[iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Die Vermessung Der Welt  (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan 
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia 
Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun 
kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku 
atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya.

 

Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi 
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu 
Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya 
ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur 
dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya.

 

Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya 
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada 
masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat 
itu. 

 

Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika 
Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt 
dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, 
seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, 
menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa 
suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur 
temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, 
masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa 
neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, 
menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan 
eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai 
lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima 
tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, 
serangga, burung, tanaman, dll. 

 

Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain 
di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup 
dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 
geodetik sederhana,  dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah 
forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat.

 

Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya 
lagi cukup di Gottingen saja. 

 

Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama 
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara 
(meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli 
matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu 
pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku 
aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di 
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. 

 

Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita 
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya 
menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan 
cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali.

 

Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki 
pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini) 
mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut novel 
ini bukan fiktif tetapi fakta. 

 

Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan dirinya 
sebagai geologist sebelum melakukan penjelajahannya. Kegemarannya adalah alam, 
apapun yang ada di alam dia pelajari, begitulah memang umumnya para penjelajah 
zaman dahulu. Maka dia belajar biologi, geologi, anatomi, astronomi, fisika, 
bahasa, dan lain-lain yang sekiranya diperlukan dalam penjelajahan. Maka, 
karya-karya tulis von Humboldt pun macam-macam jadinya, mislanya  
Mineralogische Beobachtungen über einige Basalte am Rhein (Brunswick, 1790), 
- ciri-ciri mineralogi beberapa basalt di sungai Rhein; Florae Fribergensis 
Specimen (1793) -contoh-contoh tumbuhan dari Friberg; dan Versuche über die 
gereizte Muskel- und Nervenfaser -sistem gerak otot dan saraf (Berlin 1797). 
Tulisan pertama penting untuk pertarungan antara konsep neptunisme dan 
plutonisme asal batuan, dan tulisan ketiga telah mengilhami ilmuwan Italia 
Luigi Galvani tentang respon otot terhadap arus listrik.

 

Von Humboldt belajar geologi dari Abraham Gotlob Werner yang saat itu terkenal 
se-Eropa sebagai ahli geologi kenamaan di Technische 

Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik miko
Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,  dan
sangat asyik  dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann  , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt  (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si
raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah
kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu
pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan saat itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan
Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda
Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan
belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun
yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri,
mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa
barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya
di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati
serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan
pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di
ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin
badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti
kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika,
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana
selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat,
cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit,
pengukuran2 geodetik sederhana,  dan peneropongan langit malam. Untuk
berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar
mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer,
satunya lagi cukup di Gottingen saja.



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang
sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol
untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss
dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah
menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah
tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat
jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan
Napoleon.



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya
menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan
cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali.



Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki
pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini)
mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut
novel ini bukan fiktif tetapi fakta.



Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan
dirinya sebagai geologist sebelum melakukan penjelajahannya. Kegemarannya
adalah alam, apapun yang ada di alam dia pelajari, begitulah memang umumnya
para penjelajah zaman dahulu. Maka dia belajar biologi, geologi, anatomi,
astronomi, fisika, bahasa, dan lain-lain yang sekiranya 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Inaray, Jossy
Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak 
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, 
atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,  dan
sangat asyik  dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann  , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt  (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si
raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah
kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu
pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan saat itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan
Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda
Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan
belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun
yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri,
mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa
barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya
di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati
serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan
pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di
ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin
badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti
kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika,
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana
selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat,
cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit,
pengukuran2 geodetik sederhana,  dan peneropongan langit malam. Untuk
berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar
mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer,
satunya lagi cukup di Gottingen saja.



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang
sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol
untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss
dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah
menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah
tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat
jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan
Napoleon.



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya
menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan
cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali.



Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki
pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini)
mengkonfirmasi apa yang ditulis 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
Kalo sayah mah mau jadi pengunjung yg setia ajah ah.

-Original Message-
From: Inaray, Jossy [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 20 Nopember 2007 18:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak 
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, 
atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,  dan sangat 
asyik  dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann  , atau penterjemah 
/ penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan 
diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media 
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan 
ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk 
mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 
2007)


Die Vermessung Der Welt  (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan 
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia 
Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun 
kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku 
atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi 
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu 
Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya 
ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur 
dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya 
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada 
masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat 
itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika 
Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt 
dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara 
dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya 
di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, 
mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung 
tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan 
bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, 
menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan 
eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai 
lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima 
tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, 
serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain 
di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup 
dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit,
pengukuran2 geodetik sederhana,  dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara 
di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya 
lagi cukup di Gottingen saja.



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama 
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara 
(meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli 
matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu 
pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku 
aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di 
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon.



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita 
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya 

RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-20 Terurut Topik Eddy Subroto
Mas Awang,

Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak
Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya
problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam
sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu
makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat.

Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak
tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima
kasih kepada kami di booth 4 dan 5.

Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena.

Wasalam,
EAS

 Pak Zaim yth.,

 Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang
 tectonics  carbonates in eastern Indonesia and their roles to
 petroleum plays seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga
 ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para
 pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya.

 Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy
 Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang
 karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan
 dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi
 pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat
 sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK
 menitipkan poster tersebut.

 Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena
 sanksi no show AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat
 ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth
 poster saya tokh tidak kosong melompong.

 Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari
 sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia
 besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah,
 wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar Patiayam
 dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan
 paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas
 mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah
 ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi
 antara daratan utama Jawa dan pulau Muria.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!


 Pak Awang Yth.,
 Selamat ya atas ke-vici-annya sebagai pemenang presentasi oral
 IAGI.Saya
 ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan
 sudah
 membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi
 pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...)

 Wassalam,

 Yahdi Zaim,
 KK Geologi dan Paleontologi
 FITB - ITB

 ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat
 visa ke yunani sih.

 utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak
 awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang
 tidak
 bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007.

 salam,
 syaiful


  Abah,
 
 Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya
  hanya sehari
 di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat
 
 (seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
 nihil. Tahu
  mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
 Nusa Dua, tidak hanya
  datang-presentasi-pulang.
 
