[EMAIL PROTECTED] Tsabit dan Sebuah Apel
Tarikh Islam 9/5/2007 | 23/Rabiul Akhir/1428 H | Hits: 239 Tsabit dan Sebuah Apel Oleh: Mochamad Bugi Seorang lelaki shalih bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba ia melihat sebuah apel terjatuh di luar pagar suatu kebun buah-buahan. Melihat apel merah yang ranum itu tergeletak di tanah, terbitlah air liur Tsabit. Apalagi hari begitu panas dan Tsabit tengah kehausan. Tanpa berpikir panjang Tsabit memungut dan memakan apel itu. Tapi baru setengah memakannya Tsabit ingat: apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin dari pemiliknya. Tsabit pun bergegas masuk ke dalam kebun itu. Ia hendak menemui si pemilik kebun dan meminta si pemilik menghalalkan sebuah apel yang telah dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya, kata Tsabit kepada orang itu. Namun ornag itu menjawab,Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya orang yang ditugaskan menjaga dan mengurus kebun ini. Tsabit pun bertanya, Di mana rumah pemilik kebun ini? Aku harus menemuinya untuk meminta ia menghalalkan apel yang telah kumakan ini. Untuk sampai ke sana engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam, jawab si penjaga kebun. Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa izin pemiliknya. Bukankah Rasulullah saw. sudah memperingatkan kita melalui sabdanya: Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka , tukas Tsabit tegas. Tsabit pergi ke arah yang ditunjuk penjaga kebun. Ia menuju rumah si pemilik kebun. Dan setiba di sana dia langsung mengetuk pintu. Si pemilik rumah membukakan pintu. Tsabit langsung memberi salam dengan sopan. Wahai Tuan, saya terlanjur memakan setengah dari sebuah apel yang jatuh ke luar dari kebun milik Tuan. Karena itu, saya datang untuk meminta Tuan menghalalkan apa yang sudah saya makan itu. Lelaki tua si pemilik kebun itu mengamati Tsabit dengan cermat. Lalu dia berkata, Tidak! Aku tidak akan menghalalkannya kecuali dengan satu syarat. Tsabit khawatir tidak dapat memenuhi syarat itu. Namun, ia tidak punya pilihan. Apa syarat itu, Tuan? Si pemilik kebun menjawab dengan jawaban yang di luar dugaan. Engkau harus mengawini putriku! Tsabit bin Ibrahim terkejut. Hanya karena aku makan setengah buah apel yang jatuh keluar dari kebun Tuan, saya harus mengawini putri Tuan? Tsabit membuat pertanyaan dengan warna penuh keheranan. Tapi si pemilik kebun itu tidak peduli. Bahkan ia menambahkan, Engkau juga harus tahu. Putriku punya kekurangan. Ia buta, bisu, dan tuli. Ia juga lumpuh. Tsabit terkejut. Haruskah ia menikahi perempuan seperti itu hanya karena ia memakan sebuah apel tidak dihalalkan baginya? Si pemilik kebun itu kembali menegaskan sikapnya, Aku tidak akan menghalalkan apel yang engkau makan kecuali engkau penuhi syarat itu. Tsabit yang tidak ingin di tubuhnya ada barang haram dengan tegas menjawab, Baik, aku terima karena aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah meridhaiku.Mudah-mudahanakudapatmeningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta ala. Pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi untuk menyaksikan akad nikah itu. Setelah akad nikah selesai, Tsabit dipersilakan menemui istrinya. Assalamu alaikum! Tsabit tetap mengucapkan salam, walau tahu istrinya tuli dan bisu. Tsabit kaget. Ada suara wanita menjawab salamnya. Tsabit masuk menghampiri wanita itu. Wanita itu mengulurkan tangan menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut. Setelah duduk di samping istrinya, Tsabit bertanya, Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa kamu buta. Mengapa? Wanita itu menjawab, Ayahku benar. Aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah. Tsabit bertanya lagi, Ayahmu juga mengatakan kamu tuli, mengapa? Ayahku benar. Aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat Allah ridha, jawab wanita itu. Ayahku pasti juga mengatakan kepadamu aku bisu dan lumpuh, bukan? Tsabit mengangguk mengiyakan pertanyaan istrinya itu. Aku dikatakan bisu karena aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah saja. Aku dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang membuat Allah gusar. Tsabit begitu bahagia. Ia mendapat istri yang shalihah. Apalagi wajahnya bagaikan bulan purnama di malam gelap. Dari pernikahan ini Tsabit dan istrinya dikaruniai seorang putra yang kelak menjadi ulama yang menjadi rujukan dunia: Imam Abu Hanifah
[EMAIL PROTECTED] Wortel dan Alpukat Larutkan Kolesterol Jahat
TUMBUHAN OBAT Wortel dan Alpukat Larutkan Kolesterol Jahat Suara Karya, Minggu, 27 November 2005 Kolesterol jahat selama ini memainkan peranan yang penting untuk menyumbatkan pembuluh darah. Akibat penyempitan pembuluh darah itu, seseorang bisa secara tiba-tiba terkena stroke atau jantung koroner. Periksa diri bila tubuh mulai terasa pegal-pegal atau kesemutan karena itu bisa menjadi awal adanya penyempitan pembuluh darah. Upaya mengikis kolesterol jahat tak harus dengan obat-obatan modern. Karena buah dan sayuran yang sudah tak asing lagi bagi keluarga Indonesia, yaitu wortel dan alpukat ternyata memiliki khasiat yang bisa menggelontorkan kolesterol jahat dari dalam tubuh. Seperti pengalaman Wahyu Sampurna, manajer sebuah perusahaan garmen yang berhasil mengikis kolesterol jahatnya dengan hanya menggunakan wortel dan alpukat. Resepnya itu diperoleh dari seorang sinshe yang ditemuinya berpraktik di daerah