Re: [RantauNet] Otomomi Daerah, Kesempatan Emas untuk ManajemenDaya Saing Bangsa
Pak darul makmur, saya sampaikan sedikit klarifikasi mengenai mata kuliah Manajemen teknologi di ITB. Taun berapakah anda mengusulkannya? sebab waktu saya kuliah 1992 - 1996 di T.Industri, kami telah mendapat mata kuliah manajemen teknologi tersebut. dan mata kuliah tersebut telah ada beberapa tahun sebelum saya. kemudian masalah istilah "good governance" bisakah anda memberi sedikit penjelasan dari definisi istilah tsrb. sebab selama ini yg saya dengar hanyalah "corporate governance" dan utk yg relefan dengan kepemerintahan saya hanya mendengar "good government". itu aja, terima kadi. wassalam luthfi "Darul Makmur" [EMAIL PROTECTED] on 24/01/2001 15:06:34 Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc:(bcc: Muhammad Luthfi/158/MercedesBenz_NFZ) Subject: [RantauNet] Otomomi Daerah, Kesempatan Emas untuk Manajemen Daya Saing Bangsa Ass.ww Insyallah berguna. Wass.ww St.P Otomomi Daerah, Kesempatan Emas untuk Manajemen Daya Saing Bangsa Dr. Ir. Bakri Arbie, Deputi Kepala BATAN Pertama kali kita perlu ucapkan selamat atas diterapkannya otonomi daerah di seluruh Indonesia mulai 1 Januari 2001. Meskipun masih ada kekurangan kita perlu salut kepada keputusan Pemerintah yang tetap tegar dalam pelaksanaan, dibalik adanya keraguan tentang siap tidak siap daerah maupun pusat. Tajuk rencana Kompas berjudul "Ukuran Keberhasilan Otonomi Daerah adalah Kemakmuran Rakyat" sangat menarik untuk dibahas yang intinya adalah tujuan akhir dan tolok ukur keberhasilan otonomi daerah adalah kemakmuran rakyat di tiap daerah. Kalau rakyat tidak hidup lebih baik berarti otonomi daerah gagal. Cita-cita kemakmuran rakyat sudah dicanangkan sejak awal Proklamasi dan tanpa sadar memasuki tahun 2001 ini, saya kira bangsa Indonesia belum mengerti bagaimana menerapkan dan memperjuangkan kemakmuran rakyat karena buktinya sampai sekarang rakyat belum makmur. Dari dulu kita puas kalau sudah mengatakan visi bangsa yang makmur, mengira secara otomatis akan tercipta kemakmuran, apalagi kita terlena dengan modal negara yang kaya raya, suatu negara kaya bagaikan zamrud terhampar di khatulistiwa. Ternyata untuk mencapai kemakmuran perlu usaha dan kerja keras dalam arti mengelola bangsa ini agar mampu menghasilkan poroduksi dan jasa yang dapat bersaing secara bekelanjutan dalam era globalisasi saat ini. Tahap awal 2003 AFTA tinggal 2 tahun lagi. Bangsa lain bisa dilihat, Cina mulai menyaingi Jepang dan Korea produksinya masuk ke Indonesia dengan kwalitas, harga bersaing dan suplai spare part yang tepat waktu. Bangsa lain sibuk memikirkan Manajemen Daya Saing sedang bangsa kita sedang sibuk melaksanakan Manajemen Daya Hancur, saling merusak komponen bangsa. Dalam ceramahnya di BAPPENAS Bapak Emil Salim mengatakan dalam era reformasi sekarang ini, pemerintah bukan lagi komponen yang paling tahu segalanya tentang pembangunan kemakmuran rakyat. Presiden Clinton pernah mengatakan bahwa "great leader did not do great thing, he only asked many people to do great thing." Partisipasi sangat penting. Komponen lain dalam masyarakat harus berpartisipasi yaitu masyarakat madani dan masyarakat pengusaha, koperasi menciptakan sinergi, bagaimana bisa menciptakan kemakmuran rakyat atau di Eropa disebut dengan Welfare State. Bagaimana agar makmur? Bangsa ini harus menghasilkan produksi dan jasa yang mampu bersaing dengan produk dari bangsa lain. Kalau produksi dan jasa bisa laku bersaing maka para pekerja banyak yang dapat ditampung dan pemerintah dapat menarik pajak agar dapat melayani rakyat dengan lebih baik lagi. Pengangguran di Jepang, USA, ( 4 - 5% sedangkan Eropa 7 - 9%. Lebih dari angka itu pemerintah dan masyarakat sudah panik setengah mati, karena dengan tingginya pengangguran akan mengakibatkan kerawanan keamanan dan keselamatan umum. Bangsa ini harus dirubah dari Traditional Economy menjadi Production Economy dan nanti kalau sudah makin pintar menjadi Knowledge Based Economy. Traditional dalam arti sejak zaman VOC ekspor bahan mentah sampai