Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-21 Terurut Topik basuki puspoputro
Sekedar tambahan.
 
Selama 41 tahun bekera di perminyakan, khususnya eksplorasi, selalu terulang 
kisah seperti yang sedang kita bicaraka ini, khususnya di Pertamina. Eksplorasi 
ditingkatkan, kemudian di minimumkan (hampir stop), diperdebatkan, diaktifkan 
lagi, di-rem lagi dan seterusnya berulang terus. Kalau tentang alasan teknis, 
semua pihak yang berbeda pendapat dapat berargumen sama2 meyakinkan. Satu hal 
yang sebenarnya menjadi faktor utama tetapi tidak diungkapkan adalah 
ketersediaan dana. Kalau dana tidak ada lalu mau eksplorasi pakai apa. Cari 
pinjaman, wahhh pinjam dana untuk eksplorasi biasanya sulit. Mau pinjam pakai 
tanggungan hasil produksi yang ada saat ini, ini bisa cuma yang punya produksi 
(ujungnya di dept keuangan) tidak mengijinkan barangkali. Akhirnya jawaban 
pamungkas adalah " itu policy pemerintah" yang dapat diterjemahkan " si Dul can 
do no wrong". Jangan ditanggapi serius a, selamat mengayati "Earth Day"
 
Yangkung

--- On Wed, 21/4/10, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:


From: Rovicky Dwi Putrohari 
Subject: Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, 21 April, 2010, 8:15 AM


"Pemerintah menegaskan belum  saatnya Pertamina melakukan eksplorasi *ke
daerah lain* karena  ".
Kalau dibaca sesuai diatas, yang saya tangkap adalah perlunya Pertamina
meningkatkan produksi dan masih 'boleh' eksplorasi dari lapangan yg sudah
dimiliki saat ini.  Kalau saya baca positip pernyataan itu saja, maka ini
perlu ditunjukkan kehebohan .. eh kehebatannya dalam mengelola lapangan yg
sudah dioperasikan saat ini. Mungkin salah satunya dengan cara benchmarking
dengan perusahaan2 senada (NOC lain). Saya rasa PTM perlu menunjukkan hal
ini supaya pemerintah juga tahu performancenya hingga kini.

Selamat Hari Kartini !!

RDP
-- 
You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it
any way ... not just discuss it in the hall way.




RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) -

2010-04-20 Terurut Topik Ridwan Nyak Baik
lunch bersama) atau kirim
surat saja. Karena hingga kini model komunikasi pusat dan daerah ala
courtesy call masih dimainkan oleh pemegang otoritas sector migas maka
daerah kerap menjadi "penghambaat" lajunya operator dalam mengeksekusi
program-programnya.
Disinilah kunci masalah, bahwa partisipasi aktif semua stakeholders
belum digali optimal dengan visi dan persepsi yang sama untuk
meningkatkan produksi migas Indonesia. 
Karena tidak ada komunikasi yang setara dan holistic maka daerah hanya
"minta jatah bersih" saja tanpa berupaya apa-apa untuk mengakselerasikan
kelancaran operasi migas di wilayahnya.
Sudah saatnya, komunikasi "kami" dan "kamu" ditinggalkan oleh pemegang
otoritas migas Indonesia lewat kelahiran semangat baru: komunikasi kerja
dengan basis "kita" (regulator, operator, pemda) agar upaya peningkatan
produksi migas Indonesia dapat menyentuh target APBN.

Tabik;
RnB
 


-Original Message-----
From: Sigit [mailto:si...@epintl.com] 
Sent: Wednesday, April 21, 2010 10:02 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru
(???) - LATERAL EXPLORATION

Rekan2,

Ikut ngramein ah...

Tanpa mengetahui detail konteks pembicaraan Ibu Evita, apa yang
diucapkan Ibu Evita dapat diinterpretasikan dari sisi lain:

Saya melihat itu hanya ungkapan bentuk rasa kekecewaan atas kinerja
Pertamina dan tekanan dari pihak pemerintah untuk mencapai target
produksi nasional. Hal ini mungkin yang membuat beliau kebablasan dalam
mengomentari sebuah event.

