Re: Seroja
In a message dated 10/18/99 2:34:32 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Bung Irwan, Buku yg saya maksud itu tipis, hanya sekitar 70 halaman ukuran buku saku, sehingga anda dapat membacanya dalam seminggu. Namun saya persilakan kalau anda ingin meminjam sampai dua minggu misalnya. Irwan: Terima kasih Pak Siregar. Saya akan hubungi anda via japri untuk hal ini. Menjawab pertanyaan anda tentang kronologis peristiwa di Timtim sekitar tahun 74-75, saya sampaikan sebagai berikut: Irwan: Terima kasih juga untuk masukan informasi kronologis kejadian di Timtim. Data2 yg anda tuliskan membuka wawasan saja lebih jauh tentang Timtim dari berbagai sudut pandang. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Sekali lagi Matori dan Faisal Basri
In a message dated 10/18/99 2:22:53 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Irwan Ariston Napitupulu wrote: Yang jelas bukan masyarakat yg pro habibie untuk jadi presiden mendatang. Sangat jelas sekali bukan? Budi: Sorry Mas Irwan, justru ini yang menjadi tidak jelas bagi saya. Apa iya anda yakin bahwa masyarakat yang 'bukan pro' Habibie mendukung ajakan mogok dari Matori? Bisa nggak anda meyakinkan saya untuk itu? Irwan: Lho, Matori dan Faisal Basri khan mengajak untuk menolak Habibie dan Wiranto. Nah, khusus untuk penolakan Habibie itu saya yakin tidak akan didukung oleh pihak2 yg pro Habibie. Makanya saya katakan seperti di atas...:) Soal mogok2an, silahkan dinilai sendiri. Menurut saya, ini suatu proses awal sebelum peristiwa besar yg menuntut suatu syarat yaitu bila Habibie terpilih kembali menjadi presiden. Apakah hari Senin kemarin mereka yg aktif di bursa melakukan mogok? Silahkan anda nilai sendiri bila bursa sesi kedua baru dimulai kembali pada jam 14:00 berdasarkan berita yg saya baca di: http://www.detik.com/berita/199910/19991019-0856.htm Berapa banyak yg profesional muda yg datang berkumpul pada aksi tersebut? Dengar2 sampai sekitar 3000-an. Suatu jumlah yg cukup besar bukan?...:) Namanya profesional muda tuh biasanya ngga gampang dipanas2i kalau mereka ngga yakin betul apa yg mereka perjuangkan. Jadi, kalau sampai ada 3000-an yg hadir, itu satu tanda jelas bahwa adanya penolakan yg siginifikan atas pencalonan kembali Habibie menjadi presiden. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: ANTI ROKOK (Re: New York, San Fransisco, Chicago (Re: Job: Sa...
In a message dated 10/18/99 3:10:43 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Bang Irwan, :) Thank you very much for your comprehensive explanation. Mungkin saya outline dikit, jika saya mengatakan merokok berarti membakar duit, saya address ke konsumen rokok who buy cigarets then smoke. Dari segi ekonominya, tak ada untungnya bagi konsumen. Irwan: Umumnya orang melakukan satu kegiatan karena memberikan keuntungan buatnya. Demikian juga dengan merokok. Seperti dalam pemaparan saya sebelumnya, keuntungan yg diperoleh dari perokok bisa jadi berpengaruh pada peningkatan produktivitas bekerjanya. Orang yg sudah kecanduan rokok, akan sulit berkonsentrasi atau pun berpikir bila tiba2 dia harus berhenti merokok. Ada juga yg fungsinya hanya menambah pede-nya saja, dll. :) BTW Bang Irwan, gimana projeksi ekonominya jika produksi rokok dialihkan pada bentuk produksi lainnya. Misalnya, penggunaan cengkeh, salah satu bahan rokok, untuk mengawetan makanan, or lain-lainnya... Irwan: Jelas, akan jauh lebih baik dampak ekonomi jangka panjangnya...:) Karena itu menurut saya perlunya dilakukan upaya2 untuk menyadarkan masyarakat akan bahayanya rokok. Di AS seperti yg kita ketahui, ada batasan umur minimum yg diperbolehkan membeli rokok dan peraturan ini dijalankan dengan ketat dalam artian ada sanksi yg tegas bagi pelanggarnya. Mudah2an di Indonesia kita kelak akan melihat hal yg sama pula. Para petani pun mungkin bisa diinformasikan alternatif tanaman yg bisa mereka tanam yg hasilnya tidak kalah dengan apa yg mereka lakukan sekarang ini. Cara kontrol pemerintah selain dengan menerapkan batasan umur adalah dengan bentuk larangan2 lainnya seperti larangan merokok di dalam gedung tertutup dan kendaraan umum. Di restoran2 juga ada non smoking area. Kampanye2 anti rokok pun perlu digalakan tidak hanya melalui billboards tapi juga lewat media cetak dan televisi. Yang menarik kita ikuti akhir2 ini di AS adalah pemerintah melakukan tuntutan ganti rugi kepada perusahaan2 rokok akibat dirugikan untuk membiayai para penderita penyakit yg disebabkan karena rokok. Apakah tuntutannya akan dipenuhi dipengadilan nanti, masih cukup panjang proses persidangannya untuk bisa diketahui hasilnya. Perkiraan saya kemungkinan akan dilakukan usaha damai dimana pihak produsen rokok akan memberikan sejumlah ganti kerugian yg jumlahnya berdasarkan hasil kesepakatan. Saya kurang mengikuti kasus tersebut. Mungkin ada rekan yg mengikuti kasus tersebut yg bisa cerita lebih jauh lagi ketimbang saya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Analis vs Analisa (was: Re: Diskusi nilai tukar rupiah)
In a message dated 10/18/99 3:44:13 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Sebagai informasi untuk Bung Irwan, kata yang benar dan baku di dalam bahasa Indonesia adalah "analisis", bukan "analisa". Contoh lain adalah "dialisis" bukannya "dialisa". Yang jelas kalau ada "sis" di belakang maka bahasa Indonesianya tetap sama, kecuali kalau ada huruf "y" yang luluh menjadi huruf "i". Irwan: Entahlah bung Jeffrey mana yg benar, tapi yg saya lihat di kamus saya kata yg digunakan adalah "analisa" instead of "analisis", "hipotesa" instead of "hipotesis", "diagnosa" instead of "diagnosis". Silahkan rekan2 yg memang jauh lebih menguasai bidang ini membahasnya. Yang ingin saya tekankan sebenarnya pada komentar bung Faran adalah penggunaan kata "analisis" untuk menunjukkan orang yg melakukan analisa yg jelas2 dari sudut pandang pengertian saya atau pun anda adalah salah. Biasanya yang paling hobi ngebahas Bhs. Indonesia adalah Bung Efron. Coba aja tanya. Saya dari dulu selalu ngotot memakai kata "analisis" karena pernah baca inilah yg benar. Nggak tahu juga kalau ternyata saya selama ini salah. Irwan: Saya juga ngga tahu mana yg benar. Tapi sejauh ini saya akan pakai apa yg tertulis di kamus yaitu "analisa", "hipotesa", "diagnosa". jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: If Gus Dur Prez !
Ajakan anda sudah dijawab oleh anda sendiri. TIdak ada partai yang memberikan visi mereka. Walhasil kita hanya dapat menilai berdasarkan pernyataan dan tingkah laku para calon dan pengikutnya, dengan asumsi perilaku mereka ini akan terbawa pada saat mereka memerintah. Jadi point di atas lah yang dapat dinilai. Bagaimana kita dapat menilai kalau debat terbuka saja tidak mau dengan alasan bukan budaya Indonesia. Jadi, mestinya anda yg harus fair dong. Seperti Habibie, dengan waktu 1.5 tahun, apa yang dapat dikerjakan untuk menyelesaikan semua kekacauan? Hal- hal seperti korupsi, salah urus, nepotisme, sudah bersifat melembaga. Bila mau fair, nilai minus Habibie adalah ketidakmampuan menuntut Suharto dan pemberian opsi kedua bagi Timtim. Menuntut Suharto bukan hal mudah. Akan diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengusut dan mengadilinya. Memperbeiki perekonomian yang sedang pada posisi terendahpun perlu waktu bertahun pula. Tidak adil dan tidak benar kalau anda bilang Habibie bikin Indonesia tambah parah. Ini jaman pergantian pimpinan bung, Habibie pula yang memungkinkan Pemilu dilangsungkan (dipercepat). Buat saya nilai minus paling besar adalah kasus Timtim, setelah itu kasus Bank Bali. That's it. Amien Rais jelas tidak kalah telak. Dari awal dia mengambil pangsa pasar mahasiswa dan pelajar. Nama dia tidak cukup berkibar di daerah-daerah. Apalagi PAN tidak mengandalkan basis Muhammadiyahnya. Jadi memang dari awal sudah diprediksi akan kalah. Berbeda dengan Mega. Mega diberkahi dengan partai yg dikutuk dan dikerjai ORBA. Sebagai manifestasi ketertindasan masyarakat, mereka memilih PDIP. Apalagi senjata Bung Karno ikut bermain. Sementara itu Mega belum pernah mendemonstrasikan kemampuannya. Yang didemonstrasikan adalah kunjungan-kunjungan, yang kemudian diwarnai oleh tangisan. Tangisan inilah yang dijual lewat koran- koran. Jelas nilai inilah yg mesti kita ambil. Mega sendiri yang memberikan point penting ini untuk dinilai kok. Jeffrey Anjasmara - From: Igg Adiwijaya [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: If Gus Dur Prez ! Date: Tue, 19 Oct 1999 01:29:23 -0400 Wah .. bosen deh. Lagi-lagi tangisan dibawa-bawa. Jadi pengen ikut nanggis nih :) Kalo boleh ngasih usul nih, carilah point yang lebih subtantive. Kalo mau kritik PDIP atau PKB,diskusi lah kelemahan yang laennya. Kemudian, satu lagi ... tingkat pendidikan dibawa-bawa lagi. Mengukur seseorang akan sukses nggak hanya melalui pendidikan. Habibie yang PhD Cumlaude aja bikin negara tambah parah. Amien Rais yang PhD juga, kok