pihak mungkin tulisan sejarah sengaja dimusnahkan karena menanggung malu,
karena yang ada hanya sejarah kekalahan. Dalam pengertian yang tidak berbeda,
sejarah memang dibuat oleh para penguasa dan untuk mengukuhkan kekuasaan
mereka, artinya sejarah adalah narasi yang dianggap sah dan pasti, padahal
sejarah tersebut hanyalah tulisan interpretasi yang tidak akan pernah mendapat
kepastian.  

Bukankah
kehormatan dan harga diri di dunia timur, ada pada perempuan mereka, apa lagi
bagi satu bangsa, memang ada juga bangsa-bangsa yang menjadikan perempuan
menjadi benda persembahan. Pada multi-bangsa Melayu dan Minangkabau, harga diri
menjadi hancur dan tak berdaya ketika dalam kekalahan para perempuan mereka
dirampas dan dijadikan persembahan.  

Suatu
tragedi kesedihan dari kehidupan kemanusiaan selalu tidak ditulis sejarah.
Tulisan sejarah yang dianggap ilmiah dalam dunia positivistik adalah tulisan
yang tidak memuat “rasa atau emosi” manusia, pada pihak lain juga
berarti tidak mempunyai rasa kemanusiaan.  


Ada hal yang tidak ada dalam catatan
sejarah, yakni persoalan kepedihan, kehancuran harga diri, persoalan malu dan
dipermalu, kepahitan. Catatan sejarah sering hanya akan mencatat bagian yang
baik dari kekuasaan. Jika ada catatan yang buruk, “merobek baju di
dada”, sesungguhnya menimbulkan pertanyaan ada apa di balik semua itu, ada
yang dituju, ada maksud-maksud tertentu… 



(- Tulisan ini pernah dimuat di Singgalang,
Minggu 02 Desember 2007, Hal. 11, Jika anda ingin memiliki artikel ini silahkan
tulis mail kepada sdr. Fadlillah Malin Sutan Kayo; e-mail: fadli...@gmail.com ) 

Sumber : http://fadlillah.wordpress.com/category/esai-sastra/page/2/
 



 



-- 

.

Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. Email besar dari 200KB;

  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

 

To unsubscribe from this group, send email to 
rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words 
"REMOVE ME" as the subject.






      



-- 

.

Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. Email besar dari 200KB;

  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

 

To unsubscribe from this group, send email to 
rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words 
"REMOVE ME" as the subject.




      Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

To unsubscribe from this group, send email to 
rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words 
"REMOVE ME" as the subject.

<<image001.jpg>>

Kirim email ke