[iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake
Warning akan adanya gempa yang diposting Pak Rovicky dari http://www.newscientist.com (paper-nya tertanggal 16 Maret 2005) ternyata kejadian betul tanggal 28 Maret 2005. Zona satunya lagi yang diperkirakan memiliki akumulasi stress tinggi dan mungkin memicu gempa berhubungan dengan strike slip Sumatra Fault (northern section). Saudara-saudara kita di sepanjang patahan itu perlu diberitahu (diingatkan lagi) bagaimana menghadapi gempa. Dibawah ini adalah tip cara bereaksi terhadap gempa bumi (saya copy dari safety manual di kantor). Saya pernah lihat BMG juga mengeluarkan tip yang mirip-mirip ini. - Jangan panik dan tetap tenang - Kalau anda di dalam bangunan, tetaplah di tempat. Berlindunglah di bawah meja tulis atau meja biasa yang berat, jauhilah pintu, jendela, kaca, cermin dan dinding luar. - Jangan lari keluar bangunan. Puing yang runtuh dekat pintu atau dinding luar menyebabkan banyak korban luka dan korban jiwa. - Kalau anda di dalam mobil, berhentilah secepat mungkin di tempat yang aman. Jangan berhenti di atas jembatan. Jangan parkir di tempat anda mungkin kejatuhan runtuhan - Kalau anda berada di luar bangunan, jauhi segala sesuatu yang dapat menjatuhi anda. Hindari pohon, tebing, jembatan, kabel listrik, bangunan dsb. Setelah gempa bumi: - Periksa apakah fasilitas bangunan berfungsi. Kalau kerusakannya berat, tindakan preventif yang tepat adalah mematikan aliran gas, listrik dan air pada klep utama - Kalau anda mencium gas, bukalah satu jendela, matikan klep utama dan tinggalkan bangunan. Beritahu pihak berwenang dan jangan masuk kembali sebelum dinyatakan aman. - Hindari semua bangunan dan struktur yang rusak, seperti embatan, kalau-kalau terjadi gempa susulan. - Kalau anda di luar, waspada terhadap batu longsor dan tanah longsor di daerah tidak stabil, banjir bandang di hilir suatu reservoar (bendungan), tsunami sepanjang garis pantai, dan kabel listrik yang jatuh - Kalau anda harus menggunakan kendaraan, hati-hatilan terhadap kabel listrik yang jatuh dan kerusakan badan jalan. - Dengarkan stasiun radio darurat untuk mengetahui instruksi atau pesan-pesan yg mungkin disiarkan. Semoga bermanfaat, Daru - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 29, 2005 12:45 PM Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake Coba tengok website IAGI ini : http://www.iagi.or.id/modules.php?op=modloadname=Newsfile=articlesid=166mode=threadorder=0thold=0 Kalau anda lihat maka kedua kemungkinan yg diungkap pak Awang akan menyebabkan gerakan massa air yg hampir sama. Saya pribadi lebih mengena dengan hipotesa runtuhan bawah laut yg menyebabkan tsunami besar 26 Des 05. Kalau anda lihat maka yg berada didepan longsoran akan mengalami positip didepan) sehingga mungkin tidak terlihat adanya gejala surut sebelum datangnya tsunami. Sedangkan dibelakang longsorannya akan didahului oleh surutnya massa air (-). Kenapa yg sekarang hampir tidak ada tsunami ? Ada kemungkinan getaran besar 9.2 lalu telah membuat lereng-lereng ini stabil, terjadi ekuilibrium. Sehingga goyang 8.2 tidak cukup utk melongsorkannya. Namun jelas bukan berarti bahwa lereng ini saat ini stabil, karena goyangan besar tentusaja masih akan sangat mungkin melongsorkannya, dan menyebabkan tsunami. Kita harus yakin bahwa pengetahuan, pendidikan serta kewaspadaanlah yg akan mengurangi korban akibat gempa. Education would not stop the disaster, but it will prevent the victim RDP - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] gempa nias (apa karena namanya ya)
Ikutan Pak Maryanto ah Dalam 6 bulan ini sudah terjadi bencana besar 2 kali dan masih banyak kemungkinan lagi yang datang... apa ada hubungannya dengan nama petinggi kita ya...? SBY = kok Selalu Bencana Ya...? sedang KALA itu kalau di jawa kan ada yang namanya Betara Kala yang artinya dewa kematian jangan - jangan karena hal itu Indonesia sekarang jadi banyak bencana cuma otak - atik gatuk enggak ada ilmiahnya...jadi enggak boleh dimasukin ke hati Aceh..Nias...padang...medan...lampung..jakarta..jawa barat.dst Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM
Mewakili IAGI saya diminta bicara oleh SCTV dalam dialog interaktif ttg Gempa Nias, Sosialisasi Bahaya Geologi, dan Peringatan Dini malam ini 30 Maret 2005 jam 11. Untuk hal yang sama Metro TV juga minta saya bicara besok di acara Berita Bahasa Inggris 7:30 pagi. Saya akan banyak menggunakan informasi dari kawan2 di milist ini, dan tentunya konsultasi dengan para pakarnya sejauh menyangkut teknis detail ttg gempa tsb. Mudah2an sosialisasi tsb. bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Salam ADB KETUM - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 30, 2005 2:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program sosialisasi terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana Danny Hilman, Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 'menyadarkan masyarakat akan potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah bertemu langsung dengan Gubernur Sumbar, sebagi top management' menyampaikan issue yang sama termasuk apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita yang minim informasi Salam Budi Satrio Musakti, Oki [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id tos.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : 30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net PM -Increased Strain...) Please respond to iagi-net Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang menghampiri. Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti' para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap menjalankan pilkada. (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as usual) salam Oki -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah... Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang. Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada gempa Mentawai atau tidak. Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke wilayah ini. Uh.. Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi itu sejak Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai. Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan
RE: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM
Bagus banget. Salut untuk Pak KETUM. Aku mau lihat ah...: SCTV malam ini. Sayangnya, acara di Metro TV mbesok pagi yang 7:30, tak bisa ku lihat, karena kerja di kantor. Tapi biasanya akan ada acara ulangan ya? Salam, MYT. -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Mewakili IAGI saya diminta bicara oleh SCTV dalam dialog interaktif ttg Gempa Nias, Sosialisasi Bahaya Geologi, dan Peringatan Dini malam ini 30 Maret 2005 jam 11. Untuk hal yang sama Metro TV juga minta saya bicara besok di acara Berita Bahasa Inggris 7:30 pagi. Saya akan banyak menggunakan informasi dari kawan2 di milist ini, dan tentunya konsultasi dengan para pakarnya sejauh menyangkut teknis detail ttg gempa tsb. Mudah2an sosialisasi tsb. bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Salam ADB KETUM - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Pak admin, tolong dimasukkan email pak Danny Hilman ini dalam milis IAGI-net sebab beliau bilang tidak pernah terima berita dari milis ini lagi...mungkin kehapus kali ye... [EMAIL PROTECTED] salam, Dy DONE ! Go head pak Danny Bagi anda yg tidak menerima imil IAGI-net tetapi ingin melihat arsip diskusi IAGI silahkan : ke IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ RDP pembantu admin - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Gempa Besar Itu Telah Diduga