Daan Mogot, Jakarta Barat. Pria berusia 42 tahun ini membuat sendiri sediaan obat alaminya. Caranya, lima buah wortel ukuran sedang dicuci bersih, lalu diblender, kemudian diperas dan disaring. Air hasil saringnya diminum sekaligus. Selanjutnya dua buah alpukat masak dimakan sebagai buah. Wahyu melakukannya terapi bahan alaminya setiap pagi. Hasilnya sungguh luar biasa. Pada pemeriksaan berkala bulan Agustus lalu, kadar kolesterol totalnya 180 mg/dl dan trigliseridanya 170 mg/dl. Padahal sebelumnya, kadar kolesterol sempat mencapai 270 mg/dl, sedangkan trigliseridanya 350 mg/dl. Kolesterol adalah unsur penting dalam cairan empedu yang mampu mencernakan lemak dalam semua membran, terutama sel-sel di otak dan sel-sel saraf. Bila berlebihan, kolesterol menimbulkan kerusakan. Kolesterol sendiri berasal dari lemak, yang merupakan zat berguna untuk menjalankan fungsi tubuh. Lemak yang termakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak bersama karbohidrat di dalam tubuh akan diproses menjadi suatu senyawa yang disebut asetil koenzim-A. Dari asetil koenzim-A ini membentuk beberapa zat penting, seperti asam lemak, trigliserid, fosfolpid dan kolesterol. Lemak di dalam darah terdiri atas beberapa jenis, yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama saling berikatan disebut lipid-protein atau lipoprotein. Lipoprotein dibagi menjadi lima bagian, yaitu kilomikron, very low density lippoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Dari kelima jenis itu yang penting diketahui adalah LDL, yang sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang arterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga menyebabkan penumpukan lemak. Sementara HDL adalah kolesterol baik yang memiliki efek antiarterogenik. Sejumlah tanaman obat terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol maupun trigliserid. Dijelaskan oleh dr Setiawan Dalimartha, ketua II PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur), alpukat membantu proses stabilisasi plak yang sudah terbentuk, sehingga tak mudah pecah. Alpukat juga kaya serat dan asam lemak tak jenuh tunggal. Kandungan ini mampu menurunkan kadar trigliserid dan kolesterol darah yang tinggi. Wortel juga mampu menghadang laju kolesterol darah. Tanaman ini mengandung alkaloid, flavonoid, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B, C dan D, juga betakaroten dan asam lemak tak jenuh ganda. Vitamin C pada tanaman ini berkhasiaat sebagai antioksidan yang melindungi kolesterol LDL dari proses oksidasi. Lainnya yaitu buah belimbing manis, juga mengandung protein, lemak, kalsium, foffor, besi dan vitamin A, B dan C. Buah ini berkhasiat sebagai antiinflamasi, peluruh kencing (diuretik) dan peluruh air liur (sialagoga). Berikut resep yang ditawarkan Drs Sudhaswadi Wiryodidagdo, Dosen Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta yang secara impiris turun-temurun sebagai penggelontor kolesterol. Pertama, alpukat. Bahan: 1/2 - 2 buah alpukat matang. Pemakaian: buah alpukat dimakan begitu saja sebagai buah. Lakukan setiap hari. Kedua, wortel. Bahan: 5 buah wortel segar ukuran sedang. Pemakaian: wortel dicuci bersih, lalu diblender atau diparut, kemudian diperas dan disaring. Minum airnya sekaligus, lakukan setiap hari. Ketiga, jamur lingzhi. Bahan: 10 gram jamur lingzhi. Pemakaian: jamur lingzhi dipotong-otong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, airnya diminum sekaligus. Keempat, rumput laut. Bahan: 30 gram rumput laut kering Pemakaian: rumput laut digiling menjadi bubuk. Masukkan ke dalam cangkir, lalu seduh dengan air mendidih. Minum air tersebut setiap hari. Kelima, belimbing manis. Bahan: 2 buah belimbing manis besar. Pemakaian: buah belimbing
[EMAIL PROTECTED] Re: Miang
Assalamu'alaikum W W Kanda Madahar... di tampek kami Tilatang Kamang, miang = men = saja == tu acok juo di sabuik. Berarti bahaso MIANG ko sabana no lai banyak nan mamakai, cuma malu manyabuik an. Kan iyo iah da kanda??? Wassalam W W ARIEF RKM 2007/5/21, Madahar (madahar) [EMAIL PROTECTED]: wa'alaikum salam ww, Miang,. ndak bara urang nan manyabuik iko do kalo ndak urang dari Kaki Gunuang Marapi, io tu sanak. salam -- *From:* RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] *On Behalf Of *Rangkayo Mulia *Sent:* Sunday, May 20, 2007 10:25 AM *To:* RantauNet@googlegroups.com *Subject:* [EMAIL PROTECTED] antaro DJASRI MARIN DAN ASRIL TANJUNG sarato JEFRI GEOVANI Assalamu'alaikum W W Masuak organisasi MINANG dan kemudian sacaro dak lansuang memanfaatkan ORGANISASI MINANG untuak terjun ka politik. Bahkan kini ado pulo organisasi dadakan Koalisi Organisasi Perantau Minang DKI dan Forum Komunikasi Perantau Minang Galak sengeang miang lah mbo ciek luh . --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: Pilo Anjingku
Mantari Sutan. Tulisan sanak sederhana, mudah dicerna dan lamak dibaco. Taruhganlah manulih. Tarutamo dengan setting Sumbar. Wass mak Ban ~ Awal tahun 1985, ayah diangkat jadi kepala perwakilan kecamatan X Koto Singkarak di Paninggahan, yang meliputi wilayah Paninggahan dan Muara Pingai. Sekarang daerah ini sudah menjadi kecamatan penuh, namanya Kecamatan Junjuang Sirih. Note: cuplikan cerita Pilo ini adalah bagian dari tulisan Jejak Seorang Kampung nan Lagi Kampungan: UBGB ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: menu masakan minang sehat ? ..mohon maaf dari mardia..
Assalaamu 'alaikum. Mohon maaf semua, berlaku kesilapan sedikit. Sebenarnya saya belum bersedia menghantar posting tapi telah ter'send'. Kemudian saya cancel, tapi rupanya terhantar 2 kali e-mail kosong (bersama signature saya, seperti yang ini) dan satu posting yang belum lengkap. Maaf ya.. mardia (44) Sg Buloh, Malaysia n/b: Tapi tentu saja lawatan ke website kami dialu-alukan.. :-) --- Riri - Mairizal Chaidir [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, email ini 2X masuk ke mailbox saya. Ini maksudnya iklan? Mardia Nasir [EMAIL PROTECTED] wrote: Mardia and Mustaffa Artisan Bakery Keeping Traditions Alive www.bakerette-cafe.com Our Bakery Website HEALTH SECRETS (what your doctor isn't telling you) English Website http://www.doc-schnitzer.com Did you already inform somebody today? Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games. http://sims.yahoo.com/ - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. Mardia and Mustaffa Artisan Bakery Keeping Traditions Alive www.bakerette-cafe.com Our Bakery Website HEALTH SECRETS (what your doctor isn't telling you) English Website http://www.doc-schnitzer.com Did you already inform somebody today? Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/mail/index.php --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: menu masakan minang sehat ? ( rendah kolesterol, lemak dll )
Mardia Nasir [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamu 'alaikum. Waalaikumsalam wr.wb Maaf, apakah dia 'ayam pop' ? Ayamnya direbus/ dikukus dulu, baru digoreng sebentar (asal kena minyak/ mentega saja). Saya hanya bisa makan, tapi tidak bisa masaknya. Kalau uni berminat, saya lihat resep ayam pop ada di beberapa websites. Saya bukan pakar dalam makanan, tapi saya dan suami banyak membuat kajian mengenai makanan untuk keperluan sendiri dan juga karena kami terlibat dalam industri makanan. Menurut saya ini sangat baik. Saya sangat setuju jika title makanan baik, atau makanan berbahaya diberikan kepada setiap makanan yang sudah jadi, bukan berdasarkan unsur2 yang dicampur untuk membuat makanan itu. Bahan baku baguspun kalau diolah dengan cara tertentu bisa menjadi tidak 100% bagus lagi (contohnya, saya pernah baca, daging itu bagus, tetapi kalau dibakar dengan arang, bisa tidak bagus lagi). Penelitian terhadap tiap jenis makanan jauh lebih baik dibandingkan generalisasi bahwa: makanan padang berkolesterol ..., itu penilaian yang tidak fair. Harusnya diteliti satu persatu jenis makanan padang tsb. Kalau pergi ke kedai makan Minang, tidak banyak sayurnya. Semakin ramai yang jadi vegetarian (makan sayur saja) terutamanya karena cara industri ternakan sekarang terlalu banyak hormon/bahan kimia. Kalau di kampung, mungkin ternakan binatang masih secara tradisional lagi. Rasanya, ini memang trendnya Minang (atau setidaknya ini yang saya lihat selama ini), tidak banyak makan sayur. Tentang bahan kimia, di Indonesiapun tidak berarti sayur itu 100% aman, ada yang bilang - pestisida yang digunakan itu berbahaya. Mungkin juga itu sebabnya sayuran organik menjadi pilihan. Antara sebab dikatakan manusia tak berapa sesuai makan daging adalah faktor panjangnya usus manusia berbanding usus binatang yang makan daging, yang mana ususnya pendek saja, jadi makanan cepat diproses dan keluar dari tubuh, sedangkan bagi manusia ia terlalu lama dalam badan dan menjadi toksik. Kalau sekali-sekali mungkin tak mengapa tapi kalau tiap hari mungkin membebankan tubuh kita memprosesnya. Pendapat ini bisa benar, bisa juga tidak 100%. Kebiasaan manusia memakan daging kan sudah ada sejak jaman purba. Tapi masalah kolesterol, atau lain2nya kan relatif belakangan ini baru muncul. Wassalam, Riri - Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: NYTimes - Africa’s Storied Colleges, Jammed and Crumbling
Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED] wrote: Inilah yang mencemaskan saya, Pak. Saya bekerja di perguruan tinggi negeri dan dengan perkembangan yang terjadi, saya khawatir musibah yang menimpa pendidikan tinggi di Afrika menimpa Indonesia juga. Kalau menurut saya, ini sebenarnya sudah terjadi. Hanya saja - seperti yang saya tulis di posting kemaren - Pemerintah kita mendelegasikan tanggungjawabnya ke pihak swasta dan masyarakat. Di antaranya adalah jumlah mahasiswa yang meningkat tanpa diimbangi peningkatan sumber daya yang tersedia. Dosen habis waktunya untuk mengajar dan riset kurang berkembang. Lebih repot lagi kalau banyak dosen yang sibuk proyek. Sedih memang, apalagi kalau di swasta. Saya dulu punya teman yang seharian kerja di kantor, terus setiap sore sampai malam, plus hari sabtu mengajar di berbagai PTS dengan mata kuliah yang berbeda2. Saya pernah bertanya, kapan dia sempat menyiapkan bahan? Apa mau di kata karena memang dari sisi finansial, profesi dosen tidak begitu menarik dibandingkan dengan di industri. Sebetulnya saya tidak suka membanding2kan. Tetapi kadang2 harus juga. Waktu saya sekolah di luar, saya lihat jadwal lecturer saya. Seminggu ngajar cuma 2-3 kali 3 jam. Hari lainnya dia ada di ruangannya atau di library untuk menyiapkan bahan ... Dia ga ngobyek di luaran tuh ... Ya kemungkinan besar - saya tidak tahu pasti - karena penghasilannya memang sudah cukup dari universitas Masalah ini bisa memburuk karena semakin sedikit lulusan berkualitas yang tertarik bekerja di dunia akademik. Bahkan banyak akademisi yang studi lanjut ke luar negeri namun ketika kembali malah beralih ke industri. Dengan demikian masalah rasio dosen dan mahasiswa memburuk atau kualitas pengajar pun memburuk. Di instansi pemerintah lain juga banyak yang begini, pulang dari LN langsung ngilang. Tapi kuncinya di Pemerintah, saya rasa. Bagaimana membuat pegawainya tetap tertarik untuk tidak kabur ... Masalah lain adalah sebagaimana Bapak ungkapkan yakni gengsi gelar. Terus terang, mahasiswa S2/S3 di Indonesia tidak terlalu bermanfaat bagi penelitian di institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Banyak yang tidak tertarik riset namun gelar S2/S3 hanya untuk prestise. Mahasiswa S1 yang acap diperdaya yang mereka yang seperti itu. Mungkin tidak hanya prestise, tapi sering juga berkait dengan karir (saya lihat di instansi pemerintah tertentu). Saya sering tidak mengerti, apa urusannya kalau di memo internal instansi, nama kepala seksi atau kepala bagian ditulis lengkap dengan sederet gelar akademiknya. Kadang2 di swasta, ataupun LSM juga begitu. Saya tidak mengerti kenapa di notulen