Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Jialing ini 2tak apa 4 tak ya 
Ada yg tahu?

Salam
Avi NPA 0666

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: madon_gea...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 05:58:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?
Saya boleh pesen Jia Ling versi bahan bakar gas ndak om Seno ? Daku lihat versi 
gas nya dah berkeliaran dan biasa daku tumpangi buat berangkat ke stasiun 
kereta listrik (yang tentu nya bahan bakar asalnya jugak gas yang tentunya 
dibeli murah dari Tempatnya mas Boy)

Keren kan kalo tukang ojek di Jakarta bilang ke tukang jaga Pom bensin mas 
tolong diisi gas 5 unit

Salam heureuy minggu siang

Maradona Mansyur Sent via BlackBerry® from AIS

-Original Message-
From: wahyu aji seno_geo...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 13:53:05 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

ada yang mau pesen barang2 dari cina mungkin? ;pmumpung saya masih 
disini...hehe, pengen nulis serius tapi ini masih wiken, besok ajalah baru 
serius lagi ;)
rgds,seno

--- On Sun, 9/25/11, Bowo Pangarso bow...@gmail.com wrote:

From: Bowo Pangarso bow...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sunday, September 25, 2011, 12:45 PM

Pak ery,
Lah di cina bukannya udah kayak gitu, abis itu barang barang home industry 
mereka didumping ke indonesia. 

Yang saya kaget (mungkin anggota iagi lain ngga), di cina ngomongin kapasitas 
listrik itu pake satuan gigawatt, sementara indonesia megawatt masih megap 
megap. Tapi jauh di semenanjung malaysia dan singapura terang benderang

Kita disini cuma misuh misuhkayak saya, yang senen besok udah ngantor lagi 
suruh nyari sumur gas...buat diekspor..

Curcol, kalo istilah sekarang,
Bowo
-Original Message-
From: eariful...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 05:27:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?
Tambahan:

Migas --- rmh tangga terang (bisa: home industry) atau pabrik --- barang jadi 
--- ekspor --- nilai tambah.

Atau

Migas --- ekspor.
Milih mana?

Salam,
Ery Arifullah
NPA: 2525


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bowo Pangarso bow...@gmail.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 04:40:08 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

Iagi'ers
Seandainya gas (atau minyak bumi) tersebut diolah dulu saja di indonesia, 
terus baru hasilnya diekspor gimana ya?
 
Kayak misalnya gas yang ada di alirkan dulu ke pembangkit punya kita sendiri 
baru kalau udah jadi listrik diekspor. Mestinya laku juga sih dan lebih mahal 
juga. Dan listriknya bisa dipakai juga didalam negeri buat bikin sesuatu. 
Lah gas yang diekspor ke china, jepang, korea, malaysia, singapura, disana buat 
menghidupkan listrik balik ke indonesia dalam bentuk mobil, motor, 
gadget-gadget elektronik yang pasti laku banget di jakarta dan kota kota besar 
lainnya di indonesia, dan pastinya lebih mahal dari harga jual mentahnya 
(gasnya itu lho). 

Rasanya gelo kerjaan nyari titik sumur, begitu dibor ketemu gas buanyak, 
langsung diekspor (murah pulak). Sementara sebagian besar kepulauan di 
indonesia masih gelap dan banyak yang nganggur. 

Entahlah, pertanyaan di minggu siang aja..

Bowo Pangarso
IAGI NPnya lali...
-Original Message-
From: madon_gea...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 03:54:43 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

Setuju pak Stratigrafi_mania.. Domain Oil ke Gas itu mungkin bisa saja bergerak 
hanya kalau 3.5 USD per unit gas price di well head (harga rata2 GSA di 
indonesia 6 tahun belakangan? Mungkin om Jon yg lebih tahu mah) itu bisa di 
buat se menarik di stasiun transit nya di Singapore?... misal nih sekedar usul 
bagaimana kalo ditetapkan harga pembelian minimum 6-7 USD per unit gas price di 
well head mungkin? (Bisa di timpukin kali saya sama Domain usaha energi listrik 
pengguna gas kali ya ? Hehehe .. Yah namanya juga usul emangnya daku ini siapa 
yak lempar usul sembarangan padahal MasJun juga.. Yakin lah saya mah bapak2 
penentu kebijakan itu sudah punya keputusan ke arah sana) bisa jadi economic 
reason stranded gas fields itu bisa fly sampai tahap produksi ya...(Sebenarnya 
topik serupa sudah di ulas oleh pak Aris Setiawan, pak Rovicky, pak Yudie 
Iskandar.. tulisan tersebut cukup lama ngendon di meja redaksi karena cukup 
lama pula ga ada artikel lain yang
 masuk meja redaksi untuk bisa penuh naik cetak dan akhirnya terbit di Berita 
IAGI edisi JCM 2011 dan terbukti topik tersebut masih belum expired untuk di 
dengungkan saat ini)

Salam Hormat dari Warga Negara Indonesia Juga

Maradona Mansyur Sent via BlackBerry® from AIS

-Original Message-
From: stratigrafi_ma...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 02:36:10 
To: 

Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik earifullah
Pak Bowo,
Sedih juga klo kita hanya bisa misuh2 disini, trus besok ngantor lgsung diminta 
cari cadangan migas buat diekspor. Andaikan para ahli kebumian Indonesia mampu 
memberikan nilai tambah migas/batubara/bijih bagi  republik tercinta ini, 
mengapa kita bisa lakukan? 

Ery
2525
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 06:01:05 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

Jialing ini 2tak apa 4 tak ya 
Ada yg tahu?

Salam
Avi NPA 0666

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: madon_gea...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 05:58:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?
Saya boleh pesen Jia Ling versi bahan bakar gas ndak om Seno ? Daku lihat versi 
gas nya dah berkeliaran dan biasa daku tumpangi buat berangkat ke stasiun 
kereta listrik (yang tentu nya bahan bakar asalnya jugak gas yang tentunya 
dibeli murah dari Tempatnya mas Boy)

Keren kan kalo tukang ojek di Jakarta bilang ke tukang jaga Pom bensin mas 
tolong diisi gas 5 unit

Salam heureuy minggu siang

Maradona Mansyur Sent via BlackBerry® from AIS

-Original Message-
From: wahyu aji seno_geo...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 13:53:05 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

ada yang mau pesen barang2 dari cina mungkin? ;pmumpung saya masih 
disini...hehe, pengen nulis serius tapi ini masih wiken, besok ajalah baru 
serius lagi ;)
rgds,seno

--- On Sun, 9/25/11, Bowo Pangarso bow...@gmail.com wrote:

From: Bowo Pangarso bow...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sunday, September 25, 2011, 12:45 PM

Pak ery,
Lah di cina bukannya udah kayak gitu, abis itu barang barang home industry 
mereka didumping ke indonesia. 

Yang saya kaget (mungkin anggota iagi lain ngga), di cina ngomongin kapasitas 
listrik itu pake satuan gigawatt, sementara indonesia megawatt masih megap 
megap. Tapi jauh di semenanjung malaysia dan singapura terang benderang

Kita disini cuma misuh misuhkayak saya, yang senen besok udah ngantor lagi 
suruh nyari sumur gas...buat diekspor..

Curcol, kalo istilah sekarang,
Bowo
-Original Message-
From: eariful...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 05:27:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?
Tambahan:

Migas --- rmh tangga terang (bisa: home industry) atau pabrik --- barang jadi 
--- ekspor --- nilai tambah.

Atau

Migas --- ekspor.
Milih mana?

Salam,
Ery Arifullah
NPA: 2525


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bowo Pangarso bow...@gmail.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 04:40:08 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

Iagi'ers
Seandainya gas (atau minyak bumi) tersebut diolah dulu saja di indonesia, 
terus baru hasilnya diekspor gimana ya?
 
Kayak misalnya gas yang ada di alirkan dulu ke pembangkit punya kita sendiri 
baru kalau udah jadi listrik diekspor. Mestinya laku juga sih dan lebih mahal 
juga. Dan listriknya bisa dipakai juga didalam negeri buat bikin sesuatu. 
Lah gas yang diekspor ke china, jepang, korea, malaysia, singapura, disana buat 
menghidupkan listrik balik ke indonesia dalam bentuk mobil, motor, 
gadget-gadget elektronik yang pasti laku banget di jakarta dan kota kota besar 
lainnya di indonesia, dan pastinya lebih mahal dari harga jual mentahnya 
(gasnya itu lho). 

Rasanya gelo kerjaan nyari titik sumur, begitu dibor ketemu gas buanyak, 
langsung diekspor (murah pulak). Sementara sebagian besar kepulauan di 
indonesia masih gelap dan banyak yang nganggur. 

Entahlah, pertanyaan di minggu siang aja..

Bowo Pangarso
IAGI NPnya lali...
-Original Message-
From: madon_gea...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 03:54:43 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

Setuju pak Stratigrafi_mania.. Domain Oil ke Gas itu mungkin bisa saja bergerak 
hanya kalau 3.5 USD per unit gas price di well head (harga rata2 GSA di 
indonesia 6 tahun belakangan? Mungkin om Jon yg lebih tahu mah) itu bisa di 
buat se menarik di stasiun transit nya di Singapore?... misal nih sekedar usul 
bagaimana kalo ditetapkan harga pembelian minimum 6-7 USD per unit gas price di 
well head mungkin? (Bisa di timpukin kali saya sama Domain usaha energi listrik 
pengguna gas kali ya ? Hehehe .. Yah namanya juga usul emangnya daku ini siapa 
yak lempar usul sembarangan padahal MasJun juga.. Yakin lah saya mah bapak2 
penentu kebijakan itu sudah punya keputusan ke arah sana) bisa jadi economic 
reason stranded gas fields itu bisa fly sampai tahap produksi ya...(Sebenarnya 
topik serupa sudah di ulas oleh pak Aris Setiawan, pak 

[iagi-net-l] Re: Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Wah makin menarik pandangan Pakde Ruskamto.

Memang kita tidak mungkin membuat sebuah sistem tanpa mengadopsi
sistem yang sudah atau sedang berjalan. PSC merupakan sebuah
perjanjian kerja yg memang semestinya disesuaikan dengan sistem
akuntansi, sistem pedagangan, sistem hukum dan sistem-sistem lain yg
telah ada sebelumnya.
Kalau kita memunculkan sistem baru yag berbeda dg 'normal practice' yg
sudah ada tentunya ndak laku. Pembeli (investor) akan berpikir keras
bila sebuah sistem baru diperkenalkan. Tentunya ada 'learning period'
bagi si 'calon investor'. Ketika sistem sudah berjalan tapi kmudian
diketahui bolong2 tentunya akan ada adjustment. Nah adjustment spt ini
yg harusnya mendekati 'normal practice'. Misal 'adjustment' sistem
perpajakan, akuntansi dll.
Jadi pemikiran mengembalikan spt kontrak karyapun harus dilihat
sebagai sistem 'baru' bila akan diluncurkan. Perlu waktu bagi investor
utk mempelajari.
Sementara itu kita sudah tahu bahwa kebutuhan energi kita meningkat
7pct pertahun. Dan di tahun 2025 nanti kebutuhan energi di Indonesia
sudah 3 KALI LIPAT dari sekarang.
Waktu tidak bisa distop, jangan sampai kita kehabisan waktu hanya
mengintroduksi sistem baru yg belom dikenal investor.

Bagaimanapun perubahan evolutif lebih adaptable dan lebih mudah
diterima ketimbang perubahan revolusioner.

Salam
Rdp

On 25/09/2011, Ruskamto rsoeri...@yahoo.com wrote:
 Sebetulnya PSC itu sangat spesial karena kurang sejalan dg GAAP (General
 accepted accounting Practice)
 1. Accelerated depreciation dari asset live menjadi 5 - 8 tahun.
 2. Intangible drilling dianggap expenses  (cost) bukan investment.
 3. Salary wages, benfits dan training disebut GA dan expensekan langsung.
 GAAP Hanya sebagian managemnt cost, Finance dan HR disebut GA, yg lain
 bagian dari Proyek dan Prod cost. Masuk dalam Investasi yg diamrtisasi.
 PSC: karena split hanya 15% dan semua asset reserves milik NEGARA tidak
 bisa dibukukan sbg asset dan tidak bankable. Maka perlu incentive-2 spt
 diatas, kalau tidak PSC indonesia tidak gak ekonomis gak bersaing dg
 Txroyalti.
 For certain definition spt Intangible drilling dan mgr, gaji engineer yang
 menangani project adalah INVESTASI !  Yang terpaksa dicostkan oleh PSC
 contract.
 Di GAAP exploration dapat keringanan Pajak, di Indonesia bayar VAT dulu
 bayar kalau ada prod.
 Hanya perusahaan multinat yg berani explor karena incentive pajak di negara
 assalnya...  Untuk menyesuaikan PSC accounting dg multinational perlu ada
 GAAP adjustment dlm taxing dan DDA depreciation, depletion  amortization.
 Monggo kita buka wawasan lebih luas plus dan minus PSC ala Indonesia.
 RUS'70

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Sender: geologi...@googlegroups.com
 Date: Sun, 25 Sep 2011 15:09:30
 To: geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: geologi...@googlegroups.com
 Subject: Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

 2011/9/25 soejanto...@yahoo.com

 **Gini aja...mrk melakukan itu semua kan ada dasarnya...dan PSC itu ada
 sejak 80 an...klo ga sesuai aturan non cost recovery ya non cost recovery,
 gitu aja kok report..
 Klo msh ada debat atau diskusi, berarti aturan CRnya abu2...


 Kontrak PSC pertama dibuat tahun 1967.
 Stuju Mas SOE, aturannya abu-abu dan sepertinya sulit menjadikannya HITAM
 atau PUTIH.
 Nah mnurut Mas SOE apakah PSC yg ada saat ini bermakna Production Sharing
 atau Profit Sharing ?

 RDP

 --
 Keluar dari milis: kirim email ke geologiugm+unsubscr...@googlegroups.com
 Situs web alumni: http://kumpulgeologi.wordpress.com

 --
 Keluar dari milis: kirim email ke geologiugm+unsubscr...@googlegroups.com
 Situs web alumni: http://kumpulgeologi.wordpress.com


-- 
Sent from my mobile device

*Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

[iagi-net-l] Re: Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Wah makin menarik pandangan Pakde Ruskamto.

Memang kita tidak mungkin membuat sebuah sistem tanpa mengadopsi
sistem yang sudah atau sedang berjalan. PSC merupakan sebuah
perjanjian kerja yg memang semestinya disesuaikan dengan sistem
akuntansi, sistem pedagangan, sistem hukum dan sistem-sistem lain yg
telah ada sebelumnya.
Kalau kita memunculkan sistem baru yag berbeda dg 'normal practice' yg
sudah ada tentunya ndak laku. Pembeli (investor) akan berpikir keras
bila sebuah sistem baru diperkenalkan. Tentunya ada 'learning period'
bagi si 'calon investor'. Ketika sistem sudah berjalan tapi kmudian
diketahui bolong2 tentunya akan ada adjustment. Nah adjustment spt ini
yg harusnya mendekati 'normal practice'. Misal 'adjustment' sistem
perpajakan, akuntansi dll.
Jadi pemikiran mengembalikan spt kontrak karyapun harus dilihat
sebagai sistem 'baru' bila akan diluncurkan. Perlu waktu bagi investor
utk mempelajari.
Sementara itu kita sudah tahu bahwa kebutuhan energi kita meningkat
7pct pertahun. Dan di tahun 2025 nanti kebutuhan energi di Indonesia
sudah 3 KALI LIPAT dari sekarang.
Waktu tidak bisa distop, jangan sampai kita kehabisan waktu hanya
mengintroduksi sistem baru yg belom dikenal investor.

Bagaimanapun perubahan evolutif lebih adaptable dan lebih mudah
diterima ketimbang perubahan revolusioner.

Salam
Rdp

On 25/09/2011, Ruskamto rsoeri...@yahoo.com wrote:
 Sebetulnya PSC itu sangat spesial karena kurang sejalan dg GAAP (General
 accepted accounting Practice)
 1. Accelerated depreciation dari asset live menjadi 5 - 8 tahun.
 2. Intangible drilling dianggap expenses  (cost) bukan investment.
 3. Salary wages, benfits dan training disebut GA dan expensekan langsung.
 GAAP Hanya sebagian managemnt cost, Finance dan HR disebut GA, yg lain
 bagian dari Proyek dan Prod cost. Masuk dalam Investasi yg diamrtisasi.
 PSC: karena split hanya 15% dan semua asset reserves milik NEGARA tidak
 bisa dibukukan sbg asset dan tidak bankable. Maka perlu incentive-2 spt
 diatas, kalau tidak PSC indonesia tidak gak ekonomis gak bersaing dg
 Txroyalti.
 For certain definition spt Intangible drilling dan mgr, gaji engineer yang
 menangani project adalah INVESTASI !  Yang terpaksa dicostkan oleh PSC
 contract.
 Di GAAP exploration dapat keringanan Pajak, di Indonesia bayar VAT dulu
 bayar kalau ada prod.
 Hanya perusahaan multinat yg berani explor karena incentive pajak di negara
 assalnya...  Untuk menyesuaikan PSC accounting dg multinational perlu ada
 GAAP adjustment dlm taxing dan DDA depreciation, depletion  amortization.
 Monggo kita buka wawasan lebih luas plus dan minus PSC ala Indonesia.
 RUS'70

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Sender: geologi...@googlegroups.com
 Date: Sun, 25 Sep 2011 15:09:30
 To: geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: geologi...@googlegroups.com
 Subject: Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

 2011/9/25 soejanto...@yahoo.com

 **Gini aja...mrk melakukan itu semua kan ada dasarnya...dan PSC itu ada
 sejak 80 an...klo ga sesuai aturan non cost recovery ya non cost recovery,
 gitu aja kok report..
 Klo msh ada debat atau diskusi, berarti aturan CRnya abu2...


 Kontrak PSC pertama dibuat tahun 1967.
 Stuju Mas SOE, aturannya abu-abu dan sepertinya sulit menjadikannya HITAM
 atau PUTIH.
 Nah mnurut Mas SOE apakah PSC yg ada saat ini bermakna Production Sharing
 atau Profit Sharing ?

 RDP

 --
 Keluar dari milis: kirim email ke geologiugm+unsubscr...@googlegroups.com
 Situs web alumni: http://kumpulgeologi.wordpress.com

 --
 Keluar dari milis: kirim email ke geologiugm+unsubscr...@googlegroups.com
 Situs web alumni: http://kumpulgeologi.wordpress.com


-- 
Sent from my mobile device

*Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik ujaytop
Mas Vick.. Bisa dilihat nanti di jcm.. Posternya faulin.. Memang blun lengkap 
mengcapture smuanya..

Dari Hasil penelusuran sih ide awal bagi Hasil tercatat pertama kali dalam 
penjelasan mosi yg diterima dpr-ri tanggal 17 juli 1951 dgn no srt 
1446/RM/DPRRI/51. Point O. Tentang sistem maroh (deelbouw), point P. 
Penghasilan perusahaan minyak asing berdasarkan sistem maroh dan point Q. 
Penghasilan Negara Menurut sistem maroh..
(ref. Sejarah perjuangan perminyakan nasional, teuku h. Moh. Hasan, 1985). 


Salam.
Ujay


Salam,
ujay.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 11:41:30 
To: iagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com; 
migas_indone...@yahoogroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

2011/9/25  koeso...@melsa.net.id:
 Memang sangat aneh. Mungkin utk pemerintah baik penerimaan negara naik.
Tetapi kan kalau kontraktor ingin segala di-cost-recovery-kan supaya uang
segera kembali, dan kalau dijadikan dalam bentuk investasi kembali sebagai
depreciation yg lama. Apakah ini akan mendorong peningkatan produksi? Belum
lagi dianggap pelanggaran kontrak. Sebetulnya yg menarik dari sistim PSC
Indonesia itu cost-recovery-nya. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saya jadi ingat pembicaraan dengan Pak Koesoema beberapa waktu lalu
menyangkut CR. Bahwa PSC merupakan *Production* Sharing Contract yang memang
didalam arti harfiahnya produksinya di split. Namun biaya ditanggung oleh
kontraktor (operator). Pak Koesoema dan saya juga penasaran, apakah PSC yang
pertama kali dibuat dengan ASAMERA (cmiiw) tahun 1970-an itu mengandung CR
didalam naskah kontraknya ? Kalau ada rekan BPMIGAS atau eks BPPKA yg dapat
menemukan draft kontrak PSC pertama didunia ini mungkin bisa membuka ide
dasar PSC, dan sejauh mana PSC sudah menyimpang ... eh berkembang :D

Saya kira PSC pertama ini tidak mengatakan adanya CR. Karena PSC artinya
Production Sharing Contract, *bukan* *PROFIT* Sharing Contract. Dalam bahasa
pedesaan namanya sistem PARO, artinya separo produksi untuk pemilik lahan,
separo produksi untuk yang mengerjakan lahan. Biaya ditanggung oleh
kontraktor/operator.

Saya sepakat dengan Pak Koesoema bahwa yang menarik dalam PSC adalah adanya
CR, yang muncul beberapa tahun setelah PSC awal ini berjalan. Kalau tidak
salah akibat embargo minyak arab yg menaikkan harga minyak. Sehingga host
country (negara) ngiri atas keuntungan yang diperoleh si kontraktor. Dan
dibuatlah pembagian 85-15 tetapi cost ditanggung bersama, dengan mekanisme
disebut Cost Recovery. Disinlah awal PSC menjadi bermakna profit sharing !
(correct me if i am wrong).

*Ketidakpastian*

Ruwetnya pengelompokan item-item yang masuk dalam biaya yang direimburse
dalam bentuk CR ini yang menyebabkan pengawasan host country (pemilik
tanah/nagara) semakin rumit. Dengan adanya pameo *kalau bisa dipersulit
kenapa dipermudah* inilah maka akhirnya CR menjadi sebuah komponen
keekonomian dengan *ketidak pastian* yang cukup tinggi.

Usaha eksplorasi migas memiliki ketidakpastian alami yang berasal dari
sesuatu yang tidak dapat diraba dan diindera dengan benar yaitu kondisi
geologi bawah permukaan. Faktor unknown dan berujung dengan penyelidikan
melibatkan sains dan teknologi ini menyebabkan risiko dalam investasi.
Risiko yang muncul akibat ketidak pastian ini merupakan bawaan alamiah.
Dimanapun juga akan ada risiko dalam kegiatan eksplorasi bahan tambang.
Risiko ini dapat dengan mudah dimengerti dan dianalisa serta dihtung
probabilitasnya untuk dimasukkan dalam perhitungan keekonomian. Alam memang
tidak pernah aneh-aneh. Manusialah yang mencoba mengerti dan menghitungnya
secara saintifik. Dan diperhitungkan dalam investasi. Mudah !

Ketidakpastian CR ini menyangkut ketidakpastian *kebijakan*, menyangkut *
manusia*, dan akhirnya merupakan sebuah ketidakpastian *sistem pengelolaan*.
Perusahaan kontraktor atau operator dimanapun juga akan menaruh
ketidakpastian ini sebagai risk (risiko). Tentusaja ketidakpastian alamiah
diatas dapat dianalisa secara numerik dan pendekatan saintifik karena
menyangkut pengetahuan alamiah. Namun ketidak pastian sistem ini sangat
memberatkan dan menyulikan investor dalam mengkalkulasi dan memperhitungkan
keekonomian.

Beberapa perusahaan yang memperhitungkan keekonomian unrisk (khususnya untuk
CR), akhirnya mendapatkan prediksi keuntungan yang sangat rendah, karena
dengan anggapan CR merupakan salah satu faktor risiko. Artinya item-item
yang meragukan akhirnya dimasukkan sebagai biaya tanggungan kontraktor.
Tentusaja sangat memberatkan keekonomian sebuah proyek bukan ?

Barangkali dengan ketidakpastian CR inilah maka CR menjadi atau akhirnya
dianggap sebagai biaya investasi. Atau bahkan ada yang menganggap sebagai
upside potensial. Atau malah CR dimasukkan sebagai bagian dari income. Blaik
!!  Keuntungan akan beratambah bila CR disetujui, kalau tidak
disetujuipun toh masih untung. Menang cacak, 

Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik taufik . manan
Selamat dibahas di Makassar namun kalau bisa intisarinya diposting di milis 
ini. Kami yang tidak ikut ke Makassar juga berharap dapat informasi hasil 
diskusi masalah ini.

Terima kasih dan Salam

TAM


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Mon, 26 Sep 2011 07:52:05 
To: geologi...@googlegroups.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik andangbachtiar
Rasanya tidak sabar menunggu sampai pembicaraan RDP di JCM. Issue yg 
dilempar-kembangkan RDP Vicky dg menghitamkan tulisan by design untuk 
penurunan prod migas dan kenaikan cost-recovery itu menjadi sangat sensitif, 
krn musti diklarifikasi; kalau memang benar, maka kita hrs berbondong2 
menggugat siapa yg mendisain dan apa maksudnya mendisain krisis energi itu.

Terus terang sejak pertama kali th 2006 (5th yl) saya di informasikan oleh 
kelompok tertentu  ttg adanya disain tertentu oleh kelompok tertentu lainnya 
untuk terus menerus menerpurukkan produksi migas Indonesia, saya kaget dan 
reaksi pertama saya adalah: ah, mosok sih!??. Tetapi dg berjalannya waktu, 
mau gak mau saya mulai melihat kebenaran dari informasi - prediktif itu. Dari 
tahun ke tahun segalam macam sebab dijadikan alasan knp produksi migas kita gak 
naik2 dan cost recovery terus2an meningkat. Saya mulai skeptis dg segala macam 
pidato pejabat di migas maupun bpmigas ttg janji2 mereka menaikkan produksi 
migas Indonesia. Kalau belum waktunya, kalau kelompok2 itu blm mau migas kita 
naik produksinya, maka jangan harapkan produksi migas kita naik. Segala macam 
cara sdh dilakukan, tim2 percepatan produksi dibentuk di bbrp lini, 
administrasi yg katanya jadi biang kerok kelambatan (POD, WPB, AFE dsb) diatas 
kertas dan bibir sdh berkali2 juga diefisienkan. Tapi apa yg terjadi?

Nah, kalau memang RDP tahu siapa yg mendisain itu semua, saya sarankan dg 
sangat kita semua di forum IAGI-HAGI nanti bersama-sama menyuarakan pentingnya 
pihak2 yg mendisain itu secara transparan membuka maksud tujuannya dan 
mendiskusikannya bersama komponen2 bangsa lainnya termasuk professional 
kebumian, spy kebenaran perencanaan dan aksi tdk hanya dikuasai oleh sebagian 
golongan kecil saja. Sementara golongan sebagian besar lainnya harus menerima 
apa adanya. Demokrasi??!

ADB
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Mon, 26 Sep 2011 07:52:05 
To: geologi...@googlegroups.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik kartiko samodro
Mas Vicky

Apa lalu sebaiknya cost recovery hanya akan diberlakukan berdasarkan
persentase kenaikan jumlah produksi ?
Sementara semua usaha / biaya yang dikeluarkan tanpa kenaikan jumlah
produksi dianggap sebagai resiko dari kontraktor migas ?


2011/9/26 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 2011/9/26 soejanto...@yahoo.com

 **Fakta tentang BPMigas:
 Sejak dibentuknya BPMigas dg Pak Rahmat Sudibyo (2005 ?) hingga sekarang
 R.Priyono, Janji BPMigas yg diucapkan kepala2nya dihadapan DPR:
 1. Menaikan Produksi Migas Nasional
 2. Mungarangi Cost Recovery.

 Semua janji tsb belum pernah berhasil... Apa yang salah dg BPMigas...

 Ini juga perlu kita evaluasi dan diskusi bersama, kalau mau.


 Saya melihatnya penurunan produksi ini *by design *sebagai konsekuensi
 logis sebuah PSC period yang 30 tahun. Pasca UU22/.2001 (BPMIGAS) hanya
 kebagian apes saja pada periode decline.
 Gambar terlampir menunjukkan bahwa plateu produksi selama 30 tahun adalah
 hasil optimasi exploitasi lapangan dalam satu blok PSC yang masa berlakuknya
 juga 30 tahun.
 Akan saya coba ulas di JC Makassar !

 RDP
 cu @JCM



 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
 email to: o...@iagi.or.id

 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -



Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2011/9/26 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 Mas Vicky
  Apa lalu sebaiknya cost recovery hanya akan diberlakukan berdasarkan
 persentase kenaikan jumlah produksi ?
 Sementara semua usaha / biaya yang dikeluarkan tanpa kenaikan jumlah
 produksi dianggap sebagai resiko dari kontraktor migas ?


Kalau di Malesa, CR diperhitungkan terhadap cost dikenal dengan ROC
(Recovery over Cost). JAdi jumlah yang boleh di cost recovery akan
ditentukan pada biaya. Malah mungkin lebih tepat kalau dibuat Split over
cost, artinya split akan lebih bagus untuk operator apabila costnya rendah.
Dalam hal ini maka operator akan sangat berkepentingan dalam mengoptimasi
biaya supaya perolehan keuntungannya optimum.
Tetapi tentunya arrangement2 baru seperti ini untuk PSC yang akan datang,
sedangkan PSC yang sudah berjalan tetap terikat pada kontrak yg sedang
berjalan.

Ketika anda introduce kenaikan produksi, tentunya harus ada persetujuan
base-line. Ini mengundang diskusi sangat lama.

btw, aku masih bertanya-tanyi ttg Hatta Radjasa yang punya paradigma rada
nyentrik spt disini : Hatta: Kemacetan Simbol Kemajuan Perekonomian
http://economy.okezone.com/read/2011/08/07/20/489079/hatta-kemacetan-simbol-kemajuan-perekonomian


RDP


Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik koesoema
Paling gampang sih hilangkan saja cost recovery itu, tapi split dinaikkan 
sesuai dg kesepakatan pemerintah dan PSC, akan banyak membebaskan geologist 
dari pekerjaan administrasi, dan ikut berexplorasi. Juga akan memangkas 
birokrasi. Semua untung lah. RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Mon, 26 Sep 2011 09:50:50 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011/9/26 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 Mas Vicky
  Apa lalu sebaiknya cost recovery hanya akan diberlakukan berdasarkan
 persentase kenaikan jumlah produksi ?
 Sementara semua usaha / biaya yang dikeluarkan tanpa kenaikan jumlah
 produksi dianggap sebagai resiko dari kontraktor migas ?


Kalau di Malesa, CR diperhitungkan terhadap cost dikenal dengan ROC
(Recovery over Cost). JAdi jumlah yang boleh di cost recovery akan
ditentukan pada biaya. Malah mungkin lebih tepat kalau dibuat Split over
cost, artinya split akan lebih bagus untuk operator apabila costnya rendah.
Dalam hal ini maka operator akan sangat berkepentingan dalam mengoptimasi
biaya supaya perolehan keuntungannya optimum.
Tetapi tentunya arrangement2 baru seperti ini untuk PSC yang akan datang,
sedangkan PSC yang sudah berjalan tetap terikat pada kontrak yg sedang
berjalan.

Ketika anda introduce kenaikan produksi, tentunya harus ada persetujuan
base-line. Ini mengundang diskusi sangat lama.

btw, aku masih bertanya-tanyi ttg Hatta Radjasa yang punya paradigma rada
nyentrik spt disini : Hatta: Kemacetan Simbol Kemajuan Perekonomian
http://economy.okezone.com/read/2011/08/07/20/489079/hatta-kemacetan-simbol-kemajuan-perekonomian


RDP



Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik Eko Prasetyo
itu karena Oom Hatta masih berparadigma makelar:

macet = banyak mobil = dealer untung = perusahan mobil untung = kickback
buat kementrian (?)

btw, aku masih bertanya-tanyi ttg Hatta Radjasa yang punya paradigma rada
 nyentrik spt disini : Hatta: Kemacetan Simbol Kemajuan Perekonomian

 http://economy.okezone.com/read/2011/08/07/20/489079/hatta-kemacetan-simbol-kemajuan-perekonomian


 RDP




-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained


Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik wahyu aji
Ini mungkin simbol, kalo pikiran pejabat negara macet juga ;)
saya jadi inget omongan temen kantor yang kebetulan orang lokal sini, kalo 
masalah kontrak2 oilgas dia bilang gini:  Lu mau kerjain kagak? Lu itung2 
dulu, kalo lu mau ya kerjain dah, kalo kagak mau, gue juga bisa kerjain 
sendiri, negara gue masih mampu 
mantaap boii !
piss
 
salam dr utara,
seno / 3958

--- On Mon, 9/26/11, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:


From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Monday, September 26, 2011, 9:50 AM



2011/9/26 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com


Mas Vicky

Apa lalu sebaiknya cost recovery hanya akan diberlakukan berdasarkan persentase 
kenaikan jumlah produksi ?
Sementara semua usaha / biaya yang dikeluarkan tanpa kenaikan jumlah produksi 
dianggap sebagai resiko dari kontraktor migas ? 
Kalau di Malesa, CR diperhitungkan terhadap cost dikenal dengan ROC (Recovery 
over Cost). JAdi jumlah yang boleh di cost recovery akan ditentukan pada biaya. 
Malah mungkin lebih tepat kalau dibuat Split over cost, artinya split akan 
lebih bagus untuk operator apabila costnya rendah. Dalam hal ini maka operator 
akan sangat berkepentingan dalam mengoptimasi biaya supaya perolehan 
keuntungannya optimum. 
Tetapi tentunya arrangement2 baru seperti ini untuk PSC yang akan datang, 
sedangkan PSC yang sudah berjalan tetap terikat pada kontrak yg sedang 
berjalan. 

Ketika anda introduce kenaikan produksi, tentunya harus ada persetujuan 
base-line. Ini mengundang diskusi sangat lama.

btw, aku masih bertanya-tanyi ttg Hatta Radjasa yang punya paradigma rada 
nyentrik spt disini : Hatta: Kemacetan Simbol Kemajuan Perekonomian 
http://economy.okezone.com/read/2011/08/07/20/489079/hatta-kemacetan-simbol-kemajuan-perekonomian


RDP


Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik Iwan B
sekali-kali pengen baca tulisan Mas Kartiko yang tidak pakai tanda tanya


2011/9/26 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com:
 Mas Vicky

 Apa lalu sebaiknya cost recovery hanya akan diberlakukan berdasarkan
 persentase kenaikan jumlah produksi ?
 Sementara semua usaha / biaya yang dikeluarkan tanpa kenaikan jumlah
 produksi dianggap sebagai resiko dari kontraktor migas ?


 2011/9/26 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 2011/9/26 soejanto...@yahoo.com

 Fakta tentang BPMigas:
 Sejak dibentuknya BPMigas dg Pak Rahmat Sudibyo (2005 ?) hingga sekarang
 R.Priyono, Janji BPMigas yg diucapkan kepala2nya dihadapan DPR:
 1. Menaikan Produksi Migas Nasional
 2. Mungarangi Cost Recovery.

 Semua janji tsb belum pernah berhasil... Apa yang salah dg BPMigas...

 Ini juga perlu kita evaluasi dan diskusi bersama, kalau mau.

 Saya melihatnya penurunan produksi ini by design sebagai konsekuensi logis
 sebuah PSC period yang 30 tahun. Pasca UU22/.2001 (BPMIGAS) hanya kebagian
 apes saja pada periode decline.
 Gambar terlampir menunjukkan bahwa plateu produksi selama 30 tahun
 adalah hasil optimasi exploitasi lapangan dalam satu blok PSC yang masa
 berlakuknya juga 30 tahun.
 Akan saya coba ulas di JC Makassar !

 RDP
 cu @JCM


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
 email to: o...@iagi.or.id

 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
 use of any information posted on IAGI mailing list.
 -




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik Sugeng Hartono
Pak Koesoema Yth,

Bagi saya (dan bbrp teman) yg banyak di lapangan, melihat PSC dan CR itu agak 
rumit dan jelimet, walaupun sebenarnya PSC itu spiritnya sangat bagus, buktinya 
diadopsi bbrp negara tetangga. 
Mungkin fungsi pengawasan yang perlu ditingkatkan. Kami mempunyai kesan bahwa 
bbrp investor (oil co.) seolah-olah kurang berhemat (efisien) karena merasa 
bahwa pengeluarannya akan masuk CR.
Menurut seorang teman (Petroleum eng.) bahwa negara tetangga yg mengadopsi PSC 
kita perlu menerapkan revenue over cost, artinya bahwa mereka para investor 
diberi formula , yaitu tadi revenue/cost. Ini ada hubungannya dengan split 
keuntungan; kalau angka revenue/costnya bagus, mungkin splitnya tidak 85%-15% 
tetapi bisa 80%-20%, tetapi kalau angkanya jeblok, bisa-2 hanya 90%-10%. Dengan 
demikian para investor akan melakukan self-efficiency atau penghematan.

Seorang teman yang lain, yang pernah mendapat penugasan seberang lautan 
(overseas assignment) ke negara tetangga (yg mengadopsi PSC kita) punya 
pengalaman lain. Walaupun perusahaan tempat dia bekerja masih dalam tarap 
eksplorasi (artinya belum ada CR) tetapi BPMIGAS-nya negara tersebut secara 
rutin akan melakukan audit yg ketat. Saya katakan ketat karena hanya biaya dua 
ratus USD untuk proses data seismik saja mereka tanyakan dengan detail. 
Misalnya kegunaannya untuk apa, barangnya di mana dll. dan bahkan ketika ada 
biaya untuk ikut IPA di Jakarta, ini pun juga sempat dipersoalkan karena mereka 
merasa tidak perlu untuk membiayai konvensi, namun ketika dijelaskan bahwa 
teman ini ikut kursus (penting) di Jkt yang waktunya beriringan dengan konvensi 
IPA, alasan ini bisa diterima.
Setelah mereka selesai mengaudit, maka giliran berikutnya audit oleh 
Pricewaterhouse (mungkin sbg second opinion?).
Katanya, mereka perlu audit sekarang, sebab kelak kalau perusahaan sudah 
berhasil, ada pengembangan dan POD, mereka sudah tidak perlu mengaudit lagi. 
Wah, ini ide yang bagus!

Selama ini saya sering mendengar kabar keberhasilan teman-2 di perusahaan lain 
bahwa mereka berhasil discovery, sementara itu saya bekerja di perusahaan yang 
cukup sukses, karena dalam waktu kurang dari 2-3 tahun berhasil menemukan +/- 
10 new oil fields. Artinya bahwa para geosaintis kita sangat profesional dan 
mumpuni, namun kelihatannya kok kontribusi ke perekonomian nasional kurang 
begitu nampak ya?. Mungkin para akhli kita baik yang duduk di lembaga-2 
pemerintah maupun di perguruan tinggi perlu membicarakannya.

Sekian dulu, salah hormat.
Sugeng
 
  - Original Message - 
  From: koeso...@melsa.net.id 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, September 26, 2011 9:57 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?


  Paling gampang sih hilangkan saja cost recovery itu, tapi split dinaikkan 
sesuai dg kesepakatan pemerintah dan PSC, akan banyak membebaskan geologist 
dari pekerjaan administrasi, dan ikut berexplorasi. Juga akan memangkas 
birokrasi. Semua untung lah. RPK
  Powered by Telkomsel BlackBerry®


--

  From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
  Date: Mon, 26 Sep 2011 09:50:50 +0700
  To: iagi-net@iagi.or.id
  ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?


  2011/9/26 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

Mas Vicky
Apa lalu sebaiknya cost recovery hanya akan diberlakukan berdasarkan 
persentase kenaikan jumlah produksi ?
Sementara semua usaha / biaya yang dikeluarkan tanpa kenaikan jumlah 
produksi dianggap sebagai resiko dari kontraktor migas ? 

  Kalau di Malesa, CR diperhitungkan terhadap cost dikenal dengan ROC (Recovery 
over Cost). JAdi jumlah yang boleh di cost recovery akan ditentukan pada biaya. 
Malah mungkin lebih tepat kalau dibuat Split over cost, artinya split akan 
lebih bagus untuk operator apabila costnya rendah. Dalam hal ini maka operator 
akan sangat berkepentingan dalam mengoptimasi biaya supaya perolehan 
keuntungannya optimum. 
  Tetapi tentunya arrangement2 baru seperti ini untuk PSC yang akan datang, 
sedangkan PSC yang sudah berjalan tetap terikat pada kontrak yg sedang 
berjalan. 

  Ketika anda introduce kenaikan produksi, tentunya harus ada persetujuan 
base-line. Ini mengundang diskusi sangat lama.

  btw, aku masih bertanya-tanyi ttg Hatta Radjasa yang punya paradigma rada 
nyentrik spt disini : Hatta: Kemacetan Simbol Kemajuan Perekonomian 
  
http://economy.okezone.com/read/2011/08/07/20/489079/hatta-kemacetan-simbol-kemajuan-perekonomian


  RDP



--

  “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.



“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.


Re: [iagi-net-l] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik Yanto R.Sumantri


kALAU BENAR ADA POLITISI SENAYAN YANG MENGATAKAN ITU , SECARA UMUM AGAK
MENGGEMBIRAKAN.
Karena paling tidak Beliau itu mengerti bahwa :
1. lapangan yang jadi andalan kiat , sudah berada dalam kondisi depleted
jadi biaya prod naik.. CR naik.
2. maka harus ada new oil., yang juga
pada awal produksi masih kecil . dus CR realtif tinggi
3, Moga moga
dengan pengertian yang lebih baik akan dihasilkan insentif eksplorasi yang
lebih menaril.

si Abah.

\On Sun, September 25, 2011
7:15 am, andangbacht...@yahoo.com wrote:
 Saya coba kaitkan
pernyataan Hatta Radjasa yg samar2 itu dg trend mutakhir
 yg saya
tangkap dr sebagian politisi di Senayan yg sedikit mengerti

struktur biaya dan karakter eksplorasi migas sbb: cost recovery
boleh
 naik, produksi boleh datar atau turun, tapi new discovery
harus naik.
 
 Ada hubungannya nggak ya?


 ADB
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


 -Original Message-

From:
koeso...@melsa.net.id
 Date: Sat, 24 Sep 2011 22:21:52

To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To:
iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Cost
Recovery = Investasi ?
 
 Memang sangat aneh. Mungkin
utk pemerintah baik penerimaan negara naik.
 Tetapi kan kalau
kontraktor ingin segala di-cost-recovery-kan supaya uang
 segera
kembali, dan kalau dijadikan dalam bentuk investasi kembali sebagai
 depreciation yg lama. Apakah ini akan mendorong peningkatan
produksi?
 Belum lagi dianggap pelanggaran kontrak. Sebetulnya yg
menarik dari sistim
 PSC Indonesia itu cost-recovery-nya. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 

-Original Message-

From: Rovicky Dwi Putrohari
rovi...@gmail.com
 Date: Sun, 25 Sep 2011 00:21:15
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
geologi...@googlegroups.com;

migas_indone...@yahoogroups.com
 Reply-To:
iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Cost Recovery
= Investasi ?
 
 Menurut rekan-rekan paradigma ini bener
apa salah ?

http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1776357/paradigma-cost-recovery-diubah-jadi-investasi
 
 Menko Perekonomian Hatta Rajasa menilai, paradigma biaya
operasi
 kontraktor minyak (cost recovery) harus diubah dari
beban, menjadi
 investasi untuk mendongkrak produksi (lifting)
minyak dan gas bumi.
 Cuman agak heran kenapa biaya menjadi
sebuah investasi ?
 
 RDP
 --

Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation
!
 


 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
departemen, banyak biro...


 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention
Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

-
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 
 For topics not
directly related to Geology, users are advised to post the
 email
to: o...@iagi.or.id
 
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123
0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
 shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
 the use of any
information posted on IAGI mailing list.

-
 
 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik koesoema
Benar sekali yg jadi masalah adalah fungsi pengawasan, makin jelimet aturannya 
makin birokratis juga pengawasannya, makin harus banyak juga pengawasnya, belum 
pengawas itu harus diawasi. Dengan menghilangkan CR diganti dg split yg memadai 
maka pengawasan makin sedikit, birokrasi makin sedikit, bahkan hilang, cukup dg 
mengawasi kran produksi saja. Dan ini akan mempercepat aktivitas explorasi. 
Seperti tukang parkir saja di Bandung kalau berdasarkan karcis parkir saja akan 
banyak uang parkir masuk kantong tukang parkir, jadi harus diawasi lagi. 
Makanya biasanya diborongkan saja, 1 kaveling tukang parkir berani stor berapa 
(istilahnya target), karcis parkir hanya formalitas saja.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id
Date: Mon, 26 Sep 2011 10:56:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

Pak Koesoema Yth,

Bagi saya (dan bbrp teman) yg banyak di lapangan, melihat PSC dan CR itu agak 
rumit dan jelimet, walaupun sebenarnya PSC itu spiritnya sangat bagus, buktinya 
diadopsi bbrp negara tetangga. 
Mungkin fungsi pengawasan yang perlu ditingkatkan. Kami mempunyai kesan bahwa 
bbrp investor (oil co.) seolah-olah kurang berhemat (efisien) karena merasa 
bahwa pengeluarannya akan masuk CR.
Menurut seorang teman (Petroleum eng.) bahwa negara tetangga yg mengadopsi PSC 
kita perlu menerapkan revenue over cost, artinya bahwa mereka para investor 
diberi formula , yaitu tadi revenue/cost. Ini ada hubungannya dengan split 
keuntungan; kalau angka revenue/costnya bagus, mungkin splitnya tidak 85%-15% 
tetapi bisa 80%-20%, tetapi kalau angkanya jeblok, bisa-2 hanya 90%-10%. Dengan 
demikian para investor akan melakukan self-efficiency atau penghematan.

Seorang teman yang lain, yang pernah mendapat penugasan seberang lautan 
(overseas assignment) ke negara tetangga (yg mengadopsi PSC kita) punya 
pengalaman lain. Walaupun perusahaan tempat dia bekerja masih dalam tarap 
eksplorasi (artinya belum ada CR) tetapi BPMIGAS-nya negara tersebut secara 
rutin akan melakukan audit yg ketat. Saya katakan ketat karena hanya biaya dua 
ratus USD untuk proses data seismik saja mereka tanyakan dengan detail. 
Misalnya kegunaannya untuk apa, barangnya di mana dll. dan bahkan ketika ada 
biaya untuk ikut IPA di Jakarta, ini pun juga sempat dipersoalkan karena mereka 
merasa tidak perlu untuk membiayai konvensi, namun ketika dijelaskan bahwa 
teman ini ikut kursus (penting) di Jkt yang waktunya beriringan dengan konvensi 
IPA, alasan ini bisa diterima.
Setelah mereka selesai mengaudit, maka giliran berikutnya audit oleh 
Pricewaterhouse (mungkin sbg second opinion?).
Katanya, mereka perlu audit sekarang, sebab kelak kalau perusahaan sudah 
berhasil, ada pengembangan dan POD, mereka sudah tidak perlu mengaudit lagi. 
Wah, ini ide yang bagus!

Selama ini saya sering mendengar kabar keberhasilan teman-2 di perusahaan lain 
bahwa mereka berhasil discovery, sementara itu saya bekerja di perusahaan yang 
cukup sukses, karena dalam waktu kurang dari 2-3 tahun berhasil menemukan +/- 
10 new oil fields. Artinya bahwa para geosaintis kita sangat profesional dan 
mumpuni, namun kelihatannya kok kontribusi ke perekonomian nasional kurang 
begitu nampak ya?. Mungkin para akhli kita baik yang duduk di lembaga-2 
pemerintah maupun di perguruan tinggi perlu membicarakannya.

Sekian dulu, salah hormat.
Sugeng
 
  - Original Message - 
  From: koeso...@melsa.net.id 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, September 26, 2011 9:57 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?


  Paling gampang sih hilangkan saja cost recovery itu, tapi split dinaikkan 
sesuai dg kesepakatan pemerintah dan PSC, akan banyak membebaskan geologist 
dari pekerjaan administrasi, dan ikut berexplorasi. Juga akan memangkas 
birokrasi. Semua untung lah. RPK
  Powered by Telkomsel BlackBerry®


--

  From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
  Date: Mon, 26 Sep 2011 09:50:50 +0700
  To: iagi-net@iagi.or.id
  ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?


  2011/9/26 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

Mas Vicky
Apa lalu sebaiknya cost recovery hanya akan diberlakukan berdasarkan 
persentase kenaikan jumlah produksi ?
Sementara semua usaha / biaya yang dikeluarkan tanpa kenaikan jumlah 
produksi dianggap sebagai resiko dari kontraktor migas ? 

  Kalau di Malesa, CR diperhitungkan terhadap cost dikenal dengan ROC (Recovery 
over Cost). JAdi jumlah yang boleh di cost recovery akan ditentukan pada biaya. 
Malah mungkin lebih tepat kalau dibuat Split over cost, artinya split akan 
lebih bagus untuk operator apabila costnya rendah. Dalam hal ini maka operator 
akan sangat berkepentingan dalam mengoptimasi biaya supaya 

RE: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011-09-25 Terurut Topik RM Iman Argakoesoemah
Kalau begitu apa bedanya dengan sistim “royalty”?

Thanks. Iman

From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Monday, September 26, 2011 12:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

Benar sekali yg jadi masalah adalah fungsi pengawasan, makin jelimet aturannya 
makin birokratis juga pengawasannya, makin harus banyak juga pengawasnya, belum 
pengawas itu harus diawasi. Dengan menghilangkan CR diganti dg split yg memadai 
maka pengawasan makin sedikit, birokrasi makin sedikit, bahkan hilang, cukup dg 
mengawasi kran produksi saja. Dan ini akan mempercepat aktivitas explorasi. 
Seperti tukang parkir saja di Bandung kalau berdasarkan karcis parkir saja akan 
banyak uang parkir masuk kantong tukang parkir, jadi harus diawasi lagi. 
Makanya biasanya diborongkan saja, 1 kaveling tukang parkir berani stor berapa 
(istilahnya target), karcis parkir hanya formalitas saja.

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id
Date: Mon, 26 Sep 2011 10:56:21 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

Pak Koesoema Yth,

Bagi saya (dan bbrp teman) yg banyak di lapangan, melihat PSC dan CR itu agak 
rumit dan jelimet, walaupun sebenarnya PSC itu spiritnya sangat bagus, buktinya 
diadopsi bbrp negara tetangga.
Mungkin fungsi pengawasan yang perlu ditingkatkan. Kami mempunyai kesan bahwa 
bbrp investor (oil co.) seolah-olah kurang berhemat (efisien) karena merasa 
bahwa pengeluarannya akan masuk CR.
Menurut seorang teman (Petroleum eng.) bahwa negara tetangga yg mengadopsi PSC 
kita perlu menerapkan revenue over cost, artinya bahwa mereka para investor 
diberi formula , yaitu tadi revenue/cost. Ini ada hubungannya dengan split 
keuntungan; kalau angka revenue/costnya bagus, mungkin splitnya tidak 85%-15% 
tetapi bisa 80%-20%, tetapi kalau angkanya jeblok, bisa-2 hanya 90%-10%. Dengan 
demikian para investor akan melakukan self-efficiency atau penghematan.

Seorang teman yang lain, yang pernah mendapat penugasan seberang lautan 
(overseas assignment) ke negara tetangga (yg mengadopsi PSC kita) punya 
pengalaman lain. Walaupun perusahaan tempat dia bekerja masih dalam tarap 
eksplorasi (artinya belum ada CR) tetapi BPMIGAS-nya negara tersebut secara 
rutin akan melakukan audit yg ketat. Saya katakan ketat karena hanya biaya dua 
ratus USD untuk proses data seismik saja mereka tanyakan dengan detail. 
Misalnya kegunaannya untuk apa, barangnya di mana dll. dan bahkan ketika ada 
biaya untuk ikut IPA di Jakarta, ini pun juga sempat dipersoalkan karena mereka 
merasa tidak perlu untuk membiayai konvensi, namun ketika dijelaskan bahwa 
teman ini ikut kursus (penting) di Jkt yang waktunya beriringan dengan konvensi 
IPA, alasan ini bisa diterima.
Setelah mereka selesai mengaudit, maka giliran berikutnya audit oleh 
Pricewaterhouse (mungkin sbg second opinion?).
Katanya, mereka perlu audit sekarang, sebab kelak kalau perusahaan sudah 
berhasil, ada pengembangan dan POD, mereka sudah tidak perlu mengaudit lagi. 
Wah, ini ide yang bagus!

Selama ini saya sering mendengar kabar keberhasilan teman-2 di perusahaan lain 
bahwa mereka berhasil discovery, sementara itu saya bekerja di perusahaan yang 
cukup sukses, karena dalam waktu kurang dari 2-3 tahun berhasil menemukan +/- 
10 new oil fields. Artinya bahwa para geosaintis kita sangat profesional dan 
mumpuni, namun kelihatannya kok kontribusi ke perekonomian nasional kurang 
begitu nampak ya?. Mungkin para akhli kita baik yang duduk di lembaga-2 
pemerintah maupun di perguruan tinggi perlu membicarakannya.

Sekian dulu, salah hormat.
Sugeng

- Original Message -
From: koeso...@melsa.net.idmailto:koeso...@melsa.net.id
To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, September 26, 2011 9:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

Paling gampang sih hilangkan saja cost recovery itu, tapi split dinaikkan 
sesuai dg kesepakatan pemerintah dan PSC, akan banyak membebaskan geologist 
dari pekerjaan administrasi, dan ikut berexplorasi. Juga akan memangkas 
birokrasi. Semua untung lah. RPK

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.commailto:rovi...@gmail.com
Date: Mon, 26 Sep 2011 09:50:50 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Cost Recovery = Investasi ?

2011/9/26 kartiko samodro 
kartiko.samo...@gmail.commailto:kartiko.samo...@gmail.com
Mas Vicky
Apa lalu sebaiknya cost recovery hanya akan diberlakukan berdasarkan persentase 
kenaikan jumlah produksi ?
Sementara semua usaha / biaya yang dikeluarkan tanpa kenaikan jumlah produksi 
dianggap sebagai resiko dari kontraktor migas ?

Kalau di Malesa, CR diperhitungkan terhadap cost dikenal dengan ROC (Recovery 
over Cost).