Kayaknya analisa tentang gempa dari segi sains/akademis tentang apa mengapanya (kejadian/prosesnya) jauh lebih maju seperti dilihat dimedia media , namun justru tentang penangulangannya / mitigasinya kayaknya masih sedikit sekali, hampir tdk pernah terdengar diskusi dimedia media ttg bangunan tahan gempa , bahan bahan bangunan apa yg tidak mudah patah/retak retak yg mudah didapatkan disekitar kita, desain rumah sederhana tahan gempa,dll , termasuk bagaimana memobilisasi personil ( militer,sipil) dalam waktu cepat, padahal ini merupakan solusi yang riil untuk memitigasi bencana tsb, selama ini mitigasi hanya dipahami sekedar bagi bagi makanan dan obat obatan seperti tugas sakorlak PB tsb.Selalu yg terjadi kelambatan evakuasi ( malah tentara asing lebih cepat datang daripada pasukan kita ). Sudah waktunya dibuat semacam SOP gempa , jadi tidak perlu saling tunggu karena belum ada rapat koordinasi.Jadi kalau kita punya startegi kalau ada serangan udara misalnya, maka sekarang harus dibuat bagaimana strteginya kalau ada Serangan Gempa, Rasanya mitigasi ini harus lebih dijabarkan secara riil dan detail serta terintregasi, bagaimanapun suatu Gempa hampir tidak akan pernah ketahuan kapan datangnya , yang jelas pasti , akan datangnya.dan daerah mana yg sering dikunjungi , itu saja maksimal yg dapat diketahui. ISM On Wed, 30 Mar 2005 14:24:27 +0800, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah yg sekarang alam memberikan PeeR baru yaitu tsunami, yg sangat mungkin merupakan gejala ikutan dari gempa. Kenapa kok ngga ada tsunami padahal sepertinya (sepengetahuan sampai saat ini) seluruh persayaratn sudah terpenuhi. berarti ada yang 'salah' Pak. bisa persyaratannya yg salah, atau...kita yang salah meng-interpretasikan persyaratan tersebut, atau bisa juga sebenarnya kita TIDAK TAHU dengan sebenar2nya apa persyaratan yg di required untuk terjadinya tsunami. Masih ada hal2 geologi yang tak terukur dan muncul di statistik yang menyebabkan nilai cut off tak tegas tapi range. (tulisan Pak Awang sebelumnya). jujur saja saya pribadi (sambil ngacung ini)..masih belum clear-seclear clearnya tentang 'persyaratan' tsb. sama saja seperti suatu Petroleum System, source rock, migration ada, reservoir ada, cap rock ada..pokonya sudah komplit deh. tapi kenapa koq Dry Hole ;) - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Pak Awang, Mungkinkah satu faktor lagi yang menyebabkan gempa Nias tidak terbentuk terban yang berujung pada tdk terjadinya tsunami adalah kedalaman laut dan posisi dasar laut saat ini ? Kalau kita lihat bahwa epicenter gempa Nias berada di kedalaman laut kurang dari 200 m dan masih di shelf area yang relatif stabil. Sedangkan epicenter gempa Simelue berada di kedalaman laut 1200 m dan sudah berada di Upper slope area yang relatif rentan kestabilan lerengnya. salam, Ferry Awang Satyana awangsatyana@ To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED] yahoo.com cc: Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : 03/30/2005Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased 01:50 PM Strain...) Please respond to iagi-net Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah... Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang. Nah, kebenaran premis tentu akan sangat menentukan apakah benar akan ada gempa Mentawai atau tidak. Di luar itu, semua masyarakat di pulau2 barat Sumatra dan kota2 di pesisir barat Sumatra memang sebaiknya latihan evakuasi terus menjauhi daerah bahaya gempa dan tsunami. Sebab, Padang bisa jadi sasaran utama tsunami kalau gempa Mentawai-Sipora benar terjadi. Letaknya begitu frontal ke wilayah ini. Uh.. Tapi masyarakat Mentawai katanya sudah siap menghadapi kemungkinan evakuasi itu sejak Danny Hilman, Prof. Kerry Sieh dkk membagikan poster gempa dan tsunami ke penduduk Mentawai. Sebuah catatan : tidak mudah buat kita para geologist menyampaikan info ke masyarakat atau Pemda tentang kemungkinan bahaya2 kebencanaan geologi. Satu yang tidak pernah bisa kita jawab : kapan gempanya akan datang Pak, tanggal berapa, jam berapa... (lebih gampang mengungsikan penduduk di puncak dan lereng gunungapi yang mau meletus dibandingkan dengan gempa yang selalu ujug-ujug datang...) Salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Awang, Dari kumpulan data yang dikolek oleh pak Wahyu Trijoso, seismologist yang intens melakukan penelitian di sepanjang pantai Barat Sumatera bersama Pak Danny Hilman, menggambarkan bahwa kontur dari distribution record seismograph yang diperoleh menunjukkan bahwa maksimum displacement berada di sepanjang pulau Nias, maka walau episentrumnya berada di laut namun seolah gempa kemaren adalah earthland quake dan hanya menimbulkan tsunami kecil saja. Namun cukup menghancurkan Nias. Ini yang membedakan dengan gempa pada segmen Aceh dimana praktis displacementnya pada open area. Kalau salah kata, salah kutip -walau sampeyan suibuk
Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Ferry, Kalau dikumpul2 kelihatannya ada 5 syarat tsunamigenic earthquake : 1. episentrum gempa di laut, 2. magnitudo gempa besar (lebih banyak 7.0 SR), 3. kedalaman hiposentrum dangkal (lebih banyak 30 km), 4. mekanisme penyesaran thrust fault, 5. tergesernya blok dasar laut oleh penyesaran. Gempa Nias kemarin menurut analisis sampai sekarang memenuhi syarat 1-4, tetapi no. 5 tidak terpenuhi atau sangat minimal terpenuhi. Pendapat Ferry ada benarnya juga. Kalau hiposentrum masih di wilayah kerak benua (continental shelf) tentu lebih stabil daripada di upper slope yang keraknya intermediate atau transitional. Maka gempa sedalam 30 km seperti kemarin kelihatannya dies out ke atas, blind fault, tidak menimbulkan blok runtuh/naik di seabed. Atau, karena gempa sebenarnya berlokasi di trace utama Sesar Mentawai, disipasi gaya gempa lebih memilih bergerak ke fracture sesar yang ada, bergerak ke BL menghantam Simeulue bergerak ke tenggara menghantam Nias. Sudah ada sesar, tinggal di-re-aktivasi daripada membuat baru ke atas harus melewati kerak benua di sekitar Kep. Banyak yang stabil, kelihatannya lebih memilih bergerak ke samping-samping via Sesar Mentawai. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Mungkinkah satu faktor lagi yang menyebabkan gempa Nias tidak terbentuk terban yang berujung pada tdk terjadinya tsunami adalah kedalaman laut dan posisi dasar laut saat ini ? Kalau kita lihat bahwa epicenter gempa Nias berada di kedalaman laut kurang dari 200 m dan masih di shelf area yang relatif stabil. Sedangkan epicenter gempa Simelue berada di kedalaman laut 1200 m dan sudah berada di Upper slope area yang relatif rentan kestabilan lerengnya. salam, Ferry - Do you Yahoo!? Make Yahoo! your home page
[iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1
National Geographic : sebagian besar dari kita pasti mengenalnya, juga sebagian besar penduduk dunia di perkotaan. Ini adalah sebuah majalah yang termasuk paling banyak dibaca (40 juta orang) dan paling tua (edisi perdana lahir 1888 - 117 tahun yang lalu) di dunia. Sebuah majalah ilmu pengetahuan populer tetapi serius dan cukup detail menjelaskan ragam ilmu pengetahuan (bukan hanya geografi, tetapi juga geologi, astronomi, biologi, fisika, kimia, engineering, antropologi, sejarah, ilmu2 sosial, dll.). Sebuah majalah yang sangat terkenal dengan foto-fotonya yang begitu hebat, breathtaking, dan bonus peta-petanya yang macam2 (dari peta molekul ke peta bintang). Bukan hanya majalah, National Geographic Society telah mengeluarkan macam2 buku referensi utama tentang banyak hal. Pendek kata : two thumbs up buat National Geographic Society. Lebih dari itu, ia juga sudah lebih dari 100 tahun mendanai penelitian2 ilmiah di seluruh dunia dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Saya, bukan sedang mengiklankan majalah National Geographic, tetapi apresiasi dan kekaguman saya kepadanya sulit disembunyikan. Bermula dari beli majalah bekasnya di tukang loak buku, lalu beli di toko buku, dan akhirnya jadi anggota perkumpulan itu 10 tahun terakhir ini (sempat terputus saat harga dollar melambung tinggi melampaui rupiah); rasanya saya cukup untuk mengatakan bahwa ini sebuah majalah hebat dengan harga yang terjangkau. Kecintaan saya kepada geologi sangat dibantu oleh National Geographic.. Dan...kini akhirnya, bulan April 2005, lahirlah NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA, melengkapi 25 bahasa lainnya yang dipakai untuk majalah ini di seluruh dunia. Acungan jempol buat Gramedia Group ! Edisi Indonesia ini sama hebatnya dengan edisi yang berbahasa Inggris, bahkan covernya dibuat sedikit lebih tebal dan glossy. Saya membandingkan keduanya : 80 % artikel di edisi Inggris diterjemahkan. 20 %-nya diisi artikel buatan kita sendiri dengan foto2 yang tak kalah hebatnya. Terjemahannya excellent, mengalir bagai air, membacanya tak terantuk sedikit pun oleh kendala tatabahasa yang dipaksakan. Istimewanya lagi, edisi perdana National Geographic Indonesia pas memuat dua artikel penting ilmu pengetahuan di mana Indonesia jadi peran utama : Penemuan Homo floresiansis di Flores yang mengebohkan dunia paleoantropologi itu, dan Tsunami di Aceh/Sumatra Utara yang menyedot perhatian seluruh dunia itu. Edisi Inggris-nya pun memang begitu. Dan, Gramedia mematok harga relatif murah (40 rb rupiah) buat sebuah majalah sekelas NG (National Geographic), kualitas isi dan cetakan prima. Sekali lagi, ini bukan iklan, hanya berbagi rasa gembira saja... salam, awang - Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Mohon maaf, Halo rekan-rekan IAGI sekalian, Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini. Untung Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini. Menurut saya begini, Gempa Nias kemarin itu adalah gempa megathrust (i.e. sama seperti gempa Aceh) pada subduction interface yang letak rupture zone (bidang patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di sebelahnya rupture zone dari Gempa Aceh. Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di sebelah selatannya. Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai itu. Kapan kira-kira waktunya? Tentu kita engga tahu. Tapi saya pikir dalam kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini tinggi. Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile), pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari 1955 - 1965. Yang jadi harapan saya bahwa gempa di Mentawai mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat adalah adanya segmen zona subduksi diantara Nias dan Siberut (di bawah Kep. Batu) yang kondisinya tidak matang dan karakteristiknya dominan ASEISMIC artinya banyak meloloskan strain energy. Mudah-mudahan Zona subduksi yang pas berada di khatulistiwa ini bisa menjadi buffer zone agar perambatan energi gempa dari utara itu bisa tertahan untuk sementara waktu sebelum dia menyebrang ke Siberut. Kontroversi tentang mekanisme gempa di Nias kelihatannya bersumber ke Focal Mechanism (CMT) USGS yang kurang tepat (mungkin sekarang sudah di ralat). CMT USGS ini memperlihatkan bahwa Gempa Nias sepertinya suatu Up-Thrust pada bidang patahan yang hampir tegak lurus. Waktu malam terjadinya gempa, saya agak heran-heran melihat solusi USGS ini. Apakah benar bukan megathrust earthquake melainkan gempa pada Sesar Mentawai? Mungkin CMT USGS ini yang dilihat oleh Pak Surono. Untung paginya Harvard juga mengeluarkan CMT yang lebih baik. Pada Harvard CMT terlihat jelas bahwa gempa Nias ini merupakan gempa megathrust - pure dip-slip. Sekarang masalahnya kalau ini megathrust earthquake dengan magnitudo 8.7, kenapa Tsunami-nya kecil? Saya kemarin berdiskusi dengan Wahyu Triyoso, terus Wahyu kebetulan mendapatkan analisa data seismik yang sudah dilakukan oleh ERI Univ. Tokyo, tempat sekolahnya dulu. Dari analisa seismogram ini terlihat bahwa fault displacement pada rupture zone-nya memang besar di bagian bawahnya, yaitu di kedalaman ~15 - 40 km, tapi displacement ini menjadi mengecil ke arah atas. Kata Wahyu pada subduction interface di sebelah baratnya Nias, displacementnya hanya 1 meteran! Artinya walaupun gempa ini besar, deformasi yang terjadi pada bawah permukaan laut di barat P. Nias sampai ke palung tidak besar. Menurut kami, itulah penyebab kenapa tsunaminya kecil. Tentu perlu analisa dan data yang lebih lanjut untuk memastikan hal ini. Sekian dulu. Wassalam, Danny -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 31, 2005 4:19 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Pak Awang, Mungkinkah satu faktor lagi yang menyebabkan gempa Nias tidak terbentuk terban yang berujung pada tdk terjadinya tsunami adalah kedalaman laut dan posisi dasar laut saat ini ? Kalau kita lihat bahwa epicenter gempa Nias berada di kedalaman laut kurang dari 200 m dan masih di shelf area yang relatif stabil. Sedangkan epicenter gempa Simelue berada di kedalaman laut 1200 m dan sudah berada di Upper slope area yang relatif rentan kestabilan lerengnya. salam, Ferry Awang Satyana awangsatyana@ To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED] yahoo.com cc: Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : 03/30/2005Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased 01:50 PM Strain...) Please respond to iagi-net Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan
Re: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1
Nah ini namanya dream jadi impian...saya juga penggemar HG (meski beli yang loakan saja)...dan selalu berandai-andai bila saja majalah ini bisa digandrungi anak-anak dirumah. Meski sdh belajar English, tapi rasanya modalnya itu belum cukup membuat mereka bisa menikmati isi NG, yang ada mereka cape nyari arti kata saja. Untung ada edisi Indonesia nya. Sudah beberapa lama memang mendengar rencana ini. Tapi dimana kita bisa berlangganan dengan mudah...ada yang tahu ? bat -Original Message- From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 30 Mar 2005 21:24:37 -0800 (PST) Subject: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1 National Geographic : sebagian besar dari kita pasti mengenalnya, juga sebagian besar penduduk dunia di perkotaan. Ini adalah sebuah majalah yang termasuk paling banyak dibaca (40 juta orang) dan paling tua (edisi perdana lahir 1888 - 117 tahun yang lalu) di dunia. Sebuah majalah ilmu pengetahuan populer tetapi serius dan cukup detail menjelaskan ragam ilmu pengetahuan (bukan hanya geografi, tetapi juga geologi, astronomi, biologi, fisika, kimia, engineering, antropologi, sejarah, ilmu2 sosial, dll.). Sebuah majalah yang sangat terkenal dengan foto-fotonya yang begitu hebat, breathtaking, dan bonus peta-petanya yang macam2 (dari peta molekul ke peta bintang). Bukan hanya majalah, National Geographic Society telah mengeluarkan macam2 buku referensi utama tentang banyak hal. Pendek kata : two thumbs up buat National Geographic Society. Lebih dari itu, ia juga sudah lebih dari 100 tahun mendanai penelitian2 ilmiah di seluruh dunia dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Saya, bukan sedang mengiklankan majalah National Geographic, tetapi apresiasi dan kekaguman saya kepadanya sulit disembunyikan. Bermula dari beli majalah bekasnya di tukang loak buku, lalu beli di toko buku, dan akhirnya jadi anggota perkumpulan itu 10 tahun terakhir ini (sempat terputus saat harga dollar melambung tinggi melampaui rupiah); rasanya saya cukup untuk mengatakan bahwa ini sebuah majalah hebat dengan harga yang terjangkau. Kecintaan saya kepada geologi sangat dibantu oleh National Geographic.. Dan...kini akhirnya, bulan April 2005, lahirlah NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA, melengkapi 25 bahasa lainnya yang dipakai untuk majalah ini di seluruh dunia. Acungan jempol buat Gramedia Group ! Edisi Indonesia ini sama hebatnya dengan edisi yang berbahasa Inggris, bahkan covernya dibuat sedikit lebih tebal dan glossy. Saya membandingkan keduanya : 80 % artikel di edisi Inggris diterjemahkan. 20 %-nya diisi artikel buatan kita sendiri dengan foto2 yang tak kalah hebatnya. Terjemahannya excellent, mengalir bagai air, membacanya tak terantuk sedikit pun oleh kendala tatabahasa yang dipaksakan. Istimewanya lagi, edisi perdana National Geographic Indonesia pas memuat dua artikel penting ilmu pengetahuan di mana Indonesia jadi peran utama : Penemuan Homo floresiansis di Flores yang mengebohkan dunia paleoantropologi itu, dan Tsunami di Aceh/Sumatra Utara yang menyedot perhatian seluruh dunia itu. Edisi Inggris-nya pun memang begitu. Dan, Gramedia mematok harga relatif murah (40 rb rupiah) buat sebuah majalah sekelas NG (National Geographic), kualitas isi dan cetakan prima. Sekali lagi, ini bukan iklan, hanya berbagi rasa gembira saja... salam, awang - Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)
Tsunami memang dapat diakibatkan oleh pergerakan vertikal masa batuan akibat tersesarkan pada saat gempa (bisa thrust ataupun dislokasi sesar normal), namun tsunami dibeberapa tempat termasuk yg di selat Makassar, serta di Pantai Utara Irian beberapa tahun lalu diikuti pula oleh longsoran bawah laut.. Spekulasi lain kenapa tidak muncul tsunami sebesar Aceh, menurut saya karena tidak adanya mega slump (longsoran bawah laut) yg terjadi atau terpicu oleh gempa Nias. Ini diasumsikan bahwa mega slump menjadi penyebab tsunami. Sedangkan mega slumpnya sendiri dipicu oleh gempa. Pada saat terjadi gempa Aceh kemarin dengan kekuatan 9 SR (kedalaman 30Km) hampir semua lereng yg sedang dalam kondisi kritis (bahkan yg hampir kritis) terlongsorkan bersama-sama. Ada pergerakan massa batuan yg cukup besar yg tentunya, juga ditambah dengan pergeseran akibat thrust, memperkuat terjadinya tsunami. Gambar serta pertanda adanya new escarpment yg terbentuk akibat longsoran ini dapat dilihat di websitenya UK Navy juga di blog saya, gambar sea floor ini sebagian juga ada di webnya IAGI. Nah karena getaran 9 SR ini sangat kuat maka lereng-lereng pinggir yg masih setengah matangpun bisa ikut-ikutan longsor pada tanggal 26 Desember 04 kemarin. Artinya pasca gempa Aceh, kondisi ekuilibrium di pinggiran ini menjadi relatip stabil, dibandingkan sebelum gempa Aceh. Kondisi yg relatip stabil inilah yg saat digetarkan dengan kekuatan 8 SR (30Km) kemarin oleh gempa Nias tidak mampu menyebabkan tsunami sebesar sebelumnya. Apakah yg nanti juga tidak akan longsor lagi ? Prediksi saya, seandainya getarannya lebih kecil dari getaran sebelumnya, maka tidak akan muncul tsunami pada saat Segmen Mentawai yg diramalkan Danny ini bergetar. Kecuali getaran gempanya memiliki kekuatan sama atau lebih dari 9 SR. Penjelasan atau simulasi mudahnya : Cobalam ambil beras dan buatlah gunung2-an dari beras diatas sebuah karton. Caranya dengan menabur kan beras dipuncaknya hingga ketinggiannya maksimum. Kondisi ini merupakan refleksi dari kondisi kritis. Getarkan atau goyangkan beras itu dengan kekuatan tertentu, katakanlah getarkan dengan amplitudo 2 cm, selama beberapa detik. Akan terlihat ketinggian gunung berkurang, beberapa butiran akan longsor kebawah. Kejadian ini mensimulasikan longsoran penyebab tsunami pana tanggal 26 Des 05. Nah kemudian getarkan dengan goyangan lebih kecil, misalnya amplitudo 1 cm saja. Maka tidak akan banyak longsoran butiran beras yg terlihat. Ini menunjukkan bahwa kondisi kekritisan lereng berubah akibat getaran besar. Simulasi mudah ini dapat dipakai untuk menjelaskan dengan mudah kenapa Gempa Nias tidak menyebabkan tsunami. Nah pertanyan selanjutnya, apakah nantinya sudah tidak akan ada tsunami lagi ? Seperti yg ditulis di atas, bahwa tsunami tidak akan terjadi seandainya lokasi getarannya sama dan juga kekuatan gempanya kurang dari getaran sebelumnya. Sehingga kalau getaran selanjutnya di Mentawai melebihi 9 SR atau kedalamannya lebih dangkal, maka tsunami masih sangat mungkin terbentuk. Perkiraan besarnya utk segmen mentawai yg diperkirakan Pak Danny ini menjadi sangat krusial dengan hipotesa ini. RDP Rovicky Dukun Pergempaan On Thu, 31 Mar 2005 12:35:37 +0700, D.H. Natawidjaja [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon maaf, Halo rekan-rekan IAGI sekalian, Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini. Untung Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini. Menurut saya begini, Gempa Nias kemarin itu adalah gempa megathrust (i.e. sama seperti gempa Aceh) pada subduction interface yang letak rupture zone (bidang patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di sebelahnya rupture zone dari Gempa Aceh. Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di sebelah selatannya. Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai itu. Kapan kira-kira waktunya? Tentu kita engga tahu. Tapi saya pikir dalam kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini tinggi. Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile), pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari 1955 - 1965. Yang jadi harapan saya bahwa gempa di Mentawai mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat adalah adanya segmen zona subduksi diantara Nias dan Siberut (di bawah Kep. Batu) yang kondisinya tidak matang dan karakteristiknya dominan ASEISMIC artinya banyak meloloskan strain energy. Mudah-mudahan Zona subduksi yang pas berada di khatulistiwa ini bisa menjadi buffer zone agar perambatan energi gempa dari utara itu bisa tertahan untuk sementara waktu sebelum dia menyebrang ke Siberut. Kontroversi tentang mekanisme gempa di Nias kelihatannya bersumber ke Focal Mechanism (CMT) USGS yang kurang tepat (mungkin sekarang sudah di ralat). CMT USGS ini memperlihatkan bahwa Gempa Nias sepertinya suatu
Re: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1
Batara, Gampang saja. Pergi ke Gramedia. Beli majalahnya. Di dalamnya ada formulir berlangganan untuk 6 bulan, 1 tahun, atau 2 tahun, tentu dengan harga discount (semakin lama berlangganan semakin murah harga per satu majalah-nya) dan ada bonusnya. Saya juga belum langganan yang edisi Indonesia, masih yang Inggris. Hm..memang gak gampang membaca majalah/koran in english, lebih gampang baca textbook -kan ? Salam, awang Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah ini namanya dream jadi impian...saya juga penggemar HG (meski beli yang loakan saja)...dan selalu berandai-andai bila saja majalah ini bisa digandrungi anak-anak dirumah. Meski sdh belajar English, tapi rasanya modalnya itu belum cukup membuat mereka bisa menikmati isi NG, yang ada mereka cape nyari arti kata saja. Untung ada edisi Indonesia nya. Sudah beberapa lama memang mendengar rencana ini. Tapi dimana kita bisa berlangganan dengan mudah...ada yang tahu ? bat -Original Message- From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 30 Mar 2005 21:24:37 -0800 (PST) Subject: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1 National Geographic : sebagian besar dari kita pasti mengenalnya, juga sebagian besar penduduk dunia di perkotaan. Ini adalah sebuah majalah yang termasuk paling banyak dibaca (40 juta orang) dan paling tua (edisi perdana lahir 1888 - 117 tahun yang lalu) di dunia. Sebuah majalah ilmu pengetahuan populer tetapi serius dan cukup detail menjelaskan ragam ilmu pengetahuan (bukan hanya geografi, tetapi juga geologi, astronomi, biologi, fisika, kimia, engineering, antropologi, sejarah, ilmu2 sosial, dll.). Sebuah majalah yang sangat terkenal dengan foto-fotonya yang begitu hebat, breathtaking, dan bonus peta-petanya yang macam2 (dari peta molekul ke peta bintang). Bukan hanya majalah, National Geographic Society telah mengeluarkan macam2 buku referensi utama tentang banyak hal. Pendek kata : two thumbs up buat National Geographic Society. Lebih dari itu, ia juga sudah lebih dari 100 tahun mendanai penelitian2 ilmiah di seluruh dunia dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Saya, bukan sedang mengiklankan majalah National Geographic, tetapi apresiasi dan kekaguman saya kepadanya sulit disembunyikan. Bermula dari beli majalah bekasnya di tukang loak buku, lalu beli di toko buku, dan akhirnya jadi anggota perkumpulan itu 10 tahun terakhir ini (sempat terputus saat harga dollar melambung tinggi melampaui rupiah); rasanya saya cukup untuk mengatakan bahwa ini sebuah majalah hebat dengan harga yang terjangkau. Kecintaan saya kepada geologi sangat dibantu oleh National Geographic.. Dan...kini akhirnya, bulan April 2005, lahirlah NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA, melengkapi 25 bahasa lainnya yang dipakai untuk majalah ini di seluruh dunia. Acungan jempol buat Gramedia Group ! Edisi Indonesia ini sama hebatnya dengan edisi yang berbahasa Inggris, bahkan covernya dibuat sedikit lebih tebal dan glossy. Saya membandingkan keduanya : 80 % artikel di edisi Inggris diterjemahkan. 20 %-nya diisi artikel buatan kita sendiri dengan foto2 yang tak kalah hebatnya. Terjemahannya excellent, mengalir bagai air, membacanya tak terantuk sedikit pun oleh kendala tatabahasa yang dipaksakan. Istimewanya lagi, edisi perdana National Geographic Indonesia pas memuat dua artikel penting ilmu pengetahuan di mana Indonesia jadi peran utama : Penemuan Homo floresiansis di Flores yang mengebohkan dunia paleoantropologi itu, dan Tsunami di Aceh/Sumatra Utara yang menyedot perhatian seluruh dunia itu. Edisi Inggris-nya pun memang begitu. Dan, Gramedia mematok harga relatif murah (40 rb rupiah) buat sebuah majalah sekelas NG (National Geographic), kualitas isi dan cetakan prima. Sekali lagi, ini bukan iklan, hanya berbagi rasa gembira saja... salam, awang - Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1
Batara, Gampang saja. Pergi ke Gramedia. Beli majalahnya. Di dalamnya ada formulir berlangganan untuk 6 bulan, 1 tahun, atau 2 tahun, tentu dengan harga discount (semakin lama berlangganan semakin murah harga per satu majalah-nya) dan ada bonusnya. Saya juga belum langganan yang edisi Indonesia, masih yang Inggris. Hm..memang gak gampang membaca majalah/koran in english, lebih gampang baca textbook -kan ? Salam, awang Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah ini namanya dream jadi impian...saya juga penggemar HG (meski beli yang loakan saja)...dan selalu berandai-andai bila saja majalah ini bisa digandrungi anak-anak dirumah. Meski sdh belajar English, tapi rasanya modalnya itu belum cukup membuat mereka bisa menikmati isi NG, yang ada mereka cape nyari arti kata saja. Untung ada edisi Indonesia nya. Sudah beberapa lama memang mendengar rencana ini. Tapi dimana kita bisa berlangganan dengan mudah...ada yang tahu ? bat -Original Message- From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 30 Mar 2005 21:24:37 -0800 (PST) Subject: [iagi-net-l] Introducing : National Geographic INDONESIA vol. I no. 1 National Geographic : sebagian besar dari kita pasti mengenalnya, juga sebagian besar penduduk dunia di perkotaan. Ini adalah sebuah majalah yang termasuk paling banyak dibaca (40 juta orang) dan paling tua (edisi perdana lahir 1888 - 117 tahun yang lalu) di dunia. Sebuah majalah ilmu pengetahuan populer tetapi serius dan cukup detail menjelaskan ragam ilmu pengetahuan (bukan hanya geografi, tetapi juga geologi, astronomi, biologi, fisika, kimia, engineering, antropologi, sejarah, ilmu2 sosial, dll.). Sebuah majalah yang sangat terkenal dengan foto-fotonya yang begitu hebat, breathtaking, dan bonus peta-petanya yang macam2 (dari peta molekul ke peta bintang). Bukan hanya majalah, National Geographic Society telah mengeluarkan macam2 buku referensi utama tentang banyak hal. Pendek kata : two thumbs up buat National Geographic Society. Lebih dari itu, ia juga sudah lebih dari 100 tahun mendanai penelitian2 ilmiah di seluruh dunia dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Saya, bukan sedang mengiklankan majalah National Geographic, tetapi apresiasi dan kekaguman saya kepadanya sulit disembunyikan. Bermula dari beli majalah bekasnya di tukang loak buku, lalu beli di toko buku, dan akhirnya jadi anggota perkumpulan itu 10 tahun terakhir ini (sempat terputus saat harga dollar melambung tinggi melampaui rupiah); rasanya saya cukup untuk mengatakan bahwa ini sebuah majalah hebat dengan harga yang terjangkau. Kecintaan saya kepada geologi sangat dibantu oleh National Geographic.. Dan...kini akhirnya, bulan April 2005, lahirlah NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA, melengkapi 25 bahasa lainnya yang dipakai untuk majalah ini di seluruh dunia. Acungan jempol buat Gramedia Group ! Edisi Indonesia ini sama hebatnya dengan edisi yang berbahasa Inggris, bahkan covernya dibuat sedikit lebih tebal dan glossy. Saya membandingkan keduanya : 80 % artikel di edisi Inggris diterjemahkan. 20 %-nya diisi artikel buatan kita sendiri dengan foto2 yang tak kalah hebatnya. Terjemahannya excellent, mengalir bagai air, membacanya tak terantuk sedikit pun oleh kendala tatabahasa yang dipaksakan. Istimewanya lagi, edisi perdana National Geographic Indonesia pas memuat dua artikel penting ilmu pengetahuan di mana Indonesia jadi peran utama : Penemuan Homo floresiansis di Flores yang mengebohkan dunia paleoantropologi itu, dan Tsunami di Aceh/Sumatra Utara yang menyedot perhatian seluruh dunia itu. Edisi Inggris-nya pun memang begitu. Dan, Gramedia mematok harga relatif murah (40 rb rupiah) buat sebuah majalah sekelas NG (National Geographic), kualitas isi dan cetakan prima. Sekali lagi, ini bukan iklan, hanya berbagi rasa gembira saja... salam, awang - Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)
Bagaimana kalau di dekat2 Mentawai ada lereng2 yang belum terstabilkan saat gempa Simeleu dan Nias. Tidakkah getaran gempa yang relatif kecil akan bisa memicu longsornya lereng2 tersebut, mengubah kesetimbangan kolom air laut dan pada ahirnya menimbulkan tsunami? CMIIW, tsunami di Flores beberapa tahun lalu disebabkan oleh longsornya tebing tanpa ada pemicu gempa sama sekali. Salam Oki -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 31 March 2005 1:32 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) Tsunami memang dapat diakibatkan oleh pergerakan vertikal masa batuan akibat tersesarkan pada saat gempa (bisa thrust ataupun dislokasi sesar normal), namun tsunami dibeberapa tempat termasuk yg di selat Makassar, serta di Pantai Utara Irian beberapa tahun lalu diikuti pula oleh longsoran bawah laut.. Spekulasi lain kenapa tidak muncul tsunami sebesar Aceh, menurut saya karena tidak adanya mega slump (longsoran bawah laut) yg terjadi atau terpicu oleh gempa Nias. Ini diasumsikan bahwa mega slump menjadi penyebab tsunami. Sedangkan mega slumpnya sendiri dipicu oleh gempa. Pada saat terjadi gempa Aceh kemarin dengan kekuatan 9 SR (kedalaman 30Km) hampir semua lereng yg sedang dalam kondisi kritis (bahkan yg hampir kritis) terlongsorkan bersama-sama. Ada pergerakan massa batuan yg cukup besar yg tentunya, juga ditambah dengan pergeseran akibat thrust, memperkuat terjadinya tsunami. Gambar serta pertanda adanya new escarpment yg terbentuk akibat longsoran ini dapat dilihat di websitenya UK Navy juga di blog saya, gambar sea floor ini sebagian juga ada di webnya IAGI. Nah karena getaran 9 SR ini sangat kuat maka lereng-lereng pinggir yg masih setengah matangpun bisa ikut-ikutan longsor pada tanggal 26 Desember 04 kemarin. Artinya pasca gempa Aceh, kondisi ekuilibrium di pinggiran ini menjadi relatip stabil, dibandingkan sebelum gempa Aceh. Kondisi yg relatip stabil inilah yg saat digetarkan dengan kekuatan 8 SR (30Km) kemarin oleh gempa Nias tidak mampu menyebabkan tsunami sebesar sebelumnya. Apakah yg nanti juga tidak akan longsor lagi ? Prediksi saya, seandainya getarannya lebih kecil dari getaran sebelumnya, maka tidak akan muncul tsunami pada saat Segmen Mentawai yg diramalkan Danny ini bergetar. Kecuali getaran gempanya memiliki kekuatan sama atau lebih dari 9 SR. Penjelasan atau simulasi mudahnya : Cobalam ambil beras dan buatlah gunung2-an dari beras diatas sebuah karton. Caranya dengan menabur kan beras dipuncaknya hingga ketinggiannya maksimum. Kondisi ini merupakan refleksi dari kondisi kritis. Getarkan atau goyangkan beras itu dengan kekuatan tertentu, katakanlah getarkan dengan amplitudo 2 cm, selama beberapa detik. Akan terlihat ketinggian gunung berkurang, beberapa butiran akan longsor kebawah. Kejadian ini mensimulasikan longsoran penyebab tsunami pana tanggal 26 Des 05. Nah kemudian getarkan dengan goyangan lebih kecil, misalnya amplitudo 1 cm saja. Maka tidak akan banyak longsoran butiran beras yg terlihat. Ini menunjukkan bahwa kondisi kekritisan lereng berubah akibat getaran besar. Simulasi mudah ini dapat dipakai untuk menjelaskan dengan mudah kenapa Gempa Nias tidak menyebabkan tsunami. Nah pertanyan selanjutnya, apakah nantinya sudah tidak akan ada tsunami lagi ? Seperti yg ditulis di atas, bahwa tsunami tidak akan terjadi seandainya lokasi getarannya sama dan juga kekuatan gempanya kurang dari getaran sebelumnya. Sehingga kalau getaran selanjutnya di Mentawai melebihi 9 SR atau kedalamannya lebih dangkal, maka tsunami masih sangat mungkin terbentuk. Perkiraan besarnya utk segmen mentawai yg diperkirakan Pak Danny ini menjadi sangat krusial dengan hipotesa ini. RDP Rovicky Dukun Pergempaan On Thu, 31 Mar 2005 12:35:37 +0700, D.H. Natawidjaja [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon maaf, Halo rekan-rekan IAGI sekalian, Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini. Untung Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini. Menurut saya begini, Gempa Nias kemarin itu adalah gempa megathrust (i.e. sama seperti gempa Aceh) pada subduction interface yang letak rupture zone (bidang patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di sebelahnya rupture zone dari Gempa Aceh. Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di sebelah selatannya. Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai itu. Kapan kira-kira waktunya? Tentu kita engga tahu. Tapi saya pikir dalam kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini tinggi. Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile), pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari 1955 - 1965. Yang jadi harapan saya
RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Jadi gempa Aceh dan Nias kemarin sama2 gempa 'megathrust'. Sebelumnya saya sempat berpikir bahwa gempa Nias terjadi karena Sesar Mentawai. Mohon pencerahan sedikit lagi Pak.. Apakah yang Pak Danny maksud dengan bidang subduksi aseismic antara Nias dan Siberut itu adalah Investigator Fractured Zone (IFZ)? Kenapa segmen zona subduksi ini bisa memiliki karakteristik berbeda dengan segmen jalur subduksi yang lain ? salam, Ferry D.H. Natawidjaja To: iagi-net@iagi.or.id [EMAIL PROTECTED] cc: [EMAIL PROTECTED] ipi.go.idSubject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased 03/31/2005 Strain...) 12:35 PM Please respond to iagi-net Mohon maaf, Halo rekan-rekan IAGI sekalian, Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini. Untung Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini. Menurut saya begini, Gempa Nias kemarin itu adalah gempa megathrust (i.e. sama seperti gempa Aceh) pada subduction interface yang letak rupture zone (bidang patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di sebelahnya rupture zone dari Gempa Aceh. Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di sebelah selatannya. Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai itu. Kapan kira-kira waktunya? Tentu kita engga tahu. Tapi saya pikir dalam kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini tinggi. Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile), pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari 1955 - 1965. Yang jadi harapan saya bahwa gempa di Mentawai mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat adalah adanya segmen zona subduksi diantara Nias dan Siberut (di bawah Kep. Batu) yang kondisinya tidak matang dan karakteristiknya dominan ASEISMIC artinya banyak meloloskan strain energy. Mudah-mudahan Zona subduksi yang pas berada di khatulistiwa ini bisa menjadi buffer zone agar perambatan energi gempa dari utara itu bisa tertahan untuk sementara waktu sebelum dia menyebrang ke Siberut. Kontroversi tentang mekanisme gempa di Nias kelihatannya bersumber ke Focal Mechanism (CMT) USGS yang kurang tepat (mungkin sekarang sudah di ralat). CMT USGS ini memperlihatkan bahwa Gempa Nias sepertinya suatu Up-Thrust pada bidang patahan yang hampir tegak lurus. Waktu malam terjadinya gempa, saya agak heran-heran melihat solusi USGS ini. Apakah benar bukan megathrust earthquake melainkan gempa pada Sesar Mentawai? Mungkin CMT USGS ini yang dilihat oleh Pak Surono. Untung paginya Harvard juga mengeluarkan CMT yang lebih baik. Pada Harvard CMT terlihat jelas bahwa gempa Nias ini merupakan gempa megathrust - pure dip-slip. Sekarang masalahnya kalau ini megathrust earthquake dengan magnitudo 8.7, kenapa Tsunami-nya kecil? Saya kemarin berdiskusi dengan Wahyu Triyoso, terus Wahyu kebetulan mendapatkan analisa data seismik yang sudah dilakukan oleh ERI Univ. Tokyo, tempat sekolahnya dulu. Dari analisa seismogram ini terlihat bahwa fault displacement pada rupture zone-nya memang besar di bagian bawahnya, yaitu di kedalaman ~15 - 40 km, tapi displacement ini menjadi mengecil ke arah atas. Kata Wahyu pada subduction interface di sebelah baratnya Nias, displacementnya hanya 1 meteran! Artinya walaupun gempa ini besar, deformasi yang terjadi pada bawah permukaan laut di barat P. Nias sampai ke palung tidak besar. Menurut kami, itulah penyebab kenapa tsunaminya kecil. Tentu perlu analisa dan data yang lebih lanjut untuk memastikan hal ini. Sekian dulu. Wassalam, Danny - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email
Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)
On Thu, 31 Mar 2005 13:56:58 +0700, Musakti, Oki [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana kalau di dekat2 Mentawai ada lereng2 yang belum terstabilkan saat gempa Simeleu dan Nias. Tidakkah getaran gempa yang relatif kecil akan bisa memicu longsornya lereng2 tersebut, mengubah kesetimbangan kolom air laut dan pada ahirnya menimbulkan tsunami? CMIIW, tsunami di Flores beberapa tahun lalu disebabkan oleh longsornya tebing tanpa ada pemicu gempa sama sekali. Salam Oki Justru itu Q. Pemetaan kondisi bawah permukaan serta lereng2 paparan ini menjadi sangat penting yang merupakan bagian dari mitigasi bencana tsunami. rdp - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!)
Terima kasih Kang Danny masukannya, dan selamat bergabung kembali di iagi-net, semoga tulisan2nya dapat mencerdaskan kita semua. Beberapa komentar untuk Kang Rovicky dan Kang Danny : Escarpment atau topografi bawahlaut lainnya yang dilihat UKNavy itu mungkin harus diklarifikasi dulu, itu sisa2 mega-slump (mega-submarine slides ?) ataukah jejak2 luka2 dasar laut saat massa air tsunami bergerak melewatinya, sebab gelombang tsunami memutar massa air di seluruh kolomnya bukan hanya di permukaan saja seperti wind wave. Saya yakin bahwa mega-submarine slides bisa terjadi oleh gempa bawahlaut yang kuat yang lalu menimbulkan tsunami akibat terjadi perubahan topografi dasarlaut secara tiba2. Apalagi kalau episentrum gempa terjadi di topografi lereng benua yang secara stabilitas lemah dibandingkan paparan benua. Goyangan 8.9 SR di gempa Aceh dan hiposentrum yang dangkal tentu sama2 menyebabkan mega-thrust yang menjadikan pergerakan block di dasarlaut dan juga menyebkan mega-submarine slides. Resultannya : sama-sama menimbulkan mega-tsunami. Gempa Mentawai (katakanlah benar2 terjadi) kelihatannya sektor topografi dasar lautnya sudah lumayan jauh dari gempa Aceh. Dan secara batimetri ia juga lereng benua. Dengan sektor gempa Aceh, ia dipisahkan oleh dua buah paparan benua yang menjorok jauh ke laut yaitu sektor paparan benua Kep. Banyak di utara Nias dan sektor paparan benua Kep. Batu (Pini, Tanahmasa, Tanahbala) di utara Siberut. Dua buffer zone batimetrik ini artinya menghalangi apapun yang telah terjadi di gempa Aceh di utara Simeulue. Gempa masih bisa disipasi ke tenggara sehingga gempa Nias bisa terhubung ke Aceh karena semuanya dihubungkan oleh Sesar Mentawai. Tetapi, stabilitas lereng di Aceh pasca tsunami kelihatannya tak akan punya peran apa2 ke sektor lereng di Mentawai. Maka kalau nanti gempa Mentawai besar dan dangkal, mega-thrust, lerengpun akan kembali digoyang dan kembali terjadi mega-submarine slides, walaupun lereng di Aceh sudah landai karena runtuh. Isolasi oleh dua buffer zone tadi yang menyeba bkan kemungkinan sub-marine slides masih bisa terjadi di sektor Mentawai. Aseismic Zone ? Bagaimana membedakannya dengan seismic-gap zone. Sebab justru seismic-gap zone seperti Kep Batu (?) katanya bisa menjadi lahan akumulasi gaya gempa untuk beberapa ratus tahun lalu akan tiba2 mengalami gempa hebat bila ductility batuan sudah terlewati. Jadi mungkin buffer zone Kep Batu sedikit menunda gempa disipasi ke Mentawai dalam waktu dekat ini, hanya, ini pun akan otomatis membuat buffer zone itu menjadi daerah yang stressed untuk sekian lama. Bagaimana halnya kalau ia sudah tak tahan, tentu akan terjadi rupture yang sangat hebat... Plotting episentrum waktu gempa Aceh itu ada di horsetail splay Sesar Mentawai di utara Simeulue. Plotting episentrum gempa Nias bahkan ada di main trace Sesar Mentawai di sekitar Kep. Banyak. Ini menjadi pertanyaan, benarkah kedua gempa besar itu bermekanisme mega-thrust dan tak ada hubungan sama sekali dengan reaktivasi Sesar Mentawai yang berumur Neogen ? Sebab kerusakan Nias kelihatannya karena telah terjadi disipasi energi gempa sepanjang Sesar Mentawai menuju ke tenggara dan merusak Nias sebab Sesar Mentawai itu membelah Pulau Nias. Sesar akibat gempa Nias kemarin itu mungkin dies-out ke atas sehingga tidak menimbulkan rupture yang signifikan di seabed, tetapi kelihatannya lebih memilih disipasi ke tenggara menuju Nias via Sesar Mentawai. Hal yang sama tak terjadi saat gempa Aceh, sehingga Simeulue tidak rusak, sebab mungkin gayanya sudah habis dilepas ke atas dan menyebabkan rupture hebat di seabed. Anyway, kita pasti belajar banyak dari dua kejadian gempa besar yang berturut2 selang 3 bulan ini. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Tsunami memang dapat diakibatkan oleh pergerakan vertikal masa batuan akibat tersesarkan pada saat gempa (bisa thrust ataupun dislokasi sesar normal), namun tsunami dibeberapa tempat termasuk yg di selat Makassar, serta di Pantai Utara Irian beberapa tahun lalu diikuti pula oleh longsoran bawah laut.. Spekulasi lain kenapa tidak muncul tsunami sebesar Aceh, menurut saya karena tidak adanya mega slump (longsoran bawah laut) yg terjadi atau terpicu oleh gempa Nias. Ini diasumsikan bahwa mega slump menjadi penyebab tsunami. Sedangkan mega slumpnya sendiri dipicu oleh gempa. Pada saat terjadi gempa Aceh kemarin dengan kekuatan 9 SR (kedalaman 30Km) hampir semua lereng yg sedang dalam kondisi kritis (bahkan yg hampir kritis) terlongsorkan bersama-sama. Ada pergerakan massa batuan yg cukup besar yg tentunya, juga ditambah dengan pergeseran akibat thrust, memperkuat terjadinya tsunami. Gambar serta pertanda adanya new escarpment yg terbentuk akibat longsoran ini dapat dilihat di websitenya UK Navy juga di blog saya, gambar sea floor ini sebagian juga ada di webnya IAGI. Nah karena getaran 9 SR ini sangat kuat maka lereng-lereng pinggir yg masih setengah matangpun bisa
RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
Rekan Budi, Beberapa waktu yang lalu, saya ingat bahwa rekan-rekan IAGI di Jogya atau Bandung pernah menerbitkan buku-buku untuk anak-anak sekolah tentang perihal geologi. Ada baiknya IAGI memprakarsai penerbitan buku untuk anak-anak sekolah tentang Gempa bumi dan akibat-akibatnya. Tentu saja dengan bahasa sekolah untuk SD atau SMP. Dari mereka-mereka inilah yang masih belajar akan mulai ditanamkan bahaya dan tanda tanda gempa. Untuk masa depan generasi selanjutnya. Mungkin konsentrasi penyebarannya diutamakan di daerah rawan gempa. Mudah-mudahan banyak penerbit yang mau jadi sponsor. wass, edison sirodj |-+--- | | [EMAIL PROTECTED]| | | onas.com.my | | | | | | 03/30/2005 03:36| | | PM | | | Please respond | | | to iagi-net | | | | |-+--- ---| | | |To: iagi-net@iagi.or.id | |cc: iagi-net@iagi.or.id | |Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW | |(iagi-net -Increased Strain...) | ---| Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program sosialisasi terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana Danny Hilman, Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 'menyadarkan masyarakat akan potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah bertemu langsung dengan Gubernur Sumbar, sebagi top management' menyampaikan issue yang sama termasuk apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita yang minim informasi Salam Budi Satrio Musakti, Oki [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id tos.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : 30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net PM -Increased Strain...) Please respond to iagi-net Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang menghampiri. Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti' para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap menjalankan pilkada. (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as usual) salam Oki -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah... Kenapa klarifikasi
Re: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...)
On Thu, 31 Mar 2005 08:00:58 +0800, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan Budi, Beberapa waktu yang lalu, saya ingat bahwa rekan-rekan IAGI di Jogya atau Bandung pernah menerbitkan buku-buku untuk anak-anak sekolah tentang perihal geologi. Ada baiknya IAGI memprakarsai penerbitan buku untuk anak-anak sekolah tentang Gempa bumi dan akibat-akibatnya. Tentu saja dengan bahasa sekolah untuk SD atau SMP. Dari mereka-mereka inilah yang masih belajar akan mulai ditanamkan bahaya dan tanda tanda gempa. Untuk masa depan generasi selanjutnya. Mungkin konsentrasi penyebarannya diutamakan di daerah rawan gempa. Mudah-mudahan banyak penerbit yang mau jadi sponsor. wass, edison sirodj PeeR buat Geoscientist Hampir semua orang Indonesia itu terpaku dengan main issue. Ketika Inul megol, trus rakyat sak Indonesia Raya megal-megol mengikuti dengan pro-kontra yg menasional. KetikaIssue bom, semua media ngrembug bom, demikian juga issue-issue lain, termasuk kasus Ambalat. Selalu issue cuman satu dan meNasional. Kita semua memang shock dengan bencana gempa dan tsunami, namun jangan sampai kita terpaku hanya dengan gempa atau tsunami. Jogja (? terutama selatan dan barat) bukanlah daerah rawan gempa, tetapi rawan longsor atau mungkin bencana lain. Jadi perlu selalu diingatkan bahwa bencana alam itu local specific.Artinya masing2 daerah itu tidak sama. Bahkan untuk gempa-pun tidak sama utk seluruh Indonesia, cara mitigasinya juga tidak sama. Nah kalau awal sebagai himbauan ke pemerintah yg selalu berpikir general (skala nasional) maka yg diperlukan adalah kesadaran akan bencana. Seperti rilis IAGI dulu ketika gempa Aceh, yg tidak hanya ternina-bobok oleh sabuk emas di katulistiwa, tetapi juga mesti waspada sabuk api. Bahwa sekarang sudah banyak yg sadar bahwa gempa bukan karena dewo marah gedruk-gedruk tanah, aku rasa itu sumbangan science yg cukup signifikan. Dan ini merupakan satu step bagus dari sisi pendidikan yg tentu saja dapat dilakukan lewat buku seperti yg diusulkan diatas. Pendidikan tidak akan menghentikan bencana, tetapi pasti mengurangi korban RDP - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM
Sindiran mas ADB tentang lemahnya usaha mitigasi dari pemerintah RI yang harusnya diwakili oleh instansi2 terkait diharapkan dapat menghenyakkan pemerintah kita untuk berbuat lebih baikOK banget mas! Satu lagi statement mas ADB yang OK banget, apresiasi bagi penelitian2 di bidang bencana alam kebumian harus segera mendapat perhatian serius dari pemerintahInsya Allah gak lama lagi bangsa kita punya badan sehebat USGS, amin. Bravo IAGI -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 30, 2005 6:18 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM Mewakili IAGI saya diminta bicara oleh SCTV dalam dialog interaktif ttg Gempa Nias, Sosialisasi Bahaya Geologi, dan Peringatan Dini malam ini 30 Maret 2005 jam 11. Untuk hal yang sama Metro TV juga minta saya bicara besok di acara Berita Bahasa Inggris 7:30 pagi. Saya akan banyak menggunakan informasi dari kawan2 di milist ini, dan tentunya konsultasi dengan para pakarnya sejauh menyangkut teknis detail ttg gempa tsb. Mudah2an sosialisasi tsb. bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Salam ADB KETUM - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 30, 2005 2:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program sosialisasi terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana Danny Hilman, Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 'menyadarkan masyarakat akan potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah bertemu langsung dengan Gubernur Sumbar, sebagi top management' menyampaikan issue yang sama termasuk apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita yang minim informasi Salam Budi Satrio Musakti, Oki [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id tos.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : 30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net PM -Increased Strain...) Please respond to iagi-net Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang menghampiri. Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti' para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap menjalankan pilkada. (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as usual) salam Oki -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan (hitungannya menurut Danny bisa menit, minggu, bulan, tahun). Nah... Kenapa klarifikasi butuh dikeluarkan ? Sebab, telah terjadi perbedaan pendapat dengan Pak Surono (KaSubdit Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Geologi Bandung) bahwa gempa Nias benar2 baru dan tak punya urusan dengan gempa Simeulue. Pendapat yang sama dengan Pak Surono dikeluarkan juga oleh Hodo Suteshon Asahi TV di Jepang. Nah, kebenaran premis tentu akan
Re: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM
Apa kata ADB ? Tolong donk dibikinin sedikit ulasan buat ngisi IAGI-web, sukur2 ada quote statement yg menghenyakkan itu. Arsip ini penting, soalnya IAGI bisa saja disalahin kalau ndak ada bukti bahwa organisasi ini juga pernah memberikan input. Thx RDP On Thu, 31 Mar 2005 08:25:34 +0800, Kuntadi, Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Sindiran mas ADB tentang lemahnya usaha mitigasi dari pemerintah RI yang harusnya diwakili oleh instansi2 terkait diharapkan dapat menghenyakkan pemerintah kita untuk berbuat lebih baikOK banget mas! Satu lagi statement mas ADB yang OK banget, apresiasi bagi penelitian2 di bidang bencana alam kebumian harus segera mendapat perhatian serius dari pemerintahInsya Allah gak lama lagi bangsa kita punya badan sehebat USGS, amin. Bravo IAGI -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 30, 2005 6:18 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] IAGI di SCTV malam ini jam 11PM dan Metro TV besok 7:30AM Mewakili IAGI saya diminta bicara oleh SCTV dalam dialog interaktif ttg Gempa Nias, Sosialisasi Bahaya Geologi, dan Peringatan Dini malam ini 30 Maret 2005 jam 11. Untuk hal yang sama Metro TV juga minta saya bicara besok di acara Berita Bahasa Inggris 7:30 pagi. Saya akan banyak menggunakan informasi dari kawan2 di milist ini, dan tentunya konsultasi dengan para pakarnya sejauh menyangkut teknis detail ttg gempa tsb. Mudah2an sosialisasi tsb. bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Salam ADB KETUM - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 30, 2005 2:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Sebagai bagian dari tour-nya, IAGI telah melaksanakan program sosialisasi terhadap potensi bencana kepada masyarakat Padang dimana Danny Hilman, Hamzah, Andang dan juga Ariadi telah berusaha 'menyadarkan masyarakat akan potensi bencana tsb, Bahkan tim ini telah bertemu langsung dengan Gubernur Sumbar, sebagi top management' menyampaikan issue yang sama termasuk apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana tsb. Sekarang tugas kita mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita yang minim informasi Salam Budi Satrio Musakti, Oki [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id tos.com cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : 30/03/2005 03:08 Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net PM -Increased Strain...) Please respond to iagi-net Kelihatannya Padang dan Bengkulu sekarang 'live on borrowed time' alias mesti siap-siap kalau bencana gempa plus tsunami jadi datang menghampiri. Mungkin tugas para ahli gempa (mas Danny dkk) untuk 'menakut-nakuti' para penguasa lokal maupun pusat supaya masyarakat, infrastruktur, tata ruang dll di daerah tersebut disiapkan dari sekarang. Kalau perlu sekalian dijadikan isu politik, mumpung mereka sedang bersiap menjalankan pilkada. (Yang saya kuatir, setelah satu tahun berjalan akan kembali business as usual) salam Oki -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 30 March 2005 1:50 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased Strain...) Ya Ar, rupanya itu penyebab Nias rusak sebab di tengah Pulau Nias itu memanjang splay Sesar Mentawai yang cukup besar sejajar dengan poros panjang pulau itu. Kalau episentrumnya di laut di sekitar Kep Banyak memang gampang saja buat energi gempa terdisipasi ke tenggara lewat fracture sesar Mentawai dan masuk ke Nias. Dampak di seabed (terbentuknya terban) mungkin tak ada atau sangat minimal mengingat fokus gempa 30 km sehingga relatif tak ada gerak kejut massa air laut terjadi. Tapi siapa yang bisa mencegah kalau gaya gempa daripada merusak seabed malah merambat ke tenggara via sesar Neogen Mentawai lalu merusak Nias... Memang kalau Danny Hilman masih anggota milis ini dan sempat menengok inbox-nya di tengah kesibukan derang-dering tilpon meminta penjelasan gempa, sebaiknya memberikan klarifikasi soal gempa Nias dan pernyataannya di media massa bahwa masih ada satu lagi gempa yang besar yang akan datang yaitu di sekitar Mentawai (!). Sebab Danny punya premis bahwa gempa Nias dipicu oleh gempa Simeulue (gempa Aceh 26/12/05) dan katanya kedua gempa besar ini akan melahirkan gempa Mentawai yang besar lengkap dengan tsunami tapi entah kapan