[iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat. Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya lagi cukup di Gottingen saja. Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali. Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini) mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut novel ini bukan fiktif tetapi fakta. Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan dirinya sebagai geologist sebelum melakukan penjelajahannya. Kegemarannya adalah alam, apapun yang ada di alam dia pelajari, begitulah memang umumnya para penjelajah zaman dahulu. Maka dia belajar biologi, geologi, anatomi, astronomi, fisika, bahasa, dan lain-lain yang sekiranya diperlukan dalam penjelajahan. Maka, karya-karya tulis von Humboldt pun macam-macam jadinya, mislanya Mineralogische Beobachtungen über einige Basalte am Rhein (Brunswick, 1790), - ciri-ciri mineralogi beberapa basalt di sungai Rhein; Florae Fribergensis Specimen (1793) -contoh-contoh tumbuhan dari Friberg; dan Versuche über die gereizte Muskel- und Nervenfaser -sistem gerak otot dan saraf (Berlin 1797). Tulisan pertama penting untuk pertarungan antara konsep neptunisme dan plutonisme asal batuan, dan tulisan ketiga telah mengilhami ilmuwan Italia Luigi Galvani tentang respon otot terhadap arus listrik. Von Humboldt belajar geologi dari Abraham Gotlob Werner yang saat itu terkenal se-Eropa sebagai ahli geologi kenamaan di Technische
Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat. Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya lagi cukup di Gottingen saja. Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali. Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini) mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut novel ini bukan fiktif tetapi fakta. Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan dirinya sebagai geologist sebelum melakukan penjelajahannya. Kegemarannya adalah alam, apapun yang ada di alam dia pelajari, begitulah memang umumnya para penjelajah zaman dahulu. Maka dia belajar biologi, geologi, anatomi, astronomi, fisika, bahasa, dan lain-lain yang sekiranya
RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat. Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya lagi cukup di Gottingen saja. Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali. Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini) mengkonfirmasi apa yang ditulis
RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Kalo sayah mah mau jadi pengunjung yg setia ajah ah. -Original Message- From: Inaray, Jossy [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 20 Nopember 2007 18:47 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat. Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya lagi cukup di Gottingen saja. Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Mas Awang, Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat. Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima kasih kepada kami di booth 4 dan 5. Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena. Wasalam, EAS Pak Zaim yth., Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang tectonics carbonates in eastern Indonesia and their roles to petroleum plays seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK menitipkan poster tersebut. Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena sanksi no show AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth poster saya tokh tidak kosong melompong. Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah, wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar Patiayam dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi antara daratan utama Jawa dan pulau Muria. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Pak Awang Yth., Selamat ya atas ke-vici-annya sebagai pemenang presentasi oral IAGI.Saya ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan sudah membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...) Wassalam, Yahdi Zaim, KK Geologi dan Paleontologi FITB - ITB ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat visa ke yunani sih. utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang tidak bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007. salam, syaiful Abah, Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya hanya sehari di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat (seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata : nihil. Tahu mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati Nusa Dua, tidak hanya datang-presentasi-pulang. Salam, awang -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Pak Jossy, Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu. Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk. Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku : menambah pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2... salam, awang Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana To: Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Pak Eddy dan Pak Dardji, Terima kasih banyak telah memasangkan poster saya bahkan menjagainya dan menjawab pertanyaan2 pengunjung dan session chair-nya, untung booth poster kita bersebelahan ya. Untung juga bahwa Pak Eddy dan Pak Dardji berangkat lebih awal sehingga acara tidak terduga mesti menginap di Dubai tak mengganggu jadwal presentasi poster di Konferensi AAPG. Selamat menikmati acara2 di pertemuan AAPG Athena Pak, terutama berburu buku2 dan CD2 textbook terbitaan AAPG yang pastinya semua harganya dipotong. Selamat menikmati Athena juga dan have a safe back. salam, awang Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Awang, Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat. Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima kasih kepada kami di booth 4 dan 5. Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena. Wasalam, EAS - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Mang Okim, Terima kasih banyak atas apresiasinya, semoga selalu berguna apa yang saya tulis. Terima kasih juga atas saran Mang Okim untuk mengirimkan ulasan2 itu ke media massa, akan saya coba. Saya juga mengikuti semua ulasan Mang Okim tentang batu mulia, saya banyak belajar dari tulisan2 Mang Okim tersebut. Kiat2 praktis mengenal dan membedakan batu mulia (terutama agar tidak tertipu) sangat bermanfaat, dan suka saya ceritakan kepada teman2 saya penggemar batu mulia di luar milis IAGI . salam, awang miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.
RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin banyak yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di IAGI net kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya Pak Awang secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya). OK adakah yang mau menjadi volunteer,..? cp Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] oo.comTo iagi-net@iagi.or.id 11/21/2007 12:44 cc AM Subject RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007) .id Pak Jossy, Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu. Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk. Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku : menambah pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2... salam, awang Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana To: Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal
[iagi-net-l] Lusi Apa Kabarmu ? Perkembangan tiap bulan dengan Peta Satelit
Lusi Apa Kabarmu ? * Perkembangan tiap bulan dengan Peta Satelit *http://rovicky.wordpress.com/2007/11/20/lusi-apa-kabarmu/ 20 November 2007 Tags: lapindo http://id.wordpress.com/tag/lapindo/, lumpurhttp://id.wordpress.com/tag/lumpur/, perkembang lusi http://id.wordpress.com/tag/perkembang-lusi/, petahttp://id.wordpress.com/tag/peta/, satelit http://id.wordpress.com/tag/satelit/, semburanhttp://id.wordpress.com/tag/semburan/ [image: Amblesnya tanah di lokasi Porong-1]http://rovicky.files.wordpress.com/2006/08/collapsebpj.jpg[image: dg_banner1.png]Perkembangan Lusi sudah lama tidak banyak disentuh-sentuh lagi oleh media massa. Ya seperti biasanya di Indonesia ini issue yang sudah basi memang sulit untuk dijual. Bagi yang merasakan kepahitan tentunya merasa terpinggirkan. Tapi jangan kuwatir. kali ini akan di buka lagi bagaimana kisah perkembangan dari Lusi Binti Lula ini. Tapi kali ini diteropong lewat satelit [image: :)] . * [image: :(] Pakdhe, Dik Lusi emang kenapa sih ? [image: :D] Whalaah Thole, itu Lusi, sudah banyak terlewat. Masih banyak issue yang lebih urgen ketimbang Lusi. [image: :(] Memang mungkin bener kata Pakdhe. Lusi jangan dilupakan tetapi di-ikhlaskan http://rovicky.wordpress.com/2007/07/02/ikhlas_kah/.* Continue reading Lusi Apa Kabarmu ? * Perkembangan tiap bulan dengan Peta Satelit *…http://rovicky.wordpress.com/2007/11/20/lusi-apa-kabarmu/#more-1081 Ada yang menarik kalau melihat Pra Pengeboran, adanya noda-noda hitam diantara persawahan yang mungkin petunjuk bahwa daerah ini memang rawan semburan ! Dongengan lain : - Sukses atau Gagal ? *Pemanfaatan PLTN di dunia* http://rovicky.wordpress.com/2007/11/18/sukses-atau-gagal/ - Bonus Masuk Kerja * Sejuta Dollar !!* http://rovicky.wordpress.com/2007/11/16/bonus-sejuta-dollar/ - Mengapa *Pakdhe * sering menginfokan energi nuklir ? http://rovicky.wordpress.com/2007/11/10/mengapa-menginfokan-nuklir/ -- http://rovicky.wordpress.com/ None one right solution ! No one can monopolize the truth !
[iagi-net-l] GEOBLOGI -- Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Aku sebenernya sudah memulai membuat GEOBLOGI.WORDPRESS.COM klick sini saja http://geoblogi.wordpress.com/ Sudah saya buat strukturnya, sudah ada beberapa isinya . Tetapi tanganku cuman duwa kagak sempet juga akhirnya :( Kalau ada mahasiswa atau juga siapa saja yang tertarik untuk mengelola geoblogi ini bersama-sama saya, silahkan let me know. Nanti aku kasi account untuk bisa bersama-sama memelihara, mengedit dan mengisinya. Ada yang tertarik ?? Mengapa BLOG ? Karena disitu dapat diisi artkel sedangkan dibawahnya ada kolom komentar utk diskusi, sehingga menjadikan BLOG sangat interaktif RDP On Nov 21, 2007 7:55 AM, [EMAIL PROTECTED] wrote: Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin banyak yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di IAGI net kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya Pak Awang secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya). OK adakah yang mau menjadi volunteer,..? cp Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] oo.comTo iagi-net@iagi.or.id 11/21/2007 12:44 cc AM Subject RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007) .id Pak Jossy, Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu. Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk. Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku : menambah pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2... salam, awang Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana To: Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
RE: [iagi-net-l] GEOBLOGI -- Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Mas vicky, Kalau bisa tawaran ini juga bisa disebarkan ke milist-milist himpunan mahasiswa geologi di Indonesia. InsyaAllah banyak yang akan jadi volunteer. egs -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 21 November, 2007 10:29 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] GEOBLOGI -- Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Aku sebenernya sudah memulai membuat GEOBLOGI.WORDPRESS.COM klick sini saja http://geoblogi.wordpress.com/ Sudah saya buat strukturnya, sudah ada beberapa isinya . Tetapi tanganku cuman duwa kagak sempet juga akhirnya :( Kalau ada mahasiswa atau juga siapa saja yang tertarik untuk mengelola geoblogi ini bersama-sama saya, silahkan let me know. Nanti aku kasi account untuk bisa bersama-sama memelihara, mengedit dan mengisinya. Ada yang tertarik ?? Mengapa BLOG ? Karena disitu dapat diisi artkel sedangkan dibawahnya ada kolom komentar utk diskusi, sehingga menjadikan BLOG sangat interaktif RDP On Nov 21, 2007 7:55 AM, [EMAIL PROTECTED] wrote: Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin banyak yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di IAGI net kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya Pak Awang secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya). OK adakah yang mau menjadi volunteer,..? cp Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] oo.comTo iagi-net@iagi.or.id 11/21/2007 12:44 cc AM Subject RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007) .id Pak Jossy, Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu. Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk. Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku : menambah pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2... salam, awang Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana To: Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun
Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Saya sependapat dengan Pak Miko , apakah tidak sebaiknya ulasan Anda ini dikirmkan ke Kompas ? Harian Kompas mempunyai rubrik yang mengetenhakan bedah buku dan ini biasanya tidak disusun oleh Redaksi-nya , akan tetpai leh penulis dari luar Kompas. Si-Abah Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat. Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya lagi cukup di Gottingen saja. Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali. Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki pendekar
Re: [iagi-net-l] FW: [Forum-HAGI] JCB 2007 Top News
Terima kasih Mar , sebagai sesama ahli kebumian , saya melihat HAGI lebih berani daripada IAGI , hal ini ditnai antara lain dengan memberikan penghargaan kepada para ahli geofisika yang dianggap telah memberikan kontribusi yang menonjol.(dua orang) Dalam sertifikasi juga ternyata sangat banyak anggota HAGI mempercayai value dari sertifikat yang dikeluarkan oleh HAGI . Empat puluh anggota HAGI yang mendaftar !!! Suatu jumlah yang bukan main , selamat untuk HAGI Padahal kedua hal tersebut telah digulirkan oleh IAGI hampir sepuluh tahun yang lalu , apa gerangan kendala-nya ? Semoga PP IAGI terpacu dengan adanya fakta ini. Bagaimana dengan IAGI ?? Abah, ini info dari HAGI.net From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of roy baroes Sent: Wednesday, November 21, 2007 9:54 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum-HAGI] JCB 2007 Top News JCB 2007 TOP NEWS Joint Convention Bali 2007 (JCB 2007), The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI, Annual Convention Exhibition was successfully conducted in Bali on 13th to 16th November 2007 located at Bali International Convention Center, The Westin Hotel and Resort, Nusa Dua Bali. This event was organized by a committee consists of 3 (three) professional organizations that are the Indonesian Association of Geophysicists (HAGI), the Indonesian Association of Geologists and the Society of Indonesian Petroleum Engineers (IATMI). JCB 2007 was attended by 724 participants come from the various companies, industries and institutions including government agencies, private agencies, educational institution as well as students. All participants of JCB 2007 can be described as follows: University : 156 Persons Industry : 321 Persons Government : 158 Persons Student Volunteer : 32 Persons Student Invitation : 15 Persons Committee Professional Organization : 46 Persons Total Participants : 724 Persons Participants Of JCB 2007 HAGI BOOTH HAGI's booth carried out several activities to participate in JCB 2007 Exhibition such as technical presentation presented by Geoscientists and also as a HAGI member: 1. Magnetotelluric Method : From Earth Resources Exploration to Eartquake Monitoring By : Djedi S. Widarto, Ph.D. Research Center for Geotechnology Indonesia Institute of Sciences 2. Hydrocarbon Resources Potential in Eastern Part of Indonesia By : Elan Biantoro BPMIGAS 3. Tomography and Earthquake Predictability By : Prof. Sri Widiyantoro, Ph.D. Bandung Institute of Technology 4. Fault Seal Analysis Using Trap Tester Software By : Sri Hartanto GEOTECH Besides the technical presentations, HAGI's booth also carried on member's registration, exposure of HAGI activities in posters and slideshows, annual fee payment as well as distributing souvenirs and lucky draw to all members visiting HAGI's booth. HAGI ANNUAL MEMBER MEETING AND PRESIDENTIAL ELECTION The voting calculation of HAGI's Presidential Election for period of 2008-2010 was conducted on Thursday, 15th November 2007. The election was located at Auditorium BICC, The Westin and attended by members of HAGI. Mr. Abdul Mutalib Masdar opened the meeting by delivering presentation about the report on the progress of HAGI's activities during the first year of his presidency, followed by distributing HAGI's professional certificate, HAGI Award 2007, member's meeting, the discussion of HAGI's Articles of Association and Rules of Association and the voting. The result of the voting calculation is as follows: Elan Biantoro : 100 votes Prof. Sri Widiyantoro, Ph.D : 27 votes Djedi S. Widarto, Ph.D : 23 votes Abstain : 1 votes Total valid voting rights : 151 votes Total voting rights that failed verification : 57 votes According to the result, Mr. Elan Biantoro was appointed as the elected president of HAGI for period of 2008-2010. HAGI AWARD 2007 To appreciated the member who have significant contributions for organization and scientific advancement, HAGI has been awarded HAGI AWARD 2007 to : 1. Mrs. Siti Zahar Besari (founding mother of HAGI) from GDRC, for her significant contribution and achievement for the organization advancement. 2. Prof. Sri Widiyantoro, Ph. D. (researcher) from ITB, for his significant contribution and achievement on the scientific advancement in geophysical. JCB 2007 TECHNICAL AWARD Best Oral Presentation of HAGI Nguyem Lam, Landmark Graphics PRESTACK INTERCEPT GRADIENT SCALING TO THE MODELED SYNTHETIC - AN EXAMPLE FROM HEIDRUN FIELD, NORTH SEA Best Oral Presentation of IAGI Awang Harun Satyana, BPMIGAS BENCANA
RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Yos Biasanya Vicky suka masukin ke bllog-nya dia tuh, tapi kalau ada yang kh usu ya tentunya lebih baik Si-Abah ___ Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat. Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya lagi cukup di Gottingen saja. Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita
[iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
Abah, Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas. Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang (kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah menulis dalam buku Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara (Ali, 1963) sebagai berikut. Pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya yaitu Sunan Ngampel agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai seorang bangsawan Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat selat yang terdapat di antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah menjadi Demak sampai sekarang. Buku lain, Negara Krtagama (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh Ali, ahli sejarah ini menulis bahwa Raden Patah membuka hutan di Glagahwangi dan menjadikannya dukuh baru bernama Bintara, maka Raja Demak pertama ini suka disebut juga Sultan Bintara. Dulunya Demak terletak di tepi laut, tetapi sekarang letaknya dari Laut Jawa sekitar 30 km. Ini disokong oleh pendapat mahaguru sejarah Belanda De Graaf dan Pigeaud dalam bukunya De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java (Martinus Nijhoff, 1974) yang menulis : letak Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Selat yang memisahkan Jawa Tengah dari Pulau Muryo pada masa itu cukup lebar dan dapat dilayari dengan leluasa, sehingga dari Semarang melalui Demak, perahu dapat berlayar sampai Rembang, baru sejak abad ke-17 Selat Muryo tak dapat dipakai lagi sepanjang tahun. Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan, perahu2 kecil dapat berlayar dari Japara menuju Pati yang terletak di tepi Kali Juwana. Pada tahun 1657 tercatat dalam sejarah bahwa Tumenggung Pati mengumumkan bahwa ia bermaksud memerintahkan menggali terusan yang menghubungkan Demak dengan Pati, sehingga Juwana dapat dijadikan pusat perniagaan kambali. Perhubungan Demak dengan pedalaman Jawa Tengah sendiri adalah melalui Kali Serang, yang muaranya di antara Demak dan Jepara. Sampai akhir abad ke-18, Sungai Serang dapat dilayari dengan kapal-kapal kecil sampai ke suatu pedalaman bernama Godong. Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, ada juga yang di pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan ini terbentanglah bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan Pajang (sekitar Kartasura). Nah, wilayah sekitar Boyolali ini kemudian akan berperan dalam episode sejarah pasca Demak, zaman Jaka Tingkir, keturunan Majapahit juga. Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan satelit; tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria ini menjadi tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa kudanil, tapir, bahkan gajah. Tahun 60-an fosil2nya mulai ditemukan, bahkan minggu lalu pun masih terus ditemukan oleh para ahli paleontologi seperti Pak Zaim maupun para ahli arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara lain daerah penemuan di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah ditemukan Pak Zaim di sini. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 10:20 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Awang Pulau Muria ? Apa pula gerangan Ngomong ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya ??? Masa yang tua duluan yang ngomong Si-Abah ___ JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email
[iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin
Ass. wr.wb. Rekan-rekan Pengurus dan Anggota IAGI yang terhormat, Pada kesempatan ini, saya ingin memohon maaf dan doa restu kepada seluruh Pengurus dan Anggota IAGI yang tergabung dalam milis ini, karena saya insyaAllah akan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada hari Senin 26 November 2007 dan insyaAllah akan kembali ke tanah air tgl. 25 Desember 2007. Atas maaf dan doa restu yang diberikan saya ucapkan terimakasih. Wassalam, Chairul Nas Ketua Divisi Geologi Batubara - IAGI - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
RE: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin
Selamat mennaikan ibadah haji Pak Chairul. Saya dengar, Mas Andang dan istri juga akan ke tanah suci. Mudah2an selamat kembali ke tanah air dan menjadi haji yang mabrur. Amin. Wassalam, -azd- Selamat jalan Pak Chairul. Semoga menjadi haji yang mabrur. Wassalam, Edison Sirodj -Original Message- From: Chairul Nas [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 21 November, 2007 12:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin Ass. wr.wb. Rekan-rekan Pengurus dan Anggota IAGI yang terhormat, Pada kesempatan ini, saya ingin memohon maaf dan doa restu kepada seluruh Pengurus dan Anggota IAGI yang tergabung dalam milis ini, karena saya insyaAllah akan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada hari Senin 26 November 2007 dan insyaAllah akan kembali ke tanah air tgl. 25 Desember 2007. Atas maaf dan doa restu yang diberikan saya ucapkan terimakasih. Wassalam, Chairul Nas Ketua Divisi Geologi Batubara - IAGI - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