Tapi kalau diambil positive-nya, mungkin bisa kita ambil manfaatnya
sebagai wacana mawas diri apakah yang sudah kita lakukan betul2 sudah
maksimal dalam rangka meng-exploitasi minyak yang ada di sebuah
lapangan. Saya melihat memang ada kecenderungan kita2 sebagai
geoscientist/engineer meng-under estimate kompleksitas reservoir/geologi
yang ada dari sebuah lapangan. Yang membuat recoverable minyak-nya
menjadi tidak optimum.

Beberapa contoh seperti lapangan minyak Duri di Sumatra. Sebuah antiklin
sederhana dengan fault sytem yang tidak terlalu komplek, dengan jumlah
sumur yang sudah ribuan dengan interval yang sangat dekat, dan sudah di
EOR secara massive, tapi masih saja ada minyak yang tidak ter-swept.
Tidakkah ini memberi pelajaran ke kita bahwa sebenarnya reservoir yang
kita hadapi lebih komplek dari yang kita pikirkan (read: model-kan).
Saya dengar Chevron ingin memperpanjang kontrak lapangan ini walaupun
sudah di EOR cukup lama.

Chevron Thailand bahkan mendidik junior2 Geoscientist (jumlahnya
puluhan..) untuk meningkatkan keahliannya di geomodeling agar mereka
bisa lebih memahami kompleksitas reservoirs geologi di asset field
mereka dengan lebih baik. Dan Junior-2 ini ditargetkan dan
"di-empowered" untuk bisa meningkatkan produksi dengan intensive infill
wells program berdasarkan hasil geo-modeling mereka. Dan hasilnya sangat
positive, saya lupa angka penambahan produksi. Seingat saya berkisar
total sekitar 40,000 barrel/day.

Beberapa minggu lalu, sebuah basement high di Vietnam di drill lagi dan
ngocor sekitar 1000 barel/day dari sebuah fracture. Padahal 4 tahun yang
lalu, di basement-high yg sama (400 meter dari lokasi sekarang) sudah di
drill sampai basement tapi gak ada minyaknya karena penjelasan saat itu
mengatakan tidak punya effective cap-rock di atasnya walaupun beberapa
nice fractures dijumpai. Dengan hanya sekedar merubah fault model, dan
memodelkan kemungkinan adanya trapping system yg berbeda, akhirnya
mereka berani drill lagi. Apalah istilahnya.."Thinking Out Of The Box"
dll...

Dari sedikit contoh diatas, ternyata masih banyak yang kita tidah tau
atas reservoir yang kita kerjain tiap hari disebabkan level
kompleksitasnya yang tinggi dan kita sering under-estimate
ke-kompleksitas-an tersebut. (Ada orang bilang: I don't even know my
wife, even thogh I sleep with her everyday)Saya yakin rekan2 banyak
contoh kasus yang lain...Banyak konsultan saya yang sering cerita
pengalaman ke saya bagaimana mereka berani merubah model interpretasi
yang lama ditempat kerja mereka yang baru. Terkadang model yang sudah
dipercaya berpuluh-puluh tahun, dengan model yang baru. Dan saya bangga
terhadap keberanian dan antusiasme mereka.

Tanpa mengurangi jerih payah Pertamina selama ini, mungkin yang Ibu
Evita tekankan, tidakkah seharusnya kita mengedepankan "LATERAL
EXPLORATION" (istilah: mencari poket2 minyak dari reservoir yang sudah
ada minyaknya, (dari pada "VERTICAL EXPLORATION" (istilah: mencari
minyak dilahan baru yang penuh resiko). Bukan berarti Lateral
Exploration tidak ada resiko dan bukan berarti menghentikan usaha
Explorasi Vertikal. Tapi paling tidak resikonya lebih kecil, dengan
petroleum system yang sudah terbukti.  Hanya perlu kacamata baru dan
usaha yang lebih, sehingga lapangan yang kita kerjakan menjadi lebih
menarik dan masih potensial.

Dulu orang tua kita selalu bilang: " Le thole...nek manga

RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) - LATERAL EXPLORATION

2010-04-20 Terurut Topik Sigit
Rekan2,

Ikut ngramein ah...

Tanpa mengetahui detail konteks pembicaraan Ibu Evita, apa yang diucapkan Ibu 
Evita dapat diinterpretasikan dari sisi lain:

Saya melihat itu hanya ungkapan bentuk rasa kekecewaan atas kinerja Pertamina 
dan tekanan dari pihak pemerintah untuk mencapai target produksi nasional. Hal 
ini mungkin yang membuat beliau kebablasan dalam mengomentari sebuah event.

Tapi kalau diambil positive-nya, mungkin bisa kita ambil manfaatnya sebagai 
wacana mawas diri apakah yang sudah kita lakukan betul2 sudah maksimal dalam 
rangka meng-exploitasi minyak yang ada di sebuah lapangan. Saya melihat memang 
ada kecenderungan kita2 sebagai geoscientist/engineer meng-under estimate 
kompleksitas reservoir/geologi yang ada dari sebuah lapangan. Yang membuat 
recoverable minyak-nya menjadi tidak optimum.

Beberapa contoh seperti lapangan minyak Duri di Sumatra. Sebuah antiklin 
sederhana dengan fault sytem yang tidak terlalu komplek, dengan jumlah sumur 
yang sudah ribuan dengan interval yang sangat dekat, dan sudah di EOR secara 
massive, tapi masih saja ada minyak yang tidak ter-swept. Tidakkah ini memberi 
pelajaran ke kita bahwa sebenarnya reservoir yang kita hadapi lebih komplek 
dari yang kita pikirkan (read: model-kan). Saya dengar Chevron ingin 
memperpanjang kontrak lapangan ini walaupun sudah di EOR cukup lama.

Chevron Thailand bahkan mendidik junior2 Geoscientist (jumlahnya puluhan..) 
untuk meningkatkan keahliannya di geomodeling agar mereka bisa lebih memahami 
kompleksitas reservoirs geologi di asset field mereka dengan lebih baik. Dan 
Junior-2 ini ditargetkan dan "di-empowered" untuk bisa meningkatkan produksi 
dengan intensive infill wells program berdasarkan hasil geo-modeling mereka. 
Dan hasilnya sangat positive, saya lupa angka penambahan produksi. Seingat saya 
berkisar total sekitar 40,000 barrel/day.

Beberapa minggu lalu, sebuah basement high di Vietnam di drill lagi dan ngocor 
sekitar 1000 barel/day dari sebuah fracture. Padahal 4 tahun yang lalu, di 
basement-high yg sama (400 meter dari lokasi sekarang) sudah di drill sampai 
basement tapi gak ada minyaknya karena penjelasan saat itu mengatakan tidak 
punya effective cap-rock di atasnya walaupun beberapa nice fractures dijumpai. 
Dengan hanya sekedar merubah fault model, dan memodelkan kemungkinan adanya 
trapping system yg berbeda, akhirnya mereka berani drill lagi. Apalah 
istilahnya.."Thinking Out Of The Box" dll...

Dari sedikit contoh diatas, ternyata masih banyak yang kita tidah tau atas 
reservoir yang kita kerjain tiap hari disebabkan level kompleksitasnya yang 
tinggi dan kita sering under-estimate ke-kompleksitas-an tersebut. (Ada orang 
bilang: I don't even know my wife, even thogh I sleep with her 
everyday)Saya yakin rekan2 banyak contoh kasus yang lain...Banyak konsultan 
saya yang sering cerita pengalaman ke saya bagaimana mereka berani merubah 
model interpretasi yang lama ditempat kerja mereka yang baru. Terkadang model 
yang sudah dipercaya berpuluh-puluh tahun, dengan model yang baru. Dan saya 
bangga terhadap keberanian dan antusiasme mereka.

Tanpa mengurangi jerih payah Pertamina selama ini, mungkin yang Ibu Evita 
tekankan, tidakkah seharusnya kita mengedepankan "LATERAL EXPLORATION" 
(istilah: mencari poket2 minyak dari reservoir yang sudah ada minyaknya, (dari 
pada "VERTICAL EXPLORATION" (istilah: mencari minyak dilahan baru yang penuh 
resiko). Bukan berarti Lateral Exploration tidak ada resiko dan bukan berarti 
menghentikan usaha Explorasi Vertikal. Tapi paling tidak resikonya lebih kecil, 
dengan petroleum system yang sudah terbukti.  Hanya perlu kacamata baru dan 
usaha yang lebih, sehingga lapangan yang kita kerjakan menjadi lebih menarik 
dan masih potensial.

Dulu orang tua kita selalu bilang: " Le thole...nek mangan kudu sing resik, 
mengko rejekine dijukuk wong liyo" (Baca: Nak nak..kalau makan harus yang 
bersih, biar rejekinya gak diambil orang).

Hanya sebuah interpretasi dari yang Ibu Evita ucapkan.


Salam dan sukses selalu,


Sigit
Managing Geoscience Entrepreneurship
EP International
Malaysia






-Original Message-
From: Taufik Manan [mailto:taufik.ma...@gmail.com]
Sent: Wed 4/21/2010 9:07 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
 
Sahabat seprofesi yang saya hormati,

Menarik statemen dari Ibu Evita dan bila dikaitkan dengan pernyataan Beliau
dari forum IAGI - JSC hari Rabu, 8 April 2010 yll (mudah2 an ada notulen
dari notulisnya Pak Batara dan Rovicky), memang banyak kondisi yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Beberapa faktor
seperti data, dana, infra struktur sampai investasi, khususnya di Indonesia
Timur menjadi tantangan untuk menjawab masalah ini.

Namun menurut saya, memang indutsri migas itu serba high risk, high cost dan
high technology, tapi sepatutnya e

Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
"Pemerintah menegaskan belum  saatnya Pertamina melakukan eksplorasi *ke
daerah lain* karena  ".
Kalau dibaca sesuai diatas, yang saya tangkap adalah perlunya Pertamina
meningkatkan produksi dan masih 'boleh' eksplorasi dari lapangan yg sudah
dimiliki saat ini.  Kalau saya baca positip pernyataan itu saja, maka ini
perlu ditunjukkan kehebohan .. eh kehebatannya dalam mengelola lapangan yg
sudah dioperasikan saat ini. Mungkin salah satunya dengan cara benchmarking
dengan perusahaan2 senada (NOC lain). Saya rasa PTM perlu menunjukkan hal
ini supaya pemerintah juga tahu performancenya hingga kini.

Selamat Hari Kartini !!

RDP
-- 
You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it
any way ... not just discuss it in the hall way.


Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Taufik Manan
Sahabat seprofesi yang saya hormati,

Menarik statemen dari Ibu Evita dan bila dikaitkan dengan pernyataan Beliau
dari forum IAGI - JSC hari Rabu, 8 April 2010 yll (mudah2 an ada notulen
dari notulisnya Pak Batara dan Rovicky), memang banyak kondisi yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Beberapa faktor
seperti data, dana, infra struktur sampai investasi, khususnya di Indonesia
Timur menjadi tantangan untuk menjawab masalah ini.

Namun menurut saya, memang indutsri migas itu serba high risk, high cost dan
high technology, tapi sepatutnya eksplorasi tetap menjadi salah satu faktor
penting untuk meningkatkan produksi migas, selain faktor pengembangan. Bila
mau merubah / meningkatkan produksi di masa depan adalah tetap konsisten dan
bahkan memperbaiki target eksplorasi dengan mencari daerah baru atau
terobosan dengan teknologi yang tepat guna (tidak harus baru namun efektif
manfaatnya). Banyak "lesson learn" yang dapat diambil dari manapun sebagai
pelajaran untuk perbaikan di masa depan. Beberapa rekan kita yang berkarya
di negara lain, tentunya akan mau sharing ide untuk memajukan industri migas
nasional.

Khusus untuk pengembangan dari lapangan yang sudah / akan berproduksi
(development field), saya mencoba berbagi pengalaman yang didapat ketika
ditugaskan di PCSB untuk divisi pengembangan pada bagian resources
maturation. Intinya untuk mengembangkan lapangan yang sudah ada, selain
teknologi yang umum dipakai seperti EOR dll, perlu ada kajian dan terobosan
baru untuk memaksimalkan produksi. Beberapa lapangan kecil (istilahnya Small
Field) yang dikategorikan berdasarkan jumlah resources yang kecil namun
masih bisa diproduksi dengan cara menekan biaya operasional atau
pengembangannya digabungkan dengan lapangan produksi yang terdekat. Mungkin
masalah yang timbul adalah beda kepemilikan antara Pertamina, KKKS dll namun
dengan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak dengan
BPMIGAS sebagai fasilitator, masalah itu seharusnya bisa diselesaikan dengan
baik. Kuncinya adalah mau mencoba teknologi atau terobosan baru sebagai
"pilot project".

Kesimpulannya menurut saya, Indonesia masih bisa meningkatkan produksi baik
melalui kegiatan eksplorasi maupun pengembangan. Semua hal yang ada menjadi
tantangan untuk diselesaikan secara komprehensif dengan keuntungan bagi
semua pihak.

Semoga berjaya Indonesia dan demikian sekedar sharing ide dari saya untuk
meningkatkan produksi migas Indonesia. Maaf bila ada yang kurang berkenan
karena saya juga insan yang khilaf.

Wassalam


TAM



2010/4/21 yanto R.Sumantri 

>
>
> Rekan rekan
>
> Menarik statement Ibu Evita ini.
> Kita harus
> melihatnya secara lebih hati hati .
> Kalau Dirjen mengatakan hal ini
> dalam haubungman dengan tempat/event dia berbicara maka benar kalau dia
> mengatakan "agar Pertamina melakukan usaha maksimal dalam
> memproduksikan lapangan lapangan yang dimilikinya , al dengan teknologi
> yang lebih maju". Nah disini dia harus STOP , karena statemen
> seterusnya saya kira tidak berkaitan langsung dengan event dia berbicara
> yaitu "meningkatkan produksi migas Indonesia saat ini".
>
> Mengenai eksplorasi , beliau mungkin lupa (karea event yang baru
> diikutinya itu) , bahwa Pertamina EP harus tumbuh dan tumbuhnya Pertamina
> EP hanya dapat dijamin apabila ditemukan cadangan baru dimana saja yang
> mungkin.
>
> Sayang sekali Ibu Dirjen kurang mendukung strategi
> Pertamina EP yang sangat progresif dalam melakukan eksplorasinya .
> Semoga ada yang mengingatkan.
>
> Si Abah
>
>
> >
> Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari
> >
> strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang
> > telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain
> yang
> > seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang.
> Tentu bukan
> > berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat
> jalan bareng toh.
> >
> > Sudahlah, ndak usah
> didramatisir.
> >
> > Salam
> > mnw93
> >
> > 2010/4/20 Amir Al Amin :
> >> >
> >> "Pertamina fokus dulu apa yang dia
> punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
> >> butuh dana yang tinggi.
> Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
> >> kerja yang
> dimilikinya," ujar Evita.
> >
> >
> > --
> > - when one teaches, two learn -
> > http://www.geotutor.tk
> > http://www.linkedin.com/in/minarwan
> >
> >
>
> 
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
> lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
> mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
> departemen, banyak biro...
> >
>
> 
> > Ayo siapkan diri!
> > Hadirilah PIT ke-39 IAGI,
> Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
> > 2010
> >
>
> -
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe

Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Rekan rekan

Menarik statement Ibu Evita ini.
Kita harus
melihatnya secara lebih hati hati .
Kalau Dirjen mengatakan hal ini
dalam haubungman dengan tempat/event dia berbicara maka benar kalau dia
mengatakan "agar Pertamina melakukan usaha maksimal dalam
memproduksikan lapangan lapangan yang dimilikinya , al dengan teknologi
yang lebih maju". Nah disini dia harus STOP , karena statemen
seterusnya saya kira tidak berkaitan langsung dengan event dia berbicara
yaitu "meningkatkan produksi migas Indonesia saat ini".

Mengenai eksplorasi , beliau mungkin lupa (karea event yang baru
diikutinya itu) , bahwa Pertamina EP harus tumbuh dan tumbuhnya Pertamina
EP hanya dapat dijamin apabila ditemukan cadangan baru dimana saja yang
mungkin.

Sayang sekali Ibu Dirjen kurang mendukung strategi
Pertamina EP yang sangat progresif dalam melakukan eksplorasinya .
Semoga ada yang mengingatkan.

