Kalau ambo hanyo baarok semoga KITLV Leiden mambali buku IJO ko, Jo Duta. Jadi, 
dapek pulo awak mambaco e di nugari ateh angin ko. Kalau ka dibali jo dolaratau 
euro bagai kurang takao, maklun awak pagawai randah ....
 
Wassalam,
Suryadi

--- Pada Kam, 8/4/10, ajo duta <ajod...@gmail.com> menulis:


Dari: ajo duta <ajod...@gmail.com>
Judul: Re: [...@ntau-net] www.beritajatim.com Indra J. Piliang tentang Buku 
'Mengalir Meniti Ombak' (1)
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Kamis, 8 April, 2010, 11:23 PM



Assalaamu'alaikum sanak,
 
Buku ini tentu sangat menarik bagi saya yang berniat mau menghabiskan hari tua 
di kampung sambil tetap memberi manfaat bagi nagari indah di tepi pantai, 
Nagari Gasan Gadang, Kabupaten Pariaman. Hampir semua usia saya hidup dan besar 
dirantau. Tidak pernah bersekolah dan tinggal di kampung. Jadi bab bab awal 
tulisan IJP menjadi modal dan informasi berharga bagi saya.
 
Bermetamorfosanya IJP dari intelektual menjadi politisi memang menjadi yang 
yang menarik sendiri. Memang terasa menyedihkan IJP masuk dengan idealisme 
ingin memberi warna kepada dunia perpolitikan Indonesia. Tapi dia nampaknya 
harus lempar handuk untuk itu. Dia tidak bisa mengalahkan pragmatisme yang 
sudah mengakar didunia barunya itu.
 
IJP bagi saya adalah "the right man on the right place, but in the wong time" 
Dia sepi sendiri dikerumunan manusia.
 
Sedikit koreksi waktu IJP mengutip "adaik manurun, sarak mandaki". Rasanya IJP 
salah mengartikan yang dia maksud itu adat yang mulai kabur. Padahal maksudnya, 
adat menurun dari gunung/darek menuju pesisir, sementara agama mendaki naik 
kedarat dibawa oleh para pendatang (CMIIW)
 
(terima kasih IJP telah memberi saya buku itu dengan atografnya sekalian. Dan 
tidak mau dibayar dengan $$..he..he...)
 


 
2010/4/8 Nofend Marola <nof...@gmail.com>




-----Original Message-----
From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf 
Of Indra J Piliang
Sent: Thursday, April 08, 2010 8:19 PM
To: RantauNet; Koran Digital; KSM UI; S-2 UI; West Sumatera; Suma UI; KIM; KIA; 
Aceh Kita; IASCF
Subject: [...@ntau-net] www.beritajatim.com
 
http://beritajatim.com/detailnews.php/2/Gaya_Hidup/2010-04-08/60977/Cita-Cita_Saya_Masuk_Penjara,_Mati_Muda,_dan_Bersalaman_dengan_Soeharto
~~"Mengalir Meniti Ombak" & "Bouraq-Singa Kontra Garuda".~~
 
Indra J. Piliang tentang Buku 'Mengalir Meniti Ombak' (1)
Cita-Cita Saya Masuk Penjara, Mati Muda, dan Bersalaman dengan Soeharto 

Top of Form






 

Bottom of Form
Kamis, 08 April 2010 19:40:13 WIB 
Reporter : Oryza A. Wirawan 
Jember (beritajatim.com) - Sejarah hanya untuk para pemenang. Agaknya diktum 
itu tak berlaku bagi seorang Indra Jaya Piliang. Politisi cum intelektual muda 
Partai Golkar itu justru mendokumentasikan tiga kekalahannya dalam berpolitik 
dalam buku setebal 568 halaman berjudul Mengalir Meniti Ombak: Memoar Kritis 
Tiga Kekalahan.

Beritajatim.com mewawancarai Indra Piliang seputar bukunya., dan diturunkan 
secara bersambung.

Anda menulis tentang kekalahan, bukan keberhasilan dalam berpolitik. Sebenarnya 
apa yang Anda ingin sampaikan kepada khalayak tentang kekalahan-kekalahan itu? 

Itu hanya pintu masuk. Sebetulnya yang ingin saya katakan adalah bahwa yang 
kalah dalam politik jauh lebih banyak dari yang menang. Dalam ketiga kekalahan 
yang saya ceritakan, sebetulnya yang kalah adalah Partai Golkar, JK-Wiranto dan 
Yuddy Chrisnandi. Saya menjadi bagian dari kekalahan itu. Tetapi apakah 
seluruhnya saya kalah? Tidak sama sekali. 

Buktinya perolehan suara pribadi saya jauh lebih besar dari beberapa politisi 
di Sumbar 2 yang duduk di DPR RI sekarang, elektabilitas JK-Wiranto meningkat 
dari 3% menjadi 12 %, lalu Yuddy Chrisnandi menjadi ikon pemberitaan media 
massa berpengaruh. Kekalahan sebagai angle saja untuk menunjukkan banyak hal 
yang justru belum diketahui publik. Kalau hanya soal tiga kekalahan, cukup saya 
menulis 3-4 halaman, kan? Nyatanya keseluruhan buku ini mencapai 591 halaman.

Dari semua peristiwa yang Anda ceritakan di buku itu, peristiwa mana yang 
menurut Anda paling berpengaruh dan mengubah sosok seorang Indra Jaya Piliang?

Beragam kejadian di kampung halaman saya. Kekecewaan-kekecewaan saya atas bahan 
bacaan selama ini tentang Minangkabau yang melahirkan banyak sekali intelektual 
mumpuni.

Saya terperosok ke lubang yang saya gali sendiri. Sebenarnya, kalau hanya mau 
menang, saya bisa menerima tawaran PDI Perjuangan, lalu mencalonkan diri di 
salah satu daerah di pulau Jawa. Tetapi saya tidak mau. Saya sadar, ternyata 
saya sudah terlalu jauh terbang dari ranah saya. Bayangkan, saya sekolah sejak 
TK sampai S-2 sudah 20 tahun lebih! Sementara, orang-orang di kampung saya 
semakin jarang sekolah, bahkan untuk tamat sekolah dasar sekalipun.

Dalam banyak pembicaraan di kampung bersama tim saya, saya menyebutnya dengan 
istilah “bunuh diri kelas”. Saya membunuh kelas sosial saya untuk menjadi 
bagian dari masyarakat saya dengan beragam tingkat pemikiran, tatanan sosial, 
stratifikasi sosial, ekonomi dan lain-lain. Saya harus menyesuaikan 
rasionalitas saya dengan takhayul dan mitos yang masih banyak di kampung. Saya 
kira, itulah kelahiran baru buat saya, selama delapan bulan di kampung atau 
daerah pemilihan saya. 

Kalau fase pilpres dan Munas, karena hanya mengandalkan perdebatan dan media, 
saya kira tidak mengubah apa-apa. Malah, saya merasa jauh lebih bodoh dari IJP 
yang dikenal publik sebelumnya.

Mana bab favorit Anda dalam buku ini?
Bab 1, Bab 2 dan Bab 3 dan Bab 5. [catatan redaksi: bab 1 berjudul Anak yang 
Mengalir, bab 2 berjudul Masa-Masa Indah di Sekolah, bab 3 berjudul We Are The 
Yellow Jacket, bab 5 berjudul Delapan Tahun yang Hangat]

Ada jarak yang tercipta. Saya seperti melakukan ziarah ke masa lalu saya. 
Ziarah yang membutuhkan energi, kehandalan ingatan dan kemauan untuk berkata 
dan menulis sejujur-jujurnya. Bagi yang sudah membaca, mereka anggap sedang 
membaca sebuah “novel politik”. Hahahaha... 

Mereka pikir, mana mungkin seorang IJP pernah berjualan es waktu SD, berdagang 
sate padang, atau menjadi office boy setelah tamat kuliah di Apartemen Rasuna. 
Saya juga masih ingat, di kampus dulu juga orang  tidak percaya bahwa saya anak 
seorang PNS yang kemudian menjadi petani. Mereka pikir, saya anak seorang 
jenderal, karena “berani”. Bagaimana mau takut, kalau tiga cita-cita saya waktu 
mahasiswa adalah mati muda, masuk penjara dan bersalaman dengan Soeharto. 
Hahahaha...

Kalau bertemu dengan beberapa kawan yang sudah membaca sekarang, saya selalu 
ditanya hal-hal yang mereka anggap tidak mungkin. Sama tidak mungkinnya seorang 
office boy masuk CSIS atau anak HMI masuk CSIS atau setelah masuk CSIS, 
adik-adik HMI menganggap : “Ada Jesuit baru di CSIS, dia banyak menulis”. 

Bahkan kalangan Katolik juga menyangka saya Katolik “yang berbeda dengan 
Katolik lain di CSIS, karena bisa bicara soal rakyat”. Ya, bagi saya, banyak 
keajaiban dalam hidup saya, termasuk bisa masuk UI. Saya mensyukurinya. Tetapi, 
seperti yang saya tulis dalam buku, justru banyak kesempatan yang saya buang 
dengan sikap tanpa penyesalan, termasuk tawaran beasiswa pendidikan ke Amerika 
Serikat. Mana ada anak CSIS yang tidak sekolah di luar negeri, kecuali saya. 
Dan mana ada kamus menolak beasiswa luar negeri di kalangan mahasiswa dan 
sarjana baru? Hahahaha...

Kekalahan mana yang paling menyakitkan bagi Anda?
Kekalahan mendukung Yuddy (Chrisnandi). Bagi saya, mendukung Yuddy adalah 
bagian dari kontestasi biasa untuk mengatakan bahwa Partai Golkar menganut 
paham demokrasi. Sejak awal, gagasan mendukung Yuddy bagi saya adalah 
menggelegarkan Munas PG di media massa. 

Kami memiliki kedekatan dengan pers selama pilpres. Sebelum Munas, PG dianggap 
sebagai ayam sayur yang kalah dengan konflik tajam yang bisa membelah partai. 
Nah, saya katakan kepada tim kandidat lain bahwa Munas PG adalah momentum untuk 
menunjukkan kebesaran PG. Untuk itu, harus dibuat seheboh mungkin, tetapi 
berbeda dengan persoalan hidup-mati dalam pileg dan pilpres.

Kenyataannya? Saya menemukan musuh yang lebih banyak di dalam PG, ketika 
mendukung Yuddy. Mereka bahkan mengancam saya secara fisik. Ini sudah tidak 
waras lagi, menurut saya.

Kekalahan paling membanggakan?
Ketika kekalahan itu, tentunya. Saya tetap bangga telah menunjukkan sika-sikap 
politik yang bisa “base on textbook”. Saya tapaki setiap prosesnya dengan baik. 
Saya pamit di Universitas Paramadina di hadapan 200-an orang tanggal 6 Agustus 
2008. Saya mencantumkan rekening dana kampanye di milis-milis. Saya menyatakan 
secara terbuka lewat press release tentang beragam hal. Saya bahkan membela Pak 
Wiranto, sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sepanjang hidup saya, dan saya 
juga membela JK. 

Padahal, saya tidak mengenal keduanya sebelum pilpres. Mengenal dalam artian 
berdiskusi dengan santai. Saya juga sudah tunjukkan no heart feeling dengan 
siapapun. Dana kampanye saya saja berasal dari beragam tokoh partai politik. 
Teman-teman saya berasal dari seluruh partai politik. Lihat saja testimoninya, 
hanya Partai Demokrat yang tidak sempat dimintai, karena mereka kan pemenang, 
hahaha. [wir]
 
-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe



-- 
Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), 
gelar Bagindo, suku Mandahiliang, 
lahir 17 Agustus 1947.
Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman. rantau: Deli, Jakarta, USA.
sekarang Sterling, Virginia-USA
------------------------------------------------------------
"Jauhilah buruk sangka, mematai matai, suka membicarakan/mendengar kejelekan 
orang, dengki dan membenci. Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara (HR 
Bukhari-Muslim)













-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

To unsubscribe, reply using "remove me" as the subject.

<<image001.jpg>>

Kirim email ke