Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-06 Terurut Topik UlleBoh
Ulasan Pak Dikky cukup menari.
Saya hanya ingin mengomentari perihal outsourcing yg ckup mengundang
antipati di negeri ini, kebetulan saya juga bekerja di perusahaan yang
mulai gemar melakukan outsourcing pada beberapa sub departement dalam
beberapa tahun terakhir ini.
Dimana tren ini mulai membuat gerah para pekerja sektor terkena imbas.
Mencermati tren saat ini, saya setuju dg pendapat pak Dikky bahwa
perusahaan yg tdk meng-antispasi kopetensi bisnis yang dijalankan akan
tergilas karena in efisiency dan salah satu jalan keluarnya ya
outsourcing.

sedangkan dari sisi si pekerja diperusahaan tsb, jelas tidak
menguntungkan, padahal bila kita bepikiran lebih luas, dengan tataran
seperti itu akan sama saja bagi komunitas suatu daerah karena dengan
berdiri nya perusahaan outsourcing maka tenaga kerja yang tdk terserap
disektor industri tsb akan terserap oleh sektor outsourcing.

CMIIW,

rgds,
zulfitra


On 4/30/08, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Rekans, berikut ini adalah resensi buku tentang tokoh bisnis India yang
  sangat luar biasa. Semoga bermanfaat.



  Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

  HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com



  Sudah lama saya penasaran dengan fenomena bisnis outsourcing di India.
  Seperti pernah diberitakan di Business Weeks, India adalah raja dalam hal
  bisnis outsourcing global. Perusahaan-perusahaan outsourcing India melayani
  dari pengembangan software sampai dengan menjadi call center untuk
  perusahaan-perusahaan global seperti Nokia, Prudential, dan Microsoft.



  Syukurlah saya mendapatkan buku tentang Azim Premji, yaitu seorang pemimpin
  bisnis outsourcing terbesar di India, Wipro. Selain Wipro, jawara bisnis
  outsourcing India lainnya adalah Infosys dan TCS.



  Buku ini sangat menarik, ia diberi judul Azim Premji, Bill Gates Muslim
  dari India. Buku ini berisi biografi sang pemimpin Wipro, Azim Premji, yang
  ditulis berdasarkan berbagai referensi seperti buku, majalah, website, dan
  berita. Sayangnya, penulis buku ini, Haris Priyatna, tidak sampai bisa
  berhubungan langsung dengan Azim Premji sehingga tidak bisa mendapatkan
  kesan dan pesan langsung dari Azim Premji, baik yang berhubungan dengan
  dirinya, maupun tentang hal lainnya.



  Wipro telah menjadi merek global dan perusahaan global yang beroperasi di
  berbagai negara termasuk di Eropa maupun Amerika. Karyawan Wipro di India
  sebanyak 61.000 orang, sedangkan di luar negeri mencapai 11.000 orang.
  Uniknya, Wipro adalah pabrik minyak goreng yang pada perjalanannya melakukan
  diversifikasi diberbagai bidang, termasuk bidang teknologi informasi.



  Dalam buku ini selain menceritakan tentang perjalanan sebuah pabrik minyak
  goreng menjadi perusahaan IT dan outsourcing global, banyak sekali
  pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik, baik terkait dengan kepemimpinan
  maupun manajemen.  Azim Premji sebagai pemimpin Wipro dikenal sebagai
  pemimpin yang sangat dihormati, bukan hanya karena keberhasilannya membangun
  Wipro, namun karena perannya dalam membangun watak dan nilai-nilai luhur
  pegawai Wipro, pebisnis, maupun masyarakat India dan dunia.



  Salah satu pelajaran yang saya ambil dari buku ini adalah keyakinan bahwa
  memegang teguh nilai-nilai etika adalah modal dasar membangun organisasi
  yang kuat dan professional.  Azim Premji telah membuktikan hal tersebut dan
  sangat menekankan etika di dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti kita tahu,
  India adalah salah satu negara yang belum bebas dari lilitan korupsi dan
  nepotisme. Namun, Wipro mampu tampil berbeda, dengan tidak kompromi terhadap
  penegakan etika dan kejujuran. Wipro tidak takut kehilangan proyek karena
  harus menolak untuk mengorbankan nilai-nilainya. Pada akhirnya, Wipro justru
  lebih dihormati karena sikapnya tersebut. Bukan hanya itu, proyek demi
  proyek, penjualan demi penjualan akhirnya lebih memilih Wipro sebagai
  penyedia jasa/produknya.



  Saya berharap, saya tidak berhenti dapat mengambil pelajaran dari buku ini,
  dari Wipro, maupun dari Azim Premji. Saya yakin, Indonesia mampu melahirkan
  seorang atau lebih Azim Premji.



  Selamat membaca.



  Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India, Haris Priyatna, Mizania, Bandung,
  Desember 2007, 225 halaman



  Lihat juga nukilan buku ini di HYPERLINK
  http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=90I
  temid=78http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=view
  id=90Itemid=78

  Prinsip bisnis Ajim Premji, SUNGGUH LUAR BIASA!!



  DZ





  No virus found in this outgoing message.
  Checked by AVG.
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 28/04/2008
  13:29




  No virus found in this outgoing message.
  Checked by AVG.
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 28/04/2008
  13:29



  [Non-text portions of this message have been removed]


  

  =

Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-06 Terurut Topik arianro pantun daud
Skill dalam arti bisa menghasilkan tidak linier dengan degree yang dipunya
dan menurut saya didapat bukan dari bangku sekolah. Jadi biaya sekolah
relatif sangat mahal dibanding hasil yang didapat. SPP gratis untuk
pendidikan yang ada sekarang ini hanyalah pemborosan. Sebaiknya lebih
dikembangkan pendidikan kejuruan formil/non formil disesuaikan dengan arah
pengembangan lapangan usaha ke depan.
===

On 5/6/08, Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya bisa membaca concern anda.
Dan itu juga concern saya.

Bargain kita rendah karena skill kita pun rendah.
When you only have peanuts - you can only get monkey.

Akar masalahnya terletak pada pendidikan dan ongkos-nya yang terlalu
mahal. Bukan dalam bentuk material seperti pembayaran SPP -- tetapi terkait
materinya yang bersifat indoktrinasi, pendekatan top-bottom, penciptaan
ketergantungan, kurikulum yang berjejal-jejal tapi tak berguna, tidak adanya
independensi, tidak adanya penghargaan terhadap inisiatif dan kreatifitas.

Sekolah kita lebih mirip pabrik ketimbang ruang belajar. Murid dicetak -
bukannya ditumbuhkan.

Orang Indonesia menghabiskan sedemikian banyak waktu dan pikiran - hanya
untuk belajar banyak hal yang kemudian tidak berarti apa-apa bagi orang yang
mempelajarinya. Buang-buang waktu. Buang-buang pikiran. Buang-buang uang.
(Dan akhirnya tetap saja tidak kompetitif). Ada yang berani membantah?

Kalau mengikuti apa yang pernah dikerjakan Paolo Freire - bahwa orang bisa
membaca menulis dan berhitung sederhana hanya dalam hitungan 6 bulan -- maka
jelas terasa bahwa pendidikan di Indonesia secara sengaja
disulit-sulitkan...

Dan ketika kemudian ada orang yang merasa solusi-nya adalah dengan
menggratiskan SPP -- saya melihatnya seperti orang sakit paru-paru diberi
obat panu

Apakah pemerintah peduli? Tentu saja tidak. Dan itu sebabnya mengapa saya
tidak pernah bisa mempercayakan diri pada lembaga bernama pemerintah.


[Non-text portions of this message have been removed]



Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:14 PM 5/2/2008, you wrote:

May day kemarin diisi dengan penolakan terhadap sistem kontrak dan 
outsourcing.

Jika azim premji dianggap raja outsourcing, dan etika bisnisnya 
tinggi, saya jadi bertanya tanya, perjuangan kaum buruh itu gak 
dianggap sama sekali ya oleh kang premji.  Lalu bisnis yg beretikanya dimana ?


H...
Apakah memang ada sesuatu yang secara inheren benar-benar salah 
dengan melakukan outsourcing?
Bukankah dengan melakukan outsourcing suatu negara bisa lebih 
berkonsentrasi pada suatu bidang ?  Bukankah dengan melakukan 
outsourcing bisa diperoleh harga produk yang jauh lebih kompetitif 
dan lebih terjangkau?  Bukankah hal tersebut baik bagi konsumen?

Atau ada yang salah dengan pendapat tersebut?




Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik arianro pantun daud
Tidak ada yang salah dengan outsourcing dalam tatanan yang P'Poltak katakan
tetapi outsource yang ditolak dalam may day kemarin adalah model outsource
tenaga kerja di Indonesia yang tidak berpihak pada pekerja dan tidak
menurunkan biaya tenaga kerja.


On 5/5/08, Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote:
H...
Apakah memang ada sesuatu yang secara inheren benar-benar salah dengan
melakukan outsourcing?
Bukankah dengan melakukan outsourcing suatu negara bisa lebih berkonsentrasi
pada suatu bidang ? Bukankah dengan melakukan outsourcing bisa diperoleh
harga produk yang jauh lebih kompetitif dan lebih terjangkau? Bukankah hal
tersebut baik bagi konsumen?

