Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo ( meminang )

2004-11-30 Terurut Topik Rahima
Waalaikumsalam. Wr. Wb.

Sanak Rn semoga dirahmati Allah.
 
Pertama : Tukar cincin memang tidak ada dalam syari'at
Islam, tetapi itu tidak pula dilarang. Karena itu
sebagai  tanda, bahwa si A, sudah ada yang
menghagasnya ( meminangnya )

Yang pasti larangan untuk lelaki hanyalah emas dan
sutera, selain itu, silahkan saja.

Kedua : Tunangan, apakah lelaki atau wanita, kalau
tidak salah dulu sudah kita bahas. 
Secara umum, dan ada dalam syari'at islam, dari kisah2
terdahulu, yang datang meminang adalah pihak lelaki.

Namun..

Saya pernah ceritakan sejarah Rasulullah SAW, tatkala
istri beliau Khadijah, tertarik pada beliau dan isi
hatinya itu disampaikan pada pesuruhnya Maisarah, dan
Maisarah ini menyampaikan pada Rasulllah, setelah itu
rasulullah bilang ke pamannya, maka diadakanlah
perundingan dan di pinanglah siti Khadijah oleh
keluarga rasulullah sendiri.

Saya pribadi, merasakan sepanjang itu tidak ada
larangan tidak apa-apa, kalau memang wanita harus
meminang, tapi kalau saya yang diminta uang japuik,
atau uang apalah namanya, saya ngak mau, bukan karena
ada larangan agama, bukan, ini hanya karena masalah
saya merasa sayalah yang harus dijemput oleh lelaki,
karena ialah yang akan memberi tanggung jawab pada
saya, saya ingin ia benar2 menyayangi dan mengharapkan
saya, jangan saya yang mengharapkan ia begitu terlalu
kali, ntar kelak ia bertingkah, kalau berantem , ia
akan berkilah :

  Alah..lu dulu yang mau sama gue, lu yang tergila2
dan melamar gue , itu yang sangat saya takuti sekali
akan keluar dari mulut suami yang telah bertahun2
menikah, makanya saya ngak mau pakai  uang japuik
dari pihak saya .

 ( kalau membantu , pasti akan dibantu semaksimal
mungkin , terbukti toh kala itu suami saya masih
mahasiswa, biaya kami masih banyak dibantu oleh
keluarga saya sendiri, setelah kami menikah, sampai
beliau kerja dikedutaan, tidak masalah bagi saya,
suami sendiri koq, apa salahnya dibantu oleh keluarga
saya sendiri, tapi sebelum menikah, saya sangat2 takut
sekali, itu saja alasannya, bukan karena masalah
agama. ).

Tapi kalau itu adat di suatu kampung wanita yang
meminang, dan pada hakikatnya itu ngak dilarang dalam
agama, apa salahnya..? 

Tetapi bukankah sebaiknya yang meminang itu lelaki,.?
karena lelaki adalah pemimpin dan yang akan memberi
tanggung jawab , atau nafkah pada istrinya ?



Tapi dalam hukum waris, juga sudah kita bahas dulunya.
Pada akhirnya ada warisan apa itu istilahnya dulu (
harta pusaka jauh..?? lupa lagi ), setelah saya tanya2
berbagai macam ustadz di mesir ini, ternyata harta itu
cuman satu sumbernya, yah harus jelas siapa yang
memiliki, kakek neneknya harus jelas, kalau tidak
jelas siapa yang memilikinya , maka berhati2 untuk
menggunakan harta tersebut, karena di khawatirkan
harta syubhat, bahkan haram sekalipun, atau harta kaum
muslimin dan milik bersama. Oleh sebab itu pembagian
harta warisan dalam islam haruslah jelas.

 Masalah harta warisan ini yang masih belum jelas oleh
saya, tapi saya tetap berpegang pada aturan yang di
tetapkan oleh Al Quran dan hadist. 

Hanya saja, kalau pihak saudara lelaki ridha
memberikan segala hartanya pada wanita, silahkan saja,
ngak dilarang koq. yang sering terjadikan pihak wanita
bersikeras mengambil semua harta milik saudara lelaki
tanpa keridhaan saudara lelaki sama sekali, yah jelas
bagi saya itu salah donk. Bukankah pembagian harta
warisan yang jelas itu, sudah ada garisannya dalam Al
Quran ?

lain hal, ketika si ortu masih hidup, si ortu tadi
menghibahkan sebagian harta itu pada anak pr, atau
adik pr nya, ngak jadi masalah. 

Yang namanya harta warisankan, apabila yang mewariskan
sudah meninggal, baru ada pembagian masalah harta ini,
kalau selagi ia masih hidup, itu haknya ortu, mo
dibagikan kemana itu harta, mo dihadiahkan kesiapa,
asal jangan sudah tahu mau dekat2 mati baru ia mulai
membagikannya. Tetapi tetap boleh ia berwasiat, bahkan
dianjurkan oleh Allah ta'ala bagi seseorang yang akan
merasa dekat mati, untuk berwasiat bagi keluarganya.

 

Untuk meminang sekali lagi,

 Bukankah yang dikatakan dinikahi wanita itu atas
empat perkara adalah lelaki..? Wanita hanya ada dalam
hadist, apabila datang seorang lelaki shalih melamar
wanita itu, lantas ditolaknya, maka tunggulah
kehancurannya . 

 ( saya lupa derajat hadist ini apa, kalau dik ridha
bisa mencarikannya silahkan saja ). 

Disini yang diminta memilih adalah lelaki, walaupun
tetap wanita tetap berhak dimintai keridhaannya dalam
menentukan calon suaminya, si ortu ngak boleh
memaksakan kehendaknya.

Apalagi kalau ia seorang janda, maka si ortu dan
keluarga tidak berhak lagi menetukan suami nya yang
mana.

Saya lebih suka kalau yang meminang adalah lelaki,
karena itu ada dalam  Islam,  namun saya tak dapat
mengatakan salah adat sebahagian di Sumbar itu wanita
yang meminang, karena dalam hal ini saya ngak
menemukan larangannya. Itu prinsip saya dalam hal
pinang meminang ini.

Untuk  pacaran , iyah jelas donk, kenalan dalam
artian untuk mencari pasangan, ngak apa,.tapi jangan
disalah 

RE: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo ( meminang )

2004-11-30 Terurut Topik Madahar (madahar)
Ni Rahima,
Baa pulo dengan perak lai buliah laki-laki mamakainyo.

salam

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rahima
Sent: Tuesday, November 30, 2004 4:07 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] baralek jo Ugamo ( meminang )

..
Yang pasti larangan untuk lelaki hanyalah emas dan
sutera, selain itu, silahkan saja.
.




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



RE: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo ( meminang )

2004-11-30 Terurut Topik Rahima
 Uda madahar,..dek indak ado larangan, silahkan sajo,
mamakai cincin perak.

Tapi jangan rantai atau gelang, atau anting2 pulo
yoh,.meski indak ado larangannya, tapi bencong
kelihatannya.

Wassalam. Rahima.

--- Madahar (madahar) [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Ni Rahima,
 Baa pulo dengan perak lai buliah laki-laki
 mamakainyo.
 
 salam
 




__ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses. 
http://promotions.yahoo.com/new_mail



Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo ( meminang )

2004-11-30 Terurut Topik Ahmad Ridha
Rahima wrote:
Saya pribadi, merasakan sepanjang itu tidak ada
larangan tidak apa-apa, kalau memang wanita harus
meminang, tapi kalau saya yang diminta uang japuik,
atau uang apalah namanya, saya ngak mau, bukan karena
ada larangan agama, bukan, ini hanya karena masalah
saya merasa sayalah yang harus dijemput oleh lelaki,
karena ialah yang akan memberi tanggung jawab pada
saya, saya ingin ia benar2 menyayangi dan mengharapkan
saya, jangan saya yang mengharapkan ia begitu terlalu
kali, ntar kelak ia bertingkah, kalau berantem , ia
akan berkilah :

Tetapi bukankah sebaiknya yang meminang itu lelaki,.?
karena lelaki adalah pemimpin dan yang akan memberi
tanggung jawab , atau nafkah pada istrinya ?
Dan lamaran dari pihak laki-laki serta tata cara pernikahan yang
dipraktikkan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan
persetujuan beliau tentulah lebih utama bagi umat Islam.
Saya sangat khawatir jika umat Islam meninggalkan tata cara yang
dicontohkan oleh Rasulullah karena melaksanakan praktik adat. Saya
sungguh khawatir jika dalam masalah ini berlaku peringatan Allah 'azza
wa jalla.
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang
lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS.
al-Maa-idah 5:50)
Begitu pun masalah seperti tukar cincin dan lain-lain, walau mungkin
tidak ada larangan eksplisitnya namun saya khawatir jika masalah ini
mempersulit proses pernikahan itu sendiri. Saya pun khawatir jika
praktik tunangan/tukar cincin ini termasuk dalam larangan menyerupai
orang kafir.
Nabi Shalallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda (yang artinya):
Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah sebagian dari mereka.
Tetapi tetap boleh ia berwasiat, bahkan
dianjurkan oleh Allah ta'ala bagi seseorang yang akan
merasa dekat mati, untuk berwasiat bagi keluarganya.
Wasiat pun dibatasi maksimal sepertiganya. Kalau tidak salah juga tidak
boleh diberikan kepada ahli waris (mungkin Uni Rahima atau yang lainnya
bisa mengoreksi).
Dari Saad bin Abu Waqqash radhiallahu 'anhu, ia berkata:
Pada waktu haji wada, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjengukku karena menderita penyakit yang hampir menyebabkan
kematianku. Lalu aku berkata: Wahai Rasulullah, penyakitku sangat parah
seperti yang engkau lihat, sedangkan aku adalah seorang hartawan dan
tidak ada yang mewarisiku kecuali putriku satu-satunya. Apakah aku
bersedekah dengan dua pertiga hartaku? Beliau menjawab: Tidak boleh. Aku
bertanya lagi: Dengan setengahnya? Beliau menjawab: Tidak boleh, dengan
sepertiga saja. Dan sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya jika kamu
meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada
kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin yang akan meminta-minta
kepada manusia. Dan kamu tidak menafkahkan suatu nafkah pun untuk
mencari keredaan Allah, kecuali kamu akan mendapatkan pahala karena
nafkahmu itu walaupun sesuap makanan yang kamu masukkan ke mulut
istrimu. (HR. Muslim)
 Bukankah yang dikatakan dinikahi wanita itu atas
empat perkara adalah lelaki..? Wanita hanya ada dalam
hadist, apabila datang seorang lelaki shalih melamar
wanita itu, lantas ditolaknya, maka tunggulah
kehancurannya . 

 ( saya lupa derajat hadist ini apa, kalau dik ridha
bisa mencarikannya silahkan saja ). 
Panduan memilih perempuan:
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:
Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: Wanita itu
dinikahi karena empat perkara; karena harta bendanya, karena
keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah
wanita yang beragama, maka kamu akan beruntung. (HR. Muslim)
Juga disebutkan.
Nikahilah perempuan yang banyak anak dan penyayang. Karena aku akan
berbangga dengan banyaknya umatku dihadapan para Nabi kelak di hari
kiamat. (Hadits Riwayat Ahmad dan di shahihkan oleh Ibnu Hibban).
Sedangkan berkenaan lamaran lelaki shalih.
Diriwayatkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang
artinya):
Apabila seseorang yang kamu ridhai agama dan akhlaknya datang kepadamu
untuk melamar, maka kawinkanlah ia (dengan putrimu), jika tidak (kamu
kawinkan), niscaya terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi ini
(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, namun predikatnya mursal.
Hadits ini mempunyai syahid lain di dalam riwayat At-Turmudzi dari
riwayat Abu Hatim Al-Muzani)
Hadist mursal termasuk kategori hadits dha'if namun saya belum
mengetahui pendapat ahli hadits tentang derajat akhirnya sehubungan
dengan adanya syahid lain.
Dalil yang berkaitan mungkin firman Allah ta'ala berikut (yang artinya):
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki
dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya)
lagi Maha Mengetahui. (QS. an-Nur 24:32)
Semoga ada manfaatnya.
Allahu a'lam.
Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
--
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad 

RE: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo

2004-11-29 Terurut Topik Z Chaniago
Assalamu'alaikum WW
ado nan kurang tu Mak
proses baintaian - nyo ndak masuak...hehehehe..
Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
==
Alam Takambang Jadi Guru
==


From: Bandaro Labiah [EMAIL PROTECTED]
Assalamu'alaykum Wr.Wb.
supayo nak sairiang adat jo ugamo, tasuo Syara' mangato Adat mamakai,
mako tantuno nan dilakukan / dikarajokan dalam adat ado nan manjadi
dasar dalam agamo, khususno dalam hal iko adolah Baralek
(perkawinan).
karano mambilang iyo dari aso, kok mangaji bamulo dari Alif, mako
dalam baralek mampunyoi langkah-langkah :
1. Maninjau-ninjau (marambah jalan, marosok-rosok, maresek-resek,
babisiak-bisiak, mancari angin)
2. Manjapuik-i (maminang)
3. Batuka Tando (Basaluak Tando / Tuka Cincin)
4. Akad Nikah.
5. Baralek (maimbau makan / syukuran / Walimahan caro Jawa)
Wassalamu'alaykum Wr.Wb.
Bandaro Labiah.


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo

2004-11-29 Terurut Topik Bandaro Labiah

Assalamu'alaykum Wr.Wb.

kalau nan iko dima latakno, iyo indak jaleh pulo diambo doh, dek ambo 
lai indak mangarajo kan pulo, antah ko si Z Chan ? ha ha.

Wassalamu'alaykum Wr.Wb.

Bandaro Labiah


--- In [EMAIL PROTECTED], Z Chaniago [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Assalamu'alaikum WW
 
 ado nan kurang tu Mak
 
 proses baintaian - nyo ndak masuak...hehehehe..
 
 Wassalam
 
 Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
 
==
 Alam Takambang Jadi Guru
 
==







Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo

2004-11-29 Terurut Topik Muhammad Dafiq Saib
Assalamu'alaikum wr.wb.,
 
Sato - sato jauah pulo ambo ciek.
 
Ado nan batanyo kaambo pakaro batunangan atau biaso juo disabuik batimbang 
tando atau  batuka cincin. Nan sabanano tujuanno adolah malamar. Baa hukumno? 
Sapanjang nan ambo tau, malamar itu adolah buliah-buliah sajo (alah dibahas dek 
Rahima). Malamar itu sah, dan manuruik kabiasoan umum kacuali di nagari awak di 
Minangkabau, pihak laki-laki nan datang malamar ka pihak padusi. Pakaro sasudah 
itu lamaran itu di agiah tando (batimbang tando, batuka cincin) iko alah 
tambahan sajo (budayo), indaklah nan sarupo iko marupokan nan dicontohkan dalam 
agamo. Manuruik kayakinan ambo pulo, hal iko buliah-buliah sajo (mubah) sabagai 
tando bahaso lamaran tadi sungguah-sunguah. Maingek pulo, sajak diajukanno 
lamaran sampai ka baralek, tantu paralu wakatu, paralu parsiapan, jadi indak 
baa doh 'ditandoi' lamaran tadi tu.
 
Nan indak elok, iko nan paralu bana diingekkan, adolah anggapan samantaro urang 
mudo, nan bahaso kalau alah batunangan, alah batuka tando atau batuka cincin tu 
mareka lah bebas. Lah ampia sarupo jo jadi suami - istri. Iko jaleh salah, 
karano lamaran, atau tunangan, atau tuka tando itu bukanlah parnikahan. Dek 
karano itu ado pulo ambo mandanga ustad nan manyampaikan bahaso batuka tando tu 
ado pulo sisi negatifno, sainggo sarancakno indak usah sajo. Kalau kamalamar, 
rancak dakek-dakek ka bajadi sajo, indak paralu lai maso-maso batunangan, nan 
baresiko untuk calon anak daro jo calon marapulai kalau indak mangarati jo 
'ugamo'. 
 
Ado pulo nan batanyo pakaro mahar dalam panikahan. Baa mangko banyak urang kini 
maagiahan mahar saparangkaik alat sholat, atau sebuah al quran. Apokah itu 
buliah, atau memang disyariatkan, atau ado alasanno nan khusus mangko sarupo 
itu. Ambo dapek katarangan dari surang ustad, bahaso mahar nan sarupo itu dari 
sisi barangno buliah-buliah sajo. Kapado surang anak mudo miskin nan ka 
manikah, Rasulullah SAW manasihatkan untuak maagiahan mahar, walaupu hanyo 
sabantuak cincin basi. Kecek ustad nan ambo danga tadi tu, urang kurang faham 
ma'na dari mahar sahinggo manganggap nan bahaso mahar itu hanyolah simbol sajo. 
Padahal bukan, kecek baliau, malainkan mahar itu adolah sarupo jaminan (barang) 
bagi istri. Calon anak daro buliah mamintak mahar nan bapatutan ka calon 
suamino, dan calon suami buliah maagiahkan mahar nan labiah baharago kapado 
calon istri dari sekedar seperangkat alat shalat. Sabab kecek baliau, bisa sajo 
tajadi, sasudah balangsuang akad nikah, alah iduik sabagai suami istri,
 Allah Ta'ala  bakahandak, singkek umua nan laki-laki. Nan padusi alah muloi 
manganduang anak. Mako mahar cakolah sabagai panolong biayo hiduik untuak nan 
padusi. Jadi aratino bana, mahar itu samustino labiah dari sakadar simbol.
 
Itulah sakadar ka panambah-nambah sajo dari ambo.
 
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
 
Lembang Alam

Bandaro Labiah [EMAIL PROTECTED] wrote:

Assalamu'alaykum Wr.Wb.

Rangkayo Rahima Rahim sarato sidang RN.


Alhamdulillah wa syukurillah. nan pintak alah buliah, nan kandak alah 
balaku pulo, iyo lah sanang di ati sajuak dalam kiro-kiro. indak 
tatampuang jo tapak tangan, jo niru ambo taangan (tampuang), 
tarimokasi banyak ambo sampaikan ka Rangkayo Rahima Rahim nan alah 
maluangkan wakatu untuak mambariakan jawaban.


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo

2004-11-29 Terurut Topik Bandaro Labiah

Assalamu'alaykum Wr.Wb.

Mak Lembang Alam sarato Karapatan RN.

nak aia pincuran tabik, 
nak ulam pucuak manjulai, 
ka digangam jo dipacik, 
suri tuladan nan ka mamamkai

anak urang Ampek Angkek
singgah sabanta di Piladang
siang kadijadikan tungkek
malam tibo jadi pakalang

pintak ciek dapek lah duo
kandak duo, buliah lah tigo
murah rasaki rang namokan
jan lah Mamak maraso jauah pulo
karano kito sadang basamo
baitu pasan Mamak sampaikan

Wassalamu'alaykum Wr.Wb.


Bandaro Labiah

--- In [EMAIL PROTECTED], Muhammad Dafiq Saib 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalamu'alaikum wr.wb.,
  
 Sato - sato jauah pulo ambo ciek.
  
 Nan indak elok, iko nan paralu bana diingekkan, adolah anggapan 
samantaro urang mudo, nan bahaso kalau alah batunangan, alah batuka 
tando atau batuka cincin tu mareka lah bebas. Lah ampia sarupo jo 
jadi suami - istri. Iko jaleh salah, karano lamaran, atau tunangan, 
atau tuka tando itu bukanlah parnikahan. Dek karano itu ado pulo ambo 
mandanga ustad nan manyampaikan bahaso batuka tando tu ado pulo sisi 
negatifno, sainggo sarancakno indak usah sajo. Kalau kamalamar, 
rancak dakek-dakek ka bajadi sajo, indak paralu lai maso-maso 
batunangan, nan baresiko untuk calon anak daro jo calon marapulai 
kalau indak mangarati jo 'ugamo'. 
  
 Ado pulo nan batanyo pakaro mahar dalam panikahan. Baa mangko 
banyak urang kini maagiahan mahar saparangkaik alat sholat, atau 
sebuah al quran. Apokah itu buliah, atau memang disyariatkan, atau 
ado alasanno nan khusus mangko sarupo itu. Ambo dapek katarangan dari 
surang ustad, bahaso mahar nan sarupo itu dari sisi barangno buliah-
buliah sajo. Kapado surang anak mudo miskin nan ka manikah, 
Rasulullah SAW manasihatkan untuak maagiahan mahar, walaupu hanyo 
sabantuak cincin basi. Kecek ustad nan ambo danga tadi tu, urang 
kurang faham ma'na dari mahar sahinggo manganggap nan bahaso mahar 
itu hanyolah simbol sajo. Padahal bukan, kecek baliau, malainkan 
mahar itu adolah sarupo jaminan (barang) bagi istri. Calon anak daro 
buliah mamintak mahar nan bapatutan ka calon suamino, dan calon suami 
buliah maagiahkan mahar nan labiah baharago kapado calon istri dari 
sekedar seperangkat alat shalat. Sabab kecek baliau, bisa sajo 
tajadi, sasudah balangsuang akad nikah, alah iduik sabagai suami 
istri,
  Allah Ta'ala  bakahandak, singkek umua nan laki-laki. Nan padusi 
alah muloi manganduang anak. Mako mahar cakolah sabagai panolong 
biayo hiduik untuak nan padusi. Jadi aratino bana, mahar itu 
samustino labiah dari sakadar simbol.
  
 Itulah sakadar ka panambah-nambah sajo dari ambo.
  
 Wassalamu'alaikum wr.wb.,
  
 Lembang Alam
 
 
 






Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo

2004-11-29 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bandaro Labiah wrote:
Assalamu'alaykum Wr.Wb.
Wa 'alaikumus salaam warahmatullahi wabarakaatuh,
Sebelumnya saya mohon maaf, Mak, karena menulis dalam Bahasa Indonesia.
Jika saya menulis dalam Bahasa Minang, sepertinya akan terlalu banyak
salahnya.
Jawaban dari Uni Rahima, yang lebih berilmu dari saya, telah meliputi
sebagian besar masalah. Namun ada beberapa hal yang ingin saya tambahkan.
karano mambilang iyo dari aso, kok mangaji bamulo dari Alif, mako 
dalam baralek mampunyoi langkah-langkah :
1. Maninjau-ninjau (marambah jalan, marosok-rosok, maresek-resek, 
babisiak-bisiak, mancari angin)
Di sini tergantung pada cara yang ditempuh dalam 'meninjau-ninjau' atau
'baintaian'. Dalam Islam telah jelas aturan hubungan antara laki-laki
dan perempuan yang bukan mahramnya. Walaupun memang dalam praktiknya di 
Indonesia masih sangat jauh dari ideal.

2. Manjapuik-i (maminang)
Nah, ini yang selalu menjadi pertanyaan di diri saya berkenaan adat
Minangkabau. Di sebagian wilayah Minangkabau yang melamar justru
perempuan terlebih dikenal juga budaya 'membeli'. Dalam Islam dikenal
proses lamaran (khitbah) namun selalu dilakukan oleh laki-laki. Proses
ini antara lain disebutkan dalam hadits yang melarang seseorang melamar
perempuan yang masih dilamar laki-laki lain juga hadits tentang bolehnya
melihat perempuan yang akan dilamar.
Si perempuan juga boleh meminta pendapat mengenai sifat pelamar kepada
orang lain yang lebih mengenalnya dan hal ini tidak termasuk ghibah 
(tentunya selama yang dibicarakan benar dan seperlunya).

Ketika Fatimah bin Qais dilamar Muawiyah bin Abu Sufyan dan Abu Jahm, ia 
minta saran pada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, dengan siapa harus 
menikah. Rasululllah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, Adapun Abu 
Jahm tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya dan Muawiyah bin Abu 
Sufyan miskin tidak punya harta (HR. Muslim, kitab Ath-Thalaq).

3. Batuka Tando (Basaluak Tando / Tuka Cincin)
Ini juga menjadi masalah karena bertukar cincin tidak dikenal dalam
Islam. Dalam hadits-hadits mengenai mahar seluruhnya dari pihak
laki-laki ke pihak perempuan. Terlebih-lebih laki-laki diharamkan
mengenakan perhiasan emas.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud dan An Nasa'i,
dari Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib radiallahu 'anhu, bahwa Nabi
Sallallahu 'alaihi wa sallam, mengambil sutera, kemudian diletakkan di
tangan kanannya dan mengambil emas, kemudian di letakkan di tangan
kirinya, lalu beliau bersabda (yang artinya), Sesungguhnya kedua benda 
ini (sutera
dan emas) diharamkan bagi laki-laki dari umatku.

Ditambah lagi jika si laki-laki yang memasangkan cincin ke si perempuan.
Tiada pernah tangan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam menyentuh
tangan seorang perempuan kecuali perempuan yang telah menjadi miliknya.
(HR.Bukhari, At-Tirmidzi dan Ahmad dari Aisyah)
Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerima bai'at dari
para shahabat perempuan hanya dengan ucapan.
Masalah lain adalah seperti yang diungkapkan Mak St. Lembang Alam.
4. Akad Nikah.
Bagian ini wajib ada karena dengannya suatu pernikahan menjadi sah.
5. Baralek (maimbau makan / syukuran / Walimahan caro Jawa)
Bagian ini juga merupakan Sunnah yang mulia namun praktiknya banyak yang
telah menyimpang dari Sunnah itu sendiri. Masalah yang sering terjadi
adalah bercampurbaurnya perempuan dan laki-laki, diperdengarkannya musik
dengan penyanyi perempuan di hadapan tamu laki-laki, bersalam-salaman
antara laki-laki dengan perempuan yang tidak halal baginya, dan banyak 
lagi. Sedangkan praktik-praktik adat jika tidak melanggar aturan 
syari'at tentunya tidak terlarang.

Dari Abi Amir --Abu Malik-- Al Asyari, dari Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda (yang artinya):
Sungguh akan ada di kalangan umatku suatu kaum yang menganggap halalnya
zina, sutera, khamr, dan alat-alat musik  . (HR. Bukhari)
Dari Imran bin Husain, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam 
bersabda (yang artinya):
Akan datang dalam umat ini kehinaan, keburukan, dan fitnah. Maka 
berdirilah salah seorang Muslim : Wahai Rasulullah, kapankah itu 
terjadi? Beliau menjawab : Apabila telah muncul biduanita dan 
alat-alat musik dan khamr diminum. (Dikeluarkan oleh Tirmidzi dan 
dihasankan oleh Al Albani)

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu, beliau berkata (yang artinya):
Rebana itu haram, alat-alat musik haram, gendang itu haram, dan 
seruling itu haram. (Dikeluarkan oleh Baihaqi dan dihasankan oleh Al 
Albani)

Mengenai musik di walimah (dan juga hari raya), dijelaskan para ulama
bahwa Rasulullah memberikan kelonggaran bagi para anak-anak perempuan
memainkan bernyanyi di antara para perempuan. Hal ini merupakan
pengkhususan dari keumuman pengharaman musik.
Masalah ni dibahas secara luas oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam 
Kasyful Ghithaa' 'an Hukmi Samaa'i Ghinaa' serta al-Albani dalam Tahrim 
alath Tharb (keduanya telah diterjemahkan).

Hikmah dari walimah adalah sebagai pengumuman kepada masyarakat. Tidak
disukai hanya 

Re: [R@ntau-Net] baralek jo Ugamo

2004-11-29 Terurut Topik Bandaro Labiah

Assalamu'alaykum Wr.Wb.

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim sarato Sidang RN.

antah ari ko lah nan elok, antah kutiko ko nan baiak,nan disaru alah 
datang, nan dicinto alah tibo, kok kato samo bajawek, tibo digayuang 
lai basambuk, sananglah kini dalam ati, sajuak didalam kiro-kiro, bak 
pituo nan daulu : Panghulu kayo di adat, Imam Katik kayo di Kitab, 
sapanjang pintak alah biaso babari, kok kandak lah biaso bapalakukan.
Syukur Alahmdulillah dan tarimo kasi ambo sampaikan.

salorong nan lah disampaikan Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn 
Muhammad Hamim, rasono bungka bulek taraju bayan, indak kama dipereng 
lai, lah tibo sungguah ditampaikno, tapi samantang pun baitu, supayo 
jan sairiang batuka jalan, jan saujuik lain mukasuk, elok ambo 
sampaikan jo diulang saketek.

1. adopun nan dimukasuk Maninjau-ninjau / marambah jalan /marosok-
rosok / maresek-resek / mancari angin adolah tindakan / karajo nan 
dilakukan oleh kaum / kaluarga Padusi (umumno) atau laki-laki (lai 
juo) untuak mancarikan ka jodoh anak (kamanakan). Dipasanglah mato 
nyalang-nyalang, dipakai talingo nyariang-nyariang, dimalah kirono 
kini ado barado si Kumbang Jati (anak mudo laki-laki) untuak ka 
dipatamukan jo si Bungo Kambang (anak padusi) untuak kadijadikan 
junjuangan bagi anak (kamanakan) kito nan padusi. Atau bisa pulo 
tipak di nan laki-laki ka mancari Bungo Kambang, mako disigilah suduk 
kampuang jo nagari, dima nan ado si Bungo Kambang. Jadi nan 
mangarajokan ko adolah kaum / kaluarga, bukan nan kajadi Marak Pulai 
atau Anak Daro. Kok sakiro lai tampak (katuju)di anak awak salah 
surang anak mudo (baiak laki-laki atau nan padusi) nan ado dikampuang 
atau nagarai, atau alah ado pulo raso-raso diantaro baliau nan baduo, 
mako kaum / kaluarga tingga malanjukkan sajo sacaro adat.
Balain jo bintaian, nan dimukasuk baitaian adolah Bapamole 
atau Pomle atau bapacaran
Kalau bapacaran saisuak jo kini iyo jauah bana bedono, kalau daulu, 
mancogok dibaliak pintu alah cukuk, lah sanang ati tu. kadang-kadang 
mancaliak dibaliak tenda (tirai = pambateh antaro jamaah laki-laki jo 
padusi) musajik wakatu tarawiah atau tadaruh jadih juo. kok kini ? 
antahlah, saluang sajo manyampaikan.

2. Maminang, iyo banyak (umumno) dilakukan dek kaluarga nan padusi, 
walaupun dinagari awak ado juo nan laki-laki maminang (mamintak), 
karano tapakai manuruk adat manjadi undang di nan tuo,nan 
mangatokan : sia nak manjalo, harus barani tajun. jadi kalau tipak 
nan laki-laki nak katuju bana dek ano nan padusi tu, mako datanglah 
pihak nan laki-laki ka pihak nan padusi, 
Acok juo batamu / basuo dalam palaksanaanno, sungguahpun nan laki-
laki nan mamintak / katuju tapi sasudah bamupakaik, pihak nan padusi 
nan datang maminang kapado pihak laki-laki.
Nah, dek adono sarupo iko dalam kabiasaan di kampuang / nagari awak 
(atau diawak sandiri), baa manuruk ugamo ? samantaro ado nan 
mangatokan : kalau indak dilarang dek ugamo atau indak ado parintah 
Wajib nan mangatokan laki-laki nan maminang, kan indak baa 
dikarajokan doh adopulo nan dijadikan alasan lain, yaitu acara 
maminangko adolah acara adat (aturan adat), baa kiro-kiro tu ?

3. Dalam katantuan adat, aminang urang nan sadang dalam pinangan atau 
sadang dalam baretong iyo indak buliah pulo doh, baiak itu tahadok 
nan padusi ataupun tahadok nan laki-laki.

4. Sabutan Mambali sabanano indak ado dalam Adat Minangkabau doh, 
nan ado hanyolah uang japuik, iko pun hanyo disabagian 
nagari, uang japuik harus dihubuangkan (batalian sakali) jo uang 
anta, dan jumlahno pun dapek dimusyawahkan antaro kaduo kaum.
Memang nan acok tasabuik uang japuik, sadangkan uang anta jarang 
dikamukokan, pado umumno karano nan kadijapuikko adolah pihak laki-
laki. Tapi kalau kito mamakai (mangatahui) adaik bana, mako  uang 
anta ko indak buliah kurang dari pado uang japuik doh, kalau 
sarancakno (dan biasono)labiah dari uang japuik.

5. Batuka Tado / Batuka Cincin.
batuka tando adolah proses tuka-manuka antaro pihak (kaluarga) laki-
laki jo padusi, biasono nan dipatukakan adolah, Karih, Kain Balapak, 
Saruang Bugih, sadang disalah satu nagari ado pulo nan maagiah 
(maninggakan) pitih sanilai sa ameh (+/- 2,5 gram) nan dianggap 
sabagai ujuang ameh)sadangkan pangka ameh (barupo ameh nan 
dilatakan di dalam kain) dibaok baliak.
kadang-kadang hal iko disabuk juo Tuka Cincin (mungkin jaman kini lah 
jo ameh sajo) tapi nan mamacik cincin cako adolah kaluarga, bukan 
calon Marak Pulai jo Anak Daro.
Apobilo akad nikah (Baralek) alah dilaksanakan, mako tando nan 
dipatukakan cako, babaliakkan baliak kan nan punyo (saliang batuka 
baliak) kacuali pitih nan sabagai ujuang ameh) tatap dipihak nan 
manarimo.
Jadi dalam adat proses Tuka Tando dimukasukkan untuak : Kok 
batampuak buliah dijinjiang, kok batali buliah diirik tandono alah 
ado bapunyo.

ambo acok juo mancaliak apo nan di sampaikan dek Ahmad Ridha ibn 
Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim, dimano pihak Marak Pulai mamakai 
cincin ameh wakatu sudah manikah, nan dipakaino