Re: [iagi-net-l] Fwd: Laporan Tahunan Greenpeace 2010
Excellent observation Vick. Many thanks. Aku coba di google yang muncul tentang ancaman (lingkungan ?) di Freeport Texas, terus ada lagi komentar Greenpeace tentang aspek keamanan pabrik kimia freeport Dow yang sangat buruk. Tapi Anda benar, memang tentang freeport di Papua memang gak ketemu. Nanti akan aku coba lagi klo ada waktu luang. Sunu 2011/6/15 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Wed, Jun 15, 2011 at 3:46 PM, Made Sulitra made.suli...@petrochina.co.id wrote: Mas Rovicky, Ada apa di Freeport? Pernah baca ini belom ? http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=11038 awalnya dari issue dibawah ini yg sudah tahun lalu muncul di beberapa diskusi lingkunganist. Quote: Saya iseng-iseng membuka mesin pencari kata Google, dan memasukan key word “Greenpeace” dan “Freeport Indonesia”. Menariknya, tak ada satu kata pun, apalagi kalimat yang memberitakan statemen Greepeace tentang perusahaan tambang asal Amerika itu. Sebagai pembanding, saya kembali memasukan key word “Greenpeace Indonesia”, tapi kali ini dengan kata “sawit”. Apa yang saya temukan? Ada puluhan, bahkan ratusan berita berisi kritikan keras dan tajam Greenpeace terhadap produk sawit nasional. Intinya,mereka menuding produksi sawit Indonesia dalam proses produksinya melakukan perusakan lingkungan. Untuk itu, mereka meneriakan penolakan terhadap produk sawit nasional. Tak cukup itu, mereka juga menekan perusahaan-perusahaan asing yang selama ini menjadi mitra dan pemakai minyak sawit Indonesia, untuk menghentikan kerjasama. Belum puas juga, Greenpeace juga menekan perbankan asing agar tidak mengucurkan kreditnya kepada petani dan pengusaha sawit nasional dengan dalih yang sama. Yang menjadi pertanyaan saya, ada kepentingan apa Greenpeace begitu keras dan seringnya melontarkan kritik tentang sawit? Namun, di sisi lain, dia terlihat mandul bahkan banci saat menghadapi Freeport? -- Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !
Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes)
Kayaknya pendekatan Pak LL ini yang menghasilkan kesimpulan bahwa gempa Yogya terlalu kecil untuk mengetarkan Lusi pada peneliti terdahulu yang dikutip Tingay. Tapi ga pa-pa dibahas di sini untuk penambahan pengetahuan kita bersama. Maaf mungkin forumnya juga lebih cocok di HAGI ya, akan lebih banyak yang nyamber topik ini. Dalam presentasinya Amanda membandingkan sederetan kejadian gempa dan aktivasi venting system di Amrik sana yang dirangkum oleh Pak AHS, yang diinduksi oleh gempa relatif besar pada jarak yang lebih jauh dari pada Lusi-Bantul. Juga dia menyoroti deretan waktu kejadian antara gempa Bantul, erupsi merapi, Lusi dan erupsi Semeru dan menyoroti kemiripan kedua sirkumstansi itu. Sebenarnya yang saya ingin dari Pak DHN adalah komentar seberapa benar analisa Clarke dan data yang dia ungkapkan apakah valid atau tidak, dan apakah pendapat itu hanya milik Clarke seorang atau memang sudah menjadi pendapat umum di antara para ustad gempa di sana. Salam, Sunu. 2011/5/31 Leonard Lisapaly llisap...@fugro-jason.com Ok, thanks. Nanti saya lihat. LL -- *From:* Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] *Sent:* Tuesday, May 31, 2011 1:23 PM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes) 2011/5/31 Leonard Lisapaly llisap...@fugro-jason.com Ada yang punya fault plane solution-nya gempa di Yogya yang diduga menjadi pemicu? Saya bisa run quick ray tracing untuk memodelkan bahwa pengaruh gempa bisa mencapai Sidoardjo. LL Fault planenya ada bermacam-macam Pak Leo. Sudah saya dokumentasikan paling tidak ada 8 jenis fault yang mirip maupun berbeda-beda ... hayoook ! silahkan disimak ada di dua tulisan sini : *1. Patahan Opak Yang Unikhttp://rovicky.wordpress.com/2010/08/22/patahan-opak-yang-unik/ * *2. Patahan Opak Yang Unik – 2 (Yang mana penyebab gempa itu?)http://rovicky.wordpress.com/2010/08/22/2010/08/25/patahan-opak-yang-unik-2-yang-mana-penyebab-gempa-itu/ * Tapi jelas bukan saya yang mesti nganalisa, lah aku ntar didamprat sama para ahli-nya RDP
Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?
apakah struktur Kendeng ini juga mendeformasi sedimen Holosen dan Resen atau tidak? Kalau benar, ya disebut aktif. Terus mungkin bisa juga dilakukan pengukuran GPS dan studi paloseismologi, dll untuk mengkaji lebih jauh Q: Terus kalau ternyata KENDENG ini aktif jadinya gimana? A: Jadinya bukan hanya masalah LUSI tapi berarti juga di bawah Kota Surabaya yang persis di ujung Timur Jalur ini bisa terdapat “active blind thrusts”... Kemudian kalau melihat panjang Jalur Kendeng yang mencapai seratus kilometer lebih panjangnya berarti potensi gempanya juga besaar Q: Wuaduuh... Kok malah jadi nakut-nakutin nih! Masalah ancaman gempa besar untuk Kota Jakarta belum selesai sudah bikin isyu baru di Surabaya... gimana seeh. Gimana kalau benar-benar terjadi gempa besar , nanti “sudah jatuh ketimpa tangga” dong A: Makanya kalo jatuh cepet bangun dan lebih siaga, jangan uyek-uyekan terus di situ J Sekian duluApabila rekan-rekan punya data-data yang lebih konkrit silahkan dibuka supaya dialognya bisa berlanjut dan lebih Mak Nyus. Wassalam DHN *From:* Sunu Praptono [mailto:sunu.prapt...@gmail.com] *Sent:* Tuesday, May 31, 2011 2:02 PM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes) Kayaknya pendekatan Pak LL ini yang menghasilkan kesimpulan bahwa gempa Yogya terlalu kecil untuk mengetarkan Lusi pada peneliti terdahulu yang dikutip Tingay. Tapi ga pa-pa dibahas di sini untuk penambahan pengetahuan kita bersama. Maaf mungkin forumnya juga lebih cocok di HAGI ya, akan lebih banyak yang nyamber topik ini. Dalam presentasinya Amanda membandingkan sederetan kejadian gempa dan aktivasi venting system di Amrik sana yang dirangkum oleh Pak AHS, yang diinduksi oleh gempa relatif besar pada jarak yang lebih jauh dari pada Lusi-Bantul. Juga dia menyoroti deretan waktu kejadian antara gempa Bantul, erupsi merapi, Lusi dan erupsi Semeru dan menyoroti kemiripan kedua sirkumstansi itu. Sebenarnya yang saya ingin dari Pak DHN adalah komentar seberapa benar analisa Clarke dan data yang dia ungkapkan apakah valid atau tidak, dan apakah pendapat itu hanya milik Clarke seorang atau memang sudah menjadi pendapat umum di antara para ustad gempa di sana. Salam, Sunu. 2011/5/31 Leonard Lisapaly llisap...@fugro-jason.com Ok, thanks. Nanti saya lihat. LL -- *From:* Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] *Sent:* Tuesday, May 31, 2011 1:23 PM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes) 2011/5/31 Leonard Lisapaly llisap...@fugro-jason.com Ada yang punya fault plane solution-nya gempa di Yogya yang diduga menjadi pemicu? Saya bisa run quick ray tracing untuk memodelkan bahwa pengaruh gempa bisa mencapai Sidoardjo. LL Fault planenya ada bermacam-macam Pak Leo. Sudah saya dokumentasikan paling tidak ada 8 jenis fault yang mirip maupun berbeda-beda ... hayoook ! silahkan disimak ada di dua tulisan sini : 1. Patahan Opak Yang Unikhttp://rovicky.wordpress.com/2010/08/22/patahan-opak-yang-unik/ *2. Patahan Opak Yang Unik – 2 (Yang mana penyebab gempa itu?)http://rovicky.wordpress.com/2010/08/22/2010/08/25/patahan-opak-yang-unik-2-yang-mana-penyebab-gempa-itu/ * Tapi jelas bukan saya yang mesti nganalisa, lah aku ntar didamprat sama para ahli-nya RDP
Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?
