Hukum perdata dan anglo saxon/Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-14 Terurut Topik Hok An
Dibawah ada kutipan dari Wikipedia tentang sistem2 hukum.

Tambahan: Sebetulnya sistem kita juga tambah burem sebab hukum adat 
dibilang berlaku, tetapi kalau bersangkutan dengan tanah dan warisan 
tidak selalu bisa ditagih. Keputusan hakim2 tertentu ada yang pro hukum 
adat ada yang pro Kitab UU. Hukum Perdata.

Salam

Hok an

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum


  ...


  Hukum perdata

Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara 
individu-individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum 
perdata disebut juga hukum privat atau hukum sipil. Salah satu contoh 
hukum perdata dalam masyarakat adalah jual beli rumah atau kendaraan .

Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi:

   1. Hukum keluarga
  
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_keluargaaction=editredlink=1
   2. Hukum harta kekayaan
  
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_harta_kekayaanaction=editredlink=1
   3. Hukum benda
  
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_bendaaction=editredlink=1
   4. Hukum Perikatan
  
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_Perikatanaction=editredlink=1
   5. Hukum Waris http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Waris

...

..

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum#Sistem_hukum_Anglo-Saxon

Ada berbagai jenis sistem hukum yang berbeda yang dianut oleh 
negara-negara di dunia pada saat ini, antara lain sistem hukum Eropa 
Kontinental, sistem hukum Anglo-Saxon, sistem hukum adat, sistem hukum 
agama.


  [sunting
  http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukumaction=editsection=8]
  Sistem hukum Eropa Kontinental

Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan 
ciri-ciri adanya berbagai ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi 
(dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan lebih lanjut oleh 
hakim dalam penerapannya. Hampir 60% dari populasi dunia tinggal di 
negara yang menganut sistem hukum ini.


  [sunting
  http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukumaction=editsection=9]
  Sistem hukum Anglo-Saxon

Sistem Anglo-Saxon http://en.wikipedia.org/wiki/Anglo-Saxon adalah 
suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi 
http://id.wikipedia.org/wiki/Yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan 
hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim 
selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia 
http://id.wikipedia.org/wiki/Irlandia, Inggris 
http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris, Australia 
http://id.wikipedia.org/wiki/Australia, Selandia Baru 
http://id.wikipedia.org/wiki/Selandia_Baru, Afrika Selatan 
http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan, Kanada 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan 
Amerika Serikat http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat (walaupun 
negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan 
sistim hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain negara-negara tersebut, 
beberapa negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, 
misalnya Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar 
sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum 
agama.

Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama 
pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan 
perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol 
digunakan oleh hakim http://id.wikipedia.org/wiki/Hakim, dalam memutus 
perkara.


  [sunting
  http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukumaction=editsection=10]
  Sistem hukum adat/kebiasaan

Hukum Adat http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Adat adalah adalah 
seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah.


  [sunting
  http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukumaction=editsection=11]
  Sistem hukum agama

Sistem hukum agama http://id.wikipedia.org/wiki/Agama adalah sistem 
hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu. Sistem hukum agama 
biasanya terdapat dalam Kitab Suci 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Suci.

...


Hukum Indonesia

/Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Indonesia/

Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum campuran dengan 
sistem hukum utama yaitu sistem hukum Eropa Kontinental. Selain sistem 
hukum Eropa Kontinental, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat dan 
sistem hukum agama, khususnya hukum (syariah) Islam. Uraian lebih lanjut 
ada pada bagian Hukum Indonesia 
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Indonesia.

...

Wong Cilik schrieb:
  

 mohon bantuannya, saya tidak mengerti sistem anglo-saxon itu apa? Apakah
 terminologi hukum, terminologi ekonomi atau terminologi politik? Maksudnya
 apa dan barangkali ada referensi yang bisa dilihat?




Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik oka
Re-empowerment Pancasila, saya kira yg dimaksudkan mas Pras dan pak Hok An. 
Jelaslah merupakan kerja besar, yg bukan saja political will dari Pemerintah, 
melainkan DPR dan seluruh stakeholder bangsa ini.

Membuat definisi ekonomi Pancasila saja, 1-2 seminar ngak akan cukup. Belum 
lagi Politik Pancasila, otonomi daerah Pancasila dll dll

Jelas perlu sosok sebesar SBY, yg menang lebih dari 60% suara + mayoritas di 
DPR, untuk menjadi sponsor. Toh ini term ke II bagi SBY, nothing to loose bagi 
dia. Sebagai ex Militer, pasti dia tahu soal Pancasila ini. Masalahnya berani 
atau tidak?

Oka

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com
Date: Tue, 13 Oct 2009 13:39:31 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Bung Hok An,
Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang menarik ini. 
Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa ini adalah bekerja di 
dua tataran sekaligus.
1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan apa yang seharusnya/sebaiknya 
dilakukan ( saya sebut saja tataran 'etis').
2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran 
politis/hukum.

Kita ini seolah hidup dalam dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 1 tak 
bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, namun no 2 
kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang menjadi PR adalah 
bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah hubungannya niscaya atau arbitrer 
( manasuka ) saja?

Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu sudah 
diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? Kita menghadapi 
kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, intoleransi, ketimpangan 
sosial, dll, yang perlu semacam pandu.

Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium Nasional 
dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di dalamnya. Lalu hasil 
simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg penyerahan rekomendasi secara 
simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu sungguh menggugah dan komitmennya jelas. 
Hanya saja kok di tataran praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, 
UU Kerahasiaan Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY 
sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya diri? kita 
berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas dlm Kabinet Indonesia 
Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka ideologi dlm satu kapal.

Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg seorang pejabat 
eselon II di Depkumham dlm  sebuah acara Halal bihalal. Beliau prihatin dg 
sistem hukum kita yang karut marut. Ada semacam pertarungan mazhab, kontinental 
vs anglo-saxon yang tak terjembatani, dan celakanya di masyarakat sudah menjadi 
sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga 
terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer.

Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing 
to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, 
disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan 
seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, 
untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi.

Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, 
ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an 
pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal 
Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu 
kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran 
mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to 
barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas 
dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai peluang.

Ada harapan, tapi lebih-lebih kecemasan.
mari kita elaborasi lagi gagasan Anda ini.

salam,


pras





Dari: Hok An ho...@t-online.de
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 8 Oktober, 2009 10:02:07
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
Bung Prastowo,

Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai. 
Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan 
budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik.
Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya 
adalah suatu keadaan yang kompleks.

Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi 
rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara 
penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang 
jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus 
bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada 
badan2 negara maupun swasta yanng

Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik herisetiono
Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila sering 
dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah pluralisme dan 
Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal Islam merasakan gerah dengan 
ajaran yang memakai baju yang sama tapi contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai 
tempat kiblat umat Islam telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji 
di sana. Jelas ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang 
berkaitan dengan prinsip dasar beragama.
Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk menghindari 
benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama seperti yang per nah 
terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga tahu itu :-)
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: o...@ahlikeuangan-indonesia.com
Date: Tue, 13 Oct 2009 06:06:47 
To: Millis AKIahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Re-empowerment Pancasila, saya kira yg dimaksudkan mas Pras dan pak Hok An. 
Jelaslah merupakan kerja besar, yg bukan saja political will dari Pemerintah, 
melainkan DPR dan seluruh stakeholder bangsa ini.



Membuat definisi ekonomi Pancasila saja, 1-2 seminar ngak akan cukup. Belum 
lagi Politik Pancasila, otonomi daerah Pancasila dll dll



Jelas perlu sosok sebesar SBY, yg menang lebih dari 60% suara + mayoritas di 
DPR, untuk menjadi sponsor. Toh ini term ke II bagi SBY, nothing to loose bagi 
dia. Sebagai ex Militer, pasti dia tahu soal Pancasila ini. Masalahnya berani 
atau tidak?



Oka



Powered by Telkomsel BlackBerry®



-Original Message-

From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com

Date: Tue, 13 Oct 2009 13:39:31 

To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com

Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA



Bung Hok An,

Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang menarik ini. 
Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa ini adalah bekerja di 
dua tataran sekaligus.

1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan apa yang seharusnya/sebaiknya 
dilakukan ( saya sebut saja tataran 'etis').

2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran 
politis/hukum.



Kita ini seolah hidup dalam dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 1 tak 
bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, namun no 2 
kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang menjadi PR adalah 
bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah hubungannya niscaya atau arbitrer 
( manasuka ) saja?



Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu sudah 
diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? Kita menghadapi 
kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, intoleransi, ketimpangan 
sosial, dll, yang perlu semacam pandu.



Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium Nasional 
dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di dalamnya. Lalu hasil 
simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg penyerahan rekomendasi secara 
simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu sungguh menggugah dan komitmennya jelas. 
Hanya saja kok di tataran praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, 
UU Kerahasiaan Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY 
sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya diri? kita 
berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas dlm Kabinet Indonesia 
Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka ideologi dlm satu kapal.



Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg seorang pejabat 
eselon II di Depkumham dlm  sebuah acara Halal bihalal. Beliau prihatin dg 
sistem hukum kita yang karut marut. Ada semacam pertarungan mazhab, kontinental 
vs anglo-saxon yang tak terjembatani, dan celakanya di masyarakat sudah menjadi 
sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga 
terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer.



Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing 
to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, 
disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan 
seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, 
untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi.



Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, 
ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an 
pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal 
Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu 
kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran 
mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to 
barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas 
dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai

Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote:

Saya sependapat dengan Mas Prastowo,

Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti Ahmadyah.

Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus 
sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai 
manusia.  Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum 
oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak 
untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu).

Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku 
-- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai.

Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di 
sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah 
lakunya tidak manusiawi.



Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan 
bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur 
negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan 
pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak 
bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip 
etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas 
dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah 
warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak 
warganegara, bukan dg umat beragama.

salam


Dari: 
mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
 
mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
Kepada: 
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila 
sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah 
pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal 
Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi 
contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam 
telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas 
ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan 
dengan prinsip dasar beragama.
Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk 
menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama 
seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga 
tahu itu :-)



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik link2hamfa
Bang Poltak, mau nagih utang nih!
Mana tulisan Pancasila jiplakan dari konstitusinya amerika ?
Soal ahmadiah itu kayaknya melanggar tujuan milis yah? Gimana Pak Mod?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Date: Tue, 13 Oct 2009 14:25:59 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote:

Saya sependapat dengan Mas Prastowo,

Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti Ahmadyah.

Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus 
sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai 
manusia.  Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum 
oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak 
untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu).

Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku 
-- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai.

Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di 
sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah 
lakunya tidak manusiawi.



Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan 
bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur 
negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan 
pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak 
bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip 
etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas 
dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah 
warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak 
warganegara, bukan dg umat beragama.

salam


Dari: 
mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
 
mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
Kepada: 
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila 
sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah 
pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal 
Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi 
contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam 
telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas 
ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan 
dengan prinsip dasar beragama.
Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk 
menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama 
seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga 
tahu itu :-)




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik Ignace I. Worang
Setuju sekali.  Banyak sekali pandangan negative yang saya terima  
sebagai seorang atheist.

Salam..

On iPhone

On 13 Oct 2009, at 09:25, Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com wrote:

 At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote:

 Saya sependapat dengan Mas Prastowo,

 Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti  
 Ahmadyah.

 Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus
 sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai
 manusia. Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum
 oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak
 untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu).

 Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku
 -- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai.

 Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di
 sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah
 lakunya tidak manusiawi.

 Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan
 bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur
 negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan
 pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak
 bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip
 etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas
 dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah
 warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak
 warganegara, bukan dg umat beragama.
 
 salam
 
 
 Dari:
 mailto:herisetiono%40ahlikeuangan- 
 indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
 mailto:herisetiono%40ahlikeuangan- 
 indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
 Kepada:
 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan- 
 indone...@yahoogroups.com
 Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09
 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA
 
 Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila
 sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah
 pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal
 Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi
 contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam
 telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas
 ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan
 dengan prinsip dasar beragama.
 Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk
 menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama
 seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga
 tahu itu :-)

 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 02:41 PM 10/13/2009, you wrote:
Bang Poltak, mau nagih utang nih!

Mana tulisan Pancasila jiplakan dari konstitusinya amerika ?

Hmmm saya tidak pernah bilang Pancasila adalah jiplakan konstitusi Amerika.
Saya bilang bahwa Pancasila secara tidak langsung adalah jiplakan 
dari ide Abraham Lincoln.


Penjelasannya begini:
Dalam buku biografi Sukarno dan berbagai risalah terkait dengan 
beliau, kita akan menemui beberapa referensi tentang bagaimana 
Sukarno di saat muda mencoba mencari landasan yang tepat untuk 
memulai proses nation building.

Sedapat mungkin tentunya ide ini datang dari negara Asia, karena 
sejak kemenangan Jepang atas Russia - hal ini menginspirasikan 
Sukarno bahwa negara Asia tidak kalah dari negara Eropa.  Sekalipun 
lebih mirip India, tetapi Sukarno tidak mengambil contoh dari India, 
karena perjuangan India tergolong damai dan relatif kooperatif 
dengan negara kolonialnya, Inggris.

Pilihan akhir Sukarno adalah falsafah Tiga Sila (San Min Chu-i) 
yang disusun oleh Sun Yat Sen, bapak kemerdekaan China.  San Min 
Chu-i itu sendiri terdiri atas: Minzu, Minquan, dan Minshe.  Dalam 
versi Sukarno - sebagaimana disampaikan beliau pada tanggal 1 Juni 
1945 di depan BPUPK isinya adalah:   Nasionalisme, Internationalisme, 
Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Ketuhanan.

Baru pada draft kedua oleh Panitia Sembilan - urutan Pancasila 
diperbaiki menjadi seperti yang sekarang (dengan Sila Ketuhanan 
Yang Maha Esa dipangkas menjadi lebih pendek pada 18 Agustus 1945).

Yang menarik tentunya adalah bahwa sila Nasionalisme, Demokrasi dan 
Keadilan Sosial yang diajukan dalam draft awal oleh Sukarno -- adalah 
sangat mirip dengan prinsip San Minchu-i.

Dalam San Min Chu-i, prinsip pertama Minzu adalah implementasi 
Nasionalisme, yaitu Pemerintahan oleh Rakyat.  Prinsip Nomer dua, 
yaitu Minquan adalah Kedaulatan Rakyat (People Power)  yang 
diterjemahkan sebagai Demokrasi.  Sementara prinsip nomer tiga - 
yaitu Minsheng adalah berarti Kesejahteraan bagi rakyat, dengan kata 
lain Keadilan Sosial.

Persis kan ide Sun Yat Sen dengan ide Sukarno?

Nah di sini masalahnya... Ide San Min Chu-i itu sendiri terinspirasi 
saat Sun Yat Sen berjuang menggulingkan pemerintahan Dinasti Ching, 
serta menegakkan Republik China.  Sun Yat Sen yang menyelesaikan 
pendidikan tingginya di Hawaii dan sangat terinspirasi oleh 
tulisan-tulisan tentang perjuangan Amerika dan usaha bangsa Amerika 
untuk menjadi bangsa yang utuh.   Dari eksposure inilah Sun Yat Sen 
menyusun San Min Chu-i yang secara ide diinspirasikan oleh pidato 
Abraham Lincoln di Gettysburg setelah Perang Sipil Amerika berakhir.

Apa yang disebut oleh Abraham Lincoln sebagai Government of the 
people, government by the people, and government for the people 
adalah yang diterjemahkan oleh Sun Yat Sen menjadi Minzu, Minquan, 
dan Minsheng sebagai komponen San Min Chu-i.

Dan hal ini sering diakui sendiri oleh Sun Yat Sen.


NB: Utang udah kebayar ya... 



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik lubeckym
setuju. saya jg menunggu tulisan bang poltak ttg abe lincoln  pancasila. 
Mudah-mudahan msh relevan dng diskusi ini.

saya menduga abe lincoln ini termasuk pendukung ide Govt/Negara yg kuat 
[penerusnya Hamilton] dan bukannya limited Govt [sbgmn yg dirintis Thomas 
Jefferson]
Abe lincoln, saya pernah baca,ternyata pernah meng-exile senator/anggota 
konggres ke kanada krn berbeda pendapat.

peace,
lubeck
- Original Message - 
From: link2ha...@gmail.com
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, October 13, 2009 2:41 PM
Subject: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA


Bang Poltak, mau nagih utang nih!
Mana tulisan Pancasila jiplakan dari konstitusinya amerika ?
Soal ahmadiah itu kayaknya melanggar tujuan milis yah? Gimana Pak Mod?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Date: Tue, 13 Oct 2009 14:25:59 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote:

Saya sependapat dengan Mas Prastowo,

Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti Ahmadyah.

Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus 
sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai 
manusia.  Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum 
oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak 
untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu).

Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku 
-- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai.

Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di 
sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah 
lakunya tidak manusiawi.



Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan 
bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur 
negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan 
pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak 
bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip 
etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas 
dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah 
warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak 
warganegara, bukan dg umat beragama.

salam


Dari: 
mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
 
mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
Kepada: 
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila 
sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah 
pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal 
Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi 
contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam 
telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas 
ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan 
dengan prinsip dasar beragama.
Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk 
menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama 
seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga 
tahu itu :-)




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




__ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4501 (20091012) __

The message was checked by ESET Smart Security.

http://www.eset.com




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik Hok An
 masyarakat sudah menjadi sebuah 
 kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga 
 terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum 
 kontemporer.

 Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 
 'nothing to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus 
 dipulihkan perannya, disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM 
 dipisah saja biar jelas ), dan seluruh aturan ditinjau lagi, 
 dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, untuk membentuk sebuah 
 sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi.

 Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan 
 Nasional, ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke 
 atas, dan 40 dan 40 an pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil 
 society', namun keprihatinan soal Pancasila ini mengemuka, diskusi 
 hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu kanalisasi dan manajemen yg 
 baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran mereka cemerlang dan 
 komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to barak' adalah 
 gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas dan 
 menjadikan aneka tantangan ini sebagai peluang.

 Ada harapan, tapi lebih-lebih kecemasan.
 mari kita elaborasi lagi gagasan Anda ini.

 salam,

 pras

 
 Dari: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de
 Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Terkirim: Kam, 8 Oktober, 2009 10:02:07
 Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
 Bung Prastowo,

 Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai.
 Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan
 budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik.
 Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya
 adalah suatu keadaan yang kompleks.

 Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi
 rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara
 penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang
 jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus
 bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada
 badan2 negara maupun swasta yanng merasa berhak untuk menetapkan
 satu2nya yang benar.

 Dalam sejarahnya Pancasila pernah dijadikan pentung untuk menyingkirkan
 kelompok2 yang tidak disukai dan menakuti banyak orang. Banyak orang
 sebab itu trauma. Kalau azas ini yang mau dijadikan bingkai dari seluruh
 kebinekaan budaya kita, perlu ada rekonsiliasi dan reaktualisasi. Selain
 itu rakyat harus jelas kalau ini aparat saya untuk hidup aman, damai dan
 sejahtera bagaimana bisa saya tagih. Pemikiran bagaimana Pancasila
 berubah dari placebo menjadi aparat (jadi bukan tujuan) yang bermanfaat
 bagi masyarakat merupakan usaha besar yang hasilnya tidak bisa ditunggu
 lama2 lagi.
 Sebaiknya kabinet yang baru segera menjelaskan bagaimana Pancasila, UUD
 dan semua UU yang ada bisa menjadi sistem penyelesaian konflik yang
 berfungsi dan dimengerti semua orang.

 Salam damai

 Hok An

 prastowo prastowo schrieb:
 
 
  Bli,
  Saya kira konklusi ini cukup memadai dan komprehensif, terima kasih
  untuk ini. Tugas kita bersama adalah memikirkan soal ini. Di tengah
  aneka kepentingan, motif, usaha, maupun tujuan, saya yakin kita
  sebagai warganegara Indonesia masih memiliki satu irisan yang
  menyatukan. Yang membedakan mungkin hanya kadarnya, yang sangat
  percaya, biasa-biasa saja, maupun skeptis, semua berhak hidup dan
  masing2 memiliki alasan yg sah, karena Pancasila hidup dalam sejarah.
 
  Kekeliruan Orde Baru - dan ini sangat fatal - adalah menjadikan
  Pancasila ahistoris. Nah, di sini saya sedikit memperkenalkan apa yang
  dalam Filsafat Politik disebut prinsip 'Metanormatif' . Etika-etika
  yang ada, termasuk norma agama, bersifat normatif, mengikat dan
  menjadi imperatif bagi warga/umatnya. Indonesia adalah Taman Etika,
  dan juga Kebun Nilai-nilai. Pertanyaannya adalah, bagaimana Taman dan
  Kebun ini bisa lestari, sedangkan masing2 memiliki klaim paling?
 
  Di sini Pancasila tepat jika ditempatkan dalam bingkai 'Metanormatof' .
  Ia bukan sebuah nilai yg bersaing dengan nilai-nilai lain, melainkan
  prinsip dasar yang memungkinkan nilai2 di Taman dan Kebun ini
  dipraktikkan dan dihayati. Maka tujuan individual, komunitas, atau
  kebangsaan terbingkai dan dijamin prinsip ini. Hasil akhir tidak harus
  seragam, tetapi Pancasila harus memastikan bahwa semua memperoleh
  kesempatan dan perlakuan yang sama.
 
  Liberalisme sebenarnya mengalami krisis seperti Pancasila juga, ketika
  ia diperlakukan secara normatif. Liberalisme bisa diselamatkan jika
  ia ditempatkan secara 'metanormatif' , sebagai prinsip dasar yang
  menjamin kebebasan, jadi kebebasan bukan nilai intrinsik yang harus
  diperjuangkan untuk diwujudkan, melainkan sesuatu yang diandaikan
  sebagai dasar tindakan yang bebas. Kekeliruan (mungkin

Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik Wong Cilik
mohon bantuannya, saya tidak mengerti sistem anglo-saxon itu apa? Apakah
terminologi hukum, terminologi ekonomi atau terminologi politik? Maksudnya
apa dan barangkali ada referensi yang bisa dilihat?

2009/10/14 Hok An ho...@t-online.de

 Bung Pras,



[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-12 Terurut Topik prastowo prastowo
Bung Hok An,
Maaf saya lama tidak buka email dan telat membalas email Anda yang menarik ini. 
Saya bersetuju dengan Anda. Yang harus dipikirkan bangsa ini adalah bekerja di 
dua tataran sekaligus.
1. Tataran normatif, bahwa kita perlu merumuskan apa yang seharusnya/sebaiknya 
dilakukan ( saya sebut saja tataran 'etis').
2. Tataran praksis, sebagai turunan dari tataran etis, yaitu tataran 
politis/hukum.

Kita ini seolah hidup dalam dua dunia', di satu sisi urgensi akan no 1 tak 
bisa ditawar-tawar lagi melihat kompleksitas tantangan bangsa, namun no 2 
kunjung memadai sebagai sebuah langkah operasional. Yang menjadi PR adalah 
bagaimana mengaitkan no 1 ke no 2 ini, apakah hubungannya niscaya atau arbitrer 
( manasuka ) saja?

Ide Anda saya kira mampu mengisi defisit ini, dan sejauh saya tahu sudah 
diusulkan juga ya di milis tetangga ke Uda Adrinof Chaniago? Kita menghadapi 
kasus terorisme, Ahmadiyah, fundamentalisme agama, intoleransi, ketimpangan 
sosial, dll, yang perlu semacam pandu.

Sebenarnya dg SBY sudah pernah dicoba. Tahun 2006 diadakan Simposium Nasional 
dg tema Restorasi Pancasila di UI, kebetulan saya ikut di dalamnya. Lalu hasil 
simposium ini dikemas secara akbar di JCC, dg penyerahan rekomendasi secara 
simbolik ke SBY. Pidato SBY waktu itu sungguh menggugah dan komitmennya jelas. 
Hanya saja kok di tataran praksis kita masih mendapati UU Pornografi disahkan, 
UU Kerahasiaan Negara, hingga kasus Ahmadiyah yang menyedihkan itu. Agaknya SBY 
sendiri gamang. Entah untuk kali ini, apakah dia akan cukup percaya diri? kita 
berharap demikian. Minimal visi ini harus tegas dan jelas dlm Kabinet Indonesia 
Bersatu jilid II nanti. Jangan ada aneka ideologi dlm satu kapal.

