[iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku

2005-04-20 Terurut Topik Taufik Manan
Sahabat,

Saya sedang mencari 2 (dua) buku, yaitu :

Shlagek W (1992), Sedimentology and Sequence
Stratigraphy of Reefs and Carbonate Platforms, AAPG :
Continuing Education Course, Notes Series # 34

Kusumastuti (2002), Seismic Sequence Analysis and
Reservoir Potential of Drowned Miocene Carbonates
Platforms in Madura Straits, East Java, AAPG Bulletin
V.86 No. 2, p. 213-232

Bila mengetahui informasi dan bagaimana
mendapatkannya, mohon menginformasikan kepada saya via
japri saja, atau ke alamat email :
 [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]

Terima kasih dan salam

Taufik Manan



__ 
Do you Yahoo!? 
Plan great trips with Yahoo! Travel: Now over 17,000 guides!
http://travel.yahoo.com/p-travelguide

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku

2005-04-20 Terurut Topik liesye . tardjamah

Arse, dicariin tuch...



   
Taufik Manan
   
, "Himpunan Ahli Geofisika
yahoo.com>Indonesia (HAGI)" <[EMAIL 
PROTECTED]>, Yanto Sumantri
  <[EMAIL PROTECTED]>   
   
04/20/2005   cc:
   
02:07 PM Subject: [iagi-net-l] Mohon 
Bantuan Mencari Buku  
Please respond  
   
to iagi-net 
   

   

   




Sahabat,

Saya sedang mencari 2 (dua) buku, yaitu :

Shlagek W (1992), Sedimentology and Sequence
Stratigraphy of Reefs and Carbonate Platforms, AAPG :
Continuing Education Course, Notes Series # 34

Kusumastuti (2002), Seismic Sequence Analysis and
Reservoir Potential of Drowned Miocene Carbonates
Platforms in Madura Straits, East Java, AAPG Bulletin
V.86 No. 2, p. 213-232

Bila mengetahui informasi dan bagaimana
mendapatkannya, mohon menginformasikan kepada saya via
japri saja, atau ke alamat email :
 [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]

Terima kasih dan salam

Taufik Manan



__
Do you Yahoo!?
Plan great trips with Yahoo! Travel: Now over 17,000 guides!
http://travel.yahoo.com/p-travelguide

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-






-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Drowned Carbonate Platform

2005-04-20 Terurut Topik Agus Dwi S
yup..umurnya early miocene...
disitu hampir semua interval dicoring dari bawah sampai atas dengan total 49 
well, bagus buat study secara detail..kalo dipanjangkan kira-kira corenya 
panjangnya 1,1 km lebih..:)

ads

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 20, 2005 1:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Drowned Carbonate Platform



Mas Agus,
Terima kasih atas sharing informasinya.   Tulisan anda sangat jelas dan
mudah dipahami.
Mungkin karena basin kita cukup berdekatan sehingga proses2 yang terjadi
secara regional juga mirip2 ya.
Di sini saya juga menginterpretasikan hal yang sama mengenai  nyaris
berimpitnya SB dan MFS pada bagian top buildup. Hanya saja tidak ada data
core pada interval tersebut, namun porositas pada bagian tersebut umumnya
bagus, sehingga muncul dugaan akan adanya leaching oleh meteoric water.
Btw, umur carbonat anda Early Miocene juga kan ?

salam,
 -sw-



   
  "Agus Dwi S"  
   
  <[EMAIL PROTECTED]To:

  co.id>
   
   cc:  
   
  04/19/2005 04:21  
   
  PM   Subject:  RE: [iagi-net-l] 
Drowned Carbonate Platform   
  Please respond to 
   
  iagi-net  
   

   

   




Saya punya contoh kasus, dulu bersama-sama mas usman dan pak budianto thoha
pernah mengerjakan karbonat, tempatnya di south sumatra basin, mungkin
contoh kasus ini bisa membantu:

Dalam satu tubuh batuan karbonat, mulai dari awal pembentukan sampai true
reef buildup terdapat kurang lebih beberapa shallowing upward cycle:

- siklus pertama dimulai dengan pengendapan mudstone facies di atas shale
yang bergradasi ke atas menjadi framestone facies menghasilkan satu siklus
parasikuen. Dalam 1 parasikuen ini kita bisa melihat adanya ecological
succession dari reef yang sangat komplit mulai dari stabilization,
colonization, diversification and reef domination( See Walker, 1992).
Siklus ini terus berulang dengan intensitas parasikuen yang terbentuk
semakin cepat.
- Pada bagian atas dominan tersusun atas variasi antara rudstone,
bafflestone, framestone and bindstone. Dari sini bisa melihat adanya
fluktuasi perubahan muka air laut (RSL) yang relatif cepat dan intensif.
Akhir dari pengendapan satu siklus parasikuen bisa berupa kartsifikasi
(represent subaerial exposure surface) atau cuma berupa flooding surface.
- Karstification surface disini mememgang peranan penting sebagai tempat
akumulasi HC, dengan type porositas up to cavernous porosity (dalam salah
satu sample core ada porositas yang diameternya lebih dari 3 CM).
Kartsifikasi ini berlangsung efektif pada fasies framestone dan bafflestone
meninggalkan kenampakan sperti sarang tawon (honey comb) dan pada beberapa
tempat telah diisi oleh paleosol. Pada beberapa tempat terdapat proses
karstifikasi yang sangat intensif dan hanya meninggalkan " paleosol ". Asal
paleosol ini masih jadi bahan tanda tanya: apakah ini benar dari hasil
pelapukan limestone atau berasal dari tempat lain dan kemudian mengisi
pori2 hasil karstifikasi.
- Pada bagian akhir dari karbonat buildup ini terdapat sequence boundary
yang coincide with MFS.
   a. Akhir dari siklus karbonat buildup ini umunya terdapat
   karstification surface, kemudian di atasnya ditutupi oleh "regional
   dark green mineral" up to 5 cmm thick  dan pada beberapa tempat
   ditemukan fragmen2 karbonat up to 3 cm pada dark green mineral
   tersebut ("rip-up clasts"). Kemudian di atas dark green mineral ini
   terendapkan  shale of Telisa. Telisa shale ini berasal dari regional
   trangresi even yang meliputi south sumatra to central sumatra basin
   (probably north sumatra basin).
   b. 1 hal yang menarik didiskusikan adalah adanya fakta berimpitnya
   sequence boundary dengan mfs, kalo boleh diceritakan mungkin sebagai
   berikut. Reef buildup terexpose akibat Relative Sea Level Fall dan
   menyebabkan reef terexpose untuk waktu yang lama dan memungkinkan
   proses karstifikasi. Suddenly RSL drop dan terendapkan " dark green
   mineral " (condensed sect

Re: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku

2005-04-20 Terurut Topik Awang Satyana
Taufik,
 
Yang dimaksud barangkali Wolfgang Schlager ya...?
 
awang

Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sahabat,

Saya sedang mencari 2 (dua) buku, yaitu :

Shlagek W (1992), Sedimentology and Sequence
Stratigraphy of Reefs and Carbonate Platforms, AAPG :
Continuing Education Course, Notes Series # 34

Kusumastuti (2002), Seismic Sequence Analysis and
Reservoir Potential of Drowned Miocene Carbonates
Platforms in Madura Straits, East Java, AAPG Bulletin
V.86 No. 2, p. 213-232

Bila mengetahui informasi dan bagaimana
mendapatkannya, mohon menginformasikan kepada saya via
japri saja, atau ke alamat email :
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]

Terima kasih dan salam

Taufik Manan



__ 
Do you Yahoo!? 
Plan great trips with Yahoo! Travel: Now over 17,000 guides!
http://travel.yahoo.com/p-travelguide

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Mail - You care about security. So do we.

RE: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku

2005-04-20 Terurut Topik Slamet, Germawan
Pak Taufik,
Kalo berminat saya ada versi pdf-nya Schlager.
Total size-nya sekitar 4.5MB

Salam,
Remy



-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, April 20, 2005 2:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku

Taufik,
 
Yang dimaksud barangkali Wolfgang Schlager ya...?
 
awang

Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sahabat,

Saya sedang mencari 2 (dua) buku, yaitu :

Shlagek W (1992), Sedimentology and Sequence
Stratigraphy of Reefs and Carbonate Platforms, AAPG :
Continuing Education Course, Notes Series # 34

Kusumastuti (2002), Seismic Sequence Analysis and
Reservoir Potential of Drowned Miocene Carbonates
Platforms in Madura Straits, East Java, AAPG Bulletin
V.86 No. 2, p. 213-232

Bila mengetahui informasi dan bagaimana
mendapatkannya, mohon menginformasikan kepada saya via
japri saja, atau ke alamat email :
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]

Terima kasih dan salam

Taufik Manan



__ 
Do you Yahoo!? 
Plan great trips with Yahoo! Travel: Now over 17,000 guides!
http://travel.yahoo.com/p-travelguide

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Mail - You care about security. So do we.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik Musakti, Oki
Cowboy Bojonegoro

Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
(alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
daerah.

Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
(sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja sudah hampir
Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?

Tidak!
Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus disetorkan ke
pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.

Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus Bojonegoro itu
sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus membukukan
biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro). Bagi hasil
untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
Bojonegoro juga akan berkurang.

Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas. Atau tukang
kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim, dan terakhir
kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah sudah berapa
banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama kemudian, muncul
namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali ini jadi.

Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal sebagai Ladang
Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi beroperasi.
Tidak cukup ada minyak di situ.

Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon Mobil dari
AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini (sekitar USD 44
per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
triliunan.

Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia yang sekaligus
tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal untuk menggali
minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
tersebut segera diambil. Kalau tidak, pada 2009, kekurangan minyak
Indonesia semakin kritis.

Di tengah-tengah dua gajah itu ada semut yang dapat angin: Pemda
Bojonegoro. Lewat UU Migas yang baru, juga UU Otonomi Daerah, bupati
merasa pemda juga punya hak 10 persen.

Selain cadangan minyak yang besar itu, di Bojonegoro juga ditemukan
beberapa cadangan minyak kecil-kecil. Inilah yang diusahakan oleh Petro
China dengan Medco-nya Arifin Panigoro. Dan, ladang inilah yang distop
oleh bupati.

Bupati sungguh kurang teliti dan hati-hati. Hak 10 persen tersebut baru
berlaku untuk kontrak baru setelah UU itu lahir. Yang dia persoalkan itu
kontrak lama. Mungkin secara hukum memang masih bisa dipersoalkan, lepas
akhirnya kalah atau menang. Tapi, cacat citra Jatim di mata investor
asing sudah terjadi. Dulu ketika terjadi masalah pengelolaan minyak di
Kabupaten Siak, Riau, hebohnya bukan main. Yang terjadi di Bojonegoro
ini lebih berat daripada itu. Tidak berlebihan kalau lantas ada yang
menyebutnya sebagai cowboy Bojonegoro. Kita bisa bayangkan, apa yang
dibicarakan di forum-forum investor internasional mengenai kasus
Bojonegoro itu.

Bupati atau wali kota di era transisi demokrasi seperti ini memang
rawan. Banyak kasus bupati atau wali kota ditu

Re: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku

2005-04-20 Terurut Topik Taufik Manan
Betul Pak Awang,

Maaf, saya salah membaca tulisan tangan Pak Yanto
Sumantri (Si Abah).

Bisa membantu memberikan informasinya ?

Terima kasih dan salam

Taufik Manan

--- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Taufik,
>  
> Yang dimaksud barangkali Wolfgang Schlager ya...?
>  
> awang
> 
> Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sahabat,
> 
> Saya sedang mencari 2 (dua) buku, yaitu :
> 
> Shlagek W (1992), Sedimentology and Sequence
> Stratigraphy of Reefs and Carbonate Platforms, AAPG
> :
> Continuing Education Course, Notes Series # 34
> 
> Kusumastuti (2002), Seismic Sequence Analysis and
> Reservoir Potential of Drowned Miocene Carbonates
> Platforms in Madura Straits, East Java, AAPG
> Bulletin
> V.86 No. 2, p. 213-232
> 
> Bila mengetahui informasi dan bagaimana
> mendapatkannya, mohon menginformasikan kepada saya
> via
> japri saja, atau ke alamat email :
> [EMAIL PROTECTED]
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> Terima kasih dan salam
> 
> Taufik Manan
> 
> 
> 
> __ 
> Do you Yahoo!? 
> Plan great trips with Yahoo! Travel: Now over 17,000
> guides!
> http://travel.yahoo.com/p-travelguide
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
>
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 
> 
>   
> -
> Do you Yahoo!?
>  Yahoo! Mail - You care about security. So do we.



__ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ 

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku

2005-04-20 Terurut Topik arif idrus
Mas Taufik,
Paper ke-2 yang dicari sudah saya kirim via japri (Pdf file). Semoga diterima 
dengan baik, kalo belum, agar sarankan saya bagaimana mengirimnya, kapasitas 
filenya ~1.5 MB. 
Wassalam, Arif


Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sahabat,

Saya sedang mencari 2 (dua) buku, yaitu :

Shlagek W (1992), Sedimentology and Sequence
Stratigraphy of Reefs and Carbonate Platforms, AAPG :
Continuing Education Course, Notes Series # 34

Kusumastuti (2002), Seismic Sequence Analysis and
Reservoir Potential of Drowned Miocene Carbonates
Platforms in Madura Straits, East Java, AAPG Bulletin
V.86 No. 2, p. 213-232

Bila mengetahui informasi dan bagaimana
mendapatkannya, mohon menginformasikan kepada saya via
japri saja, atau ke alamat email :
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]

Terima kasih dan salam

Taufik Manan


 






__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

RE: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku<--rapidshare.de

2005-04-20 Terurut Topik Agus Dwi S
Kalo filenya besar di upload saja ke www.rapidshare.de
Jadi semua orang yang perlu bisa tinggal download
mau upload hingga ratusan mega juga bisa
-Original Message-
From: arif idrus [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 20, 2005 5:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku


Mas Taufik,
Paper ke-2 yang dicari sudah saya kirim via japri (Pdf file). Semoga diterima 
dengan baik, kalo belum, agar sarankan saya bagaimana mengirimnya, kapasitas 
filenya ~1.5 MB. 
Wassalam, Arif


Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sahabat,

Saya sedang mencari 2 (dua) buku, yaitu :

Shlagek W (1992), Sedimentology and Sequence
Stratigraphy of Reefs and Carbonate Platforms, AAPG :
Continuing Education Course, Notes Series # 34

Kusumastuti (2002), Seismic Sequence Analysis and
Reservoir Potential of Drowned Miocene Carbonates
Platforms in Madura Straits, East Java, AAPG Bulletin
V.86 No. 2, p. 213-232

Bila mengetahui informasi dan bagaimana
mendapatkannya, mohon menginformasikan kepada saya via
japri saja, atau ke alamat email :
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]

Terima kasih dan salam

Taufik Manan


 






__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku<--rapidshare.de

2005-04-20 Terurut Topik Yosef Khairil Amin
rapidshare sekali upload maksimal 30 MB, sekali download maksimal 30
MB juga, kalau lebih dari itu kita harus menunggu 1 jam lagi sebelum
bisa mendownload lagi, setiap kali mau mendownload harus menunggu 60
detik dan tak bisa melakukan multiple download (satu alamat Internet
Protocol (IP) hanya boleh satu download dalam waktu yang sama, ini
akan menyulitkan jika mendownload memakai PC kantor yang biasanya ada
di belakang firewall, karena biasanya semua PC nya akan mempunyai
alamat IP yang sama).

Alternatif lainnya mungkin bisa juga meng-upload ke :
http://mytempdir.com/ , walaupun maksimu 25 MB sekali upload tapi
tidak harus menunggu 60 detik kalau mau mendownload.

Terima kasih,
Yosef KA

On 4/20/05, Agus Dwi S <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kalo filenya besar di upload saja ke www.rapidshare.de
> Jadi semua orang yang perlu bisa tinggal download
> mau upload hingga ratusan mega juga bisa
> -Original Message-
> From: arif idrus [mailto:[EMAIL PROTECTED]

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku<--rapidshare.de

2005-04-20 Terurut Topik Agus Dwi S
Ups salah liat mas..
Kalo rapidshare memamng maksimum 30 mb, tapi cuman nunggu 30 detik kok..
Kalo mau upload hingga 1 giga kirim aja ke www.yousendit.com
namun jumlah yang download dibatasi, dan nunggu 30 detik juga
makasih

ads

-Original Message-
From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 21, 2005 7:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Bantuan Mencari Buku<--rapidshare.de


rapidshare sekali upload maksimal 30 MB, sekali download maksimal 30
MB juga, kalau lebih dari itu kita harus menunggu 1 jam lagi sebelum
bisa mendownload lagi, setiap kali mau mendownload harus menunggu 60
detik dan tak bisa melakukan multiple download (satu alamat Internet
Protocol (IP) hanya boleh satu download dalam waktu yang sama, ini
akan menyulitkan jika mendownload memakai PC kantor yang biasanya ada
di belakang firewall, karena biasanya semua PC nya akan mempunyai
alamat IP yang sama).

Alternatif lainnya mungkin bisa juga meng-upload ke :
http://mytempdir.com/ , walaupun maksimu 25 MB sekali upload tapi
tidak harus menunggu 60 detik kalau mau mendownload.

Terima kasih,
Yosef KA

On 4/20/05, Agus Dwi S <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kalo filenya besar di upload saja ke www.rapidshare.de
> Jadi semua orang yang perlu bisa tinggal download
> mau upload hingga ratusan mega juga bisa
> -Original Message-
> From: arif idrus [mailto:[EMAIL PROTECTED]

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik yrsnki
>
  Rekan rekan

  Baru sajaa kemarin saya berbincang - bincang dengan salah seorang
  rekan PTM yang ditugasi untuk menyelesaikan hal ini.
  Saya perisi menamakan Bupati yang satu ini Koboy koboyan , dan
  sangat tidak pantas sebagai seorang aparat pemerintah melakukan
  tuntutan secara anarkis seperti ini.

  Kalau hal ini diikuti oleh Bupati/Walikota lainnya di Indonesia
  dan dilakukan dalam semua sektor bisnis , wah bener bener kita jadi
  "wild west" dijaman moderen.

  Saya tidak habis fikri , apa yang ada dibenak Bapa Bupati ini.

  Si Abah.

  Cowboy Bojonegoro
>
> Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
> CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
> Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
> menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
> mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
> (alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
> daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
> daerah.
>
> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja sudah hampir
> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
>
> Tidak!
> Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
> pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
> ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
> berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
> penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus disetorkan ke
> pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
> ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.
>
> Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
> investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus Bojonegoro itu
> sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus membukukan
> biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
> Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro). Bagi hasil
> untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
> Bojonegoro juga akan berkurang.
>
> Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas. Atau tukang
> kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
> temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
> mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim, dan terakhir
> kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
> diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah sudah berapa
> banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama kemudian, muncul
> namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali ini jadi.
>
> Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
> ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal sebagai Ladang
> Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
> Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
> setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
> minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
> pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi beroperasi.
> Tidak cukup ada minyak di situ.
>
> Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon Mobil dari
> AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
> Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
> besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini (sekitar USD 44
> per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
> Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
> triliunan.
>
> Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
> Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
> dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
> tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
> membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia yang sekaligus
> tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal untuk menggali
> minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
> tersebut segera diambil. Kalau tidak, pada 2009, kekurangan minyak
> Indonesia semakin kritis.
>
> Di tengah-tengah dua gajah itu ada semut yang dapat angin: Pemda
> Bojonegoro. Lewat UU Migas yang baru, juga UU Otonomi Daerah, bupati
> merasa pemda juga punya hak 10 persen.
>
> Selain cadangan minyak yang besar itu, di Bojonegoro juga ditemukan
> beberapa cadangan minyak kecil-kecil. Inilah yang diusahakan oleh Petro
> China dengan Medco-nya Arifin Panigoro. Dan, ladang inilah yang distop
> oleh bupati.
>
> Bupati sungguh kurang teliti dan hati-hati. Hak 10 pers

Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik sugeng.hartono
Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran tetap berjalan,
tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian yang semestinya
tidak perlu.

Sugeng

- Original Message -
From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, April 20, 2005 4:38 PM
Subject: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore


Cowboy Bojonegoro

Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
(alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
daerah.

Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
(sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja sudah hampir
Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?

Tidak!
Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus disetorkan ke
pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.

Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus Bojonegoro itu
sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus membukukan
biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro). Bagi hasil
untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
Bojonegoro juga akan berkurang.

Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas. Atau tukang
kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim, dan terakhir
kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah sudah berapa
banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama kemudian, muncul
namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali ini jadi.

Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal sebagai Ladang
Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi beroperasi.
Tidak cukup ada minyak di situ.

Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon Mobil dari
AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini (sekitar USD 44
per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
triliunan.

Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia yang sekaligus
tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal untuk menggali
minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
tersebut segera diambil. Kalau tidak, pada 2009, kekurangan minyak
Indonesia semakin kritis.

Di tengah-tengah dua gajah itu ada semut yang dapat angin: Pemda
Bojonegoro. Lewat UU Migas yang baru, juga UU Otonomi Daerah, bupati
merasa pemda juga punya hak 10 persen.

Selain cadangan minyak yang besar itu, di Bojonegoro juga ditemukan
beberapa cadangan minyak kecil-kecil. Inilah yang diusahakan oleh Petro
China dengan Medco-nya Arifin Panigoro. Dan, ladang inilah yang distop
oleh bupati.

Bupati sungguh kurang teliti dan hati-hati. Hak 10 persen tersebut baru
berlaku untuk kontrak baru setelah UU itu lahir. Yang dia persoalkan itu
kontrak lama. Mungkin secara hukum memang masih bisa dipersoalkan, lepas
akhirnya kalah atau menang. Tapi, cacat citra Jatim di mata investor
asing sudah terjadi. Dulu ketika terjadi masalah pengelolaan minyak di
Kabupaten Siak

RE: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik Eko Prasetyo
saya kira kalo BP Migas arif mencermati masalah ini, mereka akan mengajukan 
kepada pemerintah pusat untuk menendang sang bupati koboi keluar dari 
pemerintahan atas dasar "Melakukan Tindakan Yang Telah Pasti Akan Menyebabkan 
Kerugian Bagi Negara"

Entah Kalo BP MIGAS dapat bagian dari sang kontraktor rig.

> -Original Message-
> From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 21, 2005 9:27 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
> 
> 
> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran 
> tetap berjalan,
> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian 
> yang semestinya
> tidak perlu.
> 
> Sugeng
> 
> - Original Message -
> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Wednesday, April 20, 2005 4:38 PM
> Subject: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
> 
> 
> Cowboy Bojonegoro
> 
> Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
> CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
> Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
> menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
> mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
> (alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
> daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
> daerah.
> 
> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja 
> sudah hampir
> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
> 
> Tidak!
> Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
> pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
> ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
> berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
> penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus 
> disetorkan ke
> pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
> ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.
> 
> Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
> investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus 
> Bojonegoro itu
> sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus 
> membukukan
> biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
> Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro). 
> Bagi hasil
> untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
> Bojonegoro juga akan berkurang.
> 
> Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas. 
> Atau tukang
> kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
> temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
> mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim, 
> dan terakhir
> kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
> diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah 
> sudah berapa
> banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama 
> kemudian, muncul
> namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali 
> ini jadi.
> 
> Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
> ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal 
> sebagai Ladang
> Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
> Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
> setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
> minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
> pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi 
> beroperasi.
> Tidak cukup ada minyak di situ.
> 
> Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon 
> Mobil dari
> AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
> Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
> besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini 
> (sekitar USD 44
> per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
> Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
> triliunan.
> 
> Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
> Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
> dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
> tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
> membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia 
> yang sekaligus
> tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal 
> untuk menggali
> minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
> tersebut segera diambil. Kalau tidak, pada 2009, kekurangan minyak
> Indonesia semakin kritis.
> 
> Di tengah-tengah dua gajah itu ada semut

Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Lagi-lagi kalau aku lebih mementingkan penjelasan serta pendidikan ke 
"cowboy-cowboy" ini.
Mereka perlu diberitahukan bagaimana proses eksplorasi itu berjalan di 
Indonesia, termasuk didalamnya 'cost recovery'. Mereka mana tau adanya 
kerugian disemua pihak kalau sebuah project terbengkalai. 

Apakah hanya pendidikan ke rakyat ? ... tentunya tidak ... semua pihak 
(explorer, pemerintah pusat dan juga daerah) juga harus saling mengerti 
kepentingannya. Rakyat lokal sering "merasa" tidak mendapatkan "hak"nya. 
Walopun akau jg ga tau mana yg lebih ber"hak" atas kekayaan alam, karena 
mana yg disebut proporsional itu ya harus dirundingkan dan ada tata caranya. 
Entah dengan otonomi, perserikatan, ataupun terpusat semuanya mesti dengan 
perundingan. 

Temen-temen yg operasinya di darat tentunya lebih banyak tahu ttg konflik 
ini, terutama setelah ada otoda.

Nah lagi2 saya yakin proses perundingan yg merugikan semua pihak ini perlu 
penengah yg bener2 netral  siapa ? 
LSM ? IAGI lagi ?
Berat juga rek ... 
Salah-salah 'gajah bertarung hebat, kucing ke-injek2 dibawahnya'.

RDP
'emang iagi kucing ?"

On 4/21/05, sugeng.hartono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran tetap berjalan,
> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian yang 
> semestinya
> tidak perlu.
> 
> Sugeng
> 
> - Original Message -
> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja sudah hampir
> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
> 
> Tidak!



-- 
Education can't stop natural disasters from occurring, 
but it can help people prepare for the possibilities ---


Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik yrsnki
> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran tetap berjalan,
> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian yang
> semestinya
> tidak perlu.
>
> Sugeng


  Mas

  Namanya juga koboy , jadi yang dikenal cuma pestol dan kepalan tangan.

  Si Abah
>
> - Original Message -
> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Wednesday, April 20, 2005 4:38 PM
> Subject: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>
>
> Cowboy Bojonegoro
>
> Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
> CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
> Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
> menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
> mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
> (alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
> daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
> daerah.
>
> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja sudah hampir
> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
>
> Tidak!
> Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
> pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
> ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
> berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
> penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus disetorkan ke
> pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
> ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.
>
> Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
> investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus Bojonegoro itu
> sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus membukukan
> biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
> Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro). Bagi hasil
> untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
> Bojonegoro juga akan berkurang.
>
> Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas. Atau tukang
> kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
> temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
> mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim, dan terakhir
> kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
> diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah sudah berapa
> banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama kemudian, muncul
> namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali ini jadi.
>
> Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
> ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal sebagai Ladang
> Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
> Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
> setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
> minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
> pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi beroperasi.
> Tidak cukup ada minyak di situ.
>
> Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon Mobil dari
> AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
> Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
> besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini (sekitar USD 44
> per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
> Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
> triliunan.
>
> Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
> Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
> dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
> tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
> membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia yang sekaligus
> tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal untuk menggali
> minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
> tersebut segera diambil. Kalau tidak, pada 2009, kekurangan minyak
> Indonesia semakin kritis.
>
> Di tengah-tengah dua gajah itu ada semut yang dapat angin: Pemda
> Bojonegoro. Lewat UU Migas yang baru, juga UU Otonomi Daerah, bupati
> merasa pemda juga punya hak 10 persen.
>
> Selain cadangan minyak yang besar itu, di Bojonegoro juga ditemukan
> beberapa cadangan minyak kecil-kecil. Inilah yang diusahakan oleh Petro
> China dengan Medco-nya Arifin Panigoro. Dan, ladang inilah yang distop
> oleh bupati.
>
> Bupati sungguh kurang teliti dan hati-hati. Hak 10 persen tersebut baru
> berlaku untuk kontrak baru set

RE: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik yrsnki
> saya kira kalo BP Migas arif mencermati masalah ini, mereka akan
> mengajukan kepada pemerintah pusat untuk menendang sang bupati koboi
> keluar dari pemerintahan atas dasar "Melakukan Tindakan Yang Telah Pasti
> Akan Menyebabkan Kerugian Bagi Negara"
>
> Entah Kalo BP MIGAS dapat bagian dari sang kontraktor rig.

  Ekh , sok negative thinking akh

  Si Abah
>
>> -Original Message-
>> From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Thursday, April 21, 2005 9:27 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
>> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran
>> tetap berjalan,
>> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian
>> yang semestinya
>> tidak perlu.
>>
>> Sugeng
>>
>> - Original Message -
>> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: 
>> Sent: Wednesday, April 20, 2005 4:38 PM
>> Subject: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Cowboy Bojonegoro
>>
>> Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
>> CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
>> Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
>> menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
>> mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
>> (alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
>> daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
>> daerah.
>>
>> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
>> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
>> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
>> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja
>> sudah hampir
>> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
>>
>> Tidak!
>> Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
>> pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
>> ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
>> berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
>> penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus
>> disetorkan ke
>> pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
>> ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.
>>
>> Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
>> investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus
>> Bojonegoro itu
>> sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus
>> membukukan
>> biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
>> Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro).
>> Bagi hasil
>> untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
>> Bojonegoro juga akan berkurang.
>>
>> Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas.
>> Atau tukang
>> kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
>> temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
>> mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim,
>> dan terakhir
>> kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
>> diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah
>> sudah berapa
>> banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama
>> kemudian, muncul
>> namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali
>> ini jadi.
>>
>> Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
>> ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal
>> sebagai Ladang
>> Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
>> Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
>> setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
>> minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
>> pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi
>> beroperasi.
>> Tidak cukup ada minyak di situ.
>>
>> Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon
>> Mobil dari
>> AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
>> Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
>> besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini
>> (sekitar USD 44
>> per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
>> Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
>> triliunan.
>>
>> Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
>> Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
>> dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
>> tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
>> membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia
>> yang sekaligus
>> tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal
>> untuk menggali
>> minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
>> tersebut s

Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik yrsnki
> Lagi-lagi kalau aku lebih mementingkan penjelasan serta pendidikan ke
> "cowboy-cowboy" ini.
> Mereka perlu diberitahukan bagaimana proses eksplorasi itu berjalan di
> Indonesia, termasuk didalamnya 'cost recovery'. Mereka mana tau adanya
> kerugian disemua pihak kalau sebuah project terbengkalai.
>
> Apakah hanya pendidikan ke rakyat ? ... tentunya tidak ... semua pihak
> (explorer, pemerintah pusat dan juga daerah) juga harus saling mengerti
> kepentingannya. Rakyat lokal sering "merasa" tidak mendapatkan "hak"nya.
> Walopun akau jg ga tau mana yg lebih ber"hak" atas kekayaan alam, karena
> mana yg disebut proporsional itu ya harus dirundingkan dan ada tata
> caranya.
> Entah dengan otonomi, perserikatan, ataupun terpusat semuanya mesti dengan
> perundingan.
>
> Temen-temen yg operasinya di darat tentunya lebih banyak tahu ttg konflik
> ini, terutama setelah ada otoda.
>
> Nah lagi2 saya yakin proses perundingan yg merugikan semua pihak ini perlu
> penengah yg bener2 netral  siapa ?
> LSM ? IAGI lagi ?
> Berat juga rek ...
> Salah-salah 'gajah bertarung hebat, kucing ke-injek2 dibawahnya'.
>
> RDP
> 'emang iagi kucing ?"

  Emang ..bukan !

  Si Abah
>
> On 4/21/05, sugeng.hartono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
>> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran tetap berjalan,
>> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian yang
>> semestinya
>> tidak perlu.
>>
>> Sugeng
>>
>> - Original Message -
>> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
>>
>> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
>> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
>> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
>> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja sudah hampir
>> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
>>
>> Tidak!
>
>
>
> --
> Education can't stop natural disasters from occurring,
> but it can help people prepare for the possibilities ---
>



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik yrsnki
> saya kira kalo BP Migas arif mencermati masalah ini, mereka akan
> mengajukan kepada pemerintah pusat untuk menendang sang bupati koboi
> keluar dari pemerintahan atas dasar "Melakukan Tindakan Yang Telah Pasti
> Akan Menyebabkan Kerugian Bagi Negara"
>
> Entah Kalo BP MIGAS dapat bagian dari sang kontraktor rig.

  Ekh , sok negative thinking akh

  Si Abah
>
>> -Original Message-
>> From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Thursday, April 21, 2005 9:27 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
>> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran
>> tetap berjalan,
>> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian
>> yang semestinya
>> tidak perlu.
>>
>> Sugeng
>>
>> - Original Message -
>> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: 
>> Sent: Wednesday, April 20, 2005 4:38 PM
>> Subject: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Cowboy Bojonegoro
>>
>> Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
>> CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
>> Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
>> menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
>> mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
>> (alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
>> daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
>> daerah.
>>
>> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
>> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
>> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
>> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja
>> sudah hampir
>> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
>>
>> Tidak!
>> Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
>> pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
>> ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
>> berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
>> penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus
>> disetorkan ke
>> pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
>> ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.
>>
>> Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
>> investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus
>> Bojonegoro itu
>> sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus
>> membukukan
>> biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
>> Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro).
>> Bagi hasil
>> untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
>> Bojonegoro juga akan berkurang.
>>
>> Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas.
>> Atau tukang
>> kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
>> temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
>> mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim,
>> dan terakhir
>> kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
>> diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah
>> sudah berapa
>> banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama
>> kemudian, muncul
>> namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali
>> ini jadi.
>>
>> Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
>> ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal
>> sebagai Ladang
>> Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
>> Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
>> setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
>> minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
>> pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi
>> beroperasi.
>> Tidak cukup ada minyak di situ.
>>
>> Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon
>> Mobil dari
>> AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
>> Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
>> besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini
>> (sekitar USD 44
>> per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
>> Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
>> triliunan.
>>
>> Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
>> Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
>> dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
>> tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
>> membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia
>> yang sekaligus
>> tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal
>> untuk menggali
>> minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
>> tersebut s

RE: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik yrsnki
> saya kira kalo BP Migas arif mencermati masalah ini, mereka akan
> mengajukan kepada pemerintah pusat untuk menendang sang bupati koboi
> keluar dari pemerintahan atas dasar "Melakukan Tindakan Yang Telah Pasti
> Akan Menyebabkan Kerugian Bagi Negara"
>
> Entah Kalo BP MIGAS dapat bagian dari sang kontraktor rig.

  Ekh , sok negative thinking akh

  Si Abah
>
>> -Original Message-
>> From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Thursday, April 21, 2005 9:27 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
>> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran
>> tetap berjalan,
>> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian
>> yang semestinya
>> tidak perlu.
>>
>> Sugeng
>>
>> - Original Message -
>> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: 
>> Sent: Wednesday, April 20, 2005 4:38 PM
>> Subject: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Cowboy Bojonegoro
>>
>> Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
>> CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
>> Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
>> menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
>> mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
>> (alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
>> daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
>> daerah.
>>
>> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
>> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
>> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
>> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja
>> sudah hampir
>> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
>>
>> Tidak!
>> Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
>> pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
>> ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
>> berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
>> penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus
>> disetorkan ke
>> pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
>> ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.
>>
>> Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
>> investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus
>> Bojonegoro itu
>> sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus
>> membukukan
>> biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
>> Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro).
>> Bagi hasil
>> untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
>> Bojonegoro juga akan berkurang.
>>
>> Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas.
>> Atau tukang
>> kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
>> temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
>> mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim,
>> dan terakhir
>> kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
>> diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah
>> sudah berapa
>> banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama
>> kemudian, muncul
>> namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali
>> ini jadi.
>>
>> Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
>> ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal
>> sebagai Ladang
>> Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
>> Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
>> setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
>> minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
>> pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi
>> beroperasi.
>> Tidak cukup ada minyak di situ.
>>
>> Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon
>> Mobil dari
>> AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
>> Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
>> besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini
>> (sekitar USD 44
>> per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
>> Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
>> triliunan.
>>
>> Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
>> Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
>> dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
>> tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
>> membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia
>> yang sekaligus
>> tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal
>> untuk menggali
>> minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
>> tersebut s

RE: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik yrsnki
> saya kira kalo BP Migas arif mencermati masalah ini, mereka akan
> mengajukan kepada pemerintah pusat untuk menendang sang bupati koboi
> keluar dari pemerintahan atas dasar "Melakukan Tindakan Yang Telah Pasti
> Akan Menyebabkan Kerugian Bagi Negara"
>
> Entah Kalo BP MIGAS dapat bagian dari sang kontraktor rig.

  Ekh , sok negative thinking akh

  Si Abah
>
>> -Original Message-
>> From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Thursday, April 21, 2005 9:27 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
>> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran
>> tetap berjalan,
>> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian
>> yang semestinya
>> tidak perlu.
>>
>> Sugeng
>>
>> - Original Message -
>> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: 
>> Sent: Wednesday, April 20, 2005 4:38 PM
>> Subject: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Cowboy Bojonegoro
>>
>> Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
>> CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
>> Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
>> menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
>> mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
>> (alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
>> daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
>> daerah.
>>
>> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
>> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
>> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
>> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja
>> sudah hampir
>> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
>>
>> Tidak!
>> Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
>> pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
>> ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
>> berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
>> penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus
>> disetorkan ke
>> pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
>> ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.
>>
>> Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
>> investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus
>> Bojonegoro itu
>> sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus
>> membukukan
>> biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
>> Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro).
>> Bagi hasil
>> untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
>> Bojonegoro juga akan berkurang.
>>
>> Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas.
>> Atau tukang
>> kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
>> temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
>> mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim,
>> dan terakhir
>> kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
>> diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah
>> sudah berapa
>> banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama
>> kemudian, muncul
>> namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali
>> ini jadi.
>>
>> Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
>> ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal
>> sebagai Ladang
>> Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
>> Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
>> setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
>> minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
>> pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi
>> beroperasi.
>> Tidak cukup ada minyak di situ.
>>
>> Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon
>> Mobil dari
>> AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
>> Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
>> besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini
>> (sekitar USD 44
>> per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
>> Tapi, untuk mengambil kekayaan tersebut, harus ada modal Rp 40
>> triliunan.
>>
>> Gambaran yang serba triliunan itulah, yang kini membuat Pertamina dan
>> Exxon bersitegang. Pertamina minta pembayaran di depan Rp 4 triliun
>> dulu, tapi Exxon masih menawar separonya. Sudah lima tahun dan sudah
>> tiga presiden naik singgasana di Indonesia, tapi belum ada yang bisa
>> membuat keputusan. Exxon, rupanya, tahu tiga kekuatan dia
>> yang sekaligus
>> tiga kelemahan Indonesia: kontrak harus dihormati, modal
>> untuk menggali
>> minyak tersebut sangat besar, dan Indonesia sangat memerlukan minyak
>> tersebut s

Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik Indra Sumbodo
all,
Mungkin agak tidak adil kalau Bupatinya saja yang di-ekspose. Karena 
sepajang JOB Beroperasi disana, pak Santoso ini sangat kooperatif.
Pak Bupati ini berubah total karena mendapat masukan dari kawan-kawan eks 
PSC yang "memberi angin surga" dengan mencontohkan BOB-nya Caltex 
tanpa(mungkin) menjelaskan bagaimana penerapan UU migas (no 35 kalau tdk 
salah) ttg hak BUMD mendapatkan 10 % dari share yang ada untuk daerah yang 
baru beroperasi. Sedangkan untuk kasus diatas, busines to business yang 
harus dipakai. Artinya sharing yang 10 % ini sangat tergantung dari mau 
tidaknya operator menjual sharenya dan tentu ada past cost yang harus 
dibayar.

Ini juga bukti bahwa pemerintah sangat tidak effisien menangani hal-hal 
sederhana seperti diatas. Alangkah gampangnya kalau Menteri ESDM ngomong 
sama Mendagri kalau anak buahnya keluar jalur. Dan alangkah gampangnya 
Mendagri menjelaskan dan memerintahkan Pak Bupati untuk tidak keluar jalur.
end of story..

dd
- Original Message - 
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, April 21, 2005 9:37 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

Lagi-lagi kalau aku lebih mementingkan penjelasan serta pendidikan ke
"cowboy-cowboy" ini.
Mereka perlu diberitahukan bagaimana proses eksplorasi itu berjalan di
Indonesia, termasuk didalamnya 'cost recovery'. Mereka mana tau adanya
kerugian disemua pihak kalau sebuah project terbengkalai.
Apakah hanya pendidikan ke rakyat ? ... tentunya tidak ... semua pihak
(explorer, pemerintah pusat dan juga daerah) juga harus saling mengerti
kepentingannya. Rakyat lokal sering "merasa" tidak mendapatkan "hak"nya.
Walopun akau jg ga tau mana yg lebih ber"hak" atas kekayaan alam, karena
mana yg disebut proporsional itu ya harus dirundingkan dan ada tata
caranya.
Entah dengan otonomi, perserikatan, ataupun terpusat semuanya mesti
dengan
perundingan.
Temen-temen yg operasinya di darat tentunya lebih banyak tahu ttg
konflik
ini, terutama setelah ada otoda.
Nah lagi2 saya yakin proses perundingan yg merugikan semua pihak ini
perlu
penengah yg bener2 netral  siapa ?
LSM ? IAGI lagi ?
Berat juga rek ...
Salah-salah 'gajah bertarung hebat, kucing ke-injek2 dibawahnya'.
RDP
'emang iagi kucing ?"
On 4/21/05, sugeng.hartono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran tetap
berjalan,
tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian yang
semestinya
tidak perlu.
Sugeng
- Original Message -
From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
(sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja sudah
hampir
Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
Tidak!

--
Education can't stop natural disasters from occurring,
but it can help people prepare for the possibilities ---
-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


RE: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik Syaiful Jazan

Yth.Abah.

Kalau tidak salah,sekarang inikan di masing2 Propinsi udah adalah aparat 
pemerintahan seperti BP MIGAS dan Dinas Pertambangan daerah,mungkin dengan 
kasus "coboy Bojonegoro" ini aparat2 pemerintahan tsb juga perlu dilibatkan 
untuk setiap kasus yang sama.Rasanya makin ruwet aja urusan yang berhubungan 
dengan UUD (ujung ujungnya duit,atau memang sudah semakin parahkah kehidupan 
dinegara kita ini..?

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 21, 2005 9:46 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore


> saya kira kalo BP Migas arif mencermati masalah ini, mereka akan
> mengajukan kepada pemerintah pusat untuk menendang sang bupati koboi
> keluar dari pemerintahan atas dasar "Melakukan Tindakan Yang Telah Pasti
> Akan Menyebabkan Kerugian Bagi Negara"
>
> Entah Kalo BP MIGAS dapat bagian dari sang kontraktor rig.

  Ekh , sok negative thinking akh

  Si Abah
>
>> -Original Message-
>> From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Thursday, April 21, 2005 9:27 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi edisi kemarin.
>> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya pemboran
>> tetap berjalan,
>> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak ada kerugian
>> yang semestinya
>> tidak perlu.
>>
>> Sugeng
>>
>> - Original Message -
>> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: 
>> Sent: Wednesday, April 20, 2005 4:38 PM
>> Subject: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore
>>
>>
>> Cowboy Bojonegoro
>>
>> Oleh: Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos
>> CITRA Jatim di mata investor asing baru saja tercemar oleh tindakan
>> Bupati Bojonegoro Santoso. Bupati mengeluarkan surat yang isinya
>> menghentikan kegiatan pengeboran minyak di wilayahnya. Bupati juga
>> mengerahkan pasukannya untuk memblokade lahan yang sudah dipasangi rig
>> (alat pengeboran minyak) tersebut. Alasannya: sesuai dengan UU Migas,
>> daerah boleh mendapatkan saham 10 persen dari setiap usaha minyak di
>> daerah.
>>
>> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut terhitung sejak 23
>> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut sekitar USD 20.000
>> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau sebulan ini tidak ada
>> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian langsungnya saja
>> sudah hampir
>> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas munculnya kerugian itu?
>>
>> Tidak!
>> Semua biaya itu akan dicatat oleh si investor. Sesuai dengan peraturan
>> pemerintah Indonesia, semua biaya pengeboran minyak memang harus
>> ditanggung dulu oleh investor. Namun, kalau usaha pencarian minyaknya
>> berhasil, biaya tersebut akan diganti oleh pemerintah. Cara
>> penggantiannya adalah: dipotongkan dari bagian yang harus
>> disetorkan ke
>> pemerintah. Bukan hanya biaya itu yang diganti pemerintah, tapi masih
>> ditambah 30 persennya lagi, sebagai semacam cost of fund.
>>
>> Maka, investor asingnya tenang-tenang saja. Dilarang setahun pun si
>> investor tidak akan terlalu gelisah. Apalagi dalam kasus
>> Bojonegoro itu
>> sudah jelas minyaknya sudah ditemukan. Investor tinggal terus
>> membukukan
>> biaya selama dihentikan tersebut. Kelak, yang gigit jari pemerintah
>> Indonesia sendiri (termasuk pemerintah Jatim dan Bojonegoro).
>> Bagi hasil
>> untuk pemerintah berkurang. Ini juga berarti jatah untuk Jatim dan
>> Bojonegoro juga akan berkurang.
>>
>> Bupati Bojonegoro, rupanya, kurang teliti membaca UU Migas.
>> Atau tukang
>> kipasnya begitu hebat sehingga bisa ngompori bupati yang memang
>> temperamental itu. Dia saya kenal dengan baik. Sejak masih berpangkat
>> mayor, sampai menjadi kepala Dolog Jatim, ketua PSSI Jatim,
>> dan terakhir
>> kepala Dolog Papua. Setelah agak lama tanpa jabatan, lalu mencalonkan
>> diri jadi bupati Sidoarjo lewat pintu PDI Perjuangan. Entah
>> sudah berapa
>> banyak dananya habis untuk proses itu. Gagal. Tak lama
>> kemudian, muncul
>> namanya sebagai calon bupati Bojonegoro lewat pintu PKB. Kali
>> ini jadi.
>>
>> Jadi bupati Bojonegoro memang menggiurkan, kelihatannya. Di situlah
>> ditemukan cadangan minyak terbesar di Jatim yang dikenal
>> sebagai Ladang
>> Cepu. Meski namanya "Ladang Cepu", sebenarnya wilayah itu masuk
>> Bojonegoro. Ladang tersebut dulu diberikan kepada Tommy Soeharto. Tapi
>> setelah dilakukan pengeboran dan memakan biaya besar, tidak ditemukan
>> minyak yang memadai. Tommy rugi besar sekali di sini. Termasuk proyek
>> pengilangan minyaknya yang sudah telanjur dibeli tidak jadi
>> beroperasi.
>> Tidak cukup ada minyak di situ.
>>
>> Lalu, Pertamina mengerjasamakan ladang tersebut dengan Exxon
>> Mobil dari
>> AS. Dicobalah oleh perusahaan AS tersebut untuk dibor lebih dalam.
>> Ternyata ditemukan cadangan minyak sekitar 700 juta barel. Luar biasa
>> besarnya. Dengan harga minyak mentah Indonesia saat ini
>> (sekitar USD 44
>> per barel), nilai kekayaan di bawah Bojonegoro itu Rp 280 triliun).
>> Tapi, u

[iagi-net-l] The Year Without Summer

2005-04-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Saat ini 10-11 WIB
di Discovery channel sedang menyetel kisah letusan TAMBORA

Ada yg tertarik ?
Aku bisa stream lewat yahoo chat kalau mau ?

RDP
===

*The Year Without Summer* 

*Premieres April 17 at 9:00 pm SIN/HK* 

After viewing countless scenes of devastation caused by one underwater 
eruption in Asia, the world has become all-too familiar with the 
sometimes-violent whims of Mother Nature. These events occur suddenly and 
without warning, and can cause heartache and misery for hundreds of 
thousands. Almost 200 years ago, on April 10, 1815, the world became a 
victim of another kind of eruption. 

In Eastern Indonesia, Mount Tambora became a merciless killer. It unleashed 
the most deadly volcanic eruption in human history, wiping out at least 
117,000 people. By the end of its convulsions, the peak had lost 4,200 feet 
of its 13,000-foot height. A one-foot-thick layer of volcanic ash covered 
the surface of the sea, and over the next year, the heavy ash-fall blocked 
out the sun's rays and changed weather patterns in most of the Northern 
Hemisphere. Now considered the most violent volcanic eruption in 10,000 
years, it is believed that this blast could have triggered an extraordinary 
and little known cataclysmic event: worldwide climate change. 

The story of Mount Tambora's killing power has remained virtually unknown. 
Far away on the other side of the world, Tambora blasted an entire ethnic 
group from the face of the planet, in seconds. How could an eruption in 
Indonesia have caused the deaths of so many on the other side of the planet? 
Infamously known as the "year without a summer," frosts killed crops in New 
England and Canada, causing serious food shortages. In Europe, it was much 
worse. Cold weather and heavy rains caused widespread famine. 

Food riots broke out in France and Switzerland. In Ireland, a cold rain fell 
for 142 out of 153 days during the summer of 1816, and 65,000 people died of 
hunger and from an ensuing typhus epidemic. After spreading to other parts 
of Europe, the epidemic ultimately killed 200,000 peopleā€¦ And it all started 
with a volcanic eruption.
Horrific details of this sinister human disaster are coming to light for the 
first time and are revealed in the one-hour special *The Year Without Summer
**, premiering April 17 at 9:00 pm SIN / HK. Encores April 18 at 1:00 pm; 
April 20 at 7:00 pm; April 21 at 3:00 am and 11:00 am; and April 24 at 9:00 
am.* 

-- 
Education can't stop natural disasters from occurring, 
but it can help people prepare for the possibilities ---


[iagi-net-l] Selamat Hari Kartini 21 April

2005-04-20 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Selamat Hari Kartini kepada semua ibu-ibu dan mba-mba Geologist di
milist ini. Semoga Hari Kartini bisa memberi banyak manfaat untuk
negara ini.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Cowboy Bojonegore

2005-04-20 Terurut Topik Taufik Manan
Seandainya dulu Bupati "Cowboy" Bojonegoro ini
diundang bersama IAGI mengisi acara Goin' Country di
Metro TV beberapa tahun yang silam, mungkin
pandangannya berbeda.

Setelah diajak dansa dengan petinggi IAGI, Kang Andang
Bachtiar, Pak Yanto "Si Abah" Sumantri, Bambang
"Sheriff" Istadi, Parvita "Cowgirl" Siregar, dll, juga
mendengar keterangan bukti partisipasi IAGI terhadap
Tsunami di Aceh, pasti Beliau akan tergugah juga jiwa
sosialnya.

Beliau tetap manusia yang mungkin tidak tahu dan
khilaf. Tugas kita memberikan sosialisasi kegiatan
kita, sehingga Beliau mengerti dan mau bersinergi
menjadi mitra kerja yang baik dengan industri migas.

Salam buat semua.

TAM
anggota HAGI yang aktif di milis IAGI juga
serta ikut juga dalam acara Goin' Country IAGI di
Metro TV (yang sempat berphoto berdua dengan Tantowi
"Cowboy beneran" Yahya)


--- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> > Lagi-lagi kalau aku lebih mementingkan penjelasan
> serta pendidikan ke
> > "cowboy-cowboy" ini.
> > Mereka perlu diberitahukan bagaimana proses
> eksplorasi itu berjalan di
> > Indonesia, termasuk didalamnya 'cost recovery'.
> Mereka mana tau adanya
> > kerugian disemua pihak kalau sebuah project
> terbengkalai.
> >
> > Apakah hanya pendidikan ke rakyat ? ... tentunya
> tidak ... semua pihak
> > (explorer, pemerintah pusat dan juga daerah) juga
> harus saling mengerti
> > kepentingannya. Rakyat lokal sering "merasa" tidak
> mendapatkan "hak"nya.
> > Walopun akau jg ga tau mana yg lebih ber"hak" atas
> kekayaan alam, karena
> > mana yg disebut proporsional itu ya harus
> dirundingkan dan ada tata
> > caranya.
> > Entah dengan otonomi, perserikatan, ataupun
> terpusat semuanya mesti dengan
> > perundingan.
> >
> > Temen-temen yg operasinya di darat tentunya lebih
> banyak tahu ttg konflik
> > ini, terutama setelah ada otoda.
> >
> > Nah lagi2 saya yakin proses perundingan yg
> merugikan semua pihak ini perlu
> > penengah yg bener2 netral  siapa ?
> > LSM ? IAGI lagi ?
> > Berat juga rek ...
> > Salah-salah 'gajah bertarung hebat, kucing
> ke-injek2 dibawahnya'.
> >
> > RDP
> > 'emang iagi kucing ?"
> 
>   Emang ..bukan !
> 
>   Si Abah
> >
> > On 4/21/05, sugeng.hartono
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >>
> >> Artikel ini juga dimuat di koran lokal Jambi
> edisi kemarin.
> >> Apakah tidak ada cara yang lebih arif, misalnya
> pemboran tetap berjalan,
> >> tetapi perundingan juga berjalan sehingga tidak
> ada kerugian yang
> >> semestinya
> >> tidak perlu.
> >>
> >> Sugeng
> >>
> >> - Original Message -
> >> From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
> >>
> >> Maka, sudah hampir sebulan ini (larangan tersebut
> terhitung sejak 23
> >> Maret 2005), rig itu nganggur. Sewa rig tersebut
> sekitar USD 20.000
> >> (sekitar Rp 180 juta) per hari. Maka, kalau
> sebulan ini tidak ada
> >> pencabutan surat bupati tersebut, kerugian
> langsungnya saja sudah hampir
> >> Rp 3 miliar. Gelisahkah investor asing atas
> munculnya kerugian itu?
> >>
> >> Tidak!
> >
> >
> >
> > --
> > Education can't stop natural disasters from
> occurring,
> > but it can help people prepare for the
> possibilities ---
> >
> 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
>
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 
> 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Selamat Hari Kartini 21 April

2005-04-20 Terurut Topik farulian panggabean
selamat hari kartini juga untuk semua wanita indonesia...
 

Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Selamat Hari Kartini kepada semua ibu-ibu dan mba-mba Geologist di
milist ini. Semoga Hari Kartini bisa memberi banyak manfaat untuk
negara ini.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com