Re: Seroja

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 2:34:32 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Bung Irwan,

  Buku yg saya maksud itu tipis, hanya sekitar 70 halaman ukuran buku saku,
  sehingga anda dapat membacanya dalam seminggu. Namun saya persilakan kalau
  anda ingin meminjam sampai dua minggu misalnya.

Irwan:
Terima kasih Pak Siregar. Saya akan hubungi anda via japri
untuk hal ini.


  Menjawab pertanyaan anda tentang kronologis peristiwa di Timtim sekitar
  tahun 74-75, saya sampaikan sebagai berikut:

Irwan:
Terima kasih juga untuk masukan informasi kronologis
kejadian di Timtim. Data2 yg anda tuliskan membuka
wawasan saja lebih jauh tentang Timtim dari
berbagai sudut pandang.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Sekali lagi Matori dan Faisal Basri

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 2:22:53 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Irwan Ariston Napitupulu wrote:

   Yang jelas bukan masyarakat yg pro habibie untuk jadi
   presiden mendatang.
   Sangat jelas sekali bukan?

  Budi:
  Sorry Mas Irwan, justru ini yang menjadi tidak jelas bagi saya.
  Apa iya anda yakin bahwa masyarakat yang 'bukan pro' Habibie mendukung
  ajakan mogok dari Matori?
  Bisa nggak anda meyakinkan saya untuk itu?

Irwan:
Lho, Matori dan Faisal Basri khan mengajak untuk
menolak Habibie dan Wiranto. Nah, khusus untuk
penolakan Habibie itu saya yakin tidak akan didukung
oleh pihak2 yg pro Habibie. Makanya saya katakan
seperti di atas...:)

Soal mogok2an, silahkan dinilai sendiri. Menurut saya,
ini suatu proses awal sebelum peristiwa besar yg
menuntut suatu syarat yaitu bila Habibie terpilih
kembali menjadi presiden.

Apakah hari Senin kemarin mereka yg aktif di bursa
melakukan mogok?
Silahkan anda nilai sendiri bila bursa sesi kedua baru
dimulai kembali pada jam 14:00 berdasarkan berita yg
saya baca di:
http://www.detik.com/berita/199910/19991019-0856.htm

Berapa banyak yg profesional muda yg datang berkumpul
pada aksi tersebut? Dengar2 sampai sekitar 3000-an.
Suatu jumlah yg cukup besar bukan?...:)
Namanya profesional muda tuh biasanya ngga gampang
dipanas2i kalau mereka ngga yakin betul apa yg mereka
perjuangkan.

Jadi, kalau sampai ada 3000-an yg hadir, itu satu
tanda jelas bahwa adanya penolakan yg siginifikan atas
pencalonan kembali Habibie menjadi presiden.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: ANTI ROKOK (Re: New York, San Fransisco, Chicago (Re: Job: Sa...

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 3:10:43 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Bang Irwan,

  :) Thank you very much for your comprehensive explanation.  Mungkin saya
  outline dikit, jika saya mengatakan merokok berarti membakar duit, saya
  address ke konsumen rokok who buy cigarets then smoke. Dari segi
ekonominya,
  tak ada untungnya bagi konsumen.

Irwan:
Umumnya orang melakukan satu kegiatan karena memberikan
keuntungan buatnya. Demikian juga dengan merokok. Seperti
dalam pemaparan saya sebelumnya, keuntungan yg diperoleh
dari perokok bisa jadi berpengaruh pada peningkatan produktivitas
bekerjanya. Orang yg sudah kecanduan rokok, akan sulit
berkonsentrasi atau pun berpikir bila tiba2 dia harus berhenti
merokok. Ada juga yg fungsinya hanya menambah pede-nya
saja, dll.


  :) BTW Bang Irwan, gimana projeksi ekonominya jika produksi rokok dialihkan
  pada bentuk produksi lainnya.  Misalnya, penggunaan cengkeh, salah satu
  bahan rokok, untuk mengawetan makanan, or lain-lainnya...

Irwan:
Jelas, akan jauh lebih baik dampak ekonomi jangka panjangnya...:)
Karena itu menurut saya perlunya dilakukan upaya2 untuk
menyadarkan masyarakat akan bahayanya rokok. Di AS seperti
yg kita ketahui, ada batasan umur minimum yg diperbolehkan
membeli rokok dan peraturan ini dijalankan dengan ketat dalam
artian ada sanksi yg tegas bagi pelanggarnya.
Mudah2an di Indonesia kita kelak akan melihat hal yg sama pula.

Para petani pun mungkin bisa diinformasikan alternatif
tanaman yg bisa mereka tanam yg hasilnya tidak kalah
dengan apa yg mereka lakukan sekarang ini.

Cara kontrol pemerintah selain dengan menerapkan batasan
umur adalah dengan bentuk larangan2 lainnya seperti
larangan merokok di dalam gedung tertutup dan kendaraan umum.
Di restoran2 juga ada non smoking area.

Kampanye2 anti rokok pun perlu digalakan tidak hanya melalui
billboards tapi juga lewat media cetak dan televisi.

Yang menarik kita ikuti akhir2 ini di AS adalah pemerintah
melakukan tuntutan ganti rugi kepada perusahaan2 rokok
akibat dirugikan untuk membiayai para penderita penyakit
yg disebabkan karena rokok. Apakah tuntutannya akan
dipenuhi dipengadilan nanti, masih cukup panjang proses
persidangannya untuk bisa diketahui hasilnya.
Perkiraan saya kemungkinan akan dilakukan usaha damai
dimana pihak produsen rokok akan memberikan sejumlah
ganti kerugian yg jumlahnya berdasarkan hasil kesepakatan.
Saya kurang mengikuti kasus tersebut. Mungkin ada rekan
yg mengikuti kasus tersebut yg bisa cerita lebih jauh lagi
ketimbang saya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Analis vs Analisa (was: Re: Diskusi nilai tukar rupiah)

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 3:44:13 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Sebagai informasi untuk Bung Irwan, kata yang benar dan baku di dalam bahasa
  Indonesia adalah "analisis", bukan "analisa". Contoh lain adalah "dialisis"
  bukannya "dialisa". Yang jelas kalau ada "sis" di belakang maka bahasa
  Indonesianya tetap sama, kecuali kalau ada huruf "y" yang luluh menjadi
  huruf "i".

Irwan:
Entahlah bung Jeffrey mana yg benar, tapi yg saya lihat di kamus
saya kata yg digunakan adalah "analisa" instead of "analisis",
"hipotesa" instead of "hipotesis", "diagnosa" instead of "diagnosis".
Silahkan rekan2 yg memang jauh lebih menguasai bidang ini
membahasnya.

Yang ingin saya tekankan sebenarnya pada komentar bung Faran
adalah penggunaan kata "analisis" untuk menunjukkan orang yg
melakukan analisa yg jelas2 dari sudut pandang pengertian saya
atau pun anda adalah salah.


  Biasanya yang paling hobi ngebahas Bhs. Indonesia adalah Bung Efron. Coba
  aja tanya. Saya dari dulu selalu ngotot memakai kata "analisis" karena
  pernah baca inilah yg benar. Nggak tahu juga kalau ternyata saya selama ini
  salah.

Irwan:
Saya juga ngga tahu mana yg benar. Tapi sejauh ini saya akan
pakai apa yg tertulis di kamus yaitu "analisa", "hipotesa", "diagnosa".

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: If Gus Dur Prez !

1999-10-19 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Ajakan anda sudah dijawab oleh anda sendiri.
TIdak ada partai yang memberikan visi mereka.
Walhasil kita hanya dapat menilai berdasarkan
pernyataan dan tingkah laku para calon dan
pengikutnya, dengan asumsi perilaku mereka ini
akan terbawa pada saat mereka memerintah.

Jadi point di atas lah yang dapat dinilai.
Bagaimana kita dapat menilai kalau debat terbuka
saja tidak mau dengan alasan bukan budaya Indonesia.
Jadi, mestinya anda yg harus fair dong.

Seperti Habibie, dengan waktu 1.5 tahun, apa yang dapat
dikerjakan untuk menyelesaikan semua kekacauan? Hal-
hal seperti korupsi, salah urus, nepotisme, sudah
bersifat melembaga. Bila mau fair, nilai minus Habibie
adalah ketidakmampuan menuntut Suharto dan pemberian opsi
kedua bagi Timtim. Menuntut Suharto bukan hal mudah.
Akan diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengusut dan
mengadilinya. Memperbeiki perekonomian yang sedang pada posisi terendahpun
perlu waktu bertahun pula. Tidak adil dan
tidak benar kalau anda bilang Habibie bikin Indonesia tambah
parah. Ini jaman pergantian pimpinan bung, Habibie pula
yang memungkinkan Pemilu dilangsungkan (dipercepat).
Buat saya nilai minus paling besar adalah kasus Timtim,
setelah itu kasus Bank Bali. That's it.

Amien Rais jelas tidak kalah telak. Dari awal dia mengambil
pangsa pasar mahasiswa dan pelajar. Nama dia tidak cukup berkibar
di daerah-daerah. Apalagi PAN tidak mengandalkan basis Muhammadiyahnya. Jadi
memang dari awal sudah diprediksi akan kalah.

Berbeda dengan Mega. Mega diberkahi dengan partai yg dikutuk dan
dikerjai ORBA. Sebagai manifestasi ketertindasan masyarakat,
mereka memilih PDIP. Apalagi senjata Bung Karno ikut bermain.
Sementara itu Mega belum pernah mendemonstrasikan kemampuannya.
Yang didemonstrasikan adalah kunjungan-kunjungan, yang kemudian
diwarnai oleh tangisan. Tangisan inilah yang dijual lewat koran-
koran. Jelas nilai inilah yg mesti kita ambil. Mega sendiri
yang memberikan point penting ini untuk dinilai kok.


Jeffrey Anjasmara
-
From: Igg Adiwijaya [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: If Gus Dur Prez !
Date: Tue, 19 Oct 1999 01:29:23 -0400

Wah .. bosen deh. Lagi-lagi tangisan dibawa-bawa.
Jadi pengen ikut nanggis nih :)
Kalo boleh ngasih usul nih, carilah point yang lebih subtantive.
Kalo mau kritik PDIP atau PKB,diskusi lah kelemahan yang laennya.

Kemudian, satu lagi ... tingkat pendidikan dibawa-bawa lagi.
Mengukur seseorang akan sukses nggak hanya melalui pendidikan.
Habibie yang PhD Cumlaude aja bikin negara tambah parah.
Amien Rais yang PhD juga, kok bisa kalah telak di pemilu.
Just to be fair with PDI-P, berapa banyak lagi bukti-bukti yang
musti PDI-P Megawati proof, bahwa dia mampu dan bisa diterima
the so-called Indonesian intellectuals?

Kalo boleh ngasih usul satu lagi aja, bagusnya kita berpijak
pada visi + plan mendatang apa yang di punyai tiap fraksi
kalo mereka memerintah. Sayangnya nggak ada satu fraksi pun
yang membeberkan visi mendatang mereka untuk Indonesia.
Jadi ya ... pihak-pihakan kita akan fraksi-fraksi + njelek-njelekin
fraksi tanpa mikir, hanya berdasarkan personal preference.
Tidak berdasarkan analisa yang bagus.
igg


On Mon, 18 Oct 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:

  Lho Matori nangis berjam-jam setelah kalah ya?
  Jadinya mirip dengan majikannya dong?
  Memang perlu suatu wadah untuk memberi terapi
  bagi orang yang tuna sabar. Sebagai politisi
  dilarang untuk terlalu larut dalam emosinya.
  Baik emosi menangis, marah, sedih, gembira,
  sombong (karena dapat 35%), maupun emosi jiwa-nya
  Yana Julio tidak boleh diperagakan di depan khalayak ramai.
  Apalagi bila dipertontonkan kepada pengikut yang
  juga memiliki emosi tak kurang tingginya.
 
  Setelah membuka weather channel, saya melihat Mega berubah
  menjadi mendung, dan akhirnya berubah menjadi hujan tangis
  lebat diiringi guntur dan Guruh.
 
  
  From: Nasrul Indroyono [EMAIL PROTECTED]
  Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: If Gus Dur Prez !
  Date: Mon, 18 Oct 1999 18:45:22 PDT
  
  Salut buat Gus Dur !
  
  Kalau Megawati jadi Presiden rakyat bentrok. Golkar akan Sabotase.
  Ulama/santri menangis karena kemungkinan Megawati tidak bisa
  mengontrol pengikutnya yang kebanyakan emosional dan siap
  membantai ulama/santri.
  
  Kalau Mega tidak jadi Presiden, Banser siap maju bersama TNI dan Rakyat
  mengamankan PDI-P yang emosional seperti Jacob Tobing,
  dll spt Forkot dan Famred. Saya juga siap mengamankan PDI-P
  yang macam macam...kalau yang baik sih tentu dikasih kesempatan.
  
  Kalau Gus Dur jadi Presiden. Banyak PDI-P yang dapat kesempatan
  maju terutama yang berpedidikan dan berdesikasi seperti Kwik Kian Gie,
dan
  Megawati mendapat tempat yang layak sesuai dengan
  jenjang pendidikannya serta sesuai dengan popularitasnya
  dirakyat bawah.
  
  Gus sudah punya "Marshall Plan" sedangkan Megawati 

Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 3:56:34 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Rakyat kecil yang mana? --- rakyat pendukung PDIP
  Wujudnya bagaimana dalam mendukung PAN --- dukung Faisal
dan menjelekkan Amien Rais.
  Wujudnya bagaimana dalam mendukung PKB --- dukung Matori

Irwan:
Susahnya ngomong sama orang yg baru bergabung
di milis permias dan ngga ngikutin sejak jaman
pra pencoblosan (tanggal 7 Juni kalau anda lupa).
Setelah tanggal 7 Juni seperti yg saya katakan, saya
akan berdiri bersama rakyat. Rakyat mana?
Ya rakyat Indonesia yg sudah jelas2 memilih partai
yg mereka lebih percayai.
Ngomong2 anda tahu ngga Clinton itu presiden mana?
Presiden AS, bukan?
Nah, kenapa dia bisa menjadi presiden AS?
Karena dia dipilih orang rakyat AS, dia adalah
presiden yg mendapat suara terbanyak.
Apakah semua rakyat AS memilih Clinton?
Jelas tidak.

Rakyat Indonesia sudah milih capres mana yg mereka
ingini. Tentunya, ada juga pihak2 yg memilih capres lain.
Ini ngga bisa dipungkiri. Nah, kalau mau demokrasi
rakyat ditegakan, maka yg mendapat suara terbanyaklah
yg berhak atas kepercayaan tersebut.
Pola pikir Megawati hanya dipilih oleh 35% suara sementara
65% lainnya menolak adalah jelas dagelan logika yg bisa
bikin saya sakit perut:)
Kalau dagelan logika ini yg dipakai, maka tidak ada pun
capres yg akan memenuhi persyaratan. Hal ini mengingat
capres Habibie hanya dipilih oleh 20% suara sementara
80% lainnya menolak. Ini kalau kita mau konsisten memakai
dagelan logika.

Saya menjelekkan Amien Rais?
Sejak kapan?
Saya tidak pernah menjelekkan Amien Rais, karena
apa yg saya ucapkan semua tentang AR adalah fakta.
Jadi, AR sendirilah yg menjelekkan dirinya.
Coba lihat lagi, sebelum pencoblosan AR sempat berkoar
bahwa siapa pun yg nantinya menang antara PAN, PKB, PDIP,
maka yg lainnya harus mendukung capres partai
pemenang. Tapi apa yg dilakukan setelahnya?
Dia ingkar. Tidak hanya ingkar, tapi dia akhirnya membentuk
poros tengah yg kemudian mencapreskan GD.
Lebih parah lagi, ketika sudah menjadi ketua MPR,
AR yg mengaku reformis malah menghalangi terjadi
tanya jawab antara anggota MPR dengan Habibie seputar
jawaban atas pertanyaan LPJ. Tidak hanya itu, AR juga
tidak melemparkan ke forum apa yg menjadi tuntutan
mahasiswa dimana sehari sebelumnya dia bertemu
dengan mahasiswa. Inikah reformasinya AR?
Apakah saya menjelekkan AR bila menyebutkan fakta2
yg ada? Terserah anda menilainya gimana.

Irwan:
  Ketika rakyat telah memberikan suaranya melalui pemilu,
  ketika rakyat sudah menyampaikan keinginannya, siapa yg
  mereka lebih percayai, maka sejak itulah saya bergeser
  untuk berdiri bersama rakyat, bersama keinginan rakyat.
  Garis sikap saya jelas, berusaha untuk menjadikan
  capres pilihan rakyat menjadi capres jadi.

Jeffrey:
  Capres pilihan rakyatnya siapa sih? Megawati kan? Hehee...

Irwan:
Itulah sulitnya ngomong dengan anda.
Capres pilihan rakyat itu adalah capres pemenang pemilu.
Jadi, ngga harus Megawati. Pemilu kali ini saja yg menang
Megawati. Pemilu berikutnya belum tentu.
Makanya saya lebih suka memakai kata2
capres pilihan rakyat. Mau tanya lagi rakyat mana?
Silahkan lihat kembali contoh Clinton yg saya berikan
di atas. Atau mungkin mau John Adams yg hanya mendapat 26%
suara saja?...:)

Mbok ya jangan nerapin demokrasi aneh2 kalau
kita mau maju.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Analis vs Analisa (was: Re: Diskusi nilai tukar rupiah)

1999-10-19 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Bagaimana kalau anda teliti di buku EYD? Dulu harganya Rp750 doang. Kalau
kamus banyak yg aneh-aneh. Bahasa Jawapun masuk pula di sana. Saya cukup
yakin karena hal beginian selalu keluar tiap kali ujian pelajaran Bhs. Ind.,
dan juga kalau anda ikut ujian GRE versi Indonesia. Silakan.

'--
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Analis vs Analisa (was: Re: Diskusi nilai tukar rupiah)
Date: Tue, 19 Oct 1999 08:27:09 EDT

In a message dated 10/18/99 3:44:13 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Sebagai informasi untuk Bung Irwan, kata yang benar dan baku di dalam
bahasa
   Indonesia adalah "analisis", bukan "analisa". Contoh lain adalah
"dialisis"
   bukannya "dialisa". Yang jelas kalau ada "sis" di belakang maka bahasa
   Indonesianya tetap sama, kecuali kalau ada huruf "y" yang luluh menjadi
   huruf "i".

Irwan:
Entahlah bung Jeffrey mana yg benar, tapi yg saya lihat di kamus
saya kata yg digunakan adalah "analisa" instead of "analisis",
"hipotesa" instead of "hipotesis", "diagnosa" instead of "diagnosis".
Silahkan rekan2 yg memang jauh lebih menguasai bidang ini
membahasnya.

Yang ingin saya tekankan sebenarnya pada komentar bung Faran
adalah penggunaan kata "analisis" untuk menunjukkan orang yg
melakukan analisa yg jelas2 dari sudut pandang pengertian saya
atau pun anda adalah salah.


   Biasanya yang paling hobi ngebahas Bhs. Indonesia adalah Bung Efron.
Coba
   aja tanya. Saya dari dulu selalu ngotot memakai kata "analisis" karena
   pernah baca inilah yg benar. Nggak tahu juga kalau ternyata saya selama
ini
   salah.

Irwan:
Saya juga ngga tahu mana yg benar. Tapi sejauh ini saya akan
pakai apa yg tertulis di kamus yaitu "analisa", "hipotesa", "diagnosa".

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



35% vs 65% (was: Re: Tanggapan atas komentar KKG)

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 4:35:16 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 anda yang suka ngaku analisis pasti ngerti kan beda angka 35 dan 65
  gedean mana ?

Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin.
Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin.
Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin
Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin.
Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin.

Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?.
Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Pelaku Bursa Tolak Ajakan Mogok

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/18/99 4:52:18 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Tuh kan..
  mereka bisa mikir kok kalo mogok itu malah bikin ngaco ekonomi.

  beginilah kalo ekonomi dipakai sebagai alat politik.
  baca deh webnya. disini juga ditambahkan oleh analisa beberapa pelaku
bursa
 dan beberapa analis.

  Jadi pake data juga.. :)

  http://www.republika.co.id/9910/19/28082.htm


Irwan:
Oh, iya ya?...:)
Koq mereka malah ngedukung sih?
Udah baca yg ini?
http://www.detik.com/berita/199910/19991018-1322.htm
http://www.detik.com/berita/199910/19991019-1329.htm
http://www.detik.com/berita/199910/19991019-0856.htm

Hmmm.dari media apa sumber anda di atas?
Republika?
Ngomong2 siapa yg pemegang sahamnya?;)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Impoten

1999-10-19 Terurut Topik Faransyah Jaya

kan pake filsafat "banyak jalan menuju roma"
atau mungkin "maju terus pantang mundur"

atau lebih mungkin lagi "pengorbanan sampai titik darah penghabisan"

Faran
--

On Tue, 19 Oct 1999 06:54:01   Suhendri wrote:
Cuma pemimpin yang mandul dan impoten, yang menghasut dan mengancam
revolusi.
Bukti ke tidak mampuan "bermain" di lembaga MPR. Bukti moral dan ahlak yang
rendah. Sebuah sifat yang merusak.

Kalaupun ada Revolusi, pengen lihat, ada dibarisan mana mereka.

Muak saya melihat muka-muka mereka.

Soe.

===

Ancaman Revolusi Teror terhadap Demokrasi


JAKARTA -- Banyak kalangan menilai ancaman massa PDI Perjuangan untuk
melakukan revolusi bila Megawati Soekarnoputri gagal menjadi Presiden ke-4
RI sebagai sesuatu yang melanggar norma agama dan etika demokrasi.

''Ancaman revolusi merupakan teror kepada anggota MPR. Jika anggota majelis
tunduk pada ancaman itu, berarti pemilihan presiden di bawah tekanan dan itu
berbahaya bagi demokrasi,'' ujar mantan Wakil Ketua DPA Cholil Badawi di
Jakarta kemarin.

Menurut Cholil, aksi massa dan ancaman revolusi dapat memicu terjadinya
konflik horizontal sesama rakyat. ''Jika PDI-P melaksanakan ancaman itu,
semua elemen rakyat dan TNI tentu tidak akan membiarkannya.''

Di sisi lain, lanjut Cholil, elite PDI-P selalu menyebutkan bahwa mereka
tidak memobilisasi massa. ''Pernyataan seperti itu sangat berbahaya bagi
pendukung mereka. Sebab, jika terjadi bentrok massa, elite PDI-P bisa lepas
tangan,'' ujarnya.

Mabes Polri menanggapi secara keras munculnya seruan sejumlah tokoh politik
yang mengajak masyarakat untuk melakukan revolusi agar ada perubahan di
republik ini. ''Imbauan untuk melakukan revolusi itu adalah anjuran yang
sesat,'' tegas Kadispen Polri Brigjen Pol Togar Sianipar.

Karena itu, lanjut Sianipar, siapa pun yang mengajak masyarakat untuk
menjalankan revolusi dapat dikenakan tuduhan pidana. ''Bila benar terjadi
revolusi, sehingga berbagai tatanan ini rusak, mereka itulah yang akan kami
kenakan tuduhan sebagai pihak yang melakukan provokasi,'' urainya.

Dalam aksinya di Bundaran HI Jakarta, massa PDI-P memang menegaskan sikapnya
untuk melakukan revolusi. Sejumlah spanduk yang mereka bawa ada yang
bertuliskan 'Megawati atau Revolusi'. Sebelumnya, dalam orasi pekan lalu,
aktivis PDI-P Pius Lustrilanang juga meneriakkan slogan revolusi itu.

Fungsionaris DPP PDI-P Jacob Tobing menegaskan kembali kemungkinan
terjadinya revolusi jika MPR tidak menggolkan Megawati menjadi presiden.
''Jika Mega tak terpilih, gelombang massa pendukung Megawati yang jumlahnya
mencapai jutaan orang itu akan marah dan menuntut terjadinya revolusi,''
kata Jacob pada wartawan di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Ahad (17/10).

Mengomentari ancaman massa PDI-P itu, KH Idris Jauhari --Pengasuh Ponpes
Al-Amin, Guluk-Guluk Sumenep, Madura-- mengatakan selain tidak etis ancaman
itu juga melanggar norma agama. ''Itu tidak bisa dibenarkan. Sebab agama itu
dari manapun asalnya, bukan hanya Islam, diturunkan untuk membawa kesejukan,
kedamaian, dan rahmat bagi semua penghuni planet bumi ini. Jadi, semua pihak
harus menyadari adanya tanggung jawab keagamaan,'' ujarnya.

Dari aspek HAM, etika demokrasi, dan budaya, KH Idris melihat bahwa revolusi
itu bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. ''Dalam perspektif
keindonesiaan, pola revolusi itu tidak bisa dibenarkan. Apalagi kita ini
sudah bersepakat menganut sistem perwakilan di parlemen. Dulu, sewaktu
pemilu mereka (PDI-P) juga ikut. Kalau begitu, berarti mereka itu juga
mengingkari dirinya sendiri yang dulu sudah ikut bersepakat,'' tandasnya.

KH Idris mengimbau para elite PDI-P agar lebih aktif menyadarkan massanya
sehingga tidak melakukan hal-hal yang bersifat destruktif seperti revolusi.

Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdurrahman Wahid juga menyinggung
soal ancaman revolusi massa PDI-P. Dalam jumpa pers di Jakarta kemarin Gus
Dur menilai orang-orang yang mengitari Megawati sangat berlebihan dan tidak
bertanggung jawab. Ia lalu menunjuk Jacob Tobing, yang Ahad lalu,
mengeluarkan pernyataan akan terjadinya revolusi bila Megawati tidak
terpilih sebagai presiden.

''Hari ini Jacob Tobing mengatakan berdarah kalau sampai Mega tidak terpilih
menjadi presiden. Lho omongan apa itu? Percuma dia di YKPK, betul kata saya
dulu, [YKPK] Yayasan Korban Pil Koplo,'' tandas Gus Dur.

Gus Dur sendiri mengaku dengan Megawati saling menghormati. ''Saya kagum
pada Mbak Mega, karena dia sekian belas tahun digencet oleh pemerintahan
yang dulu, tapi tidak patah, ini kelebihan Mbak Mega. Tapi sebagaimana semua
manusia, dia juga ada keterbatasannya, yang terlalu berlebihan adalah
orang-orang yang mengitari beliau. Jadi saya sama sekali tidak menuduh Mbak
Mega, hanya orang-orang yang mengitari beliau tidak bertanggung jawab,''
tegas Gus Dur.

Selain mengomentari sikap orang-orang dekat Mega, Gus Dur juga meminta
perhatian kepada mereka yang kini berada di sekitar Jl Sudirman, Thamrin,
dan 

Re: Preman

1999-10-19 Terurut Topik Faransyah Jaya

Heheheheheheheba memang "mahasiswa  indonesia"

faran
--

On Tue, 19 Oct 1999 06:57:11   Suhendri wrote:
Mereka memang bukan mahasiswa.
Tapi preman.

Persis seperti PDI - P yang selalu keluar kata - kata : Atas nama
rakyat..bla..bla.
Rakyat preman.

Soe




Ribuan Mahasiswa Protes Forkot dan Famred Dinilai tak Berhak Atasnamakan
'Mahasiswa Indonesia'


JAKARTA -- Giliran Forkot dan Famred, kemarin, dikritik oleh kalangan
mahasiswa sendiri. Kritik pedas, antara lain datang dari Forum Mahasiswa
Surabaya (FMS). Bahkan, ribuan mahasiswa Ujungpandang mengadakan unjuk rasa
khusus untuk memprotes klaim demo brutal di Jakarta yang mengatasnamakan
'mahasiswa Indonesia'.

Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam FMS menilai aksi mahasiswa yang
tergabung dalam Forkot (Forum Kota) dan Famred (Fron Aksi Mahasiswa untuk
Reformasi dan Demokrasi) di Jakarta bukan gerakan moral mahasiswa, melainkan
aksi anarki karena menjurus kekerasan, pemaksaan kehendak, dan brutal.

Aksi brutal yang mereka maksud terjadi di kawasan Semanggi dan Kampus
Atmajaya. ''Sulit mengkategorikan aksi brutal itu sebagai gerakan
mahasiswa,'' kata juru bicara FMS, T A Budi Utomo, dalam pertemuan dengan
Fraksi Partai Golkar (FPG) MPR di Jakarta, kemarin. FMS menegaskan gerakan
mahasiswa tersebut sudah tidak murni lagi karena sudah mengatasnamakan
simpatisan atau pendukung salah satu kekuatan politik tertentu.

Wakil Ketua FPG MPR Fahmi Idris yang menerima rombongan itu juga sependapat.
''Tak mungkin demokrasi dilakukan dengan kekerasan. Yang kalah harus
mengakui yang menang, yang menang juga harus legowo,'' kata Fahmi yang
kemarin didampingi Freddy Latumahina.

Rombongan FMS, kemarin, juga diterima Fraksi Bulan Bintang (FBB) di Gedung
MPR/DPR. Usai diterima FBB, mereka menegaskan menolak segala upaya ekstra
konstitusional/revolusi yang dilakukan oleh setiap kekuatan politik dalam
mewujudkan keinginannya. ''Kami mengecam keras upaya yang dilakukan oleh
salah satu parpol yang menghalalkan revolusi untuk mengganti kekuasaan,''
ujar TA Budi Utomo.

FMS merupakan forum yang terdiri terdiri dari sejumlah elemen mahasiswa asal
Surabaya seperti Jaringan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Surabaya (JAMPS), Forum
Perduli Surabaya (FORPES), Forum Indonesia Anti Kekerasan (FIAK), Team
Pengendali Opini (TPO), Ikatan Keluarga Pati Surabaya (IKMPS), EsJasf,
Kompi, Ar Camp UMS, Fokusmaker, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah, MPM Univ Muhammadiyah, FKP3I, Badan Eksekutif Mahasiswa ITS,
Forkisa dan LKPI.

Kehadiran mereka di gedung MPR/DPR untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa
asal Surabaya. ''Kami menyesalkan sikap arogan mahasiswa di Jakarta yang
tergabung dalam kelompok Forkot dan Famred yang tidak demokratis dan radikal
dalam memaksakan kehendaknya. Itu bukan merupakan sikap dari mahasiswa,''
katanya.

Di Ujungpandang, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan
swasta di Ujungpandang, kemarin bahkan melakukan demo besar-besaran di
jalanan untuk memprotes para mahasiswa Jakarta yang mengatasnamakan
''mahasiswa Indonesia'' dalam tiap melakukan aksinya.

Mereka keberatan, jika mahasiswa yang melakukan demo di Jakarta
mengatasnamakan ''mahasiswa Indonesia''. Sebab, yang turun ke jalan dan ikut
mendukung massa PDI-P hanyalah kelompok mahasiswa yang tergabung dalam
Forkot dan Famred.

Mereka juga memprotes pendukung calon presiden tertentu (pendukung Megawati)
yang melakukan penekanan terhadap peserta SU MPR dengan cara menguasai dan
melakukan demo di sekitar gedung rakyat itu.

Demo ribuan mahasiswa Ujungpandang tersebut mengecam keras aksi mahasiswa di
Jakarta yang dinilai ingin mengacaukan SU MPR yang sedang berlangsung.
Mahasiswa yang turun ke jalan antara lain dari Universitas Hasanuddin,
Universitas Negeri Makassar (UNM - dulu IKIP), IAIN Alauddin, Universitas
Muslim Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah.

Pernyataan sikap yang mereka bacakan, juga mengecam tindakan anarkis yang
mengatasnamakan mahasiswa dan rakyat, menolak pengerahan massa demi kelompok
tertentu, dan mengharapkan pemerintahan baru mendatang agar tetap komitmen
pada agenda reformasi.

Selain itu, para elite politik diimbau agar tidak mengerahkan massa. Mereka
juga mengecam mahasiswa yang menerima bayaran untuk turun berdemo, termasuk
mengecam aksi premanisme. Mereka juga mengecam Wakil Ketua MPR Matori Abdul
Djalil yang melakukan tindakan provokasi mengajak masyarakat profesional
Indonesia untuk melakukan mogok.

Para mahasiswa yang mengenakan jaket almamater itu melakukan demo dengan
cara berjalan kaki, berkendaraan bermotor roda dua dan roda empat, serta
menggunakan truk terbuka. Mereka menyinggahi dan melakukan orasi serta
membacakan pernyataan sikap pada beberapa tempat strategis seperti DPRD dan
Stasiun TVRI.

Dalam orasinya, mereka juga mengatakan bahwa yang dilakukan mahasiswa di
Jakarta dengan melakukan demonstrasi di sekitar gedung DPR/MPR selama SU MPR
sangat tidak rasional dan telah keluar 

Fwd: [saham] SAYA DEG DEG-AN BENER + SENEWEN

1999-10-19 Terurut Topik Okki Soebagio

TERIMA KASIH KEPADA PARA ANGGOTA MPR !  Ternyata anda masih peka 
terhadap aspirasi sebagian besar rakyat Indonesia... (tanpa 
embel-embel agama, suku, ras, partai, dll..)

Salam,
[EMAIL PROTECTED]


 Original Message 

On 10/19/99, 12:30:35 PM, "Irwan Reza Iskandar" [EMAIL PROTECTED] 
wrote regarding [saham] SAYA DEG DEG-AN BENER + SENEWEN:


 wah,
 sambil nonton tv penghitungan suara pertanggungjawaban hbb wah saya 
koq ikut
 deg deg an juga nih
 saat ini pukul 11:35 masih berlangsung angka sepertinya kejar kejaran
 ntah bgmana hasilnya...saya tulis saja sambil ngikuti pengitungan 
suara
 11:40 saya jadi merasa pesimis karena yg menerima makin 
banyakmudah
 mudahan hasil akhirnya nya sesuai dengan harapan para milisi 
prosahamer
 11:42 wah kacau nih ada yg jawabannya nyeleneh yg menerima sudah
 leadingcukup banyak !!
 11:44 ada yg tulis tidak setuju... wah anggota mpr koq ada yg begitu 
ya?
 11:45 yang menolak mulai bermunculan mudah mudahan menang deh...wah 
senewen
 berat deh gue deg deg an gue tambah keras
 11:50 yang menerima masih tetap leading. masih kan ada harapan 
buat
 milisi prosahamer untuk gain?
 11:52 yang memerina makin leading..
 11:55 hbb masih leading.
 11:58 hbb masih leading juga sialan bener tuh anggota mpr
 12:00 anggota status quo di MPR rupanya cukup banyak juga ya?
 12:05 menolak agaknya mnegejar ketinggalannya selisih makin tipis
 12:08 yang menolak mulai tertinggal lagi
 12:10 optimis saya bertambah tapi tangtan kenapa jadi dingin begini?
 12:11 sepertinya sekarang suara sudah imbang
 12:12 yang menolaksekarang sudah unggul apakah bisa bertahan?
 12:13 menolak makin leading
 12:14 menerima menyusul ketinggalannya wah gawat nih kayaknya.
 12:15 yang menolak rupanya masih unggul
 12:16 terlihat khofifah indar parawansa sedang tegang dan berdoa...he 
he he
 saya mencoba mengihur hati
 12:17menolak tetap unggul bisa bertahan? wanna bet?
 12:18 wah hati saya rasanya udah enggak kuat nih
 12:19 yg menolak masih unggul
 12:20 yg menolak masih unggul
 12:21 no comment
 12:22 yg menolak memperlebar keunggulan mudah mudahan dapat bertahan 
sampai
 akhir pertandingan.. mudah mudahan...
 12:23  YG MENOLAK MAKIN MEMPERLEBAR KE UNGGULAN
 12:24 Ginajar terlihat santai santai saja ngobrol sama .(?) "egp" 
bener
 dia
 12:25 yg menerima mendapat tambahan suara
 12:26 yg menerima mulai menyusul. alert... alert..
 12:27 yg menerima terus mendapatkan tambahan suara
 12:28 yg menerima masih mengejar ketinggalannya
 12:28 alhamdullilah. yang menolak menag

 besok borong saham borong saham
 salamdari smg
 irwan reza
 yg deg degan dan senewen



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-19 Terurut Topik Hadi Wijaja

 OH ..

 saya baru ngerti..
 anda ngomongin RAKYAT mulu..
 rupanya RAKYAT yang anda maksud RAKYAT MEGAWATI..

 anda yang suka ngaku analisis pasti ngerti kan beda angka 35 dan 65
 gedean mana ?
---
Saya sering sekali membaca tentang logika 35% (pro) vs 65 % (anti),
Kalau anda salah seorang pendukung anti (65%), bisakah anda sebutkan 1 nama
yang dalam pemilu yang lalu mendapat suara yang lebih besar dari PDI-P ?
Apakah ?
1. Amin Rais -- 7%, calon resmi dari PAN
2. Habibie -- 20%, calon resmi dari GOLKAR
3. Gus DUr -- 10%, calon dari PKB
4. Yusril ???
5. HAmzah HAz ???
Dengan sendiri-nya logika tersebut sama sekali tidak bisa dipertanggung
jawabkan, karena dengan logika itu, AMin rais ditentang oleh 93% rakyat indo
yang tidak memilihnya, sedangkan Gus Dur ditentang oleh 90% rakyat indo,
dst.
Jadi tolong berikan saya pencerahan tentang jalur logika anda itu ?

regards
HADI



35% vs 65% ???

1999-10-19 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Maksud 35% vs 65% ini apa :
saya kira 35 persen untuk Cendana atau Golkar, lewat Bank Bali dan 65 boleh
dipakai untuk bayar tunggakan hutang ke BPPN.
Atau 35 lawan 65 adalah jumlah anggota MPR/DPR yang Non-Muslim,
seperti yang selama ini diributkan bahwa telah terjadi keblaikan dalam 
partai PDIP dimana komposisi Non-Muslim adalah 65 lawan 35, 
dimana PDIP dinyatakan secara resmi atau dituduhkan, partai 
yang dimotori oleh para Nasrani-nasrani kelimpungan.
(Mungkin karena tokoh PDIP yang banyak bicara adalah yang Ber-KTP yang 
berbunyi agama Kristen)

Mardhika Wisesa

Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin.
Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin.
Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin
Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin.
Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin.

Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?.
Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



BEJ mogok?

1999-10-19 Terurut Topik Budi Haryanto

Rekan yth.,

Ada tulisan menarik di 'Rehat' Republika:

"Diminta mogok, transaksi di BEJ malah melonjak: Suruh Matori datang
lagi, biar tambah melonjak".

Rupanya ajakan mogoknya Matori dkk. hanya didengerin saja sama para
profesional. Kelihatannya, meskipun tidak suka Habibie, para profesional
juga tidak suka diajak mogok. Padahal sudah tiga hari orasi ajakan mogok
dilakukan di depan BEJ oleh a.l. Matori, KKG, Faisal Basri, dll, yang
dihadiri ratusan orang (tidak sampai ribuan).

Baguslah kalau para profesional punya pemikiran dan prinsip sendiri
(buat Indonesianya) dalam mencerna situasi dan doktrin.

Salam,
Budi



Re: [ANTI ROKOK di New York, San Fransisco, Chicago. Di Denver? ANTI...MO obat anti..]

1999-10-19 Terurut Topik Rizal Az

Arya... loh kok kamu udah nulis lagi??? bukannya belom di lepas dari Rumah
sakit Jiwa???...kabur yah !!!  he...he...he bejanda loh saya...
dasar gelo...
Eh iya ngomong2 ada yang tau alamat mailing list local permias2 Texas,
Oklahoma, Utah, Wyoming, dan daerah2 lain sekitar Denver, Colorado?
Kalau ada bolehkah saya tau???

thanks Ichal

Arya Indrathama [EMAIL PROTECTED] wrote:
hmmm... engga' relevan yah ngomong gitu... alkohol juga berbahaya. Untuk
liver
(untuk sendiri), drunk driving (untuk yang lain). Jadi kalau gitu orang
engga'
boleh ngelamar kerja di bir bintang??

ichal



hmmm...iya engga' relevan juga. Cimenk juga berbahaya, jadi kalau gitu orang
engga' boleh dong jadi bandar cimenk?

hue he he he

Ahh nikmatnya ngebecandain orang di minggu pagi yang cerah ini..ya ngga Chal?

Oh iya, untuk permias di Texas, Oklahoma, Kansas, Utah..Temanku Ichal ini mo
nanya mailing list atau kontak personnya Permias kalau ada. Mohon segala
informasi ditujukan kepada yang persangkutan [EMAIL PROTECTED].

Dan Bang Helson apakabar? Salam buat Edik dan Elok yaa


AryaArya



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [ANTI ROKOK di New York, San Fransisco, Chicago. Di Denver? ANTI...MO obat anti..]

1999-10-19 Terurut Topik Okki Soebagio

Hello Ichal,

Coba kontak www.houston.permias.org untuk PERMIAS Houston.  Atau bisa 
langsung lewat forum@, yang isinya pengurus dari sebagian besar 
PERMIAS-PERMIAS di US...

Salam,
[EMAIL PROTECTED]



 Original Message 

On 10/19/99, 9:43:13 AM, Rizal Az [EMAIL PROTECTED] wrote regarding 
Re: [ANTI ROKOK di New York, San Fransisco, Chicago. Di Denver? 
ANTI...MO obat anti..]:


 Arya... loh kok kamu udah nulis lagi??? bukannya belom di lepas dari 
Rumah
 sakit Jiwa???...kabur yah !!!  he...he...he bejanda loh saya...
 dasar gelo...
 Eh iya ngomong2 ada yang tau alamat mailing list local permias2 Texas,
 Oklahoma, Utah, Wyoming, dan daerah2 lain sekitar Denver, Colorado?
 Kalau ada bolehkah saya tau???

 thanks Ichal

 Arya Indrathama [EMAIL PROTECTED] wrote:
 hmmm... engga' relevan yah ngomong gitu... alkohol juga berbahaya. 
Untuk
 liver
 (untuk sendiri), drunk driving (untuk yang lain). Jadi kalau gitu 
orang
 engga'
 boleh ngelamar kerja di bir bintang??

 ichal



 hmmm...iya engga' relevan juga. Cimenk juga berbahaya, jadi kalau gitu 
orang
 engga' boleh dong jadi bandar cimenk?

 hue he he he

 Ahh nikmatnya ngebecandain orang di minggu pagi yang cerah ini..ya 
ngga Chal?

 Oh iya, untuk permias di Texas, Oklahoma, Kansas, Utah..Temanku Ichal 
ini mo
 nanya mailing list atau kontak personnya Permias kalau ada. Mohon 
segala
 informasi ditujukan kepada yang persangkutan [EMAIL PROTECTED].

 Dan Bang Helson apakabar? Salam buat Edik dan Elok yaa


 AryaArya


 
 Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



BJ Habibie akan mengundurkan diri dari pencalonan Presiden 1999-2004

1999-10-19 Terurut Topik Nasrullah Idris

Menurut rencana, presiden BJ Habibie akan mengundurkan diri dari pencalonan
Presiden 1999-2004

Salam,

Nasrullah Idris



Re: 35% vs 65% ???

1999-10-19 Terurut Topik Igg Adiwijaya

On Tue, 19 Oct 1999, Mardhika Wisesa wrote:

 Maksud 35% vs 65% ini apa :
 saya kira 35 persen untuk Cendana atau Golkar, lewat Bank Bali dan 65 boleh
 dipakai untuk bayar tunggakan hutang ke BPPN.

Hahahaha .. boleh lah .. komen diatas. :)

Untuk yang laen, yang masih mikirin 35%vs65%, kayaknya dikusinya
sudah mengarah ke arah "personal" deh. Nggak membangun dikusi dimilis.
Sudah di cuekin saja. Kita masing-masing punya pikiran sendiri
mengenai 35%vs65%, khan.
igg


 Atau 35 lawan 65 adalah jumlah anggota MPR/DPR yang Non-Muslim,
 seperti yang selama ini diributkan bahwa telah terjadi keblaikan dalam
 partai PDIP dimana komposisi Non-Muslim adalah 65 lawan 35,
 dimana PDIP dinyatakan secara resmi atau dituduhkan, partai
 yang dimotori oleh para Nasrani-nasrani kelimpungan.
 (Mungkin karena tokoh PDIP yang banyak bicara adalah yang Ber-KTP yang
 berbunyi agama Kristen)

 Mardhika Wisesa

 Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin.
 Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin.
 Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin
 Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin.
 Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin.

 Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?.
 Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;)


 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu


 
 Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1




Mahasiswa dan Pemuda Tolak Mega (Re: 35% vs 65% ???

1999-10-19 Terurut Topik Faransyah Jaya

nih beritanya ada di republika.
saya cuman kepikiran kok berita kayak gini kagak masuk di detik.com ato kompas

kalo nggak percaya nih saya sekalian attach fotonya.

coba ada yang bisa jelasin fenomena ini nggak ?
ini yang dari dulu saya bilang beda banget angkat 35 dan 65

FAran

http://www.republika.co.id/9910/20/28285.htm
--

On Tue, 19 Oct 1999 18:59:32   Igg Adiwijaya wrote:
On Tue, 19 Oct 1999, Mardhika Wisesa wrote:

 Maksud 35% vs 65% ini apa :
 saya kira 35 persen untuk Cendana atau Golkar, lewat Bank Bali dan 65 boleh
 dipakai untuk bayar tunggakan hutang ke BPPN.

Hahahaha .. boleh lah .. komen diatas. :)

Untuk yang laen, yang masih mikirin 35%vs65%, kayaknya dikusinya
sudah mengarah ke arah "personal" deh. Nggak membangun dikusi dimilis.
Sudah di cuekin saja. Kita masing-masing punya pikiran sendiri
mengenai 35%vs65%, khan.
igg


 Atau 35 lawan 65 adalah jumlah anggota MPR/DPR yang Non-Muslim,
 seperti yang selama ini diributkan bahwa telah terjadi keblaikan dalam
 partai PDIP dimana komposisi Non-Muslim adalah 65 lawan 35,
 dimana PDIP dinyatakan secara resmi atau dituduhkan, partai
 yang dimotori oleh para Nasrani-nasrani kelimpungan.
 (Mungkin karena tokoh PDIP yang banyak bicara adalah yang Ber-KTP yang
 berbunyi agama Kristen)

 Mardhika Wisesa

 Megawati tidak dipilih oleh 65% suara dalam pemilu kemarin.
 Habibie tidak dipilih oleh 80% suara dalam pemilu kemarin.
 Amien Rais tidak dipilih oleh 93% suara dalam pemilu kemarin
 Gus Dur tidak dipilih oleh 90% suara dalam pemilu kemarin.
 Nurcholis Madjid tidak dipilih oleh 100% suara dalam pemilu kemarin.

 Masih ada yg belum jelas soal angka 35% vs 65%?.
 Silahkan ngacung kalau masih ada yg belum jelas juga;)


 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu


 
 Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1




DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com
 Demo.jpg


Fwd: Ambassador Robert S. Gelbard, Biographic Data

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Hadi

From: Public Affairs Section [EMAIL PROTECTED]
To: Irwan Hadi [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 19 Oct 1999 11:15:15
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
X-URL: http://www.usembassyjakarta.org
X-Mailer: NetMailer v1.03 [D.R-DDD54EA52C7948AFA45322F08]
Subject: Ambassador Robert S. Gelbard, Biographic Data

Ambassador Robert S. Gelbard, Biographic Data in English and Bahasa
Indonesia

ROBERT S. GELBARD
DUTA BESAR A.S. UNTUK REPUBLIK INDONESIA

Robert S. Gelbard dicalonkan oleh Presiden Clinton menjadi Duta Besar
untuk Republik Indonesia pada 18 Juni 1999 dan dikukuhkan oleh Senat
untuk jabatan tersebut pada 3 Agustus 1999.  Ia tiba di Jakarta pada 4
Oktober dan menyerahkan surat-surat kepercayaannya kepada Presiden
Habibie pada 18 Oktober 1999.

Sebelumnya, Duta Besar Gelbard adalah Wakil Khusus Presiden dan Menteri
Luar Negeri untuk Pelaksanaan Perjanjian Damai Dayton dari April 1997
hingga Agustus 1999.  Dalam jabatan ini, Duta Besar Gelbard
bertanggungjawab atas semua aspek perkembangan kebijakan dan
pelaksanaan sipil Pemerintah A.S. di Balkan termasuk, khususnya,
Bosnia-Herzegovina, Serbia-Montenegro dan Kroasia.  Sebelum itu, Duta
Besar Gelbard menjadi Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan
Internasional Bidang Narkotika dan Penegakan Hukum dari 1993 sampai
1997.

Duta Besar Gelbard masuk Dinas Luar Negeri tahun 1967 setelah bertugas
di Korps Perdamaian di Bolivia dari 1964 smpai1966.  Setelah selama
setahun di Washington, ia ditempatkan kembali di Korps Perdamaian
sebagai Wakil Direktur di Manila, Republik Filipina.  Dari 1970 sampai
1972, ia menjadi Pejabat Utama di Konsulat Amerika Serikat di Porto
Alegre, Brasil.  Sekembalinya ke Departemen Luar Negeri, Duta Besar
Gelbard menjadi ahli ekonomi keuangan pada Biro Ekonomi dan Bisnis,
khusus bidang pembangunan dan utang luar negeri, dan kemudian di Biro
Eropa dan Kanada, khusus di bidang ekonomi dan keuangan yang berkaitan
dengan Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) dan Uni
Eropa.

Dari 1978 sampai 1982, Robert Gelbard menjadi Deputi Pejabat Keuangan
dan Sekretaris Satu di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Paris,
Perancis.  Ia juga menjadi Wakil A.S. di Klub Paris.  Duta Besar
Gelbard kemudian ditempatkan kembali di Washington sebagai Deputi
Direktur Kantor Urusan Eropa Barat pada 1982- 1984.  Setelah itu, ia
menjadi Direktur Kantor Urusan Afrika Selatan.

Pada 1985, Duta Besar Gelbard diangkat menjadi Deputi Asisten Menteri
Luar Negeri urusan Amerika Selatan, jabatan yang dipegangnya hingga
1988.  Ia kemudian diangkat oleh Presiden Reagan sebagai Duta Besar
untuk Bolivia, sebuah jabatan yang dipegangnya dari 1988 hingga 1991,
ketika ia kembali ke Washington untuk menjadi Deputi Asisten Utama
Menteri Luar Negeri Urusan Antar-Amerika.  Ketika memegang jabatan
ini, ia menjadi wakil Presiden Bush untuk persiapan KTT San Antonio
1992.

Duta Besar Gelbard ikut dalam berbagai delegasi Pemerintah A.S. di OECD,
terutama dalam Komisi Kebijakan Ekonomi, dan ia termasuk dalam
Delegasi A.S. di Konferensi Kerjasama Ekonomi Internasional (Dialog
Utara-Selatan).  Ia juga bertugas paruh-waktu di Dewan Penasihat
Ekonomi Presiden pada 1978.

Robert S. Gelbard lahir di Brooklyn, New York pada 1944.  Ia lulus dan
mendapat BA di bidang sejarah dari Kolese Colby pada 1964.  Pada 1979,
ia memperoleh gelar MPA bidang ekonomi dari Universitas Harvard.  Ia
juga belajar ilmu ekonomi di Institut Teknologi Massachusetts.

Duta Besar Gelbard menerima berbagai penghargaan, antara lain
Presidential Meritorius Award danSuperior Honor and Meritorious Honor
Awards dari Deparemen Luar Negeri A.S.  Ia juga menerima Distinguished
Public Service Award dari Dinas Penjaga Pantai A.S., suatu penghargaan
tertinggi dari dinas ini untuk warga sipil.  Pemerintah Bolivia
memberinya penghargaan atas baktinya dengan Condor of the Andes, Order
of the Grand Cross, yang merupakan penghargaan tertinggi negara
tersebut bagi warga asing.  Ia dianugerahi gelar Doktor Honoris bidang
Hukum oleh Universitas Villanova pada 1998 atas prestasinya
menciptakan perdamaian dan stabilitas di Balkan.  Ia juga menjadi
anggota kehormatan Himpunan Pengacara Florida, Seksi Internasional.

Duta Besar Gelbard menikah dengan Alene Gelbard dan mempunyai seorang
anak perempuan, Alexandra.


ROBERT S. GELBARD
U.S. AMBASSADOR TO THE REPUBLIC OF INDONESIA

Robert S. Gelbard was nominated by President Clinton to be Ambassador to
the Republic of Indonesia on June 18, 1999 and confirmed by the Senate
for that position on August 3, 1999.  He arrived in Jakarta on October
4 and presented his credentials to President Habibie on October 18,
1999.

Prior to this, Ambassador Gelbard served as the Special Representative
of the President and the Secretary of State for Implementation of the
Dayton Peace Accords from April 1997 until August 1999.  In that
position, Ambassador Gelbard was responsible for all aspects of U.S.
government policy development and civilian implementation in the
Balkans, including particularly, Bosnia-Herzegovina, 

Integrasi Omong Kosong

1999-10-19 Terurut Topik Mardhika Wisesa

YTH. Tito Dos Santos Baptista dan Domingo Soares,

Dibayar berapa anda oleh Indonesia sehingga masih saja buta mengatakan
Timor-Timur adalah masih bagian dari Indonesia? Hasil referendum, menurut
statistik, 70-20, untuk kemenangan para Pro Kemerdekaan. Sejak kapan Rakyat
Bobonaro menyatakan masih mencintai Merah Putih, apakah ini hanya pendapat beo
anda yang dibayar oleh Jakarta?. Anda tidak sadar tanah air anda
diporak-porandakan oleh Indonesia? Berapa pastor, biarawati dan gereja lagi
yang harus dibunuh dan dibakar agar anda-anda yakin bahwa sebenarnya Indoensia
tidak peduli dengan Timor-Timur?

MPR/DPR sudah tidak peduli lagi dengan Timor-Timur. 

Mardhika Wisesa

X-URL:
http://www.suarapembaruan.com/News/1999/10/191099/Headline/hl073/hl073.html

SUARA PEMBARUAN DAILY
_

Tokoh Integrasi Timtim Desak MPR Tolak Pencabutan Tap No VI/1978

Jakarta, Pembaruan

Sejumlah tokoh integrasi Timor Timur yang dipimpin Tito Dos Santos
Baptista dan Domingos Soares mendatangi gedung MPR Senayan Jakarta,
Senin (18/10).

Para tokoh intergrasi itu menyampaikan pendapat mereka kepada Ketua
MPR RI Amin Rais, supaya anggota MPR menolak dengan tegas pencabutan
TAP MPR nomor VI/tahun 1978 tentang penyatuan Timor Timur ke dalam
negara RI.

Namun delegasi tersebut gagal bertemu dengan Ketua MPR yang sedang
sibuk mengikuti Sidang Umum MPR. Karena itu menurut Tito Baptista
kepada Pembaruan delegasi rakyat Timtim, Selasa pagi ini direncanakan
akan berupaya lagi untuk bertemu dengan Ketua MPR.

Tito Baptista menyatakan, pihaknya meminta MPR untuk menolak hasil
jajak pendapat yang diselenggarakan tanggal 30 Agustus lalu karena
adanya kecurangan yang dilakukan UNAMET.

'' Kita akan menyampaikan sikap kita kepada MPR agar wakil-wakil
rakyat itu menolak mencabut TAP nomor VI/ MPR/1978'' tegasnya.

Tujuh Tewas

Sementara itu Francisco Soares Senin (18/10) di Jakarta menjelaskan
bahwa tujuh penduduk sipil desa Sanirin di Timor Timur (Timtim) tewas
ditembak Pasukan Internasional untuk Timtim (Interfet) dan 10 lainnya
menderita luka-luka sementara 13 orang berhasil menyelamatkan diri.

Dijelaskan, perisiwa terjadi ketika 30 orang penduduk sipil Desa
Sanirin kabupaten Bobonaro, Timtim, hari Sabtu (16/10), ingin kembali
ke desanya mengumpulkan ternak mereka untuk membawanya ke daerah
pengungsian di perbatasan NTT- Timtim. Sewaktu mereka sedang mencari
dan mengumpulkan ternak mereka, tiba-tiba sebuah pesawat helikopter
Interfet menyerang mereka dengan tembakan membabi buta.

Sementara 10 orang yang luka-luka saat ini sedang dalam perawatan di
tempat pengungsian di Belu, NTT.

Francisco yang ditemui di gedung MPR Senayan Jakarta, menyesalkan siap
arogan tentara Australia yang membunuh rakyat Timtim yang tidak
bersenjata. Padahal rakyat itu ingin menyambung hidup di tempat
pengungsian dengan membawa sisa-sisa milik mereka seperti ternak.

Ketua Barisan Rakyat Timtim (BRTT) Kabupaten Bobonaro itu menyatakan
sikap Interfet seperti seenaknya membunuh rakyat sipil akan membuat
rakyat Timtim semakin benci dan membuka potensi konflik yang semakin
besar. Sikap demikian mengundang bentrokan bersenjata dengan mereka
yang ingin bertahan di tanah kelahiran mereka.

Mengenai keinginan rakyat Timtim yang ingin kembali ke kampung mereka,
Francisco mengatakan, khusus rakyat Bobonaro tetap ingin kembali,
namun selama daerah itu tetap mengibarkan bendera merah putih.

Dan jika kembali, maka mereka akan terus berjuang untuk mempertahankan
merah putih di wilayah itu.

'' Kami akan mempertahankan merah putih. Kaena itu kami akan terus
berjuang agar merah putih tetap berkibar di Timtim'' kata Francisco
yang juga adalah Keua DPD KNPI setempat.

(102)
_


Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Peluk Cium (Re: LPJ Ditolak. Hidup Hati Nurani!!!)

1999-10-19 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Wah, berarti kita akan kehilangan presiden yang sarat dengan peluk
dan cium dong..? Ngomong-omong, sudah berapa ratus ya 'korban'nya?

Salam,
Budi

Yw: Tapi ngomong-ngomong, aturan peluk cium itu apakah sudah
dibakukan sebagai prosedur resmi dalam protokeler
kepresidenan?

Andaikan peluk-cium itu udah baku di prosedur protokoler,
saya perkirakan, banyak elit politik yg mencalonkan
Ayu Azhari, atau Sarah Azhari, atau Febiola, atau
Desi Ratnasari, atau Dian Nitami, Bella Saphira, dst...
sesuai idola masing-masing utk jadi calon presiden!

Lumayan, kan...



http://www.detik.com/berita/199910/19991020-0530.htm

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Hadi

  Habibie Shalat Subuh di Istiqlal
  Habibie Didaulat Untuk Tidak
  Mundur
  Reporter: Budiono Darsono

  detikcom, Jakarta- BJ Habibie Rabu (20/10/1999) pukul
  04.25 wib, memasuki halaman Masjid Istiqlal
Jakarta. Habibie
  kemudian melakukan shalat Subuh bersama ribuan
umat Islam
  Se-Jabotabek. Usai shalat, Habibie didaulat untuk
tidak mundur
  dari pencapresan.

  Tidak seperti biasanya. Kali ini Habibie nampak
begitu tegang.
  Senyumnya yang lazimnya ditebarkan, sepertinya sedang
  menghilang. Kedatangan Habibie ke Masjid Istiqlal
itu disertai
  oleh Menteri Koperasi Adi Sasono. Hadir juga
Ketua Forum
  Umat Islam Bersatu, Eggy Sudjana.

  Seusai shalat subuh, dilanjutkan dengan sambutan
oleh Ketua
  Silaturahmi Nasional, Habib Abdurrahman Assegaf.
Dalam
  pidatonya itulah Abdurrahman menyatakan bahwa
demokrasi di
  Indonesia mengalami kemajuan besar berkat
kepemimpinan
  Habibie.

  Oleh sebab itu Abdurrahman meminta agar Habibie tidak
  mundur dari pencapresan. "Pak Habibie harus maju
terus
  meskipun pidato pertanggungjawaban ditolak MPR. Namun
  penolakan itu kan perbedaan suaranya tipis,"kata
Abdurrahman.

  Ketika ditemui detikcom seusai pidato, Abdurrahman
  menyatakan, adalah haram hukumnya Habibie mundur.
"Pak
  Habibie harus maju terus. Tidak boleh mundur
karena proses
  belum selesai," kata Abdurrahman.

  Menurut Abdurrahman, Habibie adalah sosok
pemimpin yang
  terbukti membawa bangsa Indonesia mengalami banyak
  perbaikan. "Apa yang telah diperbuat Pak Habibie
buktinya
  jelas dan dirasakan kita semua. Karena itulah,
sekali lagi, Pak
  Habibie harus tetap maju,"kata dia.

  Pada pukul 05.20 wib acara selesai dan Habibie
kemudian
  beranjak meninggalkan Masjid Istiqlal. Kali ini
Habibie sama
  sekali tanpa pernyataan ataupun pidato.

---
AFLHI 058009990407128029/089802



Re: [AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT]

1999-10-19 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Tetapi Akbar Tanjung tetap berasal dari Golkar, pernah menjabat dalam kabinet
pimpinan Presiden Soeharto. Akbar Tanjung tetap identik dengan sebutan Pro
Status Quo. 
(terlepas dari pernyataan setuju atau tidak setuju beliau dijadikan calon
presiden)

Mardhika Wisesa


Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote:
Hi... just pass a thought!




Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT

1999-10-19 Terurut Topik Helson Siagian

...mengejutkan...bukan karena datang dari nona Ida...
.tapi karena idenya cemerlang dan alasannya MANTAP...
..ide ini PANTAS DUKUNG [walaupun saya pendukung
  fanatiknya Megawati].

Helson SIAGIAN


On Tue, 19 Oct 1999, Notrida Mandica wrote:

 Hi... just pass a thought!

 Jika melihat records  calon-calon president kita saat ini, nampaknya mereka
 tidak begitu compatible memimpin Indonesia yang masih dalam process yang
 saya sebut - demokrasi malu-malu. Tidak ada yang berani menunjukkan tangan
 mereka ketika berbicara.  Hanya mahasiswa di jalan yang mampu melakukan itu,
 namun sayang sekali mereka semakin chaotic.


 Konsep demokrasi yang lahir dari kegiatan debat kusir tidak menghasil policy
 yang bisa diaplikasikan di masyarakat.  Praktek demokrasi yang sedang
 dijalankan oleh wakil rakyat kita pun semakin jelas  mencerminkan
 ketidakkemampuan wakil kita menerjemahkan demokrasi dalam praktek
 kenegaraan. Pernyataan Amien Rais sebagai ketua MPR yang menyiratkan sikap
 pro pada kandidat tertentu menunjukkan ketidakdewasaan Amien dalam dunia
 politik. Beliau paling tidak telah melahirkan psychological suggestion yang
 mengerikan: ketika orang memilih karena terpaksa memilih.

 Indonesia butuh president yang berintegritas tinggi dan high intelectual
 quality.  Selama setahun saya mempelajari calon-calon presiden dan karakter
 politicians, baik ditulis oleh journalists, ulasan analysts,
 pernyataan-pernyataan dan sikap mereka, nampaknya orang yang dibutuhkan
 Indonesia saat ini adalah personal Akbar Tanjung.  Conclusion yang saya
 dapat dari content analysis study of mass media menunjukkan bahwa Akbar
 memiliki kualitas leadership dan kemampuan management. Organisasi seperti
 negara Indonesia saat ini membutuhkan seorang manager yang berdimensi
 politik dan administrasi.  Indonesia tidak membutuhkan tokoh yang lahir dari
 yel-yel emotion dan ikatan traditional.

 Akbar dikenal sebagai kader GOLKAR, namun personal dan projeksi
 intelectualnya jauh di atas rata-rata politisi GOLKAR. He will make the
 right leader in the right time.

 Let's open a discussion about who will be the right president for Indonesia.



 thank you,

 ida

 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT

1999-10-19 Terurut Topik Okki Soebagio

So far Golkar mencabut pencalonon Presiden-nya.  Ada 3 calon yang 
resmi masuk;

1.  Megawati (PDIP)
2.  Yusril I. Mahendra (PBB)
3.  Gus Dur (PKB)

Kelihatannya Megawati mendapat angin yang cukup kuat, karena sisa dari 
65% suara yang bukan PDIP akan terbagi dua, kepada Yusril dan Gus Dur. 
 Yusril dikenal sebagai ahli tata negara yang cukup handal, disamping 
mengajar di fakultas hukum UI.  Megawati is on her way ?  Mari kita 
lihat...

Point mbak Ida cukup menarik, dimana saya lihat, whoever presidennya 
nanti, saya rasa Akbar akan terus berkibar didalam panggung 
politik/pemerintahan kita,  karena memang kualitas pribadinya memang 
tinggi.  Ginandjar kelihatannya juga mempunyai potensi untuk tetap 
duduk didalam posisi pemerintahan, dimana mereka memegang banyak 
sekali posisi kunci di dalam pemerintahan kita dalam beberapa tahun 
terakhir.

Salam,
[EMAIL PROTECTED]



 Original Message 

On 10/19/99, 10:31:27 PM, Helson Siagian [EMAIL PROTECTED] wrote 
regarding Re: AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT:


 ...mengejutkan...bukan karena datang dari nona Ida...
 .tapi karena idenya cemerlang dan alasannya MANTAP...
 ..ide ini PANTAS DUKUNG [walaupun saya pendukung
   fanatiknya Megawati].

 Helson SIAGIAN


 On Tue, 19 Oct 1999, Notrida Mandica wrote:

  Hi... just pass a thought!
 
  Jika melihat records  calon-calon president kita saat ini, nampaknya 
mereka
  tidak begitu compatible memimpin Indonesia yang masih dalam process 
yang
  saya sebut - demokrasi malu-malu. Tidak ada yang berani menunjukkan 
tangan
  mereka ketika berbicara.  Hanya mahasiswa di jalan yang mampu 
melakukan itu,
  namun sayang sekali mereka semakin chaotic.
 
 
  Konsep demokrasi yang lahir dari kegiatan debat kusir tidak menghasil 
policy
  yang bisa diaplikasikan di masyarakat.  Praktek demokrasi yang sedang
  dijalankan oleh wakil rakyat kita pun semakin jelas  mencerminkan
  ketidakkemampuan wakil kita menerjemahkan demokrasi dalam praktek
  kenegaraan. Pernyataan Amien Rais sebagai ketua MPR yang menyiratkan 
sikap
  pro pada kandidat tertentu menunjukkan ketidakdewasaan Amien dalam 
dunia
  politik. Beliau paling tidak telah melahirkan psychological suggestion 
yang
  mengerikan: ketika orang memilih karena terpaksa memilih.
 
  Indonesia butuh president yang berintegritas tinggi dan high 
intelectual
  quality.  Selama setahun saya mempelajari calon-calon presiden dan 
karakter
  politicians, baik ditulis oleh journalists, ulasan analysts,
  pernyataan-pernyataan dan sikap mereka, nampaknya orang yang 
dibutuhkan
  Indonesia saat ini adalah personal Akbar Tanjung.  Conclusion yang 
saya
  dapat dari content analysis study of mass media menunjukkan bahwa 
Akbar
  memiliki kualitas leadership dan kemampuan management. Organisasi 
seperti
  negara Indonesia saat ini membutuhkan seorang manager yang berdimensi
  politik dan administrasi.  Indonesia tidak membutuhkan tokoh yang 
lahir dari
  yel-yel emotion dan ikatan traditional.
 
  Akbar dikenal sebagai kader GOLKAR, namun personal dan projeksi
  intelectualnya jauh di atas rata-rata politisi GOLKAR. He will make 
the
  right leader in the right time.
 
  Let's open a discussion about who will be the right president for 
Indonesia.
 
 
 
  thank you,
 
  ida
 
  __
  Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
 



Re: (ASBUN) Analis vs Analisa (was: Re: Diskusi nilai tukar

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/19/99 4:02:58 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Ya..
  Saya tidak mengerti sama sekali maksud anda.

  Saya cuman tanya, anda bisa ngaku ANALIS (orang yang menganalisa)
 berdasarkan APA ?

  gituh doang !!!

Irwan:
Siapa yg mengaku analis?...:)
Orang yg mengatakan atau menilai saya sebagai analis.
Itu hak mereka, saya ngga bisa melarang:)
Walau demikian, saya pun ngga akan keberatan menyebut
diri saya analis saham atau rupiah, karena memang aktivitas
saya ya banyak nganalisa rupiah dan saham:)
Demikian juga kalau saya sering2 bikin analisa ekonomi, bisa2
nanti saya juga disebut analis ekonomi.
Lama2, kalau saya keseringan bikin analisa politik, nantipun bisa
juga ada yg bilang saya ini analis politik. Trus lagi, kalau nanti
saya mulai sering bikin analisa football, maka saya nantinya
bisa2 saya juga disebut analis football.
Koq kayaknya kata2 analis buat anda keramat amat ya?
Dan kata analis buat anda tampaknya hanya khusus untuk
bidang saham saja sehingga anda perlu menyebut2 "series 7"
dalam satu posting anda. Itu sebabnya saya tanyakan ke anda
pada posting2 terdahulu, apa itu series 7 agar anda ngga rancu
dulu membedakan antara orang yg membuat analisa rupiah
dan indeks BEJ dengan hal2 yg lain. Tapi ternyata anda ngga
sadar juga dengan sinyal2 yg sudah saya berikan.

Faran:
  kagak usah diputer2 tentang saya.

Irwan:
Saya ngga berniat muter2 dan saya pun ngga berniat jadi
tutor anda. Tapi anda sendirilah yg tampaknya sering kali
menyudutkan posisi saya agar menjadi tutor anda...:)
Perhatikan kembali kasus FIFO/LIFO, kasus teori
"dilevel manapun suatu mata uang, asalkan stabil tidak
akan menjadi masalah dalam ekonomi suatu negara",
kasus kata  "analisis" yg pengertian anda sebagai "orangnya",
dan terakhir ini adalah kata2 "series 7" yg entah kemana anda
berniat mengarahkannya dari permasalahan yg ada sebenarnya.

Faran:
  Kenapa saya masukin series 7 karena saya tahu anda juga suka analisa saham
  dan untuk bisa menganalisa saham (capital secara keseluruhan) untuk
 diberikan ke client diperlukan minimum series 7.
  nah kalo anda tidak punya series 7, maka di AMERIKA tercinta ini, anda
tidak
 boleh memiliki client. karena bila anda memberikan advise dan salah, anda
 dengan gampanya bisa di SUE !

Irwan:
Silahkan sue saya, anda akan ditertawakan oleh lawyer anda.
Tanyakan ke lawyer anda, apakah seorang yg memberikan
nasehat investasi bila ternyata perkiraannya meleset (salah)
maka client tersebut berhak nge-sue investment consultantnya?
(asumsi semua prosedur sudah dilakukan secara benar).
Kembali ke series 7. Saya sudah kasih hint ke anda untuk
menanyakan perbedaan antara stockbroker dan equity investment
analyst di kantor anda kalau memang anda bekerja di brokerage.
Tampaknya tidak anda lakukan.
Sekedar informasi anda saja, Stockbroker NASD Exam itulah
yg sering disebut dengan series 7. Kalau anda tahu fungsi
dari seorang stockbroker, maka anda akan mengerti arah
pertanyaan saya apa beda antara stockbroker dan equity investment
analyst. Seorang stockbroker itu lebih kepada sebagai perantara
perdagangan efek. Mungkin kalau untuk bursa Jakarta dulu kita
mengenal yg namanya LP3I, dimana seorang broker yg ada
di floor perlu mendapatkan sertifikat yg dikeluarkan oleh lembaga
tersebut. Ini pengalaman saya di BEJ dulu waktu tahun 1989-1990,
ntah kini peraturannya gimana. Sementara untuk membuat
analisa2 atau pun riset saham, tidak diperlukan sertifikat2
seperti itu. Malah biasanya setahu saya perusahaan2 lebih
melihat apakah anda memiliki CFA atau tidak.

Kembali ke soal series 7.
Adalah tidak tepat anda mengaitkan series 7 sebagai
persyaratan menjadi analis.
Apalagi topik yg kita bicarakan disini adalah untuk konsumsi
bursa Indonesia dan bukan bursa AS.
Makanya tadinya saya berusaha agar anda sadar sendiri,
dan tampaknya lagi2 anda memaksa saya untuk jadi tutor.
Mudah2an ini yg terakhir kali karena saya tidak mendapat
bayaran dari anda ditambah lagi jagoan anda Habibie sudah
mengundurkan diri.

Faran:
  itu yang saya TAU !

  anda jawab jangan diputar2 dong !

Irwan:
Makanya kalau dikasih tahu atau disuruh cari
tahu itu nurut, jangan ngebangkang terus...:)
Kalau kita tidak tahu, mending kita bertanya.
Saya ngga tahu banyak soal Timtim, tapi saya tidak
malu untuk bertanya ke rekan yg lebih menguasai
bidang tersebut di milis ini. Itu namanya kita mau belajar.

Udah ah, kebanyakan ngajarin orang nanti dikira gue
udah tua, padahal gue masih 17 (lari):)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/19/99 4:19:19 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Mas Hadi saya coba untuk mencerahkan anda.
  bila tidak puas silahkan komplen.

  Pertama saya tidak pernah memangak kata "menentang".
  saya memakai kata memilih.
  gampangnya gini. amien rais dipilih 7 %, sisanya yah tidak memilih amien
 rais lah..
  sama dengan contoh2 lainnya.

  nah sekarang megawati. yang milih dia jadi presiden hanya 35 % ..
  sisanya.. 65 % yah tidak milih megawati lah..
  gimana..
  gampang kok..
  anda saya liat coba mempermainkan kata2 dengan memakai kata menentang (
 konotasi negatif).

  selamat bercerah !

  faran


Irwan:
Pertanyaan sederhana untuk anda.
Dengan menggunakan kerangka berpikir seperti di atas,
siapa menurut anda yg saat ini pantas menduduki jabatan presiden.
Dengan kata lain, adakah capres yg angka tidak dipilihnya
lebih kecil dari Megawati?
Dengan menggunakan logika dagelan anda di atas, maka
tidak ada satu pun capres yg layak jadi presiden.
Gimana kalau kita sewa saja Clinton yg kebetulan sebentar
lagi akan pensiun dari White House:)

Anda ini memang kocak jugahehehehe.
Ya, hitung2 hiburan dipagi hari deh sambil mantau perkembangan
berita di tanah air:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Perkiraan Susunan.

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Ini perkiraan gue aja ya,
menurut perkiraan gue:
Ketua MPR: Amien Rais.
Ketua DPR: Akbar Tandjung.
Presiden: Megawati
Wakil Presiden: Matori Abdul Djalil
DPA: Gus Dur (atau diisi orang lain dengan pemikiran
 Gus Dur pada posisi Bapak Bangsa).

Amien Rais dan Akbar Tandjung tampaknya
akan lebih memilih bertarung pada pemilu mendatang
karena memang peluang keduanya lebih besar
pada pemilu mendatang. Sekarang tergantung
bagaimana mereka berdua bisa memanfaatkan
posisinya yg sekarang dalam 5 tahun ini untuk
mendapatkan popularitas dari masyarakat.
Caranya? Ya dengan menjalankan fungsi masing2
secara sangat baik.

Sementara Megawati saya perhatikan hanya akan menjabat
satu periode saja mengingat memang peran Megawati
saat ini sangat dibutuhkan seperti layaknya dulu
Cory Aquino di masa transisi.
Siapakah yg kelak akan menjadi Fidel Ramos nya Indonesia?
Apakah Amien Rais atau kah Akbar Tandjung?
Masih terlalu pagi kita bicarakan. Biarkan mereka menjalankan
fungsinya terlebih dahulu sekarang ini sebagai ketua MPR
dan ketua DPR.

Sementara itu, menurut perkiraan saya Matori Abdul
Djalil pada pemilu mendatang bisa saja menyodok bila
selama menjabat sebagai capres akan melakukan gaya
seperti ketika menjabat sebagai anggota MPR sekarang
yaitu dengan banyak terjun langsung ke lapangan
berdialog dengan rakyat untuk mencari tahu secara langsung
apa yg dibutuhkan oleh rakyat. Sementara Megawati lebih
kepada urusan memulihkan kepercayaan investor baik
lokal dan asing.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Sekali lagi Matori dan Faisal Basri

1999-10-19 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

From: Hadi Wijaja [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Sekali lagi Matori dan Faisal Basri
Date: Wed, 20 Oct 1999 01:58:57 +0700

  Kalau yang sudah lewat sih mau diapakan lagi. Yang penting saat ini
  bagaimana mengusahakan perekonomian berkembang, bukannya menyuruh mogok.
  Turun ke masyarakat jelas ada waktunya. Kalau sidang umum sedang digelar
  lalu keluar gedung untuk mengojok-ojok mahasiswa dan pegawai untuk
mengincar
  seseorang artinya tidak tahu malu. Soalnya Habibie yang diincar lebih
punya
  harga diri dari Matori dan Faisal Basri yang tidak tahu malu.
---
Maaf, tolong kasih informasi/pencerahan, Habibie punya harga diri yang
lebih
itu yang mana yah ?
Saya pribadi sih dukung banget keberanian Matori, karena biasanya di
Indonesia, kalau seseorang jadi pejabat, dia akan diam, menutup mata dan
hati terhadap keadaan di luar kebijakan pemerintah, tapi setelah turun,
wahhebat tuh, langsung jadi reformis sejati..



  Jelas tidak berhubungan kalau mengkaitkan kelakuan Suharto dengan
menyuruh
  mogok para pialang. Tidak ada hubungan pula data-data yang anda berikan
itu.
  Yang benar adalah para wakil rakyat itu membahas di dalam gedung. Kalau
mau
  dekat dengan rakyat itu bukan tugas MPR, tetapi tugas DPR. Dan itu
dilakukan
  bukan sekarang ini. Itu nanti mas. Kalau mau main pat-gulipat
mengerahkan
  massa, artinya politisi tersebut politisi preman yang tidak tahu tata
krama.
-
Saya juga nggak setuju dengan pengerahan massa, tapi saya juga nggak setuju
dengan politik uang dan politik agama.
Kalau mau fair, pengerahan massa itu bukan sebab, tapi akibat dari begitu
banyaknya "permainan", dari ucapan Amien Rais yang menyatakan bahwa yang
menolak Mega 65%, bahwa Mega itu anti Islam, dll,
Saya kadang-kadang heran.Megawati dikatakan tidak mewakili Islam, tapi
agamanya kan Islam ?
Yang saya tau, elit politik non PDI-P, selalu memberikan /mencari kelemahan
Megawati,
Mega diam, dikatakan Mega tidak punya visi, bodoh, dll (Buat saya, buat apa
punya Presiden IQ 170, kalau dipakai buat membodohi rakyat Indonesia ?)
PDI-P mengungkapkan fakta Baligate dikatakan PDI-P mempolitisir kasus ini
(kenyataannya sih memang iya, tapi apakah PDi-P harus diam ? dan membiarkan
kasus ini demi "tidak mempolitisir" kasus ini ?)
PDI-P mendekat ke TNI  Golkar putih, dikatakan PDI-P tidak konsisten, tapi
orang lupa bahwa Amien dengan antipatinya terhadap Mega, PPP dengan
penolakan terhadap presiden wanita, PBB dengan penolakan terhadap presiden
wanita dan juga tentunya sudah menerima uang 1,5 M, partai keadialan yang
juga menolak presiden wanita.

Coba kita gunakan logika, pihak-pihak yang dikatakan reformis, tapi sejak
awal sudah antipati ? Bagaimana bisa didekati ?
Memang sulit kalau sudah apriori.apapun yang dilakukan pasti salah.


Lho Megawati mereformasi p`apa sih?

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Orang Keturunan Ketiga

1999-10-19 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Wah, saya paling suka baca gratisan. Paling baca di Barnes  Nobble. Yang
jelas saya selalu ingat yang kayak ginian. Berhubung anda sudah baca secara
lengkap, anda bisa sebutkan bahwa ada enggak cerita itu? Saya rasa jauh
lebih gampang deh. Kan enak dan jauh lebih simple.

Setelah ada klaim dari anda bahwa cerita saya tidak benar, maka akan saya
perlukan lagi untuk mencari cerita-cerita itu. Nah, bagaimana? Anda di mana
sih? Kalau di Indonesia ada buku-buku kisah tiga kerajaan berujud cergam.
Layoutnya dibuat bagus, sampulnya putih, berukuran saku (rada
gede...tanggung deh), dan berjilid. Mungkin terbitan Gramedia. Sudah lupa
mas, sudah bertahun yg lalu. Biasanya dijajarkan bareng-bareng buku teorinya
Sun Tzu. Pokoke berani taruhan deh pasti ada! Coba baca lagi dengan
teliti:).


Jeffrey Anjasmara.

'
From: Hadi Wijaja [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Orang Keturunan Ketiga
Date: Wed, 20 Oct 1999 01:06:17 +0700

  Kalau anda baca Kisah Tiga Kerajaan, cara menguasai suatu negara adalah
  dengan menyusupkan keturunannya ke kerajaan musuh. Berhubung jaman dulu,
  caranya norak sekali, yaitu menghamili seorang putri jelita, lalu sang
putri
  ini dihadiahkan kepada negara musuh. Setelah lahir, anak ini dididik
oleh
  sang putri dengan doktrin-doktrin untuk menghancurkan ayah tirinya
(yaitu
si
  raja musuhnya itu). Berapa waktu yg dibutuhkan? Bisa lebih dari 30
tahun!
--
kebetulan saya juga baca secara lengkap kisah tiga kerajaan, bisa anda
sebutkan nama tokoh yang berbuat seperti hal yang anda sebut tersebut ?
Hal ini penting, karena saya sering membaca tulisan anda dan karena anda
memberikan referensi, maka perlu di-check. Jangan sampai referensi itu,
diada-adakan untuk mendukung pendapat anda.

Trims

regards
HADI

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: 35% vs 65% (was: Re: Tanggapan atas komentar KKG)

1999-10-19 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 10/20/99 2:08:40 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Ah, lagu lama. Capek ngebalesnya..;)

Irwan:
hehehekenapa, baru sadar ya logika anda itu
adalah logika dagelan di penutup tahun 1999:)

Mbok ya lain kali itu kalau lempari logika
lebih hati2 lagi, jangan malah jadi seperti
senjata makan tuanhehehhee

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])

1999-10-19 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

Gimana kalau kita sewa saja Clinton yg kebetulan sebentar
lagi akan pensiun dari White House:)


Jangan ah, entar Lewinskinya dibawa-bawa lagi. Sudah enek tiap
hari denger soal dia Mendingan bawa si Ventura, gantikan
Prez kita sekalian; jadi kita bisa bentuk dinasti badut Indonesia.
Mending ketawa melulu, daripada pusing tiap hari



Re: [AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT]

1999-10-19 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Theo Syafii juga tuh. Jacob Tobing malah pentolan Golkar.


From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [AKBAR TANJUNG FOR PRESIDENT]
Date: Tue, 19 Oct 1999 21:51:42 EDT

Tetapi Akbar Tanjung tetap berasal dari Golkar, pernah menjabat dalam
kabinet
pimpinan Presiden Soeharto. Akbar Tanjung tetap identik dengan sebutan Pro
Status Quo.
(terlepas dari pernyataan setuju atau tidak setuju beliau dijadikan calon
presiden)

Mardhika Wisesa


Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote:
Hi... just pass a thought!




Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: 35% vs 65% (was: Re: Tanggapan atas komentar KKG)

1999-10-19 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Senjata makan tuan apaan?
Anda ini yang ngotot dari dulu 35 perse mulu.
Mana merasa menang lagi. Aduh;) Nggak ada untungnya
menang-menang lewat milis bung. Iya dehambil semua.
Saya kasih deh semuanya;_)


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: 35% vs 65% (was: Re: Tanggapan atas komentar KKG)
Date: Wed, 20 Oct 1999 02:11:14 EDT

In a message dated 10/20/99 2:08:40 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Ah, lagu lama. Capek ngebalesnya..;)

Irwan:
hehehekenapa, baru sadar ya logika anda itu
adalah logika dagelan di penutup tahun 1999:)

Mbok ya lain kali itu kalau lempari logika
lebih hati2 lagi, jangan malah jadi seperti
senjata makan tuanhehehhee

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Orang Keturunan Ketiga

1999-10-19 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

At 02:04 AM 10/20/99 -0400, you wrote:
Wah, saya paling suka baca gratisan. Paling baca di Barnes  Nobble. Yang
jelas saya selalu ingat yang kayak ginian. Berhubung anda sudah baca secara
lengkap, anda bisa sebutkan bahwa ada enggak cerita itu? Saya rasa jauh
lebih gampang deh. Kan enak dan jauh lebih simple.

Setelah ada klaim dari anda bahwa cerita saya tidak benar, maka akan saya
perlukan lagi untuk mencari cerita-cerita itu. Nah, bagaimana? Anda di mana
sih? Kalau di Indonesia ada buku-buku kisah tiga kerajaan berujud cergam.
Layoutnya dibuat bagus, sampulnya putih, berukuran saku (rada
gede...tanggung deh), dan berjilid. Mungkin terbitan Gramedia. Sudah lupa
mas, sudah bertahun yg lalu. Biasanya dijajarkan bareng-bareng buku teorinya
Sun Tzu. Pokoke berani taruhan deh pasti ada! Coba baca lagi dengan
teliti:).


Jeffrey Anjasmara.

'
From: Hadi Wijaja [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Orang Keturunan Ketiga
Date: Wed, 20 Oct 1999 01:06:17 +0700

  Kalau anda baca Kisah Tiga Kerajaan, cara menguasai suatu negara adalah
  dengan menyusupkan keturunannya ke kerajaan musuh. Berhubung jaman dulu,
  caranya norak sekali, yaitu menghamili seorang putri jelita, lalu sang
putri
  ini dihadiahkan kepada negara musuh. Setelah lahir, anak ini dididik
oleh
  sang putri dengan doktrin-doktrin untuk menghancurkan ayah tirinya
(yaitu
si
  raja musuhnya itu). Berapa waktu yg dibutuhkan? Bisa lebih dari 30
tahun!
--
kebetulan saya juga baca secara lengkap kisah tiga kerajaan, bisa anda
sebutkan nama tokoh yang berbuat seperti hal yang anda sebut tersebut ?
Hal ini penting, karena saya sering membaca tulisan anda dan karena anda
memberikan referensi, maka perlu di-check. Jangan sampai referensi itu,
diada-adakan untuk mendukung pendapat anda.

Trims

regards

M. Hadi,
Kayaknya M. Anjasmara ini membaca Sam Kok bersamaan dengan
bandit-bandit Liang San Bo atau mungkin buku-buku yang lain,
jadi tercampur-campur. Soalnya saya sendiri belum
pernah membaca ada adegan seperti yang dia sebutkan.
Adegan yang mungkin paling mirip juga adalah Dong Zhou yang rebutan wanita
dengan Lu Bu, tapi di sana tak ada tulisan bahwa Dong Zhou menghamili
Dian Chao.

M. Anjasmara,
Maaf kalau saya mendadak ikut campur begini, tapi saya tak pernah
dengar adegan yang anda sebutkan itu. Yang paling mirip sekali mungkin
adalah legenda Manchu, dimana ada satu suku yang dihancurkan Manchu,
dan pemimpin terakhir suku itu mengutuk kaisar Manchu bahwa entar
keturunannya akan menjatuhkan Manchu melalui perkawinan. Keturunannya
adalah Empress Dowager Cixi. Tapi kalau soal anak, itu mungkin anda
tercampur legenda Chin Shih Huang Ti, yang katanya sang Kaisar itu
bukan anak dari raja Chin, tapi anak seorang pedagang dan gundiknya
dan gundiknya itu dinikahi Kaisar Chin, padahal sudah hamil.
Mungkin yang saya duga itu benar?


YS