Re: [iagi-net-l] Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip
Aneh, setahu saya sebagai anggota PP IAGI saat ini, IAGI tidak atau belum merencanakan seminar atau apa pun berkaitan dengan 'isu' piramida 'Gunung Sadahurip'. Atau mungkin IAGI Pengda Jabar-Banten yang mengadakan seminar tsb? Atau Kompas yang salah kutip? Salam, Syaiful * PP IAGI, Ketua Bidang Kehumasan, Pendidikan, dan PIT 2012/2/3 Sulastama Raharja sraha...@gmail.com Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip Didit Putra Erlangga Rahardjo | Marcus Suprihadi Simpang siur mengenai teori keberadaan piramid di Gunung Sadahurip, Kabupaten Garut, dengan Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, dijawab oleh gabungan ahli gunung api, geologi, dan arkeologi sekaligus. Hasilnya, peluang keberadaan bangunan piramida di kedua gunung itu sangat kecil dan mendekati nihil. Kesimpulan tersebut mengemuka dalam seminar yang khusus membahas teori tersebut yang diselenggarakan Ikatan Ahli Geologi Indonesia di Bandung, Jumat (3/2/2012). Hadir sebagai pembicara, Sujatmiko, geolog, Sutikno Bronto (vulkanolog), dan Lutfi Yondri (arkeolog). Sutikno mengawali dengan memaparkan bahwa gundukan berbentuk limas di dua gunung tersebut bukanlah disebabkan tangan manusia melainkan proses pembentukan alamiah oleh gunung api muda. Bentuk limas disebabkan energi dan volume magma saat menerobos serta geometri zona lemah yang diterobos. Gunung ini adalah kerucut lava gunung api kuarter yang muncul dari kompleks gunung api talagabodas, ujar Sutikno. Sujatmiko melanjutkan bahwa berdasarkan ilmu geologi dasar saja bisa diketahui bahwa Gunung Sadahurip maupun Lalakon berisi batuan, bukan struktur piramida buatan manusia. Satu hal yang bisa diambil manfaatnya, kontroversi ini merangsang minat masyarakat untuk belajar geologi dan lebih mengerti alam mereka, ujar Sujatmiko. Sama halnya dengan dua orang sebelumnya, Lutfi mengatakan bahwa dari sudut pandang arkeologi, tidak ada penemuan artefak yang mendukung keberadaan piramid di sana. Bila memang ada upaya dari manusia untuk membangun sebuah struktur seperti piramid, seharusnya ada artefak yang ditemukan di sekitarnya seperti bekas peralatan dan sebagainya. Dalam lintasan sejarah Indonesia, tidak ditemukan bekas kebudayaan yang terkait dengan piramida, kata Lutfi. Dia pun membandingkan piramida di Mesir yang didominasi dataran dan dihubungkan dengan pola pikir manusia zaman dulu yang beranggapan bisa dekat dengan apa yang disembah bila berada di tempat tinggi. Dibandingkan dengan kondisi Jawa Barat yang berbukit-bukit, sudah banyak artefak yang mengindikasikan orang di masa lalu lebih memilih untuk mengubah puncak gunung sebagai tempat ritual daripada membangun struktur lagi. Simpang siur mengenai teori keberadaan piramid di Gunung Sadahurip, Kabupaten Garut, dengan Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, dijawab oleh gabungan ahli gunung api, geologi, dan arkeologi sekaligus. Hasilnya, peluang keberadaan bangunan piramida di kedua gunung itu sangat kecil dan mendekati nihil. Kesimpulan tersebut mengemuka dalam seminar yang khusus membahas teori tersebut yang diselenggarakan Ikatan Ahli Geologi Indonesia di Bandung, Jumat (3/2/2012). Hadir sebagai pembicara, Sujatmiko, geolog, Sutikno Bronto (vulkanolog), dan Lutfi Yondri (arkeolog). Sutikno mengawali dengan memaparkan bahwa gundukan berbentuk limas di dua gunung tersebut bukanlah disebabkan tangan manusia melainkan proses pembentukan alamiah oleh gunung api muda. Bentuk limas disebabkan energi dan volume magma saat menerobos serta geometri zona lemah yang diterobos. Gunung ini adalah kerucut lava gunung api kuarter yang muncul dari kompleks gunung api talagabodas, ujar Sutikno. Sujatmiko melanjutkan bahwa berdasarkan ilmu geologi dasar saja bisa diketahui bahwa Gunung Sadahurip maupun Lalakon berisi batuan, bukan struktur piramida buatan manusia. Satu hal yang bisa diambil manfaatnya, kontroversi ini merangsang minat masyarakat untuk belajar geologi dan lebih mengerti alam mereka, ujar Sujatmiko. Sama halnya dengan dua orang sebelumnya, Lutfi mengatakan bahwa dari sudut pandang arkeologi, tidak ada penemuan artefak yang mendukung keberadaan piramid di sana. Bila memang ada upaya dari manusia untuk membangun sebuah struktur seperti piramid, seharusnya ada artefak yang ditemukan di sekitarnya seperti bekas peralatan dan sebagainya. Dalam lintasan sejarah Indonesia, tidak ditemukan bekas kebudayaan yang terkait dengan piramida, kata Lutfi. Dia pun membandingkan piramida di Mesir yang didominasi dataran dan dihubungkan dengan pola pikir manusia zaman dulu yang beranggapan bisa dekat dengan apa yang disembah bila berada di tempat tinggi. Dibandingkan dengan kondisi Jawa Barat yang berbukit-bukit, sudah banyak artefak yang mengindikasikan orang di masa lalu lebih memilih untuk mengubah puncak gunung sebagai tempat ritual daripada membangun struktur lagi.
Re: [iagi-net-l] Re: Paper mengenai geokimia CBM
Dear IAGI's friend Saya kira kawan kawan muda ini perlu dibantu baik finansial maupun data Ayo siapa yang bisa bantu .. si Abah From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: Jasmin Jyalita jsamaj_2...@yahoo.com; IAGI iagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com Sent: Friday, February 3, 2012 2:47 PM Subject: [iagi-net-l] Re: Paper mengenai geokimia CBM Dear Jasmin Wah maaf aku belum pernah ngulik-ulik CBM, JAdi ngga punya paper/artikel yg diperlukan. Mungkin rekan-rekan geologi lainnya ada yang dapat membantu mencarikan paper-paper yang diperlukan dibawah, Silahkan rekan-rekan geologi. Rovicky 2012/2/3 Jasmin Jyalita jsamaj_2...@yahoo.com Selamat siang Pakdhe Rov, bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Tuhan, amin.. :) Perkenalkan pak, saya Jasmin Jyalita, teman dari Mohamad Amin (geologi ugm).. Begini Pak, beberapa bulan yang lalu, satu tim dari teknik geologi ugm sempat mengirimkan abstract paper untuk diikutsertakan dalam AAPG ACE 2012 di Long Beach, California. Dan ternyata kami dipanggil untuk mempresentasikannya April nanti. Delegasi UGM yang akan berangkat Insya Allah terdiri dari tiga orang Pak, yaitu Amin, Sarah Sausan, dan saya sendiri. Saat ini, kami sedang dalam tahap pemrosesan di laboratorium dan juga pencarian sponsor. Nah, di sini kami mengharapkan sedikit bantuan dari Bapak untuk keperluan riset di laboratorium.. Apakah Bapak memiliki atau bisa membantu mencarikan paper-paper yang berhubungan dengan geokimia air tanah, serupa dengan paper-paper berikut ini? Sementara ini, paper-paper di bawah adalah beberapa dari paper yang telah kami pelajari.. 1. “NATURAL GAS GEOCHEMISTRY: RECENT DEVELOPMENTS, APPLICATIONS, AND TECHNOLOGIES” MAY 9-12, 2011 – BEIJING, CHINA Coalbed Methane and Production Water of Fuxin Basin, Northeast China: Chemical and Isotopic Geochemistry Shaobo Liu, Yan Song, Xiaokang Gao, Yongping Zheng, Feng Hong 2. 《Journal of Oil and Gas Technology》 2007-05 Formation Water Chemical Characteristics of Coalbed Methane (CBM) Reservoir Formation WANG Bo (Langfang Branch of Research Institute of Petroleum Exploration and Development, CNPC, Langfang 065007, Hebei, China)LI Jin, ZHANG Min (Department of Geochemistry, Yangtze University; Key Laboratory of Exploration Technologies for Oil and Gas Reservoir (Yangtze University), Ministry of Education, Jingzhou 434023, Hubei, China) 3. Hathaway, D.L., 2006, Water and coal in the San Juan Basin: RMAG Outcrop, v. 55, no. 8, p. 1, 6-7. 4. Kinnon, E.C.P., S.D. Golding, C.J. Boreham, K.A. Baublys, and J.S. Esterle, 2010, Stable isotope and water quality analysis of coal bed methane production waters and gases from the Bowen Basin, Australia: International Journal of Coal Geology, v. 82, p. 219-231. Kami membutuhkan paper yg memiliki keyword serupa, dari beberapa lokasi yg berbeda di dunia. Output dari hal diatas adalah kami bisa mengerti geokimia, temperatur, dan kedalaman dari air di formasi yg ada coalnya, lebih bagus lagi dari well yg terkait explorasi CBM. Akhir kata, terima kasih banyak atas perhatian dari Bapak. Bantuan dari Bapak sangat kami harapkan untuk kelancaran riset ini, supaya nantinya bisa membawa nama geologi ugm ke tingkat dunia :) Regards, Jasmin Jyalita -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
2012/2/3 Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id Betul, terlalu terburu2 menyimpulkan, entah Sadahurip piramida, atau Sadahurip hanya semacam gumuk piroklastika atau parasitic cone Telagabodas. ** ** Dan terlalu sempit, berpandangan bahwa piramida itu mesti mengacu ke referensi piramida Mesir di kompleks Giza, itu memang piramida paling terkenal, tetapi bukan satu-satunya bentuk, bukan satu2nya piramida dalam ruang dan waktu. Piramida dibangun di banyak penjuru dunia, dalam waktu yang berlainan, dalam bentuk yang macam2. Bahkan piramida di Mesir sendiri mengalami evolusi bentuk dari satu dinasti Firaun ke dinasti lainnya. ** ** Jadi, lihatlah nanti hari Selasa 7 Feb 2012, akan banyak perdebatan, dan tak akan ada kesepakatan. Tak masalah, kesepakatan tak harus ada dan dipaksakan. Ya jangan buru-buru menyimpulkan jadi inget mirip pameo dalam eksplorasi *Omnia bona quoad perfora* - yg dapat diterjemahkan ringkas *All prospects* look good *until drilled* ... smua prospek akan menarik sampai prospek itu di bor ! Saya jadi inget perbedaan filosopi melakukan eksplorasi yang berbeda anatara gayanya seorang geologist dengan seorang investor. Geologist memang suka sekali dengan studi-studi untuk mendukung hipotesanya, dilakukan inversi seismic dulu, dilakukan survey geolistrik (*Electro Magnetic*), detail gravity ... sampai akhirnya kecapekan riset dan aakhirnya dibor ! Lah kalau sudah di bor menjadi tidak menarik lagi. Unocal dulu menggunakan strategi SX (Saturated Exploration) dengan mengebor dulu walau dasarnya hanya peta hasil *preliminary mapping excercise*. Kalau sudah ada sumur, maka mnurut sang geologist langsung kurang menantang. Seolah-olah sumur sebagai cara njujug yang lebih hemat ketimbang melakukan survey-survey dahulu yang ujungnya juga masih akan di BOR juga ! Btw, sebenernya apa sih yang bisa dipakai untuk membuktikan bahwa ini beneran piramida buatan manusia atau piramida alamiah ? Tentusaja bukan pengeboran saja. Pembongkaran (excavasi) juga belum tentu cara yang tepat karena perlu tehnik khusus, karena kalau benar ini piramida yang dibangun jaman paleolithik tentunya sangat rapuh. Jangan-jangan artefaknya malah lenyap Juga kebanyakan ruang-ruang dalam peninggalan arkeologist banyak yang menimpan gas beracun Kalau ada yag dengan argumen seperti ini ga bakalan terkuak ... doh ! Bisa jadi didalam piramida ini ngga ada apa-apanya. Justru dipinggir kiri kanan gunung ini tempat remnant dan artefaknya berkumpul. Jaman itu mereka hidup di gua seperti Gua Pawon dsb. (Btw, kalau manusia yg berbudaya ultra moderen ketemu yg hidup di Gua Pawon gimana ya ?) Monggo silahkan telurnya dielus-elus dulu sebelum ditetaskan, ntah nantinya menetas jadi burung terbang tinggi atau bebek kwek-kwek kita belum pastikan. *Keeping as a secret sometimes creates more fun !* Hef e nais wik en ! RDP (*sakjane kepingin dateng tanggal 7 besok. Cuman mau nanya beberapa hal*)
