Hukum perdata dan anglo saxon/Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Dibawah ada kutipan dari Wikipedia tentang sistem2 hukum. Tambahan: Sebetulnya sistem kita juga tambah burem sebab hukum adat dibilang berlaku, tetapi kalau bersangkutan dengan tanah dan warisan tidak selalu bisa ditagih. Keputusan hakim2 tertentu ada yang pro hukum adat ada yang pro Kitab UU. Hukum Perdata. Salam Hok an http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum ... Hukum perdata Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga hukum privat atau hukum sipil. Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat adalah jual beli rumah atau kendaraan . Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi: 1. Hukum keluarga http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_keluargaaction=editredlink=1 2. Hukum harta kekayaan http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_harta_kekayaanaction=editredlink=1 3. Hukum benda http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_bendaaction=editredlink=1 4. Hukum Perikatan http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_Perikatanaction=editredlink=1 5. Hukum Waris http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Waris ... .. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum#Sistem_hukum_Anglo-Saxon Ada berbagai jenis sistem hukum yang berbeda yang dianut oleh negara-negara di dunia pada saat ini, antara lain sistem hukum Eropa Kontinental, sistem hukum Anglo-Saxon, sistem hukum adat, sistem hukum agama. [sunting http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukumaction=editsection=8] Sistem hukum Eropa Kontinental Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya. Hampir 60% dari populasi dunia tinggal di negara yang menganut sistem hukum ini. [sunting http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukumaction=editsection=9] Sistem hukum Anglo-Saxon Sistem Anglo-Saxon http://en.wikipedia.org/wiki/Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi http://id.wikipedia.org/wiki/Yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia http://id.wikipedia.org/wiki/Irlandia, Inggris http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris, Australia http://id.wikipedia.org/wiki/Australia, Selandia Baru http://id.wikipedia.org/wiki/Selandia_Baru, Afrika Selatan http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan, Kanada http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat (walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan sistim hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain negara-negara tersebut, beberapa negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama. Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim http://id.wikipedia.org/wiki/Hakim, dalam memutus perkara. [sunting http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukumaction=editsection=10] Sistem hukum adat/kebiasaan Hukum Adat http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Adat adalah adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah. [sunting http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukumaction=editsection=11] Sistem hukum agama Sistem hukum agama http://id.wikipedia.org/wiki/Agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu. Sistem hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Suci. ... Hukum Indonesia /Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Indonesia/ Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum campuran dengan sistem hukum utama yaitu sistem hukum Eropa Kontinental. Selain sistem hukum Eropa Kontinental, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat dan sistem hukum agama, khususnya hukum (syariah) Islam. Uraian lebih lanjut ada pada bagian Hukum Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Indonesia. ... Wong Cilik schrieb: mohon bantuannya, saya tidak mengerti sistem anglo-saxon itu apa? Apakah terminologi hukum, terminologi ekonomi atau terminologi politik? Maksudnya apa dan barangkali ada referensi yang bisa dilihat?
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Re-empowerment Pancasila, saya kira yg dimaksudkan mas Pras dan pak Hok An. Jelaslah merupakan kerja besar, yg bukan saja political will dari Pemerintah, melainkan DPR dan seluruh stakeholder bangsa ini. Membuat definisi ekonomi Pancasila saja, 1-2 seminar ngak akan cukup. Belum lagi Politik Pancasila, otonomi daerah Pancasila dll dll Jelas perlu sosok sebesar SBY, yg menang lebih dari 60% suara + mayoritas di DPR, untuk menjadi sponsor. Toh ini term ke II bagi SBY, nothing to loose bagi dia. Sebagai ex Militer, pasti dia tahu soal Pancasila ini. Masalahnya berani atau tidak? Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com Date: Tue, 13 Oct 2009 13:39:31 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Bung Hok An, Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang menarik ini. Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa ini adalah bekerja di dua tataran sekaligus. 1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan apa yang seharusnya/sebaiknya dilakukan ( saya sebut saja tataran 'etis'). 2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran politis/hukum. Kita ini seolah hidup dalam dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 1 tak bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, namun no 2 kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang menjadi PR adalah bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah hubungannya niscaya atau arbitrer ( manasuka ) saja? Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu sudah diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? Kita menghadapi kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, intoleransi, ketimpangan sosial, dll, yang perlu semacam pandu. Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium Nasional dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di dalamnya. Lalu hasil simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg penyerahan rekomendasi secara simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu sungguh menggugah dan komitmennya jelas. Hanya saja kok di tataran praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, UU Kerahasiaan Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya diri? kita berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas dlm Kabinet Indonesia Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka ideologi dlm satu kapal. Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg seorang pejabat eselon II di Depkumham dlm sebuah acara Halal bihalal. Beliau prihatin dg sistem hukum kita yang karut marut. Ada semacam pertarungan mazhab, kontinental vs anglo-saxon yang tak terjembatani, dan celakanya di masyarakat sudah menjadi sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer. Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi. Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai peluang. Ada harapan, tapi lebih-lebih kecemasan. mari kita elaborasi lagi gagasan Anda ini. salam, pras Dari: Hok An ho...@t-online.de Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Kam, 8 Oktober, 2009 10:02:07 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA Bung Prastowo, Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai. Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik. Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya adalah suatu keadaan yang kompleks. Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada badan2 negara maupun swasta yanng
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan dengan prinsip dasar beragama. Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga tahu itu :-) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: o...@ahlikeuangan-indonesia.com Date: Tue, 13 Oct 2009 06:06:47 To: Millis AKIahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Re-empowerment Pancasila, saya kira yg dimaksudkan mas Pras dan pak Hok An. Jelaslah merupakan kerja besar, yg bukan saja political will dari Pemerintah, melainkan DPR dan seluruh stakeholder bangsa ini. Membuat definisi ekonomi Pancasila saja, 1-2 seminar ngak akan cukup. Belum lagi Politik Pancasila, otonomi daerah Pancasila dll dll Jelas perlu sosok sebesar SBY, yg menang lebih dari 60% suara + mayoritas di DPR, untuk menjadi sponsor. Toh ini term ke II bagi SBY, nothing to loose bagi dia. Sebagai ex Militer, pasti dia tahu soal Pancasila ini. Masalahnya berani atau tidak? Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com Date: Tue, 13 Oct 2009 13:39:31 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Bung Hok An, Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang menarik ini. Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa ini adalah bekerja di dua tataran sekaligus. 1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan apa yang seharusnya/sebaiknya dilakukan ( saya sebut saja tataran 'etis'). 2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran politis/hukum. Kita ini seolah hidup dalam dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 1 tak bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, namun no 2 kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang menjadi PR adalah bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah hubungannya niscaya atau arbitrer ( manasuka ) saja? Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu sudah diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? Kita menghadapi kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, intoleransi, ketimpangan sosial, dll, yang perlu semacam pandu. Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium Nasional dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di dalamnya. Lalu hasil simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg penyerahan rekomendasi secara simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu sungguh menggugah dan komitmennya jelas. Hanya saja kok di tataran praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, UU Kerahasiaan Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya diri? kita berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas dlm Kabinet Indonesia Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka ideologi dlm satu kapal. Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg seorang pejabat eselon II di Depkumham dlm sebuah acara Halal bihalal. Beliau prihatin dg sistem hukum kita yang karut marut. Ada semacam pertarungan mazhab, kontinental vs anglo-saxon yang tak terjembatani, dan celakanya di masyarakat sudah menjadi sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer. Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi. Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote: Saya sependapat dengan Mas Prastowo, Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti Ahmadyah. Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai manusia. Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu). Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku -- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai. Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah lakunya tidak manusiawi. Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak warganegara, bukan dg umat beragama. salam Dari: mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com Kepada: mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan dengan prinsip dasar beragama. Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga tahu itu :-)
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Bang Poltak, mau nagih utang nih! Mana tulisan Pancasila jiplakan dari konstitusinya amerika ? Soal ahmadiah itu kayaknya melanggar tujuan milis yah? Gimana Pak Mod? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Date: Tue, 13 Oct 2009 14:25:59 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote: Saya sependapat dengan Mas Prastowo, Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti Ahmadyah. Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai manusia. Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu). Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku -- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai. Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah lakunya tidak manusiawi. Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak warganegara, bukan dg umat beragama. salam Dari: mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com Kepada: mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan dengan prinsip dasar beragama. Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga tahu itu :-) [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Setuju sekali. Banyak sekali pandangan negative yang saya terima sebagai seorang atheist. Salam.. On iPhone On 13 Oct 2009, at 09:25, Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com wrote: At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote: Saya sependapat dengan Mas Prastowo, Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti Ahmadyah. Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai manusia. Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu). Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku -- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai. Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah lakunya tidak manusiawi. Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak warganegara, bukan dg umat beragama. salam Dari: mailto:herisetiono%40ahlikeuangan- indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com mailto:herisetiono%40ahlikeuangan- indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com Kepada: mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan- indone...@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan dengan prinsip dasar beragama. Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga tahu itu :-) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
At 02:41 PM 10/13/2009, you wrote: Bang Poltak, mau nagih utang nih! Mana tulisan Pancasila jiplakan dari konstitusinya amerika ? Hmmm saya tidak pernah bilang Pancasila adalah jiplakan konstitusi Amerika. Saya bilang bahwa Pancasila secara tidak langsung adalah jiplakan dari ide Abraham Lincoln. Penjelasannya begini: Dalam buku biografi Sukarno dan berbagai risalah terkait dengan beliau, kita akan menemui beberapa referensi tentang bagaimana Sukarno di saat muda mencoba mencari landasan yang tepat untuk memulai proses nation building. Sedapat mungkin tentunya ide ini datang dari negara Asia, karena sejak kemenangan Jepang atas Russia - hal ini menginspirasikan Sukarno bahwa negara Asia tidak kalah dari negara Eropa. Sekalipun lebih mirip India, tetapi Sukarno tidak mengambil contoh dari India, karena perjuangan India tergolong damai dan relatif kooperatif dengan negara kolonialnya, Inggris. Pilihan akhir Sukarno adalah falsafah Tiga Sila (San Min Chu-i) yang disusun oleh Sun Yat Sen, bapak kemerdekaan China. San Min Chu-i itu sendiri terdiri atas: Minzu, Minquan, dan Minshe. Dalam versi Sukarno - sebagaimana disampaikan beliau pada tanggal 1 Juni 1945 di depan BPUPK isinya adalah: Nasionalisme, Internationalisme, Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Ketuhanan. Baru pada draft kedua oleh Panitia Sembilan - urutan Pancasila diperbaiki menjadi seperti yang sekarang (dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dipangkas menjadi lebih pendek pada 18 Agustus 1945). Yang menarik tentunya adalah bahwa sila Nasionalisme, Demokrasi dan Keadilan Sosial yang diajukan dalam draft awal oleh Sukarno -- adalah sangat mirip dengan prinsip San Minchu-i. Dalam San Min Chu-i, prinsip pertama Minzu adalah implementasi Nasionalisme, yaitu Pemerintahan oleh Rakyat. Prinsip Nomer dua, yaitu Minquan adalah Kedaulatan Rakyat (People Power) yang diterjemahkan sebagai Demokrasi. Sementara prinsip nomer tiga - yaitu Minsheng adalah berarti Kesejahteraan bagi rakyat, dengan kata lain Keadilan Sosial. Persis kan ide Sun Yat Sen dengan ide Sukarno? Nah di sini masalahnya... Ide San Min Chu-i itu sendiri terinspirasi saat Sun Yat Sen berjuang menggulingkan pemerintahan Dinasti Ching, serta menegakkan Republik China. Sun Yat Sen yang menyelesaikan pendidikan tingginya di Hawaii dan sangat terinspirasi oleh tulisan-tulisan tentang perjuangan Amerika dan usaha bangsa Amerika untuk menjadi bangsa yang utuh. Dari eksposure inilah Sun Yat Sen menyusun San Min Chu-i yang secara ide diinspirasikan oleh pidato Abraham Lincoln di Gettysburg setelah Perang Sipil Amerika berakhir. Apa yang disebut oleh Abraham Lincoln sebagai Government of the people, government by the people, and government for the people adalah yang diterjemahkan oleh Sun Yat Sen menjadi Minzu, Minquan, dan Minsheng sebagai komponen San Min Chu-i. Dan hal ini sering diakui sendiri oleh Sun Yat Sen. NB: Utang udah kebayar ya...
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
setuju. saya jg menunggu tulisan bang poltak ttg abe lincoln pancasila. Mudah-mudahan msh relevan dng diskusi ini. saya menduga abe lincoln ini termasuk pendukung ide Govt/Negara yg kuat [penerusnya Hamilton] dan bukannya limited Govt [sbgmn yg dirintis Thomas Jefferson] Abe lincoln, saya pernah baca,ternyata pernah meng-exile senator/anggota konggres ke kanada krn berbeda pendapat. peace, lubeck - Original Message - From: link2ha...@gmail.com To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 13, 2009 2:41 PM Subject: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Bang Poltak, mau nagih utang nih! Mana tulisan Pancasila jiplakan dari konstitusinya amerika ? Soal ahmadiah itu kayaknya melanggar tujuan milis yah? Gimana Pak Mod? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Date: Tue, 13 Oct 2009 14:25:59 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote: Saya sependapat dengan Mas Prastowo, Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti Ahmadyah. Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai manusia. Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu). Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku -- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai. Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah lakunya tidak manusiawi. Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak warganegara, bukan dg umat beragama. salam Dari: mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com Kepada: mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan dengan prinsip dasar beragama. Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga tahu itu :-) [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature database 4501 (20091012) __ The message was checked by ESET Smart Security. http://www.eset.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
masyarakat sudah menjadi sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer. Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi. Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai peluang. Ada harapan, tapi lebih-lebih kecemasan. mari kita elaborasi lagi gagasan Anda ini. salam, pras Dari: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Terkirim: Kam, 8 Oktober, 2009 10:02:07 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA Bung Prastowo, Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai. Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik. Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya adalah suatu keadaan yang kompleks. Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada badan2 negara maupun swasta yanng merasa berhak untuk menetapkan satu2nya yang benar. Dalam sejarahnya Pancasila pernah dijadikan pentung untuk menyingkirkan kelompok2 yang tidak disukai dan menakuti banyak orang. Banyak orang sebab itu trauma. Kalau azas ini yang mau dijadikan bingkai dari seluruh kebinekaan budaya kita, perlu ada rekonsiliasi dan reaktualisasi. Selain itu rakyat harus jelas kalau ini aparat saya untuk hidup aman, damai dan sejahtera bagaimana bisa saya tagih. Pemikiran bagaimana Pancasila berubah dari placebo menjadi aparat (jadi bukan tujuan) yang bermanfaat bagi masyarakat merupakan usaha besar yang hasilnya tidak bisa ditunggu lama2 lagi. Sebaiknya kabinet yang baru segera menjelaskan bagaimana Pancasila, UUD dan semua UU yang ada bisa menjadi sistem penyelesaian konflik yang berfungsi dan dimengerti semua orang. Salam damai Hok An prastowo prastowo schrieb: Bli, Saya kira konklusi ini cukup memadai dan komprehensif, terima kasih untuk ini. Tugas kita bersama adalah memikirkan soal ini. Di tengah aneka kepentingan, motif, usaha, maupun tujuan, saya yakin kita sebagai warganegara Indonesia masih memiliki satu irisan yang menyatukan. Yang membedakan mungkin hanya kadarnya, yang sangat percaya, biasa-biasa saja, maupun skeptis, semua berhak hidup dan masing2 memiliki alasan yg sah, karena Pancasila hidup dalam sejarah. Kekeliruan Orde Baru - dan ini sangat fatal - adalah menjadikan Pancasila ahistoris. Nah, di sini saya sedikit memperkenalkan apa yang dalam Filsafat Politik disebut prinsip 'Metanormatif' . Etika-etika yang ada, termasuk norma agama, bersifat normatif, mengikat dan menjadi imperatif bagi warga/umatnya. Indonesia adalah Taman Etika, dan juga Kebun Nilai-nilai. Pertanyaannya adalah, bagaimana Taman dan Kebun ini bisa lestari, sedangkan masing2 memiliki klaim paling? Di sini Pancasila tepat jika ditempatkan dalam bingkai 'Metanormatof' . Ia bukan sebuah nilai yg bersaing dengan nilai-nilai lain, melainkan prinsip dasar yang memungkinkan nilai2 di Taman dan Kebun ini dipraktikkan dan dihayati. Maka tujuan individual, komunitas, atau kebangsaan terbingkai dan dijamin prinsip ini. Hasil akhir tidak harus seragam, tetapi Pancasila harus memastikan bahwa semua memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama. Liberalisme sebenarnya mengalami krisis seperti Pancasila juga, ketika ia diperlakukan secara normatif. Liberalisme bisa diselamatkan jika ia ditempatkan secara 'metanormatif' , sebagai prinsip dasar yang menjamin kebebasan, jadi kebebasan bukan nilai intrinsik yang harus diperjuangkan untuk diwujudkan, melainkan sesuatu yang diandaikan sebagai dasar tindakan yang bebas. Kekeliruan (mungkin
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
mohon bantuannya, saya tidak mengerti sistem anglo-saxon itu apa? Apakah terminologi hukum, terminologi ekonomi atau terminologi politik? Maksudnya apa dan barangkali ada referensi yang bisa dilihat? 2009/10/14 Hok An ho...@t-online.de Bung Pras, [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Bung Hok An, Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang menarik ini. Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa ini adalah bekerja di dua tataran sekaligus. 1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan apa yang seharusnya/sebaiknya dilakukan ( saya sebut saja tataran 'etis'). 2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran politis/hukum. Kita ini seolah hidup dalam dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 1 tak bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, namun no 2 kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang menjadi PR adalah bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah hubungannya niscaya atau arbitrer ( manasuka ) saja? Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu sudah diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? Kita menghadapi kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, intoleransi, ketimpangan sosial, dll, yang perlu semacam pandu. Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium Nasional dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di dalamnya. Lalu hasil simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg penyerahan rekomendasi secara simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu sungguh menggugah dan komitmennya jelas. Hanya saja kok di tataran praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, UU Kerahasiaan Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya diri? kita berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas dlm Kabinet Indonesia Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka ideologi dlm satu kapal. Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg seorang pejabat eselon II di Depkumham dlm sebuah acara Halal bihalal. Beliau prihatin dg sistem hukum kita yang karut marut. Ada semacam pertarungan mazhab, kontinental vs anglo-saxon yang tak terjembatani, dan celakanya di masyarakat sudah menjadi sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer. Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi. Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai peluang. Ada harapan, tapi lebih-lebih kecemasan. mari kita elaborasi lagi gagasan Anda ini. salam, pras Dari: Hok An ho...@t-online.de Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Kam, 8 Oktober, 2009 10:02:07 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA Bung Prastowo, Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai. Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik. Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya adalah suatu keadaan yang kompleks. Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada badan2 negara maupun swasta yanng merasa berhak untuk menetapkan satu2nya yang benar. Dalam sejarahnya Pancasila pernah dijadikan pentung untuk menyingkirkan kelompok2 yang tidak disukai dan menakuti banyak orang. Banyak orang sebab itu trauma. Kalau azas ini yang mau dijadikan bingkai dari seluruh kebinekaan budaya kita, perlu ada rekonsiliasi dan reaktualisasi. Selain itu rakyat harus jelas kalau ini aparat saya untuk hidup aman, damai dan sejahtera bagaimana bisa saya tagih. Pemikiran bagaimana Pancasila berubah dari placebo menjadi aparat (jadi bukan tujuan) yang bermanfaat bagi masyarakat merupakan usaha besar yang hasilnya tidak bisa ditunggu lama2 lagi. Sebaiknya kabinet yang baru segera menjelaskan bagaimana Pancasila, UUD dan semua UU yang ada bisa menjadi sistem penyelesaian konflik yang berfungsi dan dimengerti semua
Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Bung Prastowo, Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai. Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik. Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya adalah suatu keadaan yang kompleks. Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada badan2 negara maupun swasta yanng merasa berhak untuk menetapkan satu2nya yang benar. Dalam sejarahnya Pancasila pernah dijadikan pentung untuk menyingkirkan kelompok2 yang tidak disukai dan menakuti banyak orang. Banyak orang sebab itu trauma. Kalau azas ini yang mau dijadikan bingkai dari seluruh kebinekaan budaya kita, perlu ada rekonsiliasi dan reaktualisasi. Selain itu rakyat harus jelas kalau ini aparat saya untuk hidup aman, damai dan sejahtera bagaimana bisa saya tagih. Pemikiran bagaimana Pancasila berubah dari placebo menjadi aparat (jadi bukan tujuan) yang bermanfaat bagi masyarakat merupakan usaha besar yang hasilnya tidak bisa ditunggu lama2 lagi. Sebaiknya kabinet yang baru segera menjelaskan bagaimana Pancasila, UUD dan semua UU yang ada bisa menjadi sistem penyelesaian konflik yang berfungsi dan dimengerti semua orang. Salam damai Hok An prastowo prastowo schrieb: Bli, Saya kira konklusi ini cukup memadai dan komprehensif, terima kasih untuk ini. Tugas kita bersama adalah memikirkan soal ini. Di tengah aneka kepentingan, motif, usaha, maupun tujuan, saya yakin kita sebagai warganegara Indonesia masih memiliki satu irisan yang menyatukan. Yang membedakan mungkin hanya kadarnya, yang sangat percaya, biasa-biasa saja, maupun skeptis, semua berhak hidup dan masing2 memiliki alasan yg sah, karena Pancasila hidup dalam sejarah. Kekeliruan Orde Baru - dan ini sangat fatal - adalah menjadikan Pancasila ahistoris. Nah, di sini saya sedikit memperkenalkan apa yang dalam Filsafat Politik disebut prinsip 'Metanormatif'. Etika-etika yang ada, termasuk norma agama, bersifat normatif, mengikat dan menjadi imperatif bagi warga/umatnya. Indonesia adalah Taman Etika, dan juga Kebun Nilai-nilai. Pertanyaannya adalah, bagaimana Taman dan Kebun ini bisa lestari, sedangkan masing2 memiliki klaim paling? Di sini Pancasila tepat jika ditempatkan dalam bingkai 'Metanormatof'. Ia bukan sebuah nilai yg bersaing dengan nilai-nilai lain, melainkan prinsip dasar yang memungkinkan nilai2 di Taman dan Kebun ini dipraktikkan dan dihayati. Maka tujuan individual, komunitas, atau kebangsaan terbingkai dan dijamin prinsip ini. Hasil akhir tidak harus seragam, tetapi Pancasila harus memastikan bahwa semua memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama. Liberalisme sebenarnya mengalami krisis seperti Pancasila juga, ketika ia diperlakukan secara normatif. Liberalisme bisa diselamatkan jika ia ditempatkan secara 'metanormatif', sebagai prinsip dasar yang menjamin kebebasan, jadi kebebasan bukan nilai intrinsik yang harus diperjuangkan untuk diwujudkan, melainkan sesuatu yang diandaikan sebagai dasar tindakan yang bebas. Kekeliruan (mungkin kelatahan ) ini akhirnya melahirkan apa yang kita sebut Pancasila vs Islam (teokrasi), dll, hal yg pernah saya kritik atas hasil penelitian sebuah lembaga survei terkenal di Indonesia krn kerancuan yg menyesatkan ini. Pancasila adalah prinsip dasar yg memungkinkan orang Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Batak, Jawa, Bugis, Minang, Cina, dll menghayati keyakinan dan nilai-nilainya. ( untuk elaborasi ini saya berhutang pd pemikiran brilian Douglas B. Rasmussen dan Douglas den Yul, dlm bukunya 'The Norm of Liberty', 2005). salam, pras Dari: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id mailto:oka.widana%40indosat.net.id Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 20:20:56 Judul: RE: [Keuangan] PANCASILA Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila. Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4. Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena bersifat indoktrinatif dan
Bls: [Keuangan] PANCASILA
Mencoba ikut memberi pandangan. Hemat saya, baik kapitalisme dan sosialisme keliru jika hanya mengasumsikan bahwa: 1. Manusia itu hanya self-interested, karena benar bahwa self-interest adalah salah satu watak kodrati manusia, tetapi pastilah self-interest itu bukan keseluruhan watak manusia. 2. Mula-mula manusia itu sebuah kolektivitas, karena dengan demikian individualitas direduksi dan hanya menjadi sarana bagi sebuah tujuan bersama. Baik kapitalisme dan sosialisme seringkali terjebak dalam dua ekstrem itu, dan ini kadang lebih dikarenakan tegangan ideologi. Kita di sini sebenarnya tak terlalu terwarisi tegangan ideologi ini, tetapi kadang sosialisme (termasuk komunisme ) lalu relevan dlm kritik thd praktik kolonialisme, yang kebetulan para kapitalis. Individualitas dan sosialitas adalah dua aspek kodrati dari sebuah kemanusiaan. Jatuh pada salah satu hanyalah sebuah kekeliruan. Saya pribadi merefleksikan bahwa tugas kita adalah: 1. Bagaimana merawat kebebasan individual tanpa jatuh dalam individualisme ( termasuk individualisme metodologis ). 2. Bagaimana menyuntikkan' ( imposing ) sosialitas dalam praktik bisnis, termasuk sosialitas laba, sosialitas hubungan majikan-buruh, dlsb.Bahwa tak semua ranah bisa dijadikan pasar dan mekanismenya tansaksional. Melihat betapa besar dan kuatnya pertarungan ideologi ini di Barat, akibat globalisasi, kadang kita ( dan khususnya saya pribadi ) sering jatuh dalam salah satu ekstrem. Tapi saya kira definisi bahwa tukang rokok dan mbok di warung itu kapitalis kurang tepat , per definisi karena di sana tidak ada akumulasi modal dan kontrol atas alat2 produksi secara privat. Saya kira pemikiran Smith mewakili keresahan Anda. Ia bertolak dari fakta empirik ( commercial society ), merefleksikannya dan memikirkan apa yang mungkin dari yg faktual ini. Ibaratnya, ia mengkritik faktualitas dg keterlibatan. Saya pernah elaborasi pemikiran Smith itu di sini http://indoprogress.blogspot.com/2009/09/teka-teki-das-adam-smith-problem.html demikian pendapat saya. terima kasih. salam, pras Dari: irmec ir...@usa.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 22:05:00 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA Baca perdebatan ekonomi kadang seperti perdebatan agama, sering berangkat dari induksisasi fakta2 (dan fakta yg muncul), tapi lebih sering deductive dari konsep (dan asumsi). Misalnya, kalau bicara ttg. kapitalis, yg kebayang ialah millioner seperti Bakri, trus org yg teriak greed is good. Padahal tiap hari kita ketemu sama kapitalis, seperti tukang rokok, mbok diwarung. Sementara itu kalau bicara sosialisme, yg kebayang ialah dunia yg penuh persaudaraan, saling berbagi (tentu ini bagi para pendukungnya) . Tapi bisa jg kebayang, dunia yg males, karena negara terus menyantun. Malah kadang ekstrem, malah kebayang Gulag, kamp kerja paksa. Namun, baik kapitalis maupun sosialis, dua2 ingin individu dan dunia yg lebih sejahtera. Namun, dua2nya berangkat dari asumsi yg beda. Misalnya masalah human nature dari manusia. Kapitalis pikir bhw alamiahnya manusia pd hakekatnya adalah mahluk yg mikirin dirinya sendiri (ini yg bikin liberal deket dgn kapitalis). Sementara sosialis berpendapat bhw manusia pada hakekatnya adalah suci dan bersih (ok lah istilah ekonomi dipakai alturistic) - ini bikin sosialis dekat dgn agama -, yg masalah ialah masyakaratlah yg bejat. Turunan dari asumsi ini sudah bisa ditebak kemana. Tapi pertanyaan (kalau emang ada yg mau construct ekonomi pancasila) ialah seberapa benar kedua asumsi tsb? Cheers ENda --- In Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Pertama, aku harus meluruskan dulu. Tukang rokok yg aku sebutkan punya pegawai 1, mbok penjual makanan punya tiga pelayan. Paling kurang kalau definisi kapitalis Marx, baik tukang rokok maupun mbok sudah kapitalis. Adam Smith di Wealth of Nation berhasil membuktikan bhw self interest individual dapat membawa kebaikan bagi masyarakat banyak, lwt mekanisme pasar. Tapi di bukunya yg lain (Moral Sentiments), ia bilang How selfish soever man may be supposed, there are evidently some principles in his nature, which interest him in the fortune of others. Bukti2 baru, membuktikan bhw Smith ternyata benar. Manusia ngak sepenuhnya mengejar self interestnya. bhkan secara ilmiah, biochemical ternyata memperlihatkan bhw ada hormon dalam otak, yg namanya oxytocin, yg punya peran menghasilkan perasaan saling percaya, dan kerjasama. paradoxnya, pembenaran thesis Smith, punya konsekuensi ialah self interest individual ngak akan pernah membawa kebaikan, karena individu ngak benar2 berjuang untuk self interestnya. Namun disisi rain asumsi sosialis jg ngak tepat jg. Terlalu naif. Ini bawa kita pada masalah berikutnya (konsekuensinya), yaitu peran pasar dan pemerintah. Tapi segitu aja dulu ah. Salam, Enda --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@... wrote: Mencoba ikut memberi pandangan. Hemat saya, baik kapitalisme dan sosialisme keliru jika hanya mengasumsikan bahwa: 1. Manusia itu hanya self-interested, karena benar bahwa self-interest adalah salah satu watak kodrati manusia, tetapi pastilah self-interest itu bukan keseluruhan watak manusia. 2. Mula-mula manusia itu sebuah kolektivitas, karena dengan demikian individualitas direduksi dan hanya menjadi sarana bagi sebuah tujuan bersama. Baik kapitalisme dan sosialisme seringkali terjebak dalam dua ekstrem itu, dan ini kadang lebih dikarenakan tegangan ideologi. Kita di sini sebenarnya tak terlalu terwarisi tegangan ideologi ini, tetapi kadang sosialisme (termasuk komunisme ) lalu relevan dlm kritik thd praktik kolonialisme, yang kebetulan para kapitalis. Individualitas dan sosialitas adalah dua aspek kodrati dari sebuah kemanusiaan. Jatuh pada salah satu hanyalah sebuah kekeliruan. Saya pribadi merefleksikan bahwa tugas kita adalah: 1. Bagaimana merawat kebebasan individual tanpa jatuh dalam individualisme ( termasuk individualisme metodologis ). 2. Bagaimana menyuntikkan' ( imposing ) sosialitas dalam praktik bisnis, termasuk sosialitas laba, sosialitas hubungan majikan-buruh, dlsb.Bahwa tak semua ranah bisa dijadikan pasar dan mekanismenya tansaksional. Melihat betapa besar dan kuatnya pertarungan ideologi ini di Barat, akibat globalisasi, kadang kita ( dan khususnya saya pribadi ) sering jatuh dalam salah satu ekstrem. Tapi saya kira definisi bahwa tukang rokok dan mbok di warung itu kapitalis kurang tepat , per definisi karena di sana tidak ada akumulasi modal dan kontrol atas alat2 produksi secara privat. Saya kira pemikiran Smith mewakili keresahan Anda. Ia bertolak dari fakta empirik ( commercial society ), merefleksikannya dan memikirkan apa yang mungkin dari yg faktual ini. Ibaratnya, ia mengkritik faktualitas dg keterlibatan. Saya pernah elaborasi pemikiran Smith itu di sini http://indoprogress.blogspot.com/2009/09/teka-teki-das-adam-smith-problem.html demikian pendapat saya. terima kasih. salam, pras
Bls: [Keuangan] PANCASILA
