[iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake

2005-03-30 Terurut Topik Sukmandaru Prihatmoko
 Warning akan adanya gempa yang diposting Pak Rovicky dari
 http://www.newscientist.com (paper-nya tertanggal 16 Maret 2005) ternyata
 kejadian betul tanggal 28 Maret 2005.

 Zona satunya lagi yang diperkirakan memiliki akumulasi stress tinggi dan
 mungkin memicu gempa berhubungan dengan strike slip Sumatra Fault
(northern
 section).
 Saudara-saudara kita di sepanjang patahan itu perlu diberitahu (diingatkan
 lagi)
 bagaimana menghadapi gempa.

 Dibawah ini adalah tip cara bereaksi terhadap gempa bumi (saya copy dari
 safety manual di kantor). Saya pernah lihat BMG juga mengeluarkan tip yang
 mirip-mirip ini.

 - Jangan panik dan tetap tenang
 - Kalau anda di dalam bangunan, tetaplah di tempat. Berlindunglah di bawah
 meja tulis atau meja biasa yang berat, jauhilah pintu, jendela, kaca,
cermin
 dan dinding luar.
 - Jangan lari keluar bangunan. Puing yang runtuh dekat pintu atau dinding
 luar menyebabkan banyak korban luka dan korban jiwa.
 - Kalau anda di dalam mobil, berhentilah secepat mungkin di tempat yang
 aman. Jangan berhenti di atas jembatan. Jangan parkir di tempat anda
mungkin
 kejatuhan runtuhan
 - Kalau anda berada di luar bangunan, jauhi segala sesuatu yang dapat
 menjatuhi anda. Hindari pohon, tebing, jembatan, kabel listrik, bangunan
 dsb.

 Setelah gempa bumi:
 - Periksa apakah fasilitas bangunan berfungsi. Kalau kerusakannya berat,
 tindakan preventif yang tepat adalah mematikan aliran gas, listrik dan air
 pada klep utama
 - Kalau anda mencium gas, bukalah satu jendela, matikan klep utama dan
 tinggalkan bangunan. Beritahu pihak berwenang dan jangan masuk kembali
 sebelum dinyatakan aman.
 - Hindari semua bangunan dan struktur yang rusak, seperti embatan,
 kalau-kalau terjadi gempa susulan.
 - Kalau anda di luar, waspada terhadap batu longsor dan tanah longsor di
 daerah tidak stabil, banjir bandang di hilir suatu reservoar (bendungan),
 tsunami sepanjang garis  pantai, dan kabel listrik yang jatuh
 - Kalau anda harus menggunakan kendaraan, hati-hatilan terhadap kabel
 listrik yang jatuh dan kerusakan badan jalan.
 - Dengarkan stasiun radio darurat untuk mengetahui instruksi atau
 pesan-pesan yg mungkin disiarkan.

 Semoga bermanfaat,

 Daru

 - Original Message - 
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, March 29, 2005 12:45 PM
 Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could
 trigger another major earthquake


 Coba tengok website IAGI ini :

http://www.iagi.or.id/modules.php?op=modloadname=Newsfile=articlesid=166mode=threadorder=0thold=0

 Kalau anda lihat maka kedua kemungkinan yg diungkap pak Awang akan
 menyebabkan gerakan massa air yg hampir sama. Saya pribadi lebih
 mengena dengan hipotesa runtuhan bawah laut yg menyebabkan tsunami
 besar 26 Des 05. Kalau anda lihat maka yg berada didepan longsoran
 akan mengalami positip didepan) sehingga mungkin tidak terlihat adanya
 gejala surut sebelum datangnya tsunami. Sedangkan dibelakang
 longsorannya akan didahului oleh surutnya massa air (-).

 Kenapa yg sekarang hampir tidak ada tsunami ?
 Ada kemungkinan getaran besar 9.2 lalu telah membuat lereng-lereng ini
 stabil, terjadi ekuilibrium. Sehingga goyang 8.2 tidak cukup utk
 melongsorkannya. Namun jelas bukan berarti bahwa lereng ini saat ini
 stabil, karena goyangan besar tentusaja masih akan sangat mungkin
 melongsorkannya, dan menyebabkan tsunami.

 Kita harus yakin bahwa pengetahuan, pendidikan serta kewaspadaanlah yg
 akan mengurangi korban akibat gempa.

 Education would not stop the disaster, but it will prevent the victim

 RDP





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] gempa nias (apa karena namanya ya)

2005-03-30 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Ikutan Pak Maryanto ah

Dalam 6 bulan ini sudah terjadi bencana besar 2 kali dan masih banyak 
kemungkinan lagi yang datang...
apa  ada hubungannya dengan nama petinggi  kita ya...?
SBY = kok Selalu Bencana Ya...?
sedang KALA  itu kalau di jawa kan ada yang namanya Betara Kala yang 
artinya dewa kematian
jangan - jangan karena hal itu Indonesia sekarang  jadi banyak bencana

cuma otak - atik gatuk enggak ada ilmiahnya...jadi enggak boleh dimasukin 
ke hati

Aceh..Nias...padang...medan...lampung..jakarta..jawa barat.dst


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM

2005-03-30 Terurut Topik Andang Bachtiar
Mewakili IAGI saya diminta bicara oleh SCTV dalam dialog interaktif ttg
Gempa Nias, Sosialisasi Bahaya Geologi, dan Peringatan Dini malam ini 30
Maret 2005 jam 11. Untuk hal yang sama Metro TV juga minta saya bicara besok
di acara Berita Bahasa Inggris 7:30 pagi.

Saya akan banyak menggunakan informasi dari kawan2 di milist ini, dan
tentunya konsultasi dengan para pakarnya sejauh menyangkut teknis detail ttg
gempa tsb.

Mudah2an sosialisasi tsb. bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.


Salam

ADB
KETUM

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 30, 2005 2:36 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)



 Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program sosialisasi
 terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana Danny Hilman,
 Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 'menyadarkan masyarakat akan
 potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah bertemu langsung dengan Gubernur
 Sumbar, sebagi top management' menyampaikan issue yang sama termasuk apa
 yang harus dilakukan bila terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita
 mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita yang minim informasi

 Salam
 Budi Satrio




   Musakti, Oki
   [EMAIL PROTECTED] To:
iagi-net@iagi.or.id
   tos.com cc:
Subject: RE: [iagi-net-l]
Coming Next : Gempa Mentawai :
   30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai
(???!!!) (was : Re. FW (iagi-net
   PM   -Increased Strain...)
   Please respond
   to iagi-net






 Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias
 mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang
 menghampiri.

 Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti'
 para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata
 ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu
 sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap
 menjalankan pilkada.

 (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as
 usual)
 salam
 Oki


 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]

 Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
 Strain...)

 Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
 memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
 panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak
 memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat
 fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed
 (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat
 fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut
 terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak
 seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak
 Nias...


 Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok
 inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan
 gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan
 pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar
 yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis
 bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan
 katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar
 lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa
 menit, minggu, bulan, tahun). Nah...


 Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan
 pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat
 Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan
 dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan
 juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang.



 Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada
 gempa Mentawai atau tidak.


 Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di
 pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi
 daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama
 tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu
 frontal ke wilayah ini. Uh..



 Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan
 evakuasi itu sejak  Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster
 gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai.


 Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info
 ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan
 

RE: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM

2005-03-30 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Bagus banget. 
Salut untuk Pak KETUM.
Aku mau lihat ah...: SCTV malam ini. 
Sayangnya, acara di Metro TV mbesok pagi yang 7:30, tak bisa ku lihat,
karena kerja di kantor. Tapi biasanya akan ada acara ulangan ya?

Salam,
MYT.

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 


Mewakili IAGI saya diminta bicara oleh SCTV dalam dialog interaktif ttg
Gempa Nias, Sosialisasi Bahaya Geologi, dan Peringatan Dini malam ini 30
Maret 2005 jam 11. Untuk hal yang sama Metro TV juga minta saya bicara
besok di acara Berita Bahasa Inggris 7:30 pagi.

Saya akan banyak menggunakan informasi dari kawan2 di milist ini, dan
tentunya konsultasi dengan para pakarnya sejauh menyangkut teknis detail
ttg gempa tsb.

Mudah2an sosialisasi tsb. bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.


Salam

ADB
KETUM




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-30 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
 Pak admin, tolong dimasukkan email pak Danny Hilman ini dalam milis
 IAGI-net
 sebab beliau bilang tidak pernah terima berita dari milis ini
 lagi...mungkin kehapus kali ye...
 
 [EMAIL PROTECTED]
 
 salam,
 Dy

DONE !