Re: [iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 tri
Pertamina masuk ke Semai II sebesar 15% kejadian yang dimaksud adalah Semai V salam Yusak --- On Thu, 2/2/12, basuki puspoputro basuki...@yahoo.com wrote: From: basuki puspoputro basuki...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 tri To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, February 2, 2012, 8:45 PM Vick, Kalau menurut Yangkung pernyataan atau penjelasan itu lebih cenderung untuk non-explorationist, mudah-mudahan bukan supaya suasana heboh. Explorationists silahkan senyum-senyum saja. Salam, Yangkung From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, 2 February 2012, 15:05 Subject: Re: [iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 tri Wah kok ekspresinya agak tidak tepat, mungkin ekspresi wartawan yang mengutipnya. Semestinya disebutkan juga bahwa harga data bawah perlukaan berupa data geologi ini bukan yang sia-sia. Ini merupakan sebuah jalan setapak yang mungkin akan membawa ke mata air. Ini sebuah jalan yang akan membawa eksplorasionist ke suatu penemuan nantinya. Jelas bukan pembelanjaan yang sia-sia. Dry-hole well will lead an explorationist to a discovery Semestinya dalam eksplorasi tidak ada usaha yang sia-sia kecuali waktu yang disia-siakan. Justru saat ini yang sering tersia-sia adalah waktu karena lambannya proses birokrasi. Kalau dalam keekonomian akan mengurangi nilai NPV ketika sebuah proyek terpaksa mundur waktu pengerjaannya. Sebenernya Indonesia pernah sukses melakukan komersialisasi sebuah penemuan. Diantaranya Arun, first shipment dapat dilakukan yang hanya memerlukan waktu 6 tahun (1971-1977) sejak penemuan (discovery to first shipment) Prestasi yang luar biasa. Demikian juga West Seno hanya memerlukan waktu sekitar 5 tahun (1998-2003), untuk deepwater lagi. Jadi sebenarnya secara tehnologi kita mampu mempercepat proses produksi sejak diketemukan (discovery). Justru kendala sistem manusianyalah yang memperlambat proses komersialisasi. Salam eksplorasi RDP 2012/2/2 ok.taufik ok.tau...@gmail.com Wahyu Daniel : detikFinance detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak menghasilkan apa-apa atau diistilahkan dry hole. Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya risiko investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, semua investasi tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost recovery hanya akan dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah berproduksi. Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang tidak berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan. Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, karena apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. Disinilah kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing, ujar Priyono dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur dry hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ 461 juta. Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok tersebut beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti eksplorasi di sana tidak menemukan cadangan yang komersial. Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa kehilangan US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian partisipasi (participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak harus menanggung kerugian sebesar itu, ujar Priyono. Wahyu Daniel : detikFinance detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak menghasilkan apa-apa atau diistilahkan dry hole. Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya risiko investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, semua investasi tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost recovery hanya akan dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah berproduksi. Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang tidak berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan. Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, karena apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan lebih seru hasil2 riset kami di Gn Padang, Trowulan, Batujaya, dan Banda Aceh, lho. Dan soal kekuatiran bbrp orang bhw keputusan/kesimpulan seminar sudah dipersiapkan sebelumnya, shg yg hadir nanti dianggap menyetujuinya (spt kasus Seminar IAGI 2007 Lumpur Lapindo): hal itu benar2 out-of-context. Lha wong judul seminarnya saja: “MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL” koq kesimpulannya ttg Sadahurip itu piramid atau bukan. Saya pikir itu kejauhan. Lagi pula, saya dan Danny blm akan menyimpulkan status Sadahurip di sarasehan/seminar itu krn riset kami sedang berlangsung, ngapain juga ikutan lepas kontrol dg buru2 menyimpulkan kemudian memaksakan kesimpulan itu ke publik dengan merekayasa sarasehan? Seminar/sarasehan itu nanti bukan event organisasi profesi tertentu dan tidak ada mekanisme yg memungkinkan Panitia Sarasehan mengklaim pendapat peserta, karena memang tidak akan ada kesimpulan. Biasanya yang suka mengklaim kesimpulan2 ilmiah di acara2 sarasehan/diskusi spt ini nanti adalah orang2/pihak2 yg menganggap diskusi ilmiah adalah rapat anggota partai, atau para pencari/pembuat berita sensasional dg plintiran2, atau mrk yg berkepentingan mempengaruhi opini publik dg klaim2 kebenaran sepihak, entah untuk rujukan hukum, bisnis, atau politik. Makanya agak2 kaget juga ketika tiba2 ada berita ttg seminar khusus IAGI Jabar-Banten yg dilakukan di Bandung hari ini tadi membahas ttg Sadahurip dan Lalakon, undangannya dibikin hanya 3 hari sebelumnya (31Jan), tidak diumumkan di IAGiNET, PP-IAGIpun tdk tahu, dan kesimpulan seminar ilmiahnya langsung langsung saja: Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip. Mudah2an kita bisa belajar lebih merunduk dan rendah hati. ADB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Fri, 3 Feb 2012 17:24:03 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA 2012/2/3 Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id Betul, terlalu terburu2 menyimpulkan, entah Sadahurip piramida, atau Sadahurip hanya semacam gumuk piroklastika atau parasitic cone Telagabodas. ** ** Dan terlalu sempit, berpandangan bahwa piramida itu mesti mengacu ke referensi piramida Mesir di kompleks Giza, itu memang piramida paling terkenal, tetapi bukan satu-satunya bentuk, bukan satu2nya piramida dalam ruang dan waktu. Piramida dibangun di banyak penjuru dunia, dalam waktu yang berlainan, dalam bentuk yang macam2. Bahkan piramida di Mesir sendiri mengalami evolusi bentuk dari satu dinasti Firaun ke dinasti lainnya. ** ** Jadi, lihatlah nanti hari Selasa 7 Feb 2012, akan