rapat ... (maaf, ga enak ngomongnya), harus ditulis gelar SE, Ir, dsb ... Kemudian juga persepsi yang tidak tepat di masyarakat kita. Sebenarnya pendidikan tinggi di Indonesia memiliki dua jalur: akademik dan aplikatif. Yang terjadi di Indonesia adalah program D3 sering dianggap sebagai penampung mereka yang tidak diterima di program S1. Lulusan D3 pun berupaya untuk mengambil program alih jenjang untuk ke S1 karena di pasar kerja, lulusan D3 kurang dihargai. Padahal tidak sedikit lulusan D3 yang punya keterampilan lebih baik dari lulusan S1. Lulusan S1 dan lulusan D3 pun berebut kue yang sama. Ya, itu dia, Pemerintah bikin kebijakan, tapi yang buat itu kan Pemerintahnya Pendidikan, bukan Pemerintah yang menyediakan pekerjaan. Saya mengalami ini di BPKP dulu. Lulusan D3 STAN itu - maaf2 aja - kemampuan audit atas instansi pemerintah di atas S1 dan Akuntan lulusan Universitas. Saya bukannya ngarang. Di D3 STAN mereka belajar tentang keuangan negara (jaman saya dulu, malah kita sampai hafal beberapa pasal ICW- UU jaman Belanda), sedangkan di Universitas, mereka juga belajar government accounting, tapi government accountingnya amerika. Nah, apa ga repot tuh, waktu ngaudit, KEtua Tim nya jelas yang S1, yang D3 STAN jadi anggota. Jadinya setiap tim berkreasi sendiri-sendiri, tergantung kuat2an. Kalau saya dulu, seringkali ketua tim nya saya usulkan untuk memeriksa kas aja, he he, biar dia bangga bisa ngitung uang milyaran. Padahal hampir tidak ada finding dari hasil pemeriksaan kas. Secara umum, pemerintah sudah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Dana kini disalurkan melalui hibah kompetitif sehingga institusi pendidikan tinggi harus menyiapkan rencana penggunaan yang jelas. Hmm ... kebetulan saya pernah berada di kedua sisi yang berseberangan, jadi no comment lah, tentang ini Tentunya ini belum cukup. Yang saya amati adalah masih kurangnya peranan industri dalam pendidikan tinggi. Padahal mestinya alumni yang telah sukses di industri dapat berperan banyak. Terlebih di Indonesia mereka telah menikmati subsidi yang besar ketika kuliah. Ironisnya subsidi itu juga berbentuk dalam rendahnya pendapatan tenaga pengajar di perguruan tinggi. Saya ga tau di bidang lain, misalnya teknik dll. Cuma kalau kaitannya
[EMAIL PROTECTED] Re: menu masakan minang sehat ? ( rendah kolesterol, lemak dll )
Assalaamu 'alaikum. Maaf posting saya tak complete sebenarnya, saya juga kurang pandai menerangkan, jadi saya turunkan di sini link kepada video yang saya rasa banyak informasi berguna kepada kita. Liberty News TV Ep24 Organic Food, GMO, Health, Obesity, War http://www.youtube.com/watch?v=dKcON5j9g2M Mengenai masakan Minang, saya setuju bahawa yang lazatnya adalah rasanya, tetapi bila kedai makan Minang hendak dibuka untuk masyarakat bukan Minang juga, biasanya rasanya agak diubah untuk lebih sesuai dengan selera tempatan/local. Seperti kami di Malaysia, ayah saya tahu satu tempat di Kampung Baru Kuala Lumpur yang rasanya benar-benar asli, gerainya kecil saja, jadi beliau akan selalu beli di situ saja kalau mahu makan nasi Padang. Kalau kedai yg high-class selalunya rasanya lebih jauh dari yang asli. Mungkin kolesterol yang dimaksudkan di sini adalah santan, tetapi sebenarnya santan dan minyak kelapa itu sehat dan minyak kelapa juga dipanggil 'the slimming oil' dan sepatutnya tidak menyumbang kepada obesiti. Yang memburukkan minyak kelapa itu adalah propaganda pihak tertentu yang hendak menjual minyak masak mereka sendiri. www.coconutoil.com atau www.mercola.com Harap ada manfaatnya. Wassalaam, mardia (44) sg buloh --- Riri - Mairizal Chaidir [EMAIL PROTECTED] wrote: Mardia Nasir [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamu 'alaikum. Waalaikumsalam wr.wb Maaf, apakah dia 'ayam pop' ? Ayamnya direbus/ dikukus dulu, baru digoreng sebentar (asal kena minyak/ mentega saja). Saya hanya bisa makan, tapi tidak bisa masaknya. Kalau uni berminat, saya lihat resep ayam pop ada di beberapa websites. Saya bukan pakar dalam makanan, tapi saya dan suami banyak membuat kajian mengenai makanan untuk keperluan sendiri dan juga karena kami terlibat dalam industri makanan. Menurut saya ini sangat baik. Saya sangat setuju jika title makanan baik, atau makanan berbahaya diberikan kepada setiap makanan yang sudah jadi, bukan berdasarkan unsur2 yang dicampur untuk membuat makanan itu. Bahan baku baguspun kalau diolah dengan cara tertentu bisa menjadi tidak 100% bagus lagi (contohnya, saya pernah baca, daging itu bagus, tetapi kalau dibakar dengan arang, bisa tidak bagus lagi). Penelitian terhadap tiap jenis makanan jauh lebih baik dibandingkan generalisasi bahwa: makanan padang berkolesterol ..., itu penilaian yang tidak fair. Harusnya diteliti satu persatu jenis makanan padang tsb. Kalau pergi ke kedai makan Minang, tidak banyak sayurnya. Semakin ramai yang jadi vegetarian (makan sayur saja) terutamanya karena cara industri ternakan sekarang terlalu banyak hormon/bahan kimia. Kalau di kampung, mungkin ternakan binatang masih secara tradisional lagi. Rasanya, ini memang trendnya Minang (atau setidaknya ini yang saya lihat selama ini), tidak banyak makan sayur. Tentang bahan kimia, di Indonesiapun tidak berarti sayur itu 100% aman, ada yang bilang - pestisida yang digunakan itu berbahaya. Mungkin juga itu sebabnya sayuran organik menjadi pilihan. Antara sebab dikatakan manusia tak berapa sesuai makan daging adalah faktor panjangnya usus manusia berbanding usus binatang yang makan daging, yang mana ususnya pendek saja, jadi makanan cepat diproses dan keluar dari tubuh, sedangkan bagi manusia ia terlalu lama dalam badan dan menjadi toksik. Kalau sekali-sekali mungkin tak mengapa tapi kalau tiap hari mungkin membebankan tubuh kita memprosesnya. Pendapat ini bisa benar, bisa juga tidak 100%. Kebiasaan manusia memakan daging kan sudah ada sejak jaman purba. Tapi masalah kolesterol, atau lain2nya kan relatif belakangan ini baru muncul. Wassalam, Riri - Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. Mardia and Mustaffa Artisan Bakery Keeping Traditions Alive www.bakerette-cafe.com Our Bakery Website HEALTH SECRETS (what your doctor isn't telling you) English Website http://www.doc-schnitzer.com Did you already inform somebody today? Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when. http://tv.yahoo.com/collections/222 --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: menu masakan minang sehat ? ..mohon maaf dari mardia..
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Saya sendiri pernah ter send e-mail sebegitu rupa, kadang-kadang tersilap tekan, kadang pc nya memang agak kurang sihat, cursor nya berlarian persis urang gila di serata screen monitor. Itu pun pernah berlaku. Sungai Buluh, kota kembang kedua selepas Cameron Highlands. Sudah agak lama tidak singgah di Sungai Buluh. Kalau singgah kereta saya jadi lori bunga! Jika ada kesempatan ingin bertandang ke sana, singgah juga di rumah Ajo Arshad kita di Gombak dan Sutan Palindih di kota satay Kajang. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam juga buat Udanya. Idris Talu, Ipoh Perak Darul Ridzuan. Mardia Nasir [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamu 'alaikum. Mohon maaf semua, berlaku kesilapan sedikit. Sebenarnya saya belum bersedia menghantar posting tapi telah ter'send'. Kemudian saya cancel, tapi rupanya terhantar 2 kali e-mail kosong (bersama signature saya, seperti yang ini) dan satu posting yang belum lengkap. Maaf ya.. mardia (44) Sg Buloh, Malaysia n/b: Tapi tentu saja lawatan ke website kami dialu-alukan.. :-) -dikuduangkan--- Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games. http://sims.yahoo.com/ - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. Mardia and Mustaffa Artisan Bakery Keeping Traditions Alive www.bakerette-cafe.com Our Bakery Website HEALTH SECRETS (what your doctor isn't telling you) English Website http://www.doc-schnitzer.com Did you already inform somebody today? Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/mail/index.php Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: NYTimes - Africa ’s Storied Col leges, Jammed and Crumbling
On 5/21/07, Riri - Mairizal Chaidir [EMAIL PROTECTED] wrote: Hmm ... kebetulan saya pernah berada di kedua sisi yang berseberangan, jadi no comment lah, tentang ini He he he, jadi tahulah bagaimana masalah-masalah di dunia pendidikan tinggi termasuk sisi pendapatan seorang dosen. Apalagi kalau yang honorer. Masalah pendapatan ini saja sudah membawa dampak yang luar biasa. -- Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim (l. 1400 H/1980 M) --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] (OOT) NYTimes - Death by Veganism
http://www.nytimes.com/2007/05/21/opinion/21planck.html May 21, 2007 Op-Ed Contributor Death by Veganism By NINA PLANCK WHEN Crown Shakur died of starvation, he was 6 weeks old and weighed 3.5 pounds. His vegan parents, who fed him mainly soy milk and apple juice, were convicted in Atlanta recently of murder, involuntary manslaughter and cruelty. This particular calamity at least the third such conviction of vegan parents in four years may be largely due to ignorance. But it should prompt frank discussion about nutrition. I was once a vegan. But well before I became pregnant, I concluded that a vegan pregnancy was irresponsible. You cannot create and nourish a robust baby merely on foods from plants. Indigenous cuisines offer clues about what humans, naturally omnivorous, need to survive, reproduce and grow: traditional vegetarian diets, as in India, invariably include dairy and eggs for complete protein, essential fats and vitamins. There are no vegan societies for a simple reason: a vegan diet is not adequate in the long run. Protein deficiency is one danger of a vegan diet for babies. Nutritionists used to speak of proteins as first class (from meat, fish, eggs and milk) and second class (from plants), but today this is considered denigrating to vegetarians. The fact remains, though, that humans prefer animal proteins and fats to cereals and tubers, because they contain all the essential amino acids needed for life in the right ratio. This is not true of plant proteins, which are inferior in quantity and quality even soy. A vegan diet may lack vitamin B12, found only in animal foods; usable vitamins A and D, found in meat, fish, eggs and butter; and necessary minerals like calcium and zinc. When babies are deprived of all these nutrients, they will suffer from retarded growth, rickets and nerve damage. Responsible vegan parents know that breast milk is ideal. It contains many necessary components, including cholesterol (which babies use to make nerve cells) and countless immune and growth factors. When breastfeeding isn't possible, soy milk and fruit juice, even in seemingly sufficient quantities, are not safe substitutes for a quality infant formula. Yet even a breast-fed baby is at risk. Studies show that vegan breast milk lacks enough docosahexaenoic acid, or DHA, the omega-3 fat found in fatty fish. It is difficult to overstate the importance of DHA, vital as it is for eye and brain development. A vegan diet is equally dangerous for weaned babies and toddlers, who need plenty of protein and calcium. Too often, vegans turn to soy, which actually inhibits growth and reduces absorption of protein and minerals. That's why health officials in Britain, Canada and other countries express caution about soy for babies. (Not here, though perhaps because our farm policy is so soy-friendly.) Historically, diet honored tradition: we ate the foods that our mothers, and their mothers, ate. Now, your neighbor or sibling may be a meat-eater or vegetarian, may ferment his foods or eat them raw. This fragmentation of the American menu reflects admirable diversity and tolerance, but food is more important than fashion. Though it's not politically correct to say so, all diets are not created equal. An adult who was well-nourished in utero and in infancy may choose to get by on a vegan diet, but babies are built from protein, calcium, cholesterol and fish oil. Children fed only plants will not get the precious things they need to live and grow. Nina Planck is the author of Real Food: What to Eat and Why. --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] N E M
N . E . M Oleh : Dr.H.K.Suheimi N.E.M adalah singkatan dari Nilai Ebtanas Murni. Betulkah nilai itu MURNI. Inilah yang selalu bergelut dalam fikiran saya. Murnikah hasil Ebtanas itu?. Saya ngak tahu, sayapun tak tahu kemana harus bertanya dan kepada siapa harus mengadu. Saya takut kalau NEM anak saya yang murni itu tercemar oleh hal-hal yang tak murni. Karena setitik nila, rusak susu sebelanga pepatah yang saya ingat ketika masih di SD dulu. Sekarang anak saya Irsyad duduk di bangku SD. SD 05 Padang Pasir. SD teladan. Kalau ada kunjungan tamu-tamu, baik dari jakarta SD inilah yang jadi percontohan. Baik disiplinnya baik cara gurunya mengajar, banyak dapat penghargaan. Saya senang sekali waktu tahun lalu diadakan pemilihan dan seleksi SD teladan se Indone sia. Ternyata SD 05 Padsang PAsir ini keluar jadi pemenang nomor 2 di seluruh Indonesia. Hanya SD di Yokya saja yang mengalah kannya. Betapa senang dan bangganya saya karena anak saya sekolah di sekolah teladan ini. Lebih bersyukur saya lagi ketika keluar NEM nya. saya lihat prestasi dan angka yang dicapai anak saya adalah tinggi. Terbaca dalam NEM itu Angka-angka sebagai berikut 9,82.. 9,63... 9,25... 9,10 .. dan 8,75. Sehingga komulasinya NEMnya adalah 46,55. Saya cium Irsyad saya beri kecupan penghargaan karena dia telah menga lahkan saya. Saya ndak pernah mengondol angka sembilan. Sebagai mana sewaktu jadi dosen sekarangpun saya tak dapat memberikan angka sembilan itu pada mahasiswa saya. Saya beri dia hadiah, saya bawa dia makan, saya belikan dia mainan, dia senyum dan diapun puas. Dengan langkah pasti dan tegap saya bawa anak ini melamar ke SMP 1, karena rayonnya memang disitu. Dengan penuh keyakinan, saya percaya anak ini akan di terima. Betapa tidak, berasal dari SD teladan nomor dua di seluruh Indonesia. Mempunyai nilai yang tinggi diantara teman-temannya. Makanya surat lamaran dan formu lir pendaftaran hanya saya isi untuk SMP 1, karena memang itu rayonnya. Kalau pergi ke SMP lain tentu NEMnya harus lebih tinggi lagi. Tapi ternyata kegembiraan saya itu tidak berlangsung lama. Betapa terhenyak dan terperangahnya saya ketika hari Jumat, menyaksikan papan pengumuman di SMP 1 anak saya tidak diterima. Anak-anak kami, guru SMP 1 juga banyak yang ndak di terima. Kata buk guru SMP 1 yang mendampingi saya. Minimal NEM yang di terima adalah 46,95. Saya terperanjat kok ada NEM anak SDF yang setinggi itu. Berarti mereka punya angka sepuluh dalam NEM nya. Oh luar biasa pintarnya. Saya lebih terkejut lagi sewaktu melihat kenyataan, dari 170 murid yang di terima, 113 orang berasal dari sebuah SD. Tentu NEM SD tersebut adalah berkisar 48 dan 47. Oh betapa hebatnya. Kenapa dulu saya tak tahu bahwa ada SD yang sehebat itu?. Kalau saya tehu tentu kesanalah anak saya, saya masukkan supaya dia bisa menembus SMP 1. Tapi salahkah saya memilih SD terbaik menurut penilaian Tim Nasional. Atau salahkah TIM nasional menilai SD 05?. Dan kesana anak saya percayakan?. Saya tidak kecewa pada anak saya, dia telah berusaha untuk mendapatkan NEM 46,55. Cuma nasibnya belum di terima di SMP 1. Mungkin anak saya yang berikutnya nanti akan saya usahakan masuk ke SD yang hampir semua muridnya memperoleh NEM yang sangat tinggi. Sipakakh yang salah dan apakah yang salah, kata saya dari dalam hati. Tidak ada yang salah, cuma nasib anak saya yang tak dapat sekolah negeri, karena saya tidak mendaftarkannya ke SMP negeri yang lain. Lalu saya dengar ceritra lain. Sedih pak, kata seorang ibu. Ada seorang anak yang juara sejak dari kelas satu SD sampai lulus kelas 6. Cuma dia dapat NEM 46. Anak dengan bibit baik sejak awal ini di sekolah yang juga baik, tak dapat memilih sekolah favor itnya SMP 1. Andaikan Saya kadang-kadang suka berandai-andai. Andaikan N.E.M yang singkatannya adalah Nilai Ebtanas Murni. Diisi dengan nilai yang ternyata tidak murni. Maka dari lubuk hati yang dalam saya berdo'a, kiranya tangan-tangan yang mempermainkan kemurnian dari satu nilai yang di junjung tinggi ini. di beri balasan yang setimpal. Untuk semua itu saya teringat akan sebuah Firman Suci_Nya dalam Al_Qur'an surat An nisaa' ayat 79: [1]Apa saja kebaikan yang engkau peroleh adalah dari sisi Allah, dan apa saja bencana yang menimpa engkau adalah akibat (Kesala han) dirimu sendiriP[1] P a d a n g 6 Juli 1996 - Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links. --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List:
[EMAIL PROTECTED] Re: Lansia nan Paling aktif
Add Khairul Terima kasih, saya terharu add juga ada membaca tulisan yg saya kirim bukankah kita sesama Ummat Islam bersaudara?. Dalam satu persaudaraan, mereka saling mencintai, dia akan mencintai saudaranya, sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, demikian pesan agama kita melalui Rasul. Belumlah dikatakan beriman seorang sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintaidirinya sendiri . Masing-masing akan berusaha berbuat sesuatu pada saudaranya sebagaimana dia ingin diperlakukan. Dan diapun berusaha untuk tidak melakukan sesuatu sebagaimana dia tidak ingin diperlakukan, karena dia merasakan bahwa mereka berusaha, maka kepada saudaranya dia akan saling berbagi dan bersambung rasa, dalam satu tali persaudaraan. Apa yang kita cari dalam hidup ini, jika persaudaraan sesuatu yang amat langka rela kita rusak? Apa yang kita cari dalam hidup jika kenangan manis di masa perjuangan ketika masih sama-sama gigih bahu membahu penuh semangat korplalu direnggut hingga tali penghubung itu putus? Masa lalu, ternyata merupakan kekayaan yang paling berharga bagi kita. Apalagi dibanding dengan kemungkinan nasib di masa depan yang masih penuh teka-teki. Kadang-kadang kita lupa, sikut-menyikut dan sikap menjegal dalam perjuangan hidup, ternyata tak membuahkan apa-apa. Kadang-kadang, pertarungan kita Cuma ibarat rebutan balung tanpa isi berebut tulang kosong. Kita tak pernah tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada pihak lain. Karena itu, sering lebih arif kita diam, atau barhati-hati menyatakan pendapat. Lalu saya teringat pesan guru saya : Jangan terlalu cepat menilai karena penilaian itu adalah hak Tuhan. Dan Tuhan pun memberikan penilaian pada Yaumuddin, pada hari agama di akhirat kelak, apaka seseorang akan diberi pahala atau dapat ganjaran. Guru saya berkata lagi : Kita sangat lemah, jangankan menilai orang lain, menilai diri sendiri saja kita belum mampu. Pernahkah kita tahu bahwa kita sudah beriman ? dan berapa tebal keimannan kita ? Kalau kita tak pernah mampu menilai diri, kenapa kita bernafsu betul menilai orang lain?. Padahal yang tahu adalah Yang Maha Tahu. Hanya yang tahu, bahwa seseorang itu beriman, sesorang kafir, seseorang berdosa. Dan penilain serta ganjaran diberikan pada Yaumuddin, di akhirat kelak. Kita sering salah semat kata guru saya; kita sering terlalu cepat menilai. Padahal penilaian itu haknya Allah dan kita sering keliru menggunakannya. Janganlah kau benci pada sesuatu mungkin dalam sesuatu yang kita benci itu ada gunanya bagimu pesan guru saya salam teriring do'a semoga kita selalu dalam lindungannya amin K Suheimi Khairul Yanis [EMAIL PROTECTED] wrote: Tarimokasih banyak Uni Hanifah, Agak barek mangumpuan kabaranian manyampaikan kritik, mudah-mudahan nanti basobok jo topik nan mambuek ambo bagak manyampaikan kritik atau saran nantinyo. Tapi, Alhamdulillah salamoko lai banyak mandapek palajaran baharago di siko. Bialah untuak samantaro ko ambo inok-inok an sajo dulu :) Ambo sapandapek jo uni, tulisan-tulisan pak Suheimi tu sabana rancak. Ambo dulu pernah kirim email japri ka baliau mintak tulisan nan baliau sampaikan di siko, alhamdulillah lai dapek balasan dari baliau. Tarimokasih yo pak Suheimi :) Berarti sanak Khairul alah bisa mamilah milah urang dan jenis tulisanno serta karakterno. Barajalah mungkin mangaluakan ide, saran atau kritik. Sanak sendiri tertarik di bidang apo? Kalau tertarik membahas ABSSBK bisa batanyo atau badiskusi jo pak Saaf dll. Balakangan nan punyo banyak wakatu nampakno pak Riri, baliau nampakno juo serba bisa karano suko mambaco. Barajalah badiskusi jo baliau. Ndak usah nan sarik-sarik dulu, nan akrab jo kahidupan awak sen lu. Kalau alah bagak, baru baraja badebat jo sanak Proto dll he he he. Sia tau kelak jadi fungsionaris partai ... RN kali ya ? Kalau uni ngenet sacah sacah sennoh. Saribu labiah tulisan nan alun babaco li. Di buang sayang, ka dibaco alun sempatli. Maklumlah uni guru. Iko sen dulu dih. Oh ya ayat nan dipetik pak Suheimi indah nian ndak. Bekerjalah dengan prinsip memberi yang selalu ikhlas karena Allah, sehingga kesuksesan atau hasil sebenarnya merupakan impact dari prinsip memberi, berkorban dan didasari sifat dan kasih sayang yang tulus. Inilah makan ibadah sebenarnya, dalam berusaha selalu mencari Ridho Allah. -- Khairul's Links: http://grosirtanahabang.com/ -- Seni Belanja Grosir Online dari Rumah http://basis-forex-blogspot.com/ -- Belajar Trading Forex Online http://minang-kabau.com/ -- (Lagi belajar bikin website lagi nih) http://peluang-bisnis-online-internet.blogspot.com/ -- Informasi-informasi peluang bisnis lainnya http://greatest-books.blogspot.com/ -- Resume buku-buku bagus http://informasi-egold.blogspot.com/ -- Informasi seputar Egold - No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get
[EMAIL PROTECTED] Re: Pemerintah Kalah, Dinilai Lalai Penuhi Hak Asasi
Assalamu'alaikum wr wb; Nio bacarito zaman dulu katiko taun limo puluehan.Katiko ambo kelas VI SR (kini SD) dari 29 murik kelas VI yang blieh ikuik ujian akhir cuma 22 urang yang lain indak bulieh ikuik ujian akhir.Dari yang ikuik ujian tuh cuma barampek yang lulus ( itupun alah ditambah angko,yang asalnyo cuma baduo ).Hasiltu ditarimo,dan indak ado yang mangecekkan soal2 nyo sarik (sulit ).Kini lain bana,apokah dek karano lah tabiaso luluih 100%.walaupun jarang2 anaktu sakolah.Lagi pulo kini urang murah2 ( mudah)sajo mlakek an tangan,tamasuek demo,apolkah ado pangarueh indak ado raso malu atau pangarueh ubek2 talarang.Urang kini murah2 (mudah) bana berang,apokah ado hubungan jo makanan nan dimakan yang mempengaruhi pertumbuhan.Kalau urang2 dulu memang banyak nan nyo hasilkan dari tulang salapan Karek,banting tulang,dengan bermandi palueh?Wallahu a'lam bissawab. Wassalam; H M On 5/22/07, Riri - Mairizal Chaidir [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb. Beberapa mass media memberitakan keputusan pengadilan - gugatan terhadap Pemerintah. Bagi sanak yang belum sempat baca, di bawah saya copykan yang dari Tempo Interaktif. *(Subject di atas adalah Judul Berita di Kompas Cetak).* Cuma, dengan ke-awam-an saya, saya jadi berpikir, apa ukurannya bahwa Pemerintah telah atau belum mematuhi keputusan pengadilan sbb? *Majelis hakim memutuskan supaya para tergugat meningkatkan kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah serta akses informasi yang lengkap keseluruh daerah sebelum melaksanakan kebijakan ujian nasional lebih lanjut, para tergugat harus mengambil langkah konkrit untuk menangani gangguan psikologi dan mental akibat ujian nasional dan memerintahklan tergugat untuk meninjau kembali sistem pendidikan nasional.* Wassalam Riri *Pengadilan Kabulkan Gugatan Ujian Nasional* Senin, 21 Mei 2007 | 14:30 WIB *TEMPO Interaktif*, *Jakarta*:Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan gugatan ujian nasional. Pembacaan putusan yang dilakukan secara bergantian oleh Ketua majelis hakim Andriani Nurdin dan hakim anggota Andi Makasau di persidangan yang berlangsung pada pukul 11.00-12.15 WIB Senin (21/5). Dalam putusannya, majelis hakim berpendapat bahwa para tergugat yakni Presiden RI, Wakil Presiden, Menteri Pendidikan Nasional, dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah lalai dalam meningkatkan kualitas guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan informasi khususnya didaerah pedesaan. Para tergugat juga dinyatakan telah mengabaikan implikasi ujian nasional karena faktanya terdapat berbagai kecurangan baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa supaya lulus ujian nasional. Seyogyanya para tergugat meninjau pelaksanaan ujian nasional, kualitas guru, dan sarana pendidikan didaerah, kata Hakim Andi Makasau saat menbacakan putusan. Majelis hakim juga berpendapat para tergugat telah memenuhi unsur melawan hukum karena telah terbukti menimbulkan kerugian materil dan imateril bagi para siswa yang tidak lulus ujian nasional. Kerugian materil, kata hakim, berupa biaya pendidikan selama tiga tahun, sedangkan kerugian imateril adalah tekanan psikologis dan kehilangan kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Faktanya, kata hakim, ada siswa yang mendapatkan beasiswa dari universitas di Jerman, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Brawijaya yang tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena tidak lulus ujian nasional. Bahkan ada siswa pemenang olimpiade fisika yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena tidak lulus ujian nasional, kata hakim ketua Andriani Nurdin. Menurut majelis, para tergugat telah melalaikan pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 tentang hak asasi manusia, undang-undang nomjor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Karena pada prakteknya ujian nasional menjadi satu-satunya syarat penentu kelulusan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai mata pelajaran lainnya. Faktanya, pada tahun 2006 lalu, dari sekitar 1,5 juta siswa setingkat SMA, 167.867 diantaranya tidak lulus UN. Sedangkan dari sekitar dua juta siswa setingkat SLTP, 187 ribu diantaranya tidak lulus UN. Kelalaian para tergugat adalah sebab akibat, katanya. Dengan demikian, kata Andriani, majelis hakim memutuskan menolak eksepsi para tergugat dan mengabulkan gugatan subsider penggugat yakni tim advokasi ujian nasional (TEKUN). Majelis hakim memutuskan supaya para tergugat meningkatkan kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah serta akses informasi yang lengkap keseluruh daerah sebelum melaksanakan kebijakan ujian nasional lebih lanjut, para tergugat harus mengambil langkah konkrit untuk menangani gangguan psikologi dan mental akibat ujian nasional dan memerintahklan tergugat untuk meninjau kembali sistem pendidikan nasional. Majelis hakim juga menghukum para tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 374 ribu. *RINI KUSTIANI* -- It's here! Your
[EMAIL PROTECTED] Re: Bamacam-macam caro dakwah
Sejarah memang His-Story..ceritanya tergantung siapa yang bercerita dan dari sudut mana dia menilik kejadian tersebut. tak terlepas juga dari idea yang dimiliki orang tersebut. jadi kalau menilai sejarah yang tepat hanyalah lewat orang yang bercerita tanpa punya beban sejarah apapun, bebas dari penilaian subjektif .. kita yang berada disini tentu tak terlepas dari idea ataupun paradigma tertentu terhadap sejarah Peto Syarief ini..apalagi buat kaum ibu saya yang kalau di lihat dari ranjinya masih ada hubungan dengan khatib Bayanudin.. kalau dilihat dari konteks negara bangsa tentu kita tidak bisa mangatakan Imam Bonjol ini memberontak karena belum ada negara ketika itu..yang ada termasuk dalam wliayah administratif hindia belanda yang di berada dalam genggaman sebuah perusahaan yang bernama VOC. tapi kalau kita bawakan ke konteks bernegara seperti saat ini maka gerakan paderi yang beraliran wahabi ini hampir sama dengan Forum Pembela Islam (FPI) yang di komandani Habieb Riziq. Menegakkan syariat Islam dengan Pedang (baca:kekerasan).. wah kalau Ibu saya masih hidup..akan bamerah muko dan maariak mahantam tanah ka ambo mungkin salam Ben Riri - Mairizal Chaidir [EMAIL PROTECTED] wrote: ZUL FIKRI [EMAIL PROTECTED] wrote:Dari buku nan ambo baco dan internet ambo bisa menangkap bahwa Tuanku Imam ini sebenarnya bukanlah seorang yang berlatar belakang militer sebenarnya, namun seorang pemuka agama islam yang sangat disegani. ... [deleted] Namun di tengah jalan beliau terpaksa harus mengangkat senjata karena gangguan dari kaum adat, jadi saya tidak setuju kalau dikatakan bahwa beliau adalah seorang yang memberontak kepada penguasa. Sanak Zul, saya rasa masalahnya bukan setuju atau tidak setuju, tapi ini tergantung kita melihatnya dari sisi mana. Kalau dari sisi kaum adat waktu itu, plus Belanda, ya beliau ini jelas pemberontak. Kalau dari sisi pemerintah Indonesia beliau itu Pahlawan Nasional. Dari sisi agama - seperti anda sebutkan - beliau seorang pemuka dsb dsb. Kembali ke topik yang kita diskusikan sebelumnya. Saya tidak punya data, tapi mungkin benar jika dikatakan bahwa kelakuan sebagian orang jaman sekarang sama dengan yang ada di jaman sebelum Perang Paderi. Jadi tentunya ini menarik untuk dipelajari. Tapi, kembali ke pertanyaan sebelumnya, apakah kalau kasus nya sama, treatment nya juga sama? Kalau tidak harus, tentunya ada bagusnya jika berbagai alternatif lain yang justru di explored. Wassalam, Riri - Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links. - Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links. --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~--~~~~--~~--~--~---