[RantauNet] Fw: [Nasional] Perjuangan PLO, Masihkah Akan Panjang?

2002-04-10 Terurut Topik Titik

- Original Message -
From: Sato Sakaki [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 10, 2002 9:34 AM
Subject: [Nasional] Perjuangan PLO, Masihkah Akan Panjang?


 Perjuangan PLO, Akankah Berakhir?
 Oleh: Sato Sakaki

 PLO adalah singkatan dari Palestine Liberation
 Organization yang di Indonesia dikenal sebagai
 Organisasi Pembebasan Palestina. Organisasi yang dalam
 bahasa Arab disebut Munazzamat At-Tahrir  Filastiniyah
  ini dibentuk tahun 1964 di Kairo sebagai wadah
 politik berbagai organisasi gerilya Palestina yang
 bercita-cita mendirikan sebuah negara Palestina yang
 demokratis dan sekuler, dengan jalan melenyapkan
 Israel.

 Ada sejumlah organisasi gerilya yang tergabung dalam
 PLO. Yang paling menonjol adalah Al Fatah yang
 dipimpin Yasir Arafat yang menjadi ketua PLO sejak
 tahun 1969,  kemudian People's Front for the
 Liberation of Palestine atau Front Rakyat bagi
 Pembebasan Palestina disingkat PFLP yang dipimpin
 George Habash, seorang Kristen berpandangan Marxis,
 kemudian  PDFLP, singkatan dari Popular Democratic
 Front for the Liberation of Palestine atau Front
 Rakyat Demokratik bagi Pembebasan Palestina, yang
 dipimpin Nayef Hawatmeh, seorang komunis yang condong
 ke Beijing, dan General Command atau Komando Umum PFLP
 pimpinan Ahmad Jibril, seorang pengikut almarhum
 Presiden Syria, Hafiz al Assad.

 (Belakangan, organisasi George Habash dan Nayef
 Hawatmeh sempat tidak diikutsertakan dalam
 pemerintahan Arafat di wilayah Tepi Barat dan Gaza
 atas desakan Amerika.)

 Organisasi-organisasi gerilya PLO semula melancarkan
 serangan terhadap Israel dan kepentingan Israel dari
 wilayah negara Arab yang mendukung mereka. Selain itu
 mereka juga melakukan berbagai aksi terhadap
 negara-negara yang mereka tuduh membantu atau
 mendukung Israel.

 Sampai tahun 1971 mereka umumnya beroperasi dari
 pangkalan-pangkalan di wilayah Yordania dengan markas
 di Amman. Tetapi kehadiran  gerilya Palestina yang
 bersenjata semakin lengkap dan kuat dan dipandang
 bertindak sebagai negara dalam negara, apalagi
 membajak pesawat dari wilayah Yordania, menyebabkan
 kemarahan Raja Hussein, yang dikenal sebagai sekutu
 Barat.

 Bulan September 1970 angkatan bersenjata Yordania
 melakukan pembersihan atas pangkalan-pangkalan gerilya
 PLO. Peristiwa yang oleh pihak Palestina dikenang
 sebagai September Hitam itu akhirnya memaksa mereka
 mengalihkan pangkalan gerilya ke Libanon dengan markas
 di Beirut.

 Bulan Juni 1982,srael melancarkan serangan
 besar-besaran ke Libanon untuk membersihkan
 pangkalan-pangkalan gerilya PLO dari sana. Tentara
 Israel menyerbu sampai ke Beirut dan mengepung Yasir
 Arafat beserta pasukannya di Beirut Barat.
 Sejumlah negara kemudian turun tangan menyelamatkan
 Arafat, yang terpaksa setuju memindahkan
 markasbesarnya ke Tunis, Tunisia.

 Setelah runtuhnya Uni Sovyet, Arafat bersikap lebih
 lunak pada Israel dan berusaha mendekati Amerika
 Serikat. Atas desakan Amerika, PLO bersedia merevisi
 Piagam Pendirian PLO dengan menghilangkan kata-kata
 yang menyerukan penghancuran Israel. Tetapi, seperti
 sikap negara-negara Arab, PLO tetap menuntut
 pengunduran Israel dari wilayah-wilayah yang diduduki
 sejak Perang tahun 1967 seperti yang diserukan
 Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 242. Tetapi Israel
 tetap berkeras agar dijamin point kedua resolusi Dewan
 Keamanan nomor 242 itu yang berbunyi: penghentian
 pernyataan dan tindakan permusuhan serta menghormati
 dan mengakui kedaulatan, keutuhan wilayah dan
 kemerdekaan politik setiap negara di kawasan itu,
 serta  hak mereka untuk hidup tenang dalam perbatasan
 yang aman  dan diakui, bebas dari
 ancaman-ancaman dan aksi kekerasan.  Untuk ini Israel
 menuntut berunding langsung dengan negara-negara Arab
 tetangganya, tetapi ini ditolak negara-negara Arab
 karena berunding langsung sama dengan mengakui Israel.

 Mesir akhirnya setuju berunding langsung dan
 memperoleh kembali Jazirah Sinai dengan Perjanjian
 Camp David. Imbalannya: negara itu mengakui keberadaan
 negara Israel.

 Usaha Arafat dan PLO untuk mendapat tempat berpijak di
 Palestina akhirnya membuahkan hasil  dengan
 persetujuan Oslo tahun 1993. Berdasarkan perjanjian
 itu, Israel mengalah mengizinkan Arafat dan pemerintah
 pengasingannya pulang ke Palestina dengan menempati
 Jalur Gaza dan kota-kota penting di Tepi Barat (Yudea
 dan Samaria), yang dimulai dengan Jerikho, kemudian
 disusul Ramallah, Jenin, Tulkarm, Bethlehem, dan
 terakhir Hebron. Dan sebagai imbalan PLO mengakui
 eksistensi Israel sebagai negara dan berjanji akan
 meninggalkan kekerasan sebagai sarana perjuangan.

 Sementara itu perundingan berlanjut bagi apa yang
 disebut dengan penyelesaian akhir.  Tetapi
 perundingan ke arah penyelesaian akhir ini menghadapi
 banyak kesulitan. Kesulitan itu antara lain tuntutan
 pihak Palestina bagi pembentukan negara Palestina
 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota. Ini ditolak
 Israel yang sudah menetapkan 

[RantauNet] Fw: Berita Al-Zaitun Indramayu

2002-04-10 Terurut Topik ENIF

Assalamualaikum ww
Sato ciek..mamak2 bundo2 dunsanak kasadonyo.
Iko ado tambahan kaba untuak bahan diskusi, mudah2an ado manpaaik nyo

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 10, 2002 8:56 AM
Subject: Fwd: Berita Al-Zaitun Indramayu
Ada info yang patut dicermati   semoga bermanfaat.

--- In [EMAIL PROTECTED], Afdal Zikri Mawardi, Ak [EMAIL PROTECTED]
wrote:

Orang Tua Korban NII KW-9 Desak Pemerintah Usut Ponpes Al-Zaitun
Reporter: MMI Ahyani

detikcom - Bandung, Forum Masyarakat Korban (FMK) Komandemen Wilayah
(KW) 9 Negara Islam Indonesia (NII) meminta aparat keamanan untuk
menyelidiki lebih lanjut dugaan penyalahgunaan pendidikan di Pondok
Pesantren Ma'had Al-Zaitun untuk mengkader dan merekrut anggota baru.

Anggota FMK KW-9 yang terdiri dari sejumlah orangtua yang
merasa kehilangan anak setelah mengikuti kegiatan-kegiatan di
pesantren itu juga mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan makar
gerakan NII itu.

Desakan para orangtua itu disampaikan sejumlah perwakilan FMK KW-9
yang mendatangi Komisi E DPRD I Jabar di Bandung, Kamis (22/11/2001).
Dalam pengaduan yang berlangsung sampai sore itu, delegasi FMK KW-9
dipimpin ketuanya Krisman Soleh. Mereka diterima Wakil Ketua DPRD I
Jabar H Koerdi Moekri, Ketua Komisi E KH Rochyat Noor dan sejumlah
anggota dewan lainnya.

Menurut Krisman, mereka selaku orangtua merasa sangat dirugikan
dengan kegiatan NII KW-9. Anak-anak mereka yang semula patuh dan
soleh, tiba-tiba berubah membangkang dan tidak mau lagi melakukan
syariat agama. Usut punya usut dan selidik punya selidik, mereka
melakukan itu setelah mengalami di-baiat (diambil sumpah).

Anak saya yang dahulu rajin salat 5 waktu, sekarang tidak lagi
melakukan ibadahnya. Katanya, kalau sudah melakukan salat akimuddin
seperti yang diajarkan di Ponpes Al-Zaitun itu, salat 5 kali sehari
menjadi tidak wajib lagi, tambah Lukman, salah seorang delegasi
lainnya.

Karenanya, mereka mendesak dewan agar meminta keterangan lebih lanjut
mereka yang diindikasikan terlibat dalam gerakan NII KW-9 maupun
pimpinan Ponpes Al-Zaitun itu.

Kami berharap, dewan dan aparat keamanan bisa memanggil segera Toto
Abdus Salam Panji Gumilang Syech AS beserta segenap pengurus lainnya.
Akan lebih baik, kalau kami juga diberi kesempatan berdialog
langsung secara terbuka dengan mereka, kata Krisman lagi.

Lebih lanjut, mereka menegaskan bahwa hendaknya pemerintah tidak
terbuai dengan kemajuan dan kemegahan fisik pondok pesantren yang
melejit secara fenomenal di Indramayu itu.