Si Abah


>
Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari
>
strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang
> telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain
yang
> seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang.
Tentu bukan
> berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat
jalan bareng toh.
> 
> Sudahlah, ndak usah
didramatisir.
> 
> Salam
> mnw93
> 
> 2010/4/20 Amir Al Amin :
>> >
>> "Pertamina fokus dulu apa yang dia
punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
>> butuh dana yang tinggi.
Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
>> kerja yang
dimilikinya," ujar Evita.
> 
> 
> --
> - when one teaches, two learn -
> http://www.geotutor.tk
> http://www.linkedin.com/in/minarwan
> 
>

> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak biro...
>

> Ayo siapkan diri!
> Hadirilah PIT ke-39 IAGI,
Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
> 2010
>
-
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
> the use of any
information posted on IAGI mailing list.
>
-
> 
> 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Yusmal Yusuf
Ikut komentar :

Dulu waktu saya kuliah, prof kami pernah menyatakan makna Eksplorasi dalam
definisi lain, adalah: " mencari cadangan minyak/gas baru untuk menggantikan
sejumlah minyak/gas yang kita konsumsikan sekarang ini". Ini artinya kalau
kegiatan eksplorasi minyak/gas di stop/ di slow down kan sekarang ini, akan
berdampak pada penurunan jumlah cadangan / proven reserve /produksi
minyak/gas kita pada 3-5 tahun mendatang. Karena untuk dapat
mengembangangkan suatu penemuan deposit minyak/gas/  eksplorasi baru, masih
diperlukan waktu sekitar 3-5 tahun untuk pengembangannya ke tahapan
produksi..."

Salam, YuYu


-Original Message-
From: Amir Al Amin [mailto:amir.al.a...@gmail.com] 
Sent: 20 April 2010 15:10
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

Saya tebak Dirjen Migas bukan seorang geologist.
Bandingkan dengan berita 2 hari lalu "*Pertamina Temukan Cadangan Migas
Baru".*


Selasa, 20/04/2010 13:00 WIB
Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru
*Ramdhania El Hida* - detikFinance*Jakarta* - Pemerintah menegaskan belum
saatnya Pertamina melakukan eksplorasi ke daerah lain karena masih banyaknya
sumur minyak tua yang dianggap belum berproduksi maksimal. Pertamina harus
fokus melakukan pembenahan (*Enhanced Oil Recovery*/EOR) terhadap
sumur-sumur tua yang telah dimilikinya.

Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian
ESDM Evita Legowo usai Seminar Tantangan dan Peluang Meningkatkan Produksi
Migas Nasional di Hotel Nikko, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa
(20/4/2010).

"Pertamina fokus dulu apa yang dia punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
butuh dana yang tinggi. Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
kerja yang dimilikinya," ujar Evita.

Evita menyatakan, teknologi EOR tersebut baru digunakan Pertamina sebanyak
35% terhadap sumur-sumur yang dimilikinya. Padahal jika teknologi bisa
digunakan secara optimal, maka Pertamina bisa meningkatkan produksinya
hingga 70%.

"Tergantung kondisi lapangan sendiri. Namun, saya melihat potensi
(peningkatan produksi) masih sangat besar," tukasnya.

*(nia/dnl).
*Minggu, 18/04/2010 15:22 WIB
*Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru*
*Suhendra* - detikFinance
*Jakarta* - PT Pertamina berhasil menemukan ladang minyak dan gas (migas)
baru, setelah eksplorasi PT Pertamina EP di Sumur Akasia Bagus (ABG)-1, Desa
Jati Munggul, Kecamatan Cikidung, Indramayu Jawa Barat, dengan struktur
hidrokarbon didominasi gas. Hasil uji sumur ABG-1 menunjukkan kemampuan
produksi gas sebesar 8,6 juta kaki kubik (MMSCFD) dan 180 barrel per hari
(BOPD) Condensate.

Demikian siaran pers Pertamina EP yang diterima detikFinance, Minggu
(18/4/2010).

Direktur Eksplorasi & Pengembangan PT Pertamina EP Syamsu Alam mengatakan
bahwa temuan ini merupakan salah satu hasil dari upaya agresif Pertamina EP
untuk memperoleh cadangan Migas baru. Pada 2010 Pertamina EP gencar
melaksanakan eksplorasi dengan target pemboran 26 sumur eksplorasi
diberbagai daerah serta pelaksanaan 1345 km2 survey seismic 3 D (tiga
dimensi) dan 721 km survey 2 D (dua dimensi).

"Percepatan program eksplorasi ini sebagai upaya stategis untuk meningkatkan
cadangan Migas dalam mendukung pertumbuhan produksi," katanya.

Menurutnya penemuan cadangan gas baru di Indramayu ini diharapkan dapat
memperkuat posisi Pertamina EP selaku produsen gas terbesar untuk kebutuhan
domestik dengan tingkat produksi gas saat ini mencapai 1058 MMSCFD (juta
kaki kubik perhari). Dari jumlah tersebut 34 % dipasok kepada Perusahaan Gas
Negara (PGN), 25% untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, untuk
industri 20% dan 18% untuk pupuk, dan 3% lainnya untuk kebutuhan Kilang
Pertamina.

Sumur ABG-1 yang ditajak pada 5 Desember  2009 dan berhasil mencapai
kedalaman akhir 3100 m pada 22 Maret 2010 dengan target utama lapisan
Batugamping Formasi Baturaja dan lapisan Formasi Cibulakan Atas dan Formasi
Parigi. Tahapan selanjutnya akan dilakukan evaluasi menyeluruh tentang
kondisi bawah permukaan untuk selanjutnya dilakukan pemboran sumur
deliniasi. Untuk pengembangan kedepan diharapkan kandungan Gas dari daerah
ini dapat mendukung upaya pemenuhan kebutuhan Gas di Jawa Barat.

Kinerja Pertamina EP terus mengalami peningkatan yang signifikan. Produksi
Minyak Pertamina EP terus mengalami peningkatan sejak 2003 dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata (Capital Average Gross Ratio/CAGR) mencapai 3,1% dari
level produksi 95,6 ribu barrel per hari (MBOPD) di 2003 menjadi 102,2 MBOPD
di 2006. Produksi ini mengalami pertumbuhan 6,7% di 2007 menjadi 110,3 MBOPD
dan kembali naik sebesar 7,8% di 2008 dengan produksi rata-rata Pertamina EP
2008 mencapai 116,6 MBOPD.

Pada tahun 2009, Pertamina EP berhasil meningkatkan realisasi produksi
sebesar 9% dengan pencapaian 127,1 ribu barel per hari. Sementara itu
produksi gas Pertamina EP juga mengalami peningka

Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik MINARWAN
Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari
strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang
telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain yang
seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang. Tentu bukan
berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat jalan bareng toh.

Sudahlah, ndak usah didramatisir.

Salam
mnw93

2010/4/20 Amir Al Amin :
> >
> "Pertamina fokus dulu apa yang dia punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
> butuh dana yang tinggi. Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
> kerja yang dimilikinya," ujar Evita.


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Amir Al Amin
Saya masih belum ngerti wewenang dan peran masing2
Dirjen MIGAS,
BP MIGAS
LEMIGAS
ada lembaga MIGAS yang lain?

Mungkin ada yang bisa ngasih pencerahan.


2010/4/20 Eko Prasetyo 

> Bukan hanya diragukan sebagai seorang geologist,
> diragukan juga apa pernah kerja di minyak (kalo pernah, ya sorry ;) )
>



-- 
***
Amir Al Amin
Operations/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com



Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Eko Prasetyo
Bukan hanya diragukan sebagai seorang geologist,
diragukan juga apa pernah kerja di minyak (kalo pernah, ya sorry ;) )


[iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Amir Al Amin
Saya tebak Dirjen Migas bukan seorang geologist.
Bandingkan dengan berita 2 hari lalu "*Pertamina Temukan Cadangan Migas
Baru".*


Selasa, 20/04/2010 13:00 WIB
Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru
*Ramdhania El Hida* - detikFinance*Jakarta* - Pemerintah menegaskan belum
saatnya Pertamina melakukan eksplorasi ke daerah lain karena masih banyaknya
sumur minyak tua yang dianggap belum berproduksi maksimal. Pertamina harus
fokus melakukan pembenahan (*Enhanced Oil Recovery*/EOR) terhadap
sumur-sumur tua yang telah dimilikinya.

Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian
ESDM Evita Legowo usai Seminar Tantangan dan Peluang Meningkatkan Produksi
Migas Nasional di Hotel Nikko, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa
(20/4/2010).

"Pertamina fokus dulu apa yang dia punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
butuh dana yang tinggi. Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
kerja yang dimilikinya," ujar Evita.

Evita menyatakan, teknologi EOR tersebut baru digunakan Pertamina sebanyak
35% terhadap sumur-sumur yang dimilikinya. Padahal jika teknologi bisa
digunakan secara optimal, maka Pertamina bisa meningkatkan produksinya
hingga 70%.

"Tergantung kondisi lapangan sendiri. Namun, saya melihat potensi
(peningkatan produksi) masih sangat besar," tukasnya.

*(nia/dnl).
*Minggu, 18/04/2010 15:22 WIB
*Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru*
*Suhendra* - detikFinance
*Jakarta* - PT Pertamina berhasil menemukan ladang minyak dan gas (migas)
baru, setelah eksplorasi PT Pertamina EP di Sumur Akasia Bagus (ABG)-1, Desa
Jati Munggul, Kecamatan Cikidung, Indramayu Jawa Barat, dengan struktur
hidrokarbon didominasi gas. Hasil uji sumur ABG-1 menunjukkan kemampuan
produksi gas sebesar 8,6 juta kaki kubik (MMSCFD) dan 180 barrel per hari
(BOPD) Condensate.

Demikian siaran pers Pertamina EP yang diterima detikFinance, Minggu
(18/4/2010).

Direktur Eksplorasi & Pengembangan PT Pertamina EP Syamsu Alam mengatakan
bahwa temuan ini merupakan salah satu hasil dari upaya agresif Pertamina EP
untuk memperoleh cadangan Migas baru. Pada 2010 Pertamina EP gencar
melaksanakan eksplorasi dengan target pemboran 26 sumur eksplorasi
diberbagai daerah serta pelaksanaan 1345 km2 survey seismic 3 D (tiga
dimensi) dan 721 km survey 2 D (dua dimensi).

"Percepatan program eksplorasi ini sebagai upaya stategis untuk meningkatkan
cadangan Migas dalam mendukung pertumbuhan produksi," katanya.

Menurutnya penemuan cadangan gas baru di Indramayu ini diharapkan dapat
memperkuat posisi Pertamina EP selaku produsen gas terbesar untuk kebutuhan
domestik dengan tingkat produksi gas saat ini mencapai 1058 MMSCFD (juta
kaki kubik perhari). Dari jumlah tersebut 34 % dipasok kepada Perusahaan Gas
Negara (PGN), 25% untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, untuk
industri 20% dan 18% untuk pupuk, dan 3% lainnya untuk kebutuhan Kilang
Pertamina.

Sumur ABG-1 yang ditajak pada 5 Desember  2009 dan berhasil mencapai
kedalaman akhir 3100 m pada 22 Maret 2010 dengan target utama lapisan
Batugamping Formasi Baturaja dan lapisan Formasi Cibulakan Atas dan Formasi
Parigi. Tahapan selanjutnya akan dilakukan evaluasi menyeluruh tentang
kondisi bawah permukaan untuk selanjutnya dilakukan pemboran sumur
deliniasi. Untuk pengembangan kedepan diharapkan kandungan Gas dari daerah
ini dapat mendukung upaya pemenuhan kebutuhan Gas di Jawa Barat.

Kinerja Pertamina EP terus mengalami peningkatan yang signifikan. Produksi
Minyak Pertamina EP terus mengalami peningkatan sejak 2003 dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata (Capital Average Gross Ratio/CAGR) mencapai 3,1% dari
level produksi 95,6 ribu barrel per hari (MBOPD) di 2003 menjadi 102,2 MBOPD
di 2006. Produksi ini mengalami pertumbuhan 6,7% di 2007 menjadi 110,3 MBOPD
dan kembali naik sebesar 7,8% di 2008 dengan produksi rata-rata Pertamina EP
2008 mencapai 116,6 MBOPD.

Pada tahun 2009, Pertamina EP berhasil meningkatkan realisasi produksi
sebesar 9% dengan pencapaian 127,1 ribu barel per hari. Sementara itu
produksi gas Pertamina EP juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2006 sebesar 955 MMSCFD meningkat menjadi 980 MMSCFD pada tahun
2007. Peningkatan terus terjadi pada 2008 mencapai 1.003 MMSCFD dan naik
menjadi 1.043 pada 2009.

Pertamina EP adalah produsen minyak dan gas terbesar kedua di Indonesia.
Pada tahun 2009, pencapaian produksi minyak Pertamina EP berhasil menembus
angka operasi produksi 127,1 ribu barel per hari. Angka tersebut berada di
atas target produksi yang ditetapkan sebesar 125,5 ribu barel per hari.
Sementara itu, angka operasi produksi gas Pertamina EP pada tahun 2009
mencapai 1,04 miliar kaki kubik per hari.





*(hen/dro)*
 *
***