Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Ridwan Farid
Sedikit ikut nimbrung walaupun tanpa data.

Kalo ambil dari referensi dan cerita yang ada di kitab suci dan agama-agama
samawi.Bukannya memang dikatakan jaman lalu pun pernah ada peradaban yang
sangat modern lalu di hancurkan oleh Allah karena dosa-dosa penduduknya?

Apakah mungkin yang disebut homo sapiens itu adalah manusia pertama
generasi terakhir setelah dimusnahkannya penduduk suatu bangsa oleh Allah
tersebut?

Sedangkan yang diteliti itu memang manusia sebelum pemusnahan massal
tersebut?

Salam
Ridwan (RiFa TeA)

2013/5/6 bandon...@gmail.com

 Menarik sekali semen/perekat jaman purba yang dibuat dari lempung, unsur
 karbon dan besi. Bagi saya kalau jaman 13000 tahun lalu sdh ditemukan
 perekat batu yang bagus dan bertahan sampai sekarang; kenapa tidak kita
 coba sekarang?

  Kita tidak perlu buat pabrik besar, menghancurkan bukit kapur yang juga
 berfungsi sbg tandon air, tidak perlu impor gipsum dan gali pasir besi dan
 bukit kwarsa.

 Mohon komposisi semen yang ditemukan di gn Padang dpt dimanfaatkan bagi
 pembangunan.

 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: bandon...@gmail.com
 Date: Sun, 5 May 2013 06:22:26
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: bandon...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 Semen purba berumur 23.000 tahun
 Ketika Tim Mandiri Gunung Padang mengumumkan ke seantero dunia bahwa
 merekamenemukan semen perekat kolom andesit  berumur 13.000 - 23.000 tahun,

 Di atas  aku copy paste dari mang okim.

 Kalau di bawah ini copy paste dari ahli geofisika TTPMG

 Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya
 tahupersis bukan hal yang mudah.  Kita dating semen karena material itu
 adadiantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah.

 Naa silakan tanya ke ybs.

 Salam

 Powered by Telkomsel BlackBerry®




-- 
Salam,
RiFa  TeA
http://refleksirifa.blogspot.com/

-Indahnya  Nikmatnya berbagi dalam Kebaikan dan Kebenaran  (modifikasi
dari KZ)

-Salah satu tugas dalam hidup ini begitu sederhana, hanya bersabar dan
besyukur (AFF)

-Orang yang melewatkan satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang
ia tunaikan atau suatu fardu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia
wariskan atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau
ilmu yang ia dapatkan,maka sungguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya
dan menganiaya diri. (Dr. Yusuf Al-qardhawi)
-
YM  Gtalk :  rifa120


RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
Andang.

Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit.
Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini
adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka
umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit.  Kita
tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya
jutaan - puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga
kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 10:41
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.

 

Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu
karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana
Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg
kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia.

Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya
apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan
sebagai karya Tuhan.

Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak?
misal pasir yg ditemukan : 
Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu
(lebih muda)..

Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam)
membuatnya/terbentuknya.
Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn
manusia.

Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia,
kira-kira dari apanya pak?

Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, ember/karung tersebut
ditemukan dan bisa kita tau umur pembuatan ember tersebut, disitulah kita
bisa tau pasir tersebut kapan berinteraksi dgn manusia. Saat pasir tidak
berinteraksi dgn manusia, kayaknya bukan arkeologi.

 

Jadi apabila pasir tersebut tidak bisa kita buktikan bahwa pernah
berinteraksi dgn manusia, hasil karya manusia, kayaknya gak cocok masuk ke
dunia arkeologi.

 

begitu juga untuk umur semen, umur tanah urukan?

Pak Dani, mohon dishare data-data arkeologi apa yg tim miliki atau artefak
apa yg sudah ditemukan untuk mendukung penelitian ini.

Saya berharap ada bangunan besar seperti animasi Pak Ali Akbar, mirip
piramida, supaya Indonesia menjadi kiblat peradaban dunia.

Salam

benz

 

 

 

Pada 5 Mei 2013 16.24, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Ilmuwan itu harus 'skeptis', namun di sini sering diterjemahkan menjadi
'apatis'. Skeptis yang benar selalu berusaha memahami dengan seksama semua
tahapan dan analisa penelitian orang, terutama masalah akurasi dan
ketidakpastiannya.  Etika ilmiah yang benar adalah menanyakan dengan sopan
kepada peneliti apabila ada sesuatu yang dirasa belum clear, bukan memandang
remeh peneliti apalagi langsung mem-vonis bahwa hasil penelitiannya salah.
Sikap skeptis berarti banyak diskusi sehingga saling mengisi ilmu membuat
analisa menjadi lebih tajam.  Itulah kenapa seorang Oppenheimer ketika
ditanya tentang Sadahurip dan Gunung Padang jawabannya saya tidak tahu;
terus terang saya skeptis, tapi saya ingin sekali melihat data dan
analisanya karena apabila benar, ini hal yang sangat luarbiasa.  Jadi
skeptis bukan semangat menghina atau membuang hasil penelitian orang, itu
apatis, melainkan semangat untuk membuat hasil penelitian menjadi lebih
baik.

Keraguan akan hasil dating adalah hal yang memang seharusnya demikian,
karena sampai sekarang kamipun masih terus menganalisanya, sering diskusi
dengan teman-teman yang lebih ahli dalam hal ini.  Hasil dating Gunung
Padang sekarang yang terbaik untuk tahap ini yang bisa kami lakukan dengan

Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

2013-05-06 Terurut Topik kartiko samodro
Setuju dengan Pak Koesoema

Daripada berdebat terus tentang prospect (interpretasi) G.Padang ,
bagaimana kalau kita bor atau sekalian kita lakukan excavasi..

jadi persoalan akan segera selesai, semua akan terpuaskan dan mendapat
jawaban apakah teori (prospect) nya benar atau salah.

Nah sekarang siapa yang tertarik untuk mendanai pengeboran /
excavasinya tentunya kalau benar ada harta karun maka akan menjadi
milik yang mendanai.

Salam

Kartiko

On 5/6/13, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote:
 Saya sudah beberapa tahun tidak masuk mailing list ini, dan waktu saya
 mendapatkan akses kembali ternyata perdebatan G. Padang masih berlanjut.
 Beberapa hari ini saya termenung apakah yang terjadi dengan ilmu geologi di

 Indonesia ini? Ini menjadi pikiran, sayapun merenungkan masalah ini
 terutama menjelang tidur. Akhirna saya tuangkan renungan itu dalam bentuk
 tulisan terlampir yang cukup panjang, dengan harapan bahwa dengan selesainya

 renungan ini saya dapat tidur dengan pulas.
 Wassalam
 R.P.Koesoemadinata



 - Original Message -
 From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com
 Sent: Sunday, May 05, 2013 6:11 PM
 Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API
 PURBA


 Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013  berjudul  Petisi 34 : Situs
 Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke
 lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang
 benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan bahwa beberapa balok andesit
 yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk
 budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun
 Gunung
 Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan  Teras III,
 sedangkan  Teras IV dan V  tertutup oleh produk klastik gunung api yang
 telah lapuk.  Dari  tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April
 2013,
 interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil
 interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi
 Teras
 I.



 Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari  tulisan Pak Danny
 Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa
 menganggap
 bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan (
 gara-gara susunannya yang dianggap bikinan orang dan ada bahan pengisi
 yang
 diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi
 geolistrik-georadar
 sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu  bukit Gunung
 Padang
 adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa
 petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa
 retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit  diduga
 non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil
 kerjaan manusia prasejarah ???



 Hal lainnya yang membuat mang Okim bersorak gembira adalah interpretasi
 Pak
 Danny Hilman tentang adanya lidah lava dengan leher intrusinya  di area
 selatan Situs Gunung Padang. Nah, kalau sudah demikian, mengapa Tim
 Mandiri
 masih keukeuh menyatakan bahwa Gunung Padang adalah Bangunan Mahakarya
 Peradaban yang Hilang ta' iya !!! Bukankah yang dijelaskan Pak Danny
 Hilman
 tersebut , yang didasarkan pada hasil interpretasi geolistrik-georadar ,
 adalah fenomena geologi dari sebuah gunung api purba ???  Sehubungan
 dengan
 itu, marilah kita tinggalkan imaginasi yang tidak-tidak tentang isi perut
 Gunung Padang. Bangunan Megalitik Punden Berundak yang ada di atasnya
 sudah
 berstatus terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara.  Janganlah kita
 merindukan burung di langit, sementara burung di tangan dilepaskan.



 Salam Cinta Geo-Arkeologi



 Mang Okim



 
 ---

 Gunung Padang, Mahakarya Peradaban yang Hilang

 ( Dr Danny Hilman ,VIVAnews 1 April 2013 ) :

 Sampai saat ini penggalian dilakukan baru sampai kedalaman 4 meteran
 saja,
 namun survei geolistrik memperlihatkan di bawahnya masih ada kenampakan
 struktur bangunan dengan geometri yang terlihat menakjubkan sampai
 kedalaman
 lebih dari 10 meter. Hasil survei geolistrik, dan georadar juga sudah
 dapat
 memperlihatkan struktur (geologi) bawah permukaan yang membentuk
 morfologi
 bukit Gunung Padang adalah lapisan batuan dengan ketebalan 30-50 meter
 yang
 mempunyai nilai tahanan listrik (resistivitas) sangat tinggi (ribuan
 Ohm-Meter) berbentuk seperti lidah dengan posisi hampir horisontal,
 selaras
 dengan bukit memanjang utara-selatan, dan miring landai ke arah utara.
 Jadi
 selaras juga dengan undak-undak teras yang dibangun di atasnya. Lapisan
 batu
 berbentuk seperli lidah ini juga mempunyai bidang miring yang rata ke
 arah
 barat dan timur bukit selaras dengan kemiringan lerengnya. Lapisan lava
 ini
 berada pada kedalaman 

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik bandono . s
Setau aku, sisa 2 orang di itb yang faham! Tentang delapsi, 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Irwandi Nurdin wandi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 12:52:40 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Sepertinya teori delapsi bukan saja telah ditinggalkan, namun mencari
infonya di internet pun tidak saya peroleh.
Bagi yang baru belajar geologi tentu langsung belajar dari teori lempeng
tektonik. Sehingga saya menarik juga untuk
sedikit mengetahui bagaimana teori delapsi, khususnya *Olisostrom-Delapsi*.
Bagi kebanyakan geologiwan ini merupakan
pertanyaan sederhana dan sepele. Namun kalau dilihat dari sisi sejarah
perkembangan ilmu geologi khususnya di Indonesia ini menjadi menarik. Dan
apa yang menjadi mapan saat ini akan usang dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu kalau ada link yang menjelaskan teori tersebut mohon
dibagikan, sekedar ingin mengetahui sejarah perkembagan ilmu geologi di
Indonesia.
Maklum yang antik2 susah dapatnya kecuali dari sesepuh.

Wassalam.
Irwandi




Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik benyamin sembiring
Salam,

Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
situs tersebut.
Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
di situs tersebut.
Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi.

Pak Data arkeologi nya yg mana?

Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,
Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi?

maksud saya begini pak,
Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
scientifik.

Salam
benz


Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.commenulis:

 Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
 Andang.

 Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
 diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
 menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

 Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom
 andesit.  Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom
 andesit ini adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense)
 alamiahnya maka umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom
 andesit.  Kita tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier
 yang umurnya jutaan – puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya
 jutaan juga kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

 Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
 ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
 Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
 dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
 menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
 lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
 situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
 option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
 bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
 sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
 pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
 Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
 harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

 ** **

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *benyamin
 sembiring
 *Sent:* 06 Mei 2013 10:41

 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 ** **

 Salam,

 Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.

 ** **

 Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu
 karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia
 bagaimana Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai
 dgn apa yg kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya
 manusia.

 Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya
 apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan
 sebagai karya Tuhan.

 Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak?
 misal pasir yg ditemukan :
 Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu
 (lebih muda)..

 Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam)
 membuatnya/terbentuknya.
 Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn
 manusia.

 Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia,
 kira-kira dari apanya pak?

 Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, ember/karung tersebut
 ditemukan dan bisa kita tau umur pembuatan ember tersebut, disitulah kita
 bisa tau pasir tersebut kapan berinteraksi dgn manusia. Saat pasir tidak
 berinteraksi dgn manusia, kayaknya bukan arkeologi.

 ** **

 Jadi apabila pasir tersebut tidak bisa kita buktikan bahwa pernah
 berinteraksi dgn manusia, hasil karya manusia, kayaknya gak cocok masuk ke
 dunia arkeologi.

 ** **

 begitu juga untuk umur semen, umur tanah urukan?

 Pak Dani, mohon dishare data-data arkeologi apa yg tim miliki atau artefak
 apa yg sudah ditemukan untuk mendukung penelitian ini.

 Saya berharap ada bangunan besar seperti animasi Pak Ali Akbar, mirip
 piramida, supaya Indonesia menjadi kiblat peradaban dunia.

 Salam

 benz

 ** **

 ** **

 ** **

 Pada 5 Mei 2013 16.24, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 menulis:

 Ilmuwan itu harus 'skeptis', namun di sini sering diterjemahkan menjadi
 'apatis'. Skeptis yang benar selalu berusaha memahami dengan seksama semua
 tahapan dan analisa penelitian orang, terutama masalah akurasi dan
 ketidakpastiannya.  Etika ilmiah yang benar adalah menanyakan dengan sopan
 kepada peneliti 

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di sini.
Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang didating bukan
sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik tumbuhan atau
hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian di Gunung
Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 15:01
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
situs tersebut.

Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
di situs tersebut.

Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 

Pak Data arkeologi nya yg mana?

 

Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,

Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? 

 

maksud saya begini pak,

Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
scientifik.

Salam
benz

 

Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
Andang.

Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit.
Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini
adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka
umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit.  Kita
tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya
jutaan - puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga
kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 10:41


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.

 

Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu
karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana
Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg
kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia.

Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya
apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan
sebagai karya Tuhan.

Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak?
misal pasir yg ditemukan : 
Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu
(lebih muda)..

Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam)
membuatnya/terbentuknya.
Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn
manusia.

Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia,
kira-kira dari apanya pak?

Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, ember/karung tersebut
ditemukan dan bisa kita tau umur pembuatan ember tersebut, disitulah kita
bisa tau pasir tersebut kapan berinteraksi dgn manusia. Saat pasir tidak
berinteraksi dgn manusia, kayaknya bukan arkeologi.

 

Jadi apabila pasir tersebut tidak bisa kita buktikan bahwa pernah
berinteraksi dgn manusia, hasil karya manusia, kayaknya gak cocok masuk ke
dunia arkeologi.

 

begitu juga untuk umur semen, umur tanah urukan?

Pak Dani, mohon dishare data-data arkeologi apa yg tim miliki atau artefak
apa yg sudah ditemukan untuk mendukung penelitian ini.

Saya berharap ada bangunan besar seperti animasi Pak Ali Akbar, mirip
piramida, supaya Indonesia menjadi kiblat peradaban dunia.

Salam

benz

 

 

 

Pada 5 Mei 

Re: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-06 Terurut Topik MINARWAN
Pak,

Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca
mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain.

Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal,
katanya ada di Korsel:
http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J

Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa
berkomentar lebih banyak.

Salam
Minarwan
2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

 Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
 Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
 horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding
 situs Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
 susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!


 --
 - when one teaches, two learn -
 http://www.linkedin.com/in/minarwan



Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik benyamin sembiring
salam,

Pak data arkeologi itu yg saya maksud adalah artefak? Bukan kah seharusnya
artefak yg berbicara, bukan batu yang berbicara.
Arkeolog berbicara atas dasar artefak dan geolog bicara atas dasar batu.
Saya pikir kalo artefak yg berbicara masalah ini tidak akan panjang.

semoga sukses pak penggaliannya
gali terus pak supaya terungkap kebenaran bahwa Indonesia punya peradaban
yg maju

salam
benz




Pada 6 Mei 2013 15.11, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.commenulis:

 Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di
 sini.  Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang
 didating bukan sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik
 tumbuhan atau hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian
 di Gunung Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  

 ** **

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *benyamin
 sembiring
 *Sent:* 06 Mei 2013 15:01

 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 ** **

 Salam,

 Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
 situs tersebut.

 Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
 peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
 di situs tersebut.

 Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 

 Pak Data arkeologi nya yg mana?

 ** **

 Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,

 Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? ***
 *

 ** **

 maksud saya begini pak,

 Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
 dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
 scientifik.

 Salam
 benz

 ** **

 Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 menulis:

 Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
 Andang.

 Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
 diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
 menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

 Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom
 andesit.  Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom
 andesit ini adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense)
 alamiahnya maka umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom
 andesit.  Kita tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier
 yang umurnya jutaan – puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya
 jutaan juga kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

 Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
 ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
 Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
 dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
 menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
 lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
 situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
 option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
 bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
 sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
 pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
 Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
 harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

  

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *benyamin
 sembiring
 *Sent:* 06 Mei 2013 10:41


 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

  

 Salam,

 Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.

  

 Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu
 karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia
 bagaimana Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai
 dgn apa yg kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya
 manusia.

 Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya
 apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan
 sebagai karya Tuhan.

 Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak?
 misal pasir yg ditemukan :
 Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu
 (lebih muda)..

 Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam)
 membuatnya/terbentuknya.
 Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn
 manusia.

 Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia,
 kira-kira dari apanya pak?

 Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, 

Re: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-06 Terurut Topik rakhmadi avianto
Pak Danny

Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada
structural expert, Hard rock expert shg semua loop holes yg mungkin ada
bisa teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum
cukup, biar bisa bikin well rounded story.
Dan seperti pak Kusuma bilang be open minded, kalau Geoscientist memang
bisa membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak.

Oh saya mau urun rembuk aja bahwa High Resistive bisa ruang terbuka (baca
ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama
chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu.

OK salam sukses
Avi - Bendahara IAGI


2013/5/6 MINARWAN minarw...@gmail.com

 Pak,

 Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca
 mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain.

 Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal,
 katanya ada di Korsel:
 http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J

 Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa
 berkomentar lebih banyak.

 Salam
 Minarwan
 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

 Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
 Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
 horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding
 situs Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
 susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!


 --
 - when one teaches, two learn -
 http://www.linkedin.com/in/minarwan




Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

2013-05-06 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Mohon maaf dulu kalau apa yang saya tulis menyinggung Pak Koesoema,
saya belajar petroleum geology dari buku  karangannya Pak Koesoemadinata jadi 
takut kualat.

Pak, menurut pengamatan saya dari email2 an selama ini di milis kita.  Pak 
Danny dan Pak Andang itu tidak mau men generalisasi bahwa semua columnar 
jointing itu buatan manusia.
hanya saja di Gunung Padang ini kedua duanya ada (buatan alam dan manusia) 
menurut pengamatan mereka.

Hasil penelitian Pak Andang, Pak Danny dan Pak Ali Akbar tidak akan membuat 
ilmu baru di geology atau arkeology.  tetapi mereka mengharapkan membuat temuan 
bangunan baru  yang masih mematuhi kaidah geology.

dan saya setuju sekali bahwa pelarangan seseorang atau satu group melakukan 
riset adalah pelanggrana hak asasi, apalagi mereka tidak pakai uang orang lain, 
 mereka pakai uang mereka sendiri.  yang harus nya protes adalah istri2 mereka.


salam,

frank




 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, May 5, 2013 2:10 PM
Subject: Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH  GUNUNG API 
PURBA
 

Saya sudah beberapa tahun tidak masuk mailing list ini, dan waktu saya 
mendapatkan akses kembali ternyata perdebatan G. Padang masih berlanjut. 
Beberapa hari ini saya termenung apakah yang terjadi dengan ilmu geologi di 
Indonesia ini? Ini menjadi pikiran, sayapun merenungkan masalah ini 
terutama menjelang tidur. Akhirna saya tuangkan renungan itu dalam bentuk 
tulisan terlampir yang cukup panjang, dengan harapan bahwa dengan selesainya 
renungan ini saya dapat tidur dengan pulas.
Wassalam
R.P.Koesoemadinata



- Original Message - 
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 05, 2013 6:11 PM
Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API
PURBA


 Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013  berjudul  Petisi 34 : Situs
 Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke
 lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang
 benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan bahwa beberapa balok andesit
 yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk
 budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun Gunung
 Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan  Teras III,
 sedangkan  Teras IV dan V  tertutup oleh produk klastik gunung api yang
 telah lapuk.  Dari  tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April
 2013,
 interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil
 interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi
 Teras
 I.



 Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari  tulisan Pak Danny
 Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa menganggap
 bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan (
 gara-gara susunannya yang dianggap bikinan orang dan ada bahan pengisi
 yang
 diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi
 geolistrik-georadar
 sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu  bukit Gunung
 Padang
 adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa
 petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa
 retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit  diduga
 non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil
 kerjaan manusia prasejarah ???



 Hal lainnya yang membuat mang Okim bersorak gembira adalah interpretasi
 Pak
 Danny Hilman tentang adanya lidah lava dengan leher intrusinya  di area
 selatan Situs Gunung Padang. Nah, kalau sudah demikian, mengapa Tim
 Mandiri
 masih keukeuh menyatakan bahwa Gunung Padang adalah Bangunan Mahakarya
 Peradaban yang Hilang ta' iya !!! Bukankah yang dijelaskan Pak Danny
 Hilman
 tersebut , yang didasarkan pada hasil interpretasi geolistrik-georadar ,
 adalah fenomena geologi dari sebuah gunung api purba ???  Sehubungan
 dengan
 itu, marilah kita tinggalkan imaginasi yang tidak-tidak tentang isi perut
 Gunung Padang. Bangunan Megalitik Punden Berundak yang ada di atasnya
 sudah
 berstatus terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara.  Janganlah kita
 merindukan burung di langit, sementara burung di tangan dilepaskan.



 Salam Cinta Geo-Arkeologi



 Mang Okim



 
 ---

 Gunung Padang, Mahakarya Peradaban yang Hilang

 ( Dr Danny Hilman ,VIVAnews 1 April 2013 ) :

 Sampai saat ini penggalian dilakukan baru sampai kedalaman 4 meteran saja,
 namun survei geolistrik memperlihatkan di bawahnya masih ada kenampakan
 struktur bangunan dengan geometri yang terlihat menakjubkan sampai
 kedalaman
 lebih dari 10 meter. Hasil survei geolistrik, dan georadar juga sudah
 dapat
 memperlihatkan 

RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
'Artefak' atau 'Fitur' budaya yang banyak terlihat sekarang adalah susunan
batu-batu kolom dan dugaan semen itulah.  Tim Pak Ali Akbar ada juga sih
menemukan beberapa artefak lain atau  'artepak' yang seperti anda maksud,
tapi belum ada yang benar-benar signifikan.Dalam tahapan eksplorasi
seperti sekarang, kita sebagai ahli geologi fungsinya adalah membantu bidang
arkeologi ini untuk menyingkap artefak dan fitur budaya yang sekarang masih
'diselimuti' oleh faktor 'batu' (dan tanah) itu.  Apabila nanti tersingkap,
tugas utama ahli geologi selesai  sudah.  Para arkeolog yang maju di depan.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 15:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

salam,

Pak data arkeologi itu yg saya maksud adalah artefak? Bukan kah seharusnya
artefak yg berbicara, bukan batu yang berbicara.

Arkeolog berbicara atas dasar artefak dan geolog bicara atas dasar batu.

Saya pikir kalo artefak yg berbicara masalah ini tidak akan panjang.

 

semoga sukses pak penggaliannya

gali terus pak supaya terungkap kebenaran bahwa Indonesia punya peradaban yg
maju


salam

benz

 

 

Pada 6 Mei 2013 15.11, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di sini.
Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang didating bukan
sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik tumbuhan atau
hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian di Gunung
Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 15:01


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
situs tersebut.

Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
di situs tersebut.

Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 

Pak Data arkeologi nya yg mana?

 

Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,

Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? 

 

maksud saya begini pak,

Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
scientifik.

Salam
benz

 

Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
Andang.

Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit.
Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini
adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka
umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit.  Kita
tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya
jutaan - puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga
kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 10:41


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.

 

Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu
karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia bagaimana
Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai dgn apa yg
kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya manusia.

Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya

Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

2013-05-06 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
maksudnya columnar jointing buatan manusia adalah columnar jointing yang satu 
dan lain hal di re arranged  oleh manusia.
kalau tidak salah begitu ulasan mereka.

fbs




 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, May 6, 2013 3:37 AM
Subject: Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH  GUNUNG API 
PURBA
 


Mohon maaf dulu kalau apa yang saya tulis menyinggung Pak Koesoema,
saya belajar petroleum geology dari buku  karangannya Pak Koesoemadinata jadi 
takut kualat.

Pak, menurut pengamatan saya dari email2 an selama ini di milis kita.  Pak 
Danny dan Pak Andang itu tidak mau men generalisasi bahwa semua columnar 
jointing itu buatan manusia.
hanya saja di Gunung Padang ini kedua duanya ada (buatan alam dan manusia) 
menurut pengamatan mereka.

Hasil penelitian Pak Andang, Pak Danny dan Pak Ali Akbar tidak akan membuat 
ilmu baru di geology atau arkeology.  tetapi mereka mengharapkan membuat temuan 
bangunan baru  yang masih mematuhi kaidah geology.

dan saya setuju sekali bahwa pelarangan seseorang atau satu group melakukan 
riset adalah pelanggrana hak asasi, apalagi mereka tidak pakai uang orang lain, 
 mereka pakai uang mereka sendiri.  yang harus nya protes adalah istri2 mereka.


salam,

frank




 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, May 5, 2013 2:10 PM
Subject: Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH  GUNUNG API 
PURBA
 

Saya sudah beberapa tahun tidak masuk mailing list ini, dan waktu saya 
mendapatkan akses kembali ternyata perdebatan G. Padang masih berlanjut. 
Beberapa hari ini saya termenung apakah yang terjadi dengan ilmu geologi di 
Indonesia ini? Ini menjadi pikiran, sayapun merenungkan masalah ini 
terutama menjelang tidur. Akhirna saya tuangkan renungan itu dalam bentuk 
tulisan terlampir yang cukup panjang, dengan harapan bahwa dengan selesainya 
renungan ini saya dapat
 tidur dengan pulas.
Wassalam
R.P.Koesoemadinata



- Original Message - 
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI economicgeol...@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 05, 2013 6:11 PM
Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API
PURBA


 Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013  berjudul  Petisi 34 : Situs
 Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke
 lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang
 benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan
 bahwa beberapa balok andesit
 yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk
 budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun Gunung
 Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan  Teras III,
 sedangkan  Teras IV dan V  tertutup oleh produk klastik gunung api yang
 telah lapuk.  Dari  tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April
 2013,
 interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil
 interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi
 Teras
 I.



 Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari  tulisan Pak Danny
 Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa menganggap
 bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan (
 gara-gara susunannya yang dianggap
 bikinan orang dan ada bahan pengisi
 yang
 diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi
 geolistrik-georadar
 sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu  bukit Gunung
 Padang
 adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa
 petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa
 retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit  diduga
 non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil
 kerjaan manusia prasejarah ???



 Hal lainnya yang membuat mang Okim bersorak gembira adalah interpretasi
 Pak
 Danny Hilman tentang adanya lidah lava dengan leher intrusinya  di area
 selatan Situs Gunung Padang. Nah, kalau sudah demikian, mengapa Tim
 Mandiri
 masih keukeuh menyatakan bahwa Gunung Padang adalah Bangunan
 Mahakarya
 Peradaban yang Hilang ta' iya !!! Bukankah yang dijelaskan Pak Danny
 Hilman
 tersebut , yang didasarkan pada hasil interpretasi geolistrik-georadar ,
 adalah fenomena geologi dari sebuah gunung api purba ???  Sehubungan
 dengan
 itu, marilah kita tinggalkan imaginasi yang tidak-tidak tentang isi perut
 Gunung Padang. Bangunan Megalitik Punden Berundak yang ada di atasnya
 sudah
 berstatus terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara.  Janganlah kita
 merindukan burung di langit, sementara burung di tangan dilepaskan.