Awang Terima kasih , saya juga pernah dengar bahwa pantai Laut Jawa di Semarang dulu terletak ditanjakan Gombel sekarang, apakah itu benar ? Apa memang ada patahan yang aktif di selatan semarang ? Si-Abah __ Abah, Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas. Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang (kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah menulis dalam buku Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara (Ali, 1963) sebagai berikut. Pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya yaitu Sunan Ngampel agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai seorang bangsawan Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat selat yang terdapat di antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah menjadi Demak sampai sekarang. Buku lain, Negara Krtagama (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh Ali, ahli sejarah ini menulis bahwa Raden Patah membuka hutan di Glagahwangi dan menjadikannya dukuh baru bernama Bintara, maka Raja Demak pertama ini suka disebut juga Sultan Bintara. Dulunya Demak terletak di tepi laut, tetapi sekarang letaknya dari Laut Jawa sekitar 30 km. Ini disokong oleh pendapat mahaguru sejarah Belanda De Graaf dan Pigeaud dalam bukunya De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java (Martinus Nijhoff, 1974) yang menulis : letak Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Selat yang memisahkan Jawa Tengah dari Pulau Muryo pada masa itu cukup lebar dan dapat dilayari dengan leluasa, sehingga dari Semarang melalui Demak, perahu dapat berlayar sampai Rembang, baru sejak abad ke-17 Selat Muryo tak dapat dipakai lagi sepanjang tahun. Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan, perahu2 kecil dapat berlayar dari Japara menuju Pati yang terletak di tepi Kali Juwana. Pada tahun 1657 tercatat dalam sejarah bahwa Tumenggung Pati mengumumkan bahwa ia bermaksud memerintahkan menggali terusan yang menghubungkan Demak dengan Pati, sehingga Juwana dapat dijadikan pusat perniagaan kambali. Perhubungan Demak dengan pedalaman Jawa Tengah sendiri adalah melalui Kali Serang, yang muaranya di antara Demak dan Jepara. Sampai akhir abad ke-18, Sungai Serang dapat dilayari dengan kapal-kapal kecil sampai ke suatu pedalaman bernama Godong. Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, ada juga yang di pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan ini terbentanglah bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan Pajang (sekitar Kartasura). Nah, wilayah sekitar Boyolali ini kemudian akan berperan dalam episode sejarah pasca Demak, zaman Jaka Tingkir, keturunan Majapahit juga. Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan satelit; tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria ini menjadi tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa kudanil, tapir, bahkan gajah. Tahun 60-an fosil2nya mulai ditemukan, bahkan minggu lalu pun masih terus ditemukan oleh para ahli paleontologi seperti Pak Zaim maupun para ahli arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara lain daerah penemuan di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah ditemukan Pak Zaim di sini. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 10:20 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! Awang Pulau Muria ? Apa pula gerangan Ngomong ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya ??? Masa yang tua duluan yang ngomong Si-Abah
RE: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin
Wah selamat Chairul , semoga perjlanan lancar , sehat selama dijalan maupun di Tanah Suci , dan bisa kembali ke Indonesia dengan sehat dan iman yang lebit tebal Amin Si-Abah Selamat jalan Pak Chairul. Semoga menjadi haji yang mabrur. Wassalam, Edison Sirodj -Original Message- From: Chairul Nas [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 21 November, 2007 12:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin Ass. wr.wb. Rekan-rekan Pengurus dan Anggota IAGI yang terhormat, Pada kesempatan ini, saya ingin memohon maaf dan doa restu kepada seluruh Pengurus dan Anggota IAGI yang tergabung dalam milis ini, karena saya insyaAllah akan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada hari Senin 26 November 2007 dan insyaAllah akan kembali ke tanah air tgl. 25 Desember 2007. Atas maaf dan doa restu yang diberikan saya ucapkan terimakasih. Wassalam, Chairul Nas Ketua Divisi Geologi Batubara - IAGI - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin
Wass. Wr. Wb. Pak DR Chairul Nas yang berbahagia, Iring doa disampaikan agar Allah melimpahkan Rahmat dan Hidayah NYA terus menerus dari segala arah, nikmat dan khusuk ibadah, di beri kemudahan dan keselamatan sejak berangkat, pelaksanaan ibadah, hingga kembali ke tanah air menjadi Haji yang Mabrur.. Amien. Doakan kami juga di tanah air agar terhindar dari petaka, mendapat barokah dan Hidayah NYA. Amin Selamat jalan Abangku... Saudaraku. Peluk erat dan salam Slamet Riadhy -Original Message- From: Chairul Nas [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 11:52 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin Ass. wr.wb. Rekan-rekan Pengurus dan Anggota IAGI yang terhormat, Pada kesempatan ini, saya ingin memohon maaf dan doa restu kepada seluruh Pengurus dan Anggota IAGI yang tergabung dalam milis ini, karena saya insyaAllah akan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada hari Senin 26 November 2007 dan insyaAllah akan kembali ke tanah air tgl. 25 Desember 2007. Atas maaf dan doa restu yang diberikan saya ucapkan terimakasih. Wassalam, Chairul Nas Ketua Divisi Geologi Batubara - IAGI - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Re: [iagi-net-l] GEOBLOGI -- Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Pak Rovicky, Awas ya dengan cuman duwa tangan, jangan kepleset jadi : meng-G(E)OBLOGI yahe..he...he... Wassalam, Yahdi Zaim KKGP - ITB Aku sebenernya sudah memulai membuat GEOBLOGI.WORDPRESS.COM klick sini saja http://geoblogi.wordpress.com/ Sudah saya buat strukturnya, sudah ada beberapa isinya . Tetapi tanganku cuman duwa kagak sempet juga akhirnya :( Kalau ada mahasiswa atau juga siapa saja yang tertarik untuk mengelola geoblogi ini bersama-sama saya, silahkan let me know. Nanti aku kasi account untuk bisa bersama-sama memelihara, mengedit dan mengisinya. Ada yang tertarik ?? Mengapa BLOG ? Karena disitu dapat diisi artkel sedangkan dibawahnya ada kolom komentar utk diskusi, sehingga menjadikan BLOG sangat interaktif RDP On Nov 21, 2007 7:55 AM, [EMAIL PROTECTED] wrote: Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin banyak yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di IAGI net kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya Pak Awang secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya). OK adakah yang mau menjadi volunteer,..? cp Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] oo.com To iagi-net@iagi.or.id 11/21/2007 12:44 cc AM Subject RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007) .id Pak Jossy, Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu. Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk. Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku : menambah pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2... salam, awang Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana To: Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua
[iagi-net-l] [tanya] alamat kontak Pak Rukmana
Rekan2 IAGI-NET Ysh. Maaf, lewat jalur umum...barangkali diantara rekan2 ada yang tahu alamat kontak (email/telpon) Pak Dr. Rukmana Nugraha Adhi yang pensiunan dari DIM (Direktorat Inventarisasi Mineral). Mohon informasinya ke jalur pribadi saja ke alamat email saya berikut: [EMAIL PROTECTED] Terima kasih sebelumnya. Salam, --- M. Nur Heriawan Earth Resources Exploration Research Group Faculty of Mining and Petroleum Engineering Institut Teknologi Bandung (ITB) Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 INDONESIA http://www.mining.itb.ac.id/heriawan Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. http://overview.mail.yahoo.com/ JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)
Benar Abah, itu hanya masalah sedimentasi Kuarter pantai utara, sehingga pantai makin berjalan ke utara. Tak ada patahan aktif di selatan Semarang, di sebelah timurnya RMKS fault zone berhenti di bawah Karimunjawa Arch yang stabil. Hanya di selatan Brebes sampai Semarang ada slope curam masuk ke North Serayu Deep. Slope ekivalen di Jawa Barat di utara Cekungan Bogor pernah jadi normal fault pada Paleogen (begitu juga kelihatannya di selatan Brebes-Semarang), tetapi kemudian saat Pliosen ia terinversikan jadi sesar naik (a.l. Baribis) - ini kelihatannya tak terjadi buat slope di selatan Brebes-Semarang. Inversinya terjadi lebih ke timur pada series Kendeng thrusts. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 21, 2007 1:51 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!) Awang Terima kasih , saya juga pernah dengar bahwa pantai Laut Jawa di Semarang dulu terletak ditanjakan Gombel sekarang, apakah itu benar ? Apa memang ada patahan yang aktif di selatan semarang ? Si-Abah __ JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -