[ppiindia] Re: Semagat Sosialismus
salam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, givingnewhope [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi maksudnya kira-kira begini: Semua orang bekerja untuk sebuah badan (entah dalam scub state ataupun koperasi), kemudian badan yang bersangkutan akan mendistribusikan profit (baca: kelebihan) tersebut ke anggotanya dengan catatan mencukupi kebutuhan dasar anggota. Bila ada kelebihan, maka kelebihan itu akan didistribusikan seturut dengan kontribusi yang diberikan. Yach mirip2 dengan prinsip KUD di Indonesia lah. memang banyak kemiripan, namun banyak juga improvisasinya. misl. bedanya PROUT akan meniadakan private institutions yang umumnya menjadi halangan bagi pertumbuhan kooperasi ini. caranya awalnya dengan memberikan banyak keleluasaan bagi koperasi dan aturan dan kewajiban yang semakin memberatkan bagi private inst. dengan demikian ada iklim yang kondusif. tentu saja harus ada penghargaan dari masyarakat terhadap sistem ini. 3 syarat bagi kesuksesan kooperasi: 1. honest, trustworthy leaders. jadi bukan semata-mata melihat pendidikannya. bagi mereka yang memenuhi syarat I ini bisa saja diberikan kesempatan untuk higher education dan training, ini menjadi bagian dari insentif. insentif tidak semata dalam wujud uang. tujuan utama insentif selain memotivasi adalah agar mereka bisa bekerja/melayani lebih maksimal dengan kelebihan potensinya. mereka yang jadi nelayan juga berhak atas insentif jika lebih produktif dari yang lain. manager yang tidak produktif sudah seharusnya diganti dan tidak diberikan insentif/dikurangi. keputusan ada di tangan anggota/demokrasi. atau kalau jumlahnya besar dibentuk boards. 2. strict administration with transparent occounting to build confidence amongst the coop members and the public. 3. penghargaan dan penerimaan sistem koop oleh masyarakat luas. perlu ada edukasi akan keuntungan sistem ini bagi keadilan sos-ek. kekurangan kooperasi yg lain saat ini adalah banyak pemimpinnya yang melarikan aset, kooperasi jadi bangkrut atau rugi. syarat no 1 di atas menaggulangi problem ini. manusia semua punya kecenderungan negatif dan positif. iklim kapitalis sekarang kondusif bagi pemunculan yang negatif (konsumerisme, beli karena ingin bukan karena 'butuh', pake segala cara,...), sedang dalam PROUT kondusif untuk kecenderungan positif. iklim di semua strata kehidupan dalam sistem PROUT mementingkan human development, values, ethics, actualization, justice, and universalism or love for all beings, selain sistem edukasi yang mendukung ke arah ini. akhirnya akan membentuk SDmanusia yang berkualitas dan moralis. ini didukung pula oleh terjaminnya kebutuhan dasar bagi setiap orang. banyak orang terpaksa mencuri karena lapar, atau rakus karena mrp bagian dari budaya kapitalis. puas? salam, Wid Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Semagat Sosialismus
--- In ppiindia@yahoogroups.com, givingnewhope [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya belum sempat membaca prinsip2 prout (malahan baru denger), jadi maklum aja kalo salah nangkep maksud suz. yap, PROUT masih baru, walaupun diperkenalkan th 1959 oleh Sarkar. Di india PROUT movement sempat dilarang oleh Indira Gandhi Comunism di Bihar state. ribuan pengikut ditangkap dan dibui. Sarkar sendiri dipenjara 1971-78 dan beberapa kali dicoba dibunuh, sampai diracun dengan sianida, tapi gagal. akhirnya beliau protes dengan 5 tahun 2 bulan puasa (tiap hari hanya minum 2 cup air bercampur yogurt), beliau dibebaskan tanpa syarat setelah Gandhi digantikan. di dunia internsl PROUT baru mulai dipelajari. namun di beberapa tempat sudah dicoba dieksperimenkan. Chavez pres Venezuela sendiri 2 th lalu mengundang Proutist untuk mentraining pelaku ekonomi mereka dgn PROUT. di Brazil ideologi ini mendapat support dari kalangan aktivis, ekonom jurnalis. termasuk Noam Chomsky, kritikius US government kapitalisme terbesar sejak 30thn ini, mengatakan: what reasonable people hope for, I think, is a world system of a very different kind. Alternatif visions are crucials at this moment in history. Prout's cooperative model of economic democracy, based on cardinal human values and sharing the resources of th eplanet for the welfare of everyone, deserves our serious consideration. (in After Capitalism, by Maheshvarananda) salam, Wid Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Semagat Sosialismus
salam, ada benarnya juga. yakni Marx memandang bahwa setiap manusia punya harkat derajat yang sama, jadi berhak atas penghidupan yang layak. tetapi ia agak jauh di dalam mendefiniskan 'kesamaan' manusia ini. ia tidak melihat individual differences, bahwa manusia butuh aktualisasi, melampaui semata pemenuhan kebutuhan2 dasarnya. semua orang dikonrtol dari pusat. kebebasan nol dalam sistem komunis. menurut Amnesti Internasional, th 2001 saja di cina tidak kurang dari 4000 aktivis sosil-agama dieksekusi. 200-an aktivis Falun Gong mati tersiksa didalam bui. tak ada yang lupa dg T-Square th 1989? salam, Wid --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah Anda tidak keliru? - Original Message - From: halim hd [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Sunday, April 03, 2005 6:13 PM Subject: Re: [ppiindia] Re: Semagat Sosialismus tentang konsep manusia menurut marx, mungkin yang paling jernih dalam membahasnya adalah erich fromm. secara singkat manusia di dalam analisis konsep marx tentang manusia, dia (marx) tidak mel ihat manusia seperti mesin atau sekedar material. hhd. --- widyapati [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In ppiindia@yahoogroups.com, givingnewhope [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam balik maniez.. Saya comment yang ini aja deh: ** menurut Sarkar, kesalahan utama Marx adalah dia itu melupakan prinsip Diversity atau keanekaragaman. setiap orang kebutuhannya nggak sama berupa kebutuhan dasar doang, tetapi juga akan termotivasi untuk bekerja lebih jika ada reward extra. jadi menurutnya, selain dipenuhi kebutuhan dasar setiap orang, mereka yang bekerja lebih banyak seharusnya diberikan insentif/bonus. Sarkar menwarkan sistem yang menutupi kelemahan kapitalisme dan komunisme, disebut dengan PROUT (Progressive Utilisation Theory) Justru karena marx menyadari (bahkan sangat menyadari) bahwa diversity adalah sumber bencana. Sejarah sudah membuktikan pengelompokan manusia ke dalam strata-strata yang berbeda melahirkan ketidakadilan, ekslusivitas bahkan pengeksploitasian manusia besar- besaran. ** kesalahannya kapitalis adalah kebebasan penuh yang akhirnya menciptakan ketidakadilan. yang kuat akan selalu menang dan semakin makmur sedang yang lemah akan semakin terhimpit. di pihak lain, sekali lagi inilah kesalahannya Marx yang dipointed out. melupakan bahwa masyarakat itu punya kehendak bebas, adalah kumpulan individu, bukan kumpulan mesin-mesin yang bisa diperlakukan sama. di dalam sistem ini semua orang mendapat imbalan sama apakah dia dokter atau tukang sapu. coba mana orang mau termotivasi... Dia menganjurkan ekstrim yang kiri (kendali kaku) untuk menghindari ekstrim yang kanan (kebebasan). kendali penuh oleh state akan mengebiri kebebasan individu berkespresi, berkarya, sesuai dengan potensi alamiahnya. jadi sederhananya Marx melihat manusia seperti benda mati, nggak ada human psychology, apalagi spirituality. meski ia sendiri tidak pernah menentang spirituality lho, tetapi jalan spiritual tertutup dalam sistem ini. pendeknya manusia hidup cuman untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu doang, sangat materialistik... dalam PROUT, pada dasarnya pemenuhan kebutuhan pokok setiap orang harus dijamin. lalu insentif akan didistribusikan sesuai dengan sumbangsih perorangan berasal dari kelebihannya produk atau kekayan yang ada. dengan demikian tidak akan ada penumpukan kekayaan berlebihan, dan tetap ada motivasi dan kesempatan bagi yang berpotensi untuk berkarya semakin banyak. setiap orangpun tidak lagi tertekan memikirkan kebutuhan dasarnya melulu lihat sekarang setiap orang hidupnya nggak lebih buat cari nafkah/uang. di sistem baru ini hidup menjadi ladang untuk mengolah bakat dan hobi, seperti seni, budaya, servis, rohani, semua akan mendapat tempatnya. manusia menjadi penuh, aktualisasi kata Maslow. dalam PROUT teknologi tetap dikembangkan. tujuannya adalah efisiensi kerja. tetapi bukan memperkaya pemilik modal, namun dengan upah yang sama waktu kerja bisa dipotong, sehingga ada waktu extra buat di rumah.. Prinsip pertama PROUT adalah, tidak ada satu individupun diijinkan mengakumulasi kekayaan tanpa ijin atau persetujuan dari badan kolektif dua, harus ada pemanfaatan maksimal dari potensi alam, mental dan spiritual dari alam semesta ini tiga, harus ada pemanfaatan maksimal dari potensi fisik, metafisik dan spiritual dari individu dan masyarakat empat, harus ada penyesuaian yang tepat antara pemanfaatan potensi; fisik, metafisik, alam, mental, dan spiritual lima, metode pemanfaatan adalah bervariasi sesuai dengan perubahan waktu, tempat dan orang, dan sifat dari pemanfaatan ini adalah progresif Maka dari itu ia menciptakan sebuah sistem yang komunal serta melampau
[ppiindia] Re: Apa Yang Kurang Dari bangsa Sebesar indonesia?
salam, perubahan itu butuh ide yang konstruktif, selain cuma 'kritik'. kritik malahan bisa membuat yang dikritik itu semakin pinter dan mengubah cara-caranya agar semakin canggih dan tertutupi. Wid --- In ppiindia@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukankah dalam UUD 45 kekayaan alam dinyatakan sebagai kekayaan milik rakyat? Jadi, de iure tak ada orang asing yang mempunyai kewenangan merambah kekayaan alam kita. Masalahnya, bukanlah, rakyat tak mempunyai hak untuk mengolah, namun, kita harus lihat secara jeli, siapakah rakyat itu? Tidakkah pemerintah juga bagian dari rakyat? juga anggauta DPR? Bukankah mereka dipilih dari kalangan rakyat? Rakyat sendiri tak mungkin mengolah kekayaan alam. rakyat yang mana? dengan cara apa? dari mana modalnya? Jadi, yang namanya rakyat itu harus ditransform menjadi pelaku ekonomi yang mengelola. Dalam bentuk apa? Bentuk sosialisme, dimana tak boleh ada modal pribadi? dalam bentuk koperasi, dimana rakyat berkumpul dengan modal kecil? dalam bentuk kapitalisme, dimana yang memiliki modal dikalangan rakyat (Bob Hassan juga rakyat kan?) mengelola? Bagaimana jawaban bangsa kita? Salam Danardono --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: tidak ada yang kurang dari bangsa sebesar indonesia ini, yang kurang adalah rakyat tidak punya hak untuk mengolah kekayaan alam kita sendiri ... coba lihat saja bagaimana para penambang tradisional selalu ditertibkan demi kepentingan para penambang multi national ... yang kurang adalah rakyat ini selalu di intimidasi oleh para penguasannya sendiri, co ba lihat tingkah bejad para trantib di jakarta yang memperlakukan bangsanya sendiri seperti anjing yang tidak boleh berusaha dan cari makan .. tidak ada peraturan yang jelas yang membuat bangsa ini selalu terpuruk, dimata hukum tidak ada pembelaan sama sekali dari zaman penjajahan sampai zaman kemerdekaan yang dianggap sebagai jembatan emas bagi penguasa untuk memeras rakyatnya sendiri ... rakyat indonesia sekarang di larang untuk berusaha di negerinya sendiri sedangkan bangsa asing yang berusaha bisa menguasai seluruh property dan alam di indonesia, jadi wajarlah lah sampai hari kiamat bangsa ini akan tetap terpuruk salam, keterpurukan To: [EMAIL PROTECTED] ; ekonomi-nasional@yahoogroups.com ; proletar@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; ppiindia@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] ; filsafat@yahoogroups.com Apa yg kurang dari Bangsa sebesar Indonesia? Dilihat dari segi jumlah penduduk adalah yg terbesar ke 4 di jagad jonggring saloka. Dilirikdari potensi alam , duh luar biasa berlimpah ruah? flora-fauna dikabarkan adalah yg no 2 tebesar di bumi, sumber daya mineral jangan ditanya, siap didaya gunakan, sebutlah besi, timah, nikel, batu bara, aspal, seng, tembaga, dan Minyak gas bumi ada tersedia. Potensi laut dgn luas yg dari samudera hindia hingga pasifik menjanjikan sekali. Tanah bumi Indonesia tergolong subur, apa saja ditanam jadi, Palawija hingga tanaman holtikultura bermekaran jadi potensi siap panen? Iklim memberi harapan, wilayah tropis sep kita dgn curah hujan hampir tiap waktu, tanpa selingan salju dan dingin menjanjikan sekali bagi tumbuh kembangnya aneka hayati? Alam penuh dgn pegunungan, lekuk liku dan lembah juga pantai nyiur melambai mempesona siap dipotensikan jadi pariwisata bertaraf international. Sosial Budaya penuh aneka ragam manusia, eksotis dan kaya seni budaya. Penduduk aneka rupa dri kuning, coklat , hitam hingga putih bak pualam ?.Posisi amat strategis dipersimpangan dunia dan bisa menentukan kelancaran transportasi jagad?Bisa dikatakan Indonesia kita adalah untaian zambrud Khatulistiwa.. tiada dua dan nyata. Tapi realitas kita mengherankan semua ? Kenyataan berkata sebaliknya Negeri indah, kaya , strategis dan beraneka rupa adalah negeri para maling, wilayah konflik bersenjata, rawan gesekan antar Suku,Agama,Ras,Antar Golongan, penuh gerakan diam-diam bersenjata( teroris). Tempat suburnya koruptor leluasa meraup uang negara, kriminalitas menjadi-jadi, pornografi, kelaparan, inflasi dan manipulasi, sekaligus daerah penyelundupan paling menjanjikan di dunia? Peristiwa di nusantara jadi berita dunia. Bukan karena kekaguman atau daerah percontohan global, tapi selaku breaking News dan Headline media-media Internasional semacam CNN, Reuters, NHK dan AFP bagi berbagai bencana oleh-oleh Yang Kuasa bagi bangsa akibat kelancangan pelanggaran hukum Ilahi dan peristiwa konflik sipil yg belum reda hingga sekarang. Pasti ada yg kurang dgn kita? Apa coba? Seorang Tan malaka si Revolusioner Sosialist bapak pendiri bangsa pernah berkata; BANGSA INI KEKURANGAN WELTANSCHAUUNG Apa itu weltanschauung? ? Yaitu
[ppiindia] Re: Semagat Sosialismus
salam Prinsip utama PROUT sebenarnya adalah prinsip ala robin hood yang sudah diterapkan di amerika, dimana 'mencuri dari yang kaya untuk diberikan kepada yang miskin'. Sistem PROUT tentu saja bertujuan mulia, namun tidak menyentuh akar permasalahan (dengan asumsi insentif pada sistem prout diperoleh dari pajak berdasarkan jumlah kekayaan). ** anda salah ngerti, insentif itu bukan pajak atau semacam kewajiban bagi orang kaya, tapi maksudnya bonus bagi yang bekerja extra. lihat prinsip PROUT lainnya: no. 9 kebutuhan dasar semua orang dijamin sesuai dengan jamannya no. 10 surplus setelah distribusi kebutuhan dasar ini lalu dibagikan sesuai dengan nilai sosial dan produktivitas pelayanan individu no. 11 peningkatan standar hidup manusia adalah indikasi dari vitalitas suatu masyarakat misalnya; baik petani, tukang, guru, dokter, dll. semua dapet pendapatan minimum cukup buat membeli 5 kebutuhan dasar. setelah semuanya dapat yang minimum itu, kalau ada barang dan jasa/uang sisa, maka yang dokter dikasih bonus extra buat cicil mobil sehingga kerja dokter jadi lebih cepat/efisien. yang jadi guru bisa beli motor, dan yang petani cukup buat bayar angkot. suatu saat kalau barang dan jasa extra semakin banyak, yang dokter bisa gaji sopir, guru bisa beli mobil, petani bisa beli motor, gitu lho jadi ada penyesuaianstandar dari waktu ke waktu cara ngaturnya (misalnya) lewat upah minimum yang strict dan benar-benar cukup untuk kebutuhan dasar. lalu ada batas upah max disesuaikan dengan ketersediaan extra barang dan jasa. On the other hand, sistem ini mengalami kesulitan ketika mencoba untuk mendedefisikan arti 'orang kaya' pada perusahaan-perusahaan tbk. Ironisnya, fakta empiris menunjukkan bahwa kekayaan para kapitalis sebagian besar terdistribusikan (baca: terkamuflase) dalam perusahaan-perusahaan terbuka (tbk) dan bukan pada perusahaan-perusahaan perorangan (seperti agen konsultan, toko kelontong, dsb). ** dalam PROUT ada tiga bentuk badan usaha; 1. mayoritas badan usaha (dalam ukuran sedang)adalah berbentuk kooperasi, usaha bersama dan setiap anggota bekerja bersama di dalamnya. mis. usaha pertanian, dagang, jasa-jasa . 2. jika butuh badan yang besar dan kompleks, atau menyangkut orang banyak, maka badan ini dimiliki oleh negara. misalnya natural resources, jalan, jasa transportasi nasional, dll. 3. jika ukurannya kecil, cukup dimiliki oleh rumah tangga/individu, misalnya tukang cukur, tukang jahit,dll semua badan usaha melakukan produksi berdasarkan kebutuhan, bukan produksi untuk profit. perbandinagn antara jumlah produk dan permintaan dikendalikan stabil. jadi tak ada prs tbk. nggak ada kesempatan buat akumulasi kekayaan dlm PROUT . memang laju pembangunan jadi agak seret dibanding kapitalis, namun pasti buat kesejahteraan bersama. bagaimana dengan usaha milik negara yg cenderung dikorupsi?...di sinilah kontrol harus kuat, dari atas maupun dari masyarakat. dua, harus ada pemanfaatan maksimal dari potensi alam, mental dan spiritual dari alam semesta ini tiga, harus ada pemanfaatan maksimal dari potensi fisik, metafisik dan spiritual dari individu dan masyarakat Prinsip 'maksimal' dalam PROUT ini identik dengan pengeksploitasian manusia versi kapitalis dan (mungkin) komunis. Lalu apa kelebihannya? ** jauh sekali bedanya. pemanfaatan maksimal demi keuntungan bersama maupun invididu, dengan tetap melihat kepentingan-kepentingan lain (ada skala prioritas), lihat prinsip keempat (ada penyesuaian yang tepat dalam pemanfaatan...), ex. pengelolan SDAlam tanpa merugikan ekosistem. kerja keras untuk pemaksimalan potensi fisik dikurangi untuk memaksimalkan potensi mental dan spiritual, caranya waktu kerja semakin dipotong sehingga bisa berkarya dalam bidang seni atau praktek rohani, meditasi pada prinsipnya, setelah pemenuhan kebutuhan pokok, pemaksimalan fisik adalah kurang penting dibanding pemaksimalan mental, lebih kurang lagi dibanding spiritual. ini jauh dari isi pikirannya Marx. Kesimpulan: PROUT adalah ciptaan kapitalis untuk mencegah terjadinya revolusi sosial, namun tidak menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya yaitu 'gap kaya-miskin'. hahaha.. JK ***hahaha..kesimpulan anda tetap salah, sedikitpun anda belum paham. menurut Sarkar, ada dua cara revolusi. pertama adalah lewat aplikasi daya intelek (mis. kritik, propaganda ide baru, tekanan lewat media, oratory) tapi pada era kapitalis cara ini akan butuh waktu lama kalau nggak impossible. they (capitalists)are excessively cunning!! kasihan rakyat yang terjepit di bawah itu bisa nggak tahan lebih lama lagi. cara kedua adalah menggunakan kekuatan fisik. tentu application of physical force ini bisa saja bloody atau bisa saja tidak (bandingkan dengan revolusi ala Marx yang selalu violence). cara kedua inilah yang beliau anjurkan kalau anda memang serius merubah nasib bangsa. salam, WId Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child.
[ppiindia] Re: Semagat Sosialismus
salam Newhope... --- In ppiindia@yahoogroups.com, givingnewhope [EMAIL PROTECTED] wrote: Oke kembali ke pokok permasalahan, secara garis besar semangat marx kira-kira begini: Marx memimpikan sebuah masyarakat sosial yang adil dimana setiap manusia mendapatkan persamaan hak tanpa mengekslusifkan kelompok tertentu. Maka dari itu, seorang sufi kenamaan muslim (saya lupa namanya) pernah berkata: Marx itu kafir pikirannya tapi mulia hatinya.. ** menurut Sarkar, kesalahan utama Marx adalah dia itu melupakan prinsip Diversity atau keanekaragaman. setiap orang kebutuhannya nggak sama berupa kebutuhan dasar doang, tetapi juga akan termotivasi untuk bekerja lebih jika ada reward extra. jadi menurutnya, selain dipenuhi kebutuhan dasar setiap orang, mereka yang bekerja lebih banyak seharusnya diberikan insentif/bonus. Sarkar menwarkan sistem yang menutupi kelemahan kapitalisme dan komunisme, disebut dengan PROUT (Progressive Utilisation Theory) Cuma marx keliru. Ternyata sistem yang dirancangkannya itu tidak menyetuh akar permasalahan yang sebenarnya yaitu NAFSU MANUSIA. Sehingga tidak heran, komunis hanyalah melahirkan sebuah bentuk ditaktorisme tunggal. ** masalahnya juga adalah bahwa kekuasaan disentralkan pada state, bukan kepada rakyat, misalnya lewat koperasi rakyat diberikan kekuasaan mengurus ekonominya Yach, manifesto marxisme ini tidaklah salah seratus persen, cuma masih perlu improvement di sana-sini. Maka dari itu lahirlah sebuah konsep baru yang dikenal dengan sosialis-demokrat. Tujuannya cuma satu yaitu 'membatasi ruang gerak kapitalis' sehingga gap antara kaya- miskin yang melahirkan revolusi sosial akibat kemiskinan sebagaimana yang terjadi di prancis tidak terjadi. ** konsep sosialis demokrat ini juga dikumandangkan dalam World Social Forum Di Porto Alegre, Brazil - 2005. Chavez, Presiden Venezuela yang kuat memblok US empire adalah salah satu pendukungnya Sedemikian destruktifnya kapitalis dan liberalis ini, maka George Soros sendiri pernah berkata bahwa pasar Fundamental Liberal (sebagaimana yang dianjurkan oleh adam smith) pantas untuk dikendalikan. Liberalisme telah membawa dunia kearah malapetaka ekonomi dan sosial. Dan ia pun melanjutkan bahwa tujuan hidupnya saat ini adalah menjatuhkan rejim bush. Di mana kira2 Soros mengucapkan demikian? (sumbernya) trus apa maunya dia apa ada ide konstruktif? salam, Widya Salam, Giving Sumber: dari milis [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Chavez revolusi Bolivarian
salam, ada banyak hal menarik yang perlu dipelajari dalam revolusi Bolivarian. simak beberapa tulisan tentang presidennya, Chavez. lebih lengkap di http://en.wikipedia.org/wiki/Hugo_Ch%E1vez Chávez has made Latin American integration one of the centerpieces of his policies. This has come in many forms: the creation or extension of joint institutions like Petrosur, Telesur, and Mercosur; bilateral trade relationships with other Latin American countries, including arms purchases from Brazil, oil-for-expertise trades with Cuba, and a pipeline through Colombia. Venezeula's relationship with its neighbor Colombia has been rocky at times, though; with events like the Rodrigo Granda affair temporarily throwing the relationship into crisis. President Hugo Chávez and Saddam Hussein in 2000 President Hugo Chávez and Saddam Hussein in 2000 Venezuela has had a mostly antagonistic relationship with the United States for many reasons: Chávez's hawkish stance in OPEC, his public friendship and trade relationship with Cuba and Fidel Castro; and his numerous public statements in opposition to U.S. economic and foreign policy. In response to the ouster of Haitian President Jean-Bertrand Aristide in February 2004, with U.S. assistance, Chávez called U.S. President George W. Bush a pendejo (prick) and threatened to cut off all oil exports to the United States if it took any more action against his country. [4] (http://www.reuters.com/locales/newsArticle.jsp;:4042a149:0c1a48964cc2b5?type=worldNewslocale=en_INstoryID=4463411) He was also the first democratically-elected president to visit Iraqi President Saddam Hussein since the 1991 Gulf War, on August 11, 2000, and strongly opposed the 2003 invasion of Iraq. The United States has consistently opposed Chávez, though constitutionally elected, recognizing the Carmona government during the 2002 coup, calling Chávez a negative force in the region, and requesting support from Venezuela's neighbors in isolating Chavez. On 20 February 2005, Chávez stated that he had reasons to believe that the U.S. had plans to have him assassinated; he said that any attempt would mean that Venezuela would cut off oil to the U.S. [5] (http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/americas/4282603.stm) This was a claim first made a week before by Fidel Castro [6] (http://www.mercurynews.com/mld/mercurynews/news/world/10886111.htm?1c) [edit] Social programs Venezuela under Chávez has started numerous social programs: Barrio Adentro, an initiative to provide free health care to poor and underserved areas, Mission Robinson and Mission Sucre to increase literacy and basic education. The literacy programs are centered on learning to read and understand the Venezuelan Constitution and their inherent rights as Venezuelan citizens. These programs have been criticized as inefficient and incomplete by opposition figures but are widely heralded and appreciated by Chávez backers. Chávez speaks at an camp. (Photo: Marcello Jr/ABr) Enlarge Chávez speaks at an MST camp. (Photo: Marcello Jr/ABr) Many of these programs involve importing expertise from abroad; Venezuela is providing Cuba with 53,000 barrels (8,000 m³) of below-market-rate oil a day in exchange for the service of hundreds of physicians, teachers, and other professionals. (BBC) (http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/4035787.stm) The Ley de Tierras (Land Law), passed by decree in November 2001, created Plan Zamora to enact land reforms in Venezuelan agriculture: taxing unused landholdings, expropriating unused private lands (with compensation), and giving inheritable, unsellable land grants to small farmers and farm collectives. The rationale given for this program was that it would be part of generating food security for the country, a net food importer which has seen vast disinvestment in its rural areas since oil wealth was discovered. However, the eventual reach of such reforms is questioned as Venezuela has already near 90% of its population in urban settings. In early 2005 forced seizures were initiated against the law own provisions, dangerously politicizing the process of land redestribution. [edit] Media All of the five mainstream TV networks and most major mainstream newspapers oppose Chávez, but a small minority of the media is said to support him. Chávez claims the opposition media is controlled by the interests which oppose him, whereas the media accuse him of having intimidated journalists with his pronouncements and of allegedly sending gangs to threaten journalists with physical violence. In 2005, the Chávez government announced the creation of Telesur, a proposed Latin America-wide television network to compete with CNN en español and Univision. [edit] Labor Chávez has had a combative relationship with the nation's largest trade union confederation, the CTV, historically aligned with the Acción Democrática party. During December 2000 local elections, Chávez placed a referendum on the ballot to force internal elections within unions. The
[ppiindia] Re: Semagat Sosialismus
--- In ppiindia@yahoogroups.com, givingnewhope [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam balik maniez.. Saya comment yang ini aja deh: ** menurut Sarkar, kesalahan utama Marx adalah dia itu melupakan prinsip Diversity atau keanekaragaman. setiap orang kebutuhannya nggak sama berupa kebutuhan dasar doang, tetapi juga akan termotivasi untuk bekerja lebih jika ada reward extra. jadi menurutnya, selain dipenuhi kebutuhan dasar setiap orang, mereka yang bekerja lebih banyak seharusnya diberikan insentif/bonus. Sarkar menwarkan sistem yang menutupi kelemahan kapitalisme dan komunisme, disebut dengan PROUT (Progressive Utilisation Theory) Justru karena marx menyadari (bahkan sangat menyadari) bahwa diversity adalah sumber bencana. Sejarah sudah membuktikan pengelompokan manusia ke dalam strata-strata yang berbeda melahirkan ketidakadilan, ekslusivitas bahkan pengeksploitasian manusia besar- besaran. ** kesalahannya kapitalis adalah kebebasan penuh yang akhirnya menciptakan ketidakadilan. yang kuat akan selalu menang dan semakin makmur sedang yang lemah akan semakin terhimpit. di pihak lain, sekali lagi inilah kesalahannya Marx yang dipointed out. melupakan bahwa masyarakat itu punya kehendak bebas, adalah kumpulan individu, bukan kumpulan mesin-mesin yang bisa diperlakukan sama. di dalam sistem ini semua orang mendapat imbalan sama apakah dia dokter atau tukang sapu. coba mana orang mau termotivasi... Dia menganjurkan ekstrim yang kiri (kendali kaku) untuk menghindari ekstrim yang kanan (kebebasan). kendali penuh oleh state akan mengebiri kebebasan individu berkespresi, berkarya, sesuai dengan potensi alamiahnya. jadi sederhananya Marx melihat manusia seperti benda mati, nggak ada human psychology, apalagi spirituality. meski ia sendiri tidak pernah menentang spirituality lho, tetapi jalan spiritual tertutup dalam sistem ini. pendeknya manusia hidup cuman untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu doang, sangat materialistik... dalam PROUT, pada dasarnya pemenuhan kebutuhan pokok setiap orang harus dijamin. lalu insentif akan didistribusikan sesuai dengan sumbangsih perorangan berasal dari kelebihannya produk atau kekayan yang ada. dengan demikian tidak akan ada penumpukan kekayaan berlebihan, dan tetap ada motivasi dan kesempatan bagi yang berpotensi untuk berkarya semakin banyak. setiap orangpun tidak lagi tertekan memikirkan kebutuhan dasarnya melulu lihat sekarang setiap orang hidupnya nggak lebih buat cari nafkah/uang. di sistem baru ini hidup menjadi ladang untuk mengolah bakat dan hobi, seperti seni, budaya, servis, rohani, semua akan mendapat tempatnya. manusia menjadi penuh, aktualisasi kata Maslow. dalam PROUT teknologi tetap dikembangkan. tujuannya adalah efisiensi kerja. tetapi bukan memperkaya pemilik modal, namun dengan upah yang sama waktu kerja bisa dipotong, sehingga ada waktu extra buat di rumah.. Prinsip pertama PROUT adalah, tidak ada satu individupun diijinkan mengakumulasi kekayaan tanpa ijin atau persetujuan dari badan kolektif dua, harus ada pemanfaatan maksimal dari potensi alam, mental dan spiritual dari alam semesta ini tiga, harus ada pemanfaatan maksimal dari potensi fisik, metafisik dan spiritual dari individu dan masyarakat empat, harus ada penyesuaian yang tepat antara pemanfaatan potensi; fisik, metafisik, alam, mental, dan spiritual lima, metode pemanfaatan adalah bervariasi sesuai dengan perubahan waktu, tempat dan orang, dan sifat dari pemanfaatan ini adalah progresif Maka dari itu ia menciptakan sebuah sistem yang komunal serta melampau batas-batas peradaban manusia entah itu budaya, agama, atau apapun. Hanya saja pemikiran marx meleset, karena pada praksisnya, ternyata sistem yang diciptakannya itu berjipak pada subjektivitas penjalan sistem tersebut. Artinya, marx tidak menyentuh akar-permasalahan manusia yang sebenarnya yaitu 'hawa nafsu'. Karena, apabila sistem itu jatuh ke dalam tangan seorang manusia rakus maka akan melahirkan rejim ditaktorisme dan pengeksploitasian manusia. Tetapi bila dijalankan oleh tangan seorang bijak, maka KEMUNGKINAN BESAR melahirkan perdamaian, kesejahteraan serta keadilan. ** tangan bijak yang dimaksudkan hanyalah sebuah impian. Mengenai PROUT saya belum bisa berkomentar banyak karena memang ini info baru. Kira2 bisa anda jelaskan kelebihan sistem PROUT ini dibandingkan kapitalis dan sosialis? ** sudah di atas salam, Widya Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org
[ppiindia] Re: MASIH ADAKAH SOLUSI BAGI EKONOMI KITA?
IMF yang sudah jelas-jelas senjatanya para kapitalis buat menjajah negara-negara miskin kenapa masih saja diikuti. Argentina dulunya juga negara yang lebih baik tetapi akhirnya bangkrut gara-gara mengikuti ulah IMF itu. Alternatif yang bisa menjadi pilihan bangsa indonesia saya kira saat ini adalah desentralisasi ekonomi. perlu dibentuk unit-unit ekonomi berdasarkan wilayah, jumlah penduduk, etc. yang berusaha memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri. dari pangan, pakaian, kesehatan, pendidikan, dan perumahan. setip unit berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan sumberdaya lokal yang dimiliki sebelum mengimpor dari luar. ini akan menyerap banyak tenaga kerja. dan dengan demikian setiap unit akan menjadi self-independent. roda perekonomian dijalankan dengan sistem kerja-sama dan kooperasi. jadi tidak ada lagi orang yang menumpuk keuntungan, jadi tak ada lagi ulah menaikkan harga seenaknya demi keuntungan pribadi. Widya Economy as the content of life is a deadly illness, because infinite growth does not fit into a finite world. that economy should not be the content of life, has been told to the mankind by all its teachers; that it cannot be, is evident todayif the spiritual value of the inner man is neglected, then selfishness, like capitalism, fits the orientation better than a system of love for one's fellow beings. - E. F. Schumacher --- In ppiindia@yahoogroups.com, HMP [EMAIL PROTECTED] wrote: udah susah solusinya kecuali negara ini di BOT ke asing. - Original Message - From: Sang To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 31, 2005 5:05 PM Subject: [ppiindia] MASIH ADAKAH SOLUSI BAGI EKONOMI KITA? To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; proletar@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; Forum- [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; filsafat@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; revolusi- [EMAIL PROTECTED] ; MASIH ADAKAH SOLUSI BAGI EKONOMI KITA? BI berencana menaikkan tingkat suku bunga ( SBI)dari 6,5% jadi 8% . Tujuannya jelas yaitu menarik dana dari masyarakat maupun investor. Sebab obligasi dan surat utang yg diluncurkan BI sebelumnya kurang menarik minat dan dikhawatirkan rupiah makin melemah terhadap dollar dan nantinya berimbas pada downnya kondisi makro ekonomi dan bisa bergerak kearah krisis Ekonomi seperti yg dialami Argentina di tahun 2002. demikian kata analis Ekonomi menakut-nakuti. Sekarang saja rupiah cenderung terdevaluasi atas dollar akibat kekhawatiran pasar terhadap instabilitas politik dalam negeri oleh maraknya aksi tolak kenaikan BBM dan inflasi sebagai imbas naiknya BBM. Diperkirakan rupiah akan menembus Rp 9500 per 1 dollar dan rencana menekan inflasi ( kenaikan harga )bisa berantakan. Intervensi berkala akan dilakukan BI dan efeknya jika rupiah tidak dapat ditahan maka bisa menjadikan anggaran pemerintah menjadi devisit dan kebijakan kompensasi BBM sekaligus rencana subsidi rakyat buat pendidikan, kesehatan maupun raskin( beras buat rakyat miskin) bisa-bisa jadi tidak terlaksana.. rupiah yg jatuh akan menguras devisa Negara dan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bisa berakibat fatal yaitu keruntuhan makro Ekonomi disektor finansial sebagaimana tahun 1997 lalu. Salah satu sebab terdevaluasinya rupiah adalah naiknya suku bunga bank sentral America sebagai upaya pemerintahan Bush untuk menekan laju inflasi America. Bank sentral AS menaikkan suku bunga menjadi 2, 75 % dan merupakan yg ke tujuh kalinya sejak pertengahan tahun lalu.. ..ini akan makin membotakkan kepala Alan Greenspan si Gub the Fed. Diprediksikan dollar akan melemah baik terhadap Yen maupun Euro dimasa mendatang sebagai akibat dari kebijakan agresif Bush di Timur Tengah yg main gempur aja, sedang dia mengentuti PBB selaku badan Legal Dunia, yg mana hal ini mengkhawatirkan pasar ttg gejolak harga minyak mentah dunia yg sekarang saja telah bergerak ke level 57 $ dollar per Barrel. Hal ini memicu devisit anggaran pemerintah America baik oleh biaya perang di Irak dan Afghanistan yg diluar perkiraan, maupun pengeluaran Domestik America terhadap minyak , sedang utang pemerintahan federal America telah mencapai 7 trilyun $ dollar dan dikhawatirkan tidak dapat dibayar dan bisa-bisa berujung kolapsnya Ekonomi makro America dan keruntuhan Ekonomi global.. Maka rupiah jadi kurang menarik dimata pelaku pasar dan cenderung memegang dollar America akibat naiknya tingkat suku bunga bank Sentral si paman Sam. Dan imbas dari hal ini adalah turunnya cadangan devisa negara oleh upaya BI
[ppiindia] Re: Seandainya MNC hengkang dari NKRI
kalau boleh urun nih.. mereka mau hengkang? itu sih mimpi baik. mimpi karena sulit amat mana mau mereka meninggalkan surga SumberDayaAlam pasar indonesia. baik karena itu pertanda baik kalau memang benar terjadi. takut pengangguran atau kemiskinan? rasanya ini lebih baik daripada dihisap habis-habisan oleh lebah kapitalist itu. pada akhirnya kalau sudah habis madunya ya akhirnya juga Indo kan mati lunglai hanya tinggal tulang belulangnya asja. mereka itu lebah rakus, taringnya akan semakin besar kalau semakin dikasih ati. kembali ke tahun 60-an? komunis? belum tentu. banyak pilihan lain kalau mau kreatif dan terbuka. orang yang sama-sama menderita harusnya merasa senasib sepenanggungan, memikirkan nasib bangsa bersama-sama, bahu membahu dari bawah lagi, meskipun pahit dan berlumpur tetapi bangsa indonesia mampu membangun dirinya sendiri. optimis dan percaya diri.bukannya menyerahkan nasib ini pada lebah-lebah jahat itu. WD struggle is the essence of life --- In ppiindia@yahoogroups.com, MSAN [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa yang akan terjadi seandainya semua Multi National Corporation hengkang dari NKRI? 1. Pengangguran: mereka yang bekerja pada MNC, termasuk subordinat yang melayani kebutuhan MNC, akan kehilangan mata pencaharian; 2. Kemiskinan: penambahan jumlah penganggur secara otomatis memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat dan akibatnya jumlah orang miskin akan meningkat; 3. Kriminalitas: peningkatan jumlah orang miskin akan memicu perebutan roti kesejahteraan negara dan akibatnya kompetisi utk mempertahankan hidup [termasuk korupsi dan kejahatan-kejahatan lainnya] akan semakin tinggi; 4. Konflik Horizontal: adu domba terhadap perbedaan suku, agama, ras serta golongan akan lebih mudah terjadi dalam situasi yang serba kekurangan; NKRI akan menjadi pecah-belah; 5. Pencemaran Lingkungan: kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup akan kalah bersaing dengan kebutuhan pemenuhan hidup; pencemaran thd lingkungan hidup tidak akan menjadi prioritas lagi; 6. Hutang NKRI: hutang negara semakin menumpuk dan karenanya tidak akan pernah dapat terbayar, NKRI diblacklist dan diembargo; 7. Capital Flight: ketiadaan kepastian hukum dan keamanan akan menghalau investasi; orang-orang kaya akan melarikan modalnya ke luar negeri; 8. Kelaparan dan Amarah Rakyat: kombinasi dari nomor 1 sampai nomor 7 adalah amarah rakyat yang menyesali kebodohan mereka terhadap hasutan-hasutan provokator; 9. Senjata makan tuan: LSM-LSM tadah hujan menjadi bangkrut, menambah pengangguran dan kemiskinan; 10. Militerisme atau komunisme: NKRI kemudian menjadi negara militer atau komunis yg miskin karena mereka yg akan mampu menguasai rakyat miskin dan lapar... Bayangkan... back to sixties... h - Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - You care about security. So do we. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Chomsky on Barbarism
http://www.zmag.org/content/showarticle.cfm?ItemID=6925 Do you think one of the functions of the mainstream media in either not really allowing the - allowing for the vastness or the pity of the crimes that are deserved to be seen or really experienced - is that simply reflecting the prejudices and racism of American society, or is it actually creating the prejudices of American society? Chomsky: The media are, in this respect, just part of the general intellectual culture, which includes all of us, including you and me. I mean, we don't see, we prefer not to see the horrible crimes that are going on all the time, which we could do something about easily. So take say, we just passed the 10th anniversary of the Rwanda massacres, which were pretty horrible, maybe 8,000 people killed a day for a 100 days. Pretty awful massacre. And there's a lot of wringing of hands and lamentations about how we didn't do anything about it, we didn't intervene, we didn't send military forces, and so on, wasn't that terrible. Well yeah, it was pretty terrible, but let's take a look at today. Right now, about the same number of people, about 8,000 people, about 8,000 children in fact, are dying in southern Africa every day from easily treatable diseases. We add hunger, it's going to go way up, let's keep to easily treatable diseases. That's Rwanda-level killing among children only, in southern Africa, not for 100 days, but every day. There's a very easy way to deal with it, namely bribe pharmaceutical corporations to provide them with drugs and the limited infrastructure that's required. [But almost no one is] talking about it. I mean that's far worse than Rwanda. Furthermore if we go a step further and ask ourselves - speaking of barbarism - what kind of society do we live in where the only way we can think of preventing Rwanda-level killing among children everyday is by bribing private tyrannies to do something about it. I mean that itself is beyond barbarism. But we accept that, we don't think about it, we prefer not to think about it. It's not that we worry about small crimes rather than big ones, it's that attention is focused on anything that's done against us. What we do to others just doesn't matter. And it's not specific to the United States, it's quite general. It's an unfortunate part of dominant cultures and powerful societies. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[nasional_list] [ppiindia] INDONESIA 1965-Second greatest crime of the century
** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** what is the truth? is is out there? or hasn't found yet? http://www.workers.org/indonesia/chap1.html CH 1 - The Bloodbath Between October 1, 1965, and April or May of the following year, the right-wing military regime of Generals Nasution and Suharto seized power and consolidated its strength in Indonesia. In that scant seven months as many as a million people were slaughtered. The rising toll of victims appeared occasionally in the press here, recorded with little more passion than a sports score. Some accounts of the appalling massacres did in time find their way into the papers of London and New York. Their tone was fatalistic, implying that the unbelievable carnage described was the product of a bloodlust and disregard for human life inconceivable to civilized Westerners. There was no sense of urgency about these reports, as though nothing could be done to stem the gory tide. No member of Parliament or Congress rose to condemn the butchery. No relief or rescue agencies attempted to intervene on behalf of the political prisoners. Only a few isolated voices in the West tried to raise an outcry in the face of such awful silence. Over four years later [in 1970], several hundred thousand political prisoners still rot in jail. There have been repeated purges of the armed forces and the civil service. The fascist military regime is debating whether or not to carry out mass executions, claiming it no longer can afford to feed the mass of prisoners. American capital is moving into Indonesia once again to explore offshore areas for oil, reactivate existing wells, and mine copper in West Irian. Properties nationalized under President Sukarno have been returned to their U.S. and European former owners. Indonesia seems to be right back where it was before World War II, before the rising nationalist movement swept out the Dutch and the 3,000 separate islands of the Netherlands East Indies united in the new and militant Republic of Indonesia. How did it happen? And what really happened? There is a standard phrase that appears in all the Western news accounts. It is the attempted Communist coup. The massacre of hundreds of thousands of civilians was justified, so this official account goes, as a reaction to an attempted coup by the Communists on September 30, when six right-wing army generals were killed. THE STRANGE ATTEMPTED COMMUNIST COUP The dictionary defines the words coup d'etat as the sudden, forceful overthrow of the government; literally it means a blow against the state. Since the events continue? open http://www.workers.org/indonesia/chap1.html Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **
[ppiindia] The Capitalist Age(1)
The Capitalist Age(1) By Shrii Prabhat Ranjan Sarkar Both the warrior class and the intellectual class like to enjoy material wealth, though their methods of accumulating material objects are different. The capitalists/ business class, however, are more interested in possessing material objects than enjoying them. Looking at their possessions, or thinking about them, gives them a certain peace of mind. So in the Age of Capitalism the practical value of material goods is less than at any other time. They gradually become inert both literally and in financial terms. This is the greatest curse of the Commercial Age, because the less the mobility of material goods, that is, the greater their stagnation in different spheres, the more harmful it is for the common people. In the warrior and intellectual Ages it is very rare for people to die of starvation while grains rot in the warehouses. Although there is disparity of wealth in the Warrior(2) and Intellectual Ages, warriors and intellectuals do not kick others into a pit of privation, poverty and starvation while they themselves enjoy their wealth. This is because they see other people as tools to be used for the purpose of exploitation, but do not see them as the wellspring of exploitation as capitalists do. To a capitalist, the laborers/workers, the warrior/military class and the intellectuals are not only tools to be used for exploitative purposes, they are the wellspring of exploitation as well. The capitalists gain material objects of enjoyment through the physical efforts of others; or directly through mental efforts; or sometimes through such physical efforts, sometimes through mental efforts, and sometimes through both simultaneously, according to the situation. So in this respect the capitalists are similar to the intellectuals. However, the difference is that when the intellectuals acquire objects of enjoyment, they do not let others know that that is their intention; they resort to various types of logic, quote from the scriptures, fake indifference, and employ many other techniques. The capitalists do not do such things. In this regard at least, they are more straightforward than the intellectuals. They do not hide their intentions, which are to accumulate an increasing number of objects of enjoyment. As intellectuals are to some extent guided by conscience, they do not utilize their intellects solely to accumulate objects of enjoyment. If they develop a greater degree of conscience or if their intellects increase, they will often neglect to do this altogether. But this never happens with capitalists, first of all because they are somewhat lacking in conscience. And secondly, if any of them do have a bit more conscience, they will satisfy it by making donations according to their convenience, priorities or inclination, but they will never stop accumulating objects of enjoyment. A capitalist with a conscience may donate a hundred thousand rupees at a moment's notice, but while buying and selling he will not easily let go of even a [single penny]. The consequences of accumulating material objects of enjoyment are not the same for capitalists as they are for intellectuals, either. Because they generally spend some time thinking about higher pursuits, intellectuals do not ideate on objects of enjoyment. But capitalists do. As a result they one day take the form of matter. Capitalist Mentality Whatever glory the capitalists gain, they gain at the risk of their lives. In this regard they are definitely greater than the intellectuals and may also be greater than the warriors. The capitalists always keep in mind the possible ups and downs in life and their personal profit and loss; thus they develop the capacity to adapt to a wide variety of situations. They are neither especially attracted to luxuries nor repelled by hardships. This is the key to their success. Capitalists are fighters, but their methods of fighting are different from those of the warriors or even the intellectuals. Actually they lack the powerful personalities of the warriors and are in fact the opposite -- weak personalities. They do not hesitate to sell their personal force, their society, their nation, the prestige of women, or national welfare, which the warrior class would never do. Intellectuals limit their fighting to the intellectual sphere, but this is not exactly the case with capitalists. Although they also fight intellectually, they do so only to make money. If an intellectuals and a capitalist ever engage in a purely intellectual fight, the intellectuals will win. But if the fight is between their urges for financial gain, the capitalist will win; the capitalist will lock the intellectuals' minds up in their iron safes. Capitalists perceive the world through greedy eyes. They do not have the capacity to correctly or fully understand worldly issues. They do not understand anything except the economic value of things. Their commercial outlook is not confined to the