  Salam,
  awang


 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist
 Mobile: 62-812-9372808
 Email: [EMAIL PROTECTED]

 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
 Head Office:
 Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
 Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]


 
 
 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007

 
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To
 subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
 event shall IAGI be liable for any, including but not limited to
 direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Jossy,
   
  Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari 
waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan 
menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 
itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar 
secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal 
seperti itu. 
   
  Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog 
pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak 
Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir 
tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja 
biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan 
umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau 
setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk.
   
  Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah 
membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca 
dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu 
imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, 
dan tentu aksioma lama tetap berlaku :  menambah pengetahuan. Maka, baca saja 
bukunya daripada sekedar ulasannya he2...
   
  salam,
  awang

Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak 
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, 
atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana 
To: 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si
raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah
kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu
pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan saat itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan
Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda
Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan
belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun
yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri,
mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa
barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya
di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati
serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan
pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di
ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin
badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti
kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika,
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya 

RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Eddy dan Pak Dardji,
   
  Terima kasih banyak telah memasangkan poster saya bahkan menjagainya dan 
menjawab pertanyaan2 pengunjung dan session chair-nya, untung booth poster kita 
bersebelahan ya. Untung juga bahwa Pak Eddy dan Pak Dardji berangkat lebih awal 
 sehingga acara tidak terduga mesti menginap di Dubai tak mengganggu jadwal 
presentasi poster di Konferensi AAPG. Selamat menikmati acara2 di pertemuan 
AAPG Athena Pak, terutama berburu buku2  dan CD2 textbook terbitaan AAPG  yang 
pastinya semua harganya dipotong. Selamat menikmati Athena juga dan have a safe 
back.
   
  salam,
  awang 
   
  
Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas Awang,

Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak
Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya
problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam
sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu
makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat.

Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak
tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima
kasih kepada kami di booth 4 dan 5.

Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena.

Wasalam,
EAS




   
-
Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your homepage.

Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Mang Okim,
   
  Terima kasih banyak atas apresiasinya, semoga selalu berguna apa yang saya 
tulis. Terima kasih juga atas saran Mang Okim untuk mengirimkan ulasan2 itu ke 
media massa, akan saya coba. Saya juga mengikuti semua ulasan Mang Okim tentang 
batu mulia, saya banyak belajar dari tulisan2 Mang Okim tersebut. Kiat2 praktis 
mengenal dan membedakan batu mulia (terutama agar tidak tertipu) sangat 
bermanfaat, dan suka saya ceritakan kepada teman2 saya penggemar batu mulia di 
luar milis IAGI .
   
  salam,
  awang

miko [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim





   
-
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik M-Adam . CEPI
Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer
membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin banyak
yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di IAGI net
kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya Pak Awang
secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya).

OK adakah yang mau menjadi volunteer,..?

cp



   
 Awang Satyana 
 [EMAIL PROTECTED] 
 oo.comTo
   iagi-net@iagi.or.id 
 11/21/2007 12:44   cc
 AM
   Subject
   RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der
 Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
 [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007) 
   .id
   
   
   
   
   




Pak Jossy,

  Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya
dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin
dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di
beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya
jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan
blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu.

  Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat
blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky
atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang
ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya.
Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka
saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam
membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk.

  Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah
membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak
dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau
nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2
otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku :  menambah
pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2...

  salam,
  awang

Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak
Awang, atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia
(Kehlmann, 2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana
To:
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal 

[iagi-net-l] Lusi Apa Kabarmu ? Perkembangan tiap bulan dengan Peta Satelit

2007-11-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Lusi Apa Kabarmu ? * Perkembangan tiap bulan dengan Peta Satelit
*http://rovicky.wordpress.com/2007/11/20/lusi-apa-kabarmu/ 20
November 2007
Tags: lapindo http://id.wordpress.com/tag/lapindo/,
lumpurhttp://id.wordpress.com/tag/lumpur/,
perkembang lusi http://id.wordpress.com/tag/perkembang-lusi/,
petahttp://id.wordpress.com/tag/peta/,
satelit http://id.wordpress.com/tag/satelit/,
semburanhttp://id.wordpress.com/tag/semburan/

[image: Amblesnya tanah di lokasi
Porong-1]http://rovicky.files.wordpress.com/2006/08/collapsebpj.jpg[image:
dg_banner1.png]Perkembangan Lusi sudah lama tidak banyak disentuh-sentuh
lagi oleh media massa. Ya seperti biasanya di Indonesia ini issue yang sudah
basi memang sulit untuk dijual. Bagi yang merasakan kepahitan tentunya
merasa terpinggirkan. Tapi jangan kuwatir. kali ini akan di buka lagi
bagaimana kisah perkembangan dari Lusi Binti Lula ini. Tapi kali ini
diteropong lewat satelit [image: :)] .

* [image: :(] Pakdhe, Dik Lusi emang kenapa sih ?
[image: :D] Whalaah Thole, itu Lusi, sudah banyak terlewat. Masih banyak
issue yang lebih urgen ketimbang Lusi.
[image: :(] Memang mungkin bener kata Pakdhe. Lusi jangan dilupakan tetapi
di-ikhlaskan http://rovicky.wordpress.com/2007/07/02/ikhlas_kah/.*

 Continue reading Lusi Apa Kabarmu ? * Perkembangan tiap bulan dengan Peta
Satelit *…http://rovicky.wordpress.com/2007/11/20/lusi-apa-kabarmu/#more-1081
Ada yang menarik kalau melihat Pra Pengeboran, adanya noda-noda hitam
diantara persawahan yang mungkin petunjuk bahwa daerah ini memang rawan
semburan !

Dongengan lain :

   - Sukses atau Gagal ? *Pemanfaatan PLTN di dunia*
   http://rovicky.wordpress.com/2007/11/18/sukses-atau-gagal/
   - Bonus Masuk Kerja * Sejuta Dollar !!*
   http://rovicky.wordpress.com/2007/11/16/bonus-sejuta-dollar/
   - Mengapa *Pakdhe * sering menginfokan energi nuklir ?
   http://rovicky.wordpress.com/2007/11/10/mengapa-menginfokan-nuklir/


-- 
http://rovicky.wordpress.com/
None one right solution !
No one can monopolize the truth !


[iagi-net-l] GEOBLOGI -- Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Aku sebenernya sudah memulai membuat GEOBLOGI.WORDPRESS.COM
klick sini saja http://geoblogi.wordpress.com/
Sudah saya buat strukturnya, sudah ada beberapa isinya . Tetapi tanganku
cuman duwa  kagak sempet juga akhirnya :(
Kalau ada mahasiswa atau juga siapa saja yang tertarik untuk mengelola
geoblogi ini bersama-sama saya, silahkan let me know. Nanti aku kasi account
untuk bisa bersama-sama memelihara, mengedit dan mengisinya.

Ada yang tertarik ??

Mengapa BLOG ?
Karena disitu dapat diisi artkel sedangkan dibawahnya ada kolom komentar utk
diskusi, sehingga menjadikan BLOG sangat interaktif


RDP

On Nov 21, 2007 7:55 AM, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer
 membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin banyak
 yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di IAGI net
 kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya Pak Awang
 secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya).

 OK adakah yang mau menjadi volunteer,..?

 cp




 Awang Satyana
 [EMAIL PROTECTED]
 oo.comTo
   iagi-net@iagi.or.id
 11/21/2007 12:44   cc
 AM
   Subject
   RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der
 Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
 [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007)
   .id









 Pak Jossy,

  Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya
 dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin
 dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di
 beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya
 jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan
 blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu.

  Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat
 blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak
 Rovicky
 atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang
 ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya.
 Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka
 saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3
 jam
 membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk.

  Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah
 membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak
 dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau
 nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2
 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku :  menambah
 pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2...

  salam,
  awang

 Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

 Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang
 Pak
 Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak
 Awang, atau sudah adakah?

 Salam,

 JOSSY

 -Original Message-
 From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia
 (Kehlmann, 2005, 2007)

 Pak Awang,

 Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
 sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
 penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
 tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

 Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di
 media
 cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
 memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
 untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

 Selamat ya Pak Awang,

 MGBU
 mang Okim


 - Original Message -
 From: Awang Harun Satyana
 To:
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
 Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
 2005, 2007)


 Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
 setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru
 diterjemahkan
 oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
 TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
 ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
 satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
 memesannya.



 Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
 lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
 tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
 

RE: [iagi-net-l] GEOBLOGI -- Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)

Mas vicky,

Kalau bisa tawaran ini juga bisa disebarkan ke milist-milist himpunan mahasiswa 
geologi di Indonesia.
InsyaAllah banyak yang akan jadi volunteer.

egs

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, 21 November, 2007 10:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GEOBLOGI -- Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia 
(Kehlmann, 2005, 2007)

Aku sebenernya sudah memulai membuat GEOBLOGI.WORDPRESS.COM
klick sini saja http://geoblogi.wordpress.com/
Sudah saya buat strukturnya, sudah ada beberapa isinya . Tetapi tanganku
cuman duwa  kagak sempet juga akhirnya :(
Kalau ada mahasiswa atau juga siapa saja yang tertarik untuk mengelola
geoblogi ini bersama-sama saya, silahkan let me know. Nanti aku kasi account
untuk bisa bersama-sama memelihara, mengedit dan mengisinya.

Ada yang tertarik ??

Mengapa BLOG ?
Karena disitu dapat diisi artkel sedangkan dibawahnya ada kolom komentar utk
diskusi, sehingga menjadikan BLOG sangat interaktif


RDP

On Nov 21, 2007 7:55 AM, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer
 membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin banyak
 yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di IAGI net
 kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya Pak Awang
 secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya).

 OK adakah yang mau menjadi volunteer,..?

 cp




 Awang Satyana
 [EMAIL PROTECTED]
 oo.comTo
   iagi-net@iagi.or.id
 11/21/2007 12:44   cc
 AM
   Subject
   RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der
 Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
 [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007)
   .id









 Pak Jossy,

  Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya
 dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin
 dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di
 beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya
 jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan
 blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu.

  Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat
 blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak
 Rovicky
 atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang
 ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya.
 Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka
 saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3
 jam
 membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk.

  Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah
 membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak
 dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau
 nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2
 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku :  menambah
 pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2...

  salam,
  awang

 Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

 Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang
 Pak
 Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak
 Awang, atau sudah adakah?

 Salam,

 JOSSY

 -Original Message-
 From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia
 (Kehlmann, 2005, 2007)

 Pak Awang,

 Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
 sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
 penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
 tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

 Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di
 media
 cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
 memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
 untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

 Selamat ya Pak Awang,

 MGBU
 mang Okim


 - Original Message -
 From: Awang Harun Satyana
 To:
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
 Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
 2005, 2007)


 Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
 setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru
 diterjemahkan
 oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
 TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun 

Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik yrsnki


 
Saya sependapat dengan Pak Miko , apakah  tidak
sebaiknya ulasan Anda ini dikirmkan ke Kompas ?
Harian Kompas
mempunyai rubrik yang mengetenhakan bedah buku  dan ini
biasanya tidak disusun oleh Redaksi-nya , akan tetpai leh penulis
dari luar Kompas.

Si-Abah



   Pak Awang, 
 
 Ulasan Pak Awang
benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan 
 sangat
asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau 
 penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah
apresiasi 
 tinggi akan diberikan ke Pak Awang. 
 
 Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat
di 
 media 
 cetak nasional, agar dapat dibaca oleh
khalayak ramai . Kita sangat 
 memerlukan ulasan semacam yang
ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat 
 untuk mengeksplorasi
alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. 
 

Selamat ya Pak Awang, 
 
 MGBU 
 mang Okim 
 
 
 - Original Message - 
 
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Tuesday, November
20, 2007 3:09 PM 
 Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt
- Mengukur Dunia (Kehlmann, 
 2005, 2007) 
 


 Die Vermessung Der Welt (Measuring the World)
adalah sebuah novel sains 
 setengah komedi asal Jerman tulisan
Daniel Kehlmann yang baru 
 diterjemahkan 
 oleh Desti
Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit 

TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku

 ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku
dan hanya 
 satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya
sedikit sekali 
 memesannya. 
 
 
 
 Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya,
bahkan 
 lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang
biasanya fiktif, 
 tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan
Jerman yang terkenal pada 
 zamannya, yaitu Alexander von
Humboldt, si penyelidik alam yang sangat 
 terkenal
penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si 
 raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah

 kelahirannya. 
 
 
 
 Novel
setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
 bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa
mudanya 
 membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir
dua-duanya bertemu 
 pada masa tua mereka dan kompak melakukan
pemberontakan terhadap 
 pemerintahan saat itu. 
 
 
 
 Latar belakang cerita terjadi saat Jerman,
Prancis, Afrika Utara, dan 
 Amerika Selatan pada akhir abad
ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda 
 Jerman, Humboldt dan
Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. 

Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan 
 belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek
racun 
 yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada
dirinya sendiri, 
 mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur
petir, kemana-mana membawa 
 barometer, mendaki gunung tertinggi,
masuk ke setiap lubang yang 
 ditemuinya 
 di tanah
untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati 
 serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk
pribumi, 
 dan 
 pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik
lainnya termasuk mengikatkan diri di 
 ujung kapal di tengah
badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin 
 badai.
Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan 
 peti 
 kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung,
tanaman, dll. 
 
 
 
 Pemuda satunya
lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 

geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana

 selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia
ini bulat, 
 cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan
matematis nan rumit, 
 pengukuran2 geodetik sederhana, dan
peneropongan langit malam. Untuk 
 berbicara di sebuah forum para
ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar 
 mau berangkat. 
 
 
 
 Dua-duanya mengukur dunia, yang
satu menempuh jarak ribuan kilometer, 
 satunya lagi cukup di
Gottingen saja. 
 
 
 
 Dunia sejarah
mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang 
 sama-sama
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol 

untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss

 dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton.
Sejarah 
 menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin
ketika mereka sudah 
 tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh.
Lalu mereka sama-sama terlibat 
 jauh dalam kerusuhan politik di
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan 
 Napoleon. 
 
 
 
 Asyik membaca bab demi bab petualangan dua
orang hebat ini, membuat kita 
 menggeleng-gelengkan kepala dan
terkekeh sendirian. Dialog-dialognya 
 menakjubkan. Menghibur,
penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan 
 cerdas.
Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali. 
 
 
 
 Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia
juga pantas 
 dijuluki 
 pendekar 

Re: [iagi-net-l] FW: [Forum-HAGI] JCB 2007 Top News

2007-11-20 Terurut Topik yrsnki



Terima kasih  Mar ,  sebagai sesama ahli kebumian , saya
melihat HAGI lebih berani daripada IAGI , hal ini ditnai antara lain 
dengan memberikan penghargaan kepada para ahli geofisika yang dianggap
telah memberikan kontribusi yang menonjol.(dua orang)
Dalam
sertifikasi  juga ternyata sangat banyak anggota HAGI mempercayai
value dari sertifikat yang dikeluarkan oleh HAGI .
Empat
puluh anggota HAGI yang mendaftar !!! Suatu jumlah yang bukan main ,
selamat untuk HAGI 

Padahal kedua hal tersebut telah
digulirkan oleh IAGI  hampir sepuluh tahun yang lalu , apa
gerangan kendala-nya ?

Semoga PP IAGI terpacu dengan adanya
fakta ini.

Bagaimana dengan IAGI ??

 Abah,

 ini info dari HAGI.net 
 
 

 
 
 
From:
[EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On 

Behalf Of roy baroes 
 Sent: Wednesday, November 21, 2007 9:54 PM

 To: [EMAIL PROTECTED] 
 Subject: [Forum-HAGI] JCB 2007
Top News 
 
 
 
 
 

JCB 2007 TOP NEWS 
 
 
 
 


 
 
 Joint Convention Bali 2007 (JCB 2007),
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and 
 the 29th IATMI, Annual
Convention  Exhibition was successfully 
 conducted in Bali
on 13th to 16th November 2007 located at Bali 
 International
Convention Center, The Westin Hotel and Resort, Nusa Dua 
 Bali.

 
 
 
 This event was organized by a
committee consists of 3 (three) 
 professional organizations that
are 
 
 the Indonesian Association of Geophysicists
(HAGI), the Indonesian 
 Association of Geologists and the
Society of Indonesian Petroleum 
 Engineers (IATMI). 


 
 
 JCB 2007 was attended by 724 participants
come from the various 
 companies, industries and institutions
including government agencies, 
 private agencies, educational
institution as well as students. All 
 participants of JCB 2007
can be described as follows: 
 
 
 

University 
 : 156 Persons 
 
 Industry 
 : 321 Persons 
 
 Government 
 : 158
Persons 
 
 Student Volunteer 
 : 32 Persons

 
 Student Invitation 
 : 15 Persons 
 
 Committee  Professional Organization : 

46 Persons 
 
 Total Participants 
 : 724
Persons 
 
 
 
 
 


 
 
 Participants Of JCB 2007 
 
 
 
 
 
 
 

HAGI BOOTH 
 
 HAGI's booth carried out several
activities to participate in JCB 2007 
 Exhibition such as
technical presentation presented by Geoscientists 
 and also as a
HAGI member: 
 
 
 
 1.
Magnetotelluric Method : 
From Earth Resources Exploration to

 Eartquake Monitoring 
 
 By : Djedi S.
Widarto, Ph.D. 
 
 Research Center for Geotechnology 
 
 Indonesia Institute of Sciences 
 


 
 2. Hydrocarbon Resources Potential in Eastern
Part of Indonesia 
 
 By : Elan Biantoro 
 
 BPMIGAS 
 
 
 
 3.
Tomography and Earthquake Predictability 
 

By : Prof. Sri Widiyantoro, Ph.D. 
 
 Bandung Institute
of Technology 
 
 
 
 4. Fault
Seal Analysis Using Trap Tester Software 
 
 By :
Sri Hartanto 
 
 GEOTECH 
 
 
 
 Besides the technical presentations, HAGI's booth also
carried on 
 member's registration, exposure of HAGI activities
in posters and 
 slideshows, annual fee payment as well as
distributing souvenirs and 
 lucky draw to all members visiting
HAGI's booth. 
 
 
 
 HAGI ANNUAL
MEMBER MEETING AND PRESIDENTIAL ELECTION 
 
 The voting
calculation of HAGI's Presidential Election for period of 

2008-2010 was conducted on Thursday, 15th November 2007. The election 
 was located at Auditorium BICC, The Westin and attended by members
of 
 HAGI. Mr. Abdul Mutalib Masdar opened the meeting by
delivering 
 presentation about the report on the progress of
HAGI's activities 
 during the first year of his presidency,
followed by distributing HAGI's 
 professional certificate, HAGI
Award 2007, member's meeting, the 
 discussion of HAGI's Articles
of Association and Rules of Association 
 and the voting. 
 
 
 
 
 
 

The result of the voting calculation is as follows: 
 

Elan Biantoro 
 : 100 votes 
 
 Prof. Sri
Widiyantoro, Ph.D : 
 27 votes 
 
 Djedi S.
Widarto, Ph.D : 
 23 votes 
 
 Abstain 
 : 1 votes 
 
 Total valid voting rights : 
 151 votes 
 
 Total voting rights that failed
verification : 57 
 votes 
 
 
 
 According to the result, Mr. Elan Biantoro was appointed as the
elected 
 president of HAGI for period of 2008-2010. 


 
 
 HAGI AWARD 2007 
 
 To
appreciated the member who have significant contributions for 

organization and scientific advancement, HAGI has been awarded HAGI

 AWARD 2007  to : 
 
 1. Mrs. Siti Zahar
Besari (founding mother of HAGI) from GDRC, for 
 her significant
contribution and achievement for the organization 
 advancement.

 2. Prof. Sri Widiyantoro, Ph. D. (researcher) from ITB, for his

 significant contribution and achievement on the scientific
advancement 
 in geophysical. 
 
 


 JCB 2007 TECHNICAL AWARD 
 
 
 
 Best Oral Presentation of HAGI 
 
 Nguyem Lam,

 
 Landmark Graphics 
 

PRESTACK INTERCEPT  GRADIENT SCALING TO THE MODELED SYNTHETIC -

 AN EXAMPLE FROM HEIDRUN FIELD, NORTH SEA 
 
 
 
 Best Oral Presentation of IAGI 
 
 Awang Harun Satyana, 
 
 BPMIGAS 
 
 BENCANA 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik yrsnki



Yos 

Biasanya Vicky suka masukin ke bllog-nya dia tuh,
tapi kalau ada yang kh usu ya tentunya lebih baik

Si-Abah 

___ 

 Pak Awang, 
 
 Sudah waktunya nih utk membuat
blog yang berisi ulasan2 semua buku yang 
 Pak Awang pernah baca,
for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya 
 Pak Awang,
atau sudah adakah? 
 
 Salam, 
 

JOSSY 
 
 -Original Message- 
 
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, November
20, 2007 5:52 PM 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject:
Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia 

(Kehlmann, 2005, 2007) 
 
 Pak Awang, 
 
 Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,
dan 
 sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel
Kehlmann , atau 
 penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak
Awang, pastilah apresiasi 
 tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

 
 Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang
ini dapat dimuat di 
 media 
 cetak nasional, agar dapat
dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat 
 memerlukan ulasan
semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat 
 untuk
mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. 
 
 Selamat ya Pak Awang, 
 
 MGBU 
 mang Okim 
 
 
 - Original Message
- 
 
From: Awang Harun Satyana
[EMAIL PROTECTED] 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM 
 Subject:
[iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
 2005, 2007) 
 
 
 Die Vermessung
Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 

setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru 

diterjemahkan 
 oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan
diterbitkan oleh Penerbit 
 TransMedia Pustaka, Tangerang pada
tahun ini. Tidak gampang menemukan buku 
 ini, saya pun kebetulan
saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya 
 satu2nya, entah
laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali 
 memesannya.

 
 
 
 Mengapa saya tulis ulasannya
buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
 lumayan penuh.
Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, 
 tetapi
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada 

zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat 
 terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich
Gauss, si 
 raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah
meninggalkan tanah 
 kelahirannya. 
 
 
 
 Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas
bab berganti-ganti 
 bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara
terpisah, masa-masa mudanya 
 membangun reputasinya, sampai dalam
tiga bab terakhir dua-duanya bertemu 
 pada masa tua mereka dan
kompak melakukan pemberontakan terhadap 
 pemerintahan saat itu.

 
 
 
 Latar belakang cerita terjadi
saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan 
 Amerika Selatan pada
akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda 
 Jerman,
Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.

 Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri
hutan 
 belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji
coba efek racun 
 yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian
kepada dirinya sendiri, 
 mencicipi kotoran burung, mengukur
temperatur petir, kemana-mana membawa 
 barometer, mendaki gunung
tertinggi, masuk ke setiap lubang yang 
 ditemuinya 
 di
tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati

 serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk
pribumi, 
 dan 
 pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik
lainnya termasuk mengikatkan diri di 
 ujung kapal di tengah
badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin 
 badai.
Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan 
 peti 
 kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung,
tanaman, dll. 
 
 
 
 Pemuda satunya
lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 

geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana

 selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia
ini bulat, 
 cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan
matematis nan rumit, 
 pengukuran2 geodetik sederhana, dan
peneropongan langit malam. Untuk 
 berbicara di sebuah forum para
ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar 
 mau berangkat. 
 
 
 
 Dua-duanya mengukur dunia, yang
satu menempuh jarak ribuan kilometer, 
 satunya lagi cukup di
Gottingen saja. 
 
 
 
 Dunia sejarah
mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang 
 sama-sama
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol 

untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss

 dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton.
Sejarah 
 menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin
ketika mereka sudah 
 tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh.
Lalu mereka sama-sama terlibat 
 jauh dalam kerusuhan politik di
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan 
 Napoleon. 
 
 
 
 Asyik membaca bab demi bab petualangan dua
orang hebat ini, membuat kita 
 

[iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas.

Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga 
pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan 
Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang 
(kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak 
akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan 
mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), 
Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara 
Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada 
Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. 

Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo 
telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang 
lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia 
masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah 
menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah 
menulis dalam buku Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara (Ali, 
1963) sebagai berikut. Pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh 
gurunya yaitu Sunan Ngampel agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah 
tempat yang terlindung oleh gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai 
seorang bangsawan Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke daerah 
rawa di tepi selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar yang menutup laut atau 
lebih tepat selat yang terdapat di antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. 
Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah menjadi 
Demak sampai sekarang.

Buku lain, Negara Krtagama (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh Ali, 
ahli sejarah ini menulis bahwa Raden Patah membuka hutan di Glagahwangi dan 
menjadikannya dukuh baru bernama Bintara, maka Raja Demak pertama ini suka 
disebut juga Sultan Bintara.

Dulunya Demak terletak di tepi laut, tetapi sekarang letaknya dari Laut Jawa 
sekitar 30 km. Ini disokong oleh pendapat mahaguru sejarah Belanda De Graaf dan 
Pigeaud dalam bukunya De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java (Martinus 
Nijhoff, 1974) yang menulis : letak Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan 
perdagangan maupun pertanian. Selat yang memisahkan Jawa Tengah dari Pulau 
Muryo pada masa itu cukup lebar dan dapat dilayari dengan leluasa, sehingga 
dari Semarang melalui Demak, perahu dapat berlayar sampai Rembang, baru sejak 
abad ke-17 Selat Muryo tak dapat dipakai lagi sepanjang tahun.

Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan, perahu2 kecil dapat berlayar 
dari Japara menuju Pati yang terletak di tepi Kali Juwana. Pada tahun 1657 
tercatat dalam sejarah bahwa Tumenggung Pati mengumumkan bahwa ia bermaksud 
memerintahkan menggali terusan yang menghubungkan Demak dengan Pati, sehingga 
Juwana dapat dijadikan pusat perniagaan kambali.

Perhubungan Demak dengan pedalaman Jawa Tengah sendiri adalah melalui Kali 
Serang, yang muaranya di antara Demak dan Jepara. Sampai akhir abad ke-18, 
Sungai Serang dapat dilayari dengan kapal-kapal kecil sampai ke suatu pedalaman 
bernama Godong. Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, ada juga yang di 
pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan ini terbentanglah 
bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan Pajang (sekitar Kartasura). 
Nah, wilayah sekitar Boyolali ini kemudian akan berperan dalam episode sejarah 
pasca Demak, zaman Jaka Tingkir, keturunan Majapahit juga.

Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan satelit; 
tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. 

Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria ini menjadi 
tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa kudanil, tapir, bahkan gajah. 
Tahun 60-an fosil2nya mulai ditemukan, bahkan minggu lalu pun masih terus 
ditemukan oleh para ahli paleontologi seperti Pak Zaim maupun para ahli 
arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara lain daerah penemuan 
di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah ditemukan Pak Zaim di sini.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 21, 2007 10:20 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!




Awang 

Pulau Muria ? Apa pula
gerangan 
Ngomong ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya
???
Masa yang tua duluan yang ngomong   

Si-Abah

___




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email 

[iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin

2007-11-20 Terurut Topik Chairul Nas
Ass. wr.wb. Rekan-rekan Pengurus dan Anggota IAGI yang terhormat,

Pada kesempatan ini, saya ingin memohon maaf dan doa restu kepada seluruh 
Pengurus dan Anggota IAGI yang tergabung dalam milis ini, karena saya 
insyaAllah akan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada hari Senin 26 November 
2007 dan insyaAllah akan kembali ke tanah air tgl. 25 Desember 2007. Atas maaf 
dan doa restu yang diberikan saya ucapkan terimakasih.

Wassalam,
Chairul Nas
Ketua Divisi Geologi Batubara - IAGI

   
-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

RE: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin

2007-11-20 Terurut Topik Arif Zardi Dahlius
Selamat mennaikan ibadah haji Pak Chairul.
Saya dengar, Mas Andang dan istri juga akan ke tanah suci.
Mudah2an selamat kembali ke tanah air dan menjadi haji yang mabrur. Amin.

Wassalam,

-azd-



 Selamat jalan Pak Chairul.
 Semoga menjadi haji yang mabrur.

 Wassalam,
 Edison Sirodj

 -Original Message-
 From: Chairul Nas [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, 21 November, 2007 12:52 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin

 Ass. wr.wb. Rekan-rekan Pengurus dan Anggota IAGI yang terhormat,

 Pada kesempatan ini, saya ingin memohon maaf dan doa restu kepada
 seluruh Pengurus dan Anggota IAGI yang tergabung dalam milis ini, karena
 saya insyaAllah akan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada hari Senin 26
 November 2007 dan insyaAllah akan kembali ke tanah air tgl. 25 Desember
 2007. Atas maaf dan doa restu yang diberikan saya ucapkan terimakasih.

 Wassalam,
 Chairul Nas
 Ketua Divisi Geologi Batubara - IAGI


 -
 Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di
 Yahoo! Answers


 DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is
 intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain
 confidential information.  You are hereby notified that the taking of any
 action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination,
 distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by
 anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited.  If
 you have received this Message in error, you should delete this Message
 immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions
 and other information in this Message that do not relate to the official
 business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as
 neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the
 Group.

 DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is
 intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain
 confidential information.  You are hereby notified that the taking of any
 action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination,
 distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by
 anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited.  If
 you have received this Message in error, you should delete this Message
 immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions
 and other information in this Message that do not relate to the official
 business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as
 neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the
 Group.

 
 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or
 indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of
 any information posted on IAGI mailing list.
 -









JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-20 Terurut Topik yrsnki


Awang

Terima kasih , saya juga pernah dengar bahwa pantai Laut
Jawa di Semarang dulu terletak ditanjakan Gombel sekarang, apakah itu
benar ?
Apa memang ada patahan yang aktif di selatan semarang ?

Si-Abah

__
 Abah, 
 
 Info lengkap tentang JCB sudah
di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas. 
 
 Soal
Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman 

Erlangga pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat

 itu, Bengawan Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di
Ujung Pangkah 
 seperti sekarang (kalau saja masih seperti pada
zaman Erlangga, maka 
 teman2 Amerada Hess tak akan sebanyak
sekarang mengeluarkan dana buat 
 survey seismik transisi dan
mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di 
 Lapangan Ujung
Pangkah), Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta 

(barat Mojokerto)dan muara Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah

 utara ada Pulau Muryo dan ada Selat Muryo tempat Kali Lusi dan
Kali 
 Tuntang bermuara. 
 
 Kerajaan Demak
abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat 
 Muryo
telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang 
 yang membuang lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau
Muryo. Ahli 
 sejarah Indonesia masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks
sejarahnya mungkin 
 dipakai Abah saat sekolah menengah dulu -
saya hanya mendapatkannya dari 
 pedagang buku bekas) pernah
menulis dalam buku Peranan Bangsa Indonesia 
 dalam Sejarah
Asia Tenggara (Ali, 1963) sebagai berikut. Pada suatu 

peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya yaitu Sunan Ngampel agar

 merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung
oleh 
 gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai seorang
bangsawan 
 Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke
daerah rawa di tepi 
 selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar
yang menutup laut atau lebih 
 tepat selat yang terdapat di
antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. 
 Di situlah
ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah 

menjadi Demak sampai sekarang. 
 
 Buku lain,
Negara Krtagama (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh

 Ali, ahli sejarah ini menulis bahwa Raden Patah membuka hutan
di 
 Glagahwangi dan menjadikannya dukuh baru bernama Bintara,
maka Raja Demak 
 pertama ini suka disebut juga Sultan Bintara.

 
 Dulunya Demak terletak di tepi laut, tetapi sekarang
letaknya dari Laut 
 Jawa sekitar 30 km. Ini disokong oleh
pendapat mahaguru sejarah Belanda De 
 Graaf dan Pigeaud dalam
bukunya De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java 

(Martinus Nijhoff, 1974) yang menulis : letak Demak cukup menguntungkan

 bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Selat yang
memisahkan Jawa 
 Tengah dari Pulau Muryo pada masa itu cukup
lebar dan dapat dilayari 
 dengan leluasa, sehingga dari Semarang
melalui Demak, perahu dapat 
 berlayar sampai Rembang, baru sejak
abad ke-17 Selat Muryo tak dapat 
 dipakai lagi sepanjang tahun.

 
 Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan,
perahu2 kecil dapat 
 berlayar dari Japara menuju Pati yang
terletak di tepi Kali Juwana. Pada 
 tahun 1657 tercatat dalam
sejarah bahwa Tumenggung Pati mengumumkan bahwa 
 ia bermaksud
memerintahkan menggali terusan yang menghubungkan Demak 
 dengan
Pati, sehingga Juwana dapat dijadikan pusat perniagaan kambali. 


 Perhubungan Demak dengan pedalaman Jawa Tengah sendiri adalah
melalui Kali 
 Serang, yang muaranya di antara Demak dan Jepara.
Sampai akhir abad ke-18, 
 Sungai Serang dapat dilayari dengan
kapal-kapal kecil sampai ke suatu 
 pedalaman bernama Godong.
Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, 
 ada juga yang di
pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan 
 ini
terbentanglah bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan 
 Pajang (sekitar Kartasura). Nah, wilayah sekitar Boyolali ini
kemudian 
 akan berperan dalam episode sejarah pasca Demak, zaman
Jaka Tingkir, 
 keturunan Majapahit juga. 
 

Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan 
 satelit; tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. 
 
 Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria
ini 
 menjadi tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa
kudanil, tapir, 
 bahkan gajah. Tahun 60-an fosil2nya mulai
ditemukan, bahkan minggu lalu 
 pun masih terus ditemukan oleh
para ahli paleontologi seperti Pak Zaim 
 maupun para ahli
arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara 
 lain
daerah penemuan di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah 

ditemukan Pak Zaim di sini. 
 
 Salam, 
 awang

 
 -Original Message- 
 
From:
[EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Wednesday,
November 21, 2007 10:20 C++ 
 To: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! 
 
 


 
 Awang  
 
 Pulau
Muria ? Apa pula 
 gerangan  
 Ngomong
ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya 
 ??? 

Masa yang tua duluan yang ngomong   
 
 Si-Abah

 


RE: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin

2007-11-20 Terurut Topik yrsnki


 
 Wah selamat Chairul , semoga perjlanan lancar , sehat
selama dijalan maupun di Tanah Suci , dan bisa kembali ke
Indonesia dengan sehat dan iman yang lebit tebal Amin

Si-Abah




   Selamat jalan Pak Chairul. 
 Semoga
menjadi haji yang mabrur. 
 
 Wassalam, 

Edison Sirodj 
 
 -Original Message- 


From: Chairul Nas [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent:
Wednesday, 21 November, 2007 12:52 PM 
 To: iagi-net@iagi.or.id

 Subject: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin 


 Ass. wr.wb. Rekan-rekan Pengurus dan Anggota IAGI yang
terhormat, 
 
 Pada kesempatan ini, saya ingin memohon
maaf dan doa restu kepada 
 seluruh Pengurus dan Anggota IAGI
yang tergabung dalam milis ini, karena 
 saya insyaAllah akan
berangkat menunaikan Ibadah Haji pada hari Senin 26 
 November
2007 dan insyaAllah akan kembali ke tanah air tgl. 25 Desember 

2007. Atas maaf dan doa restu yang diberikan saya ucapkan terimakasih. 
 
 Wassalam, 
 Chairul Nas 
 Ketua Divisi
Geologi Batubara - IAGI 
 
 

- 
 Bergabunglah dengan
orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di 
 Yahoo! Answers

 
 
 DISCLAIMER : This e-mail and any files
transmitted with it (Message) is 
 intended only for
the use of the recipient(s) named above and may contain 

confidential information. You are hereby notified that the taking of any

 action in reliance upon, or any review, retransmission,
dissemination, 
 distribution, printing or copying of this
Message or any part thereof by 
 anyone other than the intended
recipient(s) is strictly prohibited. If 
 you have received this
Message in error, you should delete this Message 
 immediately
and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions 

and other information in this Message that do not relate to the official

 business of PETRONAS or its Group of Companies shall be
understood as 
 neither given nor endorsed by PETRONAS or any of
the companies within the 
 Group. 
 

DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it
(Message) is 
 intended only for the use of the
recipient(s) named above and may contain 
 confidential
information. You are hereby notified that the taking of any 

action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, 
 distribution, printing or copying of this Message or any part
thereof by 
 anyone other than the intended recipient(s) is
strictly prohibited. If 
 you have received this Message in
error, you should delete this Message 
 immediately and advise
the sender by return e-mail. Opinions, conclusions 
 and other
information in this Message that do not relate to the official 

business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as 
 neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies
within the 
 Group. 
 



 JOINT CONVENTION BALI 2007 
 The 32nd HAGI, the 36th
IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
 Exhibition, 
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007 



 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id 
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: 
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta 
 No. Rek: 123
0085005314 
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
 Bank BCA KCP. Manara Mulia 
 No. Rekening: 255-1088580 
 A/n: Shinta Damayanti 
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 

- 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information 
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event 
 shall IAGI be liable for any, including
but not limited to direct or 
 indirect damages, or damages of
any kind whatsoever, resulting from loss 
 of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of 
 any
information posted on IAGI mailing list. 

- 
 
 



RE: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin

2007-11-20 Terurut Topik Slamet Riaddhy
Wass. Wr. Wb. Pak DR Chairul Nas yang berbahagia,

Iring doa disampaikan agar Allah melimpahkan Rahmat dan Hidayah NYA terus 
menerus dari segala arah, nikmat dan khusuk ibadah, di beri kemudahan dan 
keselamatan sejak berangkat, pelaksanaan ibadah, hingga kembali ke tanah 
air menjadi Haji yang Mabrur.. Amien.

Doakan kami juga di tanah air agar terhindar dari petaka, mendapat barokah dan 
Hidayah NYA. Amin

Selamat jalan Abangku... Saudaraku.

Peluk erat dan salam

Slamet Riadhy



-Original Message-
From: Chairul Nas [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 21, 2007 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Mohon Ma'af Lahir dan Bathin

Ass. wr.wb. Rekan-rekan Pengurus dan Anggota IAGI yang terhormat,

Pada kesempatan ini, saya ingin memohon maaf dan doa restu kepada seluruh 
Pengurus dan Anggota IAGI yang tergabung dalam milis ini, karena saya 
insyaAllah akan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada hari Senin 26 November 
2007 dan insyaAllah akan kembali ke tanah air tgl. 25 Desember 2007. Atas maaf 
dan doa restu yang diberikan saya ucapkan terimakasih.

Wassalam,
Chairul Nas
Ketua Divisi Geologi Batubara - IAGI

   
-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers


Re: [iagi-net-l] GEOBLOGI -- Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik zaim
Pak Rovicky,
Awas ya dengan cuman duwa tangan, jangan kepleset jadi : meng-G(E)OBLOGI
yahe..he...he...
Wassalam,

Yahdi Zaim
KKGP - ITB

 Aku sebenernya sudah memulai membuat GEOBLOGI.WORDPRESS.COM
 klick sini saja http://geoblogi.wordpress.com/
 Sudah saya buat strukturnya, sudah ada beberapa isinya . Tetapi
 tanganku cuman duwa  kagak sempet juga akhirnya :(
 Kalau ada mahasiswa atau juga siapa saja yang tertarik untuk mengelola
 geoblogi ini bersama-sama saya, silahkan let me know. Nanti aku kasi
 account untuk bisa bersama-sama memelihara, mengedit dan mengisinya.

 Ada yang tertarik ??

 Mengapa BLOG ?
 Karena disitu dapat diisi artkel sedangkan dibawahnya ada kolom komentar
 utk diskusi, sehingga menjadikan BLOG sangat interaktif


 RDP

 On Nov 21, 2007 7:55 AM, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer
 membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin
 banyak yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di
 IAGI net kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya
 Pak Awang secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya).

 OK adakah yang mau menjadi volunteer,..?

 cp




 Awang Satyana
 [EMAIL PROTECTED]
 oo.com
 To
   iagi-net@iagi.or.id
 11/21/2007 12:44
 cc AM
   Subject
   RE: [iagi-net-l] Die Vermessung
 Der
 Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
 [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007)
   .id









 Pak Jossy,

  Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk
 merawatnya
 dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin
 dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di
 beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang
 saya jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog
 ini dan blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu.

  Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat
 blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak
 Rovicky
 atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi.
 Sekarang ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama
 merawatnya. Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari
 kantor (maka saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca,
 lumayan bisa 2-3 jam
 membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk.

  Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan
 sesudah
 membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak
 dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau
 nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih
 sel2 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku :
 menambah pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar
 ulasannya he2...

  salam,
  awang

 Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

 Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku
 yang Pak
 Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya
 Pak Awang, atau sudah adakah?

 Salam,

 JOSSY

 -Original Message-
 From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia
 (Kehlmann, 2005, 2007)

 Pak Awang,

 Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,
 dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann
 , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah
 apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

 Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di
 media
 cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
 memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar
 semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di
 jiwa kita.

 Selamat ya Pak Awang,

 MGBU
 mang Okim


 - Original Message -
 From: Awang Harun Satyana
 To:
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
 Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia
 (Kehlmann, 2005, 2007)


 Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel
 sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru
 diterjemahkan
 oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
 TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan
 buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan
 hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit
 sekali memesannya.



 Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya,
 bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya
 fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua 

[iagi-net-l] [tanya] alamat kontak Pak Rukmana

2007-11-20 Terurut Topik M. Nur Heriawan
Rekan2 IAGI-NET Ysh.

Maaf, lewat jalur umum...barangkali diantara rekan2
ada yang tahu alamat kontak (email/telpon) Pak Dr.
Rukmana Nugraha Adhi yang pensiunan dari DIM
(Direktorat Inventarisasi Mineral).

Mohon informasinya ke jalur pribadi saja ke alamat
email saya berikut:
[EMAIL PROTECTED]

Terima kasih sebelumnya.

Salam,

---
M. Nur Heriawan
Earth Resources Exploration Research Group
Faculty of Mining and Petroleum Engineering
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 INDONESIA
http://www.mining.itb.ac.id/heriawan


  

Be a better pen pal. 
Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.  
http://overview.mail.yahoo.com/


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Benar Abah, itu hanya masalah sedimentasi Kuarter pantai utara, sehingga
pantai makin berjalan ke utara. Tak ada patahan aktif di selatan
Semarang, di sebelah timurnya RMKS fault zone berhenti di bawah
Karimunjawa Arch yang stabil. Hanya di selatan Brebes sampai Semarang
ada slope curam masuk ke North Serayu Deep. Slope ekivalen di Jawa Barat
di utara Cekungan Bogor pernah jadi normal fault pada Paleogen (begitu
juga kelihatannya di selatan Brebes-Semarang), tetapi kemudian saat
Pliosen ia terinversikan jadi sesar naik (a.l. Baribis) - ini
kelihatannya tak terjadi buat slope di selatan Brebes-Semarang.
Inversinya terjadi lebih ke timur pada series Kendeng thrusts.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 21, 2007 1:51 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE:
[iagi-net-l] Gagal Visa !!)



Awang

Terima kasih , saya juga pernah dengar bahwa pantai Laut
Jawa di Semarang dulu terletak ditanjakan Gombel sekarang, apakah itu
benar ?
Apa memang ada patahan yang aktif di selatan semarang ?

Si-Abah

__



JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-