[R@ntau-Net] silaturahim jo sanak-sanak R@ntauNet, Sabtu, 22 Agst 2015
Sia nan bisa hadir hari ko ba silaturahim jo sanak-sanak R@ntauNet, Sabtu, 22 Agst 2015 jam 16:00 - 18:30 ditunggu di: Rumah Makan Padang Sari Minang: Jl Ir H Juanda No 4, Jakarta Pusat Nan baniaik ka hadir, samantaro ko 1. Nanang (PIC) 2. Miko 3. Reny 4. Nofendri 5. Ajo Duta 6. Z Chaniago 7. 8. 9. 10. silahkan dilanjut. Maap ... dek kito banyak acara dari pagi sampai siang, silahkan koordinasi jo PIC nyo Nanang. Sampai basuo bisuak. Renny.Bintara -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Re: Rencana Peletakan Batu Pertama Stasiun Kereta Api di BIM
Ha ha ha. Pada tanggal 22 Agt 2015 08:34, bus tami bustami@gmail.com menulis: iyoo sato pulo galak cieksanak.hahahahahhahaha Batua nan dikatokan sanak nanang,jalan bypass ka indaruang sajo ndk salasai2 sampai kini doh katiko nan dareh tuu jadi wako, itu namonyo ide untuak mancari massa sajo tuu nyoo, kito kan alah samo2 tau sa indonesia koo nan paliang rumik urusan tanah yoo ditampek awak (Sumbar) Yoo kantuik sajo nan gadang Pada 12 Agustus 2015 20.18, Maturidi Donsan maturid...@gmail.com menulis: Kini awak baru tau sasudah mabaco tulisan sanak Arief: mantang mantang mak rumah nyo urang PITOK?? Tapi mato baliau agak pitok jo saketek, antah kok dalam kodak. Pantas baliau setujui Siloam Lippo grup, tak anehlah. Maturidi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Fwd: Send Your Name on NASA's Mars Mission InSight
Kok namo sajo nan pai, ambo ikuik ciek Maturidi Pada 20 Agustus 2015 20.39, Fitrianto fitr.tanju...@gmail.com menulis: Gratis, pak. Tapi kalau berapa dana misinya, tentunya jutaan dolar. Yang dikirim cuman nama kita, Jadi insya Allah semua ikut...:) Nama akan dicetak dalam chip yang akan dikirim bersama misi ke Mars tsb (gak tau apa dalam format digital, atau benar2 dicetak secara fisik). Belum banyak yang dari Indonesia Wassalam fitr 2015-08-19 23:58 GMT-04:00 Maturidi Donsan maturid...@gmail.com: Berapa tiket wiasat NASA ke Mars Fitrianto TK Infonyo Wass, Maturidi -- . -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Untuak dapek gambaran kisah sejarah sekitar 17 Agustus 1945 di Bukittinggi dan sekitarnyo, rancak dicaliak dan dibaco tulisan di bawah ko: http://ranahberita.com/23069/17-agustus-1945-malam-kisah-kabar-pertama-proklamasi-di-padang-dan-bukittinggi -- MakNgah Sjamsir Sjarif -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Sekitar tanggal 17 Agustus 1945 tu nan takana dek MakNgah ( umua 10 ) carito kami sadang makan pagi. Uda (umua 21) mangabakan Japang lah Kalah Parang, Awak alah Mardeka. Komentar Aya (umua 48): Sia lai nan ka jadi Rajo Awak eeh? Uda: Indak Urang Bulando atau Urang Japang , tapi misti Urang Awak. Tapi Uda alun tahu lai sia namo Urang Awak nan ka jadi Rajo Awak tu lai. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Wah hebat bung Akmal. Saya rasa banyak yg tidak tahu. Bagaimana pula dgn kasus Pariaman ? SB. Pada tanggal 21 Agt 2015 11:21, Afda Rizki afdari...@gmail.com menulis: Luar biasa Uda Akmal, Sangat mencerahkan sekali. Baru tau ambo saroman tu carito nyo. Tarimo kasih banyak Da. Apokah Pao An Tui ko sempat ado di ranah di zaman revolusi kemerdekaan dulu? Karano -kalau ndak salah- ado beberapo daerah di Sumbar yang etnis Tionghoa nyo samo sekali ndak ado laiwalau sempat ado sebelumnyo. Maulang permintaan Uda Akmal, kok lai ado senior dan sesepuh RN yang mengalami langsuang maso-maso bergolak ...mungkin bisa berbagi carito di lapau ko. Wassalam, Afda Rizki * Pada Kamis, 20 Agustus 2015 13.44.30 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis: Sanak Afda Rizki, 12.000 orang Tionghoa yang turun ke jalan-jalan kota Medan itu dimotori milisi radikal Poh An Tui (disebut juga Pao An Tui), yang dikomandani seorang Cina Medan bernama Lim Seng. Poh An Tui ini milisi yang ditakuti, meski awal berdirinya cuma dengan 110 orang, tapi mereka dilatih langsung oleh Brigjen Ted Kelly (salah satu komandan Tentara Sekutu), dan pasokan senjata mereka pun dari Tentara Sekutu. Poh An Tui sendiri berarti Barisan Penjaga Lingkungan. Sebetulnya Tionghoa radikal seperti anggota Poh An Tui itu jumlahnya sedikit dibandingkan jumlah Tionghoa di Indonesia, yang secara politik terbagi ke dalam tiga kelompok: 1. Kelompok Sinpo, yang masih mengidentifikasi diri dengan leluhur mereka di China Daratan. 2. Kelompok Chung Hua Hui (CHH) yang pro-Belanda, dan 3. Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang pro-Republik. Salah seorang tokoh Tionghoa pro-Republik adalah Siaw Giok Tjhan (perannya lebih jauh dijelaskan di bawah nanti) Ketika Jepang datang, ketiga kelompok itu dipaksa melebur jadi satu kelompok yang disebut Hui Chiao Tsung Hui (HCTH) sehingga perbedaan antarkelompok tak lagi terlihat jelas. Ketika Tentara Sekutu kembali ke Indonesia, antara lain lewat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, polarisasi HCTH kembali terlihat. Ada kelompok yang ingin Belanda kembali berkuasa, dan ada masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung dengan republik yang baru merdeka. Malangnya, Bung Tomo dalam pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa, terutama Tionghoa di Surabaya, lebih pro-Belanda ketimbang pro-Republik. Dengan kata lain, mereka pengkhianat. Pidato Bung Tomo memicu sentimen anti-Tionghoa dan gelombang serangan rakyat Surabaya terhadap keturunan Tionghoa. Situasi ini membuat Siaw Giok Tjhan yang selama ini pro-Republik marah dan kecewa terhadap Bung Tomo, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk bertemu Bung Tomo dengan menyatakan tidak semua orang Tionghoa pro-Belanda, cukup banyak juga yang pro-Republik. Dalam pertemuan itu Bung Tomo menyatakan bahwa orasinya di radio berdasarkan laporan lapangan dari Soemarsono, komandan lapangan Pemuda Republik, yang pasukannya berhadapan langsung dengan Poh An Tui (Surabaya). Meski Siaw Giok Tjhan akhirnya bisa memahami penjelasan Bung Tomo, tapi sentimen anti-Tionghoa telanjur meluas ke luar Surabaya, dan khususnya pecah di Medan. Sepanjang Desember 1945 terjadi serangan terhadap orang-orang Tionghoa oleh pribumi Medan. Keadaan ini membuat sebagian etnis Tionghoa Medan memilih angkat senjata dan mendirikan Poh An Tui (cabang) Medan, yang diketuai Lim Seng tadi, dengan anggota awal 110 orang. Mereka mengibarkan spanduk-spanduk bertuliskanRepublik Mengkhianati Kami. Sampai tahap ini posisi mereka lebih bersifat defensif. (*Note: *Ada perbedaan waktu tentang kapan persisnya demontrasi besar yang melibatkan 12.000 etnis Tionghoa itu terjadi. Jika laman yang dirujuk sanak Afda Rizki dan MakNgah menyebutkan peristiwa itu terjadi pada September 1947, sementara ambo yang menuliskan juga peristiwa ini dalam novel historis *Napoleon dari Tanah Rencong* (2013), hal. 174-177, ambo lebih memilih versi yang menyatakan demontrasi besar itu terjadi pada akhir Januari 1946. Salah satu rujukan ambo adalah karya Chalmers A. Johnson yang berjudul *Peasant Nationalism and Communist Power: The Emergence of Revolutionary China* yang banyak membahas gejala pertumbuhan Poh An Tui, yang awalnya hanyalah milisi penjaga ketertiban distrik (hsien) di daratan China, tapi kemudian berkembang menjadi kekuatan yang lebih menakutkan di Indonesia). Kembali ke posisi Poh An Tui, usai demonstrasi besar itu, pada Maret 1946 anggota Poh An Tui mendapat pelatihan dari Brigjen Ted Kelly dan dipasok berbagai jenis senjata, sehingga dengan cepat milisi ini membesar, punya nyali, dan berani unjuk gigi. Lim Seng lalu menetapkan Bagan Siapi-api sebagai daerah uji coba ketangguhan Poh An Tui. Di sepanjang perjalanan Medan-Bagan Siapi-api, laskar Poh An Tui membantai secara brutal warga pribumi yang berani melawan mereka. Melihat kebrutalan Poh An Tui yang menjadi-jadi (bukan kebrutalan keturunan Tionghoa secara keseluruhan sanak Afda),
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Ado duo istilah nan paralu diklarifikasi karano jakawatunyo berbeda dan jangan dikalirukan: 1, Maso Revolusi (kemedekaan) nan biaso dijangkawaktukan 1945-49/50. Titik pembicaraan biaso di sekitar Maso Darurat, PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia, 1948-49. 2. Maso Bagolak, adolah Maso Pergolakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia). Nah Ciek Lai ado Maso Parang PADERI nan balansuang sekitar awal abad ka-19. Katigo Maso Parang tu sangat mampangaruhi keadaan jiwa Masyarakat Minangkabau. -- MakNgah Sjamsir Sjarif -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Insya Allah bukan hoax...:) Scientists Discover That Fasting Triggers...
Salaam, http://www.collective-evolution.com/2014/06/22/scientists-discover-that-fasting-triggers-stem-cell-regeneration-fights-cancer/ Scientists Discover That Fasting Triggers Stem Cell Regeneration Fights Cancer June 22, 2014 by Arjun Walia http://www.collective-evolution.com/author/arjun/. Select Language▼ 590 [image: fasting] advertisement - learn more http://www.collective-evolution.com/our-ad-commitment/ A number of ancient health practices are proving to be effective in multiple ways. We recently posted an article about meditation, and how neuroscience can now explain what happens to the brain when we meditate. Now, scientists have discovered the first evidence of a natural intervention triggering stem cell-based regeneration of an organ or system. The study was published in the June 5 issue of *Cell Stem Cell *by researchers from the University of Southern California. The research shows that cycles of prolonged fasting protect against immune system damage and induce immune system regeneration. They concluded that fasting shifts stem cells from a dormant state to a state of self-renewal. (1) https://news.usc.edu/63669/fasting-triggers-stem-cell-regeneration-of-damaged-old-immune-system/ Human clinical trials were conducted using patients who were receiving chemotherapy. For long periods of time, patients did not eat which significantly lowered their white blood cell counts. In mice, fasting cycles “flipped a regenerative switch, changing the signalling pathways for hematopoietic stem cells, which are responsible for the generation of blood and immune systems.” (1) https://news.usc.edu/63669/fasting-triggers-stem-cell-regeneration-of-damaged-old-immune-system/ *“We could not predict that prolonged fasting would have such a remarkable effect in promoting stem cell-based regeneration of the heatopoietic system. When you starve, the system tries to save energy, and one of the things it can do to save energy is to recycle a lot of the immune cells that are not needed, especially those that may be damaged. What we started noticing in both our human work and animal work is that the white blood cell count goes down with prolonged fasting. Then when you re-feed, the blood cells come back. ” – *Valter Longo, corresponding author. (1) Again, because fasting significantly lowers white blood cell counts, this triggers stem cell-based regeneration of new immune system cells. More importantly, it reduces the PKA enzyme, which has been linked to aging, tumour progression and cancer.