RE: [iagi-net-l] Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip
Benar. Aneh tapi nyata. Bagi saya fenomena seminar darurat ini malah lebih menarik dari isyu seminarnya itu sendiri. Perihal seminar yang kesimpulannya sudah dibuat sebelum dimulai seperti yang ditakutkan oleh Pak Koesoema akan terjadi pada tanggal 7 Februari nanti kelihatannya malah sudah terjadi nih. IAGI Pengda Jabar-Banten berpolitik? Atau dipolitisir? Salam DHN From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Friday, February 03, 2012 3:17 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip Aneh, setahu saya sebagai anggota PP IAGI saat ini, IAGI tidak atau belum merencanakan seminar atau apa pun berkaitan dengan 'isu' piramida 'Gunung Sadahurip'. Atau mungkin IAGI Pengda Jabar-Banten yang mengadakan seminar tsb? Atau Kompas yang salah kutip? Salam, Syaiful * PP IAGI, Ketua Bidang Kehumasan, Pendidikan, dan PIT 2012/2/3 Sulastama Raharja sraha...@gmail.com Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip Didit Putra Erlangga Rahardjo | Marcus Suprihadi Simpang siur mengenai teori keberadaan piramid di Gunung Sadahurip, Kabupaten Garut, dengan Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, dijawab oleh gabungan ahli gunung api, geologi, dan arkeologi sekaligus. Hasilnya, peluang keberadaan bangunan piramida di kedua gunung itu sangat kecil dan mendekati nihil. Kesimpulan tersebut mengemuka dalam seminar yang khusus membahas teori tersebut yang diselenggarakan Ikatan Ahli Geologi Indonesia di Bandung, Jumat (3/2/2012). Hadir sebagai pembicara, Sujatmiko, geolog, Sutikno Bronto (vulkanolog), dan Lutfi Yondri (arkeolog). Sutikno mengawali dengan memaparkan bahwa gundukan berbentuk limas di dua gunung tersebut bukanlah disebabkan tangan manusia melainkan proses pembentukan alamiah oleh gunung api muda. Bentuk limas disebabkan energi dan volume magma saat menerobos serta geometri zona lemah yang diterobos. Gunung ini adalah kerucut lava gunung api kuarter yang muncul dari kompleks gunung api talagabodas, ujar Sutikno. Sujatmiko melanjutkan bahwa berdasarkan ilmu geologi dasar saja bisa diketahui bahwa Gunung Sadahurip maupun Lalakon berisi batuan, bukan struktur piramida buatan manusia. Satu hal yang bisa diambil manfaatnya, kontroversi ini merangsang minat masyarakat untuk belajar geologi dan lebih mengerti alam mereka, ujar Sujatmiko. Sama halnya dengan dua orang sebelumnya, Lutfi mengatakan bahwa dari sudut pandang arkeologi, tidak ada penemuan artefak yang mendukung keberadaan piramid di sana. Bila memang ada upaya dari manusia untuk membangun sebuah struktur seperti piramid, seharusnya ada artefak yang ditemukan di sekitarnya seperti bekas peralatan dan sebagainya. Dalam lintasan sejarah Indonesia, tidak ditemukan bekas kebudayaan yang terkait dengan piramida, kata Lutfi. Dia pun membandingkan piramida di Mesir yang didominasi dataran dan dihubungkan dengan pola pikir manusia zaman dulu yang beranggapan bisa dekat dengan apa yang disembah bila berada di tempat tinggi. Dibandingkan dengan kondisi Jawa Barat yang berbukit-bukit, sudah banyak artefak yang mengindikasikan orang di masa lalu lebih memilih untuk mengubah puncak gunung sebagai tempat ritual daripada membangun struktur lagi. Simpang siur mengenai teori keberadaan piramid di Gunung Sadahurip, Kabupaten Garut, dengan Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, dijawab oleh gabungan ahli gunung api, geologi, dan arkeologi sekaligus. Hasilnya, peluang keberadaan bangunan piramida di kedua gunung itu sangat kecil dan mendekati nihil. Kesimpulan tersebut mengemuka dalam seminar yang khusus membahas teori tersebut yang diselenggarakan Ikatan Ahli Geologi Indonesia di Bandung, Jumat (3/2/2012). Hadir sebagai pembicara, Sujatmiko, geolog, Sutikno Bronto (vulkanolog), dan Lutfi Yondri (arkeolog). Sutikno mengawali dengan memaparkan bahwa gundukan berbentuk limas di dua gunung tersebut bukanlah disebabkan tangan manusia melainkan proses pembentukan alamiah oleh gunung api muda. Bentuk limas disebabkan energi dan volume magma saat menerobos serta geometri zona lemah yang diterobos. Gunung ini adalah kerucut lava gunung api kuarter yang muncul dari kompleks gunung api talagabodas, ujar Sutikno. Sujatmiko melanjutkan bahwa berdasarkan ilmu geologi dasar saja bisa diketahui bahwa Gunung Sadahurip maupun Lalakon berisi batuan, bukan struktur piramida buatan manusia. Satu hal yang bisa diambil manfaatnya, kontroversi ini merangsang minat masyarakat untuk belajar geologi dan lebih mengerti alam mereka, ujar Sujatmiko. Sama halnya dengan dua orang sebelumnya, Lutfi mengatakan bahwa dari sudut pandang arkeologi, tidak ada penemuan artefak yang mendukung keberadaan piramid di sana. Bila memang ada upaya dari manusia untuk membangun sebuah struktur seperti piramid, seharusnya ada artefak yang ditemukan di sekitarnya seperti bekas peralatan dan sebagainya. Dalam lintasan sejarah Indonesia, tidak ditemukan bekas kebudayaan yang terkait dengan piramida, kata
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
TFglFhuhjfifuffdf Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Fri, 3 Feb 2012 17:24:03 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA 2012/2/3 Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.idmailto:aha...@bpmigas.go.id Betul, terlalu terburu2 menyimpulkan, entah Sadahurip piramida, atau Sadahurip hanya semacam gumuk piroklastika atau parasitic cone Telagabodas. Dan terlalu sempit, berpandangan bahwa piramida itu mesti mengacu ke referensi piramida Mesir di kompleks Giza, itu memang piramida paling terkenal, tetapi bukan satu-satunya bentuk, bukan satu2nya piramida dalam ruang dan waktu. Piramida dibangun di banyak penjuru dunia, dalam waktu yang berlainan, dalam bentuk yang macam2. Bahkan piramida di Mesir sendiri mengalami evolusi bentuk dari satu dinasti Firaun ke dinasti lainnya. Jadi, lihatlah nanti hari Selasa 7 Feb 2012, akan banyak perdebatan, dan tak akan ada kesepakatan. Tak masalah, kesepakatan tak harus ada dan dipaksakan. Ya jangan buru-buru menyimpulkan jadi inget mirip pameo dalam eksplorasi Omnia bona quoad perfora - yg dapat diterjemahkan ringkas All prospects look good until drilled ... smua prospek akan menarik sampai prospek itu di bor ! Saya jadi inget perbedaan filosopi melakukan eksplorasi yang berbeda anatara gayanya seorang geologist dengan seorang investor. Geologist memang suka sekali dengan studi-studi untuk mendukung hipotesanya, dilakukan inversi seismic dulu, dilakukan survey geolistrik (Electro Magnetic), detail gravity ... sampai akhirnya kecapekan riset dan aakhirnya dibor ! Lah kalau sudah di bor menjadi tidak menarik lagi. Unocal dulu menggunakan strategi SX (Saturated Exploration) dengan mengebor dulu walau dasarnya hanya peta hasil preliminary mapping excercise. Kalau sudah ada sumur, maka mnurut sang geologist langsung kurang menantang. Seolah-olah sumur sebagai cara njujug yang lebih hemat ketimbang melakukan survey-survey dahulu yang ujungnya juga masih akan di BOR juga ! Btw, sebenernya apa sih yang bisa dipakai untuk membuktikan bahwa ini beneran piramida buatan manusia atau piramida alamiah ? Tentusaja bukan pengeboran saja. Pembongkaran (excavasi) juga belum tentu cara yang tepat karena perlu tehnik khusus, karena kalau benar ini piramida yang dibangun jaman paleolithik tentunya sangat rapuh. Jangan-jangan artefaknya malah lenyap Juga kebanyakan ruang-ruang dalam peninggalan arkeologist banyak yang menimpan gas beracun Kalau ada yag dengan argumen seperti ini ga bakalan terkuak ... doh ! Bisa jadi didalam piramida ini ngga ada apa-apanya. Justru dipinggir kiri kanan gunung ini tempat remnant dan artefaknya berkumpul. Jaman itu mereka hidup di gua seperti Gua Pawon dsb. (Btw, kalau manusia yg berbudaya ultra moderen ketemu yg hidup di Gua Pawon gimana ya ?) Monggo silahkan telurnya dielus-elus dulu sebelum ditetaskan, ntah nantinya menetas jadi burung terbang tinggi atau bebek kwek-kwek kita belum pastikan. Keeping as a secret sometimes creates more fun ! Hef e nais wik en ! RDP (sakjane kepingin dateng tanggal 7 besok. Cuman mau nanya beberapa hal) __ This email has been scanned by the Symantec Email Security.cloud service. For more information please visit http://www.symanteccloud.com __ __ This email has been scanned by the Symantec Email Security.cloud service. For more information please visit http://www.symanteccloud.com __
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Yang, Kelihatannya ada kekacuan komunikasi antara tim TS, oknum ES dan ADB, Danny di pihak lainnya. Berulangkali ADB mengcounter berita2 yang beredar di media untuk menyangkal anggapan penemuan Piramida di kawasan Jawa Barat. Isu ini sebenarnya sudah duluan beredar di milis IA-ITB yang gencar di thread oleh saudara ES, jadi terjadi kesimpang siuran dimana ES ini apakah team dari TS atau tim mana?..sementara kalau saya tak salah, postingan undangan sarasehan yg di forward oleh RDP ke milis IAGI juga di kirimkan oleh oknum ES ini. Jadi sementara ini ada anggapan yang melenceng ES adalah bagian dari tim TS dan saresahan ini juga menjadi pesan terselubung dari tim dia. Karena tim TS dengan gencar menggunakan media, maka gaung bangunan piramid di jabar lebih terdengara, sementara ADB dan Danny hanya menggunakan jalur yg terbatas, milis ini, facebook tak cukup ampuh meluruskan pseudo berita tersebut. 2012/2/3 abacht...@cbn.net.id ** Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan lebih seru hasil2 riset kami di Gn Padang, Trowulan, Batujaya, dan Banda Aceh, lho. Dan soal kekuatiran bbrp orang bhw keputusan/kesimpulan seminar sudah dipersiapkan sebelumnya, shg yg hadir nanti dianggap menyetujuinya (spt kasus Seminar IAGI 2007 Lumpur Lapindo): hal itu benar2 out-of-context. Lha wong judul seminarnya saja: “MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL” koq kesimpulannya ttg Sadahurip itu piramid atau bukan. Saya pikir itu kejauhan. Lagi pula, saya dan Danny blm akan menyimpulkan status Sadahurip di sarasehan/seminar itu krn riset kami sedang berlangsung, ngapain juga ikutan lepas kontrol dg buru2 menyimpulkan kemudian memaksakan kesimpulan itu ke publik dengan merekayasa sarasehan? Seminar/sarasehan itu nanti bukan event organisasi profesi tertentu dan tidak ada mekanisme yg memungkinkan Panitia Sarasehan mengklaim pendapat peserta, karena memang tidak akan ada kesimpulan. Biasanya yang suka mengklaim kesimpulan2 ilmiah di acara2 sarasehan/diskusi spt ini nanti adalah orang2/pihak2 yg menganggap diskusi ilmiah adalah rapat anggota partai, atau para pencari/pembuat berita sensasional dg plintiran2, atau mrk yg berkepentingan mempengaruhi opini publik dg klaim2 kebenaran sepihak, entah untuk rujukan hukum, bisnis, atau politik. Makanya agak2 kaget juga ketika tiba2 ada berita ttg seminar khusus IAGI Jabar-Banten yg dilakukan di Bandung hari ini tadi membahas ttg Sadahurip dan Lalakon, undangannya dibikin hanya 3 hari sebelumnya (31Jan), tidak diumumkan di IAGiNET, PP-IAGIpun tdk tahu, dan kesimpulan seminar ilmiahnya langsung langsung saja: Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip. Mudah2an kita bisa belajar lebih merunduk dan rendah hati. ADB
