Re: [ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak
-Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of ^_^ ghodiy ^_^ Sent: Thursday, August 16, 2007 10:50 AM To: 'Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP' Subject: [ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak Kiat 20 : Doakan untuk Kebaikan, bukan Keburukannya DOA termasuk hal penting yang harus kita pegang teguh. Kita perlu mencari waktu-waktu terkabulnya doa yang dijelaskan Rasulullah saw. Sebab doa orangtua akan dikabulkan oleh Allah swt. Dengan doa muatan rasa cinta dan kasih sayang akan bertambah mekar di dalam hati kedua orangtua. Maka hendaklah keduanya bermunajat dan memohon kepada Allah agar Dia meluruskan anaknya dan masa depannya. Itulah Sunnah para nabi dan rasul. Oleh karena itu mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Sebab hal ini akan mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya, bahkan kehancuran orang tua itu sendiri. Rasulullah saw. melarang para orangtua mendoakan keburukan bagi anaknya karena hal itu bertentangan dengan akhlak Islam, dengan pendidikan Nabi dan jauh dari cara Nabi dalam menyeru manusia ke dalam Islam. Rasulullah saw. saja tidak medoakan kebinasaan bagi orang musyrik Thaif. Beliau bahkan berdoa, Aku berharap dari anak keturunan mereka akan ada orang-orang yang beribadah kepada Allah. Dan ternyata Allah rnewujudkan harapannya. Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian mendoakan keburukan kepada diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan kepada anak-anak kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan kepada pelayan-pelayan kalian, dan janganlah kalian mendoakan keburukan kepada harta kalian. Janganlah kalian (mendoakan keburukan sebab jika waktu doa kalian) bertepatan dengan saat-saat dikabulnya doa, maka Allah akan mengabulkan doa kalian (yang buruk itu) (HR Abu Daud) Imam Ghazali menyebutkan, ada seseorang yang datang kepada Abdullah Bin Al-Mubarak seraya mengadukan perihal kedurhakaan anaknya. Ibnul-Mubarak bertanya, Pernahkah kamu mendoakan keburukan baginya? la menjawab, Ya, pernah. Ibnul-Mubarak mengatakan, Engkau telah menghancurkannya. Mestinya, daripada Anda menjadi penyebab kehancurannya - dengan mendoakan keburukan baginya-lebih baik engkau menjadi penyebab kesalehannya dengan mendoakan kebaikan untuknya. Sebagaimana dilakukan Rasulullah saw., beliau mendoakan kebaikan kepada anak-anak maka Allah memberikan barokah kepada mereka di kemudian hari dengan amal saleh, harta, dan anak. Ibnu 'Abbas -semoga Allah meridhainya- mengatakan, Rasulullah saw. memelukku di dadanya seraya berdoa, 'Ya Allah ajarkanlah padanya hikmah'. (HR Bukhari) Dalam riwayat lain, bunyi doanya adalah, Ya Allah ajarkanlah padanya al-Al-Qur'an . Dan berkat doa Rasulullah saw. itu Ibnu 'Abbas menjadi habrul-ummah (ulama yang luas ilmunya) dan turjumanul-Al-Qur'an (pakar al-Al-Qur'an ). Rasulullah saw. menempuh jalan doa untuk menyelamatkan anak agar tidak memilih ibunya yang Nasrani dan meninggalkan bapaknya yang muslim. Itu merupakan pelajaran betapa pentingnya doa, sesuatu yang tidak dimiliki oleh sistem lain di luar Islam. 'Abdur-Razzaq meriwayatkan dari 'Abdul-Hamid Al-Anshari dari ayahnya dari kakeknya, bahwa kakeknya masuk Islam sedangkan isterinya enggan masuk Islam. Maka ia membawa anaknya yang masih kecil dan belum dewasa. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh ayahnya duduk di sini dan ibunya duduk di sana dan menyuruh si anak untuk memilih. Rasulullah saw. berdoa, Ya Allah, berilah dia petunjuk. Maka si anak pergi (memilih) bapaknya. (Diriwayat-kan pula oleh Ahmad dan An-Nasai) Durhaka jauh di bawah kekafiran. Namun demikian, berkaitan dengan kekafiran saja Rasulullah saw. menempuh jalan doa. Karenanya dapat kita katakan bahwa doa bisa mencerabut akar-akar kedurhakaan jika orangtua melakukannya dengan ikhlas dan tak kenal henti, bahkan saat bepergian (safar). Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi saw. apabila telah duduk tegak di atas kendaraannya, untuk melakukan safar, bertakbir tiga kali, kemudian mengucapkan: Maha Suci (Allah) Yang telah memudahkan (perjalanan) ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu melakukannya. Dan sesungguhnya kami kepada Tuhan kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, dalam perjalanan ini, kebaikan dan ketakwaan dan amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, ringankanlah bagi kami perjalanan ini dan dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkaulah Yang Menyertai kami dalam perjalanan dan Yang Mengurusi keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepenatan perjalanan, dari pemandangan yang menyedihkan, dan dari keburukan saat kami kembali, yang menimpa harta, keluarga, dan anak. Para ibu di zaman Rasulullah saw. begitu antusias mendapatkan doa Rasulullah saw. bagi anak-anak mereka supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Ummu Sulaim, ibu Anas -semoga Allah meridhainya- meminta kepada Rasulullah
Re: [ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak
-Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of ^_^ ghodiy ^_^ Sent: Thursday, August 16, 2007 10:50 AM To: 'Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP' Subject: [ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak Kiat 20 : Doakan untuk Kebaikan, bukan Keburukannya DOA termasuk hal penting yang harus kita pegang teguh. Kita perlu mencari waktu-waktu terkabulnya doa yang dijelaskan Rasulullah saw. Sebab doa orangtua akan dikabulkan oleh Allah swt. Dengan doa muatan rasa cinta dan kasih sayang akan bertambah mekar di dalam hati kedua orangtua. Maka hendaklah keduanya bermunajat dan memohon kepada Allah agar Dia meluruskan anaknya dan masa depannya. Itulah Sunnah para nabi dan rasul. Oleh karena itu mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Sebab hal ini akan mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya, bahkan kehancuran orang tua itu sendiri. Rasulullah saw. melarang para orangtua mendoakan keburukan bagi anaknya karena hal itu bertentangan dengan akhlak Islam, dengan pendidikan Nabi dan jauh dari cara Nabi dalam menyeru manusia ke dalam Islam. Rasulullah saw. saja tidak medoakan kebinasaan bagi orang musyrik Thaif. Beliau bahkan berdoa, Aku berharap dari anak keturunan mereka akan ada orang-orang yang beribadah kepada Allah. Dan ternyata Allah rnewujudkan harapannya. Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian mendoakan keburukan kepada diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan kepada anak-anak kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan kepada pelayan-pelayan kalian, dan janganlah kalian mendoakan keburukan kepada harta kalian. Janganlah kalian (mendoakan keburukan sebab jika waktu doa kalian) bertepatan dengan saat-saat dikabulnya doa, maka Allah akan mengabulkan doa kalian (yang buruk itu) (HR Abu Daud) Imam Ghazali menyebutkan, ada seseorang yang datang kepada Abdullah Bin Al-Mubarak seraya mengadukan perihal kedurhakaan anaknya. Ibnul-Mubarak bertanya, Pernahkah kamu mendoakan keburukan baginya? la menjawab, Ya, pernah. Ibnul-Mubarak mengatakan, Engkau telah menghancurkannya. Mestinya, daripada Anda menjadi penyebab kehancurannya - dengan mendoakan keburukan baginya-lebih baik engkau menjadi penyebab kesalehannya dengan mendoakan kebaikan untuknya. Sebagaimana dilakukan Rasulullah saw., beliau mendoakan kebaikan kepada anak-anak maka Allah memberikan barokah kepada mereka di kemudian hari dengan amal saleh, harta, dan anak. Ibnu 'Abbas -semoga Allah meridhainya- mengatakan, Rasulullah saw. memelukku di dadanya seraya berdoa, 'Ya Allah ajarkanlah padanya hikmah'. (HR Bukhari) Dalam riwayat lain, bunyi doanya adalah, Ya Allah ajarkanlah padanya al-Al-Qur'an . Dan berkat doa Rasulullah saw. itu Ibnu 'Abbas menjadi habrul-ummah (ulama yang luas ilmunya) dan turjumanul-Al-Qur'an (pakar al-Al-Qur'an ). Rasulullah saw. menempuh jalan doa untuk menyelamatkan anak agar tidak memilih ibunya yang Nasrani dan meninggalkan bapaknya yang muslim. Itu merupakan pelajaran betapa pentingnya doa, sesuatu yang tidak dimiliki oleh sistem lain di luar Islam. 'Abdur-Razzaq meriwayatkan dari 'Abdul-Hamid Al-Anshari dari ayahnya dari kakeknya, bahwa kakeknya masuk Islam sedangkan isterinya enggan masuk Islam. Maka ia membawa anaknya yang masih kecil dan belum dewasa. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh ayahnya duduk di sini dan ibunya duduk di sana dan menyuruh si anak untuk memilih. Rasulullah saw. berdoa, Ya Allah, berilah dia petunjuk. Maka si anak pergi (memilih) bapaknya. (Diriwayat-kan pula oleh Ahmad dan An-Nasai) Durhaka jauh di bawah kekafiran. Namun demikian, berkaitan dengan kekafiran saja Rasulullah saw. menempuh jalan doa. Karenanya dapat kita katakan bahwa doa bisa mencerabut akar-akar kedurhakaan jika orangtua melakukannya dengan ikhlas dan tak kenal henti, bahkan saat bepergian (safar). Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi saw. apabila telah duduk tegak di atas kendaraannya, untuk melakukan safar, bertakbir tiga kali, kemudian mengucapkan: Maha Suci (Allah) Yang telah memudahkan (perjalanan) ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu melakukannya. Dan sesungguhnya kami kepada Tuhan kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, dalam perjalanan ini, kebaikan dan ketakwaan dan amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, ringankanlah bagi kami perjalanan ini dan dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkaulah Yang Menyertai kami dalam perjalanan dan Yang Mengurusi keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepenatan perjalanan, dari pemandangan yang menyedihkan, dan dari keburukan saat kami kembali, yang menimpa harta, keluarga, dan anak. Para ibu di zaman Rasulullah saw. begitu antusias mendapatkan doa Rasulullah saw. bagi anak-anak mereka supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Ummu Sulaim, ibu Anas -semoga Allah meridhainya- meminta kepada Rasulullah
[ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak
25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak Kiat 20 : Doakan untuk Kebaikan, bukan Keburukannya DOA termasuk hal penting yang harus kita pegang teguh. Kita perlu mencari waktu-waktu terkabulnya doa yang dijelaskan Rasulullah saw. Sebab doa orangtua akan dikabulkan oleh Allah swt. Dengan doa muatan rasa cinta dan kasih sayang akan bertambah mekar di dalam hati kedua orangtua. Maka hendaklah keduanya bermunajat dan memohon kepada Allah agar Dia meluruskan anaknya dan masa depannya. Itulah Sunnah para nabi dan rasul. Oleh karena itu mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Sebab hal ini akan mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya, bahkan kehancuran orang tua itu sendiri. Rasulullah saw. melarang para orangtua mendoakan keburukan bagi anaknya karena hal itu bertentangan dengan akhlak Islam, dengan pendidikan Nabi dan jauh dari cara Nabi dalam menyeru manusia ke dalam Islam. Rasulullah saw. saja tidak medoakan kebinasaan bagi orang musyrik Thaif. Beliau bahkan berdoa, Aku berharap dari anak keturunan mereka akan ada orang-orang yang beribadah kepada Allah. Dan ternyata Allah rnewujudkan harapannya. Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian mendoakan keburukan kepada diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan kepada anak-anak kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan kepada pelayan-pelayan kalian, dan janganlah kalian mendoakan keburukan kepada harta kalian. Janganlah kalian (mendoakan keburukan sebab jika waktu doa kalian) bertepatan dengan saat-saat dikabulnya doa, maka Allah akan mengabulkan doa kalian (yang buruk itu) (HR Abu Daud) Imam Ghazali menyebutkan, ada seseorang yang datang kepada Abdullah Bin Al-Mubarak seraya mengadukan perihal kedurhakaan anaknya. Ibnul-Mubarak bertanya, Pernahkah kamu mendoakan keburukan baginya? la menjawab, Ya, pernah. Ibnul-Mubarak mengatakan, Engkau telah menghancurkannya. Mestinya, daripada Anda menjadi penyebab kehancurannya - dengan mendoakan keburukan baginya-lebih baik engkau menjadi penyebab kesalehannya dengan mendoakan kebaikan untuknya. Sebagaimana dilakukan Rasulullah saw., beliau mendoakan kebaikan kepada anak-anak maka Allah memberikan barokah kepada mereka di kemudian hari dengan amal saleh, harta, dan anak. Ibnu 'Abbas -semoga Allah meridhainya- mengatakan, Rasulullah saw. memelukku di dadanya seraya berdoa, 'Ya Allah ajarkanlah padanya hikmah'. (HR Bukhari) Dalam riwayat lain, bunyi doanya adalah, Ya Allah ajarkanlah padanya al-Al-Qur'an . Dan berkat doa Rasulullah saw. itu Ibnu 'Abbas menjadi habrul-ummah (ulama yang luas ilmunya) dan turjumanul-Al-Qur'an (pakar al-Al-Qur'an ). Rasulullah saw. menempuh jalan doa untuk menyelamatkan anak agar tidak memilih ibunya yang Nasrani dan meninggalkan bapaknya yang muslim. Itu merupakan pelajaran betapa pentingnya doa, sesuatu yang tidak dimiliki oleh sistem lain di luar Islam. 'Abdur-Razzaq meriwayatkan dari 'Abdul-Hamid Al-Anshari dari ayahnya dari kakeknya, bahwa kakeknya masuk Islam sedangkan isterinya enggan masuk Islam. Maka ia membawa anaknya yang masih kecil dan belum dewasa. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh ayahnya duduk di sini dan ibunya duduk di sana dan menyuruh si anak untuk memilih. Rasulullah saw. berdoa, Ya Allah, berilah dia petunjuk. Maka si anak pergi (memilih) bapaknya. (Diriwayat-kan pula oleh Ahmad dan An-Nasai) Durhaka jauh di bawah kekafiran. Namun demikian, berkaitan dengan kekafiran saja Rasulullah saw. menempuh jalan doa. Karenanya dapat kita katakan bahwa doa bisa mencerabut akar-akar kedurhakaan jika orangtua melakukannya dengan ikhlas dan tak kenal henti, bahkan saat bepergian (safar). Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi saw. apabila telah duduk tegak di atas kendaraannya, untuk melakukan safar, bertakbir tiga kali, kemudian mengucapkan: Maha Suci (Allah) Yang telah memudahkan (perjalanan) ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu melakukannya. Dan sesungguhnya kami kepada Tuhan kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, dalam perjalanan ini, kebaikan dan ketakwaan dan amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, ringankanlah bagi kami perjalanan ini dan dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkaulah Yang Menyertai kami dalam perjalanan dan Yang Mengurusi keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepenatan perjalanan, dari pemandangan yang menyedihkan, dan dari keburukan saat kami kembali, yang menimpa harta, keluarga, dan anak. Para ibu di zaman Rasulullah saw. begitu antusias mendapatkan doa Rasulullah saw. bagi anak-anak mereka supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Ummu Sulaim, ibu Anas -semoga Allah meridhainya- meminta kepada Rasulullah saw. agar mendoakan anaknya lalu beliau pun berdoa untuknya. Ummu Sulaim berkata, Wahai Rasulullah, ini pelayanmu, Anas, doakanlah dia. Maka beliau berdoa, Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan limpahkanlah barokah dalam segala yang Engkau berikan kepadanya. (Riwayat Bukhari,
Re: [ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak
- Original Message - From: ^_^ ghodiy ^_^ To: 'Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP' Sent: Thursday, August 16, 2007 10:50 AM Subject: [ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak Kiat 20 : Doakan untuk Kebaikan, bukan Keburukannya DOA termasuk hal penting yang harus kita pegang teguh. Kita perlu mencari waktu-waktu terkabulnya doa yang dijelaskan Rasulullah saw. Sebab doa orangtua akan dikabulkan oleh Allah swt. Dengan doa muatan rasa cinta dan kasih sayang akan bertambah mekar di dalam hati kedua orangtua. Maka hendaklah keduanya bermunajat dan memohon kepada Allah agar Dia meluruskan anaknya dan masa depannya. Itulah Sunnah para nabi dan rasul. Oleh karena itu mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Sebab hal ini akan mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya, bahkan kehancuran orang tua itu sendiri. Rasulullah saw. melarang para orangtua mendoakan keburukan bagi anaknya karena hal itu bertentangan dengan akhlak Islam, dengan pendidikan Nabi dan jauh dari cara Nabi dalam menyeru manusia ke dalam Islam. Rasulullah saw. saja tidak medoakan kebinasaan bagi orang musyrik Thaif. Beliau bahkan berdoa, Aku berharap dari anak keturunan mereka akan ada orang-orang yang beribadah kepada Allah. Dan ternyata Allah rnewujudkan harapannya. Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian mendoakan keburukan kepada diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan kepada anak-anak kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan kepada pelayan-pelayan kalian, dan janganlah kalian mendoakan keburukan kepada harta kalian. Janganlah kalian (mendoakan keburukan sebab jika waktu doa kalian) bertepatan dengan saat-saat dikabulnya doa, maka Allah akan mengabulkan doa kalian (yang buruk itu) (HR Abu Daud) Imam Ghazali menyebutkan, ada seseorang yang datang kepada Abdullah Bin Al-Mubarak seraya mengadukan perihal kedurhakaan anaknya. Ibnul-Mubarak bertanya, Pernahkah kamu mendoakan keburukan baginya? la menjawab, Ya, pernah. Ibnul-Mubarak mengatakan, Engkau telah menghancurkannya. Mestinya, daripada Anda menjadi penyebab kehancurannya - dengan mendoakan keburukan baginya-lebih baik engkau menjadi penyebab kesalehannya dengan mendoakan kebaikan untuknya. Sebagaimana dilakukan Rasulullah saw., beliau mendoakan kebaikan kepada anak-anak maka Allah memberikan barokah kepada mereka di kemudian hari dengan amal saleh, harta, dan anak. Ibnu 'Abbas -semoga Allah meridhainya- mengatakan, Rasulullah saw. memelukku di dadanya seraya berdoa, 'Ya Allah ajarkanlah padanya hikmah'. (HR Bukhari) Dalam riwayat lain, bunyi doanya adalah, Ya Allah ajarkanlah padanya al-Al-Qur'an . Dan berkat doa Rasulullah saw. itu Ibnu 'Abbas menjadi habrul-ummah (ulama yang luas ilmunya) dan turjumanul-Al-Qur'an (pakar al-Al-Qur'an ). Rasulullah saw. menempuh jalan doa untuk menyelamatkan anak agar tidak memilih ibunya yang Nasrani dan meninggalkan bapaknya yang muslim. Itu merupakan pelajaran betapa pentingnya doa, sesuatu yang tidak dimiliki oleh sistem lain di luar Islam. 'Abdur-Razzaq meriwayatkan dari 'Abdul-Hamid Al-Anshari dari ayahnya dari kakeknya, bahwa kakeknya masuk Islam sedangkan isterinya enggan masuk Islam. Maka ia membawa anaknya yang masih kecil dan belum dewasa. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh ayahnya duduk di sini dan ibunya duduk di sana dan menyuruh si anak untuk memilih. Rasulullah saw. berdoa, Ya Allah, berilah dia petunjuk. Maka si anak pergi (memilih) bapaknya. (Diriwayat-kan pula oleh Ahmad dan An-Nasai) Durhaka jauh di bawah kekafiran. Namun demikian, berkaitan dengan kekafiran saja Rasulullah saw. menempuh jalan doa. Karenanya dapat kita katakan bahwa doa bisa mencerabut akar-akar kedurhakaan jika orangtua melakukannya dengan ikhlas dan tak kenal henti, bahkan saat bepergian (safar). Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi saw. apabila telah duduk tegak di atas kendaraannya, untuk melakukan safar, bertakbir tiga kali, kemudian mengucapkan: Maha Suci (Allah) Yang telah memudahkan (perjalanan) ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu melakukannya. Dan sesungguhnya kami kepada Tuhan kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, dalam perjalanan ini, kebaikan dan ketakwaan dan amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, ringankanlah bagi kami perjalanan ini dan dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkaulah Yang Menyertai kami dalam perjalanan dan Yang Mengurusi keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepenatan perjalanan, dari pemandangan yang menyedihkan, dan dari keburukan saat kami kembali, yang menimpa harta, keluarga, dan anak. Para ibu di zaman Rasulullah saw. begitu antusias mendapatkan doa Rasulullah saw. bagi anak-anak mereka supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Ummu Sulaim, ibu Anas
[ FUPM-EJIP ] 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak
Muqaddimah - 25 Kiat Mempengaruhi Akal dan Jiwa Anak Segala puji hanya bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, dan minta ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal-amal kami. Barangsiapa diberi petunjuk Allah maka tiada satu pun dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan Allah maka tiada satu pun dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wa ba'du: Islam memerintahkan orang tua untuk mendidik anak dan memikulkan tanggung jawab itu di pundak mereka. Firman Allah SWT. Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan. Padanya ada malaikat yang kasar dan bengis yang tidak durhaka kepada Allah (dalam menjalankan) apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka. (At-Tahrim : 6) Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu 'Umar: Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungjawaban) tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinnya. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta majikannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung¬jawaban tentang kepemimpinannya. (Muttafaq 'alaih) Rasulullah SAW. telah meletakkan kaidah-kaidah dasar yang intinya adalah bahwa anak akan tumbuh sesuai dengan agama kedua orang tuanya. Merekalah orang yang secara kuat mempengaruhi anak-anaknya. Beliau bersabda : Tidak ada seorang anak yang dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah. Maka ibu dan bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (Bukhari) Abul-Ala mengatakan : Pemuda-pemuda kami tumbuh-kembang Sesuai dengan pembiasaan bapaknya Anak muda tidaklah beragama berdasarkan otaknya. Orang-orang terdekatlah yang membentuk cara beragamanya. Hal itu juga diisyaratkan oleh Imam Al-Ghazali. Beliau mengatakan, Anak kecil siap menerima segala ukiran dan akan cenderung pada setiap yang diucapkan. Karenanya, jika kita mengajari dan membiasakan anak-anak kita dengan kebaikan maka mereka akan tumbuh dalam kebaikan itu. Mereka akan bahagia di dunia dan akhirat dan kita juga akan bahagia bersama mereka, insya Allah. Dan jika kita mengabaikan mereka sebagaimana binatang, mereka akan celaka dan binasa, dan kita turut celaka bersama mereka. Kita menanggung dosa akibat melalaikan tanggungjawab dan kewajiban kita terhadap mereka. Boleh jadi seorang bapak menyesali sikap tak mempedulikan anaknya dan menangisi apa yang telah ia lakukan. Akan tetapi apa arti tangisan itu bila nasi sudah menjadi bubur. Karenanya kita menemukan bahwa Islam memikulkan tanggungjawab pendidikan, dalam dimensinya yang paling jauh dan cakupannya yang paling luas, kepada para bapak, para ibu dan semua pendidik. Islam juga mengingatkan dan memperingatkan mereka bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka pada hari kiamat tentang amanah itu, adakah mereka menunaikannya; tentang risalah. itu, adakah mereka menyampaikannya; dan tentang tanggung jawab itu adakah mereka memikulnya? Allah swt. berfirman: Maka demi Tuhanmu, niscaya Kami akan menanyai mereka semua, tentang apa yang mereka kerjakan. (Al-Hijr 92-93) Firman-Nya pula: Seandainya Allah hendak mengambil anak niscaya Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang diciptakan-Nya. Maha Suci Allah, Dialah Allah Yang Esa dan Maha Mengalahkan. (Az-Zumar 4) Ibnul-Qayyim -semoga Allah merahmatinya- menegaskan tanggung jawab itu dengan mengutip perkataan para ulama seraya mengatakan, Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada anak tentang orang tuanya. Barangsiapa mengabaikan pendidikan anak dan menelantarkannya maka ia telah melakukan puncak keburukan. Dan kebanyakan kerusakan pada anak diakibatkan oleh para orangtua yang mengabaikan mereka dan tidak mengajari mereka kewajiban agama dan Sunnah. Pembaca budiman, anak bagaikan lembaran putih yang mungkin ditulisi apa saja sesuai dengan yang kita inginkan. Fitrahnya bersih tidak tercoret gambar apapun, seperti yang dikatakan Ibnu Maskawaih dalam Tahdzibul-Akhlaq. Sedangkan pendidikan dan pengajaran orang dewasa banyak menemui kesulitan sebagaimana dikatakan dalam pepatah rakyat: kucing dewasa tidak bisa dididik . Itulah yang dilukiskan seorang penyair: Pendidikan di masa kecil akan bermanfaat, Sedangkan di saat tua dia tidak berguna, Sesungguhnya ranting jika engkau luruskan akan menjadi lurus, Sedangkan batang jika engkau luruskan tidak akan melunak. Selain itu, masa kanak-kanak adalah fase pertumbuhan yang paling