Usul Anda konkrit. Dua minggu lalu saya ngobrol hampir 2 jam dg seorang pejabat 
eselon II di Depkumham dlm  sebuah acara Halal bihalal. Beliau prihatin dg 
sistem hukum kita yang karut marut. Ada semacam pertarungan mazhab, kontinental 
vs anglo-saxon yang tak terjembatani, dan celakanya di masyarakat sudah menjadi 
sebuah kebenaran melalui pemberitaan saja. Ceritanya sungguh mengerikan, juga 
terkait bagaimana KUH Perdata banyak ditabrak oleh tafsir hukum kontemporer.

Singkatnya kita berada dalam krisis. Perlu 'political will' dan spirit 'nothing 
to lose' dari pucuk pimpinan kita. Depdagri memang harus dipulihkan perannya, 
disinergikan dg Depkumham ( atau kementrian HAM dipisah saja biar jelas ), dan 
seluruh aturan ditinjau lagi, dikodifikasi dan diuji, entah di MA atau MK, 
untuk membentuk sebuah sistem hukum yg jelas. kasus NAD tak perlu terjadi lagi.

Setahun lalu saya pernah diminta bicara di Rakertas Dewan Ketahanan Nasional, 
ada sekitar 60 petinggi TNI/Polri berpangkat brigjen ke atas, dan 40 dan 40 an 
pejabat eselon I/II. waktu itu bicara 'civil society', namun keprihatinan soal 
Pancasila ini mengemuka, diskusi hangat, dan saya kira aspirasi TNI perlu 
kanalisasi dan manajemen yg baik juga, mereka perlu didengarkan. Pemikiran 
mereka cemerlang dan komitmen mereka masih kuat. Konsekuensi TNI yg 'back to 
barak' adalah gejala umum rasa tak aman. Ini kesempatan untuk membina soliditas 
dan menjadikan aneka tantangan ini sebagai peluang.

Ada harapan, tapi lebih-lebih kecemasan.
mari kita elaborasi lagi gagasan Anda ini.

salam,


pras





Dari: Hok An ho...@t-online.de
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 8 Oktober, 2009 10:02:07
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
Bung Prastowo,

Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai. 
Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan 
budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik.
Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya 
adalah suatu keadaan yang kompleks.

Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi 
rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara 
penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang 
jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus 
bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada 
badan2 negara maupun swasta yanng merasa berhak untuk menetapkan 
satu2nya yang benar.

Dalam sejarahnya Pancasila pernah dijadikan pentung untuk menyingkirkan 
kelompok2 yang tidak disukai dan menakuti banyak orang. Banyak orang 
sebab itu trauma. Kalau azas ini yang mau dijadikan bingkai dari seluruh 
kebinekaan budaya kita, perlu ada rekonsiliasi dan reaktualisasi. Selain 
itu rakyat harus jelas kalau ini aparat saya untuk hidup aman, damai dan 
sejahtera bagaimana bisa saya tagih. Pemikiran bagaimana Pancasila 
berubah dari placebo menjadi aparat (jadi bukan tujuan) yang bermanfaat 
bagi masyarakat merupakan usaha besar yang hasilnya tidak bisa ditunggu 
lama2 lagi.
Sebaiknya kabinet yang baru segera menjelaskan bagaimana Pancasila, UUD 
dan semua UU yang ada bisa menjadi sistem penyelesaian konflik yang 
berfungsi dan dimengerti semua

Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-08 Terurut Topik Hok An
Bung Prastowo,

Hampir selalu ada masalah dengan pluralitas budaya dan sistem nilai. 
Budaya umumnya bersifat dinamis dan sistem nilainya ikut perkembangan 
budaya kemanusiaan, sistem produksi dan politik.
Misalnya sistem keluarga yang dikita seribu satu modelnya, jadi budaya 
adalah suatu keadaan yang kompleks.

Kita bisa harapkan bahwa UUD atau sistem etika yaitu Pancasila menjadi 
rangka dari suatu sistem yang plural dan kompleks ini. Tetapi cara 
penyelesaian kontradiksi antar sistem ini belum ada resep umum yang 
jelas. Walaupun penyelesaian secara dialog untuk mencari konsensus 
bersama sering dikatakan sebagai jalan keluar, tetapi selalu saja ada 
badan2 negara maupun swasta yanng merasa berhak untuk menetapkan 
satu2nya yang benar.

Dalam sejarahnya Pancasila pernah dijadikan pentung untuk menyingkirkan 
kelompok2 yang tidak disukai dan menakuti banyak orang. Banyak orang 
sebab itu trauma. Kalau azas ini yang mau dijadikan bingkai dari seluruh 
kebinekaan budaya kita, perlu ada rekonsiliasi dan reaktualisasi. Selain 
itu rakyat harus jelas kalau ini aparat saya untuk hidup aman, damai dan 
sejahtera bagaimana bisa saya tagih. Pemikiran bagaimana Pancasila 
berubah dari placebo menjadi aparat (jadi bukan tujuan) yang bermanfaat 
bagi masyarakat merupakan usaha besar yang hasilnya tidak bisa ditunggu 
lama2 lagi.
Sebaiknya kabinet yang baru segera menjelaskan bagaimana Pancasila, UUD 
dan semua UU yang ada bisa menjadi sistem penyelesaian konflik yang 
berfungsi dan dimengerti semua orang.


Salam damai

Hok An

prastowo prastowo schrieb:
  

 Bli,
 Saya kira konklusi ini cukup memadai dan komprehensif, terima kasih 
 untuk ini. Tugas kita bersama adalah memikirkan soal ini. Di tengah 
 aneka kepentingan, motif, usaha, maupun tujuan, saya yakin kita 
 sebagai warganegara Indonesia masih memiliki satu irisan yang 
 menyatukan. Yang membedakan mungkin hanya kadarnya, yang sangat 
 percaya, biasa-biasa saja, maupun skeptis, semua berhak hidup dan 
 masing2 memiliki alasan yg sah, karena Pancasila hidup dalam sejarah.

 Kekeliruan Orde Baru - dan ini sangat fatal - adalah menjadikan 
 Pancasila ahistoris. Nah, di sini saya sedikit memperkenalkan apa yang 
 dalam Filsafat Politik disebut prinsip 'Metanormatif'. Etika-etika 
 yang ada, termasuk norma agama, bersifat normatif, mengikat dan 
 menjadi imperatif bagi warga/umatnya. Indonesia adalah Taman Etika, 
 dan juga Kebun Nilai-nilai. Pertanyaannya adalah, bagaimana Taman dan 
 Kebun ini bisa lestari, sedangkan masing2 memiliki klaim paling?

 Di sini Pancasila tepat jika ditempatkan dalam bingkai 'Metanormatof'. 
 Ia bukan sebuah nilai yg bersaing dengan nilai-nilai lain, melainkan 
 prinsip dasar yang memungkinkan nilai2 di Taman dan Kebun ini 
 dipraktikkan dan dihayati. Maka tujuan individual, komunitas, atau 
 kebangsaan terbingkai dan dijamin prinsip ini. Hasil akhir tidak harus 
 seragam, tetapi Pancasila harus memastikan bahwa semua memperoleh 
 kesempatan dan perlakuan yang sama.

 Liberalisme sebenarnya mengalami krisis seperti Pancasila juga, ketika 
 ia diperlakukan secara normatif. Liberalisme bisa diselamatkan jika 
 ia ditempatkan secara 'metanormatif', sebagai prinsip dasar yang 
 menjamin kebebasan, jadi kebebasan bukan nilai intrinsik yang harus 
 diperjuangkan untuk diwujudkan, melainkan sesuatu yang diandaikan 
 sebagai dasar tindakan yang bebas. Kekeliruan (mungkin kelatahan ) ini 
 akhirnya melahirkan apa yang kita sebut Pancasila vs Islam (teokrasi), 
 dll, hal yg pernah saya kritik atas hasil penelitian sebuah lembaga 
 survei terkenal di Indonesia krn kerancuan yg menyesatkan ini. 
 Pancasila adalah prinsip dasar yg memungkinkan orang Islam, Kristen, 
 Hindu, Buddha, Batak, Jawa, Bugis, Minang, Cina, dll menghayati 
 keyakinan dan nilai-nilainya.

 ( untuk elaborasi ini saya berhutang pd pemikiran brilian Douglas B. 
 Rasmussen dan Douglas den Yul, dlm bukunya 'The Norm of Liberty', 2005).

 salam,

 pras

 
 Dari: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id 
 mailto:oka.widana%40indosat.net.id
 Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
 mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 20:20:56
 Judul: RE: [Keuangan] PANCASILA

  
 Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
 Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
 merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
 itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan 
 diapakan
 pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
 bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
 wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.

 Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
 pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
 Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
 bersifat indoktrinatif dan 

Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-07 Terurut Topik prastowo prastowo
Mencoba ikut memberi pandangan.
Hemat saya, baik kapitalisme dan sosialisme keliru jika hanya mengasumsikan 
bahwa:
1. Manusia itu hanya self-interested, karena benar bahwa self-interest adalah 
salah satu watak kodrati manusia, tetapi pastilah self-interest itu bukan 
keseluruhan watak manusia.
2. Mula-mula manusia itu sebuah kolektivitas, karena dengan demikian 
individualitas direduksi dan hanya menjadi sarana bagi sebuah tujuan bersama.

Baik kapitalisme dan sosialisme seringkali terjebak dalam dua ekstrem itu, dan 
ini kadang lebih dikarenakan tegangan ideologi. Kita di sini sebenarnya tak 
terlalu terwarisi tegangan ideologi ini, tetapi kadang sosialisme (termasuk 
komunisme ) lalu relevan dlm kritik thd praktik kolonialisme, yang kebetulan 
para kapitalis.

Individualitas dan sosialitas adalah dua aspek kodrati dari sebuah kemanusiaan. 
Jatuh pada salah satu hanyalah sebuah kekeliruan. Saya pribadi merefleksikan 
bahwa tugas kita adalah:
1. Bagaimana merawat kebebasan individual tanpa jatuh dalam individualisme ( 
termasuk individualisme metodologis ). 
2. Bagaimana menyuntikkan' ( imposing ) sosialitas dalam praktik bisnis, 
termasuk sosialitas laba, sosialitas hubungan majikan-buruh, dlsb.Bahwa tak 
semua ranah bisa dijadikan pasar dan mekanismenya tansaksional.

Melihat betapa besar dan kuatnya pertarungan ideologi ini di Barat, akibat 
globalisasi, kadang kita ( dan khususnya saya pribadi ) sering jatuh dalam 
salah satu ekstrem. Tapi saya kira definisi bahwa tukang rokok dan mbok di 
warung itu  kapitalis kurang tepat , per definisi karena di sana tidak ada 
akumulasi modal dan kontrol atas alat2 produksi secara privat.

Saya kira pemikiran Smith mewakili keresahan Anda. Ia bertolak dari fakta 
empirik ( commercial society ), merefleksikannya dan memikirkan apa yang 
mungkin dari yg faktual ini. Ibaratnya, ia mengkritik faktualitas dg 
keterlibatan.
Saya pernah elaborasi pemikiran Smith itu di sini 
http://indoprogress.blogspot.com/2009/09/teka-teki-das-adam-smith-problem.html

demikian pendapat saya. terima kasih.
salam,


pras





Dari: irmec ir...@usa.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 22:05:00
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

  
Baca perdebatan ekonomi kadang seperti perdebatan agama, sering berangkat dari 
induksisasi fakta2 (dan fakta yg muncul), tapi lebih sering deductive dari 
konsep (dan asumsi).

Misalnya, kalau bicara ttg. kapitalis, yg kebayang ialah millioner seperti 
Bakri, trus org yg teriak greed is good. Padahal tiap hari kita ketemu sama 
kapitalis, seperti tukang rokok, mbok diwarung.

Sementara itu kalau bicara sosialisme, yg kebayang ialah dunia yg penuh 
persaudaraan, saling berbagi (tentu ini bagi para pendukungnya) . Tapi bisa jg 
kebayang, dunia yg males, karena negara terus menyantun. Malah kadang ekstrem, 
malah kebayang Gulag, kamp kerja paksa.

Namun, baik kapitalis maupun sosialis, dua2 ingin individu dan dunia yg lebih 
sejahtera. Namun, dua2nya berangkat dari asumsi yg beda. Misalnya masalah 
human nature dari manusia. Kapitalis pikir bhw alamiahnya manusia pd 
hakekatnya adalah mahluk yg mikirin dirinya sendiri (ini yg bikin liberal deket 
dgn kapitalis). Sementara sosialis berpendapat bhw manusia pada hakekatnya 
adalah suci dan bersih (ok lah istilah ekonomi dipakai alturistic) - ini bikin 
sosialis dekat dgn agama -, yg masalah ialah masyakaratlah yg bejat. 

Turunan dari asumsi ini sudah bisa ditebak kemana. Tapi pertanyaan (kalau emang 
ada yg mau construct ekonomi pancasila) ialah seberapa benar kedua asumsi tsb?

Cheers
ENda

--- In 





  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-07 Terurut Topik irmec
Pertama, aku harus meluruskan dulu. Tukang rokok yg aku sebutkan punya pegawai 
1, mbok penjual makanan punya tiga pelayan. Paling kurang kalau definisi 
kapitalis Marx, baik tukang rokok maupun mbok sudah kapitalis.

Adam Smith di Wealth of Nation berhasil membuktikan bhw self interest 
individual dapat membawa kebaikan bagi masyarakat banyak, lwt mekanisme pasar. 
Tapi di bukunya yg lain (Moral Sentiments), ia bilang How selfish soever man 
may be supposed, there are evidently some principles in his nature, which 
interest him in the fortune of others. 

Bukti2 baru,  membuktikan bhw Smith ternyata benar. Manusia ngak sepenuhnya 
mengejar self interestnya. bhkan secara ilmiah, biochemical ternyata 
memperlihatkan bhw ada hormon dalam otak, yg namanya oxytocin, yg punya peran 
menghasilkan perasaan saling percaya, dan kerjasama.

paradoxnya, pembenaran thesis Smith, punya konsekuensi ialah self interest 
individual ngak akan pernah membawa kebaikan, karena individu ngak benar2 
berjuang untuk self interestnya. 

Namun disisi rain asumsi sosialis jg ngak tepat jg. Terlalu naif. Ini bawa kita 
pada masalah berikutnya (konsekuensinya), yaitu peran pasar dan pemerintah. 
Tapi segitu aja dulu ah.

Salam,
Enda

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@... 
wrote:

 Mencoba ikut memberi pandangan.
 Hemat saya, baik kapitalisme dan sosialisme keliru jika hanya mengasumsikan 
 bahwa:
 1. Manusia itu hanya self-interested, karena benar bahwa self-interest adalah 
 salah satu watak kodrati manusia, tetapi pastilah self-interest itu bukan 
 keseluruhan watak manusia.
 2. Mula-mula manusia itu sebuah kolektivitas, karena dengan demikian 
 individualitas direduksi dan hanya menjadi sarana bagi sebuah tujuan bersama.
 
 Baik kapitalisme dan sosialisme seringkali terjebak dalam dua ekstrem itu, 
 dan ini kadang lebih dikarenakan tegangan ideologi. Kita di sini sebenarnya 
 tak terlalu terwarisi tegangan ideologi ini, tetapi kadang sosialisme 
 (termasuk komunisme ) lalu relevan dlm kritik thd praktik kolonialisme, yang 
 kebetulan para kapitalis.
 
 Individualitas dan sosialitas adalah dua aspek kodrati dari sebuah 
 kemanusiaan. Jatuh pada salah satu hanyalah sebuah kekeliruan. Saya pribadi 
 merefleksikan bahwa tugas kita adalah:
 1. Bagaimana merawat kebebasan individual tanpa jatuh dalam individualisme ( 
 termasuk individualisme metodologis ). 
 2. Bagaimana menyuntikkan' ( imposing ) sosialitas dalam praktik bisnis, 
 termasuk sosialitas laba, sosialitas hubungan majikan-buruh, dlsb.Bahwa tak 
 semua ranah bisa dijadikan pasar dan mekanismenya tansaksional.
 
 Melihat betapa besar dan kuatnya pertarungan ideologi ini di Barat, akibat 
 globalisasi, kadang kita ( dan khususnya saya pribadi ) sering jatuh dalam 
 salah satu ekstrem. Tapi saya kira definisi bahwa tukang rokok dan mbok di 
 warung itu  kapitalis kurang tepat , per definisi karena di sana tidak ada 
 akumulasi modal dan kontrol atas alat2 produksi secara privat.
 
 Saya kira pemikiran Smith mewakili keresahan Anda. Ia bertolak dari fakta 
 empirik ( commercial society ), merefleksikannya dan memikirkan apa yang 
 mungkin dari yg faktual ini. Ibaratnya, ia mengkritik faktualitas dg 
 keterlibatan.
 Saya pernah elaborasi pemikiran Smith itu di sini 
 http://indoprogress.blogspot.com/2009/09/teka-teki-das-adam-smith-problem.html
 
 demikian pendapat saya. terima kasih.
 salam,
 
 
 pras




Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-07 Terurut Topik prastowo prastowo
Maksud saya, liberal dlm artian Cina seperti apa? apakah hanya karena investasi 
dibuka lebar? Kontrol negara masih sangat kuat, kepemilikan sumber daya, meski 
diperbolehkan, sangat dibatasi, khususnya orang asing tidak boleh memiliki. ( 
setahu saya mas Rachmad sudah pernah menjelaskannya). Yang kaya raya secara 
mayoritas tetaplah petinggi dan pengurus Partai Komunis. Maka Hu Jintao sendiri 
menyebut mereka sosialisme ala Cina.

Giovanni Arrighi seorang sosiolog yang meneliti di Cina lebih dari 25 tahun, 
pasti ia sangat paham soal Cina. Bukankah kadang bicara soal Indonesia atau 
Jawa sekali pun, orang Indonesia dan Jawa kadang tak lebih ahli daripada para 
indonesianis dan ahli ttg Jawa? kenapa harus memakai dikotomi Cina / bukan 
Cina? Yang penting kan apakah yg dibicarakan sesuai kenyataan.

Soal guru besar dari Amrik yg diundang ini memang pernah ditulis Bung 
Ikranagara, tapi lebih ke olok-olok dia sebenarnya, jika kita ikuti logika 
pemikiran Bung Ikra dari awal.

Dilema Partai Komunis Cina bisa diringkas demikian, di satu sisi mereka ingin 
meningkatkan kemakmuran dg cara membuka pasar seluas-luasnya ( market economy 
), tapi negara tetap mengotrol secara ketat (non-capitalist), tapi konsekuensi 
perluasan pasar adalah ketimpangan yang semakin tinggi, urbanisasi, krisis 
ekologi, dan renggangnya nilai-nilai Cina. 

Tafsiran saya atas pendapat Bli Oka soal wadah kosong itu mirip dg konsep 
'metanorma', tidak ada masalah, ini soal tafsiran saya saja kok.
Selamat mengisi wadah kosong, tapi jangan penuh-penuhkasihan yang lain ntar 
nggak kebagian.

salam,


pras





Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Rab, 7 Oktober, 2009 01:43:50
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

  
lho China kan jelas2x sistem ekonominya kapitalisme liberal. Mereka memberi 
kebebasan seluas-luasnya kepada warganya untuk beraktivitas ekonomi. Marketnya 
juga dibuka buat penanaman modal asing. 
Klo saya ketemu dng bisnisman dari China, mereka bilang ayo kenalkan sama 
teman2x pebisnis lokal utk ikut invest disana--krn disana banyak zona spesial 
ekonomi [mirip di Batam]
Saya juga pernah diinfo bhw saat Deng Xio Ping mulai melirik sistem kapitalisme 
mereka mengundang dosen/profesor dari University California [berkeley] untuk 
mengajar KAPITALISME di universitas2x di China.
Setiap kuliah, mahasiswa yg hadir melimpah ruah. Salah satunya profesor yg 
ngajar itu adalah dosennya si Mary Pangestu,menteri perdagangan. 
Jadi China dan Indonesia rupanya gurunya sama, dari Mafia Berkeley.. :-)

maaf saya tdk tahu giovanni arrighi, tp saya lebih percaya jika orang china-nya 
sendiri yg ngomong.
Klo anda pernah ke China, anda akan tahu sendiri deh..

klo di politik, jelas mereka belum liberal. Itu saya tahu juga bung. 

[Pancasila mau metanorma kek, mau johan galtung kek, mau filsafat ilmu, itu 
juga terserah bung.
bagi saya Pancasila [spt kata Bung Oka] hanya wadah kosong yg perlu diisi..]

peace,
lubeck

- Original Message - 
From: prastowo prastowo 
To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Wednesday, October 07, 2009 12:35 PM
Subject: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Hehe...Cina ini liberalnya dari mana Bung? Apa kalo anak-anak kita akan 
bilang.. dari Hongkong .
Kalo mereka liberal, tentu tak akan memperlakukan Dalai Lama atau Falun Gong 
seperti itu.
Kapitalisme dan liberalisme itu tidak musti satu paket. Kalau Fareed Zakaria 
pernah memetakan, setidaknya ada yg liberal dan iliberal.
Singapura, AS, Hongkong, Swedia, Prancis, itu semua negara kapitalis, tapi 
ideologi politiknya beda.
Giovanni Arrighi, pengarang Adam Smith in Beijing malah mengatakan, Cina itu 
'non-capitalist market-economy' .
tapi soal mau mengisi dg apa, itu hak dan monggo2 saja, krn prinsip saya 
Pancasila itu metanorma.

salam

 _ _ __
Dari: lubeckym lubec...@indosat. net.id
Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 21:10:57
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

Terimakasih bung Oka. Sebagai moderator, usaha anda merampung diskusi Pancasila 
ini sangat dihargai.
Saya mengamati sampai dimana diskusi Pancasila ini berujung dan saya baru sadar 
bhw Founding Fathers kita memang kreatif dan jenius 
dlm menciptakan wadah yang kosong itu dan mewariskan kepada seluruh rakyat 
Indonesia untuk diisi bersama-sama.
Sangat visioner.

Sekarang saya tdk skeptis lagi. 
Secara pribadi saya akan isi wadah yg kosong  tersebut dengan nilai-nilai 
kapitalisme kompetitif dan prinsip-prisip liberal yg menjunjung tinggi 
individualisme.

[mirip kan dengan China yg punya wadah Sosialisme dengan ciri Tiongkok tapi 
isi wadahnya kapitalisme liberal]

peace,
lubeck.

- Original Message - 
From: Oka Widana 
To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Wednesday, October 07, 2009 10:20 AM
Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA

Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
Jakarta

Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-07 Terurut Topik winarto sugondo
Sebenarnya Proyek Mercusuar itu apa Bang?

Kenapa dibilang ngga becus kalau untuk mendirikan sebuah perusahaan
memerlukan setoran modal awal? Di tahun berapa Bung Karno dinilai tidak mau
melunasi hutang negara? kapan Bung Karno diturunkan? Berapa kali Bung Karno
didemo? didemo karena apa ya? Kalau menurut saya kelemahan terbesar Bung
Karno adalah hatinya yang mudah tertarik kepada wanita. Selebihnya, dia ahli
strategi yang hebat, nasionalis hebat, dan arogan.

Sekedar perbedaan, mudah-2an tidak menjadi perselisihan. Terima kasih banyak
untuk sharingnya Bang.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/10/7 Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com



 At 08:39 PM 10/6/2009, you wrote:

 Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga
 lebih
 dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya
 dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan
 sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran
 guang
 zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka
 tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima
 apa adanya.

 China itu ekonomi ukuran satu benua, jadi kita tidak bisa menilai
 seluruh China hanya dengan melihat bagian kecilnya (semisal Guang
 Zhou) ataupun Shanghai maupun Beijing. Dan China itu kompleks
 sekali. Ada banyak hal yang kontras dan paradoks.

 Saya skeptis dengan pernyatan: China jaman sekarang nggak lebih dari
 era foya-foya pasca Mao. Tingkat tabungan China saat ini sangat
 tinggi, dan termasuk tertinggi di dunia. Dan level tingkat tabungan
 yang nggak normal ini lah yang menghambat peningkatan tingkat
 konsumsi di China. Padahal, kalau tingkat konsumsi China tidak
 bertumbuh, maka pertumbuhan ekonomi China menjadi terlalu tergantung
 pada ekspor dan perdagangan dengan dunia luar. Cuma sekitar 30%
 komponen konsumsi dalam ekonomi China. Bandingkan dengan Indonesia
 dan Amerika yang 70%-nya komponen ekonominya adalah konsumsi.

 Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit
 telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana
 tidak
 pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi
 mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya.

 Di China tidak ada sistem kredit bagi masyarakat luas.
 Kredit hanya diberikan bagi perusahaan dan individu kaya.
 Dan sistem perbankan di China masih terlalu dikuasai oleh 4 bank
 terbesar yang mayoritas sahamnya milik pemerintah China.

 Apakah mereka benar-benar bahagia? Tidak tahu persis. Coba saja
 anda bertukar posisi dengan mereka.

 Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini,
 tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis,

 Ini jelas omong kosong.

 Pemerintahan Bung Karno nggak becus mengurus ekonomi. Inflasi
 mencapai 600%, dan TIGA kali pemerintahan Sukarno mengemplang utang
 kepada rakyatnya sendiri (di era 1950-1960-an), dengan tidak mau
 melunasi secara penuh Obligasi Negara yang diterbitkan
 pemerintah. Padahal pemerintahan Sukarno selalu punya duit untuk
 proyek-proyek mercu suar yang nilai ekonominya rendah.

 Anda bayangkan saja -- kalau pemerintah sendiri nggak bisa dipercaya
 soal manajemen duit -- siapa lagi yang bisa dipercaya?

 Ukuran becus atau tidaknya pemerintahan dalam mengurus ekonomi bisa
 dilihat sepintas hanya dari dua indikator penting -- tingkat
 pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Kalau dua angka ini sudah
 nggak beres - besar kemungkinan angka yang lain pun nggak bisa
 dipertanggung jawabkan

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Kritik ini patut didengarkan dan diapresiasi. Anda benar ketika mengatakan 
belum terjawab, karena masih menyisakan kemungkinan untuk terjawab. Ini 
sebenarnya semacam imperatif untuk mengatakan 'economist as vocation'. Apa dan 
bagaimana ini? semua sangat tergantung para ekonom Indonesia untuk merumuskan. 
Teori atau hukum tentulah hasil pergulatan.

Saya hanya bisa bicara normatif karena saya bukan ekonom, ya mau dipaksa dan 
diperah seperti apa, nggak bakalan bisa menjabarkan secara ilmiah. Tapi sebagai 
orang yang memiliki harapan, saya masih berharap bahwa kita mampu, soal kapan, 
ini proses. Karena jujur saja hidup di zaman yang hegemoninya bukan bagaimana 
individualitas-sosialitas berimbang tapi timpang, tentu sulit mencari sebuah 
jalan keluar.

Mereka, para pemikir muda dg idealisme ini ada, dan kepada mereka kita bisa 
menaruh harap. Saya tak hendak beretorika atau berapologetik, hanya supaya 
fair, butuh waktu berapa lama sebuah mazhab atau ideologi baru menemukan dan 
merumuskan dirinya? kapitalisme sejauh kemapanannya tercermin dalam pusaran 
Revolusi Industri di Inggris dan jika merunut teori Weber, sudah dimulai sejak 
reformasi Protestan, di abad ke-16. Dan teori ekonomi klasik ke neoklasik butuh 
waktu satu abad lebih. Ini sekedar perspektif saya.

terima kasih

pras





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 22:09:59
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

  
At 11:40 AM 10/6/2009, you wrote:
Aku jd tertarik jg comment. Menurutku semua pemikiran/konsep selalu 
merupakan respond terhadap tantangan jaman dan waktu. Jd, ada 
assumsi yg melandasi konsep tsb.

Asumsi2 dasar ekonomi kapitalis, sosialis rasanya sudah jelas. Yg 
rasanya belum jelas ialah ekebenarnya apa sih asumsi2 ekonomi Pancasila?

Bung Enda,

Itu dia bagian dari pertanyaan saya sejak berhari-hari yang lewat.
Pancasila itu konkritnya apa? (dan sama dengan itu - ekonomi 
Pancasila itu konkritnya apa?)

Kayaknya masih belum terjawab.
Dan kalau memang belum terjawab -- bagaimana kita bisa tahu ekonomi 
pancasila (apapun itu) adalah penyelesaian atas masalah ekonomi kita?

Bila ternyata Pancasila tidak mendorong penegakan hukum atau 
meritocracy -- maka semakin berkuranglah poin untuk menyatakan bahwa 
ekonomi pancasila adalah resep yang tepat...

Sekadar jadi gerakan moral ya silahkan saja -- tetapi sebagai agama 
atau doktrin ekonomi -- Pancasila rasanya sudah terlalu jauh.

Pertanyaan berikutnya tentu, seberapa penting sebenarnya asumsi tsb 
dibawa dalam tahap operasional. [Aku sendiri pernah schock baca 
paper lama dari Milton Friedman The Methodology of Positive 
Economics, yg kurang lebih bilang bhw unrealistics assumsi dalam 
teori ekonomi tidaklah penting, selama teori tsb menghasilkan 
prediksi yg benar].

Apakah teori sdh jd agama?

Salam,
Enda





  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller 
terhadap suku2 asli di sana?

salam





Dari: irmec ir...@usa.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 01:16:58
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

  
Paling kurang kalau dilihat dari jumlah nominalnya, mereka yg agamanya 
kapitalis, malah yg paling jor2an. Org2 yg seperti Rockefeller, Stanford, Bill 
Gates, Warren Buffet, ngeluarin duit untuk charity sama cepetnya seperti mereka 
mendapatkannya. Meskipun tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka. 





  __
Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru. Kini dengan update real-time, 
panggilan video, dan banyak lagi! Kunjungi http://id.messenger.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik irmec
Bung, 

Coba anda lihat, apa yg aku tulis:
dilihat dari jumlah nominalnya
tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka

Kalau bung tanya dibanding apa jor2an, aku kasih lah Rockefeller, kalau 
Stanford, kan lihat aja Stanford, kalau Buffet, dan Gates kan masih banyak data 
anyar.

- Rockefeller (and the foundation named after him) donated more than $530 
million to charitable causes—a fortune then, a far greater fortune in today's 
dollars. The University of Chicago alone got $35 million. Through his 
Rockefeller Sanitary Commission, he helped eradicate hookworm disease in the 
South, what one historian called the germ of laziness,

- John D. Jr. would devote his life to philanthropic and civic causes, giving 
away another $400 million

Kalau mungkin balik ke jaman Middle Ages, lihat saja Medici family (banker, yg 
rekonsiliasi ketakutan karena praktek bunga duit dgn kontribusinya untuk 
pembangunan gedung dan seni2 gereja)

AKhirnya, aku ngak lagi menghakimi apa mereka tulus atau ngak. Pointku 
sebenarnya ialah kapitalis bukan berarti ngak bisa beramal/berdonasi.

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@... 
wrote:

 Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller 
 terhadap suku2 asli di sana?
 
 salam




Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:00 PM 10/6/2009, you wrote:
Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap 
Rockefeller terhadap suku2 asli di sana?


Sebelum mati, Rockefeller menyumbangkan 90% dari hartanya - termasuk 
tanah di New York yang kemudian menjadi markas PBB dan berstatus zone 
diplomatik bebas.  Apa kontribusi Rockefeller yang itu jadi perlu 
dianulir...?  dianggap tidak ada?

Lantas bagaimana dengan pihak-pihak yang keberadaannya menjadi 
terselamatkan oleh keberadaan PBB?  Anak-anak (UNICEF), pengungsi 
(UNHCR), buruh (ILO), orang sakit (WHO) sampai dengan patung-patung 
yang ada di Borobudur (UNESCO).

Kalau mau kelam-kelaman sejarah -- ya saya punya contoh yang lebih 
gila lagi (sebagaimana saya sebutkan di era Borghia).  Tapi nanti 
ujungnya jadi topik melenceng lagi




Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Sorry mungkin saya yang kurang nyambung, karena Anda tidak menyertakan 'thread' 
sebelumnya, Anda menanggapi komentar yg mana.
Saya kira sejauh diskusi kita, tidak ada yang mengatakan bahwa kapitalis tidak 
bisa beramal. Justru AS hidup dari charity, dan tradisi ini sangat tua dan 
panjang. Lalu dlm konteks ini, pertanyaan saya dibandingkan dengan siapa, zaman 
ini sesama kapitalis yg jor-joran? ya tidak ada masalah. Karena setahu saya, 
mengatakan 'kapitalis' kan sama artinya menyebut siapa itu 'non-kapitalis'. 
Kalau contohnya buruh/pekerja, sudah pernah saya sampaikan bagaimana 
ketimpangan yg makin lebar, ditunjukkan dg rasio. Yg sering dikritik dari 
kapitalisme sebenarnya keyakinan akan 'the endless of accumulation', lalu 
pekerja yg ikut menciptakan nilai barang itu dihargai berapa sebaiknya? 

Yang ingin saya katakan dg kapitalisme global adalah mekanisme 'accumulation by 
dispossession', penguasaan itu tidak netral, maka kaitan 'power-property' tidak 
bisa dikesampingkan, bagaimana peran pelobi dan praktik lobi dlm bisnis, ini di 
mana-mana, termasuk di Indonesia, invasi Irak, isu nuklir Iran, dll.
bisa dibaca di sini http://en.wikipedia.org/wiki/Accumulation_by_dispossession

salam





Dari: irmec ir...@usa.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 02:17:27
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
Bung, 

Coba anda lihat, apa yg aku tulis:
dilihat dari jumlah nominalnya
tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka

Kalau bung tanya dibanding apa jor2an, aku kasih lah Rockefeller, kalau 
Stanford, kan lihat aja Stanford, kalau Buffet, dan Gates kan masih banyak data 
anyar.

- Rockefeller (and the foundation named after him) donated more than $530 
million to charitable causes—a fortune then, a far greater fortune in today's 
dollars. The University of Chicago alone got $35 million. Through his 
Rockefeller Sanitary Commission, he helped eradicate hookworm disease in the 
South, what one historian called the germ of laziness,

- John D. Jr. would devote his life to philanthropic and civic causes, giving 
away another $400 million

Kalau mungkin balik ke jaman Middle Ages, lihat saja Medici family (banker, yg 
rekonsiliasi ketakutan karena praktek bunga duit dgn kontribusinya untuk 
pembangunan gedung dan seni2 gereja)

AKhirnya, aku ngak lagi menghakimi apa mereka tulus atau ngak. Pointku 
sebenarnya ialah kapitalis bukan berarti ngak bisa beramal/berdonasi.

--- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, prastowo prastowo 
sesaw...@.. . wrote:

 Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller 
 terhadap suku2 asli di sana?
 
 salam





  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Nah, reaksi terhadap hal begini cepet, kalo menyangkut orang Amrik, tapi kalau 
terhadap bangsa sendiri kenapa kita skeptis ya? lebih mudah membuat litani 
keberhasilan dan kemuliaan orang di sono, dibanding jerih payah founding father 
yang tak digubris lagi, dilecehkan.
Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak bisa memakai 
kacamata proporsional seperti melihat dan menilai Rockefeller?
Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan tingkat-harapan-hidup 
dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi pendidikan, infrastruktur sudah 
disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh.

Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak menganalogkan dg 
bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi hidup manusia. Si kapitalis 
dan si sosialis tak luput dari ini. Secara apriori tidak ada yang bisa 
dikatakan pasti baik atau pasti buruk. Seobjektif-objektifnya suatu hal, ia 
tetaplah humanly objective.

salam





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 02:23:30
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
At 04:00 PM 10/6/2009, you wrote:
Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap 
Rockefeller terhadap suku2 asli di sana?

Sebelum mati, Rockefeller menyumbangkan 90% dari hartanya - termasuk 
tanah di New York yang kemudian menjadi markas PBB dan berstatus zone 
diplomatik bebas. Apa kontribusi Rockefeller yang itu jadi perlu 
dianulir.. .? dianggap tidak ada?

Lantas bagaimana dengan pihak-pihak yang keberadaannya menjadi 
terselamatkan oleh keberadaan PBB? Anak-anak (UNICEF), pengungsi 
(UNHCR), buruh (ILO), orang sakit (WHO) sampai dengan patung-patung 
yang ada di Borobudur (UNESCO).

Kalau mau kelam-kelaman sejarah -- ya saya punya contoh yang lebih 
gila lagi (sebagaimana saya sebutkan di era Borghia). Tapi nanti 
ujungnya jadi topik melenceng lagi





  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:32 PM 10/6/2009, you wrote:


Sorry mungkin saya yang kurang nyambung, karena Anda tidak 
menyertakan 'thread' sebelumnya, Anda menanggapi komentar yg mana.
Saya kira sejauh diskusi kita, tidak ada yang mengatakan bahwa 
kapitalis tidak bisa beramal. Justru AS hidup dari charity, dan 
tradisi ini sangat tua dan panjang. Lalu dlm konteks ini, pertanyaan 
saya dibandingkan dengan siapa, zaman ini sesama kapitalis yg 
jor-joran? ya tidak ada masalah. Karena setahu saya, mengatakan 
'kapitalis' kan sama artinya menyebut siapa itu 'non-kapitalis'. 
Kalau contohnya buruh/pekerja, sudah pernah saya sampaikan bagaimana 
ketimpangan yg makin lebar, ditunjukkan dg rasio.


Mas Prastowo,

1. Orang bisa memberi semata-mata karena ia punya sesuatu yang 
lebih.  Kalau buat dirinya saja kurang, lantas gimana mau memberi?

2. Tidak selalu bahwa orang menjadi kaya hanya dengan cara mencuri 
milik/hak orang lain.  Apa yang ditulis oleh Karl Marx sebagai 
excess of labor sebagai semata-mata pencurian hak dalam Das Kapital 
adalah salah besar.  Karena ekonomi ternyata sebuah positive sum game 
- dan bukan zero sum game.  Belum lagi aspek inovasi dan 
teknologi.  Semakin kita bergeser ke sektor jasa - hal ini semakin kentara.

3. Jawaban komunisme untuk hal tadi adalah penghapusan pasar tenaga 
kerja.  Konsekuensinya ternyata adalah pasar barang dan jasa yang 
tidak berkembang, serta absennya pasar modal.  Yang terjadi adalah 
distorsi ekonomi lebih lanjut -- termasuk tugas alokasi sumber daya 
yang sebelumnya diserahkan pada pasar.  Tugas alokasi sumber daya ini 
akhirnya diserahkan pada birokrasi dan dilakukan secara 
manual/mekanik.  Apakah selesai?  Ternyata tidak.

Kompleksitas pasar barang dan jasa gagal dialokasikan secara sempurna 
-- sehingga efisiensi malah turun lebih lanjut.  Pembuat sepatu cuma 
taunya bikin sepatu.  Di negara seperti itu akan terjadi keadaan di 
mana di satu sisi terdapat sepatu bertumpuk-tumpuk sampai membusuk -- 
padahal pada saat yang sama di tempat lain banyak orang yang tidak 
punya sepatu.  Itu yang terjadi di Uni Soviet dan membuat negara itu punah.


  Yg sering dikritik dari kapitalisme sebenarnya keyakinan akan 'the 
 endless of accumulation', lalu pekerja yg ikut menciptakan nilai 
 barang itu dihargai berapa sebaiknya?

Penghargaan dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar.  Jadi bersifat dinamis.

Bodohlah seorang pemilik pabrik kalau menggaji seorang pegawai 
terlalu murah - sementara pabrik lain membayar pegawai dengan 
kualitas serupa dengan gaji lebih mahal.  Mengapa?  Karena pegawai 
itu akan pindah ke pabrik lain.  Dan akhirnya si pemilik pabrik hanya 
akan kebagian pegawai-pegawai yang kualitasnya lebih rendah daripada 
gaji yang dibayarkan.  Resiko bisnis pun meningkat - sehingga produk 
yang dihasilkan tidak lagi kompetitif.  Bisnis pun mati.

Apakah penghargaan harus bersifat statis?  Tentu saja tidak.
Pasar tenaga kerja itu dinamis.  Bisa saja orang mulai dari pekerja 
pabrik sepatu -- tetapi kemudian ia belajar  keahlian lain -- 
sehingga suatu saat bisa bekerja sebagai programmer komputer, misalnya.

Anda bisa baca tulisan Joseph Schumpeter tentang creative 
destruction mengenai hal ini.




Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik winarto sugondo
Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih
dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya
dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan
sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang
zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka
tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima
apa adanya. Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit
telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak
pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi
mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya.

Berbeda kalau kita berjalan-jalan di jalanan kota Kowloon, ada hari tertentu
dimana mereka dengan sesuka hati membuang interior dan perlengkapan lainnya
yang tidak mereka inginkan.

Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini,
tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis, sehingga ada gedung-2
bertingkat, F-16, Tank Amphibi buatan Inggris. Na seiring berjalannya
waktu, saya justru melihat kenaifan dari kita sendiri, kita merasa kuat
padahal kita ngga mampu. Nah, untuk itu apa ngga sebaiknya kita belajar
menabung? sekalipun ngga se-extrim dulu. Simple sih, daripada membahas
sesuatu yang kurang membangun.

Saya sih ngga pintar, hanya sedikit pendapat yang siap dikoreksi oleh
siapapun juga.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/10/6 Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com



 At 04:43 PM 10/6/2009, you wrote:

 Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak
 bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai
 Rockefeller?
 Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan
 tingkat-harapan-hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi
 pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh.

 Mao? Itu monster.
 Menurut saya pribadi, tidak ada pemimpin yang lebih jelek dari Mao.

 Apa ukurannya? Ia bereksperimen dengan nasib ratusan jutaan orang
 secara sembarangan.
 Program Great Leap Forward yang terjadi tahun 1958-1961 -- telah
 membunuh setidaknya 60 JUTA orang warga Cina lewat terciptanya
 kelaparan terbesar hasil bikinan manusia. Mao pegang rekor dunia
 dalam jumlah pembunuhan warga sendiri secara sistematis. Orang yang
 dibunuh Mao lebih banyak daripada seluruh orang Indian yang pernah
 hidup di Benua Amerika sebelum kedatangan Columbus.
 (Dalam perbandingan ini, Rockefeller mungkin masih bisa dianggap santo..)

 Mao bukan ahli pertanian tapi berlagak ngerti soal pertanian. Mao
 bukan ahli metalurgi tapi menganggap diri mengerti soal cara
 memproduksi baja secara efisien. Ia buta oleh ketidakmampuannya.

 Dan itu tanggung jawab Mao (hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari
 peran secara aktif).

 Apakah masalah selesai? Ternyata tidak. Ia mengulangi kembali
 bencana buatan - saat melancarkan Revolusi Kebudayaan di awal 1970-an.

 NB: Dari mana anda dapat angka peluang hidup orang Cina naik dari 35
 menjadi 65 di masa Mao? Boleh saya tahu sumber referensinya?

 Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak
 menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi
 hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini.
 Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan pasti baik atau
 pasti buruk. Seobjektif-objektifnya suatu hal, ia tetaplah
 humanly objective.

 Termasuk soal Mao?

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Sangat bisa Bang Poltak. Ada buku yang bagus, berjudul 'The Rise of China and 
the Demise of the World-capitalist Economy' ( Monthly Review Press,2009). Li 
adalah seorang ekonom, mengajar di Utah. Ia di era Tiananmen adalah seorang 
aktivis liberal, sangat anti pemerintah, dan boleh dibilang didikan Barat. 
Ketika ia dipenjara selama 3 tahun, ia membaca Das Kapital-nya Marx sampai 
khatam 3 kali. Akhirnya ia melihat bahwa banyak hal perlu diluruskan, termasuk 
buku ini adalah upaya pelurusan sejarah. Kita tidak bisa melihat Mao lepas dari 
konstelasi politik Cina dan dunia.

Banyak fakta dipapar, nanti bisa saya berikan beberapa kutipan itu. Data 
'life-expectancy' itu benar adanya, termasuk bagaimana Barat memanipulasi data 
soal korban jutaan jiwa, yang lebih banyak disumbang bencana alam terbesar dlm 
sepanjang sejarah Cina. Ada satu lagi buku yang baru saja saya baca, ditulis 
oleh Dongping Han, berjudul The Unknown Cultural Revolution, testimoni dia 
bagaimana pergulatan revolusi kebudayaan terjadi.

Tentu saja Mao sebagai seorang yang obsesif banyak kesalahan. Saya hanya ingin 
mendudukkan secara lebih luas dalam sebuah perspektif 'non-positivistik', bahwa 
benarlah ungkapan 'sejarah adalah kisah sang pemenang', dan karenanya 
objektivitas perlu digugat secara kritis dan bertanggung jawab. Tentu saja dlm 
ilmu-ilmu sosial hal-hal seperti ini sudah cukup jamak, bagaimana fakta itu 
dipahami, tidak sekedar dijelaskan.

salam





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 03:15:38
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
At 04:43 PM 10/6/2009, you wrote:

Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak 
bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai Rockefeller?
Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan 
tingkat-harapan- hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi 
pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh.

Mao? Itu monster.
Menurut saya pribadi, tidak ada pemimpin yang lebih jelek dari Mao.

Apa ukurannya? Ia bereksperimen dengan nasib ratusan jutaan orang 
secara sembarangan.
Program Great Leap Forward yang terjadi tahun 1958-1961 -- telah 
membunuh setidaknya 60 JUTA orang warga Cina lewat terciptanya 
kelaparan terbesar hasil bikinan manusia. Mao pegang rekor dunia 
dalam jumlah pembunuhan warga sendiri secara sistematis. Orang yang 
dibunuh Mao lebih banyak daripada seluruh orang Indian yang pernah 
hidup di Benua Amerika sebelum kedatangan Columbus.
(Dalam perbandingan ini, Rockefeller mungkin masih bisa dianggap santo..)

Mao bukan ahli pertanian tapi berlagak ngerti soal pertanian. Mao 
bukan ahli metalurgi tapi menganggap diri mengerti soal cara 
memproduksi baja secara efisien. Ia buta oleh ketidakmampuannya.

Dan itu tanggung jawab Mao (hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari 
peran secara aktif).

Apakah masalah selesai? Ternyata tidak. Ia mengulangi kembali 
bencana buatan - saat melancarkan Revolusi Kebudayaan di awal 1970-an.

NB: Dari mana anda dapat angka peluang hidup orang Cina naik dari 35 
menjadi 65 di masa Mao? Boleh saya tahu sumber referensinya?

Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak 
menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi 
hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini. 
Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan pasti baik atau 
pasti buruk. Seobjektif-objektif nya suatu hal, ia tetaplah 
humanly objective.

Termasuk soal Mao?





  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:39 PM 10/6/2009, you wrote:

Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih
dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya
dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan
sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang
zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka
tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima
apa adanya.

China itu ekonomi ukuran satu benua, jadi kita tidak bisa menilai 
seluruh China hanya dengan melihat bagian kecilnya (semisal Guang 
Zhou) ataupun Shanghai maupun Beijing.  Dan China itu kompleks 
sekali.  Ada banyak hal yang kontras dan paradoks.

Saya skeptis dengan pernyatan: China jaman sekarang nggak lebih dari 
era foya-foya pasca Mao.  Tingkat tabungan China saat ini sangat 
tinggi, dan termasuk tertinggi di dunia.  Dan level tingkat tabungan 
yang nggak normal ini lah yang menghambat peningkatan tingkat 
konsumsi di China.  Padahal, kalau tingkat konsumsi China tidak 
bertumbuh, maka pertumbuhan ekonomi China menjadi terlalu tergantung 
pada ekspor dan perdagangan dengan dunia luar.  Cuma sekitar 30% 
komponen konsumsi dalam ekonomi China.  Bandingkan dengan Indonesia 
dan Amerika yang 70%-nya komponen ekonominya adalah konsumsi.

Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit
telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak
pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi
mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya.


Di China tidak ada sistem kredit bagi masyarakat luas.
Kredit hanya diberikan bagi perusahaan dan individu kaya.
Dan sistem perbankan di China masih terlalu dikuasai oleh 4 bank 
terbesar yang mayoritas sahamnya milik pemerintah China.

Apakah mereka benar-benar bahagia?  Tidak tahu persis.  Coba saja 
anda bertukar posisi dengan mereka.


Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini,
tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis,

Ini jelas omong kosong.

Pemerintahan Bung Karno nggak becus mengurus ekonomi.  Inflasi 
mencapai 600%, dan TIGA kali pemerintahan Sukarno mengemplang utang 
kepada rakyatnya sendiri (di era 1950-1960-an), dengan tidak mau 
melunasi secara penuh Obligasi Negara yang diterbitkan 
pemerintah.  Padahal pemerintahan Sukarno selalu punya duit untuk 
proyek-proyek mercu suar yang nilai ekonominya rendah.

Anda bayangkan saja -- kalau pemerintah sendiri nggak bisa dipercaya 
soal manajemen duit -- siapa lagi yang bisa dipercaya?

Ukuran becus atau tidaknya pemerintahan dalam mengurus ekonomi bisa 
dilihat sepintas hanya dari dua indikator penting -- tingkat 
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi.  Kalau dua angka ini sudah 
nggak beres - besar kemungkinan angka yang lain pun nggak bisa 
dipertanggung jawabkan




Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Bli,
Saya kira konklusi ini cukup memadai dan komprehensif, terima kasih untuk ini. 
Tugas kita bersama adalah memikirkan soal ini. Di tengah aneka kepentingan, 
motif, usaha, maupun tujuan, saya yakin kita sebagai warganegara Indonesia 
masih memiliki satu irisan yang menyatukan. Yang membedakan mungkin hanya 
kadarnya, yang sangat percaya, biasa-biasa saja, maupun skeptis, semua berhak 
hidup dan masing2 memiliki alasan yg sah, karena Pancasila hidup dalam sejarah.

Kekeliruan Orde Baru - dan ini sangat fatal - adalah menjadikan Pancasila 
ahistoris. Nah, di sini saya sedikit memperkenalkan apa yang dalam Filsafat 
Politik disebut prinsip 'Metanormatif'. Etika-etika yang ada, termasuk norma 
agama, bersifat normatif, mengikat dan menjadi imperatif bagi warga/umatnya. 
Indonesia adalah Taman Etika, dan juga Kebun Nilai-nilai. Pertanyaannya adalah, 
bagaimana Taman dan Kebun ini bisa lestari, sedangkan masing2 memiliki klaim 
paling?

Di sini Pancasila tepat jika ditempatkan dalam bingkai 'Metanormatof'. Ia bukan 
sebuah nilai yg bersaing dengan nilai-nilai lain, melainkan prinsip dasar yang 
memungkinkan nilai2 di Taman dan Kebun ini dipraktikkan dan dihayati. Maka 
tujuan individual, komunitas, atau kebangsaan terbingkai dan dijamin prinsip 
ini. Hasil akhir tidak harus seragam, tetapi Pancasila harus memastikan bahwa 
semua memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama.

Liberalisme sebenarnya mengalami krisis seperti Pancasila juga, ketika ia 
diperlakukan secara normatif. Liberalisme bisa diselamatkan jika ia 
ditempatkan secara 'metanormatif', sebagai prinsip dasar yang menjamin 
kebebasan, jadi kebebasan bukan nilai intrinsik yang harus diperjuangkan untuk 
diwujudkan, melainkan sesuatu yang diandaikan sebagai dasar tindakan yang 
bebas. Kekeliruan (mungkin kelatahan ) ini akhirnya melahirkan apa yang kita 
sebut Pancasila vs Islam (teokrasi), dll, hal yg pernah saya kritik atas hasil 
penelitian sebuah lembaga survei terkenal di Indonesia krn kerancuan yg 
menyesatkan ini. Pancasila adalah prinsip dasar yg memungkinkan orang Islam, 
Kristen, Hindu, Buddha, Batak, Jawa, Bugis, Minang, Cina, dll menghayati 
keyakinan dan nilai-nilainya.

( untuk elaborasi ini saya berhutang pd pemikiran brilian Douglas B. Rasmussen 
dan Douglas den Yul, dlm bukunya 'The Norm of Liberty', 2005).

salam,


pras





Dari: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 20:20:56
Judul: RE: [Keuangan] PANCASILA

  
Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.

Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
adalah tahapan belajar yang harus kita lalui. Setelah era P4, seolah-olah
Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...

Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.

Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
(putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
penuh. 

Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
jelas 

Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Mas,
Apa Suharto = Mubyarto?
Soal nilai: adil, baik, dlsb, semua akan relatif, tapi ini bukan berarti lalu 
harus ditolak. Sejauh menyimak penelitian soal pluralitas nilai ini, yang makin 
tampak sebenarnya bukan relatif dalam artian 'relativisme' ( krn jika demikian, 
maka yang benar adalah relativisme itu sendiri,padahal jika konsisten 
relativisme juga harus direlatifkan, ujungnya nihilisme ). Namun 'relatif' 
dalam arti 'related to', saling kait mengkait. Secara prima facie ( tampak 
permukaan ) boleh jadi sungguh beda dan bertolak belakang, tapi jika dilihat 
konteks dan situasi, tak jarang argumennya hampir sama.

Lagi pula, tidak usah terbebani masa lalu mas, mari kita rumuskan saja kini dan 
ke depan, kita mau apa? apa, mengapa, dan bagaimana dg Pancasila ini. ( sy sdh 
elaborasi prinsip Pancasila sebagai 'metanorma').

salam





Dari: mr_...@yahoo.com mr_...@yahoo.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 20:43:50
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

Saya juga sepakat,

Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi 
kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu.

Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman.

Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... Sekarang 
ya maaf saja sdh basi.

Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, 
demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. 

Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila?
Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi 
pancasila? 

Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi 
terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi Liberal 
ala pasca reformasi.

Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, menurut 
siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya juga bisa 
bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut mekanisme 
pasar yg efisien.
Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar dst.   
 

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id
Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA

Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.



Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
adalah tahapan belajar yang harus kita lalui.  Setelah era P4, seolah-olah
Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...



Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.



Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
(putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
penuh. 



Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata
mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih
jauh...



Sebagai 

Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Nilai-nilai 45 butir P4 ( dulu 36 butir ) sebenarnya beberapa masih ada yang 
relevan. Tapi ya itu tadi, ini kan buah indoktrinasi dan terkait dengan politik 
sebuah rezim, bisa dipahami kalau akhirnya juga harus ikut lengser. Dari dulu 
yg membuat saya heran justru, kenapa di antara butir2 - setahu saya - tidak ada 
kata 'jujur'. Nah, apakah in by design? saya kira kok iya..

salam





Dari: mr_...@yahoo.com mr_...@yahoo.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 21:09:03
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

Yg basi P4 nya 

Baca lagi tulisan sy mas, kalo masih ngga ngerti ngopi dulu.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Rachmad M rachm...@yahoo.com
Date: Wed, 07 Oct 2009 04:02:18 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA


Kalau sudah basi, kita ganti dong dengan misalnya 'amanah'. Seperti dah banyak 
terlontar, kita butuh pemimpin yang 'amanah' dan kata ini seperti kata sapu 
jagad yang bisa mengganti Pancasila.

Masalahnya amanah ini sebetulnya bias. Seorang teroris juga menganggap 
tidakannya amanah karena dia punya ukuran sendiri terhadap kata 'amanah'. 
Sementara Pancasila sebagai suatu dasar negara ya begitu itu adanya. Kalau gak 
suka kata tida berketuhanan kita ganti dengan kata 'kurang' terhadap sumua sila 
maka hasilnya juga akan lucu :-)


Salam

RM
Belum pernah ikut P4





--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, mr_...@... wrote:

 Saya juga sepakat,
 
 Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi 
 kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu.
 
 Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman.
 
 Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... 
 Sekarang ya maaf saja sdh basi.
 
 Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, 
 demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. 
 
 Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila?
 Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi 
 pancasila? 
 
 Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi 
 terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi 
 Liberal ala pasca reformasi.
 
 Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, 
 menurut siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya 
 juga bisa bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut 
 mekanisme pasar yg efisien.
 Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar 
 dst.    
 
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
 
 -Original Message-
 From: Oka Widana oka.wid...@...
 Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA
 
 Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
 Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
 merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
 itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
 pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
 bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
 wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.
 
  
 
 Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
 pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
 Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
 bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
 adalah tahapan belajar yang harus kita lalui.  Setelah era P4, seolah-olah
 Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
 menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
 penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...
 
  
 
 Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
 melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
 wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
 selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
 kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.
 
  
 
 Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
 Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
 (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
 Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
 karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
 modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
 diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
 penuh. 
 
  
 
 Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
 Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli 

Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik prastowo prastowo
Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, yang sudah 
berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 1989 berkunjung ke 
Indonesia dan mengatakan dengan sangat tegas,Bersyukur sekali bangsa ini 
memiliki Pancasila, yang tidak dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi 
agama, tapi nilai-nilainya sungguh luhur.

Bangsa lain mungkin punya dg nama lain, atau tidak punya, dan boleh jadi 
hidupnya pun lebih baik dari kita. Ini tantangan bagi kita untuk merawat dan 
menghidupi Pancasila ini.

salam





Dari: dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 18:35:08
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

  
ngomong2 di negara lain ada ga sih yg punya prinsip kaya Pancasila di 
Indonesia ???

Dario Amran

--- Pada Sel, 6/10/09, Rachmad M rachm...@yahoo. com menulis:

Dari: Rachmad M rachm...@yahoo. com
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA
Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 6 Oktober, 2009, 8:32 AM

  

Seandainya pemimpin kita tidak mengamalkan Pancasila maka :

1. Tidak Berketuhanan Yang Maha Esa
2. Tidak berkemanusiaan, tidak Adil Dan tidak Beradab 
3. Tidak mempersatuan Indonesia
4. Tidak memikirkan rakyat, tidak memimpin dengan hikmat dantidak 
Kebijaksanaan, tidak mau musyawarah dan tidak mau diwakilkan
5, Tidak berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia 

Mau ?

Kalau kita bersedia dipimpin oleh orang yang satu sila saja gak memenuhi 
Pancasila masak ia bersedia ? Kalau ada rakyat yang gak perduli ... ya silahkan 
saja tapi jangan jadi pimpinan . begitu aja kok repot :-)

Salam

RM

--- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, sen diskartes d1ka...@...  
wrote:

 menarik juga diskusi tentang Pancasila...
 yah wajar sih klo pialang tsb tidak memahami Pancasila, karena mereka tidak 
 pernah ngerasain gimana rasanya perjuangan tempoe doeloe
 bisanya yah melototin market nyari duit buat isi perut,,,
 coba deh rekan2 liat,, beberapa sekolahan bahkan ada yang tidak melaksanakan 
 upacara bendera hari senin seperti dulu
 otomatis generasi mendatang akan lebih tidak menahu mengenai sila sila ini...
 menurut saya, kan lebih baik tiap minggu ada moment khusus mengenai 
 kebangsaan kita
 ga usah upacara gitu, yang penting bisa inget..wkwkwk
 buat suhu2 yang lebih tahu, mohon ditambahkan bagaimana sih sejarah Pancasila
 
 
 regards
 -sen-
 
 
 
 
 
  _ _ __
 From: will_b...@. .. will_b...@. ..
 To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
 Sent: Mon, October 5, 2009 7:02:50 PM
 Subject: [Keuangan] PANCASILA
 
 Pancasila,
 
 Saat ini, Pancasila menjadi tema diskusi yang menarik.
 Mengapa? Karena banyak yang skeptis, gak tahu, dan malah gak mau tahu tentang 
 Pancasila.
 
 Saya sendiri dah gak hapal lagi butir2 di masing2 sila. Tetapi masih mending 
 saya hapal silanya. Seorang kawan yang adalah pialang handal dan alumni 
 universitas terkemuka malah gak apal sila2 nya. Kemarin saya di ketawain 
 rekan2 profesional ketika saya penuh semangat ngomongin Pemilu... Comment nya 
 : gua gak gitu2 amat tuh, kalem aja lah Bro...
 Yang mengejutkan saya, presiden nya siapa aja pada gak peduli, bakal jauh 
 banget kalau diajak ngomongin Pancasila.
 
 Kalau Pancasila aja gak paham, terus gimana nerapinnya.. ..
 
 Agak menggelitik ketika isu demokrasi Pancasila dan Ekonomi Pancasila di 
 naikkan... Lalu seberapa penting hal itu buat kehidupan kita??
 
 Menurut hemat saya, Pancasila adalah sebuah ide warisan pendiri bangsa. Yang 
 membedakan jati diri kita dengan bangsa dan negara lain... Pancasila nyambung 
 dan nempel dengan Indonesia dan UUD 45. Kebesaran Indonesia adalah kebesaran 
 Pancasila dan UUD 45.
 
 Keberadaan Indonesia memang dipaksakan (semua bekas jajahan Belanda adalah 
 Indonesia) persatuan Indonesia mungkin dibuat2 (sumpah pemuda : saya gak 
 yakin mereka utusan segala suku yang berkumpul, saya menduga, kebetulan 
 mereka ada di jawa, lalu dikumpulkan untuk ikrar bersatu. Karena jaman itu 
 gak gampang ngumpulin orang dari seluruh Nusantara)
 
 Tetapi, kita, dapat gratisan, dah dari sononya punya Indonesia. Bila kita 
 tidak menjaga, merawat, mengembangkan, dan menguatkan ide, nilai dan tatanan 
 luhur ini Kehancuran pasti menjadi ujung takdir Indonesia.
 
 Saya berani berpendapat demikian, karena segala diskusi kita ini berawal dari 
 tidak dilaksanakannya UUD 45 dan Pancasila dengan konsekuen. Bila kedua hal 
 ini dilaksanakan, saya yakin, gemah ripah loh jinawi akan kita capai.
 Belum dilaksanakan, eh malah sudah di amandemen pula...
 
 Bila anda membaca UUD 45, Pancasila dan semangat yang terkandung di dalamnya, 
 saya yakin anda akan paham maksud saya.
 
 Demikian opini saya, dengan kerendahan hati saya posting kan.
 Salam.
 
 Wbo.
 
 
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: lubeckym lubec...@.. .
 Date: Mon, 5 Oct 2009 17:00:20 
 To: 

Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 09:24 AM 10/6/2009, you wrote:

Poin saya hanya untuk menunjukkan apa yang disebut sebagai good 
gesture oleh seorang tamu negara.  Memuji tuan rumah.  Dan hal 
tersebut adalah normal.

(Jelas Sri Paus kan tidak mungkin memuji Pak Harto atau Ibu Tien 
apalagi di depan umum -- jadi supaya kesannya enak - yang dipuji 
adalah sesuatu yang normatif dan netral).

Tetapi dibalik gesture - tentu juga ada hal-hal lain yang lebih mendalam.
Ketika kita hanya terpaku pada aspek gesture -- kerap kita lupa 
hal-hal yang lebih mendalam.


Maaf sebelumnya..
Saya senang mengikuti thread ini..
Tp kenapa ujung2nya membicarakan seorang paus ya?

Bahkan membicarakan perbedaan uskup antara jakarta dan 
dili?...adakah kaitannya dengan ekonomi dan pembahasan..

Apakah memang sengaja di lencengkan dari topik awal?...urusan paus 
membuat retorika or something like that,,saya pikir semua kepala 
negara atau orang akan melakukan hal yang sama bila baru berkunjung 
ke sesuatu negara...

jadi apakah topik akan mengarahkan ke sana? Masud saya kebiasaan org 
atau seseorang...
Maaf saya bukan ekonom...saya hanya senang membaca isi dr imel2 dimilist ini..

Rdgs

Tan



Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik Andi MF Avandy
Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak!

Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote:

Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, 
yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 
1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat 
tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak 
dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi 
nilai-nilainya sungguh luhur.


Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika 
politik.  Apalagi di hadapan tuan rumah.  Dan tentu tidak ada salahnya.

Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat 
di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi 
hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat?

Paus sendiri bilang apa tentang itu?
Masihkah memuji tentang Pancasila?

(dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan 
Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik prastowo prastowo
Saya sebenarnya tidak mau komentari ini di milis karena sudah sangat keluar 
dari substansi.
Ini bukan retorika Bang, ketika para Uskup Indonesia berkunjung ke Roma, hal 
sama disampaikan lagi. 

Sekali lagi Anda tidak bisa membedakan objektif/faktual dengan normatif, 
seolah karena TNI menginvasi Tim Tim lalu Pancasila keliru.
begini logika yg setahu saya dari David Hume, filsuf empirik Inggris:

Secara faktual Aburizal Bakrie ingin menjadi ketum Golkar, tapi ini tidak 
serta merta Aburizal Bakrie harus menjadi ketum Golkar.

Justru Paus amat paham logika ini, maka tak membabi buta. Ia mengkritik 
tindakan TNI. Jika Anda paham diplomasi Paus, dengan menjadikan TimTim 
keuskupan tersendiri, ini adalah penolakan moral thd invasi itu. Pahamkah Anda?

salam





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:13:21
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote:

Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, 
yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 
1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat 
tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak 
dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi 
nilai-nilainya sungguh luhur.

Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika 
politik. Apalagi di hadapan tuan rumah. Dan tentu tidak ada salahnya.

Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat 
di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi 
hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat?

Paus sendiri bilang apa tentang itu?
Masihkah memuji tentang Pancasila?

(dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan 
Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) 





  Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail 
ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 11:25 AM 10/6/2009, you wrote:

Saya sebenarnya tidak mau komentari ini di milis karena sudah sangat 
keluar dari substansi.
Ini bukan retorika Bang, ketika para Uskup Indonesia berkunjung ke 
Roma, hal sama disampaikan lagi.

Sekali lagi Anda tidak bisa membedakan objektif/faktual dengan 
normatif, seolah karena TNI menginvasi Tim Tim lalu Pancasila keliru.
begini logika yg setahu saya dari David Hume, filsuf empirik Inggris:

Secara faktual Aburizal Bakrie ingin menjadi ketum Golkar, tapi ini 
tidak serta merta Aburizal Bakrie harus menjadi ketum Golkar.

Justru Paus amat paham logika ini, maka tak membabi buta. Ia 
mengkritik tindakan TNI. Jika Anda paham diplomasi Paus, dengan 
menjadikan TimTim keuskupan tersendiri, ini adalah penolakan moral 
thd invasi itu. Pahamkah Anda?


Karena saya pahak logika itulah maka komentas Sri Paus tentang 
Pancasila saya anggap sekadar gesture. Supaya sopan lah saat menjadi 
tamu ataupun saat menjamu.

Paus sendiri Pancasilais atau tidak?
Masih relevankah itu dipertanyakan?

Saya sependapat dengan anda bahwa ini sudah terlalu jauh -- tetapi 
ketika anda mengutip komentar Paus tentang Pancasila -- maka saya 
merasa perlu untuk melakukan elaborasi apakah itu sekadar gesture 
atau substansi?

Menurut saya itu cuma gesture.




MEMO ADMIN....Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik oka
Perhatian: Memo Admin, sebagai peringatan, jangan direply

Saudara2,
Saya kira membawa2 Sri Paus, dalam diskusi mengenai Pancasila, kita sudahi 
saja. Kata orang Jawa sudah mendekati kebablasan.

Kalo mau bicara mengenai sejarah, aplikasinya dalam sistem ekonomi, saya 
persilahkan. Diluar dari itu, tidak diperkenankan, karena beyond tujuan Millis 
ini.

Harap diperhatikan.

Oka Widana


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com
Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas?

salam





Dari: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak!

Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote:

Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, 
yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 
1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat 
tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak 
dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi 
nilai-nilainya sungguh luhur.


Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika 
politik.  Apalagi di hadapan tuan rumah.  Dan tentu tidak ada salahnya.

Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat 
di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi 
hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat?

Paus sendiri bilang apa tentang itu?
Masihkah memuji tentang Pancasila?

(dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan 
Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik Andi MF Avandy
Mansudnya argumen Bank Poltak menyiratakn bahwa Paus hanya beretorika soal 
pancasila. Tajam maksudnya ada udang dibalik batu. Proses lepasnya timtim kan 
tidak lepas dari andil uskup Belo yang jga wakil vatikan.
Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com
Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas?

salam





Dari: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak!

Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote:

Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, 
yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 
1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat 
tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak 
dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi 
nilai-nilainya sungguh luhur.


Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika 
politik.  Apalagi di hadapan tuan rumah.  Dan tentu tidak ada salahnya.

Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat 
di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi 
hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat?

Paus sendiri bilang apa tentang itu?
Masihkah memuji tentang Pancasila?

(dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan 
Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik prastowo prastowo
Begini Bang,
Saya pakai analogi cak Nur saja. Ketika islam didefinisikan sebagai 
kepasrahan atau ketundukan total, artinya 'islam as a faith', Cak Nur 
bilang, semua Nabi, dari Adam, Musa, hingga Isa, dan Muhammad adalah 'islam', 
karena 'faith'.
Tapi 'Islam as a religion', kita bisa berbeda. Saya kira analogi ini bisa 
menjawab hal itu.
Apakah Paus pancasilais? ya dan tidak.
Dalam arti 'Pancasila as a normative value with its universality', saya kira 
Paus itu Pancasilais tulen, tetapi dalam arti 'pancasila as an ideology', kita 
tahulah...

salam 





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 21:41:20
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
At 11:25 AM 10/6/2009, you wrote:

Saya sebenarnya tidak mau komentari ini di milis karena sudah sangat 
keluar dari substansi.
Ini bukan retorika Bang, ketika para Uskup Indonesia berkunjung ke 
Roma, hal sama disampaikan lagi.

Sekali lagi Anda tidak bisa membedakan objektif/faktual dengan 
normatif, seolah karena TNI menginvasi Tim Tim lalu Pancasila keliru.
begini logika yg setahu saya dari David Hume, filsuf empirik Inggris:

Secara faktual Aburizal Bakrie ingin menjadi ketum Golkar, tapi ini 
tidak serta merta Aburizal Bakrie harus menjadi ketum Golkar.

Justru Paus amat paham logika ini, maka tak membabi buta. Ia 
mengkritik tindakan TNI. Jika Anda paham diplomasi Paus, dengan 
menjadikan TimTim keuskupan tersendiri, ini adalah penolakan moral 
thd invasi itu. Pahamkah Anda?

Karena saya pahak logika itulah maka komentas Sri Paus tentang 
Pancasila saya anggap sekadar gesture. Supaya sopan lah saat menjadi 
tamu ataupun saat menjamu.

Paus sendiri Pancasilais atau tidak?
Masih relevankah itu dipertanyakan?

Saya sependapat dengan anda bahwa ini sudah terlalu jauh -- tetapi 
ketika anda mengutip komentar Paus tentang Pancasila -- maka saya 
merasa perlu untuk melakukan elaborasi apakah itu sekadar gesture 
atau substansi?

Menurut saya itu cuma gesture.





  Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: MEMO ADMIN....Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-05 Terurut Topik prastowo prastowo
Terima kasih Moderator, telah diingatkan.
Semoga historisitas pengutipan dan maksud awal juga dipahami sehingga tidak 
menimbulkan bias.
Mohon maaf jika ini menimbulkan ketidaknyamanan.

salam hormat,


pras





Dari: o...@ahlikeuangan-indonesia.com o...@ahlikeuangan-indonesia.com
Kepada: Millis AKI ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 21:42:52
Judul: MEMO ADMINRe: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Perhatian: Memo Admin, sebagai peringatan, jangan direply

Saudara2,
Saya kira membawa2 Sri Paus, dalam diskusi mengenai Pancasila, kita sudahi 
saja. Kata orang Jawa sudah mendekati kebablasan.

Kalo mau bicara mengenai sejarah, aplikasinya dalam sistem ekonomi, saya 
persilahkan. Diluar dari itu, tidak diperkenankan, karena beyond tujuan Millis 
ini.

Harap diperhatikan.

Oka Widana


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com
Date: Tue, 6 Oct 2009 12:31:38 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Tajam dan objektif? maaf, di mana letaknya ketajaman dan objektivitasnya Mas?

salam





Dari: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 19:29:04
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Analisis yang tajam dan objektif bank Poltak!

Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Date: Tue, 06 Oct 2009 09:13:21 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 08:51 AM 10/6/2009, you wrote:

Setahu saya, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik se-dunia, 
yang sudah berkeliling hampir ke seluruh negara di dunia, pada tahun 
1989 berkunjung ke Indonesia dan mengatakan dengan sangat 
tegas,Bersyukur sekali bangsa ini memiliki Pancasila, yang tidak 
dimiliki bangsa lain, dan bukan pula menjadi agama, tapi 
nilai-nilainya sungguh luhur.


Rasanya bukan sekali saja kok seorang Paus melakukan retorika 
politik.  Apalagi di hadapan tuan rumah.  Dan tentu tidak ada salahnya.

Tetapi bukankah atas nama Persatuan Indonesia dari Pancasila, saat 
di kemudian hari kekuatan TNI dan milisi yang dibinanya - membumi 
hanguskan Timor Leste pasca kekalahan jajak pendapat?

Paus sendiri bilang apa tentang itu?
Masihkah memuji tentang Pancasila?

(dan mengapa pula jabatan uskup harus dibedakan antara Dili dan 
Jakarta - bahkan ketika Timor Timur adalah propinsi ke 27 RI ?) 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com 
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ 

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




  Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]