Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo ( meminang )
Waalaikumsalam. Wr. Wb. Sanak Rn semoga dirahmati Allah. Pertama : Tukar cincin memang tidak ada dalam syari'at Islam, tetapi itu tidak pula dilarang. Karena itu sebagai tanda, bahwa si A, sudah ada yang menghagasnya ( meminangnya ) Yang pasti larangan untuk lelaki hanyalah emas dan sutera, selain itu, silahkan saja. Kedua : Tunangan, apakah lelaki atau wanita, kalau tidak salah dulu sudah kita bahas. Secara umum, dan ada dalam syari'at islam, dari kisah2 terdahulu, yang datang meminang adalah pihak lelaki. Namun.. Saya pernah ceritakan sejarah Rasulullah SAW, tatkala istri beliau Khadijah, tertarik pada beliau dan isi hatinya itu disampaikan pada pesuruhnya Maisarah, dan Maisarah ini menyampaikan pada Rasulllah, setelah itu rasulullah bilang ke pamannya, maka diadakanlah perundingan dan di pinanglah siti Khadijah oleh keluarga rasulullah sendiri. Saya pribadi, merasakan sepanjang itu tidak ada larangan tidak apa-apa, kalau memang wanita harus meminang, tapi kalau saya yang diminta uang japuik, atau uang apalah namanya, saya ngak mau, bukan karena ada larangan agama, bukan, ini hanya karena masalah saya merasa sayalah yang harus dijemput oleh lelaki, karena ialah yang akan memberi tanggung jawab pada saya, saya ingin ia benar2 menyayangi dan mengharapkan saya, jangan saya yang mengharapkan ia begitu terlalu kali, ntar kelak ia bertingkah, kalau berantem , ia akan berkilah : Alah..lu dulu yang mau sama gue, lu yang tergila2 dan melamar gue , itu yang sangat saya takuti sekali akan keluar dari mulut suami yang telah bertahun2 menikah, makanya saya ngak mau pakai uang japuik dari pihak saya . ( kalau membantu , pasti akan dibantu semaksimal mungkin , terbukti toh kala itu suami saya masih mahasiswa, biaya kami masih banyak dibantu oleh keluarga saya sendiri, setelah kami menikah, sampai beliau kerja dikedutaan, tidak masalah bagi saya, suami sendiri koq, apa salahnya dibantu oleh keluarga saya sendiri, tapi sebelum menikah, saya sangat2 takut sekali, itu saja alasannya, bukan karena masalah agama. ). Tapi kalau itu adat di suatu kampung wanita yang meminang, dan pada hakikatnya itu ngak dilarang dalam agama, apa salahnya..? Tetapi bukankah sebaiknya yang meminang itu lelaki,.? karena lelaki adalah pemimpin dan yang akan memberi tanggung jawab , atau nafkah pada istrinya ? Tapi dalam hukum waris, juga sudah kita bahas dulunya. Pada akhirnya ada warisan apa itu istilahnya dulu ( harta pusaka jauh..?? lupa lagi ), setelah saya tanya2 berbagai macam ustadz di mesir ini, ternyata harta itu cuman satu sumbernya, yah harus jelas siapa yang memiliki, kakek neneknya harus jelas, kalau tidak jelas siapa yang memilikinya , maka berhati2 untuk menggunakan harta tersebut, karena di khawatirkan harta syubhat, bahkan haram sekalipun, atau harta kaum muslimin dan milik bersama. Oleh sebab itu pembagian harta warisan dalam islam haruslah jelas. Masalah harta warisan ini yang masih belum jelas oleh saya, tapi saya tetap berpegang pada aturan yang di tetapkan oleh Al Quran dan hadist. Hanya saja, kalau pihak saudara lelaki ridha memberikan segala hartanya pada wanita, silahkan saja, ngak dilarang koq. yang sering terjadikan pihak wanita bersikeras mengambil semua harta milik saudara lelaki tanpa keridhaan saudara lelaki sama sekali, yah jelas bagi saya itu salah donk. Bukankah pembagian harta warisan yang jelas itu, sudah ada garisannya dalam Al Quran ? lain hal, ketika si ortu masih hidup, si ortu tadi menghibahkan sebagian harta itu pada anak pr, atau adik pr nya, ngak jadi masalah. Yang namanya harta warisankan, apabila yang mewariskan sudah meninggal, baru ada pembagian masalah harta ini, kalau selagi ia masih hidup, itu haknya ortu, mo dibagikan kemana itu harta, mo dihadiahkan kesiapa, asal jangan sudah tahu mau dekat2 mati baru ia mulai membagikannya. Tetapi tetap boleh ia berwasiat, bahkan dianjurkan oleh Allah ta'ala bagi seseorang yang akan merasa dekat mati, untuk berwasiat bagi keluarganya. Untuk meminang sekali lagi, Bukankah yang dikatakan dinikahi wanita itu atas empat perkara adalah lelaki..? Wanita hanya ada dalam hadist, apabila datang seorang lelaki shalih melamar wanita itu, lantas ditolaknya, maka tunggulah kehancurannya . ( saya lupa derajat hadist ini apa, kalau dik ridha bisa mencarikannya silahkan saja ). Disini yang diminta memilih adalah lelaki, walaupun tetap wanita tetap berhak dimintai keridhaannya dalam menentukan calon suaminya, si ortu ngak boleh memaksakan kehendaknya. Apalagi kalau ia seorang janda, maka si ortu dan keluarga tidak berhak lagi menetukan suami nya yang mana. Saya lebih suka kalau yang meminang adalah lelaki, karena itu ada dalam Islam, namun saya tak dapat mengatakan salah adat sebahagian di Sumbar itu wanita yang meminang, karena dalam hal ini saya ngak menemukan larangannya. Itu prinsip saya dalam hal pinang meminang ini. Untuk pacaran , iyah jelas donk, kenalan dalam artian untuk mencari pasangan, ngak apa,.tapi jangan disalah
RE: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo ( meminang )
Ni Rahima, Baa pulo dengan perak lai buliah laki-laki mamakainyo. salam -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rahima Sent: Tuesday, November 30, 2004 4:07 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] baralek jo Ugamo ( meminang ) .. Yang pasti larangan untuk lelaki hanyalah emas dan sutera, selain itu, silahkan saja. . Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
RE: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo ( meminang )
Uda madahar,..dek indak ado larangan, silahkan sajo, mamakai cincin perak. Tapi jangan rantai atau gelang, atau anting2 pulo yoh,.meski indak ado larangannya, tapi bencong kelihatannya. Wassalam. Rahima. --- Madahar (madahar) [EMAIL PROTECTED] wrote: Ni Rahima, Baa pulo dengan perak lai buliah laki-laki mamakainyo. salam __ Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses. http://promotions.yahoo.com/new_mail Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo ( meminang )
Rahima wrote: Saya pribadi, merasakan sepanjang itu tidak ada larangan tidak apa-apa, kalau memang wanita harus meminang, tapi kalau saya yang diminta uang japuik, atau uang apalah namanya, saya ngak mau, bukan karena ada larangan agama, bukan, ini hanya karena masalah saya merasa sayalah yang harus dijemput oleh lelaki, karena ialah yang akan memberi tanggung jawab pada saya, saya ingin ia benar2 menyayangi dan mengharapkan saya, jangan saya yang mengharapkan ia begitu terlalu kali, ntar kelak ia bertingkah, kalau berantem , ia akan berkilah : Tetapi bukankah sebaiknya yang meminang itu lelaki,.? karena lelaki adalah pemimpin dan yang akan memberi tanggung jawab , atau nafkah pada istrinya ? Dan lamaran dari pihak laki-laki serta tata cara pernikahan yang dipraktikkan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan persetujuan beliau tentulah lebih utama bagi umat Islam. Saya sangat khawatir jika umat Islam meninggalkan tata cara yang dicontohkan oleh Rasulullah karena melaksanakan praktik adat. Saya sungguh khawatir jika dalam masalah ini berlaku peringatan Allah 'azza wa jalla. Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. al-Maa-idah 5:50) Begitu pun masalah seperti tukar cincin dan lain-lain, walau mungkin tidak ada larangan eksplisitnya namun saya khawatir jika masalah ini mempersulit proses pernikahan itu sendiri. Saya pun khawatir jika praktik tunangan/tukar cincin ini termasuk dalam larangan menyerupai orang kafir. Nabi Shalallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda (yang artinya): Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah sebagian dari mereka. Tetapi tetap boleh ia berwasiat, bahkan dianjurkan oleh Allah ta'ala bagi seseorang yang akan merasa dekat mati, untuk berwasiat bagi keluarganya. Wasiat pun dibatasi maksimal sepertiganya. Kalau tidak salah juga tidak boleh diberikan kepada ahli waris (mungkin Uni Rahima atau yang lainnya bisa mengoreksi). Dari Saad bin Abu Waqqash radhiallahu 'anhu, ia berkata: Pada waktu haji wada, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjengukku karena menderita penyakit yang hampir menyebabkan kematianku. Lalu aku berkata: Wahai Rasulullah, penyakitku sangat parah seperti yang engkau lihat, sedangkan aku adalah seorang hartawan dan tidak ada yang mewarisiku kecuali putriku satu-satunya. Apakah aku bersedekah dengan dua pertiga hartaku? Beliau menjawab: Tidak boleh. Aku bertanya lagi: Dengan setengahnya? Beliau menjawab: Tidak boleh, dengan sepertiga saja. Dan sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin yang akan meminta-minta kepada manusia. Dan kamu tidak menafkahkan suatu nafkah pun untuk mencari keredaan Allah, kecuali kamu akan mendapatkan pahala karena nafkahmu itu walaupun sesuap makanan yang kamu masukkan ke mulut istrimu. (HR. Muslim) Bukankah yang dikatakan dinikahi wanita itu atas empat perkara adalah lelaki..? Wanita hanya ada dalam hadist, apabila datang seorang lelaki shalih melamar wanita itu, lantas ditolaknya, maka tunggulah kehancurannya . ( saya lupa derajat hadist ini apa, kalau dik ridha bisa mencarikannya silahkan saja ). Panduan memilih perempuan: Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu: Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: Wanita itu dinikahi karena empat perkara; karena harta bendanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang beragama, maka kamu akan beruntung. (HR. Muslim) Juga disebutkan. Nikahilah perempuan yang banyak anak dan penyayang. Karena aku akan berbangga dengan banyaknya umatku dihadapan para Nabi kelak di hari kiamat. (Hadits Riwayat Ahmad dan di shahihkan oleh Ibnu Hibban). Sedangkan berkenaan lamaran lelaki shalih. Diriwayatkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): Apabila seseorang yang kamu ridhai agama dan akhlaknya datang kepadamu untuk melamar, maka kawinkanlah ia (dengan putrimu), jika tidak (kamu kawinkan), niscaya terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi ini (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, namun predikatnya mursal. Hadits ini mempunyai syahid lain di dalam riwayat At-Turmudzi dari riwayat Abu Hatim Al-Muzani) Hadist mursal termasuk kategori hadits dha'if namun saya belum mengetahui pendapat ahli hadits tentang derajat akhirnya sehubungan dengan adanya syahid lain. Dalil yang berkaitan mungkin firman Allah ta'ala berikut (yang artinya): Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. an-Nur 24:32) Semoga ada manfaatnya. Allahu a'lam. Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, -- Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad
RE: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo
Assalamu'alaikum WW ado nan kurang tu Mak proses baintaian - nyo ndak masuak...hehehehe.. Wassalam Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com == Alam Takambang Jadi Guru == From: Bandaro Labiah [EMAIL PROTECTED] Assalamu'alaykum Wr.Wb. supayo nak sairiang adat jo ugamo, tasuo Syara' mangato Adat mamakai, mako tantuno nan dilakukan / dikarajokan dalam adat ado nan manjadi dasar dalam agamo, khususno dalam hal iko adolah Baralek (perkawinan). karano mambilang iyo dari aso, kok mangaji bamulo dari Alif, mako dalam baralek mampunyoi langkah-langkah : 1. Maninjau-ninjau (marambah jalan, marosok-rosok, maresek-resek, babisiak-bisiak, mancari angin) 2. Manjapuik-i (maminang) 3. Batuka Tando (Basaluak Tando / Tuka Cincin) 4. Akad Nikah. 5. Baralek (maimbau makan / syukuran / Walimahan caro Jawa) Wassalamu'alaykum Wr.Wb. Bandaro Labiah. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo
Assalamu'alaykum Wr.Wb. kalau nan iko dima latakno, iyo indak jaleh pulo diambo doh, dek ambo lai indak mangarajo kan pulo, antah ko si Z Chan ? ha ha. Wassalamu'alaykum Wr.Wb. Bandaro Labiah --- In [EMAIL PROTECTED], Z Chaniago [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum WW ado nan kurang tu Mak proses baintaian - nyo ndak masuak...hehehehe.. Wassalam Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com == Alam Takambang Jadi Guru == Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo
Assalamu'alaikum wr.wb., Sato - sato jauah pulo ambo ciek. Ado nan batanyo kaambo pakaro batunangan atau biaso juo disabuik batimbang tando atau batuka cincin. Nan sabanano tujuanno adolah malamar. Baa hukumno? Sapanjang nan ambo tau, malamar itu adolah buliah-buliah sajo (alah dibahas dek Rahima). Malamar itu sah, dan manuruik kabiasoan umum kacuali di nagari awak di Minangkabau, pihak laki-laki nan datang malamar ka pihak padusi. Pakaro sasudah itu lamaran itu di agiah tando (batimbang tando, batuka cincin) iko alah tambahan sajo (budayo), indaklah nan sarupo iko marupokan nan dicontohkan dalam agamo. Manuruik kayakinan ambo pulo, hal iko buliah-buliah sajo (mubah) sabagai tando bahaso lamaran tadi sungguah-sunguah. Maingek pulo, sajak diajukanno lamaran sampai ka baralek, tantu paralu wakatu, paralu parsiapan, jadi indak baa doh 'ditandoi' lamaran tadi tu. Nan indak elok, iko nan paralu bana diingekkan, adolah anggapan samantaro urang mudo, nan bahaso kalau alah batunangan, alah batuka tando atau batuka cincin tu mareka lah bebas. Lah ampia sarupo jo jadi suami - istri. Iko jaleh salah, karano lamaran, atau tunangan, atau tuka tando itu bukanlah parnikahan. Dek karano itu ado pulo ambo mandanga ustad nan manyampaikan bahaso batuka tando tu ado pulo sisi negatifno, sainggo sarancakno indak usah sajo. Kalau kamalamar, rancak dakek-dakek ka bajadi sajo, indak paralu lai maso-maso batunangan, nan baresiko untuk calon anak daro jo calon marapulai kalau indak mangarati jo 'ugamo'. Ado pulo nan batanyo pakaro mahar dalam panikahan. Baa mangko banyak urang kini maagiahan mahar saparangkaik alat sholat, atau sebuah al quran. Apokah itu buliah, atau memang disyariatkan, atau ado alasanno nan khusus mangko sarupo itu. Ambo dapek katarangan dari surang ustad, bahaso mahar nan sarupo itu dari sisi barangno buliah-buliah sajo. Kapado surang anak mudo miskin nan ka manikah, Rasulullah SAW manasihatkan untuak maagiahan mahar, walaupu hanyo sabantuak cincin basi. Kecek ustad nan ambo danga tadi tu, urang kurang faham ma'na dari mahar sahinggo manganggap nan bahaso mahar itu hanyolah simbol sajo. Padahal bukan, kecek baliau, malainkan mahar itu adolah sarupo jaminan (barang) bagi istri. Calon anak daro buliah mamintak mahar nan bapatutan ka calon suamino, dan calon suami buliah maagiahkan mahar nan labiah baharago kapado calon istri dari sekedar seperangkat alat shalat. Sabab kecek baliau, bisa sajo tajadi, sasudah balangsuang akad nikah, alah iduik sabagai suami istri, Allah Ta'ala bakahandak, singkek umua nan laki-laki. Nan padusi alah muloi manganduang anak. Mako mahar cakolah sabagai panolong biayo hiduik untuak nan padusi. Jadi aratino bana, mahar itu samustino labiah dari sakadar simbol. Itulah sakadar ka panambah-nambah sajo dari ambo. Wassalamu'alaikum wr.wb., Lembang Alam Bandaro Labiah [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum Wr.Wb. Rangkayo Rahima Rahim sarato sidang RN. Alhamdulillah wa syukurillah. nan pintak alah buliah, nan kandak alah balaku pulo, iyo lah sanang di ati sajuak dalam kiro-kiro. indak tatampuang jo tapak tangan, jo niru ambo taangan (tampuang), tarimokasi banyak ambo sampaikan ka Rangkayo Rahima Rahim nan alah maluangkan wakatu untuak mambariakan jawaban. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo
Assalamu'alaykum Wr.Wb. Mak Lembang Alam sarato Karapatan RN. nak aia pincuran tabik, nak ulam pucuak manjulai, ka digangam jo dipacik, suri tuladan nan ka mamamkai anak urang Ampek Angkek singgah sabanta di Piladang siang kadijadikan tungkek malam tibo jadi pakalang pintak ciek dapek lah duo kandak duo, buliah lah tigo murah rasaki rang namokan jan lah Mamak maraso jauah pulo karano kito sadang basamo baitu pasan Mamak sampaikan Wassalamu'alaykum Wr.Wb. Bandaro Labiah --- In [EMAIL PROTECTED], Muhammad Dafiq Saib [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb., Sato - sato jauah pulo ambo ciek. Nan indak elok, iko nan paralu bana diingekkan, adolah anggapan samantaro urang mudo, nan bahaso kalau alah batunangan, alah batuka tando atau batuka cincin tu mareka lah bebas. Lah ampia sarupo jo jadi suami - istri. Iko jaleh salah, karano lamaran, atau tunangan, atau tuka tando itu bukanlah parnikahan. Dek karano itu ado pulo ambo mandanga ustad nan manyampaikan bahaso batuka tando tu ado pulo sisi negatifno, sainggo sarancakno indak usah sajo. Kalau kamalamar, rancak dakek-dakek ka bajadi sajo, indak paralu lai maso-maso batunangan, nan baresiko untuk calon anak daro jo calon marapulai kalau indak mangarati jo 'ugamo'. Ado pulo nan batanyo pakaro mahar dalam panikahan. Baa mangko banyak urang kini maagiahan mahar saparangkaik alat sholat, atau sebuah al quran. Apokah itu buliah, atau memang disyariatkan, atau ado alasanno nan khusus mangko sarupo itu. Ambo dapek katarangan dari surang ustad, bahaso mahar nan sarupo itu dari sisi barangno buliah- buliah sajo. Kapado surang anak mudo miskin nan ka manikah, Rasulullah SAW manasihatkan untuak maagiahan mahar, walaupu hanyo sabantuak cincin basi. Kecek ustad nan ambo danga tadi tu, urang kurang faham ma'na dari mahar sahinggo manganggap nan bahaso mahar itu hanyolah simbol sajo. Padahal bukan, kecek baliau, malainkan mahar itu adolah sarupo jaminan (barang) bagi istri. Calon anak daro buliah mamintak mahar nan bapatutan ka calon suamino, dan calon suami buliah maagiahkan mahar nan labiah baharago kapado calon istri dari sekedar seperangkat alat shalat. Sabab kecek baliau, bisa sajo tajadi, sasudah balangsuang akad nikah, alah iduik sabagai suami istri, Allah Ta'ala bakahandak, singkek umua nan laki-laki. Nan padusi alah muloi manganduang anak. Mako mahar cakolah sabagai panolong biayo hiduik untuak nan padusi. Jadi aratino bana, mahar itu samustino labiah dari sakadar simbol. Itulah sakadar ka panambah-nambah sajo dari ambo. Wassalamu'alaikum wr.wb., Lembang Alam Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo
Bandaro Labiah wrote: Assalamu'alaykum Wr.Wb. Wa 'alaikumus salaam warahmatullahi wabarakaatuh, Sebelumnya saya mohon maaf, Mak, karena menulis dalam Bahasa Indonesia. Jika saya menulis dalam Bahasa Minang, sepertinya akan terlalu banyak salahnya. Jawaban dari Uni Rahima, yang lebih berilmu dari saya, telah meliputi sebagian besar masalah. Namun ada beberapa hal yang ingin saya tambahkan. karano mambilang iyo dari aso, kok mangaji bamulo dari Alif, mako dalam baralek mampunyoi langkah-langkah : 1. Maninjau-ninjau (marambah jalan, marosok-rosok, maresek-resek, babisiak-bisiak, mancari angin) Di sini tergantung pada cara yang ditempuh dalam 'meninjau-ninjau' atau 'baintaian'. Dalam Islam telah jelas aturan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya. Walaupun memang dalam praktiknya di Indonesia masih sangat jauh dari ideal. 2. Manjapuik-i (maminang) Nah, ini yang selalu menjadi pertanyaan di diri saya berkenaan adat Minangkabau. Di sebagian wilayah Minangkabau yang melamar justru perempuan terlebih dikenal juga budaya 'membeli'. Dalam Islam dikenal proses lamaran (khitbah) namun selalu dilakukan oleh laki-laki. Proses ini antara lain disebutkan dalam hadits yang melarang seseorang melamar perempuan yang masih dilamar laki-laki lain juga hadits tentang bolehnya melihat perempuan yang akan dilamar. Si perempuan juga boleh meminta pendapat mengenai sifat pelamar kepada orang lain yang lebih mengenalnya dan hal ini tidak termasuk ghibah (tentunya selama yang dibicarakan benar dan seperlunya). Ketika Fatimah bin Qais dilamar Muawiyah bin Abu Sufyan dan Abu Jahm, ia minta saran pada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, dengan siapa harus menikah. Rasululllah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, Adapun Abu Jahm tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya dan Muawiyah bin Abu Sufyan miskin tidak punya harta (HR. Muslim, kitab Ath-Thalaq). 3. Batuka Tando (Basaluak Tando / Tuka Cincin) Ini juga menjadi masalah karena bertukar cincin tidak dikenal dalam Islam. Dalam hadits-hadits mengenai mahar seluruhnya dari pihak laki-laki ke pihak perempuan. Terlebih-lebih laki-laki diharamkan mengenakan perhiasan emas. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud dan An Nasa'i, dari Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib radiallahu 'anhu, bahwa Nabi Sallallahu 'alaihi wa sallam, mengambil sutera, kemudian diletakkan di tangan kanannya dan mengambil emas, kemudian di letakkan di tangan kirinya, lalu beliau bersabda (yang artinya), Sesungguhnya kedua benda ini (sutera dan emas) diharamkan bagi laki-laki dari umatku. Ditambah lagi jika si laki-laki yang memasangkan cincin ke si perempuan. Tiada pernah tangan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam menyentuh tangan seorang perempuan kecuali perempuan yang telah menjadi miliknya. (HR.Bukhari, At-Tirmidzi dan Ahmad dari Aisyah) Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerima bai'at dari para shahabat perempuan hanya dengan ucapan. Masalah lain adalah seperti yang diungkapkan Mak St. Lembang Alam. 4. Akad Nikah. Bagian ini wajib ada karena dengannya suatu pernikahan menjadi sah. 5. Baralek (maimbau makan / syukuran / Walimahan caro Jawa) Bagian ini juga merupakan Sunnah yang mulia namun praktiknya banyak yang telah menyimpang dari Sunnah itu sendiri. Masalah yang sering terjadi adalah bercampurbaurnya perempuan dan laki-laki, diperdengarkannya musik dengan penyanyi perempuan di hadapan tamu laki-laki, bersalam-salaman antara laki-laki dengan perempuan yang tidak halal baginya, dan banyak lagi. Sedangkan praktik-praktik adat jika tidak melanggar aturan syari'at tentunya tidak terlarang. Dari Abi Amir --Abu Malik-- Al Asyari, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda (yang artinya): Sungguh akan ada di kalangan umatku suatu kaum yang menganggap halalnya zina, sutera, khamr, dan alat-alat musik . (HR. Bukhari) Dari Imran bin Husain, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya): Akan datang dalam umat ini kehinaan, keburukan, dan fitnah. Maka berdirilah salah seorang Muslim : Wahai Rasulullah, kapankah itu terjadi? Beliau menjawab : Apabila telah muncul biduanita dan alat-alat musik dan khamr diminum. (Dikeluarkan oleh Tirmidzi dan dihasankan oleh Al Albani) Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu, beliau berkata (yang artinya): Rebana itu haram, alat-alat musik haram, gendang itu haram, dan seruling itu haram. (Dikeluarkan oleh Baihaqi dan dihasankan oleh Al Albani) Mengenai musik di walimah (dan juga hari raya), dijelaskan para ulama bahwa Rasulullah memberikan kelonggaran bagi para anak-anak perempuan memainkan bernyanyi di antara para perempuan. Hal ini merupakan pengkhususan dari keumuman pengharaman musik. Masalah ni dibahas secara luas oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam Kasyful Ghithaa' 'an Hukmi Samaa'i Ghinaa' serta al-Albani dalam Tahrim alath Tharb (keduanya telah diterjemahkan). Hikmah dari walimah adalah sebagai pengumuman kepada masyarakat. Tidak disukai hanya
Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo
Assalamu'alaykum Wr.Wb. Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim sarato Sidang RN. antah ari ko lah nan elok, antah kutiko ko nan baiak,nan disaru alah datang, nan dicinto alah tibo, kok kato samo bajawek, tibo digayuang lai basambuk, sananglah kini dalam ati, sajuak didalam kiro-kiro, bak pituo nan daulu : Panghulu kayo di adat, Imam Katik kayo di Kitab, sapanjang pintak alah biaso babari, kok kandak lah biaso bapalakukan. Syukur Alahmdulillah dan tarimo kasi ambo sampaikan. salorong nan lah disampaikan Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim, rasono bungka bulek taraju bayan, indak kama dipereng lai, lah tibo sungguah ditampaikno, tapi samantang pun baitu, supayo jan sairiang batuka jalan, jan saujuik lain mukasuk, elok ambo sampaikan jo diulang saketek. 1. adopun nan dimukasuk Maninjau-ninjau / marambah jalan /marosok- rosok / maresek-resek / mancari angin adolah tindakan / karajo nan dilakukan oleh kaum / kaluarga Padusi (umumno) atau laki-laki (lai juo) untuak mancarikan ka jodoh anak (kamanakan). Dipasanglah mato nyalang-nyalang, dipakai talingo nyariang-nyariang, dimalah kirono kini ado barado si Kumbang Jati (anak mudo laki-laki) untuak ka dipatamukan jo si Bungo Kambang (anak padusi) untuak kadijadikan junjuangan bagi anak (kamanakan) kito nan padusi. Atau bisa pulo tipak di nan laki-laki ka mancari Bungo Kambang, mako disigilah suduk kampuang jo nagari, dima nan ado si Bungo Kambang. Jadi nan mangarajokan ko adolah kaum / kaluarga, bukan nan kajadi Marak Pulai atau Anak Daro. Kok sakiro lai tampak (katuju)di anak awak salah surang anak mudo (baiak laki-laki atau nan padusi) nan ado dikampuang atau nagarai, atau alah ado pulo raso-raso diantaro baliau nan baduo, mako kaum / kaluarga tingga malanjukkan sajo sacaro adat. Balain jo bintaian, nan dimukasuk baitaian adolah Bapamole atau Pomle atau bapacaran Kalau bapacaran saisuak jo kini iyo jauah bana bedono, kalau daulu, mancogok dibaliak pintu alah cukuk, lah sanang ati tu. kadang-kadang mancaliak dibaliak tenda (tirai = pambateh antaro jamaah laki-laki jo padusi) musajik wakatu tarawiah atau tadaruh jadih juo. kok kini ? antahlah, saluang sajo manyampaikan. 2. Maminang, iyo banyak (umumno) dilakukan dek kaluarga nan padusi, walaupun dinagari awak ado juo nan laki-laki maminang (mamintak), karano tapakai manuruk adat manjadi undang di nan tuo,nan mangatokan : sia nak manjalo, harus barani tajun. jadi kalau tipak nan laki-laki nak katuju bana dek ano nan padusi tu, mako datanglah pihak nan laki-laki ka pihak nan padusi, Acok juo batamu / basuo dalam palaksanaanno, sungguahpun nan laki- laki nan mamintak / katuju tapi sasudah bamupakaik, pihak nan padusi nan datang maminang kapado pihak laki-laki. Nah, dek adono sarupo iko dalam kabiasaan di kampuang / nagari awak (atau diawak sandiri), baa manuruk ugamo ? samantaro ado nan mangatokan : kalau indak dilarang dek ugamo atau indak ado parintah Wajib nan mangatokan laki-laki nan maminang, kan indak baa dikarajokan doh adopulo nan dijadikan alasan lain, yaitu acara maminangko adolah acara adat (aturan adat), baa kiro-kiro tu ? 3. Dalam katantuan adat, aminang urang nan sadang dalam pinangan atau sadang dalam baretong iyo indak buliah pulo doh, baiak itu tahadok nan padusi ataupun tahadok nan laki-laki. 4. Sabutan Mambali sabanano indak ado dalam Adat Minangkabau doh, nan ado hanyolah uang japuik, iko pun hanyo disabagian nagari, uang japuik harus dihubuangkan (batalian sakali) jo uang anta, dan jumlahno pun dapek dimusyawahkan antaro kaduo kaum. Memang nan acok tasabuik uang japuik, sadangkan uang anta jarang dikamukokan, pado umumno karano nan kadijapuikko adolah pihak laki- laki. Tapi kalau kito mamakai (mangatahui) adaik bana, mako uang anta ko indak buliah kurang dari pado uang japuik doh, kalau sarancakno (dan biasono)labiah dari uang japuik. 5. Batuka Tado / Batuka Cincin. batuka tando adolah proses tuka-manuka antaro pihak (kaluarga) laki- laki jo padusi, biasono nan dipatukakan adolah, Karih, Kain Balapak, Saruang Bugih, sadang disalah satu nagari ado pulo nan maagiah (maninggakan) pitih sanilai sa ameh (+/- 2,5 gram) nan dianggap sabagai ujuang ameh)sadangkan pangka ameh (barupo ameh nan dilatakan di dalam kain) dibaok baliak. kadang-kadang hal iko disabuk juo Tuka Cincin (mungkin jaman kini lah jo ameh sajo) tapi nan mamacik cincin cako adolah kaluarga, bukan calon Marak Pulai jo Anak Daro. Apobilo akad nikah (Baralek) alah dilaksanakan, mako tando nan dipatukakan cako, babaliakkan baliak kan nan punyo (saliang batuka baliak) kacuali pitih nan sabagai ujuang ameh) tatap dipihak nan manarimo. Jadi dalam adat proses Tuka Tando dimukasukkan untuak : Kok batampuak buliah dijinjiang, kok batali buliah diirik tandono alah ado bapunyo. ambo acok juo mancaliak apo nan di sampaikan dek Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim, dimano pihak Marak Pulai mamakai cincin ameh wakatu sudah manikah, nan dipakaino