bisa kalah telak di pemilu. Just to be fair with PDI-P, berapa banyak lagi bukti-bukti yang musti PDI-P Megawati proof, bahwa dia mampu dan bisa diterima the so-called Indonesian intellectuals? Kalo boleh ngasih usul satu lagi aja, bagusnya kita berpijak pada visi + plan mendatang apa yang di punyai tiap fraksi kalo mereka memerintah. Sayangnya nggak ada satu fraksi pun yang membeberkan visi mendatang mereka untuk Indonesia. Jadi ya ... pihak-pihakan kita akan fraksi-fraksi + njelek-njelekin fraksi tanpa mikir, hanya berdasarkan personal preference. Tidak berdasarkan analisa yang bagus. igg On Mon, 18 Oct 1999, Jeffrey Anjasmara wrote: Lho Matori nangis berjam-jam setelah kalah ya? Jadinya mirip dengan majikannya dong? Memang perlu suatu wadah untuk memberi terapi bagi orang yang tuna sabar. Sebagai politisi dilarang untuk terlalu larut dalam emosinya. Baik emosi menangis, marah, sedih, gembira, sombong (karena dapat 35%), maupun emosi jiwa-nya Yana Julio tidak boleh diperagakan di depan khalayak ramai. Apalagi bila dipertontonkan kepada pengikut yang juga memiliki emosi tak kurang tingginya. Setelah membuka weather channel, saya melihat Mega berubah menjadi mendung, dan akhirnya berubah menjadi hujan tangis lebat diiringi guntur dan Guruh. From: Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: If Gus Dur Prez ! Date: Mon, 18 Oct 1999 18:45:22 PDT Salut buat Gus Dur ! Kalau Megawati jadi Presiden rakyat bentrok. Golkar akan Sabotase. Ulama/santri menangis karena kemungkinan Megawati tidak bisa mengontrol pengikutnya yang kebanyakan emosional dan siap membantai ulama/santri. Kalau Mega tidak jadi Presiden, Banser siap maju bersama TNI dan Rakyat mengamankan PDI-P yang emosional seperti Jacob Tobing, dll spt Forkot dan Famred. Saya juga siap mengamankan PDI-P yang macam macam...kalau yang baik sih tentu dikasih kesempatan. Kalau Gus Dur jadi Presiden. Banyak PDI-P yang dapat kesempatan maju terutama yang berpedidikan dan berdesikasi seperti Kwik Kian Gie, dan Megawati mendapat tempat yang layak sesuai dengan jenjang pendidikannya serta sesuai dengan popularitasnya dirakyat bawah. Gus sudah punya "Marshall Plan" sedangkan Megawati
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/18/99 3:56:34 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Rakyat kecil yang mana? --- rakyat pendukung PDIP Wujudnya bagaimana dalam mendukung PAN --- dukung Faisal dan menjelekkan Amien Rais. Wujudnya bagaimana dalam mendukung PKB --- dukung Matori Irwan: Susahnya ngomong sama orang yg baru bergabung di milis permias dan ngga ngikutin sejak jaman pra pencoblosan (tanggal 7 Juni kalau anda lupa). Setelah tanggal 7 Juni seperti yg saya katakan, saya akan berdiri bersama rakyat. Rakyat mana? Ya rakyat Indonesia yg sudah jelas2 memilih partai yg mereka lebih percayai. Ngomong2 anda tahu ngga Clinton itu presiden mana? Presiden AS, bukan? Nah, kenapa dia bisa menjadi presiden AS? Karena dia dipilih orang rakyat AS, dia adalah presiden yg mendapat suara terbanyak. Apakah semua rakyat AS memilih Clinton? Jelas tidak. Rakyat Indonesia sudah milih capres mana yg mereka ingini. Tentunya, ada juga pihak2 yg memilih capres lain. Ini ngga bisa dipungkiri. Nah, kalau mau demokrasi rakyat ditegakan, maka yg mendapat suara terbanyaklah yg berhak atas kepercayaan tersebut. Pola pikir Megawati hanya dipilih oleh 35% suara sementara 65% lainnya menolak adalah jelas dagelan logika yg bisa bikin saya sakit perut:) Kalau dagelan logika ini yg dipakai, maka tidak ada pun capres yg akan memenuhi persyaratan. Hal ini mengingat capres Habibie hanya dipilih oleh 20% suara sementara 80% lainnya menolak. Ini kalau kita mau konsisten memakai dagelan logika. Saya menjelekkan Amien Rais? Sejak kapan? Saya tidak pernah menjelekkan Amien Rais, karena apa yg saya ucapkan semua tentang AR adalah fakta. Jadi, AR sendirilah yg menjelekkan dirinya. Coba lihat lagi, sebelum pencoblosan AR sempat berkoar bahwa siapa pun yg nantinya menang antara PAN, PKB, PDIP, maka yg lainnya harus mendukung capres partai pemenang. Tapi apa yg dilakukan setelahnya? Dia ingkar. Tidak hanya ingkar, tapi dia akhirnya membentuk poros tengah yg kemudian mencapreskan GD. Lebih parah lagi, ketika sudah menjadi ketua MPR, AR yg mengaku reformis malah menghalangi terjadi tanya jawab antara anggota MPR dengan Habibie seputar jawaban atas pertanyaan LPJ. Tidak hanya itu, AR juga tidak melemparkan ke forum apa yg menjadi tuntutan mahasiswa dimana sehari sebelumnya dia bertemu dengan mahasiswa. Inikah reformasinya AR? Apakah saya menjelekkan AR bila menyebutkan fakta2 yg ada? Terserah anda menilainya gimana. Irwan: Ketika rakyat telah memberikan suaranya melalui pemilu, ketika rakyat sudah menyampaikan keinginannya, siapa yg mereka lebih percayai, maka sejak itulah saya bergeser untuk berdiri bersama rakyat, bersama keinginan rakyat. Garis sikap saya jelas, berusaha untuk menjadikan capres pilihan rakyat menjadi capres jadi. Jeffrey: Capres pilihan rakyatnya siapa sih? Megawati kan? Hehee... Irwan: Itulah sulitnya ngomong dengan anda. Capres pilihan rakyat itu adalah capres pemenang pemilu. Jadi, ngga harus Megawati. Pemilu kali ini saja yg menang Megawati. Pemilu berikutnya belum tentu. Makanya saya lebih suka memakai kata2 capres pilihan rakyat. Mau tanya lagi rakyat mana? Silahkan lihat kembali contoh Clinton yg saya berikan di atas. Atau mungkin mau John Adams yg hanya mendapat 26% suara saja?...:) Mbok ya jangan nerapin demokrasi aneh2 kalau kita mau maju. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Analis vs Analisa (was: Re: Diskusi nilai tukar rupiah)
Bagaimana kalau anda teliti di buku EYD? Dulu harganya Rp750 doang. Kalau kamus banyak yg aneh-aneh. Bahasa Jawapun masuk pula di sana. Saya cukup yakin karena hal beginian selalu keluar tiap kali ujian pelajaran Bhs. Ind., dan juga kalau anda ikut ujian GRE versi Indonesia. Silakan. '-- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Analis vs Analisa (was: Re: Diskusi nilai tukar rupiah) Date: Tue, 19 Oct 1999 08:27:09 EDT In a message dated 10/18/99 3:44:13 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Sebagai informasi untuk Bung Irwan, kata yang benar dan baku di dalam bahasa Indonesia adalah "analisis", bukan "analisa". Contoh lain adalah "dialisis" bukannya "dialisa". Yang jelas kalau ada "sis" di belakang maka bahasa Indonesianya tetap sama, kecuali kalau ada huruf "y" yang luluh menjadi huruf "i". Irwan: Entahlah bung Jeffrey mana yg benar, tapi yg saya lihat di kamus saya kata yg digunakan adalah "analisa" instead of "analisis", "hipotesa" instead of "hipotesis", "diagnosa" instead of "diagnosis". Silahkan rekan2 yg memang jauh lebih menguasai bidang ini membahasnya. Yang ingin saya tekankan sebenarnya pada komentar bung Faran adalah penggunaan kata "analisis" untuk menunjukkan orang yg melakukan analisa yg jelas2 dari sudut pandang pengertian saya atau pun anda adalah salah. Biasanya yang paling hobi ngebahas Bhs. Indonesia adalah Bung Efron. Coba aja tanya. Saya dari dulu selalu ngotot memakai kata "analisis" karena pernah baca inilah yg benar. Nggak tahu juga kalau ternyata saya selama ini salah. Irwan: Saya juga ngga tahu mana yg benar. Tapi sejauh ini saya akan pakai apa yg tertulis di kamus yaitu "analisa", "hipotesa", "diagnosa". jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
35% vs 65% (was: Re: Tanggapan atas komentar KKG)
In a message dated 10/18/99 4:35:16 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: anda yang suka ngaku analisis pasti ngerti kan beda angka 35 dan 65 gedean mana ? Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin. Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin. Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin. Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin. Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?. Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Pelaku Bursa Tolak Ajakan Mogok
In a message dated 10/18/99 4:52:18 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Tuh kan.. mereka bisa mikir kok kalo mogok itu malah bikin ngaco ekonomi. beginilah kalo ekonomi dipakai sebagai alat politik. baca deh webnya. disini juga ditambahkan oleh analisa beberapa pelaku bursa dan beberapa analis. Jadi pake data juga.. :) http://www.republika.co.id/9910/19/28082.htm Irwan: Oh, iya ya?...:) Koq mereka malah ngedukung sih? Udah baca yg ini? http://www.detik.com/berita/199910/19991018-1322.htm http://www.detik.com/berita/199910/19991019-1329.htm http://www.detik.com/berita/199910/19991019-0856.htm Hmmm.dari media apa sumber anda di atas? Republika? Ngomong2 siapa yg pemegang sahamnya?;) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Impoten