Justru hal itulah yang harus diselidiki dan menjadikan tanda tanya.
Ada apa sebenarnya. Orang luar mungkin tidak akan bisa merasakan apa
yang kami alami, 'kehilangan' anak kami yang sudah susah payah kami
didik sejak kecil agar taat beribadah maupun taat syariat agama,
tegas Krisman lagi.

Dari tulisan tangan lafal baiat yang harus diucapkan kader mereka,
para orangtua itu berkesimpulan sebetulnya gerakan NII KW-9 sudah bisa
dikategorikan makar terhadap negara kesatuan Republik Indonesia.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi E Rochyat Noor yang pada kesempatan
itu juga mengundang unsur Majelis Ulama Indonesia (MUI), kepolisian
dan Kodam, dan Departemen Agama meminta agar persoalan itu dibahas
secara jernih.

Saya kira aparat keamanan dan pemerintah sudah mengetahui hal itu
dan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Kiranya, perlu
ada kejelasan lebih lanjut dalam waktu dekat, harapnya.(mmi/t)

Beri tanggapan | Baca tanggapan | Print artikel | Kirim ke teman



  From:  Tasno BKC1070 Taslim [EMAIL PROTECTED]
  Date:  Fri Sep 7, 2001  1:46 am
  Subject:  Tentang Pesantren Al-Zaytun Indramayu



  Assalaamu'alaikum,



  Mohon untuk di jadikan perhatian. Benar atau tidaknya
wallahu'alam bisshawab.



  Surat Pengaduan Korban Pesantren Al Zaytun-Indramayu :

  ===



  Kepada Yth.

  Bapak-Bapak yang Berwenang dan Berilmu
  Di Republik Indonesia

  Perihal: pengaduan keberadaan Al Zaytun

  Assalamu$B!G(Balaikum warahmatullahi wabarakatuh.



  Dengan hormat,


  Kami yang bertanda tangan dibawah ini
  Nama: Nung Fadhilah
  Alamat: Jl Sawo Kecik Blok DD No 8 Cikutra Bandung

  Adalah orang tua dan wali santri dari

  Nama: Raymond Fadhil
  Kelahiran: Bandung 18 April 1990
  Alamat : Jl Sawo Kecik Blok DD No 8 Cikutra Bandung
  Status: Santri Al Zaytun angkatan 2001

  Dengan ini mengadukan kepada pihak-pihak yang terkait:
PemerintahIndonesia, MUI, Kejaksaan Agung RI, Kepolisian RI, DEPAG, DPR-MPR
dan
ORMAS ISLAM, sehubungan dengan keberadaan pondok pesantren Al Zaytun yang
berada di Indramayu. Bahwa ternyata banyak aqidahnya yang menyimpang dari
ajaran Islam. Sehingga banyak pula masyarakat yang dirugikan dari segi
materi fisik dan moral spiritual.

  Bagi ummat yang berkeyakinan sama dengan jama$B!G(Bah Al Zaytun

[RantauNet] Mungkin salah masuk..

2002-04-10 Terurut Topik rahim rahima

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dilihat dari alamat mail yang dituju dibawah
ini,nampaknya salah masuk(he..he..untung bukan surat
pribadi..)Atau saya yang masih bodoh,karena sdh
ketinggalan dgn Ilmu teknologi yang semakin maju.

Tapi rasanya enggak juga,karena dialamatkan ke
saya,maupun di CC kan kesaya juga kagak.

Jangan-jangan ada makhluk halus di alamat mail
rahimarahim ini.Masalahnya setiap hari ada saja
masuk mail-mail seumpama ini,terkadangmajalah 
Hidayatullah,majalah Hiwar,dan masih banyak lagi
segudang mail,yang membuat pekerjaan saya bertambah
dgn Mendeletepuluhan bahkan sampai ratusan kalau dua
hari saja saya yang buka mail.

Mohon,kalau ada diantara warga yang mengetahui ada apa
dgn mail saya ini?Yang lucunya ada surat orang
Pacaranyang begitu mesranya menggairahkan
sekali,terpaksa saya baca,habis masuk ke Japri,tapi
bukan tertuju pada saya..aneh...salah masuk...lagi.

Wassalam(rahimarahim)
Kalau yang dibawah ini agak lumayanlah..cuma humor
Makanya saya berani melontarkannya ke Umum..mana tahu
ada yang bisa jawab,masalah mail saya ini..

From: Erizal Syamsir [EMAIL PROTECTED] | Block
Address  | Add to Address Book 
 
To: Risnal Anwar [EMAIL PROTECTED], Arius
[EMAIL PROTECTED] 
 
Subject: SALURAN TELEPON 
 
Date: Wed, 10 Apr 2002 09:54:18 +0700 
 
 
 


Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR.
Seorang anggota dewan

yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu dan
serba kikuk.

Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah bekerja
atau punya ruangan

yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk
pintu ruangannya.

Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan
membawa

segulungan kabel. Wah..., ini pasti wartawan TV mau
mewawancarai

aku..., pikirnya dalam hati.

Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil
melihat jam dan mengangkat

telepon dia berkata : Maaf tunggu sebentar, saat ini
saya harus menghubungi

ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari
ini...

Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan
terlibat pembicaraan

tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut
'demi rakyat' atau

'kepentingan rakyat' keras-keras. Setelah selesai
sambil meletakkan gagang

telepon dia berkata pada dua orang tamunya tsb.

Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai

Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu
sama lain.

Akhirnya salah satunya berkata: Maaf pak..., kami
datang kesini mau

memasang saluran telepon bapak


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax
http://taxes.yahoo.com/

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Re: [RantauNet] [Rantaunet] Peringatan 100 tahun Bung Hatta

2002-04-10 Terurut Topik Andri Ca-An Mandai

 Salammu'alaikum, wr, wb.

Nampak-nampaknyo peringatan Satu Abad Bung Hatta (puncaknyo 12 Agustus bisuak) juga 
diperingati di Jakarta. Kalau ambo indak salah Fortune adalah Humasnyo acara tersebut. 
Nan alah dimulainyo situs Bung Hatta (www.bung-hatta.com). Alun langkok, tapi 
lumayanlah untuak mamulainyo.

Sabalunko, tanggal 14 Maret 2002 (hari wafat Bung Hatta) di Gedung Juang 45 Menteng 
Jakarta Pusat diadokan acara mengenang Bung Hatta. Payalanggaronyo Yayasan Marinda.

Di hari yang samo (14/3) Fortune madokan acara pulo di Gedung LIPI, tapi kayaknyo 
intern, persiapan acara Satu Abad Bung Hatta.

Sakian nan dapek ambo kabakan

Wassalam

@ndri

--

On Tue, 9 Apr 2002 10:44:35   
 hendra.messa wrote:


maaf menyela sebentar, nampaknya menarik pula, kalau peringatan 100 tahun
bung hatta dilakukan pula di Jakarta selain di Padang , karena akan lebih
besar gaungnya . Adakah lembaga yg akan mengadakan kegiatan serupa di
Jakarta ?
sebagaimana halnya tahun lalu peringatan 100 bung Karno yg begitu menggema
?

wassalam
Hendra



Is your boss reading your email? Probably
Keep your messages private by using Lycos Mail.
Sign up today at http://mail.lycos.com

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Re: [RantauNet] Besaran zakat profesi

2002-04-10 Terurut Topik Muhammad Arfian

Assalaamu'alaikum wr wb

Besarnya zakat profesi ditetapkan 2.5% berdasarkan pendapat ulama yang
bersandar pada hadits Rasulullaah SAW sbb:
Uang perak zakatnya 1/40. (Muttafaq 'alaihi)
Untuk zakat-zakat yang lain juga bersandar kepada hadits-hadits Nabi,
sebagai contoh adalah zakat peternakan yang bersandar pada hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik.

Dalam buku Fiqh Zakat Yusuf Qaradhawy disebutkan bahwa tidak terdapat
perbedaan pendapat ulama dalam hal besarnya zakat uang ini yaitu 2.5 persen.
Yusuf Al-Qaradhawy juga membantah keras beberapa peneliti dewasa ini yang
menganjurkan agar besar zakat ini ditambah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangaan keadaan.  Alasan yang dikemukakan antara lain : Hal tsb
bertentangan dengan nash yang jelas; bertentangan dengan ijmak ulama; bahwa
zakat adalah kewajiban, karena itu harus mempunyai sifat yang tetap, kekal
dan utuh; adapun kebutuhan dana bagi negara dewasa ini dapat diatasi dengan
pengadaan pajak lain disamping zakat.

Kalau boleh saya sedikit berpendapat, zakat adalah amalan yang diwajibkan,
masih ada amalan-amalan sunnah seperti infaq, shadaqah yang kalau kita mau
boleh kita keluarkan berapa saja. Seperti pendapat Angku SBN, nan gadang jan
malendo, nan cadiak jan manjua, jika ada misalnya seseorang yang tertimpa
musibah, tetangganya yang orang kaya tentunya mempunyai kewajiban yang lebih
besar daripada tetangganya yang biasa-biasa saja. Esensinya di sini adalah
kita laksanakan yang wajib dulu sebelum yang sunnah. Kalau yang wajib saja
belum mau, bagaimana seseorang mau melaksanakan yang sunnah?

Wallaahu a'lam bisshawab
Wassalaamu'alaikum wr wb
Muhammad Arfian
[EMAIL PROTECTED]
044-861-0217 (home)
090-3909-5742 (mobile)

- Original Message -
From: Titik [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 09, 2002 5:53 PM
Subject: Re: [RantauNet] Zakat profesi = Pajak penghasilan?



 - Dari mana datangnya besaran 2.5%?
 - Apo Islam itu bukan jalan tangah;
nan gadang jan malendo, nan cadiak jan manjua,
bahasa lainnya welfare states (masyarakat sejahtera)
 Samantaro sakian dulu
 SBN



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Re: [RantauNet] Besaran zakat profesi

2002-04-10 Terurut Topik Titik

Assalaamu'alaikum wr wb

Terima kasih banyak sanak M. Arfian atas info dari pandangan Yusuf Qaradhawy
tentang
zakat, sangat menarik. Sementara saya belum puas karena yang dibahas adalah
pandangan
mayoritas dari segi hubungan manusia dengan Allah dalam context waktu
Muhammad SAW
masih hidup. Dunia berubah itu adalah sunatullah, sehingga yang dihadapi
adalah masyarakat
yang majemuk, dan sangat tidak mungkin untuk membalikkan roda waktu kejaman
dahulu.
Kenyataan bahwa negara sekuler adalah praxis dunia sekarang dimana pajak
adalah
instrumen yang essensil. Sepintas saya lihat tujuan zakat itu salah satunya
ialah guna
mensejahterakan masyarakat atau welfare state, disini belum kelihatan benang
merahnya.
Sementara sekian dulu
Wassalam,
SBN

- Original Message -
From: Muhammad Arfian [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 10, 2002 4:07 PM
Subject: Re: [RantauNet] Besaran zakat profesi


 Assalaamu'alaikum wr wb

 Besarnya zakat profesi ditetapkan 2.5% berdasarkan pendapat ulama yang
 bersandar pada hadits Rasulullaah SAW sbb:
 Uang perak zakatnya 1/40. (Muttafaq 'alaihi)
 Untuk zakat-zakat yang lain juga bersandar kepada hadits-hadits Nabi,
 sebagai contoh adalah zakat peternakan yang bersandar pada hadits yang
 diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik.

 Dalam buku Fiqh Zakat Yusuf Qaradhawy disebutkan bahwa tidak terdapat
 perbedaan pendapat ulama dalam hal besarnya zakat uang ini yaitu 2.5
persen.
 Yusuf Al-Qaradhawy juga membantah keras beberapa peneliti dewasa ini yang
 menganjurkan agar besar zakat ini ditambah sesuai dengan kebutuhan dan
 perkembangaan keadaan.  Alasan yang dikemukakan antara lain : Hal tsb
 bertentangan dengan nash yang jelas; bertentangan dengan ijmak ulama;
bahwa
 zakat adalah kewajiban, karena itu harus mempunyai sifat yang tetap, kekal
 dan utuh; adapun kebutuhan dana bagi negara dewasa ini dapat diatasi
dengan
 pengadaan pajak lain disamping zakat.

 Kalau boleh saya sedikit berpendapat, zakat adalah amalan yang diwajibkan,
 masih ada amalan-amalan sunnah seperti infaq, shadaqah yang kalau kita mau
 boleh kita keluarkan berapa saja. Seperti pendapat Angku SBN, nan gadang
jan
 malendo, nan cadiak jan manjua, jika ada misalnya seseorang yang tertimpa
 musibah, tetangganya yang orang kaya tentunya mempunyai kewajiban yang
lebih
 besar daripada tetangganya yang biasa-biasa saja. Esensinya di sini adalah
 kita laksanakan yang wajib dulu sebelum yang sunnah. Kalau yang wajib saja
 belum mau, bagaimana seseorang mau melaksanakan yang sunnah?

 Wallaahu a'lam bisshawab
 Wassalaamu'alaikum wr wb
 Muhammad Arfian
 [EMAIL PROTECTED]
 044-861-0217 (home)
 090-3909-5742 (mobile)

 - Original Message -
 From: Titik [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, April 09, 2002 5:53 PM
 Subject: Re: [RantauNet] Zakat profesi = Pajak penghasilan?



  - Dari mana datangnya besaran 2.5%?
  - Apo Islam itu bukan jalan tangah;
 nan gadang jan malendo, nan cadiak jan manjua,
 bahasa lainnya welfare states (masyarakat sejahtera)
  Samantaro sakian dulu
  SBN



 RantauNet http://www.rantaunet.com

 Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
 ===
 Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
 http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

 ATAU Kirimkan email
 Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
 Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
 -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
 -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
 Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
 ===



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



RE: [RantauNet] [surau] Mungkin salah masuk..(mohon maaf)

2002-04-10 Terurut Topik rahim rahima

Assalamualaikum Wr.Wb.

Astagfirullahal adzim..

aduh..saya justru yang minta maaf nih..uda Erizal.
Saya memang benar-benar bodoh,ternyata Bcc itu ngak
kelihatan,saya tanya juga suami sama kagak
tahu.beneran lho,..ada surat orang yang mengirim ke
pacarnya buat saya,saya jadi ketawa sendiri.Makasih
deh..disengaja ataupun tidak disengaja.

Tapi benar,saya kira ada makhluk halusnya lho di mail
saya ini.Masalahnya banyak sekali,yang
aneh..aneh..tiap hari kerja saya mendelete,yang bukan
tertuju kepada saya.

Oh yah..berarti suku kita samaSikumbangkalau begitu
kita family(mamak saya berarti khan..?,aduh..saya ini
benar-benar orang bodoh,dan tak tahu dunia maya
lagi,berinternet,tapi ngak tahu.Maaf sekali
lagi.Sungguh saya bingung,karena terlalu banyak masuk

Suami saya Minang asli,dari Pd.panjang,suku
Pisang(saya tanya pada suami pisangnya pisang
apa,pisang ambon,atau pisang sisir,atau pisang
emas..?,suami saya jawab,memangnya sikumbang itu suka
terbang kemana-mana yah..kerjanya cuma menghisap orang
doang..?he..he..Sikumbang..sipisang..entah mana yang
dihisap,entah mana yang menghisap)
Maaf sekali lagi.
Wassalam (Rahimarahim) 
--- Erizal Syamsir [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalamualaikum Wr.Wb.
 
 Sanak Rahima nan jauah dinagari Fira'un,
 
 Ambo indak sangajo mam BCC kan ka email id sanak ,
 tanyato sanak lai indak
 bangih doh.
 Untuak itu sebagai manusia nan basipaek qhilaf dan
 Allah cuma nan basipaek
 qhadim, mako dikakhilafan ambo nantun, ambo mintak
 ma'af.
 
 Oh iyo., ambo Erizal Syamsir st Rangkayo Basa,
 suku Sikumbang umua 42
 tahun nan kini manataok di Duri-Riau.
 Salamoko ambo rajin manyimak buah kato nan sanak
 tuangkan bayiak di surau@
 ataupun di rantaunet@.
 
 Demikian sajo nan bisa ambo sampaikan dan salam juo
 untuak Sumando ambo ..
 
 Wassalam,
 
 -- basa --
 Banuhampu
 
 -Original Message-
 From: rahim rahima [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Wednesday, April 10, 2002 2:32 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [surau] Mungkin salah masuk..
 
 
 Assalamualaikum Wr.Wb.
 
 Dilihat dari alamat mail yang dituju dibawah
 ini,nampaknya salah masuk(he..he..untung bukan
 surat
 pribadi..)Atau saya yang masih bodoh,karena sdh
 ketinggalan dgn Ilmu teknologi yang semakin maju.
 
 Tapi rasanya enggak juga,karena dialamatkan ke
 saya,maupun di CC kan kesaya juga kagak.
 
 Jangan-jangan ada makhluk halus di alamat mail
 rahimarahim ini.Masalahnya setiap hari ada saja
 masuk mail-mail seumpama ini,terkadangmajalah 
 Hidayatullah,majalah Hiwar,dan masih banyak lagi
 segudang mail,yang membuat pekerjaan saya bertambah
 dgn Mendeletepuluhan bahkan sampai ratusan kalau
 dua
 hari saja saya yang buka mail.
 
 Mohon,kalau ada diantara warga yang mengetahui ada
 apa
 dgn mail saya ini?Yang lucunya ada surat orang
 Pacaranyang begitu mesranya menggairahkan
 sekali,terpaksa saya baca,habis masuk ke Japri,tapi
 bukan tertuju pada saya..aneh...salah masuk...lagi.
 
 Wassalam(rahimarahim)
 Kalau yang dibawah ini agak lumayanlah..cuma
 humor
 Makanya saya berani melontarkannya ke Umum..mana
 tahu
 ada yang bisa jawab,masalah mail saya ini..
 
 From: Erizal Syamsir [EMAIL PROTECTED] | Block
 Address  | Add to Address Book 
  
 To: Risnal Anwar [EMAIL PROTECTED], Arius
 [EMAIL PROTECTED] 
  
 Subject: SALURAN TELEPON 
  
 Date: Wed, 10 Apr 2002 09:54:18 +0700 
  
  
  
 
 
 Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR.
 Seorang anggota dewan
 
 yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu dan
 serba kikuk.
 
 Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah
 bekerja
 atau punya ruangan
 
 yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang
 mengetuk
 pintu ruangannya.
 
 Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan
 membawa
 
 segulungan kabel. Wah..., ini pasti wartawan TV mau
 mewawancarai
 
 aku..., pikirnya dalam hati.
 
 Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil
 melihat jam dan mengangkat
 
 telepon dia berkata : Maaf tunggu sebentar, saat
 ini
 saya harus menghubungi
 
 ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang
 hari
 ini...
 
 Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon
 dan
 terlibat pembicaraan
 
 tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut
 'demi rakyat' atau
 
 'kepentingan rakyat' keras-keras. Setelah selesai
 sambil meletakkan gagang
 
 telepon dia berkata pada dua orang tamunya tsb.
 
 Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai
 
 Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu
 sama lain.
 
 Akhirnya salah satunya berkata: Maaf pak..., kami
 datang kesini mau
 
 memasang saluran telepon bapak
 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax
 http://taxes.yahoo.com/
 
  Yahoo! Groups Sponsor
 -~--
 Buy Stock for $4
 and no minimums.
 FREE Money 2002.

http://us.click.yahoo.com/k6cvND/n97DAA/ySSFAA/IYOolB/TM

-~-
 
 Hai orang-orang yang 

[RantauNet] Fw: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka

2002-04-10 Terurut Topik Titik



Tipikal permasalan di nagari awak.
SBN
- Original Message - 
From: Mawi 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, April 09, 2002 11:36 PM
Subject: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka


- Original Message - 
From: Mawi 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, April 07, 2002 10:54 PM
Subject: Membela Tanah Pusaka


M E M B E L A T A N A H P U S 
A KA
 / 
Mawie Ananta Jonie.-


Bulan Agustus tahun 1995 aku pulang berlibur 
untuk pertama kali ke Indonesia. Setelah tiga
puluh satu tahun pergi. Orang Minang bilang; 
"Setinggi-tingginya terbang bangau, surutnya ke
kubangan jua".

Walaupun aku sudah memegang pasport Negeri 
Belanda. Yang berwarna merah tua. Tapi cin
taku pada Indonesia. Jangan ditanya. Cintaku 
pada Tanah Tumpah Darahku ini, tidak akan 
bisa "dipaling setan". Tidak hanya oleh karena 
merah atau birunya warna pasport yang kumili
ki.

Saat itu, Jendral Suharto masih berkuasa. Masih 
didengar orang mulutnya. Gemang mengaliri
seluruh batang tubuhku. Langkah terasa berat 
diayunkan di atas bumi Nusantara. Adakah ka
rena udara panas Ibu Kota? Ataukah karena aku 
tergabung di dalam barisan penentang Klik
Suharto-Orde Baru?

Aku menutup diri. Tidak ingin bertemu dengan 
teman-teman lama. Padahal kecamuk rindu nak
bersua bukan main besarnya. Bang J pernah 
sekali mengajakku ke rumah NM. Untuk mengha
diri peringatan empat puluh hari meninggal Bung 
K. Suaminya. Kubenam keinginan.

Suatu petang. Lutfi datang mengajakku 
pergi dengan autonya. Kami menyusuri jalan lama.Pe
lan-pelan. Masuk ke jalan baru. Akhirnya aku 
mengenal kembali Jakarta.

Selain dari pada itu pikiranku kucurahkan untuk 
perjumpaan dengan anak kemenakan. Untuk 
menampakkan diri kepada mereka. Menunjukan 
bahwa aku masih hidup. Hidup dalam artian
akan dapat memberikan dukungan moril. Bila 
mereka perlukan. Ibu mereka sudah lama tiada
lagi. Sewaktu mereka masih dalam masa 
kanak-kanak. Sembilan orang bersaudara.

Di lapangan terbang Sukarno-Hatta. Aku disambut 
dengan isak tangis. Hanya satu dua sajada
ri mereka yang kukenal. Masih sempat kugendang 
dan kupangku semasa bayi. 

Dalam perjalanan pulang menuju ke Cibinong. 
Kami "mengota". Tak berujung tak berpangkal. 
Di sini aku memfasihkan bahasa Minang -ku 
kembali.Karena jarang sekali kupakai selama 
tinggal di luar negeri. Puluhan 
tahun.

Edi. Kemenakan kandungku. Anak dari adik 
perempuan. Sebelum menuju ke rumahnya, diaba
wa kami pergi makan malam. Ke sebuah Warung 
Nasi Padang. Di Ranggunan. Undangan pemi
liknya .Si Rosdi. Dia ini anakMamak-ku. 
Adalah adik dari ayah Si Edi. Aku dengan Rosdi seba
ya. Maka itu di antara kami masih melekat 
kesan-kesan satu sama lain.

Di dalam "mengecek-ngecek" sambil makan 
terungkaplah persoalan tanah pusaka. Ada sebida
ng tanah sudah terjual. Dijual karena ayah 
Rosdi jatuh sakit keras.Penyakit tua. Butuh uang.
Maka Kakak telah diberi wewenang untuk 
menjualnya. Tentang ini,ketika masih di Tiongkok
aku telah mereka kabarkan. Hanya surat itu 
sampai sangat amat terlambat. Aku tidak bisa ber
buat apa-apa. Kecuali hanya 
penyesalan.

Konon pada masa dahulu kala. Ketika nenek 
moyang orang Minang membikin sawah dan ladang.
Telah dibuat batas-batasnya. Hingga jelas bahwa 
ini bagian Si Anu. Itu bagian Si Badu. Semua
tersurat pula di dalam pepatah yang berbunyi: 


 
"Sawah berpematang. Ladang `berbintalak`".

Ini menunjukkan bahwa berlakunya sesuatu 
ketentuan atas hak milik. Baik atas sawah maupun
atas ladang. Tampak semua dalam tanda-tanda 
batas. Bukan itu saja. Upacara kepemilikan a
tas sawah dan ladang selain disaksikan 
orang-orang bersangkutan juga dinyatakan dalam sum
pah. Sumpah dibuka pula dengan 
akata-kata:
 

 
"Amanat kalau tidak di pegang. Perbuatan kalau tidak 
dipenuhi".

Maka yang bersumpah akan dimakan sumpahnya 
sendiri. Yang bunyinya seperti di bawah ini:

"Ke 
atas tidak berpucuk. Ke bawah tidak berakar. Di tengah digirik
 
kumbang. Bagai kerakap tumbuh di batu. Hidup segan mati tak 
namuh".

Tentang kepusakaan sawah dan ladang itu 
sendiri. Pepatah menunjukkan begini:

 
"Ketek-ketek turun ke semak. Dari semak turun ke pekan.
 
Dari Ninik turun ke Mamak. Dari Mamak turun ke Kemenakan".

Setelah ke empat orang Mamak dan Kakak ku tiada 
lagi, maka urusan tanah pusaka ini seka
rang jatuh ke tanganku.

Suatu malam. Kumpul-kumpul dengan anak 
kemenakan. Tersingkap pula satu hal sebagai
berikut:

Si Munin. Kini menjadi Datuk dari kaumnya. 
Selain itu dia juga menjadi Pengetua dari seluruh
Datuk-Datuk dalam Nagari. Nampaknya kekuasaan 
yang dimilikinya cukup besar. Dapat ikut
menentukan "hitam-putih" Kampung dan 
Nagari.

Dia, anak Mamak-ku. Sewaktu anak sekolah. Kami 
sama-sama diasuh oleh ayahnya. Ya, Ma
mak-ku. Ketika masih hidup, Mamak adalah Datuk 
dari Kaum kami. Bergelar Datuk Talanai.
Si Muin tahu benar. Bahwa aku ini dijadikan 
ayahnya sebagai "penungkat" Datuk. Kemana be
liau pergi untuk menyelesaikan urusan dalam 
"dunsanak" aku diajak. Dengan hak suara penuh.

Sebelum Mamak yang tertua meninggal, beliau 
telah 

Re: [RantauNet] [IASMA1/B-BKT] Peribahasa Minang (2002-01)

2002-04-10 Terurut Topik Bandaro


Bilo mareply tolong dikuduang dih.

Mulo asano  Peribahasa Minangko diposting weekly oleh Dr Suheimi
RS Bunda-Pdg. Lalu baranti, lalu ambo taruhkan ...
bilo talakik, bilo angin lai .. angin buritan.
Bukuko juo lah pernah dijua di Balerong Rantaunet.

mak Ban, bogor
~


Elfiwadri Chaidir wrote:
 
 Uda Bandaro,
 
 Kok lai indak repor rasono, Rancak juo dilewakan agak sakali saminggu
 hal-hal nan sarupo iko
 Nan basifaik adaik istiadaik, patatah patitih ataupun pandangan hiduik urang
 minang. Dibidang ko
 Nampaknyo uda Bandaro banyak tau dari kami.
 Sadangkan di Bidang agamo Sdr Elthaf akan maisi jo caramah AA Gym
 Kok lai ka batukuak juo saketek banyaknyo aka, raso jo pareso ataupun
 kaimanan awak basamo
 
 Epi
 .



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Buku Minang (was Re: [RantauNet] Peribahasa Minang (2002-01))

2002-04-10 Terurut Topik Bandaro


RF ( Rantaunet Foundation ) alah bataun manjua buku
Adat Minang Pola dan Tujuan Orang Minang kar Amir MS.
Lah tajua di Rantaunet ko sabanyak sakitar 52exp.
Karano telah damikian banyak terjual sacaro pribadi eh oleh
RF, mako di cetakan tarakhia tercantum namo Rantaunet dihal 10.

Kini stok buku AMPdTOM ado 2 ( duo ) bh, arago Rp 31.000,-
kok dilabiahi ( dan keuntungan buku ) akan dimasukkan ke dana
abadi RF. Ongkos kirim sakitar Rp 8ribuan ka BPPN.

Pernah juo ado penjualan buku Peribahasa Minang. 
Tapi kini stok sadang habih.

Mudah-mudahan akhir April 2002 akan dimulai lagi panjualan
buku Minang dibalerong 'wakko.

Bandaro, Bogor
Penggalas buku Minang ateh namo RF
~




Iswandri wrote:
 
 assaalamualaikum wr.wb
 mak bandaro kalau mancari buku tentang alua adat minang di maa bisa di
 tamukan makatau kok ado sanak-sanak ambo nan lain nan tau..tampek
 mambali nyo.ambo mohon diagiah informasinyo.
 tarimo kasih.
 wassalam
 iswandri (kaltim)


RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Re: [RantauNet] Fw: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka

2002-04-10 Terurut Topik ries woodhouse

Pak Mawie Ananta Joni,
Cerita bapak sangat menyentuh perasaan sebagai orang Minang nan marantau jauah tapi hati tetap memimpikan Marapi jo Singgalang. kalau bulieh agieh lah hambo alamaiak e mail bapak. kami urang awak di Jenewa lai acok basuo. Siapo tahu bapak lai taragak manamui kami.Kan lai indak jauah bana do
Ries Woodhouse

From: "Titik" <[EMAIL PROTECTED]>
Reply-To: [EMAIL PROTECTED] 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [RantauNet] Fw: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka 
Date: Wed, 10 Apr 2002 12:52:22 +0700 
 
Tipikal permasalan di nagari awak. 
SBN 
- Original Message - 
From: Mawi 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, April 09, 2002 11:36 PM 
Subject: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka 
 
 
 
- Original Message - 
From: Mawi 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, April 07, 2002 10:54 PM 
Subject: Membela Tanah Pusaka 
 
 
 
M E M B E L A T A N A H P U S A K A 
 / Mawie Ananta Jonie.- 
 
 
Bulan Agustus tahun 1995 aku pulang berlibur untuk pertama kali ke Indonesia. Setelah tiga 
puluh satu tahun pergi. Orang Minang bilang; "Setinggi-tingginya terbang bangau, surutnya ke 
kubangan jua". 
 
Walaupun aku sudah memegang pasport Negeri Belanda. Yang berwarna merah tua. Tapi cin 
taku pada Indonesia. Jangan ditanya. Cintaku pada Tanah Tumpah Darahku ini, tidak akan 
bisa "dipaling setan". Tidak hanya oleh karena merah atau birunya warna pasport yang kumili 
ki. 
 
Saat itu, Jendral Suharto masih berkuasa. Masih didengar orang mulutnya. Gemang mengaliri 
seluruh batang tubuhku. Langkah terasa berat diayunkan di atas bumi Nusantara. Adakah ka 
rena udara panas Ibu Kota? Ataukah karena aku tergabung di dalam barisan penentang Klik 
Suharto-Orde Baru? 
 
Aku menutup diri. Tidak ingin bertemu dengan teman-teman lama. Padahal kecamuk rindu nak 
bersua bukan main besarnya. Bang J pernah sekali mengajakku ke rumah NM. Untuk mengha 
diri peringatan empat puluh hari meninggal Bung K. Suaminya. Kubenam keinginan. 
 
Suatu petang. Lutfi datang mengajakku pergi dengan autonya. Kami menyusuri jalan lama. Pe 
lan-pelan. Masuk ke jalan baru. Akhirnya aku mengenal kembali Jakarta. 
 
Selain dari pada itu pikiranku kucurahkan untuk perjumpaan dengan anak kemenakan. Untuk 
menampakkan diri kepada mereka. Menunjukan bahwa aku masih hidup. Hidup dalam artian 
akan dapat memberikan dukungan moril. Bila mereka perlukan. Ibu mereka sudah lama tiada 
lagi. Sewaktu mereka masih dalam masa kanak-kanak. Sembilan orang bersaudara. 
 
Di lapangan terbang Sukarno-Hatta. Aku disambut dengan isak tangis. Hanya satu dua saja da 
ri mereka yang kukenal. Masih sempat kugendang dan kupangku semasa bayi. 
 
Dalam perjalanan pulang menuju ke Cibinong. Kami "mengota". Tak berujung tak berpangkal. 
Di sini aku memfasihkan bahasa Minang -ku kembali. Karena jarang sekali kupakai selama 
tinggal di luar negeri. Puluhan tahun. 
 
Edi. Kemenakan kandungku. Anak dari adik perempuan. Sebelum menuju ke rumahnya, dia ba 
wa kami pergi makan malam. Ke sebuah Warung Nasi Padang. Di Ranggunan. Undangan pemi 
liknya .Si Rosdi. Dia ini anak Mamak-ku. Adalah adik dari ayah Si Edi. Aku dengan Rosdi seba 
ya. Maka itu di antara kami masih melekat kesan-kesan satu sama lain. 
 
Di dalam "mengecek-ngecek" sambil makan terungkaplah persoalan tanah pusaka. Ada sebida 
ng tanah sudah terjual. Dijual karena ayah Rosdi jatuh sakit keras. Penyakit tua. Butuh uang. 
Maka Kakak telah diberi wewenang untuk menjualnya. Tentang ini, ketika masih di Tiongkok 
aku telah mereka kabarkan. Hanya surat itu sampai sangat amat terlambat. Aku tidak bisa ber 
buat apa-apa. Kecuali hanya penyesalan. 
 
Konon pada masa dahulu kala. Ketika nenek moyang orang Minang membikin sawah dan ladang. 
Telah dibuat batas-batasnya. Hingga jelas bahwa ini bagian Si Anu. Itu bagian Si Badu. Semua 
tersurat pula di dalam pepatah yang berbunyi: 
 
 "Sawah berpematang. Ladang `berbintalak`". 
 
Ini menunjukkan bahwa berlakunya sesuatu ketentuan atas hak milik. Baik atas sawah maupun 
atas ladang. Tampak semua dalam tanda-tanda batas. Bukan itu saja. Upacara kepemilikan a 
tas sawah dan ladang selain disaksikan orang-orang bersangkutan juga dinyatakan dalam sum 
pah. Sumpah dibuka pula dengan akata-kata: 
 
 "Amanat kalau tidak di pegang. Perbuatan kalau tidak dipenuhi". 
 
Maka yang bersumpah akan dimakan sumpahnya sendiri. Yang bunyinya seperti di bawah ini: 
 
 "Ke atas tidak berpucuk. Ke bawah tidak berakar. Di tengah digirik 
 kumbang. Bagai kerakap tumbuh di batu. Hidup segan mati tak namuh". 
 
Tentang kepusakaan sawah dan ladang itu sendiri. Pepatah menunjukkan begini: 
 
 "Ketek-ketek turun ke semak. Dari semak turun ke pekan. 
 Dari Ninik turun ke Mamak. Dari Mamak turun ke Kemenakan". 
 
Setelah ke empat orang Mamak dan Kakak ku tiada lagi, maka urusan tanah pusaka ini seka 
rang jatuh ke tanganku. 
 
Suatu malam. Kumpul-kumpul dengan anak kemenakan. Tersingkap pula satu hal sebagai 
berikut: 
 
Si Munin. Kini menjadi Datuk dari kaumnya. Selain itu dia juga menjadi Pengetua 

Re: [RantauNet] Pemerasan ----- Please be careful

2002-04-10 Terurut Topik Rina Karin




Prof,

thank u sooo much for the story. We, especially 
women should take a lesson from the story.

Attach is slightly similar story but in 
different situation. With all the rape cases we heareveryday on the news, 
makes me wonder whether is there a saferplace to live in for women and 
children? but then again never forget thepower of berdoa..."Kepada Allah 
Kita Berserah".A STORY TO REMEMBER: 
(BERTAWAKAL KEPADA ALLAH)
Munira, a young 
Muslim university student, was home for the summer.Shehad gone to 
visit some sisters one evening  the time passedquickly as each shared 
their various experiences of the past year. She ended upstaying longer than 
she had planned. Evening came  Munira had towalkhome alone but 
she wasn't afraid because it was a small town and shelived only a few blocks 
away. As she walked along under the tallelm trees,Munira asked Allah 
to keep her safe from harm  danger. When shereached the alley, which 
was a short cut to her house, she decided to takeit.However, halfway 
down the alley, she noticed a man standing at theend,as though he was 
waiting for her. She became uneasy  began topray, askingfor 
Allah's protection. Instantly a comforting feeling of 
quietnesssecurity wrapped around her; she felt as though someone 
was walkingwithher. When she reached the end of the alley, she walked 
right pasttheman  arrived home 
safely.
The following day, 
she read in the paper that a young girl had beenraped in the same alley, 
just twenty minutes after she had beenthere. Feeling overwhelmed by this 
tragedy  the fact that it couldhave been her, she began to weep. 
Thanking the Lord for her safety to help this young woman, she decided 
to go to the policestation. She felt she could recognize the man, so she 
told them her story. Thepolice asked her if she would be willing to look at 
a line up to see if shecould identify him. She agreed  immediately 
pointed out the manshe had seenin the alley the night 
before.When the man was told he had been identified, he immediately 
brokedown  confessed.The officer thanked Munira for her bravery 
 asked if there wasanything they could do for her. She 
asked if they would ask the manone question. Munira was curious as to why he 
had not attacked her.When the policeman asked him, he answered, "Because she 
wasn't alone.She had two tall men walking on either side of 
her."
NEVER UNDERESTIMATE 
THE POWER OF PRAYER AND DO'A!He, who loses money, loses much; He, who loses 
a friend, losesmore; He, who loses FAITH, loses ALL. May Allah guide us all 
to thethe truth and keep us all on the 
straightpath.Ameen

  - Original Message - 
  From: 
  Prof. DR. 
  Ir. Zoer'aini 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, April 08, 2002 3:46 
PM
  Subject: [RantauNet] Pemerasan - 
  Please be careful
  
  
  Apakah dunsanak-dunsanak atau anggota keluarga atau 
  teman Anda pernah mengalami kasus berikut ini?? Apa yang harus 
  dilakukan??
  
  Pemerasan - Please be 
  carefulKejadian ini benar-benar menimpa teman saya yang bekerja 
  sebagai instruktur Aerobic di hotel berbintang lima pada tanggal 11 Maret 
  2002, pagi hari.Seperti 
  biasanya teman saya (x = wanita) pulang dari bertugas mengajar dihotel 
  berbintang lima pada jam 11:00 malam dan karena belum makan malam maka x pergi 
  bersama-sama dengan temannya wanita ke blok M dan mampir dipenjual gudeg 
  lesehan, setelah makan maka x berpencar dengan kendaraannya masing-masing dan 
  karena sudah larut malam dimana x mengendarai kendaraannya sendiri maka dia 
  melewati beberapa traffic light dikawasan blok M yang pada saat itu memang 
  sedang hijau, namun pada terafic light terakhir x tetap menjalankan 
  kendaraannya melewati lampu merah karena merasa takut diperas dilampu merah 
  yang masih banyak dengan pedagang asongan dan 
  pengamen.Dan pada saat itu 
  mobil patroli mengejarnya dan kemudian menyuruh x 
  minggir.Setelah mobil minggir, 
  mobil patroli (yang mengaku dari mabes) itu berhentiagak jauh dari kendaraan x (sekitar 200 meter. Kemudian x 
  keluar dari mobilnya ingin menunjukkan SIM dan STNKnya tapi polisi-polisi 
  tersebut (yang satu berperut gendut dan yang lain sedang dan menggunakan rompi 
  polisi sehingga tidak dapat terbaca nama mereka) berteriak, jangan bergerak, 
  kamu membawa senjata tajam ya!, dan yang satu menggeledah badan x dan yang 
  satu lagi mengecek mobil x. Pada saat itu polisi yang berbadan sedang 
  berteriak "ada shabu-shabu didalam mobil ini" dan kemudian dia bilang kepada x 
  "kamu ikut saya kekantor polisi" dan karena merasa tidak pernah menggunakan 
  barang tersebut dan merasa yakin bahwa dia akan diperas maka x bilang "saya 
  tidak akan kekantor polisi karena saya tahu saya 
  dijebak".Akhirnya kedua 
  polisi tersebut berembuk dan yang gemuk kembali kemobil patroli dan yang 
  sedang duduk dikursi sebelah pengemudi dan polisi itu menyuruh x untuk 
  mengemudikan kendaraannya.Sewaktu menyuruh x masuk kekendaraan dia berteriak "masuk 
  kamu 

[RantauNet] Sultan HB X Mendapat Gelar Kebesaran

2002-04-10 Terurut Topik Nusrizar

Ass, WrWb,

Kaba dari Kompas:
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0204/11/dikbud/sult09.htm


Sultan HB X Mendapat Gelar Kebesaran 

Yogyakarta, Kompas -Pimpinan kerabat Keraton
Yogyakarta yang sekaligus Gubernur Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono
(HB) X mendapatkan gelar kebesaran dari Istana
Pagaruyung. Anugerah kebesaran yang diterima Sultan HB
X itu merupakan yang kedua setelah sebelumnya penghargaan 
serupa diberikan oleh Negeri Sembilan, Malaysia. 

Positif bahwa gelar itu sudah kami berikan. Hanya
saja, upacara kebesaran secara adat Minangkabau baru
akan diselenggarakan di Istana Pagaruyung,
Batusangkar, 29 April mendatang, kata Prof Drs Kamal
Muchtar, salah satu panitia penyelenggara, dalam jumpa
pers di Yogyakarta, pekan lalu. 

Hadir dalam acara itu tokoh Minangkabau di Yogyakarta,
Dr H Rachmad Ali MBA, Prof Dr Rusdi Lamsudin,
Prof Dr S Jalal Tanjung, Prof Dr Burhanuddin Daya, dan
H Rustam Narus sebagai Ketua Panitia
Penyelenggara di Yogyakarta. 

Menurut Kamal, banyak alasan mendasar secara sosial
kebudayaan mengapa gelar kebesaran itu diberikan
kepada Sultan HB X. Jalinan emosi kultural itu
berlangsung sejak Sultan HB IX, sampai HB X sekarang
ini, katanya. 

Salah satu alasan tersebut adalah posisi Minangkabau
dan Yogyakarta pada masa aksi militer Belanda II
tahun 1948-1949. Di saat Yogyakarta diserang
habis-habisan oleh Belanda, di Minangkabau berdiri
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang
dipimpin Syafrudin Prawiranegara. Fakta itu
menunjukkan bahwa Minangkabau sudah bergandengan
tangan sejak dalam situasi menyelamatkan
Indonesia dari kekuasaan Belanda, kata Muchtar. 

Demikian juga ketika muncul pemerintahan Republik
Indonesia Serikat (RIS), dikatakan Jalal Tanjung,
hanya tiga wilayah yang menyatakan masuk ke dalam RI, yaitu
Yogyakarta, Minangkabau, dan Aceh. Persoalan
lebih mendalam tentang masalah ini akan dikupas dalam
seminar untuk menyambut penganugerahan gelar
kebesaran bagi HB X itu di Istana pagaruyung,
Batusangkar, Sumatera Barat.

Alasan lain dari penganugerahan gelar itu adalah
sebagai bentuk ucapan terima kasih rakyat Minangkabau
terhadap HB IX dan HB X karena memperhatikan warga
Minangkabau yang ada di Yogyakarta. Banyak
intelektual Minangkabau menyebar di berbagai wilayah,
awalnya berangkat dari menempuh pendidikan di
Yogyakarta. Bahkan, orang Minangkabau yang pertama
kali berada di Yogyakarta tahun 1924, dibuatkan
asrama mahasiswa dengan menggunakan tanah
keraton, ujarnya.

Selain diisi seminar, penganugerahan gelar kebesaran
untuk HB X juga akan diisi pentas kesenian
Minangkabau dan Yogyakarta. Di samping itu, ikut
menandai penganugerahan itu akan diselenggarakan
turnamen golf nasional Mataram-Pagaruyung Cup
I. Turnamen ini akan berlangsung dua tahun sekali,
dengan tempat penyelenggaraan bergantian: Yogyakarta,
Padang, dan Jakarta, katanya. (TOP)


RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Re: [RantauNet] Fw: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka

2002-04-10 Terurut Topik C Aswandi Asmar
Title: Re: [RantauNet] Fw: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka



Semakin berkembang dunia ini, semakin sedikit orang-2 mengerti
akan adat istiadad di daerahnya..., (mungkinkah ini pengaruh akan ilmu pengetahuan...???)
dahulu mamak (penghulu) ibarat beringin gadang di tangah lapang, tempat berteduh dllnya.
(makanya yang jadi penghulu itu tau akan segalanya... berpendidikan) tapi sekarang tidak lagi.
beringin gadang yang kita BANGGAKAN sejak dahulunya sudah jadi BERINGIN BONSAI. penghulu
hanya sebagai cap saja sementara mereka kebanyakan tidak tau akan status yang mereka emban
mungkin itulah awal dari kesemerautan. (gak taulah. ini hanya sebagai pendapat, saya juga kurang
mendalami akan adat Minangko



on 4/10/02 12:52 PM, Titik at [EMAIL PROTECTED] wrote:

Tipikal permasalan di nagari awak.
SBN
- Original Message - 
From: Mawi mailto:[EMAIL PROTECTED] 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, April 09, 2002 11:36 PM
Subject: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka

 
- Original Message - 
From: Mawi mailto:[EMAIL PROTECTED] 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, April 07, 2002 10:54 PM
Subject: Membela Tanah Pusaka

 
M E M B E L A T A N A H P U S A K A 
 / Mawie Ananta Jonie.-
 
 
Bulan Agustus tahun 1995 aku pulang berlibur untuk pertama kali ke Indonesia. Setelah tiga
puluh satu tahun pergi. Orang Minang bilang; Setinggi-tingginya terbang bangau, surutnya ke
kubangan jua.
 
Walaupun aku sudah memegang pasport Negeri Belanda. Yang berwarna merah tua. Tapi cin
taku pada Indonesia. Jangan ditanya. Cintaku pada Tanah Tumpah Darahku ini, tidak akan 
bisa dipaling setan. Tidak hanya oleh karena merah atau birunya warna pasport yang kumili
ki.
 
Saat itu, Jendral Suharto masih berkuasa. Masih didengar orang mulutnya. Gemang mengaliri
seluruh batang tubuhku. Langkah terasa berat diayunkan di atas bumi Nusantara. Adakah ka
rena udara panas Ibu Kota? Ataukah karena aku tergabung di dalam barisan penentang Klik
Suharto-Orde Baru?
 
Aku menutup diri. Tidak ingin bertemu dengan teman-teman lama. Padahal kecamuk rindu nak
bersua bukan main besarnya. Bang J pernah sekali mengajakku ke rumah NM. Untuk mengha
diri peringatan empat puluh hari meninggal Bung K. Suaminya. Kubenam keinginan.
 
Suatu petang. Lutfi datang mengajakku pergi dengan autonya. Kami menyusuri jalan lama. Pe
lan-pelan. Masuk ke jalan baru. Akhirnya aku mengenal kembali Jakarta.
 
Selain dari pada itu pikiranku kucurahkan untuk perjumpaan dengan anak kemenakan. Untuk 
menampakkan diri kepada mereka. Menunjukan bahwa aku masih hidup. Hidup dalam artian
akan dapat memberikan dukungan moril. Bila mereka perlukan. Ibu mereka sudah lama tiada
lagi. Sewaktu mereka masih dalam masa kanak-kanak. Sembilan orang bersaudara.
 
Di lapangan terbang Sukarno-Hatta. Aku disambut dengan isak tangis. Hanya satu dua saja da
ri mereka yang kukenal. Masih sempat kugendang dan kupangku semasa bayi. 
 
Dalam perjalanan pulang menuju ke Cibinong. Kami mengota. Tak berujung tak berpangkal. 
Di sini aku memfasihkan bahasa Minang -ku kembali. Karena jarang sekali kupakai selama 
tinggal di luar negeri. Puluhan tahun.
 
Edi. Kemenakan kandungku. Anak dari adik perempuan. Sebelum menuju ke rumahnya, dia ba
wa kami pergi makan malam. Ke sebuah Warung Nasi Padang. Di Ranggunan. Undangan pemi
liknya .Si Rosdi. Dia ini anak Mamak-ku. Adalah adik dari ayah Si Edi. Aku dengan Rosdi seba
ya. Maka itu di antara kami masih melekat kesan-kesan satu sama lain.
 
Di dalam mengecek-ngecek sambil makan terungkaplah persoalan tanah pusaka. Ada sebida
ng tanah sudah terjual. Dijual karena ayah Rosdi jatuh sakit keras. Penyakit tua. Butuh uang. 
Maka Kakak telah diberi wewenang untuk menjualnya. Tentang ini, ketika masih di Tiongkok
aku telah mereka kabarkan. Hanya surat itu sampai sangat amat terlambat. Aku tidak bisa ber
buat apa-apa. Kecuali hanya penyesalan.
 
Konon pada masa dahulu kala. Ketika nenek moyang orang Minang membikin sawah dan ladang.
Telah dibuat batas-batasnya. Hingga jelas bahwa ini bagian Si Anu. Itu bagian Si Badu. Semua
tersurat pula di dalam pepatah yang berbunyi: 
 
 Sawah berpematang. Ladang `berbintalak`.
 
Ini menunjukkan bahwa berlakunya sesuatu ketentuan atas hak milik. Baik atas sawah maupun
atas ladang. Tampak semua dalam tanda-tanda batas. Bukan itu saja. Upacara kepemilikan a
tas sawah dan ladang selain disaksikan orang-orang bersangkutan juga dinyatakan dalam sum
pah. Sumpah dibuka pula dengan akata-kata:
 
 Amanat kalau tidak di pegang. Perbuatan kalau tidak dipenuhi.
 
Maka yang bersumpah akan dimakan sumpahnya sendiri. Yang bunyinya seperti di bawah ini:
 
 Ke atas tidak berpucuk. Ke bawah tidak berakar. Di tengah digirik
 kumbang. Bagai kerakap tumbuh di batu. Hidup segan mati tak namuh.
 
Tentang kepusakaan sawah dan ladang itu sendiri. Pepatah menunjukkan begini:
 
 Ketek-ketek turun ke semak. Dari semak turun ke pekan.
 Dari Ninik turun ke Mamak. Dari Mamak turun ke Kemenakan.
 
Setelah ke empat orang Mamak dan Kakak ku tiada lagi, maka 

Re: [RantauNet] Fw: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka

2002-04-10 Terurut Topik ENIF
Title: Re: [RantauNet] Fw: [Nasional] Fw: Membela Tanah Pusaka



Mungkin paralu kriteria nan disepakati untuk calon 
panghulu... indak sumbarang baangkek se..kalau paralu lewat "fit and proper 
test"

- Original Message - 
From: C Aswandi Asmar 

To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 11, 2002 10:04 AM
Subject: Re: [RantauNet] Fw: [Nasional] Fw: Membela Tanah 
Pusaka
Semakin berkembang dunia ini, semakin sedikit orang-2 
mengertiakan adat istiadad di daerahnya..., (mungkinkah ini pengaruh akan 
ilmu pengetahuan...???)dahulu mamak (penghulu) ibarat beringin gadang di 
tangah lapang, tempat berteduh dllnya.(makanya yang jadi penghulu itu tau 
akan segalanya... berpendidikan) tapi sekarang tidak lagi.beringin gadang 
yang kita BANGGAKAN sejak dahulunya sudah jadi BERINGIN BONSAI. 
penghuluhanya sebagai cap saja sementara mereka kebanyakan tidak tau akan 
status yang mereka embanmungkin itulah awal dari kesemerautan. (gak 
taulah. ini hanya sebagai pendapat, saya juga kurangmendalami akan adat 
Minangkoon 4/10/02 12:52 PM, Titik at [EMAIL PROTECTED] 
wrote:


Re: [RantauNet] Besaran zakat

2002-04-10 Terurut Topik Muhammad Arfian
Assalaamu'alaikum wr wb

Terima kasih banyak sanak M. Arfian atas info dari pandangan Yusuf
Qaradhawy
tentang zakat, sangat menarik. Sementara saya belum puas
karena yang dibahas adalah pandangan mayoritas dari segi hubungan manusia
dengan Allah dalam context waktu Muhammad SAW masih hidup. Dunia berubah
itu
adalah sunatullah, sehingga yang dihadapi adalah masyarakat yang majemuk,
dan sangat tidak mungkin untuk membalikkan roda waktu ke jaman dahulu.

Saya setuju dengan pendapat bahwa manusia berubah dari masa ke masa. Dalam
Islam sendiri disebutkan bahwa generasi yang terbaik adalah generasi para
sahabat, kemudian generasi tabi'in dan seterusnya sampai generasi saat ini.
Tetapi aturan hubungan manusia dengan Allooh SWT dalam Islam, yaitu
Al-Qur'an dan Al-Hadits tidaklah berubah, hanya manusianya saja yang
bertambah jauh dari aturan tersebut pada suatu saat, dan di saat yang lain
berusaha kembali kepada aturan tersebut, yang disebabkan pemahaman yang
berbeda-beda. Kalau yang dimaksud dengan masyarakat yang majemuk adalah
masyarakat Islam yang majemuk, aturan mengenai zakat misalnya tidak akan
berubah baik untuk orang-orang yang imannya tinggi maupun yang imannya
rendah. Yang berbeda hanyalah apakah mereka mau mengikuti aturan itu atau
tidak.

Kenyataan bahwa negara sekuler adalah praxis dunia sekarang dimana pajak
adalah instrumen yang essensil. Sepintas saya lihat tujuan zakat itu salah
satunya ialah guna mensejahterakan masyarakat atau welfare state, disini
belum kelihatan benang merahnya.

Pajak bagi negara-negara sekuler yang tidak berlandaskan ajaran Islam adalah
sumber keuangan yang esensial dalam membiayai kegiatan-kegiatan negara, baik
untuk pembangunan infrastruktur negara, maupun kegiatan-kegiatan lainnya
untuk mensejahterakan rakyatnya. Kalau pajak itu dikelola dengan baik untuk
kegiatan-kegiatan yang semestinya seperti di atas insya Allooh kita akan
dapat melihat hasilnya yang baik seperti yang kita lihat misalnya di
negara-negara Skandinavia yang sering disebut welfare state terlepas apakah
mereka telah menerapkan penarikan pajak yang adil atau tidak. Tetapi kalau
pajak tidak dikelola dengan profesional dan dengan akhlaqul karimah seperti
kita lihat di negara sekuler Indonesia, hasilnya adalah rakyat yang tambah
miskin dan perekonomian negara yang morat-marit, gali lubang tutup lubang.

Mengenai zakat sendiri, penguasa negara bertugas mengambil zakat dari
rakyatnya dan mengelola zakat sebagaimana mestinya. Tetapi tentu saja rakyat
tidak akan memberikan zakatnya kepada penguasa non-muslim atau penguasa
muslim yang tidak rela menerima Islam sebagai suatu hukum. Dalam bukunya,
Syekh Qaradhawy menyebutkan penguasa yang diperbolehkan memungut zakat
adalah penguasa yang beragama Islam, yang beriman dan berpegang teguh kepada
ajaran Islam yang mereka rela Islam sebagai suatu hukum, dan bahkan mereka
berjihad di dalamnya. Jika sebuah negara dipimpin oleh penguasa yang
memenuhi syarat-syarat di atas, maka zakat adalah sumber keuangan utama dari
sebuah negara Islam yang dikumpulkan penguasa dan diserahkan kepada sebuah
baitul mal untuk dikelola sebagaimana mestinya untuk kesejahteraan rakyat.
Penguasa berhak memaksa rakyatnya yang mempunyai kewajiban zakat untuk
membayar zakatnya seperti yang ditunjukkan oleh Khalifah Abu Bakar R.A. Dan
jika dirasa zakat yang terkumpul tidak cukup penguasa pun boleh mengambil
pajak dari orang-orang kaya dengan syarat-syarat:

1. Harta itu benar-benar dibutuhkan dan tak ada sumber lain. Tidak
diperbolehkan memungut sesuatu dari rakyat selagi dalam baitul-mal masih
terdapat kekayaan.
2. Adanya pembagian pajak yang adil. Pengertian adil tidak harus sama rata
bebannya.
3. Pajak hendaknya dipergunakan untuk membiayai kepentingan ummat bukan
untuk maksiat dan hawa nafsu.
 Pajak bukan upeti untuk para raja dalam rangka memuaskan hawa nafsu,
kepentingan pribadi dan keluarga mereka, atau kesenangan para pengikut
mereka, tetapi harus dikembalikan untuk kepentingan masyarakat luas.
4. Adanya persetujuan para ahli dan cendikia.
 Pemerintah tidak bertindak sendirian dalam hal mewajibkan pajak, menentukan
besarnya serta memungutnya tanpa adanya persetujuan dari hasil musyawarah
para ahli atau cendikia dari kalangan masyarakat (dewan perwakilan rakyat).

Pengelolaan zakat yang benar insya Allooh akan mewujudkan sebuah welfare
state seperti yang kita idam-idamkan. Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang
terkenal sebagai khalifah terbaik setelah para khulafaur rasyidin berhasil
membuat kekhalifahan Islam menjadi sebuah negara yang tidak ada orang yang
menjadi mustahik(penerima) zakat. Seyogyanya kita dan para penguasa muslim
mencontohnya dalam pengelolaan zakat. Mungkin Uni Rahima mengetahui kisah
khalifah ini yang lebih lengkap, dan kalau ada mohon untuk dishare ke milis.

Bagi kita yang tinggal di negara sekuler Indonesia dan sudah membayar pajak,
apakah kita kehilangan kewajiban membayar zakat? Tentu saja tidak, karena
membayar zakat adalah salah satu kewajiban kita dalam hubungan manusia

Re: [RantauNet] Salam Kenal

2002-04-10 Terurut Topik indra junaidi

 Ambo karajo di Aceh, wajah bantuak urang Batak, KTP
 ambo Jakarta, kini sikolah (kuliah?) di Ilmu
 Kelautan
 di Bogor (IPB).

Batanyo ciek ambo ka sanak..
Sakolah Ilmu kelautan di IPB S1 atau S2 ?,
Diambo sandiri iyo urang kelautan pulo dari Fak. Univ.
Bung Hatta. Kini sadang mangaji di Juraman bidang
kelautan pulo.

Salam

Indra Junaidi
Sutan Rajo Endah
Kampuang: Ladang Laweh Baua Kik Tinggi.



 
 Wassalam, Rudy  
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax
 http://taxes.yahoo.com/
 
 RantauNet http://www.rantaunet.com
 
 Isikan data keanggotaan anda di
 http://www.rantaunet.com/register.php3
 ===
 Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing
 List di
 http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
 
 ATAU Kirimkan email
 Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
 Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
 -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
 -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
 Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda
 tanpa tanda kurung
 ===


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax
http://taxes.yahoo.com/

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



[RantauNet] Lagi tentang Al-Zaytun

2002-04-10 Terurut Topik harman

Assalamu'alaikum wr.wb

Dunsanak ko ado artikel lain tentang Pesantren Al-Zaytun nan megah dan mewah
tu. Semoga bermanfaat dan saya tetap berharap supaya rencana pembangunan
pesantren Al-Zaytun di Ranah Minang di tolak oleh seluruh umat muslim
Minangkabau. Kita memang butuh sebuah pesantren yang modern tetapi yang kita
butuh bukan sekedar modern melainkan sesuai dan tidak berbenturan ataupun di
ragukan ke benaran aqidahnya.

wassalam,
harman


SESATKAH AL-ZAYTUN
Kemunculan Pesantren Al-Zaytun yang super mewah itu, membangkitkan decak
kagum sekaligus teka-teki yang hingga kini belum terjawab. Dari mana
dananya? 
Shadaqah dalam acara Muharram kemarin memang mampu mengisi pundi-pundi
Al-Zaytun sebanyak 700 juta. Sejumlah kalangan pun bertanya-tanya. Tanpa
hubungan yang erat, mungkinkah orang semudah itu mengeluarkan duitnya?
Kenapa sejumlah kalangan mengaitkannya dengan NII-KW IX? Lalu, benarkah
menilai kebenaran lewat kemewahan? Dan benarkah Al-Zaytun sesat? Mengapa
pula warga sekitar melaporkannya ke LBH? Berikut pengamatan SABILI, apa
adanya, di Ma'had Al-Zaytun, pekan lalu, di tengah gonjang-ganjing
peringatan Tahun Baru Hijriyah. Silakan Anda menafsirkannya.

Biasanya jarak Jakarta-Al-Zaytun, di desa Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat,
bisa ditempuh dalam 3,5 jam perjalanan darat. Tapi dengan kondisi jalan
berlubang, akibat hujan, perjalanan itu bisa ngaret sampai dua kali lipat.
Ketika masuk Pamanukan, kondisi jalan lebih parah. Mobil merayap pelan dan
bahkan diam menunggu secara bergantian untuk memberi kesempatan jalan bagi
arah sebaliknya. Menunggunya saja bisa satu jam. 

Di perempatan Patrol, jalan macet oleh ramainya pasar. Di sini kita ambil
arah kanan, memasuki jalan arteri sepanjang 32 kilometer yang menghubungkan
Patrol ke Al-Zaytun. Jalannya rusak parah. Sepanjang jalan itu debu
berterbangan membatasi pandangan, dan nafas pun sesak dibuatnya. Jangan
coba-coba tidur. Kepala bisa benjol karena benturan. 
Menurut Didin (32), warga sekitar yang tinggal paling dekat dengan Pesantren
Al-Zaytun, jalan-jalan itu rusak karena tak kuat menanggung beban kendaraan
berat yang lalu lalang ke Al-Zaytun. Warga sudah beberapa kali minta
Al-Zaytun untuk memperbaiki jalan itu. Tapi, ujarnya, tak juga ditanggapi.
Pemda-lah yang terkena getahnya. Pasalnya, beberapa kali pihak Al-Zaytun
mengundang orang penting dari Jakarta. Waktu Habibie ke sini dan rencana
mengundang Mega, jalan itu diperbaiki oleh Pemda, ungkap Didin. Kekecewaan
Didin bertambah karena menurut brosur yang dia baca, pesantren itu
gembar-gembor berwawasan lingkungan. Bahkan tulisan dilarang merokok ramai
ditempel di sekitar komplek ma'had. Tapi masyarakat dibiarkan menghisap
debu akibat jalan yang rusak! seru Didin lagi. 

Sepanjang jalan menuju-yang kata sebagian orang-ibukota NII (Negara Islam
Indonesia) itu hamparan sawah yang subur mendominasi pemandangan. Bohong
besar! tukas Ismu, Ketua Badan Pemerintahan Desa (BPD) yang berprofesi
sebagai petani. Ketika ditanya perihal brosur Ma'had Al-Zaytun yang
mengatakan tanah yang dibeli dari warga itu adalah tanah gersang alias tidak
produktif, ia menepis. Di sini ditanam apa pun akan tumbuh subur! serunya.
Dalam kaitannya dengan tanah yang dibeli Al-Zaytun, menurut Ismu, masih ada
yang mengganjal. Ia mengaku, kini tengah memperjuangkan agar tanah yang
belum tuntas pembayarannya segera diselesaikan Al-Zaytun. Ismu sudah
melaporkan hal ini ke Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang
berjanji untuk mengusutnya. 

Poltak Ike Wibowo, Ketua Divisi Tanah dan Lingkungan YLBHI, membenarkan pada
Rabu (13/3) menerima pengaduan warga Haurgeulis, Indramayu, yang
mempersoalkan tanah dan tempat tinggal mereka yang dicaplok Mahad Al-Zaytun.
Persoalannya ada warga yang baru dibayar separo dan sampai sekarang belum
lunas, dan jika menagih justru diintimidasi, kata Poltak. Karena itu YLBHI
akan melakukan investigasi dugaan ketidakberesan kasus jual beli tanah itu. 

Dari buram kaca jendela mobil karena tebalnya debu, tampak penduduk yang
bertopikan caping dengan sunggingan senyumnya, sambil menutup mulut dan
hidung dengan kain atau tangan sekadarnya. Kulit mereka hitam legam terbakar
matahari. Cangkul di pundak mempertegas identitas mereka: petani. Begitu
lewat pemukiman, kita bisa melihat rumah-rumah sederhana, gubuk-gubuk yang
berdampingan dengan rumah berdinding semen, juga tempat penggilingan padi.
Kesimpulannya masyarakatnya adalah komunitas sederhana dengan segala
kebersahajaannya sebagai seorang petani. Dari data diperoleh keterangan,
desa ini termasuk dalam daftar IDT (Inpres Desa Tertinggal). 

Waktu perjalanan menjadi semakin lama, selain karena jalannya yang
berlubang, juga oleh panggung-panggung hajatan, semisal acara perkawinan
yang tentu saja mengundang jaipongan. Sempat juga SABILI berpapasan dengan
anak yang naik sisingaan, dengan iringan kliningan, musik khas Indramayu.
Sopir Juga beberapa kali memperlambat laju kendaraan karena ada pencari
infak pembangunan masjid.

Tapi melihat