 Salam Cinta Geo-Arkeologi



 Mang Okim



 
 

RE: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Benar Pak Avi, makin banyak ahli yang ikut meneliti akan makin baik dan
seru.  Sulitnya penelitian ini bukan funded project jadi harus atas dasar
volunteer.  Saran pak Avi sudah dibahas diemail sebelumnya, memang benar
demikian. Metoda lain yang bisa membantu untuk membedakan dengan jelas
antara sangat padat dan ruang adalah survey microgravity.  Alternatif
lainnya ya di bor atau di gali.  Di Tim kami tidak ada yang punya
peralatannya.  Kalau ada rekan IAGI yang berminat untuk iseng-iseng survey
microgravity di sana akan sangat membantu.

 

Salam

Danny

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of rakhmadi
avianto
Sent: 06 Mei 2013 15:33
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom

 

Pak Danny

 

Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada
structural expert, Hard rock expert shg semua loop holes yg mungkin ada
bisa teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum
cukup, biar bisa bikin well rounded story.

Dan seperti pak Kusuma bilang be open minded, kalau Geoscientist memang
bisa membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak.

 

Oh saya mau urun rembuk aja bahwa High Resistive bisa ruang terbuka (baca
ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama
chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu.

 

OK salam sukses

Avi - Bendahara IAGI

 

2013/5/6 MINARWAN minarw...@gmail.com

Pak,

 

Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca
mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain. 

 

Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal,
katanya ada di Korsel:

http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J


Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa
berkomentar lebih banyak.

 

Salam

Minarwan

2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding situs
Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!  


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan 

 



Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik benyamin sembiring
Salam,

Pak Dani, menurut saya inilah akar permasalahannya, sehingga para pendekar
Prof Arkeologi dll sangat marah. Mengapa harus marah, karena tim yg Bapak
pimpin tidak mempunyai temuan baru, data arkeologi baru, artefak baru yg
cukup significan tapi akan melakukan penggalian arkeologi besar besaran.
Perlu kita ingat bahwa ini adalah ranah arkeologi, sudah tentu data
arkeologi lah yg bicara.
Apa yg bapak temukan dari geofsika, pengamatan geologi lapangan itu hanya
data pendukung, belum bisa dikatakan hasil peradaban manusia, bukan data
arkeologi.
Jadi menurut mereka tim ini menyalahi kaidah harus dihentikan.
Ini menurut saya pak.

Seperti dalam kasus hukum yg sudah final (inkrah gimana tulisannya ya..),
kasus bisa diangkat kembali apabila ditemukannya/didapatnya bukti baru yg
sangat kuat.

Apapun sukses deh pak

benz


Pada 6 Mei 2013 16.05, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.commenulis:

 ‘Artefak’ atau ‘Fitur’ budaya yang banyak terlihat sekarang adalah susunan
 batu-batu kolom dan dugaan semen itulah.  Tim Pak Ali Akbar ada juga sih
 menemukan beberapa artefak lain atau  ‘artepak’ yang seperti anda maksud,
 tapi belum ada yang benar-benar signifikan.Dalam tahapan eksplorasi
 seperti sekarang, kita sebagai ahli geologi fungsinya adalah membantu
 bidang arkeologi ini untuk menyingkap artefak dan fitur budaya yang
 sekarang masih ‘diselimuti’ oleh faktor ‘batu’ (dan tanah) itu.  Apabila
 nanti tersingkap, tugas utama ahli geologi selesai  sudah.  Para arkeolog
 yang maju di depan.

 ** **

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *benyamin
 sembiring
 *Sent:* 06 Mei 2013 15:31

 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 ** **

 salam,

 Pak data arkeologi itu yg saya maksud adalah artefak? Bukan kah seharusnya
 artefak yg berbicara, bukan batu yang berbicara.

 Arkeolog berbicara atas dasar artefak dan geolog bicara atas dasar batu.**
 **

 Saya pikir kalo artefak yg berbicara masalah ini tidak akan panjang.

 ** **

 semoga sukses pak penggaliannya

 gali terus pak supaya terungkap kebenaran bahwa Indonesia punya peradaban
 yg maju


 salam

 benz

 ** **

 ** **

 Pada 6 Mei 2013 15.11, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 menulis:

 Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di
 sini.  Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang
 didating bukan sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik
 tumbuhan atau hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian
 di Gunung Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  

  

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *benyamin
 sembiring
 *Sent:* 06 Mei 2013 15:01


 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

  

 Salam,

 Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
 situs tersebut.

 Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
 peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
 di situs tersebut.

 Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 

 Pak Data arkeologi nya yg mana?

  

 Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,

 Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? ***
 *

  

 maksud saya begini pak,

 Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
 dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
 scientifik.

 Salam
 benz

  

 Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 menulis:

 Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
 Andang.

 Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
 diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
 menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

 Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom
 andesit.  Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom
 andesit ini adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense)
 alamiahnya maka umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom
 andesit.  Kita tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier
 yang umurnya jutaan – puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya
 jutaan juga kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

 Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
 ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
 Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
 dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
 menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
 lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa 

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik danny . hilman
Tim belum pernah merencanakan eskavasi besar pak.  Yang mau dilakukan adalah 
testpit dangkal, itupun dilakukan oleh Tim Arkeologi UI bukan oleh Tim Geologi


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 16:21:48 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Salam,

Pak Dani, menurut saya inilah akar permasalahannya, sehingga para pendekar
Prof Arkeologi dll sangat marah. Mengapa harus marah, karena tim yg Bapak
pimpin tidak mempunyai temuan baru, data arkeologi baru, artefak baru yg
cukup significan tapi akan melakukan penggalian arkeologi besar besaran.
Perlu kita ingat bahwa ini adalah ranah arkeologi, sudah tentu data
arkeologi lah yg bicara.
Apa yg bapak temukan dari geofsika, pengamatan geologi lapangan itu hanya
data pendukung, belum bisa dikatakan hasil peradaban manusia, bukan data
arkeologi.
Jadi menurut mereka tim ini menyalahi kaidah harus dihentikan.
Ini menurut saya pak.

Seperti dalam kasus hukum yg sudah final (inkrah gimana tulisannya ya..),
kasus bisa diangkat kembali apabila ditemukannya/didapatnya bukti baru yg
sangat kuat.

Apapun sukses deh pak

benz


Pada 6 Mei 2013 16.05, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.commenulis:

 ‘Artefak’ atau ‘Fitur’ budaya yang banyak terlihat sekarang adalah susunan
 batu-batu kolom dan dugaan semen itulah.  Tim Pak Ali Akbar ada juga sih
 menemukan beberapa artefak lain atau  ‘artepak’ yang seperti anda maksud,
 tapi belum ada yang benar-benar signifikan.Dalam tahapan eksplorasi
 seperti sekarang, kita sebagai ahli geologi fungsinya adalah membantu
 bidang arkeologi ini untuk menyingkap artefak dan fitur budaya yang
 sekarang masih ‘diselimuti’ oleh faktor ‘batu’ (dan tanah) itu.  Apabila
 nanti tersingkap, tugas utama ahli geologi selesai  sudah.  Para arkeolog
 yang maju di depan.

 ** **

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *benyamin
 sembiring
 *Sent:* 06 Mei 2013 15:31

 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 ** **

 salam,

 Pak data arkeologi itu yg saya maksud adalah artefak? Bukan kah seharusnya
 artefak yg berbicara, bukan batu yang berbicara.

 Arkeolog berbicara atas dasar artefak dan geolog bicara atas dasar batu.**
 **

 Saya pikir kalo artefak yg berbicara masalah ini tidak akan panjang.

 ** **

 semoga sukses pak penggaliannya

 gali terus pak supaya terungkap kebenaran bahwa Indonesia punya peradaban
 yg maju


 salam

 benz

 ** **

 ** **

 Pada 6 Mei 2013 15.11, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 menulis:

 Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di
 sini.  Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang
 didating bukan sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik
 tumbuhan atau hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian
 di Gunung Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  

  

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *benyamin
 sembiring
 *Sent:* 06 Mei 2013 15:01


 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

  

 Salam,

 Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
 situs tersebut.

 Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
 peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
 di situs tersebut.

 Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 

 Pak Data arkeologi nya yg mana?

  

 Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,

 Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? ***
 *

  

 maksud saya begini pak,

 Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
 dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
 scientifik.

 Salam
 benz

  

 Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 menulis:

 Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
 Andang.

 Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
 diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
 menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

 Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom
 andesit.  Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom
 andesit ini adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense)
 alamiahnya maka umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom
 andesit.  Kita tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier
 yang umurnya jutaan – puluhan juta tahun.  Nah harusnya 

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik bandono . s
Kalau sisa artefaknya keramik cina, eropa, yaa itu kan masa 1400M dan 1600M.

.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 16:05:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
'Artefak' atau 'Fitur' budaya yang banyak terlihat sekarang adalah susunan
batu-batu kolom dan dugaan semen itulah.  Tim Pak Ali Akbar ada juga sih
menemukan beberapa artefak lain atau  'artepak' yang seperti anda maksud,
tapi belum ada yang benar-benar signifikan.Dalam tahapan eksplorasi
seperti sekarang, kita sebagai ahli geologi fungsinya adalah membantu bidang
arkeologi ini untuk menyingkap artefak dan fitur budaya yang sekarang masih
'diselimuti' oleh faktor 'batu' (dan tanah) itu.  Apabila nanti tersingkap,
tugas utama ahli geologi selesai  sudah.  Para arkeolog yang maju di depan.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 15:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

salam,

Pak data arkeologi itu yg saya maksud adalah artefak? Bukan kah seharusnya
artefak yg berbicara, bukan batu yang berbicara.

Arkeolog berbicara atas dasar artefak dan geolog bicara atas dasar batu.

Saya pikir kalo artefak yg berbicara masalah ini tidak akan panjang.

 

semoga sukses pak penggaliannya

gali terus pak supaya terungkap kebenaran bahwa Indonesia punya peradaban yg
maju


salam

benz

 

 

Pada 6 Mei 2013 15.11, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di sini.
Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang didating bukan
sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik tumbuhan atau
hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian di Gunung
Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 15:01


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
situs tersebut.

Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
di situs tersebut.

Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 

Pak Data arkeologi nya yg mana?

 

Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,

Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? 

 

maksud saya begini pak,

Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
scientifik.

Salam
benz

 

Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
menulis:

Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
Andang.

Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.

Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom andesit.
Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom andesit ini
adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) alamiahnya maka
umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom andesit.  Kita
tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier yang umurnya
jutaan - puluhan juta tahun.  Nah harusnya umur pasir itu ya jutaan juga
kalau selaras.  Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?

Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus.  Menurut
ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak).
Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras
dengan lapisan kolom andesitnya).  Pertanyaannya.  Bagaimana pasir itu bisa
menclok di dekat puncak bukit ini?  Di bawa orang dari sungai atau tempat
lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke
situ (ketawa) ?  Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang
option pertama.  Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu
bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya
sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material
pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu.  Mungkin ada option lain.
Silahkan saja.  Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang
harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of benyamin
sembiring
Sent: 06 Mei 2013 10:41


To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Salam,

Pak Dani, sedikit mau mempertajam 

Re: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-06 Terurut Topik Muhammad Razi
jadi ikut ikutan browsing saking serunya baca perdebatan ini :)

kalo paper ini gimana ya? ada horizontal dan vertical juga tergantung
tempat pembentukannya
http://web2.nmns.edu.tw/PubLib/Library/research/200412-83.pdf

salam,
Razi


2013/5/6 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

 Benar Pak Avi, makin banyak ahli yang ikut meneliti akan makin baik dan
 seru.  Sulitnya penelitian ini bukan “funded project” jadi harus atas dasar
 volunteer.  Saran pak Avi sudah dibahas diemail sebelumnya, memang benar
 demikian. Metoda lain yang bisa membantu untuk membedakan dengan jelas
 antara sangat padat dan ruang adalah survey microgravity.  Alternatif
 lainnya ya di bor atau di gali.  Di Tim kami tidak ada yang punya
 peralatannya.  Kalau ada rekan IAGI yang berminat untuk iseng-iseng survey
 microgravity di sana akan sangat membantu.

 ** **

 Salam

 Danny

 ** **

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *rakhmadi
 avianto
 *Sent:* 06 Mei 2013 15:33

 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] Kekar kolom

 ** **

 Pak Danny

 ** **

 Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada
 structural expert, Hard rock expert shg semua loop holes yg mungkin ada
 bisa teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum
 cukup, biar bisa bikin well rounded story.

 Dan seperti pak Kusuma bilang be open minded, kalau Geoscientist memang
 bisa membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak.

 ** **

 Oh saya mau urun rembuk aja bahwa High Resistive bisa ruang terbuka
 (baca ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama
 chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu.

 ** **

 OK salam sukses

 Avi - Bendahara IAGI

 ** **

 2013/5/6 MINARWAN minarw...@gmail.com

 Pak,

  

 Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca
 mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain.
 

  

 Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal,
 katanya ada di Korsel:

 http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J


 Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa
 berkomentar lebih banyak.

  

 Salam

 Minarwan

 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

 Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
 Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
 horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding
 situs Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
 susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!


 --
 - when one teaches, two learn -
 http://www.linkedin.com/in/minarwan 

 ** **



Re: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-06 Terurut Topik bandono . s
Nun di selatan cianjur di desa Buled, th 74an aku ketemu kekar kolom seperti 
kipas, hehehe pilemnya sdh meleleh.
Ada juga batu2 bersusun spt meja dan kursi, jelas sbg geolog lihat itu potongan 
kekar kolom, ada didasar sungai, jelas terlihat krn sungainya lagi saat. Kt 
orang sana itu meja d kursi Prebu Siliwangi.

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Muhammad Razi mufar...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 14:24:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom
jadi ikut ikutan browsing saking serunya baca perdebatan ini :)

kalo paper ini gimana ya? ada horizontal dan vertical juga tergantung
tempat pembentukannya
http://web2.nmns.edu.tw/PubLib/Library/research/200412-83.pdf

salam,
Razi


2013/5/6 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

 Benar Pak Avi, makin banyak ahli yang ikut meneliti akan makin baik dan
 seru.  Sulitnya penelitian ini bukan “funded project” jadi harus atas dasar
 volunteer.  Saran pak Avi sudah dibahas diemail sebelumnya, memang benar
 demikian. Metoda lain yang bisa membantu untuk membedakan dengan jelas
 antara sangat padat dan ruang adalah survey microgravity.  Alternatif
 lainnya ya di bor atau di gali.  Di Tim kami tidak ada yang punya
 peralatannya.  Kalau ada rekan IAGI yang berminat untuk iseng-iseng survey
 microgravity di sana akan sangat membantu.

 ** **

 Salam

 Danny

 ** **

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *rakhmadi
 avianto
 *Sent:* 06 Mei 2013 15:33

 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] Kekar kolom

 ** **

 Pak Danny

 ** **

 Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada
 structural expert, Hard rock expert shg semua loop holes yg mungkin ada
 bisa teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum
 cukup, biar bisa bikin well rounded story.

 Dan seperti pak Kusuma bilang be open minded, kalau Geoscientist memang
 bisa membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak.

 ** **

 Oh saya mau urun rembuk aja bahwa High Resistive bisa ruang terbuka
 (baca ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama
 chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu.

 ** **

 OK salam sukses

 Avi - Bendahara IAGI

 ** **

 2013/5/6 MINARWAN minarw...@gmail.com

 Pak,

  

 Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca
 mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain.
 

  

 Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal,
 katanya ada di Korsel:

 http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J


 Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa
 berkomentar lebih banyak.

  

 Salam

 Minarwan

 2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

 Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung
 Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi
 horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding
 situs Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya
 susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!


 --
 - when one teaches, two learn -
 http://www.linkedin.com/in/minarwan 

 ** **




Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.

2013-05-06 Terurut Topik bandono . s
Pengin tanya lagi, bagaimana mendapatkan surat referensi dari orang pertama 
yang ber CPI? Apa ada formulirnya?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Arif Zardi Dahlius za...@bdg.centrin.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 12:22:53 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.
Pak Bandono ysh,

Sedikit memberi gambaran mengenai KCMI.

Betul, KCMI singkatan dari Komite Cadangan Mineral Indonesia, yang
merupakan produk bersama (join committee) antara IAGI (yang dalam hal ini
diwakili MGEI) dan PERHAPI.

Produk kerjasama ini hasilnya adalah Kode KCMI 2011 (mirip2 dengan JORC
nya Aussie), yang sudah disyahkan oleh Ketua IAGI pada saat itu (Prof
Lambok) dan Ketua Perhapi pada saat itu (Prof Irwandi).

Setelah Kode KCMI 2011 selesai dan disyahkan, sosialisasi pun mulai
dilakukan, dengan cara mengadakan beberapa workshop (Jakarta, Bandung,
Yogya dan Balikpapan) dan juga audiensi ke beberapa instanti pemerintah
dan Lembaga Keuangan.

Pada intinya Kode KCMI 2011 ini berisi standard pelaporan hasil
eksplorasi, sumberdaya dan cadangan mineral.

Disamping itu, implementasi dari KCMI ini, IAGI dan PERHAPI membuat
Panitia Implementasi Kode KCMI yang tugasnya antara lain memilih dan
menentukan CPI (Competent Person Indonesia).

IAGI (dalam hal ini MGEI) secara periodik (3 bulan sekali) menjalankan
sidang untuk menetapkan CPI.

Informasi lengkap KCMI dan CPI bisa dilihat di www.mgei-iagi.org

Salam,

aZd


Pak ketua KCMI itu apasih? Trus bagaimana mendapatkannya?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 07:52:08
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
economicgeologyeconomicgeol...@yahoogroups.com;
geosaintist...@googlegroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar
Gunung Padang.
Dear All IAGI-ers,

Sabtu siang kemarin saya bertemu Pak Junus Ketua Umum IAAI di Chitos,
saya
sendiri dan beliau juga sendiri saja, empat mata. Sehingga saya tidak
dapat
hadir diacara FGMI MGEI di hari yg sama.

Kami ngobrol santai sampai hampir 2 jam tentang issue Gunung Padang. Dan
kami saling mengemukakan pandangan organisasi pada issue yang sedang
berkembang ini. Beliau mengemukakan kekhawatiran kalau issue ini
berkembang
lanjut akan mempengaruhi profesi arkeologi secara umum. Saya mengerti
concern beliau tentang hal ini. Saya juga mengemukakan bahwa dalam
eksplorasi situs arkeologi ini, anggota IAGI atau geolog sebagai
*supporting
science*nya. Penggalian situs Arkeologi bukan ranah utamanya ahli
geologi.
Namun ilmu geologi sudah berinteraksi dengan arkeologi dalam hal ini.
*
Gunung Padang*

Saya memberitahukan bahwa IAGI sebagai organisasi profesi sangat terbuka
kepada semua anggotanya untuk berkreasi dan berkiprah dalam bidang apapun
asalkan masih dalam koridor ilmiah akademis. Walaupun pada akhirnya ada
perbedaan dan bahkan kontradiksi dalam hal interpretasi atau opini, IAGI
tidak akan memihak salah satu. Justru dengan dua tiga hingga berapapun
macam hasil interpretasinya akan menambah wawasan dan perkembangan
berpendapat, dan IAGI tetap akan melindunginya sebagai hak mengemukakan
pendapat, sekali lagi, asalkan semuanya kaidah keilmuannya tidak
dilanggar.
Saya memberikan contoh bagaimana IAGI saat ini berusaha tidak memberikan
opini karena adanya perbedaan pendapat tentang Lusi yang juga ada
pro-kontra diantara anggota IAGI.

Pak Junus mengerti pendapat IAGI diatas, beliau juga sama dalam hal hak
dan
kebebasan berpendapat pada anggotanya ini. Tetapi beliau, sebagai
arkeolog,
dan kawan-kawan lainnya, sangat konsen dengan masa depan profesinya (ahli
arkeologi) bila pengambilan kesimpulan yang menurut beliau sangat
terburu-buru ini masuk dalam keputusan kepemerintahan dan menjadi
kebiasaan
yang berkelanjutan. Saya rasa ini hal yang wajar kalau beliau sangat
konsen.

Beberapa aspek keilmuan dalam pengujian hipotesa arkeologi juga
diceritakan
termasuk bagaimana menjelaskan aspek *supporting socia (community, group,
kelopon state dll)* ketika sebuah bangunan (konstruksi) yang sangat besar
dibangun pada satu masa saja. Seberapa besarnya aspek sosial ini. Dalam
pembangunan sebuah candi yg besar, memerlukan waktu, jumlah tenaga
manusia
yang besar, *food*, *shelter*, dll dimana didalamnya ada sebuah manajemen
sosial yg tentunya juga masih harus dijawab sebelum memberikan sebuah
kesimpulan final adanya bangunan besar dibawah situs, apalagi untuk
melakukan sebuah excavasi atau penggalian penemuan yang baru.

Salah satu diskusi lain yaitu tentang ijin, justifikasi serta otorita
excavasi situs purbakala juga mengemuka tadi siang. Kalau misalnya ada
satu
penemuan situs candi di Jogja tentunya relatif mudah untuk melakukan
justifikasi serta ijin excavasi, apalagi diatasnya tidak ada situs yg
harus
dilindungi. Namun untuk excavasi di G Padang tentunya harus 

Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.

2013-05-06 Terurut Topik Arif Zardi Dahlius
Pak Bandono ysh,

Surat referensi tdk ada formulirnya. Silakan Bapak menghubungi (via email) 
grand father clause (GFC). Alamat email para GFC bisa dilihat pada 
www.mgei-iagi.org.

Utk Geologist lain nya...Pendaftaran CPI Gel-2 thn 2013 ditutup 30 Juni 2013 
dan direncanakan awal Juli 2013, GFC (kali ini dibawah pimpinan DR Ade 
Kadarusman) akan sidang utk menentukan dan memilih the next CPI.

Salam,

Zardi®

-Original Message-
From: bandon...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 11:10:10 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.

Pengin tanya lagi, bagaimana mendapatkan surat referensi dari orang pertama 
yang ber CPI? Apa ada formulirnya?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Arif Zardi Dahlius za...@bdg.centrin.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 12:22:53 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.
Pak Bandono ysh,

Sedikit memberi gambaran mengenai KCMI.

Betul, KCMI singkatan dari Komite Cadangan Mineral Indonesia, yang
merupakan produk bersama (join committee) antara IAGI (yang dalam hal ini
diwakili MGEI) dan PERHAPI.

Produk kerjasama ini hasilnya adalah Kode KCMI 2011 (mirip2 dengan JORC
nya Aussie), yang sudah disyahkan oleh Ketua IAGI pada saat itu (Prof
Lambok) dan Ketua Perhapi pada saat itu (Prof Irwandi).

Setelah Kode KCMI 2011 selesai dan disyahkan, sosialisasi pun mulai
dilakukan, dengan cara mengadakan beberapa workshop (Jakarta, Bandung,
Yogya dan Balikpapan) dan juga audiensi ke beberapa instanti pemerintah
dan Lembaga Keuangan.

Pada intinya Kode KCMI 2011 ini berisi standard pelaporan hasil
eksplorasi, sumberdaya dan cadangan mineral.

Disamping itu, implementasi dari KCMI ini, IAGI dan PERHAPI membuat
Panitia Implementasi Kode KCMI yang tugasnya antara lain memilih dan
menentukan CPI (Competent Person Indonesia).

IAGI (dalam hal ini MGEI) secara periodik (3 bulan sekali) menjalankan
sidang untuk menetapkan CPI.

Informasi lengkap KCMI dan CPI bisa dilihat di www.mgei-iagi.org

Salam,

aZd


Pak ketua KCMI itu apasih? Trus bagaimana mendapatkannya?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 07:52:08
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
economicgeologyeconomicgeol...@yahoogroups.com;
geosaintist...@googlegroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar
Gunung Padang.
Dear All IAGI-ers,

Sabtu siang kemarin saya bertemu Pak Junus Ketua Umum IAAI di Chitos,
saya
sendiri dan beliau juga sendiri saja, empat mata. Sehingga saya tidak
dapat
hadir diacara FGMI MGEI di hari yg sama.

Kami ngobrol santai sampai hampir 2 jam tentang issue Gunung Padang. Dan
kami saling mengemukakan pandangan organisasi pada issue yang sedang
berkembang ini. Beliau mengemukakan kekhawatiran kalau issue ini
berkembang
lanjut akan mempengaruhi profesi arkeologi secara umum. Saya mengerti
concern beliau tentang hal ini. Saya juga mengemukakan bahwa dalam
eksplorasi situs arkeologi ini, anggota IAGI atau geolog sebagai
*supporting
science*nya. Penggalian situs Arkeologi bukan ranah utamanya ahli
geologi.
Namun ilmu geologi sudah berinteraksi dengan arkeologi dalam hal ini.
*
Gunung Padang*

Saya memberitahukan bahwa IAGI sebagai organisasi profesi sangat terbuka
kepada semua anggotanya untuk berkreasi dan berkiprah dalam bidang apapun
asalkan masih dalam koridor ilmiah akademis. Walaupun pada akhirnya ada
perbedaan dan bahkan kontradiksi dalam hal interpretasi atau opini, IAGI
tidak akan memihak salah satu. Justru dengan dua tiga hingga berapapun
macam hasil interpretasinya akan menambah wawasan dan perkembangan
berpendapat, dan IAGI tetap akan melindunginya sebagai hak mengemukakan
pendapat, sekali lagi, asalkan semuanya kaidah keilmuannya tidak
dilanggar.
Saya memberikan contoh bagaimana IAGI saat ini berusaha tidak memberikan
opini karena adanya perbedaan pendapat tentang Lusi yang juga ada
pro-kontra diantara anggota IAGI.

Pak Junus mengerti pendapat IAGI diatas, beliau juga sama dalam hal hak
dan
kebebasan berpendapat pada anggotanya ini. Tetapi beliau, sebagai
arkeolog,
dan kawan-kawan lainnya, sangat konsen dengan masa depan profesinya (ahli
arkeologi) bila pengambilan kesimpulan yang menurut beliau sangat
terburu-buru ini masuk dalam keputusan kepemerintahan dan menjadi
kebiasaan
yang berkelanjutan. Saya rasa ini hal yang wajar kalau beliau sangat
konsen.

Beberapa aspek keilmuan dalam pengujian hipotesa arkeologi juga
diceritakan
termasuk bagaimana menjelaskan aspek *supporting socia (community, group,
kelopon state dll)* ketika sebuah bangunan (konstruksi) yang sangat besar
dibangun pada satu masa saja. Seberapa besarnya aspek sosial ini. Dalam
pembangunan sebuah candi yg besar, memerlukan waktu, 

Re: [iagi-net] Kekar kolom

2013-05-06 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Pak Danny dan Mang Okim,
bagi di milis ini dong foto kekar kolom nya Gn. Padang.  supaya  kita bisa 
lihat2 juga dan ikutan diskusi.
terima kasih sebelumnya.

salam,
frank




 From: bandon...@gmail.com bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, May 6, 2013 5:30 AM
Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom
 


Nun di selatan cianjur di desa Buled, th 74an aku ketemu kekar kolom seperti 
kipas, hehehe pilemnya sdh meleleh.
Ada juga batu2 bersusun spt meja dan kursi, jelas sbg geolog lihat itu potongan 
kekar kolom, ada didasar sungai, jelas terlihat krn sungainya lagi saat. Kt 
orang sana itu meja d kursi Prebu Siliwangi.

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Muhammad Razi mufar...@gmail.com 
Sender:  iagi-net@iagi.or.id 
Date: Mon, 6 May 2013 14:24:41 +0400
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom

jadi ikut ikutan browsing saking serunya baca perdebatan ini :)
 
kalo paper ini gimana ya? ada horizontal dan vertical juga tergantung tempat 
pembentukannya http://web2.nmns.edu.tw/PubLib/Library/research/200412-83.pdf
 
salam,
Razi



2013/5/6 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Benar Pak Avi, makin banyak ahli yang ikut meneliti akan makin baik dan seru.  
Sulitnya penelitian ini bukan “funded project” jadi harus atas dasar volunteer. 
 Saran pak Avi sudah dibahas diemail sebelumnya, memang benar demikian. Metoda 
lain yang bisa membantu untuk membedakan dengan jelas antara sangat padat dan 
ruang adalah survey microgravity.  Alternatif lainnya ya di bor atau di gali.  
Di Tim kami tidak ada yang punya peralatannya.  Kalau ada rekan IAGI yang 
berminat untuk iseng-iseng survey microgravity di sana akan sangat membantu.
 
Salam
Danny
 
From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of rakhmadi 
avianto
Sent: 06 Mei 2013 15:33

To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kekar kolom
 
Pak Danny
 
Jangan menyerah, tapi ada bagusnya team anda itu diperkuat, misalnya ada 
structural expert, Hard rock expert shg semua loop holes yg mungkin ada bisa 
teratasi. Kalau melibatkan ADB dan anda berdua rasanya masih belum cukup, biar 
bisa bikin well rounded story.
Dan seperti pak Kusuma bilang be open minded, kalau Geoscientist memang bisa 
membuka tabir yg masuk ranahnya Arkeolog kenapa tidak.
 
Oh saya mau urun rembuk aja bahwa High Resistive bisa ruang terbuka (baca 
ruangan kaya auditorium) atau very damned tight rock juga loh. Selama 
chancesnya 50-50, maka anda harus menyiapkan jawaban untuk itu.
 
OK salam sukses
Avi - Bendahara IAGI
 
2013/5/6 MINARWAN minarw...@gmail.com
Pak,
 
Diskusi yang menarik sehingga membuat saya iseng-iseng berusaha membaca 
mengenai topik kekar kolom ini, selalu vertikal atau bisa ada posisi lain. 
 
Kebetulan saya menemukan abstrak tentang kekar kolom yang horisontal, katanya 
ada di Korsel:
http://adsabs.harvard.edu/abs/2010AGUFM.V23B2451J

Saya sendiri tak ikut memikirkan perdebatan G. Padang ini jadi tak bisa 
berkomentar lebih banyak.
 
Salam
Minarwan
2013/5/5 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Waktu saya lihat singkapan susunan batu kolom di bawah permukaan Gunung 
Padang, ekspresinya sebaliknya,  saya benar-benar terkesiap karena posisi 
horisontalnya (dan arahnya persis sama dengan yang terlihat di dinding situs 
Teras 1 ke 2) menunjukkan jelas bukan insitu alamiah, tapi rapihnya 
susunanalamak LUARBIASA RAPIH SEPERTI BUATAN ALAM saja!  


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan 
 

Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.

2013-05-06 Terurut Topik bandono . s
Terimakasih.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Arif Zardi Dahlius za...@bdg.centrin.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 11:38:37 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.
Pak Bandono ysh,

Surat referensi tdk ada formulirnya. Silakan Bapak menghubungi (via email) 
grand father clause (GFC). Alamat email para GFC bisa dilihat pada 
www.mgei-iagi.org.

Utk Geologist lain nya...Pendaftaran CPI Gel-2 thn 2013 ditutup 30 Juni 2013 
dan direncanakan awal Juli 2013, GFC (kali ini dibawah pimpinan DR Ade 
Kadarusman) akan sidang utk menentukan dan memilih the next CPI.

Salam,

Zardi®

-Original Message-
From: bandon...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 11:10:10 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.

Pengin tanya lagi, bagaimana mendapatkan surat referensi dari orang pertama 
yang ber CPI? Apa ada formulirnya?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Arif Zardi Dahlius za...@bdg.centrin.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 12:22:53 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] KCMI komite Cadangan Mineral INdonesia.
Pak Bandono ysh,

Sedikit memberi gambaran mengenai KCMI.

Betul, KCMI singkatan dari Komite Cadangan Mineral Indonesia, yang
merupakan produk bersama (join committee) antara IAGI (yang dalam hal ini
diwakili MGEI) dan PERHAPI.

Produk kerjasama ini hasilnya adalah Kode KCMI 2011 (mirip2 dengan JORC
nya Aussie), yang sudah disyahkan oleh Ketua IAGI pada saat itu (Prof
Lambok) dan Ketua Perhapi pada saat itu (Prof Irwandi).

Setelah Kode KCMI 2011 selesai dan disyahkan, sosialisasi pun mulai
dilakukan, dengan cara mengadakan beberapa workshop (Jakarta, Bandung,
Yogya dan Balikpapan) dan juga audiensi ke beberapa instanti pemerintah
dan Lembaga Keuangan.

Pada intinya Kode KCMI 2011 ini berisi standard pelaporan hasil
eksplorasi, sumberdaya dan cadangan mineral.

Disamping itu, implementasi dari KCMI ini, IAGI dan PERHAPI membuat
Panitia Implementasi Kode KCMI yang tugasnya antara lain memilih dan
menentukan CPI (Competent Person Indonesia).

IAGI (dalam hal ini MGEI) secara periodik (3 bulan sekali) menjalankan
sidang untuk menetapkan CPI.

Informasi lengkap KCMI dan CPI bisa dilihat di www.mgei-iagi.org

Salam,

aZd


Pak ketua KCMI itu apasih? Trus bagaimana mendapatkannya?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 07:52:08
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
economicgeologyeconomicgeol...@yahoogroups.com;
geosaintist...@googlegroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar
Gunung Padang.
Dear All IAGI-ers,

Sabtu siang kemarin saya bertemu Pak Junus Ketua Umum IAAI di Chitos,
saya
sendiri dan beliau juga sendiri saja, empat mata. Sehingga saya tidak
dapat
hadir diacara FGMI MGEI di hari yg sama.

Kami ngobrol santai sampai hampir 2 jam tentang issue Gunung Padang. Dan
kami saling mengemukakan pandangan organisasi pada issue yang sedang
berkembang ini. Beliau mengemukakan kekhawatiran kalau issue ini
berkembang
lanjut akan mempengaruhi profesi arkeologi secara umum. Saya mengerti
concern beliau tentang hal ini. Saya juga mengemukakan bahwa dalam
eksplorasi situs arkeologi ini, anggota IAGI atau geolog sebagai
*supporting
science*nya. Penggalian situs Arkeologi bukan ranah utamanya ahli
geologi.
Namun ilmu geologi sudah berinteraksi dengan arkeologi dalam hal ini.
*
Gunung Padang*

Saya memberitahukan bahwa IAGI sebagai organisasi profesi sangat terbuka
kepada semua anggotanya untuk berkreasi dan berkiprah dalam bidang apapun
asalkan masih dalam koridor ilmiah akademis. Walaupun pada akhirnya ada
perbedaan dan bahkan kontradiksi dalam hal interpretasi atau opini, IAGI
tidak akan memihak salah satu. Justru dengan dua tiga hingga berapapun
macam hasil interpretasinya akan menambah wawasan dan perkembangan
berpendapat, dan IAGI tetap akan melindunginya sebagai hak mengemukakan
pendapat, sekali lagi, asalkan semuanya kaidah keilmuannya tidak
dilanggar.
Saya memberikan contoh bagaimana IAGI saat ini berusaha tidak memberikan
opini karena adanya perbedaan pendapat tentang Lusi yang juga ada
pro-kontra diantara anggota IAGI.

Pak Junus mengerti pendapat IAGI diatas, beliau juga sama dalam hal hak
dan
kebebasan berpendapat pada anggotanya ini. Tetapi beliau, sebagai
arkeolog,
dan kawan-kawan lainnya, sangat konsen dengan masa depan profesinya (ahli
arkeologi) bila pengambilan kesimpulan yang menurut beliau sangat
terburu-buru ini masuk dalam keputusan kepemerintahan dan menjadi
kebiasaan
yang berkelanjutan. Saya rasa ini hal yang wajar kalau beliau sangat
konsen.

Beberapa aspek keilmuan dalam pengujian hipotesa 

Re: [iagi-net] Ekskursi sebagai step penting dalam evaluasi geologi -- was: Kekar kolom

2013-05-06 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
ditunggu deskripsi dan foto2 dari kekar kolom nya habis field trip.
sayang ngak bisa ikutan.
jadi ingat diberitahu dulu waktu hari pertama kerja di ARCO, 1 geologist satu 
interpretasi,  dua geologist  dapat dua interpretasi.  kalau geologistnya 
diskusi maka ada 3 interpretasi.  ini 50 an geologist ke lapangan berapa 
interpretasinya?

selama ber ekskursi.

fbs




 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, May 6, 2013 8:44 AM
Subject: [iagi-net] Ekskursi sebagai step penting dalam evaluasi geologi -- 
was: Kekar kolom
 


2013/5/6 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

 Pak Danny dan Mang Okim,
 bagi di milis ini dong foto kekar kolom nya Gn. Padang.  supaya  kita bisa
 lihat2 juga dan ikutan diskusi.
 terima kasih sebelumnya.

Franc, dan rekan-rekan IAGI

Satu basic scientific step dalam geologi sering terlewatkan yaitu peninjauan ke 
lapangan. Atau melihat primary data yg berupa outcrop. Sehingga banyak yang 
akhir berspekulasi dari gambar 2D berupa foto yg itupun akan memiliki distorsi 
akibat lensa. 
Nah saya melihat hal-hal yg sangat mendasar seperti ini sering dilewatkan 
begitu saja oleh kawan-kawan geologist. Sehingga ketika ikut berdiskusi 
memberikan pendapat menjadi tambah mbulet. Sekali lagi karena tidak meninjau ke 
lapangan.

PP IAGI sejak awal selalu meminta kepada kawan2 yg ingin ikut berdiskusi, untuk 
ikutan menengok dulu ke lapangan. Karena untuk issue G Padang ini bisa dilihat 
di lapangan. Apalagi ini lokasinya dapat dijangkau dengan relatif mudah. Kalau 
memang datanya seismic atau log sumur tentunya kita bisa memaklumi karena 
memang tidak ada hand specimen. 
Pak Koesoema sudah mengingatkanpentingnya ekskursi dalam email yang panjang, 
lebar dan dalam. Beliapun juga meninjau ke lokasi sebelum memberikan komentar, 
suatu teladan yang memang harus diikuti. PP IAGI-pun telah melakukan peninjauan 
lapangan tahun lalu.  Bahkan akhir pekan ini akan ada lagi peninjauan lapangan 
yang dikoordinir oleh FGMI. Tentunya kesempatan ini jangan dilewatkan begitu 
saja. 


Diskusi yang baik dalam mainstream science semestinya data yang diamati sama, 
kalau ingin menolak interpretasi semen purba ya mestinya melihat sayatan 
batuannya (thin section), atau bahkan membuat  studi tandingan dengan uji 
karbon dating sendiri, serta GPR sendiri. Memang ada kalanya ketika sebuah 
publikasi akan disanggah datanya semestinya dilampirkan secara terbuka. Namun 
sayangnya hingga kini Tim Mandiri inipun belum membuat publikasi untuk 
kebutuhan ilmiahnya akademis. Permintaan data ke Tim Mandiri inipun malah 
menjadi rancu. Mungkin ini masuk kategori Science Journalism yang disinggung 
pak ADB sebagai cara baru mengkomunikasikan sebuah penemuan. Sehingga, kalau 
kita lihat dalam mainstream keilmuan, sangah-menyanggah yg terjadi saat ini 
juga sebenernya bukan sebuah sanggahan saintifik akademis. (mohon saya 
dikoreksi kalau keliru). 

Disini berbeda statusnya dengan kontroversi yg sampai tahap lanjut dalam kasus 
Lusi yang sudah menghasilkan berpuluh-puluh naskah akademis (paper ilmiah) yg 
dipublikasikan secara terbuka.

Saya dengar peserta eksursi FGMI akhir pekan besok sudah cukup banyak bahkan 
harus pesan satu bus tambahan. Ini menunjukkan animo geolog pada masalah ini 
memang sangat tinggi.

Lihat data primer yang paling memungkinkan sebelum berdiskusi

Salam nyaintifik.

RDP

Re: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar Gunung Padang.

2013-05-06 Terurut Topik yustinus yuwono
Good point Pak Ketum, jalan terus! OH ya Kompas hari ini memuat lagi berita
penelitian G Padang dihentikan sementara.
YSY


2013/5/6 bandon...@gmail.com

 **
 Bbrp hari lalu, aku ketemu prof YZaim, ternyata dia mengikuti milis Iagi
 ttg gn padang.
 Mnrt aku, beliau terbuka kok kalau diminta bicara ttg gn padang.
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Mon, 6 May 2013 07:52:08 +0700
 *To: *IAGIiagi-net@iagi.or.id; economicgeology
 economicgeol...@yahoogroups.com; geosaintist...@googlegroups.com
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *[iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar
 Gunung Padang.

 Dear All IAGI-ers,

 Sabtu siang kemarin saya bertemu Pak Junus Ketua Umum IAAI di Chitos, saya
 sendiri dan beliau juga sendiri saja, empat mata. Sehingga saya tidak dapat
 hadir diacara FGMI MGEI di hari yg sama.

 Kami ngobrol santai sampai hampir 2 jam tentang issue Gunung Padang. Dan
 kami saling mengemukakan pandangan organisasi pada issue yang sedang
 berkembang ini. Beliau mengemukakan kekhawatiran kalau issue ini berkembang
 lanjut akan mempengaruhi profesi arkeologi secara umum. Saya mengerti
 concern beliau tentang hal ini. Saya juga mengemukakan bahwa dalam
 eksplorasi situs arkeologi ini, anggota IAGI atau geolog sebagai *supporting
 science*nya. Penggalian situs Arkeologi bukan ranah utamanya ahli
 geologi. Namun ilmu geologi sudah berinteraksi dengan arkeologi dalam hal
 ini.
 *
 Gunung Padang*

 Saya memberitahukan bahwa IAGI sebagai organisasi profesi sangat terbuka
 kepada semua anggotanya untuk berkreasi dan berkiprah dalam bidang apapun
 asalkan masih dalam koridor ilmiah akademis. Walaupun pada akhirnya ada
 perbedaan dan bahkan kontradiksi dalam hal interpretasi atau opini, IAGI
 tidak akan memihak salah satu. Justru dengan dua tiga hingga berapapun
 macam hasil interpretasinya akan menambah wawasan dan perkembangan
 berpendapat, dan IAGI tetap akan melindunginya sebagai hak mengemukakan
 pendapat, sekali lagi, asalkan semuanya kaidah keilmuannya tidak dilanggar.
 Saya memberikan contoh bagaimana IAGI saat ini berusaha tidak memberikan
 opini karena adanya perbedaan pendapat tentang Lusi yang juga ada
 pro-kontra diantara anggota IAGI.

 Pak Junus mengerti pendapat IAGI diatas, beliau juga sama dalam hal hak
 dan kebebasan berpendapat pada anggotanya ini. Tetapi beliau, sebagai
 arkeolog, dan kawan-kawan lainnya, sangat konsen dengan masa depan
 profesinya (ahli arkeologi) bila pengambilan kesimpulan yang menurut beliau
 sangat terburu-buru ini masuk dalam keputusan kepemerintahan dan menjadi
 kebiasaan yang berkelanjutan. Saya rasa ini hal yang wajar kalau beliau
 sangat konsen.

 Beberapa aspek keilmuan dalam pengujian hipotesa arkeologi juga
 diceritakan termasuk bagaimana menjelaskan aspek *supporting socia
 (community, group, kelopon state dll)* ketika sebuah bangunan
 (konstruksi) yang sangat besar dibangun pada satu masa saja. Seberapa
 besarnya aspek sosial ini. Dalam pembangunan sebuah candi yg besar,
 memerlukan waktu, jumlah tenaga manusia yang besar, *food*, *shelter*,
 dll dimana didalamnya ada sebuah manajemen sosial yg tentunya juga masih
 harus dijawab sebelum memberikan sebuah kesimpulan final adanya bangunan
 besar dibawah situs, apalagi untuk melakukan sebuah excavasi atau
 penggalian penemuan yang baru.

 Salah satu diskusi lain yaitu tentang ijin, justifikasi serta otorita
 excavasi situs purbakala juga mengemuka tadi siang. Kalau misalnya ada satu
 penemuan situs candi di Jogja tentunya relatif mudah untuk melakukan
 justifikasi serta ijin excavasi, apalagi diatasnya tidak ada situs yg harus
 dilindungi. Namun untuk excavasi di G Padang tentunya harus ada banyak 
 *reasons
 based on researches*  yang perlu dilakukan sebelum melakukan excavasi
 besar-besaran. Beliau mengingatkan juga bahwa situs G Padang bukanlah
 satu-satunya situs megalith di Jawa Barat, namun merupakan situs Megalith
 terbesar di Asia. Jadi perlu perlindungan khusus. Penggalian dibawah situs
 purbakala ini memang sepertinya belum ada rujukan pastinya. (catatan: ini
 PR untuk institusi kepurbakalaan)

 Sebagai seorang PNS Penyidik, beliau mengkhawatirkan apabila nantinya
 mengarah pada penyidikan. Salah satu kasus yang beliau lakukan pada kasus
 pembongkaran Batutulis dahulu, yang merupakan salah satu dugaan
 (kemungkinan) adanya pelanggaran aturan yang berlaku. Sepertinya memang
 team mandiri ini harus bersabar sebelum melakukan pembuktian melalui
 excavasi dibawah Gunung Padang. Dan saya pribadi beberapa kali menyingung
 dengan menuliskan bahwa *sebuah penemuan besar itu sering tidak disadari
 oleh penemunya*. Jadi kalau ini nantinya menjadi sebuah penemuan besar
 ya waktulah yang membuktikan, seolah begitu. Yang penting ada* publikasi
 ilmiah yang akan menjadi catatan* dan rekaman sebuah penelitian ilmiah.
 Ini berkali-kali saya dorong ke semua Anggota IAGI 

Re: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik yustinus yuwono
Ha...haa...
Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang
juga skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg
ya, saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik
yang ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?
YSY


On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM, danny.hil...@gmail.com wrote:

 Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
 Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk
 kecewa. Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.

 Kamana wae euy?

 Danny Hilman Natawidjaja
 LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
 Geoteknologi - LIPI
 --
 *From: * Ben Sapiie bsap...@geodin.net
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
 GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
 penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik
 walaupun akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg
 pasti paling tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang
 baik metoda maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan
 ilmiah tetapi membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya
 utk berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan
 memberikan alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif.

 Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
 contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
 sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
 yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
 Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..

 DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
 seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
 harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
 hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang
 mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.
  Sejarah memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau
 hipotesa bisa sangat panjang  Atau tidak berakhir..

 Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang
 sekarang kelihatannya akan tertunda..

 Salam,

 Ben Sapiie









 Send from my iPad

 On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
 wrote:

 http://en.wikipedia.org/wiki/Human

 sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur
  hamo sapiens.

 saya cut dan paste sedikit juga

 *Humans* (*Homo sapiens*) are primateshttp://en.wikipedia.org/wiki/Primate 
 of
 the family Hominidae http://en.wikipedia.org/wiki/Hominidae, and the
 only extant http://en.wiktionary.org/wiki/extant species of the genus *
 Homo 
 http://en.wikipedia.org/wiki/Homo*.[2]http://en.wikipedia.org/wiki/Human#cite_note-2
 [3] http://en.wikipedia.org/wiki/Human#cite_note-3 Humans are
 characterized by having a largehttp://en.wikipedia.org/wiki/Encephalization
  brain http://en.wikipedia.org/wiki/Human_brain relative to body size,
 with a particularly well developed 
 neocortexhttp://en.wikipedia.org/wiki/Neocortex
 , prefrontal cortex http://en.wikipedia.org/wiki/Prefrontal_cortex and 
 temporal
 lobes http://en.wikipedia.org/wiki/Temporal_lobe, making them capable
 of abstract reasoning http://en.wikipedia.org/wiki/Reasoning, 
 languagehttp://en.wikipedia.org/wiki/Language
 , introspection http://en.wikipedia.org/wiki/Introspection, problem
 solving http://en.wikipedia.org/wiki/Problem_solving and 
 culturehttp://en.wikipedia.org/wiki/Culture through
 social learning. This mental capability, combined with an adaptation to
 bipedal http://en.wikipedia.org/wiki/Bipedal locomotion that frees the
 hands for manipulating objects, has allowed humans to make far greater use
 of tools http://en.wikipedia.org/wiki/Tool than any other species.
 Humans are the only extant species known to build 
 fireshttp://en.wikipedia.org/wiki/Fire
 and cook their food http://en.wikipedia.org/wiki/Cooking, as well as
 the only known species to clothe http://en.wikipedia.org/wiki/Clothing 
 themselves
 and create and use numerous other 
 technologieshttp://en.wikipedia.org/wiki/Technology
  and arts http://en.wikipedia.org/wiki/Art. The scientific study of
 humans is the discipline of 
 anthropologyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Anthropology
 .
 Humans are uniquely adept at utilizing systems of symbolic communication
 such as language and art for self-expression, the exchange of ideas, and
 organization. Humans create complex social 
 structureshttp://en.wikipedia.org/wiki/Social_structure composed
 of many cooperating and 

RE: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar Gunung Padang.

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Tidak benar berita Kompas itu.  Koran Kompas  aneh, biasanya beritanya
teliti dan berimbang tapi untuk masalah ini kok sangat tendensius ya.  Ada
faktor X mungkin.  Tapi mudah-mudahan tidak pake conspiracy theorylah,
ngeri.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 07 Mei 2013 1:42
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar
Gunung Padang.

 

 

Good point Pak Ketum, jalan terus! OH ya Kompas hari ini memuat lagi berita
penelitian G Padang dihentikan sementara.

YSY

 

2013/5/6 bandon...@gmail.com

Bbrp hari lalu, aku ketemu prof YZaim, ternyata dia mengikuti milis Iagi ttg
gn padang.
Mnrt aku, beliau terbuka kok kalau diminta bicara ttg gn padang.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Mon, 6 May 2013 07:52:08 +0700

To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
economicgeologyeconomicgeol...@yahoogroups.com;
geosaintist...@googlegroups.com

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Pertemuan 'empat mata' Ketua IAGI dan IAAI seputar
Gunung Padang.

 

Dear All IAGI-ers,

Sabtu siang kemarin saya bertemu Pak Junus Ketua Umum IAAI di Chitos, saya
sendiri dan beliau juga sendiri saja, empat mata. Sehingga saya tidak dapat
hadir diacara FGMI MGEI di hari yg sama.

Kami ngobrol santai sampai hampir 2 jam tentang issue Gunung Padang. Dan
kami saling mengemukakan pandangan organisasi pada issue yang sedang
berkembang ini. Beliau mengemukakan kekhawatiran kalau issue ini berkembang
lanjut akan mempengaruhi profesi arkeologi secara umum. Saya mengerti
concern beliau tentang hal ini. Saya juga mengemukakan bahwa dalam
eksplorasi situs arkeologi ini, anggota IAGI atau geolog sebagai supporting
sciencenya. Penggalian situs Arkeologi bukan ranah utamanya ahli geologi.
Namun ilmu geologi sudah berinteraksi dengan arkeologi dalam hal ini.

Gunung Padang

Saya memberitahukan bahwa IAGI sebagai organisasi profesi sangat terbuka
kepada semua anggotanya untuk berkreasi dan berkiprah dalam bidang apapun
asalkan masih dalam koridor ilmiah akademis. Walaupun pada akhirnya ada
perbedaan dan bahkan kontradiksi dalam hal interpretasi atau opini, IAGI
tidak akan memihak salah satu. Justru dengan dua tiga hingga berapapun macam
hasil interpretasinya akan menambah wawasan dan perkembangan berpendapat,
dan IAGI tetap akan melindunginya sebagai hak mengemukakan pendapat, sekali
lagi, asalkan semuanya kaidah keilmuannya tidak dilanggar. Saya memberikan
contoh bagaimana IAGI saat ini berusaha tidak memberikan opini karena adanya
perbedaan pendapat tentang Lusi yang juga ada pro-kontra diantara anggota
IAGI.

Pak Junus mengerti pendapat IAGI diatas, beliau juga sama dalam hal hak dan
kebebasan berpendapat pada anggotanya ini. Tetapi beliau, sebagai arkeolog,
dan kawan-kawan lainnya, sangat konsen dengan masa depan profesinya (ahli
arkeologi) bila pengambilan kesimpulan yang menurut beliau sangat
terburu-buru ini masuk dalam keputusan kepemerintahan dan menjadi kebiasaan
yang berkelanjutan. Saya rasa ini hal yang wajar kalau beliau sangat konsen.

Beberapa aspek keilmuan dalam pengujian hipotesa arkeologi juga diceritakan
termasuk bagaimana menjelaskan aspek supporting socia (community, group,
kelopon state dll) ketika sebuah bangunan (konstruksi) yang sangat besar
dibangun pada satu masa saja. Seberapa besarnya aspek sosial ini. Dalam
pembangunan sebuah candi yg besar, memerlukan waktu, jumlah tenaga manusia
yang besar, food, shelter, dll dimana didalamnya ada sebuah manajemen sosial
yg tentunya juga masih harus dijawab sebelum memberikan sebuah kesimpulan
final adanya bangunan besar dibawah situs, apalagi untuk melakukan sebuah
excavasi atau penggalian penemuan yang baru. 

Salah satu diskusi lain yaitu tentang ijin, justifikasi serta otorita
excavasi situs purbakala juga mengemuka tadi siang. Kalau misalnya ada satu
penemuan situs candi di Jogja tentunya relatif mudah untuk melakukan
justifikasi serta ijin excavasi, apalagi diatasnya tidak ada situs yg harus
dilindungi. Namun untuk excavasi di G Padang tentunya harus ada banyak
reasons based on researches  yang perlu dilakukan sebelum melakukan
excavasi besar-besaran. Beliau mengingatkan juga bahwa situs G Padang
bukanlah satu-satunya situs megalith di Jawa Barat, namun merupakan situs
Megalith terbesar di Asia. Jadi perlu perlindungan khusus. Penggalian
dibawah situs purbakala ini memang sepertinya belum ada rujukan pastinya.
(catatan: ini PR untuk institusi kepurbakalaan)

Sebagai seorang PNS Penyidik, beliau mengkhawatirkan apabila nantinya
mengarah pada penyidikan. Salah satu kasus yang beliau lakukan pada kasus
pembongkaran Batutulis dahulu, yang merupakan salah satu dugaan
(kemungkinan) adanya pelanggaran aturan yang berlaku. Sepertinya memang team
mandiri ini harus bersabar sebelum melakukan pembuktian melalui excavasi
dibawah Gunung Padang. Dan saya pribadi beberapa kali menyingung dengan

RE: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari
Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen juga.
Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.
Alhamdulillah.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 07 Mei 2013 1:56
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Ha...haa...

Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang juga
skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg ya,
saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik yang
ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?

YSY

 

On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM, danny.hil...@gmail.com wrote:

Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa.
Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.

Kamana wae euy?

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun
akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling
tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda
maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi
membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk
berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan
alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif. 

 

Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..

 

DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang
mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.
Sejarah memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau
hipotesa bisa sangat panjang  Atau tidak berakhir..

 

Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang sekarang
kelihatannya akan tertunda..

 

Salam,

 

Ben Sapiie

 

 

 

 

 

 

 

 


Send from my iPad 


On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
wrote:

http://en.wikipedia.org/wiki/Human

 

sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur
hamo sapiens.

 

saya cut dan paste sedikit juga

 

Humans (Homo sapiens) are  http://en.wikipedia.org/wiki/Primate primates
of the family  http://en.wikipedia.org/wiki/Hominidae Hominidae, and the
only  http://en.wiktionary.org/wiki/extant extant species of the genus
http://en.wikipedia.org/wiki/Homo Homo.
http://en.wikipedia.org/wiki/Human#cite_note-2 [2]
http://en.wikipedia.org/wiki/Human#cite_note-3 [3] Humans are
characterized by having a  http://en.wikipedia.org/wiki/Encephalization
large  http://en.wikipedia.org/wiki/Human_brain brain relative to body
size, with a particularly well developed
http://en.wikipedia.org/wiki/Neocortex neocortex,
http://en.wikipedia.org/wiki/Prefrontal_cortex prefrontal cortex and
http://en.wikipedia.org/wiki/Temporal_lobe temporal lobes, making them
capable of abstract  http://en.wikipedia.org/wiki/Reasoning reasoning,
http://en.wikipedia.org/wiki/Language language,
http://en.wikipedia.org/wiki/Introspection introspection,
http://en.wikipedia.org/wiki/Problem_solving problem solving and
http://en.wikipedia.org/wiki/Culture culture through social learning. This
mental capability, combined with an adaptation to
http://en.wikipedia.org/wiki/Bipedal bipedal locomotion that frees the
hands for manipulating objects, has allowed humans to make far greater use
of  http://en.wikipedia.org/wiki/Tool tools than any other species. Humans
are the only extant species known to build
http://en.wikipedia.org/wiki/Fire firesand
http://en.wikipedia.org/wiki/Cooking cook their food, as well as the only
known species to  http://en.wikipedia.org/wiki/Clothing clothe themselves
and create and use numerous other  http://en.wikipedia.org/wiki/Technology
technologies and  

[iagi-net] (OOT) Wawancara

2013-05-06 Terurut Topik abachtiar
#Wwncra-1. Apa itu geologist merdeka? Geologist yg tdk pernah diterima lamaran 
kerjanya u/jadi pegawe biasa di-mana2.

#Wwncra-2. Knp sering ke lapangan? Karena sadar diri tdk mengerti dan kemauan 
besar untuk belajar (geologi)

#Wwncra-3. Mengapa geologist ngurusi batu? Karena kayu sdh diurusi orang lain 
(orang kehutanan).

#Wwncra-4. Bgmna hubungan sampeyan dg Lumpur Lapindo, Bakrie, Gunung Lumpur dan 
Gempa? Tidak selaras!

#Wwncra-5. Spt apa nanti masa depan energi di Indonesia? Tak berenergi (loyo)

#Wwncra-6. Kpn cadangan minyakbumi Indonesia akan nambah 10x? Ketika BBM sdh 
tdk lagi disubsidi

#Wwncra-7. Kemana eksplorasi migas Indonesia se-hrs-nya diarahkan? Ke kesadaran 
para peneliti dasar geosains u/tdk hanyut di proyek2 ngurusi cadangan terbukti

#Wwncra-8. Siapa yg cocok jadi Menteri Perminyakan kalau presidennya bang haji? 
Bang Samin (urusan minyak samin)

#Wwncra-9. Knp org2 ribut soal Gn.Padang? Krn tabu org neliti pake duit sndiri 
yg duitnya bkn dr proyek yg bs dikorupsi

#Wwncra-10. Knp cuma Danny yg muncul di milis IAGI? Kalau yg lain turun 
juga,diskusi bisa lngsng trhenti. Pdhl sensasinya ada di pameran posting2 
inquiry.

Makassar, ba'da subuh
7 Mei 2013
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 7 May 2013 02:08:00 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari
Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen juga.
Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.
Alhamdulillah.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 07 Mei 2013 1:56
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Ha...haa...

Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang juga
skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg ya,
saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik yang
ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?

YSY

 

On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM, danny.hil...@gmail.com wrote:

Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa.
Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.

Kamana wae euy?

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun
akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling
tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda
maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi
membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk
berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan
alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif. 

 

Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..

 

DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang
mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.
Sejarah memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau
hipotesa bisa sangat panjang  Atau tidak berakhir..

 

Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang sekarang
kelihatannya akan tertunda..

 

Salam,

 

Ben Sapiie

 

 

 

 

 

 

 

 


Send from my iPad 


On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
wrote:

http://en.wikipedia.org/wiki/Human

 

sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur
hamo sapiens.

 

saya cut dan paste sedikit juga

 

Humans (Homo sapiens) are  http://en.wikipedia.org/wiki/Primate primates
of the family  http://en.wikipedia.org/wiki/Hominidae Hominidae, and the
only  

Re: [iagi-net] (OOT) Wawancara

2013-05-06 Terurut Topik aluthfi143

Wawancara# 11: Mengapa ada di Makasar? Karena Makasar adalah Ujung Pandang, 
merdeka memandang masa depan Indonesia yang penuh harapan namun banyak korak. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: abacht...@cbn.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 21:35:38 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] (OOT) Wawancara
#Wwncra-1. Apa itu geologist merdeka? Geologist yg tdk pernah diterima lamaran 
kerjanya u/jadi pegawe biasa di-mana2.

#Wwncra-2. Knp sering ke lapangan? Karena sadar diri tdk mengerti dan kemauan 
besar untuk belajar (geologi)

#Wwncra-3. Mengapa geologist ngurusi batu? Karena kayu sdh diurusi orang lain 
(orang kehutanan).

#Wwncra-4. Bgmna hubungan sampeyan dg Lumpur Lapindo, Bakrie, Gunung Lumpur dan 
Gempa? Tidak selaras!

#Wwncra-5. Spt apa nanti masa depan energi di Indonesia? Tak berenergi (loyo)

#Wwncra-6. Kpn cadangan minyakbumi Indonesia akan nambah 10x? Ketika BBM sdh 
tdk lagi disubsidi

#Wwncra-7. Kemana eksplorasi migas Indonesia se-hrs-nya diarahkan? Ke kesadaran 
para peneliti dasar geosains u/tdk hanyut di proyek2 ngurusi cadangan terbukti

#Wwncra-8. Siapa yg cocok jadi Menteri Perminyakan kalau presidennya bang haji? 
Bang Samin (urusan minyak samin)

#Wwncra-9. Knp org2 ribut soal Gn.Padang? Krn tabu org neliti pake duit sndiri 
yg duitnya bkn dr proyek yg bs dikorupsi

#Wwncra-10. Knp cuma Danny yg muncul di milis IAGI? Kalau yg lain turun 
juga,diskusi bisa lngsng trhenti. Pdhl sensasinya ada di pameran posting2 
inquiry.

Makassar, ba'da subuh
7 Mei 2013
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 7 May 2013 02:08:00 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari
Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen juga.
Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.
Alhamdulillah.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus
yuwono
Sent: 07 Mei 2013 1:56
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Ha...haa...

Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang juga
skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg ya,
saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik yang
ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?

YSY

 

On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM, danny.hil...@gmail.com wrote:

Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa.
Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.

Kamana wae euy?

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Ben Sapiie bsap...@geodin.net 

Sender: iagi-net@iagi.or.id 

Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 

Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun
akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling
tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda
maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi
membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk
berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan
alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif. 

 

Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..

 

DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang
mengatut teori expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.
Sejarah memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau
hipotesa bisa sangat panjang  Atau tidak berakhir..

 

Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang sekarang
kelihatannya akan tertunda..

 

Salam,

 

Ben Sapiie

 

 

 

 

 

 

 

 


Send from my iPad 


On May 

Re: [iagi-net] (OOT) Wawancara

2013-05-06 Terurut Topik ET Paripurno
Wawancara #12: kenapa kok kelihatannya mutung? Ngga mutung. Cuma lagi
sebel...
On May 7, 2013 4:40 AM, aluthfi...@gmail.com wrote:


 Wawancara# 11: Mengapa ada di Makasar? Karena Makasar adalah Ujung
 Pandang, merdeka memandang masa depan Indonesia yang penuh harapan namun
 banyak korak.

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * abacht...@cbn.net.id
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Mon, 6 May 2013 21:35:38 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *[iagi-net] (OOT) Wawancara

 #Wwncra-1. Apa itu geologist merdeka? Geologist yg tdk pernah diterima
 lamaran kerjanya u/jadi pegawe biasa di-mana2.

 #Wwncra-2. Knp sering ke lapangan? Karena sadar diri tdk mengerti dan
 kemauan besar untuk belajar (geologi)

 #Wwncra-3. Mengapa geologist ngurusi batu? Karena kayu sdh diurusi orang
 lain (orang kehutanan).

 #Wwncra-4. Bgmna hubungan sampeyan dg Lumpur Lapindo, Bakrie, Gunung
 Lumpur dan Gempa? Tidak selaras!

 #Wwncra-5. Spt apa nanti masa depan energi di Indonesia? Tak berenergi
 (loyo)

 #Wwncra-6. Kpn cadangan minyakbumi Indonesia akan nambah 10x? Ketika BBM
 sdh tdk lagi disubsidi

 #Wwncra-7. Kemana eksplorasi migas Indonesia se-hrs-nya diarahkan? Ke
 kesadaran para peneliti dasar geosains u/tdk hanyut di proyek2 ngurusi
 cadangan terbukti

 #Wwncra-8. Siapa yg cocok jadi Menteri Perminyakan kalau presidennya bang
 haji? Bang Samin (urusan minyak samin)

 #Wwncra-9. Knp org2 ribut soal Gn.Padang? Krn tabu org neliti pake duit
 sndiri yg duitnya bkn dr proyek yg bs dikorupsi

 #Wwncra-10. Knp cuma Danny yg muncul di milis IAGI? Kalau yg lain turun
 juga,diskusi bisa lngsng trhenti. Pdhl sensasinya ada di pameran posting2
 inquiry.

 Makassar, ba'da subuh
 7 Mei 2013
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 *Date: *Tue, 7 May 2013 02:08:00 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *RE: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
 GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari
 Sabtu kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen
 juga.  Status saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.
 Alhamdulillah.

 ** **

 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *yustinus
 yuwono
 *Sent:* 07 Mei 2013 1:56
 *To:* iagi-net
 *Subject:* Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
 GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 ** **

 Ha...haa...

 Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang
 juga skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg
 ya, saya gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik
 yang ikut nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?

 YSY

 ** **

 On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM, danny.hil...@gmail.com wrote:

 Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
 Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk
 kecewa. Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.

 Kamana wae euy?

 Danny Hilman Natawidjaja
 LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
 Geoteknologi - LIPI
 --

 *From: *Ben Sapiie bsap...@geodin.net 

 *Sender: *iagi-net@iagi.or.id 

 *Date: *Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700

 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id 

 *Subject: *Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS
 GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

 ** **

 Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan
 penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik
 walaupun akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg
 pasti paling tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang
 baik metoda maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan
 ilmiah tetapi membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya
 utk berargumentasi ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan
 memberikan alternatif metoda yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif.
 

 ** **

 Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak
 contoh dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk
 sample yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal
 yang menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju.
 Terus terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..

 ** **

 DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science
 seperti yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga
 harus demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan
 hasil team independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada 

Re: [iagi-net] (OOT) Wawancara

2013-05-06 Terurut Topik setiabudi . djaelani
Wawancara 13# Mengapa para peneliti tidak bahu membahu mengungkap misteri Gn 
Padang ? Karena lidah tak bertulang !

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: ET Paripurno paripu...@upnyk.ac.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Date: Tue, 7 May 2013 05:32:55 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] (OOT) Wawancara

Wawancara #12: kenapa kok kelihatannya mutung? Ngga mutung. Cuma lagi sebel...

On May 7, 2013 4:40 AM, aluthfi...@gmail.commailto:aluthfi...@gmail.com 
wrote:

Wawancara# 11: Mengapa ada di Makasar? Karena Makasar adalah Ujung Pandang, 
merdeka memandang masa depan Indonesia yang penuh harapan namun banyak korak.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: abacht...@cbn.net.idmailto:abacht...@cbn.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 6 May 2013 21:35:38 +
To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] (OOT) Wawancara

#Wwncra-1. Apa itu geologist merdeka? Geologist yg tdk pernah diterima lamaran 
kerjanya u/jadi pegawe biasa di-mana2.

#Wwncra-2. Knp sering ke lapangan? Karena sadar diri tdk mengerti dan kemauan 
besar untuk belajar (geologi)

#Wwncra-3. Mengapa geologist ngurusi batu? Karena kayu sdh diurusi orang lain 
(orang kehutanan).

#Wwncra-4. Bgmna hubungan sampeyan dg Lumpur Lapindo, Bakrie, Gunung Lumpur dan 
Gempa? Tidak selaras!

#Wwncra-5. Spt apa nanti masa depan energi di Indonesia? Tak berenergi (loyo)

#Wwncra-6. Kpn cadangan minyakbumi Indonesia akan nambah 10x? Ketika BBM sdh 
tdk lagi disubsidi

#Wwncra-7. Kemana eksplorasi migas Indonesia se-hrs-nya diarahkan? Ke kesadaran 
para peneliti dasar geosains u/tdk hanyut di proyek2 ngurusi cadangan terbukti

#Wwncra-8. Siapa yg cocok jadi Menteri Perminyakan kalau presidennya bang haji? 
Bang Samin (urusan minyak samin)

#Wwncra-9. Knp org2 ribut soal Gn.Padang? Krn tabu org neliti pake duit sndiri 
yg duitnya bkn dr proyek yg bs dikorupsi

#Wwncra-10. Knp cuma Danny yg muncul di milis IAGI? Kalau yg lain turun 
juga,diskusi bisa lngsng trhenti. Pdhl sensasinya ada di pameran posting2 
inquiry.

Makassar, ba'da subuh
7 Mei 2013
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Danny Hilman Natawidjaja 
danny.hil...@gmail.commailto:danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 7 May 2013 02:08:00 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Iya nih Pak.  Kapan dong bisa berpartisipasi kalau kami presentasi,  Hari Sabtu 
kemarin kami kan presentasi juga di acara FGMI.  Pak Yatno absen juga.  Status 
saya tidak sendirian pak, sudah menikah dan punya anak.  Alhamdulillah.

From: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id 
[mailto:iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus 
yuwono
Sent: 07 Mei 2013 1:56
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Ha...haa...
Makin banyak yang turun gunung yabagus lah BS (Benyamin Sapiie yang juga 
skeptis seperti saya. Kalo gk salah th yl pernah diundang AR ke Setneg ya, saya 
gk bs datang waktu itu). Saya harap ada rekan2 lain dari geofisik yang ikut 
nimbrung, kayanya kok DH sendirian ya?
YSY

On Sun, May 5, 2013 at 7:12 PM, 
danny.hil...@gmail.commailto:danny.hil...@gmail.com wrote:
Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa. 
Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.

Kamana wae euy?
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

From: Ben Sapiie bsap...@geodin.netmailto:bsap...@geodin.net
Sender: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 +0700
To: 
iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan 
penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun 
akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling 
tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda 
maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi 
membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk berargumentasi 
ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan alternatif metoda 
yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif.

Misalnya sample semen, kekar 

Re: [iagi-net] : ekskursi SITUS GUNUNG PADANG

2013-05-06 Terurut Topik bandono . s
Andang, itu pak Bambang Priadi, bertanya siapa yang dapayt dihubungi kalau mau 
ikutan ekskursi gn Padang, tapi berangkat dari bandung?
Makasih. 
Sala bdn.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net] : ekskursi SITUS GUNUNG PADANG

2013-05-06 Terurut Topik Bhaskara Aji
Pak utk kegiatan ekskursi g.padang fgmi-mgei.

Dpt menghubungi

Saudari Elok - fgmi :
elok_ga...@yahoo.com

Salam
Bhaskara Aji
FGMI

Salam

Bhaskara Aji / Koko

-Original Message-
From: bandon...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tue, 7 May 2013 01:40:25 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] : ekskursi SITUS GUNUNG PADANG
Andang, itu pak Bambang Priadi, bertanya siapa yang dapayt dihubungi kalau mau 
ikutan ekskursi gn Padang, tapi berangkat dari bandung?
Makasih. 
Sala bdn.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) == Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

2013-05-06 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Sangat menarik yang dikupas dalam buku Merchants of Doubt ini, yang dari 
uncertainty dimanfaatkan oleh kepentingan business dan politics.
Di Indonesia jelas peristiwa Lumpur Lapindo, walaupun disini uncertainty-nya 
sangat-sangat kecil sekali, dimanfaatkan kepentingan business and politics 
Namun simak pula buku dari penulis science fiction terkenal Michael 
Creighton menulis buku State of Fear yang menyanggah bahwa climate 
change disebabkan carbon emmision (atau bahkan mungkin tidak mengakui 
adanya climate change sama sekali) bahkan sebaliknya dia bahwa seorang 
peneliti yang menemukan data yang tidak mendukung perubahan iklim, malah 
dalam publikasinya harus merubahnya, takut kalau dana researchnya dikebiri. 
Michael Creighton dapat penghargaan dari AAPG atas karangannya ini lho!, 
walaupun banyak anggota AAPG yang protes.
AAPG suatu scientific society yg sangat bergengsi ini dikendalikan industri 
minyak seperti Exxon Mobil? Silahkan merenung, apakah science itu bisa 
netral dan objective?

Wassalam
RPK

- Original Message - 
From: F. Hasan Sidi fhs...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 07, 2013 7:17 AM
Subject: Re: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) == Re: [iagi-net] HASIL 
GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA



Renungan yang menarik dan kebetulan sedang membaca buku Merchants of
Doubt yang banyak mengupas tentang ketidakpastian/uncertainty dalam
sejarah science (dari hubungan kanker dengan rokok, teori lubang ozon,
sampai perubahan iklim) yang kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan
politik atau bisnis. Strategi yang dipergunakan berulang kali semenjak
beberapa dekade silam selalu sama: mendiskreditkan science,
mempublikasikan argumentasi lain yang acap kali tidak didukung oleh
data yang seimbang, dan kemudian menghadirkan kerancuan di masyarakat
luas. Sebagai contoh adalah usaha memerangi pembatasan rokok di awal
70-an dengan membuat kabur hipotesa bahwasanya kanker paru-paru
disebabkan oleh tembakau. Dan bisa ditebak bahwasanya dunia industri
terlibat dalam usaha membingungkan masyarakat ini (Phillip Morris
dalam hal ini atau Exxon dalam kasus global warming).

All scientific work is incomplete, whether it be observational or
experimental. Celah ini lah yang dipergunakan untuk mengadu domba
kalangan awam. Moga-moga saja modus ini tidak ada dalam kasus Gunung
Padang.


FHS


2013/5/6 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id


Membaca lampiran yang disertakan dalam posting-an Prof Koesoemadinata yang
membahas tentang kontroversi Gunung Padang, saya terinspirasi untuk 
mengajak

nikmati bersama (sharing) tulisan yang saya buat seminggu sebelumnya (28
April 2013) yang saya posting di facebook saya persis setelah munculnya
Petisi Menghentikan Penelitian Gunung Padang. Mudah-mudahan inti dan
semangat tulisan saya tersebut masih juga sejalan dengan apa yang ditulis
Prof Koesoemadinata dan juga dapat mencerahkan khalayak komunitas geosains
kita.

Tulisan tersebut saya narasikan sebagai surat kepada Gesit - yang saat ini
sedang menyelesaikan program graduate Science Journalism-nya di Canada -
supaya dapat lebih nikmat mengalirdicerna, dan juga saya edit sedikit dari
aslinya yang terpampang di dinding facebook saya, hanya sekedar untuk
menambah penekanan pada maksud beberapa pernyataan yang ada di dalamnya.

Silakan dinikmati dan diresapi.


“SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) IN THE MAKING  EXPLORER VERSUS MAINSTREAMER”
(SURAT UNTUK GESIT DI KANADA)

Gesit Mutiarta, coba browsing, kumpulkan, dan kemudian klippingkan
pemberitaan ttg bencana (gempa, tsunami, letusan gn.api, banjir, tanah
longsor, sampai ke meteor impact) yg terkait dg Andi Arief Dua Staff
khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial  Bencana, termasuk pemberitaan
tentang Katastrofi Purba dan ramainya perang opini ttg riset Gn Padang
(Petisi Arkenas dll) akhir2 ini.

Perhatikan gaya komunikasi AA (Andi Arief): pernyataan2 yang
dilontarkannya, prediksi2nya, warningnya, dan sejenisnya. Itu semua bisa
jadi bahan telaahan fenomena baru: SCIENCE JOURNALISM yang skrg sdg kamu
utak-atik di sana. Gaya komunikasi AA tsb menghadapkan sains langsung 
kepada

masyarakat. Tidak lagi menyembunyikannya diam2 dan menunggu menggodoknya
matang sebelum hasil akhirnya nanti dilemparkan ke masyarakat. Gaya 
tersebut

mencoba menyuguhkan sains yang rumit menjadi sederhana untuk dicerna dan
-yang terpenting- BERMANFAAT untuk masyarakat, bahkan ketika masih dalam
fasa penelitian.

Prediksi ttg masih akan munculnya mega-thrust di barat Sumbar/Bengkulu
dalam waktu dekat, tentang Jakarta yang dpt sewaktu-waktu terimbas gempa 
dan
tsunami dari Selat Sunda, mengingatkan gempa2 susulan setelah adanya 
gempa2

besar, banjir2, tanah longsor, aktifitas gunung berapi yang silih berganti
di Indonesia, dsb dsb. Hal2 yg dulu pra-2009 (apalagi pra-2004) tabu untuk
dibicarakan dan jarang dimuat di media massa terkait dg potensi2 bencana
tersebut, makin kesini makin hampir tiap hari tersebar lewat social-media
bahkan sampai ke media konvensional. 

RE: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) == Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

2013-05-06 Terurut Topik Parvita Siregar
Merchants of Doubt karangannya siapa ya San?

Parvita Siregar | Senior Geologist | AWE (NorthWest Natuna) Pte Ltd | AWE 
Limited 
P +62 21 2934 2934  |  D ext 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E mailto:parvita.sire...@awexplore.com
-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
R.P.Koesoemadinata
Sent: Tuesday, May 07, 2013 12:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) == Re: [iagi-net] HASIL 
GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA

Sangat menarik yang dikupas dalam buku Merchants of Doubt ini, yang dari 
uncertainty dimanfaatkan oleh kepentingan business dan politics.
Di Indonesia jelas peristiwa Lumpur Lapindo, walaupun disini uncertainty-nya 
sangat-sangat kecil sekali, dimanfaatkan kepentingan business and politics 
Namun simak pula buku dari penulis science fiction terkenal Michael Creighton 
menulis buku State of Fear yang menyanggah bahwa climate change disebabkan 
carbon emmision (atau bahkan mungkin tidak mengakui adanya climate change 
sama sekali) bahkan sebaliknya dia bahwa seorang peneliti yang menemukan data 
yang tidak mendukung perubahan iklim, malah dalam publikasinya harus 
merubahnya, takut kalau dana researchnya dikebiri. 
Michael Creighton dapat penghargaan dari AAPG atas karangannya ini lho!, 
walaupun banyak anggota AAPG yang protes.
AAPG suatu scientific society yg sangat bergengsi ini dikendalikan industri 
minyak seperti Exxon Mobil? Silahkan merenung, apakah science itu bisa netral 
dan objective?
Wassalam
RPK

- Original Message -
From: F. Hasan Sidi fhs...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 07, 2013 7:17 AM
Subject: Re: [iagi-net] SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) == Re: [iagi-net] HASIL 
GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API PURBA


Renungan yang menarik dan kebetulan sedang membaca buku Merchants of Doubt 
yang banyak mengupas tentang ketidakpastian/uncertainty dalam sejarah science 
(dari hubungan kanker dengan rokok, teori lubang ozon, sampai perubahan iklim) 
yang kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan politik atau bisnis. Strategi yang 
dipergunakan berulang kali semenjak beberapa dekade silam selalu sama: 
mendiskreditkan science, mempublikasikan argumentasi lain yang acap kali tidak 
didukung oleh data yang seimbang, dan kemudian menghadirkan kerancuan di 
masyarakat luas. Sebagai contoh adalah usaha memerangi pembatasan rokok di awal 
70-an dengan membuat kabur hipotesa bahwasanya kanker paru-paru disebabkan oleh 
tembakau. Dan bisa ditebak bahwasanya dunia industri terlibat dalam usaha 
membingungkan masyarakat ini (Phillip Morris dalam hal ini atau Exxon dalam 
kasus global warming).

All scientific work is incomplete, whether it be observational or experimental. 
Celah ini lah yang dipergunakan untuk mengadu domba kalangan awam. Moga-moga 
saja modus ini tidak ada dalam kasus Gunung Padang.


FHS


2013/5/6 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id

 Membaca lampiran yang disertakan dalam posting-an Prof Koesoemadinata 
 yang membahas tentang kontroversi Gunung Padang, saya terinspirasi 
 untuk mengajak nikmati bersama (sharing) tulisan yang saya buat 
 seminggu sebelumnya (28 April 2013) yang saya posting di facebook saya 
 persis setelah munculnya Petisi Menghentikan Penelitian Gunung Padang. 
 Mudah-mudahan inti dan semangat tulisan saya tersebut masih juga 
 sejalan dengan apa yang ditulis Prof Koesoemadinata dan juga dapat 
 mencerahkan khalayak komunitas geosains kita.

 Tulisan tersebut saya narasikan sebagai surat kepada Gesit - yang saat 
 ini sedang menyelesaikan program graduate Science Journalism-nya di 
 Canada - supaya dapat lebih nikmat mengalirdicerna, dan juga saya edit 
 sedikit dari aslinya yang terpampang di dinding facebook saya, hanya 
 sekedar untuk menambah penekanan pada maksud beberapa pernyataan yang ada di 
 dalamnya.

 Silakan dinikmati dan diresapi.


 SCIENTIFIC TRUTH (OR FALSE) IN THE MAKING  EXPLORER VERSUS MAINSTREAMER
 (SURAT UNTUK GESIT DI KANADA)

 Gesit Mutiarta, coba browsing, kumpulkan, dan kemudian klippingkan 
 pemberitaan ttg bencana (gempa, tsunami, letusan gn.api, banjir, tanah 
 longsor, sampai ke meteor impact) yg terkait dg Andi Arief Dua Staff 
 khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial  Bencana, termasuk pemberitaan 
 tentang Katastrofi Purba dan ramainya perang opini ttg riset Gn Padang 
 (Petisi Arkenas dll) akhir2 ini.

 Perhatikan gaya komunikasi AA (Andi Arief): pernyataan2 yang 
 dilontarkannya, prediksi2nya, warningnya, dan sejenisnya. Itu semua 
 bisa jadi bahan telaahan fenomena baru: SCIENCE JOURNALISM yang skrg 
 sdg kamu utak-atik di sana. Gaya komunikasi AA tsb menghadapkan sains 
 langsung kepada masyarakat. Tidak lagi menyembunyikannya diam2 dan 
 menunggu menggodoknya matang sebelum hasil akhirnya nanti dilemparkan 
 ke masyarakat. Gaya tersebut mencoba menyuguhkan sains yang rumit 
 menjadi sederhana untuk dicerna dan -yang terpenting- BERMANFAAT 
 untuk