dilakukan penelitian paleoseismologi di situ. Kemudian kita bisa juga mendeteksi langsung pergerakannya dengan metoda pengukuran GPS geodesi. Q: Kalau untuk membuktikan bahwa Sesar watukosek itu terpicu dan bergerak diantara Gempa bantul dan Semburan LUSI bagaimana? A: Bukti yang “straight forward” ada dua: 1. Ada data rekaman gempa yang terjadi di Sesar Watukosek (gempa itu terjadi karena gerakan deformasi elastik pada sesar), 2. Bukti ada “fault displacement” di Watukosek, bisa berupa ditemukan “offset” atau bukti pergerakan dari rekaman jaringan GPS atau dari analisis In-SAR (memakai data image satelit). Q: Capek juga ya jadi peneliti ... Untung saya praktisi bukan peneliti, jadi bisa ngomong nyeplos aja engga harus mikir susah-susah gitu J Ok. jadi sekarang masalah si LUSI ini bagusnya diapain ya? A: Nah, seperti yang dibilang ADB, Pak Kusumah, Pak Kendar, dan kawan-kawan lain, yang urgent adalah bagaimana mencari solusi masalah untuk kepentingan orang banyak sekarang dan ke depan, termasuk memperkirakan sampai kapan si LUSI ini bakalan orgasme terus dan apa dampaknya serta bagaimana mengatasinya. Tentu masalah proses dan penyebab si LUSI menggeliat ini baiknya terus diteliti, tapi bukan untuk berpolemik cari siapa yang salah, melainkan supaya kita jadi lebih mengerti tentang fenomena ini sehingga akan lebih waspada dan tidak terulang lagi kejadiannya... setuju? Q: Jadi, mungkin ya ada sesar aktif di wilayah Porong ini? A: Ha ha ha, iya mungkin. Wilayah ini kan ada di ZONA LIPATAN KENDENG, sedangkan dari Peta Geologi kelihatannya lipatan ini MENDEFORMASI LAPISAN KUARTER tuh. Bahkan ada indikasi di bawah struktur lipatan-lipatan ini ada sesar-sesar anjaknya. Jadi Jalur Kendeng ini struktur geologi yang POTENSI AKTIF. Harus diteliti apakah struktur Kendeng ini juga mendeformasi sedimen Holosen dan Resen atau tidak? Kalau benar, ya disebut aktif. Terus mungkin bisa juga dilakukan pengukuran GPS dan studi paloseismologi, dll untuk mengkaji lebih jauh Q: Terus kalau ternyata KENDENG ini aktif jadinya gimana? A: Jadinya bukan hanya masalah LUSI tapi berarti juga di bawah Kota Surabaya yang persis di ujung Timur Jalur ini bisa terdapat “active blind thrusts”... Kemudian kalau melihat panjang Jalur Kendeng yang mencapai seratus kilometer lebih panjangnya berarti potensi gempanya juga besaar Q: Wuaduuh... Kok malah jadi nakut-nakutin nih! Masalah ancaman gempa besar untuk Kota Jakarta belum selesai sudah bikin isyu baru di Surabaya... gimana seeh. Gimana kalau benar-benar terjadi gempa besar , nanti “sudah jatuh ketimpa tangga” dong A: Makanya kalo jatuh cepet bangun dan lebih siaga, jangan uyek-uyekan terus di situ J Sekian duluApabila rekan-rekan punya data-data yang lebih konkrit silahkan dibuka supaya dialognya bisa berlanjut dan lebih Mak Nyus. Wassalam DHN *From:* Sunu Praptono [mailto:sunu.prapt...@gmail.com] *Sent:* Tuesday, May 31, 2011 2:02 PM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes) Kayaknya pendekatan Pak LL ini yang menghasilkan kesimpulan bahwa gempa Yogya terlalu kecil untuk mengetarkan Lusi pada peneliti terdahulu yang dikutip Tingay. Tapi ga pa-pa dibahas di sini untuk penambahan pengetahuan kita bersama. Maaf mungkin forumnya juga lebih cocok di HAGI ya, akan lebih banyak yang nyamber topik ini. Dalam presentasinya Amanda membandingkan sederetan kejadian gempa dan aktivasi venting system di Amrik sana yang dirangkum oleh Pak AHS, yang diinduksi oleh gempa relatif besar pada jarak yang lebih jauh dari pada Lusi-Bantul. Juga dia menyoroti deretan waktu kejadian antara gempa Bantul, erupsi merapi, Lusi dan erupsi Semeru dan menyoroti kemiripan kedua sirkumstansi itu. Sebenarnya yang saya ingin dari Pak DHN adalah komentar seberapa benar analisa Clarke dan data yang dia ungkapkan apakah valid atau tidak, dan apakah pendapat itu hanya milik Clarke seorang atau memang sudah menjadi pendapat umum di antara para ustad gempa di sana. Salam, Sunu. 2011/5/31 Leonard Lisapaly llisap...@fugro-jason.com Ok, thanks. Nanti saya lihat. LL -- *From:* Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] *Sent:* Tuesday, May 31, 2011 1:23 PM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes) 2011/5/31 Leonard Lisapaly llisap...@fugro-jason.com Ada yang punya fault plane solution-nya gempa di Yogya yang diduga menjadi pemicu? Saya bisa run quick ray tracing untuk memodelkan bahwa pengaruh gempa bisa mencapai Sidoardjo. LL Fault planenya ada bermacam-macam Pak Leo. Sudah saya dokumentasikan paling tidak ada 8 jenis fault yang mirip maupun berbeda-beda ... hayoook ! silahkan disimak ada di dua tulisan sini : 1. Patahan Opak
Re: [iagi-net-l] Menunggu Jaringan Ilmuwan Gunung Lumpur
Saya juga melihat mereka (Davies, Mazzini dll.) mengedepankan logika kelilmuan seratus persen, gak ada tempat buat berkeyakinan. Bahkan Davies pun tidak pernah bilang berkeyakinan, namun istilah dia adalah 99 persen probable bahwa itu adalah akibat pemboran. Kita tentu saja bisa mendebat atau minta dia menjelaskan apa dasar bilangan 99 probabilitas itu, namun secara pokok sangat berbeda caranya dengan cara ilmuwan yang lain yang berangkat dari keyakinan. Bisa jadi setelah mendengar presentasi para pakar yang lain, dia akan mengupdate lagi probabilitasnya menjadi 90 persen atau 70 persen saja. Tingay dari awal malah sudah 50 persen. Dalam pertarungan logika keilmuan, adu bukti dan evidens, emosi tidak terlibat, diset ke nol mutlak, bersikap open mind 100 persen, makanya makan bersama, ketawa-ketiwi bersama, diskusi, jalan dalam satu bis juga ga masalah. Davies di sesi tanya jawab sebelum cabut, dengan enteng dan sportif mengatakan bahwa setelah melihat bukti dari kunjungan sehari sebelumnya di Lusi, maka dia mengakui bahwa estimasi umur semburan yang dia publish dalam paper kedua adalah terlalu besar (istilahnya over estimate). Seandainya dia mengemukakan argumen2nya berdasar keimanan atau keyakinan, bisa jadi akan merah padam, merasa dipermalukan, dan akan membabibuta mempertahankan pendapatnya. Macam kasus PSSI yang baru lalu itu lah kira-kira. Saya sih yakin full anggota-anggota IAGI juga tidak kalah kalau adu ilmu dengan mereka. Kita tunggu kiprah rekan-rekan IAGI lebih aktif memproduksi paper-paper ilmiah tentang Lusi, apa pun hipotesanya. Pasti hasilnya jauh akan lebih bagus daripada dongeng geologinya Kang Rovicky. Bagaimana tidak ? Lha wong di blog itu beliau terang-terangan disclaim : tidak bertanggungjawab atas apa-apa tetulis di dalamnya. Ini tentu bertolak belakang dengan paper ilmiah yang jelas-jelas bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Salam hangat, selamat berkarya tulis tentang Lusi. SHP. 2011/5/31 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Publish or perish* Sayang sekali, pendapat dari sisi yang berkeyakinan bahwa Lumpur Lapindo disebabkan oleh pengeboran sangat jarang menuliskan secara ilmiah yang dipublikasikan dalam publikasi resmi. Dalam dunia ilmu, segala yang dianggap ilmiah harus ada dalam sebuah journal yang dapat disitir secara benar. Ini memang tidak berarti bahwa yang dipublikasikan merupakan sebuah kebenaran, tetapi yang dipublikasikan inilah yang akan menjadi tersimpan, dalam bahasa geologi *terfosilkan*. atau *preserved*. Artinya keberadaanya teruji dan terbukti serta dapat dipertanggungjawabkan. Termasuk tulisan dalam mailist, koran, blog atau website, bukanlah sebuah tulisan ilmiah, dan tidak dapat disitir sebagai rujukan (referensi). Karena ini mirip koran yang tidak ada reviewnya. Davies dan Mazzini keduanya beradu karena tulisannya masuk dalam jurnal ilmiah. Walaupun isinya sama dengan tulisan di Dongeng Geologi sekalipun ! hihihihi. Tapi yg diakui tetep saja mereka-mereka ini. Ini mirip dalam dunia poltik dimana politik yang diakui adalah percaturan politik di dalam parlemen, walaupun sebobrok apapun, tetapi legitimasi ada disana. Obrolan dalam televisi maupun demo bisa saja dianggap parlemen jalanan. Jadi kalau ingin terdengar tuliskan saja pendapat itu dalam sebuah jurnal ilmiah. Diterbitkan. Dan lebih baik lagi kalau naskah publikasinya mendapat ISSN atau ISBN. Salam RDP Menunggu Jaringan Ilmuwan Gunung Lumpur Senin, 30 Mei 2011 | 22:36 WIB TEMPO Interaktif, Surabaya - Adriano Mazzini, ahli geologi dari Oslo University, akhirnya angkat bicara pada sesi terakhir Humanitus Symposium on Indonesia's Mud Volcano, yang berlangsung di Surabaya. Saya tidak mau berpendapat karena Richard Davies sudah tidak ada di sini, katanya. Davies, ahli ilmu kebumian dari Durham University, memang meninggalkan tempat itu lebih dulu untuk mengejar pesawat. Pada sesi terakhir simposium yang berlangsung Kamis (26/5) petang lalu di Hotel Mercure, 14 pembicara dari dalam dan luar negeri tampil bersama di panggung. Sekitar satu jam, peserta dan wartawan diberi kesempatan bertanya kepada pembicara yang sejak pagi masing-masing mempresentasikan risetnya. Sebelum sesi berakhir, Davies dan Mark Tingay dari Adelaide University pamit lebih dulu karena ada acara lain di negaranya. Saat itu baru muncul pertanyaan dari seorang wartawan tentang asal penyebab semburan lumpur panas di Desa Renokenongo, Sidoarjo, pada 29 Mei 2006 dan sampai sekarang belum berhenti. Apakah karena kesalahan pengeboran oleh PT Lapindo Brantas atau karena gempa bumi di Yogyakarta? Faktor penyebab semburan lumpur panas itu memang memicu kontroversi berkepanjangan hingga saat ini. Sejumlah ilmuwan kebumian dan perminyakan terbelah dua pendapatnya. Tidak terkecuali di lingkungan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Prof R. P. Koesoemadinata, mantan ketua organisasi ini, pernah membuat surat protes terbuka terhadap
[iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes)
Danny Hilman, Dalam rangkuman yang dituturkan oleh Awang HS, Amanda Clarke mengaitkan ada kegempaan dengan aktivasi seismisitas dan pembukaan venting system di sekitarnya, seperti yang saya kutip lagi berikut ini : Amanda Clarke (Arizona State University) mendiskusikan bagaimana gempa dapat memicu gempa-gempa lain juga semua venting system seperti gunungapi, mud volcano, geyser dll. Dibahas kasus gempa-gempa di Alaska dan US yang walapun relatif kecil dan jauh jaraknya ternyata dapat mempengaruhi venting system lain. Contoh yang ekstrim adalah gempa di Oaxaca (Mexico) dengan 6,4 Mw dan berjarak 3200 km, ternyata banyak mempengaruhi gempa dan venting system lain di US bagian barat. Untuk kasus gempa Yogya dan Lusi, Amanda tak membahas secara khusus sebab memerlukan data lebih lanjut. Menurut saya ini secara tidak langsung pendapat itu mendukung hipotesa atau teori bahwa gempa Yogya mampu sebagai trigger munculnya MV semacam Lusi, sekaligus membantah perhitungan yang dikutip Tingay bahwa gempa Yogya terlalu jauh dan kecil intensitasnya untuk memicu kelahiran Lusi. Aku mau nanya: Sebagai pakar gempa yang saya yakin anda juga punya akses ke data yang sama di Amrik sana, apa komentar anda ? Please, speak up, Dan. Salam, Sunu. 2011/5/27 nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Hehehehehe betul, memang lucu sekali, pak Danny Hilman yg selama ini sudah dikenal sebagai salah satu ahli gempa di Indonesia yg sudah mumpuni, koq malah nggak pernah diundang atau diberi kesempatan ngomong atau berkomentar perihal pemicu Lusi mungkin kalau Danny diikutsertakan dalam diskusi Lusi nanti malah akan DISALAHKAN, karena sebagai ahli gempa di Indonesia, sedang LUSI pemicunya adalah gempa juga, jadi pak Danny SEHARUSNYA mampu bisa mengatur supaya gempa tidak akan menimbulkan bencana bagi masyarakat Sidoardjo atau malah bisa disantet juga nanti. wass, nyoto 2011/5/27 danny.hil...@gmail.com Lucunya saya malah engga pernah diberi kesempatan ngomong perihal pemicuan gempa (kalo mau dihubung-hubungkan) :-) Tapi ngeri juga kalo ikut ngomong...takut disantet. LOL Salam Danny Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -- *From: *Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id *Date: *Fri, 27 May 2011 10:15:59 +0700 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *RE: [iagi-net-l] Andang Protes Iya, Prof, yang di Jambi itu saya yang merekomendasikan. Terimakasih atas kesediaannya. Kembali ke Simposium: ada tambahan ganjelan lagi. Seperti diceritakan oleh Awang di laporan pandangan mata, ada presenter bule: Amanda Clarke dari ASU (Arizona State University) yang presentasi bagaimana gempa memicu mudvolcano, geyser, gunung api dsb. (Tapi) untuk kasus gempa Yogja dan Lusi, Amanda tak membahas secara khusus sebab memerlukan data lebih lanjut. Lha, ini bule cewek belum bikin riset tentang LuSi, hanya berdasarkan pengalaman2 dia di luaran, malah boleh presentasi. Meskipun panitia kelihatannya cenderung senang dengan bule/expat tapi ini keterlaluan, masak yang kayak gini dikasi slot bicara juga. Hehehehe,..sudah ah. Nanti malah berlarut-larut. Salam ADB -- *From:* R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] *Sent:* Friday, May 27, 2011 9:22 AM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Re: [iagi-net-l] Andang Protes Ya maksud saya seolah-olah usulannya diperhatikan dengan menambahnya pembicara dari dalam negeri/universitas di Indonesia. Tapi yang diajukan jelas kemana arahnya. Saya pun juga dikadalin. Saya sebenarnya juga diundang menghadiri simposium, bahkan ditelepon beberapa kali. Namun setelah saya baca flyer-nya, saya lihat jelas ke mana arahnya dan maksudnya. Sayapun menyatakan tidak bisa hadlir karena saya kebetulan ada acara presentasi/rapat di Jakarta. Waktu saya di Jambi minggu yang lalu untuk menjadi panelist dalam suatu diskusi mengenai bagihasil minyak bagi Jambi (katanya direkomendasikan oleh Pak Andang juga) saya terus menerus ditelepon oleh seorang wartawati dari TVOne, katanya dia ditugaskan mewawancara saya, mengenai dunia perminyakan Indonesia. Akhirnya saya setuju dan wawancara berlangsung di kamar hotel di Jakarta. Wawancara berlangsung mungkin lebih dari 30 menit dan juga muncul pertanyaan mengenai Lumpur Lapindo. Off the record saya katakan, kalian itu bagaimana, kan saya tahu siapa yang punya TVOne dan pendapat saya mengenai masalah itu kan jelas saya utarakan pada wawancara. Saya katakan pasti kalau sudah sampai di editor, hasil wawancara ini bakal kena editing berat, bahkan mungkin juga tidak akan ditayangkan. Mereka sih senyum-senyum saja. Ternyata benar sekali, pada acara Tahukah Anda kemarin sore saya hanya muncul beberapa detik saja membicarakan mengenai 'Indonesia sebagai net-importer oil dan sudah keluar dari OPEC' (hal yang kurang relevant), sedangkan yang muncul lainnya Prof
Re: [iagi-net-l] ada yang mengikuti berita ini ?
Terima kasih Pak Doddy atas pencerahannya. Kalau menilik kata-kata Freddy Numberi, terkesan bahwa claim itu sudah berdasarkan estimasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Semoga ada anggota IAGI lain yang punya informasi dari dalam yang memberikan pencerahan bagaimana Pemerintah RI bisa sampai pada angka USD 2.3Milliar. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalani. Sunu. 2010/9/1 Doddy Suryanto dod...@pttep.com Kebetulan pertengahan bulan agustus kemarin disuruh CEO nya PTTEP Australasia untuk menerjemahkan surat pengaduan dari Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) yang menuntut ganti rugi atas insiden Montara. Surat yang dikirim dengan berbahasa Indonesia tersebut mempunyai tembusan kemana-mana termasuk PBB, PM Australia, Presiden Indonesia, dll. Intinya dalam surat tersebut pihak daerah Timor Barat dan sekitarnya menuntut ganti rugi tetapi terlebih dahulu membentuk tim yang beranggotakan pihak dari Australia, Indonesia (pemerintah pusat dan daerah), dan PTTEP Australasia untuk bersama-sama berdiskusi tentang daerah yang tercemar dan berapa ganti rugi yang harus diberikan. PTTEP Australasia sendiri sebelumnya telah berniat baik untuk memberikan ganti rugi tetapi saat itu pihak Indonesia belum bekerja untuk menentukan berapa jumlah kerugian yang harus dibayar. Sampai akhirnya turun perintah dari Presiden Indonesia untuk segera menuntaskan masalah ini. Disinilah beberapa pejabat pusat terkait bertindak dengan cepat dan sedikit berinteraksi dengan pemerintah daerah. Saya sebutkan bertindak cepat karena dalam surat yang dibuat oleh YPTB tersebut pemerintah daerah memberikan complain atas kinerja pemerintah pusat dalam membantu menangani masalah yang terjadi. Dengan keterbatasan dana, alat dan tenaga ahli yang dimiliki pemerintah daerah mustahil dapat dilakukan pengukuran area tercemar dan menghitung jumlah kerugian. Pemerintah pusat hanya datang beberapa kali saja dan hanya beberapa saat. Sampai akhirnya pemerintah daerah diberikan instruksi oleh pemerintah pusat agar segera memberikan jumlah kerugian untuk dilaporkan ke presiden dan menuntut PTTEP untuk segera membayarnya. PTTEP sendiri selama ini berkomunikasi hanya dengan pemerintah pusat saja dan memang seharusnya begitu sampai nantinya pemerintah pusat berkolaborasi dengan pemerintah daerah bersama-sama PTTEP bekerja sama menanggulangi masalah ini seperti PTTEp bekerja sama dengan pemerintah Australia. Yang menjadi kendala sebenarnya adalah dimana peran pemerintah pusat dalam membantu pemerintah daerah untuk menentukan berapa jumlah kerugian yang harus dibayar. Sekarang mungkin susah menghitung berapa besar area yang tercemar tapi dengan data2 foto satelit yang direkam sehari-hari mungkin bisa dihitung lagi berapa besar kerugian yang harus dibayar. Bukan tiba2 langsung minta kerugian sebesar USD 2.3B tanpa bukti yang akurat. Kalau saya yang punya perusahaan juga akan merasa diperas dan saya tetap tidak akan membayar kerugian tanpa ada data penunjang. Maaf kalau terlalu panjang tapi saat menerjemahkan surat dari YPTB saya merasa sendih atas apa yang terjadi diantara bangsa sendiri (pemerintah pusat dan pemerintah daerah). Salam, -doddy- -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Tuesday, 31 August, 2010 4:35 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] ada yang mengikuti berita ini ? Sepertinya mereka juga tahu bahwa mereka telah mencemari. namun untuk referensi perlu data yang akurat tentang seberapa banyak pencemarannya atau seberapa besar klaim yang diajukan. Kalau tanpa data survey atau yg paling pas foto sattelite ya kategorinya ngawur ! Nanti dikhawatiran ada telor udang tercemari, tapi diklaim seharga lobster :( Sebenernya saat ini penggunaan survey penelitian ilmiah dalam klaim sudah umum terjadi. Seperti misalnya yang namanya landas continen itu merujuk pada relatif ketebalan sedimen terhadap lereng (beda tinggi). Tanpa adanya drilling atau seismic pengeboran yg menunjukkan ketebalan sedimen kita ga bisa ngeklaim landas continent. rdp On Tue, Aug 31, 2010 at 3:54 PM, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote: Saya kira bagus saja , tapi tentu harus ada perhitungan yang dapat dibuktikan secara faktual. Jangan ampai kita dikatgorikan memeras. si Abah * PTTEP rejects Indonesiarsquo;s $2.3b compensation demand* Friday, August 27, 2010 - 09:23AM GMT+7 Thai oil, gas firm PTTEP Australasia Pty Ltd has rejected the Indonesian governmentrsquo;s demand to pay compensation amounting to US$2.3 billion for an oil spill in the Timor Sea last year, Kontan daily reported Friday. Freddy Numberi, the chairman of the team for the handling of the oil spill, said in Jakarta on Thursday the Indonesian government would not change the compensation claim despite the Thai companyrsquo;s rejection. Freddy, who is also the minister of transportation, said that
[iagi-net-l] ada yang mengikuti berita ini ?
*PTTEP rejects Indonesia’s $2.3b compensation demand* Friday, August 27, 2010 - 09:23AM GMT+7 Thai oil, gas firm PTTEP Australasia Pty Ltd has rejected the Indonesian government’s demand to pay compensation amounting to US$2.3 billion for an oil spill in the Timor Sea last year, Kontan daily reported Friday. Freddy Numberi, the chairman of the team for the handling of the oil spill, said in Jakarta on Thursday the Indonesian government would not change the compensation claim despite the Thai company’s rejection. Freddy, who is also the minister of transportation, said that it was a big mistake if the Thai company turned down the claim demand because it was made on the actual loss caused by the oil spill. According to Freddy, the West Atlas block in offshore Montara, Australia operated by PTTEP Australasia, leaked uncontrollably for more than 70 days, polluting waters off West Timor. The oil spill also destroyed fish stocks and wiped out seaweed farm along the coast. “I have an instructed the Indonesian negotiation team not to change the claim,” he said. Indonesia officially filed its request to the Thai company to pay the compensation over the oil spill in the Timor Sea during a negotiation held in Perth early this week. The claim also includes the damages on the ecosystem and the opportunity losses for the next few years that would be suffered by local fishermen because of the oil spill. (*)
Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Bro Awang, Uneg-uneg mengenai Lusi tidak hanya berkutat di penyebab lusi dan siapa yang tanggungjawab. Tapi juga masa depan eksplorasi migas di area Jawa Timur Seperti Anda tahu, sekarang mungkin Exxon Gunting lagi spend duit sekian juta dollar untuk seismik dan akan disusul pemboran sumur komitmen. PSC lain juga rame-rame masuk mengeksplorasi wilayah ini. Dari uraian Anda, nampaknya eksposure ke risiko drilling dikarenakan geologi yang tectonically aktif bisa dibilang nambah satu faktor lagi. Selain kita harus hati-hati dengan watak litologi dan fluida setempat, nampaknya kita harus berhadapan dengan kemungkinan pergerakan tektonik saat kita ngebor, yang mana barangkali kita hanya bisa pasrah saja. Bayangkan: lagi enak-enak ngebor atau testing atau POOH, tau-tau batuan di sepanjang kolom lubang bor bergerak akibat tektonik, yang menyebabkan macam-macam kemungkinan: mulai dari loss, blowout, atau pipa kejepit. 1. Bagaimana dengan arahan dari BPMIGAS sendiri untuk masa depan eksplorasi di daerah semacam Lusi ? 2. Samakah prosedur pemasangan casing dengan sumur-sumur di daerah normal ? Soalnya ada yang mengatakan bahwa di area seperti itu, pemasangan casing justru akan memperparah situasi bila terjadi shear failure, dibanding dengan tanpa casing. 3. Apa masih tetap akan ditawar-tawarkan ke peminat blok ? 4. Adakah kemungkinan diterapkannya kompensasi regional bagi kegiatan eksplorasi di wilayah sejenis Lusi? Salam, Sunu. 2010/3/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Minarwan : 1. Bengkoknya rel KA tersebut pernah kita diskusikan di milis ini hampir empat tahun lalu pada tahun kejadian LUSI (2006). Saat itu ada dua pendapat bahwa pembengkokan itu disebabkan reaktivasi Sesar Watukosek atau collapse struktur tanah (amblesan) di sekitar Lusi. Untuk ini harus ada uji kronologi kapan foto dibuat dan kapan berita diturunkan. Bisa saja ada kemungkinan bahwa berita terlambat diturunkan di koran, meskipun kejadiannya sudah lama. Satu kemungkinan yang lain lagi adalah bisa saja rel KA tersebut baru terbengkokan pada September 2006 oleh reaktivasi kemudian Sesar Watukosek. Apa yang dimaksud dengan reaktivasi kemudian adalah sesar ini beberapa kali direaktivasi. Apa dasar dugaan ini, yaitu flow rate semburan Lusi mengalami pulsasi mengikuti regional earthquakes dengan epicentrums yang terjadi dalam radius 300 km dari Lusi. Untuk mengeceknya, silakan plot semua episentrum gempa M 3.7 dari tangga; 27 Mei 2006-21 Nov 2006 dan kontraskan dengan flow rate Lusi dalam m3/hari, maka akan terjadi linearity di antara mereka. Besar flow rate Lusi mengikuti earthquakes swarm yang terjadi di sekeliling Jawa Timur dengan episentrum dalam jarak 300 km dari titik lokasi Lusi. Flow rate yang pusating itu juga mencerminkan dynamic fluid stress change di bawahnya yang lalu terhubung ke reaktivasi Sesar Watukosek; jadi pembengkokan rel KA itu tak mesti terjadi pada 27 Mei 2006 atau September, bisa saja di antara Mei dan September; sebab sesar yang sudah sekali tereaktivasi pada awalnya dan mengalami dynamic fluid stress change dengan manifestasi semburan fluida Lusi, akan mudah tereaktivasi lagi. Sekarang pun arah amblesan Lusi membuat bentuk lonjong dengan arah sumbu panjang BD-TL, mengindikasikan bahwa Sesar Watukosek di bawahnya masih rentan tereaktivasi oleh perubahan fluida yang melaluinya. Fluida ini mempunyai tekanan yang bisa menggerakkan bidang yang lemah seperti sesar. 2. Bagaimana kita mengetahui bahwa saat itu sudah ada penambahan magma di Semeru ? Kalau di Merapi ya, sebab gempa-gempa volkanik pada badan gunungapi telah dirasakan sebelum gempa Yogya yang mengindikasi bahwa terjadi penambahan tekanan dari dapur magmanya. Referensi Sparks et al. (1977) saya pikir tak valid dalam kasus ini, terlalu lama untuk kasus reaktivasi Semeru, apakah publikasi tahun 1977 bisa menafsirkan pengisian magma Semeru pada 2006 ? Komposisi magma Merapi dan Semeru yang saya kutip dari Kusumadinata (1979) menunjukkan magma Semeru relatif sedikit lebih basa dibandingkan Merapi. Komposisi ini, harus diingat, berdasarkan pengukuran continous selama 30 tahun, juga berdasarkan pemetaan geologi permukaan di lereng dan kaki Semeru yang juga menemukan komposisi lebih basa. 3. Mori dan Kano (2009) telah menghitung (berdasarkan data analogi dengan gempa di Jepang, lihat lebih detail di bawah) bahwa dynamic stress change di Lusi 0.005-0.010 MPa, dan itu sudah di atas threshold yang ditetapkan Fisher (2008) sebesar 0.001 MPa, mengapa kita menggunakan threshold dari Walter et al (2007) dan Stein (1999), threshold tersebut untuk magmatic volcano eruption; sedangkan yang dari Fisher (2008) khusus untuk mud volcano eruption. Lagipula, menurut hemat saya hitungan dari Mori dan Kano (2009) itu lebih kecil dari yang sebenarnya karena tak memasukkan kesamaan focal mechanism gempa dan directivity-nya. Yang namanya pemicu tak perlu besar dari awal sebab efeknya bisa seperti snowball
Re: [iagi-net-l] Fwd: tentang LUSi
Excellent info, pak MInarwan Fresh from the oven free of charge free of gossip Many thanks, Sir Salam, Soenoe 2010/3/12 MINARWAN minarw...@gmail.com Mungkin yang dimaksudkan adalah artikel di bawah ini yah? http://www.geog.or.jp/journal/back/pdf118-3/p492-498.pdf Bisa didownload gratis kok di sana. Salam mnw93 2010/3/12 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com: Pak Sunu, Kalau dibaca dengan tepat, saya rasa kliping tsb tidak berbau gosip/menggosipkan Mori. Pendapat Mori diungkapkan ulang oleh Profesor Koesoemadinata dalam kliping tsb, apakah itu menggosipkan Mori? Mengenai artikel yang menyangkut wawancara langsung dengan Profesor Jim Mori saya tidak punya Pak, mungkin ada rekan lain yang punya.. Salam, Natan -- - when one teaches, two learn - http://www.geotutor.tk http://www.linkedin.com/in/minarwan PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Fwd: tentang LUSi
Maaf Pak Moderator, Antara isi scan klipping dan email pengantar koq menurut saya gak nyambung ya. Di pengantar ditulis pendapat Mori koq isinya pendapat Ketua-ketua IAGI. Kalau ada klipping yang benar-benar berisi pendapat Mori (misalnya hasil wawancara langsung dengan prof Mori) boleh dong dishare di sini. Penasaran juga pengin tahu apa yang dia katakan sebenarnya etntang Lusi. Di kliping itu rasanya lebih ke arah menggosipkan Mori. Salam, Soenoe. 2010/3/12 Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com email diteruskan. --paulus -- Forwarded message -- From: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com Pak Paulus, Mohon bantuannya untuk memposting hasil scan dari majalah Tempo, tentang pendapat Mori dan hal2 penting lainnya berkaitan dengan LUSI. Ini hanya sebagai informasi kepada seluruh rekan di milis yang masih minat mengetahui seluk-beluk LUSI. Terimakasih sebelumnya, Natan **scan-an di dapat dari Pak Sugeng PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Wah menarik juga tuch kalau benar akan ada pengadilan kepada orang yang didakwa menggunakan data secara tidak sah. Kapan tuh pengadilannya ? Saya rasa itu sesuatu yang baru di Indonesia sebagai langkah penting penghormatan kepada hak property. Bagaimana pula sikap organisasi profesi macam IAGI/IPA/HAGI dll dan organisasi terkait, seperti BPMIGAS DITJEN MIGAS dan lain lain ? Seru ... seru Soenoe. 2010/3/5 abachtiar_CBN abacht...@cbn.net.id BPI, my broer,..mumpung bicara soal data: ... aku jadi penasaran nich, ... kalau misalnya data yang notabene dipegang oleh Lapindo, yang secara hukum adalah milik Negara Republik Indonesia, sehingga untuk memakainya dalam publikasi harus meminta ijin Lapindo, BPMigas, bahkan Ditjen Migas itu semua kita pakai untuk mendasari paper yang mendukung teori UGBO sumur BJP-1 sebagai pemicu proses lahirnya mudvolcano Sidoardjo itu, kira2 diijinkan nggak ya? Kalau nggak salah ada kasus dimana waktu itu ada kawan professor dr ITB yang memakai data yang notabene adalah milik Lapindo (tapi dia yang mengakuisisinya atas dasar kontrak dg Lapindo) untuk menulis paper bersama-sama dengan Richard Davies, tapi kabarnya kemudian dia dituntut oleh pihak Lapindo. Hal ini juga yg menurut saya menjelaskan kenapa paper-paper publikasi yang keluar dari dalam negeri umumnya adalah paper2 yang ditulis oleh kawan2 Lapindo, atau BPMigas, yang punya akses lebih lega leluasa terhadap data data itu secara legal, dan tentunya punya kepentingan yang sangat kuat untuk mempublikasikannya. Sementara itu untuk pihak2 lain yg sangat terbatas aksesnya terhadap data - terutama data pemboran, seismik, dan sejenisnya yg notabene hanya bisa diakusisi oleh/lewat Lapindo - dan mereka ingin menuliskan paper ilmiah tentang bgmn counter-argument ilmiah terhadap gencarnya publikasi kematangan tektonik yg memicu mudvolcano, jadi tidak bisa bebas melakukannya,..Hal ini diperparah lagi dengan posisi sebagian besar praktisi saintis EP Indonesia (termasuk engineers) yang umumnya terikat bekerja di PSC-PSC Indonesia yg tidak bebas atau malahan tidak punya kepentingan untuk melakukan riset dn penulisan itu. Ada juga sich kawan2 dr Perguruan Tinggi yg punya minat untuk menuliskan paper dr data2 yg mereka punya (umumnya surficial dan regional), tetapi jarang dr kawan2 geosains university yang mempunyai pengalaman dan pengertian yg mendalam tentang data pemboran, parameter2 pemboran yg punya arti terhadap data geologi, dan juga ihwal seluk beluk tekanan terkait dg mekanika batuan praktis dari data pemboran. Orang2 yang paham ttg itu pada umumnya mereka yang bergelut dg profesi wellsite geology, pressure engineer, tdc engineer, mudlogger dan sejenisnya. Jarang peneliti2 perguruan tinggi yg pernah jadi wellsite geologist, mudlogger, apalagi pressure engineer suatu sumur eksplorasi. Makanya walaupun mungkin mereka menulis paper ttg Lapindo mud volcano, kemungkinan yg mereka singgung adalah surficial geology, data seismic, regional tectonics, dan sejenisnya. Ada juga sich yang sampai ke petrofisika, tapi itupun sejauh menganalisa log saja. Tidak menginkorporasi data pemboran. Jadi, secara saintifik, tidaklah pula mengherankan kenapa dr dalam negeri hanya paper2 ttg Sidoardjo Mud Volcano yang begitu2 saja yang keluar. Salam Yayang - Original Message - From: Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 05, 2010 4:11 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Pak Natan yang baik,.. Saya sebenernya ngga keberatan nunjukin data yang dimaksud, apalagi untuk tujuan scientific bukan komersial. Tapi soal data khan ada aturan Migas soal data release yang musti minta izin dulu. Kalau bapak pernah ikut proses farm-in suatu PSC, selalu musti tanda tangan confidentiality agreement standard milik Migas. Setiap kali mau publish paper yang berhubungan dengan data sumur/seismic saja musti minta izin BPMIGAS. Ini alasan pertama. Alasan kedua, saya sudah beberapa tahun ini tidak di Lapindo lagi, masa mau buka2 data milik orang lain,.. Nah, mungkin ada teman2 Lapindo yang ikut milis ini dan mau komentar?? Kalau pak Natan ke kantor Lapindo untuk inspeksi data, saya ikutan nimbrung deh, supaya diskusinya enak. Nanti bisa bapak buatkan sari dan simpulkan untuk milis,.. gimana? Pak Nyoto ikut sekalian? Wass. Bambang -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com] Sent: Friday, March 05, 2010 3:08 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Pak Bambang yang baik, Fyi saja. Sekarang sudah jamannya teknologi maju. Belum pernah ada Mudloging company yang TIDAK memprovide masterlog dalam bentuk Soft copy (pdf/tiff/jpg/dlsb). Masterlog juga biasanya sizenya tidak melebihi 5M from Surface to TD. So..saya ga ngeliat ada kesulitan berarti untuk mempostingnya di milis ini, dengan bantuan moderator tentunya. Karena, saya yakin pasti ada juga yang
Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Pak Nyoto ke-el yth, Selain proses politik di DPR, LUSI juga telah diexercise secara hukum di pengadilan dan hasilnya telah mempunyai kekuatan hukum tetap. kalau gak salah di situ dalam putusannya disebutkan: dimungkinkan membuka kasus itu kembali bila ada bukti-bukti baru. Untuk itu saya menyarankan iAGI sebaiknya menginventarisir point-point apa saja yang telah muncul di forum pengadilan sehingga bisa fokus ke pencarian bukti-bukti baru. Saya kuatir sebenarnya thread uneg-uneg lusi ini secara material telah diungkapkan semua di pengadilan dan mendasari putusan hakim, termasuk master log yang diributkan, akibatnya akan sia-sia saja dan kita sebagai organisasi profesi akan malu hati karena meributkan sesuatu yang basi. Bukti-bukti baru adalah hal-hal yang muncul belakangan, karena Lusi ini telah berusia hampir 4 tahun. Contoh bukti baru yang tidak dibahas di mana pun adalah: sebagai suatu kasus UGBO, Lusi pada hakekatnya adalah sebuah sumur Banjarpanji-1 yang secara natural memproduksi fluida (air) dari reservoir Kujung dengan rate misalnya 50ribu-100ribu barel per day dan sampai sekarang tidak ketahuan kapan akan decline. (Angka lebih akurat mengenai flow rate bisa ditanyakan ke rekan-rekan BPLS yang mengamati terus-menerus). Air itu menggerus lapisan shale Formasi Kalibeng sehingga muncul di permukaan sebagai fenomena Lusi. Pertanyaannya berapa kapasitas reservoir Formasi Kujung sehingga bisa mendukung performance yang begitu dahsyat ? Kenapa gas Kujung nya tidak kunjung muncul di permukaan ? salam, Soenoe. 2010/3/7 Nyoto ssoena...@gmail.com Betul juga pak Natan, kalau data masterlognya diposting disini, maka saya yakin akan banyak teman2 anggota IAGI yg selama ini masih belum SREG dg kesimpulan yg dikeluarkan DPR (biarpun kita tahu persis bhw kesimpulan itu adalah KESIMPULAN POLITIK. So monggo aja mas Bambang Is. Wass, nyoto Sent from my iPhone 3GS Powered by maxis On Mar 5, 2010, at 16:07, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com wrote: Pak Bambang yang baik, Fyi saja. Sekarang sudah jamannya teknologi maju. Belum pernah ada Mudloging company yang TIDAK memprovide masterlog dalam bentuk Soft copy (pdf/tiff/jpg/dlsb). Masterlog juga biasanya sizenya tidak melebihi 5M from Surface to TD. So..saya ga ngeliat ada kesulitan berarti untuk mempostingnya di milis ini, dengan bantuan moderator tentunya. Karena, saya yakin pasti ada juga yang ingin melihatnya. Minimal 1 orang lah..Pak Nyoto (bener kan Pak? he3). Trimakasih lagi Pak Bambang On 3/5/10, Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com wrote: Pak Natan, Silahkan baca email saya sebelumnya ...Saya tidak pernah mengatakan gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami amati adalah kondisi sumur,... Soal yang lain,.. saya sarankan pak Natan baca 2 paper kami yang sudah dipublish di Elsevier mengenai drilling,.. juga kalau mau lihat mudlog/materlog,.. silahkan datang ke Lapindo, saya akan minta teman2 di Lapindo untuk menunjukan mudlog yang dimaksud. Wass. Bambang -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com] Sent: Friday, March 05, 2010 12:45 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI saya suka kalimat Pak Bambang yang ini: Jadi timing dari loss diberikan sebagai informasi, dan bukan pembenaran dari gempa sebagai penyebab LUSI. jadi, yang meyakinkan Pak Bambang bahwa Gempa adalah penyebab Lusi apa Pak? dan datanya apa? karena yang Loss sepertinya Pak Bambang bilang bukan pembenaran dari gempa sebagai penyebab LUSI. atau jangan2 Pak bambang tidak berpendapat bahwa Lusi disebabkan oleh Gempa..(?) 1 hal lagi yang menurut saya sangat patut dipertanyakan. Saat Total Loss, artinya tidak ada return..lalu bagaimana Lapindo yakin bahwa formasi saat Total Loss masih sama (Volcanoclastic Sand/VS)? selain itu untuk VS, apa sama sekali dalam interval 6000 to 9297 ft (TD) samaskali tidak ada shale/calystone yang bagus untuk pasang casing? agak aneh juga Sand bisa develop setebal 3297ft/1100m?? karena salah satu reason open hole panjang di sumur ini katanya Tidak Ada impermeabel layer yang bagus untuk set shoe. 1 lagi Pak..bisa kah dikirim Mudlog/Masterlog ke milis via admin, biar lebih afdol, dan siapa tau juga ada rekan2 yang belum lihat dan tertarik ingin lihat. Trims Pak.. 2010/3/4 Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com Pak Natan, Menjawan pertanyaan pak Natan, secara umum, Mud Loss terjadi apabila pore press hydrostatic press dari mud sesudah ECD, mud cakes dan pressure loss lainnya diperhitungkan. Beberapa saat sesudah terjadinya gempa Yogya, sumur mengalami dua mud loss. Sebelumnya, tidak ada mud losses pada hole section ini. Juga tidak ada penaikan berat lumpur pada interval 5000 ft terakhir. Yang menjadikan loss ini menarik adalah 'timing' dan 'rate of loss'. Mengapa timingnya dekat dengan terjadinya gempa? Mengapa rate of loss nya demikian besar? Data2 nya yang bisa dibaca di
Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
Reasoning yang dikemukakan oleh Pak nyoto - ke-el ini menurut saya sangat menarik dan layak dicermati, karena sebenarnya inilah salah satu point penting yang bikin penasaran beberapa rekan di sini: dengan bukti-bukti UGBP yang begitu kasat mata koq aparat hukum dan politik berkesimpulan Lusi adalah bencana alam yang tidak berhubungan dengan sumur. Bagaimana kalau kita bahas di sini sambil santai-santai satu persatu: 1. LUSI sebagai UGBO, terus nanti dilanjut 2. Lusi sebagai bencana alam akibat gempa. Note: opsi AC' di DPR kemarin tidak laku di DPR, karena banci, maka saya di sini juga tidak sarankan ada opsi campuran antara kedua di atas, karena itu cenderung mau menang sendiri. Kasihan pihak yang paling lemah, akan terus terpojok jadi sasaran tembak secara tidak fair. Untuk mengawali, mungkin saya boleh ajukan pertanyaan ke Pak Nyoto - ke-el: 1. Sebagai UGBO dari mana asal fluida Lusi ? 2. Kalau kita tahu asal fluidanya, (misalnya dari reservoir Formasi Kujung), tentu kita bisa pelajari juga karakteristiknya: porositas, permeabilitas, debit, kapan UGBO itu akan mati (karena tentunya kita bisa perkirakan. dari sejarah UGBO yang sudah berlangsung hampir empat tahun ini dengan akumulasi yang entah berapa persisnya dan flow rate yang entah berapa pastinya, namun jelas masih significan sekali untuk ukuran sumur produksi. Bagaimana komentar Bapak ? Salam hangat, Sunu. 2010/3/3 nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Jadi kalau memang semburan2 liar tsb yg timbulnya hanya disekiatr sumur BP-1, disebabkan murni oleh gempa, kenapa koq nggak terjadinya di tempat2 lain ? Hal ini sungguh sangat TIDAK masuk akal/nalar kalau semburan2 liar tsb tidak ada hubungannya dengan kegiatan pemboran sumur BP-1 disitu. Terus gimana dengan data / informasi bahwa pipa casingnya tidak dipasang saat terjadinya UGBO tsb, bukankah saat itu open-holenya sudah panjang intervalnya, sehingga kalau ada problem drilling, penghandle-annya akan sangat sulit karena pemboran melewati zona interval Formasi yg lemah/lembek bertekanan serta temperature tinggi. wass, nyoto 2010/3/3 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com Pak Nyoto.. kesimpulannya harus ditanya ke Notulennya, atau mungkin mereka yang ikut. Saya hanya dapat itu dari Pak Sugeng, dan sepertinya itu dikutip dari blognya RDP. Kalau saya yang publish kesimpulannya, nanti bisa dikira 'mebelokan' data. Tapi yang saya bisa copykan sedikit adalah: Secara substansi, isi presentasi dari kedua tim tidak banyak berbeda dari pertemuan2 sebelumnya, namun kali ini dengan tambahan data yang semakin melengkapi data2 sebelumnya. Justru yang terbaru (pertama kali saya liat) adalah presentasi tentang drilling dari Mas Edi Sutriono yang menyampaikan presentasi dengan berapi-api, mungkin udah lama menahan diri (bahasa Jermannya: “*ngampet*“) untuk muncul ke permukaan karena mungkin belum dapat “*green light*” dari manajemen Lapindo. Inti dari presentasi Mas Edi itu pada dasarnya adalah untuk menangkis pendapat tim oposisi yang mengatakan semburan itu akibat dari kelalaian pengeboran. Beliau sekaligus menegaskan bahwa secara konsep dan procedural tidak ada yang salah dalam operasi pengeboran sumur Banjar Panji #1. Jadi, semburan itu keluar dari “*lubang lain*” yang direkahkan oleh gempa Yogya (gak ada hubungannya dengan lubang sumur Banjar Panji #1) – jadi murni bencana alam. Secara umum, pertemuan di Sheraton Surabaya antara kedua tim itu cukup bagus, setidaknya sebagai langkah awal untuk pertemuan2 berikutnya. Kekurangannya tentu ada, di antaranya jangka waktu presentasi yang sangat terbatas serta audience yang mixed. Banyak juga warga korban lumpur Lapindo yang hadir dan mereka terpaksa nonton perdebatan antara kedua tim tanpa memahami masalah2 teknis. Sehingga saya mengusulkan untuk diadakan pertemuan lanjutan antara kedua tim dengan host Departemen ESDM dalam sebuah meeting tertutup yang focused (dikurung 3 hari 3 malam sampai ada konsensus bersama terutama untuk tindak lanjut solusi semburan lumpur tsb, di antaranya program relief well yang sempat terhenti waktu itu karena masalah2 non-teknis). Kalau program relief well ini disetujui untuk dilakukan kembali, tim Lapindo harus rela untuk tidak terlibat langsung. Kenapa? Ya bagaimana relief well bisa sukses 2010/3/3 nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Pak Natan, Jadi apa hasil kesimpualan dari pertemuan besar di Surabaya tsb ? Yg dihadiri oleh pakar2 senior dibidangnya masing2 itu, dan sudah 2 tahun yll diadakan, koq hasilnya nggak keluar ? Kalau punya hasil kesimpulan dari pertemuan besar tsb, appreciate utk boleh di-share disini pak Natan, saya yakin haisl kesimpulan dari pertemuan besar tsb sangat menarik ditunggu oleh banya teman2 anggota IAGI disini. Atau mungkin IAGI punya file nya, mengingat pertemuan itu adalah suatu pertemuan yg sangat penting, baik secara ilmiah maupun sosial
Re: [iagi-net-l] TSUNAMI WARNING Akibat Gempa M8.8 Chile 27 Feb 2010.
Yang jelas dari yang saya baca di detik.com BMKG tidak ngawur dan juga tidak sok jagoan dengan ramalannya, tapi katanya punya data pantauan di Papua nugini dan Kep Solomon. Sedangkan Jepang bisa jadi punya data tersendiri sehingga menyimpulkan penduduk pesisirnya harus ngungsi. Hasil akhirnya kita ketahui bersama, siapa yang lebih akurat, siapa yang bertindak berlebihan. Sengaja saya tambah tanda kutip karena seperti yang dikemukakan oleh RDP, bisa jadi pihak Jepang lagi latihan dengan serius. Ya boleh-boleh saja to, ngungsikan 50ribu warga menghindari tsunami sekian centimeter. Wong negara kaya. Menurut saya tidak perlu ada kecam-mengecam di sini. Itu hanya layak seandainya ketahuan BMKG selaku pihak yang berkompeten ternyata tidak berfungsi dengan baik. Salam, Sunu. 2010/2/28 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Saya sangat menyayangkan pernyataan BMKG bahwa tsunami tidak akan sampai ke Indonesia disampaikan terlalu dini .. http://www.detiknews.com/read/2010/02/28/093831/1307783/10/bmkg-tsunami-tak-sampai-ke-indonesia Ini sebenernya dapat dipakai sepakai real global tsunami drill latihan menghadapi tsunami secara global. Bagaimana persiapan, bagaimana penyebaran informasi, dan juga bagaimana perhatian pemerintah, penolong badan-badan dunia dsb Kalau toh memang tidak terjadi hal ini perlu dipakai sebagai bahan evaluasi nantinya bila benar-benar terjadi. Jepang bahkan secara serius mengungsikan 50 ribu warganya. http://www.detiknews.com/read/2010/02/28/105728/1307798/10/jepang-evakuasi-50-ribu-warganya http://www.detiknews.com/read/2010/02/28/082608/1307761/10/jepang-juga-keluarkan-peringatan-tsunami-besar Semoga tsunami ini memang benar-benar tidak merusak Salam waspada RDP http://rovicky.wordpress.com/2010/02/28/tsunami-warning-akibat-gempa-m8-8-chile-27-feb-2010/ http://rovicky.wordpress.com/2010/02/28/ditengah-samodera-tsunami-itu-secepat-pesawat-jet/
Re: [iagi-net-l] Ada yang bisa membantu --: Airtanah? Apa dan Bagaimana Mencarinya?
Biar gak kena gugat ya pake disclaimer boss. Masa udah melanglang buana ke sana kemari, masih kalah taktis melulu sama bule-bule. 2009/6/25 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Wah jadi takut menjawab nihNtar udah dibantu kalau ada apa-apa bisa digugat juga nggak, ya ? RDP -- Forwarded message -- From: Witni donotre...@wordpress.com nda #386 Airtanah? Apa dan Bagaimana Mencarinya? Penulis : Witni E-mail : voviawi...@gmail.com Komentar: Mas aq mau tanya.. Aq mau buat project air bersih untuk sebuah dusun yang berada di pesisir pantai Sulawesi barat, sumur gali masyarakat dipinggir pantai dengan kedalam 2 meter menghasilkan air yang keruh, berbau dan asin (klu habis pasang). Sedangkan masyarakat yang berada 300 meter dari pesisir (yg tidak kena air pasang) air sumur gali 4 meter menghasilkan air yang bersih dan tidak berbau (tapi klu kemarau, debitnya berkurang). Rencananya aq mau buat sumur bor dilokasi ini, dan mengumpulkannya di water tower sebelum di supply ke masyarakat (dlm bentuk public tab). Air hanya akan di supply pagi dan sore aja (peak hour). 1. Apakah mungkin untuk membuat 2 atau 3 titik sumur bor dangkal (10 meter) dalam radius 100 meter?sehingga bisa dipakai secara bergantian untuk bisa menyupplai ke masyarakat dengan debit 15 l/s?. 2. Apakah ini akan mempengaruhi sumur masyarakat disekitar titik bor? 3. Apakah jenis pompa yang saya pakai (dengan asumsi, kedalaman sumur bor 15 meter, dan ketinggian tower 7 meter?). Terimakasih banyak -- http://rovicky.wordpress.com/2009/06/24/masih-mungkinkah-ada-letusan-gunungapi-sedahsyat-krakatau-atau-tambora/
Re: [iagi-net-l] Semburan Gas-Lumpur di Serang
Nampaknya daerah itu akan menarik untuk dijadikan lahan bagi para mahasiswa melakukan kerja praktek lapangan, seperti resistivity sounding, seismic refraksi, magnetik dll. mengingat ada obyek bawah permukaan yang tidak dalam dan menarik untuk dipetakan. Menurut saya sendiri, pemboran air termasuk sukses besar secara eksplorasi, di mana obyektive yang dicari dapat dibuktikan ada dalam jumlah yang melimpah. Air yang muncrat juga tidak pekat-pekat amat, malah cenderung ke arah jernih dan lebih masuk ke kategori air dari pada lumpur (video di Media Indonesia/metro tv). Kalau jaman kita SD dulu mungkin termasuk golongan sumber air artesis. Saya punya harapan besar, bahwa dengan persiapan yang lebih matang dan menurut saya teknologinya juga tidak perlu terlalu canggih bin mahal, maka kita dapat persembahkan kepada masyarakat setempat air jernih dari reservoir yang sama, sesuatu yang selalu mereka butuhkan hingga saat ini. Soenoe. 2009/6/23 Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com Banyak kemungkinan dari penyebab semburan ini... Mudah-mudahan ada yang bisa berbagi data kimia dari semburan. Dari data ini bisa dilihat kontribusi airtanah, gas dan faktor lainnya. Dalam berita dibawah, dikatakan bahwa selain sumur ini, ada sumur lainnya dengan kedalaman 100 meter. Ada yang bisa berbagi, kondisi sumur 100 meter ini? Mungkin ada baiknya kita mengadakan diskusi IAGI mengenai hal ini. Teknik pemboran airtanah yang semakin baik dan murah ternyata telah memungkinkan bor-bor 'pantek' untuk menyentuh zona 'overpressure'. Salam, Fajar (2448) --- On Tue, 6/23/09, an...@gc.itb.ac.id an...@gc.itb.ac.id wrote: Apakah juga mungkin semburannya berasal dari akifer air artesis yang mungkin saja terpanaskan oleh intrusi andesit(dike) yang dangkal sehingga menyebabkan terbentuknya reservoir hidrotermal ? = Minggu, 21/06/2009 15:56 WIB Lumpur di Serang Sempat Menyembur Setinggi 15 Meter Hery Winarno - detikNews Menurut dia, semburan lumpur itu berasal dari lubang yang dibor untuk mencari air bersih. Ada dua lubang yang sudah dibor. Satu lubang mencapai kedalaman 100 meter. Sedangkan satu lubang lagi berkedalaman 70 meter. Nah, semburan lumpur itu berasal dari lubang yang berkedalaman 70 meter itu, ujar dia.
Re: [iagi-net-l] Semburan Gas-Lumpur di Serang
Andang, Salut buat sampeyan yang sdh langsung inspect dan observasi di lokasi kejadian. Saat ini pertanyaan saya, bagaimana mereka menentukan titik pemboran ? Apakah sebelumnya didahului dengan pemetaan dan survey, ataukah hanya sekedar sedekat mungkin dengan lokasi yang mermbutuhkan suplai air bersih ? Konon daerah itu punya sejarah sebagai langganan semburan fluida, meskipun (yang sudah-sudah) katanya tidak membahayakan kesehatan dan hanya berlangsung beberapa hari saja (maksimum dlm seminggu sdh reda). apakah semua berasosiasi dengan pemboran dangkal, atau spontan saja ? Zona geologi macam apa yang cenderung disukai untuk nyembur ? Kita juga nunggu hasil analisa sampel gasnya. Salam, Soenoe. 2009/6/23 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Air bercampur gas punya salinitas 2300-5000 ppm diukur dengan alat mikrokonduktifitas GDA. Kemungkinan air tawar berada di 70 meter, dan itu tidak menyembur keluar,... air baru menyembur keluar ketika sudah menembus lapisan gas antara 70 s/d 104 meter. Pada waktu ngebor lubang pertama yang 104 meter dan terjadi semburan air dan gas, rangkaian pipa hendak dicabut, baru 2 joint sudah kejepit, maka rangkaian pemboran beserta bit ditinggal di dalam, kemudian bagian atas disambung dengan kerangan yang diberi 3 saluran masing2 diberi valve, untuk air dan gas, kemudian keseluruhan rangkaian disemen, istilahnya dibeton, atau di plug. Tapi air dan gas gak jadi gak keluar2 (ya jelas aja, karena sedang ditutup oleh semen dan konduit satu2nya hanya lewat bit,...yang notabene sangat sempit. Setelah merasa aman dengan ngeplug sumur 104 meter itu, maka diborlah sumur pengganti 3 meter di sebelah timurnya. Dapat 70 meter, ketemu air. Pasang casing. Setelah disemen,... ... pagi2 hari Sabtu 20 Juni jam4 subuh menyemburlah air, pasir, dan gas dari lubang kedua tersebut. Sampai 15 meter-an. Tentu saja ini akibat logis dari tertahannya tekanan di sumur pertama yang hanya berjarak 3 meter itu, karena siudah disemen. Pada saat ini semburan sudah tinggal 30-50 cm-an dan luasan permukaan antara 2 lubang tersebut melebar menjadi diameter 4 meteran dan semburan HANYA KELUAR DARI bekas lubang pertama. Lubang kedua dah nggak keluar apa-apa. Air tawarnya memang mungkin dari lapisan alluvial Ciujung. Tapi gasnya jelas dari pocket gas-sand yang dilingkupi shale calcareous Cisubuh. Sampelnya saya ambil juga. Kayaknya bukan artesis dech. Salam adb - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, June 23, 2009 3:46 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Semburan Gas-Lumpur di Serang Ya Aku stuju dugaan sunu. Kalau kedalamanya 100 meter saya rasa itu kemungkinan sumber artesis. Cuman emang perlu dilihat (dibuktikan) dimana ada singkapan batuan reservoir ini. Kalau melihat topografi sekelilingnya yg menyebabkan tekanan piezometric setinggi awal semburan emang aga sulit. Tapi kalau sekarang dibilang sekitar 1-2 meter saja ya bisa jadi reservoirnya memiliki kapasitas yield flowrate yang segitu saja Rdp On 6/23/09, Sunu Praptono sunu.prapt...@gmail.com wrote: Nampaknya daerah itu akan menarik untuk dijadikan lahan bagi para mahasiswa melakukan kerja praktek lapangan, seperti resistivity sounding, seismic refraksi, magnetik dll. mengingat ada obyek bawah permukaan yang tidak dalam dan menarik untuk dipetakan. Menurut saya sendiri, pemboran air termasuk sukses besar secara eksplorasi, di mana obyektive yang dicari dapat dibuktikan ada dalam jumlah yang melimpah. Air yang muncrat juga tidak pekat-pekat amat, malah cenderung ke arah jernih dan lebih masuk ke kategori air dari pada lumpur (video di Media Indonesia/metro tv). Kalau jaman kita SD dulu mungkin termasuk golongan sumber air artesis. Saya punya harapan besar, bahwa dengan persiapan yang lebih matang dan menurut saya teknologinya juga tidak perlu terlalu canggih bin mahal, maka kita dapat persembahkan kepada masyarakat setempat air jernih dari reservoir yang sama, sesuatu yang selalu mereka butuhkan hingga saat ini. Soenoe. 2009/6/23 Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com Banyak kemungkinan dari penyebab semburan ini... Mudah-mudahan ada yang bisa berbagi data kimia dari semburan. Dari data ini bisa dilihat kontribusi airtanah, gas dan faktor lainnya. Dalam berita dibawah, dikatakan bahwa selain sumur ini, ada sumur lainnya dengan kedalaman 100 meter. Ada yang bisa berbagi, kondisi sumur 100 meter ini? Mungkin ada baiknya kita mengadakan diskusi IAGI mengenai hal ini. Teknik pemboran airtanah yang semakin baik dan murah ternyata telah memungkinkan bor-bor 'pantek' untuk menyentuh zona 'overpressure'. Salam, Fajar (2448) --- On Tue, 6/23/09, an...@gc.itb.ac.id an...@gc.itb.ac.id wrote: Apakah juga mungkin semburannya berasal dari akifer air artesis yang mungkin saja terpanaskan oleh intrusi andesit(dike) yang dangkal sehingga menyebabkan terbentuknya reservoir hidrotermal
Re: [iagi-net-l] Re: Corporations on Trial - Volcano Lusi - Muddy Justice
Kebetulan akhir minggu ini juga diramaikan dengan munculnya semburan lumpur bercampur gas metan dan gas belerang di Serang. Apakah ada dari IAGI yang berkesempatan meninjau ke sana ? Sebagai suatu organisasi yang berkiprah di bidang geologi, tentunya masyarakat sangat mengharapkan peran serta aktif dari IAGI membantu menyelesaikan masalah lumpur, seperti halnya peran IAGI dalam masalah Lusi. Saya menghimbau IAGI mengirim team ke Serang dan dapat memberikan masukan-masukan kepada instansi yang berwenang menangani masalah lumpur ini. Salah satu berita mengenai semburan lumpur serang dapat dilihat pada link berikut: http://berita.liputan6.com/daerah/203906/234343/semburan.lumpur.dipicu.pecahnya.kantung.gas Wassalam, Soenoe. 2009/6/19 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Betul Aljazeera itu inginnya ya balance, dan juga mendapatkan info serta opini dari semua pihak. Disitu juga ada engineer dari Lapindo, pejabat terkait serta korban bencana ini. Sebagai media publikasi yg ingin menyetarakan diri dengan cnn tentusaja mereka tidak berusaha menggiring opini. Hanya mengungkap secara merata dan mewakili banyak pihak. Sakjannya opini serta komentar rekan-rekan disini bisa ditampung lewat webnya aljazeera juga. Silahkan saja ngisi komentar dan pendapat disana. Salam whik en Rdp On 6/19/09, Wahyudi Adhiutomo wahyudi.adhiut...@gmail.com wrote: Sudah... Sudah... :-) Bahaya kalo CAP LOCKnya nggak dilepas nanti lama-lama bukan diskusi jadinya :-D hehehehe Tayangan dari tivi Arab itu menurut saya sih... Tidak menyimpulkan sesuatu hanya membawa pemirsanya untuk menyimpulkan sendiri. Salute, .Yudi using Eseries with mobile connection -Original Message- From: OK Taufik Sent: 19/06/2009 18:11:02 Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Corporations on Trial - Volcano Lusi - Muddy Justice Amirin...eh..aminin On Fri, Jun 19, 2009 at 7:08 PM, Rendra Amirin rendra.ami...@gmail.comwrote: Para Pembaca yang terhormat: PERDEBATAN, SEMINAR, DISKUSI ILMIAH, REFERENSI SCIENTIST, INVESTIGASI, TERMASUK PENALARAN PIKIR ORANG AWAM SEKALIPUN MENYIMPULKAN, BAHWA PERKARA LUSI INI ADALAH KESALAHAN MANUSIA SEMATA TITIK, SIAPA ITU?...SAYANGNYA..MANUSIA ITU SENDIRI YANG MENGELABUI DIRI SENDIRI, BERBOHONG DAN MANIPULASI KEPADA ORANG LAINDAN SAYANGNYA LAGI TIDAK SATUPUN ORANG YANG BERKUASA DI NEGERI INI BERANI MENGATAKAN YANG BENAR ADALAH BENAR, DAN YANG SALAH TETAP SALAH.. HANCURNYA BUMI DAN ALAM SEMESTA INI ADALAH AKIBAT PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI (AL-QUR'AN). Wassalam RA On Fri, Jun 19, 2009 at 10:55 AM, Ismail Zaini lia...@indo.net.id wrote: Dalam debat Capres semalem , Program JK untuk Lusi akan segera ( Lebih Cepat Lebih Baik ) mencari Teknologi untuk menanggulani nya disamping memperbaiki infra strukturnya , . SBY akan Lanjutkan pengannnya yg sdh ada dan MG akan mneyrahkan ke hukum untuk menentukan perbedaan pendapat ttg lusi , kira gitulah yang saya tangkap jawaban mereka ( kalau tdk salah tangkap ) ( dalam bebat Capres tadi malem salah satu pertaannya kepada ketiga Capres ttg Lusi ) ISM - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; iatmi-kl iatmi...@googlegroups.com; hula...@googlegroups.com; migas_indone...@yahoogroups.com Sent: Friday, June 19, 2009 10:14 AM Subject: [iagi-net-l] Fwd: Corporations on Trial - Volcano Lusi - Muddy Justice Sebuah tayangan menarik dari AlJazeera tentang Semburan Lusi. Bisa ditonton di siaran AlJazeera maupun di web dibawah ini. Mereka sangat mengharapkan feedback dari tayangan ini, silahkan email AlJazeera lewat webnya. Salam RDP -- Forwarded message -- From: Stania Puspawardhani sta...@gmail.com Date: Thu, Jun 18, 2009 at 6:16 PM Subject: Corporations on Trial - Volcano Lusi - Muddy Justice To: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dear Friends, I would like to alert you to the screening of our last film in the ‘Corporations on Trial’ series. It is called “Volcano Lusi - Muddy Justice and was filmed in Indonesia. “Three years ago mud volcano Lusi erupted in Indonesia, swallowing up 12 villages and displacing at least 40,000 people. International scientists and Indonesian activists allege that this is a man-made disaster, pointing to a gas drilling company owned by Indonesia’s minister for Social Welfare as the cause of the eruption. The company, Lapindo Brantas, insists an earthquake was the cause and lawyers are facing an uphill battle to gain compensation for the victims. As the courts keep ruling against their case, rumours about political interference are growing. As always you can watch the film online on our special ‘Corporations on Trial’ webpage:
Re: [iagi-net-l] Kalila Weekly Meeting
Wah case salah pencet begini termasuk jarang di ajang IAGInet, jadi bisa diusulkan masuk ke museum kelirumologi. Soen. 2009/6/15 Setiabudi Djaelani setiabudi.djael...@energi-mp.com Pak Budi, Mohon hadir pada Kalila weekly meeting jam 10.00 pagi ini, untuk bicara dengan lapangan siapa yang mewakili fungsi terkait untuk meeting dg Management SUPP di Pekanbaru terkait masalah Fire Incident Near Baru-2. Salam, Setiabudi PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -