RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-07 Terurut Topik Santoso, Hendro
Rasanya mas Bambang sudah menawarkan diri untuk memfasilitasi tuk lihat
bareng langsung data masterlog tersebut (tapi ndak diposting).
Yang berminat dan memiliki kesempatan tinggal mendaftarkan diri saja
kepada beliau, jangan ditunda2x kesempatan ini dan dibelakangan hari
kecewa lagi krn ndak ada/punya access ke data :o)

-HendroHS

-Original Message-
From: Nyoto [mailto:ssoena...@gmail.com] 
Sent: Saturday, March 06, 2010 9:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Betul juga pak Natan, kalau data masterlognya diposting disini, maka  
saya yakin akan banyak teman2 anggota IAGI yg selama ini masih belum  
SREG dg kesimpulan yg dikeluarkan DPR (biarpun kita tahu persis bhw  
kesimpulan itu adalah KESIMPULAN POLITIK. So monggo aja mas Bambang Is.

Wass,
nyoto




Sent from my iPhone 3GS
Powered by maxis

On Mar 5, 2010, at 16:07, Nataniel Mangiwa  
nataniel.mang...@gmail.com wrote:

 Pak Bambang yang baik,

 Fyi saja. Sekarang sudah jamannya teknologi maju. Belum pernah ada
 Mudloging company yang TIDAK memprovide masterlog dalam bentuk Soft
 copy (pdf/tiff/jpg/dlsb). Masterlog juga biasanya sizenya tidak
 melebihi 5M from Surface to TD.

 So..saya ga ngeliat ada kesulitan berarti untuk mempostingnya di milis
 ini, dengan bantuan moderator tentunya.

 Karena, saya yakin pasti ada juga yang ingin melihatnya. Minimal 1
 orang lah..Pak Nyoto (bener kan Pak? he3).

 Trimakasih lagi Pak Bambang

 On 3/5/10, Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com wrote:
 Pak Natan,

 Silahkan baca email saya sebelumnya ...Saya tidak pernah mengatakan
 gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami amati adalah kondisi  
 sumur,...

 Soal yang lain,.. saya sarankan pak Natan baca 2 paper kami yang  
 sudah
 dipublish di Elsevier mengenai drilling,.. juga kalau mau lihat
 mudlog/materlog,.. silahkan datang ke Lapindo, saya akan minta  
 teman2 di
 Lapindo untuk menunjukan mudlog yang dimaksud.

 Wass.
 Bambang


 -Original Message-
 From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com]
 Sent: Friday, March 05, 2010 12:45 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

 saya suka kalimat Pak Bambang yang ini: Jadi timing dari loss  
 diberikan
 sebagai informasi, dan bukan pembenaran dari gempa sebagai penyebab
 LUSI.
 jadi, yang meyakinkan Pak Bambang bahwa Gempa adalah penyebab Lusi  
 apa
 Pak?
 dan datanya apa? karena yang Loss sepertinya Pak Bambang bilang bukan
 pembenaran dari gempa sebagai penyebab LUSI. atau jangan2 Pak bambang
 tidak
 berpendapat bahwa Lusi disebabkan oleh Gempa..(?)

 1 hal lagi yang menurut saya sangat patut dipertanyakan. Saat Total
 Loss,
 artinya tidak ada return..lalu bagaimana Lapindo yakin bahwa formasi
 saat
 Total Loss masih sama (Volcanoclastic Sand/VS)?

 selain itu untuk VS, apa sama sekali dalam interval 6000 to 9297 ft  
 (TD)
 samaskali tidak ada shale/calystone yang bagus untuk pasang casing?  
 agak
 aneh juga Sand bisa develop setebal 3297ft/1100m?? karena salah satu
 reason
 open hole panjang di sumur ini katanya Tidak Ada impermeabel layer  
 yang
 bagus untuk set shoe.

 1 lagi Pak..bisa kah dikirim Mudlog/Masterlog ke milis via admin,  
 biar
 lebih
 afdol, dan siapa tau juga ada rekan2 yang belum lihat dan tertarik  
 ingin
 lihat.

 Trims Pak..

 2010/3/4 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

 Pak Natan,

 Menjawan pertanyaan pak Natan, secara umum, Mud Loss terjadi apabila
 pore press  hydrostatic press dari mud sesudah ECD, mud cakes dan
 pressure loss lainnya diperhitungkan. Beberapa saat sesudah  
 terjadinya
 gempa Yogya, sumur mengalami dua mud loss. Sebelumnya, tidak ada mud
 losses pada hole section ini. Juga tidak ada penaikan berat lumpur
 pada
 interval 5000 ft terakhir.

 Yang menjadikan loss ini menarik adalah 'timing' dan 'rate of loss'.
 Mengapa timingnya dekat dengan terjadinya gempa? Mengapa rate of  
 loss
 nya demikian besar? Data2 nya yang bisa dibaca di paper kami adalah:
 Mud
 Loss pertama terjadi ~7 minutes sesudah terjadinya gempa Yogya; Mud
 Loss
 kedua ~90 minutes sesudah terjadi dua gempa susulan; Rate of loss
 pertama adalah ~300 bph dan yang kedua ~900 bph.

 Rate of loss yang sebegitu besar menunjukkan bahwa ini bukan seepage
 loss atau loss of mud yang normal terjadi di drilling. Ini adalah
 suatu
 rate yang besar yang bisa terjadi karena memasuki formasi karbonat
 dengan lobang yang besar (cavern) atau formasi yang tiba2 merekah  
 dan
 terciptanya rongga yang sangat besar. Pertanyaanya adalah mengapa
 waktu
 loss ini berdekatan dengan waktu terjadinya gempa? Apakah ini hanya
 suatu 'kebetulan' saja atau memang ada kaitannya? Wallahu alam.

 Jadi apakah kita menyalahkan loss ini kepada gempa? Tidak juga,  
 dalam
 Paper tersebut kami memberikan informasi adanya loss of mud dan  
 gempa
 Yogya yang berdekatan dan mengatakan '. the proximity of the
 two
 events suggests a temporal connection exists ..'. Jadi timing  
 dari
 loss diberikan sebagai 

RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-07 Terurut Topik Santoso, Hendro
Yang perlu dikutip juga: ...yg menjadikan loss ini menarik adalah
'timing' dan 'rate of loss'. Mengapa timingnya dekat dengan terjadinya
gempa? Mengapa rate of loss nya demikian besar?
Bukan tidak mungkin fakta lapangan terkait atas timing dan anomaly rate
of loss tersebut yang oleh pengambil keputusan (dan staff/saksi ahli) di
DPR diberikan bobot lebih dalam menarik benang merah untuk keputusan
berkekuatan hukum atas causal putri Lusi (bukan putri Diana).

Salam,
HendroHs

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com] 
Sent: Friday, March 05, 2010 8:31 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bambang,

Don't go beyond your limit. Kalau memang tidak bisa, ga masalah Pak.

Yang sangat melegakan adalah, Pak Bambang *TIDAK PERNAH MENGATAKAN GEMPA
SEBAGAI PENYEBAB LUSI.*

Thanks Pak..

Salam,
Natan

2010/3/5 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

 Broer ADB,

 Saya yakin diizinkan. Sebagai contoh, kita semua tahu Mark Tingay
adalah
 pendukung UGBO dan sudah menulis beberapa paper tentang LUSI. Dia
minta
 lihat data2 sesimic dan sumur BJP-1, lalu oleh Lapindo diproses
mintakan
 perizinan ke Migas, dan diberikan izin untuk jangka waktu tertentu.
Saya
 lupa persisnya, kalau ngga salah 6 bulan. Dalam hal ini saya yakin
Lapindo
 tidak ada yang ditutup-tutupi, dan sudah disampaikan dibeberapa
pertemuan
 internasional data2 drilling bisa dilihat dan di-scrutinize. Undangan
ini
 disampaikan juga ke Davies dan Manga, supaya tidak sekedar pakai
sebagian
 data atau asumsi.

 Soal kawan dari ITB, kalau ngga salah duduk perkaranya data-data hasil
 survey yang dibiayai oleh Lapindo dipublikasi tanpa sepengetahuan dan
seizin
 Lapindo dan BPMIGAS/ Migas, padahal dalam setiap service kontrak ada
klausul
 confidentiality. Saya pikir kalau dimintakan izin sesuai dengan
prosedur
 yang selama ini diterapkan oleh BPMIGAS dan Migas, tidak akan menjadi
 masalah. Juga biasanya sebagai courtesy disebut dalam acknowledgement.
Kalau
 kita lihat publikasi2 di IPA, IAGI,.. Selalu mencantumkan terima kasih
pada
 BPMIGAS dan Migas atas izin yang diberikan untuk mempublikasikan paper
 tersebut. Saya pikir ini masalah standard.

 Khusus untuk permintaan pak Natan, saya ngga mau menjadi orang yang
 mem-posting data tsb, tahu dong ada konsekuensi hukum soal data. Kalau
 nunjukin atau dipakai sebagai bahan diskusi perorangan atau di forum,
lain
 soal. Meskipun saya tahu data tersebut sudah beredar dimana-mana,
malah ada
 yang mempublikasi,.. Entah ada izin dari Migas atau tidak.

 Begitu Cak Yayang,..

 Wass.
 Bambang


 --
 Sent from my BlackBerry Wireless
 Hosted by Petrodata System

 -Original Message-
 From: abachtiar_CBN abacht...@cbn.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Fri Mar 05 16:53:34 2010
 Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

 BPI, my broer,..mumpung bicara soal data: ... aku jadi penasaran nich,
...
 kalau misalnya data yang notabene dipegang oleh Lapindo, yang secara
hukum
 adalah milik Negara Republik Indonesia, sehingga untuk memakainya
dalam
 publikasi harus meminta ijin Lapindo, BPMigas, bahkan Ditjen Migas itu
 semua
 kita pakai untuk mendasari paper yang mendukung teori UGBO sumur BJP-1
 sebagai pemicu proses lahirnya mudvolcano Sidoardjo itu, kira2
diijinkan
 nggak ya? Kalau nggak salah ada kasus dimana waktu itu ada kawan
professor
 dr ITB yang memakai data yang notabene adalah milik Lapindo (tapi dia
yang
 mengakuisisinya atas dasar kontrak dg Lapindo) untuk menulis paper
 bersama-sama dengan Richard Davies, tapi kabarnya kemudian dia
dituntut
 oleh pihak Lapindo. Hal ini juga yg menurut saya menjelaskan kenapa
 paper-paper publikasi yang keluar dari dalam negeri umumnya adalah
paper2
 yang ditulis oleh kawan2 Lapindo, atau BPMigas, yang punya akses lebih
lega
 leluasa terhadap data data itu secara legal, dan tentunya punya
kepentingan
 yang sangat kuat untuk mempublikasikannya. Sementara itu untuk pihak2
lain
 yg sangat terbatas aksesnya terhadap data - terutama data pemboran,
 seismik, dan sejenisnya yg notabene hanya bisa diakusisi oleh/lewat
 Lapindo - dan mereka ingin menuliskan paper ilmiah tentang bgmn
 counter-argument ilmiah terhadap gencarnya publikasi kematangan
tektonik
 yg memicu mudvolcano, jadi tidak bisa bebas melakukannya,..Hal ini
 diperparah lagi dengan posisi sebagian besar praktisi saintis EP
Indonesia
 (termasuk engineers) yang umumnya terikat bekerja di PSC-PSC Indonesia
yg
 tidak bebas atau malahan tidak punya kepentingan untuk melakukan riset
dn
 penulisan itu. Ada juga sich kawan2 dr Perguruan Tinggi yg punya minat
 untuk
 menuliskan paper dr data2 yg mereka punya (umumnya surficial dan
regional),
 tetapi jarang dr kawan2 geosains university yang mempunyai pengalaman
dan
 pengertian yg mendalam tentang data pemboran, parameter2 pemboran yg
punya
 arti terhadap data geologi, dan juga ihwal seluk beluk tekanan terkait
dg
 mekanika batuan praktis dari data 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-07 Terurut Topik MINARWAN
Wah, jawaban Pak Awang sungguh panjang dan membuat saya berpikir lebih
jauh serta berusaha mencari referensi-referensi yang Pak Awang
kemukakan. Terima kasih atas respon Pak Awang yang sangat lengkap ini.

Saya ingin menanggapi beberapa paragraf saja di email Pak Awang
(berhubung saya cuma sempat membaca sedikit referensi saja). Tanggapan
saya ada di bawah paragraf Pak Awang.

Salam
mnw

2010/3/3 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:
 Ada satu hal yang Minarwan tak libatkan dalam ulasan di bawah, yaitu 
 komposisi magma antara Merapi dan Semeru. Propagasi energi gempa Yogya 27 Mei 
 2006 jelas akan lebih cepat sampai ke Merapi dibandingkan ke Semeru 
 berdasarkan jaraknya. Tetapi saat getaran ini sampai ke dapur magma kedua 
 gunungapi itu, terjadilah perbedaan respon karena perbedaan komposisi magma 
 kedua gunungapi ini. Kedua gunungapi ini komposisinya berbeda, silakan cek 
 katalog gunungapi (Kusumadinata, 1979).

 Lagipula, Merapi terkenal punya sumbat lava di lubang kepundannya hasil 
 erupsi sebelumnya yang membuat ia tak segera merespon getaran gempa Yogya 
 padahal jaraknya hanya 50 km; lalu respon itu baru muncul bersamaan dengan 
 respon reaktivasi Semeru pada hari yang bersamaan meskipun Semeru jaraknya 
 enam kali lebih jauh dari episentrum gempa. Silakan cek untuk lebih detailnya 
 di publikasi Walter et al. (2007) : Volcanic activity influenced by tectonic 
 earthquakes : static and dynamic stress triggering at Mt Merapi - Geophysical 
 Research Letters 34, L05304.
+

Saat saya sedang mencari komposisi magma Merapi dan Semeru, saya malah
menemukan kisah erupsi Merapi di Wikipedia yang katanya telah aktif
sejak bulan April 2006, yang ditandai dengan meningkatnya aktifitas
seismik, dll. Berita itu ada di alamat berikut ini:
http://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Merapi

Dari Wiki ini kita bisa membaca bahwa pada 19 April sudah ada asap
yang keluar, dan pada awal bulan Mei aliran lava sudah terlihat dari
Merapi, dengan kata lain Merapi memang sudah aktif dan telah hendak
mengeluarkan isi perutnya sejak sebelum gempa pada tanggal 27 Mei
2006. Saya perlu pasang disclaimer di sini, Wikipedia bukan sebuah
referensi ilmiah peer-reviewed yang baik, jadi marilah kita anggap
sebagai sebuah rekaman kejadian saja.

Berkenaan dengan pernyataan Pak Awang tentang sumbat lava di lubang
kepundan Gunung Merapi, menurut hemat saya jika sudah ada lava yang
keluar, mestinya sumbatnya sudah tertembus, tapi tentu saja mungkin
interpretasi kita tidak sama. Lalu, dari segi keaktifan yang
dibandingkan oleh Haris dan Ripepe (2007) antara sebelum dan sesudah
gempa, sayang sekali tidak meliputi aktifitas Merapi sejak bulan April
2006. Mungkin aktfitas Merapi yang bulan April dan awal Mei (sebelum
tanggal 9 Mei 2006) tidak cukup signifikan secara statistik sehingga
tidak dimasukkan ke data mereka.

Dari makalah makalah Kyoshi Nishi et al. (2007) - Micro-tilt changes
preceding summit explosions at Semeru Volcano, Indonesia - Earth
Planets Space, 59, 151-156 (bisa digoogle), saya mendapatkan komposisi
magma Gunung Semeru yang katanya agak mafic (56-57% SiO2) dan mereka
kategorikan basaltik-andesit, yang mana terbaca sama dengan kompisisi
magma Merapi yang menurut Walter (2007) - setelah mengutip Voight et
al. (2000) - juga basaltik-andesit. Sayang sekali, saya tidak bisa
mendapatkan Kumumadinata (1979) untuk melihat perbedaan komposisi
seperti apa yang ada di Merapi dan Semeru.

Yang lebih penting lagi untuk saya pahami sebenarnya adalah bagaimana
hubungan antara kompisisi magma dan respon terhadap getaran. Saya duga
ini berkaitan dengan viskositas/kekentalan magma dan gas yang
responsif terhadap tekanan, tapi berhubung saya masih kurang banyak
membaca mengenai pergunungapian, saya tidak tahu pasti. Nanti
pelan-pelan saya berusaha mencari informasi lebih banyak tentang topik
ini.




 Menurut hemat saya, jangan hanya selesai di cluster analysis statistics yang 
 hanya melihat jarak dan magnitude gempa dengan semua reaktivasi yang 
 disebabkannya (mud volcano, magmatic volcano, liquefaction, dsb.). Lihatlah 
 masalahnya satu demi satu secara individual. Bila kita hanya melihat 
 statistik saja tanpa menelitinya lebih jauh, maka kita akan sulit mengerti 
 mengapa kedua gunungapi yang jaraknya berbeda enam kali lipat terhadap 
 episentrum gempa tersebut bisa merespon gempa itu pada saat yang bersamaan.


Berbicara mengenai Walter et al. (2007), ada satu kalimat mereka yang
ditulis sebelum bab kesimpulan, di mana mereka mengakui bahwa Merapi
tampaknya tak terganggu/terpicu oleh aktifitas gempa yang lebih kuat,
seperti pada bulan Desember 2004, Mei 2005 dan Juli 2006. Kemungkinan
besar pada saat terjadi gempa yang lebih besar itu, Merapi dan
gunung-gunung lain yang 

[iagi-net-l] Eustatic curve Haq

2010-03-07 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Aku mendapatkan beberapa eustatic curve dalam beberapa kolom stratigrafi,
tetapi kenapa ada yang strech-sqezzenya ketika diplot dalam skala linier
Mya.
Apakah ada yang punya dijital paper aslinya HAQ et al, 1988. Ataukah memang
ada curve eustatic yg lebih baru (corrected) setelah 1988 ?

Salam

RDP


[iagi-net-l] Salam Awards 2010

2010-03-07 Terurut Topik Maryanto
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Atas berkah dan rahmatNya, kami mengumumkan Penerima Salam Award 2010. Penerima 
berjumlah 14 orang (2010), meningkat dari 2 (2007), 2 (2008), dan 7 (2009). 
Tahun ini adalah pengumuman yang langsung penyerahan sertifikat, di depan forum 
diskusi dengan persentasi kemajuan Salamology. Pada sertifikat tertulis, sbb:

Maryanto’s Salam Awards,
Bismillahirrahmanirrahim
In the Name of Allah, the Beneficent, the Merciful.
Atas berkah Allah, kami menganugerahkan “Salam Award” kepada:
With the Allah’s blessing, we present the Salam Award to
(Prof.Dr.gelargelarNgajeng.AsmoPanjenenganDalem.gelargelarwingking)
Atas jasa Bapak/Ibu menebar pengetahuan salam-selamat-sejahtera kepada umat.
For your effort in the spreading science for wealth and blessing to human life.
Semoga Allah swt. memberkahi Bapak/Ibu selama hidup di dunia
dan membalasi surga di akherat kelak.
May Allah the Holly God blesses you all your life in the world and prize you 
the Heaven in the Day After.
Sempol, Pakem, Yogyakarta, 8 Maret 2010.
Penganugerah,
Awarded by:
(tertanda)
Drs. Maryanto, M.T.
Pengusul Salamologi
Founder of the Salamology.
 
Nama penerima Salam Awards 2010, pernah menjabat (tidak mesti yg sedang 
dijabatnya), sebagian kecilnya, menurut abjad nama, sbb:
1. Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc. Apoteker.
Apoteker, Dosen Farmasi UGM, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dosen 
Universitas Islam Indonesia.
2. Prof. Dr. Ir. H. Budi Santoso, M.Sc. APU (KRT. Padmokusumo).
Fisikawan, Direktur BATAN “Badan Tenaga Atom Nasional” Yogyakarta, Dosen-Rektor 
Universitas Nasional Jakarta.
3. Dr. Drs. Chairil Anwar, M.Sc.
Kimiawan, Dosen Kimia, Dekan FMIPA UGM.
4. Prof. Dr. Drs. Dadang Iskandar, M.Sc.
Fisikawan, Dosen-Purek Universitas Negri Riau
5. Drs. Dimsiki Hadi
Fisikawan, Dosen fisika FMIPA UGM
6. Drs. Guntur Maruto, S.U.
Fisikawan, Dosen Fisika FMIPA UGM
7. Ir. Marno Datun
Gelogiawan, Dosen Geologi Teknik Geologi UGM
8. Prof. Dr. Ir. Mochamad Adnan, M.Sc.
Tehnologi Pertanian, Rektor ke-8 UGM, Rektor Universitas Wangsa Manggala, 
Yogyakarta.
9. Dr. Drs.Mochamad Ali Joko Wasono, M.Sc.
Fisikawan, Dosen Fisika FMIPA UGM
10. Prof. Dr. Pramudita Anggraita, M.Sc.
Fisikawan, Direktur BATAN “Badan Tenaga Atom Nasional”, Yogyakarta,
11. Dra. Retno Wikan Tyasning Adnan
Mathematikawati, Dosen Mathematika, FMIPA UGM.
12. Drs. Waluyo, M.Sc., Ph.d
Geofisikawan, Dosen geofisika FMIPA UGM
13. Drs. Widodo Priyodiprojo, M.Sc.E.E.
Fisikawan, Dosen Fisiaka FMIPA UGM
14. Dra. Zahara Muslim, M.Sc.
Fisikawan, ahli reaktor nuklir, Dosen Fisika FMIPA UGM.
 
Penghormatan kami atas jasa beliau menebar ilmu pengetahuan salam, kami 
haturkan sertifikat dengan tulisan di atas, serta masing-masing @Rp. 
1.000.000,- (satu juta rupiah saja). 
 
Terimakasih kepada team seleksi “Awards 2010”: Prof. Dr. Kirbani Sri 
Brotopuspito, Prof Dr. Suprajitno Munadi, dan dosen kedua belau dan kami Ibu 
Dra. Zahara Muslim, M.Sc. Hingga minggu terakhir, kami rencanakan (hanya) 7 
awards tahun ini. Namun atas usulan-usulan yang amat bagus, kami tidak tahan 
untuk menunda yang lain, dan menjadi 14 awards. Ma’af, tentunya masih ada yang 
lebih bagus di luar nama-nama tersebut di atas, yang terlewatkan. (Agag nakal 
sedikit) kami mohon di do’akan agar masih akan bisa memberi awards di masa 
mendatang, atau malah juga kepada Bapak/Ibu sekalian.
 
Pencari-pengamal ilmu, dosen/guru adalah pengamal ilmu terbesar, amal yang 
sangat tinggi jumlah rupiahnya. Mereka menjadikan kami, juga kepada banyak 
orang, mendapatkan banyak uang, untuk menghidupi keluarga beserta orangtua, 
sanak saudara, juga kerabat, dan sedekah. Tiga hal yang akan di timbang untuk 
mendapatkan “ucapan salam” di surga: barang berguna, ilmu bermanfa’at, dan doa 
anak shaleh kepada orang tuanya. 
 
Dalam penganugerahan tahun ini, alhamdullillah, bisa kami selenggarakan 
pengumuman, penyerahan sertifikat, beserta amplopnya, di saksikan sekitar 140 
orang yang umumnya dosen UGM di Masjid Kampus UGM (Rabu, 3/3/1010). Ini juga 
akan di lakukan pada sore ini di Baitul Amin, Sawangan, Depok (Senin, 8/3/2010, 
jam 16:00-20:00), dengan hadir utamanya Prof. Dr. Budi Santoso (ahli nuklir), 
Prof. Dr. Suprajitno Munadi (geofisikawan Lemigas, pendiri geofisika UI), 
Chairuddin L.C., M.Sc. (Fisika Kairo), Safran, S.Si. (geofisika UPI), Drs. 
Mangasa Martinus Manulang (ahli management), dan banyak imuwan lag. Di kedua 
tempat itu juga termasuk penyerahan sertifikat kepada beberapa penerima 
“Awards” tahun sebelumnya, yang bisa bisa hadir. (Sertifikat lainnya akan di 
kirim melalui post).
 
Diskusi yang terjadi, yang umumnya dengan para ahli nuklir liburan seminggu 
ini, sebutkan usaha umat untuk mencari rumusan alam, telah berkembang pesat. 
Telah di gabung Gaya Atom Kuat dan Atom Lemah, menjadi “unified theory”. Pun 
telah tergabung Gaya Elektro dan Magnetic (menjadi unified electromagnetism). 
Kedua gabungan menjadi banyak usulan GUT “Grand Unified Theory”. Lalu 
penggabungan kedua gabungan 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-07 Terurut Topik Awang Satyana
Minarwan,
 
Tanggapan kedua saya atas ulasan kedua Minarwan :
 
1. Merapi memang telah aktif sejak beberapa bulan sebelum terjadi gempa Yogya 
pada 27 Mei 2010. Saat terjadi gempa Yogya, aktivitasnya meningkat beberapa 
hari kemudian. Saat itu ramai pula diskusi di milis bahwa keduanya saling 
berpengaruh, ada yang bilang gempa dipicu Merapi, ada yang bilang sebaliknya. 
Saya berpendapat aktivitas Merapi sebelum gempa tak ada hubungannya dengan 
gempa; tetapi setelah gempa aktivitas Merapi sedikit/banyak dipengaruhinya. 
Wikipedia memang tidak peer-reviewed, tetapi ulasan2-nya menurut hemat saya 
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
 
2. Lubang kepundan Merapi dan sumbat Merapi ada beberapa, di area yang tak 
tersumbat magma bisa menembus dan turun sebagai lava. Lava pun bisa menembus 
beberapa bagian sumbat yang mengakibatkan deformasi sumbat lava. Justru 
mekanisme inilah yang memudahkan gugurnya sumbat lava. Jadi, turunnya lava 
tidak bisa diartikan bahwa semua sumbatnya telah tidak ada.Tiga hari setelah 
gempa Yogya, aktivitas awan panas meningkat. Awan panas ini (nuee ardente) 
kebanyakan berasal dari guguran sumbat lava lama. Terobosan lava telah 
memudahkan gugurnya sumbat lava, saat pada waktunya sumbat itu digoncang gempa 
dan beberapa hari kemudian runtuh. Barangkali Minarwan ingat bahwa saat itu 
rakyat Yogya hendak naik ke arah Kaliurang menghindari isu tsunami dari gempa 
Yogya, tetapi dari atas Kaliurang awan panas mulai meningkat.
 
3. Lava basalto-andesitik pada dasarnya berkomposisi lebih basa dibandingkan 
andesit-basaltik yang intermediat atau riolitik yang asam. Semakin basa lava 
semakin mudah dibangkitkan oleh suatu aktivitas. Magma Merapi meskipun 
dikatakan basalto-andesitik, berbeda dalam komposisi SiO2-nya dibandingkan 
dengan Merapi, relatif lebih asam; semakin banyak SiO2 semakin kental dan 
kecenderungan membentuk sumbat lava semakin besar. Goncangan gempa adalah 
energi yang akan mengaktivitas fluida, fluida apa pun itu yang ada di bawah 
permukaan; bisa migas, air, maupun magma. Saat dikocok begini, lava basal 
akan lebih merespon dibandingkan lava asam; maka meskipun Semeru terletak lebih 
jauh dari episentrum gempa Yogya, peningkatan aktivitasnya bersamaan dengan 
Merapi yang lokasinya lebih dekat. Jadi, respon Semeru cepat; respon Merapi 
relatif lebih lambat karena komposisi kedua gunungapi ini relatif berbeda dan 
tambahan pula di puncak Merapi terdapat beberapa sumbat
 lava lama.
 
4. Saya pernah menulis di majalah Tempo soal hubungan getaran gempa dan 
aktivitas gunungapi di sekitarnya, saat mengulas betapa seringnya gempa di area 
Minahasa-Halmahera dan gunungapi2 di sekitarnya yang dipengaruhinya (Soputan, 
Gamalama, Gamkonora). Semakin asam semakin susah dipengaruhi sebab semakin 
kental. Tetapi semakin asam aktivitasnya akan semakin eksplosif. Krakatau 1883 
meletus saat kadar SiO2-nya 72 %. Saat ini terjadi diferensiasi magma di Anak 
Krakatau, tetapi ia masih di sekitar 50-an % SiO2-nya.
 
5. Semua gunungapi aktif mengalami siklus diferensiasi magmatik yang kemudian 
akan tercermin kepada aktivitasnya. Gunungapi yang mudah teraktifkan adalah 
yang saat itu tengah di puncak siklus, dalam kondisi yang saya sebut critical 
venting system. Apa pun gangguan (perturbation) terhadapnya akan mempengaruhi 
aktivitasnya. Lebih-lebih lagi saat itu Merapi sudah memulai aktivitasnya 
terlebih dahulu dibandingkan dengan gempa Yogya. Ia tengah aktif. Saat gempa 
besar Aceh Desember 2004, Nias Mei 2005 Merapi tengah tak aktif, saat gempa 
Pangandaran Juli 2006, Merapi sudah menuju ke siklus bawahnya lagi. Itu juga 
yang saya pakai sebagai penyebab mengapa gununglumpur tua dari 
Pulungan-GunungAnyar-KalangAnyar yang sama-sama seletak segaris dengan Lusi tak 
direaktivasi, sebab ketiga gununglumpur ini berbeda stages-nya dengan Lusi. 
Mereka sudah melewati stage 4 gununglumpur, sedangkan Lusi mau dari ke-3 menuju 
ke-4. Stage 1-4 gununglumpur bisa dilihat di paper
 saya di Proceedings IPA 2008 tentang gunung2lumpur di Jawa (Satyana and 
Asnidar, 2008).
 
6. Transient pressure change dan permanent stress change dari Walter et al. 
(2007)  sekali lagi tidak memasukkan komposisi magmatik. Perubahan tekanan 
akibat getaran itu akan direspon dulu oleh kondisi reologi dan komposisi magma. 
Kemudian, percobaan mereka tak memasukkan vektor propagasi gelombang gempa saat 
itu. Vektor gelombang gempa ini lebih ke arah timurlaut dan timur menuju Tuban 
dan Semeru, daripada ke arah utara-baratlaut menuju Merapi. Ini bisa dicek 
ulang dengan plotting semua aftershock gempa Yogya yang juga menunjukkan vektor 
ke arah timurlaut. Maka meskipun jarak Semeru lebih jauh dari episentrum 
(relatif dibandingkan terhadap Merapi), propogasi stress sebenarnya lebih 
banyak ke arah Semeru. Yang tergetarkan di Merapi saat itu lebih banyak di 
permukaan Merapi (oleh surface wave gempa), bukan dapur magmanya oleh bodywave 
gempa; maka ia hanya meruntuhkan beberapa sumbat lava yang memang sebelumnya 

[iagi-net-l] Kapan Krakatau meletus ( was Uneg-uneg..LUSI)

2010-03-07 Terurut Topik yanto R.Sumantri


    

 Ndang 

    Kalau tidak salah dalam buku yang sangat terkenal the
Geology of Indonesia  ,van Bemmelen 1949, ada hubungan yang sangat
erat antara kandungan SiO2 dengan saat Krkatau meletus.
Nah , kalau
melihat kandungan SiO2 Krakatau sekarang , apakah sudah ada perkiraan kapn
Krakatau akan  meletus besar 2 an ?.
Hanya ingin
tahu saja.

Si Abah

 3. Lava
basalto-andesitik pada dasarnya berkomposisi lebih basa

dibandingkan andesit-basaltik yang intermediat atau riolitik yang asam.
 Semakin basa lava semakin mudah dibangkitkan oleh suatu aktivitas.
Magma
 Merapi meskipun dikatakan basalto-andesitik, berbeda
dalam komposisi
 SiO2-nya dibandingkan dengan Merapi, relatif
lebih asam; semakin banyak
 SiO2 semakin kental dan kecenderungan
membentuk sumbat lava semakin besar.
 Goncangan gempa adalah
energi yang akan mengaktivitas fluida, fluida apa
 pun itu yang
ada di bawah permukaan; bisa migas, air, maupun magma. Saat

dikocok begini, lava basal akan lebih merespon dibandingkan
lava asam;
 maka meskipun Semeru terletak lebih jauh dari
episentrum gempa Yogya,
 peningkatan aktivitasnya bersamaan
dengan Merapi yang lokasinya lebih
 dekat. Jadi, respon Semeru
cepat; respon Merapi relatif lebih lambat
 karena komposisi kedua
gunungapi ini relatif berbeda dan tambahan pula di
 puncak Merapi
terdapat beberapa sumbat
  lava lama.
  
_
Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur,
ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar
Ibadah kudu lakonan.


Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-07 Terurut Topik Awang Satyana
Memuat di milis-milis data mentah/ olahan/ interpretasi hasil kegiatan survei 
umum/ eksplorasi/ eksploitasi yang masih tertutup untuk umum (rahasia) tanpa 
izin dari Direktur Jenderal Migas adalah suatu pelanggaran atas Peraturan 
Menteri ESDM No. 027 Tahun 2006. Hati-hati, pelanggaran atas Peraturan ini 
mempunyai sanksi pidana atau denda. Silakan dicermati kutipan ayat-ayat di 
bawah ini yang berasal dari Peraturan tersebut.
 
Pasal 2 Ayat (1) 
Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan
Eksploitasi adalah milik Negara yang dikuasai oleh Pemerintah.
 
Pasal 25 Ayat (2) 
Pemanfaatan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
keperluan ilmiah dan keperluan lainnya  selain  untuk keperluan
operasi di wilayah Kerjanya oleh Kontraktor atau pihak lain,
wajib mendapat izin dari Direktur Jenderal.
 
Pasal 25 Ayat (3) 
Kontraktor dapat melakukan pertukaran data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan Kontraktor lain pada wilayah kerja
yang saling berbatasan setelah mendapat izin dari Direktur
Jenderal.
 
Pasal 32
Setiap orang yang mengirim atau menyerahkan atau
memindahtangankan data tanpa hak dalam bentuk apapun
dikenakan pidana atau denda sebagaimana diatur dalam pasal 1
ayat ( 2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi sebagaimana telah berubah dengan Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 002/PUU-1/2003 pada tanggal 21 Desember 2004.
 
Perhatikan aturan-aturan di atas dan saya akan menerapkannya untuk pemanfaatan 
sumur Banjar Panji-1 (BJP-1).
 
Data sumur BJP-1 diperoleh oleh Lapindo Brantas pada tahun 2006. Data itu 
adalah milik Pemerintah, bukan milik Lapindo Brantas. Tetapi, Lapindo dapat 
memanfaatkannya untuk keperluan operasinya selama Lapindo memiliki Wilayah 
Kerja (WK) tempat sumur Banjar Panji-1 berlokasi. Kontraktor lain di sekitar WK 
Brantas, misalnya Kodeco West Madura atau JOB Pertamina-PetroChina East Java, 
dapat memanfaatkan data sumur tersebut melalui mekanisme pertukaran data, 
tetapi izinnya harus diurus dulu ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS.
 
Bila ada perguruan tinggi yang ingin melihat data sumur BJP-1 untuk keperluan 
penelitian, misalnya apa penyebab Lusi, boleh saja, tetapi tetap harus mengurus 
izinnya ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS. Perguruan tinggi tersebut bisa menulis 
surat ke BPMIGAS atau Lapindo yang menulis surat ke BPMIGAS. Saya pikir izin 
semacam itu mestinya telah dilakukan oleh Lapindo untuk institusi yang diwakili 
oleh Mark Tingay atau Richard Davies. Bila belum, kemudian datanya sudah 
dipublikasikan, Pemerintah dapat menegur/memerkarakan Lapindo atau institusi 
tempat Mark Tingay dan Richard Davies. Begitu juga bila Lapindo ingin 
mempublikasikan paper tentang Lusi di forum atau jurnal apa pun, maka Lapindo 
harus mengurus izinnya dulu ke Ditjen Migas. Bila belum, tetapi sudah 
dipublikasikan ya sama juga, Pemerintah akan menegur/memerkarakan Lapindo.
 
Saya biasa membantu menguruskan izin sebagaimana dimaksud di atas untuk 
keperluan penelitian-penelitian teman-teman di perguruan tinggi, baik untuk 
keperluan penelitian pribadi dalam rangka menyelesaikan tugas akademik 
(skripsi, tesis, disertasi) maupun penelitian insitusi perguruan tinggi 
tersebut.
 
Apakah setiap orang yang tak berkepentingan boleh juga melihat data tersebut ? 
Saya tidak yakin, tetapi itu bisa ditanyakan ke Ditjen Migas bila diperlukan. 
 
Undangan terbuka Mas Bambang Istadi untuk melihat data sumur BJP-1 kepada siapa 
saja yang berminat berkaitan dengan paragraf di atas. Itu tidak berarti tanpa 
izin Dirjen Migas. Bila serius ada yang ingin melihat data tersebut, silakan 
didaftarkan siapa saja, mewakili institusi mana (kita tentu tidak bisa membawa 
atas nama diri sendiri). Setelah terdaftar, Lapindo silakan memroses surat 
izinnya ke Ditjen Migas. Keputusan apakah personal-personal tersebut diizinkan 
melihat data BJP-1 akan ditentukan oleh Dirjen Migas. Hal seperti ini, setahu 
saya, belum pernah terjadi. Barangkali, mekanisme ini mirip dengan pembukaan 
data dalam rangka farm out, itu juga harus dengan seizin Dirjen Migas dalam 
periode tertentu.
 
Kerahasiaan data dasar akan berakhir setelah 4 tahun, data olahan setelah 6 
tahun, data interpretasi setelah 8 tahun. Sejak kapan ? Apakah sejak data itu 
diperoleh ? Jadi karena data sumur BJP-1 diperoleh tahun 2006 maka tahun ini 
datanya akan terbuka ? Bukan, data itu menjadi terbuka dihitung bukan sejak 
data itu diperoleh (bukan otomatis), tetapi sejak status data itu ditetapkan 
Pemerintah (memerlukan penetapan oleh Pemerintah). Tentang hal ini silakan 
lihat PP No. 35 Tahun 2004, 
Penjelasan Pasal 23 Ayat 2.
 
Data yang dikirim Mas Bambang di milis adalah data yang sudah dipublikasikan, 
berasal dari makalah yang ditulisnya. Ini boleh saja, dengan catatan bahwa 
makalah tersebut sudah mendapatkan izin dari Dirjen Migas. Makalah mengenai 
migas yang menggunakan data milik Pemerintah dan belum pernah mendapatkan izin 
publikasi harus mendapatkan izin dahulu dari Dirjen Migas. Apabila telah 
diperoleh 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-07 Terurut Topik abachtiar_CBN

mas eko yang teguhnya paripurno,...
nampaknya pertanyaan atau ide sampeyan ini menjadi semakin relevan jika 
dikaitkan dengan penjelasan kang awang bpmigas tentang hal-ihwal data 
terlampir (saya cuplikkan postingannya, dr iaginet juga)
sampeyan nanya:..gimana ya...? kalo itu maksudnya caranya gimana 
mestinya sampeyan yg lebih tahu,  tapi kalau itu maksudnya gimana nanti 
efeknya, wah,... efeknya bagus itu mas,..bisa membuat banyak periset lebih 
bebas mengakses data2 tersebut terutama untuk kepentingan 
penanggulangannya... (yang mau gak mau juga pasti terkait dengan apa 
penyebabnya)

tabik...
yyg

- Original Message - 
From: ET Paripurno paripu...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, March 05, 2010 11:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI


cak yayang...aku kok jadi kepikir, mengingat ini masalah kita bersama, 
kalau bikin  gugatan class action tentang perlunya keterbukaan data ke 
lembaga2 yang menurut sampeyan berwenang itu... gitu gimana ya..


et


===
- Original Message - 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; Geo Unpad
geo_un...@yahoogroups.com
Sent: Monday, March 08, 2010 1:47 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI


Memuat di milis-milis data mentah/ olahan/ interpretasi hasil kegiatan
survei umum/ eksplorasi/ eksploitasi yang masih tertutup untuk umum
(rahasia) tanpa izin dari Direktur Jenderal Migas adalah suatu pelanggaran
atas Peraturan Menteri ESDM No. 027 Tahun 2006. Hati-hati, pelanggaran atas
Peraturan ini mempunyai sanksi pidana atau denda. Silakan dicermati kutipan
ayat-ayat di bawah ini yang berasal dari Peraturan tersebut.

Pasal 2 Ayat (1)
Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan
Eksploitasi adalah milik Negara yang dikuasai oleh Pemerintah.

Pasal 25 Ayat (2)
Pemanfaatan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
keperluan ilmiah dan keperluan lainnya selain untuk keperluan
operasi di wilayah Kerjanya oleh Kontraktor atau pihak lain,
wajib mendapat izin dari Direktur Jenderal.

Pasal 25 Ayat (3)
Kontraktor dapat melakukan pertukaran data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan Kontraktor lain pada wilayah kerja
yang saling berbatasan setelah mendapat izin dari Direktur
Jenderal.

Pasal 32
Setiap orang yang mengirim atau menyerahkan atau
memindahtangankan data tanpa hak dalam bentuk apapun
dikenakan pidana atau denda sebagaimana diatur dalam pasal 1
ayat ( 2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi sebagaimana telah berubah dengan Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 002/PUU-1/2003 pada tanggal 21 Desember 2004.

Perhatikan aturan-aturan di atas dan saya akan menerapkannya untuk
pemanfaatan sumur Banjar Panji-1 (BJP-1).

Data sumur BJP-1 diperoleh oleh Lapindo Brantas pada tahun 2006. Data itu
adalah milik Pemerintah, bukan milik Lapindo Brantas. Tetapi, Lapindo dapat
memanfaatkannya untuk keperluan operasinya selama Lapindo memiliki Wilayah
Kerja (WK) tempat sumur Banjar Panji-1 berlokasi. Kontraktor lain di sekitar
WK Brantas, misalnya Kodeco West Madura atau JOB Pertamina-PetroChina East
Java, dapat memanfaatkan data sumur tersebut melalui mekanisme pertukaran
data, tetapi izinnya harus diurus dulu ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS.

Bila ada perguruan tinggi yang ingin melihat data sumur BJP-1 untuk
keperluan penelitian, misalnya apa penyebab Lusi, boleh saja, tetapi tetap
harus mengurus izinnya ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS. Perguruan tinggi
tersebut bisa menulis surat ke BPMIGAS atau Lapindo yang menulis surat ke
BPMIGAS. Saya pikir izin semacam itu mestinya telah dilakukan oleh Lapindo
untuk institusi yang diwakili oleh Mark Tingay atau Richard Davies. Bila
belum, kemudian datanya sudah dipublikasikan, Pemerintah dapat
menegur/memerkarakan Lapindo atau institusi tempat Mark Tingay dan Richard
Davies. Begitu juga bila Lapindo ingin mempublikasikan paper tentang Lusi di
forum atau jurnal apa pun, maka Lapindo harus mengurus izinnya dulu ke
Ditjen Migas. Bila belum, tetapi sudah dipublikasikan ya sama juga,
Pemerintah akan menegur/memerkarakan Lapindo.

Saya biasa membantu menguruskan izin sebagaimana dimaksud di atas untuk
keperluan penelitian-penelitian teman-teman di perguruan tinggi, baik untuk
keperluan penelitian pribadi dalam rangka menyelesaikan tugas akademik
(skripsi, tesis, disertasi) maupun penelitian insitusi perguruan tinggi
tersebut.

Apakah setiap orang yang tak berkepentingan boleh juga melihat data tersebut
? Saya tidak yakin, tetapi itu bisa ditanyakan ke Ditjen Migas bila
diperlukan.

Undangan terbuka Mas Bambang Istadi untuk melihat data sumur BJP-1 kepada
siapa saja yang berminat berkaitan dengan paragraf di atas. Itu tidak
berarti tanpa izin Dirjen Migas. Bila serius ada yang ingin melihat data
tersebut, silakan didaftarkan siapa saja, mewakili institusi mana (kita
tentu tidak bisa membawa atas nama diri sendiri). Setelah