(1) It’s also noteworthy to mention that fasting protected against toxicity in a pilot clinical trial where patients fasted for 72 hours prior to chemotherapy. *“Chemotherapy causes significant collateral damage to the immune system. The results of this study suggest that fasting may mitigate some of the harmful effects of chemotherapy.” *Co-Author Tanya Dorff (1) http://www.collective-evolution.com/2014/06/22/scientists-discover-that-fasting-triggers-stem-cell-regeneration-fights-cancer/%20%281%29 Fasting is a tradition that’s been incorporated into many ancient cultures, from Vedic to Buddhist and more, fasting should not be confused with starvation. It’s the process of restrain and control from the sensorial experience of eating and at the same time making sure you are doing it correctly. When I fast, I usually do water fasts and I have been doing them for almost eight years now and I always feel great and full of energy after doing so. *More Research* *1. Fasting helps protect against brain disease:* Researchers at the National Institute on Aging in Baltimore have found evidence that fasting for one or two days a week can prevent the effects of Alzheimer and Parkinson’s disease. Research also found that cutting the daily intake to 500 calories a day for two days out of the seven can show clear beneficial effects for the brain. *2. Fasting cuts your risk of heart disease and diabetes:* Regularly going a day without food reduces your risk of heart disease and diabetes. Studies show that fasting releases a significant surge in human growth hormone, which is associated with speeding up metabolism and burning off fat. Shedding fat is known to cut the risk of heart disease and diabetes. Doctors are even starting to consider fasting as a treatment. *3. Fasting effectively treats cancer in human cells:* A study from the scientific journal of aging found that cancer patients who included fasting into their therapy perceived fewer side effects from chemotherapy. All tests conducted so far show that fasting improves survival, slow tumor growth and limit the spread of tumors. The National Institute on Aging has also studied one type of breast cancer in detail to further understand the effects of fasting on cancer. As a result of fasting, the cancer cells tried to make new proteins and took other steps to keep growing and dividing. As a result of these steps, which in turn led to a number of other steps, damaging free
Re: [R@ntau-Net] Re: Rencana Peletakan Batu Pertama Stasiun Kereta Api di BIM
iyoo sato pulo galak cieksanak.hahahahahhahaha Batua nan dikatokan sanak nanang,jalan bypass ka indaruang sajo ndk salasai2 sampai kini doh katiko nan dareh tuu jadi wako, itu namonyo ide untuak mancari massa sajo tuu nyoo, kito kan alah samo2 tau sa indonesia koo nan paliang rumik urusan tanah yoo ditampek awak (Sumbar) Yoo kantuik sajo nan gadang Pada 12 Agustus 2015 20.18, Maturidi Donsan maturid...@gmail.com menulis: Kini awak baru tau sasudah mabaco tulisan sanak Arief: mantang mantang mak rumah nyo urang PITOK?? Tapi mato baliau agak pitok jo saketek, antah kok dalam kodak. Pantas baliau setujui Siloam Lippo grup, tak anehlah. Maturidi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Fwd: BELAJAR MEMAAFKAN DARI BUYA HAMKA.
Tarimo kasih Mak Ngah telah melewakan sekelumit tulisan mengenai alm Buya Hamka. Kalau tak salah, tahun 80-an saya beli tafsir alazhar, waktu membaca pembukaan, bagaimana perlakuan aparat kepolisian di rutan Cimahi kepada beliau, dada saya terbakar, waktu itu saya masih 40-an, rasanya mau dicari kawan aparat untuk menghabisi oknum polisi yang menganiaya pak Hamka di rutan itu. Dihalaman penganiayaan itu saya tulis dengan tinta merah spidol besar, caci maki kepada BK dan Oknum penyidiknya. Beberapa tahun kemudian sekitar 2000-an, mesjid dilingkungan saya baru di pugar, mau dilengkapi dengan perpustakaan, tapi buku-bukunya belum memadai. Satu ketika pengurus mesjid datang minta sumbangan buku, saya sumbangkanlah tafsir Al Azhar 30 jus itu. Dengan lewa-an mak Ngah diatas saya termenung, merasa bersalah, maencaci maki orang pada hal yang dicaci tak beririsan dengan saya. Buya saja yang dicaci, dihina malah disiksa, beliau memaafkan. Agar caci-makian yang saya tulis itu tidak terbaca jamaah lagi, saya bermaksud sesegera mungkin menarik buku tersebut setelah ada penggantinya yang baru,. sekaligus minta maaf kepada yang tersinggung dan mohon ampun kepada Allah swt atas kekhilafan itu. Buya Hamka panutan umat semoga beliau berada ditempat yang sebaik-baiknya disisi Allah swt amin Wass, Maturidi (L/77) Maturidi, Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Buku-buku ttg Minangkabau.
Para sanak sekalian, sebagai seorang penggemar buku, saya ingin tahu, bagaimanakah minat baca thd buku-buku ttg Minangkabau dari masyarakat Minangkabau sendiri ? Minangkabau masa lampau atau Minangkabau masa kini ? Wassalam, SB. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Fwd: BELAJAR MEMAAFKAN DARI BUYA HAMKA.
~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA Begin forwarded message: From: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com Date: August 20, 2015 at 11:23:14 PM PDT To: [pengajian-sf] pengajian...@yahoogroups.com Subject: BELAJAR MEMAAFKAN DARI BUYA HAMKA. BELAJAR MEMAAFKAN DARI BUYA HAMKA. Janganlah pandang hina musuhmu, karena jika ia menghinamu, itu ujian tersendiri bagimu..”(Syair Imam Syafi’i) HAJI Abdul Malik Karim Amrullah atau bisa dikenal dengan Buya Hamka adalah ulama besar yang meninggalkan jejak kebaikan bagi umat dan bangsa ini. Semasa hidup, ulama kelahiran Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908, ini dikenal sebagai sosok ulama yang santun dalam bermuamalah, namun tegas dalam akidah. “Kita sebagai ulama telah menjual diri kita kepada Allah, tidak bisa dijual lagi kepada pihak manapun,”demikian tegasnya ketika dilantik sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hamka salah seorang ulama yang mendapat gelar Doktor Honouris Causa dari Universitas Al-Azhar, Mesir, karena kiprah dakwahnya dalam membina umat. Ia dikenal dengan fatwanya ketika menjabat sebagai Ketua MUI, yang mengeluarkan fatwa haram bagi umat untuk Islam mengikuti “Perayaan Natal Bersama”. Ia juga yang menolak undangan untuk bertemu Paus, pemimpin Katholik dunia, ketika datang berkunjung ke Istana Negara pada masa Presiden Soeharto. Dengan tegas, Buya Hamka mengatakan perihal penolakannya bertemu Paus tersebut, “Bagaimana saya bisa bersilaturrahmi dengan beliau, sedangkan umat Islam dengan berbagai cara, bujukan dan rayuan, uang, beras, dimurtadkan oleh perintahnya?” Demikian ketegasan Buya Hamka dalam soal akidah. Namun dalam bermuamalah, ia santun dan lembut, sikapnya mencerminkan pribadinya. Ia sosok pemaaf, tak pernah menaruh dendam… Baru-baru ini, anak kelima dari Buya Hamka, Irfan Hamka, merilis ulang sebuah buku yang menggambarkan tentang sosok dan pribadi ulama tersebut. Buku berjudul “Ayah” itu menceritakan pengalaman hidup Irfan Hamka bersama sang ayah, dan suka duka perjalanan hidup ayah tercintanya, baik sebagai tokoh agama, politisi, sastrawan, dan kepala rumah tangga. Sebelumnya, putra kedua Buya Hamka, Rusjdi Hamka, juga pernah menulis buku yang mengisahkan tentang sosok sang ayah, yang berjudul “Pribadi dan Martabat Buya Hamka.” Ada hal menarik yang diceritakan dalam buku “Ayah” tersebut. Terutama tentang bagaimana sosok pribadi Buya Hamka ketika menghadapi orang-orang yang pernah memfitnah, membenci, dan memusuhinya. Sebagai ulama yang teguh pendirian, tentu ada pihak yang tak suka dengan sikapnya. Irfan Hamka menceritakan bagaimana sikap Buya Hamka terhadap tiga orang tokoh yang dulu pernah berseberangan secara ideologi, memusuhi, membenci, bahkan memfitnahnya. Ketiga tokoh tersebut adalah Soekarno (Presiden Pertama RI), Mohammad Yamin (tokoh perumus lambang dan dasar negara), dan Pramoedya Ananta Toer (Budayawan Lekra/Lembaga Kebudayaan Rakyat, organisasi seni dan budaya yang berafiliasi pada Partai Komunis Indonesia). Betapapun ketiga tokoh itu membenci dan memusuhi Buya Hamka, namun akhir dari kesudahan hidupnya mereka justru begitu menghormati dan menghargai pribadi dan martabat Buya Hamka. Soekarno ketika menjabat sebagai Presiden RI dan memaksakan ideologi Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis), menahan Buya Hamka selama dua tahun empat bulan dengan tuduhan yang tidak main-main: terlibat dalam rencana pembunuhan Presiden Soekarno. Pada 28 Agustus 1964, Buya Hamka ditangkap dan dijerat dengan tuduhan melanggar Undang-Undang Anti Subversif Pempres No.11. Hamka ditahan tanpa proses persidangan dan tanpa diberikan hak sedikitpun untuk melakukan pembelaaan. Tak hanya itu, buku-buku karyanya pun bahkan dilarang untuk diedarkan. Hamka dijebloskan ke penjara, diperlakukan bak penjahat yang mengancam negara. Begitu zalimnya sikap Soekarno terhadap ulama tersebut. Namun apa yang terjadi, setelah bebas dari penjara, dan Buya Hamka sudah mulai beraktivitas kembali, sementara kekuasaan Soekarno sudah terjungkal, peristiwa mengharukan terjadi. Soekarno yang mulai hidup terasing dan sakit-sakitan, di akhir hayatnya kemudian menitipkan pesan kepada orang yang dulu pernah dizaliminya. Pesan tersebut disampaikan kepada Buya Hamka lewat ajudan Presiden Soeharto, Mayjen Soeryo, pada 16 Juni 1970. Isi pesan tersebut berbunyi, “Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku..” Hamka terkejut, pesan tersebut ternyata datang seiring dengan kabar kematian Soekarno. Tanpa pikir panjang, ia kemudian melayat ke Wisma Yaso, tempat jenazah Bung Karno disemayamkan. Sesuai wasiat Soekarno, Buya Hamka pun memimpin shalat jenazah tokoh yang pernah menjebloskannya ke penjara itu. Dengan ikhlas ia menunaikan wasiat itu, mereka yang hadir pun terharu. Lalu, apakah Buya Hamka tidak menaruh dendam pada Soekarno. Dengan ketulusan ia