Atau ada yang salah dengan pendapat tersebut?
At 08:14 PM 5/2/2008, you wrote:

May day kemarin diisi dengan penolakan terhadap sistem kontrak dan
outsourcing.

Jika azim premji dianggap raja outsourcing, dan etika bisnisnya tinggi,
saya jadi bertanya tanya, perjuangan kaum buruh itu gak dianggap sama sekali
ya oleh kang premji. Lalu bisnis yg beretikanya dimana ?


[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Dikky Zulfikar
Terimakasih atas supportnya pak Wibi, dan atas komentar menarik Pak Ari. 

Saya pernah membaca buku tentang Amazon, salah satu hal yang membuat Amazon
dikagumi dan dicintai adalah kemampuannya dalam mengumpulkan banyak sekali
resensi tentang buku-buku di dunia. Amazon adalah gudang resensi buku, dan
amazingly, Amazon hanya pengumpul, pengguna net lah yang secara sukarela
mengirimkan resensi mereka tentang buku untuk dibagi ke seluruh warga dunia.
Masalah Amazon mendapat keuntungan karena hal itu, itu rejekinya Amazon,
tapi yang pasti, pengguna internet diberi banyak sekali manfaat tanpa harus
membeli buku. Tentunya buat kita2 yang pengin tahu banyak buku, membaca
resensi buku sangat bermanfaat dan efisien. 

 

Komentar pak Ari sangat menarik. Outsourcing model Indonesia sekarang sangat
dibenci oleh para buruh. Di amerika pun orang-orang India dan perusahaan
outsourcing india sangat dibenci. Kalau cina sudah mencuri pekerjaan blue
collar (pegawai pabrik) dari amerika dengan adanya pabrik2 di cina, sekarang
orang india merampok pekerjaan para white collar (pegawai kantoran) dengan
berkembangnya bisnis outsourcing di india. (ngomong2 orang keuangan pasti
lebih suka outsourcing, bayarnya simple, lebih irit, dan risiko lebih kecil
:P)

 

Membenci dan memboikot bukan jalan keluar. Yang paling baik adalah memahami
bahwa tatanan bisnis dan ekonomi dunia sedang berubah. Dan ia tengah
mengarah kepada efisiensi dan new business rule. Bagi siapapun, negara
manapun, termasuk Indonesia, yang tidak cermat dan mengantisipasi perubahan,
pasti nanti nya hanya menjadi korban.   

 

Terkait outsourcing di Indonesia, menurut pendapat saya, yang salah bukan
metode/strategi outsourcingnya. Outsourcing merupakan strategi bisnis yang
sangat efektif untuk mencapai efisiensi dan fokus bagi perusahaan. Saat ini
perusahaan ingin fokus kepada core competencenya. Kegiatan yang bukan core
competence akan diserahkan kepada pihak ketiga yang sering kita sebut
outsourcing. Dengan cara outsourcinglah perusahaan lebih fokus dan akhirnya
lebih efisien dan lebih baik dalam bersaing. Outsourcing digemari
perusahaan2 dunia dan Indonesia karena hal tersebut. Fakta hitung2nya sudah
jelas dan menguntungkan.

 

Di Indonesia yang salah adalah ketidakmampuan perusahaan outsourcing dan
para pekerja outsourcing dalam menciptakan nilai tambah. Perusahaan
outsourcing gagal menciptakan nilai tambah sehingga ia mengandalkan upah
murah sebagai cara mendapatkan profit. Akibatnya pekerja lah yang terus
ditekan dan ditekan, baik dengan sistem kontrak maupun gaji mepet umr.
Perusahaan outsourcing juga gagal mendapatkan pekerjaan/kontrak yang lebih
baik karena mengandalkan persaingan harga antar sesama perusahaan
outsourcing. Bukan kelebihan dan pelayanan yang diutamakan, tapi mana yang
lebih murah, yang menang. Selain itu, perusahaan outsourcing masih saja
fokus pada pekerjaan level bawah, seperti security, cleaning service, staf
marketing, teller. Padahal di India, tidak hanya pekerjaan level bawah yang
bisa didapatkan. Programming yang melibatkan insinyur2 berpendidikan tinggi
juga dikerjakan di India. Teknologi tinggi juga dibundle sedemikian rupa
sehingga mampu mengangkat nilai kontrak outsourcing oleh perusahaan di
india. Memang upah buruh di india murah, namun india mampu menciptakan nilai
tambah lain yaitu lewat teknologi canggih. Kita melihat sekarang, insinyur
india sangat maju perkembangannya baik dalam dunia IT, elektronik, mesin,
bahkan nuklir (tapi gak ada outsourcing nuklir lho :P).

 

Jadi terkait MAY DAY kemarin, jangan benci outsourcingnya, tapi ayo perbaiki
manajemen bisnis dan pengembangan bisnis outsourcing agar bisnis outsourcing
bukan hanya bisnis pembantu (security dll) tapi juga merupakan bisnis
bernilai tambah tinggi berwawasan teknologi dan berjiwa pancasila, yiihaaa.

 

Mohon pendapat rekan2.  

 

 

www.dikkyzulfikar.com

Now with dual languages

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wibi Widagdo
Prod.
Sent: 04 Mei 2008 18:54
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis
dengan Etika

 

iya Pak Dikky, saya sepakat dengan Anda.. Malah saya sangat berterimakasih
kepada Anda, sudah dituliskan resensi singkatnya..
Jadi bingung, kok ada ya yang mengira Anda berpromosi.. atas dasar apa juga
coba..

Terus berkarya ya Pak.. bagi2 info menariknya.. =) sukses selalu Pak Dikky..

2008/5/4 Dikky Zulfikar HYPERLINK
mailto:dikkyz%40gmail.com[EMAIL PROTECTED]:

 Duh maaf sekali. Saya hanya pembaca buku, asli. BUKAN pemilik
 penerbitan,
 pegawai, teman penulis, maupun menantu Azim Premji. Banyak sekali kaidah
 bisnis dan kepemimpinan di buku tersebut. Hanya share saja siapa tahu
 bermanfaat. Apalagi yang ditekankan dlm buku salah satunya adalah etika
 dalam berbisnis. Sedih euy dibilang tidak beretika, menipu, dan iklan
 (elus
 dada).

 DZ

 www.dikkyzulfikar.com


--dipotong oleh moderator. kepada member AKI harap

Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 02:55 PM 5/5/2008, you wrote:

Tidak ada yang salah dengan outsourcing dalam tatanan yang P'Poltak katakan
tetapi outsource yang ditolak dalam may day kemarin adalah model outsource
tenaga kerja di Indonesia yang tidak berpihak pada pekerja dan tidak
menurunkan biaya tenaga kerja.

Menarik sekali.
Tidak berpihaknya seperti apa?  Ini term yang sangat 'karet', dan 
lebih sering menjurus ke arah politik.

Illustrasi di bawah mungkin menarik:
Hong Kong adalah salah satu tempat di dunia yang tidak memiliki 
skema UMR (Upah Minimum).  Siapapun bisa menggaji siapapun dengan 
upah sebesar (atau sekecil) apapun.

Tetapi ternyata sepanjang tahun 1960-1980 -- upah buruh terendah di 
Hong Kong ternyata secara riil naik 8 kali lipat.

Mungkin orang bisa berpendapat bahwa skema kerja di Hong Kong tidak 
berpihak pada pekerja -- TETAPI fakta yang terjadi menunjukkan bahwa 
upah riil (berarti telah diadjust terhadap inflasi) buruh terendah -- 
ternyata meningkat signifikan.

Bagaimana ini? 



RE: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Fernando R.Butarbutar
Mas Dicky, terima kasih sudah berbagi informasi dengan kita... :)



-Original Message-
From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dikky
Zulfikar
Sent: 04 Mei 2008 10:37
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: RE: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India:
Berbisnis dengan Etika

Duh maaf sekali. Saya hanya pembaca buku, asli. BUKAN pemilik
penerbitan,
pegawai, teman penulis, maupun menantu Azim Premji. Banyak sekali kaidah
bisnis dan kepemimpinan di buku tersebut. Hanya share saja siapa tahu
bermanfaat. Apalagi yang ditekankan dlm buku salah satunya adalah etika
dalam berbisnis. Sedih euy dibilang tidak beretika, menipu, dan iklan
(elus
dada). 

 

DZ

 

www.dikkyzulfikar.com

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wibi
Widagdo
Prod.
Sent: 02 Mei 2008 18:32
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India:
Berbisnis
dengan Etika

 

menurut saya sih netral ya.. sah2 saja orang mengupas buku yg dibaca,
dan
sambil promosi sekalipun.. kalo merasa tertipu, anggap saja sebagai
spam..
menurut saya lagi..

kalo saya sih menganggap sebagai informasi. Gak usah repot2 baca
bukunya,
udah ada kilasannya..

2008/5/2 arianro pantun daud HYPERLINK
mailto:arianro.pd%40gmail.com[EMAIL PROTECTED]:

 Mohon kalau posting beretika sedikit. Jangan menipu seakan-akan
 membahas suatu topik padahal promosi buku. Silakan rekan-rekan nilai
 sendiri.

 rgds,
 Arianro


 On 4/30/08, Dikky Zulfikar HYPERLINK
mailto:dikkyz%40gmail.com[EMAIL PROTECTED] dikkyz%40gmail.com wrote:
  Rekans, berikut ini adalah resensi buku tentang tokoh bisnis India
yang
  sangat luar biasa. Semoga bermanfaat.
 
 
 
  Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika
 
  HYPERLINK HYPERLINK
http://www.dikkyzulfikar.comhttp://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulf
ikar
.com
 
 
 
  Sudah lama saya penasaran dengan fenomena bisnis outsourcing di
India.
  Seperti pernah diberitakan di Business Weeks, India adalah raja
dalam
 hal
  bisnis outsourcing global. Perusahaan-perusahaan outsourcing India
 melayani
  dari pengembangan software sampai dengan menjadi call center untuk
  perusahaan-perusahaan global seperti Nokia, Prudential, dan
Microsoft.
 
 
 
  Syukurlah saya mendapatkan buku tentang Azim Premji, yaitu seorang
 pemimpin
  bisnis outsourcing terbesar di India, Wipro. Selain Wipro, jawara
bisnis
  outsourcing India lainnya adalah Infosys dan TCS.
 
 
 
  Buku ini sangat menarik, ia diberi judul Azim Premji, Bill Gates
Muslim
  dari India. Buku ini berisi biografi sang pemimpin Wipro, Azim
Premji,
 yang
  ditulis berdasarkan berbagai referensi seperti buku, majalah,
website,
 dan
  berita. Sayangnya, penulis buku ini, Haris Priyatna, tidak sampai
bisa
  berhubungan langsung dengan Azim Premji sehingga tidak bisa
mendapatkan
  kesan dan pesan langsung dari Azim Premji, baik yang berhubungan
dengan
  dirinya, maupun tentang hal lainnya.
 
 
 
  Wipro telah menjadi merek global dan perusahaan global yang
beroperasi
 di
  berbagai negara termasuk di Eropa maupun Amerika. Karyawan Wipro di
 India
  sebanyak 61.000 orang, sedangkan di luar negeri mencapai 11.000
orang.
  Uniknya, Wipro adalah pabrik minyak goreng yang pada perjalanannya
 melakukan
  diversifikasi diberbagai bidang, termasuk bidang teknologi
informasi.
 
 
 
  Dalam buku ini selain menceritakan tentang perjalanan sebuah pabrik
 minyak
  goreng menjadi perusahaan IT dan outsourcing global, banyak sekali
  pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik, baik terkait dengan
kepemimpinan
  maupun manajemen. Azim Premji sebagai pemimpin Wipro dikenal sebagai
  pemimpin yang sangat dihormati, bukan hanya karena keberhasilannya
 membangun
  Wipro, namun karena perannya dalam membangun watak dan nilai-nilai
luhur
  pegawai Wipro, pebisnis, maupun masyarakat India dan dunia.
 
 
 
  Salah satu pelajaran yang saya ambil dari buku ini adalah keyakinan
 bahwa
  memegang teguh nilai-nilai etika adalah modal dasar membangun
organisasi
  yang kuat dan professional. Azim Premji telah membuktikan hal
tersebut
 dan
  sangat menekankan etika di dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti
kita
 tahu,
  India adalah salah satu negara yang belum bebas dari lilitan korupsi
dan
  nepotisme. Namun, Wipro mampu tampil berbeda, dengan tidak kompromi
 terhadap
  penegakan etika dan kejujuran. Wipro tidak takut kehilangan proyek
 karena
  harus menolak untuk mengorbankan nilai-nilainya. Pada akhirnya,
Wipro
 justru
  lebih dihormati karena sikapnya tersebut. Bukan hanya itu, proyek
demi
  proyek, penjualan demi penjualan akhirnya lebih memilih Wipro
sebagai
  penyedia jasa/produknya.
 
 
 
  Saya berharap, saya tidak berhenti dapat mengambil pelajaran dari
buku
 ini,
  dari Wipro, maupun dari Azim Premji. Saya yakin, Indonesia mampu
 melahirkan
  seorang atau lebih Azim Premji.
 
 
 
  Selamat membaca.
 
 
 
  Azim Premji, Bill Gates Muslim dari

Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik EKO KERTAJAYA

ah..abang, kok lihatnya dari satu sisi doang, nggak biasanya.
sekedar info aja neh. pekerja outsourcing itu umumnya lebih
inferior dibanding pekerja tetap. mereka kebanyakan dari
badan hukum cv atau perusahaan perorangan yg mayoritas
ngemplang dari kewajiban2 kpd pekerjanya, mis. gaji dibawah
umr, tdk diikutkan program jamsostek, dsb. dengan itu persh.
outsourcing berani menawar pd harga yg rendah pada kegiatan
yg dioutsourcekan oleh persh.2 besar. benar sekali perusahaan
yg melakukan outsourcing akan lebih efisien dan efektif, namun
itu tdk lebih dari pengalihan beban saja ke pekerja outsourcing.
hal mana yg ditentang pekerja pd mayday kemaren. cmiiw


---Original Message---

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, May 05, 2008 14:03:39
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari 
India: Berbisnis dengan Etika

At 08:14 PM 5/2/2008, you wrote:

May day kemarin diisi dengan penolakan terhadap sistem kontrak dan 
outsourcing.

Jika azim premji dianggap raja outsourcing, dan etika bisnisnya 
tinggi, saya jadi bertanya tanya, perjuangan kaum buruh itu gak 
dianggap sama sekali ya oleh kang premji. Lalu bisnis yg beretikanya dimana ?

H...
Apakah memang ada sesuatu yang secara inheren benar-benar salah 
dengan melakukan outsourcing?
Bukankah dengan melakukan outsourcing suatu negara bisa lebih 
berkonsentrasi pada suatu bidang ? Bukankah dengan melakukan 
outsourcing bisa diperoleh harga produk yang jauh lebih kompetitif 
dan lebih terjangkau? Bukankah hal tersebut baik bagi konsumen?

Atau ada yang salah dengan pendapat tersebut?



 
Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic 
Messages | Links | Database | Polls | Calendar 
=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnya 
 
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity
  a..  7New Members
  b..  1New Links
Visit Your Group 
Moderator Central
Yahoo! Groups

Join and receive

produce updates.

Ads on Yahoo!
a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=13obag17s/M=493064.12016308.12445700.8674578/D=groups/S=1705043695:NC/Y=YAHOO/EXP=1209978333/L=/B=hUtrBkJe5tQ-/J=1209971133256012/A=3848643/R=0/SIG=131q47hek/*http://searchmarketing.yahoo.com/arp/srcINCREDI_LINK_PLACEHOLDER_8816
 



PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK. DISCLAIMER:

This email and any files transmitted with it are confidential and
intended solely for the use of the individual or entity to whom they
are addressed. If you have received this email in error please notify
the system manager. This message contains confidential information
and is intended only for the individual named. If you are not the
named addressee you should not disseminate, distribute or copy this
e-mail. Please notify the sender immediately by e-mail if you have
received this e-mail by mistake and delete this e-mail from your
system. If you are not the intended recipient you are notified that
disclosing, copying, distributing or taking any action in reliance on
the contents of this information is strictly prohibited.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 02:53 PM 5/5/2008, you wrote:
ah..abang, kok lihatnya dari satu sisi doang, nggak biasanya.
sekedar info aja neh. pekerja outsourcing itu umumnya lebih
inferior dibanding pekerja tetap. mereka kebanyakan dari
badan hukum cv atau perusahaan perorangan yg mayoritas
ngemplang dari kewajiban2 kpd pekerjanya, mis. gaji dibawah
umr, tdk diikutkan program jamsostek, dsb. dengan itu persh.
outsourcing berani menawar pd harga yg rendah pada kegiatan
yg dioutsourcekan oleh persh.2 besar. benar sekali perusahaan
yg melakukan outsourcing akan lebih efisien dan efektif, namun
itu tdk lebih dari pengalihan beban saja ke pekerja outsourcing.
hal mana yg ditentang pekerja pd mayday kemaren. cmiiw

Saya coba lihat dari sisi lain:

Mana lebih baik:  gaji kecil atau jadi pengangguran?

Esensi dari upah kerja adalah tanggung jawab.  Semakin besar upahnya 
semakin besar tanggung jawabnya. Upah kecil ya berarti tanggung jawab 
pun kecil.  Tidak ada upah - tentu tidak ada tanggung jawab.

Bila terjadi distorsi - di mana upah tidak sebanding dengan tanggung 
jawab -- maka lowongan atas pekerjaan seperti itu akan punah.  Tidak 
akan ada yang berminat.  Mana ada sih orang yang mau mensubsidi 
perusahaan tempat kerjanya?

Nah, kalau seseorang merasa upahnya tidak mencukupi -- tentu itu 
berarti ia harus berani mengambil tanggung jawab lebih besar.  Dan 
sering kali tanggung jawab lebih besar hanya bisa diperoleh bila 
terdapat skill yang lebih tinggi.  Kalau orang tersebut mau 
berinvestasi untuk memperoleh skill yang lebih tinggi -- maka terbuka 
kesempatan baginya untuk mengambil tanggung jawab lebih besar - 
sehingga bisa beroleh upah lebih besar.

Sekarang kita coba balik - melihat dari sisi perusahaan.

Bagi setiap perusahaan budget untuk membayar upah selalu 
terbatas.  Pilihan mereka biasanya:
- Menggaji kecil tapi merekrut lebih banyak pegawai
- Menggaji lebih besar tapi merekrut lebih sedikit pegawai
- Menggaji lebih besar dan merekrut lebih banyak pegawai TETAPI 
mengurangi belanja modal (mis. mesin)
- Menggaji lebih kecil - tetapi belanja modal lebih besar - sehingga 
output lebih besar
- Menggaji lebih kecil, belanja modal tetap - tapi melakukan training 
- sehingga skill meningkat dan output lebih besar.

Nah bila kita melihat dari faktor-faktor di atas, maka satu-satunya 
yang menjadi justifikasi gaji seseorang di mata perusahaan adalah 
SEBERAPA BESAR PRODUKTIVITAS pegawai tersebut.

Maka jelas bahwa besar nominal gaji menjadi tidak relevan.
Yang relevan adalah produktivitas.  Itu yang dijual (oleh pegawai), 
dan itu yang dibeli (oleh perusahaan).

Hubungan antara pegawai dan perusahaan adalah hubungan 
transaksional.  Perusahaan membeli waktu, tenaga, dan pikiran pegawai 
berdasarkan harga (upah) yang kemudian menentukan harga jual 
produk.  Kalau memang produk yang dijual harganya murah -- ya tidak 
heran kalau terdapat limit yang rendah atas upah.

Jadi jelas ada spektrum yang lebih luas ketimbang hanya sekadar 
bicara besaran nominal atas sesuatu yang bernama upah.




Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Wibi Widagdo Prod.
Saya senang gabung di milis ini.. apalagi
Moderatornya (Pak Oka), sangat bijak dalam menyelesaikan konflik.. =)
sukses terus milis AKI..



On 5/5/08, Mohamad zulkifli [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terima kasih atas Book review nya, saya dari dulu ingin membaca buku
 biography business men yang berbusiness memakai Ethic. Once again Thanks

 Wassalam

 Mohamad Zulkifli

 Oka Widana [EMAIL PROTECTED] oka.widana%40indosat.net.id
 wrote:
 Dear Member,

 Mungkin lebih baik, jika memang pak Dikki sudah membaca bukunya, dijawab
 saja beberapa concern atau pertanyaan dari anggota lainnya, misalnya
 masalah etika yg justru jadi heading atau judulnya..

 Di millis ini memang ada ketentuan ketat mengenai iklan dan promosi.
 Wajar saja bila ada satu posting tersinyalir sebagai iklan terselubung,
 pasti ada member yg bereaksi. Saya harap justru dijadikan opportunity
 untuk berdiskusi lebih jauh, sehingga kesan jualan akan hilang dengan
 sendirinya, bukan sekedar tuduh menuduh atau menangkis tuduhan.

 Oka Widana
 Mod
 -Original Message-
 From: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 [mailto:AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com]
 On Behalf Of Wibi
 Widagdo Prod.
 Sent: Sunday, May 04, 2008 6:54 PM
 To: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India:
 Berbisnis dengan Etika

 iya Pak Dikky, saya sepakat dengan Anda.. Malah saya sangat
 berterimakasih
 kepada Anda, sudah dituliskan resensi singkatnya..
 Jadi bingung, kok ada ya yang mengira Anda berpromosi.. atas dasar apa
 juga
 coba..

 Terus berkarya ya Pak.. bagi2 info menariknya.. =) sukses selalu Pak
 Dikky..

 2008/5/4 Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] 
 mailto:dikkyz%40gmail.comdikkyz%2540gmail.com
 com:

  Duh maaf sekali. Saya hanya pembaca buku, asli. BUKAN pemilik
  penerbitan,
  pegawai, teman penulis, maupun menantu Azim Premji. Banyak sekali
 kaidah
  bisnis dan kepemimpinan di buku tersebut. Hanya share saja siapa tahu
  bermanfaat. Apalagi yang ditekankan dlm buku salah satunya adalah
 etika
  dalam berbisnis. Sedih euy dibilang tidak beretika, menipu, dan iklan
  (elus
  dada).
 
  DZ
 
  www.dikkyzulfikar.com

 .

 http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=2274641/grpspId=1705043695/m
 sgId=33082/stime=1209913972/nc1=5170408/nc2=4836041/nc3=3848644

 [Non-text portions of this message have been removed]

 -
 Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it
 now.

 [Non-text portions of this message have been removed]

 




-- 
regards,
Wibi Arie Rismanto
022-91181425
0812 241 4438


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik EKO KERTAJAYA

ahselalu pilihan yg beraroma kapitalisme sejati.
secara teori premis abang tidak ada sedikitpun yg salah.
saya melihatnya juga dari dimensi yg lain, tentang suply
demand tenaga kerja, terutama tenaga kerja kurang
terdidik yg mendominasi pasar tenaga kerja di indonesia.
kondisi ini tercium tajam oleh tangan2 kapitalisme berbasis
biaya yang selalu tidak dapat mengukur norma2 kemanusiaan.
dalam hal ini perlu peran pemerintah selaku pelindung warga negara
untuk mencegah eksploitasi2 yg terjadi. bahkan dengan cara2
yg demokratis pula telah disepakati adanya parameter umr,
perlindungan jamsostek, dsb, yg dlm realitanya hanya menjadi sekedarnya saja.
namun inilah realita yg terjadi pd kapitalisme di indonesia, liar, 
krn pemerintah ambigu antara kepentingan politis dan kepentingan 
perlindungan pada warga negaranya. selalu begitu, dan akan selalu begitu.
selalu yang lemah yang akan kalah. cmiiw


---Original Message---

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, May 05, 2008 16:58:46
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim 
dari India: Berbisnis dengan Etika



Saya coba lihat dari sisi lain:

Mana lebih baik: gaji kecil atau jadi pengangguran?

Esensi dari upah kerja adalah tanggung jawab. Semakin besar upahnya 
semakin besar tanggung jawabnya. Upah kecil ya berarti tanggung jawab 
pun kecil. Tidak ada upah - tentu tidak ada tanggung jawab.

Bila terjadi distorsi - di mana upah tidak sebanding dengan tanggung 
jawab -- maka lowongan atas pekerjaan seperti itu akan punah. Tidak 
akan ada yang berminat. Mana ada sih orang yang mau mensubsidi 
perusahaan tempat kerjanya?

Nah, kalau seseorang merasa upahnya tidak mencukupi -- tentu itu 
berarti ia harus berani mengambil tanggung jawab lebih besar. Dan 
sering kali tanggung jawab lebih besar hanya bisa diperoleh bila 
terdapat skill yang lebih tinggi. Kalau orang tersebut mau 
berinvestasi untuk memperoleh skill yang lebih tinggi -- maka terbuka 
kesempatan baginya untuk mengambil tanggung jawab lebih besar - 
sehingga bisa beroleh upah lebih besar.

Sekarang kita coba balik - melihat dari sisi perusahaan.

Bagi setiap perusahaan budget untuk membayar upah selalu 
terbatas. Pilihan mereka biasanya:
- Menggaji kecil tapi merekrut lebih banyak pegawai
- Menggaji lebih besar tapi merekrut lebih sedikit pegawai
- Menggaji lebih besar dan merekrut lebih banyak pegawai TETAPI 
mengurangi belanja modal (mis. mesin)
- Menggaji lebih kecil - tetapi belanja modal lebih besar - sehingga 
output lebih besar
- Menggaji lebih kecil, belanja modal tetap - tapi melakukan training 
- sehingga skill meningkat dan output lebih besar.

Nah bila kita melihat dari faktor-faktor di atas, maka satu-satunya 
yang menjadi justifikasi gaji seseorang di mata perusahaan adalah 
SEBERAPA BESAR PRODUKTIVITAS pegawai tersebut.

Maka jelas bahwa besar nominal gaji menjadi tidak relevan.
Yang relevan adalah produktivitas. Itu yang dijual (oleh pegawai), 
dan itu yang dibeli (oleh perusahaan).

Hubungan antara pegawai dan perusahaan adalah hubungan 
transaksional. Perusahaan membeli waktu, tenaga, dan pikiran pegawai 
berdasarkan harga (upah) yang kemudian menentukan harga jual 
produk. Kalau memang produk yang dijual harganya murah -- ya tidak 
heran kalau terdapat limit yang rendah atas upah.

Jadi jelas ada spektrum yang lebih luas ketimbang hanya sekadar 
bicara besaran nominal atas sesuatu yang bernama upah.



 
Messages in this topic (5) Reply (via web post) | Start a new topic 
Messages | Links | Database | Polls | Calendar 
=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnya 
 
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity
  a..  7New Members
  b..  1New Links
Visit Your Group 
New business?
a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=13o4n882m/M=493064.12016308.12445700.8674578/D=groups/S=1705043695:NC/Y=YAHOO/EXP=1209988854/L=/B=_VziC0LaX9c-/J=1209981654365822/A=3848640/R=0/SIG=131an6mds/*http://searchmarketing.yahoo.com/arp/srcINCREDI_LINK_PLACEHOLDER_10896
 



PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK. DISCLAIMER:

This email and any files transmitted with it are confidential and
intended solely for the use

Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik arianro pantun daud
Gaji kecil atau jadi pengangguran? Ini sulit dijawab generalis, karena
perlakuan tiap orang akan berbeda. Kalau saya sendiri, pada titik tertentu
saya akan pilih jadi pengangguran tetapi banyak orang saya lihat memilih
jadi pegawai.

Sering terjadi distosi antara upah dan tanggung jawab. Contoh: seorang sales
harus mencari customer dengan gaji UMR tetapi dalam upayanya sales tsb harus
memiliki kendaraan, telepon dan biaya tlp yang ditanggung sendiri, dst.

Yang saya lihat seorang pegawai outsource tidak mendapatkan tanggung jawab
lebih besar karena tidak memiliki jenjang karir. Dan bagaimana seorang
memiliki dana untuk diinvestasikan utk mendapatkan skill lebih tinggi kalau
utk biaya hidup sehari-hari sudah kurang. Nasib mereka akan berubah kalau
mereka keluar dari tempatnya bekerja dan mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik.

Pilihan perusahaan dalam mengelola budget memang akan selalu seperti itu.
Tetapi adalah tidak layak bila perusahaan jasa hanya menganggarkan biaya
pegawai hanya 1 s.d. 10%.

Untuk pegawai outsourcing produktivitas mereka sudah dihitung dengan fix
rate tidak peduli terhadap growth yang mereka hasilkan. Dan biaya yang
dibayarkan perusahaan kepada agent outsourcing jauh lebih besar dari upah
yang diterima pegawai outsourcing tersebut.

Menjawab email Bapak sebelumnya, Hongkong dan Indonesia berbeda. Tingkat
pengangguran di Hongkong hanya 4% sedangkan di Indonesia 16%, sehingga di
Indonesia bargain pegawai Indonesia lebih rendah dibanding Hongkong.



On 5/5/08, Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya coba lihat dari sisi lain:

Mana lebih baik: gaji kecil atau jadi pengangguran?

Esensi dari upah kerja adalah tanggung jawab. Semakin besar upahnya
semakin besar tanggung jawabnya. Upah kecil ya berarti tanggung jawab
pun kecil. Tidak ada upah - tentu tidak ada tanggung jawab.

Bila terjadi distorsi - di mana upah tidak sebanding dengan tanggung
jawab -- maka lowongan atas pekerjaan seperti itu akan punah. Tidak
akan ada yang berminat. Mana ada sih orang yang mau mensubsidi
perusahaan tempat kerjanya?

Nah, kalau seseorang merasa upahnya tidak mencukupi -- tentu itu
berarti ia harus berani mengambil tanggung jawab lebih besar. Dan
sering kali tanggung jawab lebih besar hanya bisa diperoleh bila
terdapat skill yang lebih tinggi. Kalau orang tersebut mau
berinvestasi untuk memperoleh skill yang lebih tinggi -- maka terbuka
kesempatan baginya untuk mengambil tanggung jawab lebih besar -
sehingga bisa beroleh upah lebih besar.

Sekarang kita coba balik - melihat dari sisi perusahaan.

Bagi setiap perusahaan budget untuk membayar upah selalu
terbatas. Pilihan mereka biasanya:
- Menggaji kecil tapi merekrut lebih banyak pegawai
- Menggaji lebih besar tapi merekrut lebih sedikit pegawai
- Menggaji lebih besar dan merekrut lebih banyak pegawai TETAPI
mengurangi belanja modal (mis. mesin)
- Menggaji lebih kecil - tetapi belanja modal lebih besar - sehingga
output lebih besar
- Menggaji lebih kecil, belanja modal tetap - tapi melakukan training
- sehingga skill meningkat dan output lebih besar.

Nah bila kita melihat dari faktor-faktor di atas, maka satu-satunya
yang menjadi justifikasi gaji seseorang di mata perusahaan adalah
SEBERAPA BESAR PRODUKTIVITAS pegawai tersebut.

Maka jelas bahwa besar nominal gaji menjadi tidak relevan.
Yang relevan adalah produktivitas. Itu yang dijual (oleh pegawai),
dan itu yang dibeli (oleh perusahaan).

Hubungan antara pegawai dan perusahaan adalah hubungan
transaksional. Perusahaan membeli waktu, tenaga, dan pikiran pegawai
berdasarkan harga (upah) yang kemudian menentukan harga jual
produk. Kalau memang produk yang dijual harganya murah -- ya tidak
heran kalau terdapat limit yang rendah atas upah.

Jadi jelas ada spektrum yang lebih luas ketimbang hanya sekadar
bicara besaran nominal atas sesuatu yang bernama upah.


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:51 AM 5/6/2008, you wrote:


ahselalu pilihan yg beraroma kapitalisme sejati.


maksud anda?
Semua yang saya tulis adalah konsekuensi dari mekanisme yang anda 
bisa pelajari pada studi ekonomi mikro.  Ini soal supply-demand, 
marginal utility, serta konsekuensi dari constraint pada demand dan supply.

Setahu saya tidak ada faktor ideologi dalam studi ekonomi 
mikro.  Kecuali kalau anda berpikir bahwa SEMUA studi ekonomi 
beraroma kapitalisme.  Tetapi tentu saja itu persepsi pribadi anda sendiri.


secara teori premis abang tidak ada sedikitpun yg salah.
saya melihatnya juga dari dimensi yg lain, tentang suply
demand tenaga kerja, terutama tenaga kerja kurang
terdidik yg mendominasi pasar tenaga kerja di indonesia.
kondisi ini tercium tajam oleh tangan2 kapitalisme berbasis
biaya yang selalu tidak dapat mengukur norma2 kemanusiaan.

Bila tidak ada yang salah - mungkin itu berarti hal yang paling 
mendekati kenyataan.
Nah sekarang tinggal kita periksa, apakah kita berhadapan dengan 
kenyataan atau imajinasi?
Apa yang bisa kita lakukan?

Karena anda sudah kepalang bicara soal kapitalisme - saya mau tanya 
sedikit, menurut anda Apa sih kapitalisme itu?


dalam hal ini perlu peran pemerintah selaku pelindung warga negara
untuk mencegah eksploitasi2 yg terjadi. bahkan dengan cara2
yg demokratis pula telah disepakati adanya parameter umr,
perlindungan jamsostek, dsb, yg dlm realitanya hanya menjadi sekedarnya saja.
namun inilah realita yg terjadi pd kapitalisme di indonesia, liar,
krn pemerintah ambigu antara kepentingan politis dan kepentingan
perlindungan pada warga negaranya. selalu begitu, dan akan selalu begitu.
selalu yang lemah yang akan kalah. cmiiw


Poin yang menarik.

Bila menurut anda yang lemah akan kalah -- lalu apa yang terjadi bila 
yang kuat yang kalah?
Ataukah sebenarnya esensi kuat dan menang adalah satu kesatuan 
sementara lemah dan kalah adalah satu kesatuan yang lain?  (bila 
memang demikian, maka kalimat terakhir anda menjadi tidak berarti)

Atau jangan-jangan kuat dan lemah serta menang dan kalah semuanya irrelevan?
(Bukankah kemampuan adaptasi yang menentukan siapa yang bisa tetap 
eksis dan siapa yang punah?)




Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:50 AM 5/6/2008, you wrote:

Menjawab email Bapak sebelumnya, Hongkong dan Indonesia berbeda. Tingkat
pengangguran di Hongkong hanya 4% sedangkan di Indonesia 16%, sehingga di
Indonesia bargain pegawai Indonesia lebih rendah dibanding Hongkong.


Tingkat pengangguran Hong Kong SAAT INI memang 4%.

Tetapi coba kita lihat apa yang terjadi setelah usai Perang Dunia II, 
ketika pulau karang yang rajin dilanda topan ini dibanjiri oleh 
jutaan pengungsi dari China.  Kebanyakan dari pengungsi ini adalah 
petani yang tidak punya ketrampilan apa-apa.  Bisa anda bayangkan apa 
yang bisa dilakukan petani di pulau karang... Sedemikian miskinnya 
Hong Kong di akhir PD II, sampai-sampai Inggris membiarkan pulau itu 
mengurus dirinya sendiri untuk segala hal kecuali soal pengadilan... 
(dan karena Inggris sedang sibuk membenahi ekonominya sendiri)

Boleh dikata tahun 1950-an tingkat pengangguran Hong Kong jauh lebih 
tinggi daripada tempat manapun yang ada di Indonesia baik di masa 
lalu ataupun masa kini.

Nah sekarang yang tentu perlu kita pikirkan adalah apa yang telah 
dikerjakan Hong Kong sehingga tingkat penanggurannya SAAT INI cuma 4% 
- sementara kesejahteraan masyarakatnya meningkat tajam.

(Pengangguran dan Kesejahteraan - keduanya sama 
penting.  Negara-negara komunis bisa punya angka pengangguran nol 
persen, tapi tingkat kesejahteraannya payah).

Mungkin dengan mempelajari apa yang DULU dikerjakan Hong Kong 
(setidaknya pada periode 1960-1980) - kita bisa berharap SUATU SAAT 
NANTI tingkat pengangguran di Indonesia bisa cuma 4% dan 
kesejahteraan buruh terendahnya bisa naik berlipat delapan...

Nggak salah kan kalau kita belajar dari contoh sukses?

NB:
Saya ingat cerita bahwa dulu tahun 1960-an orang-orang Filipina 
mendatangkan pembantu dari Hong Kong untuk bekerja di 
Filipina.  Namun sejak tahun 1990-an keadaannya jadi berbalik, orang 
Filipina lah yang saat ini banyak bekerja di Hong Kong sebagai 
pembantu rumah tangga.

Setiap hari Minggu pagi di sekitar sekitar Wan Chai anda bisa melihat 
bagaimana kawasan tersebut menjadi kawasan berbahasa Tagalog...



Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik arianro pantun daud
Singkatnya begini.

Saya setuju dengan paparannya. Yang concern saya adalah outsourcing di
Indonesia yang menurut saya dikondisikan istead kebutuhan yang memanfaatkan
bargain power pekerja di Indonesia yang rendah dikaitkan dengan tingkat
pengangguran yang tinggi.

Contoh sukses hongkong tentu boleh kita ikuti, namun untuk itu kita harus
berlaku seperti Hongkong.
==

On 5/6/08, Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tingkat pengangguran Hong Kong SAAT INI memang 4%.

Tetapi coba kita lihat apa yang terjadi setelah usai Perang Dunia II, ketika
pulau karang yang rajin dilanda topan ini dibanjiri oleh jutaan pengungsi
dari China. Kebanyakan dari pengungsi ini adalah petani yang tidak punya
ketrampilan apa-apa. Bisa anda bayangkan apa yang bisa dilakukan petani di
pulau karang... Sedemikian miskinnya Hong Kong di akhir PD II, sampai-sampai
Inggris membiarkan pulau itu mengurus dirinya sendiri untuk segala hal
kecuali soal pengadilan... (dan karena Inggris sedang sibuk membenahi
ekonominya sendiri)

Boleh dikata tahun 1950-an tingkat pengangguran Hong Kong jauh lebih tinggi
daripada tempat manapun yang ada di Indonesia baik di masa lalu ataupun masa
kini.

Nah sekarang yang tentu perlu kita pikirkan adalah apa yang telah dikerjakan
Hong Kong sehingga tingkat penanggurannya SAAT INI cuma 4% - sementara
kesejahteraan masyarakatnya meningkat tajam.

(Pengangguran dan Kesejahteraan - keduanya sama penting. Negara-negara
komunis bisa punya angka pengangguran nol persen, tapi tingkat
kesejahteraannya payah).

Mungkin dengan mempelajari apa yang DULU dikerjakan Hong Kong (setidaknya
pada periode 1960-1980) - kita bisa berharap SUATU SAAT NANTI tingkat
pengangguran di Indonesia bisa cuma 4% dan kesejahteraan buruh terendahnya
bisa naik berlipat delapan...

Nggak salah kan kalau kita belajar dari contoh sukses


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 11:56 AM 5/6/2008, you wrote:

Singkatnya begini.

Saya setuju dengan paparannya. Yang concern saya adalah outsourcing di
Indonesia yang menurut saya dikondisikan istead kebutuhan yang memanfaatkan
bargain power pekerja di Indonesia yang rendah dikaitkan dengan tingkat
pengangguran yang tinggi.


Saya bisa membaca concern anda.
Dan itu juga concern saya.

Bargain kita rendah karena skill kita pun rendah.
When you only have peanuts - you can only get monkey.


Akar masalahnya terletak pada pendidikan dan ongkos-nya yang terlalu mahal.
Bukan dalam bentuk material seperti pembayaran SPP -- tetapi terkait 
materinya yang bersifat indoktrinasi, pendekatan top-bottom, 
penciptaan ketergantungan, kurikulum yang berjejal-jejal tapi tak 
berguna, tidak adanya independensi, tidak adanya penghargaan terhadap 
inisiatif dan kreatifitas.

Sekolah kita lebih mirip pabrik ketimbang ruang belajar.
Murid dicetak - bukannya ditumbuhkan.

Orang Indonesia menghabiskan sedemikian banyak waktu dan pikiran - 
hanya untuk belajar banyak hal yang kemudian tidak berarti apa-apa 
bagi orang yang mempelajarinya.  Buang-buang waktu.  Buang-buang 
pikiran.  Buang-buang uang.  (Dan akhirnya tetap saja tidak 
kompetitif).   Ada yang berani membantah?

Kalau mengikuti apa yang pernah dikerjakan Paolo Freire - bahwa orang 
bisa membaca menulis dan berhitung sederhana hanya dalam hitungan 6 
bulan -- maka jelas terasa bahwa pendidikan di Indonesia secara 
sengaja disulit-sulitkan...


Dan ketika kemudian ada orang yang merasa solusi-nya adalah dengan 
menggratiskan SPP -- saya melihatnya seperti orang sakit paru-paru 
diberi obat panu

Apakah pemerintah peduli?  Tentu saja tidak.
Dan itu sebabnya mengapa saya tidak pernah bisa mempercayakan diri 
pada lembaga bernama pemerintah. 



Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-04 Terurut Topik Ari Condro

May day kemarin diisi dengan penolakan terhadap sistem kontrak dan outsourcing.

Jika azim premji dianggap raja outsourcing, dan etika bisnisnya tinggi, saya 
jadi bertanya tanya, perjuangan kaum buruh itu gak dianggap sama sekali ya oleh 
kang premji.  Lalu bisnis yg beretikanya dimana ?





Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Wibi Widagdo Prod. [EMAIL PROTECTED]

Date: Fri, 2 May 2008 18:31:53 
To:AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis 
dengan Etika


menurut saya sih netral ya.. sah2 saja orang mengupas buku yg dibaca, dan
 sambil promosi sekalipun.. kalo merasa tertipu, anggap saja sebagai spam..
 menurut saya lagi..
 
 kalo saya sih menganggap sebagai informasi. Gak usah repot2 baca bukunya,
 udah ada kilasannya..
 
 2008/5/2 arianro pantun daud [EMAIL PROTECTED] 
mailto:arianro.pd%40gmail.com com:
 
  Mohon kalau posting beretika sedikit. Jangan menipu seakan-akan
  membahas suatu topik padahal promosi buku. Silakan rekan-rekan nilai
  sendiri.
 
  rgds,
  Arianro
 
 
  On 4/30/08, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] mailto:dikkyz%40gmail.com 
  com dikkyz%40gmail.com wrote:
   Rekans, berikut ini adalah resensi buku tentang tokoh bisnis India yang
   sangat luar biasa. Semoga bermanfaat.
  
  
  
   Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika
  
   HYPERLINK http://www.dikkyzul http://www.dikkyzulfikar.com 
   fikar.comwww.dikkyzulfikar.com
  
  
  
   Sudah lama saya penasaran dengan fenomena bisnis outsourcing di India.
   Seperti pernah diberitakan di Business Weeks, India adalah raja dalam
  hal
   bisnis outsourcing global. Perusahaan-perusahaan outsourcing India
  melayani
   dari pengembangan software sampai dengan menjadi call center untuk
   perusahaan-perusahaan global seperti Nokia, Prudential, dan Microsoft.
  
  
  
   Syukurlah saya mendapatkan buku tentang Azim Premji, yaitu seorang
  pemimpin
   bisnis outsourcing terbesar di India, Wipro. Selain Wipro, jawara bisnis
   outsourcing India lainnya adalah Infosys dan TCS.
  
  
  
   Buku ini sangat menarik, ia diberi judul Azim Premji, Bill Gates Muslim
   dari India. Buku ini berisi biografi sang pemimpin Wipro, Azim Premji,
  yang
   ditulis berdasarkan berbagai referensi seperti buku, majalah, website,
  dan
   berita. Sayangnya, penulis buku ini, Haris Priyatna, tidak sampai bisa
   berhubungan langsung dengan Azim Premji sehingga tidak bisa mendapatkan
   kesan dan pesan langsung dari Azim Premji, baik yang berhubungan dengan
   dirinya, maupun tentang hal lainnya.
  
  
  
   Wipro telah menjadi merek global dan perusahaan global yang beroperasi
  di
   berbagai negara termasuk di Eropa maupun Amerika. Karyawan Wipro di
  India
   sebanyak 61.000 orang, sedangkan di luar negeri mencapai 11.000 orang.
   Uniknya, Wipro adalah pabrik minyak goreng yang pada perjalanannya
  melakukan
   diversifikasi diberbagai bidang, termasuk bidang teknologi informasi.
  
  
  
   Dalam buku ini selain menceritakan tentang perjalanan sebuah pabrik
  minyak
   goreng menjadi perusahaan IT dan outsourcing global, banyak sekali
   pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik, baik terkait dengan kepemimpinan
   maupun manajemen. Azim Premji sebagai pemimpin Wipro dikenal sebagai
   pemimpin yang sangat dihormati, bukan hanya karena keberhasilannya
  membangun
   Wipro, namun karena perannya dalam membangun watak dan nilai-nilai luhur
   pegawai Wipro, pebisnis, maupun masyarakat India dan dunia.
  
  
  
   Salah satu pelajaran yang saya ambil dari buku ini adalah keyakinan
  bahwa
   memegang teguh nilai-nilai etika adalah modal dasar membangun organisasi
   yang kuat dan professional. Azim Premji telah membuktikan hal tersebut
  dan
   sangat menekankan etika di dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti kita
  tahu,
   India adalah salah satu negara yang belum bebas dari lilitan korupsi dan
   nepotisme. Namun, Wipro mampu tampil berbeda, dengan tidak kompromi
  terhadap
   penegakan etika dan kejujuran. Wipro tidak takut kehilangan proyek
  karena
   harus menolak untuk mengorbankan nilai-nilainya. Pada akhirnya, Wipro
  justru
   lebih dihormati karena sikapnya tersebut. Bukan hanya itu, proyek demi
   proyek, penjualan demi penjualan akhirnya lebih memilih Wipro sebagai
   penyedia jasa/produknya.
  
  
  
   Saya berharap, saya tidak berhenti dapat mengambil pelajaran dari buku
  ini,
   dari Wipro, maupun dari Azim Premji. Saya yakin, Indonesia mampu
  melahirkan
   seorang atau lebih Azim Premji.
  
  
  
   Selamat membaca.
  
  
  
   Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India, Haris Priyatna, Mizania,
  Bandung,
   Desember 2007, 225 halaman
  
  
  
   Lihat juga nukilan buku ini di HYPERLINK
   
  http://www.dikkyzul 
  http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contentamp;task=viewamp;id=90amp;I
   fikar.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=90I
   temid=78
  http

Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-04 Terurut Topik Wibi Widagdo Prod.
iya Pak Dikky, saya sepakat dengan Anda.. Malah saya sangat berterimakasih
kepada Anda, sudah dituliskan resensi singkatnya..
Jadi bingung, kok ada ya yang mengira Anda berpromosi.. atas dasar apa juga
coba..

Terus berkarya ya Pak.. bagi2 info menariknya.. =) sukses selalu Pak Dikky..

2008/5/4 Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED]:

   Duh maaf sekali. Saya hanya pembaca buku, asli. BUKAN pemilik
 penerbitan,
 pegawai, teman penulis, maupun menantu Azim Premji. Banyak sekali kaidah
 bisnis dan kepemimpinan di buku tersebut. Hanya share saja siapa tahu
 bermanfaat. Apalagi yang ditekankan dlm buku salah satunya adalah etika
 dalam berbisnis. Sedih euy dibilang tidak beretika, menipu, dan iklan
 (elus
 dada).

 DZ

 www.dikkyzulfikar.com


--dipotong oleh moderator. kepada member AKI harap memeriksa ulang postingannya 
masing-masing sebelum dikirimkan, yakni untuk untuk menghilangkan bagian yang 
tidak perlu agar tidak terlalu panjang. tks--


RE: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-04 Terurut Topik Oka Widana
Dear Member,
 
Mungkin lebih baik, jika memang pak Dikki sudah membaca bukunya, dijawab
saja beberapa concern atau pertanyaan dari anggota lainnya, misalnya
masalah etika yg justru jadi heading atau judulnya.. 
 
Di millis ini memang ada ketentuan ketat mengenai iklan dan promosi.
Wajar saja bila ada satu posting tersinyalir sebagai iklan terselubung,
pasti ada member yg bereaksi. Saya harap justru dijadikan opportunity
untuk berdiskusi lebih jauh, sehingga kesan jualan akan hilang dengan
sendirinya, bukan sekedar tuduh menuduh atau menangkis tuduhan.
 
 
Oka Widana
Mod
-Original Message-
From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wibi
Widagdo Prod.
Sent: Sunday, May 04, 2008 6:54 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India:
Berbisnis dengan Etika
 
iya Pak Dikky, saya sepakat dengan Anda.. Malah saya sangat
berterimakasih
kepada Anda, sudah dituliskan resensi singkatnya..
Jadi bingung, kok ada ya yang mengira Anda berpromosi.. atas dasar apa
juga
coba..

Terus berkarya ya Pak.. bagi2 info menariknya.. =) sukses selalu Pak
Dikky..

2008/5/4 Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] mailto:dikkyz%40gmail.com com:

 Duh maaf sekali. Saya hanya pembaca buku, asli. BUKAN pemilik
 penerbitan,
 pegawai, teman penulis, maupun menantu Azim Premji. Banyak sekali
kaidah
 bisnis dan kepemimpinan di buku tersebut. Hanya share saja siapa tahu
 bermanfaat. Apalagi yang ditekankan dlm buku salah satunya adalah
etika
 dalam berbisnis. Sedih euy dibilang tidak beretika, menipu, dan iklan
 (elus
 dada).

 DZ

 www.dikkyzulfikar.com


.
 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=2274641/grpspId=1705043695/m
sgId=33082/stime=1209913972/nc1=5170408/nc2=4836041/nc3=3848644 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-02 Terurut Topik Dikky Zulfikar
Rekans, berikut ini adalah resensi buku tentang tokoh bisnis India yang
sangat luar biasa. Semoga bermanfaat.

 

Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com 

 

Sudah lama saya penasaran dengan fenomena bisnis outsourcing di India.
Seperti pernah diberitakan di Business Weeks, India adalah raja dalam hal
bisnis outsourcing global. Perusahaan-perusahaan outsourcing India melayani
dari pengembangan software sampai dengan menjadi call center untuk
perusahaan-perusahaan global seperti Nokia, Prudential, dan Microsoft.

 

Syukurlah saya mendapatkan buku tentang Azim Premji, yaitu seorang pemimpin
bisnis outsourcing terbesar di India, Wipro. Selain Wipro, jawara bisnis
outsourcing India lainnya adalah Infosys dan TCS.

 

Buku ini sangat menarik, ia diberi judul “Azim Premji, Bill Gates Muslim
dari India”. Buku ini berisi biografi sang pemimpin Wipro, Azim Premji, yang
ditulis berdasarkan berbagai referensi seperti buku, majalah, website, dan
berita. Sayangnya, penulis buku ini, Haris Priyatna, tidak sampai bisa
berhubungan langsung dengan Azim Premji sehingga tidak bisa mendapatkan
kesan dan pesan langsung dari Azim Premji, baik yang berhubungan dengan
dirinya, maupun tentang hal lainnya.

 

Wipro telah menjadi merek global dan perusahaan global yang beroperasi di
berbagai negara termasuk di Eropa maupun Amerika. Karyawan Wipro di India
sebanyak 61.000 orang, sedangkan di luar negeri mencapai 11.000 orang.
Uniknya, Wipro adalah pabrik minyak goreng yang pada perjalanannya melakukan
diversifikasi diberbagai bidang, termasuk bidang teknologi informasi.

 

Dalam buku ini selain menceritakan tentang perjalanan sebuah pabrik minyak
goreng menjadi perusahaan IT dan outsourcing global, banyak sekali
pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik, baik terkait dengan kepemimpinan
maupun manajemen.  Azim Premji sebagai pemimpin Wipro dikenal sebagai
pemimpin yang sangat dihormati, bukan hanya karena keberhasilannya membangun
Wipro, namun karena perannya dalam membangun watak dan nilai-nilai luhur
pegawai Wipro, pebisnis, maupun masyarakat India dan dunia.

 

Salah satu pelajaran yang saya ambil dari buku ini adalah keyakinan bahwa
memegang teguh nilai-nilai etika adalah modal dasar membangun organisasi
yang kuat dan professional.  Azim Premji telah membuktikan hal tersebut dan
sangat menekankan etika di dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti kita tahu,
India adalah salah satu negara yang belum bebas dari lilitan korupsi dan
nepotisme. Namun, Wipro mampu tampil berbeda, dengan tidak kompromi terhadap
penegakan etika dan kejujuran. Wipro tidak takut kehilangan proyek karena
harus menolak untuk mengorbankan nilai-nilainya. Pada akhirnya, Wipro justru
lebih dihormati karena sikapnya tersebut. Bukan hanya itu, proyek demi
proyek, penjualan demi penjualan akhirnya lebih memilih Wipro sebagai
penyedia jasa/produknya. 

 

Saya berharap, saya tidak berhenti dapat mengambil pelajaran dari buku ini,
dari Wipro, maupun dari Azim Premji. Saya yakin, Indonesia mampu melahirkan
seorang atau lebih Azim Premji.

 

Selamat membaca.

 

Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India, Haris Priyatna, Mizania, Bandung,
Desember 2007, 225 halaman

 

Lihat juga nukilan buku ini di HYPERLINK
http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=90I
temid=78http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=view
id=90Itemid=78

Prinsip bisnis Ajim Premji, SUNGGUH LUAR BIASA!!

 

DZ

 

 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 28/04/2008
13:29

 


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 28/04/2008
13:29
 


[Non-text portions of this message have been removed]




=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, 

Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-02 Terurut Topik arianro pantun daud
Mohon kalau posting beretika sedikit. Jangan menipu seakan-akan
membahas suatu topik padahal promosi buku. Silakan rekan-rekan nilai
sendiri.

rgds,
Arianro

On 4/30/08, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Rekans, berikut ini adalah resensi buku tentang tokoh bisnis India yang
 sangat luar biasa. Semoga bermanfaat.



 Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

 HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com



 Sudah lama saya penasaran dengan fenomena bisnis outsourcing di India.
 Seperti pernah diberitakan di Business Weeks, India adalah raja dalam hal
 bisnis outsourcing global. Perusahaan-perusahaan outsourcing India melayani
 dari pengembangan software sampai dengan menjadi call center untuk
 perusahaan-perusahaan global seperti Nokia, Prudential, dan Microsoft.



 Syukurlah saya mendapatkan buku tentang Azim Premji, yaitu seorang pemimpin
 bisnis outsourcing terbesar di India, Wipro. Selain Wipro, jawara bisnis
 outsourcing India lainnya adalah Infosys dan TCS.



 Buku ini sangat menarik, ia diberi judul Azim Premji, Bill Gates Muslim
 dari India. Buku ini berisi biografi sang pemimpin Wipro, Azim Premji, yang
 ditulis berdasarkan berbagai referensi seperti buku, majalah, website, dan
 berita. Sayangnya, penulis buku ini, Haris Priyatna, tidak sampai bisa
 berhubungan langsung dengan Azim Premji sehingga tidak bisa mendapatkan
 kesan dan pesan langsung dari Azim Premji, baik yang berhubungan dengan
 dirinya, maupun tentang hal lainnya.



 Wipro telah menjadi merek global dan perusahaan global yang beroperasi di
 berbagai negara termasuk di Eropa maupun Amerika. Karyawan Wipro di India
 sebanyak 61.000 orang, sedangkan di luar negeri mencapai 11.000 orang.
 Uniknya, Wipro adalah pabrik minyak goreng yang pada perjalanannya melakukan
 diversifikasi diberbagai bidang, termasuk bidang teknologi informasi.



 Dalam buku ini selain menceritakan tentang perjalanan sebuah pabrik minyak
 goreng menjadi perusahaan IT dan outsourcing global, banyak sekali
 pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik, baik terkait dengan kepemimpinan
 maupun manajemen.  Azim Premji sebagai pemimpin Wipro dikenal sebagai
 pemimpin yang sangat dihormati, bukan hanya karena keberhasilannya membangun
 Wipro, namun karena perannya dalam membangun watak dan nilai-nilai luhur
 pegawai Wipro, pebisnis, maupun masyarakat India dan dunia.



 Salah satu pelajaran yang saya ambil dari buku ini adalah keyakinan bahwa
 memegang teguh nilai-nilai etika adalah modal dasar membangun organisasi
 yang kuat dan professional.  Azim Premji telah membuktikan hal tersebut dan
 sangat menekankan etika di dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti kita tahu,
 India adalah salah satu negara yang belum bebas dari lilitan korupsi dan
 nepotisme. Namun, Wipro mampu tampil berbeda, dengan tidak kompromi terhadap
 penegakan etika dan kejujuran. Wipro tidak takut kehilangan proyek karena
 harus menolak untuk mengorbankan nilai-nilainya. Pada akhirnya, Wipro justru
 lebih dihormati karena sikapnya tersebut. Bukan hanya itu, proyek demi
 proyek, penjualan demi penjualan akhirnya lebih memilih Wipro sebagai
 penyedia jasa/produknya.



 Saya berharap, saya tidak berhenti dapat mengambil pelajaran dari buku ini,
 dari Wipro, maupun dari Azim Premji. Saya yakin, Indonesia mampu melahirkan
 seorang atau lebih Azim Premji.



 Selamat membaca.



 Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India, Haris Priyatna, Mizania, Bandung,
 Desember 2007, 225 halaman



 Lihat juga nukilan buku ini di HYPERLINK
 http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=90I
 temid=78http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=view
 id=90Itemid=78

 Prinsip bisnis Ajim Premji, SUNGGUH LUAR BIASA!!



 DZ


Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-02 Terurut Topik Wibi Widagdo Prod.
menurut saya sih netral ya.. sah2 saja orang mengupas buku yg dibaca, dan
sambil promosi sekalipun.. kalo merasa tertipu, anggap saja sebagai spam..
menurut saya lagi..

kalo saya sih menganggap sebagai informasi. Gak usah repot2 baca bukunya,
udah ada kilasannya..

2008/5/2 arianro pantun daud [EMAIL PROTECTED]:

   Mohon kalau posting beretika sedikit. Jangan menipu seakan-akan
 membahas suatu topik padahal promosi buku. Silakan rekan-rekan nilai
 sendiri.

 rgds,
 Arianro


 On 4/30/08, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] dikkyz%40gmail.com wrote:
  Rekans, berikut ini adalah resensi buku tentang tokoh bisnis India yang
  sangat luar biasa. Semoga bermanfaat.
 
 
 
  Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika
 
  HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com
 
 
 
  Sudah lama saya penasaran dengan fenomena bisnis outsourcing di India.
  Seperti pernah diberitakan di Business Weeks, India adalah raja dalam
 hal
  bisnis outsourcing global. Perusahaan-perusahaan outsourcing India
 melayani
  dari pengembangan software sampai dengan menjadi call center untuk
  perusahaan-perusahaan global seperti Nokia, Prudential, dan Microsoft.
 
 
 
  Syukurlah saya mendapatkan buku tentang Azim Premji, yaitu seorang
 pemimpin
  bisnis outsourcing terbesar di India, Wipro. Selain Wipro, jawara bisnis
  outsourcing India lainnya adalah Infosys dan TCS.
 
 
 
  Buku ini sangat menarik, ia diberi judul Azim Premji, Bill Gates Muslim
  dari India. Buku ini berisi biografi sang pemimpin Wipro, Azim Premji,
 yang
  ditulis berdasarkan berbagai referensi seperti buku, majalah, website,
 dan
  berita. Sayangnya, penulis buku ini, Haris Priyatna, tidak sampai bisa
  berhubungan langsung dengan Azim Premji sehingga tidak bisa mendapatkan
  kesan dan pesan langsung dari Azim Premji, baik yang berhubungan dengan
  dirinya, maupun tentang hal lainnya.
 
 
 
  Wipro telah menjadi merek global dan perusahaan global yang beroperasi
 di
  berbagai negara termasuk di Eropa maupun Amerika. Karyawan Wipro di
 India
  sebanyak 61.000 orang, sedangkan di luar negeri mencapai 11.000 orang.
  Uniknya, Wipro adalah pabrik minyak goreng yang pada perjalanannya
 melakukan
  diversifikasi diberbagai bidang, termasuk bidang teknologi informasi.
 
 
 
  Dalam buku ini selain menceritakan tentang perjalanan sebuah pabrik
 minyak
  goreng menjadi perusahaan IT dan outsourcing global, banyak sekali
  pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik, baik terkait dengan kepemimpinan
  maupun manajemen. Azim Premji sebagai pemimpin Wipro dikenal sebagai
  pemimpin yang sangat dihormati, bukan hanya karena keberhasilannya
 membangun
  Wipro, namun karena perannya dalam membangun watak dan nilai-nilai luhur
  pegawai Wipro, pebisnis, maupun masyarakat India dan dunia.
 
 
 
  Salah satu pelajaran yang saya ambil dari buku ini adalah keyakinan
 bahwa
  memegang teguh nilai-nilai etika adalah modal dasar membangun organisasi
  yang kuat dan professional. Azim Premji telah membuktikan hal tersebut
 dan
  sangat menekankan etika di dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti kita
 tahu,
  India adalah salah satu negara yang belum bebas dari lilitan korupsi dan
  nepotisme. Namun, Wipro mampu tampil berbeda, dengan tidak kompromi
 terhadap
  penegakan etika dan kejujuran. Wipro tidak takut kehilangan proyek
 karena
  harus menolak untuk mengorbankan nilai-nilainya. Pada akhirnya, Wipro
 justru
  lebih dihormati karena sikapnya tersebut. Bukan hanya itu, proyek demi
  proyek, penjualan demi penjualan akhirnya lebih memilih Wipro sebagai
  penyedia jasa/produknya.
 
 
 
  Saya berharap, saya tidak berhenti dapat mengambil pelajaran dari buku
 ini,
  dari Wipro, maupun dari Azim Premji. Saya yakin, Indonesia mampu
 melahirkan
  seorang atau lebih Azim Premji.
 
 
 
  Selamat membaca.
 
 
 
  Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India, Haris Priyatna, Mizania,
 Bandung,
  Desember 2007, 225 halaman
 
 
 
  Lihat juga nukilan buku ini di HYPERLINK
  
 http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=90I
  temid=78
 http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=view
  id=90Itemid=78
 
  Prinsip bisnis Ajim Premji, SUNGGUH LUAR BIASA!!
 
 
 
  DZ
  




-- 
regards,
wibi arie rismanto
022-91181425
0812 241 4438


[Non-text portions of this message have been removed]