Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
Sekedar tambahan. Selama 41 tahun bekera di perminyakan, khususnya eksplorasi, selalu terulang kisah seperti yang sedang kita bicaraka ini, khususnya di Pertamina. Eksplorasi ditingkatkan, kemudian di minimumkan (hampir stop), diperdebatkan, diaktifkan lagi, di-rem lagi dan seterusnya berulang terus. Kalau tentang alasan teknis, semua pihak yang berbeda pendapat dapat berargumen sama2 meyakinkan. Satu hal yang sebenarnya menjadi faktor utama tetapi tidak diungkapkan adalah ketersediaan dana. Kalau dana tidak ada lalu mau eksplorasi pakai apa. Cari pinjaman, wahhh pinjam dana untuk eksplorasi biasanya sulit. Mau pinjam pakai tanggungan hasil produksi yang ada saat ini, ini bisa cuma yang punya produksi (ujungnya di dept keuangan) tidak mengijinkan barangkali. Akhirnya jawaban pamungkas adalah " itu policy pemerintah" yang dapat diterjemahkan " si Dul can do no wrong". Jangan ditanggapi serius a, selamat mengayati "Earth Day" Yangkung --- On Wed, 21/4/10, Rovicky Dwi Putrohari wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari Subject: Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, 21 April, 2010, 8:15 AM "Pemerintah menegaskan belum saatnya Pertamina melakukan eksplorasi *ke daerah lain* karena ". Kalau dibaca sesuai diatas, yang saya tangkap adalah perlunya Pertamina meningkatkan produksi dan masih 'boleh' eksplorasi dari lapangan yg sudah dimiliki saat ini. Kalau saya baca positip pernyataan itu saja, maka ini perlu ditunjukkan kehebohan .. eh kehebatannya dalam mengelola lapangan yg sudah dioperasikan saat ini. Mungkin salah satunya dengan cara benchmarking dengan perusahaan2 senada (NOC lain). Saya rasa PTM perlu menunjukkan hal ini supaya pemerintah juga tahu performancenya hingga kini. Selamat Hari Kartini !! RDP -- You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it any way ... not just discuss it in the hall way.
RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) -
lunch bersama) atau kirim surat saja. Karena hingga kini model komunikasi pusat dan daerah ala courtesy call masih dimainkan oleh pemegang otoritas sector migas maka daerah kerap menjadi "penghambaat" lajunya operator dalam mengeksekusi program-programnya. Disinilah kunci masalah, bahwa partisipasi aktif semua stakeholders belum digali optimal dengan visi dan persepsi yang sama untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Karena tidak ada komunikasi yang setara dan holistic maka daerah hanya "minta jatah bersih" saja tanpa berupaya apa-apa untuk mengakselerasikan kelancaran operasi migas di wilayahnya. Sudah saatnya, komunikasi "kami" dan "kamu" ditinggalkan oleh pemegang otoritas migas Indonesia lewat kelahiran semangat baru: komunikasi kerja dengan basis "kita" (regulator, operator, pemda) agar upaya peningkatan produksi migas Indonesia dapat menyentuh target APBN. Tabik; RnB -Original Message----- From: Sigit [mailto:si...@epintl.com] Sent: Wednesday, April 21, 2010 10:02 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) - LATERAL EXPLORATION Rekan2, Ikut ngramein ah... Tanpa mengetahui detail konteks pembicaraan Ibu Evita, apa yang diucapkan Ibu Evita dapat diinterpretasikan dari sisi lain: Saya melihat itu hanya ungkapan bentuk rasa kekecewaan atas kinerja Pertamina dan tekanan dari pihak pemerintah untuk mencapai target produksi nasional. Hal ini mungkin yang membuat beliau kebablasan dalam mengomentari sebuah event. Tapi kalau diambil positive-nya, mungkin bisa kita ambil manfaatnya sebagai wacana mawas diri apakah yang sudah kita lakukan betul2 sudah maksimal dalam rangka meng-exploitasi minyak yang ada di sebuah lapangan. Saya melihat memang ada kecenderungan kita2 sebagai geoscientist/engineer meng-under estimate kompleksitas reservoir/geologi yang ada dari sebuah lapangan. Yang membuat recoverable minyak-nya menjadi tidak optimum. Beberapa contoh seperti lapangan minyak Duri di Sumatra. Sebuah antiklin sederhana dengan fault sytem yang tidak terlalu komplek, dengan jumlah sumur yang sudah ribuan dengan interval yang sangat dekat, dan sudah di EOR secara massive, tapi masih saja ada minyak yang tidak ter-swept. Tidakkah ini memberi pelajaran ke kita bahwa sebenarnya reservoir yang kita hadapi lebih komplek dari yang kita pikirkan (read: model-kan). Saya dengar Chevron ingin memperpanjang kontrak lapangan ini walaupun sudah di EOR cukup lama. Chevron Thailand bahkan mendidik junior2 Geoscientist (jumlahnya puluhan..) untuk meningkatkan keahliannya di geomodeling agar mereka bisa lebih memahami kompleksitas reservoirs geologi di asset field mereka dengan lebih baik. Dan Junior-2 ini ditargetkan dan "di-empowered" untuk bisa meningkatkan produksi dengan intensive infill wells program berdasarkan hasil geo-modeling mereka. Dan hasilnya sangat positive, saya lupa angka penambahan produksi. Seingat saya berkisar total sekitar 40,000 barrel/day. Beberapa minggu lalu, sebuah basement high di Vietnam di drill lagi dan ngocor sekitar 1000 barel/day dari sebuah fracture. Padahal 4 tahun yang lalu, di basement-high yg sama (400 meter dari lokasi sekarang) sudah di drill sampai basement tapi gak ada minyaknya karena penjelasan saat itu mengatakan tidak punya effective cap-rock di atasnya walaupun beberapa nice fractures dijumpai. Dengan hanya sekedar merubah fault model, dan memodelkan kemungkinan adanya trapping system yg berbeda, akhirnya mereka berani drill lagi. Apalah istilahnya.."Thinking Out Of The Box" dll... Dari sedikit contoh diatas, ternyata masih banyak yang kita tidah tau atas reservoir yang kita kerjain tiap hari disebabkan level kompleksitasnya yang tinggi dan kita sering under-estimate ke-kompleksitas-an tersebut. (Ada orang bilang: I don't even know my wife, even thogh I sleep with her everyday)Saya yakin rekan2 banyak contoh kasus yang lain...Banyak konsultan saya yang sering cerita pengalaman ke saya bagaimana mereka berani merubah model interpretasi yang lama ditempat kerja mereka yang baru. Terkadang model yang sudah dipercaya berpuluh-puluh tahun, dengan model yang baru. Dan saya bangga terhadap keberanian dan antusiasme mereka. Tanpa mengurangi jerih payah Pertamina selama ini, mungkin yang Ibu Evita tekankan, tidakkah seharusnya kita mengedepankan "LATERAL EXPLORATION" (istilah: mencari poket2 minyak dari reservoir yang sudah ada minyaknya, (dari pada "VERTICAL EXPLORATION" (istilah: mencari minyak dilahan baru yang penuh resiko). Bukan berarti Lateral Exploration tidak ada resiko dan bukan berarti menghentikan usaha Explorasi Vertikal. Tapi paling tidak resikonya lebih kecil, dengan petroleum system yang sudah terbukti. Hanya perlu kacamata baru dan usaha yang lebih, sehingga lapangan yang kita kerjakan menjadi lebih menarik dan masih potensial. Dulu orang tua kita selalu bilang: " Le thole...nek manga
RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) - LATERAL EXPLORATION
Rekan2, Ikut ngramein ah... Tanpa mengetahui detail konteks pembicaraan Ibu Evita, apa yang diucapkan Ibu Evita dapat diinterpretasikan dari sisi lain: Saya melihat itu hanya ungkapan bentuk rasa kekecewaan atas kinerja Pertamina dan tekanan dari pihak pemerintah untuk mencapai target produksi nasional. Hal ini mungkin yang membuat beliau kebablasan dalam mengomentari sebuah event. Tapi kalau diambil positive-nya, mungkin bisa kita ambil manfaatnya sebagai wacana mawas diri apakah yang sudah kita lakukan betul2 sudah maksimal dalam rangka meng-exploitasi minyak yang ada di sebuah lapangan. Saya melihat memang ada kecenderungan kita2 sebagai geoscientist/engineer meng-under estimate kompleksitas reservoir/geologi yang ada dari sebuah lapangan. Yang membuat recoverable minyak-nya menjadi tidak optimum. Beberapa contoh seperti lapangan minyak Duri di Sumatra. Sebuah antiklin sederhana dengan fault sytem yang tidak terlalu komplek, dengan jumlah sumur yang sudah ribuan dengan interval yang sangat dekat, dan sudah di EOR secara massive, tapi masih saja ada minyak yang tidak ter-swept. Tidakkah ini memberi pelajaran ke kita bahwa sebenarnya reservoir yang kita hadapi lebih komplek dari yang kita pikirkan (read: model-kan). Saya dengar Chevron ingin memperpanjang kontrak lapangan ini walaupun sudah di EOR cukup lama. Chevron Thailand bahkan mendidik junior2 Geoscientist (jumlahnya puluhan..) untuk meningkatkan keahliannya di geomodeling agar mereka bisa lebih memahami kompleksitas reservoirs geologi di asset field mereka dengan lebih baik. Dan Junior-2 ini ditargetkan dan "di-empowered" untuk bisa meningkatkan produksi dengan intensive infill wells program berdasarkan hasil geo-modeling mereka. Dan hasilnya sangat positive, saya lupa angka penambahan produksi. Seingat saya berkisar total sekitar 40,000 barrel/day. Beberapa minggu lalu, sebuah basement high di Vietnam di drill lagi dan ngocor sekitar 1000 barel/day dari sebuah fracture. Padahal 4 tahun yang lalu, di basement-high yg sama (400 meter dari lokasi sekarang) sudah di drill sampai basement tapi gak ada minyaknya karena penjelasan saat itu mengatakan tidak punya effective cap-rock di atasnya walaupun beberapa nice fractures dijumpai. Dengan hanya sekedar merubah fault model, dan memodelkan kemungkinan adanya trapping system yg berbeda, akhirnya mereka berani drill lagi. Apalah istilahnya.."Thinking Out Of The Box" dll... Dari sedikit contoh diatas, ternyata masih banyak yang kita tidah tau atas reservoir yang kita kerjain tiap hari disebabkan level kompleksitasnya yang tinggi dan kita sering under-estimate ke-kompleksitas-an tersebut. (Ada orang bilang: I don't even know my wife, even thogh I sleep with her everyday)Saya yakin rekan2 banyak contoh kasus yang lain...Banyak konsultan saya yang sering cerita pengalaman ke saya bagaimana mereka berani merubah model interpretasi yang lama ditempat kerja mereka yang baru. Terkadang model yang sudah dipercaya berpuluh-puluh tahun, dengan model yang baru. Dan saya bangga terhadap keberanian dan antusiasme mereka. Tanpa mengurangi jerih payah Pertamina selama ini, mungkin yang Ibu Evita tekankan, tidakkah seharusnya kita mengedepankan "LATERAL EXPLORATION" (istilah: mencari poket2 minyak dari reservoir yang sudah ada minyaknya, (dari pada "VERTICAL EXPLORATION" (istilah: mencari minyak dilahan baru yang penuh resiko). Bukan berarti Lateral Exploration tidak ada resiko dan bukan berarti menghentikan usaha Explorasi Vertikal. Tapi paling tidak resikonya lebih kecil, dengan petroleum system yang sudah terbukti. Hanya perlu kacamata baru dan usaha yang lebih, sehingga lapangan yang kita kerjakan menjadi lebih menarik dan masih potensial. Dulu orang tua kita selalu bilang: " Le thole...nek mangan kudu sing resik, mengko rejekine dijukuk wong liyo" (Baca: Nak nak..kalau makan harus yang bersih, biar rejekinya gak diambil orang). Hanya sebuah interpretasi dari yang Ibu Evita ucapkan. Salam dan sukses selalu, Sigit Managing Geoscience Entrepreneurship EP International Malaysia -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:taufik.ma...@gmail.com] Sent: Wed 4/21/2010 9:07 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) Sahabat seprofesi yang saya hormati, Menarik statemen dari Ibu Evita dan bila dikaitkan dengan pernyataan Beliau dari forum IAGI - JSC hari Rabu, 8 April 2010 yll (mudah2 an ada notulen dari notulisnya Pak Batara dan Rovicky), memang banyak kondisi yang harus diperhatikan untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Beberapa faktor seperti data, dana, infra struktur sampai investasi, khususnya di Indonesia Timur menjadi tantangan untuk menjawab masalah ini. Namun menurut saya, memang indutsri migas itu serba high risk, high cost dan high technology, tapi sepatutnya e
Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
"Pemerintah menegaskan belum saatnya Pertamina melakukan eksplorasi *ke daerah lain* karena ". Kalau dibaca sesuai diatas, yang saya tangkap adalah perlunya Pertamina meningkatkan produksi dan masih 'boleh' eksplorasi dari lapangan yg sudah dimiliki saat ini. Kalau saya baca positip pernyataan itu saja, maka ini perlu ditunjukkan kehebohan .. eh kehebatannya dalam mengelola lapangan yg sudah dioperasikan saat ini. Mungkin salah satunya dengan cara benchmarking dengan perusahaan2 senada (NOC lain). Saya rasa PTM perlu menunjukkan hal ini supaya pemerintah juga tahu performancenya hingga kini. Selamat Hari Kartini !! RDP -- You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it any way ... not just discuss it in the hall way.
Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
Sahabat seprofesi yang saya hormati, Menarik statemen dari Ibu Evita dan bila dikaitkan dengan pernyataan Beliau dari forum IAGI - JSC hari Rabu, 8 April 2010 yll (mudah2 an ada notulen dari notulisnya Pak Batara dan Rovicky), memang banyak kondisi yang harus diperhatikan untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Beberapa faktor seperti data, dana, infra struktur sampai investasi, khususnya di Indonesia Timur menjadi tantangan untuk menjawab masalah ini. Namun menurut saya, memang indutsri migas itu serba high risk, high cost dan high technology, tapi sepatutnya eksplorasi tetap menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan produksi migas, selain faktor pengembangan. Bila mau merubah / meningkatkan produksi di masa depan adalah tetap konsisten dan bahkan memperbaiki target eksplorasi dengan mencari daerah baru atau terobosan dengan teknologi yang tepat guna (tidak harus baru namun efektif manfaatnya). Banyak "lesson learn" yang dapat diambil dari manapun sebagai pelajaran untuk perbaikan di masa depan. Beberapa rekan kita yang berkarya di negara lain, tentunya akan mau sharing ide untuk memajukan industri migas nasional. Khusus untuk pengembangan dari lapangan yang sudah / akan berproduksi (development field), saya mencoba berbagi pengalaman yang didapat ketika ditugaskan di PCSB untuk divisi pengembangan pada bagian resources maturation. Intinya untuk mengembangkan lapangan yang sudah ada, selain teknologi yang umum dipakai seperti EOR dll, perlu ada kajian dan terobosan baru untuk memaksimalkan produksi. Beberapa lapangan kecil (istilahnya Small Field) yang dikategorikan berdasarkan jumlah resources yang kecil namun masih bisa diproduksi dengan cara menekan biaya operasional atau pengembangannya digabungkan dengan lapangan produksi yang terdekat. Mungkin masalah yang timbul adalah beda kepemilikan antara Pertamina, KKKS dll namun dengan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak dengan BPMIGAS sebagai fasilitator, masalah itu seharusnya bisa diselesaikan dengan baik. Kuncinya adalah mau mencoba teknologi atau terobosan baru sebagai "pilot project". Kesimpulannya menurut saya, Indonesia masih bisa meningkatkan produksi baik melalui kegiatan eksplorasi maupun pengembangan. Semua hal yang ada menjadi tantangan untuk diselesaikan secara komprehensif dengan keuntungan bagi semua pihak. Semoga berjaya Indonesia dan demikian sekedar sharing ide dari saya untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Maaf bila ada yang kurang berkenan karena saya juga insan yang khilaf. Wassalam TAM 2010/4/21 yanto R.Sumantri > > > Rekan rekan > > Menarik statement Ibu Evita ini. > Kita harus > melihatnya secara lebih hati hati . > Kalau Dirjen mengatakan hal ini > dalam haubungman dengan tempat/event dia berbicara maka benar kalau dia > mengatakan "agar Pertamina melakukan usaha maksimal dalam > memproduksikan lapangan lapangan yang dimilikinya , al dengan teknologi > yang lebih maju". Nah disini dia harus STOP , karena statemen > seterusnya saya kira tidak berkaitan langsung dengan event dia berbicara > yaitu "meningkatkan produksi migas Indonesia saat ini". > > Mengenai eksplorasi , beliau mungkin lupa (karea event yang baru > diikutinya itu) , bahwa Pertamina EP harus tumbuh dan tumbuhnya Pertamina > EP hanya dapat dijamin apabila ditemukan cadangan baru dimana saja yang > mungkin. > > Sayang sekali Ibu Dirjen kurang mendukung strategi > Pertamina EP yang sangat progresif dalam melakukan eksplorasinya . > Semoga ada yang mengingatkan. > > Si Abah > > > > > Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari > > > strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang > > telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain > yang > > seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang. > Tentu bukan > > berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat > jalan bareng toh. > > > > Sudahlah, ndak usah > didramatisir. > > > > Salam > > mnw93 > > > > 2010/4/20 Amir Al Amin : > >> > > >> "Pertamina fokus dulu apa yang dia > punya sekarang. Kalau eksplorasi itu > >> butuh dana yang tinggi. > Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah > >> kerja yang > dimilikinya," ujar Evita. > > > > > > -- > > - when one teaches, two learn - > > http://www.geotutor.tk > > http://www.linkedin.com/in/minarwan > > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, > lam...@gc.itb.ac.id > > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, > mohammadsyai...@gmail.com > > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 > departemen, banyak biro... > > > > > > Ayo siapkan diri! > > Hadirilah PIT ke-39 IAGI, > Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember > > 2010 > > > > - > > To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > > To subscribe
Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
Rekan rekan Menarik statement Ibu Evita ini. Kita harus melihatnya secara lebih hati hati . Kalau Dirjen mengatakan hal ini dalam haubungman dengan tempat/event dia berbicara maka benar kalau dia mengatakan "agar Pertamina melakukan usaha maksimal dalam memproduksikan lapangan lapangan yang dimilikinya , al dengan teknologi yang lebih maju". Nah disini dia harus STOP , karena statemen seterusnya saya kira tidak berkaitan langsung dengan event dia berbicara yaitu "meningkatkan produksi migas Indonesia saat ini". Mengenai eksplorasi , beliau mungkin lupa (karea event yang baru diikutinya itu) , bahwa Pertamina EP harus tumbuh dan tumbuhnya Pertamina EP hanya dapat dijamin apabila ditemukan cadangan baru dimana saja yang mungkin. Sayang sekali Ibu Dirjen kurang mendukung strategi Pertamina EP yang sangat progresif dalam melakukan eksplorasinya . Semoga ada yang mengingatkan. Si Abah > Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari > strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang > telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain yang > seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang. Tentu bukan > berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat jalan bareng toh. > > Sudahlah, ndak usah didramatisir. > > Salam > mnw93 > > 2010/4/20 Amir Al Amin : >> > >> "Pertamina fokus dulu apa yang dia punya sekarang. Kalau eksplorasi itu >> butuh dana yang tinggi. Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah >> kerja yang dimilikinya," ujar Evita. > > > -- > - when one teaches, two learn - > http://www.geotutor.tk > http://www.linkedin.com/in/minarwan > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember > 2010 > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
Ikut komentar : Dulu waktu saya kuliah, prof kami pernah menyatakan makna Eksplorasi dalam definisi lain, adalah: " mencari cadangan minyak/gas baru untuk menggantikan sejumlah minyak/gas yang kita konsumsikan sekarang ini". Ini artinya kalau kegiatan eksplorasi minyak/gas di stop/ di slow down kan sekarang ini, akan berdampak pada penurunan jumlah cadangan / proven reserve /produksi minyak/gas kita pada 3-5 tahun mendatang. Karena untuk dapat mengembangangkan suatu penemuan deposit minyak/gas/ eksplorasi baru, masih diperlukan waktu sekitar 3-5 tahun untuk pengembangannya ke tahapan produksi..." Salam, YuYu -Original Message- From: Amir Al Amin [mailto:amir.al.a...@gmail.com] Sent: 20 April 2010 15:10 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) Saya tebak Dirjen Migas bukan seorang geologist. Bandingkan dengan berita 2 hari lalu "*Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru".* Selasa, 20/04/2010 13:00 WIB Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru *Ramdhania El Hida* - detikFinance*Jakarta* - Pemerintah menegaskan belum saatnya Pertamina melakukan eksplorasi ke daerah lain karena masih banyaknya sumur minyak tua yang dianggap belum berproduksi maksimal. Pertamina harus fokus melakukan pembenahan (*Enhanced Oil Recovery*/EOR) terhadap sumur-sumur tua yang telah dimilikinya. Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Evita Legowo usai Seminar Tantangan dan Peluang Meningkatkan Produksi Migas Nasional di Hotel Nikko, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (20/4/2010). "Pertamina fokus dulu apa yang dia punya sekarang. Kalau eksplorasi itu butuh dana yang tinggi. Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah kerja yang dimilikinya," ujar Evita. Evita menyatakan, teknologi EOR tersebut baru digunakan Pertamina sebanyak 35% terhadap sumur-sumur yang dimilikinya. Padahal jika teknologi bisa digunakan secara optimal, maka Pertamina bisa meningkatkan produksinya hingga 70%. "Tergantung kondisi lapangan sendiri. Namun, saya melihat potensi (peningkatan produksi) masih sangat besar," tukasnya. *(nia/dnl). *Minggu, 18/04/2010 15:22 WIB *Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru* *Suhendra* - detikFinance *Jakarta* - PT Pertamina berhasil menemukan ladang minyak dan gas (migas) baru, setelah eksplorasi PT Pertamina EP di Sumur Akasia Bagus (ABG)-1, Desa Jati Munggul, Kecamatan Cikidung, Indramayu Jawa Barat, dengan struktur hidrokarbon didominasi gas. Hasil uji sumur ABG-1 menunjukkan kemampuan produksi gas sebesar 8,6 juta kaki kubik (MMSCFD) dan 180 barrel per hari (BOPD) Condensate. Demikian siaran pers Pertamina EP yang diterima detikFinance, Minggu (18/4/2010). Direktur Eksplorasi & Pengembangan PT Pertamina EP Syamsu Alam mengatakan bahwa temuan ini merupakan salah satu hasil dari upaya agresif Pertamina EP untuk memperoleh cadangan Migas baru. Pada 2010 Pertamina EP gencar melaksanakan eksplorasi dengan target pemboran 26 sumur eksplorasi diberbagai daerah serta pelaksanaan 1345 km2 survey seismic 3 D (tiga dimensi) dan 721 km survey 2 D (dua dimensi). "Percepatan program eksplorasi ini sebagai upaya stategis untuk meningkatkan cadangan Migas dalam mendukung pertumbuhan produksi," katanya. Menurutnya penemuan cadangan gas baru di Indramayu ini diharapkan dapat memperkuat posisi Pertamina EP selaku produsen gas terbesar untuk kebutuhan domestik dengan tingkat produksi gas saat ini mencapai 1058 MMSCFD (juta kaki kubik perhari). Dari jumlah tersebut 34 % dipasok kepada Perusahaan Gas Negara (PGN), 25% untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, untuk industri 20% dan 18% untuk pupuk, dan 3% lainnya untuk kebutuhan Kilang Pertamina. Sumur ABG-1 yang ditajak pada 5 Desember 2009 dan berhasil mencapai kedalaman akhir 3100 m pada 22 Maret 2010 dengan target utama lapisan Batugamping Formasi Baturaja dan lapisan Formasi Cibulakan Atas dan Formasi Parigi. Tahapan selanjutnya akan dilakukan evaluasi menyeluruh tentang kondisi bawah permukaan untuk selanjutnya dilakukan pemboran sumur deliniasi. Untuk pengembangan kedepan diharapkan kandungan Gas dari daerah ini dapat mendukung upaya pemenuhan kebutuhan Gas di Jawa Barat. Kinerja Pertamina EP terus mengalami peningkatan yang signifikan. Produksi Minyak Pertamina EP terus mengalami peningkatan sejak 2003 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (Capital Average Gross Ratio/CAGR) mencapai 3,1% dari level produksi 95,6 ribu barrel per hari (MBOPD) di 2003 menjadi 102,2 MBOPD di 2006. Produksi ini mengalami pertumbuhan 6,7% di 2007 menjadi 110,3 MBOPD dan kembali naik sebesar 7,8% di 2008 dengan produksi rata-rata Pertamina EP 2008 mencapai 116,6 MBOPD. Pada tahun 2009, Pertamina EP berhasil meningkatkan realisasi produksi sebesar 9% dengan pencapaian 127,1 ribu barel per hari. Sementara itu produksi gas Pertamina EP juga mengalami peningka
Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain yang seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang. Tentu bukan berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat jalan bareng toh. Sudahlah, ndak usah didramatisir. Salam mnw93 2010/4/20 Amir Al Amin : > > > "Pertamina fokus dulu apa yang dia punya sekarang. Kalau eksplorasi itu > butuh dana yang tinggi. Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah > kerja yang dimilikinya," ujar Evita. -- - when one teaches, two learn - http://www.geotutor.tk http://www.linkedin.com/in/minarwan PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
Saya masih belum ngerti wewenang dan peran masing2 Dirjen MIGAS, BP MIGAS LEMIGAS ada lembaga MIGAS yang lain? Mungkin ada yang bisa ngasih pencerahan. 2010/4/20 Eko Prasetyo > Bukan hanya diragukan sebagai seorang geologist, > diragukan juga apa pernah kerja di minyak (kalo pernah, ya sorry ;) ) > -- *** Amir Al Amin Operations/ Wellsite Geologist (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com amir.al.amin[at]gmail.com
Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
Bukan hanya diragukan sebagai seorang geologist, diragukan juga apa pernah kerja di minyak (kalo pernah, ya sorry ;) )
[iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
Saya tebak Dirjen Migas bukan seorang geologist. Bandingkan dengan berita 2 hari lalu "*Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru".* Selasa, 20/04/2010 13:00 WIB Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru *Ramdhania El Hida* - detikFinance*Jakarta* - Pemerintah menegaskan belum saatnya Pertamina melakukan eksplorasi ke daerah lain karena masih banyaknya sumur minyak tua yang dianggap belum berproduksi maksimal. Pertamina harus fokus melakukan pembenahan (*Enhanced Oil Recovery*/EOR) terhadap sumur-sumur tua yang telah dimilikinya. Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Evita Legowo usai Seminar Tantangan dan Peluang Meningkatkan Produksi Migas Nasional di Hotel Nikko, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (20/4/2010). "Pertamina fokus dulu apa yang dia punya sekarang. Kalau eksplorasi itu butuh dana yang tinggi. Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah kerja yang dimilikinya," ujar Evita. Evita menyatakan, teknologi EOR tersebut baru digunakan Pertamina sebanyak 35% terhadap sumur-sumur yang dimilikinya. Padahal jika teknologi bisa digunakan secara optimal, maka Pertamina bisa meningkatkan produksinya hingga 70%. "Tergantung kondisi lapangan sendiri. Namun, saya melihat potensi (peningkatan produksi) masih sangat besar," tukasnya. *(nia/dnl). *Minggu, 18/04/2010 15:22 WIB *Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru* *Suhendra* - detikFinance *Jakarta* - PT Pertamina berhasil menemukan ladang minyak dan gas (migas) baru, setelah eksplorasi PT Pertamina EP di Sumur Akasia Bagus (ABG)-1, Desa Jati Munggul, Kecamatan Cikidung, Indramayu Jawa Barat, dengan struktur hidrokarbon didominasi gas. Hasil uji sumur ABG-1 menunjukkan kemampuan produksi gas sebesar 8,6 juta kaki kubik (MMSCFD) dan 180 barrel per hari (BOPD) Condensate. Demikian siaran pers Pertamina EP yang diterima detikFinance, Minggu (18/4/2010). Direktur Eksplorasi & Pengembangan PT Pertamina EP Syamsu Alam mengatakan bahwa temuan ini merupakan salah satu hasil dari upaya agresif Pertamina EP untuk memperoleh cadangan Migas baru. Pada 2010 Pertamina EP gencar melaksanakan eksplorasi dengan target pemboran 26 sumur eksplorasi diberbagai daerah serta pelaksanaan 1345 km2 survey seismic 3 D (tiga dimensi) dan 721 km survey 2 D (dua dimensi). "Percepatan program eksplorasi ini sebagai upaya stategis untuk meningkatkan cadangan Migas dalam mendukung pertumbuhan produksi," katanya. Menurutnya penemuan cadangan gas baru di Indramayu ini diharapkan dapat memperkuat posisi Pertamina EP selaku produsen gas terbesar untuk kebutuhan domestik dengan tingkat produksi gas saat ini mencapai 1058 MMSCFD (juta kaki kubik perhari). Dari jumlah tersebut 34 % dipasok kepada Perusahaan Gas Negara (PGN), 25% untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, untuk industri 20% dan 18% untuk pupuk, dan 3% lainnya untuk kebutuhan Kilang Pertamina. Sumur ABG-1 yang ditajak pada 5 Desember 2009 dan berhasil mencapai kedalaman akhir 3100 m pada 22 Maret 2010 dengan target utama lapisan Batugamping Formasi Baturaja dan lapisan Formasi Cibulakan Atas dan Formasi Parigi. Tahapan selanjutnya akan dilakukan evaluasi menyeluruh tentang kondisi bawah permukaan untuk selanjutnya dilakukan pemboran sumur deliniasi. Untuk pengembangan kedepan diharapkan kandungan Gas dari daerah ini dapat mendukung upaya pemenuhan kebutuhan Gas di Jawa Barat. Kinerja Pertamina EP terus mengalami peningkatan yang signifikan. Produksi Minyak Pertamina EP terus mengalami peningkatan sejak 2003 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (Capital Average Gross Ratio/CAGR) mencapai 3,1% dari level produksi 95,6 ribu barrel per hari (MBOPD) di 2003 menjadi 102,2 MBOPD di 2006. Produksi ini mengalami pertumbuhan 6,7% di 2007 menjadi 110,3 MBOPD dan kembali naik sebesar 7,8% di 2008 dengan produksi rata-rata Pertamina EP 2008 mencapai 116,6 MBOPD. Pada tahun 2009, Pertamina EP berhasil meningkatkan realisasi produksi sebesar 9% dengan pencapaian 127,1 ribu barel per hari. Sementara itu produksi gas Pertamina EP juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 sebesar 955 MMSCFD meningkat menjadi 980 MMSCFD pada tahun 2007. Peningkatan terus terjadi pada 2008 mencapai 1.003 MMSCFD dan naik menjadi 1.043 pada 2009. Pertamina EP adalah produsen minyak dan gas terbesar kedua di Indonesia. Pada tahun 2009, pencapaian produksi minyak Pertamina EP berhasil menembus angka operasi produksi 127,1 ribu barel per hari. Angka tersebut berada di atas target produksi yang ditetapkan sebesar 125,5 ribu barel per hari. Sementara itu, angka operasi produksi gas Pertamina EP pada tahun 2009 mencapai 1,04 miliar kaki kubik per hari. *(hen/dro)* * ***