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Ketelitian seorang senior geologist yg biasa metani sampel berlumpur ƪ (^O^)Ʃ “_^ -Original Message- From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com Date: Sat, 4 Feb 2012 08:12:56 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Yang, Kelihatannya ada kekacuan komunikasi antara tim TS, oknum ES dan ADB, Danny di pihak lainnya. Berulangkali ADB mengcounter berita2 yang beredar di media untuk menyangkal anggapan penemuan Piramida di kawasan Jawa Barat. Isu ini sebenarnya sudah duluan beredar di milis IA-ITB yang gencar di thread oleh saudara ES, jadi terjadi kesimpang siuran dimana ES ini apakah team dari TS atau tim mana?..sementara kalau saya tak salah, postingan undangan sarasehan yg di forward oleh RDP ke milis IAGI juga di kirimkan oleh oknum ES ini. Jadi sementara ini ada anggapan yang melenceng ES adalah bagian dari tim TS dan saresahan ini juga menjadi pesan terselubung dari tim dia. Karena tim TS dengan gencar menggunakan media, maka gaung bangunan piramid di jabar lebih terdengara, sementara ADB dan Danny hanya menggunakan jalur yg terbatas, milis ini, facebook tak cukup ampuh meluruskan pseudo berita tersebut. 2012/2/3 abacht...@cbn.net.id ** Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan lebih seru hasil2 riset kami di Gn Padang, Trowulan, Batujaya, dan Banda Aceh, lho. Dan soal kekuatiran bbrp orang bhw keputusan/kesimpulan seminar sudah dipersiapkan sebelumnya, shg yg hadir nanti dianggap menyetujuinya (spt kasus Seminar IAGI 2007 Lumpur Lapindo): hal itu benar2 out-of-context. Lha wong judul seminarnya saja: “MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL” koq kesimpulannya ttg Sadahurip itu piramid atau bukan. Saya pikir itu kejauhan. Lagi pula, saya dan Danny blm akan menyimpulkan status Sadahurip di sarasehan/seminar itu krn riset kami sedang berlangsung, ngapain juga ikutan lepas kontrol dg buru2 menyimpulkan kemudian memaksakan kesimpulan itu ke publik dengan merekayasa sarasehan? Seminar/sarasehan itu nanti bukan event organisasi profesi tertentu dan tidak ada mekanisme yg memungkinkan Panitia Sarasehan mengklaim pendapat peserta, karena memang tidak akan ada kesimpulan. Biasanya yang suka mengklaim kesimpulan2 ilmiah di acara2 sarasehan/diskusi spt ini nanti adalah orang2/pihak2 yg menganggap diskusi ilmiah adalah rapat anggota partai, atau para pencari/pembuat berita sensasional dg plintiran2, atau mrk yg berkepentingan mempengaruhi opini publik dg klaim2 kebenaran sepihak, entah untuk rujukan hukum, bisnis, atau politik. Makanya agak2 kaget juga ketika tiba2 ada berita ttg seminar khusus IAGI Jabar-Banten yg dilakukan di Bandung hari ini tadi membahas ttg Sadahurip dan Lalakon,
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Puyeng juga mengikuti Diskusi Sadahurip ini, terus terang saja tambah pusing. Ada kepentingan politik apa saja sih soal katastrofik purba dan sadahurip ini, sehingga wacanna jadi panas ini?. Di satu pihak ada yang mengatakan tidak hubungan antara Sadahurip dengan Katastropik Purba, ada yang mengatakan ada hubungan, karena munculnya peradaban diakhiri dengan katastropik. Sarasehan Selasa ini ada yang mengatakan tidak akan membahas Sadahurip, ada juga yang ngomong bakal ada, sehingga ada terjadi perdebatan sengit, sehingga banyak orang ingin ikut hadir dalam sarasehan ini, termasuk Ketum IAGI, padahal jumlah peserta dibatasi. Di satu pihak Pengda Jabar IAGI secara keburu-buru melakukan seminar Sadahurip dengan hasil yang jelas, seolah-olah mendahului Sarasehan hari Selasa di Jakarta Jadi ada apa sebetulnya dibalik ribut-ribut ini? atau sekadar topik ini dibuat hot untuk banyak menarik perhatian peserta? RPK - Original Message - From: Ok Taufik To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 04, 2012 8:12 AM Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Yang, Kelihatannya ada kekacuan komunikasi antara tim TS, oknum ES dan ADB, Danny di pihak lainnya. Berulangkali ADB mengcounter berita2 yang beredar di media untuk menyangkal anggapan penemuan Piramida di kawasan Jawa Barat. Isu ini sebenarnya sudah duluan beredar di milis IA-ITB yang gencar di thread oleh saudara ES, jadi terjadi kesimpang siuran dimana ES ini apakah team dari TS atau tim mana?..sementara kalau saya tak salah, postingan undangan sarasehan yg di forward oleh RDP ke milis IAGI juga di kirimkan oleh oknum ES ini. Jadi sementara ini ada anggapan yang melenceng ES adalah bagian dari tim TS dan saresahan ini juga menjadi pesan terselubung dari tim dia. Karena tim TS dengan gencar menggunakan media, maka gaung bangunan piramid di jabar lebih terdengara, sementara ADB dan Danny hanya menggunakan jalur yg terbatas, milis ini, facebook tak cukup ampuh meluruskan pseudo berita tersebut. 2012/2/3 abacht...@cbn.net.id Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan lebih seru hasil2 riset kami di Gn Padang, Trowulan, Batujaya, dan Banda Aceh, lho. Dan soal kekuatiran bbrp orang bhw keputusan/kesimpulan seminar sudah dipersiapkan sebelumnya, shg yg hadir nanti dianggap menyetujuinya (spt kasus Seminar IAGI 2007 Lumpur Lapindo): hal itu benar2 out-of-context. Lha wong judul seminarnya saja: “MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL” koq kesimpulannya ttg Sadahurip itu piramid atau bukan. Saya pikir itu kejauhan. Lagi pula, saya dan Danny blm akan menyimpulkan status Sadahurip di sarasehan/seminar itu krn riset kami sedang berlangsung, ngapain juga ikutan
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
ES yg anak Geofisika ini bukan anggota tim TS, tapi tim peneliti katastrofi purba bentukan istana. Tim ini ngakunya tidak ada kaitan dengan TS. Wallahu 'alam deh (bingung) . Sent from my iPhone On 04/02/2012, at 1:12 PM, Ok Taufik ok.tau...@gmail.com wrote: Yang, Kelihatannya ada kekacuan komunikasi antara tim TS, oknum ES dan ADB, Danny di pihak lainnya. Berulangkali ADB mengcounter berita2 yang beredar di media untuk menyangkal anggapan penemuan Piramida di kawasan Jawa Barat. Isu ini sebenarnya sudah duluan beredar di milis IA-ITB yang gencar di thread oleh saudara ES, jadi terjadi kesimpang siuran dimana ES ini apakah team dari TS atau tim mana?..sementara kalau saya tak salah, postingan undangan sarasehan yg di forward oleh RDP ke milis IAGI juga di kirimkan oleh oknum ES ini. Jadi sementara ini ada anggapan yang melenceng ES adalah bagian dari tim TS dan saresahan ini juga menjadi pesan terselubung dari tim dia. Karena tim TS dengan gencar menggunakan media, maka gaung bangunan piramid di jabar lebih terdengara, sementara ADB dan Danny hanya menggunakan jalur yg terbatas, milis ini, facebook tak cukup ampuh meluruskan pseudo berita tersebut. 2012/2/3 abacht...@cbn.net.id Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan lebih seru hasil2 riset kami di Gn Padang, Trowulan, Batujaya, dan Banda Aceh, lho. Dan soal kekuatiran bbrp orang bhw keputusan/kesimpulan seminar sudah dipersiapkan sebelumnya, shg yg hadir nanti dianggap menyetujuinya (spt kasus Seminar IAGI 2007 Lumpur Lapindo): hal itu benar2 out-of-context. Lha wong judul seminarnya saja: “MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL” koq kesimpulannya ttg Sadahurip itu piramid atau bukan. Saya pikir itu kejauhan. Lagi pula, saya dan Danny blm akan menyimpulkan status Sadahurip di sarasehan/seminar itu krn riset kami sedang berlangsung, ngapain juga ikutan lepas kontrol dg buru2 menyimpulkan kemudian memaksakan kesimpulan itu ke publik dengan merekayasa sarasehan? Seminar/sarasehan itu nanti bukan event organisasi profesi tertentu dan tidak ada mekanisme yg memungkinkan Panitia Sarasehan mengklaim pendapat peserta, karena memang tidak akan ada kesimpulan. Biasanya yang suka mengklaim kesimpulan2 ilmiah di acara2 sarasehan/diskusi spt ini nanti adalah orang2/pihak2 yg menganggap diskusi ilmiah adalah rapat anggota partai, atau para pencari/pembuat berita sensasional dg plintiran2, atau mrk yg berkepentingan mempengaruhi opini publik dg klaim2 kebenaran sepihak, entah untuk rujukan hukum, bisnis, atau politik. Makanya agak2 kaget juga ketika tiba2 ada berita ttg seminar khusus IAGI Jabar-Banten yg dilakukan di Bandung hari
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Mungkinkah politik yg membelakangi ini bahwa sadahurip jika berhasil dibuktikan, akan menjadi justifikasi utk dibentukny suatu kementrian baru entah kementrian katastrofik purba atau kebencanaan dll. Jika benar maka yg paling berkepentingan memang org2 dlm tim yg dibentuk istana tsb. Utk TS sepertinya tdk ada arah ke politik krn sy kenal siapa agung bimo sutejo dan timmy hartadi yg merupakan backbone nya TS. Maaf tdk bermaksud menyinggung siapa2. -seto- Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sat, 4 Feb 2012 09:18:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Puyeng juga mengikuti Diskusi Sadahurip ini, terus terang saja tambah pusing. Ada kepentingan politik apa saja sih soal katastrofik purba dan sadahurip ini, sehingga wacanna jadi panas ini?. Di satu pihak ada yang mengatakan tidak hubungan antara Sadahurip dengan Katastropik Purba, ada yang mengatakan ada hubungan, karena munculnya peradaban diakhiri dengan katastropik. Sarasehan Selasa ini ada yang mengatakan tidak akan membahas Sadahurip, ada juga yang ngomong bakal ada, sehingga ada terjadi perdebatan sengit, sehingga banyak orang ingin ikut hadir dalam sarasehan ini, termasuk Ketum IAGI, padahal jumlah peserta dibatasi. Di satu pihak Pengda Jabar IAGI secara keburu-buru melakukan seminar Sadahurip dengan hasil yang jelas, seolah-olah mendahului Sarasehan hari Selasa di Jakarta Jadi ada apa sebetulnya dibalik ribut-ribut ini? atau sekadar topik ini dibuat hot untuk banyak menarik perhatian peserta? RPK - Original Message - From: Ok Taufik To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 04, 2012 8:12 AM Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Yang, Kelihatannya ada kekacuan komunikasi antara tim TS, oknum ES dan ADB, Danny di pihak lainnya. Berulangkali ADB mengcounter berita2 yang beredar di media untuk menyangkal anggapan penemuan Piramida di kawasan Jawa Barat. Isu ini sebenarnya sudah duluan beredar di milis IA-ITB yang gencar di thread oleh saudara ES, jadi terjadi kesimpang siuran dimana ES ini apakah team dari TS atau tim mana?..sementara kalau saya tak salah, postingan undangan sarasehan yg di forward oleh RDP ke milis IAGI juga di kirimkan oleh oknum ES ini. Jadi sementara ini ada anggapan yang melenceng ES adalah bagian dari tim TS dan saresahan ini juga menjadi pesan terselubung dari tim dia. Karena tim TS dengan gencar menggunakan media, maka gaung bangunan piramid di jabar lebih terdengara, sementara ADB dan Danny hanya menggunakan jalur yg terbatas, milis ini, facebook tak cukup ampuh meluruskan pseudo berita tersebut. 2012/2/3 abacht...@cbn.net.id Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Disana gunung disini gunung ditengah pulau Jawa , wayangnya bingung dalangnya bingung semuanya bingung yg penting semua bisa tertawa , itu kalau OVJ Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sat, 4 Feb 2012 09:18:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Puyeng juga mengikuti Diskusi Sadahurip ini, terus terang saja tambah pusing. Ada kepentingan politik apa saja sih soal katastrofik purba dan sadahurip ini, sehingga wacanna jadi panas ini?. Di satu pihak ada yang mengatakan tidak hubungan antara Sadahurip dengan Katastropik Purba, ada yang mengatakan ada hubungan, karena munculnya peradaban diakhiri dengan katastropik. Sarasehan Selasa ini ada yang mengatakan tidak akan membahas Sadahurip, ada juga yang ngomong bakal ada, sehingga ada terjadi perdebatan sengit, sehingga banyak orang ingin ikut hadir dalam sarasehan ini, termasuk Ketum IAGI, padahal jumlah peserta dibatasi. Di satu pihak Pengda Jabar IAGI secara keburu-buru melakukan seminar Sadahurip dengan hasil yang jelas, seolah-olah mendahului Sarasehan hari Selasa di Jakarta Jadi ada apa sebetulnya dibalik ribut-ribut ini? atau sekadar topik ini dibuat hot untuk banyak menarik perhatian peserta? RPK - Original Message - From: Ok Taufik To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 04, 2012 8:12 AM Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Yang, Kelihatannya ada kekacuan komunikasi antara tim TS, oknum ES dan ADB, Danny di pihak lainnya. Berulangkali ADB mengcounter berita2 yang beredar di media untuk menyangkal anggapan penemuan Piramida di kawasan Jawa Barat. Isu ini sebenarnya sudah duluan beredar di milis IA-ITB yang gencar di thread oleh saudara ES, jadi terjadi kesimpang siuran dimana ES ini apakah team dari TS atau tim mana?..sementara kalau saya tak salah, postingan undangan sarasehan yg di forward oleh RDP ke milis IAGI juga di kirimkan oleh oknum ES ini. Jadi sementara ini ada anggapan yang melenceng ES adalah bagian dari tim TS dan saresahan ini juga menjadi pesan terselubung dari tim dia. Karena tim TS dengan gencar menggunakan media, maka gaung bangunan piramid di jabar lebih terdengara, sementara ADB dan Danny hanya menggunakan jalur yg terbatas, milis ini, facebook tak cukup ampuh meluruskan pseudo berita tersebut. 2012/2/3 abacht...@cbn.net.id Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan lebih seru hasil2 riset kami di Gn Padang, Trowulan, Batujaya, dan Banda Aceh, lho. Dan soal kekuatiran bbrp orang bhw keputusan/kesimpulan seminar sudah dipersiapkan sebelumnya, shg yg hadir nanti dianggap menyetujuinya (spt kasus Seminar IAGI 2007 Lumpur Lapindo): hal itu benar2
