RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling
Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPEN fracture ? Kalau ya, kenapa ? Thanks. Iman -Original Message- From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Tambahan mas, Akan lebih baik seandainya interpretasi log didukung oleh oleh data data permboran seperti yang saya sebutkan di bawah ini: 1. Loss circulation zone. Ini adalah gambaran nyata dari adanya fracture network yang OPEN. Saya garis bawahi kata OPEN untuk lebih menjelaskan kondisi fracture yang aktual daripada kita melakukannya dari resistivity-based image log dimana kita gak bisa mendefine mana yang open dan mana yang closed. Yang perlu diperhatikan adalah loss circualtion yang pertama kali terjadi untuk menghindari salah interpretasi terhadap zona zona yang berada di bawahnya. Loss bisa berlangsung terus menerus yang disebabkan oleh zona loss yang terus menerus tapi bisa juga oleh zona loss yang pertama ditemui saja. Nah nanti kalo sampe tahap interpretasi fracture dari image log, data data diatas harus diperhatikan. Coba buat zonal fracture berdasarkan data loss kalo ada. 2. Coba perhatikan kembali sample descriptionnya. Minta sama WSG nya untuk mengambil interval sample menjadi lebih rapat sehingga akan didapatkan resolusi vertical sample yang padat. Ciri khas OPEN fracture biasanya ditandainya oleh adanya Crystal Growth yang bagus, entah berupa kurasa amaupun calcite yang biasanya akan mudah sekali terbentuk kalo ada space yang terbuka. 3. Coba minta ke Mudlogging company untuk membuat Instan ROP dengan kejelian sampe tingkat 0.1 meter atau kalo bisa lebih kecil lagi untuk mendapatkan average ROP yang lebih baik. ROP yang normal biasanya di vaerage untuk sekitar 1 meter. Biasanya mereka menyimpan data ini masih dalam bentuk time based di data base mereka. Anda bisa cross check untuk depth dengan melihat drilling time. 4. Data drilling torque kadangkala bisa membantu identifikasi fracture juga. 5. Biasanya Logging company selalu menggambungkan interpretasi image dengan dipole sonic untuk interpretasi fracture. Kalo ada data cross dipole shear dan stoneley wave cukup membantu analisa fracture juga. hati hati dengan interpretasi data dari resistivity image log yang mendasarkan pada differential conductivity semata diman antara shale dan fracture bisa menghasilkan effect yang sama. ok, met berburu fracture. On 3/29/07, Sandrya Laksana [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih sebelumnya Pak Agus, Pak Shofi dan Pak Gde serta rekan2 yg lainnya atas masukannya. Mungkin perlu sedikit saya jelaskan masalahnya. Target formation adalah Quartzite reservoirs yg berumur ordovician. Formasi ini telah mengalami kurang lebih 5 kali periode structure. Mudah terlihat oleh 3D seismic main faults (in general thrust faults) dan trend natural fracture (kata: pak Gde) dibantu dengan software Fraca. Porosity sangat rendah sekali: 3%. Oleh sebab itu kita menginginkan utk mem-bor sumur yg kurang lebih mendekati fracture network. Paling tidak kalau pun dari natural fracture tak mengalir, akan dilakukan fracturation setelah itu. Satu sumur berhasil dibor pas didekat fracture network dan hasilnya cukup bagus. Namun karena lemahnya kontrol BOP (kata: pak shofi), blow out lah yg terjadi. Untuk menghindari problem yg telah terjadi dan konon dengan UBD bisa membantu mengurangi biaya pengeboran, mengurangi Skin well bore, meningkatkan produksi dengan meminimumkan formaiton damange, untuk itu akan dicoba pilot wells UBD. Dari quartzite formation yg tebalnya kurang lebih 300m, kita tak bisa menentukan dimana letak jelasnya bagian yg paling fracture atau berapa persenkah dia. Harus dilakukan dulu fracture model (dari logs imagery + analog field + seismic). Paling tidak apabila satu sumur berhasil di lakukan interpretasi fracture dari log, akan dianalogikan ke sumur lain dimana kira2 yg berpotensial. Yang diharapkan adalah: disamping engineering data terpenuhi (reducing skin, improvement productivity) juga geological informasinya dari model fracture bisa kita buat. Dari masukan semua rekan2, bisa saya simpulkan bahwa resolusi imagery logs akan lebih akurat dengn wireline (sulit utk kondisi kita). Alternatif lain adalah dengan LWD tetapi tentu tidak akan sangat akurat. Apakah ada dari rekan2 yg tahu success ratio nya: EcoScope dari Schlumberger ? sandrya
RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling
Pak Iman, Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2 mudlog, openhole logs. Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image. Salam, Gde Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPEN fracture ? Kalau ya, kenapa ? Thanks. Iman -Original Message- From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Tambahan mas, Akan lebih baik seandainya interpretasi log didukung oleh oleh data data permboran seperti yang saya sebutkan di bawah ini: 1. Loss circulation zone. Ini adalah gambaran nyata dari adanya fracture network yang OPEN. Saya garis bawahi kata OPEN untuk lebih menjelaskan kondisi fracture yang aktual daripada kita melakukannya dari resistivity-based image log dimana kita gak bisa mendefine mana yang open dan mana yang closed. Yang perlu diperhatikan adalah loss circualtion yang pertama kali terjadi untuk menghindari salah interpretasi terhadap zona zona yang berada di bawahnya. Loss bisa berlangsung terus menerus yang disebabkan oleh zona loss yang terus menerus tapi bisa juga oleh zona loss yang pertama ditemui saja. Nah nanti kalo sampe tahap interpretasi fracture dari image log, data data diatas harus diperhatikan. Coba buat zonal fracture berdasarkan data loss kalo ada. 2. Coba perhatikan kembali sample descriptionnya. Minta sama WSG nya untuk mengambil interval sample menjadi lebih rapat sehingga akan didapatkan resolusi vertical sample yang padat. Ciri khas OPEN fracture biasanya ditandainya oleh adanya Crystal Growth yang bagus, entah berupa kurasa amaupun calcite yang biasanya akan mudah sekali terbentuk kalo ada space yang terbuka. 3. Coba minta ke Mudlogging company untuk membuat Instan ROP dengan kejelian sampe tingkat 0.1 meter atau kalo bisa lebih kecil lagi untuk mendapatkan average ROP yang lebih baik. ROP yang normal biasanya di vaerage untuk sekitar 1 meter. Biasanya mereka menyimpan data ini masih dalam bentuk time based di data base mereka. Anda bisa cross check untuk depth dengan melihat drilling time. 4. Data drilling torque kadangkala bisa membantu identifikasi fracture juga. 5. Biasanya Logging company selalu menggambungkan interpretasi image dengan dipole sonic untuk interpretasi fracture. Kalo ada data cross dipole shear dan stoneley wave cukup membantu analisa fracture juga. hati hati dengan interpretasi data dari resistivity image log yang mendasarkan pada differential conductivity semata diman antara shale dan fracture bisa menghasilkan effect yang sama. ok, met berburu fracture. On 3/29/07, Sandrya Laksana [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih sebelumnya Pak Agus, Pak Shofi dan Pak Gde serta rekan2 yg lainnya atas masukannya. Mungkin perlu sedikit saya jelaskan masalahnya. Target formation adalah Quartzite reservoirs yg berumur ordovician. Formasi ini telah mengalami kurang lebih 5 kali periode structure. Mudah terlihat oleh 3D seismic main faults (in general thrust faults) dan trend natural fracture (kata: pak Gde) dibantu dengan software Fraca. Porosity sangat rendah sekali: 3%. Oleh sebab itu kita menginginkan utk mem-bor sumur yg kurang lebih mendekati fracture network. Paling tidak kalau pun dari natural fracture tak mengalir, akan dilakukan fracturation setelah itu. Satu sumur berhasil dibor pas didekat fracture network dan hasilnya cukup bagus. Namun karena lemahnya kontrol BOP (kata: pak shofi), blow out lah yg terjadi. Untuk menghindari problem yg telah terjadi dan konon dengan UBD bisa membantu mengurangi biaya pengeboran, mengurangi Skin well bore, meningkatkan produksi dengan meminimumkan formaiton damange, untuk itu akan dicoba pilot wells UBD. Dari quartzite formation yg tebalnya kurang lebih 300m, kita tak bisa menentukan dimana letak jelasnya bagian yg paling fracture atau berapa persenkah dia. Harus dilakukan dulu fracture model (dari logs imagery + analog field + seismic). Paling tidak apabila satu sumur berhasil di lakukan interpretasi fracture dari log, akan dianalogikan ke sumur lain dimana kira2 yg berpotensial. Yang diharapkan adalah: disamping engineering data terpenuhi (reducing skin, improvement productivity) juga geological informasinya dari model fracture bisa kita buat. Dari masukan semua rekan2, bisa saya simpulkan bahwa resolusi imagery logs akan lebih akurat dengn wireline (sulit utk kondisi kita). Alternatif lain adalah dengan LWD tetapi tentu tidak akan sangat akurat. Apakah ada dari rekan2 yg tahu success ratio nya: EcoScope dari Schlumberger ? sandrya
Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling
gak ada keharusan run log ini dan itu pak. On 3/29/07, Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPEN fracture ? Kalau ya, kenapa ? Thanks. Iman -Original Message- *From:* Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] *Sent:* Thursday, March 29, 2007 7:48 AM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Tambahan mas, Akan lebih baik seandainya interpretasi log didukung oleh oleh data data permboran seperti yang saya sebutkan di bawah ini: 1. Loss circulation zone. Ini adalah gambaran nyata dari adanya fracture network yang OPEN. Saya garis bawahi kata OPEN untuk lebih menjelaskan kondisi fracture yang aktual daripada kita melakukannya dari resistivity-based image log dimana kita gak bisa mendefine mana yang open dan mana yang closed. Yang perlu diperhatikan adalah loss circualtion yang pertama kali terjadi untuk menghindari salah interpretasi terhadap zona zona yang berada di bawahnya. Loss bisa berlangsung terus menerus yang disebabkan oleh zona loss yang terus menerus tapi bisa juga oleh zona loss yang pertama ditemui saja. Nah nanti kalo sampe tahap interpretasi fracture dari image log, data data diatas harus diperhatikan. Coba buat zonal fracture berdasarkan data loss kalo ada. 2. Coba perhatikan kembali sample descriptionnya. Minta sama WSG nya untuk mengambil interval sample menjadi lebih rapat sehingga akan didapatkan resolusi vertical sample yang padat. Ciri khas OPEN fracture biasanya ditandainya oleh adanya Crystal Growth yang bagus, entah berupa kurasa amaupun calcite yang biasanya akan mudah sekali terbentuk kalo ada space yang terbuka. 3. Coba minta ke Mudlogging company untuk membuat Instan ROP dengan kejelian sampe tingkat 0.1 meter atau kalo bisa lebih kecil lagi untuk mendapatkan average ROP yang lebih baik. ROP yang normal biasanya di vaerage untuk sekitar 1 meter. Biasanya mereka menyimpan data ini masih dalam bentuk time based di data base mereka. Anda bisa cross check untuk depth dengan melihat drilling time. 4. Data drilling torque kadangkala bisa membantu identifikasi fracture juga. 5. Biasanya Logging company selalu menggambungkan interpretasi image dengan dipole sonic untuk interpretasi fracture. Kalo ada data cross dipole shear dan stoneley wave cukup membantu analisa fracture juga. hati hati dengan interpretasi data dari resistivity image log yang mendasarkan pada differential conductivity semata diman antara shale dan fracture bisa menghasilkan effect yang sama. ok, met berburu fracture. On 3/29/07, Sandrya Laksana [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih sebelumnya Pak Agus, Pak Shofi dan Pak Gde serta rekan2 yg lainnya atas masukannya. Mungkin perlu sedikit saya jelaskan masalahnya. Target formation adalah Quartzite reservoirs yg berumur ordovician. Formasi ini telah mengalami kurang lebih 5 kali periode structure. Mudah terlihat oleh 3D seismic main faults (in general thrust faults) dan trend natural fracture (kata: pak Gde) dibantu dengan software Fraca. Porosity sangat rendah sekali: 3%. Oleh sebab itu kita menginginkan utk mem-bor sumur yg kurang lebih mendekati fracture network. Paling tidak kalau pun dari natural fracture tak mengalir, akan dilakukan fracturation setelah itu. Satu sumur berhasil dibor pas didekat fracture network dan hasilnya cukup bagus. Namun karena lemahnya kontrol BOP (kata: pak shofi), blow out lah yg terjadi. Untuk menghindari problem yg telah terjadi dan konon dengan UBD bisa membantu mengurangi biaya pengeboran, mengurangi Skin well bore, meningkatkan produksi dengan meminimumkan formaiton damange, untuk itu akan dicoba pilot wells UBD. Dari quartzite formation yg tebalnya kurang lebih 300m, kita tak bisa menentukan dimana letak jelasnya bagian yg paling fracture atau berapa persenkah dia. Harus dilakukan dulu fracture model (dari logs imagery + analog field + seismic). Paling tidak apabila satu sumur berhasil di lakukan interpretasi fracture dari log, akan dianalogikan ke sumur lain dimana kira2 yg berpotensial. Yang diharapkan adalah: disamping engineering data terpenuhi (reducing skin, improvement productivity) juga geological informasinya dari model fracture bisa kita buat. Dari masukan semua rekan2, bisa saya simpulkan bahwa resolusi imagery logs akan lebih akurat dengn wireline (sulit utk kondisi kita). Alternatif lain adalah dengan LWD tetapi tentu tidak akan sangat akurat. Apakah ada dari rekan2 yg tahu success ratio nya: EcoScope dari Schlumberger ? sandrya -- Salam hangat Shofi
Re: [iagi-net-l] Peta Geologi Permukaan -- [iagi-net-l] UU Penanggulangan Bencana
Lho Mas Pardan , emangnya instansi pemerintah bisa dagang ( jualan ). Peta peta tsb di buat atas biaya Negara/APBN terus dijual ke Publik dg harga sekian apa gitu. ISM - Original Message - From: Supardan To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 28, 2007 10:18 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Peta Geologi Permukaan -- [iagi-net-l] UU Penanggulangan Bencana Setahu saya peta-peta geologi yang di P3G itu kan ada yang sudah dipublish dan ada yang belum, yang sudah dipublish tentunya boleh dibeli oleh siapa saja. Menurut pemikiran saya, mestinya peta yang sudah dibeli itu bebas digunakan untuk apa saja. Di lingkungan Departemen ESDM, masalah penjualan peta tersebut memang sah, karena ada landasan hukumnya. Lain halnya dengan kantor saya, selama ini belum pernah mempublish dan menjual peta, karena belum ada landasan hukumnya, sehingga penyebaran peta-peta geologi dan peta-peta lain milik kantor saya ini, hanya terbatas untuk sesama instansi pemerintah saja. Itulah sedikit yang saya tahu, tahu saja kok sedikit. Salam, Pardan, Jatim. On 3/28/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Agus dan rekan2 lain. Kalau saya mendigitasi sendiri peta2 P3G itu, kemudian disebarkan lewat web untuk tujuan sosial, apakah menyalahi aturan atau legal ndak ? Adakah caranya supaya tidak terbentur soal legalitas? Mungkin kalau terbentur disini, kelompok gotong royong ini akan memanfaatkan Jurusan Geologi yang pernah melakukan pemetaan untuk dimanfaatkan peta geologinya untuk kebutuhan mitigasi bencana. Ini merupakan salah satu cara supaya data (peta) permukaan geologi bisa diakses oleh publik dengan mudah. Saat ini sudah ada metode, sudah ada web-space (server+traffic), juga sudah ada yang bersedia gotong-royong. Namun masih terkendala keraguan soal apa yg dimaksud keterbukaan data permukaan ini. Mohon rekan-rekan yang mengerti (tahu sedikit juga boleh) untuk urug rembug pemanfaatan Peta Geologi Permukaan untuk keperluan mitigasi bencana. Apakah IAGI dapat membantu ? Thanks friends, RDP On 3/29/07, Agus Hendratno [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Vicky, kalau menyangkut hal detail seperti itu (soal data geologi permukaan), ya..tidak diatur dalam UU Penanggulangan Bencana, karena isinya cuma umum-umumnya seperti yang sudah di-posting mas Ismail. Nah, sekarang semua peta geologi permukaan yang diproduksi Puslitbang Geologi (sekarang PSG- Badan Geologi ESDM) di Bandung itu, kan boleh dibaca siapa saja, cuma skalanya kecil. Di jawa 1 : 100.000; di luar jawa 1 : 250.000 - 1 : 500.000. Setahu saya, sekarang ini PSG sedang merintis untuk menerbitkan peta geologi (dengan sistem sheet) di pulau jawa dengan skala 1 : 50.000, kelihatannya mulai tahun 2007, dengan maksud besar dapat dimanfaatkan secara operasional untuk kepentingan eksplorasi potensi dan mitigasi bencana geologi bagi kabupaten/kota juga bagi kepentingan investasi daerah. Proyek nasional membuat peta geologi skala 1 : 50.000 di Jawa ini, tentunya dibuat dengan sistem digital dan hardcopy juga. Salam agus hend - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 10:47:22 AM Subject: [iagi-net-l] UU Penanggulangan Bencana Mas Agus Dalam RUU itu adakah menyangkut soal data geologi terutama Peta Geologi Permukaan ? Kalau saya mengacu pada UU Migas, maka peta geologi termasuk data yang sifatnya terbuka, tetapi apakah juga public domain (ini saya ngga tahu). Tetapi kalau bisa mengacu pada UU Penanggulangan Bencana semestinya kita bisa menggunakan Peta Geologi Permukaan sebagai data dasar yang HARUS dimiliki dan dapat diakses oleh siapapun. Saat ini komunitas GIS di Indonesia sedang mencoba menysusun sebuah basis data peta geologi permukaan yang akan dibidani juga oleh Mas Aria salah satu dedengkot GIS di IAGI :), ada juga Ipranto dari P3G dan juga rekan-rekan lain akan menyumbangkan servernya sebagai wadahnya. Namun masih konsen soal legalitas dari data ini. Masih ada kekhawatiran bagaimana sisi legal dari peta ini. Kalau ada rekan yang tahu dan mengerti soal hukum terutama peta geologi permukaan silahkan memberikan klarifikasi. Bagaimana ruang gerak kita apakah kita boleh mempublikasikan peta geologi permukaan Indonesia ini seperti publikasi di Wikipedia dimana menjai public domain yang bebas diakses dan berkembang dan dikembangkan oleh komunity itu snediri. Aku pinginnya nggandul di RUU kebencanaan ini ktimbang UU Migas. Rasanya lebih mathuk untuk menggunakan misi visi disaster mitigation ketimbang resources management. Suwun RDP On 3/27/07, Agus Hendratno
[iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Mas Gde, Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang bisa dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur langsung atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan tingkat uncertainty yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar pengaruhnya terhadap uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan bertanya ? Thanks. Iman -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Pak Iman, Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2 mudlog, openhole logs. Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image. Salam, Gde Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPEN fracture ? Kalau ya, kenapa ? Thanks. Iman -Original Message- From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Tambahan mas, Akan lebih baik seandainya interpretasi log didukung oleh oleh data data permboran seperti yang saya sebutkan di bawah ini: 1. Loss circulation zone. Ini adalah gambaran nyata dari adanya fracture network yang OPEN. Saya garis bawahi kata OPEN untuk lebih menjelaskan kondisi fracture yang aktual daripada kita melakukannya dari resistivity-based image log dimana kita gak bisa mendefine mana yang open dan mana yang closed. Yang perlu diperhatikan adalah loss circualtion yang pertama kali terjadi untuk menghindari salah interpretasi terhadap zona zona yang berada di bawahnya. Loss bisa berlangsung terus menerus yang disebabkan oleh zona loss yang terus menerus tapi bisa juga oleh zona loss yang pertama ditemui saja. Nah nanti kalo sampe tahap interpretasi fracture dari image log, data data diatas harus diperhatikan. Coba buat zonal fracture berdasarkan data loss kalo ada. 2. Coba perhatikan kembali sample descriptionnya. Minta sama WSG nya untuk mengambil interval sample menjadi lebih rapat sehingga akan didapatkan resolusi vertical sample yang padat. Ciri khas OPEN fracture biasanya ditandainya oleh adanya Crystal Growth yang bagus, entah berupa kurasa amaupun calcite yang biasanya akan mudah sekali terbentuk kalo ada space yang terbuka. 3. Coba minta ke Mudlogging company untuk membuat Instan ROP dengan kejelian sampe tingkat 0.1 meter atau kalo bisa lebih kecil lagi untuk mendapatkan average ROP yang lebih baik. ROP yang normal biasanya di vaerage untuk sekitar 1 meter. Biasanya mereka menyimpan data ini masih dalam bentuk time based di data base mereka. Anda bisa cross check untuk depth dengan melihat drilling time. 4. Data drilling torque kadangkala bisa membantu identifikasi fracture juga. 5. Biasanya Logging company selalu menggambungkan interpretasi image dengan dipole sonic untuk interpretasi fracture. Kalo ada data cross dipole shear dan stoneley wave cukup membantu analisa fracture juga. hati hati dengan interpretasi data dari resistivity image log yang mendasarkan pada differential conductivity semata diman antara shale dan fracture bisa menghasilkan effect yang sama. ok, met berburu fracture. On 3/29/07, Sandrya Laksana [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih sebelumnya Pak Agus, Pak Shofi dan Pak Gde serta rekan2 yg lainnya atas masukannya. Mungkin perlu sedikit saya jelaskan masalahnya. Target formation adalah Quartzite reservoirs yg berumur ordovician. Formasi ini telah mengalami kurang lebih 5 kali periode structure. Mudah terlihat oleh 3D seismic main faults (in general thrust faults) dan trend natural fracture (kata: pak Gde) dibantu dengan software Fraca. Porosity sangat rendah sekali: 3%. Oleh sebab itu kita menginginkan utk mem-bor sumur yg kurang lebih mendekati fracture network. Paling tidak kalau pun dari natural fracture tak mengalir, akan dilakukan fracturation setelah itu. Satu sumur berhasil dibor pas didekat fracture network dan hasilnya cukup bagus. Namun karena lemahnya kontrol BOP (kata: pak shofi), blow out lah yg terjadi. Untuk menghindari problem yg telah terjadi dan konon dengan UBD bisa membantu mengurangi biaya pengeboran, mengurangi Skin well bore, meningkatkan produksi dengan meminimumkan formaiton damange, untuk itu akan dicoba pilot wells UBD. Dari quartzite formation yg tebalnya kurang lebih 300m, kita tak bisa menentukan dimana letak jelasnya bagian yg paling fracture atau berapa persenkah dia. Harus dilakukan dulu fracture model (dari logs imagery + analog field + seismic). Paling tidak apabila
[iagi-net-l] koordinat2 MV di sekitar SBY
Morfologi MV di permukaan tanah sebenarnya cukup jelas, dengan ciri-ciri secara lokal miskin vegetasi, sementara di sekelilingnya lebih hijau, sering dengan asosiasi endapan garam, yang di permukaan tanah berwarna putih. Dengan mudah bisa dilihat di foto-foto GE, khususnya di daerah yang sudah dicover dengan citra beresolusi tinggi, seperti daerah sekitar Surabaya. Sayangnya sampai sekarang MV Lusi sendiri belum masuk dalam koleksi image GE, jadi belum bisa langsung kita nikmati. Bagi para pelancong Google earth mungkin informasi di bawah ini cukup menarik untuk diperhatikan, tentunya dengan media GE: 1. Gunung Anyar, 7°20'13.80S, 112°46'56.70E 2. Pulungan, MV, 7°23'41.67S, 112°46'07.81E 3. Kalang anyar, MV, 7°23'57.90S, 112°47'16.10E 4. Tanah gersang, dicurigai juga bekas MV, 7°21'46.20S, 112°47'9.73E 5. Bubble Gresik, baru-baru ini mulai aktif lagi mengeluarkan gas 7°22'54.36S, 112°30'46.92E dan sekarang ramai dikunjungi wisatawan lokal. Secara geologi titik buble baru ini tepat di sumbu antiklin Kedung Waru pada lembar peta geologi Surabaya. Morfologi antiklin ini juga nampak dengan baik pada citra GE. Bahkan outline MV gresik yang reactivated ini juga nampak seperti bisul nyempil di antiklin tadi. Kalo ada yang punya koordinat bledug kuwu Purwodadi, boleh donk dishare. Salam, Sunu Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau beberapa log tidak bisa berdiri sendiri. Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu 'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar fracture/fault kita bersifat terbuka. Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst. Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih. Salam, Gde Mas Gde, Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang bisa dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur langsung atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan tingkat uncertainty yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar pengaruhnya terhadap uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan bertanya ? Thanks. Iman -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Pak Iman, Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2 mudlog, openhole logs. Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image. Salam, Gde Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPE Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB, NPHI dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat menentukan kira kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat kualitatif semata. Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling tidak berpotential. On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau beberapa log tidak bisa berdiri sendiri. Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu 'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar fracture/fault kita bersifat terbuka. Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst. Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih. Salam, Gde
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
Maaf email lama, tapi cukup menggelitik. Semoga pak Luthfi tidak bertanya kepada ahli geologi bagaimana caranya melihat migrasi minyak dari source ke batuan reservoar. Beberapa pendekatan diperlukan untuk menggantikan fungsi mata untuk melihat. Menurut saya, yang perlu diperhatikan seberapa besar validitas dan tingkat kemasukakalan dari pendekatan pendekatan tersebut berdasarkan kajian ilmu yang ada. Sekedar tergelitik saja ... selamat pagi semuanya On 3/28/07, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: Tanya ahli bahasa/ahli hukum, menjadi saksi adalah mengatakan apa yang kita saksikan dengan mata atau dengan pengalaman dan dengan ilmu. Kalo kita tidak melihat/mengalami dan ilmu kita gak nyampe yha lebih baik bilang tidak tahu. Contoh kalo melihat dengan ilmu, kalo ditanya apakah betul perang diponegoro berlangsung tahun 1825-1830 ? kita jawab yha betul, pertanyaan berikut apakah saudara menyaksikan ? dijawab tidak (belum lahir), pertanyaan berikut saudara menjawab betul tapi saudara tidak pernah menyaksikan, apakah jawaban saudara karangan belaka? dijawab, jawaban saya betul dan tidak dikarang. Pertanyaan berikut kalo saudara yakin jawaban saudara benar sedangkan saudara tidak menyaksikan bagaimana saudara tahu dijawab dari ilmu sejarah. Ini kelihatan sederhana kira2 begitulah ber-liku2nya pertanyaan yang diajukan kepada saksi. Sebaiknya kalo ragu2 dan tidak menyaksikan/mengalami dan ilmunya gak nyampe lebih baik dijawab tidak tahu. Ini ilustrasi dari pengalaman real Salam,
RE: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture
Mas Gde dan Mas Shofiyuddin, Penjelasannya OK banget, terima kasih banyak. Thanks. Iman -Original Message- From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 30, 2007 6:23 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Identifikasi open fracture Kalo tidak ada duit, akar pun jadi .. he he coba perhatikan log log konvensional seperti spectral GR, PEF, DRHO, RHOB, NPHI dan Compressional sonic seringkali cukup bertenaga untuk dapat menentukan kira kira daerah potensi fracture, namun analisa ini bersifat kualitatif semata. Berhadapan dengan fracture adalah berhadapan dengan data yang jelek, menurut saya inilah kuncinya. Kalo datanya bagus kemungkinan gak ada fracture. Kalo anda punya core, berarti pada bagian yang di core adalah bagian yang paling tidak berpotential. On 3/29/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Sorry Pak baru buka email lagi. Bagi saya penggunaan logging tool itu bukanlah untuk mencari kebenaran tetapi untuk mengurangi faktor uncertainty didalam study petrophysics misalnya, sering satu log atau beberapa log tidak bisa berdiri sendiri. Umumnya acoustic/sonic waveform itu ada compressional, shear dan stoneley wave. Nah, DSI atau XMAC adalah tool yg tepat untuk memperoleh stoneley. Dan untuk sampai kepada analisa fracture lewat stoneley wave perlu 'Processing' untuk mendapatkan reflectance dan permeabiltiynya. Oya...krn stoneley wave ini merambat di dinding lobang bor maka jelas akan terpenagruh oleh washout. Kesulitan disini adalah bagaimana membedakan itu karena washout atau fracture/fault maka kontrol borehole image sangat bagus, diyakinkan lagi oleh conventional log (salah satunya caliper) dan mudlog data, kalau ada partial lost atau total loss maka kemungkinan besar fracture/fault kita bersifat terbuka. Kalau budget-nya sedikit ya analisa fracture dgn memaksimalkan openhole log dan data saat drilling/mudlogging. Di carbonates contohnya data natural GR sungguh berarti untuk mendeteksi fracture/daerah karst. Demikian Pak, saya mau pulang dulu. Terima kasih. Salam, Gde
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
Selamet pagi juga Oom Lho hari ini gak libur ya ? kalau di KL semua government companies (Petronas dll) pada libur nich buat gantiin liburan Maulid Nabi yang jatuh hari Sabtu besok, tapi yang non-gov (kayak tempatku) gak libur euy ... padahal semalem sampek malem sekali ngobrol2 rame ama boss2 Pertamina yang dateng ke KL untuk mengajak pulang kampung para propesional Indo yang nyangkul di KL, kayaknya bagus menarik sekali tuch program2 -nya Pertamina yad ..salut buat pak Kun pak Eko, semoga sukses lah Pertamina sesuai harapannya untuk menjadi one of the world class company ameen wass, On 3/30/07, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf email lama, tapi cukup menggelitik. Semoga pak Luthfi tidak bertanya kepada ahli geologi bagaimana caranya melihat migrasi minyak dari source ke batuan reservoar. Beberapa pendekatan diperlukan untuk menggantikan fungsi mata untuk melihat. Menurut saya, yang perlu diperhatikan seberapa besar validitas dan tingkat kemasukakalan dari pendekatan pendekatan tersebut berdasarkan kajian ilmu yang ada. Sekedar tergelitik saja ... selamat pagi semuanya On 3/28/07, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: Tanya ahli bahasa/ahli hukum, menjadi saksi adalah mengatakan apa yang kita saksikan dengan mata atau dengan pengalaman dan dengan ilmu. Kalo kita tidak melihat/mengalami dan ilmu kita gak nyampe yha lebih baik bilang tidak tahu. Contoh kalo melihat dengan ilmu, kalo ditanya apakah betul perang diponegoro berlangsung tahun 1825-1830 ? kita jawab yha betul, pertanyaan berikut apakah saudara menyaksikan ? dijawab tidak (belum lahir), pertanyaan berikut saudara menjawab betul tapi saudara tidak pernah menyaksikan, apakah jawaban saudara karangan belaka? dijawab, jawaban saya betul dan tidak dikarang. Pertanyaan berikut kalo saudara yakin jawaban saudara benar sedangkan saudara tidak menyaksikan bagaimana saudara tahu dijawab dari ilmu sejarah. Ini kelihatan sederhana kira2 begitulah ber-liku2nya pertanyaan yang diajukan kepada saksi. Sebaiknya kalo ragu2 dan tidak menyaksikan/mengalami dan ilmunya gak nyampe lebih baik dijawab tidak tahu. Ini ilustrasi dari pengalaman real Salam,
[iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity
Lucunya, pengumuman ini sudah diberikan lewat tiap2 kontak IPA di tiap2 jurusan, tetapi mahasiswanya malah tidak tahu mengenai kegiatan ini. Misalnya, ada mahasiswa UNPAD yang menelepon saya karena mendengar program ini dari Pak Edy Sunardi, instead of dari ketua jurusannya. Jadi yang diterima redaksi agak 'jomplang' komposisi pesertanya., i.e cuma dari satu university saja. Supaya adil, atau paling tidak mendekati keadilan, saya posting lagi pengumuman ini, mudah2an ada mahasiswa yang membaca. Untuk rekan2 yang punya akses ke mahasiswa, terimakasih banyak bila dengan segala senang hati memforward email ini untuk informasi. Parvita H. Siregar Salamander Energy Jakarta-Indonesia Disclaimer: This email (including any attachments to it) is confidential and is sent for the personal attention of the intended recipient only and may contain information that is privileded, confidential or exempt from disclosure. If you have received this email in error, please advise us immediately and delete it. You are notified that using, disclosing, copying, distributing or taking any action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited. Kepada mahasiswa geologi tahun terakhir, Dibuka kesempatan untuk 8-10 mahasiswa jurusan geologi di seluruh Indonesia untuk melakukan thesis di Ombilin Basin, Central Sumatra, yang akan disponsori oleh IPA Student Program. Kegiatan ini akan berlangsung sekitar bulan Juli-Agustus dan selama 3 minggu di lapangan. Thesis akan menekankan ke arah studi stratigrafi-sedimentologi di wilayah Ombilin Basin dengan melakukan banyak measuring section di outcrop2 Ombilin Basin. Syarat: - Mahasiswa tahun terakhir dan 0 kredit dari jurusan geologi (surat keterangan dari jurusan masing-masing) - Mempunyai IPK 3.00 dan melampirkan Transkrip Nilai Akademik yang dilegalisir oleh jurusan (mata kuliah stratigrafi dan sedimentologi minimal B) - Surat pengantar yang menyatakan ingin ikut serta dalam project ini (bahasa inggris), mencantumkan nomor telepon/alamat yang dapat dikontak oleh IPA. - Membuat proposal untuk tugas akhir yang juga mencakup synopsis/ringkasan/paper mengenai Ombilin Basin lengkap dengan referensinya, paling banyak 10 lembar halaman A4 (bahasa inggris) - Membuat rencana/time table dari project (misalnya lamanya pengumpulan data awal, studi literatur, studi regional-lapangan-penulisan laporan-kolokium-sidang), dibuat di Microsoft Excel. Mahasiswa diharuskan untuk dapat menyelesaikan thesis ini selambat-lambatnya pertengahan tahun 2008 dan tercantum di dalam time table project (tentunya yang bisa lebih cepat akan mendapatkan point lebih dalam seleksi!) - Mencantumkan nama pembimbing yang bersedia membimbing dan berdedikasi untuk selesainya thesis ini dalam waktu yang singkat. KEKURANGAN PERSYARATAN AKAN LANGSUNG DIDISKWALIFIKASI Para peserta yang lulus seleksi akan dilanjutkan dengan interview pada minggu ke-2 May 2007. Pemenang akan mendapatkan: - Kesempatan thesis dengan akomodasi dan transportasi ke Sumatra Tengah, ditanggung sepenuhnya oleh IPA. - Kesempatan untuk oral maupun poster session di IPA dan/atau SEAPEX (Singapore)- biaya akomodasi, transportasi dan uang saku disponsor oleh IPA/SEAPEX. Persyaratan harap dikirimkan selambat-lambatnya hari Jum'at, 20 April 2007 (sampai di meja IPA) ke: INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION Wisma Kyoei Prince, 17th Floor, Suite 1701 Jln. Jendral Sudirman Kav. 3, Jakarta 10220 - Indonesia PO. Box 1275/JKP/10012 Di ujung diri atas amplop tuliskan OMBILIN PROJECT. Bila ada pertanyaan silakan kontak [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] atau ibu [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] atau kepada jurusan masing-masing. Kesempatan tidak datang dua kali, silakan bersaing secara sehat untuk kesempatan yang langka ini! Terlampir keterangan yang lebih detail mengenai project. Ditunggu 'lamaran'nya! Parvita H. Siregar Student Program Coordinator
RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
Mas Dwi, Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa hitam-putih. Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 % gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan, berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran, berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ? Perasaan orang kan bisa lain2. Salam, awang -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang absolut, selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti bahasa hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur lapindo. Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga jelas, porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1, berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi geology dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak jelas. Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model bagaimana bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada. Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi saya kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah satu dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut sehingga menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian dan aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini. Salam - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Lucu, dua hari sebelumnya Kepala Kajati Jawa Timur Dr. Marwan Effendi menyatakan bahwa BAP (berita acara pemeriksaan) kasus LUSI di area Lapindo yang diajukan Kapolda Jatim adalah masih lemah akibat keterangan para saksi ahli yang berseberangan. Sebagian saksi ahli bilang bahwa LUSI akibat pemboran Banjar Panji-1. Sebagian saksi ahli bilang bahwa LUSI akibat force majeur. Yang mengatakan bahwa LUSI adalah akibat force majeur adalah lebih banyak. Kata Dr. Marwan, hal itu akan menjadi lemah dalam proses pengadilan. BAP dikembalikan ke Polda Jatim untuk dipertajam dengan pandangan yang kuat secara hukum tentang penyebab kejadian itu (Bisnis Jakarta 23 Maret 2007 hal. 12). Bagaimana bisa dalam waktu hanya 1-2 hari kemudian lalu Kapolda Jatim bilang bahwa LUSI adalah ABSOLUT akibat pemboran dan menetapkan para tersangkanya ? (Saya bahkan tak akan tahu apa sebenarnya penyebab LUSI, sekalipun saya memegang semua data dan analisisnya). ABSOLUT jelas bukan bahasa ahli geologi. Tak ada yang absolut di geologi, bahkan yang namanya umur absolut pun tak absolut sebab selalu diberi plus minus yang bisa sampai 10 % dari nilai x-nya. Saya pikir ini bukan berita menarik, tetapi menyedihkan.. Semoga tak menjadi presedens/catatan buruk perminyakan Indonesia awang -Original Message- From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 27, 2007 8:27 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Berita menarik,... Setelah adanya keputusan resmi dari Kapolda Jatim bahwa akan diajukannya 13 tersangka yang sebagian besar adalah teknisi lapangan dan GM akan ke meja hijau, Apakah akan ada team pemantau IAGI/IATMI selama masa persidangan nanti? Atau apakah usulan Kapolda ini akan jadi kenyataan setelah 2 kali ditolak kejaksaan tinggi Jatim. Hal ini akan menjadi salah satu sejarah explorasi di tanah air, dimana masyarakat umum akan mengetahui secara jelas bagaimana pekerjaan ahli geologi, ahli pemboran dan manajemen eksplorasi bekerja untuk suatu pemboran. EGS -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, 27 March, 2007 8:10 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Apa karena Bahasa Geologi Mbulat MBulet tidak Eksak , maka diperlukan Ahli bahasa untuk menafsirkan apa yang disampaikan Ahli Geologi. ISM Kepala Polda: Sumur Lapindo Pemicu Surabaya, Kompas - Sumur eksplorasi Banjar Panji 1 milik Lapindo
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun, oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu. Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST, 9 STM. Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, pabrik pengetahuan. Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment, discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam, maunya semua yang di alam mau di analisa. Salam, Maryanto. (Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika (Geofisika) FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM To: Maryanto (Maryant) Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto yth, Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB, Salam hormat, miko - Original Message - From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan di luar Geologi ( ITB) sebelum 2 Maret 1959 ? Ini yang saya tahu - Sejarah ITB: 1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia. 1945-1949: Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah di Jogja (Kotabaru). 1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari geologi. 2 Maret 1959 - kini: ITB. Salam, Maryanto.
[iagi-net-l] ADAKAH YG MENARIK DI BALI??
Rekan sekalian, Salah satu tujuan diadakannya Joint Convention yg dirintis oleh IAGI-HAGI adalah ingin meng-internasionalkan PIT tersebut, paling tidak disekitar negara-negara tetangga kita. Bukan sok gaya-gayaan lo.., terbukti joint convention di Surabaya dihadiri oleh bbrp negara tetangga spt Malaysia, China, Jepang..walopun bbrp gelintir. Demikian juga kenapa kok Bali dipilih, salah satunya kita ingin tunjukkan bahwa negara kita aman2 saja kok termasuk Bali utk dipakai sbg tempat convention, kita masih ingat bbrp perhelatan seperti SEG di Bali yg dibatalkan. Nah saya kutipkan satu email dibawah ini dari kementrian komunikasi China yg berminat hadir dan mempresentasikan policy mixed energynya.. Ayo siapa yg mau ikut ke Bali, mark your agenda on 13-16 November 2007 __ Subject: Abstract submitted:the topic on Long Term Mixed Energy Scenarios and Policy Options in China From: huangliya [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, March 28, 2007 1:56 am To: [EMAIL PROTECTED] Dear Sir/Madam, I am working atTransport Planning and Research Institute, Ministryof Communications, P. R. China. This paper attached is the medium results about oneof our studis together with researchers from Energy Research Institute in the fieldof mixed energy scenarios and policy options. We hope that you will be interested inour study then we can exchange our ideas in Joint Convention Bali 2007. Best wishesHuang Liya Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Sdr. Maryanto: Sebelum 1959, ITB belum lahir, di Bandung ada 2 fakultas yang berinduk pada Universitas Indonesia di Jakarta. Fakultas yang ada di Bandung adalah Fakultas Teknik (Faculteit for Technische Wetenschappen) dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (Fipia, Faculteit for Wiskunde and Natuurlijke Wetenschappen), dan di Bogor Fakultas Pertanian. Geologi masuk di Fipia PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Maryanto (Maryant) To: miko Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:26 AM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun, oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu. Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST, 9 STM. Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, pabrik pengetahuan. Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment, discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam, maunya semua yang di alam mau di analisa. Salam, Maryanto. (Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika (Geofisika) FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . -- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM To: Maryanto (Maryant) Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto yth, Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB, Salam hormat, miko - Original Message - From: Maryanto (Maryant) To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan di luar Geologi ( ITB) sebelum 2 Maret 1959 ? Ini yang saya tahu - Sejarah ITB: 1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia. 1945-1949: Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah di Jogja (Kotabaru). 1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari geologi. 2 Maret 1959 - kini: ITB. Salam, Maryanto.
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab pemboran 9:10. Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana? - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Mas Dwi, Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa hitam-putih. Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 % gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan, berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran, berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ? Perasaan orang kan bisa lain2. Salam, awang -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang absolut, selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti bahasa hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur lapindo. Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga jelas, porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1, berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi geology dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak jelas. Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model bagaimana bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada. Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi saya kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah satu dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut sehingga menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian dan aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini. Salam - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Lucu, dua hari sebelumnya Kepala Kajati Jawa Timur Dr. Marwan Effendi menyatakan bahwa BAP (berita acara pemeriksaan) kasus LUSI di area Lapindo yang diajukan Kapolda Jatim adalah masih lemah akibat keterangan para saksi ahli yang berseberangan. Sebagian saksi ahli bilang bahwa LUSI akibat pemboran Banjar Panji-1. Sebagian saksi ahli bilang bahwa LUSI akibat force majeur. Yang mengatakan bahwa LUSI adalah akibat force majeur adalah lebih banyak. Kata Dr. Marwan, hal itu akan menjadi lemah dalam proses pengadilan. BAP dikembalikan ke Polda Jatim untuk dipertajam dengan pandangan yang kuat secara hukum tentang penyebab kejadian itu (Bisnis Jakarta 23 Maret 2007 hal. 12). Bagaimana bisa dalam waktu hanya 1-2 hari kemudian lalu Kapolda Jatim bilang bahwa LUSI adalah ABSOLUT akibat pemboran dan menetapkan para tersangkanya ? (Saya bahkan tak akan tahu apa sebenarnya penyebab LUSI, sekalipun saya memegang semua data dan analisisnya). ABSOLUT jelas bukan bahasa ahli geologi. Tak ada yang absolut di geologi, bahkan yang namanya umur absolut pun tak absolut sebab selalu diberi plus minus yang bisa sampai 10 % dari nilai x-nya. Saya pikir ini bukan berita menarik, tetapi menyedihkan.. Semoga tak menjadi presedens/catatan buruk perminyakan Indonesia awang -Original Message- From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 27, 2007 8:27 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Berita menarik,... Setelah adanya keputusan resmi dari Kapolda Jatim bahwa akan diajukannya 13 tersangka yang sebagian besar adalah teknisi lapangan dan GM akan ke meja hijau, Apakah akan ada team pemantau IAGI/IATMI selama masa persidangan nanti? Atau apakah usulan Kapolda ini akan jadi kenyataan setelah 2 kali ditolak kejaksaan tinggi Jatim. Hal ini akan menjadi salah satu sejarah explorasi di tanah air, dimana masyarakat umum akan mengetahui secara jelas bagaimana pekerjaan ahli geologi, ahli pemboran dan manajemen eksplorasi bekerja untuk suatu pemboran. EGS -Original
[iagi-net-l] jumlah abstrak (Re: [iagi-net-l] ADAKAH YG MENARIK DI BALI??)
kang prasiddha yg baik, berapa jumlah abstrak yg terkumpul? sampai dengan dua hari yang lalu (28 maret 2007) bukankan sudah terkumpul 88 abstrak? ini pun hanya dari kalangan hagi dan iagi saja, belum termasuk rekan2 dari iatmi. bagaimana statusnya hari ini, 30 maret 2007? apakah ada penambangan abstrak? terimakasih dan salam, syaiful On 3/30/07, Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan sekalian, Salah satu tujuan diadakannya Joint Convention yg dirintis oleh IAGI-HAGI adalah ingin meng-internasionalkan PIT tersebut, paling tidak disekitar negara-negara tetangga kita. Bukan sok gaya-gayaan lo.., terbukti joint convention di Surabaya dihadiri oleh bbrp negara tetangga spt Malaysia, China, Jepang..walopun bbrp gelintir. Demikian juga kenapa kok Bali dipilih, salah satunya kita ingin tunjukkan bahwa negara kita aman2 saja kok termasuk Bali utk dipakai sbg tempat convention, kita masih ingat bbrp perhelatan seperti SEG di Bali yg dibatalkan. Nah saya kutipkan satu email dibawah ini dari kementrian komunikasi China yg berminat hadir dan mempresentasikan policy mixed energynya.. Ayo siapa yg mau ikut ke Bali, mark your agenda on 13-16 November 2007 __ Subject: Abstract submitted:the topic on Long Term Mixed Energy Scenarios and Policy Options in China From: huangliya [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, March 28, 2007 1:56 am To: [EMAIL PROTECTED] Dear Sir/Madam, I am working atTransport Planning and Research Institute, Ministryof Communications, P. R. China. This paper attached is the medium results about oneof our studis together with researchers from Energy Research Institute in the fieldof mixed energy scenarios and policy options. We hope that you will be interested inour study then we can exchange our ideas in Joint Convention Bali 2007. Best wishesHuang Liya Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
Persib - AC Milan 1:10 kan ada dasarnya Pak? mungkin karena ada Kaka-nya..nah untuk pasang %tase probabilitas 9:10 buat pemboran, harus ada data-data yg absah, minimal diakui kaum ahli, seperti layaknya Kaka. data-datanya apa yah yang valid yang bisa diakui dan tidak bakal didebat semua kalangan? +natan+ On 3/30/07, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab pemboran 9:10. Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana? - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Mas Dwi, Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa hitam-putih. Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 % gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan, berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran, berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ? Perasaan orang kan bisa lain2. Salam, awang Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
Dasarnya dulu Persib dikalahkan AC Milan cadangan 9-0. Kalau untuk Lusi: gempa recent yang pernah terjadi dalam jarak kurang dari 300 km ada 10 kali, hanya 1 kali terjadi Lusi, itupun waktu ada pemboran. Data ini grafik dari Prof Manga dari Berkeley di artikel Muddy Waters oleh David Cyranoski di Nature News Feature, February 2007, dapat dilihat di blog-nya Rovicky - Original Message - From: Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 10:33 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Persib - AC Milan 1:10 kan ada dasarnya Pak? mungkin karena ada Kaka-nya..nah untuk pasang %tase probabilitas 9:10 buat pemboran, harus ada data-data yg absah, minimal diakui kaum ahli, seperti layaknya Kaka. data-datanya apa yah yang valid yang bisa diakui dan tidak bakal didebat semua kalangan? +natan+ On 3/30/07, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab pemboran 9:10. Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana? - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Mas Dwi, Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa hitam-putih. Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 % gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan, berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran, berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ? Perasaan orang kan bisa lain2. Salam, awang Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
kalau bahasa hukum sekecil apapun peluang akan di permasalahkan, apa lagi polisikan paling pintar mengembangkan perkara terhadap suatu kasus, bahasa mereka nanti akan kita kembangkan. Polisi tak mempermasalahkan berapa besar anggapan masalah LUSI 99.9% akibat gempa atau karena 0.1% kemungkinan karena aktifitas pengeboran, karena 0.1%bisa mereka masukkan pada kesalahan prosedur,penyebab tindakan yg merugikan orang banyak dan ada unsur kesengajaan, mereka mungkin lebih tertarik pada dampak kerugian masyarakat yg timbul. On 3/30/07, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab pemboran 9:10. Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana? - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Mas Dwi, Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa hitam-putih. Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 % gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan, berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran, berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ? Perasaan orang kan bisa lain2. Salam, awang -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang absolut, selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti bahasa hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur lapindo. Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga jelas, porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1, berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi geology dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak jelas. Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model bagaimana bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada. Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi saya kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah satu dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut sehingga menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian dan aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini. Salam - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Lucu, dua hari sebelumnya Kepala Kajati Jawa Timur Dr. Marwan Effendi menyatakan bahwa BAP (berita acara pemeriksaan) kasus LUSI di area Lapindo yang diajukan Kapolda Jatim adalah masih lemah akibat keterangan para saksi ahli yang berseberangan. Sebagian saksi ahli bilang bahwa LUSI akibat pemboran Banjar Panji-1. Sebagian saksi ahli bilang bahwa LUSI akibat force majeur. Yang mengatakan bahwa LUSI adalah akibat force majeur adalah lebih banyak. Kata Dr. Marwan, hal itu akan menjadi lemah dalam proses pengadilan. BAP dikembalikan ke Polda Jatim untuk dipertajam dengan pandangan yang kuat secara hukum tentang penyebab kejadian itu (Bisnis Jakarta 23 Maret 2007 hal. 12). Bagaimana bisa dalam waktu hanya 1-2 hari kemudian lalu Kapolda Jatim bilang bahwa LUSI adalah ABSOLUT akibat pemboran dan menetapkan para tersangkanya ? (Saya bahkan tak akan tahu apa sebenarnya penyebab LUSI, sekalipun saya memegang semua data dan analisisnya). ABSOLUT jelas bukan bahasa ahli geologi. Tak ada yang absolut di geologi, bahkan yang namanya umur absolut pun tak absolut sebab selalu diberi plus minus yang bisa sampai 10 % dari nilai x-nya. Saya pikir ini bukan berita menarik, tetapi menyedihkan.. Semoga tak menjadi presedens/catatan buruk perminyakan Indonesia awang -Original Message- From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 27, 2007 8:27 C++ To:
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
Waddduh jangan dikira Polisi Indonesia itu bodo looh ... trutama yang bermain-main dengan ujii forensik ... (kebetulan dulu ada kawan polisi ikutan S2 fisika UI, dia dari LabFor Polri). Kalau anda mengikuti jalannya penyelidikan yang dilakukan Prastika (POLDA BALI) ketika membedah kasus Bom Bali dalam acara di Discovery Channel, anda akan melihat bagaimana dasar berpikirnya ahli2 forensik2 ini. Semua tentunya tidak melulu eksak. Mereka menggunakan probabilitas untuk mengejar suspect. Walaupun didalam filem seringkali menggunakan intuisi. tetapi secara hukum mereka menggunakan analisa-analisa teknis yg penuh dengan kajian ilmiah sangat scientific. Jelas donk polisi mempermasalahkan angka probabilitas 99% vs 1 % ... Kalau berbicara immediate couse ya mesti ada pembatasnya ndak mungkin menyalahkan semuanya . rdp On 3/30/07, OK Taufik [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau bahasa hukum sekecil apapun peluang akan di permasalahkan, apa lagi polisikan paling pintar mengembangkan perkara terhadap suatu kasus, bahasa mereka nanti akan kita kembangkan. Polisi tak mempermasalahkan berapa besar anggapan masalah LUSI 99.9% akibat gempa atau karena 0.1% kemungkinan karena aktifitas pengeboran, karena 0.1%bisa mereka masukkan pada kesalahan prosedur,penyebab tindakan yg merugikan orang banyak dan ada unsur kesengajaan, mereka mungkin lebih tertarik pada dampak kerugian masyarakat yg timbul. On 3/30/07, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab pemboran 9:10. Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana? - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Mas Dwi, Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa hitam-putih. Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 % gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan, berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran, berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ? Perasaan orang kan bisa lain2. Salam, awang -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang absolut, selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti bahasa hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur lapindo. Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga jelas, porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1, berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi geology dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak jelas. Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model bagaimana bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada. Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi saya kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah satu dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut sehingga menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian dan aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini. Salam - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Lucu, dua hari sebelumnya Kepala Kajati Jawa Timur Dr. Marwan Effendi menyatakan bahwa BAP (berita acara pemeriksaan) kasus LUSI di area Lapindo yang diajukan Kapolda Jatim adalah masih lemah akibat keterangan para saksi ahli yang berseberangan. Sebagian saksi ahli bilang bahwa LUSI akibat pemboran Banjar Panji-1. Sebagian saksi ahli bilang bahwa LUSI akibat force majeur. Yang mengatakan bahwa LUSI adalah akibat force majeur adalah lebih banyak.
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
Pak Awang, Saya mengerti betapa sulit dan argumentatifnya menyusun model dan assumsi, tapi apakah dengan itu semua lantas kita akan membiarkan masalah ini berkembang liar tak terkendali ?! Atau kita biarkan saja, hingga badai itu reda sendiri ?! Saya kira pertanyaan apa penyebab LULA ini tidaklah nanti kemudian menjadi reda sendiri, ini akan tetap menjadi pertanyaan and it deserves an answer. Saya pikir, dengan data-data yang masih lengkap, saksi hidup yang masih lengkap, akan lebih mudah untuk menemukan model dengan assumsi yang lebih mendekati kebenaran dibanding kalau modelnya dibuat entah 10 atau 20 tahun kemudian, yang mana data-data dan saksi-saksi sudah entah kemana. Terimakasih pak Kusuma atas pencerahanya, betul bahwa yang saya maksud dengan model dan asssumsi itu adalah dalam memformulasikan probabilitas mana yang paling mungkin terjadi. Saya fikir ini bisa menjadi bahan untuk thesis S2 ataupun S3 kalau ada yang tertarik menelitinya. Solusi yang ditempuh pemerintah dengan menyuruh Lapindo untuk memberikan apa yang diinginkan masyarakat korban tentunya sangat bijak dan perlu dihargai. Tapi tetap saja nanti akan ada argumentasi, siapa yang harus membayar semua ini ? Pemerintah atau Lapindo, apa dibagi rata ?! Terkecuali kalau dengan iklas Lapindo memang telah mau mengakui bahwa LULA ini disebabkan oleh pemboran BJP-1 sehingga Lapindo sepenuhnya bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan oleh bencana ini. Dengan begitu, legal case mungkin bisa selesai, dengan kesimpulan 100% bencana LULA disebabkan oleh pengeboran BanjarPanji-1. Dan tugas pemerintah hanya menfasilitasi pembayaran dan penghitungan ganti ruginya saja. Apa memang demikian pak solusi yang telah ditempuh ?! Salam - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 10:11 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab pemboran 9:10. Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana? - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Mas Dwi, Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa hitam-putih. Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 % gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan, berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran, berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ? Perasaan orang kan bisa lain2. Salam, awang -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang absolut, selalu ada error margin, bahkan dalam soal lumpur Lapindopun, saya sependapat disebabkan oleh combined factor. Namun saya juga mengerti bahasa hukum dan kepolisian yang memerlukan suatu ketegasan. Beliau2 memerlukan seseorang atau institusi yang bisa mengatakan apa penyebab lumpur lapindo. Kalau misalnya itu terdiri dari faktor combinasi, tentunya harus juga jelas, porsinya berapa persen yang disebabkan oleh pengeboran Banjar Panji-1, berapa persen yang oleh natural disaster, berapa persen oleh kondisi geology dsb. Ini yang diperlukan polisi dan aparat hukum, tanpa itu semua, maka masalah ini saya kira hanya akan muter-muter saja, dan semakin tidak jelas. Untuk itulah, dulu pernah saya usulkan untuk membikin suatu model bagaimana bisa terjadinya bencana ini dengan berdasarkan semua data-data yang ada. Saya tahu, hal ini akan sulit dilakukan, namun dengan beberapa assumsi saya kira masih bisa dikerjakan. Yang dari itu, mungkin bisa menjadi salah satu dasar untuk menetapkan berapa percent porsi masing2 factor tersebut sehingga menyebabkan terjadinya LULA, sehingga bisa membantu aparat kepolisian dan aparat hukum untuk bisa menyelesaikan kasus ini. Salam - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 11:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Lucu, dua hari
Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi
kalau saya baca-baca sejak awal LUSI sampai sekarang, kebanyakan ahli geologi di milist ini secara 'implisit' menyatakan Pemboran BJP-1 lah penyebab LUSI. Ada juga sebagian kecil geologist yang mengatakan LUSI adalah karena Gempa (kembali ke Alam). cmiiw tidak bisakah ada Solusi tentang penyebab LUSI ini? apa memang masalah LUSI ini tidak butuh penjelasan? atau case closed? atau seperti di pemerintahan saja, semuanya dibiarkan 'mengambang' dan nanti 'beres' dgn sendirinya?? ADAM AIR hilang..nyawa tidak ditemukan dibiarkan saja 'mengambang', tidak ada warning/punishment apapun untuk ADAM AIR. ADAM AIR juga yang salah faktor cuaca (Alam lagi?!) tanggung jawab sebagai geologist kemana? nurani sebagai seorang geologist untuk mengatakan ini yang benar ini yang salah. atau memang tidak pernah ada yang salah dalam dunia geologist? kalau tidak ada kata 'salah' dalam dunia geologist, apa saya boleh bilang batugamping 'reef' itu Batuan BEKU?! atau memang bukan keahlian geologist untuk menjawab penyebab LUSI ini? atau diberikan saja ke kaum drilling? walaupun diberikan ke ahli drilling, seingat saya di bagian conclusions nya presentasi Rudi Rubiandini ada disebutkan satu dari beberapa kesalahan Lapindo: Cure Loss seharusnya tidak dengan LCM saja. belum lagi masalah Casing collapse (hasil snubing unit).. jangan sampai lah Geologist = Politician. On 3/30/07, Dwiyatno Rumlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Saya mengerti betapa sulit dan argumentatifnya menyusun model dan assumsi, tapi apakah dengan itu semua lantas kita akan membiarkan masalah ini berkembang liar tak terkendali ?! Atau kita biarkan saja, hingga badai itu reda sendiri ?! Saya kira pertanyaan apa penyebab LULA ini tidaklah nanti kemudian menjadi reda sendiri, ini akan tetap menjadi pertanyaan and it deserves an answer. Saya pikir, dengan data-data yang masih lengkap, saksi hidup yang masih lengkap, akan lebih mudah untuk menemukan model dengan assumsi yang lebih mendekati kebenaran dibanding kalau modelnya dibuat entah 10 atau 20 tahun kemudian, yang mana data-data dan saksi-saksi sudah entah kemana. Terimakasih pak Kusuma atas pencerahanya, betul bahwa yang saya maksud dengan model dan asssumsi itu adalah dalam memformulasikan probabilitas mana yang paling mungkin terjadi. Saya fikir ini bisa menjadi bahan untuk thesis S2 ataupun S3 kalau ada yang tertarik menelitinya. Solusi yang ditempuh pemerintah dengan menyuruh Lapindo untuk memberikan apa yang diinginkan masyarakat korban tentunya sangat bijak dan perlu dihargai. Tapi tetap saja nanti akan ada argumentasi, siapa yang harus membayar semua ini ? Pemerintah atau Lapindo, apa dibagi rata ?! Terkecuali kalau dengan iklas Lapindo memang telah mau mengakui bahwa LULA ini disebabkan oleh pemboran BJP-1 sehingga Lapindo sepenuhnya bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan oleh bencana ini. Dengan begitu, legal case mungkin bisa selesai, dengan kesimpulan 100% bencana LULA disebabkan oleh pengeboran BanjarPanji-1. Dan tugas pemerintah hanya menfasilitasi pembayaran dan penghitungan ganti ruginya saja. Apa memang demikian pak solusi yang telah ditempuh ?! Salam - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 10:11 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Yang dimaksud bukan %tase dari penyebab atau hasil lumpur, tetapi probabilitas; peluang untuk disebabkan gempabumi adalah 1: 10, penyebab pemboran 9:10. Sama seperti peluang Persib menang lawan AC Milan adalah 1:10, AC Milan lawan Persib 9:10. Silahkan kalau mau taruhan pada peluang mana? - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:13 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Mas Dwi, Membuat MODEL atas dasar beberapa ASUMSI dan menggunakan itu sebagai dasar penuntutan polisi/kejaksaan di peradilan adalah sangat berbahaya. Bagaimana kalau asumsinya salah, tentu modelnya salah. Dan, model yang salah itu dipakai untuk penuntutan, maka akibatnya bisa salah penuntutan. Saya pikir kasus ini sangat kompleks dan tak bisa hitam-putih. Bagaimana Richard Davis mengeluarkan statement yang dikutip di Jakarta Post bulan2 lalu bahwa LUSI disebabkan 90 % oleh pengeboran BJP, 2 % gempa, dan 8 % (atau terbalik ?) kombinasi keduanya saya pikir tak ada dasar kuantitatifnya, mungkin hanya perasaan. Kita bisa bertanya kan, berapa m3 lumpur LUSI hasil gempa, berapa m3 lumpur hasil pengeboran, berapa % Lumpur hasil kombinasi. Apakah perasaan bisa dipakai dasar ? Perasaan orang kan bisa lain2. Salam, awang -Original Message- From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 28, 2007 12:29 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Bahasa Ahli Geologi Saya setuju pak Awang, dalam proses geology tentu tidak ada yang absolut, selalu ada error margin, bahkan