Maksud saya, liberal dlm artian Cina seperti apa? apakah hanya karena investasi dibuka lebar? Kontrol negara masih sangat kuat, kepemilikan sumber daya, meski diperbolehkan, sangat dibatasi, khususnya orang asing tidak boleh memiliki. ( setahu saya mas Rachmad sudah pernah menjelaskannya). Yang kaya raya secara mayoritas tetaplah petinggi dan pengurus Partai Komunis. Maka Hu Jintao sendiri menyebut mereka sosialisme ala Cina. Giovanni Arrighi seorang sosiolog yang meneliti di Cina lebih dari 25 tahun, pasti ia sangat paham soal Cina. Bukankah kadang bicara soal Indonesia atau Jawa sekali pun, orang Indonesia dan Jawa kadang tak lebih ahli daripada para indonesianis dan ahli ttg Jawa? kenapa harus memakai dikotomi Cina / bukan Cina? Yang penting kan apakah yg dibicarakan sesuai kenyataan. Soal guru besar dari Amrik yg diundang ini memang pernah ditulis Bung Ikranagara, tapi lebih ke olok-olok dia sebenarnya, jika kita ikuti logika pemikiran Bung Ikra dari awal. Dilema Partai Komunis Cina bisa diringkas demikian, di satu sisi mereka ingin meningkatkan kemakmuran dg cara membuka pasar seluas-luasnya ( market economy ), tapi negara tetap mengotrol secara ketat (non-capitalist), tapi konsekuensi perluasan pasar adalah ketimpangan yang semakin tinggi, urbanisasi, krisis ekologi, dan renggangnya nilai-nilai Cina. Tafsiran saya atas pendapat Bli Oka soal wadah kosong itu mirip dg konsep 'metanorma', tidak ada masalah, ini soal tafsiran saya saja kok. Selamat mengisi wadah kosong, tapi jangan penuh-penuhkasihan yang lain ntar nggak kebagian. salam, pras Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Rab, 7 Oktober, 2009 01:43:50 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA lho China kan jelas2x sistem ekonominya kapitalisme liberal. Mereka memberi kebebasan seluas-luasnya kepada warganya untuk beraktivitas ekonomi. Marketnya juga dibuka buat penanaman modal asing. Klo saya ketemu dng bisnisman dari China, mereka bilang ayo kenalkan sama teman2x pebisnis lokal utk ikut invest disana--krn disana banyak zona spesial ekonomi [mirip di Batam] Saya juga pernah diinfo bhw saat Deng Xio Ping mulai melirik sistem kapitalisme mereka mengundang dosen/profesor dari University California [berkeley] untuk mengajar KAPITALISME di universitas2x di China. Setiap kuliah, mahasiswa yg hadir melimpah ruah. Salah satunya profesor yg ngajar itu adalah dosennya si Mary Pangestu,menteri perdagangan. Jadi China dan Indonesia rupanya gurunya sama, dari Mafia Berkeley.. :-) maaf saya tdk tahu giovanni arrighi, tp saya lebih percaya jika orang china-nya sendiri yg ngomong. Klo anda pernah ke China, anda akan tahu sendiri deh.. klo di politik, jelas mereka belum liberal. Itu saya tahu juga bung. [Pancasila mau metanorma kek, mau johan galtung kek, mau filsafat ilmu, itu juga terserah bung. bagi saya Pancasila [spt kata Bung Oka] hanya wadah kosong yg perlu diisi..] peace, lubeck - Original Message - From: prastowo prastowo To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, October 07, 2009 12:35 PM Subject: Bls: [Keuangan] PANCASILA Hehe...Cina ini liberalnya dari mana Bung? Apa kalo anak-anak kita akan bilang.. dari Hongkong . Kalo mereka liberal, tentu tak akan memperlakukan Dalai Lama atau Falun Gong seperti itu. Kapitalisme dan liberalisme itu tidak musti satu paket. Kalau Fareed Zakaria pernah memetakan, setidaknya ada yg liberal dan iliberal. Singapura, AS, Hongkong, Swedia, Prancis, itu semua negara kapitalis, tapi ideologi politiknya beda. Giovanni Arrighi, pengarang Adam Smith in Beijing malah mengatakan, Cina itu 'non-capitalist market-economy' . tapi soal mau mengisi dg apa, itu hak dan monggo2 saja, krn prinsip saya Pancasila itu metanorma. salam _ _ __ Dari: lubeckym lubec...@indosat. net.id Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 21:10:57 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA Terimakasih bung Oka. Sebagai moderator, usaha anda merampung diskusi Pancasila ini sangat dihargai. Saya mengamati sampai dimana diskusi Pancasila ini berujung dan saya baru sadar bhw Founding Fathers kita memang kreatif dan jenius dlm menciptakan wadah yang kosong itu dan mewariskan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk diisi bersama-sama. Sangat visioner. Sekarang saya tdk skeptis lagi. Secara pribadi saya akan isi wadah yg kosong tersebut dengan nilai-nilai kapitalisme kompetitif dan prinsip-prisip liberal yg menjunjung tinggi individualisme. [mirip kan dengan China yg punya wadah Sosialisme dengan ciri Tiongkok tapi isi wadahnya kapitalisme liberal] peace, lubeck. - Original Message - From: Oka Widana To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, October 07, 2009 10:20 AM Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke Jakarta
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Sebenarnya Proyek Mercusuar itu apa Bang? Kenapa dibilang ngga becus kalau untuk mendirikan sebuah perusahaan memerlukan setoran modal awal? Di tahun berapa Bung Karno dinilai tidak mau melunasi hutang negara? kapan Bung Karno diturunkan? Berapa kali Bung Karno didemo? didemo karena apa ya? Kalau menurut saya kelemahan terbesar Bung Karno adalah hatinya yang mudah tertarik kepada wanita. Selebihnya, dia ahli strategi yang hebat, nasionalis hebat, dan arogan. Sekedar perbedaan, mudah-2an tidak menjadi perselisihan. Terima kasih banyak untuk sharingnya Bang. Salam, Winarto Sugondo 2009/10/7 Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com At 08:39 PM 10/6/2009, you wrote: Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima apa adanya. China itu ekonomi ukuran satu benua, jadi kita tidak bisa menilai seluruh China hanya dengan melihat bagian kecilnya (semisal Guang Zhou) ataupun Shanghai maupun Beijing. Dan China itu kompleks sekali. Ada banyak hal yang kontras dan paradoks. Saya skeptis dengan pernyatan: China jaman sekarang nggak lebih dari era foya-foya pasca Mao. Tingkat tabungan China saat ini sangat tinggi, dan termasuk tertinggi di dunia. Dan level tingkat tabungan yang nggak normal ini lah yang menghambat peningkatan tingkat konsumsi di China. Padahal, kalau tingkat konsumsi China tidak bertumbuh, maka pertumbuhan ekonomi China menjadi terlalu tergantung pada ekspor dan perdagangan dengan dunia luar. Cuma sekitar 30% komponen konsumsi dalam ekonomi China. Bandingkan dengan Indonesia dan Amerika yang 70%-nya komponen ekonominya adalah konsumsi. Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya. Di China tidak ada sistem kredit bagi masyarakat luas. Kredit hanya diberikan bagi perusahaan dan individu kaya. Dan sistem perbankan di China masih terlalu dikuasai oleh 4 bank terbesar yang mayoritas sahamnya milik pemerintah China. Apakah mereka benar-benar bahagia? Tidak tahu persis. Coba saja anda bertukar posisi dengan mereka. Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini, tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis, Ini jelas omong kosong. Pemerintahan Bung Karno nggak becus mengurus ekonomi. Inflasi mencapai 600%, dan TIGA kali pemerintahan Sukarno mengemplang utang kepada rakyatnya sendiri (di era 1950-1960-an), dengan tidak mau melunasi secara penuh Obligasi Negara yang diterbitkan pemerintah. Padahal pemerintahan Sukarno selalu punya duit untuk proyek-proyek mercu suar yang nilai ekonominya rendah. Anda bayangkan saja -- kalau pemerintah sendiri nggak bisa dipercaya soal manajemen duit -- siapa lagi yang bisa dipercaya? Ukuran becus atau tidaknya pemerintahan dalam mengurus ekonomi bisa dilihat sepintas hanya dari dua indikator penting -- tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Kalau dua angka ini sudah nggak beres - besar kemungkinan angka yang lain pun nggak bisa dipertanggung jawabkan [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [Keuangan] PANCASILA
Kritik ini patut didengarkan dan diapresiasi. Anda benar ketika mengatakan belum terjawab, karena masih menyisakan kemungkinan untuk terjawab. Ini sebenarnya semacam imperatif untuk mengatakan 'economist as vocation'. Apa dan bagaimana ini? semua sangat tergantung para ekonom Indonesia untuk merumuskan. Teori atau hukum tentulah hasil pergulatan. Saya hanya bisa bicara normatif karena saya bukan ekonom, ya mau dipaksa dan diperah seperti apa, nggak bakalan bisa menjabarkan secara ilmiah. Tapi sebagai orang yang memiliki harapan, saya masih berharap bahwa kita mampu, soal kapan, ini proses. Karena jujur saja hidup di zaman yang hegemoninya bukan bagaimana individualitas-sosialitas berimbang tapi timpang, tentu sulit mencari sebuah jalan keluar. Mereka, para pemikir muda dg idealisme ini ada, dan kepada mereka kita bisa menaruh harap. Saya tak hendak beretorika atau berapologetik, hanya supaya fair, butuh waktu berapa lama sebuah mazhab atau ideologi baru menemukan dan merumuskan dirinya? kapitalisme sejauh kemapanannya tercermin dalam pusaran Revolusi Industri di Inggris dan jika merunut teori Weber, sudah dimulai sejak reformasi Protestan, di abad ke-16. Dan teori ekonomi klasik ke neoklasik butuh waktu satu abad lebih. Ini sekedar perspektif saya. terima kasih pras Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 22:09:59 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA At 11:40 AM 10/6/2009, you wrote: Aku jd tertarik jg comment. Menurutku semua pemikiran/konsep selalu merupakan respond terhadap tantangan jaman dan waktu. Jd, ada assumsi yg melandasi konsep tsb. Asumsi2 dasar ekonomi kapitalis, sosialis rasanya sudah jelas. Yg rasanya belum jelas ialah ekebenarnya apa sih asumsi2 ekonomi Pancasila? Bung Enda, Itu dia bagian dari pertanyaan saya sejak berhari-hari yang lewat. Pancasila itu konkritnya apa? (dan sama dengan itu - ekonomi Pancasila itu konkritnya apa?) Kayaknya masih belum terjawab. Dan kalau memang belum terjawab -- bagaimana kita bisa tahu ekonomi pancasila (apapun itu) adalah penyelesaian atas masalah ekonomi kita? Bila ternyata Pancasila tidak mendorong penegakan hukum atau meritocracy -- maka semakin berkuranglah poin untuk menyatakan bahwa ekonomi pancasila adalah resep yang tepat... Sekadar jadi gerakan moral ya silahkan saja -- tetapi sebagai agama atau doktrin ekonomi -- Pancasila rasanya sudah terlalu jauh. Pertanyaan berikutnya tentu, seberapa penting sebenarnya asumsi tsb dibawa dalam tahap operasional. [Aku sendiri pernah schock baca paper lama dari Milton Friedman The Methodology of Positive Economics, yg kurang lebih bilang bhw unrealistics assumsi dalam teori ekonomi tidaklah penting, selama teori tsb menghasilkan prediksi yg benar]. Apakah teori sdh jd agama? Salam, Enda Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [Keuangan] PANCASILA
Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller terhadap suku2 asli di sana? salam Dari: irmec ir...@usa.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 01:16:58 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA Paling kurang kalau dilihat dari jumlah nominalnya, mereka yg agamanya kapitalis, malah yg paling jor2an. Org2 yg seperti Rockefeller, Stanford, Bill Gates, Warren Buffet, ngeluarin duit untuk charity sama cepetnya seperti mereka mendapatkannya. Meskipun tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka. __ Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru. Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi! Kunjungi http://id.messenger.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Bung, Coba anda lihat, apa yg aku tulis: dilihat dari jumlah nominalnya tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka Kalau bung tanya dibanding apa jor2an, aku kasih lah Rockefeller, kalau Stanford, kan lihat aja Stanford, kalau Buffet, dan Gates kan masih banyak data anyar. - Rockefeller (and the foundation named after him) donated more than $530 million to charitable causesa fortune then, a far greater fortune in today's dollars. The University of Chicago alone got $35 million. Through his Rockefeller Sanitary Commission, he helped eradicate hookworm disease in the South, what one historian called the germ of laziness, - John D. Jr. would devote his life to philanthropic and civic causes, giving away another $400 million Kalau mungkin balik ke jaman Middle Ages, lihat saja Medici family (banker, yg rekonsiliasi ketakutan karena praktek bunga duit dgn kontribusinya untuk pembangunan gedung dan seni2 gereja) AKhirnya, aku ngak lagi menghakimi apa mereka tulus atau ngak. Pointku sebenarnya ialah kapitalis bukan berarti ngak bisa beramal/berdonasi. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@... wrote: Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller terhadap suku2 asli di sana? salam
Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA
At 04:00 PM 10/6/2009, you wrote: Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller terhadap suku2 asli di sana? Sebelum mati, Rockefeller menyumbangkan 90% dari hartanya - termasuk tanah di New York yang kemudian menjadi markas PBB dan berstatus zone diplomatik bebas. Apa kontribusi Rockefeller yang itu jadi perlu dianulir...? dianggap tidak ada? Lantas bagaimana dengan pihak-pihak yang keberadaannya menjadi terselamatkan oleh keberadaan PBB? Anak-anak (UNICEF), pengungsi (UNHCR), buruh (ILO), orang sakit (WHO) sampai dengan patung-patung yang ada di Borobudur (UNESCO). Kalau mau kelam-kelaman sejarah -- ya saya punya contoh yang lebih gila lagi (sebagaimana saya sebutkan di era Borghia). Tapi nanti ujungnya jadi topik melenceng lagi
Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Sorry mungkin saya yang kurang nyambung, karena Anda tidak menyertakan 'thread' sebelumnya, Anda menanggapi komentar yg mana. Saya kira sejauh diskusi kita, tidak ada yang mengatakan bahwa kapitalis tidak bisa beramal. Justru AS hidup dari charity, dan tradisi ini sangat tua dan panjang. Lalu dlm konteks ini, pertanyaan saya dibandingkan dengan siapa, zaman ini sesama kapitalis yg jor-joran? ya tidak ada masalah. Karena setahu saya, mengatakan 'kapitalis' kan sama artinya menyebut siapa itu 'non-kapitalis'. Kalau contohnya buruh/pekerja, sudah pernah saya sampaikan bagaimana ketimpangan yg makin lebar, ditunjukkan dg rasio. Yg sering dikritik dari kapitalisme sebenarnya keyakinan akan 'the endless of accumulation', lalu pekerja yg ikut menciptakan nilai barang itu dihargai berapa sebaiknya? Yang ingin saya katakan dg kapitalisme global adalah mekanisme 'accumulation by dispossession', penguasaan itu tidak netral, maka kaitan 'power-property' tidak bisa dikesampingkan, bagaimana peran pelobi dan praktik lobi dlm bisnis, ini di mana-mana, termasuk di Indonesia, invasi Irak, isu nuklir Iran, dll. bisa dibaca di sini http://en.wikipedia.org/wiki/Accumulation_by_dispossession salam Dari: irmec ir...@usa.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 02:17:27 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA Bung, Coba anda lihat, apa yg aku tulis: dilihat dari jumlah nominalnya tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka Kalau bung tanya dibanding apa jor2an, aku kasih lah Rockefeller, kalau Stanford, kan lihat aja Stanford, kalau Buffet, dan Gates kan masih banyak data anyar. - Rockefeller (and the foundation named after him) donated more than $530 million to charitable causes—a fortune then, a far greater fortune in today's dollars. The University of Chicago alone got $35 million. Through his Rockefeller Sanitary Commission, he helped eradicate hookworm disease in the South, what one historian called the germ of laziness, - John D. Jr. would devote his life to philanthropic and civic causes, giving away another $400 million Kalau mungkin balik ke jaman Middle Ages, lihat saja Medici family (banker, yg rekonsiliasi ketakutan karena praktek bunga duit dgn kontribusinya untuk pembangunan gedung dan seni2 gereja) AKhirnya, aku ngak lagi menghakimi apa mereka tulus atau ngak. Pointku sebenarnya ialah kapitalis bukan berarti ngak bisa beramal/berdonasi. --- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, prastowo prastowo sesaw...@.. . wrote: Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller terhadap suku2 asli di sana? salam Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Nah, reaksi terhadap hal begini cepet, kalo menyangkut orang Amrik, tapi kalau terhadap bangsa sendiri kenapa kita skeptis ya? lebih mudah membuat litani keberhasilan dan kemuliaan orang di sono, dibanding jerih payah founding father yang tak digubris lagi, dilecehkan. Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai Rockefeller? Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan tingkat-harapan-hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh. Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini. Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan pasti baik atau pasti buruk. Seobjektif-objektifnya suatu hal, ia tetaplah humanly objective. salam Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 02:23:30 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 04:00 PM 10/6/2009, you wrote: Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller terhadap suku2 asli di sana? Sebelum mati, Rockefeller menyumbangkan 90% dari hartanya - termasuk tanah di New York yang kemudian menjadi markas PBB dan berstatus zone diplomatik bebas. Apa kontribusi Rockefeller yang itu jadi perlu dianulir.. .? dianggap tidak ada? Lantas bagaimana dengan pihak-pihak yang keberadaannya menjadi terselamatkan oleh keberadaan PBB? Anak-anak (UNICEF), pengungsi (UNHCR), buruh (ILO), orang sakit (WHO) sampai dengan patung-patung yang ada di Borobudur (UNESCO). Kalau mau kelam-kelaman sejarah -- ya saya punya contoh yang lebih gila lagi (sebagaimana saya sebutkan di era Borghia). Tapi nanti ujungnya jadi topik melenceng lagi Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
At 04:32 PM 10/6/2009, you wrote: Sorry mungkin saya yang kurang nyambung, karena Anda tidak menyertakan 'thread' sebelumnya, Anda menanggapi komentar yg mana. Saya kira sejauh diskusi kita, tidak ada yang mengatakan bahwa kapitalis tidak bisa beramal. Justru AS hidup dari charity, dan tradisi ini sangat tua dan panjang. Lalu dlm konteks ini, pertanyaan saya dibandingkan dengan siapa, zaman ini sesama kapitalis yg jor-joran? ya tidak ada masalah. Karena setahu saya, mengatakan 'kapitalis' kan sama artinya menyebut siapa itu 'non-kapitalis'. Kalau contohnya buruh/pekerja, sudah pernah saya sampaikan bagaimana ketimpangan yg makin lebar, ditunjukkan dg rasio. Mas Prastowo, 1. Orang bisa memberi semata-mata karena ia punya sesuatu yang lebih. Kalau buat dirinya saja kurang, lantas gimana mau memberi? 2. Tidak selalu bahwa orang menjadi kaya hanya dengan cara mencuri milik/hak orang lain. Apa yang ditulis oleh Karl Marx sebagai excess of labor sebagai semata-mata pencurian hak dalam Das Kapital adalah salah besar. Karena ekonomi ternyata sebuah positive sum game - dan bukan zero sum game. Belum lagi aspek inovasi dan teknologi. Semakin kita bergeser ke sektor jasa - hal ini semakin kentara. 3. Jawaban komunisme untuk hal tadi adalah penghapusan pasar tenaga kerja. Konsekuensinya ternyata adalah pasar barang dan jasa yang tidak berkembang, serta absennya pasar modal. Yang terjadi adalah distorsi ekonomi lebih lanjut -- termasuk tugas alokasi sumber daya yang sebelumnya diserahkan pada pasar. Tugas alokasi sumber daya ini akhirnya diserahkan pada birokrasi dan dilakukan secara manual/mekanik. Apakah selesai? Ternyata tidak. Kompleksitas pasar barang dan jasa gagal dialokasikan secara sempurna -- sehingga efisiensi malah turun lebih lanjut. Pembuat sepatu cuma taunya bikin sepatu. Di negara seperti itu akan terjadi keadaan di mana di satu sisi terdapat sepatu bertumpuk-tumpuk sampai membusuk -- padahal pada saat yang sama di tempat lain banyak orang yang tidak punya sepatu. Itu yang terjadi di Uni Soviet dan membuat negara itu punah. Yg sering dikritik dari kapitalisme sebenarnya keyakinan akan 'the endless of accumulation', lalu pekerja yg ikut menciptakan nilai barang itu dihargai berapa sebaiknya? Penghargaan dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar. Jadi bersifat dinamis. Bodohlah seorang pemilik pabrik kalau menggaji seorang pegawai terlalu murah - sementara pabrik lain membayar pegawai dengan kualitas serupa dengan gaji lebih mahal. Mengapa? Karena pegawai itu akan pindah ke pabrik lain. Dan akhirnya si pemilik pabrik hanya akan kebagian pegawai-pegawai yang kualitasnya lebih rendah daripada gaji yang dibayarkan. Resiko bisnis pun meningkat - sehingga produk yang dihasilkan tidak lagi kompetitif. Bisnis pun mati. Apakah penghargaan harus bersifat statis? Tentu saja tidak. Pasar tenaga kerja itu dinamis. Bisa saja orang mulai dari pekerja pabrik sepatu -- tetapi kemudian ia belajar keahlian lain -- sehingga suatu saat bisa bekerja sebagai programmer komputer, misalnya. Anda bisa baca tulisan Joseph Schumpeter tentang creative destruction mengenai hal ini.
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima apa adanya. Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya. Berbeda kalau kita berjalan-jalan di jalanan kota Kowloon, ada hari tertentu dimana mereka dengan sesuka hati membuang interior dan perlengkapan lainnya yang tidak mereka inginkan. Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini, tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis, sehingga ada gedung-2 bertingkat, F-16, Tank Amphibi buatan Inggris. Na seiring berjalannya waktu, saya justru melihat kenaifan dari kita sendiri, kita merasa kuat padahal kita ngga mampu. Nah, untuk itu apa ngga sebaiknya kita belajar menabung? sekalipun ngga se-extrim dulu. Simple sih, daripada membahas sesuatu yang kurang membangun. Saya sih ngga pintar, hanya sedikit pendapat yang siap dikoreksi oleh siapapun juga. Salam, Winarto Sugondo 2009/10/6 Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com At 04:43 PM 10/6/2009, you wrote: Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai Rockefeller? Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan tingkat-harapan-hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh. Mao? Itu monster. Menurut saya pribadi, tidak ada pemimpin yang lebih jelek dari Mao. Apa ukurannya? Ia bereksperimen dengan nasib ratusan jutaan orang secara sembarangan. Program Great Leap Forward yang terjadi tahun 1958-1961 -- telah membunuh setidaknya 60 JUTA orang warga Cina lewat terciptanya kelaparan terbesar hasil bikinan manusia. Mao pegang rekor dunia dalam jumlah pembunuhan warga sendiri secara sistematis. Orang yang dibunuh Mao lebih banyak daripada seluruh orang Indian yang pernah hidup di Benua Amerika sebelum kedatangan Columbus. (Dalam perbandingan ini, Rockefeller mungkin masih bisa dianggap santo..) Mao bukan ahli pertanian tapi berlagak ngerti soal pertanian. Mao bukan ahli metalurgi tapi menganggap diri mengerti soal cara memproduksi baja secara efisien. Ia buta oleh ketidakmampuannya. Dan itu tanggung jawab Mao (hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari peran secara aktif). Apakah masalah selesai? Ternyata tidak. Ia mengulangi kembali bencana buatan - saat melancarkan Revolusi Kebudayaan di awal 1970-an. NB: Dari mana anda dapat angka peluang hidup orang Cina naik dari 35 menjadi 65 di masa Mao? Boleh saya tahu sumber referensinya? Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini. Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan pasti baik atau pasti buruk. Seobjektif-objektifnya suatu hal, ia tetaplah humanly objective. Termasuk soal Mao? [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Sangat bisa Bang Poltak. Ada buku yang bagus, berjudul 'The Rise of China and the Demise of the World-capitalist Economy' ( Monthly Review Press,2009). Li adalah seorang ekonom, mengajar di Utah. Ia di era Tiananmen adalah seorang aktivis liberal, sangat anti pemerintah, dan boleh dibilang didikan Barat. Ketika ia dipenjara selama 3 tahun, ia membaca Das Kapital-nya Marx sampai khatam 3 kali. Akhirnya ia melihat bahwa banyak hal perlu diluruskan, termasuk buku ini adalah upaya pelurusan sejarah. Kita tidak bisa melihat Mao lepas dari konstelasi politik Cina dan dunia. Banyak fakta dipapar, nanti bisa saya berikan beberapa kutipan itu. Data 'life-expectancy' itu benar adanya, termasuk bagaimana Barat memanipulasi data soal korban jutaan jiwa, yang lebih banyak disumbang bencana alam terbesar dlm sepanjang sejarah Cina. Ada satu lagi buku yang baru saja saya baca, ditulis oleh Dongping Han, berjudul The Unknown Cultural Revolution, testimoni dia bagaimana pergulatan revolusi kebudayaan terjadi. Tentu saja Mao sebagai seorang yang obsesif banyak kesalahan. Saya hanya ingin mendudukkan secara lebih luas dalam sebuah perspektif 'non-positivistik', bahwa benarlah ungkapan 'sejarah adalah kisah sang pemenang', dan karenanya objektivitas perlu digugat secara kritis dan bertanggung jawab. Tentu saja dlm ilmu-ilmu sosial hal-hal seperti ini sudah cukup jamak, bagaimana fakta itu dipahami, tidak sekedar dijelaskan. salam Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 03:15:38 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 04:43 PM 10/6/2009, you wrote: Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai Rockefeller? Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan tingkat-harapan- hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh. Mao? Itu monster. Menurut saya pribadi, tidak ada pemimpin yang lebih jelek dari Mao. Apa ukurannya? Ia bereksperimen dengan nasib ratusan jutaan orang secara sembarangan. Program Great Leap Forward yang terjadi tahun 1958-1961 -- telah membunuh setidaknya 60 JUTA orang warga Cina lewat terciptanya kelaparan terbesar hasil bikinan manusia. Mao pegang rekor dunia dalam jumlah pembunuhan warga sendiri secara sistematis. Orang yang dibunuh Mao lebih banyak daripada seluruh orang Indian yang pernah hidup di Benua Amerika sebelum kedatangan Columbus. (Dalam perbandingan ini, Rockefeller mungkin masih bisa dianggap santo..) Mao bukan ahli pertanian tapi berlagak ngerti soal pertanian. Mao bukan ahli metalurgi tapi menganggap diri mengerti soal cara memproduksi baja secara efisien. Ia buta oleh ketidakmampuannya. Dan itu tanggung jawab Mao (hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari peran secara aktif). Apakah masalah selesai? Ternyata tidak. Ia mengulangi kembali bencana buatan - saat melancarkan Revolusi Kebudayaan di awal 1970-an. NB: Dari mana anda dapat angka peluang hidup orang Cina naik dari 35 menjadi 65 di masa Mao? Boleh saya tahu sumber referensinya? Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini. Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan pasti baik atau pasti buruk. Seobjektif-objektif nya suatu hal, ia tetaplah humanly objective. Termasuk soal Mao? Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
At 08:39 PM 10/6/2009, you wrote: Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima apa adanya. China itu ekonomi ukuran satu benua, jadi kita tidak bisa menilai seluruh China hanya dengan melihat bagian kecilnya (semisal Guang Zhou) ataupun Shanghai maupun Beijing. Dan China itu kompleks sekali. Ada banyak hal yang kontras dan paradoks. Saya skeptis dengan pernyatan: China jaman sekarang nggak lebih dari era foya-foya pasca Mao. Tingkat tabungan China saat ini sangat tinggi, dan termasuk tertinggi di dunia. Dan level tingkat tabungan yang nggak normal ini lah yang menghambat peningkatan tingkat konsumsi di China. Padahal, kalau tingkat konsumsi China tidak bertumbuh, maka pertumbuhan ekonomi China menjadi terlalu tergantung pada ekspor dan perdagangan dengan dunia luar. Cuma sekitar 30% komponen konsumsi dalam ekonomi China. Bandingkan dengan Indonesia dan Amerika yang 70%-nya komponen ekonominya adalah konsumsi. Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya. Di China tidak ada sistem kredit bagi masyarakat luas. Kredit hanya diberikan bagi perusahaan dan individu kaya. Dan sistem perbankan di China masih terlalu dikuasai oleh 4 bank terbesar yang mayoritas sahamnya milik pemerintah China. Apakah mereka benar-benar bahagia? Tidak tahu persis. Coba saja anda bertukar posisi dengan mereka. Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini, tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis, Ini jelas omong kosong. Pemerintahan Bung Karno nggak becus mengurus ekonomi. Inflasi mencapai 600%, dan TIGA kali pemerintahan Sukarno mengemplang utang kepada rakyatnya sendiri (di era 1950-1960-an), dengan tidak mau melunasi secara penuh Obligasi Negara yang diterbitkan pemerintah. Padahal pemerintahan Sukarno selalu punya duit untuk proyek-proyek mercu suar yang nilai ekonominya rendah. Anda bayangkan saja -- kalau pemerintah sendiri nggak bisa dipercaya soal manajemen duit -- siapa lagi yang bisa dipercaya? Ukuran becus atau tidaknya pemerintahan dalam mengurus ekonomi bisa dilihat sepintas hanya dari dua indikator penting -- tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Kalau dua angka ini sudah nggak beres - besar kemungkinan angka yang lain pun nggak bisa dipertanggung jawabkan
Bls: [Keuangan] PANCASILA
Bli, Saya kira konklusi ini cukup memadai dan komprehensif, terima kasih untuk ini. Tugas kita bersama adalah memikirkan soal ini. Di tengah aneka kepentingan, motif, usaha, maupun tujuan, saya yakin kita sebagai warganegara Indonesia masih memiliki satu irisan yang menyatukan. Yang membedakan mungkin hanya kadarnya, yang sangat percaya, biasa-biasa saja, maupun skeptis, semua berhak hidup dan masing2 memiliki alasan yg sah, karena Pancasila hidup dalam sejarah. Kekeliruan Orde Baru - dan ini sangat fatal - adalah menjadikan Pancasila ahistoris. Nah, di sini saya sedikit memperkenalkan apa yang dalam Filsafat Politik disebut prinsip 'Metanormatif'. Etika-etika yang ada, termasuk norma agama, bersifat normatif, mengikat dan menjadi imperatif bagi warga/umatnya. Indonesia adalah Taman Etika, dan juga Kebun Nilai-nilai. Pertanyaannya adalah, bagaimana Taman dan Kebun ini bisa lestari, sedangkan masing2 memiliki klaim paling? Di sini Pancasila tepat jika ditempatkan dalam bingkai 'Metanormatof'. Ia bukan sebuah nilai yg bersaing dengan nilai-nilai lain, melainkan prinsip dasar yang memungkinkan nilai2 di Taman dan Kebun ini dipraktikkan dan dihayati. Maka tujuan individual, komunitas, atau kebangsaan terbingkai dan dijamin prinsip ini. Hasil akhir tidak harus seragam, tetapi Pancasila harus memastikan bahwa semua memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama. Liberalisme sebenarnya mengalami krisis seperti Pancasila juga, ketika ia diperlakukan secara normatif. Liberalisme bisa diselamatkan jika ia ditempatkan secara 'metanormatif', sebagai prinsip dasar yang menjamin kebebasan, jadi kebebasan bukan nilai intrinsik yang harus diperjuangkan untuk diwujudkan, melainkan sesuatu yang diandaikan sebagai dasar tindakan yang bebas. Kekeliruan (mungkin kelatahan ) ini akhirnya melahirkan apa yang kita sebut Pancasila vs Islam (teokrasi), dll, hal yg pernah saya kritik atas hasil penelitian sebuah lembaga survei terkenal di Indonesia krn kerancuan yg menyesatkan ini. Pancasila adalah prinsip dasar yg memungkinkan orang Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Batak, Jawa, Bugis, Minang, Cina, dll menghayati keyakinan dan nilai-nilainya. ( untuk elaborasi ini saya berhutang pd pemikiran brilian Douglas B. Rasmussen dan Douglas den Yul, dlm bukunya 'The Norm of Liberty', 2005). salam, pras Dari: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 20:20:56 Judul: RE: [Keuangan] PANCASILA Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila. Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4. Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu adalah tahapan belajar yang harus kita lalui. Setelah era P4, seolah-olah Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4, menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya... Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini. Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah penuh. Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah, yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih jelas
Bls: [Keuangan] PANCASILA
Mas, Apa Suharto = Mubyarto? Soal nilai: adil, baik, dlsb, semua akan relatif, tapi ini bukan berarti lalu harus ditolak. Sejauh menyimak penelitian soal pluralitas nilai ini, yang makin tampak sebenarnya bukan relatif dalam artian 'relativisme' ( krn jika demikian, maka yang benar adalah relativisme itu sendiri,padahal jika konsisten relativisme juga harus direlatifkan, ujungnya nihilisme ). Namun 'relatif' dalam arti 'related to', saling kait mengkait. Secara prima facie ( tampak permukaan ) boleh jadi sungguh beda dan bertolak belakang, tapi jika dilihat konteks dan situasi, tak jarang argumennya hampir sama. Lagi pula, tidak usah terbebani masa lalu mas, mari kita rumuskan saja kini dan ke depan, kita mau apa? apa, mengapa, dan bagaimana dg Pancasila ini. ( sy sdh elaborasi prinsip Pancasila sebagai 'metanorma'). salam Dari: mr_...@yahoo.com mr_...@yahoo.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 20:43:50 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA Saya juga sepakat, Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu. Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman. Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... Sekarang ya maaf saja sdh basi. Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila? Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi pancasila? Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi Liberal ala pasca reformasi. Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, menurut siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya juga bisa bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut mekanisme pasar yg efisien. Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar dst. Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila. Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4. Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu adalah tahapan belajar yang harus kita lalui. Setelah era P4, seolah-olah Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4, menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya... Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini. Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah penuh. Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah, yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih jauh... Sebagai
Bls: [Keuangan] PANCASILA
Nilai-nilai 45 butir P4 ( dulu 36 butir ) sebenarnya beberapa masih ada yang relevan. Tapi ya itu tadi, ini kan buah indoktrinasi dan terkait dengan politik sebuah rezim, bisa dipahami kalau akhirnya juga harus ikut lengser. Dari dulu yg membuat saya heran justru, kenapa di antara butir2 - setahu saya - tidak ada kata 'jujur'. Nah, apakah in by design? saya kira kok iya.. salam Dari: mr_...@yahoo.com mr_...@yahoo.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 21:09:03 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA Yg basi P4 nya Baca lagi tulisan sy mas, kalo masih ngga ngerti ngopi dulu. Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Rachmad M rachm...@yahoo.com Date: Wed, 07 Oct 2009 04:02:18 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA Kalau sudah basi, kita ganti dong dengan misalnya 'amanah'. Seperti dah banyak terlontar, kita butuh pemimpin yang 'amanah' dan kata ini seperti kata sapu jagad yang bisa mengganti Pancasila. Masalahnya amanah ini sebetulnya bias. Seorang teroris juga menganggap tidakannya amanah karena dia punya ukuran sendiri terhadap kata 'amanah'. Sementara Pancasila sebagai suatu dasar negara ya begitu itu adanya. Kalau gak suka kata tida berketuhanan kita ganti dengan kata 'kurang' terhadap sumua sila maka hasilnya juga akan lucu :-) Salam RM Belum pernah ikut P4 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, mr_...@... wrote: Saya juga sepakat, Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu. Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman. Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... Sekarang ya maaf saja sdh basi. Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila? Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi pancasila? Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi Liberal ala pasca reformasi. Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, menurut siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya juga bisa bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut mekanisme pasar yg efisien. Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar dst. Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Oka Widana oka.wid...@... Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila. Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4. Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu adalah tahapan belajar yang harus kita lalui. Setelah era P4, seolah-olah Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4, menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya... Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini. Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah penuh. Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli
Bls: [Keuangan] PANCASILA
Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi nilai-nilainya sungguh luhur. Bangsa lain mungkin punya dg nama lain, atau tidak punya, dan boleh jadi hidupnya pun lebih baik dari kita. Ini tantangan bagi kita untuk merawat dan menghidupi Pancasila ini. salam Dari: dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 18:35:08 Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA ngomong2 di negara lain ada ga sih yg punya prinsip kaya Pancasila di Indonesia ??? Dario Amran --- Pada Sel, 6/10/09, Rachmad M rachm...@yahoo. com menulis: Dari: Rachmad M rachm...@yahoo. com Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 6 Oktober, 2009, 8:32 AM Seandainya pemimpin kita tidak mengamalkan Pancasila maka : 1. Tidak Berketuhanan Yang Maha Esa 2. Tidak berkemanusiaan, tidak Adil Dan tidak Beradab 3. Tidak mempersatuan Indonesia 4. Tidak memikirkan rakyat, tidak memimpin dengan hikmat dantidak Kebijaksanaan, tidak mau musyawarah dan tidak mau diwakilkan 5, Tidak berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Mau ? Kalau kita bersedia dipimpin oleh orang yang satu sila saja gak memenuhi Pancasila masak ia bersedia ? Kalau ada rakyat yang gak perduli ... ya silahkan saja tapi jangan jadi pimpinan . begitu aja kok repot :-) Salam RM --- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, sen diskartes d1ka...@... wrote: menarik juga diskusi tentang Pancasila... yah wajar sih klo pialang tsb tidak memahami Pancasila, karena mereka tidak pernah ngerasain gimana rasanya perjuangan tempoe doeloe bisanya yah melototin market nyari duit buat isi perut,,, coba deh rekan2 liat,, beberapa sekolahan bahkan ada yang tidak melaksanakan upacara bendera hari senin seperti dulu otomatis generasi mendatang akan lebih tidak menahu mengenai sila sila ini... menurut saya, kan lebih baik tiap minggu ada moment khusus mengenai kebangsaan kita ga usah upacara gitu, yang penting bisa inget..wkwkwk buat suhu2 yang lebih tahu, mohon ditambahkan bagaimana sih sejarah Pancasila regards -sen- _ _ __ From: will_b...@. .. will_b...@. .. To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Sent: Mon, October 5, 2009 7:02:50 PM Subject: [Keuangan] PANCASILA Pancasila, Saat ini, Pancasila menjadi tema diskusi yang menarik. Mengapa? Karena banyak yang skeptis, gak tahu, dan malah gak mau tahu tentang Pancasila. Saya sendiri dah gak hapal lagi butir2 di masing2 sila. Tetapi masih mending saya hapal silanya. Seorang kawan yang adalah pialang handal dan alumni universitas terkemuka malah gak apal sila2 nya. Kemarin saya di ketawain rekan2 profesional ketika saya penuh semangat ngomongin Pemilu... Comment nya : gua gak gitu2 amat tuh, kalem aja lah Bro... Yang mengejutkan saya, presiden nya siapa aja pada gak peduli, bakal jauh banget kalau diajak ngomongin Pancasila. Kalau Pancasila aja gak paham, terus gimana nerapinnya.. .. Agak menggelitik ketika isu demokrasi Pancasila dan Ekonomi Pancasila di naikkan... Lalu seberapa penting hal itu buat kehidupan kita?? Menurut hemat saya, Pancasila adalah sebuah ide warisan pendiri bangsa. Yang membedakan jati diri kita dengan bangsa dan negara lain... Pancasila nyambung dan nempel dengan Indonesia dan UUD 45. Kebesaran Indonesia adalah kebesaran Pancasila dan UUD 45. Keberadaan Indonesia memang dipaksakan (semua bekas jajahan Belanda adalah Indonesia) persatuan Indonesia mungkin dibuat2 (sumpah pemuda : saya gak yakin mereka utusan segala suku yang berkumpul, saya menduga, kebetulan mereka ada di jawa, lalu dikumpulkan untuk ikrar bersatu. Karena jaman itu gak gampang ngumpulin orang dari seluruh Nusantara) Tetapi, kita, dapat gratisan, dah dari sononya punya Indonesia. Bila kita tidak menjaga, merawat, mengembangkan, dan menguatkan ide, nilai dan tatanan luhur ini Kehancuran pasti menjadi ujung takdir Indonesia. Saya berani berpendapat demikian, karena segala diskusi kita ini berawal dari tidak dilaksanakannya UUD 45 dan Pancasila dengan konsekuen. Bila kedua hal ini dilaksanakan, saya yakin, gemah ripah loh jinawi akan kita capai. Belum dilaksanakan, eh malah sudah di amandemen pula... Bila anda membaca UUD 45, Pancasila dan semangat yang terkandung di dalamnya, saya yakin anda akan paham maksud saya. Demikian opini saya, dengan kerendahan hati saya posting kan. Salam. Wbo. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: lubeckym lubec...@.. . Date: Mon, 5 Oct 2009 17:00:20 To:
Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA
At 09:24 AM 10/6/2009, you wrote: Poin saya hanya untuk menunjukkan apa yang disebut sebagai good gesture oleh seorang tamu negara. Memuji tuan rumah. Dan hal tersebut adalah normal. (Jelas Sri Paus kan tidak mungkin memuji Pak Harto atau Ibu Tien apalagi di depan umum -- jadi supaya kesannya enak - yang dipuji adalah sesuatu yang normatif dan netral). Tetapi dibalik gesture - tentu juga ada hal-hal lain yang lebih mendalam. Ketika kita hanya terpaku pada aspek gesture -- kerap kita lupa hal-hal yang lebih mendalam. Maaf sebelumnya.. Saya senang mengikuti thread ini.. Tp kenapa ujung2nya membicarakan seorang paus ya? Bahkan membicarakan perbedaan uskup antara jakarta dan dili?...adakah kaitannya dengan ekonomi dan pembahasan.. Apakah memang sengaja di lencengkan dari topik awal?...urusan paus membuat retorika or something like that,,saya pikir semua kepala negara atau orang akan melakukan hal yang sama bila baru berkunjung ke sesuatu negara... jadi apakah topik akan mengarahkan ke sana? Masud saya kebiasaan org atau seseorang... Maaf saya bukan ekonom...saya hanya senang membaca isi dr imel2 dimilist ini.. Rdgs Tan
Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak! Andi MF Avandy Sent from my BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote: Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi nilai-nilainya sungguh luhur. Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika politik. Apalagi di hadapan tuan rumah. Dan tentu tidak ada salahnya. Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat? Paus sendiri bilang apa tentang itu? Masihkah memuji tentang Pancasila? (dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Saya sebenarnya tidak mau komentari ini di milis karena sudah sangat keluar dari substansi. Ini bukan retorika Bang, ketika para Uskup Indonesia berkunjung ke Roma, hal sama disampaikan lagi. Sekali lagi Anda tidak bisa membedakan objektif/faktual dengan normatif, seolah karena TNI menginvasi Tim Tim lalu Pancasila keliru. begini logika yg setahu saya dari David Hume, filsuf empirik Inggris: Secara faktual Aburizal Bakrie ingin menjadi ketum Golkar, tapi ini tidak serta merta Aburizal Bakrie harus menjadi ketum Golkar. Justru Paus amat paham logika ini, maka tak membabi buta. Ia mengkritik tindakan TNI. Jika Anda paham diplomasi Paus, dengan menjadikan TimTim keuskupan tersendiri, ini adalah penolakan moral thd invasi itu. Pahamkah Anda? salam Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:13:21 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote: Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi nilai-nilainya sungguh luhur. Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika politik. Apalagi di hadapan tuan rumah. Dan tentu tidak ada salahnya. Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat? Paus sendiri bilang apa tentang itu? Masihkah memuji tentang Pancasila? (dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
At 11:25 AM 10/6/2009, you wrote: Saya sebenarnya tidak mau komentari ini di milis karena sudah sangat keluar dari substansi. Ini bukan retorika Bang, ketika para Uskup Indonesia berkunjung ke Roma, hal sama disampaikan lagi. Sekali lagi Anda tidak bisa membedakan objektif/faktual dengan normatif, seolah karena TNI menginvasi Tim Tim lalu Pancasila keliru. begini logika yg setahu saya dari David Hume, filsuf empirik Inggris: Secara faktual Aburizal Bakrie ingin menjadi ketum Golkar, tapi ini tidak serta merta Aburizal Bakrie harus menjadi ketum Golkar. Justru Paus amat paham logika ini, maka tak membabi buta. Ia mengkritik tindakan TNI. Jika Anda paham diplomasi Paus, dengan menjadikan TimTim keuskupan tersendiri, ini adalah penolakan moral thd invasi itu. Pahamkah Anda? Karena saya pahak logika itulah maka komentas Sri Paus tentang Pancasila saya anggap sekadar gesture. Supaya sopan lah saat menjadi tamu ataupun saat menjamu. Paus sendiri Pancasilais atau tidak? Masih relevankah itu dipertanyakan? Saya sependapat dengan anda bahwa ini sudah terlalu jauh -- tetapi ketika anda mengutip komentar Paus tentang Pancasila -- maka saya merasa perlu untuk melakukan elaborasi apakah itu sekadar gesture atau substansi? Menurut saya itu cuma gesture.
MEMO ADMIN....Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Perhatian: Memo Admin, sebagai peringatan, jangan direply Saudara2, Saya kira membawa2 Sri Paus, dalam diskusi mengenai Pancasila, kita sudahi saja. Kata orang Jawa sudah mendekati kebablasan. Kalo mau bicara mengenai sejarah, aplikasinya dalam sistem ekonomi, saya persilahkan. Diluar dari itu, tidak diperkenankan, karena beyond tujuan Millis ini. Harap diperhatikan. Oka Widana Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas? salam Dari: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak! Andi MF Avandy Sent from my BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote: Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi nilai-nilainya sungguh luhur. Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika politik. Apalagi di hadapan tuan rumah. Dan tentu tidak ada salahnya. Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat? Paus sendiri bilang apa tentang itu? Masihkah memuji tentang Pancasila? (dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Mansudnya argumen Bank Poltak menyiratakn bahwa Paus hanya beretorika soal pancasila. Tajam maksudnya ada udang dibalik batu. Proses lepasnya timtim kan tidak lepas dari andil uskup Belo yang jga wakil vatikan. Andi MF Avandy Sent from my BlackBerry® smartphone -Original Message- From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas? salam Dari: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak! Andi MF Avandy Sent from my BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote: Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi nilai-nilainya sungguh luhur. Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika politik. Apalagi di hadapan tuan rumah. Dan tentu tidak ada salahnya. Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat? Paus sendiri bilang apa tentang itu? Masihkah memuji tentang Pancasila? (dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Begini Bang, Saya pakai analogi cak Nur saja. Ketika islam didefinisikan sebagai kepasrahan atau ketundukan total, artinya 'islam as a faith', Cak Nur bilang, semua Nabi, dari Adam, Musa, hingga Isa, dan Muhammad adalah 'islam', karena 'faith'. Tapi 'Islam as a religion', kita bisa berbeda. Saya kira analogi ini bisa menjawab hal itu. Apakah Paus pancasilais? ya dan tidak. Dalam arti 'Pancasila as a normative value with its universality', saya kira Paus itu Pancasilais tulen, tetapi dalam arti 'pancasila as an ideology', kita tahulah... salam Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 21:41:20 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 11:25 AM 10/6/2009, you wrote: Saya sebenarnya tidak mau komentari ini di milis karena sudah sangat keluar dari substansi. Ini bukan retorika Bang, ketika para Uskup Indonesia berkunjung ke Roma, hal sama disampaikan lagi. Sekali lagi Anda tidak bisa membedakan objektif/faktual dengan normatif, seolah karena TNI menginvasi Tim Tim lalu Pancasila keliru. begini logika yg setahu saya dari David Hume, filsuf empirik Inggris: Secara faktual Aburizal Bakrie ingin menjadi ketum Golkar, tapi ini tidak serta merta Aburizal Bakrie harus menjadi ketum Golkar. Justru Paus amat paham logika ini, maka tak membabi buta. Ia mengkritik tindakan TNI. Jika Anda paham diplomasi Paus, dengan menjadikan TimTim keuskupan tersendiri, ini adalah penolakan moral thd invasi itu. Pahamkah Anda? Karena saya pahak logika itulah maka komentas Sri Paus tentang Pancasila saya anggap sekadar gesture. Supaya sopan lah saat menjadi tamu ataupun saat menjamu. Paus sendiri Pancasilais atau tidak? Masih relevankah itu dipertanyakan? Saya sependapat dengan anda bahwa ini sudah terlalu jauh -- tetapi ketika anda mengutip komentar Paus tentang Pancasila -- maka saya merasa perlu untuk melakukan elaborasi apakah itu sekadar gesture atau substansi? Menurut saya itu cuma gesture. Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/ [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: MEMO ADMIN....Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
Terima kasih Moderator, telah diingatkan. Semoga historisitas pengutipan dan maksud awal juga dipahami sehingga tidak menimbulkan bias. Mohon maaf jika ini menimbulkan ketidaknyamanan. salam hormat, pras Dari: o...@ahlikeuangan-indonesia.com o...@ahlikeuangan-indonesia.com Kepada: Millis AKI ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 21:42:52 Judul: MEMO ADMINRe: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Perhatian: Memo Admin, sebagai peringatan, jangan direply Saudara2, Saya kira membawa2 Sri Paus, dalam diskusi mengenai Pancasila, kita sudahi saja. Kata orang Jawa sudah mendekati kebablasan. Kalo mau bicara mengenai sejarah, aplikasinya dalam sistem ekonomi, saya persilahkan. Diluar dari itu, tidak diperkenankan, karena beyond tujuan Millis ini. Harap diperhatikan. Oka Widana Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas? salam Dari: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak! Andi MF Avandy Sent from my BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote: Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi nilai-nilainya sungguh luhur. Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika politik. Apalagi di hadapan tuan rumah. Dan tentu tidak ada salahnya. Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat? Paus sendiri bilang apa tentang itu? Masihkah memuji tentang Pancasila? (dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]