zaman globalisasi masih ekspor bahan mentah. Ada yang menyindir Traditional Economy di Indonesia adalah Ekonomi Preman dimana pengusaha dan penguasa berlomba dalam mark-up Proyek, sedangkan sebagian para birokrat menjalankan pola "business as usual", kalau masyarakat bisa dipersulit kenapa bisa dipermudah, serta berlomba mencari bocoran proyek. Hasilnya adalah bangsa yang terpuruk seperti sekarang ini. Menurut hemat saya, dalam ekonom bangsa mana saja selalu ada 3 komponen utama, yang pertama, komponen yang menyerap uang dan menghasilkan uang lebih banyak lagi karena menghasilkan produk atau jasa yang bersaing untuk dijual. Prestasi paling hebat adalah Bill Gates seorang enterpreneur menghasilkan produk/jasa yang paling dominan menggunakan otak Sumber Daya Manusia dengan Sumber Daya Alam yang minim. Komponen kedua yang menyerap uang dan tidak menghasilkan suatu produk yang dapat dijual alias rugi sedang komponen ketiga yaitu yang membocorkan kekayaan atau uang negara.
RE: Keunggulan komparatif, kompetitif, dan investasi di Sum-Bar (was:RE: [RantauNet] BIG BANG: LAYAR SUDAH TERKEMBANG)
[EMAIL PROTECTED] on 01/08/2001 01:58:47 PM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc:(bcc: Muhammad Luthfi/158/MercedesBenz_NFZ) Subject: RE: Keunggulan komparatif, kompetitif, dan investasi di Sum-Bar (was:RE: [RantauNet] BIG BANG: LAYAR SUDAH TERKEMBANG) From: [EMAIL PROTECTED] Sent: Senin 08 Januari 2001 11:12 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Keunggulan komparatif, kompetitif, dan investasi di Sum-Bar (was:RE: [RantauNet] BIG BANG: LAYAR SUDAH TERKEMBANG) Riri : Memang, industri ini sarat resiko. Tetapi seharusnya kalau konsisten dengan persyaratan ISO14000 lingkungan, rasanya bisa diatasi. Tetapi saya akui bahwa industri manufaktur (semua industri manufaktur menghasilkan limbah) adalah suatu jenis industri yang beresiko tinggi terhadap fisik lingkungan. luthfi: inilah persoalan yang kurang kita waspadai satu lagi. bahwasanya industri2 manufaktur dg teknologi rendah adalah sarat resiko. dan jika konsisten dengan ISO14000 akan menelan ongkos mahal dan menjadi kurang ekonomis. alasan inilah mungkin yang menyebabkan kenapa negara2 maju mau mentransfer industri2 kelas tersebut ke negara2 kentiga. karena nilai tambahnya tidak begitu besar dan ongkos sosial dan lingkungan terlalu mahal Riri : Tetapi saya tetap berpikir bahwa untuk jangka pendek, rasanya sulit untuk menerapkan ini. Jadi untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek (10 tahun ke depan) rasanya nuansa ekonomi "lama" ini masih relevan luthfi: sdr riri, dengan segala kehati-hatian agar jangan terjerumus pada kata2 kasar dan kesombongan, izinkan saya sampaikan kalimat berikut. Pendekatan yang kita butuhkan adalah sebuah pendekatan unik dan luar biasa. kelaur dari kerangka paradigma standard. karena persoalan kita bukan persoalan standard. memaksakan diri pada pendekatan konserfatif hanya akan mengantar kita maju selangkah. sedangkan dunia ini juga maju terus selangkah demi selangkah. bahkan ada yang banyak langkah. artinya kita akan tetap ketinggalan beberapa langkah dari dunia yang kita idam2kan. Riri : Oh, saya setuju sekali, dasar membangun keunggulan kompetitif adalah community building melalui pendidikan, baik pengetahuan, teknologi, serta jangan dilupakan rohani dan mental. Tanpa hal ini, nggak bakal pernah ada keunggulan kompetitif, karena keunggulan kompetitif ini pada prinsipnya adalah intervensi manusia melalui proses produksi barang dan jasa. Tanpa manusia terdidik dan memiliki keahlian tinggi, nggak pernah ada namanya keunggulan kompetitif suatu wilayah dan bangsa. Mengenai kawasan pendidikan, saya sangat setuju. Tetapi apakah bisa dilakukan dalam jangka pendek ? Ini permasalahannya. Pendidikan adalah suatu investasi yang sangat sangat panjang jangka waktu pengembalian manfaatnya, dan sangat tergantung kepada lingkungan sekitar. Mengenai pendidikan, menurut saya pendidikan dan industri atau lingkungan masyarakat sekitar adalah sesuatu yang saling mendukung, bolak-balik. Pendidikan nggak bisa menjadi menara gading yang steril dari lingkungan. Jangan belajar teknik industri atau manufaktur di Singapura, karena pasti mutunya nggak sebagus Jerman, AS, atau Jepang. Mengapa ? Karena mereka tidak memiliki keunggulan di bidang manufaktur. Jurusan teknik penerbangan di ITB sekarang sedang "payah" karena IPTN sudah "tutup". Kalau mau belajar ilmu gempa bumi sebaiknya ke Jepang. Kalau belajar tentang pelabuhan laut, boleh jadi sebaiknya ke Singapura ... Maka saya tetap percaya akan perlunya membangun cluster unggulan di Sum-Bar. Dalam jangka pendek, saya belum melihat peluang lain selain cluster industri semen dan turunannya. Seiring dengan hal itu, dalam jangka panjang barangkali dapat dipersiapkan cluster unggulan lainnya seperti kawasan pendidikan, pariwisata (yang sehat tentunya), dan sebagainya. Barangkali ini karena keterbatasan informasi dan pemikiran saya yang tidak mampu melihat pilihan cluster unggulan lain untuk jangka pendek. Wah, diskusi semakin seru ... semakin menarik, hapa kaji dek diulang ... Berbagai pemikiran kritis akan menghasilkan gagasan besar kata orang bijak. Ada yang mau memberikan pendapat lain ? Luthfi: sdr riri, dan sdr2 sekalian, tolong koreksi pendapat2 saya berikut ini. Pada pandangan manajemen post modernist, mungkin sumber bahan baku mentah tidak lagi merupakan sebah keunggulan komparatif. karena kenyataan dunia memperlihatkan bahwa toh daerah2/negara2 tanpa bahan bakupun sanggup menguasai dunia industri. Seperti pembicaraan terdahulu bahwa wisata berkonsekuensi prostitusi adalah suatu yang sulit sekali di hindari. kecuali jika kita ciptakan wisata sejarah dan spiritual. untuk kedua hal terakhir ini, daerah kita bukanlah sebuah kawasan suci dan sejarah daerah kita juga tidak terlalu "hebat" untuk di jual. itu dulu saudar2.. saya senang sekali tiap kali ada posting baru ttg subject ini. biarpun saya mungkin tidak sependapat, pandangan2 yg ada selalu meng-upgrade wawasan saya. wassalam luthfi Wassalam ~Riri RantauNet http://www.rantaunet.com
RE: [RantauNet] BIG BANG: LAYAR SUDAH TERKEMBANG
dunsanak kasadonyo, bukannyo ambo indak bihasa bahaso minang. tapi ijinkanlah ambo manulis dalam bahaso indonesia. samato2 supayo apo nan ado di pikiran ko ta "manifest" kan kadalam tulisan. Berikut saya ingin sedikit ikut urng rembug juga pada diskusi ini. Setuju sekali dengan pendapat saudara/i riri. bahwa tidak hanya infrastruktur fisik saja yang jadi persoalan investasi di sumbar. saya bukan seorang analist investasi dan juga bukan seorang analist strategi ekonomi wilayah. tapi ijinkan saya sedikit mencoba belajar menyumbang saran. Infra struktur yang jelas2 memang belum mendukung untuk suatu pengembangan komuniti yang siap bertarung dengan dunia global, mungkin kultur dan budaya juga jadi persoalan. kedua hal ini jelas hambatan utama yang perlu di tanggulangi. akan tetapi persepsi saya mengatakan bahwa masalah infrastruktur kita nyaris tak ada jalan keluar yang optimal. andaikan di tanamkan sebuah investasi jangka panjang yang membenahi fasilitas pendukung, itu akan menuntuk biaya yang jauh tidak ekonomis dibanding kawasan lain yang jelas2 akan berorientasi sama dengan daerah kita yaitu pengembangan budaya dan ekonomi komunitas. dengan kondisi seperti ini, jelas dalam kerangka pandang ekonomis, daya tarik investasi akan kalah. belum lagi jika kita harus biocara kultural. berikut pandangan saya mengenai masalah infrastruktur. posisi geografis sumbar yg berada di belahan barat sumatera, jelas merupakan kerugian tersendiri jika di pandang dari sisi logistic. sebelah barat langsung berbatas dengan samudera india dan belahan lainnya langsung berbatasan dengan daerah2 yang punya problem dan tujuan yang sama dengan kita. jadi untuk menciptakan nilai ekonomis dari sisi infrastruktur kita membutuhkan mungkin dua kali lipat lebih besar biaya nya dibanding beberapa daerah tetangga lain yg posisinya memang lebih bagus. jika hal ini dipaksakan sudah barang tentu akan menuntut pengembalian investasi daerah yang lebih besar dan secara langsung akan mempengaruhi nilai ekonomis investasi lainnya. jadi hampir tak ada jalan keluar untuk ini. jika melihat kearah barat sebagai daerah distribusi dari output investasi, itu artinya kita harus "menghadapi" samudera india. dan kawasan marketnyapun adalah asia kecil sana. dan mungkin belum cukup ekonomis utk saat ini. jadi melihat kondisi ini, arus investasi ke sumatera terlebih dahulu akan diserap oleh sumatera belahan pantai timur dan bagian selatan. bukan mau berputus asa. akan tetapi itulah kenyataan yang ada. jika kita melihat masalah kultural. kita harus melihat perjalanan budaya komunitas dimanapun itu. bahwa kultur hanya dapat di geser oleh perkembangan dan perubahan ekonomi dan teknologi terlebih dahulu. jadi tak mungkin merubah kultur secara langsung. arus ekonomi dan teknologi sajalah yang akan merubahnya. dan untuk kedua hal itu, kembali terlebih dahulu harus ada sebuah gerakan invesrasi dalam bentuk apapun. juga perlu kita sadari bahwa karakteristik orang padang yg perantau adalah didorong oleh faktor kultural dan peluang ekonomi. jadi sebenarnya persoalan ini telah ada sejak dahulu kala dan belum terpecahkan sampai saat ini. dan juga bila kita mau menyadari kenyataan masa lalu bahwa komunitas sumbar yang bercikal bakal kerajaan minangkabau ini adalah dari sebuah sejarah menghindar dan menyelamatkan diri. dimana pemilihan teritorial kerajaan bukanlah karena pertimbanganm ekonomis. akan tetapi pertimbangan keamanan dari keterdesakan kerajaan2 lain jaman dulunya. terutama dari majapahit. dari kondisi ini, untuk keluar dari mata rantai persoalan tsb. haruslah diciptkan suatu orientasi yang benar2 unik dan spesifik dari wilayah sumatera barat. diperlukan sebuah perubahan paradigma yang mendasar untuk membangkitkan perekonomian wilayah sumbar. nah mungkin saudara2 juga mau menyumbang pikiran untuk ini. pada dialog berikut saya akan coba juga mengemukakan pandangan2 saya. " hanya sekedar belajar menganalisa realita " salam [EMAIL PROTECTED] on 01/05/2001 10:32:43 AM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc:(bcc: Muhammad Luthfi/158/MercedesBenz_NFZ) Subject: RE: [RantauNet] BIG BANG: LAYAR SUDAH TERKEMBANG From: Dedi N Sent: Selasa 02 Januari 2001 20:16 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [RantauNet] BIG BANG: LAYAR SUDAH TERKEMBANG Dari sumber daya nan ado ambo danga nagari awak awak lai cukuik noh, kacuali minyak tanah iyo tapaso di import. Listrik di awak balabiah labiah, sampai diexport ka Riau, sarato Jambi. Iko sabana no "competitive advantage" bagi urang nan punyo pitih untuak mambuek industri di Sumbar. Dunsanak Dedi dan dunsanak kasadonyo, mungkin awak paralu untuk meluruskan definisi dari "competitive advantage" iko. Pemikiran Ambo mengenai membangun "competitive advantage" atau keunggulan kompetitif provinsi Sumatera Barat menjelang otonomi daerah pernah Ambo tuangkan dalam bentuk tulisan yang dimuek di harian Mimbar Minang bulan Agustus 2000 yang lalu. Apo nan dunsanak Dedi ungkapkan di ateh menurut definisi
Re: [RantauNet] Stiker Rantaunet
satuju sakali ambo jo usul iko. kalau ado nan bakaluangan waktu dan ba-competence untuak mabuek format sticker trus attach-kan ajo di millis ko. Elthaf [EMAIL PROTECTED] on 12/20/2000 08:09:17 AM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: "'[EMAIL PROTECTED]'" [EMAIL PROTECTED] cc:(bcc: Muhammad Luthfi/158/MercedesBenz_NFZ) Subject: [RantauNet] Stiker Rantaunet Ado usua ciek... Dek banyak sanak kito di Rantaunet nan pulang kampuang, baa kalau di oto tu ditempelkan saketek stiker atau dibuek sajo jo komputer merek " Rantaunet", jadi awak bisa saliang basuo di perjalanan atau di Sumbar... Kalau awak batanyo, hanyo tingga mananyokan sia ko garan selai, karano lah jaleh nan di ateh oto ko adolah anggota Rantaunet, baa agak ati... Kalau awak ado peralu bantuan atau kasulitan, dengan adonyo "stiker Rantaunet" ko, awak akan saliang dan capek mambantu... Wassalam Elthaf -- From: Dedi Nofersi[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 20 12, 2000 7:17 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [RantauNet] Peta Lintas Sumatera Ado koreksi dari ambo sangenek. Yaitu namo kota antaro Lhokseumawe jo Medan tu indak LANGGAM doh tapi LANGSA. Sakitu se. Salamaik dalam parjalanan pulang jo pai. Salamaik bahari rayo di kampuang. Mohon maaf lahia jo bathin. Kami nan di Lhok indak bisa pulang doh sabab karano pasawaik kami kanai tembak. Wassalam, dn -Original Message- From: Alfian - [MCTN/AI] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, December 19, 2000 12:38 PM Subject: RE: [RantauNet] Peta Lintas Sumatera assalamualaikum.ww. Iko kok lai pulo bisa dibukak. Salamek pulang kampuang. Sum~Map Wassalam. alf -- From: RantauNet Admin[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 19, 2000 10:51 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [RantauNet] Peta Lintas Sumatera ŧ§ä£ãmmü°â£áìküm wå®rãhmâtú££àhï wâßá®õkåtüh Untuak mambantu Uda Elthaf ambo latakkan Peta Uda Elthaf tuh di http://rantaunet.intranets.com. Silahkan di download dari sinan dengan meng klik kanan dan save file, W姧ä£ãmmü°â£áìküm wå®rãhmâtú££àhï wâßá®õkåtüh MIKO e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] RantauNet http://www.rantaunet.com = Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 Atau kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA = RantauNet http://www.rantaunet.com = Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 Atau kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA = RantauNet http://www.rantaunet.com Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 Atau kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] Ket: [email_anda] isikan alamat email anda tanpa tanda kurung WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
[RantauNet] mohon maaf
mohon maaf yg sebesar2 nya atas keslahan pengiriman pada email saya tanpa subject sebelum ini. mestinya email tsb di tujukan secara japri ke bapak Muchti. harap message tsb diabaikan dan di delete aja. mohon maaf atas ketidak nyamanan yang saya timbulkan. luthfi RantauNet http://www.rantaunet.com = Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 Atau kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =
[RantauNet] mohon maaf
mohon maaf yg sebesar2 nya atas keslahan pengiriman pada email saya tanpa subject sebelum ini. mestinya email tsb di tujukan secara japri ke bapak Muchti. harap message tsb diabaikan dan di delete aja. mohon maaf atas ketidak nyamanan yang saya timbulkan. luthfi RantauNet http://www.rantaunet.com = Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 Atau kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =
[RantauNet]
Bp. Muchti, Saya luthfi. saya sengaja nulis email dengan alamat kantor. karena inilah alamat saya yg sesungguhnya. Maaf agak terlambat juga membalasi surat anda. kebetulan beberapa waktu terakhir ini saya agak sibuk juga dan kebetulan juga sejak senen sampai rabu kemaren saya nggak masuk kantor. mendengar ulasan anda tentang business process, terus terang saya agak terharu juga. Alhamdulillah, segala sesuatu dalam karir saya berjalan baik2 saja. sebelum di tempat sekarang, saya di Astra International pada bidang yg sama. Diawal perkembangannya memang Business Process sangat related terhadap BPR seperti yang pak muchti sampaikan. akan tetapi seiring perkembangan sekarang, BP ini akhirnya mesti harus bicara dalam sebuah cakrawala ERP (enterpreneur resources planning). Dimana segala segala sesuatu dalam sebuah company harus berada dalam suatu bentuk integrasi. Sebenarnya bidang ini akan cukup menggairahkan saat ini. Tapi perlu kerja keras yg termat sangat dan modal yg cukup kuat untuk dapat mengemas bidang ini jadi suatu yang layak jual. dan biasanya harga jualnya juga cukup menggairahkan. pak muchti. kalau tidak keberatan, tolong di tulis lagi data2 anda disini pak. mungkin suatu waktu memang kito paralu basuo. tapi pak muchti jan takajuik. ambo jauah bana di bawah pak muchti. luthfi RantauNet http://www.rantaunet.com = Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 Atau kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =