RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Rasanya mas Bambang sudah menawarkan diri untuk memfasilitasi tuk lihat bareng langsung data masterlog tersebut (tapi ndak diposting). Yang berminat dan memiliki kesempatan tinggal mendaftarkan diri saja kepada beliau, jangan ditunda2x kesempatan ini dan dibelakangan hari kecewa lagi krn ndak ada/punya access ke data :o) -HendroHS -Original Message- From: Nyoto [mailto:ssoena...@gmail.com] Sent: Saturday, March 06, 2010 9:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Betul juga pak Natan, kalau data masterlognya diposting disini, maka saya yakin akan banyak teman2 anggota IAGI yg selama ini masih belum SREG dg kesimpulan yg dikeluarkan DPR (biarpun kita tahu persis bhw kesimpulan itu adalah KESIMPULAN POLITIK. So monggo aja mas Bambang Is. Wass, nyoto Sent from my iPhone 3GS Powered by maxis On Mar 5, 2010, at 16:07, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com wrote: Pak Bambang yang baik, Fyi saja. Sekarang sudah jamannya teknologi maju. Belum pernah ada Mudloging company yang TIDAK memprovide masterlog dalam bentuk Soft copy (pdf/tiff/jpg/dlsb). Masterlog juga biasanya sizenya tidak melebihi 5M from Surface to TD. So..saya ga ngeliat ada kesulitan berarti untuk mempostingnya di milis ini, dengan bantuan moderator tentunya. Karena, saya yakin pasti ada juga yang ingin melihatnya. Minimal 1 orang lah..Pak Nyoto (bener kan Pak? he3). Trimakasih lagi Pak Bambang On 3/5/10, Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com wrote: Pak Natan, Silahkan baca email saya sebelumnya ...Saya tidak pernah mengatakan gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami amati adalah kondisi sumur,... Soal yang lain,.. saya sarankan pak Natan baca 2 paper kami yang sudah dipublish di Elsevier mengenai drilling,.. juga kalau mau lihat mudlog/materlog,.. silahkan datang ke Lapindo, saya akan minta teman2 di Lapindo untuk menunjukan mudlog yang dimaksud. Wass. Bambang -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com] Sent: Friday, March 05, 2010 12:45 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI saya suka kalimat Pak Bambang yang ini: Jadi timing dari loss diberikan sebagai informasi, dan bukan pembenaran dari gempa sebagai penyebab LUSI. jadi, yang meyakinkan Pak Bambang bahwa Gempa adalah penyebab Lusi apa Pak? dan datanya apa? karena yang Loss sepertinya Pak Bambang bilang bukan pembenaran dari gempa sebagai penyebab LUSI. atau jangan2 Pak bambang tidak berpendapat bahwa Lusi disebabkan oleh Gempa..(?) 1 hal lagi yang menurut saya sangat patut dipertanyakan. Saat Total Loss, artinya tidak ada return..lalu bagaimana Lapindo yakin bahwa formasi saat Total Loss masih sama (Volcanoclastic Sand/VS)? selain itu untuk VS, apa sama sekali dalam interval 6000 to 9297 ft (TD) samaskali tidak ada shale/calystone yang bagus untuk pasang casing? agak aneh juga Sand bisa develop setebal 3297ft/1100m?? karena salah satu reason open hole panjang di sumur ini katanya Tidak Ada impermeabel layer yang bagus untuk set shoe. 1 lagi Pak..bisa kah dikirim Mudlog/Masterlog ke milis via admin, biar lebih afdol, dan siapa tau juga ada rekan2 yang belum lihat dan tertarik ingin lihat. Trims Pak.. 2010/3/4 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com Pak Natan, Menjawan pertanyaan pak Natan, secara umum, Mud Loss terjadi apabila pore press hydrostatic press dari mud sesudah ECD, mud cakes dan pressure loss lainnya diperhitungkan. Beberapa saat sesudah terjadinya gempa Yogya, sumur mengalami dua mud loss. Sebelumnya, tidak ada mud losses pada hole section ini. Juga tidak ada penaikan berat lumpur pada interval 5000 ft terakhir. Yang menjadikan loss ini menarik adalah 'timing' dan 'rate of loss'. Mengapa timingnya dekat dengan terjadinya gempa? Mengapa rate of loss nya demikian besar? Data2 nya yang bisa dibaca di paper kami adalah: Mud Loss pertama terjadi ~7 minutes sesudah terjadinya gempa Yogya; Mud Loss kedua ~90 minutes sesudah terjadi dua gempa susulan; Rate of loss pertama adalah ~300 bph dan yang kedua ~900 bph. Rate of loss yang sebegitu besar menunjukkan bahwa ini bukan seepage loss atau loss of mud yang normal terjadi di drilling. Ini adalah suatu rate yang besar yang bisa terjadi karena memasuki formasi karbonat dengan lobang yang besar (cavern) atau formasi yang tiba2 merekah dan terciptanya rongga yang sangat besar. Pertanyaanya adalah mengapa waktu loss ini berdekatan dengan waktu terjadinya gempa? Apakah ini hanya suatu 'kebetulan' saja atau memang ada kaitannya? Wallahu alam. Jadi apakah kita menyalahkan loss ini kepada gempa? Tidak juga, dalam Paper tersebut kami memberikan informasi adanya loss of mud dan gempa Yogya yang berdekatan dan mengatakan '. the proximity of the two events suggests a temporal connection exists ..'. Jadi timing dari loss diberikan sebagai
RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Yang perlu dikutip juga: ...yg menjadikan loss ini menarik adalah 'timing' dan 'rate of loss'. Mengapa timingnya dekat dengan terjadinya gempa? Mengapa rate of loss nya demikian besar? Bukan tidak mungkin fakta lapangan terkait atas timing dan anomaly rate of loss tersebut yang oleh pengambil keputusan (dan staff/saksi ahli) di DPR diberikan bobot lebih dalam menarik benang merah untuk keputusan berkekuatan hukum atas causal putri Lusi (bukan putri Diana). Salam, HendroHs -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com] Sent: Friday, March 05, 2010 8:31 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Pak Bambang, Don't go beyond your limit. Kalau memang tidak bisa, ga masalah Pak. Yang sangat melegakan adalah, Pak Bambang *TIDAK PERNAH MENGATAKAN GEMPA SEBAGAI PENYEBAB LUSI.* Thanks Pak.. Salam, Natan 2010/3/5 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com Broer ADB, Saya yakin diizinkan. Sebagai contoh, kita semua tahu Mark Tingay adalah pendukung UGBO dan sudah menulis beberapa paper tentang LUSI. Dia minta lihat data2 sesimic dan sumur BJP-1, lalu oleh Lapindo diproses mintakan perizinan ke Migas, dan diberikan izin untuk jangka waktu tertentu. Saya lupa persisnya, kalau ngga salah 6 bulan. Dalam hal ini saya yakin Lapindo tidak ada yang ditutup-tutupi, dan sudah disampaikan dibeberapa pertemuan internasional data2 drilling bisa dilihat dan di-scrutinize. Undangan ini disampaikan juga ke Davies dan Manga, supaya tidak sekedar pakai sebagian data atau asumsi. Soal kawan dari ITB, kalau ngga salah duduk perkaranya data-data hasil survey yang dibiayai oleh Lapindo dipublikasi tanpa sepengetahuan dan seizin Lapindo dan BPMIGAS/ Migas, padahal dalam setiap service kontrak ada klausul confidentiality. Saya pikir kalau dimintakan izin sesuai dengan prosedur yang selama ini diterapkan oleh BPMIGAS dan Migas, tidak akan menjadi masalah. Juga biasanya sebagai courtesy disebut dalam acknowledgement. Kalau kita lihat publikasi2 di IPA, IAGI,.. Selalu mencantumkan terima kasih pada BPMIGAS dan Migas atas izin yang diberikan untuk mempublikasikan paper tersebut. Saya pikir ini masalah standard. Khusus untuk permintaan pak Natan, saya ngga mau menjadi orang yang mem-posting data tsb, tahu dong ada konsekuensi hukum soal data. Kalau nunjukin atau dipakai sebagai bahan diskusi perorangan atau di forum, lain soal. Meskipun saya tahu data tersebut sudah beredar dimana-mana, malah ada yang mempublikasi,.. Entah ada izin dari Migas atau tidak. Begitu Cak Yayang,.. Wass. Bambang -- Sent from my BlackBerry Wireless Hosted by Petrodata System -Original Message- From: abachtiar_CBN abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri Mar 05 16:53:34 2010 Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI BPI, my broer,..mumpung bicara soal data: ... aku jadi penasaran nich, ... kalau misalnya data yang notabene dipegang oleh Lapindo, yang secara hukum adalah milik Negara Republik Indonesia, sehingga untuk memakainya dalam publikasi harus meminta ijin Lapindo, BPMigas, bahkan Ditjen Migas itu semua kita pakai untuk mendasari paper yang mendukung teori UGBO sumur BJP-1 sebagai pemicu proses lahirnya mudvolcano Sidoardjo itu, kira2 diijinkan nggak ya? Kalau nggak salah ada kasus dimana waktu itu ada kawan professor dr ITB yang memakai data yang notabene adalah milik Lapindo (tapi dia yang mengakuisisinya atas dasar kontrak dg Lapindo) untuk menulis paper bersama-sama dengan Richard Davies, tapi kabarnya kemudian dia dituntut oleh pihak Lapindo. Hal ini juga yg menurut saya menjelaskan kenapa paper-paper publikasi yang keluar dari dalam negeri umumnya adalah paper2 yang ditulis oleh kawan2 Lapindo, atau BPMigas, yang punya akses lebih lega leluasa terhadap data data itu secara legal, dan tentunya punya kepentingan yang sangat kuat untuk mempublikasikannya. Sementara itu untuk pihak2 lain yg sangat terbatas aksesnya terhadap data - terutama data pemboran, seismik, dan sejenisnya yg notabene hanya bisa diakusisi oleh/lewat Lapindo - dan mereka ingin menuliskan paper ilmiah tentang bgmn counter-argument ilmiah terhadap gencarnya publikasi kematangan tektonik yg memicu mudvolcano, jadi tidak bisa bebas melakukannya,..Hal ini diperparah lagi dengan posisi sebagian besar praktisi saintis EP Indonesia (termasuk engineers) yang umumnya terikat bekerja di PSC-PSC Indonesia yg tidak bebas atau malahan tidak punya kepentingan untuk melakukan riset dn penulisan itu. Ada juga sich kawan2 dr Perguruan Tinggi yg punya minat untuk menuliskan paper dr data2 yg mereka punya (umumnya surficial dan regional), tetapi jarang dr kawan2 geosains university yang mempunyai pengalaman dan pengertian yg mendalam tentang data pemboran, parameter2 pemboran yg punya arti terhadap data geologi, dan juga ihwal seluk beluk tekanan terkait dg mekanika batuan praktis dari data
Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Wah, jawaban Pak Awang sungguh panjang dan membuat saya berpikir lebih jauh serta berusaha mencari referensi-referensi yang Pak Awang kemukakan. Terima kasih atas respon Pak Awang yang sangat lengkap ini. Saya ingin menanggapi beberapa paragraf saja di email Pak Awang (berhubung saya cuma sempat membaca sedikit referensi saja). Tanggapan saya ada di bawah paragraf Pak Awang. Salam mnw 2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com: Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27 Mei 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979). Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih detailnya di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced by tectonic earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi - Geophysical Research Letters 34, L05304. + Saat saya sedang mencari komposisi magma Merapi dan Semeru, saya malah menemukan kisah erupsi Merapi di Wikipedia yang katanya telah aktif sejak bulan April 2006, yang ditandai dengan meningkatnya aktifitas seismik, dll. Berita itu ada di alamat berikut ini: http://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Merapi Dari Wiki ini kita bisa membaca bahwa pada 19 April sudah ada asap yang keluar, dan pada awal bulan Mei aliran lava sudah terlihat dari Merapi, dengan kata lain Merapi memang sudah aktif dan telah hendak mengeluarkan isi perutnya sejak sebelum gempa pada tanggal 27 Mei 2006. Saya perlu pasang disclaimer di sini, Wikipedia bukan sebuah referensi ilmiah peer-reviewed yang baik, jadi marilah kita anggap sebagai sebuah rekaman kejadian saja. Berkenaan dengan pernyataan Pak Awang tentang sumbat lava di lubang kepundan Gunung Merapi, menurut hemat saya jika sudah ada lava yang keluar, mestinya sumbatnya sudah tertembus, tapi tentu saja mungkin interpretasi kita tidak sama. Lalu, dari segi keaktifan yang dibandingkan oleh Haris dan Ripepe (2007) antara sebelum dan sesudah gempa, sayang sekali tidak meliputi aktifitas Merapi sejak bulan April 2006. Mungkin aktfitas Merapi yang bulan April dan awal Mei (sebelum tanggal 9 Mei 2006) tidak cukup signifikan secara statistik sehingga tidak dimasukkan ke data mereka. Dari makalah makalah Kyoshi Nishi et al. (2007) - Micro-tilt changes preceding summit explosions at Semeru Volcano, Indonesia - Earth Planets Space, 59, 151-156 (bisa digoogle), saya mendapatkan komposisi magma Gunung Semeru yang katanya agak mafic (56-57% SiO2) dan mereka kategorikan basaltik-andesit, yang mana terbaca sama dengan kompisisi magma Merapi yang menurut Walter (2007) - setelah mengutip Voight et al. (2000) - juga basaltik-andesit. Sayang sekali, saya tidak bisa mendapatkan Kumumadinata (1979) untuk melihat perbedaan komposisi seperti apa yang ada di Merapi dan Semeru. Yang lebih penting lagi untuk saya pahami sebenarnya adalah bagaimana hubungan antara kompisisi magma dan respon terhadap getaran. Saya duga ini berkaitan dengan viskositas/kekentalan magma dan gas yang responsif terhadap tekanan, tapi berhubung saya masih kurang banyak membaca mengenai pergunungapian, saya tidak tahu pasti. Nanti pelan-pelan saya berusaha mencari informasi lebih banyak tentang topik ini. Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics yang hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.). Lihatlah masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang bersamaan. Berbicara mengenai Walter et al. (2007), ada satu kalimat mereka yang ditulis sebelum bab kesimpulan, di mana mereka mengakui bahwa Merapi tampaknya tak terganggu/terpicu oleh aktifitas gempa yang lebih kuat, seperti pada bulan Desember 2004, Mei 2005 dan Juli 2006. Kemungkinan besar pada saat terjadi gempa yang lebih besar itu, Merapi dan gunung-gunung lain yang
[iagi-net-l] Eustatic curve Haq
Aku mendapatkan beberapa eustatic curve dalam beberapa kolom stratigrafi, tetapi kenapa ada yang strech-sqezzenya ketika diplot dalam skala linier Mya. Apakah ada yang punya dijital paper aslinya HAQ et al, 1988. Ataukah memang ada curve eustatic yg lebih baru (corrected) setelah 1988 ? Salam RDP
[iagi-net-l] Salam Awards 2010
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Atas berkah dan rahmatNya, kami mengumumkan Penerima Salam Award 2010. Penerima berjumlah 14 orang (2010), meningkat dari 2 (2007), 2 (2008), dan 7 (2009). Tahun ini adalah pengumuman yang langsung penyerahan sertifikat, di depan forum diskusi dengan persentasi kemajuan Salamology. Pada sertifikat tertulis, sbb: Maryanto’s Salam Awards, Bismillahirrahmanirrahim In the Name of Allah, the Beneficent, the Merciful. Atas berkah Allah, kami menganugerahkan “Salam Award” kepada: With the Allah’s blessing, we present the Salam Award to (Prof.Dr.gelargelarNgajeng.AsmoPanjenenganDalem.gelargelarwingking) Atas jasa Bapak/Ibu menebar pengetahuan salam-selamat-sejahtera kepada umat. For your effort in the spreading science for wealth and blessing to human life. Semoga Allah swt. memberkahi Bapak/Ibu selama hidup di dunia dan membalasi surga di akherat kelak. May Allah the Holly God blesses you all your life in the world and prize you the Heaven in the Day After. Sempol, Pakem, Yogyakarta, 8 Maret 2010. Penganugerah, Awarded by: (tertanda) Drs. Maryanto, M.T. Pengusul Salamologi Founder of the Salamology. Nama penerima Salam Awards 2010, pernah menjabat (tidak mesti yg sedang dijabatnya), sebagian kecilnya, menurut abjad nama, sbb: 1. Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc. Apoteker. Apoteker, Dosen Farmasi UGM, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dosen Universitas Islam Indonesia. 2. Prof. Dr. Ir. H. Budi Santoso, M.Sc. APU (KRT. Padmokusumo). Fisikawan, Direktur BATAN “Badan Tenaga Atom Nasional” Yogyakarta, Dosen-Rektor Universitas Nasional Jakarta. 3. Dr. Drs. Chairil Anwar, M.Sc. Kimiawan, Dosen Kimia, Dekan FMIPA UGM. 4. Prof. Dr. Drs. Dadang Iskandar, M.Sc. Fisikawan, Dosen-Purek Universitas Negri Riau 5. Drs. Dimsiki Hadi Fisikawan, Dosen fisika FMIPA UGM 6. Drs. Guntur Maruto, S.U. Fisikawan, Dosen Fisika FMIPA UGM 7. Ir. Marno Datun Gelogiawan, Dosen Geologi Teknik Geologi UGM 8. Prof. Dr. Ir. Mochamad Adnan, M.Sc. Tehnologi Pertanian, Rektor ke-8 UGM, Rektor Universitas Wangsa Manggala, Yogyakarta. 9. Dr. Drs.Mochamad Ali Joko Wasono, M.Sc. Fisikawan, Dosen Fisika FMIPA UGM 10. Prof. Dr. Pramudita Anggraita, M.Sc. Fisikawan, Direktur BATAN “Badan Tenaga Atom Nasional”, Yogyakarta, 11. Dra. Retno Wikan Tyasning Adnan Mathematikawati, Dosen Mathematika, FMIPA UGM. 12. Drs. Waluyo, M.Sc., Ph.d Geofisikawan, Dosen geofisika FMIPA UGM 13. Drs. Widodo Priyodiprojo, M.Sc.E.E. Fisikawan, Dosen Fisiaka FMIPA UGM 14. Dra. Zahara Muslim, M.Sc. Fisikawan, ahli reaktor nuklir, Dosen Fisika FMIPA UGM. Penghormatan kami atas jasa beliau menebar ilmu pengetahuan salam, kami haturkan sertifikat dengan tulisan di atas, serta masing-masing @Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah saja). Terimakasih kepada team seleksi “Awards 2010”: Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito, Prof Dr. Suprajitno Munadi, dan dosen kedua belau dan kami Ibu Dra. Zahara Muslim, M.Sc. Hingga minggu terakhir, kami rencanakan (hanya) 7 awards tahun ini. Namun atas usulan-usulan yang amat bagus, kami tidak tahan untuk menunda yang lain, dan menjadi 14 awards. Ma’af, tentunya masih ada yang lebih bagus di luar nama-nama tersebut di atas, yang terlewatkan. (Agag nakal sedikit) kami mohon di do’akan agar masih akan bisa memberi awards di masa mendatang, atau malah juga kepada Bapak/Ibu sekalian. Pencari-pengamal ilmu, dosen/guru adalah pengamal ilmu terbesar, amal yang sangat tinggi jumlah rupiahnya. Mereka menjadikan kami, juga kepada banyak orang, mendapatkan banyak uang, untuk menghidupi keluarga beserta orangtua, sanak saudara, juga kerabat, dan sedekah. Tiga hal yang akan di timbang untuk mendapatkan “ucapan salam” di surga: barang berguna, ilmu bermanfa’at, dan doa anak shaleh kepada orang tuanya. Dalam penganugerahan tahun ini, alhamdullillah, bisa kami selenggarakan pengumuman, penyerahan sertifikat, beserta amplopnya, di saksikan sekitar 140 orang yang umumnya dosen UGM di Masjid Kampus UGM (Rabu, 3/3/1010). Ini juga akan di lakukan pada sore ini di Baitul Amin, Sawangan, Depok (Senin, 8/3/2010, jam 16:00-20:00), dengan hadir utamanya Prof. Dr. Budi Santoso (ahli nuklir), Prof. Dr. Suprajitno Munadi (geofisikawan Lemigas, pendiri geofisika UI), Chairuddin L.C., M.Sc. (Fisika Kairo), Safran, S.Si. (geofisika UPI), Drs. Mangasa Martinus Manulang (ahli management), dan banyak imuwan lag. Di kedua tempat itu juga termasuk penyerahan sertifikat kepada beberapa penerima “Awards” tahun sebelumnya, yang bisa bisa hadir. (Sertifikat lainnya akan di kirim melalui post). Diskusi yang terjadi, yang umumnya dengan para ahli nuklir liburan seminggu ini, sebutkan usaha umat untuk mencari rumusan alam, telah berkembang pesat. Telah di gabung Gaya Atom Kuat dan Atom Lemah, menjadi “unified theory”. Pun telah tergabung Gaya Elektro dan Magnetic (menjadi unified electromagnetism). Kedua gabungan menjadi banyak usulan GUT “Grand Unified Theory”. Lalu penggabungan kedua gabungan
Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Minarwan, Tanggapan kedua saya atas ulasan kedua Minarwan : 1. Merapi memang telah aktif sejak beberapa bulan sebelum terjadi gempa Yogya pada 27 Mei 2010. Saat terjadi gempa Yogya, aktivitasnya meningkat beberapa hari kemudian. Saat itu ramai pula diskusi di milis bahwa keduanya saling berpengaruh, ada yang bilang gempa dipicu Merapi, ada yang bilang sebaliknya. Saya berpendapat aktivitas Merapi sebelum gempa tak ada hubungannya dengan gempa; tetapi setelah gempa aktivitas Merapi sedikit/banyak dipengaruhinya. Wikipedia memang tidak peer-reviewed, tetapi ulasan2-nya menurut hemat saya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 2. Lubang kepundan Merapi dan sumbat Merapi ada beberapa, di area yang tak tersumbat magma bisa menembus dan turun sebagai lava. Lava pun bisa menembus beberapa bagian sumbat yang mengakibatkan deformasi sumbat lava. Justru mekanisme inilah yang memudahkan gugurnya sumbat lava. Jadi, turunnya lava tidak bisa diartikan bahwa semua sumbatnya telah tidak ada.Tiga hari setelah gempa Yogya, aktivitas awan panas meningkat. Awan panas ini (nuee ardente) kebanyakan berasal dari guguran sumbat lava lama. Terobosan lava telah memudahkan gugurnya sumbat lava, saat pada waktunya sumbat itu digoncang gempa dan beberapa hari kemudian runtuh. Barangkali Minarwan ingat bahwa saat itu rakyat Yogya hendak naik ke arah Kaliurang menghindari isu tsunami dari gempa Yogya, tetapi dari atas Kaliurang awan panas mulai meningkat. 3. Lava basalto-andesitik pada dasarnya berkomposisi lebih basa dibandingkan andesit-basaltik yang intermediat atau riolitik yang asam. Semakin basa lava semakin mudah dibangkitkan oleh suatu aktivitas. Magma Merapi meskipun dikatakan basalto-andesitik, berbeda dalam komposisi SiO2-nya dibandingkan dengan Merapi, relatif lebih asam; semakin banyak SiO2 semakin kental dan kecenderungan membentuk sumbat lava semakin besar. Goncangan gempa adalah energi yang akan mengaktivitas fluida, fluida apa pun itu yang ada di bawah permukaan; bisa migas, air, maupun magma. Saat dikocok begini, lava basal akan lebih merespon dibandingkan lava asam; maka meskipun Semeru terletak lebih jauh dari episentrum gempa Yogya, peningkatan aktivitasnya bersamaan dengan Merapi yang lokasinya lebih dekat. Jadi, respon Semeru cepat; respon Merapi relatif lebih lambat karena komposisi kedua gunungapi ini relatif berbeda dan tambahan pula di puncak Merapi terdapat beberapa sumbat lava lama. 4. Saya pernah menulis di majalah Tempo soal hubungan getaran gempa dan aktivitas gunungapi di sekitarnya, saat mengulas betapa seringnya gempa di area Minahasa-Halmahera dan gunungapi2 di sekitarnya yang dipengaruhinya (Soputan, Gamalama, Gamkonora). Semakin asam semakin susah dipengaruhi sebab semakin kental. Tetapi semakin asam aktivitasnya akan semakin eksplosif. Krakatau 1883 meletus saat kadar SiO2-nya 72 %. Saat ini terjadi diferensiasi magma di Anak Krakatau, tetapi ia masih di sekitar 50-an % SiO2-nya. 5. Semua gunungapi aktif mengalami siklus diferensiasi magmatik yang kemudian akan tercermin kepada aktivitasnya. Gunungapi yang mudah teraktifkan adalah yang saat itu tengah di puncak siklus, dalam kondisi yang saya sebut critical venting system. Apa pun gangguan (perturbation) terhadapnya akan mempengaruhi aktivitasnya. Lebih-lebih lagi saat itu Merapi sudah memulai aktivitasnya terlebih dahulu dibandingkan dengan gempa Yogya. Ia tengah aktif. Saat gempa besar Aceh Desember 2004, Nias Mei 2005 Merapi tengah tak aktif, saat gempa Pangandaran Juli 2006, Merapi sudah menuju ke siklus bawahnya lagi. Itu juga yang saya pakai sebagai penyebab mengapa gununglumpur tua dari Pulungan-GunungAnyar-KalangAnyar yang sama-sama seletak segaris dengan Lusi tak direaktivasi, sebab ketiga gununglumpur ini berbeda stages-nya dengan Lusi. Mereka sudah melewati stage 4 gununglumpur, sedangkan Lusi mau dari ke-3 menuju ke-4. Stage 1-4 gununglumpur bisa dilihat di paper saya di Proceedings IPA 2008 tentang gunung2lumpur di Jawa (Satyana and Asnidar, 2008). 6. Transient pressure change dan permanent stress change dari Walter et al. (2007) sekali lagi tidak memasukkan komposisi magmatik. Perubahan tekanan akibat getaran itu akan direspon dulu oleh kondisi reologi dan komposisi magma. Kemudian, percobaan mereka tak memasukkan vektor propagasi gelombang gempa saat itu. Vektor gelombang gempa ini lebih ke arah timurlaut dan timur menuju Tuban dan Semeru, daripada ke arah utara-baratlaut menuju Merapi. Ini bisa dicek ulang dengan plotting semua aftershock gempa Yogya yang juga menunjukkan vektor ke arah timurlaut. Maka meskipun jarak Semeru lebih jauh dari episentrum (relatif dibandingkan terhadap Merapi), propogasi stress sebenarnya lebih banyak ke arah Semeru. Yang tergetarkan di Merapi saat itu lebih banyak di permukaan Merapi (oleh surface wave gempa), bukan dapur magmanya oleh bodywave gempa; maka ia hanya meruntuhkan beberapa sumbat lava yang memang sebelumnya
[iagi-net-l] Kapan Krakatau meletus ( was Uneg-uneg..LUSI)
Ndang Kalau tidak salah dalam buku yang sangat terkenal the Geology of Indonesia ,van Bemmelen 1949, ada hubungan yang sangat erat antara kandungan SiO2 dengan saat Krkatau meletus. Nah , kalau melihat kandungan SiO2 Krakatau sekarang , apakah sudah ada perkiraan kapn Krakatau akan meletus besar 2 an ?. Hanya ingin tahu saja. Si Abah 3. Lava basalto-andesitik pada dasarnya berkomposisi lebih basa dibandingkan andesit-basaltik yang intermediat atau riolitik yang asam. Semakin basa lava semakin mudah dibangkitkan oleh suatu aktivitas. Magma Merapi meskipun dikatakan basalto-andesitik, berbeda dalam komposisi SiO2-nya dibandingkan dengan Merapi, relatif lebih asam; semakin banyak SiO2 semakin kental dan kecenderungan membentuk sumbat lava semakin besar. Goncangan gempa adalah energi yang akan mengaktivitas fluida, fluida apa pun itu yang ada di bawah permukaan; bisa migas, air, maupun magma. Saat dikocok begini, lava basal akan lebih merespon dibandingkan lava asam; maka meskipun Semeru terletak lebih jauh dari episentrum gempa Yogya, peningkatan aktivitasnya bersamaan dengan Merapi yang lokasinya lebih dekat. Jadi, respon Semeru cepat; respon Merapi relatif lebih lambat karena komposisi kedua gunungapi ini relatif berbeda dan tambahan pula di puncak Merapi terdapat beberapa sumbat lava lama. _ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Memuat di milis-milis data mentah/ olahan/ interpretasi hasil kegiatan survei umum/ eksplorasi/ eksploitasi yang masih tertutup untuk umum (rahasia) tanpa izin dari Direktur Jenderal Migas adalah suatu pelanggaran atas Peraturan Menteri ESDM No. 027 Tahun 2006. Hati-hati, pelanggaran atas Peraturan ini mempunyai sanksi pidana atau denda. Silakan dicermati kutipan ayat-ayat di bawah ini yang berasal dari Peraturan tersebut. Pasal 2 Ayat (1) Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi adalah milik Negara yang dikuasai oleh Pemerintah. Pasal 25 Ayat (2) Pemanfaatan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk keperluan ilmiah dan keperluan lainnya selain untuk keperluan operasi di wilayah Kerjanya oleh Kontraktor atau pihak lain, wajib mendapat izin dari Direktur Jenderal. Pasal 25 Ayat (3) Kontraktor dapat melakukan pertukaran data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Kontraktor lain pada wilayah kerja yang saling berbatasan setelah mendapat izin dari Direktur Jenderal. Pasal 32 Setiap orang yang mengirim atau menyerahkan atau memindahtangankan data tanpa hak dalam bentuk apapun dikenakan pidana atau denda sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat ( 2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah berubah dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 002/PUU-1/2003 pada tanggal 21 Desember 2004. Perhatikan aturan-aturan di atas dan saya akan menerapkannya untuk pemanfaatan sumur Banjar Panji-1 (BJP-1). Data sumur BJP-1 diperoleh oleh Lapindo Brantas pada tahun 2006. Data itu adalah milik Pemerintah, bukan milik Lapindo Brantas. Tetapi, Lapindo dapat memanfaatkannya untuk keperluan operasinya selama Lapindo memiliki Wilayah Kerja (WK) tempat sumur Banjar Panji-1 berlokasi. Kontraktor lain di sekitar WK Brantas, misalnya Kodeco West Madura atau JOB Pertamina-PetroChina East Java, dapat memanfaatkan data sumur tersebut melalui mekanisme pertukaran data, tetapi izinnya harus diurus dulu ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS. Bila ada perguruan tinggi yang ingin melihat data sumur BJP-1 untuk keperluan penelitian, misalnya apa penyebab Lusi, boleh saja, tetapi tetap harus mengurus izinnya ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS. Perguruan tinggi tersebut bisa menulis surat ke BPMIGAS atau Lapindo yang menulis surat ke BPMIGAS. Saya pikir izin semacam itu mestinya telah dilakukan oleh Lapindo untuk institusi yang diwakili oleh Mark Tingay atau Richard Davies. Bila belum, kemudian datanya sudah dipublikasikan, Pemerintah dapat menegur/memerkarakan Lapindo atau institusi tempat Mark Tingay dan Richard Davies. Begitu juga bila Lapindo ingin mempublikasikan paper tentang Lusi di forum atau jurnal apa pun, maka Lapindo harus mengurus izinnya dulu ke Ditjen Migas. Bila belum, tetapi sudah dipublikasikan ya sama juga, Pemerintah akan menegur/memerkarakan Lapindo. Saya biasa membantu menguruskan izin sebagaimana dimaksud di atas untuk keperluan penelitian-penelitian teman-teman di perguruan tinggi, baik untuk keperluan penelitian pribadi dalam rangka menyelesaikan tugas akademik (skripsi, tesis, disertasi) maupun penelitian insitusi perguruan tinggi tersebut. Apakah setiap orang yang tak berkepentingan boleh juga melihat data tersebut ? Saya tidak yakin, tetapi itu bisa ditanyakan ke Ditjen Migas bila diperlukan. Undangan terbuka Mas Bambang Istadi untuk melihat data sumur BJP-1 kepada siapa saja yang berminat berkaitan dengan paragraf di atas. Itu tidak berarti tanpa izin Dirjen Migas. Bila serius ada yang ingin melihat data tersebut, silakan didaftarkan siapa saja, mewakili institusi mana (kita tentu tidak bisa membawa atas nama diri sendiri). Setelah terdaftar, Lapindo silakan memroses surat izinnya ke Ditjen Migas. Keputusan apakah personal-personal tersebut diizinkan melihat data BJP-1 akan ditentukan oleh Dirjen Migas. Hal seperti ini, setahu saya, belum pernah terjadi. Barangkali, mekanisme ini mirip dengan pembukaan data dalam rangka farm out, itu juga harus dengan seizin Dirjen Migas dalam periode tertentu. Kerahasiaan data dasar akan berakhir setelah 4 tahun, data olahan setelah 6 tahun, data interpretasi setelah 8 tahun. Sejak kapan ? Apakah sejak data itu diperoleh ? Jadi karena data sumur BJP-1 diperoleh tahun 2006 maka tahun ini datanya akan terbuka ? Bukan, data itu menjadi terbuka dihitung bukan sejak data itu diperoleh (bukan otomatis), tetapi sejak status data itu ditetapkan Pemerintah (memerlukan penetapan oleh Pemerintah). Tentang hal ini silakan lihat PP No. 35 Tahun 2004, Penjelasan Pasal 23 Ayat 2. Data yang dikirim Mas Bambang di milis adalah data yang sudah dipublikasikan, berasal dari makalah yang ditulisnya. Ini boleh saja, dengan catatan bahwa makalah tersebut sudah mendapatkan izin dari Dirjen Migas. Makalah mengenai migas yang menggunakan data milik Pemerintah dan belum pernah mendapatkan izin publikasi harus mendapatkan izin dahulu dari Dirjen Migas. Apabila telah diperoleh
Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
mas eko yang teguhnya paripurno,... nampaknya pertanyaan atau ide sampeyan ini menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan penjelasan kang awang bpmigas tentang hal-ihwal data terlampir (saya cuplikkan postingannya, dr iaginet juga) sampeyan nanya:..gimana ya...? kalo itu maksudnya caranya gimana mestinya sampeyan yg lebih tahu, tapi kalau itu maksudnya gimana nanti efeknya, wah,... efeknya bagus itu mas,..bisa membuat banyak periset lebih bebas mengakses data2 tersebut terutama untuk kepentingan penanggulangannya... (yang mau gak mau juga pasti terkait dengan apa penyebabnya) tabik... yyg - Original Message - From: ET Paripurno paripu...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 05, 2010 11:05 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI cak yayang...aku kok jadi kepikir, mengingat ini masalah kita bersama, kalau bikin gugatan class action tentang perlunya keterbukaan data ke lembaga2 yang menurut sampeyan berwenang itu... gitu gimana ya.. et === - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com Sent: Monday, March 08, 2010 1:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Memuat di milis-milis data mentah/ olahan/ interpretasi hasil kegiatan survei umum/ eksplorasi/ eksploitasi yang masih tertutup untuk umum (rahasia) tanpa izin dari Direktur Jenderal Migas adalah suatu pelanggaran atas Peraturan Menteri ESDM No. 027 Tahun 2006. Hati-hati, pelanggaran atas Peraturan ini mempunyai sanksi pidana atau denda. Silakan dicermati kutipan ayat-ayat di bawah ini yang berasal dari Peraturan tersebut. Pasal 2 Ayat (1) Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi adalah milik Negara yang dikuasai oleh Pemerintah. Pasal 25 Ayat (2) Pemanfaatan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk keperluan ilmiah dan keperluan lainnya selain untuk keperluan operasi di wilayah Kerjanya oleh Kontraktor atau pihak lain, wajib mendapat izin dari Direktur Jenderal. Pasal 25 Ayat (3) Kontraktor dapat melakukan pertukaran data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Kontraktor lain pada wilayah kerja yang saling berbatasan setelah mendapat izin dari Direktur Jenderal. Pasal 32 Setiap orang yang mengirim atau menyerahkan atau memindahtangankan data tanpa hak dalam bentuk apapun dikenakan pidana atau denda sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat ( 2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah berubah dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 002/PUU-1/2003 pada tanggal 21 Desember 2004. Perhatikan aturan-aturan di atas dan saya akan menerapkannya untuk pemanfaatan sumur Banjar Panji-1 (BJP-1). Data sumur BJP-1 diperoleh oleh Lapindo Brantas pada tahun 2006. Data itu adalah milik Pemerintah, bukan milik Lapindo Brantas. Tetapi, Lapindo dapat memanfaatkannya untuk keperluan operasinya selama Lapindo memiliki Wilayah Kerja (WK) tempat sumur Banjar Panji-1 berlokasi. Kontraktor lain di sekitar WK Brantas, misalnya Kodeco West Madura atau JOB Pertamina-PetroChina East Java, dapat memanfaatkan data sumur tersebut melalui mekanisme pertukaran data, tetapi izinnya harus diurus dulu ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS. Bila ada perguruan tinggi yang ingin melihat data sumur BJP-1 untuk keperluan penelitian, misalnya apa penyebab Lusi, boleh saja, tetapi tetap harus mengurus izinnya ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS. Perguruan tinggi tersebut bisa menulis surat ke BPMIGAS atau Lapindo yang menulis surat ke BPMIGAS. Saya pikir izin semacam itu mestinya telah dilakukan oleh Lapindo untuk institusi yang diwakili oleh Mark Tingay atau Richard Davies. Bila belum, kemudian datanya sudah dipublikasikan, Pemerintah dapat menegur/memerkarakan Lapindo atau institusi tempat Mark Tingay dan Richard Davies. Begitu juga bila Lapindo ingin mempublikasikan paper tentang Lusi di forum atau jurnal apa pun, maka Lapindo harus mengurus izinnya dulu ke Ditjen Migas. Bila belum, tetapi sudah dipublikasikan ya sama juga, Pemerintah akan menegur/memerkarakan Lapindo. Saya biasa membantu menguruskan izin sebagaimana dimaksud di atas untuk keperluan penelitian-penelitian teman-teman di perguruan tinggi, baik untuk keperluan penelitian pribadi dalam rangka menyelesaikan tugas akademik (skripsi, tesis, disertasi) maupun penelitian insitusi perguruan tinggi tersebut. Apakah setiap orang yang tak berkepentingan boleh juga melihat data tersebut ? Saya tidak yakin, tetapi itu bisa ditanyakan ke Ditjen Migas bila diperlukan. Undangan terbuka Mas Bambang Istadi untuk melihat data sumur BJP-1 kepada siapa saja yang berminat berkaitan dengan paragraf di atas. Itu tidak berarti tanpa izin Dirjen Migas. Bila serius ada yang ingin melihat data tersebut, silakan didaftarkan siapa saja, mewakili institusi mana (kita tentu tidak bisa membawa atas nama diri sendiri). Setelah