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Jadi kelihatannya tidak akan terjadi debat sengit soal piramid Sadahurip, walaupun Sadahurip merupakan point terakhir dalam acara Sarasehan ini. Menurut acara Sarasehan yang akan bicara ada 5 orang; Sudjatmiko, Awang Satyana, Danny Hilman, Andang Bachtiar dan Tim Bencana Katastropik Purba. Danny dan Andang tidak akan berkesimpulan pro-piramida, tetapi hanya menyajikan datanya saja (entah kalau Awang ada di pihak mana). Jadi tinggal Tim Bencana Katastropik Purba saja yang mungkin masih akan mengadakan perlawanan , itu pun diragukan kehadilrannya, jadi akan di w.o (menyerah kalah sebelum bertanding). Tapi mungkin juga masih akan ada dukungan dari komentator Prof Openheimer dan assistentnya prof Aryo Santos. Ya mudah-mudahan masih tetap seru. Di Indonesia itu setiap Seminar, Sarasehan atau apapun namanya tentu harus memberikan suatu kesimpulan dan saran2. Kalau tidak masyarakat akan bertanya: Bagaimana tuh kesimpulan seminar ini, yang sudah menghabiskan banyak biaya, masa tidak menghasilkan apa-apa? RPK - Original Message - From: abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 03, 2012 10:32 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan lebih seru hasil2 riset kami di Gn Padang, Trowulan, Batujaya, dan Banda Aceh, lho. Dan soal kekuatiran bbrp orang bhw keputusan/kesimpulan seminar sudah dipersiapkan sebelumnya, shg yg hadir nanti dianggap menyetujuinya (spt kasus Seminar IAGI 2007 Lumpur Lapindo): hal itu benar2 out-of-context. Lha wong judul seminarnya saja: “MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL” koq kesimpulannya ttg Sadahurip itu piramid atau bukan. Saya pikir itu kejauhan. Lagi pula, saya dan Danny blm akan menyimpulkan status Sadahurip di sarasehan/seminar itu krn riset kami sedang berlangsung, ngapain juga ikutan lepas kontrol dg buru2 menyimpulkan kemudian memaksakan kesimpulan itu ke publik dengan merekayasa sarasehan? Seminar/sarasehan itu nanti bukan event organisasi profesi tertentu dan tidak ada mekanisme yg memungkinkan Panitia Sarasehan mengklaim pendapat peserta, karena memang tidak akan ada kesimpulan. Biasanya yang suka mengklaim kesimpulan2 ilmiah di acara2 sarasehan/diskusi spt ini nanti adalah orang2/pihak2 yg menganggap diskusi ilmiah adalah rapat anggota partai, atau para pencari/pembuat berita sensasional dg plintiran2, atau mrk yg berkepentingan mempengaruhi opini publik dg klaim2 kebenaran sepihak, entah untuk rujukan hukum, bisnis, atau politik. Makanya agak2 kaget juga ketika tiba2 ada berita ttg seminar khusus IAGI Jabar-Banten yg dilakukan di Bandung hari ini tadi membahas ttg Sadahurip dan Lalakon, undangannya
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Kebanyakan pakai kacamata kuda sihhh Coba pakai kacamata las.. Makin gak jelas... RUS -Original Message- From: Ismail lia...@indo.net.id Date: Sat, 4 Feb 2012 03:14:06 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Disana gunung disini gunung ditengah pulau Jawa , wayangnya bingung dalangnya bingung semuanya bingung yg penting semua bisa tertawa , itu kalau OVJ Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sat, 4 Feb 2012 09:18:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Puyeng juga mengikuti Diskusi Sadahurip ini, terus terang saja tambah pusing. Ada kepentingan politik apa saja sih soal katastrofik purba dan sadahurip ini, sehingga wacanna jadi panas ini?. Di satu pihak ada yang mengatakan tidak hubungan antara Sadahurip dengan Katastropik Purba, ada yang mengatakan ada hubungan, karena munculnya peradaban diakhiri dengan katastropik. Sarasehan Selasa ini ada yang mengatakan tidak akan membahas Sadahurip, ada juga yang ngomong bakal ada, sehingga ada terjadi perdebatan sengit, sehingga banyak orang ingin ikut hadir dalam sarasehan ini, termasuk Ketum IAGI, padahal jumlah peserta dibatasi. Di satu pihak Pengda Jabar IAGI secara keburu-buru melakukan seminar Sadahurip dengan hasil yang jelas, seolah-olah mendahului Sarasehan hari Selasa di Jakarta Jadi ada apa sebetulnya dibalik ribut-ribut ini? atau sekadar topik ini dibuat hot untuk banyak menarik perhatian peserta? RPK - Original Message - From: Ok Taufik To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 04, 2012 8:12 AM Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Yang, Kelihatannya ada kekacuan komunikasi antara tim TS, oknum ES dan ADB, Danny di pihak lainnya. Berulangkali ADB mengcounter berita2 yang beredar di media untuk menyangkal anggapan penemuan Piramida di kawasan Jawa Barat. Isu ini sebenarnya sudah duluan beredar di milis IA-ITB yang gencar di thread oleh saudara ES, jadi terjadi kesimpang siuran dimana ES ini apakah team dari TS atau tim mana?..sementara kalau saya tak salah, postingan undangan sarasehan yg di forward oleh RDP ke milis IAGI juga di kirimkan oleh oknum ES ini. Jadi sementara ini ada anggapan yang melenceng ES adalah bagian dari tim TS dan saresahan ini juga menjadi pesan terselubung dari tim dia. Karena tim TS dengan gencar menggunakan media, maka gaung bangunan piramid di jabar lebih terdengara, sementara ADB dan Danny hanya menggunakan jalur yg terbatas, milis ini, facebook tak cukup ampuh meluruskan pseudo berita tersebut. 2012/2/3 abacht...@cbn.net.id Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan