[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Jerami dan Ilalang Kering di Pekarangan Istana (7 bag)

2010-07-28 Terurut Topik andre andreas
Detik-detik Proklamasi. 
Hormat Bendera Kenaikan Harga, Diiringi Dentuman Meriam Tabung Gas 17 Kali! 
Hiduplah Indonesia Raya.. 
Indonesia, Tanah Airku, Tanah Tumpas Rakyatku (ulangi!!)
Indonesia, Tanah Airku, Rampas Tanah Rakyatnya (ulangi!!)
Indonesia, Tanah Airku, Lumpur Hisap Rakyatnya
lanjutkan... 
(Indonesia Raya Versi Istana Buto) 
  
kalian pikir mereka sekedar orang-orangan sawah, jerami dan ilalang kering


sejatinya seperti batu yang menggenggam luka, seperti asa yang mendaku batu


kulit legam rakyat pekerja, sesungguhnya padas batu karang itu


“ dan di atas batu karang ini, ...keadilan sejati akan 
tegak” 
  
silah kunjung 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/07/dan-di-atas-batu-karang-ini-keadilan.html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] MULYANI VS MARSINAH

2010-05-30 Terurut Topik andre andreas
Apa hubungannya dengan Mulyani? Marsinah adalah buruh, komoditi yang menjadi 
jantung pertumbuhan kapitalisme. Mulyani adalah ekonom borjuis yang mengesahkan 
sistem itu. Rumit, tetapi ringkasnya, 17 tahun setelah kematian Marsinah, 12 
tahun kediktatoran Orde Baru yang mengeksekusinya sudah tumbang, tetapi sistem 
ekonomi kapitalis yang mengeksploitasinya bergerak semakin progresif. Krisis 
ekonomi 1997, resep-resep neoliberal penyelesaiannya, aneka macam konflik, dan 
ekspansi kapital secara besar-besaran telah melipatgandakan surplus tenaga 
kerja, yang dapat digunakan untuk re-ekspansi kapital secara tiba-tiba dan 
cepat. Itulah faktor-faktor yang melanggengkan penghisapan.

Tentang Mulyani, berita tentangnya melimpah-ruah akhir-akhir ini. Dialah 
generasi baru ekonom pelanjut dan penganjur ekonomi kapitalis Orde Baru. Dia 
dibela mati-matian dalam menghadapi partai-partai politik oportunis di parlemen 
dalam kasus ‘Bank Century’. Sebagai sosok yang digambarkan bersih dan sukses 
dalam reformasi birokrasi, Mulyani dibela pasar. Penunjukkannya sebagai salah 
satu direktur pelaksana Bank Dunia, mengundang reaksi negatif pasar di Jakarta. 
Di negeri, di mana korupsi, kolusi, dan nepotisme begitu merajalela – tercatat 
sebagai salah satu negeri terkorup di dunia – dukungan terhadap Mulyani bisa 
dipahami, kendati bukan di situ duduk perkaranya.
Dipetik dari artikel Anto Sangaji “Dari pada Mulyani lebih baik Marsinah” di 
IndoPROGRESS.blogspot.com
selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/05/analisa-ekonomi-politik-dari-pada.html
 
 
baca juga
 
Peringatan Marsinah 8 Mei 2010 : Pemerintah Minta Maaf atas Kematian Marsinah?
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/05/peringatan-marsinah-2010-pemerintah.html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Deklarasi Cochabamba, Bolivia : Konferensi Rakyat Dunia tentang Iklim

2010-05-08 Terurut Topik andre andreas

Pengantar 

Lebih dari 35.000 delegasi dari kalangan gerakan sosial dan organisasi dari 140 
negara, terlibat dalam perhelatan “World People’s Conference on Climate Change 
and the Rights of Mother Earth yang berlangsung di Cochabamba, Bolivia dari 
tanggal 19-22 April 2010. Konferensi ini bisa berlangsung diantaranya karena 
adanya inisiatif yang kuat dari Presiden Bolivia Evo Morales.

Konferensi Rakyat tentang Perubahan Iklim juga berhasil merumuskan kesepakatan 
atau Deklarasi Peoples Agreement on Climate Change and the Right of Mother 
Earth dan Proposal Universal Declaration on the Rights of Mother Earth. 
Terobosan pentingnya adalah diadopsinya paradigma kedaulatan bumi dan atau hak 
asasi (ibu) bumi – Mother Earth bersanding dengan kedaulatan rakyat dan atau 
hak asasi manusia sebagai jawaban penting untuk menjawab persoalan krisis iklim 
global sebagai krisis peradaban.

Sebelum dan sepanjang konferensi para intelektual organik dan aktivis gerakan 
rakyat baik melalui pertemuan tatap muka maupun online dalam 17 Working Groups 
telah berhasil menyelesaikan pembahasan tema-tema : Structural causes; Harmony 
with Nature; Mother Earth Rights; Referendum; Climate Justice Tribunal; Climate 
Migrants; Indigenous Peoples; Climate Debt; Shared Vision; Kyoto Protocol; 
Adaptation; Financing; Technology Transfer; Forest; Dangers of Carbon Market; 
Action Strategies; Agriculture and food sovereignty 

Nampaknya Konferensi Rakyat ini akan menjadi sama fenomenalnya dengan Forum 
Sosial Dunia yang inisiatif dimulai dari kota Porto Alegre di Brazilia sebagai 
forum tandingan atau alternatif Forum Ekonomi Dunia sebagai gerakan perlawanan 
terhadap globalisasi kapitalisme neoliberal. Kali ini gerakan mondial ini - 
Gerakan Rakyat Mondial untuk IBU BUMI di mulai dari sebuah kota di Bolivia.

Di dalam deklarasi atau People Agreement disampaikan bahwa Konferensi kedua 
akan diselenggarakan pada tahun 2011 sebagai bagian dari proses pembangunan 
Gerakan Rakyat Mondial untuk IBU BUMI dan sebagai reaksi atas hasil Konferensi 
Perubahan Iklim PBB yang akan diselenggarakan akhir tahun 2010 di Cancun 
Mexico. 

Bravo Morales!!! Bravo Chochabamba Bravo, Gerakan Rakyat
 
Baca selengkapnya :
PEOPLES AGREEMENT - World People’s Conference on Climate Change and the Rights 
of Mother Earth
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/05/deklarasi-chochabamba-bolivia-tentang.html
Proposal Universal Declaration of the Rights of Mother Earth
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/05/deklarasi-chochabamba-bolivia-proposal.html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Human Right Watch ttg Pasal Pencemaran Nama Baik

2010-05-08 Terurut Topik andre andreas

Gugatan pencemaran nama baik merupakan senjata ampuh bagi orang-orang yang 
ingin membungkam kritik di Indonesia. Seharusnya pemerintah memberikan dukungan 
kepada para pengungkap fakta dan menjamin kebebasan terhadap mereka yang 
mengemukakan pendapat secara damai, bukan malah menghukumnya.


Elaine Pearson, wakil direktur Asia untuk Human Rights Watch
Cabut Undang-undang yang dapat Mempidanakan Kritik!
 
selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/05/laporan-human-right-watch-tentang-ham.html
 
Sumber : http://www.hrw.org/



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kekerasan, Wajah Pengurus Negara dalam Politik Ruang

2010-04-18 Terurut Topik andre andreas
Pernyataan Sikap 
Kekerasan, Wajah Pengurus Negara dalam Politik Ruang
 
Kasus yang terjadi di Koja Tanjung Priok Jakarta Utara (Rabu, 14 April 2010), 
merupakan satu dari sekian banyak peristiwa kekerasan yang terjadi di Indonesia 
dengan berbagai politik kepentingannya. Sebelum peristiwa yang terjadi di 
Priok, berbagai kasus penggusuran dengan menggunakan kekerasan kerap terjadi di 
berbagai kota di Indonesia, dan korbannya kebanyakan adalah orang-orang miskin 
yang selama ini tidak memiliki akses dan control terhadap ruang hidupnya (ruang 
ekonomi, ruang social maupun ruang budaya) masyarakat dengan mengatasnamakan 
penataan ruang. 
 
Politik tata ruang di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta 
sarat dengan pertarungan kepentingan. Selama ini penataan ruang di Indonesia 
didominasi oleh kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kepentingan 
rakyat lainnya, apalagi kalau bukan kepentingan yang memiliki kekuatan baik 
secara ekonomi yang diwakili oleh pemilik modal maupun kekuatan politik yang 
dalam hal ini diwakili oleh pemerintah melalui alat-alat kekuasannya seperti 
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Belakangan di banyak tempat dalam kasus 
penertiban dan penggusuran permukiman dan tempat mencari makan warga miskin, 
Satpol PP menjadi aktor utama dan menampilkan watak dan prilaku yang bercorak 
militeristik.
 
Penataan ruang, seharusnya juga dapat memenuhi rasa keadilan bagi semua orang, 
khususnya bagi kelompok rentan yang selama ini tidak memiliki akses dan kontrol 
yang cukup terhadap proses pembangunan perkotaan. Penataan ruang kota saat ini 
masih diskriminatif bagi kelompok rentan seperti kelompok miskin kota. Politik 
penataan ruang tidak memberikan penghormatan (to respect), perlindungan (to 
protect) dan pemenuhan (to fullfil) terhadap ruang hidup warga negaranya, 
orang-orang miskin yang selama ini telah memberikan subsidi kepada negara 
melalui cara bertahan hidup mereka dengan bekerja di sektor informal seperti 
menjadi pedagang asongan, pengamen dan lain-lain yang sesungguhnya sedang 
membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan.
 
Kekerasan dan premanisme bahkan tidak dibenarkan dengan alasan apapun, karena 
ketika kekerasan digunakan sebagai pemegang kendali dalam pengelolaan kota, 
maka jarak antara pengurus negara dan rakyat yang mengalami krisis akan semakin 
jauh, bahkan berada di ruang yang saling berbeda.
 
Melihat Fakta-Fakta tersebut, Sarekat Hijau Indonesia menyatakan sikap sebagai 
berikut:

 Negara menghentikan praktek-praktek kekerasan dan tindakan diskriminatif dalam 
politik penataan ruangnya
Menjamin terpenuhinya hak-hak warga negara atas ruang hidupnya secara ekonomi, 
politik, social dan budaya yang mengedepankan demokrasi dan hak asasi manusia
Membubarkan Satuan Polisi Pamong Praja yang selama ini selama ini hanya menjadi 
alat untuk melanggengkan kekuasaan dan pemilik modal
 
Contact person:
1.  Koesnadi Wirasapoetra (Sekretaris Jendral) : 081288044608
2.  Khalisah Khalid (Biro Politik & Ekonomi): 0813 111 87498
 
 
 
PIMPINAN PUSAT SAREKAT HIJAU INDONESIA
Jl. Jatipadang Raya No. 5 Rt. 004 Rw. 03 Kel. Jatipadang Pasar Minggu Jakarta 
Selatan
Telp/Fax +62217806692. Mobile Phone: 081288044608  e-mail ; 
sarekathijauindone...@gmail.com. Web: www.sarekathijauindonesia.org




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim SBY = Rezim Orba; Mei Bulan Perlawanan Rakyat

2010-04-18 Terurut Topik andre andreas
Melalui spirit “Mei Bulan Perlawanan” kami mengajak seluruh rakyat Indonesia 
bersatu di dalam Front Oposisi Rakyat Indonesia untuk menyelamatkan Indonesia 
dari tujuh setan otoritarian yang mengabdi pada kepentingan neoliberal. Mari 
selamatkan Indonesia dari tujuh setan otoritarian. Mari selamatkan Indonesia 
dari perdagangan dan investasi bebas. Mari selamatkan kekayaan alam Indonesia 
dari krisis ekologi. Mari selamatkan Indonesia dari krisis korupsi dan 
pelanggaran hak asasi manusia. Mari selamatkan buruh, petani dan nelayan dan 
perempuan dari krisis. Saatnya rakyat bangkit untuk mengambil alih alat 
produksinya di tingkat lokal sampai nasional dan melawan tujuh setan 
otoritarian. 

Mari selamatkan Indonesia. Mari berhimpun dalam satu barisan untuk aksi 
Kalender “Mei Bulan Perlawanan” sebagai agenda politik Rakyat Menggugat dan 
Melawan hingga terwujudnya kesejahteraan dan demokrasi rakyat yang sejati.
 
Maklumat Front Oposisi Rakyat Indonesia - Mei Bulan Perlawanan Rakyat
“Tidak Ada Kesejahteraan dan Demokrasi” - Rezim SBY = Rezim Orde Baru

Kami maklumatkan “Mei Bulan Perlawanan” karena pada bulan ini tersimpan sejarah 
perlawanan rakyat terhadap Rezim Orde Baru yang melakukan pelanggaran hak asasi 
manusia berat, membunuh demokrasi dan merusak pola pikir bangsa Indonesia 
menjadi serakah dan biadab. Perlawanan rakyat itu mencapai kemenangan pada 21 
Mei 1998 dengan mundurnya Soeharto sebagai pemimpin tunggal yang berwatak 
otoriter. 

Kami maklumatkan kepada rakyat Indonesia agar menjadikan bulan perlawanan ini 
sebagai agenda politik untuk melakukan perlawanan kembali terhadap hadirnya 
tanda-tanda otoritarian di dalam Rezim SBY. Tak kita kehendaki pembunuhan 
terhadap demokrasi, terhadap rakyat yang didera krisis ekonomi dan kerusahan 
pola pikir bangsa menjadi agenda politik Rezim SBY dewasa ini

Inilah Kalender Mei Bulan Perlawanan Oposisi Rakyat Indonesia:

Tanggal Agenda Politik 
1 Mei  Hari Buruh Internasional (Mayday)
2 Mei  Hari Pendidikan Nasional
8 Mei  Hari Marsinah 
12-14 Mei  Hari Kejahatan Kemanusiaan Orde Baru (penembakan mahasiswa, 
kerusuhan Mei)
20 Mei  Hari Kebangkitan Nasional
21 Mei  Hari Kemenangan Perlawanan Rakyat (jatuhnya rezim Soeharto)


1. Gagalnya Reformasi, Gagalnya Demokrasi 

Tujuh Setan Otoritarian. Sampai saat ini rakyat masih terbius oleh manipulasi 
pengertian bahwa reformasi telah berhasil mewujudkan demokrasi di Indonesia. 
Bukti-bukti itu ditandakan adanya keterbukaan ruang politik bagi aspirasi 
rakyat, tak ada kekuasaan tersentral yang dikendalikan militer, pemilu/pilkada 
telah dapat diselenggarakan langsung oleh rakyat, media massa mempunyai 
kebebasan pemberitaan, hak perempuan dalam politik dan perlindungan dari 
kekerasan pun telah diberikan. Sampai dewasa ini rakyat begitu yakin bahwa 
seluruhnya ini merupakan bukti demokrasi telah menjadi kenyataan. Marilah kita 
kaji kembali, apakah keterbukaan ruang politik itu menunjukkan perubahan 
kualitatif jika dikaji di lapangan realitas politiknya? 
 
Selengkapnya (dan unduh pdf)
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/04/mei-bulan-perlawanan-rakyat-maklumat.html
 
Solusi For Indonesia : Lima Prinsip Strategi Perjuangan
(sumber : MAKLUMAT PENDIRIAN FRONT OPOSISI RAKYAT INDONESIA)

Kami menawarkan solusi untuk kesejahteraan rakyat melalui perjuangan yang 
membebaskan rakyat Indonesia dari kekuasaan Rezim SBY jongos Rezim Neoliberal, 
melalui Lima Prinsip Strategi Perjuangan:

(1) Mewujudkan Reforma Agraria Sejati; melalui prioritas program nasional 
pemerintah RI dalam hal ; (a) Penataan tanah dan sumber daya agraria secara 
jelas dan adil untuk lahan pertanian petani (petani gurem, nelayan, masyarakat 
adat dan kaum miskin pedesaan, yang juga memperhatikan kekhususan kepentingan 
perempuan), untuk penyelamatan ekologi, untuk pengembangan usaha, untuk 
pengembangan kota dan untuk keperluan pemerintahan. (b) Melakukan evaluasi 
terhadap kepemilikan tanah skala besar oleh perusahan asing, swasta nasional 
dan BUMN untuk diberikan pemanfaatannya kepada rakyat. (c). Penyelesaian 
sengketa dan konflik agraria secara menyeluruh dan adil. (d) Dukungan penguatan 
produksi, akses permodalan, teknologi dan perlindungan tata niaga yang adil dan 
berpihak kepada petani, yang juga mengkhususkan kepada kepentingan petani 
perempuan.

(2) Mewujudkan Keadilan Ekologis; yaitu hak untuk mendapatkan keadilan antar 
generasi yang memperhatikan prinsip keadilan gender, prinsip keselamatan 
rakyat, keberlanjutan jasa pelayanan alam dan perlindungan produktivitas 
rakyat, dimana semua generasi baik sekarang maupun mendatang, berhak 
terselamatkan dari ancaman dan dampak krisis, serta penghancuran sumber-sumber 
kehidupan rakyat.

(3) Pembangunan Industrialisasi Nasional; mengakhiri model produksi ekonomi 
kolonial dan para kompradornya (jongos) dengan membangun kemandirian ekonomi, 
industri dan keuangan nasional yang berpihak pada kepentingan buruh dan rakyat 
Indonesia, termasuk juga memperhatikan kepentingan perempuan.

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kekerasan di Priok : Bubarkan Satpol PP, Cabut Perda Tibum

2010-04-18 Terurut Topik andre andreas

FRONT OPOSISI RAKYAT INDONESIA 
 
 
Pernyataan Sikap
Bubarkan Satpol PP dan Cabut Perda Tibum!
Ganti Rejim Ganti Sistem!
 
 
Satpol PP di usia 60 tahun tidak menunjukkan perubahan yang manusiawi. 
Keganasan Satpol PP kembali terulang di Koja, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. 
Ratusan warga luka-luka, sebagian terluka parah. Proses negosiasi warga yang 
sedang berjalan dengan menghadiri komisioner Komnas HAM tidak diindahkan. 
Proses negosiasi dan pengamanan kepolisian justru diciderai dengan tindakan 
provokatif dan represi Satpol PP terhadap warga sehingga membuat kekicruhan 
yang lebih besar. Saat itu juga, Satpol PP telah menciderai konstitusi dan 
dasar negara yang memuat nilai keadilan, hak asasi manusia, dan demokrasi. 
 
Tindak kekerasan Satpol PP di Koja bermuara pada urusan pengamanan kepentingan 
pemodal yang ingin menggusur tempat pemakaman warga untuk infrastruktur 
komersial. Seperti yang terjadi sebelumnya, Satpol PP memang dijadikan alat 
pemukul pemerintah daerah terhadap warga yang selama ini termajinalisasi. 
Tujuannya mengamankan kepentingan orang atau kelompok yang memiliki kekuasaan 
politik dan ekonomi. Untuk menjalankan itu, pemerintah bersama legislator 
membuat peraturan perundang-undangan (sampai ke perda-perda) yang menguntungkan 
pemodal dan elit birokrat. Akibatnya, warga kota yang termajinalisasi atas kota 
selalu digusur paksa tanpa mengindahkan hak ekonomi, sosial, dan budaya warga, 
termasuk keasrian lingkungan.  
 
Satpol PP sebagai alat pemukul semakin arogran karena mendapatkan dana 
operasional sebesar 250 milyar rupiah di wilayah DKI Jakarta. Dana sebesar itu 
digunakan hanya untuk mengusur puluhan ribu warga tiap bulannya dan membunuhi 
warga miskin satu per satu. Di bulan Maret 2010 saja, sudah tiga anak meninggal 
dunia akibat operasi penertiban Satpol PP. Begitu pun pada bulan-bulan 
sebelumnya. Sampai saat ini belum ada pertanggungjawaban hukum baik personal 
maupun institusional. Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah, aparat 
keamanan, dan badan hukum merupakan bagian dari bentuk kekuasaan yang 
sewenang-wenang. Lebih dari itu, merupakan bentuk pengabaian hak-hak dasar 
rakyat yang selalu dihisap oleh rejim otoritarian, neoliberal, dan korup. 
 
Atas dasar itu, kami menuntut:
1.  Bubarkan Satpol PP!
2.  Cabut Perda No.8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum DKI Jakarta!
3.  Hentikan semua penggusuran!
4.  Turunkan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo!
5.  Tangkap dan adili Harianto Bajoeri selaku Ketua Satpol PP DKI Jakarta!
6.  Ganti rejim ganti sistem!
 
Demikian pernyataan sikap ini. Di dalam tekad persatuan rakyat yang berlawan, 
kami menyerukan kepada semua elemen rakyat agar tetap melakukan perlawanan 
semaksimal mungkin terhadap Satpol PP yang dikendalikan oleh rejim dan sistem 
yang tidak pernah berpihak kepada rakyat.
 
Hidup Rakyat!
Bubarkan Satpol PP! Cabut Perda Tibum!
Ganti Rejim Ganti Sistem!
 
Jakarta 15 April 2010
 
[bersama Arus Pelangi, Bingkai Merah, FKW, IGJ, IKOHI Jakarta, Imparsial, JCSC, 
JRMK, Kasbi Jakarta, Komite Pembubaran Satpol PP, Kontras, KPI, LBH APIK, LBH 
Jakarta, LBH Masyarakat, PBHI Jakarta, Praxis, PRP Jakarta, Reides, Sebaja, 
Sebumi, Setara Institute, SKSN, UPC, Walhi Jakarta, Yayasan Anak Akar]
 
baca juga 
 
MAKLUMAT FOR INDONESIA 15 APRIL 2010
 
MEI BULAN PERLAWANAN RAKYAT
 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/04/mei-bulan-perlawanan-rakyat-maklumat.html
 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Cerita tentang Rakyat yang Suka Bertanya

2010-04-03 Terurut Topik andre andreas
Kumpulan Cerpen dari penulis handal Indonesia : Martin Aleida, AS Laksana, 
Linda Christanty, Lang Fang, Oka Rusmini, Puthut EA, FX Rudy Gunawan, Irwan D 
Kustanto, Miranda Harlan (Penerbit; DEMOS, vhrbook, spasimedia)

Hadirilah acara Launchingnya :

Kamis, 11 Maret  2010
15:30 - 18:30 WIB
Aula Goethe Institute
Jl. Sam Ratulangi No. 9-15
Jakarta, Indonesia

Pembicara : Antonio Prajasto (Demos) , AS Laksana (Penulis), FX Rudy Gunawan 
(Penulis)
Pembahas : Marco Kusumawijaya
Moderator : Raharja Waluya Jati
nukilan cerita oleh Irwan D Kustanto/Martin Aleida/Linda Christanty/
 
konfirmasi kehadiran : Demos (021) 39899777
selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/03/cerita-tentang-rakyat-yang-suka.html
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] DOR DOR DOR. 8 Warga Jadi Korban Peluru Aparat di Pulau Gebe

2010-03-17 Terurut Topik andre andreas
Penambangan PT. Antam telah menghancurkan wilayah pulau Gebe. Selama tambang 
beroperasi masyarakat yang sebelumnya hidup sebagai nelayan dan petani, 
terpaksa mengubah pola ekonomi, dan tergantung kepada pertambangan. Kini, 
setelah nikelnya habis dikeruk, hutan rusak, serta perusahaan tambang berhenti, 
masyarakat kehilangan sumber-sumber kehidupan. Tanah dan laut sekitarnya 
berubah menjadi merah dan tidak bisa ditanami untuk pertanian.
 
Persoalan lapangan pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan ibu dan anak menghantui 
masyarakat pulau Gebe. Berangkat dari situasi itulah, masyarakat dari empat 
desa Pulau Gebe, yakni Kacepi, Sanafi Kacepo, Umera dan Yoi bersama dengan 
mahasiswa melakukan aksi, konvoi, serta menduduki dan bermalam di kantor PT. 
Antam pulau Gebe sejak 23 Februari 2010. Masyarakat menuntut Dana Pengembangan 
Masyarakat PT. Antam pasca tambang. Untuk itu, masyarakat minta dipertemukan 
untuk berunding dengan Dikrektur Antam Pusat (Alwin Syah Loebis), Manajer 
Community Development, Kadis Pertambangan Propinsi Maluku Utara, dan Kadis 
Pertambangan Halmahera Tengah.

Bukannya menanggapi warga yang anak-anak dan lingkungannya memiliki masa depan 
suram, PT. Antam malah mendatangkan pasukan Brimob bersama Kapolres Halmahera 
Tengah pada 25 Februari 2010. Sebanyak 40 aparat berseragam lengkap memakai 
tameng anti huru hara, dengan membawa senjata mendatangi kantor ANTAM dan 
memaksa massa aksi keluar halaman kantor dengan menembakkan gas air mata. 
Warga, temasuk ibu-ibu dan anak-anak berlarian keluar meninggalkan kantor Antam.
 
Aksi penembakan dan kekerasan aparat  sebelumnya juga pernah terjadi di wilayah 
 konsesi tambang PT Nusa Halmahera Mineral yang dimiliki oleh Newcrest dari 
Australia (82.5%) dan PT Aneka Tambang, Indonesia (17.5%) beberapa tahun lalu.
 
Terkait kekerasan dan penembakan oleh aparat Brimob di wilayah lain patut 
dicatat 2 bulan lalu tepatnya pada 4 Desember 2009 di Ogan Ilir Sumatera 
Selatan. Korbannya adalah para petani yang menuntut pengembalian tanah mereka 
yang dirampas oleh PT PN VII.
 
Apakah ini sebuah insiden kebetulan ataukah memang secara sistimatis ada 
pemihakan negara terhadap kepentingan korporasi dengan menomersekiankan 
kepentingan warga setempat melalui pendekatan keamanan. Paling tidak dalam 
kasus-kasus ini ada pembiaran pelanggaran HAM berat oleh negara.
 
Selengkapnya silah kunjung
 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/03/sos-penembakan-warga-oleh-brimob-di.html
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book 44 Kajian tentang ‘Biografi Politik' Soekarno

2010-03-16 Terurut Topik andre andreas
Seperti
menemukan harta karun, kira-kira itulah gambaran bagaimana sukacitanya saya
menemukan blog Petear Kasenda beberapa
waktu lalu. Saya sempat mengenalnya saat kuliah dulu sekitar 20-an
tahun lalu dan tidak pernah berjumpa lagi setelah itu. 



Kali ini saya berjumpa dengan 44 ’kajian’ mengesankan (berupa artikel hingga
buku dari tahun 80-an hingga 2009) tentang jejak sejarah Soekarno yang ditulis
oleh Peter Kasenda Sejarawan Alumni UIi ini.
 

 
 

selengkapnya
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/02/44-kajian-tentang-soekarno-biografi.html
 

simak
juga : Berjuang Menuju Proklamasi Kemerdekaan ke 2
 

Biografi Politik Tan Malaka On Line , Biografi Politik Muhammad Hatta 
Online,Biografi Politik Sutan Sjahrir Online, Biografi Politik Amir Sjarifudin 
Online,
Biografi Politik Pramoedya Ananta Tour Online,
Biografi Politik Wiji Thukul Online,Biografi Politik Gus Dur Online, Biografi 
Politik Munir Online, Menuju Proklamasi ke 2 – Kumpulan Artikel Opini
Lawan Neoliberalisme Online




 


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/02/berjuang-menuju-proklamasi-kemerdekaan.html
 
















4 TAHUN PENGABAIAN KORBAN BENCANA LUMPUR LAPINDO 



 

Film-film Dokumenter Bencana Lumpur Lapindo : Negara Bertekuk Lutut pada
Korporasi


7 FILM DOKUMNTER TENTANG LUMPUR LAPINDO 


 
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/02/film-film-dokumenter-bencana-lumpur.html
 

 
 

 
 

Ironi Banjir Untung di Jakarta dan Banjir Lumpur (Buntung) di Sidoarjo


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/ironi-banjir-untung-di-jakarta-dan.html
 

 
 

Dukung Pendidikan Anak dan Pemulihan Ekonomi Korban Lumpur Lapindo Segera!-
Solidaritas Anti Generasi Suram Korban Lapindo


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/02/dukung-pendidikan-anak-dan-pemulihan.html




-


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Menkominfo Berulah Lagi, SOS Kebebasan Berpendapat

2010-02-16 Terurut Topik andre andreas
Dukung  Gerakan  Melawan (TOLAK)  Rancangan Peraturan Menteri Kominfo tentang 
Konten Multimedia karena berbahaya bagi kehidupan Internet Indonesia. Akankah 
paradigma represif dan total control seperti di jaman Soeharto bakal kembali 
terulang? 
 
Simak pandangan  Enda Nasution (Presiden Blogger Indonesia), Onno Purbo, ICT 
Watch, Aliansi Jurnalis Independen hingga Ketua MK Mahfud MD. Tentunya juga 
sumber ancamannya (baca  Siaran Pers No. 22/PIH/KOMINFO/2/2010 : Sikap 
Kementerian Kominfo Dalam Menyikapi Peningkatan Maraknya Penyalah-Gunaan 
Layanan Internet ). 
disini
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/02/sos-kebebasan-berpendapat-menteri.html
 



 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Miskomunikasi atau Inikah Potret Kejiwaan SBY?!

2010-02-14 Terurut Topik andre andreas
Apakah ini kekeliruan komunikasi SBY seperti disampaikan oleh Eep Saefulloh 
Fatah 
dalam Analisis Politiknya di harian Kompas ataukah ini memang cerminan kondisi 
kejiwaan SBY?
 
Curhat kerbau dan tetek bengek lainnya...
 
Sibuk dengan Pencitraan (Politik Kosmetik), Narsisme, Sentimentil, Gemar 
Membangun Panggung Melodramatik, Sindrom Primadona, Sindrom Anak Tunggal dan 
Yatim Piatu hingga Pemburu Rente dan Elit Yang Mati Rasa?. Mari kita simak 
petikan pendapat pakarnya..


"Ada yang membawa kerbau, SBY badannya besar, malas dan bodoh seperti kerbau, 
dibawa itu, apa ya itu unjuk rasa sebagai ekspresi kebebasan...”

Petikan Curhat SBY di istana Cipanas 

Video Demo Kerbau SiBuYa yang Bikin SBY Curhat

link-link artikel opini di bawah silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/02/curhat-kerbau-dan-tetek-bengek-lainnya.html
 
Rasa syukur juga mengharu biru saya membaca pengakuan Presiden, derajat 
kesuksesan program 100 hari mencapai lebih dari 99 persen. Sayangnya, rasa 
syukur ini berbenturan dengan fakta besarnya gelombang arus kritik menggugat 
kegagalan program 100 hari pemerintahan Yudhoyono-Boediono di berbagai penjuru 
Tanah Air.

Ketika saya utarakan niat menulis tentang kekeliruan-kekeliruan politik 
Yudhoyono, 
seorang kawan baik berkomentar dengan ringan: ”Komunikasi Yudhoyono? Ia 
memangnya berkomunikasi dengan siapa?”
 
Komentar ringan tetapi telak. Jangan-jangan di situlah sumber pokok masalahnya: 
Yudhoyono terlampau peduli pada dirinya sendiri. Saran sederhana saya: Presiden 
berhentilah terlampau asyik berkomunikasi dengan diri sendiri. Mulailah 
menghadapi 
kenyataan politik secara tegar dan kuat selayaknya seorang pemimpin.
 
Dipetik dari artikel Eep Saefulloh Fatah - Kekeliruan Komunikasi SBY di harian 
Kompas
Kasus yang menyita perhatian publik dalam 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II 
menjadi ukuran tentang suasana kegawatan demokrasi Indonesia. Krisis kenegaraan 
membayang dalam isu kriminalisasi dan pelemahan KPK, megaskandal Bank Century, 
tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, serta rendahnya daya saing di 
tengah ancaman perdagangan bebas. Di sisi lain, otoritas negara sibuk dengan 
program pencitraan dan narsisme elitis: mulai dari mobil mewah dan kenaikan 
gaji pejabat, pesawat kepresidenan, pagar istana, hingga peluncuran album.

dipetik dari artikel Yudi Latif “Korupsi Demokrasi” di harian Kompas.


Pemimpin ideal adalah pemimpin yang memiliki kuasa tafsir yang kaya atas 
seluruh kritisisme yang ditujukan kepadanya sehingga ia tidak jatuh pada sifat 
sentimental dan gemar membangun panggung melodramatik, di mana ia selalu 
memosisikan dirinya sebagai pihak yang teraniaya.

.

Soal kebebasan demokrasi yang melanggar batas memang harus kita koreksi. Namun, 
kesantunan juga kita tuntut pada cara para penyelenggara negara dalam 
menerapkan demokrasi liberal, terutama dalam bidang ekonomi dan budaya massa.

Demokrasi ekonomi liberal membuat rakyat tidak sanggup menjangkau ekonomi 
berbiaya tinggi, misalnya dalam hal kebutuhan bahan pokok, pendidikan, dan 
kesehatan. Adapun demokrasi liberal di bidang budaya massa membuat masyarakat 
kehilangan karakter, bermental instan, dan hanya menjadi makhluk konsumen. 
Apakah hal ini santun secara sosial? Apakah cara-cara ekonomi liberal itu juga 
patuh pada asas kesantunan? Apakah juga santun ketika gaji para penyelenggara 
negara naik, sementara rakyat hidup didera kemiskinan.

Apakah pemerintah santun ketika memberikan mobil mewah kepada para pejabat 
negara, sementara rakyat hanya bisa membayangkan rasa kenyang? Rakyat akan 
santun jika pemimpinnya juga santun.

Saatnya para pemimpin menghentikan imajinasi penderitaan individualnya akibat 
kritsisme publik. Saatnya juga para pemimpin lebih cerdas menafsirkan dan 
menjawab eskalasi penderitaan rakyat akibat lapangan kerja yang semakin 
mengecil serupa lubang jarum. Nah, untuk soal-soal ini para pemimpin justru 
harus rigid mengoperasikan kuasa tafsirnya dan jitu menjawab persoalan.

dipetik dari artikel Indra Trenggono “Kuasa Tafsir dan Metafora Fauna” di 
harian Kompas. 


Karakter anak tunggal yang memesona sebenarnya bisa jadi modal untuk melangkah 
ke tingkatan psikis berikutnya: warrior (pejuang) yang ciri-cirinya kita kenal 
pada para pahlawan. Banyak pahlawan besar dalam sejarah, juga dalam mitologi 
Timur dan Barat, berangkat dari kondisi polos dan yatim piatu. Dua ciri itu 
psikologis dikenali oleh setiap orang dan dinilai positif. Kepolosan dan status 
yatim piatu menggugah simpati. Bisa jadi terpilihnya SBY sebagai presiden 
dipengaruhi oleh citranya yang polos dan dianggap korban perlakuan tak adil.

Persoalannya, mampukah SBY memanfaatkan modal psikologisnya itu mengembangkan 
diri lebih lanjut sebagai presiden?

Kesan saya: belakangan ini alih-alih menggunakan kedua modal itu, ia malah 
mempertahankan keduanya. Lebih dari lima tahun jadi presiden, usaha 
mempertahankan kepolosan dan sifat yatim 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Teks Deklarasi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

2010-02-14 Terurut Topik andre andreas
baca juga Maklumat Pembentukan Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (Lata 
belakang, Visi, Misi, Tujuan, Program dan Rencana Aksi)
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/02/asosiasi-ekonomi-politik-indonesia-aepi.html
Bahwa, cita-cita mewujudkan perekonomian bangsa yang mandiri, demokratis, dan 
berkeadilan adalah bagian yang sah dari cita-cita perjuangan kemerdekaan 
Indonesia. Namun sejak hari pertama setelah proklamasi, jaringan 
neokolonialisme dan para agennya tidak pernah berhenti berusaha merongrong 
pengamalan cita-cita tersebut. Akibatnya, 65 tahun setelah proklamasi, struktur 
perekonomian Indonesia yang bercorak kolonial masih terus bertahan. Bahkan 
dalam satu dekade terakhir, kecenderungan untuk mensubordinasikan perekonomian 
Indonesia di bawah struktur kapitalisme internasional itu diperparah oleh 
pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara masif yang didukung oleh 
kemajuan teknologi informasi. Ekspansi modal asing dan usaha-usaha besar 
difasilitasi. Penghancuran lingkungan hidup dibiarkan. Pemenuhan hak-hak dasar 
para pelaku ekonomi rakyat cenderung terabaikan. Kesenjangan dan ketidakadilan 
sosial, yang ditutupi dengan pemaparan indikator-indikator
 yang mengagumkan di atas kertas, kini menjadi kenyataan sehari-hari. Muaranya, 
sebagian rakyat Indonesia, sebagai pemilik sah negeri ini, yang seharusnya 
meningkat derajat dan martabatnya sebagai tuan di negeri sendiri, terpaksa 
bertahan hidup dengan menjadi kuli kelas dunia.

Bahwa, belenggu struktur ekonomi kolonial serta pengingkaran terhadap cita-cita 
proklamasi dan amanat konstitusi itu harus segera dihentikan. Sebab itu, kami 
yang berkumpul di sini bertekad untuk :

Pertama, melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa dalam mewujudkan 
perekonomian yang mandiri, demokratis dan berkeadilan sebagaimana digariskan 
dalam Pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya;

Kedua, mengkaji dan mengoreksi berbagai kebijakan ekonomi-politik Indonesia 
agar sejalan dengan cita-cita proklamasi dan amanat konstitusi;

Ketiga, merumuskan menyebarluaskan gagasan mengenai urgensi peningkatan 
kemandirian dan demokratisasi perekonomian Indonesia bagi peningkatan 
kesejahteraan rakyat;

Keempat, meningkatkan derajat dan martabat mayoritas rakyat Indonesia sebagai 
tuan di negeri sendiri;

Kelima, membentuk wadah perjuangan kaum terpelajar yang berpihak kepada 
konstitusi, yang kami beri nama Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia.

Bahwa kami percaya, bangsa Indonesia akan tumbuh menjadi sebuah bangsa yang 
besar dan dihormati oleh masyarakat Internasional.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati cita-cita dan perjuangan kami.

Jakarta 9 Februari 2010

Beberapa wakil deklarator yang memberi sambutan pada Acara Deklarasi AEPI 
tanggal 9 Februari 2010 di Gedung Perpustakaan Nasional Salemba Jakarta.

Syamsul Hadi, PhD (Universitas Indonesia), Hendri Saparini, PhD (ECONIT), Prof. 
Dr. Muhammad Yunus (Universitas Hasanuddin) Drs. Deliarnov, MSc (Universitas 
Riau), Drs. M. Ridwan Rangkuty, MA (Universitas Sumatera Utara), Henry Saragih 
(Serikat Petani Indonesia), Dr. Ignatius Wibowo (Universitas Indonesia), 
Ichsanuddin Noorsy (Pustek UGM) Dr. Fahmy Radhi, MBA (Universitas Gajah Mada) , 
Revrisond Baswir (Universitas Gajah Mada)
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Wajah Demokrasi Indonesia : DEMOS (Rakyat) Dikhianati.

2010-02-14 Terurut Topik andre andreas
Bila merunut perjalanan satu dekade reformasi sebenarnya rejim yang bekuasa 
telah menjalankan estafet penuntasan reorganisasi politik dan ekonomi untuk 
mengubah Indonesia dalam fundamentalisme pasar atau negara pasar bebas. Paling 
tidak rejim yang berkuasa yang sepanjang satu dekade reformasi ini telah 
mengulangi rekayasa ekonomi-politik naiknya Soeharto dan kelahiran Orde Baru. 
Bila kelahiran orde Baru diwarnai amandemen berbagai perundangan-undangan 
dibidang ekonomi, seperti UU Penanaman Modal Asing, UU Pertambangan, UU 
Kehutanan, tepat dititik yang sama ini dilakukan pula oleh Orde Reformasi. Di 
antaranya di masa pemerintahan Megawati UU 18/2004 tentang Perkebunan dan UU 
7/2004 tentang Sumber Daya Air . Sedang di masa SBY-JK dilakukan amandemen UU 
27/2007 Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, UU No. 25/2007 tentang 
Penanaman Modal, UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang, UU No. 4/2009 tentang 
Pertambangan Mineral dan Batubara. Selain itu kita juga
 bisa beberkan ‘persetujuan’ elit-elit politik dominan di partai politik 
terkait kebijakan-kebijakan penghapusan subsidi, liberalisasi impor beras, 
komersialisasi pendidikan dan kesehatan hingga privatisasi BUMN.

Apakah yang bisa ditangkap dari kompaknya partai-partai politik dan pemerintah 
terkait estafet penuntasan reorganisasi politik dan ekonomi untuk mengubah 
Indonesia kearah haluan fundamentalisme pasar atau negara pasar bebas, disisi 
lain kekompakan dan ‘keengganan’ membongkar Kriminalisai KPK (baik itu yang 
terjadi dalam proses parlemen khususnya yang terjadi di Komisi  serta sikap 
SBY yang berdiam diri saja dan seperti membiarkan kasus ini sebelum dikeroyok 
oleh opini publik yang menguat) dan pertarungan dalam Mega Skandal Bank Century 
(yang lebih mencolok dengan nuansa tawar menawar politik). Tak lain tak bukan 
ini adalah soal kekuasaan yang sarat dengan perebutan atau pembagian rente 
ekonomi dan upaya mengamankannya diantara elit politik dominan.

Akankah juga rejim yang berkuasa hari ini di satu sisi meliberalkan sepenuhnya 
ekonomi Indonesia menjadi negara pasar bebas di sisi lain akan melakukan 
pengekangan kebebasan politik dan partisipasi rakyat di bidang politik-sosial 
seperti pada jaman Soeharto. Bisa jadi ya bila kita melihat trend kriminalisasi 
demokrasi atau dalam kesimpulan Riset Demos Satu Dekade Reformasi disebut 
dengan gejala Konsolidasi Demokrasi Elitis Menuju Politics of Order.

Politics of order dijalankan dengan serangkaian langkah-langkah sistematis. 
Tujuannya mudah diduga. Membatasi kebebasan sipil dan politik termasuk dengan 
membuat sistem representasi menjadi tertutup dari partisipasi popular. Dalam 
perspektif ini demokrasi tidak lebih penting daripada stabilitas politik. Dan 
partisipasi popular dianggap sebagai gangguan terhadap penguasa. 

Itu artinya, DEMOS (rakyat) dikhianati.

dipetik dari paper Antonio Pradjasto Direktur Eksekutif DEMOS ”Ketika Demokrasi 
Didustai dan ’DEMOS’ Dikhianati” disampaikan dalam Diskusi Publik ”Wajah 
Demokrasi Indonesia”.

selengkapnya
http://www.demosindonesia.org/laput/article.php?id=541

Tawaran Solusi DEMOS : 
 
 
 

DEMOKRASI GAGAL SEBARKAN KESEJAHTERAAN BAGI RAKYAT

Jakarta, "Indonesia ini negara penganut demokrasi terbesar ketiga di dunia. 
Namun ironisnya demokrasi telah berubah menjadi instrumen untuk menambah 
kemakmuran bagi elit politik," kata Cornelius Lay dalam Diskusi Publik "Wajah 
Demokrasi Indonesia", di Jakarta Media Center, Rabu. 

Negara dinilainya masih setengah-setengah dalam berupaya menyejahterakan 
rakyat. Bukan hanya itu, negara masih memiliki pesaing dalam usaha memunculkan 
kesejahteraan rakyat. Saingan tersebut hadir dalam wajah rumah sakit, sekolah, 
dan partai yang turut serta mengemban tugas pemerintah. 

"Seolah semua golongan ingin memunculkan kelebihannya masing-masing. 
Muhammadiyah dan orang Katolik, misalkan, bikin sekolah. Rumah sakit juga 
dibangun untuk menyaingi milik pemerintah," jelas Cornelius. 

Cornelius menilai, selama ini di Indonesia, demokrasi tidak terjadi secara 
menyeluruh dalam semua lapisan masyarakat. Contohnya adalah pembuatan KTP. Hal 
itu tidak menunjukkan seseorang sebagai bangsa Indonesia, tetapi hanya 
menunjukkan seseorang berasal dari kelurahan dan kecamatan tertentu dalam 
sebuah kabupaten atau kota . 

"Contohnya, coba saja kalau kita pegang KTP Yogyakarta, lalu kita mengajukan 
Askeskin ke rumah sakit di Jakarta, sudah pasti ditolak. Apa itu yang namanya 
demokrasi?" tutur Cornelius. 

Lokalitas, kata Cornelius, harus dijadikan basis utama dalam menumbuhkan 
demokrasi. Masyarakat dan petinggi negeri diharapkannya untuk melupakan 
sementara ranah Indonesia yang terlalu besar. Sebaiknya demokrasi terlebih 
dahulu dimunculkan di daerah-daerah. 

"Berdemokrasilah di pojok-pojok Indonesia yang menjanjikan itu," tambah 
Cornelius. 

Menambahkan pendapat Cornelius, Direktur Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi 
(Demos), Antonio Pradjasto mengatakan, tidak meningkatnya kesejahteraan rakyat 
jug

[Forum-Pembaca-KOMPAS] ICW Menonjol Karena Riset, Investigasi & Kajian Korupsinya

2010-02-01 Terurut Topik andre andreas
Pelajaran tentang Kredibilitas, Amunisi dan  Penguatan Posisi Tawar
”Saat kami merilis adanya dugaan korupsi di suatu instansi, kami menggunakan 
data resmi atau data dari sumber lain yang sudah diverifikasi. Sebelum 
dikeluarkan pun, kami sudah membicarakan secara internal kelembagaan. Kami 
memiliki standar analisis,” (Illian Deta Arta Sari kepada Kompas).

Menurut saya ICW bisa dijadikan contoh bahkan teladan tentang bagaimana sebuah 
lembaga advokasi membekali dirinya dengan riset, kajian, analisis dengan 
standar yang ketat untuk menjaga kredibilitas lembaga sekaligus memperkuat 
posisi tawarnya dalam mendesakkan perubahan kebijakan, dalam hal ini 
pemberantasan korupsi. 

Pernyataan yang disampaikan Illian di awal artikel ini, hanyalah gambaran 
sederhana tentang prosedur kerja atau dalam bahasa manajemennya ‘standar 
operation procedure’ yang dipraktekan di ICW. 

Walau demikian tentunya tetap saja ada resiko bahwa mereka akan menuai gugatan 
perdata atau pidana. Barangkali anda masih ingat bulan Oktober lalu dua 
penggiat ICW, Emerson Yuntho dan Illian Deta Arta Sari, mendapat surat 
panggilan dari kepolisian sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama 
baik Kejaksaan Agung. Ini berawal dari pernyataan ICW yang mempertanyakan 
pengelolaan uang pengganti senilai Rp 7 triliun oleh Kejaksaan Agung. Data itu 
sendiri sebenarnya bersumber dari hasil Laporan Pemeriksaan Badan Pemeriksa 
Keuangan.* 

Demikian pula di tahun 2005, Fahmi Badoh dan beberapa kawan dipanggil polisi 
atas laporan pencemaran nama baik anggota DPR, AM Fatwa. Hal ini berulang 
setahun kemudian Fahmi kembali dihadapkan tuduhan pencemaran nama baik anggota 
DPR lainnya, Akil Mochtar.*
* Informasi tentang gugatan pencemaran nama baik dari berita Kompas “Yang Muda, 
Kritis, dan Tersangka” Kompas Sabtu, 17 Oktober 2009

Dalam bentuk lain kajian ICW juga sempat mendapatkan perlawanan, misal saja 
bantahan yang diberikan oleh Mahkamah Agung belum lama ini terhadap hasil 
pemantauan ICW terkait Pemantauan Perkara Korupsi yang diputus oleh Pengadilan 
selama 2009. Terkait pemantauan ini ICW melansir pernyataan “BURUK RUPA WAJAH 
PENGADILAN : 224 terdakwa korupsi dibebaskan dan 16 koruptor di hukum percobaan 
pada tahun 2009”. MA menyatakan : “Menolak dan membantah tegas data yang 
disampaikan ICW. Bahkan secara berulang mengatakan data tersebut tidak valid” 
(Surat MA No. 02/S.Kel/Bua.6/Hs/I/2010). ICW pun terus melaju dengan melaporkan 
106 hakim ke Komisi Yudisial terkait Vonis Bebas/Lepas Kasus Korupsi di 
Pengadilan Umum Sepanjang Tahun 2009
 
Berikut adalah kompilasi hasil riset, survey dan kajian ICW yang dipublikasikan 
sepanjang bulan Desember 2009 – Januari 2010. Bila tidak ada kesalahan saya 
mencatat total ada 12 buah, baik berupa hasil kajian, pemantauan hingga survey. 
Inilah penggalan kinerja hebat 22 penggiatnya, yang rata-rata lulusan UGM, ITB, 
UNS, Undip, dan UNJ. Mereka bekerja dengan honorarium Rp 1,5 juta-Rp 5,5 juta 
per bulan. “Yang Muda, Kritis dan Tersangka” demikian Kompas menuliskannya. 
Catatan menarik lainnya banyak aktifis ICW juga adalah penulis artikel opini 
yang produktif di media massa diantaranya Emerson Yuntho, Adnan Topan Husodo, 
Febri Diansyah dan tentunya Danang Widoyoko.

Salute



Data Riset dan Kajian ICW yang dipublikasikan sepanjang Desember 2009 – Januari 
2010 :
 
link-link selengkapnya silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/hasil-hasil-riset-investigasi-dan.html
 
 
Outlook Pemberantasan Korupsi Bidang Penegakan Hukum Tahun 2010  : Macan Ompong 
Pemberantasan Korupsi
 
Politik Pelemahan KPK di Era Presiden SBY
 
Pemantuan Penanganan Perkara Korupsi yang Ditangani Kejaksaan - Trend Korupsi 
Daerah : Rp. 215.57 Miliar Dana Bansos Dikorupsi
 
Pemantauan Perkara Korupsi yang diputus oleh Pengadilan selama 2009 - BURUK 
RUPA WAJAH PENGADILAN : 224 terdakwa korupsi dibebaskan dan 16 koruptor di 
hukum percobaan pada tahun 2009
 
Public Accountability Review – Indonesia Corruption Watch ”KAJIAN 
POTENSI-POTENSI KORUPSI PILKADA”
 
Public Accountabilty Report : Pola Korupsi Dana Alokasi Khusus Sektor Pendidikan
Hasil Survey CRC (Citizen Report Card) ICW, 2009 : Rumah Sakit Belum Berpihak 
Pada Pasien Miskin
 
Hasil Survey CRC (Citizen Report Card) ICW, 2009 : Studi Kebijakan Jaminan 
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) 
 
Laporan Penyimpangan Pengelolaan Listrik Pada PLN
 
Laporan Dugaan Korupsi Penyimpangan Penggunaan Sisa Dana KBRI Bangkok Tahun 
Anggaran 2008
 
Daftar Kasus Korupsi – Perbankan yang menarik Perhatian Publik
 
link-link selengkapnya silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/hasil-hasil-riset-investigasi-dan.html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] 100 HARI SBY-BOEDIONO; Kompilasi Pandangan Gerakan Sosial

2010-01-31 Terurut Topik andre andreas
100 Hari SBY-Boediono: Kolonialisme-Neoliberalisme, Lanjutkan!; "Melanjutkan 
Rutinitas: Belum Ada Perubahan Mendasar"; RAPOR MERAH PEMBERANTASAN KORUPSI 
TERJEBAK “POLITIK KOSMETIK”; 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono, Melanjutkan 
Kegagalan Negara Menjamin Kesejahteraan Rakyat Indonesia; Absennya Prioritas 
HAM Dalam Program 100 Hari Pemerintahan SBY, “Rezim SBY Gagal”, 100 Hari 
SBY-Boediono Tak Berguna.
Front Perjuangan Rakyat, Front Oposisi Rakyat Indonesia; ; ICW; INFID; Sarekat 
Hijau Indonesia; YLBHI; ELSAM
 
Selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/evaluasi-100-hari-sby-budiono-rekap.html
 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim SBY Sukses Hantar RI Dililit Gurita Perdagangan Bebas

2010-01-28 Terurut Topik andre andreas
Siaran Pers FOR Indonesia (Front Opisisi Rakyat Indonesia) 25/01/10 Jakarta 

Baca juga Maklumat FOR-Indonesia
Diserukan pada saat Deklarasi Front Oposisi Rakyat Indonesia 21 Desember 
Januari 2010    “Rezim SBY Gagal”
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/maklumat-front-oposisi-rakyat-indonesia.html
Saat ini mata kita mengarah ke angka kalender “28” Januari, yang akan terjadi 
dalam dua hari ke depan, di mana Rezim SBY genap berusia Lima Tahun Seratus 
Hari (1900 Hari). Dalam kekuasaannya untuk yang kedua kalinya ini, negeri 
Indonesia telah mengalami reorganisasi wilayah melalui berbagai macam 
undang-undang yang mengubah Indonesia sebagai negara pasar bebas dalam hal 
investasi, perdagangan dan keuangan negara. Banyak orang tidak menyadari hal 
ini, karena disangkanya telah hadir demokrasi dengan simbol keterbukaan di 
Indonesia, padahal itulah negara pasar bebas. Begitu negara ini telah alih 
fungsi sebagai pasar bebas, maka kedaulatan ekonomi-politik ada di tangan 
pedagang dan investor besar, dan rakyat Indonesia teralienasi dari tanah, 
kerja, dan identitas kesejarahan lokal/kebangsaannyanya. Inilah titik kritis 
Rezim SBY.

Mari kita simak hantaran Rezim SBY menuju pasar bebas. Hal ini memang 
berhubungan dengan konsep unipolar dari penguasaan dunia yang didominasi oleh 
sebuah negara, dan agar efisien, dunia unipolar ini harus membentuk 
globalisasi. Globalisasi perdagangan bebas merupakan modus operandi yang banyak 
dipakai untuk mempercepat ekspansi rezim neoliberal. Mulanya WTO (World Trade 
Centre Organization) yang mengatur perdagangan bebas dunia, dan kemudian 
diciptakan FTA (Free Trade Agreement) yang cakupan peraturannya lebih 
menyeluruh dalam mengatur hubungan perdagangan regional ketimbang WTO. 
Indonesia telah terikat WTO sejak 1994, kemudian diatur oleh FTA (melalui AFTA 
2002). FTA Indonesia telah menjalin dengan China-Asean FTA (CAFTA) sejak 2004, 
Jepang-Indonesia EPA pada 2007, dengan New Zealand-Australia (NZFTA,) dengan 
Uni-Eropa dan juga dengan AS.

Dengan FTA, Rezim SBY membuka pintunya terbuka lebar bagi invasi ekonomi 
kapitalis. Dalam situasi krisis ekonomi global ini, FTA seperti konstitusi 
dunia yang menentukan kedaulatan ekonomi sebuah negara. Sebagai negara pasar 
bebas, rakyat pun dimobilisasi ke dalamnya sebagai “kuli-kuli pasar bebas” yang 
dibuat saling bersaing dengan sesamanya dalam sistem kerja outsourcing, ekspor 
tenaga kerja domestik, yang semuanya tanpa jaminan keselamatan dan 
kesejahteraan. Petani dan nelayan dibiarkan bersaing dengan pengusaha yang 
menguasai tanah hingga lautnya dengan teknologi dan modal besar, tanpa 
perlindungan. Layaknya, dalam persaingan yang tidak seimbang, maka posisi 
petani, nelayan yang diusir dari tanah dan lautnya serta dibuat terasing 
sebagai buruh adalah yang mengalami kehancuran fatal selama pemerintahan Rezim 
SBY.

Kami menegaskan, terdapat tiga sokoguru Indonesia yang saat ini hancur fatal, 
yakni petani, nelayan dan buruh, serta kaum perempuan dari ketiga sokoguru 
tersebut. Kaum perempuan mempunyai beban masalah yang bertambah karena 
diperlakukan sebagai tenaga kerja (alat produksi kapitalis) sekaligus konsumen 
dalam pasar bebas. Runyamnya, pada saat pemerintahan SBY menyusun rencana 
strategis yang dinamakan National Summit 2009, malahan berisi tentang proyek 
yang tetap menguntungkan pengusaha besar, yakni pembangunan infrastuktur untuk 
menunjang industri strategis, proyek peningkatan pengusaha dalam negeri agar 
mampu bersaing dengan modal bebas, dan pembenahan birokrasi sipil dan militer 
yang mendukung pasar bebas agar bejalan efektif. Tak ada political will yang 
kuat untuk mensejahterakan dan melindungi rakyatnya dari gurita pasar bebas.

Ketiga rencana strategis yang diprioritaskan Rezim SBY selama masa 
pemerintahannya ini benar-benar hanya menjadikan Indonesia sebagai polisi pasar 
bebas yang berjaga pada rute produksi, distribusi hingga reproduksi sosial 
–yang dibebankan utama kepada kaum perempuan, agar tidak ada yang luput dari 
hukum pasar bebas FTA. FTA akan semakin meningkatkan impor berbagai produk 
industri dan pertanian pada tingkat tarif bea masuk yang sangat rendah bahkan 
dapat mencapai nol persen. Saat ini saja Indonesia telah mengimpor hampir 
seluruh produk pertanian, beras, kedelai, produk peternakan seperti 30 persen 
kebutuhan daging nasional, sebanyak 70 persen dari total konsumsi susu, bahkan 
jeroan. Kecenderungan pada impor yang terus membesar semakin menyebabkan sektor 
pertanian dan industri dalam negeri terpuruk. Lebih ironi lagi, ketika impor 
perikanan dalam 5 tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan Kecenderungan pada 
impor yang terus membesar semakin menyebabkan
 sektor pertanian, perikanan dan industri dalam negeri terpuruk. Adapun subsidi 
telah dicabut atas Di sisi lain, liberalisasi dan percepatan penyediaan lahan 
dan izin konsesi untuk pembukaan industri ekstraktif (perkebunan skala besar, 
migas dan pertambangan) terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Rilis GEMPAR : KPK Harus Memimpin Penyelesaian Kasus Century

2010-01-24 Terurut Topik andre andreas
Semakin kaburnya tindak lanjut atas kasus Century secara politik lewat 
mekanisme Pansus Hak Angket Century di DPR RI menimbulkan kekhawatiran public 
yang luas. Penuntasan kasus Century secara politik tanpa dibarengi oleh proses 
hukum dikhawatirkan akan menimbulkan ketidakpastian hukum dan keliaran politik 
yang akan berbuntut pada politik transaksional. Kenyataan ini harus segera 
disikapi lewat mendorong agar proses hukum terkait Century, terutama atas 
indikasi korupsi segera memimpin penuntasan kasus Century. 

Sejak awal, setelah hasil Audit Investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 
diserahkan ke DPR RI (20 November 2009), telah tergambar dengan jelas 3 aras 
penegakan hukum, yaitu; dugaan Korupsi, dugaan pencucian uang dan dugaan 
kejahatan perbankan. Nah, agar kasus Century tidak berlarut-larut maka: KPK 
untuk maju memimpin penuntasan kasus Century, KPK agar bertindak tegas tanpa 
terpengaruh oleh tekanan politik dari pihak manapun serta kepada semua pihak, 
termasuk Pansus Hak Angket Century di DPR RI untuk menjadikan Proses hukum dan 
fakta-fakta hukum untuk menilai dan mengambil tindakan terkait kasus Century
 
selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/gerakan-masyarakat-untuk-pemerintah.html
 
 
simak pula
 
Kejahatan Kehutanan dan Manipulasi Pajak PT Riau Andalan Pulp Paper?
Rilis Pers Komite Anti Penghancuran Hutan Indonesia (KAPHI)
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/kejahatan-kehutanan-dan-manipulasi.html
 
Kasus-kasus Korupsi dan Mafia Perbankan Di Indonesia
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/daftar-kasus-kasus-korupsi-dan-mafia.html
 
Akhir Dari Kapitalisme dan Lahirnya Sosialisme Baru?
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/sos-perubahan-iklim-dan-pemanasan.html
 
Ki Hadjar Dewantara dan John Rossa : “Membaca Lebih Banyak Buku, Bukan Melarang 
Lebih Banyak Buku” 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/ki-hadjar-dewantara-dan-john-rossa.html
 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengenang Prof. Tjip : "Bersatulah Kekuatan Hukum Progresif"

2010-01-21 Terurut Topik andre andreas
Mematahkan Status Quo Imperialisme


Rilis Gerakan Rakyat (Gerak) Jawa Tengah


Kalimat di atas merupakan salah satu judul tulisan yang pernah dibuat oleh 
Almarhum Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH. Dalam tulisan tersebut beliau 
menyatakan bahwa tantangan bagi hukum progresif adalah keadaan Status Quo, 
suatu keadaan dimana segala sesuatu tetap dipertahankan. Pesan beliau adalah 
agar kekuatan hukum progresif bersatu untuk menolak dan mematahkan status quo 
tersebut. 


Pesan itu masih amat sangat relevan dilakukan di tengah-tengah persoalan yang 
dialami masyarakat Indonesia saat ini yaitu kemiskinan. Inilah persoalan umum 
masyarakat indonesia yang harus dijawab oleh kekuatan-kekuatan hukum progresif.

Namun disaat pesan itu belum terlaksana hingga saat ini, beliau telah 
meninggalkan kita terlebih dahulu untuk selamanya. Semoga beliau pergi dalam 
kedamaian, Amin. 

Kepergian beliau tentu saja tidak untuk terus-menerus ditangisi apalagi sampai 
meninggalkan penderitaan bagi yang ditinggalkan, namun yang lebih penting 
adalah mengamalkan apa-apa yang menjadi pemikiran progresif beliau untuk 
kemaslahatan banyak orang.

Persoalan rakyat disaat kepergian Prof. Tjip

Hamparan tanah yang subur, lautan yang luas, minyak dan gas bumi, semua itu 
merupakan syarat-syarat yang ada bagi terpenuhinya kebutuhan dan kesejahteraan 
masyarakat. Di Negeri Indonesia yang kita cintai ini semua itu tersedia. Namun 
mengapa banyak Rakyat Indonesia justeru mengalami kemiskinan?
Imperialisme (kapitalis monopoli) adalah penyebab terjadinya persoalan 
tersebut. Salah satu tujuan dari Imperialisme adalah memperoleh bahan mentah 
untuk kepentingan produksi bagi negara imperialis. Hal itu termanifestasikan 
dalam bentuk penguasaan kekayaan alam di sektor pertanahan, perkebunan, migas 
dll. Pengusaan itu sendiri dilakukan secara langsung atau melalui tuan-tuan 
tanah serta pengusaha-pengusaha besar yang mengabdi pada kepentingan imperialis 
(borjuasi komprador). Penguasaan secara langsung dapat dilihat dari keberadaan 
perusahaan seperti Freeport, Exxon Mobile, Chevron, Newmont dll. Sedangkan 
penguasaan tidak langsung adalah seperti perusahaan perkebunan besar swasta, 
Perhutani, PTPN dll, yang memproduksi barang-barang komoditas berorientasi 
pasar ekspor
selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/mengenang-prof-dr-satjipto-rahardjo-sh.html
 

 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Refleksi 2009-Prediksi 2010 : Bidang HAM, Korupsi, Lingkungan Hidup dll

2010-01-18 Terurut Topik andre andreas
Outlook Pemberantasan Korupsi Bidang Penegakan Hukum Tahun 2010 : Macan Ompong 
Pemberantasan Korupsi.!. (ICW)
Environment Outlook 2010 – Wahana Lingkungan Hidup INDONESIA 
Human Rights Outlook 2010: Menggunakan politik dan hukum untuk melemahkan 
keadilan dan merampas kesejahteraan.  HRWG, KontraS, Federasi KontraS, YLBHI, 
Demos, INFID, Elsam, SP (Solidaritas Perempuan ) , JSKK ( Jaringan Solidaritas 
Korban untuk Keadilan)
Refleksi 2009 dan Prediksi Papua 2010 : PENEGAKAN HAM DI PAPUA MENURUN DRASTIS 
Catatan Akhir Tahun 2009 Kebebasan Pers dan Berekspresi - AJI 
Catatan Akhir Tahun Hak Asasi Manusia 2009 - Komnas HAM
Laporan Akhir Tahun 2009 tentang Kondisi Agraria Nasional - Konsorsium 
Pembaruan Agraria 
Catatan Akhir Tahun YLBHI (2009) : Tahun Rawan Penegakan Hukum, Pemenuhan HAM 
dan Akses Keadilan 
Laporan Akhir Tahun 2009 - KOMPAS
 
Silah kunjung link-linknya di 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/2009-2010
· redaksi lentera akan berupaya mengupdate catatan/laporan dari 
berbagai institusi terpilih lainnya sepanjang akhir tahun 2009 hingga awal 
tahun 2010. semoga bermanfaat.
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Membaca Lagi Jejak Gus Dur.

2010-01-06 Terurut Topik andre andreas
Kumpulan Puluhan Artikel/Opini. Semoga bermanfaat.
 
Bola Demokrasi – Sindhunata; Dengan Mati, Gus Dur Abadi - Yudi Latif; 
KETOKOHAN. Gus Dur dalam Perspektif Keulamaan - Anwar Hudijono; PLURALISME : 
Penerus Gus Dur Akan Muncul - Ingki Rinaldi; Usulan Gus Dur Pahlawan Nasional - 
Asvi Warman Adam; Orang Besar, dari Mana Datangnya? - M Alfan Alfian; 
Feyerabend von Jombang - L WILARDJO; Indonesia dan Gus Dur - BENNY SUSETYO; Gus 
Dur Telah Pergi - Franz Magnis-Suseno; Pluralisme Pasca-Gus Dur - Zuhairi 
Misrawi; Menghargai dan Mencari Figur Pengganti Gus Dur - Laode Ida; "Gitu Aja 
Kok Repot"-nya Gus Dur - Abdul Munir Mulkhan; Warisan Gus Dur - Jaya Suprana; 
Politik Luar Negeri Gus Dur - Budiarto Shambazy; Dia adalah Jendela kepada 
Dunia -Moeslim Abdurrahman; Gus Dur, Sang Nomor Satu - Indra J. Piliang; Dua 
Tahun Bersama Gus Dur di Istana - Wahyu Muryadi; Kepergian Seorang Nahdliyin - 
Masdar F Mas'udi; Kehilangan Besar - Fachry Ali ; Pekerjaan Rumah dari Gus Dur 
- Garin Nugroho; Gus Dur Sebenarnya Sedang Tidur
 - Arswendo Atmowiloto; Mencoba Membumikan Langit – Obituari Tempo; 
Persahabatan Tak Biasa di Sungai Tigris – Obituari Tempo; Perginya Penakluk 
Hati Rakyat – Obituari Tempo dst dst dstnya...
  
Silah kunjung link-linknya di
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/kumpulan-opini-mengenang-jejak-gus-dur.html
 
  
 
dan saya temukan puisi bagus karya bung Heri Latief ini
 
Selamat Jalan

seorang tokoh telah pergi ke langit
gerakan akar rumput liar kehilangan

guyonan politik bergaya ngekik
tersimpan dalam hati pengikutnya

nyanyian anak jalanan semakin parau
debu kemerdekaan jadi bayangan

dan orang makin yakin, perjuangan
membela kepentingan orang miskin

Heri Latief
Amsterdam, 30/12/2009 
  
  
  
dan sekedar narasi gambar untuk GUS di lentera 
  
Marka Nama Jalan, Mengenang Gus Dur dari Sungailiat Bangka 
  
merayakan pluralisme, toleransi dan solidaritas 
marka nama jalan, jalan raya 
identitas raya 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/mengenang-dengan-hormat-gus-dur-dari.html
 
  
Anak-anak di Pantai. Mengenang Gus Dur dari Pasir Padi Bangka 
  
anak-anak menjejak pantai, 
bermain pada langit lapang, 
bermain pada laut luas
tiada ada batas 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/anak-anak-dan-pantai-pasir-padi-bangka.html
 
  
Menjala Ikan, Mengenang Gus Dur dari Pasir Padi Bangka 
  
belajar dengan menjalani
nelayan cilik
jala kecil
dan ikan-ikan kecil 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/belajar-menjala-ikan-di-landai-pantai.html
 
  
  
  
simak juga 
  
Catatan Akhir Tahun 2009, Menapak 2010 
  
2009-2010. Rai Gedheg, Lanjutkan? Mari Tinggalkan Kontestasi Animal Farm Dalam 
Politik Indonesia! 

2009-2010. Komedi Putar, Lanjutkan? Mari Melampaui Sistem Politik dan Ekonomi 
Yang Membusuk 
  
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/catatan-akhir-tahun-2009-menapak-2010.html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Berjuang Dari Pinggiran : Narasi Pembela HAM Berbasis Korban

2010-01-05 Terurut Topik andre andreas
Bedjo Untung (Tragedi 1965/1966), Wanma Yetty (Peristiwa Tanjung Priok, 1984), 
Azwar Kaili (Peristiwa Talangsari 1989), Ruyati Darwin (Tragedi Mei 1998), 
Sumarsih (Tragedi Semanggi 1998), Mugiyanto (Penculikan Aktivis Prodemokrasi 
1997/1998), Zafrullah Pontoh (Kekerasan terhadap Jamaat Ahmadiyah), Kiswoyo 
(PT. Istana Magnoliatama), Muhammad Mizar Al Amir (Sengketa TPST Bojong) dan 
Suciwati (Kasus Pembunuhan Aktivis HAM Munir 2004) menjadi narasi personal yang 
coba dihadirkan dalam buku ini. 

Narasi inilah yang kelak diharapkan bisa digunakan untuk menandingi 
narasi-narasi mayor yang terlanjur baku dan beku di banyak benak masyarakat 
Indonesia. Kesepuluh responden tersebut adalah korban pelanggaran HAM 
berdimensi sipil – politik maupun ekonomi, sosial dan budaya yang telah lama 
menjadi dampingan KontraS, LBH Jakarta dan Yayasan Pulih. Mereka ini kemudian 
bertransformasi menjadi pembela HAM di lingkungan mereka masing-masing dan 
memberi banyak inspirasi dalam gerakan advokasi HAM di Indonesia. 

dipetik dari kata pengantar buku Berjuang Dari Pinggiran : Narasi Pembela HAM 
Berbasis Korban
 

silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/e-book-berjuang-dari-pinggiran-narasi.html
 
 
HRSF(Human Rights Support) - Kontras - LBH Jakarta - HRWG (Human Rights Working 
Group) - Yayasan Pulih - Yayasan Tifa
 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ironi, Banjir Untung di Kuningan Epicentrum, Banjir Lumpur di Sidoarjo

2009-12-29 Terurut Topik andre andreas






Bakrieland
Development saat ini sedang dalam kerja giat untuk membangun kawasan Super Block
yang konon terbesar di Jakarta dengan wilayah seluas 53,5 ha (dan akan terus
diperluas hingga 60 hektar). Disana sudah dan akan dibangun Gedung
konser multi fungsi berkapasitas 2.500 orang, studio TV, retail area,
perkantoran, hotel, apartemen dan lain-lain. Seluruhnya menyatu dalam
lingkungan perkotaan atau atmosfir perkotaan yang tertata rapi, memadukan
kegiatan bisnis komersial dengan gaya
hidup dan hiburan yang dilengkapi fasilitas premium. 



Bakrie Tower, Mal Epicentrum, Walk- Creative Entertainment Center dan Strata
Office Suites, The Grove Condominium dan The Grove Suites dan gedung konser
adalah fasilitas-fasilitas superior yang akan melengkapi Apartemen Taman Rasuna,
Pasar Festival, Aston Rasuna Residence, Rasuna Office Park dan Gold’s Gym Elite
Rasuna yang sudah beroperasi sebelumnya.



Hmm kenapa dipilih nama Epicentrum? Pusat (gempanya) keuntungannya ada di 
Jakarta, tapi pusat
(ledakan) buntungnya berpusat di Sidoarjo? 



Tentang proyek Superblock ini Tempo Interaktif menulis judul berita "Meraup
Untung di Rasuna Epicentrum". 



Tentunya megahnya, hijaunya (eco-friendly) dan manisnya proyek Bakrieland
Development di kawasan segitiga emas bisnis Jakarta ini tentunya bertolak 
belakang dengan
wajah bumi dan kehidupan korban yang meraup buntung karena tsunami Lumpur
Lapindo di Sidoarjo. 



Dan bila kelak Rasuna Epicentrum menempatkan diri sebagai salah satu pusat
kreativitas anak negeri dan industri kreatif, maka di Sidoarjo tanggal 18-20
Desember lalu diadakan hajatan festival "Solidaritas Perjuangan Anak
Pinggiran: Mengais Dunia yang Hilang". Hajatan ini diikuti sekitar 750
peserta dari berbagi komunitas anak di Jawa Timur. Anak-anak se-Jawa Timur itu
hendak menunjukkan solidaritas mereka bagi anak korban lumpur Lapindo. 



Selain menampilkan anak-anak korban Lapindo, pagelaran ini dimeriahkan pula
oleh aksi anak-anak pinggiran dari Malang,
Lumajang, Jombang, Probolinggo, Surabaya,
Mojokerto hingga Tulungagung. Mereka
menampilkan teater, tari, musik, dan berbagai pameran karya anak korban
Lapindo. Acara ini diadakan di Gelanggang Olah Raga Sidoarjo. Acara ini tidak
diadakan di Gedung Konser canggih seperti yang akan dibangun di Rasuna
Epicentrum, tapi cukup di Gedung Gelanggang Olahraga Sidoarjo

 



"Pemerintah Tidak Peduli Penderitaan Anak
Korban Lapindo". 

Pernyataan Romo Sandyawan saat membuka Festival yang mengambil topik
"Solidaritas Perjuangan Anak Pinggiran: Mengais Dunia yang Hilang". Festival 
ini diikuti sekitar 750 peserta
dari berbagi komunitas anak di Jawa Timur. Anak-anak se-Jawa Timur itu hendak
menunjukkan solidaritas mereka bagi anak korban lumpur Lapindo. 













selengkapnya,
berikut ironi dalam foto...

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/ironi-banjir-untung-di-jakarta-dan.html

JANGAN LEWATKAN DOWNLOAD BUKU GURITA CIKEAS
KUNJUNGI BERANDA 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/






  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Kelaparan di Negeri Yahukimo, Tanah Air Beta

2009-12-22 Terurut Topik andre andreas





LAPORAN INVESTIGASI JURNALISTIK 2009



BENCANA KELAPARAN & KEHIDUPAN DI YAHUKIMO : "KWANING KUME!" 



Wajah anak-anak itu tetap penuh keceriaan. Memanjat pohon, berlarian, mandi di

kali, ke hutan, ke kebun hingga bersekolah. Siapa sangka anak-anak dari kampung

Bomela itu nyatanya hanya makan 3 hari sekali



Sementara orang-orang tua mereka yang sebenarnya punya kewajiban untuk berkebun

atau berburu namun karena perut kosong, mereka tak mampu melakukan kewajiban

itu. Sedang bagi yang masih memiliki sedikit kekuatan, akan mengikat perut

mereka dengan semacam kulit kayu atau kain agar perut mereka tidak terasa mual

saat menjalankan kewajibannya berkebun atau pun berburu.”Tali Poro Trada Isi”

demikian mereka membahasakannya

 

Kisah-kisah ini adalah bagian kecil saja dari laporan
investigasi jurnalistik

yang dilakukan Viktor Mambor dari Foker LSM Papua.

 

Selengkapnya

http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2009/ 12/kelaparan-
di-negeri- yahukimo- tanah-air. html

 

 

 

Menyuarakan Yang
Tidak Bisa Bersuara dan Doa Anak Telanjang

 

John Jonga, Penerima Anugerah Yap Thiam Hien Award 2009

 



Kau sudah tahu toooh



Saya duduk, berdiri, berjalan, di atas lumuran darah dan serakan tulang

belulang tete–nenek leluhur bangsa ini.



Bapa telah meninggal, mama juga telah pergi untuk selama-lamanya setelah

diperkosa oleh pasukan penyisir.



Kakakku ditembak ketika anak–anak negeri mencari kebenaran dan keadilan. 



dipetik dari puisi Doa Anak Telanjang oleh John Jonga



  

Dewan Juri akhirnya menganugerahkan Yap Thiem Hien Award 2009 kepada Pastor
Yohanes Jonga seorang rohaniwan yang kini bertugas di Kabupaten Keerom, Papua. 
Pastor kelahiran Manggarai, sempat
bertugas di Lembah Baliem dan Timika.



Penugasan di Timika inilah yang membuka jalan perkenalan dan persahabatannya

dengan Mama Yosepha penerima Yap Thiam Hien Award tahun 1999. 



Saat itu ia khusus menulis puisi Doa Anak Telanjang untuk Mama Yosepha yang
baru saja menerima penghargaan. 10 tahun kemudian puisi ini dibacakan kembali
oleh

Yuliana Langwuyo di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 10 Desember 2009 saat Pastor

John juga menerima Yap Thiam Hien Award. (diceritakan oleh Andreas Harsono;
John

Jonga dan Mama Yosepha)



”Pastor Jonga adalah seorang rohaniawan yang bekerja melampaui pastoralnya

dengan menjadi sahabat dan pembela bagi masyarakat Papua yang hingga kini masih

mengalami pelanggaran hak-haknya," kata Todung saat menyampaikan hasil

penilaian Yap Thiam Hien Award 2009 tanggal 7 Desember di Gedung Mahkamah

Konstitusi . (liat Pastor Jonga Raih Yap Thiam Hien Award 2009, Jurnal

Nasional).



Hal yang sama juga ditegaskan oleh Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Muridan Widjoyo yang mengenalnya sejak 1994. Muridan

menceritakan sebuah kejadian menarik tahun 1999, saat Pastor Jonga ditahan dan

diinterogerasi di Kantor Polisi Mimika. 



“Karena mendengar itu, ibu-ibu suku Amungme dan Komoro turun ke jalan dan

mengepung Polsek Mimika,” ujar Muridan. (liat Sebuah Peringatan tentang Papua,

Sinar Harapan)



Tidak hanya di Mimika, kemudian karena sikap dan komitmennya untuk Menyuarakan

yang Tidak Bisa Bersuara, Pastor Jonga juga sempat mengalami intimidasi dari

aparat keamanan di Keerom. Catatan ini secara terang berderang dapat dibaca

dalam Laporan Situasi HAM di Kabupaten Keerom yang dikeluarkan oleh Persekutuan
Gereja-gereja di Papua Wilayah Keerom Arso Oktober (liat Kronologi Intimidasi
yang Dialami Oleh Pastor John Jonga, Pr)



selengkapnya (berikut link-link terkait)



http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2009/ 12/johanes-
jonga-menyuaraka n-yang-tidak. html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Made Wianta, Subcomandante Marcos, Romo Mangun

2009-12-20 Terurut Topik andre andreas




Spot Light - Riwayat Warna - Burung-burung Manyar



saya gembira,
lepas, nyaman, hiruk pikuk



menikmati pameran karya-karya Made Wianta bertajuk SPOT LIGHT, hasil
kerja bareng Galeri Nasional Indonesia dan O House Gallery.



Berlarian, bolak-balik..



menjadi kanak-kanak kembali

merayakan imajinasi 

merayakan warna

merayakan kebebasan



saya jadi ingin meneguk keceriaan kanak-kanak seperti puisi lawas Mengapa tawa
dan tangis, bisa lahirkan air mata berikut ini



Terbang melayang ke negeri impian

dalam kepak sayap burung garuda



Menyisir pelangi

menyapu awan

meniup api matahari

mencicipi titik hujan pertama



Mengetuk pintu surga,

tok tok tok lalu sembunyi



Sambil memecahkan teka-teki

dari mana datangnya tawa.



Lalu mengapa tawa dan tangis,

bisa lahirkan air mata



Lucu ya kak



Ayo cicipi keduanya





oleh karenanya kali ini saya tidak hendak ingin menjelas-jelaskan kebesaran
Made Wianta, menjelas-jelaskan aspek-aspek kualitas dan perjalanan kesenimanan
Made Wianta yang menakjubkan (ia juga seorang penyair juga)



sepenuhnya ingin lepas bebas sebagai penikmat yang seawam-awamnya dan kurang
ajar juga barangkali



...



lepas dari inginku menjadi kanak-kanak kembali, tetap saja ada gedoran palu
’apa pentingnya’, ’apa relevansinya’



apakah imajinasi, warna-warni, kebebasan, jiwa kanak-kanak ini punya relasi
dengan atmosfir yang berlawan-lawan untuk mendorong perubahan sosial radikal
dan revolusioner.. 



tuntutan kuat yang diteriakan di jalanan, dengan bacaan lugas



‘negara’ yang menembaki petani ogan ilir 

hukum yang kejam pada minah dan orang-orang kecil

kelaparan di yahukimo

warga sidoarjo yang dipaksa makan lumpur

penghilangan paksa, pembunuhan yang tak kunjung menemukan keadilan

korupsi dan penggadaian kedaulatan negeri sampe tandas



saya katakan ya, ya, ya mari kita bertemu Romo Mangun yang lembut humanis (tapi
rela membela sampai mati warga kali code yang dikasihinya) atau Subcomandante
Marcos yang ... bersenjata pena dan bedil



kurasa Marcos termasuk pemecah batu kebekuan gerakan sosial yang kehabisan
gagasan dan kekeringan imajinasi. Juga baginya kata telah menjadi senjata yang
ampuh dan mengetarkan dunia termasuk kata-kata imajinatif hingga dongeng
dan anekdot
Maka pada karya Spot Light saya temukan gaung Riwayat Warna Subcomandante 
Marcos
Sejenak kemudian para dewa itu lelah dan
ingin kembali tidur. Dewa-dewa ini, yang bukan dewa-dewa pertama yang
melahirkan dunia, cuma ingin tidur. Maka, agar tidak lupa dan
kehilangan warna-warna itu, mereka mencari cara menyimpannya. Dan saat
mereka renungkan dalam hati bagaimana melakukannya, seketika itulah
mereka lihat seekor kakaktua. Mereka renggut ia dan menaruh semua warna
disana. Mereka buat bulu-bulunya lebih panjang agar semua warna bisa
masuk. Begitulah mulanya kakatua mendapat warna dan seperti itulah ia
jadinya... 

. agar orang-orang lelaki dan perempuan
tidak lupa bahwa ada banyak warna dan banyak pikiran di dunia ini, agar
dunia gembira saat semua warna dan semua pikiran punya tempatnya
sendiri-sendiri.



Sedang pada Romo Mangun kita bisa menemukan narasi makna kebermainan sebagai
proses pembebasan dimana



'Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, penikmatan yang intensif, bebas
dari kekangan atau kedukaan, berproses emansipatorik; dan itu hanya tercapai
dalam alam dan suasana kemerdekaan. Manusia yang tidak merdeka tidak dapat 
bermain spontan, lepas, gembira,
puas”.



selengkapnya (plus link-link terkait
dan puluhan karya spot light wianta)









http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/spot-light-riwayat-warna-burung-burung.html
 

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Politik Pelemahan KPK di Era SBY (SOS 14 Jurus Melumpuhkan KPK)

2009-12-16 Terurut Topik andre andreas




Judicial Review UU KPK ke Mahkamah Konstitusi

Proses Seleksi Pimpinan KPK

Ancaman Bom

Ide Pembubaran KPK

Penolakan Pengajuan Anggaran KPK

Serangan Legislasi (legislation attack)

Pengkerdilan kewenangan Penyadapan

Menghilangkan/mengaburkan kewenangan Penuntutan KPK

Penarikan personal Penyidik dan Auditor

Membekukan fungsi penyidikan dan penuntutan KPK

Rencana Audit BPKP terhadap KPK

Ancaman terhadap investigasi kasus Century

Kriminalisasi dan rekayasa hukum terhadap dua pimpinan KPK

Rancangan Peraturan Pemerintah - RPP Penyadapan











Selengkapnya

Politik
Pelemahan KPK di Era Presiden SBY

http://rumahpengetahuan.web.id/titip/politikpelemahanlpldierasby9des2009.pdf




Supremasi hukum yang berkeadilan
juga masih sangat lemah di mana terdapat jurang yang lebar antara yang landasan
normatif dan penegakannya. Seorang nenek yang mencuri tiga buah coklat dihukum
oleh pengadilan, sementara penikmat BLBI bebas dari jerat hukum. Selain itu,
praktik penyiksaan masih tetap terjadi, bukan hanya di tempat-tempat
penahanan/penghukuman akan tetapi juga tempat-tempat lain terutama di 
tempat-tempat
dimana orang dirampas kebebasannya, sementara di tingkat nasional belum
tersedia mekanisme nasional yang efektif untuk pencegahan penyiksaan. Selain
itu, Komnas HAM juga mengamati sejumlah kasus penyiksaan yang dilakukan pada
saat proses penyelidikan dan penyidikan serta adanya rekayasa dalam proses
hukum, antara lain kriminalisasi terhadap Pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan
Chandra Hamzah. 




Pernyataan ini dipetik dari 

Catatan Akhir Tahun Hak Asasi Manusia 2009 – Komnas HAM









http://www.komnasham.go.id/portal/id/content/catatan-akhir-tahun-hak-asasi-manusia-2009



 





Simak juga
hotspot di lentera – http://lenteradiatasbukit.blogspot.com



  


COP 15 : Keadilan Iklim Segera!!!





Malapetaka di Depan Mata





Jakarta, Dhaka,
dan Manila Terancam Bencana Iklim 



Update Suara Masyarakat Sipil Indonesia
dari COP 15 Copenhagen








Klipping (Kumpulan) Artikel/Opini tentang (COP 15) Kopenhagen
–di Harian KOMPAS 



 Cicak-cicak Bersatulah!

Mahkamah Rakyat : NEGARA HARUS
BERTANGGUNGJAWAB ATAS PELANGGARAN HAM DAN PENYELEWENGAN UANG RAKYAT

KPK dan Komnas HAM , Didesak Usut Tuntas
Kasus Lumpur Lapindo - Ramai Di Century (Rp. 6,7 T), Sepi Di Lapindo (Rp.33 T)

BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA
KORUPSI

 





Rekaman Audio Skenario Kriminalisasi
Chandra-Bibit di Mahkamah Konstitusi




Dokumen Lengkap
Kesimpulan dan Rekomendasi Tim Delapan 



Pidato Presiden Terkait Kasus
Century dan Bibit-Chandra




Laporan
Lengkap Hasil Pemeriksaan Investigasi BPK Atas Kasus PT Bank Century, Tbk




Ringkasan Hasil Audit BPK Atas Bank
Century dan Kajian Lengkap ICW (Public Accountability Review – Kasus Bank
Century : SKEMA INDIKASI KORUPSI KASUS BANK CENTURY)






Kumpulan
Artikel Opini Terkait di Media Massa (Sejak 30 Oktober),




Skandal
Century, Disfungsi Presiden & Turbulensi Politik : Menakar Potensi Gerakan
Ekstra Parlementer, People’s Power dan Lahirnya Kekuatan Politik Alternatif
(Artikel Pilihan)






Laporan Independen Versi Masyarakat
tentang Implementasi Konvensi PBB Tentang Pemberantasan Korupsi (UNCAC)

 

 

 

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hari HAM : (Ketidakberesan) Istana Kembali di Demo Ribuan Orang!

2009-12-12 Terurut Topik andre andreas


Adakah perbedaaan warna dan watak dengan demo sehari sebelumnya?

Selang sehari
setelah hingar bingar Aksi Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (9 Desember
2009), Istana Negara kembali di demo ribuan massa organisasi petani, buruh,
miskin kota, perempuan, mahasiswa, NGO dan gerakan sosial lainnya. Kali ini
momentumnya adalah Peringatan Hari HAM Sedunia 10 Desember 2009 (61 Tahun
Deklarasi Universal HAM).



Bisa jadi aksi tanggal 10 agak berbeda watak dan warnanya dengan aksi sehari
sebelumnya (termasuk kadar dukungan media massa dan dukungan gerakan mahasiswa,
hingga basis utama dan konsolidasi aksinya). 

 

Walaupun saya
yakin banyak cukup banyak irisan gerakannya dan juga komitmen yang setara baik
untuk membabat habis para koruptor maupun menegakkan HAM. Tentu saja juga soal
korupsi pada akhirnya bermuara pada pelanggaran terhadap hak-hak rakyat atau
HAM.



Lepas dari itu untuk perubahan radikal atau perubahan yang sungguh bermakna
bagi tegaknya keadilan di negeri ini, tidak bisa tidak keduanya harus saling
belajar dan membangun konsolidasi yang lebih apik di kemudian hari. Karena
untuk itu yang dituju bukanlah perbaikan tambal sulam, tetapi perubahan yang
merombak sistim dan struktur sosial yang tidak adil sampai ke akarnya. Sistim
yang sedang berkibar itu adalah Kapitalisme Neoliberal dan para operator dan 
predator (buaya dalam biologi termasuk kategori predator) dalam negerinya. 
(atau sebut saja antek-anteknya, bila kita  meminjam kosakata jaman revolusi 
dulu).



Pada Peringatan Hari HAM 2009 ini paling tidak dua aliansi besar melakukan aksi
demonstrasi di depan Istana Negara. Pertama aksi yang dilakukan oleh Panitia
Nasional Peringatan Hari HAM (PNP HAM)10 Desember 2009 yang berlangsung sejak
pagi hari jam 10 . Aksi mengambil rute Masjid Istiqlal, Istana kemudian di
tutup di seberang Indosat pada pukul 2.30. Sementara itu KOPER HAM melakukan
aksi di depan Istana Negara sekitar pukul 4 dan kemudian dilanjutkan dengan
long march menuju Bundaran Hotel Indonesia untuk menggelar renungan malam 61
tahun Deklarasi HAM PBB. 



Adapun Aksi PNP-HAM bertajuk GERAKAN RAKYAT MENUNTUT TANAH KERJA, UPAH : HAM
UNTUK KITA, KEADILAN UNTUK KITA, Sementara itu KOPER HAM mengusung pesan
"Hentikan Segala Bentuk Kriminalisasi dan Kekerasan Terhadap Para Pembela
HAM" dan pesan kepada publik bahwa ”SETIAP MASYARAKAT BISA TAMPIL MENJADI
PEMBELA HAM...SEMUA BISA MENJADI PEMBELA HAM!”

 

Selengkapnya silah kunjung

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/peringatan-hari-ham-2009-di-jakarta-dua.html

 

 

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Darurat Keadilan : Libas Korupsi Kehutanan Segera!!!

2009-12-09 Terurut Topik andre andreas


Peringatan : Rp 20 Triliun Pemasukan Dari Sektor Kehutanan Hilang Setiap Tahun 
Akibat Pembalakan Liar dan Korupsi



SOS Hutan
Indonesia Selamatkan Hutan dan Rakyat Indonesia 





Bung Chandra dan Bibit (KPK), dukungan masyarakat tidaklah
"gratis"!!!





Perilaku korupsi yang terjadi dalam sektor kehutanan di Indonesia telah
merugikan pemerintah sebesar 2 milyar dolar Amerika setiap tahunnya. Hal ini
mengakibatkan negara semakin jauh dari sumber daya yang ada untuk memenuhi
kewajibannya dalam hal pemberian hak atas ekonomi dan sosial kepada masyarakat.



(dipetik dari siaran pers Human Rights Watch terkait hasil laporan/penelitian
'Dana Liar: Konsekuensi Pembalakan Liar dan Korupsi di Sektor Kehutanan
Indonesia pada Hak Asasi Manusia')





Hasil Laporan Human Rights Watch selengkapnya silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/darurat-keadilan-pemberantas-korupsi-di.html



Rp 20 Triliun Pemasukan Hilang Setiap Tahun



Kompas, 4 Desember 2009



Pemberantasan Korupsi diminta memprioritaskan penanganan kasus korupsi di
sektor kehutanan. Itu karena potensi pemasukan tahunan yang hilang akibat
korupsi dan salah kelola di sektor kehutanan mencapai Rp 20 triliun per tahun. 



Hal itu disampaikan Wakil Direktur Program Human Rights Watch (HRW) Joe
Saunders dan peneliti hukum Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Diansyah,
dalam konferensi pers di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta,
Kamis (3/12). Sebelumnya, mereka menyampaikan hasil penelitian tentang korupsi
di sektor kehutanan itu kepada pimpinan KPK.



HRW menyampaikan penelitian berjudul Dana Liar: Konsekuensi Pembalakan Liar dan
Korupsi di Sektor Kehutanan Indonesia pada Hak Asasi Manusia. ICW menyampaikan
penelitian tentang korupsi dalam pemberantasan illegal logging.



”Setiap tahun, potensi kerugian negara akibat korupsi dan salah kelola di
sektor kehutanan mencapai Rp 20 triliun. Bahkan, tahun 2006 angkanya lebih
besar dari semua pengeluaran negara untuk sektor kesehatan nasional dan
daerah,” kata Joe.



Nilai kehilangan tahunan ini, menurut Joe, juga setara dengan perhitungan Bank
Dunia terhadap anggaran yang cukup untuk memberikan layanan dasar kepada 100
juta penduduk miskin selama dua tahun.



Potensi kerugian negara itu, kata Joe, terjadi karena tak transparannya sistem
pendataan di sektor kehutanan dan perkebunan sehingga masyarakat tak bisa
mengontrolnya. Faktor lain
karena lemahnya penegakan hukum. ”Faktor kedua ini yang mendorong kami datang
ke KPK. Apalagi, KPK memiliki kemampuan untuk mengejar pelaku sampai ke
pemodal,” kata dia.



Febri mengatakan, dari penelitian ICW, sebagian besar kasus pembalakan liar
yang ditangkap kejaksaan dan polisi adalah aktor kelas bawah (operator, sopir,
atau petani), yaitu sebanyak 76,10 persen. Aktor kelas atas (penegak hukum,
pejabat kehutanan, kontraktor, direktur, atau cukong) yang ditangkap hanya 23,9
persen. Itu pun sebagian besar aktor kelas atas, sekitar 71,43 persen, divonis
bebas.



Febri berharap KPK menjerat aktor kelas atas dalam kasus pembalakan liar ini. 
(aik)



http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/02/03150247/pemasukan.rp.20.triliun.per.tahun.hilang

 

 

 

 












  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Aksi Damai Sehari Memperingati Hari HAM Sedunia

2009-12-08 Terurut Topik andre andreas

INFO :PANITIA NASIONAL PERSIAPAN HARI HAK ASASI MANUSIA – 2009 (PPN HAM)

AKSI DAMAI SEHARI MEMPERINGATI HARI HAM SEDUNIA

HAM UNTUK KITA! KEADILAN UNTUK KITA! KEADILAN UNTUK RAKYAT KECIL!” 

NEGARA HARUS BERTANGGUNGJAWAB ATAS PELANGGARAN HAM DAN PENYELEWENGAN UANG RAKYAT


KAMIS, 10 DESEMBER 2009

Salam demokrasi,

Kami
menyerukan kepada semua yang pro-hak asasi manusia untuk memeriahkan
acara-acara perayaan lahirnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, 10
Desember 1948. Perayaan kali ini bertema KEADILAN. Keadilan dapat
mempersatukan kita semua yang memberi perhatian atas masalah HAM di
berbagai bidang kehidupan. Keadilan pula yang menjadi impian semua anak
bangsa Indonesia dan manusia sedunia.

Kami memperkirakan
perayaan ini diadakan di berbagai propinsi, setidaknya di 24 kota di
tanah air. Teknis pelaksanaan acara di berbagai daerah akan ditentukan
oleh Koodinator organisasi masing-masing daerah. Secara khusus, aksi
damai ini juga akan diadakan di Jakarta, dengan melibatkan berbagai
lapisan masyarakat Jabotabek yang selama ini memperjuangkan haknya
bersama organisasi HAM. Aksi telah diberitahukan kepada jajaran aparat
kepolisian, khususnya Baintelkam Polri, agar ada kerjasama demi
terselenggaranya pemeliharaan keamanan dan ketertiban bermasyarakat.

Sifat
aksi ini DAMAI. Titik awal berkumpul di Masjid Istiqlal pada hari
Kamis, 10 Desember 2009 pukul 9.00 Wib. Bagi yang hendak ikutserta
dalam aksi damai, diharapkan mengenakan pakaian berwarna putih, serta
bendera berwarna merah putih.

Sekertariat pengorganisasian acara
ini berada di Jalan Borobudur No.14, Menteng, Jakarta Pusat, No. Telp.
021.3926983 dan fax 021.3926821.

Rencana ini bersifat terbuka
bagi tiap anggota masyarakat dengan beragam latarbelakang agama,
profesi maupun daerah, dengan syarat melakukan aksi secara damai.
Siapapun yang bertindak dengan kekerasan, bukan bagian dari peserta
aksi damai, dan aparat penegak hukum wajib menindaknya.

Dengan berefleksi pada situasi nasional, ada tiga tema yang diharapkan menaungi 
berbagai harapan kita.

Kesatu,
menyerukan agar hukum ditegakkan dengan KEADILAN, demi terselenggaranya
kehidupan bangsa dan negara yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Kita semua wajib membersihkan seluruh lembaga penegak hukum
dari praktek korupsi.

Tuntutan kepada pemerintah:

1. Usut
tuntas berbagai kasus pelanggaran HAM masa lalu dan hentikan berbagai
bentuk kekerasan serta diskriminasi dan ketidakadilan bagi rakyat kecil.
2. Usut tuntas berbagai kasus korupsi yang menyebabkan sistem peradilan tak 
mampu menyediakan keadilan bagi rakyat kecil.
3. Penuhi pelayanan dan fasilitas layanan kesehatan reproduksi bagi perempuan 
dan keluarga miskin.
4.
Buka lapangan pekerjaan seluasnya dan jaminan kebebasan berekspresi,
berserikat/ beroraganisasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Kedua,
berkomitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat, semua lapisan
masyarakat, dari petani, buruh, wartawan, hingga aparat kepolisian dan
militer dengan menaikan upah mereka menuju standar yang layak dan
BERMARTABAT.

Tuntutan kepada pemerintah:

1. mengentikan
perampasan tanah-tanah rakyat (ulayat), menyediakan sarana produksi
murah dan tingkatkan harga hasil pertanian serta jalankan reforma
agraria yang sejati bagi kaum Tani.
2. Menghentikan PHK dalam bentuk apapun, penuhi upah layak dan penghapusan 
sistem kontrak bagi buruh.
3. Menghapuskan biaya penempatan tinggi/overchanging, ratifikasi Konvensi PBB 
1990 tentang Perlindungan buruh migran Indonesia.

Praktek
korupsi di tubuh institusi negara terbukti menyebabkan gagalnya
perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dari lapisan
kelas bawah, fakir-miskin, anak-anak terlantar di kota, perempuan &
petani serta buruh di desa, sampai terganggunya rasa DAMAI di Aceh dan
Papua.

Acara Hari HAM Se-dunia, 10 Desember 2009 di dukung oleh
organisasi-organisasi masyarakat yang memperjuangkan HAM dan KEADILAN
di berbagai daerah.

Jakarta, 8 Desember 2009

 
Usman Hamid
Penanggungjawab

Erpan Paryadi
Koordinator Aksi

Jurubicara;

   1. Usman Hamid
   2. Erpan Paryadi
   3. Aan Anshari
   4. Rudi HB Daman
   5. Wardah Hafidz


AGRA,
GSBI, SBB, KONTRAS, UPC-UPLINK, FBC, FSBI, SPOI, FSBC, PETANI BATANG,
PERSATUAN PETANI RUMPIN, WARGA BOJONG KEMANG, FMN, LPB, GRI, KPC,
PMKRI, PEDAGANG PASAR KEMIS, PKL BLOK M, MASYARAKAT/ PEMUDA PAPUA,
WARGA KALIADEM, ATKI, SHI, SAWIT WATCH, MIGRAN CARE, SP, INDIES, KBM
UIN, FDMD-UI, CGM, WALHI, SERUNI, JARINGAN SOLIDARITAS KELUARGA KORBAN
PELANGGARAN HAM MASA LALU, PISBA, AWRGA CIAWI, KORBAN TALANGSARI,
KIARA, PONDOK PESANTREN AL-MIZAN (PIMPINAN KH MAMAN).


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kejamnya Hukum Bagi 'Si Miskin', Lembeknya Hukum Bagi 'Si Kaya'?

2009-12-08 Terurut Topik andre andreas




Cicak Lawan Buaya : Kebijakan Busuk dan atau Orde (Sosial)
Yang Busuk?!

 

Selengkapnya (beserta link terkait) disini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/kejamnya-hukum-bagi-si-miskin-lembeknya.html





Pada masa kini, sulit diterima bila sebenarnya perbedaan perlakuan pemerintah
dapat dilihat dari kekayaan yang dimiliki tiap warga negara.


(dipetik Saifur Rohman Peneliti Filsafat “Minah dan Anggodo” di Kompas)



Nasib Minah berbeda pula dengan para pejabat dan politikus di Senayan yang 
menerima
suap ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. Hingga sekarang mereka juga tak
dijerat karena Komisi Pemberantasan Korupsi sibuk mempertahankan eksistensinya.
Adapun kepolisian dan kejaksaan lebih mencurahkan energinya untuk bertikai
dengan KPK. Atau jangan-jangan mereka masih menunggu para pejabat, politikus,
dan Anggodo mencuri buah kakao seperti halnya Nenek Minah?



(dipetik dari Editorial Koran Tempo ‘Kejamnya Hukum Bagi Minah’)



Tak hanya Minah (55) dan 3 Kakao, tetapi juga Ny Manise (43) dan Sisa Panen
Kapuk, Klijo (76) dan Setandan Pisang, Basar Suyanto (47) dan Buah Semangka, Pak
Tukirin (62) dan Bibit Jagung, barangkali juga Aguswandi dan Listrik, tentunya
juga Prita Mulyasari 



Catat juga bagaimana perusahaan dan penguasa mengabaikan putusan MA tahun 1996
yang menyatakan lahan di desa Rengas Ogan Ilir yang dikuasai oleh PG Cinta
Manis dan PTPN VII adalah lahan sah milik petani (seperti dinyatakan oleh warga
kepada Kompas). Bahkan rakyat yang terampas tanahnya itu harus berhadapan
dengan Dar Der Dor Senapan Brimob .



Tidak terkira pula kasus gugatan pencemaran dan kerusakan lingkungan  (catat 
puluhan kasus
gugatan Walhi dkk yang tak satu pun dimenangkan pengadilan), perampasan tanah,
penggusuran dan segala bentuk pelanggaran HAM lainnya yang kandas di meja
hijau.



Sri Palupi menyebutkan Orde hari ini bak Rimba Raya dengan Hukum Besi Rimbanya
(yang kuat memangsa yang lemah). Bagi saya kemudian pertanyaaannya pasang naik
perlawanan rakyat yang dipicu oleh kasus kriminalisasi bibit-chandra hingga
century adakah hanya menyasar perbaikan-perbaikan parsial dan penggantian orang
atau soal kursi (reformasi) ataukah perubahan orde atau tatanan (katakan
transformasi bila enggan revolusi). Ya,
rimba raya kapitalisme neoliberal dengan rejim antek predatornyaharus dibongkar
dan digantikan.





lebih lanjut cermati data-data penistaan si miskin yang dihimpun oleh Palupi
dibawah ini 



Di Jakarta dan sekitarnya, setiap bulan rata-rata 3.223 orang miskin ditangkap
dan diusir dari kota. Mereka bukan hanya dikejar dan diusir, tetapi rumah dan
tempat usaha mereka juga dibakar.



Setiap tahun rata-rata terjadi 700 kasus pembakaran/kebakaran di Jakarta dan
sekitarnya, 71 persen mengena pada permukiman miskin dan 21 persen pada pasar 
tradisional
dan bangunan publik. Bahkan, di Mojokerto dan Nganjuk, kota kecil di Jawa
Timur, orang-orang miskin yang hidup dari jalanan ditangkap dan dibuang ke
hutan layaknya membuang binatang.



Kebijakan yang berpihak kepada konglomerat dan kriminalisasi orang melarat
telah melahirkan pemiskinan yang kian dalam. Pada tahun 2006 WHO mencatat, 26
juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa dan mayoritas berasal dari
kelompok miskin.



Jumlah penderita gangguan jiwa meningkat 10 persen-20 persen setiap tahun.
Sepanjang tahun 2005-2007, sedikitnya 50.000 orang bunuh diri karena alasan
kemiskinan dan impitan ekonomi. Tidak terhitung berapa ibu membunuh anaknya
karena alasan serupa. Kian dalamnya pemiskinan tidak pernah terlihat oleh
kacamata pemerintah yang mengukur kemiskinan hanya dengan garis kemiskinan yang
sungguh menipu akal sehat.



Dipetik dari artikel Sri Palupi Ketua Institute for Ecosoc Right, Bank Century
dan Hukum Rimba, Kompas 15 September 2009



Psst jangan lupa si miskin juga bukan tanpa masalah (sebagian besar juga
mereproduksi orde yang memusuhi orang miskin dan dirinya sendiri), mereka punya
bahasa 'penghakiman' yang acapkali tak kalah kejamnya. Betapa seringnya kita
dengar maling ayam atau jemuran yang babak belur karena dijadikan sansak tinju
bahkan hingga dibakar. Juga perlu diingat, bisa jadi tak sedikit kalangan bukan
orang miskin diantaranya kelas menengah kota yang diam-diam merestui
penyingkiran orang miskin dari wajah kotanya. Ada beberapa kompleks perumahan
mewah atau bukan yang memasang plang pemulung dan pengamen di larang masuk.



Kamu pasti bersalah, karena kamu miskin!!

Kamu pasti bersalah, karena kemiskinan dan kejahatan adalah dua sisi mata uang
yang sama!



Ya Gusti,inikah Orde Para Bedebah itu! (meminjam 'Negeri Para
Bedebah’nya Adhie Massardi)





Negeri Para Bedebah



karya Adhie Massardi



Ada satu negeri yang dihuni para bedebah

Lautnya pernah dibelah tongkat Musa

Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah

Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala



Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?

Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah

Tapi rakyatnya makan 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Profil Prita Mulyasari di New York Times 4 Desember 2009

2009-12-06 Terurut Topik andre andreas




Trapped Inside a Broken Judicial System After Hitting Send



PRITA MULYASARI became famous, as her lawyer put it, for going from “e-mail to
jail.”







New York Times THE SATURDAY PROFILE



By NORIMITSU ONISHI

Published: December 4, 2009 



TANGERANG, Indonesia



Her ordeal began when she sent an e-mail message complaining about the poor
treatment she received at a hospital to 20 relatives, friends and co-workers.
The message, forwarded from one mailing list to another, eventually fell into
the hands of the hospital’s lawyers, who sued for defamation. In no time, Ms.
Mulyasari, 32, a mother of two infants, found herself sharing a jail cell with
murderers and facing six years in prison, seemingly yet another ordinary
Indonesian caught up in one of the world’s most corrupt legal systems.



selengkapnya


http://www.nytimes.com/2009/12/05/world/asia/05mulyasari.html?_r=3



simak lagi


Memahami Lebih Jauh Duduk Perkara Bengkoknya Hukum Indonesia 


Prita Mulyasari Vs. Negara Republik Indonesia 

“Pidana Penghinaan adalah Pembatas
Kemerdekaan Berpendapat yang Inkonstitusional”


AMICUS CURIAE Lembaga Studi dan
Advokasi Masyarakat (ELSAM), Institute for Criminal Justice Reform (ICJR),
Indonesia Media Defense Litigation Network (IMDLN), Perhimpunan Bantuan Hukum
dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI), dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI) 

kunjungi

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/duduk-perkara-hukum-prita-mulyasari-vs.html

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Top File : Dari Rekaman Audio di MK, Laporan Tim 8 Hingga BPK

2009-12-06 Terurut Topik andre andreas




Rekaman Audio Skenario Kriminalisasi Chandra-Bibit di
Mahkamah Konstitusi



Dokumen Lengkap Kesimpulan dan
Rekomendasi Tim Delapan



Pidato Presiden Terkait Kasus
Century dan Bibit-Chandra



Ringkasan Hasil Audit BPK Atas Bank
Century dan Kajian Lengkap ICW (Public Accountability Review – Kasus Bank
Century : SKEMA INDIKASI KORUPSI KASUS BANK CENTURY)



 

Laporan
Lengkap Hasil Pemeriksaan Investigasi BPK Atas Kasus PT Bank Century, Tbk



 

simak juga :



 

Kumpulan
Artikel Opini Terkait di Media Massa (Sejak 30 Oktober), 

Skandal Century, Disfungsi
Presiden & Turbulensi Politik : Menakar Potensi Gerakan Ekstra Parlementer,
People’s Power dan Lahirnya Kekuatan Politik Alternatif (Artikel Terseleksi)



Laporan Independen Versi Masyarakat
tentang Implementasi Konvensi PBB Tentang Pemberantasan Korupsi (UNCAC) 

 

Kumpulan 80 Artikel Opini dan E-Book
Tentang (Lawan) Neoliberalisme

 

 

Silah kunjung  http://lenteradiatasbukit.blogspot.com

 

 

Salam hangat

Andreas




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Skandal Century, Disfungsi Presiden & Turbulensi Politik

2009-12-02 Terurut Topik andre andreas


Menakar Potensi
Gerakan Ekstra Parlementer, People’s Power dan Lahirnya Kekuatan Politik
Alternatif yang Tangguh

Titik Lemah Pemerintahan SBY-Boediono :
Koalisi Tambun Yang Tak Disiplin, Disfungsi Presiden dan Presiden Mengambang 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/titik-lemah-pemerintahan-sby-boediono.html

Koalisi tambun yang tak disiplin, disfungsi presiden, dan gejala presiden
mengambang adalah sisi-sisi yang sungguh mencemaskan berkaitan dengan kabinet
Yudhoyono-Boediono dan masa depannya. Menegasnya sisi-sisi ini hari-hari ini
membikin siapa pun sebaiknya tak terlalu tergesa membuat proyeksi mengenai masa
depan yang jauh dari kabinet ini. Sebab, jangan-jangan kabinet ini sudah harus
menjalani masa suram dalam masa depannya yang sangat dekat.



Dipetik dari artikel Eep Saefulloh Fatah ”Proyeksi Politik 2010: Koalisi
Tambun, Presiden Mengambang” di Majalah Tempo

 

Magnitudo
Skandal Century dan People’s Power 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/magnitudo-skandal-century-dan-peoples.html

Mengingat besarnya
magnitudo skandal itulah beberapa pekan terakhir muncul reaksi keras dari
berbagai kalangan, termasuk unjuk rasa mahasiswa. Mereka kekuatan moral,
intelektual, dan sosial yang berpihak kepada hati nurani rakyat.



Unjuk rasa mereka—juga oleh kalangan lain—bisa memicu people’s power (kekuatan
rakyat) yang positif karena gagal ditunggangi pihak ketiga.





 

People’s power dibutuhkan
ketika kekuasaan membangun tembok pelindung dirinya. Persis 30 tahun lalu pada
hari-hari ini people’s power merobohkan tembok kekuasaan, termasuk Tembok 
Berlin, yang membentengi
rezim-rezim otoriter di Eropa Timur dengan jalan damai.



Melancarkan people’s power melalui metode power to the people, tentu
membelajarkan, menyadarkan, dan memberdayakan rakyat agar tidak terkelabui oleh
skandal Century.



Dipetik dari Kolom Politik-Ekonomi Budiarto Shambazy ”People’s Power” di Harian
Kompas.

 

Tipologi Rezim dan Peluang People Power di
Indonesia 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/tipologi-rezim-dan-peluang-people-power.html



Cerita sukses people power umumnya terjadi pada rezim otoriter dengan kapasitas
rendah. Skandal, baik korupsi atau
pemilu, membuka peluang gerakan massa
menyeruak karena kemampuan rezim dalam mengendalikan teritori dan menggunakan
instrumen kekerasan terbatas. Belum lagi jika secara internal timbul keretakan
di kalangan elit. Dengan struktur kesempatan politik yang lebih terbuka,
perubahan rezim menjadi niscaya.



Untuk Asia Tenggara, “berlaku” siklus people power dalam merontokkan rezim
predator--dimulai dari Filipina merambat ke Thailand dan singgah di Indonesia.
Dengan dimotori para veteran people power sebelumnya, Filipina berhasil
menggulingkan Joseph Estrada dan Thailand mengusir Thaksin Sinawatra. Dengan
tipologi rezim hybrid, berkapasitas rendah, serta cenderung lamban dalam
mengambil keputusan, tentunya membuka peluang bagi gerakan people power di
Indonesia. Akankah siklus ini berputar sempurna?



Dipetik dari artikel Luky Djani People Power dan Pergantian Rejim
(pemilu.liputan6.com yang dimuat kembali di indoprogress)

 

Mr.
President, either you’re with us or against us!  

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/mr-president-either-youre-with-us-or.html

.Banyak gossip dan rumors beredar tentang keterlibatan
presiden pribadi dalam kasus pelemahan KPK. Banyak juga yang mengaitkan dengan
kasus bail-out Bank Century. Yudhoyono tidak bisa mengabaikan semua ini dengan
dalih tidak mau mencampuri proses hukum. Seharusnya dia pun tahu bahwa proses 
penegakan
hukum itu sudah dibajak oleh para predator model Susno, Danuri, Ritonga,
Situmeang, Anggoro-Anggodo, dan lain-lainnya itu. Yudhoyono tidak bisa
berpura-pura tidak tahu akan hal ini. 



Untuk itu, sulit untuk memberikan benefit of the doubt [keyakinan bahwa
seseorang itu memiliki itikad yang baik ditengah keraguan apakah dia baik atau
jahat] kepada Yudhoyono. Mungkin Yudhoyono harus tahu bahwa dia sudah
menghabiskan semua trust-capital-nya, karena membiarkan semua ini
berlarut-larut dengan terus menerus menjaga image (jaim). Mungkin harus lebih 
banyak orang berteriak, “Mr.
President, either you’re with us or against us!”***

 

Dipetik dari  artikel
Antonius Made Tony Supriatma Kedaulatan Para Pemangsa (Predators)  di 
Indoprogress





Pemberantasan
Korupsi : Perlu Perubahan Struktur Politik (dan ekonomi), Penegakkan Hukum Saja
Tak Memadai 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/pemberantasan-korupsi-perlu-perubahan.html

...jika terus
mengandalkan aspek penegakan hukum seperti yang selama dilakukan, sangat tidak
memadai. Gerakan anti korupsi lantas menjadi gerakan mengejar koruptor dan
menjeblosan ke penjara. Kelemahan utama dari strategi ini terletak pada
lingkungan hukum itu sendiri. Lembaga, aparatur, perangkat perundangan dan 
prosedur
beracara masih sangat rapuh dan jelas tidak kebal intervensi baik politik,
finansial maupun tekanan secara fisik

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Refleksi : Chico Mendez, Hutan Amazonia dan Kegentingan Perubahan Iklim

2009-12-01 Terurut Topik andre andreas




Indonesia
Darurat Keadilan : Kanker Korupsi dan Degradasi Lingkungan Hidup Stadium 4



Nampaknya persoalan hutan dan lingkungan hidup telah menjadi arus utama dalam
dinamika dan perdebatan politik di Brazil, Maria Hartiningsih menyebut
sebagai Wilayah Kontestasi Politik Terpanas. 



Hartiningsih menulis bahwa persoalan lingkungan tampaknya akan menajam dalam
pemilu Brazil
tahun 2010. Paling tidak telah muncul tiga kandidat calon presiden. 



Pertama, Menteri Lingkungan Marina Osmarina da Silva yang mundur dari Partai
Buruh akan menjadi calon presiden dari Partai Hijau. Sementara itu Dilma
Rousseff, Head of Staff lembaga kepresidenan telah disiapkan oleh Presiden Luiz
Inácio ”Lula” da Silva (menurut konstitusi tidak bisa lagi mencalonkan diri
karena telah memenangi dua kali pemilu) sebagai calon penggantinya dari Partai
Buruh. Ketiga, Jose Serra yang
didukung oleh partai-partai kanan tengah. 



Menurut Gabriela Goes bisa jadi Marina yang didukung kelompok lingkungan dan
Partai Hijau bisa jadi akan berkoalisi dengan Dilma untuk menghadapi Jose
Serra.



Lepas dari percaturan politik Brazilia Fokus Kompas (20 Nopember) mengangkat
soal kegentingan perubahan iklim (pemanasan global) dan keselamatan hamparan
belantara hutan Amazon berhadap-hadapan dengan kepentingan modal dan ekonomi
jangka panjang. Dalam Fokus kali ini kita bisa temukan sikap kritis dalam
memandang agenda-agenda mengatasi ancaman bencana ekologi perubahan iklim serta
ketidakadilan global yang menjadi latar utamanya serta sikap negara-negara maju
yang munafik. 



Di Brazil sendiri barangkali gaung suara pejuang penyelamatan hutan hujan
(menyelamatkan kemanusian, tulis Hartiningsih) terus bergaung keras dalam
perlawanan akar rumput dan gerakan hijau, tapi bisa jadi sunyi sepi di telinga
pemilik modal yang tamak dan elite politik-ekonomi yang mengabdi kepada
kepentingan modal atau paling tidak terilusi pertumbuhan ekonomi (jangka pendek
semata dan mengabaikan keselamatan jangka panjang) 



Hartiningsih menulis Jejak Samar Chico Mendez sebagai pembuka laporan khusus
(FOKUS) Kompas



“…Hanya satu hal yang saya inginkan, kematian saya akan menghentikan
impunitas terhadap para pembunuh yang dilindungi oleh polisi Acre…Seperti saya,
para tokoh penyadap karet telah bekerja menyelamatkan hutan hujan Amazon, dan
membuktikan, kemajuan tanpa penghancuran adalah mungkin”. (chico mendes)



Jelas studi singkat pengalaman di Brazilia akan sangat berharga untuk menjadi
cermin sekaligus refleksi pengalaman sekaligus perjuangan kelompok-kelompok
masyarakat sipil di Indonesia berhadap-hadapan dengan penguasa yang bebal dan
mengabdi kepada kepentingan modal (dengan paradigma neoliberalnya).



Di negeri hari-hari persoalan cicak vs buaya dan kasus korupsi sedang naik
panggung, tidakah soal perubahan iklim, hancurnya hutan dan lingkungan hidup
tak kalah gentingnya dan daruratnya untuk disikapi dengan tegas, lugas dan
segera. Bila hari-hari ini perlawanan terhadap korupsi (politik) dan mafia
peradilan diantaranya diwadai dalam KOMPAK dan Koalisi Indonesia Darurat
Keadilan, tidakkah persoalan perubahan iklim (pemanasan global) atau krisis
lingkungan hidup, menuntut juga ke KOMPAKan gerakan masyarakat sipil dengan
alarm SOS Darurat Lingkungan Hidup, Darurat Keadilan dan Darurat Kemanusiaan
yang skalanya mondial. 

(ahhh jadi teringat juga kasus lumpur lapindo yang terlunta-lunta sekian tahun, 
dan sekarang pengusaha itu seolah jadi pahlawan -kesiangan- soal angket century)

 

(nb apakah soal
sesungguhnya nya adalah karena kelemahan gerakan lingkungan itu sendiri sedang 
disisi
lain keberhasilan gerakan anti korupsi?. Hmmm. saya rasa tidak sesederhana itu
persoalannya. Walau demikian hikmahnya untuk gerakan lingkungan –termasuk saya
- harus terus menerus meninggikan kualitas dan kegigihan  perjuangannya. mohon 
pendapat kawan-kawan.)







Edisi Fokus
Kompas 20 Nopember 2009



Jejak Samar Chico Mendes

Di Rimba Beton Amazon...

RUMAH KACA. Target Deforestasi Bukan Emisi 

KONSERVASI. Brasil, Pelopor Pemantauan Deforestasi

HUTAN. Wilayah
Kontestasi Politik Terpanas



silah kunjung link-linknya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/refleksi-chico-mendez-hutan-amazonia.html

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Indikasi Korupsi Kasus Century : Sebuah Perampokan Sistimatis!

2009-11-30 Terurut Topik andre andreas




Simak Press Release dan  Kajian Lengkap ICW serta Ringkasan Hasil Audit
BPK 

 

(Press Release
ICW – Kasus Bank Century : Berdasarkan Hasil Audit BPK – 20 November 2009)



Petikan Bagian Kesimpulan :



1) Kasus Bank Century menyangkut kisah yang panjang sejak penggabungan (merger)
3 buah Bank yang terjadi sejak tahun 2001.



2) Kasus Bank Century
menunjukan lemahnya pengawasan terhadap perbankan yang dilakukan oleh Bank
Indonesia.



3) Terdapat indikasi kuat kecerobohan di balik keputusan pengucuran dana FPJP
sejak November 2008, yang berlanjut dengan pengucuran dana oleh LPS berdasarkan
keputusan KSSK dengan total Rp 6,762 triliun.



4) Terdapat indikasi kuat korupsi terkait pengucuran dana ini karena diputuskan
dengan dasar hukum yang lemah, terkesan dikondisikan sedemikian rupa, baik di
dalam perubahan Peraturan BI (PBI) maupun terkait dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Pengganti UU (Perpu) No. 4 tahun 2008 Jaring Pengaman Sektor
Keuangan (JPSK) yang melegitimasi KSSK yang pada saat yang sama belum

mendapatkan persetujuan DPR RI.



5) Dalam kasus Bank Century, LPS terancam rugi dan uang pemerintah serta dana
yang dikumpulkan dari nasabah terancam hilang dan justru dipergunakan untuk
menyubsidi para deposan Bank Century. Hal ini sudah barang tentu menimbulkan
ketidakadilan karena kebijakan pemerintah terkesan lebih menguntungkan
segelintir orang kaya.



6) Transparansi tentang informasi nasabah juga sangat penting karena praktek
korupsi diduga telah terjadi dalam kasus pencairan dana nasabah. Beberapa waktu
lalu, seorang petinggi Mabes Polri diduga terlibat kasus korupsi. Oleh karena
itu sudah ada indikasi awal terjadinya tindak pidana korupsi dalam pencairan
dana deposan Bank Century. Oleh karena itu, KPK harus didorong untuk berani
mengungkap dugaan korupsi di Bank Century.



7) Pelibatan polisi di dalam memproses kasus ini harus ditolak karena
mengandung konflik kepentingan. Hal ini juga untuk menghindari terjadinya
pengalaman yang sama dengan kasus BLBI yang banyak mandeg di tengah jalan
ketika kepada polisi, jaksa dan pengadilan umum.



8) KPK dan PPATK harus segera
bergerak untuk mendorong penuntasan kasus ini.

 

Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/indikasi-korupsi-kasus-bank-century.html

 

 

Simak pula : 



Kajian Lengkap ICW Terhadap Hasil Audit BPK Terhadap Kasus Bank Century



Public Accountability Review – Kasus Bank Century : SKEMA INDIKASI KORUPSI
KASUS BANK CENTURY1 (Berdasarkan Hasil Audit BPK – 20 November 2009)



Diantaranya mencakup : Skema Status Bank Century, Daftar Pelanggaran Terkait
Proses Penggabungan 3 Bank. Kronologi di Balik Kebijakan FPJP (Penyaluran
Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek), Perubahan PBI tentang FPJP untuk Bank Umum,
SKEMA ALIRAN FPJP, Indikasi Pelanggaran dan Penyalahgunaan Wewenang, SKEMA
ALIRAN FPJP dan PMS (Penyaluran Penyertaan Modal Sementara)







Ringkasan Hasil
Audit KPK



disini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/12/ringkasan-hasil-audit-bpk-atas-bank.html

 

 

Sumber : http://www.antikorupsi.org/




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Berantas Korupsi : Perlu Perubahan Struktur Politik-Ekonomi

2009-11-24 Terurut Topik andre andreas


Penegakkan Hukum Saja Tak Memadai

...jika terus mengandalkan aspek
penegakan hukum seperti yang selama dilakukan, sangat tidak memadai. Gerakan 
anti korupsi lantas menjadi gerakan mengejar
koruptor dan menjeblosan ke penjara. Kelemahan utama dari strategi ini terletak 
pada lingkungan hukum itu
sendiri. Lembaga, aparatur, perangkat perundangan dan prosedur beracara masih
sangat rapuh dan jelas tidak kebal intervensi baik politik, finansial maupun
tekanan secara fisik. Untuk itu perlu ada gerakan yang secara sistematis
berupaya untuk menggantikan elite pemangsa ini dan kemudian merombak struktur
yg mendiskriminasi dan mendominasi. Memang di banyak tempat, bermunculan upaya
gerakan alternatif baik yang bertumpu pada politik elektoral maupun
non-elektoral. Pengorganisasian kelompok korban, marginal, maupun kepentingan
(publik) perlu dijadikan fokus, agar kelompok terorganisir ini dapat
mengimbangi elite pemangsa yngg selama ini mengakuisisi ruang politik. Tanpa
ada perubahan struktur politik (dan ekonomi), level lapangan permainan antar
kelompok kepentingan, agenda pemberantasasn korupsi selalu tergantung kepada
belas kasih elite. Lebih tepatnya, kita hanya bertumpu pada keinginan politik
penguasa.



Petikan pernyataan Luky Djani saat diwawancarai Coen dari Indoprogress

Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/pemberantasan-korupsi-perlu-perubahan.html

 

 

Mr.
President, either you’re with us or against us!  Apa Penilaian Anda Atas   
Pidato
Presiden Sikapi Kasus Century dan Bibit-Chandra? 

(baca juga Pidato SBY selengkapnya)

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/mr-president-either-youre-with-us-or.html

Cicak
Lawan Buaya : Kejamnya Hukum Bagi Minah, Lembeknya Hukum Bagi Koruptor

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-lawan-buaya-kejamnya-hukum-bagi.html

Cicak
Lawan Buaya : Buaya Kalap, Serang Nyamuk Pers

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-lawan-buaya-buaya-kalap-serang.html

Masyarakat Tidak Butuh Basa-Basi Presiden 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/pernyataan-koalisi-masyarakat-darurat.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Unduh Dokumen Laporan dan Rekomendasi Tim 8 (PDF)

2009-11-19 Terurut Topik andre andreas




Selain rekomendasi terkait kriminalisasi KPk, Tim 8 juga
merekomendasikan pula penuntasn kasus-kasus lainnya yang terkait seperti kasus
korupsi Masaro; proses hukum terhadap Susno Duadji dan Lucas terkait dana Budi
Sampoerna di Bank Century; serta kasus pengadaaan SKRT Departemen Kehutanan…….


Cicak-cicak Bersatulah. 


Rekomendasi terkait  Kriminalisasi KPK (Bibit – Chandra) saja
mendapatkan perlawanan begitu kuat dan terbuka, apalagi kasus-kasus yang tekait
seperti disebut dalam rekomendasi Tim 8. Mari kita hadapi satu persatu
pertempurannya, semoga dalam jangka panjang perangnya bisa dimenangkan pula oleh
rakyat. Jelas pasti ada yang kembali di tumbangkan.





Untuk unduh dokumen lengkapnya silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/unduh-dokumen-lengkap-laporan-dan.html

simak juga

Laporan Independen Versi Masyarakat
tentang Implementasi Konvensi PBB Tentang Pemberantasan Korupsi (UNCAC)

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/laporan-independen-versi-masyarakat.html


Kumpulan
Opini Cicak Lawan Buaya di Media Cetak Antara 3-19 Nopember

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/mega-skandal-persekongkolan-bedebah-dan.html

Rekaman Audio Skenario Kriminalisasi
Chandra-Bibit di Mahkamah Konstitusi

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/rekaman-audio-skenario-kriminalisasi.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Cicak Makan Buaya : Lawan Operasi Khusus (Gaya Orba) Godzilla !

2009-11-16 Terurut Topik andre andreas


MUNGKIN KITA CAPEK REVOLUSI
MUNGKIN KITA BOSAN DEMONSTRASI
TAPI JANGAN PERNAH BERHENTI

(marzuki muhammad – kill the dj, musikus-rapper
dari Yogyakarta)

Mohon maaf untuk yang satu, semoga berguna

Dalam rubrik wawancara MAJALAH TEMPO EDISI 6-12 JULI, Susno mengibaratkan 
konfliknya dengan KPK sebagai berikut: "...Jika
dibandingkan, ibaratnya, di sini buaya, di situ cicak. Cicak kok melawan buaya.
Apakah buaya marah? Enggak, cuma menyesal. Cicaknya masih bodoh saja. Kita itu
yang memintarkan, tapi kok sekian tahun nggak pinter-pinter. Dikasih kekuasaan
kok malah mencari sesuatu yang nggak akan dapat apa-apa."



Sementara itu di lain kesempatan Jaksa Agung Hendarman Supandji menyebutkan
istilah "godzilla" untuk menggambarkan kerja sama polisi dengan jaksa
dalam menangani perkara. "Kalau kepolisian bertindak sendiri, kan buaya. Tapi 
kalau
bersama-sama dengan jaksa, sudah bukan buaya lagi, tapi godzilla."

 



 ANA CICAK NGUNTAL
BOYO

BOYO COKLAT NYEKEL GODO

OJO SENENG NGUNTAL NEGORO

MUNDAK RAKYATMU DADI SENGSORO

 

(Ada cicak makan
buaya/Buaya coklat memegang pentungan/Jangan suka ’makan’ negara nanti rakyatmu
sengsara)

 

.

 

LANGKAH KECIL
TELAH DIMULAI

DARI BAYI BERNAMA DEMOKRASI

KEADILAN TAK BISA DITAWAR LAGI

KEPASTIAN HUKUM ADALAH HARGA MATI

.

 

Silah simak Musik CICAK NGUNTAL BOYO BY CHEBOLANG*
dan  10 Lagu Anti Korupsi Lainnya di You
Tube (diantaranya dari Iwan Fals, Slank hingga Rhoma Irama)

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-nguntal-boyo-chebolang-di-youtube.html

 



kompilasi artikel  cicak lawan buaya
semoga bermanfaat

Kronologi Operasi Khusus
Godzilla Membungkam Cicak?

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/kronologi-operasi-khusus-godzilla.html

Laporan Independen Versi Masyarakat tentang Implementasi Konvensi PBB Tentang
Pemberantasan Korupsi (UNCAC) (PDF lengkap)


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/laporan-independen-versi-masyarakat.html

Rupanya Pelemahan Komisi Antikorupsi
Independen Merupakan Trend Global

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/rupanya-pelemahan-komisi-antikorupsi.html

KPK Dipinggirkan DELRI Dalam Konferensi United Nation Convention Against
Corruption (UNCAC)

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/kpk-dipinggirkan-delri-dalam-konferensi.html

 

Korupsi Berkembang Biak Dalam Satupadan Dengan
Kapitalisme.

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/bangun-gerakan-kontrol-rakyat-pekerja.html

Pernyataan Sikap Group Diskusi
Aktivis 77/78 Tentang CENTURY GATE

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/pernyataan-sikap-group-diskusi-aktivis.html

Cicak Lawan Buaya : Gelombang
pasang gerakan rakyat kita

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-lawan-buaya-gelombang-pasang.html

Cicak Lawan Buaya : Adegan
Panggung Anggota DPR-RI Yang Memalukan Itu

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-lawan-buaya-adegan-panggung.html

Cicak VS Buaya : Pengawal Ketua
MK Mendadak Undur Diri. 

Sepertinya hal
kecil, tapi senyatanya ini sebuah isyarat yang kuat dan penting

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-vs-buaya-pengawal-ketua-mk.html

Cicak Lawan Buaya : Wajah SBY
Merah Padam

Sepertinya hal
kecil, tapi senyatanya ini sebuah isyarat yang kuat dan penting

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-lawan-buaya-wajah-sby-merah-padam.html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pidato Kebudayaan DKJ 2009 : SENI DAN 'CIVIL SOCIETY'

2009-11-15 Terurut Topik andre andreas
 (oleh Ignas Kleden; Dengan Referensi Khusus Kepada Penyair Rendra) 

Kita dapat berbahagia bahwa ada seniman-seniman kita seperti penyair Rendra 
telah menyatakan sikapnya secara gamblang, tanpa keraguan: 

Orang-orang miskin di jalan / yang tinggal di dalam selokan / yang kalah dalam 
pergulatan,/ yang diledek impian, / janganlah mereka ditinggalkan  
(Dari sajak “Orang-Orang Miskin”) 

Pesan penyair ini tentu saja tidak hanya tertuju kepada rekan-rekannya para 
seniman, dan khususnya para penyair Indonesia, tetapi kepada semua kita sebagai 
penghuni yang sah dari civil society yang bernama Indonesia.  

dipetik dari alinea penutup pidato kebudayaan Ignas Kleden, selanjutnya silah 
kunjung 





http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/pidato-kebudayaan-dewan-kesenian.html

  


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Cicak Vs Buaya : Menakar Potensi People Power?

2009-11-12 Terurut Topik andre andreas


Sekedar Perbandingan Dengan Gerakan (People
Power) 1998 Yang Menjungkalkan Soeharto

Namun ada
perbedaannya dengan kasus 1998. Pada
tahun itu, terdapat barisan atau organisasi pelopor (vanguard organization),
sedangkan di tahun 2009, yang ada hanyalah kelompok penekan (pressure group).
Kedua hal itu jelas berbeda. Barisan atau organisasi pelopor terus berusaha
memimpin dan menaikkan derajat perlawanan hingga sampai pada isu tertinggi yang
bisa dicapai. Sementara kelompok penekan, hanya akan tetap peduli pada isu
reformis biasa. Praktiknya nyata di lapangan, kelompok pelopor terus mengancam
rezim dengan gelombang aksi massa yang besar dan seringkali berakhir dengan
bentrokan, maka aksi kelompok penekan hanyalah sampai pada penggalangan massa,
membaca pernyataan sikap, lalu duduk atau berdiri sambil berjoget atau sambil
menonton acara musik.

dipetik dari artikel Putut EA di
Indoprogress, “Akankah SBY Jatuh?”

Masyarakat
kelas menengah yang bergerak juga masih terbatas pada pekerja pers, aktivis
mahasiswa, dan lembaga swadaya masyarakat dengan beragam motif yang berserak. 
Bandingkan
dengan gerakan 1998, yang melibatkan pekerja-pekerja berdasi (white collar),
para buruh, sampai kaum tani yang tidak lagi bisa membeli pupuk. Teori
stabilitas ekonomi mutlak berlaku, yakni apabila mahasiswa masih bisa membeli
pulsa dan membayar kamar-kamar kosnya, serta tidak membuat dapur umum di
kampus-kampus dengan menu Indomie, maka kolaborasi gerakan kelas menengah
dengan kelas bawah tidak akan terjadi. Krisis ekonomipolitik 1998 menyebabkan
banyak mahasiswi tidak lagi bisa membeli bakso, apalagi\ bedak dan tiket
nonton. Bayangkan juga bagaimana kaum ibu bergerak membawa panci, sendok, dan
garpu ke jalanjalan dengan tujuan menurunkan harga. Di kalangan aktivis, harga
dipelesetkan menjadi "Soeharto dan keluarga".

dipetik dari artikel Indra J. Piliang di
Koran tempo ”Utak-atik People Power”

Situasi
kacau kelembagaan negara akibat perseteruan ”buaya lawan cicak” secara cerdik
sedang dimanfaatkan oleh istana

Langkah-langkah catur istana itu
mengesankan bahwa SBY sengaja menghindari keterlibatan langsung dalam situasi
konflik yang terjadi. Dengan posisi yang seolah membela semua pihak yang
terlibat konflik, SBY ingin menunjukkan dirinya adalah pengayom, baik bagi KPK,
DPR, Polri, maupun kejaksaan.

Bahkan, dalam penyelesaian konflik
kelembagaan itu pun SBY menghindari menggunakan langsung tangannya, tetapi
lebih memilih membentuk Tim Delapan. Selain menjalankan tugas mencari fakta dan
klarifikasi proses hukum kriminalisasi KPK, Tim Delapan sekaligus menjadi
bemper istana dalam berhadapan dengan masyarakat dan semua lembaga yang sedang
berseteru.

Dengan cara ini, Presiden SBY tak akan
tersentuh dan bersentuhan langsung dengan arena perseteruan. Jika istana
sengaja menciptakan langkah catur itu, drama ”Buaya lawan Cicak” justru sedang
memasuki fase baru yang lebih anarkistis. Situasi ini harus diwaspadai karena
akan membuka peluang bagi lahirnya pola pengelolaan kekuasaan yang
antidemokrasi.

dipetik dari artikel Wawan
Mas’udi di harian Kompas "Langkah Catur Istana"

selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-vs-buaya-membandingkan-dengan.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Tanah Air Korporatokrasi. Cicak-cicak (Rakyat) Bersatulah!

2009-11-08 Terurut Topik andre andreas








Kita terpana ulah Anggodo mengobok-obok institusi kejaksaan, kepolisian hingga
mengkriminalkan KPK. Bayangkan bagaimana Anggodo lainnya (yang lebih kakap
mengobok-obok negeri ini). Belum lagi  ulah ‘kekuatan modal’ skala
multinasional dan transnasional seperti yang dibeberkan oleh Jonhns Perkins
dalam ‘Confession of an Economic Hit Man’. Perkinsi menyebutkan “senjata
mereka adalah laporan-laporan keuangan yang penuh tipu muslihat, pemilihan umum
yang curang, hadiah (payoffs), pemerasan, seks, dan pembunuhan”. 



 Inilah momentumnya, cicak-cicak bersatulah berjuang sampai titik
terjauh yang bisa kita lakukan. Melampui Buaya Lawan Godzilla

 





Kasihan Indonesia,
Kasihan Rakyat Indonesia? Tidak.

 

KAMI ADA!
KAMI TIDAK TAKUT! 

INDONESIA BERANI
LAWAN KORUPSI. 

INDONESIA BERANI  LAWAN PENINDASAN DAN PENGHISAPAN.

 

 

Dalam bukunya yang laris manis ‘Confession of an Economic
Hit Man’, John Perkins (2004)menyebut korporatokrasi. Sebutan ini merujuk
kepadasebuah kekaisaran global (global empire) yang memilikitiga pilar,
korporasi, perbankan, dan pemerintah. Katanya, korporatokrasi bukan sebuah
konspirasi, tetapi pilar-pilarnya menjunjung nilai dan tujuan bersama. Salah
satu fungsi utama dari korporatokrasi adalah melanggengkan, memperluas dan
memperkuat sistem secara terus-menerus. Nilai dan tujuan bersama, serta system 
yang dimaksud tak lain adalah sistem
kapitalis.



Buku itu sendiri lebih bertutur tentang an Economic Hit Man (EHMs). Kalau
menerjemahkannya secara bebas berarti para pembunuh professional ekonomi. Dalam
logat (slang) bahasa Inggris, hit man berarti seseorang yang disewa oleh sebuah
sindikat kriminal sebagai pembunuh profesional. Dengan EHMs Perkins (2004:ix)
maksudkan adalah para professional bergaji sangat tinggi, yang menipu seluruh
negeri dengan trilyunan dollar. Mereka menyalurkan uang dari World Bank, USAID,
dan organisasi keuangan internasional yang lain ke dalam brankas
korporasikorporasi raksasa dan saku segelintir keluarga-keluarga kaya yang
mengontrol sumber daya alam di planet ini. Senjata mereka adalah
laporan-laporan keuangan yang penuh tipu muslihat, pemilihan umum yang curang,
hadiah (payoffs), pemerasan, seks, dan pembunuhan.





Dipetik dari aritel Arianto
Sangaji Historis Korporatokrasi (Cengkeraman Modal terhadap Negara) di Indonesia
dalam e-book ini!

 

Untuk unduh e-book
silah kunjung




http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/e-book-tanah-air-korporatokrasi.html




 







  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Internet dan Perubahan Sosial : Kasus Cicak vs Buaya

2009-11-07 Terurut Topik andre andreas


Peluang dan
Keterbatasannya - Cicak-cicak Bersatulah

 

Artikel Kompilasi Untuk Pra-Studi : Para Pembangkang
Mayantara – Ignatius Haryanto; Gerakan Sosial Digital - Roby Muhamad; Parlemen
"Online" - Jaleswari Pramodhawardani; Jejaring Sosial dan Kekuatan
Rakyat - Heru Sutadi, Ruang Publik Komunitas Virtual - Gun Gun Heryanto, 
Dukungan
dari Jagat Maya – Tajuk Rencana Kompas, Tekanan Sosial Melalui Facebokk.





”..Jadi
fungsi sosial yang nyata dari, katakanlah, Internet, harus menjadi titik awal
dalam menciptakan hubungan, dan kemudian menciptakan...”



“Ya, komunitas-komunitas lokal. Manakala Internet melalui
komunitas-komunitas maya-benar-benar bisa menjadi jalan untuk mewujudkan
komunitas-komunitas tatap-muka, barulah ia akan menjadi alat perubahan sosial
yang penting”.



dari wawancara
Umberto Eco tentang Internet dan perubahan sosial



link-link artikel selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/internet-dan-perubahan-sosial-gerakan.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Cicak-cicak Bersatulah dan/atau Tikus-tikus Bersatulah

2009-11-02 Terurut Topik andre andreas




Reformasi atau
Transformasi?

 

SBY Kecewa
National Summit ‘Dikalahkan” KPK, begitu judul berita di VIVAnews. Saya Juga
Kecewa Pak SBY (dengan alasan berbeda) karena National Summit adalah ajang
legitimasi politik rencana membuka pintu penghisapan sistematik paling kolosal
sejak Republik didirikan. Ini SKANDAL TERBESAR TAHUN INI! 

 

Dalam salah satu
orasi oleh wakil organisasi pendukung 
aksi mendukung KPK kemarin (2 Nopember 2009) di Depan Istana,
diteriakkan bahwa korupsilah yang menyebabkan rakyat miskin. 

 

Tidak ada
keberatan tapi jangan dilupakan bahwa sumber utama kemiskinan rakyat adalah
penghisapan dan penjajahan sistimatis oleh kuasa modal atas negeri yang
kaya-raya ini. Tikus Mati di
Lumbung Padi!. Inilah persoalan terbesar di negeri ini.

 

Pemberantasan
Korupsi Harus Didukung, Penghisapan dan Penjajahan Baru (serta Antek-anteknya)
Harus Dilawan. Mas Teten Masduki menulis “Cicak-cicak Bersatulah”, saya menulis
“Tikus-Tikus Bersatulah”. 

 

Bila dukungan
terhadap Bibit dan Chandra, KPK, Gerakan Lawan Korupsi di facebook (sebagai
salah satu contoh perlawanan) dengan cepat membesar dan beranak pinak, kenapa
soal perlawanan atas penghisapan dan penjajahan negeri dari ujung mouse tidak
kunjung menjadi masif dan beranak pinak? 

 

Adakah ini soal
jarak dan senjang antara gerakan reformis dan gerakan 
radikal/revolusioner/transformatif?
Gerakan perubahan sosial tanpa perombakan struktur dan sistim sosial, dengan
gerakan perubahan sosial dengan perombakan struktur dan sistim sosial?  Lepas 
dari itu bagi saya gerakan melawan buaya
dan godzilla ini adalah momentum untuk sampai kepada kesadaran gerakan yang
trasformatif atau revolusioner. Atau gerakan tetap berhenti pada wataknya yang  
reformis. 

 

 

Skandal National
Summit Dan Rakyat Yang Selalu Terjepit

 

Obral Paling
Kolosal Sejak Republik Berdiri

 

Siaran Pers
Bersama, 30 Oktober 2009

 

WALHI, KIARA,
JATAM, ICEL, KAU, Institute Hijau Indonesia, Reform Institute, LIMA



 (tertanda :
Hendri Saparini, Teguh Surya, Riza Damanik, Siti Maimunah, Chalid Muhammad,
Yudi Latif, Ray Rangkuti, Dani Setiawan, Rino Subagio)

 



National Summit,
yang diselenggarakan sebagai ajang bagi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua
mendengarkan keluh-kesah para kuasa modal domestik dan asing, sungguh merupakan
skandal terbesar tahun ini. Summit yang berlangsung pada 29-31 Oktober 2009,
telah menempatkan ihwal keselamatan Rakyat diposisi terendah dibanding hasrat
untuk melayani kepentingan modal oleh rezim SBY-Boediono. Bahkan secara nyata
National Summit menjadi ajang pemberian dukungan politik dan hukum secara penuh
dari kekuasaan terhadap sebuah rencana sistematik paling kolosal sejak Republik
Indonesia didirikan untuk membuka seluas-luasnya pasar obral tanah, kekayaan
alam dan buruh.

 

Lebih dari empat
dekade rejim pengerukan dan pengurasan bahan tambang, minyak dan gas, hutan dan
perkebunan, kelautan dan perikanan, secara blak-blakan mamamerkan tanpa rasa
malu ketergantungan Indonesia pada kekuatan ekonomi negara asing,
lembaga-lembaga keuangan internasional, serta kekuatan korporasi multinasional
dan transnasional. Tanah tergerus, kekayaan alam menyusut, pemiskinan terus
berlanjut, dampak bencana semakin menghebat dan Indonesia pun menjadi salahsatu
negara penghutang terbesar di dunia.




Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/11/cicak-cicak-bersatulah-atau-tikus-tikus.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)?

2009-10-30 Terurut Topik andre andreas


Bentuk Komisi Pencegahan Korupsi Saja (KPKS) Ya Pak SBY?


VIVAnews
menurunkan berita ”SBY : Berantas Korupsi Jangan Jebak Orang” dengan subjudul
"Negara rugi. Belum tentu yang dikorupsi bisa kembali," kata
SBY pada tanggal 29 Oktober kemarin. Seperti dikutip VIVAnews SBY mengatakan
pula” "(Jalan) masih panjang. Tapi tidakkah makin efektif. Dan bagi saya
adalah mencegah korupsi. Jangan menjebak seseorang,". VIVAnews juga
menuliskan ”Cara pemberantasan korupsi dengan penjebakan, kata SBY, merupakan
upaya yang kurang untuk mencegah terjadinya korupsi”. Pertanyaan semacam ini
sebenarnya bukanlah yang pertama kali, tapi sudah yang kesekian kalinya.

 

Saya spontan bertanya apakah pernyataan SBY bisa
dikategorikan sebagai tindakan pelemahan atau pembusukan KPK? Saya juga
bertanya-tanya dengan gelisah, apakah ini juga bisa dikatakan sebagai indikasi
bahwa SBY punya kepentingan melindungi para koruptor (impunitas)?

Seperti
disampaikan Tenten kepada pers (Media Indonesia.Com 15 Juli 2009) sebenarnya
masyarakat berharap Presiden bisa memperkuat fungsi dan peran KPK untuk
memproses kasus korupsi yang terjadi di institusi mana pun. Sayangnya kesan
yang muncul ke publik justru sebaliknya. Penggunaan frase seperti KPK jangan
jebak koruptor, sebaiknya prioritaskan pada pencegahan korupsi, dan jangan
sampai ada rivalitas antarpenegak hukum menimbulkan kekhawatiran baru.

Kedua,
saya berpikir  rupanya ada yang tidak
cermat memahami (atau bahkan mengabaikan) 
UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
terutama pada bab yang mengatur tugas,wewenang kewajiban. Sebagai catatan UU
No. 30 2002 tegas-tegas menyatakan bahwa ini adalah Undang-undang tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bukan Komisi Pencegahan Tindak
Pidana Korupsi (Saja)

Selengkapnya

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/kajian-pidato-presiden-kekuasaan-minus.html

 

simak
juga link-link kabar hangat ini

”Berantas
Korupsi atau KPK?” Menggugat Komitmen Presiden Soal Pemberantasan Korupsi !

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/berantas-korupsi-atau-kpk-menggugat.html

Kritik
Pedas Anggota Dewan Pertimbangan Presiden : National Summit Cuma Asap

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/kritik-pedas-anggota-dewan-pertimbangan.html

Boediono,
Sri Mulyani, Mari Elka Pangestu : Trio Ekonom Selera Amerika di Kabinet 
Indonesia
Bersatu

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/boediono-sri-mulyani-mari-elka-pangestu.html

Kajian Pidato
Presiden : Kekuasaan Minus Nilai-nilai Kebangsaan?

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/kajian-pidato-presiden-kekuasaan-minus.html

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sumpah Pemuda 81 : Kado Pelajar SMA Untuk Indonesia

2009-10-28 Terurut Topik andre andreas




Korupsi Nasionalisme; Martabat Seharga Rp. 5000,-; Hutan
Bakau, Target Korupsi Selanjutnya; Diagnotika Eksploitasi Sumber Daya Alam
hingga Menyoal Investasi Tambang Dan Masa Depan Tanah Samawa



Rakyat kudu puas hanya dengan sejenis pemuda zaman revolusi yang sohor
disebut "pemuda ponggol", ia tergugah bergerak karena ada pamrih nasi
ponggol dari dapur umum. Juga "pemuda-pemudaan" yang tak bebas dari
pengaruh bapakisme dan tak berpikir buat memaksa "bapak" bertindak
sesuai dengan keinginan mereka, seperti sejatinya pemuda. Jenis jinak, tak
menggugah, yang disebut Saya Shiraishi dalam Indonesia Family in Politics
sebagai pemuda daripada bapakisme yang tetap tinggal sebagai persoalan dan
kekuatan penting kekuasaan dekaden karena cuma bisa membebek, wek-wek-wek.”
(J.J. Rizal “Pemuda daripada Bapakisme” di Koran Tempo)



Di tengah arus kekuasaan dan kebudayaan yang membiakkan ”pemuda daripada
bapakisme” yang cuma bisa membebek, wek-wek-wek, lahir angkatan muda 
(pelajar-pelajar
SMA) yang idealis, progresif, dan berkomitmen. Paling tidak dengan pena mereka 
menorehkan semangat dan pandangan
visionernya.



Diantaranya bisa disimak Hana Hanafih (siswi SMAN 5 Bandung) dengan buah
penanya ”Martabat Seharga Rp. 5.000,-”, Kathrinna Rakhmavika (siswi SMA Santa
Ursula BSD) dengan Korupsi Nasionalismenya, Agus Mandiri dkk (siswa-siswi SMAN
3 Sumbawa Besar) dengan Menyoal Investasi Tambang Dan Masa Depan Tanah
Samawa.



Membaca tulisan-tulisan mereka, tak pelak lagi mengiang-ngiang kembali percikan
gagasan Sahabat Bumi Manusia,  Pramoedya
Ananta Tour



“Menulislah, jika tak menulis, maka kamu akan ditinggalkan sejarah.”



"Kamu jangan takut untuk
maju dan bicarakan ide-ide kamu. Sekali kamu takut, kamu kalah."



“Angkatan muda harus punya keberanian. Kalau tidak punya, sama saja dengan
ternak yang hanya sibuk mengurus dirinya sendiri.”



Inilah kado mengharukan dari pelajar-pelajar SMA untuk Indonesia di 81 Tahun
Sumpah Pemuda





Lomba Menulis Anti Korupsi Tingkat SMA. Diselenggarakan atas kerjasama antara
Indonesia Corruption Watch (ICW), Perkumpulan Seni Indonesia (PSI), Perkumpulan
Praxis, Mainteater Bandung, dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).



* selamat untuk pada para siswi (perempuan tentu) yang memborong juara 1,2,3 



Juara 1 : Martabat Seharga Rp. 5000,-

Juara 2 : Korupsi NasionalismeJuara 3 : Hutan Bakau, Target Korupsi Selanjutnya



Debat Politik SDA-Lingkungan Hidup yang diselenggarakan oleh Lembaga Olah Hidup
(LOH), Sumbawa Besar, NTB



Juara 1 : Menyoal Investasi Tambang Dan Masa Depan Tanah Samawa

Juara 3 : Diagnotika Eksploitasi Sumber Daya Alam

Selengkapnya disini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/81-tahun-sumpah-pemuda-kado-pelajar-sma.html

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Don Bosco, Tisna dan Umberto Eco : Kembali ke Komunitas Tatap Muka

2009-10-26 Terurut Topik andre andreas


Keluar dari Dehumanisasi (Alienasi) di Dunia Kerja dan Dunia Maya. 



“Kesepian adalah masalah besar.”. 



“. anda bisa menyebutkan banyak orang lain yang hidup dalam isolasi, dengan
berbagai bentuk penyakit kejiwaan. Salah satu masalah besar dewasa ini adalah
menurunnya, atau malah tidak adanya, komunitas-komunitas tatap-muka”



“Yang saya kira buruk sekarang ini-baik di dunia Katolik maupun di dunia bekas
Komunis atau Progresif adalah tidak adanya seorang don Bosco baru. Tak ada San
Giovanni Bosco baru di abad ini yang mampu membuka kemungkinan-kemungkinan
baru bagi terciptanya komunitas.”



Lantas bagaimana dengan internet dengan komunitas mayanya...



”Bisakah komunitas maya baru seperti yang kita punya di internet melakukan
hal yang sama? Tentu saja! Ia memberikan kesempatan kepada orang yang tinggal
di Barat untuk berhubungan dengan orang lain, dengan tetap berada di tempat
tinggalnya. Apakah ini adalah pengganti hubungan tatap muka dan komunitas?
Tidak! Jadi fungsi sosial yang nyata dari, katakanlah, Internet, harus menjadi
titik awal dalam menciptakan hubungan, dan kemudian menciptakan...”



“Ya, komunitas-komunitas lokal. Manakala Internet melalui komunitas-komunitas
maya-benar-benar bisa menjadi jalan untuk mewujudkan komunitas-komunitas
tatap-muka, barulah ia akan menjadi alat perubahan sosial yang penting”.



selengkapnya

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/dehumanisasi-kita-alienasi-di-dunia.html



 

(dalam tanda miring adalah petikan-petikan pernyataan Umberto Eco saat
diwawancarai oleh Patrick Coppock ”A Conversation of Information”. Versi bahasa
Indonesianya diterjemahkan dan disunting oleh Antariksa untuk buletin elektronik
KUNCI Cultural Studies)

 

Terbaru di lentera


Transkrip Rekaman Bukti Rekayasa Kasus KPK Bisa di Akses Publik 



http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/transkrip-rekaman-bukti-rekayasa-kasus.html

 
Roadmap KADIN yang Diadopsi "Bulat-bulat" oleh Kabinet Indonesia
Bersatu Jilid II Itu



http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/roadmap-kadin-yang-diadopsi-bulat-bulat.html

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Serial Kuliah Umum Filsafat dan Kota : Harta, Kata, Alam, Budaya

2009-10-25 Terurut Topik andre andreas




Kota dan Harta -
B Herry Priyono, Kota dan Kata - F Budi Hardiman, Kota dan Alam - Karlina
Supelli, Kota dan Budaya - Muji Sutrisno

Lebih jauh memahami kota kita sampai ke akarnya,
lebih jauh memikirkan perubahan sosial kearah kota yang lebih manusiawi dan
beradab.

Rangkaian Studium
Generale "Philosophy in the City" ini, adalah kerjasama
Goethe-Institut Jakarta dan STF Driyarkara Jakarta

 

Silah kunjung disini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/e-book-seri-kuliah-umum-filsafat-dan.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pendemo Pelantikan SBY : Siapa dan Apa Sikap Mereka?

2009-10-22 Terurut Topik andre andreas








Berikut adalah pernyataan-pernyataan politik dari
elemen-elemen gerakan yang melakukan demonstrasi saat pelantikan SBY 20 Oktober
2009 yang sementara ini berhasil dihimpun oleh redaksi lentera

 

Pernyataan Politik
Front Perjuangan Rakyat

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/massa-demonstran-fpr-hampir-cegat.html

 

Pernyataan
Politik  Komite Perjuangan Rakyat

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/statemen-politik-20-oktober-2009-kpr.html

 

Pernyataan
Politik  Aliansi Parlemen Jalanan

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/neoliberalisme-hentikan.html

 

Pernyataan
Politik Perhimpunan Rakyat Pekerja

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/buruh-indonesia-ber-oposisi-terhadap.html

 

Pernyataan
Politik KAMMI Pusat

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/untuk-sby-jilid-ii-tolak-pemasungan.html







Beberapa
aksi-aksi demonstrasi saat pelantikan SBY di DPR-RI (20 Oktober 2009) menurut
catatan Traffic Management Center (TMC) Dit Lantas Polda Metro Jaya :



Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia – KASBI (FBSKU, SPEK, GSBN, PROGRESIF,
SPJ RMM, KSN, PRP, SMI, JGM, SPCI, SP Gemerik).



Aliansi Parlemen Jalanan (APJ) (SRMI, LMND, FNPBI, PPDB, SPARTAN,
Seniman Jakarta, PAPERNAS dan IISIP).



Komite Perjuangan Rakyat – K.P.R (ABM, FPBJ, SMI, KPOP, SBTPI, GESBURI, GSPB,
SPI, PPRM, SPKAJ, SBI, SEPETAK, KPA) 



Front Perjuangan Rakyat – FPR (Migrant Care, GSBI, AGRA OPSI, SBB, FBC, ATKI,
FMN, CGM UBK, GMKI, PMKRI, HIHMAHBUDI, LPB, GRI, SHI), 



Kesatuan Aksi Mahasiswa Raya Jakarta – KM. Raya Jakarta (UIN, UBK, APP, BSI
Bekasi)



Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI, Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor,
Banten, Purwokerto, gerakan Pemuda mahasiswa Sosialis, At-Tahiriyah)



Gerakan Merah Putih (KM LASKI, UMJ, Univ Atma Jaya, UHAMKA, Borobudur,
Jayabaya),



Forum Bersama (FKPI, JAMPER, RPM, UKI, FAM YAI, REPDEM, Gunadharma, PRODEM,
GMNI, BENDERA, BMD, PENA 98).






  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pak SBY-Boediono, Tahukah Anda Nasib Orang Miskin yg Sebenarnya?

2009-10-21 Terurut Topik andre andreas




Kenyataan (Bukan Seolah-olah Statistik Loh) 

Berapa jumlah orang miskin yang ditangkap dan diusir dari kota setiap bulannya, 
berapa rata-rata kasus
pembakaran/kebakaran dalam satu tahun di Jakarta
(71% pemukiman miskin) serta orang miskin yang mengalami gangguan jiwa.
Kenyataan Bukan Statistik.

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-boediono-sudah-tahukah.html

Pak SBY-Boediono, 12.000 Orang Kelaparan di
Pegunungan Tengah Papua!

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-boediono-12-orang-kelaparan.html

Pak
  SBY-Boediono, Ny
Udin dan Bayinya "Tersandera" di Rumah Sakit

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-boediono-ny-udin-dan-bayinya.html

Pak SBY -Boediono, Kusnan Sehari Hidup Hanya
Dengan Rp 4.000

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-boediono-mohon-perhatian-kusnan.html

Pak SBY-Boediono, Kok Menyelamatkan
Lingkungan Sambil Menjerat Leher Sendiri?

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/pak-sby-kok-menyelamatkan-lingkungan.html

Pak SBY-Boediono, Apakah Benar Proper KLH
2009 Akronim Program Perlindungan Kejahatan Lingkungan?

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/rezim-sby-dan-program-perlindungan.html



mohon
bantuan miliser untuk melanjutkan daftar pertanyaan dan gugatan ini dengan
melampirkan sumber beritanya  untuk saya
publikasikan dalam tajuk ”Pak SBY-Boediono : Tahukah Anda?. Rakyat Bertanya,
Rakyat Mengugat” kirimkan ke email saya berikut ini.

kerja.pembeba...@gmail.com 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] SOS Perubahan Iklim : Menagih Janji (Hutang) Presiden Yudhoyono

2009-10-20 Terurut Topik andre andreas




Mendesak 11 Langkah Darurat Untuk Reduksi Emisi Dalam
Program Kerja 100 Hari SBY-Boediono 



..komitmen menurunkan emisi di dalam negeri menjadi sangat penting. Tak
kalah penting dari upaya terus menuntut negara-negara Annex 1 dalam Protokol
Kyoto menurunkan emisi mereka secara signifikan. Indonesia perlu menyerukan 
upaya
reformasi struktur perekonomian dunia yang sejak lama menempatkan negara-negara
Selatan sebagai penyedia bahan mentah belaka dan bahkan pada perkembangan
selanjutnya menjadi penyedia jasa pembersihan residu kemajuan negara-negara
Annex 1…….



1. Memerintahkan Menteri Pertanian untuk mencabut Peraturan Menteri Pertanian
No 14/Permentan/PL.110/2/2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut untuk
Budidaya Kelapa Sawit, karena konversi lahan gambut merupakan sumber emisi
karbon terbesar di Indonesia.



2. Memerintahkan Menteri Kehutanan untuk mencabut sejumlah Kebijakan yang
berkaitan dengan konversi hutan alam dan lahan gambut untuk keperluan industri
skala besar. Hal ini karena konversi
hutan alam dan lahan gambut merupakan sumber emisi karbon kedua terbesar di
Indonesia. Pencabutan kebijakan konversi hutan alam dan lahan gambut ini akan
menjaga cadangan karbon dan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.



3. Memerintahkan Menteri Kehutanan untuk mengkaji kembali kebijakan yang
memberi peluang besar bagi offset negara industri melalui skema pasar di
kawasan hutan Indonesia. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain: (1) P.
68/Menhut-II/2008 Penyelenggaran Demonstration Activities Pengurangan Emisi
Karbon dari Deforestasi dan Degradasi Hutan, (2) Peraturan Menteri Kehutanan
(Permenhut) No. 30/Menhut-II/2009 Tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari
Deforestasi dan Degradasi Hutan, (3) Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut)
No. 36/Menhut-II/2009 Tentang Tata Cara Perizinan Usaha Pemanfaatan Penyerapan
dan/atau Penyimpanan Karbon pada Hutan Produksi dan Hutan Lindung, karena
memberi peluang besar bagi offset negara industri. 



4. Memastikan bahwa Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang dapat
menghasilkan Rencana Tata Ruang Pulau-pulau Besar pada tahun 2009 yang mampu
memastikan pengurangan kerentanan lingkungan terhadap dampak perubahan iklim,
perlindungan hak terhadap warga negara kebanyakan, dan pemulihan lingkungan
yang telah rusak. RTRWN ini harus menjadi acuan bagi semua rencana pembangunan,
program hingga penerbitan ijin sektoral.



5. Memerintahkan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM serta Menteri
Kehutanan untuk melakukan optimalisasi penegakan hukum atas segala jenis
kejahatan kehutanan dan kejahatan lingkungan lain yang terkait.



6. Mengeluarkan Keputusan Presiden untuk perlindungan dan rehabilitasi
ekosistem gambut



7. Melaksanakan rekomendasi Komite PBB Penghapusan Diskriminasi Rasial - CERD
(CERD/C/IDN/CO/3, 15 Agustus 2007) 3



8. Memulai suatu proses penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang hak-hak
Masyarakat Adat.



9. Memulai suatu proses kaji ulang kebijakan sektor kehutanan, perkebunan dan
pertanian skala besar, pertambangan dan energi yang memiliki dampak terhadap
emisi Gas Rumah Kaca, yang mempertinggi kerentanan lingkungan dan manusia
terhadap dampak perubahan iklim secara transparan dan partisipatif



10. Memastikan dilindunginya hak-hak perempuan seperti yang tertera dalam
Konvensi Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan (CEDAW), bukan hanya karena
perempuan dianggap sebagai kelompok rentan namun karena perempuan juga
mempunyai peran penting dalam proses mitigasi maupun adaptasi. 



11. Meninjau ulang kebijakan pembangunan PLTU Batubara. Indonesia harus
mengurangi perannya sebagai penyedia bahan mentah industri dan kebutuhan bahan
bakar fosil dunia, dengan mereformasi pola produksi dan konsumsi energinya. Dan
segera mempertimbangkan pengembangan energi terbarukan yang terdesentralisasi.









baca selengkapnya

Surat Terbuka Organisasi Masyarakat Sipil Indonesia Kepada Presiden Menyikapi
Komitmen Indonesia Dalam Mereduksi Emisi Nasional 

 

Walhi -
Greenpeace - Sawit Watch - Down to Earth - IYFFCC (Indonesian Youth Forum for
Climate Change) - Rainforest Action Network - People Forest Program - ICEL
(Indonesian Center for Environmental Law) - AMAN (Aliansi Masyarakat Adat
Nusantara) - FWI (Forest Watch Indonesia) - Solidaritas Perempuan - HuMa -
Telapak - KpSHK (Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan) - BIC (Bank
Information Center) - Sarekat Hijau Indonsia (SHI) - Jikalahari - Jatam, Kiara
- JKPP - Save Our Borneo (SOB) - Scale Up – Pusaka





http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/organisasi-masyarakat-sipil-indonesia.html





baca juga

Restorasi Ekologi, Solusi Kedaruratan Krisis Ekologi

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/restorasi-ekologi-solusi-untuk-keadaan.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Petisi Keadilan Iklim Untuk Pertemuan Puncak di Kopenhagen 2009

2009-10-15 Terurut Topik andre andreas


Menuntut tindakan
nyata. Menuntut keadilan iklim

 

Dalam pertemuan
puncak perubahan iklim di Kopenhagen pada Desember ini, para pemimpin dunia
dapat membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi masa depan planet kita. 
Mereka
akan mendapatkan kesempatan bersejarah untuk berkomitmen untuk
tindakan-tindakan yang membantu melindungi kita dari bencana akibat perubahan
iklim yang berbahaya. Tanda-tangani petisi Friends of the Earth International 
(FoEI*)
ini untuk mendorong mereka melakukan tindakan yang tepat dengan iklim kita dan
masyarakat di seluruh dunia. 



Mohon dukungan untuk
petisi secara langsung disini


http://www.foe.co.uk/climatetalks/ind.petition.html

 

* Walhi adalah Friends of the Earth Indonesia

  

Menuntut tindakan
nyata. Menuntut keadilan iklim

 

Dalam pertemuan
puncak perubahan iklim di Kopenhagen pada Desember ini, para pemimpin dunia
dapat membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi masa depan planet kita. 
Mereka
akan mendapatkan kesempatan bersejarah untuk berkomitmen untuk
tindakan-tindakan yang membantu melindungi kita dari bencana akibat perubahan
iklim yang berbahaya. Mohon dukungan untuk menanda-tangani petisi FoEI ini 
untuk mendorong mereka
melakukan tindakan yang tepat dengan iklim kita dan masyarakat di seluruh
dunia.
 

Kepada para
pemimpin UNFCCC / para kepala pemerintahan, 

Dalam pembicaraan UNFCCC di
Kopenhagen tahun 2009, kami mendorong anda untuk mencapai kesepakatan
internasional tentang perubahan iklim yang adil dan memadai, yang akan menjamin
masa depan kita dan generasi yang akan datang. Kesepakatan tersebut selayaknya
mengakui bahwa negara-negara kaya telah membuat kerusakan iklim terbesar dan
mereka seharusnya melakukan tindakan terlebih dahulu. Selain itu,
kesepakatan tersebut selayaknya:

 
- Komitmen Negara-negara industry maju (terdaftar
dalam “Annex I”) untuk sekurang kurangnya mengurangi 40% emisi dalam negeri
mereka pada 2020, dengan menggunakan energi ramah lingkungan, transportasi
lestari and mengurangi kebutuhan energi.

-    
Pengurangan tidak boleh dicapai dengan pembelian
kredit karbon dari Negara-negara berkembang atau dengan pembelian hutan di
Negara-negara berkembang untuk “mengganti kerugian” pembuangan emisi yang
berkelanjutan di dunia industri. 

-    
Negara-negara maju harus menyediakan tambahan
uang kepada negara-negara berkembang untuk tumbuh dengan cara yang bersih, dan
untuk mengatasi banjir, kekeringan dan kelaparan yang disebabkan oleh perubahan
iklim. Kesepakatan tersebut selayaknya menjamin bahwa uang ini dibagikan secara
adil dan transparan. 


Kami tidak akan menerima hasil kesepakatan yang kurang dari hal tersebut
diatas dari perwakilan internasional kami dalam negoisasi iklim. 

 

 

salam pembebasan

 

andreas iswinarto

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Perempuan, Kekerasan dan Konflik Agraria-SDA

2009-10-13 Terurut Topik andre andreas


Oslan Purba dari Kontras dalam satu konferensi pers
menyatakan bahwa sepanjang tahun 2008, Komnas HAM menerima 4000 kasus pengaduan
dan 60 persen diantaranya terkait konflik agraria dan sumber daya alam.
(http://matanews.com/2009/07/06/otda-mengarah-pada-pengrusakan-sda/). 



Menurut saya data ini menjadi indikasi kebijakan pemerintah dalam bidang ekosob,
serta hukum yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat dan penegakkan hukum
yang buruk. Disisi lain
menunjukkan urgensi untuk memberikan prioritas politik bagi penanganan
persoalan penataan di bidang agraria dan sumber daya alam. Dalam banyak kasus
ini adalah sengketa bahkan pelanggaran atas hak-hak rakyat atas sumber-sumber
agraria, sda dan lingkungan yang dilakukan oleh korporasi bahkan penguasa.



Dalam sengketa, konflik hingga pelanggaran ham terkait agraria dan sumberdaya
alam, yang menjadi korban adalah laki-laki, perempuan, anak-anak yang kehidupan
sangat tergantung dengan usaha pengelolaan sumber-sumber kehidupan ini. Namun
demikian sungguhkah laki-laki, perempuan dan anak-anak dalam kasus-kasus 
pelanggaran
Ham terkait agraria dan sumberdaya alam menerima derajat kekerasan yang identik
atau sama.



Dalam hal ini dalam satu studinya Komnas Perempuan menilai bahwa dalam
sedemikian banyaknya konflik sumberdaya alam tersebut perempuan hampir selalu
luput dari perhatian atau nyaris tidak ada - bahkan bisa dikatakan tidak
ada—identifikasi kekerasan berbasis jender dalam setiap kelas sosial, baik
dalam konteks pemecahan masalah hingga upaya pemulihan, akibatnya pengungkapan
kekerasan yang dialami perempuan juga luput dari upaya penyelesaiannya, padahal
perempuan adalah kelompok paling rentan ketika konflik sumberdaya alam terjadi.



Selain itu Komnas Perempuan juga mengidentifikasikan belum terdapat kepekaan
untuk melihat persoalan perempuan dalam isu sumberdaya alam, sehingga fakta dan
penegakan hak asasi perempuan dalam isu tersebut sering terabaikan. Subordinasi
masalah perempuan yang dianggap sepele dibanding persoalan sumberdaya alam, dan
anggapan jika masalah sumberdaya alam terselesaikan otomatis masalah perempuan
akan terselesaikan dengan sendirinya. Aktivitas gerakan perempuan masih
dianggap parsial hanya memahami isu kekerasan terhadap perempuan tapi belum
berhasil menyambungkan dengan isu sumberdaya alam, juga minimnya analisa
struktural dari gerakan perempuan sehingga fakta-fakta kekerasan terhadap
perempuan hanya dilihat sebagai fenomena tunggal yang tidak terkait dengan
kondisi struktural dan kultural dimana perempuan tersebut berada.



Atas dasar itulah dilakukan studi “Meretas Jejak Kekerasan Terhadap Perempuan
Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam : Pola Pengucilan, Pengabaian, Tantangan dan
Implikasinya. Sebuah Tawaran Dialog” . Kajian ini dilakukan oleh KOMNAS
PEREMPUAN bekerjasama dengan Bina Desa, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.,
Rimbawan Muda Indonesia, debtWATCH Indonesia, Institute of Dayakologi, LBH
Semarang. 



selengkapnya dan unduh hasil studi ini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/e-book-perempuan-kekerasan-dan-konflik.html

 

simak
juga film dokumenter Re-Sisters : Perjuangan Perempuan Soroako Menentang
Perusahaan Raksasa Tambang Kanada 

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/re-sisters-perjuangan-perempuan.html

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Perangkat Pengarusutamakan Pengurangan Risiko Bencana

2009-10-07 Terurut Topik andre andreas




Buku Online Perangkat untuk Mengarusutamakan Pengurangan
Risiko Bencana: Catatan Panduan bagi Lembaga-Lembaga yang Bergerak dalam Bidang
Pembangunan



Seri Menuju Masyarakat Sadar Bencana 



Buku ini menguraikan subyek-subyek berikut: (1) Pengantar buku panduan; (2)
Mengumpulkan dan menggunakan informasi tentang bahaya alam; (3) 
Strategi-strategi
penanggulangan kemiskinan; (4) Penyusunan program di tingkat negara; (5)
Manajemen siklus proyek; (6) Kerangka logis dan kerangka berbasis hasil; (7)
Pengkajian lingkungan; (8) Analisis ekonomi; (9) Analisis kerentanan dan
kapasitas; (10) Pendekatan penghidupan berkelanjutan; (11) Pengkajian dampak
sosial; (12) Perancangan konstruksi, standar bangunan dan pemilihan lokasi;
(13) Evaluasi program-program pengurangan risiko bencana; dan (14) Dukungan
anggaran.

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/e-book-perangkat-pengarusutamakan.html

 

 

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Riwayat Njoto, Setelah DN Aidit dan Sjam Kamaruzaman

2009-10-07 Terurut Topik andre andreas




Setelah menggali
profil, riwayat dan peran politik DN Aidit & Sjam Kamaruzaman, Tempo
kembali menyajikan laporan/edisi khusus tentang Njoto (Majalah Tempo) dan Kol.
Untung (Koran Tempo). 

 

Selain itu
Majalah Tempo pernah pula menerbitkan edisi khusus Tan Malaka, Hatta, Natsir
dan Sutan Sjahrir.

 

Semoga liputan
semacam ini  menjadi pemicu proses
pembelajaran kritis atas  jejak sejarah
bangsa ini bagi masyarakat umum, sekaligus gerak pembongkaran 
manipulasi/monopoli tafsir (sejarah) rejim
penguasa atau kelompok-kelompok dominan dan hegemonik.

 

Jangan ada tabu
diantara kita, jangan ada tipu-tipu diantara kita. Jelas bahwa 'kebenaran
sejarah" hampir pasti tidak pernah menjadi final. On going process,
selalu?!



  


link-link bacaan terkait
liputan khusus ini silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/biografi




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] 20 E-Book Menuju Masyarakat Sadar Bencana

2009-10-02 Terurut Topik andre andreas








Urgensi Hidup di Wilayah Cincin
Api*  

 

Tanpa melupakan
prioritas bagi penanganan korban/tanggap darurat atas rangkaian bencana yang
terjadi di Sumbar, Jambi dan Bengkulu atau tahap rehabilitasi di wilayah
bencana lainnya,  ada urgensi yang tidak
bisa ditunda lagi untuk mempercepat tumbuhnya (atau revitalisasi) masyarakat
sadar bencana dan masyarakat tanggap bencana. 

 

Berikut adalah
kompilasi 20 E-book/Buku Online yang semoga relevan untuk mendorong tumbuhnya
Masyarakat Sadar Bencana dan Masyarakat Tanggap Bencana. 

 

Mohon
kesediaannya untuk menyebarluaskan bacaan-bacaan ini. Selain mohon bantuannya 
untuk memberikan referensi buku-buku online atau artikel yang relevan.
salam solidaritas untuk saudara yang berduka dan berbeban berat serta doa untuk 
yang berpulang. amin


 

 

E-Book Manual
Panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PPBM) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/e-book-manual-panduan-penanggulangan.html

 

E-Book Serial Komik
Panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/e-book-komik-panduan-penanggulangan.html

 

E-Book Publikasi
Untuk Keadaan Darurat

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book.html

 

E-Book Rencana Aksi
Nasional Pengurangan Resiko Bencana 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book-rencana.html

 

E-Book Upaya
Organisasi Masyarakat Sipil dalam Pengurangan Resiko Bencana

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book-upaya.html

 

E-Book- Prinsip-prinsip Panduan Bagi Pengungsian Internal PBB

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book-prinsip.html

 

E-Book Partisipasi Anak-Anak Dalam Situasi Konflik
dan Bencana 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book_02.html

 

E-Book Pedoman
Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/10/masyarakat-sadar-bencana-e-book-pedoman.html

 

 

Lain-lain : 

 

E-Book :
Kapitalisme Bencana dan Bencana Kapitalisme

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/seri-lawan-neoliberalisme.html

 

TAJUK RENCANA

Jumat,
2 Oktober 2009 | 04:58 WIB


http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/02/0458077/tajuk.rencana


Urgensi Hidup di Cincin Api


Masih
segar ingatan kita pada kejadian siang 2 September lalu, ketika sejumlah tempat
di Jawa, Bali, dan Sumatera diguncang gempa besar.


Dampak
gempa itu belum sepenuhnya selesai kita tangani, pada Rabu (30/9) petang gempa
besar kembali mengguncang Indonesia. Kali ini guncangan besar berukuran 7,6 
skala Richter melanda Sumatera
Barat.


Dari
apa yang kita ikuti melalui berita, sungguh dahsyat gempa yang terjadi di
Sumatera Barat ini, khususnya di Kota Padang yang porak poranda. Menjadi
harapan kita, korban yang tertimbun dapat segera dievakuasi dan korban selamat
dapat diberikan pertolongan sebaik-baiknya.


Mari
kita singsingkan lengan baju untuk menolong saudara kita yang kini menderita
akibat bencana alam yang hebat ini. Solidaritas, satu perasaan, itulah yang
kita yakini dapat meringankan hati para korban.


Kita
juga berharap program tanggap darurat pemerintah dapat diimplementasikan dengan
efektif. Efektivitas itu antara lain diperlihatkan dengan kecepatan memberikan
pertolongan.


Memang,
sekarang ini fokus dan prioritas sepenuh-penuhnya kita pusatkan untuk
mengevakuasi korban yang terjepit dan tertimbun dalam reruntuhan, lalu
selekas-lekasnya memberikan pertolongan medis kepada korban yang luka-luka.
Kita tangani pula korban yang kehilangan tempat tinggal, yang mungkin harus
tinggal dalam tenda yang dingin.


Selanjutnya,
manakala suasana sudah lebih baik, sebaiknya kita memikirkan langkah serius
guna meminimalkan dampak dan jumlah korban gempa.


Misalnya
saja untuk bantuan, sudah waktunya kita menyiapkan sarana pengiriman selain
materi bantuannya sendiri. Soal-soal ini sudah waktunya kita pikirkan serius
agar kita ke depan tidak setiap kali kaget oleh bencana.


Pada
dasarnya, kita perlu menginventarisasi lebih cermat perlengkapan keselamatan
bagi kita yang ditakdirkan hidup di Cincin Api, kawasan yang dikelilingi gunung
berapi dan lempeng tektonik aktif. Ini kita angkat agar kita tidak lalai.


Apa
yang kiranya bisa disebut sebagai tanggung jawab dan kewajiban dalam kaitan
ini? Antara lain, kita membutuhkan lebih banyak lagi ahli gempa, yang akan
membuat peta lengkap kawasan bencana. Mereka juga bertugas melakukan riset dan
pemantauan.


Dengan
demikian, kita akan bisa membuat persiapan lebih baik, seperti menyiagakan
kawasan yang rawan bencana; kita latih penduduknya untuk menghadapi setiap
kemungkinan bencana. Program mitigasi—upaya untuk meminimalkan dampak
bencana—kita jadikan sebagai bagian dari gaya hidup warga; kita siagakan
alat-alat ekskavasi berat di kawasan bencana karena satu hari nanti gempa akan
terjadi lagi.


Pekerjaan
lain masih banyak, tetapi itulah kira

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Evo Morales Raih Penghargaan Pahlawan Bumi dari PBB

2009-10-01 Terurut Topik andre andreas




Latin America Herald Tribune 23 September 2009 melaporkan
berita menarik terkait penghargaan kepada Evo Morales sebagai “World Hero of
Mother Earth”. Pernyataan ini disampaikan oleh Rev Miguel D’Escoto Brockmann,
Presiden Majelis Umum PBB.



D’Escoto menyatakan pula bahwa penghargaan tersebut bukan ditujukan kepada Evo
Morales pribadi semata, tetapi terutama untuk para leluhur dan ‘the native
people” yang setia berjuang untuk menyelamatkan “Ibu Bumi”



Disamping Morales, Fidel Castro juga disematkan penghargaan sebagai “World Hero
of Solidarity”. Sedangkan mantan presiden Tanzania, Julius Nyerere, akan
memperoleh penghargaan sebagai “World Hero of Social Justice.”




selengkapnya




http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/evo-morales-fidel-castro-dan-julius.html




 



publikasi terbaru di lentera di atas bukit

 

E-Book Mengipasi Bara Api - Peran perusahaan pertambangan
Inggris dalam konflik dan pelanggaran HAM

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/peran-perusahaan-pertambangan-inggris.html

 

Film Re-Sisters :
Perjuangan Perempuan Soroako Menentang Perusahaan Raksasa Tambang Kanada

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/re-sisters-perjuangan-perempuan.html

 

Pangkalanbrandan
Lautan Api : Perjuangan Laskar Minyak Untuk Kemerdekaan dan Kemandirian

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/pangkalan-brandan-lautan-api-perjuangan.html

 

Deklarasi
International : Hentikan Ekspansi Kebun Kayu Mono Kultur

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/deklarasi-internasional-hentikan.html

 

Kota dan Alam

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/memahami-kota-sebagai-suatu-sistem.html

 

Kota dan Budaya

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/kota-dan-budaya-dominasi-kuasa-modal.html

 

Imaginasi Kota
Masa Depan : Ruang Tinggal Dalam Kota 

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/pameran-workshop-ami-ruang-tinggal.html

 

Kota-kota
Imajiner

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/meditasi-kota-kota-imajiner-invisible.html

 

Celebrating Diversity! The Legend (Magic) of Color Project

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/celebrating-pluralism-legend-magic-of.html

 

Produksi Sampah
Jakarta Setara 175 Borobudur

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/produksi-sampah-jakarta-setara-175.html

 

"Mati
Ketawa" ala Pemda DKI. Target Ruang Hijau Jakarta Tercapai 680 Tahun Lagi?

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/komitmen-politik-pemda-terkait-ruang.html

 E-Book :
Kapitalisme dalam Krisis


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/e-book-jurnal-bersatu-4-kapitalisme.html


 







  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kota dan Budaya : Dominasi Kuasa Modal Atas Ruang Publik?

2009-09-29 Terurut Topik andre andreas


..sejak pemaknaan ruang bersama digeser dari bingkai nilai kultural dan 
fungsi
temu bersama merayakan kebersamaan menjadi hanya berbingkai lapangan tempat
panggung pameran dagang dengan kepentingan ekonomis
dan nilai ekonomis industri menggusurnya menjadi
pasar dagang jual beli.

Apakah itu fenomena modernitas, dalam arti,
rasionalitas (pola pikir kalkulasi untung-rugi)
dalam ekonomi modern mengganti bahkan menggusur ekonomi tradisional yang 
tukar-menukar kebutuhan hidup lewat
bahan-bahan tanaman, buah yang
disaling-tukarkan untuk kehidupan hari demi hari, sebelum uang dengan nilai 
tukarnya menggantikan ini semua?

dipetik dari  dipetik dari paper Muji Sutrisno selengkapnya  "Kota dan Budaya : 
Ruang
Publik, Titik Temunya?" sebagai Rangkaian Studium Generale "Philosophy in the 
City", kerjasama Goethe-Institut Jakarta dan STF
Driyarkara Jakarta



selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/kota-dan-budaya-dominasi-kuasa-modal.html








  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] [Kota] Imajinasi Ruang Tinggal Dalam Kota

2009-09-14 Terurut Topik andre andreas

Saya terkesan menyaksikan pameran yang digelar oleh Arsitek Muda
Indonesia di Gallery Salihara (9-19 September 2009). Menurut saya ini
adalah perayaan yang riuh yang dimulai dari kepedulian dan keprihatinan
atas kegentingan persoalan-persoalan di kota baik sosial maupun
ekologinya, utamanya juga pada nasib orang-orang biasa, orang-orang
miskin diperkotaan, hingga keinginan untuk melakukan perubahan atau
intepretasi ulang atas konsep-konsep yang usang, dan keberanian untuk
mengolah mimpi dan imajinasi yang kaya. Kemudian bagi saya pameran ini
kemudian bukan sekedar pekerjaan teknis tukang insinyur, tapi ini
sekaligus kerja kebudayaan dan instalasi seni yang menarikPameran
dengan label Ruang Tinggal Dalam Kota ini adalah rangkaian acara
workshop AMI yang diselenggarakan selama 3 bulan. Workshop ini sendiri
menurut Danny Wicaksono dalam katalog pameran adalah ajang atau ruang
berpikir dan berdiskusi untuk menyelami masalah-masalah hunian tinggal
di dalam kota-kota di Indonesia, dengan harapan lahirnya pemahaman,
yang akan membawa peserta kepada ketidakpuasan yang kemudian berujung
kepada intepretasi ulang atas sebuah tipologi yang sudah terlalu mapan.Dari
proses worshop ini kemudian terjaring 17 proposal dan melalui proses
pematangan 14 proposal dipilih untuk disajikan kepada khalayak luas. Ke
14 proposal ini adalahdidedikasikan
untuk komuter, mobile house, metabolisme kota, linear city, ruang waktu
tinggal, blackout architecture, ruang mimpi, kota skala kita, rumah ini
tidak untuk dijual, tropical capsule bungalow, bandung fashion
architecture, ruang kembali, nenek moyangku seorang pelaut, animal
architectureSaya
sepakat dengan Avianti Armand dalam catatannya di katalog pameran
melalui artikel "Sebuah Bengkel Kerja", dimana ia mengatakan "Kita
memiliki generasi arsitek muda yang berpikiran terbuka, penuh semangat,
berani mendobrak peradigma lama dan mengeksplorasi ide-ide baru - yang
radikal sekali pun. Antusiasme mereka menunjukkan kepedulian, bukan
cuma untuk menguji diri, tapi untuk berbuat sesuatu bagi orang lain.
Kota, bisa saja telah membuat kita menjadi sehimpunan orang yang
skeptis. Tapi workshop ini, mudah-mudahan, adalah sebutir garam dunia".Saya
memang tidak hadir dalam worskhop ini, tapi saya bisa merasakannya dari
ruang pamer Ruang Tinggal Dalam Kota ini dan dari proses karya yang
terbaca di website Worskhop AMI.selengkapnya




http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/pameran-workshop-ami-ruang-tinggal.html













  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bunuh Munir! Mengenang 5 Tahun Kematian Munir

2009-09-09 Terurut Topik andre andreas








Sebuah
Buku Putih : Bunuh Munir!; Pulanglah (Iwan Fals); Nyanyian Merah Mengenang
Sobat Munir

Merunduk
hormat sedalam-dalamnya, Tegak Kepala Meneruskeraskan Juangmu, Menuntaskan
kasih untuk yang tertindas..

Pulanglah
(Iwan Fals untuk Munir)



Padi menguning tinggal di panen

Bening air dari gunung

Ada juga yang kekeringan karena kemarau



Semilir angin perubahan

Langit mendung kemerahan

Pulanglah kitari lembah persawahan



Selamat jalan pahlawanku

Pejuang yang dermawan

Kau pergi saat dibutuhkan saat dibutuhkan



Keberanianmu mengilhami jutaan hati

Kecerdasan dan kesederhanaanmu

Jadi impian



Pergilah pergi dengan ceria

Sebab kau tak sia sia

Tak sia sia

Tak sia sia

Pergilah kawan

Pendekar



Satu hilang seribu terbilang

Patah tumbuh hilang berganti

Terimalah sekedar kembang

Dan doa doa



Suci sejati

Suci sejati








tabur bunga disiniMengenang
5 Tahun Kematian Munir. 
[E-Book] Sebuah Buku Putih : Bunur Munir!

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/mengenang-5-tahun-kematian-munir-sebuah.html

Mengenang 5 Tahun Kematian Munir. 

[E-Music] Pulanglah (Iwan Fals) dan Nyanyian Merah
Mengenang Sobat Munir

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/mengenang-5-tahun-kematian-munir.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: Petisi Mengecam Aksi Pembakaran Buku

2009-09-07 Terurut Topik andre andreas






 

Mohon dukungan anda (maaf atas pengiriman ganda)

salam 
andreas


Dear all,

Yang ingin mendukung petisi ini silahkan mengirimkan ke email saya serta 
sebutkan
nama dan institusi anda



 

Thanks,

Bonnnie Triyana

   

alamat email Bonnie :  boni_triyana@ yahoo.com 

atau bisa juga ke alamat email Andreas : 



mataharikus...@yahoo.com

 

PERNYATAAN SIKAP



KAMI MENGECAM AKSI PEMBAKARAN BUKU!! Pekan lalu Front Anti Komunis di Surabaya
membakar buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya
Soemarsono. Guru Besar Ilmu Sejarah Prof. Dr. Aminuddin Kasdi ikut dalam
pembakaran dan mengatakan bahwa sejarah adalah milik pemenang. Mereka membakar
buku sebagai reaksi terhadap kolom serial wartawan Jawa Pos Dahlan Iskan
tentang Soemarsono, Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya.



Pembakaran buku kali ini bukan yang pertama. Pada Juli 2007 ribuan buku
pelajaran sejarah dibakar Kejaksaan Negeri Depok. Pembakaran-pembakar an ini
membuktikan adanya sekelompok orang yang tidak bisa menerima perbedaan
pendapat.



Kami prihatin dengan pembakaran buku itu kendati kami belum tentu sepenuhnya
setuju dengan isi buku tersebut. Tapi
kebebasan berpendapat, baik lisan maupun tulisan, dijamin oleh UUD 1945.
Pembakaran buku Soemarsono mengulang kembali aksi fasisme Nazi yang juga
membakar buku-buku karya Sigmund Freud, Albert Einstein, Thomas Mann, Jack
London, HG Wells serta berbagai cendekiawan lain. Nazi menganggap buku sebagai
musuh mereka.



Kami prihatin aksi ini dilakukan oleh sekelompok orang, yang memakai nama Islam 
namun melakukan tindakan tercela pada bulan Ramadhan, bulan di mana Allah 
pertama kali
menurunkan perintah membaca kepada Nabi Muhammad SAW. Buku
semestinya dibaca, bukan untuk dibakar.



Kami menyayangkan pernyataan Aminuddin Kasdi. Pernyataan sejarah hanya milik
pemenang tak sepantasnya dikatakan oleh seorang guru besar ilmu sejarah.
Penulisan sejarah semestinya mengedepankan keberimbangan fakta dan keberagaman
versi, bukan monopoli satu versi praktik Orde rezim Baru. 



Oleh karena itu, atas dasar akal sehat dan kepercayaan pada demokrasi, kami
menyatakan:



PERTAMA, mengecam para pelaku pembakaran buku Revolusi Agustus: Kesaksian
Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono, dan menganggapnya sebagai tindakan
fasistis, yang bertentangan dengan kemanusiaan dan upaya mencerdaskan
masyarakat.



KEDUA, menuntut kepada Presiden Republik Indonesia
untuk menjamin kebebasan berpendapat dan menindak tegas mereka yang menciderai
kebebasan sipil di Surabaya.



KETIGA, menuntut dihentikannya tindakan pelarangan buku atas alasan apapun.
Bila terdapat perbedaan pandangan, yang diwakili sebuah buku, hendaknya dijawab
dengan menerbitkan buku baru, yang mencerminkan pandangan yang berbeda --bukan
dengan larangan.



Semoga demokrasi di Indonesia, yang baru ditanam
benihnya, bisa berkembang sehat. 



Kami yang mendukung:



1.    Andreas Harsono (wartawan)

2.    Bonnie Triyana (sejarawan-cum- wartawan)

3.    Goenawan Mohamad (wartawan
senior)

4.    Wilson (sejarawan)

5.    Patra M Zen (Direktur YLBHI)

6.    M Abduh Aziz (Dewan Kesenian Jakarta)

7.    Sapariah Saturi (wartawan)8.    dst


informasi terkait
silah kunjung 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/pembakaran-buku-revolusi-agustus-di.html
 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Keberadaban Kota dan Kampung Hijau Romo Mangunwijaya

2009-09-03 Terurut Topik andre andreas

Wastu Kota : BUKAN jalur hijau bebas rakyat, tetapi KAMPUNG HIJAU di bantaran 
sungai dengan rakyat yang damai dan bahagia.

Dalam artikel Cultural & Nature Kota yang Tunggang Langgang juga Menemukan 
Wastu Kota, Warga Sebagai Masyarakat Politik
saya membaca kembali pameran Seni Rupa Keramik Aries BM ”Menafsir
Wastu” khususnya untuk karya-karya yang terkait kota dan pemukiman
dengan mendasarkan pada materi Kuliah Umum tentang Kota dan Alam yang
disampaikan oleh Karlina Suppeli. Sebelumnya saya sudah pernah mengulas
karya Aries BM dalam Menafsir Wastu : Binatang Ekonomi atau Manusia
yang Manusiawi.

Hal yang paling mengemuka dari kuliah umum
Karlina adalah menempatkan kembali makna asali kota sebagai
keberadaban. Ia mengatakan bahwa kota adalah ruang geografis dan
bentuk-bentuk fisis (latin : urbs) sekaligus civitas –kewargaan.
Kemudian warga kota atau civis menurunkan pengertian civilitas, yang
diterjemahkan sebagai keadaban. Dengan pemahaman ini maka , city,
cite,citta, atau kota adalah situs dari civilitas (keberadaban). 

Oleh
karena itu lanjutnya seluruh infrastruktur kota semestinya adalah demi
menciptakan keberadaban termasuk di dalamnya adalah mendefinisikan
kembali ’alam’ dan yang ’alami’ dalam konteks keberadaban itu. Dengan
pemahaman ini, alam dan budaya atau lingkungan alami dan lingkungan
termanufaktur yang terdapat di kota, tidak mungkin dimengerti dan
ditangani sendiri-sendiri. Alam di kota bukan sempalan dari kota maupun
keberadaban dan ketidakberadabannya.

Persinggungan utamanya
dengan karya-karya Aries BM dalam "Menafsir Wastu" adalah dalam menemukan 
kembali jawab atas
persoalan perkembangan kota yang bertolak belakang dengan keberadaban.


Ketidakadaban bisa kita lihat dari relasi
antar manusia yang tunggang langgang di jalan raya, tata kota yang
buruk, ruang-ruang publik yang semakin menciut digantikan ruang publik
palsu (yang sejatinya adalah ruang pasar), kriminalitas dan budaya
kekerasan, buruknya sanitasi di pemukiman hingga pencemaran yang parah
di udara hingga air tanah. Termasuk juga korupsi (pungutan liar) yang
merebak di kalangan birokrasi pemerintahan atau pelayan rakyat.

Termasuk
juga apa yang disinyalir Karlina dalam makalahnya tentang adanya niat
memberadabkan kota yang berlangsung melalui cara yang tidak beradab.
Karlina mencontohkan soal berlangsungnya relokasi industri ke
kawasan-kawasan di luar Jakarta, pengalihan sampah ke luar kota hingga
penggusuran pemukiman kaum miskin kota yang dipandang merusak keindahan
dan keselarasan kota.

Ironi lainnya adalah disatu sisi muncul
enklaf-enklaf kelas-kelas yang diuntungkan oleh sistim, kelas menengah
dan atas. Enklaf-enklaf berupa pemukiman yang nyaman dengan semua
fasilitasis atau infrastruktur yang memadai, berikut dengan lingkungan
alam buatan yang hijau dan sehat. Di sisi lain kawasan di luar enklaf
ini dibiarkan menjadi arena tarung warga miskin melawan alam yang sudah
termanufaktur juga alam (lingkungan hidup) yang keras dan tercemar.

Menurut Albertus Rusputranto Ponco Anggoro (pegiat forum pinilih dan
pengajar di program studi seni rupa murni ISI Surakarta) yang menjadi
salah satu kurator pameran, Istilah Wastu dalam kamus Kawi-Jawa (CF
Winter Sr dan R Ng Ranggawarsita) diartikan sebagai masthi, estu,
jangkep. Dalam terjemahan bebasnya dapat diartikan sebagai bangunan
ruang hidup yang lengkap, menyeluruh, hakiki, sejati dan melingkupi.
Manusia mengidentifikasikan dirinya berada dan menjadi ruang itu
sendiri bersama dengan ideologi ruang, sejarah ruang, identitas ruang,
rasa berkomunitas, kesadaran wilayah, kemanusiawian, beserta
unsur-unsur material yang lain. Istilah Wastu dipopulerkan kembali oleh
seorang arsitek, rohaniwan, sastrawan dan pegiat sosial.

selengkapnya




http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/09/kota-dan-alam-keberadaban-kota-kampung.html







  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kontras Wajan Ostenrik di Mal dan Aksi Ribut Warga Miskin (KMK)

2009-08-31 Terurut Topik andre andreas








Bagaimana
memaknai instalasi seni 500 wajan putih mengkilap sebagai interior pada etalase
mal dan disisi lain 500 wajan kusam, gosong dan penyok-penyok di instalasi
perlawanan kaum miskin kota?!! 

 

Sepanjang 1 bulan
penuh sekitar 500 wajan bergelantungan pada tali-tali senar dari atap gedung 
lobi
atrium Pacific Place, Jakarta yang berlantai tujuh nan mewah dan megah itu Maka
melayang-layanglah wajan-wajan itu yang sebagian sudah tidak utuh lagi entah
itu dibelah, dilubangin, dipotong-potong dan apa pun yang dinginkan perupanya,
Teguh Ostenrik. Karya ini
adalah satu dari puluhan karya rupa dalam pameran ”A Mace” yang berbanjar di
lantai 1 hingga 4. Ini adalah
bagian dari pameran  ”Bazaar  Art Jakarta 2009 – Indonesia Art Festival.

 

Ilham Khoiri
dalam artikel beritanya di Kompas “Wajan-wajan yang Melayang” melihat karya
Teguh ini hadir sebagai interior pada etalase mal yang menawarkan hiburan
segar. Tulisnya lagi jika mau lebih serius, pengunjung bisa menelisik lebih
jauh dengan mencoba memahami sesuatu di balik instalasi itu. Kepada Ilham Teguh
mengatakan bahwa melalui karyanya ia ingin menyatakan penghormatan pada wajan
yang sering terabaikan, padahal sangat berjasa memberi makan kita.

 

Disisi lain  saya juga mengingat aksi ribut kaum miskin
kota di bunderan Hotel Indonesia tepat “di emperan” pusat perbelanjaan dan
hotel mewah Plaza Indonesia dan Grand Hyatt Hotel, setara Pacific Place yang
terintegrasi pula dengan Ritz Carlton Hotel. Itu terjadi pada ruang waktu
(jaman) reformasi dan repotnasi entah itu dilakukan kaum miskin kota yang
tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota, ataupun Serikat Rakyat Miskin
Kota, Forum Warga ataupun yang diorganisir oleh NGO atau Ormas Perempuan. Kaum
miskin kota menggunakan alat-alat dapur entah itu panci, wajan sebagai simbol
protes mereka atas jaman susah atau jaman repot nasi ini. Entah itu dipicu oleh
kenaikan harga BBM, kebutuhan pokok, tingginya biaya pendidikan hingga
penggusuran usaha dagang kaki lima mereka. Pada pokoknya kesulitan ekonomi yang 
paling
sederhana, ekonomi perut keroncongan.

 

Bagaimana anda
memandang 500 wajan putih mengkilap di etalase mal yang mewah dan semerbak
wangi, dengan 500 pengunjuk rasa dengan wajan compang camping, kumuh dan berbau
keringat serta asap knalpot mobil-mobil mewah hingga bus-bus rongsok? Yang satu
bicara tentang penghormatan atas wajan yang terabaikan padahal sangat berjasa
memberi kita makan, dengan protes kaum miskin kota yang mengarak peralatan
dapur untuk menunjukkan ’lapar’nya mereka? 
Disini kisahnya bukan wajan yang terabaikan tetapi rakyat yang diabaikan
bahkan digusur dari ruang kota.
Bila wajan-wajan Teguh putih mengkilat dan secara sengaja dirusak atau
dideformasi, maka wajan-wajan para demonstran yang rusak alami.
Bahkan bisa jadi banyak diantara para ibu-ibu demostran menganggap
wajan putih mengkilap sebagai satu kemewahan. Yang satu menawarkan
hiburan segar dan kenikmatan hidup, yang satu adalah ungkapan kegetiran
perjuangan hidup. Yang satu tentang kecukupan bahkan berlebihan bahan
makanan yang diolah diatas wajan, yang satu adalah ketidakcukupan bahan
makanan yang diolah di atas wajan.

Mari merayakan dapur kaum
miskin bukan dapur kuliner yang bergaya di tv-tv bersama Wiji Thukul
(seorang seniman dari kelas tertindas jelas kere dong.) dalam
puisinya Gentong Kosong (walau ini adalah dapur orang kampung di dusun
yang masih bisa menikmati sedikit berkah langsung dari alam)


Gentong Kosong

parit susut
tanah kerontang
langit mengkilau perak
matahari menggosongkan pipi

gentong kosong
beras segelas cuma
masak apa kita hari ini

pakis-pakis hijau
bawang putih dan garam
kepadamu kami berterima kasih
atas jawabmu
pada sang lapar hari ini

gentong kosong airmu kering
ciduk jatuh bergelontang
minum apa hari ini

sungai-sungai pinggir hutan
yang menolong di panas terik
dan kalian pucuk-pucuk muda daun pohon karet
yang mendidih bersama ikan teri di panci
jadilah tenaga hidup kami hari ini
dengan iris-irisan ubi keladi
yang digoreng dengan minyak
persediaan terakhir kami

gentong kosong
botol kosong
marilah menyanyi
merayakan hidup ini



(dari Aku Ingin Jadi Peluru, Indonesiatera 2004) 









 terbaru di
lentera :

 

Culture &
Nature Kota yang Tunggang Langgang  (bag 1 dari 2) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/culture-nature-kota-yang-tunggang.html

 

Menemukan Wastu
Kota, Warga Sebagai Masyarakat Politik (bag 2 dari 2)

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/menemukan-wastu-kota-warga-sebagai.html

 

Komik Strip : Nasionalisme
Put On  dan Sumpah Setia Pak Tuntung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/komik-strip-nasionalisme-put-on-dan.html

 

Kolom Mas Celathu
Butet Kartaredjasa (si Presiden Guyonan) di Suara Merdeka

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/kolom-butet-kertaredjasa-presiden.html

 

Pertumbuhan dan Keaktifan
Pengguna Internet di Indonesia Tertinggi Di Dunia?

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/200

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ziarah Gerakan Mahasiswa. Siapa yang telah mati?

2009-08-27 Terurut Topik andre andreas








Dari Peluncuran Buku ”Membakar
Lahan Kering Perlawanan; Gerakan Mahasiswa 1990an” Tribute to Andi Munajat. Tim
penulis buku : FX Rudy Gunawan, Wilson, Yayan Sopyan, dan Nezar Patria.

 percakapan ini pernah terjadi di  sebuah masa yang telah lalu, hmmm barangkali 
perlu dikoreksi karena bisa jadi masih tetap hidup atau akan hidup lagi





 Dia berdiri di depan barisan, dan lalu bertanya: “Prajurit, apa yang harus
kita pertahankan?”



Para serdadu menjawab: “Siap! Pancasila dan UUD 1945”. 



Lalu, pertanyaan berikutnya, “Siapakah musuh kalian?” 



Para serdadu menjawab kompak: “Rakyat!”.

 

…

 

Ziarah yang kita
lakukan tentu bukan kepada satu makam, satu tempat dimana kehidupan sudah
berhenti. Pada ziarah makam, yang hidup mungkin sepenggal kenangan, atau juga
doa. Sementara yang kita ziarahi malam ini adalah satu masa, satu rentang waktu
ketika mahasiswa dari pelbagai tempat bersatu, mengamalkan teori dan praktik
revolusioner, menguji kata dan perbuatan.

 

...

 

Tampaknya,
setelah ziarah ini, angkatan 1990 dan angkatan sebelumnya harus menata kembali
garis ideologi, politik, dan organisasi, serta taktik dan strategi baru, agar
usaha memenangkan kepentingan rakyat tertindas menjadi lebih bertenaga.



Kalau tidak, maka ziarah kita pada malam ini, bukan lagi ziarah tentang satu
masa perlawanan. Kita seperti berziarah ke masa depan, ke makam politik kaum
revolusioner, yang beristirahat dengan tenang di bawah bintang-bintang.



Sementara, kata “rakyat” yang sempat bangkit pada 1998, mungkin akan kembali
hilang dari panggung kekuasaan.

 

Dipetik dari Orasi Nezar Patria, mantan Sekjend SMID (Solidaritas
Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi), kini adalah wartawan media online
Vivanews.com di acara “Ziarah Gerakan Mahasiswa”, Goethe Institute,
Jakarta, 26 Agustus 2009. Dalam acara ini diluncurkan buku Membakar Lahan 
Kering Perlawanan; Gerakan
Mahasiswa 1990an”. Tim penulis buku : FX Rudy Gunawan, Wilson, Yayan Sopyan,
dan Nezar Patria. (Artikel Ziarah bersumber dari  indoprogress)

 

Selengkapnya baca disini 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/ziarah-gerakan-mahasiswa-siapa-yang.html

 

 

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Dukung Gagasan Koalisi Partai Demokrat, Golkar dan PDI-P

2009-08-26 Terurut Topik andre andreas




Jika Partai Demokrat, Partai Golkar dan Partai Demokrasi
Indonesia– Perjuangan benar-benar berkoalisi di Dewan Perwakilan Rakyat,
kontrol lembaga legislatif itu terhadap pemerintah akan sangat lemah. Kondisi
itu justru akan mendorong dan memperkuat gerakan kekuatan rakyat atau people
power. Begitulah jendela berita Kompas 24 Agustus ”Rakyat Semakin Kuat”.

 

Barangkali ini momentum bagi gerakan rakyat dan gerakan
sosial terorganisir untuk memperbaiki diri, belajar dari kekalahan gerakan
reformasi atau dari pengalaman masuk kubangan ’perselingkuhan’ dengan berbagai
kelompok gerakan elit melawan Soeharto.

 



Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/dukung-gagasan-koalisi-partai-demokrat.html

 



 
 










  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Nakedless Reveals a Life.. Yang Personal Itu (juga) Politis (bg 1 dari 2)

2009-08-26 Terurut Topik andre andreas


Dari
Pameran Tunggal Seni Rupa Laksmi Shitaresmi 4-13 Agustus 2009 Bentara Budaya 
Jakarta



Juga
Presiden Animal Farm : Ya Kerbau, Ya Kambing, Ya Anjing, Ya Babi



”Saya tidak bisa pidato, saya hanya bisa momong anak dan melukis……..”



Membuat karya seni bagi saya adalah
menumpahkan segenap kejujuran hati apa adanya, sejujur-jujurnya, tanpa rekayasa
atau dibuat-buat, bukan mengada-ada, sepenuhnya mengekspresikan hati dan jiwa
saya. Tentu saja dengan cara bahasa estetik seni dan simbol-simbol pribadi saya
yang senantiasa hadir dan mengalir begitu saja…..



Ide yang terkandung dalam setiap karya lukis dan karya patung saya masih
seperti biasanya dan biasa-biasa saja, yakni segala hal, kisah, peristiwa,
endapan-endapan memori dan pengalaman pribadi yang saya jumpai dan saya alami
baik di masa lalu, kemarin, masa sekarang dan shari-hari, baik itu secara
langsung maupun tidak langsung. Termasuk ketidaksengajaan pengamatan saya
terhadap lingkungan sekitar berikut situasi dan kondisinya yang tidak bisa saya
pungkiri dan saya hindari sempat mengusik benak dn hati saya, menyentuh jiwa
saya. (Laksmi Shitaresmi dalam booklet pameran)Silah
klik disini untuk dokumentasi foto karya Laksmi

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/nakedless-reveals-life-yang-personal.html



baca
juga bagian 2
Nakedless
Reveals a Life….. Representasi Diri, Representasi Ibu Pertiwi 


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/nakedless-reveals-life-representasi.html


Perjumpaan pertama saya dengan karya Laksmi Shitaresmi adalah pada pameran Seni
Rupa Gasing : Komidi Putar di Bentara Budaya 19-31 Mei 2009 lalu. Pameran
ini selain memutar kembali ingatan/sejarah permainan gasing di seantero
nusantara, juga mengekspos masalah sosial-politik yakni Pemilu Legislatif 2009.


Kemudian saya memberikan sentuhan dan tafsir yang agak berbeda atau barangkali
bisa dikatakan perluasan dari tema tersebut dalam artikel apresiasi saya. Saya
mengaitkannya dengan persoalan genting bagi peradaban kita hari ini yakni
fenomena pemanasan global (global warming). Artikel itu kemudian menemukan
judul Global Warming : Melampaui Sistim Politik dan Ekonomi Yang Usang



klik
disini http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/komidi%20putar



Karya Laksmi Shitaresmi yang disertakan dalam pameran ini adalah Gasing :
Hendak Kemana Kalian Berlayar. Saya begitu terkesan dengan karya ini pada
pandangan pertama dan karya ini menjadi salah satu karya favorit saya di
pameran Seni Rupa Gasing ini. Selain itu tentunya karya Agung Prasetyo (Gasing
Global Warming dan lukisan dengan tema yang sama) yang mengantar saya pada tema
artikel tersebut. Kedua karya ini paling kuat menggiring saya pada tema
tantangan peradaban yang sangat serius ini. 



Pada karya Laksmi saya menemukan simbol ikan dan perahu menancap dalam di benak
atau ulu hati. Secara khusus selain memotret karya itu secara utuh, karena
magnet ikon-ikon di dalam karya itu saya juga memotret detil karya ini.
Ikan-ikan dan perahu-perahu. Sedang pada karya Anggar Prasetya saya menemukan
bola dunia, dengan menghampar kepulauan atau negeri zamrud khatulistiwa, dan
pun perahu kertas berbendera merah putih di samuderanya 



Dalam booklet pameran saya menemukan deskripsi konsepsi tema di balik karya ini



Ulah manusia atas eksploitasi alam
lingkungan menimbulkan banyak bencana. Bumi tua ini makin padat, panas dan
rusak. Bagaimana nasib bumi ini? Mungkin bumi akan berhenti seperti gasing yang
berhenti berputar? (pada Anggar Prasetyo)



Sekarang ini begitu banyak partai yang
saling berlomba-lomba keras-kerasan suara dan lantang-langtangan janji demi
mendapat simpati di hati tiap orang dengan menawarkan berbagai mimpi indah dan
sekian banyak harapan dengan mengatasnamakan demi kesejahteraan rakyat,
kemajuan bangsa, bla,bla, bla. Apakah semua itu bisa dibuktikan nantinya? Mau
dibawa kemanakah perahu ibu pertiwi kita? (pada Laksmi Shitaresmi)



Inilah wajah Ibu Bumi! Ibu Pertiwi! kita..



Tanpa di duga beberapa bulan berselang Laksmi Shitaresmi berpameran tunggal di
Bentara Budaya Jakarta.
Hmmm, pucuk dicita ulam tiba, saya punya kesempatan untuk menanyakan ikan-ikan
solid-mengkilap dan perahu-perahu Laksmi itu. Sekaligus kemudian saya dapatkan
pernyataan polos dan jujurnya, kejengkelannya pada kampanye partai-partai yang
menginspirasi karyanya kala itu. 



Baru sebulan setelah pameran tunggal ini saya sadar bahwa Anggar dan Laksmi
adalah suami istri, hmm saya tidak saja menemukan global warming : melampaui
sistim politik dan ekonomi yang usang, tapi juga tautan hati yang dalam).



Tentang ikan Laksmi menjelaskan bahwa ikan yang seluruhnya dilukiskannya di
luar habitatnya alias di darat, sebagai simbol keinginan untuk selalu berdialog
juga beradaptasi dengan lingkungannya. Walaupun dengan senyum simpul Laksmi
segera menambahkan, ”Walau sepertinya tampak tak mungkin ya” (ikan di darat
atau udara.cat penulis). 



Sedang perahu melambangkan perjalanan ibu pertiwi. Ia kemudian menceritakan
ke

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: Kerakyatan vs neoliberalisme Masihkah Ada Harapan?

2009-08-25 Terurut Topik andre andreas
...tidak berarti
tidak ada harapan. Peluang kebangkitan ekonomi kerakyatan setidak-tidaknya
dapat disimak dalam lima hal berikut. Pertama, mencuatnya perlawanan terhadap
hegemoni AS dari beberapa negara di Amerika Latin dan Asia dalam satu dekade
belakangan. Kedua, berlangsungnya pergeseran peta geopolitik dunia dari yang
bercorak unipolar menjadi tripolar sejak kemunculan Uni Eropa dan kebangkitan
ekonomi China. Ketiga, berlangsungnya krisis kapitalisme AS sejak 2007.
Keempat, meningkatnya kerusakan ekologi
di Indonesia pascaeksploitasi ugal-ugalan dalam rangka neokolonialisasi. Kelima,
meningkatnya kesenjangan ekonomi dan sosial di Indonesia 


 (Revrisond Baswir) 

   

3 Seri Bacaan Lawan Neoliberalisme -Nekolim 

   

link-link terkait
lawan-neoliberalisme silah kunjung   

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/lawan-neoliberalisme 

   

   

posting satu 

Republik Indonesia Dalam
Perangkap Struktur Ekonomi Kolonial 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/kerakyatan-vs-neoliberalisme-masihkah.html
 



Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat batu dan kayu jadi tanaman.

Akankah terjadi pula tikus
mati di lumbung beras...



Negeri kaya tapi rakyatnya miskin, tanahnya subur tapi tergantung impor bahan
pangan pokok.



Harian Kompas Senin 24 Agustus menegaskan pada kita kondisi memprihatinkan ini
dalam beritanya RI Terjebak Impor Pangan. Menurut data yang berhasil di
kumpulkan Kompas, setiap tahun Indonesia harus mengeluarkan devisa setara
dengan Rp 50 triliun untuk membeli enam komoditas pangan dari negara lain.
Komoditas tersebut meliputi kedelai, gandum, daging sapi, susu, dan gula.
Bahkan, garam yang sangat mudah diproduksi di dalam negeri karena sumber
dayanya tersedia secara cuma-cuma dari alam tetap masih harus diimpor sebanyak
1,58 juta ton per tahun senilai Rp 900 miliar.



Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa nilai impor kedelai rata-rata setiap
tahun mencapai 595 juta dollar AS (setara dengan Rp 5,95 triliun), gandum 2,25
miliar dollar AS (Rp 22,5 triliun), gula 859,5 juta dollar AS (Rp 8,59
triliun), daging sapi 480 juta dollar AS (Rp 4,8 triliun), susu 755 juta dollar
AS (Rp 7,55 triliun), dan garam 90 juta dollar AS (Rp 900 miliar). Sedangkan 
data
Departemen Perindustrian, menyebutkan impor bahan baku susu bagi industri susu
maupun industri makanan mencapai 655 juta dollar AS per tahun. Bila ditambah
impor dalam bentuk produk olahan, angkanya naik 140 juta dollar AS lagi menjadi
795 juta dollar AS.



Kompas menyimpulkan pada bagian awal beritanya bahwa kebijakan pembangunan
ekonomi nasional yang bias industri mengabaikan pengembangan potensi pangan
lokal dan pemenuhan kebutuhan pangan warga. Akibatnya, Indonesia kian terjebak
dalam arus 

impor pangan.



Bisa jadi benar, walaupun juga patut pula dipertanyakan kesahihannya. Paling
tidak pertama, beberapa pakar dan aktifis gerakan sosial malah mengatakan sejak
sepuluh tahun terakhir ekonomi Indonesia mengalami proses menyakitkan
de-industrialisasi. Kedua, saya yakin bahwa inilah setting tatanan ekonomi yang
’dipaksakan’ di negeri ini melalui lembaga keuangan internasional hingga WTO
maupun melalui saluran hubungan bilateral antar negera maju dan Indonesia. 
Terakhir,
saya meyakini tesis Revrisond Baswir bahwa RI hingga hari ini masih terjebak
dalam kubangan struktur ekonomi kolonial.



Berikut adalah petikan artikel Revrisond Baswir (bisnis Indonesia 18 Agustus
2009), Kerakyatan vs neoliberalisme :RI dibangun di atas struktur ekonomi
kolonial



bagaimanakah kondisi perekonomian Indonesia saat ini? 



Pertama, sebagai bekas negara jajahan, Indonesia tidak dapat mengingkari
kenyataan terbangunnya struktur ekonomi kolonial di sini. Oleh sebab itu,
ekonomi kerakyatan pertama-tama harus dipahami sebagai upaya sistematis untuk
mengoreksi struktur ekonomi kolonial tersebut. Kedua, liberalisasi bukan hal
baru bagi Indonesia, tetapi telah berlangsung sejak era kolonial. 



Menyadari kedua kenyataan itu, dapat disaksikan betapa sangat beratnya
tantangan penyelenggaraan ekonomi kerakyatan yang dihadapi Indonesia. Tantangan
terberat tentu datang dari pihak kolonial. Sejak 17 Agustus 1945, pihak
kolonial hampir terus-menerus berusaha menjegal pengamalan cita-cita proklamasi
dan amanat konstitusi tersebut. Oleh sebab itu, setelah mengalami penjajahan
baru (neokolonialisasi) pada 1967, tantangan penyelenggaraan ekonomi kerakyatan
tentu cenderung semakin berat.  


...tidak berarti tidak ada harapan. Peluang kebangkitan ekonomi
kerakyatan setidak-tidaknya dapat disimak dalam lima hal berikut. Pertama,
mencuatnya perlawanan terhadap hegemoni AS dari beberapa negara di Amerika
Latin dan Asia dalam satu dekade belakangan. Kedua, berlangsungnya pergeseran
peta geopolitik dunia dari yang bercorak unipolar menjadi tripolar sejak
kemunculan Uni Eropa dan kebangkitan ekonomi China. Ketiga, berlangsungnya
krisis kapitalisme AS sejak 2007. Keempat, meningkatnya
kerusakan ekologi di I

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Jurnal Karbon : Ruang Rupa dan Fenomena Sosial Perkotaan

2009-08-24 Terurut Topik andre andreas
Melalui Jurnal ini kita diajak menemukan wajah kita dan kota 
di dalam ekpresi ruang rupa seperti komik, sinema, humor, transportasi umum
dan rumah (pemukiman)  

Kota dalam komik Benny dan Mice, kartun Doyok, Busway, Lubang-lubang Jalan, 
Mengejar
Matahari, Balada Becak, Cuaca hingga Seni & Air Seni Supir Taksi 
 

.



Sebagai sesama warga kota, saya merekomendasikan anda membaca Jurnal Karbon
ONLINE Edisi 1-6. Dasarnya sederhana saja, dengan mencermatinya seperti halnya
saya, anda pun bisa menemukan wajah kita (warga) dan wajah kota sekaligus.  

Dalam kubangan kesibukan kerja,
hiruk pikuk kota 
dengan kemacetannya, polusi dan ketidakadaban tingkah laku penghuninya, serta
kuasa modal yang mengontrol penguasa serta memodarkan sebagian besar warganya,
kita acapkali hanya punya jepretan kamera dengan fokus dan diafragma yang tidak
tepat. Lantas yang kita lihat adalah refleksi wajah kota dan wajah kita yang 
kabur, buram dan
bahkan tidak terbaca. 

Dengan membaca Jurnal Karbon
walaupun kita temukan refleksi yang buruk rupa, berantakan, barangkali juga
tidak beradab, tetapi bila itu dipotret dengan fokus dan diafragma yang tepat
maka kita sudah beranjak maju. Karena ada jarak, permenungan, dan di titik ini
lah kita telah membuka jalan untuk sebuah perubahan. Pemberadaban.?!



Karbon adalah jurnal online yang membahas permasalahan urban dan budaya
visual dalam ruang kota di Indonesia secara multidisiplin, serta menelaah
berbagai praktek seni rupa kontemporer yang lahir di dalam dan mengenai ruang
urban demi memetakan hubungannya dengan fenomena sosial. Jurnal ini diterbitkan
oleh ruangrupa 



ruangrupa sendiri adalah sebuah artists’ initiative yang didirikan pada 2000
oleh sekelompok seniman di Jakarta .
Organisasi nirlaba yang bergiat mendorong kemajuan gagasan seni rupa dalam
konteks urban dan lingkup luas kebudayaan melalui pameran, festival,
laboratorium seni rupa, workshop, penelitian dan penerbitan jurnal.

dalam huruf miring dikutip dari 
 www.karbonjournal.org



:Untuk link-link terkait silah kunjung


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/ruang-rupa-dan-fenomena-sosial.html




Baca juga posting terbaru dari Lentera

3 E-Book Studi Kasus Keadilan
Transisi (Transitional Justice) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/e-book-studi-kasus-keadilan-transisi.html





  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Panduan ttg UU Keterbukaan Informasi Publik

2009-08-20 Terurut Topik andre andreas








 Untuk memberikan pendidikan publik terkait
isu-isu di seputar UU Keterbukaan Informasi (Undang-Undang No 14/2008) Yayasan
SET telah menerbitkan Panduan Sederhana Penerapan Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik dalam format file elektronik (on-line) yang dapat diunduh
secara bebas. Modul ini meliputi 5 bab yang mencakup Tujuan dan Asas UU KIP,
serta Hak dan Kewajiban dalam UU KIP, Tata Cara Memperoleh Informasi Publik,
Sengketa Informasi dan Cara Penyelesaian, Jenis dan Klasifikasi Informasi dan
Komisi Informasi 



silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/unduh-panduan-penerapan-uu-keterbukaan.html

 

UU KIP memberikan jaminan kepada SETIAP
WARGA NEGARA untuk memperoleh informasi yang dikuasai oleh BADAN PUBLIK. UU KIP
memberikan acuan yang sangat jelas kepada warga negara tentang tata cara
MEMPEROLEH INFORMASI dari badan publik. UU KIP juga mengatur tentang apa yang
harus dilakukan oleh warga negara (pemohon informasi publik) jika niatnya untuk
memperoleh informasi dari badan publik dihambat oleh pejabat di dalam publik
tersebut. Penyelesaian sengketa permintaan informasi tersebut akan diselesaikan
oleh KOMISI INFORMASI. Melalui UU KIP masyarakat dapat memantau setiap
kebijakan,aktivitas maupun anggaran badan-badan public berkaitan dengan
penyelenggaraan negara maupun yang berkaitan dengan kepentingan publik lainnya.







INFORMASI adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang
dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan
format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik ataupun non-elektronik.



Dikutip dari pengantar modul (Yayasan SET)



Semoga informasi ini masih relevan dan bermanfaat.



salam hangat

andreas iswinarto

 

Simak
juga

 

Panduan
Untuk Fasilitator Pendidikan Politik

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/panduan-untuk-fasilitator-pendidikan.html

 

Panduan Pendidikan Popular : Membangun
Kesadaran Kritis

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-pendidikan-populer.html



Pendidikan Untuk Membangun Kesadaran Kritis Anak-anak

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-gratis-anak-anak-membangun.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Buku Panduan untuk Fasilitator Pendidikan Politik

2009-08-20 Terurut Topik andre andreas


Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi (Demos) belum lama
ini menerbitkan buku panduan untuk fasilitator Pendidikan Politik di Aceh.
Walaupun buku panduan ini memiliki kekhususan konteks politik lokal di Aceh,
menurut saya tetap memiliki sifat keumuman atau konteks politik yang lebih
luas. Paling tidak buku panduan ini dapat menjadi referensi atau komparasi bagi
pengembangan materi pendidikan politik untuk masyarakat luas. 

Demos selain menerbitkan manual ini dalam bentuk cetak juga menerbitkan edisi
online atau elektroniknya.

 

Silah unduh di

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/panduan-untuk-fasilitator-pendidikan.html

 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Empat Tahun Merdeka, Enam Puluh Tahun Dijajah Utang

2009-08-17 Terurut Topik andre andreas


Dukung Gerakan Indonesia
Merdeka dari Utang 

 

sumber : www.kau.or.id



Sejak 60 tahun lalu (1949 – 2009), Indonesia terus dijajah oleh utang.
Dalam perjanjian Konfrensi Meja Bundar (1949), Belanda mewariskan utang sebesar
US$ 4 miliar dolar sebagai syarat kemerdekaan republik. Padahal utang tersebut
digunakan untuk memerangi rakyat Indonesia dan menguras kekayaan
alam. 



Selain menanggung beban utang, Indonesia
juga harus tunduk pada aturan-aturan ekonomi di bawah International Monetery
Fund (IMF). Sejak saat itu, semasa pemerintahan Orde Lama, utang menjadi alat
bagi intervensi asing terhadap kebijakan ekonomi dan politik di dalam negeri.
Selain itu, warisan utang luar negeri yang besar dari KMB telah menyulitkan 
Indonesia
membiayai pembangunan di awal kemerdekaan. 



Selesai orde lama, rezim utang baru dibangun dengan dukungan lembaga keuangan
internasional seperti IMF, Bank Dunia dan Asian Development Bank. Di bawah
kekuasaan Soeharto (1965 – 1998), jumlah utang Indonesia meningkat sangat pesat.
Jumlah utang luar negeri Indonesia
membengkak mencapai US$ 54 miliar. Utang-utang tersebut diperoleh dari lembaga
keuangan internasional dan negara-negara industri kaya (Amerika, Eropa dan
Jepang). Dengan jumlah utang yang besar tersebut, orde baru bertahan selama 32
tahun dan para pejabatnya berhasil memperkaya diri dengan mengkorupsi dana
utang. Kebijakan ekonomi semakin
terbuka bagi investor asing, dan kekayaan alam dikuras. Sementara rakyat
kebanyakan, hidup dalam ketertindasan dan kemiskinan. 

 

Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/konferensi-meja-bundar-kmb-1949-dan.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pramoedya, Buku dan Kaum Muda ‘Gila’ di I :Boekoe (bag 1)

2009-08-17 Terurut Topik andre andreas


Dirgahayu Indonesia!

PRAMOEDYA ANANTA TOER adalah buku. Buku yang seutuh-utuhnya
buku. Karena ia buku yang besar, meluas, dan berwibawa, maka ia abadi: scripta
manent verba volant (tulisan itu abadi, sementara lisan cepat berlalu bersama
derai angin). Pram memang telah berangkat dengan kereta api pagi pada Ahad
(30/4/2006, 08.55) tiga tahun yang lampau—dua hari setelah hari pergi penyair
Chairil Anwar—di usia 81 tahun 84 hari. Tapi Pram sangat yakin bahwa ia akan
abadi. Dan keyakinan itu sudah ia tuliskan dalam sebuah artefak utuh tanpa ragu
di halaman 356 kuartet keempat Buru, Rumah Kaca: 

“Menulislah, jika tak menulis, maka kamu akan ditinggalkan sejarah.”

Pram memang bukanlah buku yang biasa. Buku yang datang tergesa-gesa, cepat, dan
setelah itu dilupakan orang. Pram juga bukan buku cengeng, picisan, dan penuh
cekikikan. Sebab hidup Pram adalah hidup yang selalu sepi, sunyi, disiakan,
sekaligus keras dan berjelaga. Nasib dan respons kehidupan yang tak memanjakan
membawanya menjadi buku yang selalu tegak menantang cadas atau apa pun yang
mengganggu otonomi tubuh dan pikiran dan ideologinya.



Bahkan kesadaran melawan yang berkobar itu tetap ia perlihatkan hingga
ajalnya menjemput.



Dipetik dari tulisan Muhidin M Dahlan, PRAM: Buku yang tak Pernah Selesai
Dibaca



7 bulan lalu dalam tulisan pendek Kado Raksasa : Trilogi Lekra dan Kronik
Seabad Kebangkitan Nasional, saya memberikan aspresiasi dan penghormatan tinggi
kepada sekelompok anak muda penggila buku yang tergabung dalam I:Boekoe
(Indonesia Buku). 



Penggila disini bukanlah penggila dalam arti pasif, gila membaca buku, tetapi
kegilaan disini bersifat aktif. Artinya gila membaca buku secara kritis
sekaligus menulis buku. Yang menarik pula proyek penulisan I:Boekoe adalah
dalam kategori penulisan buku-buku babon atau buku-buku yang bersifat
ensiklopedik.



Saat itu saya mengangkat 2 serial buku (saya menyebutnya Kado Gila Kaum Muda
Untuk Kebangkitan Nasional) yang pertama adalah Kronik Kebangkitan Indonesia.
Buku ini adalah hasil kerja keras belasan anak muda berusia di bawah 25 tahun
selama 1,5 tahun yang kini telah berbuah 21 buku dengan ketebalan 1.7 meter.



Sedangkan seri buku berikutnya
adalah Trilogi Lekra Tidak Membakar Buku. Serial buku ini di tulis oleh 2 orang
dari tim kerja Kronik Kebangkitan Nasional yakni Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan
Muhidin M Dahlan. Mereka bekerja pararel untuk proyek buku Kronik Kebangkitan
Nasional sekaligus untuk proyek mereka berdua. 



Trilogi Lekra Tidak membakar Buku ini terdiri dari buku-buku Lekra Tak Membakar
Buku : Suara Senyap Lembar kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965, Gugur Merah :
Sehimpunan Puisi Harian Rakjat-Lekra dan Laporan dari Bawah : Sehimpunan Cerita
Pendek Harian Rakjat –Lekra. Coba simak di dalam Lekra Tidak Membakar Buku
kedua anak muda ini melakukan liputan menyeluruh yang diriset dari sekitar 15
ribu artikel kebudayaan yang terserak.



Selain Kronik Kebangkitan Indonesia hingga kini paling tidak I:Boekoe yang
didominasi oleh kaum muda energik dan gila buku ini telah menerbitkan cukup
banyak buku yang bersifat ensiklopedik diantaranya Karya-karya Lengkap Tirto
Adhi Soerjo (1060 hlm); Karya-karya Lengkap Marco Kartodikromo (688 hlm); 
Seratus
Pemberontakkan di Nusantara (539 hlm); Seabad Pers Kebangsaan: Bahasa Bangsa,
Tanah Air Bahas (1184 halaman berisi 365 mini-biografi pers Indonesia); Tanah
Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia (456 halaman); 7 Ibu Bangsa (688
halaman); 7 Bapak Bangsa (688 halaman); Para Penggila Buku: Seratus Catatan di
Balik Buku (668 halaman).

Dari mencermati website I:Boekoe (sebelumnya numpang gratisan di blogspot) dan
blog personal anggota-anggotanya saya menemukan kawan Muhidin M Dahlan sebagai
salah satu yang ’tergila’. Baik kontribusinya dalam proyek penulisan buku-buku
ensiklopedik diatas, maupun kegilaannya menulis bukunya sendiri termasuk
beberapa novel maupun menulis artikel-artikel di media massa. Juga keaktifaanya
menghidupkan blog I:Boekoe dan blog pribadinya akubuku. 



Ada satu artikelnya di harian Kompas Pustaka dan Imajinasi Borges yang
barangkali bisa dijadikan cermin semangat Muhidin (panggilan akrabnya Gus Muh)
dan kawan-kawannya di I:Boekoe. Artikel ini menceritakan dan mengulas riwayat
Borges. Borges adalah pustakawan buta yang dipercaya masyarakat perbukuan
Argentina selama 18 tahun memimpin perpustakaan dengan koleksi sekitar 800.000
judul buku. Setahun setelah ditunjuk sebagai kepala perpustakaan, Borges
menerima dua anugerah sekaligus: dewan pakar sastra Inggris dan Amerika di
Universitas Buenos Aires serta National Prize bidang sastra. Sebelum Borges
menghuni masa kegelapannya ia dikenal sebagai seorang penyair, esais, dan
cerpenis Argentina terdepan sekaligus pustakawan terpercaya. 



Selain itu saya mencermati cukup banyaknya artikel-artikel tentang Pramoedya
Ananta Tour yang ditulis oleh kawan-kawan ini. Paling tidak saya temukan
sekitar 30 artikel yang di blog I:Boekoe termasuk beberapa wawancara dengan
orang-orang de

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Revolusi Agustus : Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah

2009-08-17 Terurut Topik andre andreas


semoga artikel-artikel terkait Revolusi Agustus ini bermanfaat

salam agustusan
andreas

MEMOAR SOEMARSONO



 

“Siapa yang
musti memproklamasikan dan menjadi Presiden Republik Indonesia pertama? Pertama
kali yang dicalonkan adalah Amir Sjarifuddin. Semua pemuda menerima. Cuma
Soekarni tanya, ‘Bung Amir dimana?’ Dia sebenarnya tahu Bung Amir ditawan
Jepang di Lowokwaru, Malang … Umpamanya dia diketahui Jepang, lalu dibunuh. Nah
kita mempunyai presiden pertama sudah dibunuh. Bagaimana bisa?”



"Saya ini pelaku, saya saksi. Bahwa sampai kapan pun Peristiwa Madiun itu
bukan suatu pemberontakan, tetapi penindasan dari satu pemerintahyang
melaksanakan Red Drive Proposal dari Amerika Serikat, mau membasmi kaum kiri
dan kami melakukan perlawanan. Lha Berontak Madiun! Berontak apa? Buktinya
apa?"



Soemarsono, pejuang kemerdekaan Indonesia, penulis buku Revolusi Agustus (Hasta
Mitra 2008)



Atas kerjasama Pantau dan TUK bulan Juli lalu telah diselenggarakan diskusi
Madiun Affairs 1948 bersama Soemarsono, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Dalam diskusi tersebut sejarawan Baskara T Wardaya dan Wilson bertindak sebagai 
penanggap/pembahas
dengan moderator Andreas Harsono.



Berikut adalah paper yang disampaikan di dalam diskusi tersebut


Membaca buku Revolusi Agustus karya Soemarsono (Baskara T Wardaya)

Beberapa Catatan Untuk Diskusi Peristiwa Madiun 1948 (Wilson)

Pengakuan Seorang Anak tentang Siapa Ayahnya



Juga baca serial artikel Dahlan Iskan di Jawa Pos

Soermarsono, Golongan Kiri, dan Pergolakan Seputar Proklamasi (bag 1-3)





Untuk artikel-artikel ini silah kunjung

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/revolusi-agustus-kesaksian-seorang.html

 

 



Posting Terbaru di Blog Lentera :

 

NASIONALISME : DI
TAPAL BATAS atau DI SIMPANG JALAN

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/nasionalisme-di-tapal-batas-atau-di.html

 





Pramoedya Ananta Tour, Buku dan Kaum Muda

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/pramoedya-ananta-tour-buku-dan-kaum.html

 

Menelusuri Hasil
Visum Para Pahlawan Revolusi

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/menelusuri-hasil-visum-para-pahlawan.html

 

Masih Relevankah Analisis Kelas dan Perjuangan Kelas?  (Bag 1 dari 2)

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/masih-relevankah-analisis-kelas-dan.html

Baca juga bagian 2 : Kapitalisme, Kemiskinan dan Krisis Ekologi 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/kapitalisme-kemiskinan-dan-krisis.html

 

Pejuang Tua Itu Sudah Berpulang. Selamat Jalan Bung Joesoef Iskak

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/pejuang-tua-itu-sudah-berpulang-selamat.html

 

Membaca Sajak
Orang Kepanasan (WS Rendra), Saya Berjumpa Kembali Wiji Thukul

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/dalam-sajak-orang-kepanasan-ws-rendra.html

 

Kumpulan Artikel-Opini : Mengenang WS Rendra dan Mbah Surip

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/kumpulan-artikel-opini-ws-rendra-dan.html

 

Perubahan Sosial Lewat Mouse

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/games-on-line-perubahan-sosial-lewat.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Dalam Sajak Orang Kepanasan (Rendra) Saya Berjumpa Wiji Thukul

2009-08-09 Terurut Topik andre andreas








Untuk menghormati WS Rendra Kompas tidak saja
memberikan porsi yang cukup besar untuk artikel seputar si Burung Merak ini
tetapi juga menghilangkan tulisan TAJUK RENCANA (rubrik ‘keramat’ bagi sebuah
media) pada hari Sabtu 8 Agustus 2009. Pada lajur kolom TAJUK RENCANA hari
Sabtu itu diisi MENGENANG WS RENDRA dengan memuat 2 sajak pilihan harian Kompas
yakni Sajak Orang Kepanasan dan Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia.



Terlepas dari kekaguman saya pada Rendra dan pesan dari puisi ”Sajak Orang
Kepanasan” yang sangat kuat menancap di benak. Ternyata puisi ini juga membuka
jalan kembali untuk menjumpai Wiji Thukul. Sajak Orang Kepanasan ini
segera mengingatkan saya pada puisi Wiji, Bunga dan Tembok, Sajak Suara dan
Peringatan. 



Bila Rendra bilang TIDAK, TIDAK dan TIDAK maka dalam Peringatan Wiji Thukul
lantang meneriakkan ’maka hanya satu kata : LAWAN! 



Karena kami dibungkam

dan kamu nyerocos bicara

Karena kami diancam

dan kamu memaksakan kekuasaan

maka kami bilang TIDAK kepadamu



Karena kami tidak boleh memilih

dan kamu bebas berencana

Karena kami semua bersandal

dan kamu bebas memakai senapan

Karena kami harus sopan

dan kamu punya penjara

maka TIDAK dan TIDAK kepadamu



Maka dalam Peringatan Wiji Thukul menuliskan pula pendasarannya



bila rakyat tak berani mengeluh

itu artinya sudah gawat

dan bila omongan penguasa

tidak boleh dibantah

kebenaran pasti terancam



apabila usul ditolak tanpa ditimbang

suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

dituduh subversif dan mengganggu keamanan

maka hanya da satu kata: lawan!



Dan sebelum sampai kepada klimaksnya TIDAK, TIDAK dan TIDAK Rendra dengan
piawai membangun pukulan demi pukulan untuk menguatkan benturan atau
kontradiksi antara si tertindas dan penindas atau antara siapa yang berlawan
dan siapa musuh yang harus di lawan.

selengkapnya
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/dalam-sajak-orang-kepanasan-ws-rendra.html






  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] PTUN Menangkan Gugatan ‘LSM Sontoloyo’ So al Perijinan Semen Gresik

2009-08-06 Terurut Topik andre andreas


Seperti di
laporkan Tempo Interaktif Semarang 25 Juli 2009, disela-sela acara pelantikan
Dewan Pengupahan Jawa Tengah, Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengakui dirinya
telah gagal membangun pabrik Semen Gresik di Sukolilo Pati. Ia menuduh
LSM menggagalkan rencana pembangunan ini dengan memprovokasi masyarakat untuk
melakukan penolakan.

“Itu LSM Sontoloyo, edan itu namanya”, ujar mantan Panglima Kodam IV Diponegoro
kepada Tempo Interaktif.

Akibat pernyataan Bibit, Jaringan Advokasi Peduli Pegunungan Kendeng Utara yang
beranggotakan Walhi, Kontras, Desantara, LBH, ANBTI, KRUHA, Jatam, ICEL, SHEEP,
LBH YAPHI, HUMA, SARI, dan Madya mengirimkan somasinya.

Sementara itu PTUN tanggal 6 Agustus 2009 menyatakan izin pabrik semen gresik
di Pati Langgar Aturan. Dengan demikian PTUN Semarang mengabulkan gugatan yang
diajukan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia tentang sengketa surat izin
penambangan daerah (SIPD) No. 540/052/2008 yang dikeluarkan Pemerintah
Kabupaten Pati untuk pendirian pabrik PT Semen Gresik di Pati.

Gugatan LSM Sontoloyo ini ternyata dimenangkan oleh hakim PTUN Semarang.


selengkapnya

Hmm inikah wajah kekuasaan di negeri ini?

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/ptun-menangkan-lsm-sontoloyo-soal.html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Yuk Nonton Film-film Che Guevara di Bentara Budaya

2009-08-04 Terurut Topik andre andreas


Jangan Jadikan Ikon Che Sebagai Mode dan Komoditi belaka,
ayo kenali dan selami Sang Legenda Che Guevara. Seorang Revolusioner yang
Mati Membela Kaum Tertindas dan Terjajah. Dengan Pena, Organisasi dan
Senjata. Silah simak film tentangnya di Bentara Budaya dan juga
buku-bukunya berikut
ini.


Kawan-kawan  (Muda) di Jakarta, 

Bentara Budaya
Jakarta bulan Agustus ini (tanggal 11-12 Agustus 2009) ini akan mengadakan
pemutaran film tentang Che Guevara. Ada 3 film Che yang akan diputar, yakni The 
Motorcycle Diary, Che Guevara
dan Che. 

Jangan Jadikan Ikon Che Sebagai Mode dan Komoditi belaka,
ayo kenali dan selami Sang Legenda Che Guevara. Sang Revolusioner yang Mati
Karena Membela Kaum Tertindas dan Terjajah. Dengan Pena, Organisasi dan 
Senjata. Silah film tentangnya di Bentara Budaya dan simak pula buku-bukunya 
berikut
ini.

KUMPULAN
KARYA-KARYA ONLINE CHE GUEVARA



1958 Apa Yang Harus Kita Pelajari dan Apa Yang Harus Kita Kerjakan

1960 Esensi Perang Gerilya

1960 Tanggung Jawab Kelas Buruh Dalam Revolusi Kita

1962 Kader: Tulang Punggung Revolusi

1965 Sosialisme dan Manusia di Kuba KARYA PENTING!

1965 Surat Che Kepada Anak-Anaknya

1965 Surat Che Kepada Orang Tuanya

1965 Surat Selamat Tinggal Che Kepada Fidel Castro

1966 Surat Che Kepada Hildita 

   



 

Silah kunjung 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/pemutaran-3-film-che-guevara-di-bentara.html
Mohon bantuannya juga untuk menyebarkan informasi ini.

salam pembebasan


andreas iswinarto

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Album Foto Jejak Sejarah Jakarta : Ayo Lestarikan Bangunan Bersejarah

2009-08-04 Terurut Topik andre andreas
Dukung Kampanye Pelestarian Kota Tua Jakarta dengan
Copy-Paste Ratusan Foto Gratis  

Dalam rangka kampanye Pelestarian Bangunan
Tua Bersejarah khususnya Di Kota Jakarta, Gallery Foto Lentera telah
mempublikasikan ratusan koleksinya sejak bulan Mei 2009. 

Gallery Foto Lentera   mengundang
para blogger untuk mengunduh (copy/paste) koleksi foto Gallery Lentera terkait
Kota Tua Jakarta untuk mempercantik blog anda sekaligus mengkampanyekan
pelestarian bangunan tua bersejarah di Jakarta. Masyarakat umum juga dapat
mengunduh foto-foto tersebut, untuk dipublikasikan kembali (silah copy/paste
foto-foto langsungdari album photobucket)  

Syaratnya adalah untuk setiap republikasinya
agar mencantumkan url berikut ini 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/free 

 

salam hangat 

andreas iswinarto 

NB


silah kunjung catatan-catatan menarik Alwi
Shahab tentang Sejarah Jakarta untuk referensi anda 
http://alwishahab.wordpress.com/ 

  mohon sebarluaskan posting ini..



Parodi Kota Tua Jakarta : Wajah dan Mental
Jajahan Itu…….? 

Seorang teman
dengan sinis mengatakan “Apa gunanya mengabadikan jejak-jejak kolonial itu?
Nampaknya bung juga meratapi hilangnya bangunan-bangunan kuno di kota tua
Jakarta.”. Itu komentar kawanku saat ia menengok blog lenteradiatasbukit yang
memuat gallery puluhan foto dari kota tua Jakarta (old city Batavia). –tengok
bagian kanan blog ini-



Saya segera nyeletuk serampangan “Saya hendak mengingatkan bahwa kita ini masih
bangsa terjajah atau paling tidak setengah terjajah. Terutama karena ulah
penguasanya yang menggadaikan negeri ini dan menghamba kepentingan asing alias
tuan kumpeni ”.



Sama serampanganya saya menambahkan lagi “Kenapa pemerintah membiarkan
bangunan-bangunan tua itu rusak dan kemudian lenyap. Tidak lain karena penguasa
(elit negeri ini) ingin mengaburkan atau menguburkan fakta keterjajahan itu
dari kesadaran publik. Mungkin 5 tahun lagi hanya menyisakan bangunan kuno yang
digunakan untuk museum, sehingga mereka nanti akan mengatakan keterjajahan itu
adalah masa lalu”.



Dalam hati aku mengolok-olok diri jangan-jangan kenikmatan berburu foto dengan
segala kegenitannya, gambaran bahwa saya menikmati keterjajahan ini. Sedang
cemas akan hilangnya bangunan-bangunan bersejarah ini, seperti keengganan lepas
dari ketiak para kapitalis dan imperilis itu.



seperti udang rebus, mukaku memerah karena olok-olok diri



kacian deh lu



sementara kawanku ntah ngacir kemana  

   

Gallery Foto Lentera : Jendela dan Pintu
Sejarah Kota Jakarta (1) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/kota-tua-jakarta-jendela-dan-pintu.html
 

   

Gallery Foto Lentera : Jendela dan Pintu
Sejarah Kota Jakarta (2) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/gallery-foto-kota-tua-jakarta-8-jendela.html
 

   

Gallery Foto Lentera : Syahbandar Sunda
Kelapa (1-2-3) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/gallery-foto-kota-tua-jakarta-9.html
 

   

Gallery Foto Lentera : Jembatan Ratu Inten (4) 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/anak-sungai-budha.html 

   

Gallery Foto Lentera : Red House Kali Besar 11 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/gallery-foto-kota-tua-jakarta-2-red.html
 

   

Gallery Foto Lentera : Kali Besar By Pass 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/kisah-seuntai-awan-kecil.html 

   

Gallery
Foto Lentera  : Gouvernuerskontoor 
 Plaza 
1 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/gallery-foto-kota-tua-6.html 

   

Gallery
Foto Lentera  : Gouvernuerskontoor 
 Plaza 
2 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/gallery-foto-kota-tua-7.html 

   

Gallery Foto Lentera : Beringin Yang
Merobohkan  

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/gallery-foto-kota-tua-jakarta-3.html


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Resep Neoliberal IMF dan Bank Dunia Terbukti Gagal

2009-07-21 Terurut Topik andre andreas




Saatnya Perkuat Peran Konferensi Perdagangan dan
Pembangunan UNCTAD (PBB) dan Kepercayaan Diri Pemerintahan Negara-negara
Berkembang dan Miskin. 






UNCTAD dalam konferensi di Geneva, Swiss bulan Juli ini menegaskan bahwa
kebijakan ekonomi 49 negara termiskin di dunia gagal memajukan pembangunan.
UNCTAD juga menegaskan di negera-negara termiskin pada umumnya menjalankan
kebijakan ekonomi yang disarankan IMF dan Bank Dunia (Kompas 18 Juli 2009)



Menurut saya inilah saatnya atau momentumnya untuk memperkuat kelembagaan PBB
tidak hanya UNCTAD tetapi juga lembaga-lembaga lainnya yang terkait dengan
pembangunan. Saatnya untuk menggantikan dominasi lembaga keuangan internasional
seperti IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam mengatur
perekonomian negara-negara. Serta tak kalah pentingan memajukan peran UNCTAD
untuk menggantikan kelembagaan WTO yang pada prakteknya hanya memajukan
kepentingan negara-negara maju yang berwatak ’penjajah’.



Mari kita liat apakah Pemerintah Baru Indonesia SBY-Boediono apakah tetap
membebek saja kepada lembaga-lembaga seperti IMF, Bank Dunia, ADB ataupun
menjadi anak manis di WTO, ataukah mengambil peran aktif dan memimpin
bersama-sama negara-negara berkembang dan miskin melalui UNCTAD dan
lembaga-lembaga PBB yang terkait lainnya untuk membalikkan neraca ekonomi
dunia. 



Maaf kata. Sayangnya sementara ini saya harus katakan kita tidak bisa banyak
berharap kepada SBY-Boediono. Kedepan kuncinya adalah pada tekanan gerakan
rakyat atau gerakan sosial yang lebih kuat dan solid, disamping gerakan
solidaritas rakyat di negara-negara berkembang dan miskin.



selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/resep-neoliberal-imf-dan-bank-dunia.html

 

baca juga 

Belajar Dari Mr
Krafs (Keluarga besar Sponge Bob) : Cermin Terbalik Negeri dan Bangsaku

 

Merdeka, Percaya
Diri, Berdikari

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/seri-kampanye-lingkungan-hidup-sponge.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kampanye Kesadaran Lingkungan dan Kebhinekaan

2009-07-20 Terurut Topik andre andreas
 Keberlanjutan-Keberagaman
: Si Maskot Kodok Ijo & Kura-kura Sukowati 

   

Terenyumlah! Keep
Smiling! 

  
Satu : Si Maskot
Kura-kura Sukowati 


Mereka pun memanjat sampai ke pucuk pohon kapuk dan dari sana mereka melemparkan
warna seenaknya saja. Biru mendarat sebagian di langit sebagian di laut, hijau
menjatuhi bumi, dan kuning-yang dulunya tawa seorang anak-terbang jauh melukisi
matahari. Merah mendarat di mulut orang
dan binatang dan mereka pun memakannya sampai segala sesuatu di dalam diri
mereka berwarna merah. Hitam dan putih sudah ada di dunia. Sungguh kacau balau
waktu itu ketika para dewa melempar-lempar warna.. 

(riwayat warna –
subcomandante marcos)
Kampanye Keberagaman
Si Kura-kura Pasar Sukowati
 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/menjaga-kebhinekaan-indonesia-belajar.html

Dua : Si Maskot
Kodok Ijo
 

  
 

Kodok adalah
kelompok binatang yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan, seperti
polusi air, perusakan hutan, ataupun perubahan iklim. Karena kepekaan mereka, 
amfibi dapat dijadikan indikator
perubahan lingkungan.



Perubahan lingkungan yang dampaknya sangat nyata terhadap kodok jelas terlihat
pada turunnya populasi disertai turunnya keragaman jenis. Pada saat ini ada 
lebih dari 6.000 jenis amfibi di
dunia.



Dari 6.000 jenis, 5.915 telah ditelaah statusnya oleh IUCN
(International Union for Conservation and Natural Resources). Hasilnya, 1.893
dalam status terancam dan menuju kepunahan. Ancaman utama yang dihadapi kodok
saat ini adalah hilangnya habitat (tempat hidup yang sesuai), polusi,
pemanfaatan, dan penyakit. 


  
 

(Sumber Kepunahan
Fauna : Kodok yang Serba Rentan - Hellen Kurniati, Bidang Zoologi, Puslit
Biologi-LIPI, Kompas 17 Desember 2008)
 

  
 

Kampanye  Go Green Si
Kodok Ijo


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/go-green-spiritualitas-hijau-komunitas.html


  
 

  
   

 

Baca juga koleksi lentera lainnya
 

   

Si Maskot
Perjalanan Cahaya 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/meditasi%20cahaya 

   

Si Maskot Trivia 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/trivia 

   



Si Maskot Yoyo
dan Gasing 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/komidi%20putar 

   

Si Maskot Bunga 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/gallery-foto-lentera-persembahan-bunga.html
 

   

Si Maskot Perahu
Bajo 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/menafsir-wastu-seonggok-binantang.html





  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bom, Teror dan Kekerasan : Ancaman dan Kejahatan Terhadap Anak-anak Kita

2009-07-16 Terurut Topik andre andreas


kampanye u damai ibu pertiwi, selamatkan anak-anak kita!



bumbum bm... ?



Peradaban kita dipenjara kekerasan orang dewasa, kekerasan tatanan masyarakat, 
kekerasan negara 



Tidakkah ini adalah bumi air tanah tumbuh bayi-bayi mungil dengan tato sekujur
tubuh, dalam bedong ber-pisau sangkur. Hangat kepompong dalam proses
metamorfosis menjadi bentuk lain, kepribadian lain. Grek, gregek seperti
dengkur pasukan perang, pasukan tero tentara pembunuh .. mutan, monster... 
bayi-bayi
lelap dan jaga, anak-anak bermain, ditengah teror dan teror..



Harus kita lawan sekuat-kuatnya!



Bunga bukan Bom!



silah kunjung


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/bom-teror-dan-kekerasan-ancaman-dan.html



baca juga

Persembahan Bunga
Untuk Perempuan Tercantik : Dulu Buyung dan Upik Tak Gendong Kemana-mana, Kini 
Buyung
dan Upik Menggendong-gendong Bom, Teror, Kekerasan Kemana-mana?


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ekonomi Kerakyatan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

2009-07-14 Terurut Topik andre andreas


 



Dari Diskusi Konstitusi Hijau dan Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM dan SHI) 



Dani Setiawan-Ketua Koalisi Anti Utang

Dalam putaran pemilu 2009, wacana ekonomi kerakyatan kembali muncul dalam tema
kampanye yang diusung oleh partai politik maupun calon presiden. Tema ini 
sesungguhnya bukan hal baru dalam pentas
politik nasional. Perjuangan untuk meletakkan dasar-dasar pembangunan ekonomi
kerakyatan telah dimulai oleh para pendiri bangsa (founding leaders) untuk
mengganti sistem ekonomi kolonial di bawah penjajahan. Bahkan, lebih jauh
adalah memastikan pelaksanaan agenda-agenda ekonomi kerakyatan dalam kehidupan
berbangsa pasca kemerdekaan. Hingga saat ini, keyakinan akan terwujudnya sistem
ekonomi nasional, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian tetap menjadi cita-cita dan
tujuan jangka panjang dari penerapan demokrasi ekonomi atau ekonomi kerakyatan.
Landasan konstitusional sistem ekonomi kerakyatan adalah pasal 33 UUD 1945.



“dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh
semua untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. 
Kemakmuran
masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu,
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekluargaan. 
Bangun
perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.”



Berdasarkankan kalimat penjelasan pasal 33 UUD 1945 tersebut (yang sudah
dihapus oleh MPR melalui amandemen keempat tahun 2002) sangat jelas digambarkan
substansi ekonomi kerakyatan. Yang dalam garis besarnya menyangkut tiga hal:
Yaitu partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses produksi, menikmati
hasil-hasil produksi dan yang lebih penting adalah kegiatan pembentukan
produksi dan pembagian hasil produksi nasional tersebut harus berlangsung di
bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Unsur ekonomi
kerakyatan yang ketiga inilah yang mendasari perlunya partisipasi seluruh
anggota masyarakat dalam turut memiliki modal atau faktor-faktor produksi
nasional. Modal yang dimaksud adalah modal material (material capital),
modal intelektual (intelectual capital), dan modal institusional (institutional
capital).

 

Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/ekonomi-kerakyatan-dalam-pengelolaan.html

 







terbaru dari
lenteradiatasbukit :

 

Gerakan Kebudayaan
: Karya Grafis Sebagai Media Penyadaran dan Kampanye

Dari Ruang Grafis
Melawan Lupa : Pameran Media Kampanye Masyarakat Sipil Tentang Pelanggaran HAM
Masa Lalu



 http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/gerakan-kebudayaan-karya-grafis-sebagai.html

 

The Motorcycle Diary (Che Guevara) : Puitika Gerak,
Kecepatan dan Perubahan



 http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/gallery-foto-lentera-motorcycle-diaries.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahkamah Konstitusi : Peluang atau Ancaman Bagi Kedaulatan Rakyat

2009-07-13 Terurut Topik andre andreas






Silahkan mengikuti diskusi ini
selengkapnya (juga agar pandangan kawan-kawan yang terlibat diskusi bisa 
disimak lebh banyak orang) di

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/diskusi-mahkamah-konstitusi-dan.html


Ini adalah 2 komentar pendek di milis
temu-eropa atas posting saya Menjaga MK dan KPK dari Ancaman Pengebirian,
Pembunuhan! (saya juga mempostingnya ke milis ini, dan dapat ditengok pada 
akhir posting diskusi ini)





Gua sendiri berpendapat MK ini justru
harus ditinjau lagi kewenangannya. Sederhana saja: masak para hakim yang tidak
dipilih rakyat ini bisa membatalkan keputusan parlemen yang dipilih rakyat. 
Demokrasi
macam apa itu?

-Coen



Saya pikir, pendapat sdr. Coen ini benar juga.

Barangkali itu yang orang bilang Democrazy. Ya nggak?

YT Taher



Dalam posting Menjaga MK dan KPK dari Ancaman Pengebirian, Pembunuhan! saya
merekomendasikan miliser untuk mencermati artikel yang ditulis Yance Arizona
mengenai kajian atas putusan MK tentang Kuasa Negara atas SDA. Saya melihat
artikel ini sangat relevan dengan persoalan besar yang dihadapi oleh negeri
ini, yakni ancaman terhadap kontrak politik dan kontrak sosial yang bernama
Konstitusi, ancaman neoliberalisme atas sendi-sendi berbangsa dan bernegara. 



Dan di dalam sistim kenegaraan kita MK adalah benteng terpenting penjaga amanah
konstitusi. Jangan sampai MK dikebiri dan diobok-obok! Jangan sampai MK dibunuh
dalam sistem kenegaraan kita.



Atas komentar kedua kawan ini saya mempostingkan kembali respon balik sbb :



Pasal 18 UU No 24 tahun 2003 tentang MK menyebutkan (1) Hakim konstitusi
diajukan masing-masing 3 (tiga) orang oleh MahkamahAgung, 3 (tiga) orang oleh
DPR, dan 3 (tiga) orang oleh Presiden, untuk ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.



Memang hanya 3 orang hakim konstitusi yang dipilih oleh DPR (hasil pilihan
rakyat), selebihnya 3 orang oleh Presiden (presidennya kini juga dipilih
langsung oleh rakyat) dan 3 oleh MA.



Demikianlah Bung Coen, dan faktanya juga UU No 24 ini bikinan DPR hasil pilihan
rakyat juga.



Bung Taher, kalau memang ini dianggap democrazy barangkali ini tidaklah totally
democrazy.



Bagaimanapun juga inilah mekanisme kenegaraan yang bisa dimanfaatkan oleh
rakyat untuk menghadang UU yang melanggar konstitusi, itulah yang dilakukan
aliansi gerak lawan dan berbagai elemen organisasi atau individu ketika
mengajukan gugatan.



Terbukti gerakan sosial atau gerakan rakyat selalu gagal menghadang UU yang
'bermasalah' (dan juga bertumbangan pula dalam perjalanannya menjadi caleg atau
berparlemen). Tapi peluang tetap terbuka melalui mekanisme MK ini, walau
mungkin kecil saja.


Komentar Coen



Bung Andreas,

Kekalahan gerakan sosial kan bukan menjadi alasan untuk memelihara anak macan
(MK) begini. Kekalahan gerakan sosial dalam memajukan UU pro-rakyat dan
ketidakmampuannya membendung UU reaksioner, itu satu soal. Tapi, keberadaan MK
ini, soal lain. Siapa coba yang ngontrol MK ini, kecuali oligarki? Dan oligarki
itu mmg ada di parlemen, di MA, juga di kantor kepresidenan. Juga, ketika MK
membatalkan keberadaan KKR, apakah itu mnguntungkan bagi gerakan sosial?

-Coen


Komentar Yance Arizona



Bang Andreas,



MK hadir atas pertimbangan dan tanggapan atas perkembangan kehidupan bernegara.
Beberapa diantaranya, Pertama impeachment Presiden Gusdur yang berlangsung
secara politik, bukan atas dasar dan melalui prosedur hukum. Kedua, Pembubaran
Partai atau Kelompok tertentu yang tidak disukai oleh pemerintah pada masa Orde
Baru. Ketiga, UU yang tidak memihak kepada masyarakat dan bertentangan dengan
konstitusi. Keempat, Eksekutif yang terlalu terlalu kuat sehingga memberi ruang
kepada otoritarianisme. Untuk itu diperlukan check and balances.



Oleh karena itu, sampai saat ini kewenangan MK ada 4 dan ditambah satu
kewajiban; (a) Menguji undang-undang terhadap UUD 1945; (b) Memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945; (c)
Memutus pembubaran partai politik; dan (d) Memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum; dan (e) memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya,
atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.



Banyak putusan MK yang kontroversial. Beberapa putusan dianggap berpihak kepada
masyarakat seperti putusan yang membolehkan eks PKI untuk ikut berkompetisi
dalam pemilu, Pembatalan UU Ketenagalistrikan, Warga bisa ikut memilih dengan
KTP dan Paspor dll. Tapi ada putusan lainnya yang kontrovesial, misalkan
tentang KKR, Pilkada Langsung, UU Sumberdaya Air, UU Penanaman Modal dll. Tapi
tetap ada harapan yang baik dari institusi ini. Apalagi bila kita bandingkan
dengan Pengadilan konvensional.



Soal 9 orang membatalkan keputusan parlemen dalam satu sisi bisa dilihat
sebagai penyangkalan terhadap kedaulata

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Menafsir Wastu : Seonggok Binatang Ekonomi / Manusia Seutuhnya

2009-07-12 Terurut Topik andre andreas
Dari Ruang Pamer
Keramik Aries BM, Menafsir Wastu (bagian 1) 

16-23 Juni 2009
Bentara Budaya Jakarta 

semoga bermanfaat. salam 




Wastu : bangunan
ruang hidup yang lengkap, menyeluruh, hakiki, sejati dan melingkupi. 

   

Manusia
mengidentifikasikan dirinya berada dan menjadi ruang itu sendiri bersama dengan
ideologi ruang, sejarah ruang, identitas ruang, rasa berkomunikasi , kesadaran
wilayah, kemanusiawian, beserta unsur-unsur material yang lain. Dengan demikian
konsep wastu menuntut kearifan manusia sebagai faktor penyebab dalam
keberlangsungan ruang hidup. 

   

(Albertus
Rusputranto Ponco Anggoro, pegiat forum pinilih dan pengajar di program studi
seni rupa murni ISI Surakarta) 

   

Bagi saya
kembara, kelana, perjalanan adalah perbendaharaan kata yang tak pernah lekang
mengeledakan hasrat dan hati. Perjalanan, pencarian, penemuan diri dalam ruang
dan waktu. Biduk atau perahu barangkali analogi yang cocok menggambarkan hasrat
hati ini. Biduk itu tidak saja membelah laut di samudera luas, tetapi juga di
dunia dalam, dalam batin biduk terus bergerak dan bergulat.  

   

Perahu pada suku
Bajo adalah rumah dan bagian integral ruang hidup, ruang laut yang diakrabinya.
Maka analogi perahu dan sarang lebah, rumah adat hingga kota adalah kesatuan
ruang dan waktu dimana kita mengolah kemanusiaan kita, mencari dan menemukan
sebenar-benarnya manusia. Tentunya didalamnya mengandung pola relasi yang
rumit, antara diri dan manusia lainnya, manusia dan makluk hidup lainnya,
manusia dan alamnya dan pada akhirnya manusia dan penciptanya. 

   

Lebih jauh memperbincangkan ruang hidup, manusia dalam ruang
dan waktu, kita dihadapkan pada dua pilihan. Apakah ruang hidup, ruang dan
waktu yang kita jalani adalah ruang waktu yang bergegas dalam kontrol dan
kendali modal, ruang waktu instumental untuk sekadar numpang ngombe (numpang
minum/hidup) di dunia yang fana ini, pesona gaya hidup yang dekaden atau pola
relasi transaksional, kasarnya ruang dan waktu yang memaksa kita menanggalkan
kemanusian jadi onggokan angka statistik, binatang ekonomi atau mesin
(produksi) ekonomi dan konsumen semata. Sapi perahan, domba korban ketamakan
segelintir orang. 

   

Ataukah kita masuk menjalani, menghidupi dimensi ruang waktu
yang lebih manusiawi dan juga transenden. Hidup berlawan atas penjara-penjara
kesewenangan manusia lainnya. Bila yang kedua menjadi pilihan, maka marilah
kita menjawab ajakan Aries B.M untuk menafsir wastu melalui puluhan karya-karya
keramiknya dan kemudian menghidupinya.

   

Untuk artikel dan
dokumentasi foto selengkapnya silah kunjung 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/menafsir-wastu-seonggok-binantang.html
 

   

   

simak juga 

   

Pemanasan Global
: Melampaui Politik dan Ekonomi Yang Membusuk 

Dari Ruang Pamer
Seni Rupa Gasing dan Yoyo 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/komidi%20putar 

   

Defacement :
Deformasi Atas Ekspresi Manusia Beradab 

Dari Ruang Pamer
Teguh Ostenrik 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/defacement-teguh-ostenrik-deformasi.html
 

   

Menunggu Aba-aba : Bayi Bertato, Kepompong dan Pisau Sangkur

Dari Ruang Pamer Haris Purnomo

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/menunggu-aba-aba-bayi-bertato-kepompong.html


 

I See Indonesia : Kitab Rupa Untuk Kebangkitan IndonesiaDari Ruang Rupa
Grafis Ayip 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/e-book-i-see-indonesia-karya-karya.html





  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Menjaga MK & KPK dari Ancaman Pengebirian dan Pembunuhan.

2009-07-09 Terurut Topik andre andreas
Kawan-kawan saya merekomendasikan anda membaca  artikel menarik yang ditulis 
oleh Yance Arizona terkait Kajian atas Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang 
Kuasa Negara Atas Sumber Daya Alam (SDA).  Judulnya Konstitusi Dalam Intaian 
Neoliberalisme; Konstitusionalitas Penguasaan Negara Atas Sumberdaya Alam Dalam 
Putusan Mahkamah Konstitusi. 

Menurut saya artikel ini sangat relevan dengan persoalan besar yang dihadapi 
oleh negeri ini, yakni ancaman terhadap kontrak politik dan kontrak sosial yang 
bernama Konstitusi, ancaman neoliberalisme atas sendi-sendi berbangsa dan 
bernegara. Dan di dalam sistim kenegaraan kita MK adalah benteng terpenting 
penjaga amanah konstitusi. Jangan sampai MK dikebiri dan diobok-obok!  Jangan 
sampai MK dibunuh dalam sistem kenegaraan kita. 

Saya juga ingin mengingatkan bahwa KPK juga merupakan benteng penting untuk 
melawan pengurasan kekayaan alam dan pengebirian pelayanan publik di 
sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. Di sektor  ini jugalah 
berputar dana panas yang melimpah sumber KKN.

silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/lawan-neoliberalisme-kajian-putusan.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: Membumikan Percakapan tentang Neoliberalisme

2009-07-07 Terurut Topik andre andreas
NEOLIBERALISME DAN PENGALAMAN INDONESIA 


Anto Sangaji 

   

(publikasi
atas ijin penulisnya)



PENGANTAR

NEOLIBERALISME, sering dipertukarkan dengan fundamentalisme pasar (market
fundamentalism) (Stiglitz, 2006:576), menjadi kata yang populer saat ini. 
Menjelaskannya
tidak mudah, tetapi kalau ada kata lain yang bisa dipakai untuk menggantikannya
agar mudah dipahami secepat kilat, maka pilihannya mungkin jatuh pada kata
‘kemerdekaan’ atau ‘kebebasan’ (freedom). Ada alasannya, karena Milton
Friedman, penerima nobel tahun 1976 dan penulis buku ‘Capitalism and Freedom,’
yang dianggap salah seorang penggagas ide-ide neoliberalisme, menjadikan
freedom sebagai hal paling pokok dalam gagasan-gagasannya. Di buku tersebut,
dia menandaskan bahwa kemerdekaan ekonomi adalah keharusan menuju kemerdekaan
politik (Friedman, 1962). 



Tetapi freedom adalah kata yang mengundang banyak tafsir, tergantung siapa yang
menafsirkan. Seperti kata Matthew Arnold ‘freedom is a very good horse
to ride, but to ride somewhere’ (dikutip oleh Harvey , 2005:6). Ketika di tahun 
2005,
sekelompok kelas menengah terpelajar di Jakarta ,
misalnya, memanfaatkan ruang terbuka reformasi, dengan bebas memasang iklan
mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, sebuah program di bawah
payung neoliberalisme. Itu adalah freedom, bukan karena beberapa orang di
antara mereka adalah aktivis ‘Freedom Institut,’ tetapi itulah contoh sederhana
apa itu kemerdekaan berpendapat, tergantung siapa yang melakukannya. 



Sebaliknya, seperti dilaporkan Pos Kota, dengan cara berbeda, 10/5/2008,
Jamaksari, seorang buruh tani dengan kerja serabutan, warga Kampung Kemanisan
RT 03/02, Desa Kebuyutan, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang Banten, secara
‘bebas’ pula memilih gantung diri dengan tali plastik, yang diikat di dahan
pohon petai, di kebun milik warga setempat. Sehari sebelumnya, dia berkeluh
kesah kepada para tetangga, bahwa ia sangat terpukul dengan rencana pemerintah
menaikkan harga BBM (dikutip oleh Arismunandar 2008). Kasus Jamaksari
kemungkinan hanya puncak gunung es dari maraknya kasus-kasus bunuh diri yang
marak terjadi menyusul kebijakan-kebijakan neoliberal. VHR Media.com (2007) 
melaporkan bahwa antara 2005
dan 2007 terdapat sekitar 50,000 orang Indonesia bunuh diri karena kemiskinan
dan himpitan ekonomi. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti A
Prayitno dalam laporan tersebut menyebut kemiskinan yang terus bertambah,
mahalnya biaya sekolah dan kesehatan, serta penggusuran sebagai faktor
penyebab. Di sini, freedom juga muncul dalam wajah lain, yakni tidak bebas dari
rasa lapar. 



Cerita seperti ini perlu dihadirkan untuk membawa percakapan tentang
neoliberalisme tidak mengawang-awang dan elitis, tetapi turun ke bumi dengan
contoh-contoh lapangan yang konkret. Tulisan ini lebih memusatkan perhatian
pada pokok-pokok pikiran neoliberalisme dan kritik-kritik terhadapnya, gambaran
ringkas tentang sejarah kelahiran paham ini sampai masuk ke dalam kekuasaan dan
pengalamannya di Indonesia. 

   

selengkapnya 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/07/gallery-foto-lentera-meditasi-padi.html
serial 
lawan-neoliberalismehttp://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/lawan-neoliberalisme





  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Neoliberalisme Biang Kerok Globalisasi Kemiskinan dan Ketimpangan

2009-06-25 Terurut Topik andre andreas








Pendukung
Neoliberalisme = Pendukung Genosida. Neoliberalisme Memang Menjijikan!!! (Bagian
Pertama)

 

Neoliberalisme
membunuh sama kejamnya dengan Nazisme Hitler. Noeliberalisme membunuh secara
massif, perlahan dan sistimatis, sedangkan Nazisme Hitler membunuh secara
massif, cepat dan sistimatis. Keduanya hakekatnya adalah KEJAHATAN  HAM BERAT 
GENOSIDA.

 

Ketika
Neoliberalisme semakin dominan, fakta menunjukkan globalisasi kemiskinan dan
ketimpangan semakin menggila pula. Korporasi-korporasi besar dan golongan elit
telah menjadi semakin kaya raya sementara 
kaum miskin semakin terpuruk dan termiskinkan bahkan hingga menderita
kelaparan dan masalah kesehatan kronis yang mematikan. Mewabah bak pendemi.

 

Karenanya jangan
heran bahwa dalam 10 tahun masa reformasi ini (ketika penetrasi neoliberalisme
semakin meluas melalui IMF, Bank Dunia, ADB, USAID serta korporasi
multinasional,  dll) kemiskinan dan
ketimpangan semakin meluas dan mendalam. Jangan heran pula dengan kekayaan yang
dimiliki oleh elit politik dan/yang sekaligus adalah elit ekonomi, kelas
penguasa-borjuasi  yang menjadi
komprador/antek kepentingan rezim ekonomi global. 

 

Catatan tentang
Kampanye Neoliberalisme Memang Menjijikan!

 

"Ketika
menjadi terbuka maka kekerasan lebih menunjukkan wajah pornografi dan dengan
itu lebih membangkitkan rasa jijik daripada rasa takut." Ini adalah
petikan dari buku Daniel Dakhidae Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde
Baru. Daniel menuliskan teks ini sebagai kesimpulan atas perubahan psikologis
masa ketika akhirnya secara telanjang menyaksikan kekerasan negara melalui
testimoni para aktivis korban penculikan. 

 

Dengan memetik
Daniel saya hendak mengajak sebanyak mungkin orang yang perduli untuk mendorong
lahirnya momentum perubahan psikologi publik sehingga menjadi paham tentang
neoliberalisme sebagai satu bentuk formasi kapitalisme dan rezim kekuasaan yang
mendukungnya. Lantas menjadi jijik dan muak. 

 

Dalam kasus yang
dideskripsikan oleh Daniel saya melihat bahwa momentum testimoni para aktivis
korban penculikan dan penyiksaan, telah mebangkitkan kemarahan publik yang
berkontribusi para pembesaran perlawanan hingga tumbangnya Soeharto. Dan saya
melihat ketika para capres-cawapres bersilat lidah menolak dirinya dicap
pendukung neoliberalisme atau mendaku penentang neoliberalisme, maka lahir  
kesempatan tersembunyi bahwa ini akan menjadi
senjata makan tuan. Bahwa tipu daya ini akan terbongkar, ketika janji-janji
tinggal omong kosong. Ketika rezim semakin masif menggunakan kekerasan untuk
melancarkan agenda neoliberalisme, menggunakan kekerasan untuk menghdang
perlawanan buruh, tani, nelayan, kaum miskin kota, pemuda-pelajar. Ketika
rakyat menjadi muak dan jijik, melampui rasa takutnya.

 

Mari terus
gulirkan sehebat-hebat debat dan propaganda anti-neoliberalisme di panggung
politik nasional, dan jangan ragu tudingkan jari anda pada semua elit politik
dan/sekaligus elit ekonomi yang menjadi komprador/antek kepentingan rezim
neoliberalisme/kapitalisme global. 

 

Pada akhirnya
dibolak-balik neoliberalisme dan para jenderallah yang akan menjadi pemenang
pilpres 2009 ini. 

 

 

 

 

Perjalanan
perekonomian Indonesia selama 64 tahun ini justru lebih tepat disebut sebagai
sebuah proses transisi dari kolonialisme menuju neo-kolonialisme. Proses
transisi itulah antara lain yang menjelaskan semakin terperosoknya  
perekonomian Indonesia ke dalam  penyelenggaraan agenda-agenda neoliberal……

 

Revrisond Baswir 

 

 

Tak perlu sedu
sedan itu (begitu kata chairil anwar), mari bersatu, bersarekat, berlawan,
Tegakkan Kembali Proklamasi - Merdeka 100 Persen.

 

-

 

Globalisasi
Kemiskinan dan Ketimpangan Dalam Fakta dan Angka

(angka-angka dari
berbagai sumber yang kompeten termasuk lembaga-lembaga di jantung
neoliberalisme)

 

Sumber : Edisi Indonesia Buku Does Globalizations Help
the Poor? A Special Report By The International Forum on Globalization, 2001
yang diterbitkan oleh Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.

 

Globalisasi tampaknya kian memperbesar kemiskinan dan
ketimpangan Biaya-biaya untuk penyesuaian demi keterbukaan yang lebih besar
ditanggung sepenuhnya oleh kaum miskin, berapa pun lamanya waktu penyesuaian
itu berlangsung

 

- Bank Dunia, The Simultaneous Evolution of Growth and
Inequality, 1999

 

Pasang naik
gelombang perekonomian global akan menciptakan banyak pemenang di bidang
ekonomi tetapi tidak akan mampu ”mengangkat semua perahu”... [Pasang naik
gelombang itu] justru akan menimbulkan pertentangan, baik di dalam maupun di
luar negeri. Disamping, juga semakin memastikan munculnya kesenjangan antara
para pemenang dan yang kalah di tingkat regional yang bahkan lebih besar
daripada yang ada dewasa ini... Evolusi (globalisasi) akan semakin tidak
menentu. Ia ditandai oleh volatilitas keuangan yang kronis dan jurang pemisah
yang kian melebar di bidang ekonomi... Berbagai wilayah, negara dan kelompok
yang merasa tertinggal jauh di belakang akan menghadapi 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Diskusi Publik JURNAL BERSATU : Neoliberalisme dan Apa Solusinya?

2009-06-22 Terurut Topik andre andreas
JUrNAL
bErSaTu 



Jl.
Kramat Sawah IV No. 26, Paseban, Senen, Jakarta Pusat 10440 ,
 IndonesiaTelp. +62-021-3917317, Email: reda...@jurnalbersatu.or


   



Hal  : Undangan
Diskusi Publik  

Lamp.  : Kerangka
Acuan (TOR) Diskusi 

   

Kepada Yth. 

Kawan-kawan sekalian    

di  

Tempat 

   

   

Salam pembebasan, 

   

Berkenaan dengan akan diselenggarakannya diskusi publik Jurnal Bersatu 
bekerjasama dengan LBH
Jakarta, dengan tema "Neoliberalisme dan Apa Solusinya?" pada: 

   

Hari/Tanggal   :
Rabu, 24 Juni 2009 

Waktu :
Pukul 13.00 – 17.00 WIB 

Tempat    :
LBH Jakarta 

      Jl. Diponegoro No. 74, Jakarta Pusat 
10320 

Dengan Pembicara  : 

1. Bonnie Setiawan (Institute for Global Justice)Mengidentifikasi capres dan
cawapres yang neoliberal dan anti-neoliberal―apabila yang terakhir ini memang
ada―, salah satunya dengan cara melihat rekam jejak para capres dan cawapres
ini.
 




2. Irwansyah (Perhimpunan Rakyat Pekerja dan
Pengajar FISIP UI)Mendeskripsikan apa itu
neoliberalisme, apa hubungannya dengan kapitalisme, apa solusi makro terhadap
neoliberalisme dan bagaimana strategi dan taktik untuk mewujudkan solusi
tersebut.  
3. Rahmat
(Aliansi Gerakan Reforma Agraria) 

Mendeskripsikan praktek-praktek
neoliberalisme di sektor agraria, ongkos-ongkos sosial-ekonomi dan lingkungan
hidup yang harus ditanggung oleh kaum tani akibat berbagai praktek
neoliberalisme, dan apa solusi terhadap neoliberalisme di sektor agraria.



4. Nining Elitos (Kongres Aliansi Serikat
Buruh Indonesia)Mendeskripsikan praktek-praktek
neoliberalisme di sektor perburuhan, ongkos-ongkos sosial-ekonomi yang harus
ditanggung oleh kaum buruh akibat berbagai praktek neoliberalisme, dan apa
solusi terhadap neoliberalisme di sektor perburuhan.
5. Risma (Solidaritas Perempuan) 

Mendeskripsikan praktek-praktek
neoliberalisme di sektor perempuan, ongkos-ongkos sosial-ekonomi yang harus
ditanggung oleh kaum perempuan akibat berbagai praktek neoliberalisme, dan apa
solusi terhadap neoliberalisme di sektor perempuan. 
 

Kami mengundang kawan-kawan untuk berpartisipasi di dalam
diskusi ini. Adapun rincian dari diskusi ini bisa dilihat dalam kerangka acuan
(TOR) diskusi yang kami lampirkan bersama surat undangan ini.  

   

Sebelum dan sesudahnya, kami ucapkan terima kasih banyak. 

   

Jakarta, 19 Juni 2009, 

   

Salam hangat, 

   

Mohamad Zaki Hussein; Andreas Iswinarto; Budi Wardoyo 

   

   

Kerangka Acuan (TOR) Diskusi 

Neoliberalisme dan Apa Solusinya? 

   

   

Saat ini, menjelang Pemilihan Presiden, neoliberalisme
ramai diperbincangkan di ruang publik. Fenomena ini patut disambut dengan suka
cita sekaligus curiga. Kita bersuka cita, karena wacana yang tadinya hanya
beredar di kalangan aktivis dan akademisi, pada akhirnya bisa masuk ke dalam
perdebatan publik. Tetapi kita juga curiga, karena yang membawa wacana ini ke
dalam perdebatan publik adalah para elit politik, yang biasanya memiliki 
kepentingan
pribadi tertentu. Oleh karena itu, adalah penting bagi kita untuk memiliki
pemahaman yang jernih tentang neoliberalisme, agar tidak mudah termakan oleh
retorika para elit, yang kemungkinan besar hanya menggunakan wacana ini untuk
mencitrakan dirinya sebagai ”kerakyatan” demi Pemilihan Presiden mendatang.
Terkait dengan hal itu, setidaknya ada lima tema penting mengenai
neoliberalisme yang perlu dibahas, yaitu: 

   

Apa
Sebenarnya Neoliberalisme Itu dan Apa Solusinya?  

   

Makna dominan dari neoliberalisme yang ada sekarang ini
tampaknya hanya merujuk kepada wacana dan kebijakan ”pasar bebas” serta para
penyokongnya, sehingga kesan yang tercipta, neoliberalisme itu seakan-akan
hanya persoalan pasar bebas. Tetapi betulkah demikian? Betulkah neoliberalisme
itu hanya merupakan persoalan pasar bebas, atau jangan-jangan ia merupakan
ekspresi dari sesuatu yang lebih mendalam, seperti kapitalisme dan kepentingan
kelas yang berkuasa di dalamnya? Jawaban terhadap pertanyaan ini bisa memiliki
implikasi politik yang berbeda. Kalau neoliberalisme dianggap hanya sebagai
persoalan pasar bebas, maka solusinya bisa hanya berupa regulasi-regulasi saja,
tetapi kalau neoliberalisme dianggap sebagai ekspresi dari kapitalisme pada
fase tertentu, maka bisa jadi pokok persoalannya adalah kapitalisme dan
solusinya adalah mengganti kapitalisme dengan sistem sosial lain yang lebih
manusiawi. 

   

Terkait dengan pembahasan tentang apa itu neoliberalisme,
perlu juga dibahas alternatif dari neoliberalisme. Kritik terhadap struktur
sosial yang menindas harus diikuti dengan pencarian kemungkinan untuk merubah
dan melawannya. Di sini, perlu dibahas wacana-wacana yang ditawarkan oleh
berbagai pihak sebagai alternatif dari neoliberalisme, seperti wacana ”ekonomi
kerakyatan” yang ramai digembar-gemborkan sekarang ini, wacana ekonomi
konstitusi yang diangkat oleh sebagian kalangan gerakan, dan wacana sosialis

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Di Bawah Ancaman Fundamentalisme Pasar dan Agama!

2009-06-18 Terurut Topik andre andreas








Bagi saya artikel
Herry Priyono Agenda Indonesia : Sebuah Bangsa hanya Dibentuk dengan Sengaja
adalah ajakan  untuk  merenungkan kembali sedalam-dalamnya,
sekuat-kuatnya, sedasyat-dasyatnya makna menjadi Indonesia, bangsa, ‘nation’. 

Membaca kembali proses penemuan Indonesia sebagai sebuah bangsa, Indonesia
sebagai sebuah negara oleh pendiri republik ini. Membaca kembali proses terus
menerus  menjadi Indonesia hingga zaman
ini ketika kita diperhadapkan  dua faktor
besar yang menandai cuaca sejarah dewasa ini, dua ancaman besar,
fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar (neoliberalisme yang menjijikan
itu). 

Terpenting bagi saya kemudian adalah bertindak sedalam-dalamnya, sekuat-kuatnya,
sedasyat-dasyatnya melawan fundamentalisme pasar  dan fundamentalisme agama 
sebagai ancaman terbesar bangsa yang plural ini, rumah Indonesia. Patut dicatat 
kedua fundamentalisme ini mungkin saja bersekutu secara terbuka atau di bawah 
tangan. Dan kedua fundamentalisme ini untuk memaksakan absolutisme kebenaran 
yang diklaimnya, tidak saja bertumpu pada strategi hegemoni, tetapi juga 
dominasi. Menggunakan sarana kekerasan dan militer-paramiliter sebagai 
aparatusnya. 

salam pembebasan



andreas iswinarto
Peace, Justice and Love. 

Artikel B.
Herry-Priyono** Agenda Indonesia : Sebuah Bangsa hanya Dibentuk dengan
Sengaja  ini disampaikan saat  Kongres Pancasila 2009, yang diselenggarakan
oleh Universitas Gadjah Mada dan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, di
Jogjakarta tanggal 30 Mei – 1 Juni 2009. 

 

** Pengajar pada
Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, untuk
matakuliah Filsafat Ekonomi, Ekonomi-Politik, Filsafat Ilmu-ilmu Sosial, Teori
Sosial, dan masalah Globalisasi; PhD London School of Economics (LSE).

 

Untuk link
artikel Herry Priyono dan 30 serial artikel Neoliberalisme (Fundamentalisme
Pasar) Sungguh Menjijikan, silah kunjung

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/lawan-neoliberalisme




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] SOS Pemanasan Global : Melampaui Sistem Politik dan Ekonomi Hari Ini

2009-06-17 Terurut Topik andre andreas


 

Catatan dari
pameran Komedi Putar (Seni Rupa Gasing) dengan garapan tema Politik dan Pemilu  
(juga kepedulian atas persoalan pemanasan global yang terselip diantara karya 
bertemakan politik-pemilu), diadakan oleh Bentara Budaya Jakarta tanggal 19-31 
Mei 2009.
Mohon maaf untuk teror yang satu ini...


Bumi tua itu makin padat, panas, dan rusak.
Mungkinkah bumi akan berhenti berputar seperti gasing yang berhenti berputar? 
Begitulah
pesan yang ingin didesakkan Anggar Prasetyo dalam karya rupa gasingnya
"Global Warming". 




Keserakahan harus segera  dihentikan.
Neoliberalisme dan fundamentalisme pasar harus dipaksa lengser. Bumi cukup
untuk semua orang tetapi tidak untuk keserakahan segelintir orang begitu kata
Mahatma Gandhi. 

Pilihan kita adalah langgengnya kehidupan bukan kematian
berkelanjutan.



Adakah komedi putar pemilu dan politik yang mempermainkan dan menghina rakyat
(artinya menghina ibu bumi, membunuh ibu kehidupan) akan terus dilanjutkan? 



Barangkali jawabnya sederhana kembali ke akar dan keseimbangan. Seperti gasing
yang dahulu hidup di dalam tradisi berbagai kelompok masyarakat di Nusantara. 
Bukan
sekedar permainan tetapi yang utama adalah produk kebudayaan. Ia adalah penanda
kesadaran kosmologi tentang pertanian, kesuburan tanah dan daya hidup matahari
(reproduksi alam dan manusia). 



Kita harus berpikir dan bertindak melampaui praktek politik kekuasaan (demi
kekuasaan) dan praktek ekonomi (keserakahan demi akumulasi kekayaan segelintir
orang sebagai kebajikan) hari ini? Maaf kata, kita harus melampaui komedi Capres
dan Cawapres yang manggung hari ini!

 

Selengkapnya untuk karya-karya seni rupa gasing dan yoyo

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/komidi%20putar




baca juga artikel
Herry Priyono terkait Indonesia di Bawah Ancaman Fundamentalisme Pasar dan
Fundamentalisme Agama serta serial 29 artikel Neoliberalisme Memang Menjijikan.
Silahkan kunjungi link-linknya di

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/lawan-neoliberalisme




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book-Menjala Ikan Terakhir, Tsunami Agraria, Saatnya Korban Bicara

2009-06-08 Terurut Topik andre andreas








Menjala Ikan Terakhir : Fakta Krisis di Laut Indonesia, Tsunami Agraria dan  
Saatnya Korban Bicara dll
Seized : Perampasan Tanah untuk Ketahanan Pangan dan Keuangan 2008

 

”Kejahatan hanya akan dapat teratasi dengan mengenalnya.
Demikian pula hal-nya dalam memberantas kejahatan perikanan, dalam hal ini
praktek perikanan ilegal. Untuk itulah buku ini kami hadirkan, semoga dapat
menjadi pengetahuan dan membangun kesadaran. Meletakkan potensi kelautan
nasional, sebagai dasar pijak membangun optimisme untuk bangkit dari segala
keterpurukan dan ketertinggalan.” Chalid Muhammad (dalam kata pengantar)  

 

Data
pemeritah menunjukkan bahwa “keterangkutan” sumberdaya perikanan laut setiap
tahunnya belum melebihi angka 58 persen. Kondisi ini sekaligus menggambarkan
bahwa sumberdaya perikanan di laut Indonesia sesungguhnya masih kaya,
Setidaknya terdapat sekitar 42 persen potensi perikanan yang belum tergarap.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan situasi berbeda. Keluhan para nelayan
yang sulit menemukan dan mendapatkan ikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,
ibarat wabah penyakit yang melanda nelayan Indonesia. Selain itu, kurangnya
kebutuhan bahan baku
untuk kegiatan industri perikanan dalam negeri juga menjadi masalah baru yang
sering terjadi akhir-akhir ini. Pertanyaan sederhananya, benarkah ikan di
perairan Indonesia
masih ada?. Buku ini mencoba untuk mengemukakan fakta kekinian yang menunjukkan
kenyataan tentang krisis ikan di Indonesia. Konsumsi ikan nasional,
volume ekspor ikan nasional, serta volume tangkapan ikan dari praktek perikanan
ilegal (illegal fishing) yang tidak dilaporkan (unreported) adalah bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari praktek penghisapan sumberdaya perikanan nasional.
Lebih buruk lagi, berbagai persoalan di atas tidak pernah diletakkan sebagai
bagian penting dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan perikanan 
nasional.

 

 

Penulis :

Riza Damanik

Suhana

Budiati Prasetiamartati

 

Penerbit :

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia 2008

 



silahkan unduh disini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/06/e-book-fakta-krisis-perikanan-di-laut.html

 



E-Book.
Seized : Perampasan Tanah untuk Ketahanan Pangan dan Keuangan 2008 

 

Saat ini krisis pangan dan finansial, keduanya, menjadi
pemicu terjadinya perampasan lahan secara global. Di satu sisi, pemerintahan
negara yang rentan pasokan pangannya

dan menggantungkan kebutuhan pangan penduduknya pada impor melakukan perampasan
lahan pertanian secara besarbearan di luar negeri untuk kebutuhan produksi
mereka sendiri. Sementara di sisi lain, perusahaan pangan dan investor swasta,
yang rakus akan keuntungan di saat terjadi krisis bekepanjangan, melihat
investasi atas lahan pertanian di luar negeri sebagai sebuah sumber utama
keuntungan yang baru. Alhasil, lahan pertanian yang subur sedikit demi sedikit
telah menjadi milik swasta dan terpusat. Jika tak dikendalikan, perampasan
lahan pertanian yang dilakukan secara global ini akan berdampak pada
berakhirnya model pertanian skala kecil dan kehidupan pedesaan di banyak tempat
di seluruh dunia.





INDIES bekerjasama dengan GRAIN menerbitkan
briefing paper berjudul "Seized; tentang Perampasan Tanah untuk Ketahanan
Pangan dan Keuangan 2008".

 

Silah unduh disini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/e-book-seized-perampasan-tanah-untuk.html

 
E-Book Saatnya Korban Bicara “Menata Derap Merajut Langkah”



Jaringan Relawan Kemanusiaan, Jaringan Soplidaritas Korban Untuk
Keadilan, TIFA 2009; xxiv + 200 hlm, kumpulan tulisan pelanggaran HAM
masa lalu



Pengantar : I.Sandyawan Sumardi 
Prolog: Usman Hamid 
Epilog: Maria Hartiningsih

DAFTAR ISI
Pengantar
Prolog
Munir, Cahaya yang Tidak Pernah Padam (Suciwati)
Fatamorgana di Negeri Jiran (Yunita Rohani)
Jalan Panjang di Tanjung Duren (Suparmi)
Menjaga Damai di Poso (Netty Kalengkongan)
Kesetiaan Seorang Guru (Nurlela)
Yun Hap, Gugur Bersama Rakyat (Ibu Ho Kim Ngo)
Wawan, Tragedi Demi Tragedi (Arief Priyadi)
Saya Ingin Bertemu Wiranto (Mohammad Sani)
Katakan, Di Mana Mereka? (Mugiyanto)
Tukang Becak dan Wisanggeni (Christina Widiantarti, S.H)
Horor di Pagi Berkabut (Purwoko)
Tanjung Priok, Sebuah Perjalanan Pencarian Diri (Muhammad Daud Berueh) 
Piala Untuk Ayah (Lita BM)
Pembantaian Massal dalam Memori (Bedjo Untung) 
Epilog 

silah unduh disni 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/e-book-saatnya-korban-bicara-menata.html





 

silah juga kunjung kumpulan e-book di lentera

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/E-Book

 

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] E-Book Seized : Krisis Kapitalisme dan Perampasan Tanah

2009-06-07 Terurut Topik andre andreas




 



Krisis pangan dan krisis finansial (krisis kapitalisme!)
memicu peningkatan laju perampasan lahan secara global, gerakan tani dan agraria
menghadapi tantangan yang lebih berat. Berakhirnya model pertanian skala kecil
dan kehidupan pedesaan di banyak tempat di seluruh dunia, tinggal menunggu
waktu?

 

Silah simak terbitan Seized : Perampasan Tanah untuk Ketahanan
Pangan dan Keuangan 2008 yang diterbitkan INDIES
bekerjasama dengan GRAIN. 

 

Bisa diunduh disini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/e-book-seized-perampasan-tanah-untuk.html

 

salam pembebasan

andreas

 

Pengantar

 

Saat ini krisis pangan dan finansial, keduanya, menjadi
pemicu terjadinya perampasan lahan secara global. Di satu sisi, pemerintahan
negara yang rentan pasokan pangannya

dan menggantungkan kebutuhan pangan penduduknya pada impor melakukan perampasan
lahan pertanian secara besarbearan di luar negeri untuk kebutuhan produksi
mereka sendiri. Sementara di sisi lain, perusahaan pangan dan investor swasta,
yang rakus akan keuntungan di saat terjadi krisis bekepanjangan, melihat
investasi atas lahan pertanian di luar negeri sebagai sebuah sumber utama
keuntungan yang baru. Alhasil, lahan pertanian yang subur sedikit demi sedikit
telah menjadi milik swasta dan terpusat. Jika tak dikendalikan, perampasan
lahan pertanian yang dilakukan secara global ini akan berdampak pada
berakhirnya model pertanian skala kecil dan kehidupan pedesaan di banyak tempat
di seluruh dunia.





kontak :

Syamsul Ardiansyah

Institute for National and Democracy Studies

Jalan Mampang Prapatan XIII RT 03 RW 03 Nomor 03

Kelurahan Tegal Parang, Mampang Prapatan

Jakarta Selatan 12790

E-mail: sekretariat.indies(at)gmail.com, indies_indonesia(at)yahoo.com








  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Dari Diskusi Konsolidasi Ekonomi Kerakyatan (Kumpulan Paper)

2009-06-07 Terurut Topik andre andreas


dari diskus Ini Dia Ekonomi Kerakyatan yang diselenggarakan oleh Koalisi Anti 
Utang dan Serikat Petani
Indonesia di Gallery Cipta 3 TIM, 3 Juni 2009

silah unduh disini
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/06/dari-diskusi-konsolidasi-ekonomi.html


 

Ekonomi Kerakyatan vs Neoliberalisme (Revrisond Baswir – Tim
Ahli Pusat Ekonomi Kerakyatan)



Kerakyatan vs Neoliberal (Ichsanudin Noorsy)



Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria (Henry Saragih -Ketua Umum
Serikat Petani Indonesia (SPI) dan General Coordinator La Via

Campesina, organisasi gerakan buruh tani, petani kecil dan masyarakat adat
internasional.



Tiada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Penghapusan Utang (Dani Setiawan – Ketua KAU)



PLN Korban Neolib (Ir A Daryoko – Ketua Umum Serikat Pekerja BUMN
Strategis)









 Siaran Pers

Menuju Demokrasi Ekonomi Sejati 



Munculnya wacana ekonomi kerakyatan menjelang pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden merupakan sesuatu yang patut diapresiasi. Salah satu yang
melatarbelakanginya adalah situasi krisis ekonomi yang sedang kita hadapi saat
ini. Di mana penerapan agenda-agenda ekonomi kapitalisme neoliberal dianggap
sebagai penyebab terjadinya krisis ekonomi yang sangat dalam di berbagai negara
termasuk Indonesia.




Di saat bersamaan, opini dunia sedang mengarah pada upaya koreksi total
terhadap tatanan ekonomi-politik dunia yang didominasi oleh kekuatan pasar yang
sangat tidak adil dan melahirkan ketimpangan. Namun, ekonomi kerakyatan yang
diusung oleh para calon presiden dan wakil presiden dinilai hanya sekedar
menjadi jargon tanpa memberi terang perspektif dan strategi menuju ekonomi
kerakyatan tersebut. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan arahan dan
perspektif yang jelas mengenai agenda ekonomi kerakyatan yang diamanatkan dalam
konstitusi. Mempertegas upaya membangun ekonomi kerakyatan sebagai jalan rakyat
yang telah diusung sejak lama bukan sebagai ajang dukung-mendukung calon
presiden dan wakil presiden. 



Ekonomi kerakyatan yang sejatinya adalah koreksi total terhadap sistem ekonomi
warisan kolonial dituangkan dalam Kata Pembukaan UUD 1945, pasal 33 dan
penjelasannya, serta pasal-pasal 23, 27 ayat (2), 31, dan 34. Kata kunci dari
ekonomi kerakyatan itu adalah penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang dipangkas oleh
sejumlah ekonom Indonesia.
Yakni, dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan
oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan dan penilikan anggota-anggota
masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang
seorang. 



Dalam rangka itu, agar reformasi sosial melalui penyelenggaraan demokrasi
ekonomi tidak hanya berhenti pada tingkat konsep, sejumlah agenda kongkret
harus segera diangkat kepermukaan. Dalam garis besarnya terdapat beberapa
operasionalisasi praktek demokrasi ekonomi yang perlu mendapat perhatian.
Rekomendasi ini adalah inti politik demokrasi ekonomi dan merupakan titik masuk
untuk menyelenggarakan demokrasi ekonomi dalam jangka panjang. Pertama,
Penghapusan sebagian utang luar negeri lama yang tergolong sebagai utang najis
atau utang kriminal, dan penghentian pembuatan utang luar negeri baru untuk
mengurangi tekanan terhadap neraca pembayaran dan untuk menggerakkan roda
perekonomian nasional. Kedua, Peningkatan disiplin pengelolaan keuangan negara
dengan tujuan untuk memerangi KKN dalam segala dimensi dan bentuknya. Ketiga,
Penciptaan lingkungan berusaha yang kondusif terutama untuk menjamin
terselenggaranya mekanisme alokasi secara berkepastian dan berkeadilan. 



Keempat, Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara dari pemerintah 
pusat
kepada pemerintah daerah. Kelima, Pemenuhan dan perlindungan hak-hak dasar para
pekerja serta peningkatan partisipasi para pekerja dalam penyelenggaraan
perusahaan. Keenam, Pembatasan penguasaan lahan dan redistribusi pemilikan
lahan pertanian kepada para petani penggarap. Ketujuh, Pembaharuan UU koperasi
dan pembentukan koperasi-koperasi sejati dalam berbagai bidang usaha dan
kegiatan. Kedelapan, Pengalokasian HPH untuk rakyat. Kesembilan, Optimalisasi
peranan negara dalam pengelolaan aset strategis dan cabang produksi yang
menguasai hajat hidup orang banyak. Kesepuluh, Mengoptimalkan fungsi
intermediasi dan redistribusi perbankan nasional dan memberdayakan
lembaga-lembaga pembiayaan alternatif (keuangan mikro). Kesebelas, Rekonstruksi
(re-set up) kerangka makro dan indikator-indikator kemajuan riil rakyat 
Indonesia yang
sesuai dengan kerangka Demokrasi ekonomi. 



Jakarta 3 Juni 2009 

Contack Person: 

Dani Setiawan (Ketua Koalisi Anti Utang) 

Henry Saragih (Ketua Umum Serikat Petani Indonesia) 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Momentum Tersebunyi di Balik Sengketa Prita Mulyasari dan RS Omni Internasional.

2009-06-04 Terurut Topik andre andreas




Walau mungkin dianggap
menyimpang dari kontroversi terkait sengketa Prita Mulyasari vs RS Omni yang
menyangkut kebebasan berekspresi dan hak konsumen, bagi saya ini juga  momentum
tepat  untuk menyoal kesehatan sebagai hak asasi manusia atau dunia
pelayanan/jasa  kesehatan di Indonesia pada umunya. 

Praktek-praktek
privatisasi,  liberalisasi dan komersialisasi di sektor jasa kesehatan dan
farmasi hingga soal subsidi kesehatan dan buruknya pelayanan kesehatan untuk
orang miskin adalah soal yang cukup penting dan mendasar bagi kehidupan
bernegara. Kepitalisme Neoliberal yang debatnya lagi naik daun di kancah
politik tingkat tinggi, adalah ancaman terbesar bagi pemenuhan hak atas 
kesehatan
sebagai hak asasi manusia. Bahkan Eko Prasetyo sampai menuliskan buku satir
pedih ORANG MISKIN DILARANG SAKIT!

Bung George Aditjondro di
Kongres Nasional I Hukum Kesehatan di Jakarta, 27-29 Mei 2009 mempresentasikan
makalah yang cukup baik untuk menilik kait mengkait antara dunia kesehatan,
demokrasi dan hak asasi manusia (KESEHATAN, DEMOKRASI & HAK-HAK EKOSOSBUD:
BELAJAR DARI RINTISAN DOKTER ”CHE”). 

Berikut saya petikan
bagian artikel ini dimana ditunjukkan perbandingan indikator kesehatan 
masyarakan
di Kuba dan AS (sebagai komparasi antar model sosialis/kerakyatan dan
kapitalistik/liberal dalam pelayanan  kesehatan) . George Aditjondro
kemudian mengangkat hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman
Kuba dengan pelayanan kesehatan terbaik di dunia.

Berbagai indikator
kesehatan di Kuba, sama atau lebih tinggi dari AS. Harapan hidup di Kuba
rata-rata 77 tahun, hanya setahun lebih rendah dari harapan hidup orang AS.
Tahun 2007, angka kematian bayi di Kuba 5,3 per seribu kelahiran, lebih rendah
dari angka kematian bayi di AS yang 6,37 per seribu kelahiran. Ada 6,5 orang
dokter per seribu orang penduduk di Kuba, dibandingkan dengan 2,4 orang dokter
per seribu orang penduduk di AS. Digambarkan dengan cara lain, di Kuba tersedia
seorang dokter bagi 155 orang penduduk, sedangkan di AS, tersedia seorang
dokter bagi 417 orang penduduk (Hughes 2007; Brouwer 2009). 

Hebatnya lagi, tingkat
kesehatan masyarakat begitu tinggi di Kuba, dicapai dengan pelayanan kesehatan
(health care) yang hanya 250 dollar AS per kapita, dibandingkan dengan 6000
dollar per kapita di AS, dan sekitar 3000 dollar per kapita di kebanyakan
negara kaya (Hughes 2007).

Ironisnya, ketika
topan Katrina memporakporandakan sejumlah negara bagian AS, dokter-dokter Kuba
spontan datang membantu korban-korban topan itu. Walaupun rezim George Bush
masih mempertahankan embargo ekonomi terhadap Kuba, mereka diminta
memperpanjang masa pengabdiannya di AS. Padahal, Kuba sendiri belum lama
sebelumnya dihantam topan yang menghancurkan ½ juta rumah dan jaringan listrik,
namun hanya tujuh orang dari 10 juta penduduk yang meninggal. Bukti kecanggihan
Kuba dalam siaga bencana menghadapi topan di seputar Laut Karibia sudah juga
dibuktikan brigade-brigade medis Kuba, waktu topan George dan Mitch menghantam 
Haiti, Honduras,
dan Guatemala
(Brouwer 2009; www.oxfamblogs.org/fp2/?p=102, diakses 3 Mei 2009). 

….. tingkat kesehatan
Kuba tidak akan setinggi itu, seandainya seorang dokter tidak ikut memimpin
Revolusi 1959, untuk mengubah Kuba dari negara kapitalis yang rasis, yang
dibangun dari produsen tebu yang mengandalkan buruh keturunan budak dari
Afrika, menjadi sebuah negara sosialis. Orang itu adalah Che Guevara.

 

Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/sisi-lain-che-guevara-dokter-peletak.html

Sesungguhnya binatang
apakah neoliberalisme itu? silah kunjung juga ….. 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-dan.html

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hapus Delik Pencemaran Nama Baik Peninggalan Kolonial!

2009-06-04 Terurut Topik andre andreas






Pemenjaraan Prita Mulyasari kembali menguatkan desakan penghapusan Delik
Pencemaran Nama Baik. 


TEMPO Interaktif  Rabu, 03 Juni 2009 melaporkan


Aliansi Jurnalis Independen(AJI) mendukung pasal pencemaran nama baik atau
fitnah dalam semua ketentuan undang-undang untuk dihapuskan. "Pemindanaan
pencemaran nama baik merupakan ancaman terbesar bagi kebebasan berekspresi di 
Indonesia,"
kata Nezar Patria, Ketua AJI dalam siaran persnya, Rabu(3/6). 


Menurut Nezar, delik pencemaran nama baik di berbagai negara sudah mulai
dihapus dalam ketentuan undang-undang. Contohnya, Timor Leste, negara bekas
bagian Indonesia,
sudah menghapus ketentuan pencemaran nama baik dalam hukum pidananya. 
"Indonesia malah
menambah delik pencemaran nama baik di Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik," ujarnya.



Koordinator Advokasi AJI, Margiyono, mengatakan delik pencemaran nama baik
merupakan peninggalan penjajah. "AJI akan terus mengusahakan agar
pencemaran nama baik dihapuskan," kata dia saat menggelar keterangan pers
di kantor AJI, Rabu (3/6). Penghapusan pasal pencemaran nama baik dapat
dilakukan dengan mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi atau amandemen
undang-undang itu di Dewan Perwakilan Rakyat.


Siaran Pers selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/06/kontroversi-penangkapan-prita-mulyasari.html



=

Blogger Berlawan : Bebaskan Ibu Prita Mulyasari Dari Segala Tuntutan Hukum dan
Cabut Ketentuan Hukum Pidana Tentang Pencemaran Nama Baik


Silahkan memberi dukungan dan bergabunglah di causes facebook berikut (hingga 
kini dukungan telah mencapai 120.000 orang

http://apps.facebook.com/causes/290597/64322377?m=37a084d6&ref=mf




Berikut seruan dan sikap yang disuarakan

DUKUNGAN BAGI IBU PRITA MULYASARI, PENULIS SURAT KELUHAN MELALUI INTERNET YANG 
DIPENJARA

Bebaskan Ibu Prita Mulyasari Dari Penjara dan Segala Tuntutan Hukum

1. 

Cabut segala ketentuan hukum pidana tentang pencemaran nama baik karena
sering disalahgunakan untuk membungkam hak kemerdekaan mengeluarkan pendapat 

2. 

Keluhan/curhat ibu Prita Mulyasari thd RS Omni tidak bisa dijerat dengan
Pasal 27 ayat (3) UU ITE 

3. 

Keluhan/curhat Ibu Prita Mulyasari dijamin oleh UU No 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen







  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tanpa Tanda ! : Refleksi Persoalan Gurita Neoliberalisme

2009-05-27 Terurut Topik andre andreas








gudang (link-link) artikel
tentang Jerat Neoliberalisme (Penjajahan Baru) dan Wacana Tandingnya

 

Silah kunjung  untuk link-link serial  bacaan kritis ini

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/lawan-neoliberalisme

 

(Don Marut, Bonnie Setiawan, Puthut
EA, I Gusti Agung Ayu Ratih, R. Herlambang Perdana Wiratraman,  Eric Hiariej)

 

serial paper sebelumnya

Kompilasi paper
Neoliberalisme : Pengertian, Asal Usul dan Perkembangnya di Indonesia (Revrisond
Baswir, Herry B Priyono, Kwik Kian Gie, Yanuar Nugroho, Fahmy Radhy, Sri Edi
Swasono, James Petras dan Film Dokumenter John Pilger  The New Rulers of The 
World - subtitle bahasa
indonesia)   

 

salam pembebasan

andreas iswinarto

pengumpul bacaan kritis

 

NB

- mohon bantuannya untuk
menyebarluaskan informasi ini.

- serial ini akan terus
dimutakhirkan hingga 2 bulan ke depan

 

Neoliberalisme
dan Kapitalisme Bencana 

 

Kapitalisme bencana
menjadi ekonomi baru dewasa ini. Bencana bisa dalam berbagai bentuk:
persenjataan yang menghancurkan pusat tenaga listrik dan rumah sakit, alam yang
menghancurkan infrastruktur, badai yang menyapu bersih kota dan desa, konflik
ideologis, tsunami, gempa, Lumpur lapindo, dan sebagainya. Naomi Klein 
mengatakan
bahwa “dewasa ini ketidakstabilan global tidak hanya menguntungkan pedagang
senjata; juga membawa keuntungan yang luar biasa besarnya bagi sector keamanan
yang menggunakan high technology, perusahaan konstruksi besar, perusahaan rumah
sakit swasta, perusahaan minyak dan gas, perusahaan produksi pangan, dan tentu
saja para kontraktor industri pertahanan.



Rekonstruksi bencana alam dan bencana perang atau konflik dewasa ini menjadi
bisnis yang sangat besar dan sangat menguntungkan. Perusahaan-perusahaan besar
merasa gembira jika ada bencana (perang atau bencana alam), dan jika tidak ada
bencana mereka akan memicu terjadinya bencana. Untuk rekonstruksi Iraq, dana
yang digelontorkan sebesar $ 30 milyard, untuk rekonstruksi tsunami di Asia
sebesar $ 13 milyar, dan untuk New
  Orleans dan Gulf Coast
sebesar $ 110 milyar.



Pendapatan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam rekonstruksi cukup untuk
memicu boom ekonomi. Perusahaan-perusahaan gas dan minyak sangat dekat dengan
ekonomi bencana, baik sebagai penyebab utama bencana maupun sebagai penerima
manfaat utama dari bencana tersebut. Saking besarnya pengaruh perusahaan minyak
dan gas dan besarnya keuntungan yang diperoleh dari bencana, Naomi Klein
menyebut perusahaan-perusahaan minyak dan gas ini sebagai “honorary adjunct of
the disaster-capitalism complex”.



Dipetik dari artikel Don Marut KAPITALISME BENCANA DAN BENCANA KAPITALISME di
tikarpandan.org





Neoliberal
dan Kejahatan Multinasional 

 

Untuk memahami Globalisasi
dan mekanisme dunia sekarang, orang perlu memahami Neo-Liberalisme. Inilah
ideologi mutakhir kapitalisme yang saat ini sedang jaya-jayanya, terutama
slogan TINA (There is No Alternatives) dari mulut Margaret Thatcher. Semenjak
1970-an hingga kini, Neo-Liberalisme mulai menanjak naik menjadi kebijakan dan
praktek negara-negara kapitalis maju, dan didukung oleh pilar-pilar badan
dunia: Bank Dunia, IMF dan WTO. Neo-Liberal tidak lain adalah antitesa welfare
state, antitesa neo-klasik, dan antitesa Keynesian. Dengan kata lain antitesa
kaum liberal sendiri, yaitu Liberal Baru atau kaum Kanan Baru (New-Rightist). 



Dengan memahami Neo-Liberal, maka kita dapat memahami berbagai sepak terjang
badan-badan multilateral dunia; kita dapat memahami perubahan kebijakan
domestik di negara-negara maju; kita dapat memahami mengapa terjadi krisis
moneter dan ekonomi yang tidak berkesudahan; kita dapat memahami mengapa
Indonesia didikte dan ditekan terus oleh IMF; kita dapat memahami mengapa
Rupiah tidak pernah stabil; kita dapat memahami mengapa BUMN didorong untuk
di-privatisasi; kita dapat memahami mengapa listrik, air, BBM, dan pajak naik;
kita dapat memahami mengapa impor beras dan bahan pangan lain masuk deras ke
Indonesia; kita dapat memahami mengapa ada BPPN, Paris Club, Debt Rescheduling
dan lain-lain; dan banyak lagi soal-soal yang membingungkan dan memperdayai
publik. 



Nama dari program Neo-Liberal yang terkenal dan dipraktekkan dimana-mana adalah
SAP (Structural Adjustment Program). Program penyesuaian struktural merupakan
program utama dari Bank Dunia dan IMF, termasuk juga WTO dengan nama lain. WTO
memakai istilah-istilah seperti fast-track, progressive liberalization,
harmonization dan lain-lain. Intinya tetap sama. Di balik nama sopan
"penyesuaian struktural", adalah "penghancuran dan pendobrakan
radikal" terhadap struktur dan sistem lama yang tidak bersesuaian dengan
mekanisme pasar bebas murni. Neo-Liberal adalah ideologinya, dan SAP adalah
praktek atau implementasinya. Sementara tujuannya adalah ekspansi sistem
kapitalisme global 



Dipetik dari artikel Bonnie Setiawan (IGJ) Neoliberal dan Kejahatan
Multinasional

 

Tanpa
Tanda Seru : Refleksi Persoalan Globalisasi 

Nenek Moyangku Orang Pelaut

 

Meng

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Fakta Kekejian Sistem Sosial Neoliberal dan Mesin-mesinnya

2009-05-25 Terurut Topik andre andreas








mohon maaf untuk yang satu ini dan semoga bermanfaat.

 

Silah simak film dokumenter tatanan sosial dunia dan  keterpurukan Indonesia 
dalam
Jerat Neoliberalisme (Penjajahan Baru)

 

John Pigler – The New Rules of The World

(subtitle bahasa Indonesia
dalam 6 bagian)





Beserta kompilasi 10 artikel terkait Neoliberalisme :
Pengertian, Asal Mula dan Perkembangannya 

 

Revrisond Baswir : Neoliberalisme; B Herry-Priyono :
Neoliberalisme – Kolonisasi Homo Ekonomikus dan Homo Finansialis; B Herry
Priyono : Neoliberalisme dan Sifat Elusif Kebebasan; Yanuar Nugroho : Rekayasa
Merawat Neoliberalisme: Menggagas Kembali Peran Teknologi untuk Akumulasi Laba;
Kwik Kian Gie “Apa Neoliberalisme Itu? ; Revrisond Baswir : Jalan Neoliberal
Pak Bud; Fahmy Radhi : Analisis Pasangan Yudhoyono – Boediono; Sri Edi Swasono
: Mewaspadai Neoliberalisme, Dr George Aditjondro Track Record : Bisnis Capres
Cawapres



Seri Khusus

Belajar dari Pengalaman Amerika Latin :

Siklus Politik Neoliberal: “Penyesuaian” Amerika Latin Menuju Kemiskinan dan
Kemakmuran di Era Pasar Bebas (James Petras)







Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-dan.html

 

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Neoliberalisme dan Para Jenderal Berkuasa, Kasihan Indonesia!

2009-05-22 Terurut Topik andre andreas


Terkait dengan semakin mendekatnya pemilu presiden, semakin
memanas pula perdebatan dan perang wacana di media massa. Diantaranya yang 
paling seru adalah
hiruk pikuk Boediono neoliberal hingga terus bergulir sampai kehulunya. SBY
Neoliberal, sesungguhnya lengkapnya duet SBY-JK yang masih berkuasa hari ini.
Padahal ada soal yang juga sama pentingnya dan kritis (tapi hampir tenggelam)
yakni soal ramainya para jenderal di kancah kompetisi politik negeri ini.



Rene L Pattiradjawane dalam artikelnya Politik Jenderal : Militer Dalam Politik
Kartel Demokrasi di Kompas (20 Mei 2009) menulis dengan sangat baik dan lugas
soal ini. 



Rene melihat politik demokrasi di negeri ini ibarat sebuah labirin….. 



Rene mencatat, menggugah, menggugat, tulisnya…..



Ada jenderal calon wapres yang masih dituduh melakukan pelanggaran HAM berat
sehingga kita pun harus siap-siap dan waswas jangan smpai setelah menjadi
wapres terpilih, jenderal ini ditankap polisi di luar negeri, seperti yang
terjadi pada Jendearal Spinoza ketika berkunjung ke Lomdon.”



Ada jenderal
dituduh melakukan penculikan menyebabkan sekitar belasan orang tidak jelas
rimbanya sampai sekarang. Atau, jenderal yang mengendalikan negara selama lima 
tahun terakhir ini
yang condong mengulangi perilaku pemimpin Orde Baru dalam versi 2.0. Belum lagi
jenderal-jenderal lain pendukung para capres dan cawapres, menjadi semacam
kartel kekuasaan dan kekuatan politik pasca-Orde Baru



Khusus untuk partai pemenang pemilu legislatif (Demokrat) saya mencatat
bertaburan bintang di tim sukses atau pemenangan Partai Demokrat. Paling tidak
pada 6 tim, mantan militer (jenderal purnawirawan) menjadi pendiri, pengurus
atau pembinanya. Tim Echo, Gerakan Pro SBY, Tim Delta, Tim Romeo, Barisan 
Indonesia
dan Yayasan Dzikir SBY Nurussalam. (silah lihat lebih lanjut di 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/04/mantan-militer-purnawirwan-dominasi-tim.html)



Selanjutnya Rene menulis bagi rakyat kebanyakan, kehadiran para jenderal ini
menjadi dilema tersendiri, karena kehadiran para jenderal selama 32 tahun Orde
Baru sebenarnya tidak memberikan arti dan makna yang luas dalam meningkatkan
kehidupan demokrasi. Selanjutnya ditulisnya, disisi lain politisi sipil seperti
terjebak dalam labirin politik kartel yang menganggap seolah-olah para jenderal
ini mampu memperbaiki kehidupan kita semua. 



Kasihan Indonesia!
Begitu Rene menutup artikelnya.



Saya jadi teringat juga pernyataan Imparsial dalam satu siaran persnya yang
menyebut politik Indonesia
hari ini sebagai Politik yang Tuna Sejarah. Imparsial menyatakan Politik 
Indonesia
adalah politik yang “Tuna Sejarah”. Politik ini tidak mengkoreksi kesalahan
masa lalu, dan bahkan sebaliknya melupakannya. Di sini, bukannya keadilan
korban yang terpenuhi, tetapi kemenangan pelaku pelanggaran HAM yang
terlihatkan. 



Imparsial juga menyatakan “…….oleh karenanya, disisa akhir pemerintahannya
adalah benar apabila pemerintahan SBY-JK untuk berani mengungkap semua
kejahatan yang terjadi, termasuk kasus pembunuhan aktifis HAM Munir. Jika
tidak, SBY- JK tidak hanya telah menjadi bagian dari kejahatan itu sendiri
dengan membiarkannya, tetapi juga telah menjadi bagian dari politik yang tuna
sejarah”.

( Silah tengok 
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/politik-yang-tuna-sejarah-partai-partai.html)



Alkisah dibanyak negeri miskin dan berkembang dalam prakteknya militer dan
pendukung neoliberalisme (sebuah jalan ekonomi sekaligus politik, sosial, budaya
dan tentu saja ideologi) adalah pasangan ideal (mutualis simbiosis) untuk terus
memerkaya segelintir orang di satu sisi dan melanggengkan kekuasaan yang
menindas dan menghisap di sisi lain.



Kasihan Sekali Indonesia!
Begitu saya menutup catatan kecil ini



salam pembebasan



andreas iswinarto



NB

Tentunya masih tetap banyak harapan bagi negeri ini



silah simak pembelajaran dari argentina pada kegigihan ibu-ibu plaza de mayo
(ibu-ibu yang anaknya dihilangkan, ibu-ibu revolusioner) juga perjuangan
zapatista (kaum underground, kaum adat yang gigih melawan penguasa yang
menghamba pada AS dan kaum modal serta pendukung neoliberalisme di dalam negri
- kompradornya atawa antek-antek - serta militer Mexico). Ya perjuangan
Zapatista, adalah tonggak, batu penjuru, trigger perjuangan global melawan
kuasa modal). Terpenting adalah kegigihan para korban/keluarga korban di negeri
ini.

E-Book
Saatnya Korban Bicara “Menata Derap Merajut Langkah” 

Jaringan Relawan Kemanusiaan, Jaringan Solidaritas Korban
Untuk Keadilan, TIFA 2009; xxiv + 200 hlm, kumpulan tulisan.

 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/e-book-saatnya-korban-bicara-menata.html

 

 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sesat Pikir : Utang Luar Negeri Bukan Bantuan

2009-05-21 Terurut Topik andre andreas


Catatan Kecil dari Buku Kumpulan  Karya Finalis  Mochtar Lubis
Award



(Menuju Jurnalisme Berkualitas, Kumpulan Karya Finalis dan Pemenang Mochtar
Lubis Award 2008, KPG-LSPP-Open Society Institute 2009)



Dalam artikelnya Hancurnya Infrastruktur di Sulawesi Barat, Sidik Pramono
(Kompas) menulis 'Untuk tahun 2008 dana bantuan Bank Dunia Rp. 500 milyar
diperuntukkan bagi pembangunan dan perbaikan trans-Sulawesi". (Karya ini
adalah salah satu finalis Mochtar Lubis Award untuk kategori penulisan tentang
Pelayanan Publik.)



Saya cukup terganggu dengan cara pandang Pramono terhadap peran Bank Dunia.
Pertama, pertanyaan saya adalah apakah ini hibah sehingga Pramono menyebutkan
dana Rp. 500 miliar sebagai bantuan. Kedua, apakah Pramono tidak melihat bahwa
Bank Dunia bukanlah lembaga donor tetapi sepenuhnya adalah bank. Dan semua
pinjaman tentu ada bunganya.



Kalau pun benar hibah (saya meragukan) saya pikir Bank Dunia tidak begitu saja
memberikan bantuan tetapi pasti ada kalkulasi ekonomi di belakang hibah
tersebut.



Revrisond di harian Kontan bahkan mengatakan komitmen utang adalah bahaya bagi 
negeri
ini. Dalam analisisnya Hasil ADB Bahaya buat Kita ia menuliskan "semua
hasil pertemuan tahunan ADB ke-42 di Bali (2009) justru membahayakan Indonesia.
Karena apa yang didapat Indonesia
adalah utang, walaupun bahasa ADB adalah bantuan. Jadi sebenarnya bukan
membantu, tapi menawarkan pinjaman.."



Revrisond juga menuliskan bahwa dibolak-balik ADB (juga Bank Dunia, catatan
saya) adalah bank. Tidak ada sejarahnya bank membantu anggotanya tegasnya.
Semua pinjaman berbunga. Celakanya lagi, Revrisond mengingatkan pinjaman yang
diberikan ke Indonesia
bukan merupakan pinjaman tunai, tapi berupa fasilitas belanja.



Cukup banyak diketahui begitulah dalam proyek-proyek pembangunan dari dana
utang, semua kebutuhan untuk pembangunannya harus dibeli dari negara pemberi
utang, berikut kontraktor dan konsultannya. Paling tidak joint venture dengan
kontraktor lokal. Artinya sebenarnya Indonesialah yang 'membantu' negara-negara
maju dengan membeli barang dari mereka, apalagi dalam kondisi krisis saat ini.
Jadi kita membantu mereka untuk melancarkan roda produksi yang mulai
tersendat-sendat dari negara-negara pemilik saham terbesar di ADB dan Bank
Dunia.



Catatan kecil ini barangkali juga menjadi sentilan untuk panitia Mochtar Lubis
Award. Karena dalam menilai karya-karya yang disertakan dalam kompetisi ini
juri selalu mengacu kepada semangat dan nilai-nilai didalam karier jurnalistik
Mochtar Lubis. Menurut saya ketidakkritisan membaca peran uang luar negeri,
economically incorrect ini tidak sejalan dengan spirit Mochtar Lubis dalam
Award ini. Saya juga ingat Yayasan Obor Indonesia yang dipimpinnya
menerbitkan buku kritis soal bantuan dan utang luar negeri, seingat saja
diantaranya Bantuan yang Mematikan dan Menggadaikan Bumi. Memang karya Pramono
tidak menjadi pemenang jadi pada buku ini kita tidak bisa melihat sikap dewan
juri. Karena catatan dan penilaian dewan juri hanya diberikan kepada pemenang. 



Pada bagian lain ada contoh bagus tentang catatan kritis terhadap karya Muhlis
Subaeri "Lost Generation" pemenang kategori karya investigasi oleh
dewan juri. Juri memberi catatan atas penggunaan terminologi G30S PKI oleh
Suhaeri, walau di beberapa bagian tulisan digunakan G30S saja. Menurut dewan
juri pengunaan terminologi G30S PKI adalah tidak tepat. Ini contoh koreksi atas
politically incorrect.



salam

andreas iswinarto

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com

 

 

Yang terbaru dari lentera  Neoliberalisme : Pengertian, Asa Mula dan
Perkmbangnya

(kompilasi artikel Herry B Priyono, Revrisond Baswir, Kwik
Kian Gie, Yanuar Nogroho, Fahmy Radhy)

 

Seri 1

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-asal-mula-dan.html

 

Seri 2

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-asal-mula-dan_19.html

Seri 3

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-asal-mula-dan_7106.html

Seri 4

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-asal-mula-dan_5673.html

Seri 5

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/neoliberalisme-pengertian-asal-mula-dan_20.html

Seri 6

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/jalan-neoliberal-boediono-analisis.html

Seri 7

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/kebijakan-ekonomi-kabinet-indonesia.html




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mohon Dukungan, Petisi Pembebasan Aung San Suu Kyi

2009-05-20 Terurut Topik andre andreas




Mohon dukungan solidaritas untuk rakyat Burma. Petisi Pembebasan Aung San
Suu Kyi!


Untuk dukungan petisi silah kunjung

http://www.avaaz.org/en/free_aung_san_suu_kyi/?cl=238912666&v=3337


info selengkapnya tentang situasi burma (email dari avaaz)


http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/solidarity-for-aung-san-suu-kyi-please.html

Free Aung San Suu Kyi!



Nobel Laureate Aung San Suu Kyi is seriously ill, locked up by the brutal
Burmese regime on new trumped up charges. 



This cruel maneuver comes days before her 13 years of detention expires and
will keep her jailed until after the 2010 elections. The only 'crime' she
committed was to peacefully call for democracy.



Burma's
brave democracy activists are calling on UN Secretary General Ban Ki Moon to
secure all 2,100 political prisoners release -- he can make this a condition of
any renewed international engagement. We have just six days to get Ban Ki
Moon's attention -- the petition will be presented on May 26th. Sign the
petition below and forward the email. 





To UN Secretary General Ban Ki-moon: The military government must immediately
and unconditionally release all political prisoners including Daw Aung San Suu
Kyi, Khun Tun Oo and Min Ko Naing. The release of all political prisoners is
the first and most important step towards freedom and democracy in Burma. We, 
the
undersigned, call upon UN Secretary-General Ban Ki-moon to make it his personal
priority to secure the release of all of Burma's political prisoners. 

 

salam
pembebasan

andreas
iswinarto




 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Imajinasi Zapatista dan Kegigihan Ibu Plaza de Mayo

2009-05-18 Terurut Topik andre andreas


Jika
kami bunga
Engkau
adalah tembok itu
Tapi
di tubuh tembok itu
Telah
kami sebar biji-biji 
suatu
saat kami tumbuh bersama
dengan
keyakinan:engkau akan hancur 
……..

Dari
Bunga dan Tembok, kemudian di karya lain Wiji Thukul (Peringatan) menyerukan

Maka
hanya ada satu kata: lawan!  

 

selamat pagi, sahabat, kaum muda, kita memang bukan ksatria baja
hitam 



tentu ada saat kita mengalami kelelahan, melempem seperti krupuk diguyur
air 

tak ada salahnya, tak usah enggan jeda sejenak, temukan oase, charge battery
lagi. 



atau kita sampai pada simpulan gerakan sosial makin kehabisan gagasan,
kekeringan imajinasi



atau sekedar ingin mendengarkan puisi, kisah, musik dan film (dokumenter)
pembebasan



silah kunjung antologi dibawah ini (memang sudah lawas, tapi semoga masih
relevan), serap kegigihan dan daya tahan ibu-ibu plaza de mayo (meminjam maria
hartiningsih-kompas; ibu-ibu yang anaknya dihilangkan, ibu-ibu kaum muda 
argentina sekaligus
ibu-ibu revolusioner), dan zapatista (kaum underground, kaum adat yang tak
pernah kehilangan gagasan dan imajinasi)

AIKONISASI ZAPATISTA (EZLN) : Menyaksikan Pesona Muchas
Trampas Politicas 

RAGE AGAINTS THE
MACHINE (Album Battle Of Mexico ) untuk Gerakan Masyarakat
Adat Zapatista

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/aikonisasi-zapatista-ezln-menyaksikan.html

Persembahan Musisi Dunia U2, Sting, Joan
Baez untuk Ibu-ibu Plaza de Mayo 

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/persembahan-musisi-dunia-u2-sting-joan.html

 

salam hangat





andreas iswinarto

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kedaulatan Digadaikan, Kuasa Modal & Kapitalis Hijau (Konservasi) Berjaya

2009-05-16 Terurut Topik andre andreas
Kritik
dan otokritik untuk kawan-kawan gerakan sosial dan masyarakat sipil
Indonesia pada umumnya (belajar dari advokasi ADB dan WOC-CTI)

Dalam
waktu yang berdekatan telah berlangsung peristiwa pertemuan
internasional di Indonesia. Pertama adalah Pertemuan Tahunan ADB di
Bali dan kedua adalah Konferensi Kelautan Internasional  di Manado.
Dalam bacaan kami kedua momen tersebut adalah kisah tentang kooptasi
yang dilakukan oleh negara-negara kapitalis maju  untuk mencari jalan
keluar (sesungguhnya outlet krisis lainnya) atas krisis kronis
kapitalisme yang kini mereka hadapi. 

Dalam kasus WCO-CTI ini
adalah kisah tentang kedaulatan yang digadaikan di satu sisi dan 
kemenangan kapitalisme hijau (konservasi) dan Kuasa Modal Internasional
di sisi lain. Percayakah anda ada solusi kapitalisme untuk persoalan
krisis pemanasan global (perubahan iklim) juga krisis ekonomi global
(lelucon jeruk makan jeruk?). 

Bagi
saya pada akhirnya pesta pora internasional ini hanya akan semakin
meminggirkan kaum tani, nelayan, buruh, miskin kota, masyarakat adat
juga masyarakat Indonesia pada umumnya. Lagi-lagi wong cilik menjadi
tumbal

Kami sesungguhnya prihatin pula atas minimnya
keperdulian dan partisipasi masyarakat sipil, gerakan sosial pada
umumnya (yang tidak memiliki fokus langsung pada isu
kelautan-lingkungan hidup dan utang). 

Kalau partai-partai
politik tidak perduli, kita sudah maklum karena mereka lebih senang
membicarkan kursi atau dagang sapi kekuasaan. Ironis memang  begitu
banyak perbincangan (paling tidak di mailing-list) terkait isu pemilu,
koalisi partai, capres-cawapres, sementara sunyi sepi terkait WCO dan
ADB (soal penggadaian kedaulatan, obral sumber daya alam, ketergantungan, 
rakyat kecil yang jadi tumbal
 kesepakatan-kesepakatan internasional)

Memang memahami soal-soal yang dibincangkan di pertemuan ADB maupun WOC-CTI 
bukan soal mudah. Contoh saja tentang dampak utang luar negeri terhadap 
perekonomian Indonesia, apalagi soal-soal pelik dan kompleks terkait perubahan 
iklim (sebut saja istilah-istilah semacam carbon trading). 

Ini
barangkali juga perlu menjadi refleksi kawan-kawan yang terlibat dalam
Aliansi Manado atau Asian People Movement Against (saya termasuk di
dalamnya; mayoritas anggotanya untuk level organisasi nasional terlibat
dalam kedua aliansi ini dan juga sebagian besar menggeluti isu
agraria/sumber daya alam/lingkungan) untuk lebih gencar lagi membumikan
agenda-agenda kampanye dan advokasi atau secara khusus disemasi
informasi dan pendidikan di kalangan publik luas (juga tak kalah
penting konsolidasi di kalangan organisasi gerakan sosial lainnya baik
yang bergerak pada isu-isu luas maupun isu spesifik). 

Saya
paham betul memang pekerjaaan yang tidak mudah berhadapan dengan
gelontoran dana mega dari perusahaan dan pemilik modal yang sama
giatnya melakukan kampanye. Dalam dunia gerakan lingkungan hidup
dikenal dengn praktek GREEN WASH (cuci otak publik untuk membangun
citra perusahaan atau negara yang ramah lingkungan). Jangan dilupakan
pula represi dari aparat negara dan kriminalisasi terhadap rakyat yang
trendnya semakin menguat belakangan ini.

Belum
lagi bila kita telusuri bagaimana negara-negara maju gencar pula
melakukan kooptasi dan hegemoni dunia pendidikan di negeri ini. Kami
teringat sinisme Revrisond Baswir yang menyatakan perguruan tinggi pada umumnya 
adalah pusat pengkaderan AGEN-AGEN KOLONIAL.

Dengan
rendah hati (kami bukan apa-apa tanpa keterlibatan masyarakat sipil
yang luas), sudi kiranya anda mengunjungi suara perlawanan/wacana
tanding atas Pesta Pora WOC-CTI dan Pertemuan ADB, kritik kami untuk
memajukan gerakan, tentukan sikap anda. Tentunya bukan untuk sekedar
mensikapi peristiwa-peristiwa, tetapi membangun wacana dan kekuatan
rakyat yang massif secara berkelanjutan (baik menyangkut kualitas
maupun kuantitasnya, maupun bangun organisasinya) untuk perubahan
jangka panjang di negeri ini.

WOC (Double VOC) Watch
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/WOC%20(Double%20VOC)%20Watch

a-People Against ADB
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/a-PEOPLES%20%20AGAINST%20ADB

Nb.
Semoga kami bisa sesegera mungkin membuat resume atas wacana-wacana dan
pengalaman belajar yang sangat berharga yang kami peroleh di bali
maupun manado ini.

salam pembebasan

andreas iswinarto
anggota sarekat hijau indonesia, dinamisator
 nasional walhi institute dan redaksi jurnal bersatu, dalam hal ini adalah atas 
nama diri sendiri

Blog Personal :
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com

Newsalert:15 Mei 2009 (10.30 WIB)

Manado

1.
Siang ini, Aliansi Manado berencana mengadakan parade perahu
tradisionil sebagai bagian menunjukkan WOC-CTI telah berlaku tidak adil
terhadap nelayan miskin. Namun 3 motor boat polisi air Manado telah
bersiap-siap berjaga di lokasi.
2. Pengadilan menjatuhkan hukuman
terhadap Berry Nahdian Forqan (Direktur Eksekutif Nasional WALHI) dan
Erwin Usman (Kepala Departemen Regional WALHI) pidana 1 bulan, dan
putusan percobaan selama 2 bulan, 

  1   2   >