kan pake filsafat "banyak jalan menuju roma" atau mungkin "maju terus pantang mundur" atau lebih mungkin lagi "pengorbanan sampai titik darah penghabisan" Faran -- On Tue, 19 Oct 1999 06:54:01 Suhendri wrote: Cuma pemimpin yang mandul dan impoten, yang menghasut dan mengancam revolusi. Bukti ke tidak mampuan "bermain" di lembaga MPR. Bukti moral dan ahlak yang rendah. Sebuah sifat yang merusak. Kalaupun ada Revolusi, pengen lihat, ada dibarisan mana mereka. Muak saya melihat muka-muka mereka. Soe. === Ancaman Revolusi Teror terhadap Demokrasi JAKARTA -- Banyak kalangan menilai ancaman massa PDI Perjuangan untuk melakukan revolusi bila Megawati Soekarnoputri gagal menjadi Presiden ke-4 RI sebagai sesuatu yang melanggar norma agama dan etika demokrasi. ''Ancaman revolusi merupakan teror kepada anggota MPR. Jika anggota majelis tunduk pada ancaman itu, berarti pemilihan presiden di bawah tekanan dan itu berbahaya bagi demokrasi,'' ujar mantan Wakil Ketua DPA Cholil Badawi di Jakarta kemarin. Menurut Cholil, aksi massa dan ancaman revolusi dapat memicu terjadinya konflik horizontal sesama rakyat. ''Jika PDI-P melaksanakan ancaman itu, semua elemen rakyat dan TNI tentu tidak akan membiarkannya.'' Di sisi lain, lanjut Cholil, elite PDI-P selalu menyebutkan bahwa mereka tidak memobilisasi massa. ''Pernyataan seperti itu sangat berbahaya bagi pendukung mereka. Sebab, jika terjadi bentrok massa, elite PDI-P bisa lepas tangan,'' ujarnya. Mabes Polri menanggapi secara keras munculnya seruan sejumlah tokoh politik yang mengajak masyarakat untuk melakukan revolusi agar ada perubahan di republik ini. ''Imbauan untuk melakukan revolusi itu adalah anjuran yang sesat,'' tegas Kadispen Polri Brigjen Pol Togar Sianipar. Karena itu, lanjut Sianipar, siapa pun yang mengajak masyarakat untuk menjalankan revolusi dapat dikenakan tuduhan pidana. ''Bila benar terjadi revolusi, sehingga berbagai tatanan ini rusak, mereka itulah yang akan kami kenakan tuduhan sebagai pihak yang melakukan provokasi,'' urainya. Dalam aksinya di Bundaran HI Jakarta, massa PDI-P memang menegaskan sikapnya untuk melakukan revolusi. Sejumlah spanduk yang mereka bawa ada yang bertuliskan 'Megawati atau Revolusi'. Sebelumnya, dalam orasi pekan lalu, aktivis PDI-P Pius Lustrilanang juga meneriakkan slogan revolusi itu. Fungsionaris DPP PDI-P Jacob Tobing menegaskan kembali kemungkinan terjadinya revolusi jika MPR tidak menggolkan Megawati menjadi presiden. ''Jika Mega tak terpilih, gelombang massa pendukung Megawati yang jumlahnya mencapai jutaan orang itu akan marah dan menuntut terjadinya revolusi,'' kata Jacob pada wartawan di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Ahad (17/10). Mengomentari ancaman massa PDI-P itu, KH Idris Jauhari --Pengasuh Ponpes Al-Amin, Guluk-Guluk Sumenep, Madura-- mengatakan selain tidak etis ancaman itu juga melanggar norma agama. ''Itu tidak bisa dibenarkan. Sebab agama itu dari manapun asalnya, bukan hanya Islam, diturunkan untuk membawa kesejukan, kedamaian, dan rahmat bagi semua penghuni planet bumi ini. Jadi, semua pihak harus menyadari adanya tanggung jawab keagamaan,'' ujarnya. Dari aspek HAM, etika demokrasi, dan budaya, KH Idris melihat bahwa revolusi itu bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. ''Dalam perspektif keindonesiaan, pola revolusi itu tidak bisa dibenarkan. Apalagi kita ini sudah bersepakat menganut sistem perwakilan di parlemen. Dulu, sewaktu pemilu mereka (PDI-P) juga ikut. Kalau begitu, berarti mereka itu juga mengingkari dirinya sendiri yang dulu sudah ikut bersepakat,'' tandasnya. KH Idris mengimbau para elite PDI-P agar lebih aktif menyadarkan massanya sehingga tidak melakukan hal-hal yang bersifat destruktif seperti revolusi. Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdurrahman Wahid juga menyinggung soal ancaman revolusi massa PDI-P. Dalam jumpa pers di Jakarta kemarin Gus Dur menilai orang-orang yang mengitari Megawati sangat berlebihan dan tidak bertanggung jawab. Ia lalu menunjuk Jacob Tobing, yang Ahad lalu, mengeluarkan pernyataan akan terjadinya revolusi bila Megawati tidak terpilih sebagai presiden. ''Hari ini Jacob Tobing mengatakan berdarah kalau sampai Mega tidak terpilih menjadi presiden. Lho omongan apa itu? Percuma dia di YKPK, betul kata saya dulu, [YKPK] Yayasan Korban Pil Koplo,'' tandas Gus Dur. Gus Dur sendiri mengaku dengan Megawati saling menghormati. ''Saya kagum pada Mbak Mega, karena dia sekian belas tahun digencet oleh pemerintahan yang dulu, tapi tidak patah, ini kelebihan Mbak Mega. Tapi sebagaimana semua manusia, dia juga ada keterbatasannya, yang terlalu berlebihan adalah orang-orang yang mengitari beliau. Jadi saya sama sekali tidak menuduh Mbak Mega, hanya orang-orang yang mengitari beliau tidak bertanggung jawab,'' tegas Gus Dur. Selain mengomentari sikap orang-orang dekat Mega, Gus Dur juga meminta perhatian kepada mereka yang kini berada di sekitar Jl Sudirman, Thamrin, dan
Re: Preman
Heheheheheheheba memang "mahasiswa indonesia" faran -- On Tue, 19 Oct 1999 06:57:11 Suhendri wrote: Mereka memang bukan mahasiswa. Tapi preman. Persis seperti PDI - P yang selalu keluar kata - kata : Atas nama rakyat..bla..bla. Rakyat preman. Soe Ribuan Mahasiswa Protes Forkot dan Famred Dinilai tak Berhak Atasnamakan 'Mahasiswa Indonesia' JAKARTA -- Giliran Forkot dan Famred, kemarin, dikritik oleh kalangan mahasiswa sendiri. Kritik pedas, antara lain datang dari Forum Mahasiswa Surabaya (FMS). Bahkan, ribuan mahasiswa Ujungpandang mengadakan unjuk rasa khusus untuk memprotes klaim demo brutal di Jakarta yang mengatasnamakan 'mahasiswa Indonesia'. Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam FMS menilai aksi mahasiswa yang tergabung dalam Forkot (Forum Kota) dan Famred (Fron Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi) di Jakarta bukan gerakan moral mahasiswa, melainkan aksi anarki karena menjurus kekerasan, pemaksaan kehendak, dan brutal. Aksi brutal yang mereka maksud terjadi di kawasan Semanggi dan Kampus Atmajaya. ''Sulit mengkategorikan aksi brutal itu sebagai gerakan mahasiswa,'' kata juru bicara FMS, T A Budi Utomo, dalam pertemuan dengan Fraksi Partai Golkar (FPG) MPR di Jakarta, kemarin. FMS menegaskan gerakan mahasiswa tersebut sudah tidak murni lagi karena sudah mengatasnamakan simpatisan atau pendukung salah satu kekuatan politik tertentu. Wakil Ketua FPG MPR Fahmi Idris yang menerima rombongan itu juga sependapat. ''Tak mungkin demokrasi dilakukan dengan kekerasan. Yang kalah harus mengakui yang menang, yang menang juga harus legowo,'' kata Fahmi yang kemarin didampingi Freddy Latumahina. Rombongan FMS, kemarin, juga diterima Fraksi Bulan Bintang (FBB) di Gedung MPR/DPR. Usai diterima FBB, mereka menegaskan menolak segala upaya ekstra konstitusional/revolusi yang dilakukan oleh setiap kekuatan politik dalam mewujudkan keinginannya. ''Kami mengecam keras upaya yang dilakukan oleh salah satu parpol yang menghalalkan revolusi untuk mengganti kekuasaan,'' ujar TA Budi Utomo. FMS merupakan forum yang terdiri terdiri dari sejumlah elemen mahasiswa asal Surabaya seperti Jaringan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Surabaya (JAMPS), Forum Perduli Surabaya (FORPES), Forum Indonesia Anti Kekerasan (FIAK), Team Pengendali Opini (TPO), Ikatan Keluarga Pati Surabaya (IKMPS), EsJasf, Kompi, Ar Camp UMS, Fokusmaker, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah, MPM Univ Muhammadiyah, FKP3I, Badan Eksekutif Mahasiswa ITS, Forkisa dan LKPI. Kehadiran mereka di gedung MPR/DPR untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa asal Surabaya. ''Kami menyesalkan sikap arogan mahasiswa di Jakarta yang tergabung dalam kelompok Forkot dan Famred yang tidak demokratis dan radikal dalam memaksakan kehendaknya. Itu bukan merupakan sikap dari mahasiswa,'' katanya. Di Ujungpandang, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Ujungpandang, kemarin bahkan melakukan demo besar-besaran di jalanan untuk memprotes para mahasiswa Jakarta yang mengatasnamakan ''mahasiswa Indonesia'' dalam tiap melakukan aksinya. Mereka keberatan, jika mahasiswa yang melakukan demo di Jakarta mengatasnamakan ''mahasiswa Indonesia''. Sebab, yang turun ke jalan dan ikut mendukung massa PDI-P hanyalah kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Forkot dan Famred. Mereka juga memprotes pendukung calon presiden tertentu (pendukung Megawati) yang melakukan penekanan terhadap peserta SU MPR dengan cara menguasai dan melakukan demo di sekitar gedung rakyat itu. Demo ribuan mahasiswa Ujungpandang tersebut mengecam keras aksi mahasiswa di Jakarta yang dinilai ingin mengacaukan SU MPR yang sedang berlangsung. Mahasiswa yang turun ke jalan antara lain dari Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar (UNM - dulu IKIP), IAIN Alauddin, Universitas Muslim Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah. Pernyataan sikap yang mereka bacakan, juga mengecam tindakan anarkis yang mengatasnamakan mahasiswa dan rakyat, menolak pengerahan massa demi kelompok tertentu, dan mengharapkan pemerintahan baru mendatang agar tetap komitmen pada agenda reformasi. Selain itu, para elite politik diimbau agar tidak mengerahkan massa. Mereka juga mengecam mahasiswa yang menerima bayaran untuk turun berdemo, termasuk mengecam aksi premanisme. Mereka juga mengecam Wakil Ketua MPR Matori Abdul Djalil yang melakukan tindakan provokasi mengajak masyarakat profesional Indonesia untuk melakukan mogok. Para mahasiswa yang mengenakan jaket almamater itu melakukan demo dengan cara berjalan kaki, berkendaraan bermotor roda dua dan roda empat, serta menggunakan truk terbuka. Mereka menyinggahi dan melakukan orasi serta membacakan pernyataan sikap pada beberapa tempat strategis seperti DPRD dan Stasiun TVRI. Dalam orasinya, mereka juga mengatakan bahwa yang dilakukan mahasiswa di Jakarta dengan melakukan demonstrasi di sekitar gedung DPR/MPR selama SU MPR sangat tidak rasional dan telah keluar
Fwd: [saham] SAYA DEG DEG-AN BENER + SENEWEN
TERIMA KASIH KEPADA PARA ANGGOTA MPR ! Ternyata anda masih peka terhadap aspirasi sebagian besar rakyat Indonesia... (tanpa embel-embel agama, suku, ras, partai, dll..) Salam, [EMAIL PROTECTED] Original Message On 10/19/99, 12:30:35 PM, "Irwan Reza Iskandar" [EMAIL PROTECTED] wrote regarding [saham] SAYA DEG DEG-AN BENER + SENEWEN: wah, sambil nonton tv penghitungan suara pertanggungjawaban hbb wah saya koq ikut deg deg an juga nih saat ini pukul 11:35 masih berlangsung angka sepertinya kejar kejaran ntah bgmana hasilnya...saya tulis saja sambil ngikuti pengitungan suara 11:40 saya jadi merasa pesimis karena yg menerima makin banyakmudah mudahan hasil akhirnya nya sesuai dengan harapan para milisi prosahamer 11:42 wah kacau nih ada yg jawabannya nyeleneh yg menerima sudah leadingcukup banyak !! 11:44 ada yg tulis tidak setuju... wah anggota mpr koq ada yg begitu ya? 11:45 yang menolak mulai bermunculan mudah mudahan menang deh...wah senewen berat deh gue deg deg an gue tambah keras 11:50 yang menerima masih tetap leading. masih kan ada harapan buat milisi prosahamer untuk gain? 11:52 yang memerina makin leading.. 11:55 hbb masih leading. 11:58 hbb masih leading juga sialan bener tuh anggota mpr 12:00 anggota status quo di MPR rupanya cukup banyak juga ya? 12:05 menolak agaknya mnegejar ketinggalannya selisih makin tipis 12:08 yang menolak mulai tertinggal lagi 12:10 optimis saya bertambah tapi tangtan kenapa jadi dingin begini? 12:11 sepertinya sekarang suara sudah imbang 12:12 yang menolaksekarang sudah unggul apakah bisa bertahan? 12:13 menolak makin leading 12:14 menerima menyusul ketinggalannya wah gawat nih kayaknya. 12:15 yang menolak rupanya masih unggul 12:16 terlihat khofifah indar parawansa sedang tegang dan berdoa...he he he saya mencoba mengihur hati 12:17menolak tetap unggul bisa bertahan? wanna bet? 12:18 wah hati saya rasanya udah enggak kuat nih 12:19 yg menolak masih unggul 12:20 yg menolak masih unggul 12:21 no comment 12:22 yg menolak memperlebar keunggulan mudah mudahan dapat bertahan sampai akhir pertandingan.. mudah mudahan... 12:23 YG MENOLAK MAKIN MEMPERLEBAR KE UNGGULAN 12:24 Ginajar terlihat santai santai saja ngobrol sama .(?) "egp" bener dia 12:25 yg menerima mendapat tambahan suara 12:26 yg menerima mulai menyusul. alert... alert.. 12:27 yg menerima terus mendapatkan tambahan suara 12:28 yg menerima masih mengejar ketinggalannya 12:28 alhamdullilah. yang menolak menag besok borong saham borong saham salamdari smg irwan reza yg deg degan dan senewen
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
OH .. saya baru ngerti.. anda ngomongin RAKYAT mulu.. rupanya RAKYAT yang anda maksud RAKYAT MEGAWATI.. anda yang suka ngaku analisis pasti ngerti kan beda angka 35 dan 65 gedean mana ? --- Saya sering sekali membaca tentang logika 35% (pro) vs 65 % (anti), Kalau anda salah seorang pendukung anti (65%), bisakah anda sebutkan 1 nama yang dalam pemilu yang lalu mendapat suara yang lebih besar dari PDI-P ? Apakah ? 1. Amin Rais -- 7%, calon resmi dari PAN 2. Habibie -- 20%, calon resmi dari GOLKAR 3. Gus DUr -- 10%, calon dari PKB 4. Yusril ??? 5. HAmzah HAz ??? Dengan sendiri-nya logika tersebut sama sekali tidak bisa dipertanggung jawabkan, karena dengan logika itu, AMin rais ditentang oleh 93% rakyat indo yang tidak memilihnya, sedangkan Gus Dur ditentang oleh 90% rakyat indo, dst. Jadi tolong berikan saya pencerahan tentang jalur logika anda itu ? regards HADI
35% vs 65% ???
Maksud 35% vs 65% ini apa : saya kira 35 persen untuk Cendana atau Golkar, lewat Bank Bali dan 65 boleh dipakai untuk bayar tunggakan hutang ke BPPN. Atau 35 lawan 65 adalah jumlah anggota MPR/DPR yang Non-Muslim, seperti yang selama ini diributkan bahwa telah terjadi keblaikan dalam partai PDIP dimana komposisi Non-Muslim adalah 65 lawan 35, dimana PDIP dinyatakan secara resmi atau dituduhkan, partai yang dimotori oleh para Nasrani-nasrani kelimpungan. (Mungkin karena tokoh PDIP yang banyak bicara adalah yang Ber-KTP yang berbunyi agama Kristen) Mardhika Wisesa Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin. Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin. Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin. Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin. Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?. Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
BEJ mogok?
Rekan yth., Ada tulisan menarik di 'Rehat' Republika: "Diminta mogok, transaksi di BEJ malah melonjak: Suruh Matori datang lagi, biar tambah melonjak". Rupanya ajakan mogoknya Matori dkk. hanya didengerin saja sama para profesional. Kelihatannya, meskipun tidak suka Habibie, para profesional juga tidak suka diajak mogok. Padahal sudah tiga hari orasi ajakan mogok dilakukan di depan BEJ oleh a.l. Matori, KKG, Faisal Basri, dll, yang dihadiri ratusan orang (tidak sampai ribuan). Baguslah kalau para profesional punya pemikiran dan prinsip sendiri (buat Indonesianya) dalam mencerna situasi dan doktrin. Salam, Budi
Re: [ANTI ROKOK di New York, San Fransisco, Chicago. Di Denver? ANTI...MO obat anti..]
Arya... loh kok kamu udah nulis lagi??? bukannya belom di lepas dari Rumah sakit Jiwa???...kabur yah !!! he...he...he bejanda loh saya... dasar gelo... Eh iya ngomong2 ada yang tau alamat mailing list local permias2 Texas, Oklahoma, Utah, Wyoming, dan daerah2 lain sekitar Denver, Colorado? Kalau ada bolehkah saya tau??? thanks Ichal Arya Indrathama [EMAIL PROTECTED] wrote: hmmm... engga' relevan yah ngomong gitu... alkohol juga berbahaya. Untuk liver (untuk sendiri), drunk driving (untuk yang lain). Jadi kalau gitu orang engga' boleh ngelamar kerja di bir bintang?? ichal hmmm...iya engga' relevan juga. Cimenk juga berbahaya, jadi kalau gitu orang engga' boleh dong jadi bandar cimenk? hue he he he Ahh nikmatnya ngebecandain orang di minggu pagi yang cerah ini..ya ngga Chal? Oh iya, untuk permias di Texas, Oklahoma, Kansas, Utah..Temanku Ichal ini mo nanya mailing list atau kontak personnya Permias kalau ada. Mohon segala informasi ditujukan kepada yang persangkutan [EMAIL PROTECTED]. Dan Bang Helson apakabar? Salam buat Edik dan Elok yaa AryaArya Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: [ANTI ROKOK di New York, San Fransisco, Chicago. Di Denver? ANTI...MO obat anti..]
Hello Ichal, Coba kontak www.houston.permias.org untuk PERMIAS Houston. Atau bisa langsung lewat forum@, yang isinya pengurus dari sebagian besar PERMIAS-PERMIAS di US... Salam, [EMAIL PROTECTED] Original Message On 10/19/99, 9:43:13 AM, Rizal Az [EMAIL PROTECTED] wrote regarding Re: [ANTI ROKOK di New York, San Fransisco, Chicago. Di Denver? ANTI...MO obat anti..]: Arya... loh kok kamu udah nulis lagi??? bukannya belom di lepas dari Rumah sakit Jiwa???...kabur yah !!! he...he...he bejanda loh saya... dasar gelo... Eh iya ngomong2 ada yang tau alamat mailing list local permias2 Texas, Oklahoma, Utah, Wyoming, dan daerah2 lain sekitar Denver, Colorado? Kalau ada bolehkah saya tau??? thanks Ichal Arya Indrathama [EMAIL PROTECTED] wrote: hmmm... engga' relevan yah ngomong gitu... alkohol juga berbahaya. Untuk liver (untuk sendiri), drunk driving (untuk yang lain). Jadi kalau gitu orang engga' boleh ngelamar kerja di bir bintang?? ichal hmmm...iya engga' relevan juga. Cimenk juga berbahaya, jadi kalau gitu orang engga' boleh dong jadi bandar cimenk? hue he he he Ahh nikmatnya ngebecandain orang di minggu pagi yang cerah ini..ya ngga Chal? Oh iya, untuk permias di Texas, Oklahoma, Kansas, Utah..Temanku Ichal ini mo nanya mailing list atau kontak personnya Permias kalau ada. Mohon segala informasi ditujukan kepada yang persangkutan [EMAIL PROTECTED]. Dan Bang Helson apakabar? Salam buat Edik dan Elok yaa AryaArya Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
BJ Habibie akan mengundurkan diri dari pencalonan Presiden 1999-2004
Menurut rencana, presiden BJ Habibie akan mengundurkan diri dari pencalonan Presiden 1999-2004 Salam, Nasrullah Idris
Re: 35% vs 65% ???
On Tue, 19 Oct 1999, Mardhika Wisesa wrote: Maksud 35% vs 65% ini apa : saya kira 35 persen untuk Cendana atau Golkar, lewat Bank Bali dan 65 boleh dipakai untuk bayar tunggakan hutang ke BPPN. Hahahaha .. boleh lah .. komen diatas. :) Untuk yang laen, yang masih mikirin 35%vs65%, kayaknya dikusinya sudah mengarah ke arah "personal" deh. Nggak membangun dikusi dimilis. Sudah di cuekin saja. Kita masing-masing punya pikiran sendiri mengenai 35%vs65%, khan. igg Atau 35 lawan 65 adalah jumlah anggota MPR/DPR yang Non-Muslim, seperti yang selama ini diributkan bahwa telah terjadi keblaikan dalam partai PDIP dimana komposisi Non-Muslim adalah 65 lawan 35, dimana PDIP dinyatakan secara resmi atau dituduhkan, partai yang dimotori oleh para Nasrani-nasrani kelimpungan. (Mungkin karena tokoh PDIP yang banyak bicara adalah yang Ber-KTP yang berbunyi agama Kristen) Mardhika Wisesa Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin. Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin. Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin. Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin. Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?. Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Mahasiswa dan Pemuda Tolak Mega (Re: 35% vs 65% ???
nih beritanya ada di republika. saya cuman kepikiran kok berita kayak gini kagak masuk di detik.com ato kompas kalo nggak percaya nih saya sekalian attach fotonya. coba ada yang bisa jelasin fenomena ini nggak ? ini yang dari dulu saya bilang beda banget angkat 35 dan 65 FAran http://www.republika.co.id/9910/20/28285.htm -- On Tue, 19 Oct 1999 18:59:32 Igg Adiwijaya wrote: On Tue, 19 Oct 1999, Mardhika Wisesa wrote: Maksud 35% vs 65% ini apa : saya kira 35 persen untuk Cendana atau Golkar, lewat Bank Bali dan 65 boleh dipakai untuk bayar tunggakan hutang ke BPPN. Hahahaha .. boleh lah .. komen diatas. :) Untuk yang laen, yang masih mikirin 35%vs65%, kayaknya dikusinya sudah mengarah ke arah "personal" deh. Nggak membangun dikusi dimilis. Sudah di cuekin saja. Kita masing-masing punya pikiran sendiri mengenai 35%vs65%, khan. igg Atau 35 lawan 65 adalah jumlah anggota MPR/DPR yang Non-Muslim, seperti yang selama ini diributkan bahwa telah terjadi keblaikan dalam partai PDIP dimana komposisi Non-Muslim adalah 65 lawan 35, dimana PDIP dinyatakan secara resmi atau dituduhkan, partai yang dimotori oleh para Nasrani-nasrani kelimpungan. (Mungkin karena tokoh PDIP yang banyak bicara adalah yang Ber-KTP yang berbunyi agama Kristen) Mardhika Wisesa Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin. Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin. Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin. Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin. Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?. Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com Demo.jpg
Fwd: Ambassador Robert S. Gelbard, Biographic Data
From: Public Affairs Section [EMAIL PROTECTED] To: Irwan Hadi [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 19 Oct 1999 11:15:15 Reply-To: [EMAIL PROTECTED] X-URL: http://www.usembassyjakarta.org X-Mailer: NetMailer v1.03 [D.R-DDD54EA52C7948AFA45322F08] Subject: Ambassador Robert S. Gelbard, Biographic Data Ambassador Robert S. Gelbard, Biographic Data in English and Bahasa Indonesia ROBERT S. GELBARD DUTA BESAR A.S. UNTUK REPUBLIK INDONESIA Robert S. Gelbard dicalonkan oleh Presiden Clinton menjadi Duta Besar untuk Republik Indonesia pada 18 Juni 1999 dan dikukuhkan oleh Senat untuk jabatan tersebut pada 3 Agustus 1999. Ia tiba di Jakarta pada 4 Oktober dan menyerahkan surat-surat kepercayaannya kepada Presiden Habibie pada 18 Oktober 1999. Sebelumnya, Duta Besar Gelbard adalah Wakil Khusus Presiden dan Menteri Luar Negeri untuk Pelaksanaan Perjanjian Damai Dayton dari April 1997 hingga Agustus 1999. Dalam jabatan ini, Duta Besar Gelbard bertanggungjawab atas semua aspek perkembangan kebijakan dan pelaksanaan sipil Pemerintah A.S. di Balkan termasuk, khususnya, Bosnia-Herzegovina, Serbia-Montenegro dan Kroasia. Sebelum itu, Duta Besar Gelbard menjadi Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Internasional Bidang Narkotika dan Penegakan Hukum dari 1993 sampai 1997. Duta Besar Gelbard masuk Dinas Luar Negeri tahun 1967 setelah bertugas di Korps Perdamaian di Bolivia dari 1964 smpai1966. Setelah selama setahun di Washington, ia ditempatkan kembali di Korps Perdamaian sebagai Wakil Direktur di Manila, Republik Filipina. Dari 1970 sampai 1972, ia menjadi Pejabat Utama di Konsulat Amerika Serikat di Porto Alegre, Brasil. Sekembalinya ke Departemen Luar Negeri, Duta Besar Gelbard menjadi ahli ekonomi keuangan pada Biro Ekonomi dan Bisnis, khusus bidang pembangunan dan utang luar negeri, dan kemudian di Biro Eropa dan Kanada, khusus di bidang ekonomi dan keuangan yang berkaitan dengan Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) dan Uni Eropa. Dari 1978 sampai 1982, Robert Gelbard menjadi Deputi Pejabat Keuangan dan Sekretaris Satu di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Paris, Perancis. Ia juga menjadi Wakil A.S. di Klub Paris. Duta Besar Gelbard kemudian ditempatkan kembali di Washington sebagai Deputi Direktur Kantor Urusan Eropa Barat pada 1982- 1984. Setelah itu, ia menjadi Direktur Kantor Urusan Afrika Selatan. Pada 1985, Duta Besar Gelbard diangkat menjadi Deputi Asisten Menteri Luar Negeri urusan Amerika Selatan, jabatan yang dipegangnya hingga 1988. Ia kemudian diangkat oleh Presiden Reagan sebagai Duta Besar untuk Bolivia, sebuah jabatan yang dipegangnya dari 1988 hingga 1991, ketika ia kembali ke Washington untuk menjadi Deputi Asisten Utama Menteri Luar Negeri Urusan Antar-Amerika. Ketika memegang jabatan ini, ia menjadi wakil Presiden Bush untuk persiapan KTT San Antonio 1992. Duta Besar Gelbard ikut dalam berbagai delegasi Pemerintah A.S. di OECD, terutama dalam Komisi Kebijakan Ekonomi, dan ia termasuk dalam Delegasi A.S. di Konferensi Kerjasama Ekonomi Internasional (Dialog Utara-Selatan). Ia juga bertugas paruh-waktu di Dewan Penasihat Ekonomi Presiden pada 1978. Robert S. Gelbard lahir di Brooklyn, New York pada 1944. Ia lulus dan mendapat BA di bidang sejarah dari Kolese Colby pada 1964. Pada 1979, ia memperoleh gelar MPA bidang ekonomi dari Universitas Harvard. Ia juga belajar ilmu ekonomi di Institut Teknologi Massachusetts. Duta Besar Gelbard menerima berbagai penghargaan, antara lain Presidential Meritorius Award danSuperior Honor and Meritorious Honor Awards dari Deparemen Luar Negeri A.S. Ia juga menerima Distinguished Public Service Award dari Dinas Penjaga Pantai A.S., suatu penghargaan tertinggi dari dinas ini untuk warga sipil. Pemerintah Bolivia memberinya penghargaan atas baktinya dengan Condor of the Andes, Order of the Grand Cross, yang merupakan penghargaan tertinggi negara tersebut bagi warga asing. Ia dianugerahi gelar Doktor Honoris bidang Hukum oleh Universitas Villanova pada 1998 atas prestasinya menciptakan perdamaian dan stabilitas di Balkan. Ia juga menjadi anggota kehormatan Himpunan Pengacara Florida, Seksi Internasional. Duta Besar Gelbard menikah dengan Alene Gelbard dan mempunyai seorang anak perempuan, Alexandra. ROBERT S. GELBARD U.S. AMBASSADOR TO THE REPUBLIC OF INDONESIA Robert S. Gelbard was nominated by President Clinton to be Ambassador to the Republic of Indonesia on June 18, 1999 and confirmed by the Senate for that position on August 3, 1999. He arrived in Jakarta on October 4 and presented his credentials to President Habibie on October 18, 1999. Prior to this, Ambassador Gelbard served as the Special Representative of the President and the Secretary of State for Implementation of the Dayton Peace Accords from April 1997 until August 1999. In that position, Ambassador Gelbard was responsible for all aspects of U.S. government policy development and civilian implementation in the Balkans, including particularly, Bosnia-Herzegovina,
Integrasi Omong Kosong
YTH. Tito Dos Santos Baptista dan Domingo Soares, Dibayar berapa anda oleh Indonesia sehingga masih saja buta mengatakan Timor-Timur adalah masih bagian dari Indonesia? Hasil referendum, menurut statistik, 70-20, untuk kemenangan para Pro Kemerdekaan. Sejak kapan Rakyat Bobonaro menyatakan masih mencintai Merah Putih, apakah ini hanya pendapat beo anda yang dibayar oleh Jakarta?. Anda tidak sadar tanah air anda diporak-porandakan oleh Indonesia? Berapa pastor, biarawati dan gereja lagi yang harus dibunuh dan dibakar agar anda-anda yakin bahwa sebenarnya Indoensia tidak peduli dengan Timor-Timur? MPR/DPR sudah tidak peduli lagi dengan Timor-Timur. Mardhika Wisesa X-URL: http://www.suarapembaruan.com/News/1999/10/191099/Headline/hl073/hl073.html SUARA PEMBARUAN DAILY _ Tokoh Integrasi Timtim Desak MPR Tolak Pencabutan Tap No VI/1978 Jakarta, Pembaruan Sejumlah tokoh integrasi Timor Timur yang dipimpin Tito Dos Santos Baptista dan Domingos Soares mendatangi gedung MPR Senayan Jakarta, Senin (18/10). Para tokoh intergrasi itu menyampaikan pendapat mereka kepada Ketua MPR RI Amin Rais, supaya anggota MPR menolak dengan tegas pencabutan TAP MPR nomor VI/tahun 1978 tentang penyatuan Timor Timur ke dalam negara RI. Namun delegasi tersebut gagal bertemu dengan Ketua MPR yang sedang sibuk mengikuti Sidang Umum MPR. Karena itu menurut Tito Baptista kepada Pembaruan delegasi rakyat Timtim, Selasa pagi ini direncanakan akan berupaya lagi untuk bertemu dengan Ketua MPR. Tito Baptista menyatakan, pihaknya meminta MPR untuk menolak hasil jajak pendapat yang diselenggarakan tanggal 30 Agustus lalu karena adanya kecurangan yang dilakukan UNAMET. '' Kita akan menyampaikan sikap kita kepada MPR agar wakil-wakil rakyat itu menolak mencabut TAP nomor VI/ MPR/1978'' tegasnya. Tujuh Tewas Sementara itu Francisco Soares Senin (18/10) di Jakarta menjelaskan bahwa tujuh penduduk sipil desa Sanirin di Timor Timur (Timtim) tewas ditembak Pasukan Internasional untuk Timtim (Interfet) dan 10 lainnya menderita luka-luka sementara 13 orang berhasil menyelamatkan diri. Dijelaskan, perisiwa terjadi ketika 30 orang penduduk sipil Desa Sanirin kabupaten Bobonaro, Timtim, hari Sabtu (16/10), ingin kembali ke desanya mengumpulkan ternak mereka untuk membawanya ke daerah pengungsian di perbatasan NTT- Timtim. Sewaktu mereka sedang mencari dan mengumpulkan ternak mereka, tiba-tiba sebuah pesawat helikopter Interfet menyerang mereka dengan tembakan membabi buta. Sementara 10 orang yang luka-luka saat ini sedang dalam perawatan di tempat pengungsian di Belu, NTT. Francisco yang ditemui di gedung MPR Senayan Jakarta, menyesalkan siap arogan tentara Australia yang membunuh rakyat Timtim yang tidak bersenjata. Padahal rakyat itu ingin menyambung hidup di tempat pengungsian dengan membawa sisa-sisa milik mereka seperti ternak. Ketua Barisan Rakyat Timtim (BRTT) Kabupaten Bobonaro itu menyatakan sikap Interfet seperti seenaknya membunuh rakyat sipil akan membuat rakyat Timtim semakin benci dan membuka potensi konflik yang semakin besar. Sikap demikian mengundang bentrokan bersenjata dengan mereka yang ingin bertahan di tanah kelahiran mereka. Mengenai keinginan rakyat Timtim yang ingin kembali ke kampung mereka, Francisco mengatakan, khusus rakyat Bobonaro tetap ingin kembali, namun selama daerah itu tetap mengibarkan bendera merah putih. Dan jika kembali, maka mereka akan terus berjuang untuk mempertahankan merah putih di wilayah itu. '' Kami akan mempertahankan merah putih. Kaena itu kami akan terus berjuang agar merah putih tetap berkibar di Timtim'' kata Francisco yang juga adalah Keua DPD KNPI setempat. (102) _ Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Peluk Cium (Re: LPJ Ditolak. Hidup Hati Nurani!!!)
Wah, berarti kita akan kehilangan presiden yang sarat dengan peluk dan cium dong..? Ngomong-omong, sudah berapa ratus ya 'korban'nya? Salam, Budi Yw: Tapi ngomong-ngomong, aturan peluk cium itu apakah sudah dibakukan sebagai prosedur resmi dalam protokeler kepresidenan? Andaikan peluk-cium itu udah baku di prosedur protokoler, saya perkirakan, banyak elit politik yg mencalonkan Ayu Azhari, atau Sarah Azhari, atau Febiola, atau Desi Ratnasari, atau Dian Nitami, Bella Saphira, dst... sesuai idola masing-masing utk jadi calon presiden! Lumayan, kan...
http://www.detik.com/berita/199910/19991020-0530.htm
Habibie Shalat Subuh di Istiqlal Habibie Didaulat Untuk Tidak Mundur Reporter: Budiono Darsono detikcom, Jakarta- BJ Habibie Rabu (20/10/1999) pukul 04.25 wib, memasuki halaman Masjid Istiqlal Jakarta. Habibie kemudian melakukan shalat Subuh bersama ribuan umat Islam Se-Jabotabek. Usai shalat, Habibie didaulat untuk tidak mundur dari pencapresan. Tidak seperti biasanya. Kali ini Habibie nampak begitu tegang. Senyumnya yang lazimnya ditebarkan, sepertinya sedang menghilang. Kedatangan Habibie ke Masjid Istiqlal itu disertai oleh Menteri Koperasi Adi Sasono. Hadir juga Ketua Forum Umat Islam Bersatu, Eggy Sudjana. Seusai shalat subuh, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Silaturahmi Nasional, Habib Abdurrahman Assegaf. Dalam pidatonya itulah Abdurrahman menyatakan bahwa demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan besar berkat kepemimpinan Habibie. Oleh sebab itu Abdurrahman meminta agar Habibie tidak mundur dari pencapresan. "Pak Habibie harus maju terus meskipun pidato pertanggungjawaban ditolak MPR. Namun penolakan itu kan perbedaan suaranya tipis,"kata Abdurrahman. Ketika ditemui detikcom seusai pidato, Abdurrahman menyatakan, adalah haram hukumnya Habibie mundur. "Pak Habibie harus maju terus. Tidak boleh mundur karena proses belum selesai," kata Abdurrahman. Menurut Abdurrahman, Habibie adalah sosok pemimpin yang terbukti membawa bangsa Indonesia mengalami banyak perbaikan. "Apa yang telah diperbuat Pak Habibie buktinya jelas dan dirasakan kita semua. Karena itulah, sekali lagi, Pak Habibie harus tetap maju,"kata dia. Pada pukul 05.20 wib acara selesai dan Habibie kemudian beranjak meninggalkan Masjid Istiqlal. Kali ini Habibie sama sekali tanpa pernyataan ataupun pidato. --- AFLHI 058009990407128029/089802
Re: [AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT]
Tetapi Akbar Tanjung tetap berasal dari Golkar, pernah menjabat dalam kabinet pimpinan Presiden Soeharto. Akbar Tanjung tetap identik dengan sebutan Pro Status Quo. (terlepas dari pernyataan setuju atau tidak setuju beliau dijadikan calon presiden) Mardhika Wisesa Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote: Hi... just pass a thought! Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT
...mengejutkan...bukan karena datang dari nona Ida... .tapi karena idenya cemerlang dan alasannya MANTAP... ..ide ini PANTAS DUKUNG [walaupun saya pendukung fanatiknya Megawati]. Helson SIAGIAN On Tue, 19 Oct 1999, Notrida Mandica wrote: Hi... just pass a thought! Jika melihat records calon-calon president kita saat ini, nampaknya mereka tidak begitu compatible memimpin Indonesia yang masih dalam process yang saya sebut - demokrasi malu-malu. Tidak ada yang berani menunjukkan tangan mereka ketika berbicara. Hanya mahasiswa di jalan yang mampu melakukan itu, namun sayang sekali mereka semakin chaotic. Konsep demokrasi yang lahir dari kegiatan debat kusir tidak menghasil policy yang bisa diaplikasikan di masyarakat. Praktek demokrasi yang sedang dijalankan oleh wakil rakyat kita pun semakin jelas mencerminkan ketidakkemampuan wakil kita menerjemahkan demokrasi dalam praktek kenegaraan. Pernyataan Amien Rais sebagai ketua MPR yang menyiratkan sikap pro pada kandidat tertentu menunjukkan ketidakdewasaan Amien dalam dunia politik. Beliau paling tidak telah melahirkan psychological suggestion yang mengerikan: ketika orang memilih karena terpaksa memilih. Indonesia butuh president yang berintegritas tinggi dan high intelectual quality. Selama setahun saya mempelajari calon-calon presiden dan karakter politicians, baik ditulis oleh journalists, ulasan analysts, pernyataan-pernyataan dan sikap mereka, nampaknya orang yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah personal Akbar Tanjung. Conclusion yang saya dapat dari content analysis study of mass media menunjukkan bahwa Akbar memiliki kualitas leadership dan kemampuan management. Organisasi seperti negara Indonesia saat ini membutuhkan seorang manager yang berdimensi politik dan administrasi. Indonesia tidak membutuhkan tokoh yang lahir dari yel-yel emotion dan ikatan traditional. Akbar dikenal sebagai kader GOLKAR, namun personal dan projeksi intelectualnya jauh di atas rata-rata politisi GOLKAR. He will make the right leader in the right time. Let's open a discussion about who will be the right president for Indonesia. thank you, ida __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT
So far Golkar mencabut pencalonon Presiden-nya. Ada 3 calon yang resmi masuk; 1. Megawati (PDIP) 2. Yusril I. Mahendra (PBB) 3. Gus Dur (PKB) Kelihatannya Megawati mendapat angin yang cukup kuat, karena sisa dari 65% suara yang bukan PDIP akan terbagi dua, kepada Yusril dan Gus Dur. Yusril dikenal sebagai ahli tata negara yang cukup handal, disamping mengajar di fakultas hukum UI. Megawati is on her way ? Mari kita lihat... Point mbak Ida cukup menarik, dimana saya lihat, whoever presidennya nanti, saya rasa Akbar akan terus berkibar didalam panggung politik/pemerintahan kita, karena memang kualitas pribadinya memang tinggi. Ginandjar kelihatannya juga mempunyai potensi untuk tetap duduk didalam posisi pemerintahan, dimana mereka memegang banyak sekali posisi kunci di dalam pemerintahan kita dalam beberapa tahun terakhir. Salam, [EMAIL PROTECTED] Original Message On 10/19/99, 10:31:27 PM, Helson Siagian [EMAIL PROTECTED] wrote regarding Re: AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT: ...mengejutkan...bukan karena datang dari nona Ida... .tapi karena idenya cemerlang dan alasannya MANTAP... ..ide ini PANTAS DUKUNG [walaupun saya pendukung fanatiknya Megawati]. Helson SIAGIAN On Tue, 19 Oct 1999, Notrida Mandica wrote: Hi... just pass a thought! Jika melihat records calon-calon president kita saat ini, nampaknya mereka tidak begitu compatible memimpin Indonesia yang masih dalam process yang saya sebut - demokrasi malu-malu. Tidak ada yang berani menunjukkan tangan mereka ketika berbicara. Hanya mahasiswa di jalan yang mampu melakukan itu, namun sayang sekali mereka semakin chaotic. Konsep demokrasi yang lahir dari kegiatan debat kusir tidak menghasil policy yang bisa diaplikasikan di masyarakat. Praktek demokrasi yang sedang dijalankan oleh wakil rakyat kita pun semakin jelas mencerminkan ketidakkemampuan wakil kita menerjemahkan demokrasi dalam praktek kenegaraan. Pernyataan Amien Rais sebagai ketua MPR yang menyiratkan sikap pro pada kandidat tertentu menunjukkan ketidakdewasaan Amien dalam dunia politik. Beliau paling tidak telah melahirkan psychological suggestion yang mengerikan: ketika orang memilih karena terpaksa memilih. Indonesia butuh president yang berintegritas tinggi dan high intelectual quality. Selama setahun saya mempelajari calon-calon presiden dan karakter politicians, baik ditulis oleh journalists, ulasan analysts, pernyataan-pernyataan dan sikap mereka, nampaknya orang yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah personal Akbar Tanjung. Conclusion yang saya dapat dari content analysis study of mass media menunjukkan bahwa Akbar memiliki kualitas leadership dan kemampuan management. Organisasi seperti negara Indonesia saat ini membutuhkan seorang manager yang berdimensi politik dan administrasi. Indonesia tidak membutuhkan tokoh yang lahir dari yel-yel emotion dan ikatan traditional. Akbar dikenal sebagai kader GOLKAR, namun personal dan projeksi intelectualnya jauh di atas rata-rata politisi GOLKAR. He will make the right leader in the right time. Let's open a discussion about who will be the right president for Indonesia. thank you, ida __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: (ASBUN) Analis vs Analisa (was: Re: Diskusi nilai tukar
In a message dated 10/19/99 4:02:58 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Ya.. Saya tidak mengerti sama sekali maksud anda. Saya cuman tanya, anda bisa ngaku ANALIS (orang yang menganalisa) berdasarkan APA ? gituh doang !!! Irwan: Siapa yg mengaku analis?...:) Orang yg mengatakan atau menilai saya sebagai analis. Itu hak mereka, saya ngga bisa melarang:) Walau demikian, saya pun ngga akan keberatan menyebut diri saya analis saham atau rupiah, karena memang aktivitas saya ya banyak nganalisa rupiah dan saham:) Demikian juga kalau saya sering2 bikin analisa ekonomi, bisa2 nanti saya juga disebut analis ekonomi. Lama2, kalau saya keseringan bikin analisa politik, nantipun bisa juga ada yg bilang saya ini analis politik. Trus lagi, kalau nanti saya mulai sering bikin analisa football, maka saya nantinya bisa2 saya juga disebut analis football. Koq kayaknya kata2 analis buat anda keramat amat ya? Dan kata analis buat anda tampaknya hanya khusus untuk bidang saham saja sehingga anda perlu menyebut2 "series 7" dalam satu posting anda. Itu sebabnya saya tanyakan ke anda pada posting2 terdahulu, apa itu series 7 agar anda ngga rancu dulu membedakan antara orang yg membuat analisa rupiah dan indeks BEJ dengan hal2 yg lain. Tapi ternyata anda ngga sadar juga dengan sinyal2 yg sudah saya berikan. Faran: kagak usah diputer2 tentang saya. Irwan: Saya ngga berniat muter2 dan saya pun ngga berniat jadi tutor anda. Tapi anda sendirilah yg tampaknya sering kali menyudutkan posisi saya agar menjadi tutor anda...:) Perhatikan kembali kasus FIFO/LIFO, kasus teori "dilevel manapun suatu mata uang, asalkan stabil tidak akan menjadi masalah dalam ekonomi suatu negara", kasus kata "analisis" yg pengertian anda sebagai "orangnya", dan terakhir ini adalah kata2 "series 7" yg entah kemana anda berniat mengarahkannya dari permasalahan yg ada sebenarnya. Faran: Kenapa saya masukin series 7 karena saya tahu anda juga suka analisa saham dan untuk bisa menganalisa saham (capital secara keseluruhan) untuk diberikan ke client diperlukan minimum series 7. nah kalo anda tidak punya series 7, maka di AMERIKA tercinta ini, anda tidak boleh memiliki client. karena bila anda memberikan advise dan salah, anda dengan gampanya bisa di SUE ! Irwan: Silahkan sue saya, anda akan ditertawakan oleh lawyer anda. Tanyakan ke lawyer anda, apakah seorang yg memberikan nasehat investasi bila ternyata perkiraannya meleset (salah) maka client tersebut berhak nge-sue investment consultantnya? (asumsi semua prosedur sudah dilakukan secara benar). Kembali ke series 7. Saya sudah kasih hint ke anda untuk menanyakan perbedaan antara stockbroker dan equity investment analyst di kantor anda kalau memang anda bekerja di brokerage. Tampaknya tidak anda lakukan. Sekedar informasi anda saja, Stockbroker NASD Exam itulah yg sering disebut dengan series 7. Kalau anda tahu fungsi dari seorang stockbroker, maka anda akan mengerti arah pertanyaan saya apa beda antara stockbroker dan equity investment analyst. Seorang stockbroker itu lebih kepada sebagai perantara perdagangan efek. Mungkin kalau untuk bursa Jakarta dulu kita mengenal yg namanya LP3I, dimana seorang broker yg ada di floor perlu mendapatkan sertifikat yg dikeluarkan oleh lembaga tersebut. Ini pengalaman saya di BEJ dulu waktu tahun 1989-1990, ntah kini peraturannya gimana. Sementara untuk membuat analisa2 atau pun riset saham, tidak diperlukan sertifikat2 seperti itu. Malah biasanya setahu saya perusahaan2 lebih melihat apakah anda memiliki CFA atau tidak. Kembali ke soal series 7. Adalah tidak tepat anda mengaitkan series 7 sebagai persyaratan menjadi analis. Apalagi topik yg kita bicarakan disini adalah untuk konsumsi bursa Indonesia dan bukan bursa AS. Makanya tadinya saya berusaha agar anda sadar sendiri, dan tampaknya lagi2 anda memaksa saya untuk jadi tutor. Mudah2an ini yg terakhir kali karena saya tidak mendapat bayaran dari anda ditambah lagi jagoan anda Habibie sudah mengundurkan diri. Faran: itu yang saya TAU ! anda jawab jangan diputar2 dong ! Irwan: Makanya kalau dikasih tahu atau disuruh cari tahu itu nurut, jangan ngebangkang terus...:) Kalau kita tidak tahu, mending kita bertanya. Saya ngga tahu banyak soal Timtim, tapi saya tidak malu untuk bertanya ke rekan yg lebih menguasai bidang tersebut di milis ini. Itu namanya kita mau belajar. Udah ah, kebanyakan ngajarin orang nanti dikira gue udah tua, padahal gue masih 17 (lari):) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
In a message dated 10/19/99 4:19:19 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Mas Hadi saya coba untuk mencerahkan anda. bila tidak puas silahkan komplen. Pertama saya tidak pernah memangak kata "menentang". saya memakai kata memilih. gampangnya gini. amien rais dipilih 7 %, sisanya yah tidak memilih amien rais lah.. sama dengan contoh2 lainnya. nah sekarang megawati. yang milih dia jadi presiden hanya 35 % .. sisanya.. 65 % yah tidak milih megawati lah.. gimana.. gampang kok.. anda saya liat coba mempermainkan kata2 dengan memakai kata menentang ( konotasi negatif). selamat bercerah ! faran Irwan: Pertanyaan sederhana untuk anda. Dengan menggunakan kerangka berpikir seperti di atas, siapa menurut anda yg saat ini pantas menduduki jabatan presiden. Dengan kata lain, adakah capres yg angka tidak dipilihnya lebih kecil dari Megawati? Dengan menggunakan logika dagelan anda di atas, maka tidak ada satu pun capres yg layak jadi presiden. Gimana kalau kita sewa saja Clinton yg kebetulan sebentar lagi akan pensiun dari White House:) Anda ini memang kocak jugahehehehe. Ya, hitung2 hiburan dipagi hari deh sambil mantau perkembangan berita di tanah air:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Perkiraan Susunan.
Ini perkiraan gue aja ya, menurut perkiraan gue: Ketua MPR: Amien Rais. Ketua DPR: Akbar Tandjung. Presiden: Megawati Wakil Presiden: Matori Abdul Djalil DPA: Gus Dur (atau diisi orang lain dengan pemikiran Gus Dur pada posisi Bapak Bangsa). Amien Rais dan Akbar Tandjung tampaknya akan lebih memilih bertarung pada pemilu mendatang karena memang peluang keduanya lebih besar pada pemilu mendatang. Sekarang tergantung bagaimana mereka berdua bisa memanfaatkan posisinya yg sekarang dalam 5 tahun ini untuk mendapatkan popularitas dari masyarakat. Caranya? Ya dengan menjalankan fungsi masing2 secara sangat baik. Sementara Megawati saya perhatikan hanya akan menjabat satu periode saja mengingat memang peran Megawati saat ini sangat dibutuhkan seperti layaknya dulu Cory Aquino di masa transisi. Siapakah yg kelak akan menjadi Fidel Ramos nya Indonesia? Apakah Amien Rais atau kah Akbar Tandjung? Masih terlalu pagi kita bicarakan. Biarkan mereka menjalankan fungsinya terlebih dahulu sekarang ini sebagai ketua MPR dan ketua DPR. Sementara itu, menurut perkiraan saya Matori Abdul Djalil pada pemilu mendatang bisa saja menyodok bila selama menjabat sebagai capres akan melakukan gaya seperti ketika menjabat sebagai anggota MPR sekarang yaitu dengan banyak terjun langsung ke lapangan berdialog dengan rakyat untuk mencari tahu secara langsung apa yg dibutuhkan oleh rakyat. Sementara Megawati lebih kepada urusan memulihkan kepercayaan investor baik lokal dan asing. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Sekali lagi Matori dan Faisal Basri
From: Hadi Wijaja [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Sekali lagi Matori dan Faisal Basri Date: Wed, 20 Oct 1999 01:58:57 +0700 Kalau yang sudah lewat sih mau diapakan lagi. Yang penting saat ini bagaimana mengusahakan perekonomian berkembang, bukannya menyuruh mogok. Turun ke masyarakat jelas ada waktunya. Kalau sidang umum sedang digelar lalu keluar gedung untuk mengojok-ojok mahasiswa dan pegawai untuk mengincar seseorang artinya tidak tahu malu. Soalnya Habibie yang diincar lebih punya harga diri dari Matori dan Faisal Basri yang tidak tahu malu. --- Maaf, tolong kasih informasi/pencerahan, Habibie punya harga diri yang lebih itu yang mana yah ? Saya pribadi sih dukung banget keberanian Matori, karena biasanya di Indonesia, kalau seseorang jadi pejabat, dia akan diam, menutup mata dan hati terhadap keadaan di luar kebijakan pemerintah, tapi setelah turun, wahhebat tuh, langsung jadi reformis sejati.. Jelas tidak berhubungan kalau mengkaitkan kelakuan Suharto dengan menyuruh mogok para pialang. Tidak ada hubungan pula data-data yang anda berikan itu. Yang benar adalah para wakil rakyat itu membahas di dalam gedung. Kalau mau dekat dengan rakyat itu bukan tugas MPR, tetapi tugas DPR. Dan itu dilakukan bukan sekarang ini. Itu nanti mas. Kalau mau main pat-gulipat mengerahkan massa, artinya politisi tersebut politisi preman yang tidak tahu tata krama. - Saya juga nggak setuju dengan pengerahan massa, tapi saya juga nggak setuju dengan politik uang dan politik agama. Kalau mau fair, pengerahan massa itu bukan sebab, tapi akibat dari begitu banyaknya "permainan", dari ucapan Amien Rais yang menyatakan bahwa yang menolak Mega 65%, bahwa Mega itu anti Islam, dll, Saya kadang-kadang heran.Megawati dikatakan tidak mewakili Islam, tapi agamanya kan Islam ? Yang saya tau, elit politik non PDI-P, selalu memberikan /mencari kelemahan Megawati, Mega diam, dikatakan Mega tidak punya visi, bodoh, dll (Buat saya, buat apa punya Presiden IQ 170, kalau dipakai buat membodohi rakyat Indonesia ?) PDI-P mengungkapkan fakta Baligate dikatakan PDI-P mempolitisir kasus ini (kenyataannya sih memang iya, tapi apakah PDi-P harus diam ? dan membiarkan kasus ini demi "tidak mempolitisir" kasus ini ?) PDI-P mendekat ke TNI Golkar putih, dikatakan PDI-P tidak konsisten, tapi orang lupa bahwa Amien dengan antipatinya terhadap Mega, PPP dengan penolakan terhadap presiden wanita, PBB dengan penolakan terhadap presiden wanita dan juga tentunya sudah menerima uang 1,5 M, partai keadialan yang juga menolak presiden wanita. Coba kita gunakan logika, pihak-pihak yang dikatakan reformis, tapi sejak awal sudah antipati ? Bagaimana bisa didekati ? Memang sulit kalau sudah apriori.apapun yang dilakukan pasti salah. Lho Megawati mereformasi p`apa sih? __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Orang Keturunan Ketiga
Wah, saya paling suka baca gratisan. Paling baca di Barnes Nobble. Yang jelas saya selalu ingat yang kayak ginian. Berhubung anda sudah baca secara lengkap, anda bisa sebutkan bahwa ada enggak cerita itu? Saya rasa jauh lebih gampang deh. Kan enak dan jauh lebih simple. Setelah ada klaim dari anda bahwa cerita saya tidak benar, maka akan saya perlukan lagi untuk mencari cerita-cerita itu. Nah, bagaimana? Anda di mana sih? Kalau di Indonesia ada buku-buku kisah tiga kerajaan berujud cergam. Layoutnya dibuat bagus, sampulnya putih, berukuran saku (rada gede...tanggung deh), dan berjilid. Mungkin terbitan Gramedia. Sudah lupa mas, sudah bertahun yg lalu. Biasanya dijajarkan bareng-bareng buku teorinya Sun Tzu. Pokoke berani taruhan deh pasti ada! Coba baca lagi dengan teliti:). Jeffrey Anjasmara. ' From: Hadi Wijaja [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Orang Keturunan Ketiga Date: Wed, 20 Oct 1999 01:06:17 +0700 Kalau anda baca Kisah Tiga Kerajaan, cara menguasai suatu negara adalah dengan menyusupkan keturunannya ke kerajaan musuh. Berhubung jaman dulu, caranya norak sekali, yaitu menghamili seorang putri jelita, lalu sang putri ini dihadiahkan kepada negara musuh. Setelah lahir, anak ini dididik oleh sang putri dengan doktrin-doktrin untuk menghancurkan ayah tirinya (yaitu si raja musuhnya itu). Berapa waktu yg dibutuhkan? Bisa lebih dari 30 tahun! -- kebetulan saya juga baca secara lengkap kisah tiga kerajaan, bisa anda sebutkan nama tokoh yang berbuat seperti hal yang anda sebut tersebut ? Hal ini penting, karena saya sering membaca tulisan anda dan karena anda memberikan referensi, maka perlu di-check. Jangan sampai referensi itu, diada-adakan untuk mendukung pendapat anda. Trims regards HADI __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: 35% vs 65% (was: Re: Tanggapan atas komentar KKG)
In a message dated 10/20/99 2:08:40 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Ah, lagu lama. Capek ngebalesnya..;) Irwan: hehehekenapa, baru sadar ya logika anda itu adalah logika dagelan di penutup tahun 1999:) Mbok ya lain kali itu kalau lempari logika lebih hati2 lagi, jangan malah jadi seperti senjata makan tuanhehehhee jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
Gimana kalau kita sewa saja Clinton yg kebetulan sebentar lagi akan pensiun dari White House:) Jangan ah, entar Lewinskinya dibawa-bawa lagi. Sudah enek tiap hari denger soal dia Mendingan bawa si Ventura, gantikan Prez kita sekalian; jadi kita bisa bentuk dinasti badut Indonesia. Mending ketawa melulu, daripada pusing tiap hari
Re: [AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT]
Theo Syafii juga tuh. Jacob Tobing malah pentolan Golkar. From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT] Date: Tue, 19 Oct 1999 21:51:42 EDT Tetapi Akbar Tanjung tetap berasal dari Golkar, pernah menjabat dalam kabinet pimpinan Presiden Soeharto. Akbar Tanjung tetap identik dengan sebutan Pro Status Quo. (terlepas dari pernyataan setuju atau tidak setuju beliau dijadikan calon presiden) Mardhika Wisesa Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote: Hi... just pass a thought! Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: 35% vs 65% (was: Re: Tanggapan atas komentar KKG)
Senjata makan tuan apaan? Anda ini yang ngotot dari dulu 35 perse mulu. Mana merasa menang lagi. Aduh;) Nggak ada untungnya menang-menang lewat milis bung. Iya dehambil semua. Saya kasih deh semuanya;_) From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: 35% vs 65% (was: Re: Tanggapan atas komentar KKG) Date: Wed, 20 Oct 1999 02:11:14 EDT In a message dated 10/20/99 2:08:40 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Ah, lagu lama. Capek ngebalesnya..;) Irwan: hehehekenapa, baru sadar ya logika anda itu adalah logika dagelan di penutup tahun 1999:) Mbok ya lain kali itu kalau lempari logika lebih hati2 lagi, jangan malah jadi seperti senjata makan tuanhehehhee jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Orang Keturunan Ketiga
At 02:04 AM 10/20/99 -0400, you wrote: Wah, saya paling suka baca gratisan. Paling baca di Barnes Nobble. Yang jelas saya selalu ingat yang kayak ginian. Berhubung anda sudah baca secara lengkap, anda bisa sebutkan bahwa ada enggak cerita itu? Saya rasa jauh lebih gampang deh. Kan enak dan jauh lebih simple. Setelah ada klaim dari anda bahwa cerita saya tidak benar, maka akan saya perlukan lagi untuk mencari cerita-cerita itu. Nah, bagaimana? Anda di mana sih? Kalau di Indonesia ada buku-buku kisah tiga kerajaan berujud cergam. Layoutnya dibuat bagus, sampulnya putih, berukuran saku (rada gede...tanggung deh), dan berjilid. Mungkin terbitan Gramedia. Sudah lupa mas, sudah bertahun yg lalu. Biasanya dijajarkan bareng-bareng buku teorinya Sun Tzu. Pokoke berani taruhan deh pasti ada! Coba baca lagi dengan teliti:). Jeffrey Anjasmara. ' From: Hadi Wijaja [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Orang Keturunan Ketiga Date: Wed, 20 Oct 1999 01:06:17 +0700 Kalau anda baca Kisah Tiga Kerajaan, cara menguasai suatu negara adalah dengan menyusupkan keturunannya ke kerajaan musuh. Berhubung jaman dulu, caranya norak sekali, yaitu menghamili seorang putri jelita, lalu sang putri ini dihadiahkan kepada negara musuh. Setelah lahir, anak ini dididik oleh sang putri dengan doktrin-doktrin untuk menghancurkan ayah tirinya (yaitu si raja musuhnya itu). Berapa waktu yg dibutuhkan? Bisa lebih dari 30 tahun! -- kebetulan saya juga baca secara lengkap kisah tiga kerajaan, bisa anda sebutkan nama tokoh yang berbuat seperti hal yang anda sebut tersebut ? Hal ini penting, karena saya sering membaca tulisan anda dan karena anda memberikan referensi, maka perlu di-check. Jangan sampai referensi itu, diada-adakan untuk mendukung pendapat anda. Trims regards M. Hadi, Kayaknya M. Anjasmara ini membaca Sam Kok bersamaan dengan bandit-bandit Liang San Bo atau mungkin buku-buku yang lain, jadi tercampur-campur. Soalnya saya sendiri belum pernah membaca ada adegan seperti yang dia sebutkan. Adegan yang mungkin paling mirip juga adalah Dong Zhou yang rebutan wanita dengan Lu Bu, tapi di sana tak ada tulisan bahwa Dong Zhou menghamili Dian Chao. M. Anjasmara, Maaf kalau saya mendadak ikut campur begini, tapi saya tak pernah dengar adegan yang anda sebutkan itu. Yang paling mirip sekali mungkin adalah legenda Manchu, dimana ada satu suku yang dihancurkan Manchu, dan pemimpin terakhir suku itu mengutuk kaisar Manchu bahwa entar keturunannya akan menjatuhkan Manchu melalui perkawinan. Keturunannya adalah Empress Dowager Cixi. Tapi kalau soal anak, itu mungkin anda tercampur legenda Chin Shih Huang Ti, yang katanya sang Kaisar itu bukan anak dari raja Chin, tapi anak seorang pedagang dan gundiknya dan gundiknya itu dinikahi Kaisar Chin, padahal sudah hamil. Mungkin yang saya duga itu benar? YS