[R@ntau-Net] Buya Syafii: Politik hanya Jadi Mata Pencarian
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/25/228828/284/1/Politik-hanya-Jadi-Mata-Pencarian -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting - Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
ikut komentar ah,AJ :MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???) Harman :Jadi setuju nih dengan cara2 mereka.oke, kalau begitu, setelah bom bali1-2, JW Mariot, BEJ, tempat mana lagi nih rencananya mau di bom? ...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar.. Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya Ijjhitihad para Ulama) H :emang buya ngomong apa, ko' tau2 disinisin begitu? coba baca lagi kalimat awal dan berikutnya. Emang setuju kalau ada sebagian kelompok membakar dan menyerang pabrikrokok karena fatwa rokok haram yg dikeluarkan MUI? atau kelompok2 yg mengatasnamakan fatwa MUI tentang Ahmadiyah menyerang dan membunuh anggota Ahmadiyah? saya sih ga setuju tuh. AJ:jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 kepentingan/suara rakyat) H :emang g ada bedanya dengan berdasi slama yang dilakukan merusak ya tetap merusak, jadi g ada yg salah kan dengan pernyataan buya? terus kenapa diprotes? once again, please read carefully. AJ:..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa rajo adil rajo disambah rajo lalim rajo disanggah (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ? H:saya malah ketawa, ko' tau2 muncul nama2 partai, emang buya ngomongin partai ? lagi, baca hati2 dan kepala dingin, jangan karena ini tulisan buya terus yang ada dibenak dan pikirannya cumapokoknya. Orang2 yg kebenciannya pada AS sampai ubun2 memanglebih mudah untuk dijaring untuk kemudian dijadikan umpan, dengan sedikit menyulut apijihad, mreka rela memasangkan bom di tubuh mereka. Hasilnya, tentu propaganda perangmelawan teroris akan tambah laris. AJ :AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa Afghanistan dlm menghadapi musuh (kata org betawi ..nggak ade matinye..) , SAya pernah membaca di majalah Hidayatullah (edisinya lupa, nanti dicarikan), Reportase langsung dr Afghanistan (lingkungan Taliban). Ternyata apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Syafii Maarif (mgkn kita semua) hanya kutipan/informasi yang hanya didapatkan dr media cetak/televisi barat yang 100% tidak benar sama sekali H :saya lanjutkan tulisannya :Mereka ingin membangun sebuah dunia cita-cita yang akal sehat tidak dapat memahaminya. Perempuan misalnya tidak perlu sekolah dan harus tinggal di rumah kalau ini salah satu dari kebijakan taliban spt itu, saya jg tdk setuju dengan taliban. kalau100% tidak benar, terus yang benar spt apa? Saya juga ga pintar2 amat dan saya juga bukan pencinta berat buya syafi'i, tapi palingtidak saya mencoba membacanya secara hati-hati. Oh iya, jika tangan sanak gatal, saran saya segera dicuci dengan air dan sabun bukanlantas mendaratkannya di keyboard. wassalam,harman st idris (39)--- On Thu, 3/31/11, adha jamil adha.ja...@gmail.com wrote: From: adha jamil adha.ja...@gmail.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah To: rantaunet@googlegroups.com Date: Thursday, March 31, 2011, 2:22 PM Assallamualaikum wr wb... Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta. Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut. tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ... MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???) ...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar.. Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya Ijjhitihad para Ulama) ...preman berjubah ???, jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 kepentingan/suara rakyat) ...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2 agama yg digunakan... ..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa rajo adil rajo disambah rajo lalim rajo disanggah (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ? ...rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yg ingin memutar jarum jam kebelakang.. AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa
Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
Cuma nan agak maragu dek ambo Baliau bangga barani batamu jo Bush Seandai Abu Bakar Baasyir atau Munarman/ Habieb Rizieq ingin badebat jo Bush itu memang diagiah kesempatan Sedang ukatu kunjungan ka Bogor nan gagal sajo, banyak pembatasan hak publik utk pengamanannyo ---TR Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Sutan Sinaro stsin...@yahoo.com Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 31 Mar 2011 21:26:27 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah Ndak usah heran awak, nan manulih, Liberal, nan malewakan, liberal pulo. Urang-urang Liberal ko sabananyo anti Islam (liek tulisan kapatang), tapi mamakai atribut Islam. Ha ha, sabananyo nan anti Islam ko, sabuik buruaknyo tantu pareman. Kalau nyo konotasikan jubah ko jo Islam, inyo mamakai embel-embel Islam. Nah, sia sabanyo pareman berjubah ?. Bak kecek rang Jakarta, Maling teriak maling. Wallahu ta'ala a'lam. Wassalam St. Sinaro --- On Thu, 3/31/11, aafri...@yahoo.co.id aafri...@yahoo.co.id wrote: From: aafri...@yahoo.co.id aafri...@yahoo.co.id Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah To: rantaunet rantaunet@googlegroups.com Date: Thursday, March 31, 2011, 6:19 PM Ambopun sapandapek jo iko, malah tokoh-tokoh Islam kini takuaik mangatokan nan haq itu adolah haq nan bathil adolah bathil, kabanyakan intelektual islam kiniko Dallu wa adhallu (sasek dan manyasekan). Tokoh-tokoh Islam nan katonyo moderat labiah bayak manjilek dan membela kepentingan umarak nan zalim dan maambiak muko ka Barat dengan mangateh namokan HAM dan kebebasan. Na'uzubillahi min zalik Tks Afrijon Ponggok 44,L,Pekanbaru Powered by Telkomsel BlackBerry® From: taufiqras...@rantaunet.org Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 1 Apr 2011 01:10:48 + To: rantaunet@googlegroups.com ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah Ambo sangat setuju jo pandapek sa samo kami Rang Sikumbang iko Kenyataan kini, urang nan ingin beragama secara Kaffah dianggap Radikal, ujung2nya seperti pesanan Boss mereka di Barat sana akan merupakan Teroris Yang OK bagi mereka adalah mendahulukan HAM dari Aqidah. Karena semua orang dianggapnya BEBAS Beragama secara yang mereka mau. Walau itu akan menistakan agama itu sendiri Telah kita lihat bagaimana Media membuat Opini untuk Kasus Cikeusik dan Temanggung, begitu juga untuk kasus HKBP Bekasi sebelumnya Di Cikeusik mereka hanya ribut karena diserang, tapi tidak bicara dalam hal mereka telah melanggar aturan mengembangkan Ahmadiyah HKBP Bekasi mereka hanya menyatakan diserang, tapi apakah ini penyerangan atau perkelahian ? Karena ada juga orang Islam yang luka oleh senjata mereka Yang dihujat hanya akibat saja, tanpa memperhitungkan apa yang menyebabkan terjadinya bentrokan tsb Selama ini yang banyak diberi kesempatan bicara adalah mereka yang menyatakan ahli HAM, walau dibelakangnya dirasakan pesan sponsor dari Kelompok Islam Liberal ini Target mereka adalah menghapuskan SKB Tiga Menteri yang dianggap menghalangi mereka dalam mengobok-obok Islam Kita sudah mengetahui mereka yang selama ini kita anggap pakar Islam, tapi kenyataannya akan memutar Kiblat kita dari yang diharuskan Islam Sekarang terserah kepada kita semua, akankah kita akan terbius oleh pemberitaan Media Masa terutama Elektronik dengan pikiran mereka yang dianggap pakar tsb, atau kita akan mempertimbangkan media cetak seperti Sabili,Hidayatullah dan sedikit media lain Mudah2an Allah memberkati kita dalam meluruskan hal ini Salam TR-St RA/56 Rang Sikumbang-Kiktenggi Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: adha jamil adha.ja...@gmail.com Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 1 Apr 2011 01:22:26 +0700 To: rantaunet@googlegroups.com ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah Assallamualaikum wr wb... Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta. Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut. tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ... MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???) ...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar.. Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus
[R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
Republika, Selasa, 09 Agustus 2005 http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208657kat_id=19 Pada saat tersiar berita bahwa saya dan teman-teman dari lintas agama mau bertemu dengan Presiden Bush pada 22 Oktober 2003 di Bali, dalam masyarakat telah terjadi polarisasi penilaian. Ada yang menuduh bahwa kami akan menjadi corong Bush, tetapi ada pula yang menilainya positif. Jawaban saya waktu itu adalah: Mana yang lebih kesatria, berhadapan langsung dengan musuh atau mengepalkan tinju dari balik gunung? Setelah apa yang kami sampaikan yang kemudian disiarkan media massa, barulah kelompok yang skeptik paham bahwa kami yang memilih opsi pertama berada di jalan yang benar. Pada waktu saya bacakan pernyataan yang sudah disiapkan, Bush mendengar dengan baik, sekalipun menghantam politik imperialistiknya. Bagi saya pertemuan semacam itu penting, sebab kita punya kesempatan emas untuk menyampaikan apa yang terasa secara sopan tetapi tajam. Tidak seperti cara-cara sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi Islam seperti yang mereka pahami. Ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar. Cara semacam ini adalah cara preman yang berjubah, jauh dari sifat seorang ksatria. Kelompok inilah yang saya kategorikan sebagai mereka yang berani mati, tetapi tidak berani hidup, karena mereka tidak punya sesuatu, kecuali kekerasan, untuk ditawarkan bagi kepentingan kemanusiaan. Di otak belakang mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara-cara yang tidak beradab dan antidemokrasi. Mereka tidak segan-segan membajak Tuhan untuk meraih kekuasaan itu di balik dalil-dalil agama yang digunakan. Dan tidak jarang mereka dengan mudah dijadikan mangsa oleh pihak tertentu dengan diberi upah materi. Cara-cara almarhum Ali Moertopo menjinakkan bekas-bekas anggota DI adalah di antara contoh yang masih segar dalam ingatan kita. Cara itu pasti berulang, apalagi masyarakat kita sekarang sangat labil karena serba ketidakpastian menghadang masa depan. Sudah berapa kali saya lontarkan bahwa ujung sekularisme dan fundamentalisme hampir setali tiga uang. Sekularisme mengusir Tuhan dari lingkungan manusia karena dianggap sudah mati, sebagaimana Nietzsche pernah mengatakan, sementara fundamentalisme membajak Tuhan untuk kepentingan kekuasaan. Bedanya, sekularisme memberhalakan manusia dalam mencapai tujuannya yang serba duniawi, fundamentalisme berlindung di belakang jargon-jargon religius untuk membunuh peradaban. Rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yang ingin memutar jarum jam ke belakang. Mereka ingin membangun sebuah dunia cita-cita yang akal sehat tidak dapat memahaminya. Perempuan misalnya tidak perlu sekolah dan harus tinggal di rumah. Kesalahan fatal Amerika dan sekutunya adalah melakukan invasi ke negeri ini, sebuah tindakan biadab yang berlawanan dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip demokrasi. Tindakan serupa juga kemudian dilakukan di Irak dengan dalih adanya senjata pemusnah massal, tetapi ternyata bohong belaka. Bahwa, Saddam Hussein kejam terhadap lawan-lawan politiknya, sudah diketahui umum. Tetapi, apa hak negara lain untuk menghukumnya? Doktrin pre-emptive strike (pukul dulu) berlawanan secara diametral dengan etika dan hukum internasional. Tetapi, etika dan hukum itu sudah tidak diabaikan oleh negara-negara kuat tetapi mengklaim sebagai benteng demokrasi. Sebuah kebohongan publik mereka bungkus dengan cara-cara manis, tetapi penuh bisa yang mematikan. Konstelasi politik global sekarang memang sangat pelik dan melelahkan, sementara dunia Islam seperti tidak mengerti apa yang harus dikerjakan. Suasana serba tidak menentu ini menjadi salah satu sebab mengapa kekuatan-kekuatan radikal mendapat lahan subur untuk melancarkan aksinya, apakah itu melalui teror, dan tidak jarang pula berlindung di balik dalil-dalil agama. Pesan Alquran sebagai rahmat bagi alam semesta telah lama dicampakkan entah ke mana. Tragis memang. Tetapi, inilah realitas getir yang harus dihadapi dengan sabar tetapi cerdas, sambil bekerja keras mencari solusi. Kemanusiaan tidak akan bisa tahan lama berada dalam lingkungan global yang serba hipokrit ini. Oleh sebab itu, kita yang masih siuman tidak boleh kehilangan perspektif dalam keadaan yang bagaimanapun. Akal sehat jangan dibiarkan mati dengan meniru cara-cara radikal dan senang dengan serba kekerasan yang risikonya hanya tunggal: menghancurkan peradaban dan diri sendiri, lambat atau cepat. Ya Allah, tunjukilah kami jalan-Mu yang benar dan lurus, jalan yang Engkau ridhai, bukan jalan yang Engkau benci, dan bukan pula jalan yang sesat. Tanpa petunjuk-Mu ya Allah, kami tentu akan bertualang tanpa arah, tidak tahu lagi ke mana langkah ini harus diayunkan. Amin! (Ahmad Syafii Maarif ) -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
[R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
Terima kasih Angku Darwin Bahar mengetengahkan tulisan ini. Saya belum pernah membacanya sebelum ini. [Highlight dari saya]. Salam, -- MakNgah Sjamsir Sjarif Di Tapi Riak nan Badabua Santa Kuruih, Kalipornia, 31 Mar 2011 Darwin Bahar View profile Translate to English More options Mar 31, 1:43 am Republika, Selasa, 09 Agustus 2005 http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208657kat_id=19 Pada saat tersiar berita bahwa saya dan teman-teman dari lintas agama mau bertemu dengan Presiden Bush pada 22 Oktober 2003 di Bali, dalam masyarakat telah terjadi polarisasi penilaian. Ada yang menuduh bahwa kami akan menjadi corong Bush, tetapi ada pula yang menilainya positif. Jawaban saya waktu itu adalah: Mana yang lebih kesatria, berhadapan langsung dengan musuh atau mengepalkan tinju dari balik gunung? Setelah apa yang kami sampaikan yang kemudian disiarkan media massa, barulah kelompok yang skeptik paham bahwa kami yang memilih opsi pertama berada di jalan yang benar. Pada waktu saya bacakan pernyataan yang sudah disiapkan, Bush mendengar dengan baik, sekalipun menghantam politik imperialistiknya. Bagi saya pertemuan semacam itu penting, sebab kita punya kesempatan emas untuk menyampaikan apa yang terasa secara sopan tetapi tajam. Tidak seperti cara-cara sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi Islam seperti yang mereka pahami. Ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar. Cara semacam ini adalah cara preman yang berjubah, jauh dari sifat seorang ksatria. Kelompok inilah yang saya kategorikan sebagai mereka yang berani mati, tetapi tidak berani hidup, karena mereka tidak punya sesuatu, kecuali kekerasan, untuk ditawarkan bagi kepentingan kemanusiaan. Di otak belakang mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara-cara yang tidak beradab dan antidemokrasi. Mereka tidak segan-segan membajak Tuhan untuk meraih kekuasaan itu di balik dalil-dalil agama yang digunakan. Dan tidak jarang mereka dengan mudah dijadikan mangsa oleh pihak tertentu dengan diberi upah materi. Cara-cara almarhum Ali Moertopo menjinakkan bekas-bekas anggota DI adalah di antara contoh yang masih segar dalam ingatan kita. Cara itu pasti berulang, apalagi masyarakat kita sekarang sangat labil karena serba ketidakpastian menghadang masa depan. Sudah berapa kali saya lontarkan bahwa ujung sekularisme dan fundamentalisme hampir setali tiga uang. Sekularisme mengusir Tuhan dari lingkungan manusia karena dianggap sudah mati, sebagaimana Nietzsche pernah mengatakan, sementara fundamentalisme membajak Tuhan untuk kepentingan kekuasaan. Bedanya, sekularisme memberhalakan manusia dalam mencapai tujuannya yang serba duniawi, fundamentalisme berlindung di belakang jargon-jargon religius untuk membunuh peradaban. Rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yang ingin memutar jarum jam ke belakang. Mereka ingin membangun sebuah dunia cita-cita yang akal sehat tidak dapat memahaminya. Perempuan misalnya tidak perlu sekolah dan harus tinggal di rumah. Kesalahan fatal Amerika dan sekutunya adalah melakukan invasi ke negeri ini, sebuah tindakan biadab yang berlawanan dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip demokrasi. Tindakan serupa juga kemudian dilakukan di Irak dengan dalih adanya senjata pemusnah massal, tetapi ternyata bohong belaka. Bahwa, Saddam Hussein kejam terhadap lawan-lawan politiknya, sudah diketahui umum. Tetapi, apa hak negara lain untuk menghukumnya? Doktrin pre-emptive strike (pukul dulu) berlawanan secara diametral dengan etika dan hukum internasional. Tetapi, etika dan hukum itu sudah tidak diabaikan oleh negara-negara kuat tetapi mengklaim sebagai benteng demokrasi. Sebuah kebohongan publik mereka bungkus dengan cara-cara manis, tetapi penuh bisa yang mematikan. Konstelasi politik global sekarang memang sangat pelik dan melelahkan, sementara dunia Islam seperti tidak mengerti apa yang harus dikerjakan. Suasana serba tidak menentu ini menjadi salah satu sebab mengapa kekuatan-kekuatan radikal mendapat lahan subur untuk melancarkan aksinya, apakah itu melalui teror, dan tidak jarang pula berlindung di balik dalil-dalil agama. Pesan Alquran sebagai rahmat bagi alam semesta telah lama dicampakkan entah ke mana. Tragis memang. Tetapi, inilah realitas getir yang harus dihadapi dengan sabar tetapi cerdas, sambil bekerja keras mencari solusi. Kemanusiaan tidak akan bisa tahan lama berada dalam lingkungan global yang serba hipokrit ini. Oleh sebab itu, kita yang masih siuman tidak boleh kehilangan perspektif dalam keadaan yang bagaimanapun. Akal sehat jangan dibiarkan mati dengan meniru cara-cara radikal dan senang dengan serba kekerasan yang risikonya hanya tunggal: menghancurkan peradaban dan diri sendiri, lambat atau cepat. Ya Allah,
Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
Assallamualaikum wr wb... Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta. Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut. tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ... MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???) ...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar.. Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya Ijjhitihad para Ulama) ...preman berjubah ???, jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 kepentingan/suara rakyat) ...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2 agama yg digunakan... ..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa rajo adil rajo disambah rajo lalim rajo disanggah (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ? ...rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yg ingin memutar jarum jam kebelakang.. AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa Afghanistan dlm menghadapi musuh (kata org betawi ..nggak ade matinye..) , SAya pernah membaca di majalah Hidayatullah (edisinya lupa, nanti dicarikan), Reportase langsung dr Afghanistan (lingkungan Taliban). Ternyata apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Syafii Maarif (mgkn kita semua) hanya kutipan/informasi yang hanya didapatkan dr media cetak/televisi barat yang 100% tidak benar sama sekali Mohon maaf, saya tidak sepintar beliau atau bpk/ibu dunsanak di palanta menulis, tapi saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu dan perlu diketahui di palanta ini. Wassallam AjoManih/41/Sikumbang - Pdg Pada 31 Maret 2011 15:43, Darwin Bahar dba...@indo.net.id menulis: Republika, Selasa, 09 Agustus 2005 http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208657kat_id=19 Pada saat tersiar berita bahwa saya dan teman-teman dari lintas agama mau bertemu dengan Presiden Bush pada 22 Oktober 2003 di Bali, dalam masyarakat telah terjadi polarisasi penilaian. Ada yang menuduh bahwa kami akan menjadi corong Bush, tetapi ada pula yang menilainya positif. Jawaban saya waktu itu adalah: Mana yang lebih kesatria, berhadapan langsung dengan musuh atau mengepalkan tinju dari balik gunung? Setelah apa yang kami sampaikan yang kemudian disiarkan media massa, barulah kelompok yang skeptik paham bahwa kami yang memilih opsi pertama berada di jalan yang benar. Pada waktu saya bacakan pernyataan yang sudah disiapkan, Bush mendengar dengan baik, sekalipun menghantam politik imperialistiknya. Bagi saya pertemuan semacam itu penting, sebab kita punya kesempatan emas untuk menyampaikan apa yang terasa secara sopan tetapi tajam. Tidak seperti cara-cara sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi Islam seperti yang mereka pahami. Ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar. Cara semacam ini adalah cara preman yang berjubah, jauh dari sifat seorang ksatria. Kelompok inilah yang saya kategorikan sebagai mereka yang berani mati, tetapi tidak berani hidup, karena mereka tidak punya sesuatu, kecuali kekerasan, untuk ditawarkan bagi kepentingan kemanusiaan. Di otak belakang mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara-cara yang tidak beradab dan antidemokrasi. Mereka tidak segan-segan membajak Tuhan untuk meraih kekuasaan itu di balik dalil-dalil agama yang digunakan. Dan tidak jarang mereka dengan mudah dijadikan mangsa oleh pihak tertentu dengan diberi upah materi. Cara-cara almarhum Ali Moertopo menjinakkan bekas-bekas anggota DI adalah di antara contoh yang masih segar dalam ingatan kita. Cara itu pasti berulang, apalagi masyarakat kita sekarang sangat labil karena serba ketidakpastian menghadang masa depan. Sudah berapa kali saya lontarkan bahwa ujung sekularisme dan fundamentalisme hampir setali tiga uang. Sekularisme mengusir Tuhan dari lingkungan manusia karena dianggap sudah mati, sebagaimana Nietzsche pernah mengatakan, sementara fundamentalisme membajak Tuhan untuk kepentingan kekuasaan. Bedanya, sekularisme memberhalakan manusia dalam mencapai tujuannya yang serba duniawi, fundamentalisme berlindung di belakang jargon-jargon religius untuk membunuh peradaban. Rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan
Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
Ambo sangat setuju jo pandapek sa samo kami Rang Sikumbang iko Kenyataan kini, urang nan ingin beragama secara Kaffah dianggap Radikal, ujung2nya seperti pesanan Boss mereka di Barat sana akan merupakan Teroris Yang OK bagi mereka adalah mendahulukan HAM dari Aqidah. Karena semua orang dianggapnya BEBAS Beragama secara yang mereka mau. Walau itu akan menistakan agama itu sendiri Telah kita lihat bagaimana Media membuat Opini untuk Kasus Cikeusik dan Temanggung, begitu juga untuk kasus HKBP Bekasi sebelumnya Di Cikeusik mereka hanya ribut karena diserang, tapi tidak bicara dalam hal mereka telah melanggar aturan mengembangkan Ahmadiyah HKBP Bekasi mereka hanya menyatakan diserang, tapi apakah ini penyerangan atau perkelahian ? Karena ada juga orang Islam yang luka oleh senjata mereka Yang dihujat hanya akibat saja, tanpa memperhitungkan apa yang menyebabkan terjadinya bentrokan tsb Selama ini yang banyak diberi kesempatan bicara adalah mereka yang menyatakan ahli HAM, walau dibelakangnya dirasakan pesan sponsor dari Kelompok Islam Liberal ini Target mereka adalah menghapuskan SKB Tiga Menteri yang dianggap menghalangi mereka dalam mengobok-obok Islam Kita sudah mengetahui mereka yang selama ini kita anggap pakar Islam, tapi kenyataannya akan memutar Kiblat kita dari yang diharuskan Islam Sekarang terserah kepada kita semua, akankah kita akan terbius oleh pemberitaan Media Masa terutama Elektronik dengan pikiran mereka yang dianggap pakar tsb, atau kita akan mempertimbangkan media cetak seperti Sabili,Hidayatullah dan sedikit media lain Mudah2an Allah memberkati kita dalam meluruskan hal ini Salam TR-St RA/56 Rang Sikumbang-Kiktenggi Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: adha jamil adha.ja...@gmail.com Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 1 Apr 2011 01:22:26 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah Assallamualaikum wr wb... Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta. Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut. tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ... MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???) ...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar.. Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya Ijjhitihad para Ulama) ...preman berjubah ???, jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 kepentingan/suara rakyat) ...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2 agama yg digunakan... ..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa rajo adil rajo disambah rajo lalim rajo disanggah (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ? ...rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yg ingin memutar jarum jam kebelakang.. AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa Afghanistan dlm menghadapi musuh (kata org betawi ..nggak ade matinye..) , SAya pernah membaca di majalah Hidayatullah (edisinya lupa, nanti dicarikan), Reportase langsung dr Afghanistan (lingkungan Taliban). Ternyata apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Syafii Maarif (mgkn kita semua) hanya kutipan/informasi yang hanya didapatkan dr media cetak/televisi barat yang 100% tidak benar sama sekali Mohon maaf, saya tidak sepintar beliau atau bpk/ibu dunsanak di palanta menulis, tapi saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu dan perlu diketahui di palanta ini. Wassallam AjoManih/41/Sikumbang - Pdg Pada 31 Maret 2011 15:43, Darwin Bahar dba...@indo.net.id menulis: Republika, Selasa, 09 Agustus 2005 http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208657kat_id=19 Pada saat tersiar berita bahwa saya dan teman-teman dari lintas agama mau bertemu dengan Presiden Bush pada 22 Oktober 2003 di Bali, dalam masyarakat telah terjadi polarisasi penilaian. Ada yang menuduh bahwa kami akan menjadi corong Bush, tetapi ada pula yang menilainya positif. Jawaban saya waktu itu adalah: Mana yang lebih kesatria, berhadapan langsung dengan musuh atau mengepalkan tinju dari balik gunung
Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
Ambopun sapandapek jo iko, malah tokoh-tokoh Islam kini takuaik mangatokan nan haq itu adolah haq nan bathil adolah bathil, kabanyakan intelektual islam kiniko Dallu wa adhallu (sasek dan manyasekan). Tokoh-tokoh Islam nan katonyo moderat labiah bayak manjilek dan membela kepentingan umarak nan zalim dan maambiak muko ka Barat dengan mangateh namokan HAM dan kebebasan. Na'uzubillahi min zalik Tks Afrijon Ponggok 44,L,Pekanbaru Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: taufiqras...@rantaunet.org Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 1 Apr 2011 01:10:48 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah Ambo sangat setuju jo pandapek sa samo kami Rang Sikumbang iko Kenyataan kini, urang nan ingin beragama secara Kaffah dianggap Radikal, ujung2nya seperti pesanan Boss mereka di Barat sana akan merupakan Teroris Yang OK bagi mereka adalah mendahulukan HAM dari Aqidah. Karena semua orang dianggapnya BEBAS Beragama secara yang mereka mau. Walau itu akan menistakan agama itu sendiri Telah kita lihat bagaimana Media membuat Opini untuk Kasus Cikeusik dan Temanggung, begitu juga untuk kasus HKBP Bekasi sebelumnya Di Cikeusik mereka hanya ribut karena diserang, tapi tidak bicara dalam hal mereka telah melanggar aturan mengembangkan Ahmadiyah HKBP Bekasi mereka hanya menyatakan diserang, tapi apakah ini penyerangan atau perkelahian ? Karena ada juga orang Islam yang luka oleh senjata mereka Yang dihujat hanya akibat saja, tanpa memperhitungkan apa yang menyebabkan terjadinya bentrokan tsb Selama ini yang banyak diberi kesempatan bicara adalah mereka yang menyatakan ahli HAM, walau dibelakangnya dirasakan pesan sponsor dari Kelompok Islam Liberal ini Target mereka adalah menghapuskan SKB Tiga Menteri yang dianggap menghalangi mereka dalam mengobok-obok Islam Kita sudah mengetahui mereka yang selama ini kita anggap pakar Islam, tapi kenyataannya akan memutar Kiblat kita dari yang diharuskan Islam Sekarang terserah kepada kita semua, akankah kita akan terbius oleh pemberitaan Media Masa terutama Elektronik dengan pikiran mereka yang dianggap pakar tsb, atau kita akan mempertimbangkan media cetak seperti Sabili,Hidayatullah dan sedikit media lain Mudah2an Allah memberkati kita dalam meluruskan hal ini Salam TR-St RA/56 Rang Sikumbang-Kiktenggi Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: adha jamil adha.ja...@gmail.com Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 1 Apr 2011 01:22:26 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah Assallamualaikum wr wb... Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta. Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut. tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ... MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???) ...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar.. Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya Ijjhitihad para Ulama) ...preman berjubah ???, jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 kepentingan/suara rakyat) ...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2 agama yg digunakan... ..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa rajo adil rajo disambah rajo lalim rajo disanggah (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ? ...rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yg ingin memutar jarum jam kebelakang.. AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa Afghanistan dlm menghadapi musuh (kata org betawi ..nggak ade matinye..) , SAya pernah membaca di majalah Hidayatullah (edisinya lupa, nanti dicarikan), Reportase langsung dr Afghanistan (lingkungan Taliban). Ternyata apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Syafii Maarif (mgkn kita semua) hanya kutipan/informasi yang hanya didapatkan dr media cetak/televisi barat yang 100% tidak benar sama sekali Mohon maaf, saya tidak sepintar beliau atau bpk/ibu
Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
Ndak usah heran awak, nan manulih, Liberal, nan malewakan, liberal pulo. Urang-urang Liberal ko sabananyo anti Islam (liek tulisan kapatang), tapi mamakai atribut Islam. Ha ha, sabananyo nan anti Islam ko, sabuik buruaknyo tantu pareman. Kalau nyo konotasikan jubah ko jo Islam, inyo mamakai embel-embel Islam. Nah, sia sabanyo pareman berjubah ?. Bak kecek rang Jakarta, Maling teriak maling. Wallahu ta'ala a'lam. Wassalam St. Sinaro --- On Thu, 3/31/11, aafri...@yahoo.co.id aafri...@yahoo.co.id wrote: From: aafri...@yahoo.co.id aafri...@yahoo.co.id Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah To: rantaunet rantaunet@googlegroups.com Date: Thursday, March 31, 2011, 6:19 PM Ambopun sapandapek jo iko, malah tokoh-tokoh Islam kini takuaik mangatokan nan haq itu adolah haq nan bathil adolah bathil, kabanyakan intelektual islam kiniko Dallu wa adhallu (sasek dan manyasekan). Tokoh-tokoh Islam nan katonyo moderat labiah bayak manjilek dan membela kepentingan umarak nan zalim dan maambiak muko ka Barat dengan mangateh namokan HAM dan kebebasan. Na'uzubillahi min zalik Tks Afrijon Ponggok 44,L,Pekanbaru Powered by Telkomsel BlackBerry® From: taufiqras...@rantaunet.org Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 1 Apr 2011 01:10:48 + To: rantaunet@googlegroups.com ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah Ambo sangat setuju jo pandapek sa samo kami Rang Sikumbang iko Kenyataan kini, urang nan ingin beragama secara Kaffah dianggap Radikal, ujung2nya seperti pesanan Boss mereka di Barat sana akan merupakan Teroris Yang OK bagi mereka adalah mendahulukan HAM dari Aqidah. Karena semua orang dianggapnya BEBAS Beragama secara yang mereka mau. Walau itu akan menistakan agama itu sendiri Telah kita lihat bagaimana Media membuat Opini untuk Kasus Cikeusik dan Temanggung, begitu juga untuk kasus HKBP Bekasi sebelumnya Di Cikeusik mereka hanya ribut karena diserang, tapi tidak bicara dalam hal mereka telah melanggar aturan mengembangkan Ahmadiyah HKBP Bekasi mereka hanya menyatakan diserang, tapi apakah ini penyerangan atau perkelahian ? Karena ada juga orang Islam yang luka oleh senjata mereka Yang dihujat hanya akibat saja, tanpa memperhitungkan apa yang menyebabkan terjadinya bentrokan tsb Selama ini yang banyak diberi kesempatan bicara adalah mereka yang menyatakan ahli HAM, walau dibelakangnya dirasakan pesan sponsor dari Kelompok Islam Liberal ini Target mereka adalah menghapuskan SKB Tiga Menteri yang dianggap menghalangi mereka dalam mengobok-obok Islam Kita sudah mengetahui mereka yang selama ini kita anggap pakar Islam, tapi kenyataannya akan memutar Kiblat kita dari yang diharuskan Islam Sekarang terserah kepada kita semua, akankah kita akan terbius oleh pemberitaan Media Masa terutama Elektronik dengan pikiran mereka yang dianggap pakar tsb, atau kita akan mempertimbangkan media cetak seperti Sabili,Hidayatullah dan sedikit media lain Mudah2an Allah memberkati kita dalam meluruskan hal ini Salam TR-St RA/56 Rang Sikumbang-Kiktenggi Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: adha jamil adha.ja...@gmail.com Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 1 Apr 2011 01:22:26 +0700 To: rantaunet@googlegroups.com ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah Assallamualaikum wr wb... Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta. Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut. tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ... MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???) ...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar.. Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya Ijjhitihad para Ulama) ...preman berjubah ???, jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 kepentingan/suara rakyat) ...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2 agama yg digunakan... ..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa rajo adil rajo disambah rajo lalim rajo disanggah (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, PKS, PKB ..dll (religius
[...@ntau-net] Buya Syafii Maarif: Mahma Tubaththin
Ahmad Syafii Maarif http://www.republika.co.id/koran/28/94311/I_Mahma_Tubaththin_I Selasa, 08 Desember 2009 pukul 13:15:00 Lengkapnya ungkapan Arab itu berbunyi: Mahma tubaththin tudzhirhu al-ayyam (Apa pun yang anda surukkan, sejarah pasti akan membongkarnya). Saya tak ingat apakah ungkapan ini didapat saat belajar di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Lintau (Sumbar), atau ketika belajar pada Madrasah Mu'allimin Yogyakarta, puluhan tahun yang lalu. Esensi moral dari ungkapan itu adalah agar orang tidak menyembunyikan sesuatu dengan bungkus dusta atau curang. Sebab, cepat atau lambat, akan terbongkar juga. Jika tidak di dunia, di akhirat semuanya pasti akan digelar di depan Mahkamah Ilahi yang mahaadil, tanpa ada satu kekuatan pun yang mampu menghalanginya. Tetapi, kepercayaan tehadap yang terakhir ini hanya diyakini oleh orang yang beriman, sementara mereka yang berada di luar ranah iman itu tentu tidak hirau dengan serbaakhirat. Jika ungkapan Arab itu dikaitkan dengan situasi Indonesia yang paling hangat, gambarannya dapat dilihat sebagai berikut. Enam hari setelah kabinet SBY-Boediono dilantik, pada 29 Oktober 2009, polisi menangkap Bibit-Chandra dengan tuduhan menerima suap, kemudian diubah lagi karena menyalahgunakan wewenang dan melakukan pemerasan. Tindakan kepolisian mendapat dukungan kuat dari kejaksaan agung: Bibit-Chandra harus pada akhirnya di bawa ke muka pengadilan, karena kata dua instansi penegak hukum ini buktinya cukup kuat untuk itu. Berminggu-minggu energi bangsa ini tersita oleh pertunjukan drama busuk ini. Tetapi, yang mungkin berada di luar kalkulasi perekayasa adalah bangkitnya nurani masyarakat luas tanpa dikomando, untuk melakukan protes keras terhadap perlakuan zalim atas diri Bibit-Chandra. Presiden yang melihat masyarakat menjadi terbelah dan dapat mengundang tindakan liar, membentuk Tim Delapan dengan tugas mengungkapkan fakta di belakang kasus Bibit-Chandra. Tim ini diberi waktu dua minggu sampai dengan 16 November 2009. Juga, di luar harapan perekayasa, tim yang dipimpin Adnan Buyung Nasution ini malah menguatkan simpul-simpul nurani rakyat, yang marah terhadap tindakan kepolisian dan kejaksaan agung. Tim Delapan sangat dibantu oleh keberanian MK (Mahkamah Konstitusi) yang sebelumnya telah menggelar secara terbuka percakapan seorang super kuat Anggodo Widjojo, dengan para pihak yang disebut dalam rekaman sadapan KPK itu. Akibatnya, bola panas tidak bisa dibendung lagi. Pihak pemerintah yang hadir di forum MK itu seperti orang yang telah kehabisan amunisi untuk berkomentar melalui ucapan ini: ''Apa relevansinya MK menggelar sadapan ini?'' Akibat ucapan semacam ini, posisi pemerintah malah semakin tersudut, seolah-olah tidak rela agar segala kepalsuan dan kebusukan jangan sampai terbongkar. Sedangkan pembela Anggodo, masih memutar otak dengan mempertanyakan, apakah tindakan MK yang menggelar rekaman itu sah atau tidak sah. Adapun munculnya demo-demo yang membela tindakan rekayasa kepolisian, bahkan ada yang meminta agar KPK dibubarkan, tidak perlu dikomentari di sini, karena tidak ada bobotnya. Kasus Bibit-Chandra ternyata punya ekor panjang yang juga melilit masalah penalangan BI atas Bank Century, yang sebenarnya sudah lama berada dalam kondisi sakit parah. Bukankah penahanan Bibit-Chandra sebenarnya adalah karena kedua pimpinan KPK ini telah mulai bergerak untuk membidik kasus Bank Century? Jusuf Kalla yang tahu persis apa yang sebenarnya terjadi atas penalangan BI terhadap Bank Century memberikan kata putus: ''Perampokan.'' Maka, atas perintah Wapres Kalla yang ketika itu menjalankan fungsi kepresidenan, Komjen SD (Susno Duadji) menangkap RT (Robert Tantular), komisaris utama bank yang sedang sekarat itu. Dalam pembicaraan langsung saya bersama seorang teman di suatu tempat pada 1 Desember 2009, SD dengan bangga mengatakan telah menangkap RT. Sebagai mantan kabareskrim yang kaya informasi, Pansus Angket DPR perlu secepatnya menemui SD dalam rangka membantu melengkapi pencarian fakta tentang perampokan yang memalukan itu. Akhirnya, apa pun yang anda surukkan atau sembunyikan, cepat atau lambat, pasti akan terbongkar. Janganlah orang dengan mudah mencampuradukkan kebenaran dengan kepalsuan. Dan, mari kita semua jangan mau bersahabat dengan dusta. Aleksandr I Solzhenitsyn, novelis Rusia terkenal, pernah berwasiat: ''Untuk melawan kebobrokan kekuasaan komunisme di Uni Soviet, syaratnya hanya satu: tinggalkan dusta!' -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
[...@ntau-net] Buya Syafii
Oleh: Azyumardi Azra Kamis, 18 Juni 2009 pukul 01:38:00 http://ng.republika.co.id/koran/28/56911/Buya_Syafii Tidak mudah menulis sebuah buku utuh, yang dirancang sejak semula sebagai buku; bukan buku kumpulan tulisan. Kesulitan itu terjadi bukan hanya menyangkut soal substansi, yang bisa menyangkut bidang-bidang sangat luas, tetapi juga karena sulitnya ketersediaan waktu dan bahkan dana yang perlu untuk menunjang penelitian dan penyediaan bahan kepustakaan yang dibutuhkan. Karena itu, karya yang lahir dari tangan seorang pengarang, yang kita tahu menghadapi kesibukan luar biasa, sepatutnyalah kita berikan apresiasi selayaknya. Saya bisa membayangkan dan merasakannya secara persis kesulitan semacam itulah yang dihadapi Prof Dr Ahmad Syafii Maarif ketika menyiapkan bukunya, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Sejarah (Mizan, 2009), yang diluncurkan pekan silam. Seperti yang dia tulis, buku ini sudah terbayangkan sejak 2 Mei 2006; dan karena perhatian dan kesibukannya juga terpecah kepada hal-hal lain yang perlu pula ia tangani, proses penulisan menjadi tersendat. Tapi, naskah lengkap masterpiece , karya besar, ini akhirnya selesai juga pada 9 Februari 2009. Sebelum naik ke percetakan, manuscript buku ini dibahas dalam sebuah panel khusus untuk penyempurnaan lebih lanjut. Secara profesi keilmuan, Buya Syafii--begitu dia akrab dipanggil--memang dikenal sebagai sejarawan yang berbasis di kampus. Dan, jika Maarif seperti ia sering menyebut dirinya adalah sejarawan murni yang hanya 'bertungkus lumus' (istilah Melayu yang sering dia pakai) di kampus, pastilah ia punya lebih banyak kesempatan untuk menulis; meski kebanyakan orang kampus dengan gelar yang gagah-gagah tidak pernah menulis karya substantif dan signifikan. Tapi, Maarif lebih daripada sekadar sejarawan kampus. Kita mengenalnya aktif dalam dunia keilmuan lebih luas; menjadi pemakalah dan narasumber berbagai seminar dan konferensi, baik di dalam maupun di luar negeri. Di atas segalanya, dia juga aktif di Muhammadiyah, sehingga pernah menjadi orang nomor satu di organisasi pendidikan modern Islam terbesar di Dunia Muslim ini; jelas bahwa mengurus organisasi sebesar Muhammadiyah menyita banyak waktu. Belum lagi aktivismenya dalam berbagai organisasi atau kelompok yang peduli dengan masalah tertentu, sejak dari demokrasi, kerukunan hidup beragama, dan seterusnya. Dengan segala kiprah akademik dan sosialnya, Ahmad Syafii Maarif adalah sosok penuh integritas yang hidup sederhana dan qana'ah. Ia tidak pernah tergoda dengan politik kekuasaan; bahkan ia tak jarang mengkritik mereka yang hanya berorientasi kepada kekuasaan. Dengan orisinal dia memperkenalkan, misalnya, istilah 'syahwat politik', yang kemudian menjadi sangat populer dalam kosakata perpolitikan Indonesia. Tanpa lelah Buya Syafii mengkritik perkembangan politik dan juga demokrasi yang tidak selalu sesuai dengan harapan; dan semua ini dia lakukan tanpa pretensi apa-apa. Sebab itulah Buya Syafii menjadi salah seorang dari sedikit 'guru bangsa' yang kita miliki hari ini. Dalam kapasitas ini, ia sekaligus menjadi 'intelektual publik' yang selalu menyuarakan nurani anak negeri. Sekali lagi, tidak mudah menjadi 'publik intelektual', karena sangat boleh jadi ada pihak-pihak yang tersinggung dan tidak menerima apa yang dia suarakan. Tetapi, terlepas dari ketidaksenangan kalangan tertentu terhadap pandangan-pandangannya, Buya Syafii tetap adalah ' man of integrity ' yang tidak pernah menyerah pada keadaan. Dan, tidak jarang ia menjadi ' solitary public intellectual ', intelektual publik yang sendirian, karena memang hanya dia sendiri yang berani bersuara di tengah cenderung membisunya banyak kalangan masyarakat lainnya ketika sebuah respons diperlukan masyarakat luas. Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan adalah sebuah refleksi kerisauan dan kepedulian intelektual seorang guru bangsa terhadap masa depan bangsa yang sekitar 88 persen penduduknya memeluk Islam. Judul karya ini saja secara jelas menunjukkan kepedulian seumur hidup ( lifetime concern ) seorang Syafii Maarif; persisnya tentang integrasi keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Dan secara implisit, ini mengindikasikan masih terjadinya 'tarik-menarik' di kalangan masyarakat kita dalam hubungan ketiga entitas tersebut. Kerisauan dan kegundahan Buya Syafii terlihat dalam kata-katanya sendiri: ''Sebagai penduduk mayoritas di Nusantara semestinya umat Islam tidak lagi sibuk mempersoalkan hubungan Islam, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Ketiga konsep ini haruslah diembuskan dalam satu napas, sehingga Islam yang mau dikembangkan di Indonesia adalah Islam yang ramah, terbuka, inklusif, dan mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara; sebuah Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, subkultur, dan agama kita yang beragam; sebuah Islam yang memberikan keadilan, kenyamanan,