Go head pak Danny

Bagi anda yg tidak menerima imil IAGI-net tetapi ingin melihat arsip
diskusi IAGI silahkan :
ke IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

RDP
pembantu admin

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Gempa Besar Itu Telah Diduga

2005-03-30 Terurut Topik ismail
Kayaknya analisa tentang gempa dari segi sains/akademis tentang  apa
mengapanya (kejadian/prosesnya) jauh lebih maju seperti dilihat dimedia
media , namun justru tentang penangulangannya / mitigasinya kayaknya masih
sedikit sekali, hampir tdk pernah terdengar diskusi dimedia media ttg
bangunan tahan gempa , bahan bahan bangunan apa yg tidak mudah patah/retak
retak yg mudah didapatkan disekitar kita, desain rumah sederhana tahan
gempa,dll  , termasuk bagaimana memobilisasi personil ( militer,sipil) dalam
waktu cepat, padahal ini merupakan solusi yang riil untuk memitigasi bencana
tsb, selama ini mitigasi hanya dipahami sekedar bagi bagi makanan dan obat
obatan seperti tugas sakorlak PB tsb.Selalu yg terjadi kelambatan evakuasi
( malah tentara asing lebih cepat datang daripada pasukan kita ). Sudah
waktunya dibuat semacam SOP gempa , jadi tidak perlu saling tunggu karena
belum ada rapat koordinasi.Jadi kalau kita punya startegi kalau ada serangan
udara misalnya, maka sekarang harus dibuat bagaimana strteginya kalau ada
Serangan Gempa,
Rasanya mitigasi ini harus lebih dijabarkan secara riil dan detail  serta
terintregasi, bagaimanapun suatu Gempa hampir tidak akan pernah ketahuan
kapan datangnya , yang jelas pasti , akan datangnya.dan daerah mana yg
sering dikunjungi , itu saja maksimal yg dapat diketahui.

ISM





 On Wed, 30 Mar 2005 14:24:27 +0800, Rovicky Dwi Putrohari
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Nah yg sekarang alam memberikan PeeR baru yaitu tsunami, yg sangat
 mungkin merupakan gejala ikutan dari gempa. Kenapa kok ngga ada
 tsunami padahal sepertinya (sepengetahuan sampai saat ini) seluruh
 persayaratn sudah terpenuhi.

 berarti ada yang 'salah' Pak.
 bisa persyaratannya yg salah, atau...kita yang salah
 meng-interpretasikan persyaratan tersebut, atau bisa juga sebenarnya
 kita TIDAK TAHU dengan sebenar2nya apa persyaratan yg di required
 untuk terjadinya tsunami. Masih ada hal2 geologi yang tak terukur dan
 muncul di statistik yang menyebabkan nilai cut off tak tegas tapi
 range. (tulisan Pak Awang sebelumnya). jujur saja saya pribadi
 (sambil ngacung ini)..masih belum clear-seclear clearnya tentang
 'persyaratan' tsb.

 sama saja seperti suatu Petroleum System, source rock, migration ada,
 reservoir ada, cap rock ada..pokonya sudah komplit deh. tapi kenapa
 koq Dry Hole ;)

 -
 To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
 -






-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-30 Terurut Topik ferry . hakim


Pak Awang,
Mungkinkah satu faktor lagi yang menyebabkan gempa Nias tidak terbentuk
terban yang berujung pada tdk terjadinya tsunami adalah kedalaman laut dan
posisi dasar laut saat ini ?
Kalau kita lihat bahwa epicenter gempa Nias berada di kedalaman laut kurang
dari 200 m dan masih di shelf area yang relatif stabil. Sedangkan
epicenter gempa Simelue berada di kedalaman laut 1200 m  dan sudah berada
di Upper slope area yang relatif rentan kestabilan lerengnya.

salam,
Ferry




   
Awang Satyana   
   
awangsatyana@   To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL 
PROTECTED]
yahoo.com   cc:
   
 Subject: [iagi-net-l] Coming Next 
: Gempa Mentawai :  
03/30/2005Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : 
Re. FW (iagi-net -Increased 
01:50 PM  Strain...)
   
Please respond  
   
to iagi-net 
   

   

   




Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang
gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar
Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin
tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif
tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah
kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via
sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias...

Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok
inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan
gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya
di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang
yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias
dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa
besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami
tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan,
tahun). Nah...

Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan
pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat
Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan
gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh
Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang.

Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada
gempa Mentawai atau tidak.

Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir
barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah
bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami
kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke
wilayah ini. Uh..

Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi
itu sejak  Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan
tsunami ke penduduk Mentawai.

Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke
masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu
yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal
berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan
lereng gunungapi yang mau meletus dibandingkan dengan gempa yang selalu
ujug-ujug datang...)

Salam,
awang

Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kang Awang,
Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu
Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian
di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny
Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution
record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa
maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias,
maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah
gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya
menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup
menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa
pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada
open area.

Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk

Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-30 Terurut Topik Awang Satyana
Ferry,
 
Kalau dikumpul2 kelihatannya ada 5 syarat tsunamigenic earthquake : 1. 
episentrum gempa di laut, 2. magnitudo gempa besar (lebih banyak  7.0 SR), 3. 
kedalaman hiposentrum dangkal (lebih banyak  30 km), 4. mekanisme penyesaran 
thrust fault, 5. tergesernya blok dasar laut oleh penyesaran. 
 
Gempa Nias kemarin menurut analisis sampai sekarang memenuhi syarat 1-4, tetapi 
no. 5 tidak terpenuhi atau sangat minimal terpenuhi. Pendapat Ferry ada 
benarnya juga. Kalau hiposentrum masih di wilayah kerak benua (continental 
shelf) tentu lebih stabil daripada di upper slope yang keraknya intermediate 
atau transitional. Maka gempa sedalam 30 km seperti kemarin kelihatannya dies 
out ke atas, blind fault, tidak menimbulkan blok runtuh/naik di seabed. 
 
Atau, karena gempa sebenarnya berlokasi di trace utama Sesar Mentawai, disipasi 
gaya gempa lebih memilih bergerak ke fracture sesar yang ada, bergerak ke BL 
menghantam Simeulue bergerak ke tenggara menghantam Nias. Sudah ada sesar, 
tinggal di-re-aktivasi daripada membuat baru ke atas harus melewati kerak benua 
di sekitar Kep. Banyak yang stabil, kelihatannya lebih memilih bergerak ke 
samping-samping via Sesar Mentawai. 
 
Salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:


Pak Awang,
Mungkinkah satu faktor lagi yang menyebabkan gempa Nias tidak terbentuk
terban yang berujung pada tdk terjadinya tsunami adalah kedalaman laut dan
posisi dasar laut saat ini ?
Kalau kita lihat bahwa epicenter gempa Nias berada di kedalaman laut kurang
dari 200 m dan masih di shelf area yang relatif stabil. Sedangkan
epicenter gempa Simelue berada di kedalaman laut 1200 m dan sudah berada
di Upper slope area yang relatif rentan kestabilan lerengnya.

salam,
Ferry






-
Do you Yahoo!?
 Make Yahoo! your home page   

[iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1

2005-03-30 Terurut Topik Awang Satyana
National Geographic : sebagian besar dari kita pasti mengenalnya, juga 
sebagian besar penduduk dunia di perkotaan. Ini adalah sebuah majalah yang 
termasuk paling banyak dibaca (40 juta orang) dan paling tua (edisi perdana 
lahir 1888 - 117 tahun yang lalu) di dunia. Sebuah majalah ilmu pengetahuan 
populer tetapi serius dan cukup detail menjelaskan ragam ilmu pengetahuan 
(bukan hanya geografi, tetapi juga geologi, astronomi, biologi, fisika, kimia, 
engineering, antropologi, sejarah, ilmu2 sosial, dll.). Sebuah majalah yang 
sangat terkenal dengan foto-fotonya yang begitu hebat, breathtaking, dan 
bonus peta-petanya yang macam2 (dari peta molekul ke peta bintang). Bukan hanya 
majalah, National Geographic Society telah mengeluarkan macam2 buku referensi 
utama tentang banyak hal. Pendek kata : two thumbs up buat National 
Geographic Society. Lebih dari itu, ia juga sudah lebih dari 100 tahun mendanai 
penelitian2 ilmiah di seluruh dunia dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. 
 
Saya, bukan sedang mengiklankan majalah National Geographic, tetapi apresiasi 
dan kekaguman saya kepadanya sulit disembunyikan. Bermula dari beli majalah 
bekasnya di tukang loak buku, lalu beli di toko buku, dan akhirnya jadi anggota 
perkumpulan itu 10 tahun terakhir ini (sempat terputus saat harga dollar 
melambung tinggi melampaui rupiah); rasanya saya cukup untuk mengatakan bahwa 
ini sebuah majalah hebat dengan harga yang terjangkau. Kecintaan saya kepada 
geologi sangat dibantu oleh National Geographic..
 
Dan...kini akhirnya, bulan April 2005, lahirlah NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA, 
melengkapi 25 bahasa lainnya yang dipakai untuk majalah ini di seluruh dunia. 
Acungan jempol buat Gramedia Group ! Edisi Indonesia ini sama hebatnya dengan 
edisi yang berbahasa Inggris, bahkan covernya dibuat sedikit lebih tebal dan 
glossy. Saya membandingkan keduanya : 80 % artikel di edisi Inggris 
diterjemahkan. 20 %-nya diisi artikel buatan kita sendiri dengan foto2 yang tak 
kalah hebatnya. Terjemahannya excellent, mengalir bagai air, membacanya tak 
terantuk sedikit pun oleh kendala tatabahasa yang dipaksakan.
 
Istimewanya lagi, edisi perdana National Geographic Indonesia pas memuat dua 
artikel penting ilmu pengetahuan di mana Indonesia jadi peran utama : Penemuan 
Homo floresiansis di Flores yang mengebohkan dunia paleoantropologi itu, dan 
Tsunami di Aceh/Sumatra Utara yang menyedot  perhatian seluruh dunia itu. Edisi 
Inggris-nya pun memang begitu. Dan, Gramedia mematok harga relatif murah (40 rb 
rupiah) buat sebuah majalah sekelas NG (National Geographic), kualitas isi dan 
cetakan prima.
 
Sekali lagi, ini bukan iklan, hanya berbagi rasa gembira saja...
 
salam,
awang


-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 

RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-30 Terurut Topik D.H. Natawidjaja
Mohon maaf,
Halo rekan-rekan IAGI sekalian,
Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar
mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini.  Untung
Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini.

Menurut saya begini,
Gempa Nias kemarin itu adalah gempa megathrust (i.e. sama seperti
gempa Aceh) pada subduction interface yang letak rupture zone (bidang
patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di sebelahnya
rupture zone dari Gempa Aceh.

Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di
sebelah selatannya.  Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah
matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai
itu. 
Kapan kira-kira waktunya?  Tentu kita engga tahu.  Tapi saya pikir dalam
kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini
tinggi.  Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile),
pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari 1955
- 1965. 

Yang jadi harapan saya bahwa gempa di Mentawai mungkin tidak terjadi
dalam waktu dekat adalah adanya segmen zona subduksi diantara Nias dan
Siberut (di bawah Kep. Batu) yang kondisinya tidak matang dan
karakteristiknya dominan ASEISMIC artinya banyak meloloskan strain
energy. Mudah-mudahan Zona subduksi yang pas berada di khatulistiwa ini
bisa menjadi buffer zone agar perambatan energi gempa dari utara itu
bisa tertahan untuk sementara waktu sebelum dia menyebrang ke Siberut.

Kontroversi tentang mekanisme gempa di Nias kelihatannya bersumber ke
Focal Mechanism (CMT) USGS yang kurang tepat (mungkin sekarang sudah di
ralat).  CMT USGS ini memperlihatkan bahwa Gempa Nias sepertinya suatu
Up-Thrust pada bidang patahan yang hampir tegak lurus.  Waktu malam
terjadinya gempa, saya agak heran-heran melihat solusi USGS ini.  Apakah
benar bukan megathrust earthquake melainkan gempa pada Sesar Mentawai?
Mungkin CMT USGS ini yang dilihat oleh Pak Surono.
Untung paginya Harvard juga mengeluarkan CMT yang lebih baik.  Pada
Harvard CMT terlihat jelas bahwa gempa Nias ini merupakan gempa
megathrust - pure dip-slip.

Sekarang masalahnya kalau ini megathrust earthquake dengan magnitudo
8.7, kenapa Tsunami-nya kecil?
Saya kemarin berdiskusi dengan Wahyu Triyoso, terus Wahyu kebetulan
mendapatkan analisa data seismik yang sudah dilakukan oleh ERI Univ.
Tokyo, tempat sekolahnya dulu.  Dari analisa seismogram ini terlihat
bahwa fault displacement pada rupture zone-nya memang besar di bagian
bawahnya, yaitu di kedalaman ~15 - 40 km, tapi displacement ini menjadi
mengecil ke arah atas.  Kata Wahyu pada subduction interface di sebelah
baratnya Nias, displacementnya hanya 1 meteran!  Artinya walaupun gempa
ini besar, deformasi yang terjadi pada bawah permukaan laut di barat P.
Nias sampai ke palung tidak besar.  Menurut kami, itulah penyebab kenapa
tsunaminya kecil.  Tentu perlu analisa dan data yang lebih lanjut untuk
memastikan hal ini.

Sekian dulu.

Wassalam,

Danny


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, March 31, 2005 4:19 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
Strain...)



Pak Awang,
Mungkinkah satu faktor lagi yang menyebabkan gempa Nias tidak terbentuk
terban yang berujung pada tdk terjadinya tsunami adalah kedalaman laut
dan
posisi dasar laut saat ini ?
Kalau kita lihat bahwa epicenter gempa Nias berada di kedalaman laut
kurang
dari 200 m dan masih di shelf area yang relatif stabil. Sedangkan
epicenter gempa Simelue berada di kedalaman laut 1200 m  dan sudah
berada
di Upper slope area yang relatif rentan kestabilan lerengnya.

salam,
Ferry



 

Awang Satyana

awangsatyana@   To: iagi-net@iagi.or.id,
[EMAIL PROTECTED]
yahoo.com   cc:

 Subject: [iagi-net-l]
Coming Next : Gempa Mentawai :  
03/30/2005Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)
(was : Re. FW (iagi-net -Increased 
01:50 PM  Strain...)

Please respond

to iagi-net

 

 





Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak
memang
gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture
sesar
Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban)
mungkin
tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif
tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa
mencegah
kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via
sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias...

Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan 

Re: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1

2005-03-30 Terurut Topik Batara Sakti Simanjuntak
Nah ini namanya dream jadi impian...saya juga penggemar HG (meski beli yang 
loakan saja)...dan selalu berandai-andai bila saja majalah ini bisa 
digandrungi anak-anak dirumah. Meski sdh belajar English, tapi rasanya 
modalnya itu belum cukup membuat mereka bisa menikmati isi NG, yang ada 
mereka cape nyari arti kata saja. Untung ada edisi Indonesia nya. Sudah 
beberapa lama memang mendengar rencana ini. Tapi dimana kita bisa 
berlangganan dengan mudah...ada yang tahu ?

bat


-Original Message-
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 30 Mar 2005 21:24:37 -0800 (PST)
Subject: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 
1

 National Geographic : sebagian besar dari kita pasti mengenalnya,
 juga sebagian besar penduduk dunia di perkotaan. Ini adalah sebuah
 majalah yang termasuk paling banyak dibaca (40 juta orang) dan paling
 tua (edisi perdana lahir 1888 - 117 tahun yang lalu) di dunia. Sebuah
 majalah ilmu pengetahuan populer tetapi serius dan cukup detail
 menjelaskan ragam ilmu pengetahuan (bukan hanya geografi, tetapi juga
 geologi, astronomi, biologi, fisika, kimia, engineering, antropologi,
 sejarah, ilmu2 sosial, dll.). Sebuah majalah yang sangat terkenal
 dengan foto-fotonya yang begitu hebat, breathtaking, dan bonus
 peta-petanya yang macam2 (dari peta molekul ke peta bintang). Bukan
 hanya majalah, National Geographic Society telah mengeluarkan macam2
 buku referensi utama tentang banyak hal. Pendek kata : two thumbs up
 buat National Geographic Society. Lebih dari itu, ia juga sudah lebih
 dari 100 tahun mendanai penelitian2 ilmiah di seluruh dunia dalam
 berbagai cabang ilmu pengetahuan. 
  
 Saya, bukan sedang mengiklankan majalah National Geographic, tetapi
 apresiasi dan kekaguman saya kepadanya sulit disembunyikan. Bermula
 dari beli majalah bekasnya di tukang loak buku, lalu beli di toko buku,
 dan akhirnya jadi anggota perkumpulan itu 10 tahun terakhir ini (sempat
 terputus saat harga dollar melambung tinggi melampaui rupiah); rasanya
 saya cukup untuk mengatakan bahwa ini sebuah majalah hebat dengan harga
 yang terjangkau. Kecintaan saya kepada geologi sangat dibantu oleh
 National Geographic..
  
 Dan...kini akhirnya, bulan April 2005, lahirlah NATIONAL GEOGRAPHIC
 INDONESIA, melengkapi 25 bahasa lainnya yang dipakai untuk majalah ini
 di seluruh dunia. Acungan jempol buat Gramedia Group ! Edisi Indonesia
 ini sama hebatnya dengan edisi yang berbahasa Inggris, bahkan covernya
 dibuat sedikit lebih tebal dan glossy. Saya membandingkan keduanya : 80
 % artikel di edisi Inggris diterjemahkan. 20 %-nya diisi artikel buatan
 kita sendiri dengan foto2 yang tak kalah hebatnya. Terjemahannya
 excellent, mengalir bagai air, membacanya tak terantuk sedikit pun oleh
 kendala tatabahasa yang dipaksakan.
  
 Istimewanya lagi, edisi perdana National Geographic Indonesia pas
 memuat dua artikel penting ilmu pengetahuan di mana Indonesia jadi
 peran utama : Penemuan Homo floresiansis di Flores yang mengebohkan
 dunia paleoantropologi itu, dan Tsunami di Aceh/Sumatra Utara yang
 menyedot  perhatian seluruh dunia itu. Edisi Inggris-nya pun memang
 begitu. Dan, Gramedia mematok harga relatif murah (40 rb rupiah) buat
 sebuah majalah sekelas NG (National Geographic), kualitas isi dan
 cetakan prima.
  
 Sekali lagi, ini bukan iklan, hanya berbagi rasa gembira saja...
  
 salam,
 awang
 
   
 -
 Do you Yahoo!?
  Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)

2005-03-30 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Tsunami memang dapat diakibatkan oleh pergerakan vertikal masa batuan
akibat tersesarkan pada saat gempa (bisa thrust ataupun dislokasi
sesar normal), namun tsunami dibeberapa tempat termasuk yg di selat
Makassar, serta di Pantai Utara Irian beberapa tahun lalu diikuti pula
oleh longsoran bawah laut..

Spekulasi lain kenapa tidak muncul tsunami sebesar Aceh, menurut saya
karena tidak adanya mega slump (longsoran bawah laut) yg terjadi
atau terpicu oleh gempa Nias. Ini diasumsikan bahwa mega slump menjadi
penyebab tsunami. Sedangkan mega slumpnya sendiri dipicu oleh gempa.

Pada saat terjadi gempa Aceh kemarin dengan kekuatan 9 SR (kedalaman
30Km) hampir semua lereng yg sedang dalam kondisi kritis (bahkan yg
hampir kritis) terlongsorkan bersama-sama. Ada pergerakan massa batuan
yg cukup besar yg tentunya, juga ditambah dengan pergeseran akibat
thrust, memperkuat terjadinya tsunami. Gambar serta pertanda adanya
new escarpment yg terbentuk akibat longsoran ini dapat dilihat di
websitenya UK Navy juga di blog saya, gambar sea floor ini sebagian
juga ada di webnya IAGI. Nah karena getaran 9 SR ini sangat kuat maka
lereng-lereng pinggir yg masih setengah matangpun bisa ikut-ikutan
longsor pada tanggal 26 Desember 04 kemarin. Artinya pasca gempa Aceh,
kondisi ekuilibrium di pinggiran ini menjadi relatip stabil,
dibandingkan sebelum gempa Aceh. Kondisi yg relatip stabil inilah yg
saat digetarkan dengan kekuatan 8 SR (30Km) kemarin oleh gempa Nias
tidak mampu menyebabkan tsunami sebesar sebelumnya.

Apakah yg nanti juga tidak akan longsor lagi ?

Prediksi saya, seandainya getarannya lebih kecil dari getaran
sebelumnya, maka tidak akan muncul tsunami pada saat Segmen Mentawai
yg diramalkan Danny ini bergetar. Kecuali getaran gempanya memiliki
kekuatan sama atau lebih dari 9 SR.

Penjelasan atau simulasi mudahnya :
Cobalam ambil beras dan buatlah gunung2-an dari beras diatas sebuah
karton. Caranya dengan menabur kan beras dipuncaknya hingga
ketinggiannya maksimum. Kondisi ini merupakan refleksi dari kondisi
kritis.
Getarkan atau goyangkan beras itu dengan kekuatan tertentu, katakanlah
getarkan dengan amplitudo 2 cm, selama beberapa detik. Akan terlihat
ketinggian gunung berkurang, beberapa butiran akan longsor kebawah.
Kejadian ini mensimulasikan longsoran penyebab tsunami pana tanggal 26
Des 05.

Nah kemudian getarkan dengan goyangan lebih kecil, misalnya amplitudo
1 cm saja. Maka tidak akan banyak longsoran butiran beras yg terlihat.
Ini menunjukkan bahwa kondisi kekritisan lereng berubah akibat getaran
besar.

Simulasi mudah ini dapat dipakai untuk menjelaskan dengan mudah kenapa
Gempa Nias tidak menyebabkan tsunami.

Nah pertanyan selanjutnya, apakah nantinya sudah tidak akan ada tsunami lagi ?
Seperti yg ditulis di atas, bahwa tsunami tidak akan terjadi
seandainya lokasi getarannya sama dan juga kekuatan gempanya kurang
dari getaran sebelumnya. Sehingga kalau getaran selanjutnya di
Mentawai melebihi 9 SR atau kedalamannya lebih dangkal, maka tsunami
masih sangat mungkin terbentuk. Perkiraan besarnya utk segmen mentawai
yg diperkirakan Pak Danny ini menjadi sangat krusial dengan hipotesa
ini.

RDP
Rovicky Dukun Pergempaan
On Thu, 31 Mar 2005 12:35:37 +0700, D.H. Natawidjaja
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mohon maaf,
 Halo rekan-rekan IAGI sekalian,
 Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar
 mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini.  Untung
 Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini.
 
 Menurut saya begini,
 Gempa Nias kemarin itu adalah gempa megathrust (i.e. sama seperti
 gempa Aceh) pada subduction interface yang letak rupture zone (bidang
 patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di sebelahnya
 rupture zone dari Gempa Aceh.
 
 Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di
 sebelah selatannya.  Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah
 matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai
 itu.
 Kapan kira-kira waktunya?  Tentu kita engga tahu.  Tapi saya pikir dalam
 kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini
 tinggi.  Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile),
 pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari 1955
 - 1965.
 
 Yang jadi harapan saya bahwa gempa di Mentawai mungkin tidak terjadi
 dalam waktu dekat adalah adanya segmen zona subduksi diantara Nias dan
 Siberut (di bawah Kep. Batu) yang kondisinya tidak matang dan
 karakteristiknya dominan ASEISMIC artinya banyak meloloskan strain
 energy. Mudah-mudahan Zona subduksi yang pas berada di khatulistiwa ini
 bisa menjadi buffer zone agar perambatan energi gempa dari utara itu
 bisa tertahan untuk sementara waktu sebelum dia menyebrang ke Siberut.
 
 Kontroversi tentang mekanisme gempa di Nias kelihatannya bersumber ke
 Focal Mechanism (CMT) USGS yang kurang tepat (mungkin sekarang sudah di
 ralat).  CMT USGS ini memperlihatkan bahwa Gempa Nias sepertinya suatu
 

Re: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1

2005-03-30 Terurut Topik Awang Satyana
Batara,
 
Gampang saja. Pergi ke Gramedia. Beli majalahnya. Di dalamnya ada formulir 
berlangganan untuk 6 bulan, 1 tahun, atau 2 tahun, tentu dengan harga discount 
(semakin lama berlangganan semakin murah harga per satu majalah-nya) dan ada 
bonusnya. Saya juga belum langganan yang edisi Indonesia, masih yang Inggris. 
 
Hm..memang gak gampang membaca majalah/koran in english, lebih gampang baca 
textbook -kan ?
 
Salam,
awang

Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nah ini namanya dream jadi impian...saya juga penggemar HG (meski beli yang 
loakan saja)...dan selalu berandai-andai bila saja majalah ini bisa 
digandrungi anak-anak dirumah. Meski sdh belajar English, tapi rasanya 
modalnya itu belum cukup membuat mereka bisa menikmati isi NG, yang ada 
mereka cape nyari arti kata saja. Untung ada edisi Indonesia nya. Sudah 
beberapa lama memang mendengar rencana ini. Tapi dimana kita bisa 
berlangganan dengan mudah...ada yang tahu ?

bat


-Original Message-
From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 30 Mar 2005 21:24:37 -0800 (PST)
Subject: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 
1

 National Geographic : sebagian besar dari kita pasti mengenalnya,
 juga sebagian besar penduduk dunia di perkotaan. Ini adalah sebuah
 majalah yang termasuk paling banyak dibaca (40 juta orang) dan paling
 tua (edisi perdana lahir 1888 - 117 tahun yang lalu) di dunia. Sebuah
 majalah ilmu pengetahuan populer tetapi serius dan cukup detail
 menjelaskan ragam ilmu pengetahuan (bukan hanya geografi, tetapi juga
 geologi, astronomi, biologi, fisika, kimia, engineering, antropologi,
 sejarah, ilmu2 sosial, dll.). Sebuah majalah yang sangat terkenal
 dengan foto-fotonya yang begitu hebat, breathtaking, dan bonus
 peta-petanya yang macam2 (dari peta molekul ke peta bintang). Bukan
 hanya majalah, National Geographic Society telah mengeluarkan macam2
 buku referensi utama tentang banyak hal. Pendek kata : two thumbs up
 buat National Geographic Society. Lebih dari itu, ia juga sudah lebih
 dari 100 tahun mendanai penelitian2 ilmiah di seluruh dunia dalam
 berbagai cabang ilmu pengetahuan. 
 
 Saya, bukan sedang mengiklankan majalah National Geographic, tetapi
 apresiasi dan kekaguman saya kepadanya sulit disembunyikan. Bermula
 dari beli majalah bekasnya di tukang loak buku, lalu beli di toko buku,
 dan akhirnya jadi anggota perkumpulan itu 10 tahun terakhir ini (sempat
 terputus saat harga dollar melambung tinggi melampaui rupiah); rasanya
 saya cukup untuk mengatakan bahwa ini sebuah majalah hebat dengan harga
 yang terjangkau. Kecintaan saya kepada geologi sangat dibantu oleh
 National Geographic..
 
 Dan...kini akhirnya, bulan April 2005, lahirlah NATIONAL GEOGRAPHIC
 INDONESIA, melengkapi 25 bahasa lainnya yang dipakai untuk majalah ini
 di seluruh dunia. Acungan jempol buat Gramedia Group ! Edisi Indonesia
 ini sama hebatnya dengan edisi yang berbahasa Inggris, bahkan covernya
 dibuat sedikit lebih tebal dan glossy. Saya membandingkan keduanya : 80
 % artikel di edisi Inggris diterjemahkan. 20 %-nya diisi artikel buatan
 kita sendiri dengan foto2 yang tak kalah hebatnya. Terjemahannya
 excellent, mengalir bagai air, membacanya tak terantuk sedikit pun oleh
 kendala tatabahasa yang dipaksakan.
 
 Istimewanya lagi, edisi perdana National Geographic Indonesia pas
 memuat dua artikel penting ilmu pengetahuan di mana Indonesia jadi
 peran utama : Penemuan Homo floresiansis di Flores yang mengebohkan
 dunia paleoantropologi itu, dan Tsunami di Aceh/Sumatra Utara yang
 menyedot perhatian seluruh dunia itu. Edisi Inggris-nya pun memang
 begitu. Dan, Gramedia mematok harga relatif murah (40 rb rupiah) buat
 sebuah majalah sekelas NG (National Geographic), kualitas isi dan
 cetakan prima.
 
 Sekali lagi, ini bukan iklan, hanya berbagi rasa gembira saja...
 
 salam,
 awang
 
 
 -
 Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1

2005-03-30 Terurut Topik Awang Satyana
Batara,
 
Gampang saja. Pergi ke Gramedia. Beli majalahnya. Di dalamnya ada formulir 
berlangganan untuk 6 bulan, 1 tahun, atau 2 tahun, tentu dengan harga discount 
(semakin lama berlangganan semakin murah harga per satu majalah-nya) dan ada 
bonusnya. Saya juga belum langganan yang edisi Indonesia, masih yang Inggris. 
 
Hm..memang gak gampang membaca majalah/koran in english, lebih gampang baca 
textbook -kan ?
 
Salam,
awang

Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nah ini namanya dream jadi impian...saya juga penggemar HG (meski beli yang 
loakan saja)...dan selalu berandai-andai bila saja majalah ini bisa 
digandrungi anak-anak dirumah. Meski sdh belajar English, tapi rasanya 
modalnya itu belum cukup membuat mereka bisa menikmati isi NG, yang ada 
mereka cape nyari arti kata saja. Untung ada edisi Indonesia nya. Sudah 
beberapa lama memang mendengar rencana ini. Tapi dimana kita bisa 
berlangganan dengan mudah...ada yang tahu ?

bat


-Original Message-
From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 30 Mar 2005 21:24:37 -0800 (PST)
Subject: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 
1

 National Geographic : sebagian besar dari kita pasti mengenalnya,
 juga sebagian besar penduduk dunia di perkotaan. Ini adalah sebuah
 majalah yang termasuk paling banyak dibaca (40 juta orang) dan paling
 tua (edisi perdana lahir 1888 - 117 tahun yang lalu) di dunia. Sebuah
 majalah ilmu pengetahuan populer tetapi serius dan cukup detail
 menjelaskan ragam ilmu pengetahuan (bukan hanya geografi, tetapi juga
 geologi, astronomi, biologi, fisika, kimia, engineering, antropologi,
 sejarah, ilmu2 sosial, dll.). Sebuah majalah yang sangat terkenal
 dengan foto-fotonya yang begitu hebat, breathtaking, dan bonus
 peta-petanya yang macam2 (dari peta molekul ke peta bintang). Bukan
 hanya majalah, National Geographic Society telah mengeluarkan macam2
 buku referensi utama tentang banyak hal. Pendek kata : two thumbs up
 buat National Geographic Society. Lebih dari itu, ia juga sudah lebih
 dari 100 tahun mendanai penelitian2 ilmiah di seluruh dunia dalam
 berbagai cabang ilmu pengetahuan. 
 
 Saya, bukan sedang mengiklankan majalah National Geographic, tetapi
 apresiasi dan kekaguman saya kepadanya sulit disembunyikan. Bermula
 dari beli majalah bekasnya di tukang loak buku, lalu beli di toko buku,
 dan akhirnya jadi anggota perkumpulan itu 10 tahun terakhir ini (sempat
 terputus saat harga dollar melambung tinggi melampaui rupiah); rasanya
 saya cukup untuk mengatakan bahwa ini sebuah majalah hebat dengan harga
 yang terjangkau. Kecintaan saya kepada geologi sangat dibantu oleh
 National Geographic..
 
 Dan...kini akhirnya, bulan April 2005, lahirlah NATIONAL GEOGRAPHIC
 INDONESIA, melengkapi 25 bahasa lainnya yang dipakai untuk majalah ini
 di seluruh dunia. Acungan jempol buat Gramedia Group ! Edisi Indonesia
 ini sama hebatnya dengan edisi yang berbahasa Inggris, bahkan covernya
 dibuat sedikit lebih tebal dan glossy. Saya membandingkan keduanya : 80
 % artikel di edisi Inggris diterjemahkan. 20 %-nya diisi artikel buatan
 kita sendiri dengan foto2 yang tak kalah hebatnya. Terjemahannya
 excellent, mengalir bagai air, membacanya tak terantuk sedikit pun oleh
 kendala tatabahasa yang dipaksakan.
 
 Istimewanya lagi, edisi perdana National Geographic Indonesia pas
 memuat dua artikel penting ilmu pengetahuan di mana Indonesia jadi
 peran utama : Penemuan Homo floresiansis di Flores yang mengebohkan
 dunia paleoantropologi itu, dan Tsunami di Aceh/Sumatra Utara yang
 menyedot perhatian seluruh dunia itu. Edisi Inggris-nya pun memang
 begitu. Dan, Gramedia mematok harga relatif murah (40 rb rupiah) buat
 sebuah majalah sekelas NG (National Geographic), kualitas isi dan
 cetakan prima.
 
 Sekali lagi, ini bukan iklan, hanya berbagi rasa gembira saja...
 
 salam,
 awang
 
 
 -
 Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 

RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)

2005-03-30 Terurut Topik Musakti, Oki

Bagaimana kalau di dekat2 Mentawai ada lereng2 yang belum terstabilkan
saat gempa Simeleu dan Nias. Tidakkah  getaran gempa yang relatif kecil
akan bisa memicu longsornya lereng2 tersebut, mengubah kesetimbangan
kolom air laut  dan pada ahirnya menimbulkan tsunami?

CMIIW, tsunami di Flores beberapa tahun lalu disebabkan oleh longsornya
tebing tanpa ada pemicu gempa sama sekali.


Salam
Oki

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, 31 March 2005 1:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI);
[EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)

Tsunami memang dapat diakibatkan oleh pergerakan vertikal masa batuan
akibat tersesarkan pada saat gempa (bisa thrust ataupun dislokasi
sesar normal), namun tsunami dibeberapa tempat termasuk yg di selat
Makassar, serta di Pantai Utara Irian beberapa tahun lalu diikuti pula
oleh longsoran bawah laut..

Spekulasi lain kenapa tidak muncul tsunami sebesar Aceh, menurut saya
karena tidak adanya mega slump (longsoran bawah laut) yg terjadi
atau terpicu oleh gempa Nias. Ini diasumsikan bahwa mega slump menjadi
penyebab tsunami. Sedangkan mega slumpnya sendiri dipicu oleh gempa.

Pada saat terjadi gempa Aceh kemarin dengan kekuatan 9 SR (kedalaman
30Km) hampir semua lereng yg sedang dalam kondisi kritis (bahkan yg
hampir kritis) terlongsorkan bersama-sama. Ada pergerakan massa batuan
yg cukup besar yg tentunya, juga ditambah dengan pergeseran akibat
thrust, memperkuat terjadinya tsunami. Gambar serta pertanda adanya
new escarpment yg terbentuk akibat longsoran ini dapat dilihat di
websitenya UK Navy juga di blog saya, gambar sea floor ini sebagian
juga ada di webnya IAGI. Nah karena getaran 9 SR ini sangat kuat maka
lereng-lereng pinggir yg masih setengah matangpun bisa ikut-ikutan
longsor pada tanggal 26 Desember 04 kemarin. Artinya pasca gempa Aceh,
kondisi ekuilibrium di pinggiran ini menjadi relatip stabil,
dibandingkan sebelum gempa Aceh. Kondisi yg relatip stabil inilah yg
saat digetarkan dengan kekuatan 8 SR (30Km) kemarin oleh gempa Nias
tidak mampu menyebabkan tsunami sebesar sebelumnya.

Apakah yg nanti juga tidak akan longsor lagi ?

Prediksi saya, seandainya getarannya lebih kecil dari getaran
sebelumnya, maka tidak akan muncul tsunami pada saat Segmen Mentawai
yg diramalkan Danny ini bergetar. Kecuali getaran gempanya memiliki
kekuatan sama atau lebih dari 9 SR.

Penjelasan atau simulasi mudahnya :
Cobalam ambil beras dan buatlah gunung2-an dari beras diatas sebuah
karton. Caranya dengan menabur kan beras dipuncaknya hingga
ketinggiannya maksimum. Kondisi ini merupakan refleksi dari kondisi
kritis.
Getarkan atau goyangkan beras itu dengan kekuatan tertentu, katakanlah
getarkan dengan amplitudo 2 cm, selama beberapa detik. Akan terlihat
ketinggian gunung berkurang, beberapa butiran akan longsor kebawah.
Kejadian ini mensimulasikan longsoran penyebab tsunami pana tanggal 26
Des 05.

Nah kemudian getarkan dengan goyangan lebih kecil, misalnya amplitudo
1 cm saja. Maka tidak akan banyak longsoran butiran beras yg terlihat.
Ini menunjukkan bahwa kondisi kekritisan lereng berubah akibat getaran
besar.

Simulasi mudah ini dapat dipakai untuk menjelaskan dengan mudah kenapa
Gempa Nias tidak menyebabkan tsunami.

Nah pertanyan selanjutnya, apakah nantinya sudah tidak akan ada tsunami
lagi ?
Seperti yg ditulis di atas, bahwa tsunami tidak akan terjadi
seandainya lokasi getarannya sama dan juga kekuatan gempanya kurang
dari getaran sebelumnya. Sehingga kalau getaran selanjutnya di
Mentawai melebihi 9 SR atau kedalamannya lebih dangkal, maka tsunami
masih sangat mungkin terbentuk. Perkiraan besarnya utk segmen mentawai
yg diperkirakan Pak Danny ini menjadi sangat krusial dengan hipotesa
ini.

RDP
Rovicky Dukun Pergempaan
On Thu, 31 Mar 2005 12:35:37 +0700, D.H. Natawidjaja
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mohon maaf,
 Halo rekan-rekan IAGI sekalian,
 Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar
 mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini.  Untung
 Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini.

 Menurut saya begini,
 Gempa Nias kemarin itu adalah gempa megathrust (i.e. sama seperti
 gempa Aceh) pada subduction interface yang letak rupture zone
(bidang
 patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di
sebelahnya
 rupture zone dari Gempa Aceh.

 Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di
 sebelah selatannya.  Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah
 matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai
 itu.
 Kapan kira-kira waktunya?  Tentu kita engga tahu.  Tapi saya pikir
dalam
 kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini
 tinggi.  Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile),
 pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari
1955
 - 1965.

 Yang jadi harapan saya 

RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-30 Terurut Topik ferry . hakim

Jadi gempa Aceh dan Nias kemarin sama2 gempa 'megathrust'. Sebelumnya saya
sempat berpikir bahwa gempa Nias terjadi karena Sesar Mentawai.

Mohon pencerahan sedikit lagi Pak..

Apakah yang Pak Danny maksud dengan bidang subduksi aseismic antara Nias
dan Siberut itu adalah Investigator Fractured Zone (IFZ)?
Kenapa segmen zona subduksi ini bisa memiliki karakteristik berbeda dengan
segmen jalur subduksi yang lain ?

salam,
Ferry






D.H.   

Natawidjaja  To: iagi-net@iagi.or.id 

[EMAIL PROTECTED]   cc: [EMAIL PROTECTED]
   
ipi.go.idSubject: RE: [iagi-net-l] Coming 
Next : Gempa Mentawai :  
   Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : 
Re. FW (iagi-net -Increased 
03/31/2005 Strain...)   

12:35 PM

Please respond  

to iagi-net 









Mohon maaf,
Halo rekan-rekan IAGI sekalian,
Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar
mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini.  Untung
Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini.

Menurut saya begini,
Gempa Nias kemarin itu adalah gempa megathrust (i.e. sama seperti
gempa Aceh) pada subduction interface yang letak rupture zone (bidang
patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di sebelahnya
rupture zone dari Gempa Aceh.

Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di
sebelah selatannya.  Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah
matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai
itu.
Kapan kira-kira waktunya?  Tentu kita engga tahu.  Tapi saya pikir dalam
kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini
tinggi.  Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile),
pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari 1955
- 1965.

Yang jadi harapan saya bahwa gempa di Mentawai mungkin tidak terjadi
dalam waktu dekat adalah adanya segmen zona subduksi diantara Nias dan
Siberut (di bawah Kep. Batu) yang kondisinya tidak matang dan
karakteristiknya dominan ASEISMIC artinya banyak meloloskan strain
energy. Mudah-mudahan Zona subduksi yang pas berada di khatulistiwa ini
bisa menjadi buffer zone agar perambatan energi gempa dari utara itu
bisa tertahan untuk sementara waktu sebelum dia menyebrang ke Siberut.

Kontroversi tentang mekanisme gempa di Nias kelihatannya bersumber ke
Focal Mechanism (CMT) USGS yang kurang tepat (mungkin sekarang sudah di
ralat).  CMT USGS ini memperlihatkan bahwa Gempa Nias sepertinya suatu
Up-Thrust pada bidang patahan yang hampir tegak lurus.  Waktu malam
terjadinya gempa, saya agak heran-heran melihat solusi USGS ini.  Apakah
benar bukan megathrust earthquake melainkan gempa pada Sesar Mentawai?
Mungkin CMT USGS ini yang dilihat oleh Pak Surono.
Untung paginya Harvard juga mengeluarkan CMT yang lebih baik.  Pada
Harvard CMT terlihat jelas bahwa gempa Nias ini merupakan gempa
megathrust - pure dip-slip.

Sekarang masalahnya kalau ini megathrust earthquake dengan magnitudo
8.7, kenapa Tsunami-nya kecil?
Saya kemarin berdiskusi dengan Wahyu Triyoso, terus Wahyu kebetulan
mendapatkan analisa data seismik yang sudah dilakukan oleh ERI Univ.
Tokyo, tempat sekolahnya dulu.  Dari analisa seismogram ini terlihat
bahwa fault displacement pada rupture zone-nya memang besar di bagian
bawahnya, yaitu di kedalaman ~15 - 40 km, tapi displacement ini menjadi
mengecil ke arah atas.  Kata Wahyu pada subduction interface di sebelah
baratnya Nias, displacementnya hanya 1 meteran!  Artinya walaupun gempa
ini besar, deformasi yang terjadi pada bawah permukaan laut di barat P.
Nias sampai ke palung tidak besar.  Menurut kami, itulah penyebab kenapa
tsunaminya kecil.  Tentu perlu analisa dan data yang lebih lanjut untuk
memastikan hal ini.

Sekian dulu.

Wassalam,

Danny


-






-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email 

Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)

2005-03-30 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On Thu, 31 Mar 2005 13:56:58 +0700, Musakti, Oki [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Bagaimana kalau di dekat2 Mentawai ada lereng2 yang belum terstabilkan
 saat gempa Simeleu dan Nias. Tidakkah  getaran gempa yang relatif kecil
 akan bisa memicu longsornya lereng2 tersebut, mengubah kesetimbangan
 kolom air laut  dan pada ahirnya menimbulkan tsunami?
 
 CMIIW, tsunami di Flores beberapa tahun lalu disebabkan oleh longsornya
 tebing tanpa ada pemicu gempa sama sekali.
 
 Salam
 Oki

Justru itu Q.
Pemetaan kondisi bawah permukaan serta lereng2 paparan ini menjadi
sangat penting yang merupakan bagian dari mitigasi bencana tsunami.

rdp

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)

2005-03-30 Terurut Topik Awang Satyana
Terima kasih Kang Danny masukannya, dan selamat bergabung kembali di iagi-net, 
semoga tulisan2nya dapat mencerdaskan kita semua.
 
Beberapa komentar untuk Kang Rovicky dan Kang Danny :
 
Escarpment atau topografi bawahlaut lainnya yang dilihat UKNavy itu mungkin 
harus diklarifikasi dulu, itu sisa2 mega-slump (mega-submarine slides ?) 
ataukah jejak2 luka2 dasar laut saat massa air tsunami bergerak melewatinya, 
sebab gelombang tsunami memutar massa air di seluruh kolomnya bukan hanya di 
permukaan saja seperti wind wave. Saya yakin bahwa mega-submarine slides bisa 
terjadi oleh gempa bawahlaut yang kuat yang lalu menimbulkan tsunami akibat 
terjadi perubahan topografi dasarlaut secara tiba2. Apalagi kalau episentrum 
gempa terjadi di topografi lereng benua yang secara stabilitas lemah 
dibandingkan paparan benua. Goyangan 8.9 SR di gempa Aceh dan hiposentrum yang 
dangkal tentu sama2 menyebabkan mega-thrust yang menjadikan pergerakan block di 
dasarlaut dan juga menyebkan mega-submarine slides. Resultannya : sama-sama 
menimbulkan mega-tsunami. 
 
Gempa Mentawai (katakanlah benar2 terjadi) kelihatannya sektor topografi dasar 
lautnya sudah lumayan jauh dari gempa Aceh. Dan secara batimetri ia juga lereng 
benua. Dengan sektor gempa Aceh, ia dipisahkan oleh dua buah paparan benua yang 
menjorok jauh ke laut yaitu sektor paparan benua Kep. Banyak di utara Nias dan 
sektor paparan benua Kep. Batu (Pini, Tanahmasa, Tanahbala) di utara Siberut. 
Dua buffer zone batimetrik ini artinya menghalangi apapun yang telah terjadi di 
gempa Aceh di utara Simeulue. Gempa masih bisa disipasi ke tenggara sehingga 
gempa Nias bisa terhubung ke Aceh karena semuanya dihubungkan oleh Sesar 
Mentawai. Tetapi, stabilitas lereng di Aceh pasca tsunami kelihatannya tak akan 
punya peran apa2 ke sektor lereng di Mentawai. Maka kalau nanti gempa Mentawai 
besar dan dangkal, mega-thrust, lerengpun akan kembali digoyang dan kembali 
terjadi mega-submarine slides, walaupun lereng di Aceh sudah landai karena 
runtuh. Isolasi oleh dua buffer zone tadi yang menyeba
 bkan
 kemungkinan sub-marine slides masih bisa terjadi di sektor Mentawai.
 
Aseismic Zone ? Bagaimana membedakannya dengan seismic-gap zone. Sebab justru 
seismic-gap zone seperti Kep Batu (?) katanya bisa menjadi lahan akumulasi gaya 
gempa untuk beberapa ratus tahun lalu akan tiba2 mengalami gempa hebat bila 
ductility batuan sudah terlewati. Jadi mungkin buffer zone Kep Batu sedikit 
menunda gempa disipasi ke Mentawai dalam waktu dekat ini, hanya, ini pun akan 
otomatis membuat buffer zone itu menjadi daerah yang stressed untuk sekian 
lama. Bagaimana halnya kalau ia sudah tak tahan, tentu akan terjadi rupture 
yang sangat hebat...
 
Plotting episentrum waktu gempa Aceh itu ada di horsetail splay Sesar Mentawai 
di utara Simeulue. Plotting episentrum gempa Nias bahkan ada di main trace 
Sesar Mentawai di sekitar Kep. Banyak. Ini menjadi pertanyaan, benarkah kedua 
gempa besar itu bermekanisme mega-thrust dan tak ada hubungan sama sekali 
dengan reaktivasi Sesar Mentawai yang berumur Neogen ? Sebab kerusakan Nias 
kelihatannya karena telah terjadi disipasi energi gempa sepanjang Sesar 
Mentawai menuju ke tenggara dan merusak Nias sebab Sesar Mentawai itu membelah 
Pulau Nias. Sesar akibat gempa Nias kemarin itu mungkin dies-out ke atas 
sehingga tidak menimbulkan rupture yang signifikan di seabed, tetapi 
kelihatannya lebih memilih disipasi ke tenggara menuju Nias via Sesar Mentawai. 
Hal yang sama tak terjadi saat gempa Aceh, sehingga Simeulue tidak rusak, sebab 
mungkin gayanya sudah habis dilepas ke atas dan menyebabkan rupture hebat di 
seabed.
 
Anyway, kita pasti belajar banyak dari dua kejadian gempa besar yang berturut2 
selang 3 bulan ini.
 
salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tsunami memang dapat diakibatkan oleh pergerakan vertikal masa batuan
akibat tersesarkan pada saat gempa (bisa thrust ataupun dislokasi
sesar normal), namun tsunami dibeberapa tempat termasuk yg di selat
Makassar, serta di Pantai Utara Irian beberapa tahun lalu diikuti pula
oleh longsoran bawah laut..

Spekulasi lain kenapa tidak muncul tsunami sebesar Aceh, menurut saya
karena tidak adanya mega slump (longsoran bawah laut) yg terjadi
atau terpicu oleh gempa Nias. Ini diasumsikan bahwa mega slump menjadi
penyebab tsunami. Sedangkan mega slumpnya sendiri dipicu oleh gempa.

Pada saat terjadi gempa Aceh kemarin dengan kekuatan 9 SR (kedalaman
30Km) hampir semua lereng yg sedang dalam kondisi kritis (bahkan yg
hampir kritis) terlongsorkan bersama-sama. Ada pergerakan massa batuan
yg cukup besar yg tentunya, juga ditambah dengan pergeseran akibat
thrust, memperkuat terjadinya tsunami. Gambar serta pertanda adanya
new escarpment yg terbentuk akibat longsoran ini dapat dilihat di
websitenya UK Navy juga di blog saya, gambar sea floor ini sebagian
juga ada di webnya IAGI. Nah karena getaran 9 SR ini sangat kuat maka
lereng-lereng pinggir yg masih setengah matangpun bisa 

RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-30 Terurut Topik edisonsirodj

Rekan Budi,

Beberapa waktu yang lalu, saya ingat bahwa rekan-rekan IAGI di Jogya atau
Bandung pernah menerbitkan buku-buku untuk anak-anak sekolah tentang
perihal geologi.
Ada baiknya IAGI memprakarsai penerbitan buku untuk anak-anak sekolah
tentang Gempa bumi dan akibat-akibatnya. Tentu saja dengan bahasa sekolah
untuk SD atau SMP.
Dari mereka-mereka inilah yang masih belajar akan mulai ditanamkan bahaya
dan tanda tanda gempa. Untuk masa depan generasi selanjutnya.
Mungkin konsentrasi penyebarannya diutamakan di daerah rawan gempa.
Mudah-mudahan banyak penerbit yang mau jadi sponsor.


wass,
edison sirodj


|-+---
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   onas.com.my |
| |   |
| |   03/30/2005 03:36|
| |   PM  |
| |   Please respond  |
| |   to iagi-net |
| |   |
|-+---
  
---|
  | 
  |
  |To:  iagi-net@iagi.or.id   
  |
  |cc:  iagi-net@iagi.or.id 
  |
  |Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :   
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW |
  |(iagi-net -Increased Strain...)  
  |
  
---|




Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program sosialisasi
terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana Danny Hilman,
Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 'menyadarkan masyarakat akan
potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah bertemu langsung dengan Gubernur
Sumbar, sebagi top management' menyampaikan issue yang sama termasuk apa
yang harus dilakukan bila terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita
mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita yang minim informasi

Salam
Budi Satrio




  Musakti, Oki

  [EMAIL PROTECTED] To:
iagi-net@iagi.or.id
  tos.com cc:

   Subject: RE: [iagi-net-l]
Coming Next : Gempa Mentawai :
  30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai
(???!!!) (was : Re. FW (iagi-net
  PM   -Increased Strain...)

  Please respond

  to iagi-net







Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias
mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang
menghampiri.

Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti'
para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata
ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu
sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap
menjalankan pilkada.

(Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as
usual)
salam
Oki


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
Strain...)

Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak
memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat
fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed
(terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat
fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut
terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak
seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak
Nias...


Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok
inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan
gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan
pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar
yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis
bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan
katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar
lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa
menit, minggu, bulan, tahun). Nah...


Kenapa klarifikasi 

Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)

2005-03-30 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On Thu, 31 Mar 2005 08:00:58 +0800, [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Rekan Budi,
 
 Beberapa waktu yang lalu, saya ingat bahwa rekan-rekan IAGI di Jogya atau
 Bandung pernah menerbitkan buku-buku untuk anak-anak sekolah tentang
 perihal geologi.
 Ada baiknya IAGI memprakarsai penerbitan buku untuk anak-anak sekolah
 tentang Gempa bumi dan akibat-akibatnya. Tentu saja dengan bahasa sekolah
 untuk SD atau SMP.
 Dari mereka-mereka inilah yang masih belajar akan mulai ditanamkan bahaya
 dan tanda tanda gempa. Untuk masa depan generasi selanjutnya.
 Mungkin konsentrasi penyebarannya diutamakan di daerah rawan gempa.
 Mudah-mudahan banyak penerbit yang mau jadi sponsor.
 
 wass,
 edison sirodj
 

PeeR buat Geoscientist

Hampir semua orang Indonesia itu terpaku dengan main issue. Ketika
Inul megol, trus rakyat sak Indonesia Raya megal-megol mengikuti
dengan pro-kontra yg menasional. KetikaIssue bom, semua media ngrembug
bom, demikian juga issue-issue lain, termasuk kasus Ambalat. Selalu
issue cuman satu dan meNasional.

Kita semua memang shock dengan bencana gempa dan tsunami, namun jangan
sampai kita terpaku hanya dengan gempa atau tsunami. Jogja (? terutama
selatan dan barat) bukanlah daerah rawan gempa, tetapi rawan longsor
atau mungkin bencana lain.
Jadi perlu selalu diingatkan bahwa bencana alam itu local
specific.Artinya masing2 daerah itu tidak sama. Bahkan untuk
gempa-pun tidak sama utk seluruh Indonesia, cara mitigasinya juga
tidak sama.
Nah kalau awal sebagai himbauan ke pemerintah yg selalu berpikir
general (skala nasional) maka yg diperlukan adalah kesadaran akan
bencana. Seperti rilis IAGI dulu ketika gempa Aceh, yg tidak hanya
ternina-bobok oleh sabuk emas di katulistiwa, tetapi juga mesti
waspada sabuk api.

Bahwa sekarang sudah banyak yg sadar bahwa gempa bukan karena dewo
marah gedruk-gedruk tanah, aku rasa itu sumbangan science yg cukup
signifikan. Dan ini merupakan satu step bagus dari sisi pendidikan yg
tentu saja dapat dilakukan lewat buku seperti yg diusulkan diatas.

Pendidikan tidak akan menghentikan bencana, tetapi pasti mengurangi korban


RDP

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


RE: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM

2005-03-30 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
Sindiran mas ADB tentang lemahnya usaha mitigasi dari pemerintah RI yang
harusnya diwakili oleh instansi2 terkait diharapkan dapat
menghenyakkan pemerintah kita untuk berbuat lebih baikOK banget
mas!

Satu lagi statement mas ADB yang OK banget, apresiasi bagi penelitian2
di bidang bencana alam kebumian harus segera mendapat perhatian serius
dari pemerintahInsya Allah gak lama lagi bangsa kita punya badan
sehebat USGS, amin.

Bravo IAGI

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 30, 2005 6:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok
7:30AM

Mewakili IAGI saya diminta bicara oleh SCTV dalam dialog interaktif ttg
Gempa Nias, Sosialisasi Bahaya Geologi, dan Peringatan Dini malam ini 30
Maret 2005 jam 11. Untuk hal yang sama Metro TV juga minta saya bicara
besok di acara Berita Bahasa Inggris 7:30 pagi.

Saya akan banyak menggunakan informasi dari kawan2 di milist ini, dan
tentunya konsultasi dengan para pakarnya sejauh menyangkut teknis detail
ttg gempa tsb.

Mudah2an sosialisasi tsb. bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.


Salam

ADB
KETUM

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 30, 2005 2:36 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
Strain...)



 Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program 
 sosialisasi terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana 
 Danny Hilman, Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 
 'menyadarkan masyarakat akan potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah

 bertemu langsung dengan Gubernur Sumbar, sebagi top management' 
 menyampaikan issue yang sama termasuk apa yang harus dilakukan bila 
 terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita mengingatkan kembali kepada 
 saudara-saudara kita yang minim informasi

 Salam
 Budi Satrio




   Musakti, Oki
   [EMAIL PROTECTED] To:
iagi-net@iagi.or.id
   tos.com cc:
Subject: RE: 
 [iagi-net-l]
Coming Next : Gempa Mentawai :
   30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai
(???!!!) (was : Re. FW (iagi-net
   PM   -Increased Strain...)
   Please respond
   to iagi-net






 Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' 
 alias mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang 
 menghampiri.

 Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti'
 para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, 
 tata ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu

 sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap 
 menjalankan pilkada.

 (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business 
 as
 usual)
 salam
 Oki


 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]

 Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
 Strain...)

 Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu 
 memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros 
 panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak 
 memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat 
 fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed 
 (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat 
 fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut 
 terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada 
 merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai 
 lalu merusak Nias...


 Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok 
 inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan 
 gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan 
 pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang 
 besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny 
 punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 
 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa 
 Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan 
 (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah...


 Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan 
 pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi 
 Direktorat Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya

 urusan dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono 
 dikeluarkan juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang.



 Nah, kebenaran premis tentu akan 

Re: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM

2005-03-30 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Apa kata ADB ?

Tolong donk dibikinin sedikit ulasan buat ngisi IAGI-web, sukur2 ada
quote statement yg menghenyakkan itu.

Arsip ini penting, soalnya IAGI bisa saja disalahin kalau ndak ada
bukti bahwa organisasi ini juga pernah memberikan input.

Thx

RDP

On Thu, 31 Mar 2005 08:25:34 +0800, Kuntadi, Nugrahanto
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sindiran mas ADB tentang lemahnya usaha mitigasi dari pemerintah RI yang
 harusnya diwakili oleh instansi2 terkait diharapkan dapat
 menghenyakkan pemerintah kita untuk berbuat lebih baikOK banget
 mas!
 
 Satu lagi statement mas ADB yang OK banget, apresiasi bagi penelitian2
 di bidang bencana alam kebumian harus segera mendapat perhatian serius
 dari pemerintahInsya Allah gak lama lagi bangsa kita punya badan
 sehebat USGS, amin.
 
 Bravo IAGI
 
 -Original Message-
 From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, March 30, 2005 6:18 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok
 7:30AM
 
 Mewakili IAGI saya diminta bicara oleh SCTV dalam dialog interaktif ttg
 Gempa Nias, Sosialisasi Bahaya Geologi, dan Peringatan Dini malam ini 30
 Maret 2005 jam 11. Untuk hal yang sama Metro TV juga minta saya bicara
 besok di acara Berita Bahasa Inggris 7:30 pagi.
 
 Saya akan banyak menggunakan informasi dari kawan2 di milist ini, dan
 tentunya konsultasi dengan para pakarnya sejauh menyangkut teknis detail
 ttg gempa tsb.
 
 Mudah2an sosialisasi tsb. bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
 
 Salam
 
 ADB
 KETUM
 
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, March 30, 2005 2:36 PM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
 Strain...)
 
 
  Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program
  sosialisasi terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana
  Danny Hilman, Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha
  'menyadarkan masyarakat akan potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah
 
  bertemu langsung dengan Gubernur Sumbar, sebagi top management'
  menyampaikan issue yang sama termasuk apa yang harus dilakukan bila
  terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita mengingatkan kembali kepada
  saudara-saudara kita yang minim informasi
 
  Salam
  Budi Satrio
 
 
 
 
Musakti, Oki
[EMAIL PROTECTED] To:
 iagi-net@iagi.or.id
tos.com cc:
 Subject: RE:
  [iagi-net-l]
 Coming Next : Gempa Mentawai :
30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai
 (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net
PM   -Increased Strain...)
Please respond
to iagi-net
 
 
 
 
 
 
  Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time'
  alias mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang
  menghampiri.
 
  Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti'
  para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur,
  tata ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu
 
  sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap
  menjalankan pilkada.
 
  (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business
  as
  usual)
  salam
  Oki
 
 
  -Original Message-
  From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
  Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
  Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai :
  Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased
  Strain...)
 
  Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu
  memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros
  panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak
  memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat
  fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed
  (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat
  fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut
  terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada
  merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai
  lalu merusak Nias...
 
 
  Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok
  inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan
  gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan
  pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang
  besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny
  punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh
  26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa
  Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan