[iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction
re-send. Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Date: Wed, 14 Sep 2005 21:23:48 -0700 (PDT) From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction To: [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id Tak ada kerak samudra yang lebih tua dari 200 juta tahun. Itu terjadi karena kerak ini selalu terdaur ulang melalui pembinasaan di zone2 penunjaman dan lahir kembali di punggung tengah samudra (MOR-mid oceanic ridge). Pendauran ulang itu mengikuti siklus sel konveksi di mantel atas. Lepas dari tempat lahirnya di MOR, kerak samudra akan semakin tenggelam karena massa bertambah dan otomatis umurnya pun semakin tua. Ini bisa dilihat dari pola anomali magnetik yang berpasangan di kedua sisi MOR - semakin tua semakin menjauh dari MOR. Sebuah segmen kerak samudra yang tua dan berat, saat bertemu dengan lempeng benua akan membentuk sudut Benioff yang curam terhadap bidang datar. Ini punya akibat akan memendekkan jarak rumpang palung-busur (ATG-arc trench gap) karena peleburan sebagian (partial melting) di kedalaman 200 km akan tercapai di dekat palung. Maka, busur volkanik hasil upwelling magma peleburan akan terbentuk tak jauh dari palung. Tetapi, saat yang berkonvergensi dengan benua adalah lempeng samudra yang relatif muda, tidak seberat lempeng samudra yang tua, maka sudut Benioff yang terbentuk akan landai. Akibatnya, peleburan di kedalaman 200 km akan tercapai jauh dari palung, ke arah benua. Hal ini mengakibatkan busur volkanik yang terbentuk dari upwelling magma hasil peleburan itu akan terbentuk jauh dari palung, membuat jarak ATG melebar. Apa definisi kerak samudra tua dan muda itu ? Sebuah buku, misalnya Bally and Snelson (1986) mencantumkan 50 million years sebagai batas di tengah. Artinya < 50 my = muda, dan > 50 my = tua. Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang menunjam. Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen. Bagaimana halnya dengan Muria-Lasem-Bawean ? ini bukan arcs tersendiri walaupun umur volkanismenya lower Quaternary. Mereka adalah contoh back-arc volcanism di mana magma potasik-ultra potasik masuk menerobos ke atas melalui sesar2 besar2 di kerak kontinen. Harus diingat, di situ ada sesar besar Muria (yang menyambung ke Bawean-Meratus, juga ke selatan ke Kebumen). Di Sumatra, tak jelas maju-mundurnya volcanic arcs sejak Paleogen itu. Volcanic arcs yang sekarang pun lebih banyak muncul ke permukaan karena Sesar Sumatra. Sebuah oblique subduction punya banyak penyimpangan tentu. salam, awang Hade B Maulin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: terima kasih Pak Awang...cukup jelas... tapi..saya jadi ingat waktu pak Awang dateng ke Kampus dan lecturing di Dago 4 beberapa bulan y.l (hari minggu)..waktu itu bapak menjelaskan ttg karakter oceanic plate pada stage terakhir ketika menunjam continent, yang cenderung merunduk dengan sudut makin tumpul untuk kemudian akhirnya patah terlepas dan lebur. Sehingga bagian oceanic muda yang selanjutnya subduct akan bersudut lancip sehingga tectonic setting yang baru akan tersusun lagi dengan posisi yg baru tentunya ("forever young"). Dengan demikian, kalau boleh saya berasumsi, berarti saat ini Hindia yang menumbuk Sunda telah mengalami fase/stage yang tua ini pak? dan kemudian (entah berapa lama lagi) posisi volcanic arc-nya akan mundur relatif ke arah Barat lagi? Begitu pula yg terjadi di Jawa, pak? - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. Moderators: Budhi Setiawan '91 <[EMAIL PROTECTED]> Edi Suwandi Utoro '92 <[EMAIL PROTECTED]> Sandiaji '94 <[EMAIL PROTECTED]> Wanasherpa '97 <[EMAIL PROTECTED]> Satya '2000 <[EMAIL PROTECTED]> - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "Geo_Unpad" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is
[iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction
re-send. Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Date: Wed, 14 Sep 2005 21:23:48 -0700 (PDT) From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction To: [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id Tak ada kerak samudra yang lebih tua dari 200 juta tahun. Itu terjadi karena kerak ini selalu terdaur ulang melalui pembinasaan di zone2 penunjaman dan lahir kembali di punggung tengah samudra (MOR-mid oceanic ridge). Pendauran ulang itu mengikuti siklus sel konveksi di mantel atas. Lepas dari tempat lahirnya di MOR, kerak samudra akan semakin tenggelam karena massa bertambah dan otomatis umurnya pun semakin tua. Ini bisa dilihat dari pola anomali magnetik yang berpasangan di kedua sisi MOR - semakin tua semakin menjauh dari MOR. Sebuah segmen kerak samudra yang tua dan berat, saat bertemu dengan lempeng benua akan membentuk sudut Benioff yang curam terhadap bidang datar. Ini punya akibat akan memendekkan jarak rumpang palung-busur (ATG-arc trench gap) karena peleburan sebagian (partial melting) di kedalaman 200 km akan tercapai di dekat palung. Maka, busur volkanik hasil upwelling magma peleburan akan terbentuk tak jauh dari palung. Tetapi, saat yang berkonvergensi dengan benua adalah lempeng samudra yang relatif muda, tidak seberat lempeng samudra yang tua, maka sudut Benioff yang terbentuk akan landai. Akibatnya, peleburan di kedalaman 200 km akan tercapai jauh dari palung, ke arah benua. Hal ini mengakibatkan busur volkanik yang terbentuk dari upwelling magma hasil peleburan itu akan terbentuk jauh dari palung, membuat jarak ATG melebar. Apa definisi kerak samudra tua dan muda itu ? Sebuah buku, misalnya Bally and Snelson (1986) mencantumkan 50 million years sebagai batas di tengah. Artinya < 50 my = muda, dan > 50 my = tua. Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang menunjam. Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen. Bagaimana halnya dengan Muria-Lasem-Bawean ? ini bukan arcs tersendiri walaupun umur volkanismenya lower Quaternary. Mereka adalah contoh back-arc volcanism di mana magma potasik-ultra potasik masuk menerobos ke atas melalui sesar2 besar2 di kerak kontinen. Harus diingat, di situ ada sesar besar Muria (yang menyambung ke Bawean-Meratus, juga ke selatan ke Kebumen). Di Sumatra, tak jelas maju-mundurnya volcanic arcs sejak Paleogen itu. Volcanic arcs yang sekarang pun lebih banyak muncul ke permukaan karena Sesar Sumatra. Sebuah oblique subduction punya banyak penyimpangan tentu. salam, awang Hade B Maulin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: terima kasih Pak Awang...cukup jelas... tapi..saya jadi ingat waktu pak Awang dateng ke Kampus dan lecturing di Dago 4 beberapa bulan y.l (hari minggu)..waktu itu bapak menjelaskan ttg karakter oceanic plate pada stage terakhir ketika menunjam continent, yang cenderung merunduk dengan sudut makin tumpul untuk kemudian akhirnya patah terlepas dan lebur. Sehingga bagian oceanic muda yang selanjutnya subduct akan bersudut lancip sehingga tectonic setting yang baru akan tersusun lagi dengan posisi yg baru tentunya ("forever young"). Dengan demikian, kalau boleh saya berasumsi, berarti saat ini Hindia yang menumbuk Sunda telah mengalami fase/stage yang tua ini pak? dan kemudian (entah berapa lama lagi) posisi volcanic arc-nya akan mundur relatif ke arah Barat lagi? Begitu pula yg terjadi di Jawa, pak? - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. Moderators: Budhi Setiawan '91 <[EMAIL PROTECTED]> Edi Suwandi Utoro '92 <[EMAIL PROTECTED]> Sandiaji '94 <[EMAIL PROTECTED]> Wanasherpa '97 <[EMAIL PROTECTED]> Satya '2000 <[EMAIL PROTECTED]> - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "Geo_Unpad" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is
Re: [iagi-net-l] Fenomena 20/80-->Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale
Oki, Dari sekitar 150 blok migas saat ini, ada sekitar 45 blok status produksi (PSC + TAC). Sisanya berstatus : eksplorasi (sekitar 60), dan TAC yang sedang direhabilitasi (35 blok), 10 blok dalam proses pengembalian. Maka kalau mau dihitung yang produksi saja ya 30 % dari total blok migas. Produksi > 80 % Indonesia memang dikontribusi tak lebih dari 20 % KPS2 yang ada. Dari sekitar 60 cekungan sedimen di Indonesia, 15 di antaranya cekungan produksi, atau 25 %-nya. Jumalah lapangan tua di Indonesia pun lebih dari 80 % atau kurang dari 20 %-nya lapangan baru. Bisa berarti juga bahwa lebih dari 80 % produksi minyak Indonesia dikontribusi kurang dari 20 % lapangan baru (fenomena 80/20 berlaku). Tetapi juga bisa dibalikkan sebagai : Lebih dari 80 % produksi minyak Indonesia dikontribusi oleh lebih dari 80 % lapangan tua (fenomena 80/20 tak berlaku). Yah.. bergantung kepada sudut memandangnya. Tetapi, bahwa 25/75 atau 20/80 atau sekitarnya memang statistik kejadiannya cukup banyak. Tetapi saya melihatnya sebagai hal relatif, bukan absolut... salam, awang oki musakti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya belum pernah baca buku yang disebut Yosef tapi secara pribadi sangat percaya pada fenomena 80/20 (atau 20/80 ?) ini. Dalam bahasa saya, fenomena 20/80 bisa didefinisikan sebagai: 1) Banyak akibat dihasilkan oleh sedikit sebab 2) Banyak hasil disebabkan oleh sedikit tindakan 3) Banyak kejadian disebabkan oleh sedikit faktor 4) Diluar yang 20%, hukum yang terjadi adalah 'rate of diminishing return' dan lain-lain Waktu masih jualan perusahaan saya waktu itu sangat sadar bahwa lebih dari 80 persen revenue dihasilkan dari kurang dari 20% klien.Perhatian extra perlu diberikan pada yang 20% ini karena untuk memburu diluar opportunity diluar yang 20% ini sering diperlukan usaha yang hampir sama besarnya dengan hasil jauh lebih kecil. Contoh2 lain fenomena 20/80 : - Lebih dari 80% suara dalam pemilu 2004 didapat oleh kurang dari 20% parpol. Silahkan cek data KPU - Lebih dari 80% produksi migas Indonesia dihasilkan oleh kurang dari 20% KPS atau field.--> Mas Rovicky atau mas Awang, yang biasanya punya catatan lengkap, bisa tolong di cek. - lebih dari 80% wealth dunia (apalagi Indonesia) dikuasai oleh kurang dari 20% populasi. - Di milis inipun saya berani taruhan bahwa lebih 80% posting ditulis oleh kurang dari 20% anggota - DLL Salam Oki Yosef Khairil Amin wrote: awal kutipan The 80/20 principle applies not only to groups of people and their behavior, but to virtually every aspect of life. There are always a small minority of very powerful forces and a great mass of unimportant ones. For instance: - 20 percent of countries, containing far fewer than 20 percent of the world's population, consume 70 percent of its energy, 75 percent of its metals, and 85 percent of its timber. - Far less than 20 percent of the Earth's surface produces 80 percent of its mineral wealth. - Fewer than 20 percent of species cause more than 80 percent of ecological degradation. It's estimated that just one species, out of the 30 million on earth that's 0.0003 percent causes 40 percent of the harm. No prize for guessing the species. - A very small percentage of meteorites falling to earth produce more than 80 percent of the damage. - Far fewer than 20 percent of wars produce more than 80 percent of casualties. - The overwhelming majority of baby seals in Alaska die young; 80 percent of the survivors come from 20 percent of the mothers. - Wherever you go, fewer than 20 percent of clouds will produce 80 percent of rain. - Less than 20 percent of all recorded music is played more than 80 percent of the time. If you go to a concert, whether rock or classical, the old familiar pieces a tiny portion of the total repertoire available will be churned out time and again. - Fewer than 20 percent of the treasures in most art museums' inventories are on display more than 80 percent of the time. - Of investments made by a successful venture capitalist, 5 percent of them provide 55 percent of cash, 10 percent produce 73 percent, and 15 percent yield a total of 82 percent. - Fewer than 20 percent of inventions have more than 80 percent of impact on our lives. In the twentieth century, nuclear power and the computer probably had greater influence than the hundreds of thousands of other inventions and new technologies. - More than 80 percent of food comes from far less than 20 percent of land. Also, fruit typically accounts for much less than 20 percent of the mass or weight of a tree or vine. And meat is a reduction of vast amounts of digested grain or grass. - Drinks are also an extreme demonstration of the 80/20 principle. What makes Coca-Cola so much more valuable than any other soft drink on the planet? The sacred formula for tiny amounts of concentrate that, mixed with large volumes of water, produces "Coke." Or what produces beer and makes dif
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction
Tak ada kerak samudra yang lebih tua dari 200 juta tahun. Itu terjadi karena kerak ini selalu terdaur ulang melalui pembinasaan di zone2 penunjaman dan lahir kembali di punggung tengah samudra (MOR-mid oceanic ridge). Pendauran ulang itu mengikuti siklus sel konveksi di mantel atas. Lepas dari tempat lahirnya di MOR, kerak samudra akan semakin tenggelam karena massa bertambah dan otomatis umurnya pun semakin tua. Ini bisa dilihat dari pola anomali magnetik yang berpasangan di kedua sisi MOR - semakin tua semakin menjauh dari MOR. Sebuah segmen kerak samudra yang tua dan berat, saat bertemu dengan lempeng benua akan membentuk sudut Benioff yang curam terhadap bidang datar. Ini punya akibat akan memendekkan jarak rumpang palung-busur (ATG-arc trench gap) karena peleburan sebagian (partial melting) di kedalaman 200 km akan tercapai di dekat palung. Maka, busur volkanik hasil upwelling magma peleburan akan terbentuk tak jauh dari palung. Tetapi, saat yang berkonvergensi dengan benua adalah lempeng samudra yang relatif muda, tidak seberat lempeng samudra yang tua, maka sudut Benioff yang terbentuk akan landai. Akibatnya, peleburan di kedalaman 200 km akan tercapai jauh dari palung, ke arah benua. Hal ini mengakibatkan busur volkanik yang terbentuk dari upwelling magma hasil peleburan itu akan terbentuk jauh dari palung, membuat jarak ATG melebar. Apa definisi kerak samudra tua dan muda itu ? Sebuah buku, misalnya Bally and Snelson (1986) mencantumkan 50 million years sebagai batas di tengah. Artinya < 50 my = muda, dan > 50 my = tua. Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang menunjam. Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen. Bagaimana halnya dengan Muria-Lasem-Bawean ? ini bukan arcs tersendiri walaupun umur volkanismenya lower Quaternary. Mereka adalah contoh back-arc volcanism di mana magma potasik-ultra potasik masuk menerobos ke atas melalui sesar2 besar2 di kerak kontinen. Harus diingat, di situ ada sesar besar Muria (yang menyambung ke Bawean-Meratus, juga ke selatan ke Kebumen). Di Sumatra, tak jelas maju-mundurnya volcanic arcs sejak Paleogen itu. Volcanic arcs yang sekarang pun lebih banyak muncul ke permukaan karena Sesar Sumatra. Sebuah oblique subduction punya banyak penyimpangan tentu. salam, awang Hade B Maulin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: terima kasih Pak Awang...cukup jelas... tapi..saya jadi ingat waktu pak Awang dateng ke Kampus dan lecturing di Dago 4 beberapa bulan y.l (hari minggu)..waktu itu bapak menjelaskan ttg karakter oceanic plate pada stage terakhir ketika menunjam continent, yang cenderung merunduk dengan sudut makin tumpul untuk kemudian akhirnya patah terlepas dan lebur. Sehingga bagian oceanic muda yang selanjutnya subduct akan bersudut lancip sehingga tectonic setting yang baru akan tersusun lagi dengan posisi yg baru tentunya ("forever young"). Dengan demikian, kalau boleh saya berasumsi, berarti saat ini Hindia yang menumbuk Sunda telah mengalami fase/stage yang tua ini pak? dan kemudian (entah berapa lama lagi) posisi volcanic arc-nya akan mundur relatif ke arah Barat lagi? Begitu pula yg terjadi di Jawa, pak? - Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. Moderators: Budhi Setiawan '91 <[EMAIL PROTECTED]> Edi Suwandi Utoro '92 <[EMAIL PROTECTED]> Sandiaji '94 <[EMAIL PROTECTED]> Wanasherpa '97 <[EMAIL PROTECTED]> Satya '2000 <[EMAIL PROTECTED]> - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "Geo_Unpad" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-Geologic Time Scale
Wow..., tadi ku salah ketik alamat. Ini yang benar. http://www.geocities.com/maryanto7/SALAM.Calendar.140905.xls Salam, Maryanto. -Original Message- From: Maryanto (Maryant) Pak Untung, Terimakasih atas komentar positifnya tentang teori SALAM. Ma'af baru membalas komentar karena ada pertemuan Stratigraphy Sumatra Workshop 3 hari terakhir, di Duri. Komentar itu termasuk satu di antara banyak komentar melegakan. Ya, ya, ya. Kalau sudah dengan "hati", memang kesimpulan akan nyaman. Semakin sedikit pengetahuan, semakin lemah kesimpulannya. Semakin banyak data dan hukum yang di pakai maka semakin baik keputusannya. Arif, artinya mengetahui. Semakin banyak tahu artinya semakin arif. Geologist memang paling ngerti bumi. Itu enaknya. Fisikawan lebih luas daerah analisanya, yakni sejagad, enaknya si fisikawan di fihak lain, dengan mathematika yang jauh lebih kuat. Namun juga lebih lemah dalam diskripsi lapisan batuan bumi di banding geologist. Kesimpulan oleh seorang geologist dari dasar sekolah fisika ini, mungkin memang memperbaiki hukum-hukum yg "established". Tapi saya tetap kaget, ternyata kinipun sudah banyak yang melihat kebaikannya. Malah puluhan sudah sebagai kalimat yang dahsyat-dahsyat. Syukurlah. Kini tambah banyak data serta hukum-hukum "establish" telah ter-scan, misal pada: geology, partikel, astronomi, biologi, sejarah, dll." . Nadanya ini akan cepat siap naik cetak di CD. Bagus, bagus, bagus ... Kami update Kalender SALAM, menjadi seperti berikut.http: http://www.geocities.com/maryanto7/SALAM.Calendar.14090..xls Itu perbaikan dari file yang telah saya cabut berikut: SALAM.Calendar.2005.xls Perbaikan dari tgl. 080905 itu, misalnya pada difinisi detil phase tektonik, phase sedimentasi, nama-nama formasi yang salah ter- copy-paste, dll. Kini ujung bawahnya tertulis Kadamel.dening.Maryanto.140905. Pastikan ada 4 file di situ: Orde0, Orde1, Orde2, dan CSB-NSB. Syukurnya dengan pertemuan itu, kami ketemu banyak pakar-pakar hebat di sana. Ada Pak Awang, Dhen Mas Bambang Istiadi, Dhen Mas Sanggam Hutabarat, Pak Lambok, Pak Solichin, dan 50 pakar-pakar lain. Ada banyak sekali hal yang belum di ketahui, juga yang informasi baru, konfirmasi dll. Banyak yang telah di prediksi kalender itu, dan dapat konfirmasi, salah satunya usulan memperbaiki prediksi umur endapan Paleogene. Ini satu "dispute" yang relatif besar.Pak Rudy Riyacudu, laporkan adanya umur Paleogene kontinu 50-30 Ma vulkanisme di South Sumatra Basin. Umur itu adalah Mid Eosen, Late Eocene, dan Oligocene. Bersamaan, di masing-masing ketiga basin: North, Central, dan South Sumatra Basin, di sana ada tiga sequence: misal NSB: Tampur, Bruksah, Bampo, CSB: Lower Red Bed, Brown Shale, Upper Red bed, dan di SSB: Kimim, lemat, dan Benakat. Untuk 20 Ma durasi dari 50 Ma ke 30 Ma itu, memang kami sebut adanya 3 seqeunce (gampangnya 20 Ma/ 7 Ma=3 sequence). Phase tektonik pun di perbaiki, juga malah phase sedimentasi. Juga banyak konfirmasi, di tulis lain waktu sebagai banyak usulan jawaban permasalahan, kalau share holder mengijinkan (di kenal dengan istilah insya Alloh). Wassalam, Maryanto. --- From: mohamad untung Pak Maryanto, Saya menghargai anda dengan pendirian yang kuat dalam mempertahankan pendapat. Sesuatu konsep memang tidak perlu sama atau mendekati sama dengan konsep yang telah "established". Walaupun demikian, perlu dan sangat perlu mempelajari konsep yang telah ada sekalipun tidak harus mengikutinya. Buat konsep baru, kalau memang perlu, yang berguna dan "applicable" kepada perkembangan science. Jadi, saran saya, teruskan usaha anda dengan langkah-langkah yang bersasarkan logika yang "acceptable". === di busekk..usek..usekk...usekkk - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-Geologic Time Scale
Pak Untung, Terimakasih atas komentar positifnya tentang teori SALAM. Ma'af baru membalas komentar karena ada pertemuan Stratigraphy Sumatra Workshop 3 hari terakhir, di Duri. Komentar itu termasuk satu di antara banyak komentar melegakan. Ya, ya, ya. Kalau sudah dengan "hati", memang kesimpulan akan nyaman. Semakin sedikit pengetahuan, semakin lemah kesimpulannya. Semakin banyak data dan hukum yang di pakai maka semakin baik keputusannya. Arif, artinya mengetahui. Semakin banyak tahu artinya semakin arif. Geologist memang paling ngerti bumi. Itu enaknya. Fisikawan lebih luas daerah analisanya, yakni sejagad, enaknya si fisikawan di fihak lain, dengan mathematika yang jauh lebih kuat. Namun juga lebih lemah dalam diskripsi lapisan batuan bumi di banding geologist. Kesimpulan oleh seorang geologist dari dasar sekolah fisika ini, mungkin memang memperbaiki hukum-hukum yg "established". Tapi saya tetap kaget, ternyata kinipun sudah banyak yang melihat kebaikannya. Malah puluhan sudah sebagai kalimat yang dahsyat-dahsyat. Syukurlah. Kini tambah banyak data serta hukum-hukum "establish" telah ter-scan, misal pada: geology, partikel, astronomi, biologi, sejarah, dll." . Nadanya ini akan cepat siap naik cetak di CD. Bagus, bagus, bagus ... Kami update Kalender SALAM, menjadi seperti berikut.http: http://www.geocities.com/maryanto7/SALAM.Calendar.14090..xls Itu perbaikan dari file yang telah saya cabut berikut: SALAM.Calendar.2005.xls Perbaikan dari tgl. 080905 itu, misalnya pada difinisi detil phase tektonik, phase sedimentasi, nama-nama formasi yang salah ter- copy-paste, dll. Kini ujung bawahnya tertulis Kadamel.dening.Maryanto.140905. Pastikan ada 4 file di situ: Orde0, Orde1, Orde2, dan CSB-NSB. Syukurnya dengan pertemuan itu, kami ketemu banyak pakar-pakar hebat di sana. Ada Pak Awang, Dhen Mas Bambang Istiadi, Dhen Mas Sanggam Hutabarat, Pak Lambok, Pak Solichin, dan 50 pakar-pakar lain. Ada banyak sekali hal yang belum di ketahui, juga yang informasi baru, konfirmasi dll. Banyak yang telah di prediksi kalender itu, dan dapat konfirmasi, salah satunya usulan memperbaiki prediksi umur endapan Paleogene. Ini satu "dispute" yang relatif besar.Pak Rudy Riyacudu, laporkan adanya umur Paleogene kontinu 50-30 Ma vulkanisme di South Sumatra Basin. Umur itu adalah Mid Eosen, Late Eocene, dan Oligocene. Bersamaan, di masing-masing ketiga basin: North, Central, dan South Sumatra Basin, di sana ada tiga sequence: misal NSB: Tampur, Bruksah, Bampo, CSB: Lower Red Bed, Brown Shale, Upper Red bed, dan di SSB: Kimim, lemat, dan Benakat. Untuk 20 Ma durasi dari 50 Ma ke 30 Ma itu, memang kami sebut adanya 3 seqeunce (gampangnya 20 Ma/ 7 Ma=3 sequence). Phase tektonik pun di perbaiki, juga malah phase sedimentasi. Juga banyak konfirmasi, di tulis lain waktu sebagai banyak usulan jawaban permasalahan, kalau share holder mengijinkan (di kenal dengan istilah insya Alloh). Wassalam, Maryanto. --- From: mohamad untung Pak Maryanto, Saya menghargai anda dengan pendirian yang kuat dalam mempertahankan pendapat. Sesuatu konsep memang tidak perlu sama atau mendekati sama dengan konsep yang telah "established". Walaupun demikian, perlu dan sangat perlu mempelajari konsep yang telah ada sekalipun tidak harus mengikutinya. Buat konsep baru, kalau memang perlu, yang berguna dan "applicable" kepada perkembangan science. Jadi, saran saya, teruskan usaha anda dengan langkah-langkah yang bersasarkan logika yang "acceptable". === di busekk..usek..usekk...usekkk - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Kasihan
Halaman pertama Media Indonesia hari ini , "KPS diduga terlibat dalam penyelewengan Minyk".Lha dallah ini to Indonesiaku . ISM > Kalo membaca berita spt ini,...sungguh sanagt prihatin, > Bagaimana terobosan perbaikan moralnya ya?apakah ini > masuk scope tanggungjawab IAGI jg?... > > Kita do'akan saja smg dgn adanya kasus,...pertamina semakin > bertambah baik > > Salam, > > -yy- > > -Original Message- > From: Riky Innaka [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, September 15, 2005 6:54 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net-l] Kasihan > > > > > Lawelawe dan Kendurnya Pengawasan Pertamina > > > 15/9/2005 06:33 - Jumlah minyak mentah yang dirampok itu > melebihi angka 12.600 ton. Dirut Pertamina Widya Purnama tak > menyangka pihaknya bisa kecolongan. Widya menduga, > oknum-oknum sengaja mempermainkan loses minyak mentah. > > > > > > > > - > This message has been certified virus free by Medcoenergi > Antivirus ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Kasihan
Bukannya hendak menuduh dan membuat teori konspirasi, dalam kasus ini Pertamina jelas tidak bisa menjadi satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab. Kapal asing kok bisa leluasa masuk tanpa ada pengawasan? Lalu kalau mengingat bagaimana gencarnya propaganda team pemilu SBY dulu di media massa ketika bersaing dengan kandidat presiden lain, bukan tidak mungkin, media massa digunakan lagi untuk membentuk opini publik guna mendukung keputusan presiden. Dalam salah satu paragraf dikatakan bahwa "penindakan memang penting akan tetapi lebih penting lagi menghitung jumlah kerugian yang diderita". Lho kok? Memangnya setelah dihitung jumlah kerugian akan balik? Mestinya perampoknya dong dicari dan dihukum lalu pastikan sistemnya diperbaiki supaya tidak terjadi kebocoran lagi. Pesan yang ingin disampaikan artikel ini jelas adalah Pertamina kedodoran ngurusin bisnisnya sendiri dan menyebabkan kerugian negara. Dan yang mengungkapkan adalah: sang presiden sendiri. Jadi kalau sang presiden bilang sebaiknya Pertamina beresin dulu urusannya sendiri wong di sana sini saja masih bocor kok, rakyat bisa terima kan? Salam Minarwan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukannya jadi provokator kayaknya pemerintah jadi punya amunisi buat mengatakan pertamina tidak kompeten , sehingga blok cepu tidak pantas diserahkan ke pertamina...?? kok pas - pasnya bersamaan dengan kasus cepu ya waktunya? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Kasihan
Kalo membaca berita spt ini,…sungguh sanagt prihatin,…. Bagaimana terobosan perbaikan moralnya ya?apakah ini masuk scope tanggungjawab IAGI jg?... Kita do’akan saja smg dgn adanya kasus,…pertamina semakin bertambah baik…. Salam, -yy- -Original Message- From: Riky Innaka [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, September 15, 2005 6:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kasihan Lawelawe dan Kendurnya Pengawasan Pertamina 15/9/2005 06:33 — Jumlah minyak mentah yang dirampok itu melebihi angka 12.600 ton. Dirut Pertamina Widya Purnama tak menyangka pihaknya bisa kecolongan. Widya menduga, oknum-oknum sengaja mempermainkan loses minyak mentah. - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus
Re: [iagi-net-l] Kasihan
Bukannya jadi provokator kayaknya pemerintah jadi punya amunisi buat mengatakan pertamina tidak kompeten , sehingga blok cepu tidak pantas diserahkan ke pertamina...?? kok pas - pasnya bersamaan dengan kasus cepu ya waktunya? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+> | | "Riky Innaka"| | | <[EMAIL PROTECTED]| | | om> | | || | | 15/09/2005 07:54 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+> >-| | | | To: | | cc: | | Subject: [iagi-net-l] Kasihan | >-| Lawelawe dan Kendurnya Pengawasan Pertamina 15/9/200506:33? Jumlah minyak mentah yang dirampok itu melebihi angka 12.600 ton. Dirut Pertamina Widya Purnama tak menyangka pihaknya bisa kecolongan. Widya menduga, oknum-oknum sengaja mempermainkan loses minyak mentah. [IMAGE] Liputan6.com, Jakarta:Sebuah penampungan minyak mentah terapung atau single buoy mooring di Lawelawe, Kalimantan Timur, sepekan terakhir menyedot perhatian khalayak. Betapa tidak, melalui terminal terapung milik Pertamina itu, sekitar 12.600 ton minyak mentah dengan mudahnya berpindah tangan kepada para pencuri dan dibawa ke luar negeri. Kendati sudah ditangani pihak kepolisian, jumlah tersangka yang saat ini hampir mencapai bilangan 30 jelas mengejutkan berbagai kalangan. Ternyata, sebagian di antara mereka adalah pegawai dan karyawan kontrak Pertamina.
[iagi-net-l] Slug..Re: [iagi-net-l] Kasihan
Dulu saya denger rumor, kalo 'slug' juga laku dijual. Nah. penjualannya ini juga diluar pembukuan? Karena slug (material yang diendapkan di dasar tangki2 penampungan), dianggap sebagai sampah. Bener nggak sih? Alhamdulillah kalo hanya rumor. Regards, = AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL E&P INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 = This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Kasihan
Lawelawe dan Kendurnya Pengawasan Pertamina 15/9/2005 06:33 — Jumlah minyak mentah yang dirampok itu melebihi angka 12.600 ton. Dirut Pertamina Widya Purnama tak menyangka pihaknya bisa kecolongan. Widya menduga, oknum-oknum sengaja mempermainkan loses minyak mentah. Liputan6.com, Jakarta: Sebuah penampungan minyak mentah terapung atau single buoy mooring di Lawelawe, Kalimantan Timur, sepekan terakhir menyedot perhatian khalayak. Betapa tidak, melalui terminal terapung milik Pertamina itu, sekitar 12.600 ton minyak mentah dengan mudahnya berpindah tangan kepada para pencuri dan dibawa ke luar negeri. Kendati sudah ditangani pihak kepolisian, jumlah tersangka yang saat ini hampir mencapai bilangan 30 jelas mengejutkan berbagai kalangan. Ternyata, sebagian di antara mereka adalah pegawai dan karyawan kontrak Pertamina. Perampokan. Itulah kata yang pantas dikenakan terhadap aksi penyelundupan minyak mentah di Terminal Lawelawe, terutama di tengah maraknya kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah daerah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun gerah. Beberapa hari silam, bersamaan dengan rekonstruksi kasus penyelundupan minyak mentah di Lawelawe, Presiden Yudhoyono memanggil jajaran direksi Pertamina. Seusai pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Direktur Utama Pertamina Widya Purnama mengaku para pelaku hanyalah pegawai rendahan yang terdiri dari pegawas jaga kapal, juru minyak hingga juru masak [baca: Dirut Pertamina: Penyelundup BBM Hanya Pegawai Rendahan]. Toh, bantahan Widya Purnama saat itu justru menimbulkan pertanyaan dari sejumlah kalangan. Benarkah hanya pegawai rendahan yang terlibat? Nah, sejak itulah Widya Purnama bergerak cepat, terlebih pengusutan polisi telah jauh. Selain memecat sejumlah pegawai, Widya akhirnya menyerahkan setumpuk laporan penyelewengan BBM ke Markas Besar Polri. Ternyata, perkembangan pengusutan polisi lebih jauh lagi. Ada dua temuan menarik di lokasi penyelundupan minyak di Unit Pengolahan V Balikpapan, Kaltim. Pertama, RTC di Lawelawe dan Balikpapan ternyata rusak sejak September 2004. Alhasil, tak ada catatan pasti minyak mentah yang diproduksi dan dikirim ke terminal Balikpapan dan Lawelawe [baca: RTC di Lawelawe Telah Setahun Rusak]. Pertamina pun mengaku kecolongan. "Kita tidak pernah berpikir crude [oil](minyak mentah) bisa dicolong. Ternyata bisa dicolong," ujar Dirut Pertamina Widya Purnama dalam acara Topik Minggu Ini, Rabu (14/9) malam. Dialog yang dipandu reporter SCTV Bayu Sutiyono ini juga dihadiri anggota Komisi VII DPR Ami Taher. Adapun di ujung telepon ada Direktur Pemberitaan SCTV Karni Ilyas yang dua hari terakhir ini menyertai Tim Mabes Polri meninjau lokasi penyelundupan minyak di Unit Pengolahan V Balikpapan, Kaltim. Widya Purnama boleh saja mengaku kecolongan. Namun Ami Taher justru menyayangkan lemahnya pengawasan Pertamina. "Pihak Pertamina perlu melihat keterkaitan dengan orang Pertamina dan pihak lainnya yang terlibat dalam hal ini," kata Ami Taher. Ia melihat, betapa mudahnya kapal asing merapat di ponton minyak terapung tersebut. Padahal, menurut Ami, sudah seharusnya kedatangan kapal itu terdeteksi petugas Bea Cukai atau Satuan Polisi Laut. Ami juga mempertanyakan otorisasi dari petugas jaga dalam menjaga aset Pertamina yang begitu besar, yakni senilai Rp 3 triliun. "Hanya dikomandoi oleh petugas saja itu terlalu naif juga," ujar Ami. Menanggapi sederet pertanyaan itu, Widya mengatakan, semua pihak bertanggung jawab memantau masuk dan keluarnya stok minyak mentah. Adapun mengenai dugaan keterlibatan orang dalam Pertamina, Widya mengaku akan menindak tegas oknum-oknum tersebut hingga ke akar-akarnya. Penindakan memang penting, akan tetapi lebih penting lagi menghitung jumlah kerugian yang diderita. Setidaknya seperti yang dilontarkan Karni Ilyas. Menurut Karni, pengusutan besarnya kerugian atas kasus pencurian minyak mentah tersebut mengalami hambatan. Tak ada catatan pasti mengenai besarnya minyak mentah yang diproduksi dan dikirim ke terminal Balikpapan dan Lawelawe. "Semua minyak yang masuk di SPM Lawelawe berupa crude oil dari luar negeri tanpa record sama sekali," kata Karni. Karni pun mengungkapkan, alat yang ada untuk mengawasi barang masuk dan keluar yang dinamakan automatic tank gauging (ATG) dan level indicator (Li) itu tidak berfungsi. Adapun kerusakannya terjadi sudah lama. Namun awal rusaknya alat-alat itu belum diketahui secara pasti waktunya. Lebih jauh Karni menuturkan, untuk mendata lalu lintas minyak mentah tersebut selama ini dilakukan dengan cara ditulis. Lantaran itulah, menurut Karni, kasus ini sudah bukan perkara pencurian maupun penyelundupan melainkan perampok