[R@ntau-Net] Buya Syafii: Politik hanya Jadi Mata Pencarian

2011-05-25 Terurut Topik Afrinaldi Nal
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/25/228828/284/1/Politik-hanya-Jadi-Mata-Pencarian

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

2011-04-01 Terurut Topik Harman
ikut komentar ah,AJ :MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil 
tidakkah itu tugas Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???)
Harman :Jadi setuju nih dengan cara2 mereka.oke, kalau begitu, setelah bom 
bali1-2, JW Mariot, BEJ, tempat mana lagi nih rencananya mau di bom?
...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar..
Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya 
Ijjhitihad para Ulama)
H :emang buya ngomong apa, ko' tau2 disinisin begitu? coba baca lagi kalimat 
awal dan berikutnya. Emang setuju kalau ada sebagian kelompok membakar dan 
menyerang pabrikrokok karena fatwa rokok haram yg dikeluarkan MUI? atau 
kelompok2 yg mengatasnamakan fatwa MUI tentang Ahmadiyah menyerang dan membunuh 
anggota Ahmadiyah? saya sih ga setuju tuh.
AJ:jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, 
beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 
kepentingan/suara rakyat)
H :emang g ada bedanya dengan berdasi slama yang dilakukan merusak ya tetap 
merusak, jadi g ada yg salah kan dengan pernyataan buya? terus kenapa diprotes? 
once again, please read carefully.
AJ:..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa  rajo adil rajo 
disambah rajo lalim rajo disanggah  (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, 
PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ?

H:saya malah ketawa, ko' tau2 muncul nama2 partai, emang buya ngomongin partai 
? lagi, baca hati2 dan kepala dingin, jangan karena ini tulisan buya terus yang 
ada dibenak dan pikirannya cumapokoknya. Orang2 yg kebenciannya pada AS 
sampai ubun2 memanglebih mudah untuk dijaring untuk kemudian dijadikan umpan, 
dengan sedikit menyulut apijihad, mreka rela memasangkan bom di tubuh mereka. 
Hasilnya, tentu propaganda perangmelawan teroris akan tambah laris.
AJ :AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa 
Afghanistan dlm menghadapi musuh (kata org betawi ..nggak ade matinye..) , 
SAya pernah membaca di majalah Hidayatullah (edisinya lupa, nanti dicarikan), 
Reportase langsung dr Afghanistan (lingkungan Taliban). Ternyata apa yang 
disampaikan oleh Bapak Ahmad Syafii Maarif (mgkn kita semua) hanya 
kutipan/informasi yang hanya didapatkan dr media cetak/televisi barat yang 100% 
tidak benar sama sekali
H :saya lanjutkan tulisannya :Mereka ingin membangun sebuah dunia cita-cita 
yang akal sehat tidak dapat memahaminya. Perempuan misalnya tidak perlu sekolah 
dan harus tinggal di rumah
kalau ini salah satu dari kebijakan taliban spt itu, saya jg tdk setuju dengan 
taliban. kalau100% tidak benar, terus yang benar spt apa? 

Saya juga ga pintar2 amat dan saya juga bukan pencinta berat buya syafi'i, tapi 
palingtidak saya mencoba membacanya secara hati-hati.
Oh iya, jika tangan sanak gatal, saran saya segera dicuci dengan air dan sabun 
bukanlantas mendaratkannya di keyboard.
wassalam,harman st idris (39)--- On Thu, 3/31/11, adha jamil 
adha.ja...@gmail.com wrote:

From: adha jamil adha.ja...@gmail.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thursday, March 31, 2011, 2:22 PM

Assallamualaikum wr wb...
Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta.

Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat 
banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini 
yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk 
mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak 
mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah 
sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang 
saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut.


    tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka 
nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ...
MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba 
Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???)


...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar..
Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya 
Ijjhitihad para Ulama)


...preman berjubah ???, 
jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, 
beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 
kepentingan/suara rakyat)


...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg 
tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2 
agama yg digunakan...

..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa  rajo adil rajo 
disambah rajo lalim rajo disanggah  (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, 
PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ?


...rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yg 
ingin memutar jarum jam kebelakang..
AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa

Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

2011-04-01 Terurut Topik taufiqrasjid

Cuma nan agak maragu dek ambo

Baliau bangga barani batamu jo Bush

Seandai Abu Bakar Baasyir atau Munarman/ Habieb Rizieq ingin badebat jo Bush 
itu memang diagiah kesempatan

Sedang ukatu kunjungan ka Bogor nan gagal sajo, banyak pembatasan hak publik 
utk pengamanannyo

---TR
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Sutan Sinaro stsin...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 31 Mar 2011 21:26:27 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

Ndak usah heran awak,
nan manulih, Liberal, nan malewakan, liberal pulo.
Urang-urang Liberal ko sabananyo anti Islam (liek tulisan kapatang),
tapi mamakai atribut Islam. 
Ha ha, sabananyo nan anti Islam ko, sabuik buruaknyo tantu pareman.
Kalau nyo konotasikan jubah ko jo Islam, inyo mamakai embel-embel Islam.
Nah, sia sabanyo pareman berjubah ?. 
Bak kecek rang Jakarta, Maling teriak maling.
 
Wallahu ta'ala a'lam.
 
Wassalam
 
St. Sinaro


--- On Thu, 3/31/11, aafri...@yahoo.co.id aafri...@yahoo.co.id wrote:


From: aafri...@yahoo.co.id aafri...@yahoo.co.id
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
To: rantaunet rantaunet@googlegroups.com
Date: Thursday, March 31, 2011, 6:19 PM



Ambopun sapandapek jo iko, malah tokoh-tokoh Islam kini takuaik mangatokan nan 
haq itu adolah haq nan bathil adolah bathil, kabanyakan intelektual islam 
kiniko Dallu wa adhallu (sasek dan manyasekan).

Tokoh-tokoh Islam nan katonyo moderat labiah bayak manjilek dan membela 
kepentingan umarak nan zalim dan maambiak muko ka Barat dengan mangateh namokan 
HAM dan kebebasan.

Na'uzubillahi min zalik

Tks
Afrijon Ponggok
44,L,Pekanbaru
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: taufiqras...@rantaunet.org 
Sender: rantaunet@googlegroups.com 
Date: Fri, 1 Apr 2011 01:10:48 +
To: rantaunet@googlegroups.com
ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com 
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah


Ambo sangat setuju jo pandapek sa samo kami Rang Sikumbang iko

Kenyataan kini, urang nan ingin beragama secara Kaffah dianggap Radikal, 
ujung2nya seperti pesanan Boss mereka di Barat sana akan merupakan Teroris

Yang OK bagi mereka adalah mendahulukan HAM dari Aqidah. Karena semua orang 
dianggapnya BEBAS Beragama secara yang mereka mau. 
Walau itu akan menistakan agama itu sendiri

Telah kita lihat bagaimana Media membuat Opini untuk Kasus Cikeusik dan 
Temanggung, begitu juga untuk kasus HKBP Bekasi sebelumnya


Di Cikeusik mereka hanya ribut karena diserang, tapi tidak bicara dalam hal 
mereka telah melanggar aturan mengembangkan Ahmadiyah

HKBP Bekasi mereka hanya menyatakan diserang, tapi apakah ini penyerangan atau 
perkelahian ? Karena ada juga orang Islam yang luka oleh senjata mereka

Yang dihujat hanya akibat saja, tanpa memperhitungkan apa yang menyebabkan 
terjadinya bentrokan tsb

Selama ini
yang banyak diberi kesempatan bicara adalah mereka yang menyatakan ahli HAM, 
walau dibelakangnya dirasakan pesan sponsor dari Kelompok Islam Liberal ini

Target mereka adalah menghapuskan SKB Tiga Menteri yang dianggap menghalangi 
mereka dalam mengobok-obok Islam

Kita sudah mengetahui mereka yang selama ini kita anggap pakar Islam, tapi 
kenyataannya akan memutar Kiblat kita dari yang diharuskan Islam

Sekarang terserah kepada kita semua, akankah kita akan terbius oleh pemberitaan 
Media Masa terutama Elektronik dengan pikiran mereka yang dianggap pakar tsb, 
atau kita akan mempertimbangkan media cetak seperti Sabili,Hidayatullah dan 
sedikit media lain

Mudah2an Allah memberkati kita dalam meluruskan hal ini

Salam

TR-St RA/56

Rang Sikumbang-Kiktenggi
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: adha jamil adha.ja...@gmail.com 
Sender: rantaunet@googlegroups.com 
Date: Fri, 1 Apr 2011 01:22:26 +0700
To: rantaunet@googlegroups.com
ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com 
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

Assallamualaikum wr wb...
Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta.

Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat 
banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini 
yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk 
mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak 
mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah 
sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang 
saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut.

    tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka 
nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ...
MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba 
Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???)

...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar..
Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus

[R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

2011-03-31 Terurut Topik Darwin Bahar
Republika, Selasa, 09 Agustus 2005

http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208657kat_id=19

Pada saat tersiar berita bahwa saya dan teman-teman dari lintas agama mau
bertemu dengan Presiden Bush pada 22 Oktober 2003 di Bali, dalam masyarakat
telah terjadi polarisasi penilaian. Ada yang menuduh bahwa kami akan menjadi
corong Bush, tetapi ada pula yang menilainya positif.

Jawaban saya waktu itu adalah: Mana yang lebih kesatria, berhadapan
langsung dengan musuh atau mengepalkan tinju dari balik gunung? Setelah apa
yang kami sampaikan yang kemudian disiarkan media massa, barulah kelompok
yang skeptik paham bahwa kami yang memilih opsi pertama berada di jalan yang
benar. Pada waktu saya bacakan pernyataan yang sudah disiapkan, Bush
mendengar dengan baik, sekalipun menghantam politik imperialistiknya.

Bagi saya pertemuan semacam itu penting, sebab kita punya kesempatan emas
untuk menyampaikan apa yang terasa secara sopan tetapi tajam. Tidak seperti
cara-cara sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai
berbahaya bagi Islam seperti yang mereka pahami. Ada pula fatwa MUI yang
dijadikan dasar. Cara semacam ini adalah cara preman yang berjubah, jauh
dari sifat seorang ksatria. Kelompok inilah yang saya kategorikan sebagai
mereka yang berani mati, tetapi tidak berani hidup, karena mereka tidak
punya sesuatu, kecuali kekerasan, untuk ditawarkan bagi kepentingan
kemanusiaan.

Di otak belakang mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui
cara-cara yang tidak beradab dan antidemokrasi. Mereka tidak segan-segan
membajak Tuhan untuk meraih kekuasaan itu di balik dalil-dalil agama yang
digunakan. Dan tidak jarang mereka dengan mudah dijadikan mangsa oleh pihak
tertentu dengan diberi upah materi. Cara-cara almarhum Ali Moertopo
menjinakkan bekas-bekas anggota DI adalah di antara contoh yang masih segar
dalam ingatan kita. Cara itu pasti berulang, apalagi masyarakat kita
sekarang sangat labil karena serba ketidakpastian menghadang masa depan.

Sudah berapa kali saya lontarkan bahwa ujung sekularisme dan fundamentalisme
hampir setali tiga uang. Sekularisme mengusir Tuhan dari lingkungan manusia
karena dianggap sudah mati, sebagaimana Nietzsche pernah mengatakan,
sementara fundamentalisme membajak Tuhan untuk kepentingan kekuasaan.
Bedanya, sekularisme memberhalakan manusia dalam mencapai tujuannya yang
serba duniawi, fundamentalisme berlindung di belakang jargon-jargon religius
untuk membunuh peradaban. Rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang
dekat dengan masa kita yang ingin memutar jarum jam ke belakang. Mereka
ingin membangun sebuah dunia cita-cita yang akal sehat tidak dapat
memahaminya. Perempuan misalnya tidak perlu sekolah dan harus tinggal di
rumah.

Kesalahan fatal Amerika dan sekutunya adalah melakukan invasi ke negeri ini,
sebuah tindakan biadab yang berlawanan dengan hukum internasional dan
prinsip-prinsip demokrasi. Tindakan serupa juga kemudian dilakukan di Irak
dengan dalih adanya senjata pemusnah massal, tetapi ternyata bohong belaka.
Bahwa, Saddam Hussein kejam terhadap lawan-lawan politiknya, sudah diketahui
umum. Tetapi, apa hak negara lain untuk menghukumnya? Doktrin pre-emptive
strike (pukul dulu) berlawanan secara diametral dengan etika dan hukum
internasional. Tetapi, etika dan hukum itu sudah tidak diabaikan oleh
negara-negara kuat tetapi mengklaim sebagai benteng demokrasi. Sebuah
kebohongan publik mereka bungkus dengan cara-cara manis, tetapi penuh bisa
yang mematikan.

Konstelasi politik global sekarang memang sangat pelik dan melelahkan,
sementara dunia Islam seperti tidak mengerti apa yang harus dikerjakan.
Suasana serba tidak menentu ini menjadi salah satu sebab mengapa
kekuatan-kekuatan radikal mendapat lahan subur untuk melancarkan aksinya,
apakah itu melalui teror, dan tidak jarang pula berlindung di balik
dalil-dalil agama. Pesan Alquran sebagai rahmat bagi alam semesta telah lama
dicampakkan entah ke mana. Tragis memang. Tetapi, inilah realitas getir yang
harus dihadapi dengan sabar tetapi cerdas, sambil bekerja keras mencari
solusi.

Kemanusiaan tidak akan bisa tahan lama berada dalam lingkungan global yang
serba hipokrit ini. Oleh sebab itu, kita yang masih siuman tidak boleh
kehilangan perspektif dalam keadaan yang bagaimanapun. Akal sehat jangan
dibiarkan mati dengan meniru cara-cara radikal dan senang dengan serba
kekerasan yang risikonya hanya tunggal: menghancurkan peradaban dan diri
sendiri, lambat atau cepat. Ya Allah, tunjukilah kami jalan-Mu yang benar
dan lurus, jalan yang Engkau ridhai, bukan jalan yang Engkau benci, dan
bukan pula jalan yang sesat. Tanpa petunjuk-Mu ya Allah, kami tentu akan
bertualang tanpa arah, tidak tahu lagi ke mana langkah ini harus diayunkan.
Amin!

(Ahmad Syafii Maarif )

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.

[R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

2011-03-31 Terurut Topik Hambo Ciek
Terima kasih Angku Darwin Bahar mengetengahkan tulisan ini. Saya belum pernah 
membacanya sebelum ini. [Highlight dari saya].

Salam,
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif
Di Tapi Riak nan Badabua
Santa Kuruih, Kalipornia, 31 Mar 2011




  Darwin Bahar
   
  
  
  
  
  View profile
  
   
  
  Translate to English
  
  
  
  
  
  
  
   More options
  
  Mar 31, 1:43 am
  
  
  
  
  


  
  
  
  
  

  Republika, Selasa, 09 Agustus 2005 
 
http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208657kat_id=19 
 
Pada saat tersiar berita bahwa saya dan teman-teman dari lintas agama mau 
 bertemu dengan Presiden Bush pada 22 Oktober 2003 di Bali, dalam masyarakat 
 telah terjadi polarisasi penilaian. Ada yang menuduh bahwa kami akan menjadi 
 corong Bush, tetapi ada pula yang menilainya positif. 
 
Jawaban saya waktu itu adalah: Mana yang lebih kesatria, berhadapan 
 langsung dengan musuh atau mengepalkan tinju dari balik gunung? Setelah apa 
 yang kami sampaikan yang kemudian disiarkan media massa, barulah kelompok 
 yang skeptik paham bahwa kami yang memilih opsi pertama berada di jalan yang 
 benar. Pada waktu saya bacakan pernyataan yang sudah disiapkan, Bush 
 mendengar dengan baik, sekalipun menghantam politik imperialistiknya. 
 
Bagi saya pertemuan semacam itu penting, sebab kita punya kesempatan emas 
 untuk menyampaikan apa yang terasa secara sopan tetapi tajam. Tidak seperti 
 cara-cara sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai 
 berbahaya bagi Islam seperti yang mereka pahami. Ada pula fatwa MUI yang 
 dijadikan dasar. Cara semacam ini adalah cara preman yang berjubah, jauh 
 dari sifat seorang ksatria. Kelompok inilah yang saya kategorikan sebagai 
 mereka yang berani mati, tetapi tidak berani hidup, karena mereka tidak 
 punya sesuatu, kecuali kekerasan, untuk ditawarkan bagi kepentingan 
 kemanusiaan. 
 
Di otak belakang mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui 
 cara-cara yang tidak beradab dan antidemokrasi. Mereka tidak segan-segan 
 membajak Tuhan untuk meraih kekuasaan itu di balik dalil-dalil agama yang 
 digunakan. Dan tidak jarang mereka dengan mudah dijadikan mangsa oleh pihak 
 tertentu dengan diberi upah materi. Cara-cara almarhum Ali Moertopo 
 menjinakkan bekas-bekas anggota DI adalah di antara contoh yang masih segar 
 dalam ingatan kita. Cara itu pasti berulang, apalagi masyarakat kita 
 sekarang sangat labil karena serba ketidakpastian menghadang masa depan. 
 
Sudah berapa kali saya lontarkan bahwa ujung sekularisme dan fundamentalisme 
 hampir setali tiga uang. Sekularisme mengusir Tuhan dari lingkungan manusia 
 karena dianggap sudah mati, sebagaimana Nietzsche pernah mengatakan, 
 sementara fundamentalisme membajak Tuhan untuk kepentingan kekuasaan. 
 Bedanya, sekularisme memberhalakan manusia dalam mencapai tujuannya yang 
 serba duniawi, fundamentalisme berlindung di belakang jargon-jargon religius 
 untuk membunuh peradaban. Rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang 
 dekat dengan masa kita yang ingin memutar jarum jam ke belakang. Mereka 
 ingin membangun sebuah dunia cita-cita yang akal sehat tidak dapat 
 memahaminya. Perempuan misalnya tidak perlu sekolah dan harus tinggal di 
 rumah. 
 
Kesalahan fatal Amerika dan sekutunya adalah melakukan invasi ke negeri ini, 
 sebuah tindakan biadab yang berlawanan dengan hukum internasional dan 
 prinsip-prinsip demokrasi. Tindakan serupa juga kemudian dilakukan di Irak 
 dengan dalih adanya senjata pemusnah massal, tetapi ternyata bohong belaka. 
 Bahwa, Saddam Hussein kejam terhadap lawan-lawan politiknya, sudah diketahui 
 umum. Tetapi, apa hak negara lain untuk menghukumnya? Doktrin pre-emptive 
 strike (pukul dulu) berlawanan secara diametral dengan etika dan hukum 
 internasional. Tetapi, etika dan hukum itu sudah tidak diabaikan oleh 
 negara-negara kuat tetapi mengklaim sebagai benteng demokrasi. Sebuah 
 kebohongan publik mereka bungkus dengan cara-cara manis, tetapi penuh bisa 
 yang mematikan. 
 
Konstelasi politik global sekarang memang sangat pelik dan melelahkan, 
 sementara dunia Islam seperti tidak mengerti apa yang harus dikerjakan. 
 Suasana serba tidak menentu ini menjadi salah satu sebab mengapa 
 kekuatan-kekuatan radikal mendapat lahan subur untuk melancarkan aksinya, 
 apakah itu melalui teror, dan tidak jarang pula berlindung di balik 
 dalil-dalil agama. Pesan Alquran sebagai rahmat bagi alam semesta telah lama 
 dicampakkan entah ke mana. Tragis memang. Tetapi, inilah realitas getir yang 
 harus dihadapi dengan sabar tetapi cerdas, sambil bekerja keras mencari 
 solusi. 
 
Kemanusiaan tidak akan bisa tahan lama berada dalam lingkungan global yang 
 serba hipokrit ini. Oleh sebab itu, kita yang masih siuman tidak boleh 
 kehilangan perspektif dalam keadaan yang bagaimanapun. Akal sehat jangan 
 dibiarkan mati dengan meniru cara-cara radikal dan senang dengan serba 
 kekerasan yang risikonya hanya tunggal: menghancurkan peradaban dan diri 
 sendiri, lambat atau cepat. Ya Allah, 

Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

2011-03-31 Terurut Topik adha jamil
Assallamualaikum wr wb...
Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta.

Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat
banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan
ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini
untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif
sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM)
basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??)
berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu
dengan hal tersebut.

tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang
mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ...
MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas
Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???)

...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar..
Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg
adanya Ijjhitihad para Ulama)

...preman berjubah ???,
jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji,
beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2
kepentingan/suara rakyat)

...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg
tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2
agama yg digunakan...
..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa  rajo adil rajo
disambah rajo lalim rajo disanggah  (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP,
PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ?

...rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yg
ingin memutar jarum jam kebelakang..
AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa
Afghanistan dlm menghadapi musuh (kata org betawi ..nggak ade matinye..) ,
SAya pernah membaca di majalah Hidayatullah (edisinya lupa, nanti
dicarikan), Reportase langsung dr Afghanistan (lingkungan Taliban). Ternyata
apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Syafii Maarif (mgkn kita semua) hanya
kutipan/informasi yang hanya didapatkan dr media cetak/televisi barat yang
100% tidak benar sama sekali

Mohon maaf, saya tidak sepintar beliau atau bpk/ibu dunsanak di palanta
menulis, tapi saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu dan perlu diketahui
di palanta ini.
Wassallam
AjoManih/41/Sikumbang - Pdg

Pada 31 Maret 2011 15:43, Darwin Bahar dba...@indo.net.id menulis:

 Republika, Selasa, 09 Agustus 2005

 http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208657kat_id=19

 Pada saat tersiar berita bahwa saya dan teman-teman dari lintas agama mau
bertemu dengan Presiden Bush pada 22 Oktober 2003 di Bali, dalam masyarakat
telah terjadi polarisasi penilaian. Ada yang menuduh bahwa kami akan menjadi
corong Bush, tetapi ada pula yang menilainya positif.

 Jawaban saya waktu itu adalah: Mana yang lebih kesatria, berhadapan
langsung dengan musuh atau mengepalkan tinju dari balik gunung? Setelah apa
yang kami sampaikan yang kemudian disiarkan media massa, barulah kelompok
yang skeptik paham bahwa kami yang memilih opsi pertama berada di jalan yang
benar. Pada waktu saya bacakan pernyataan yang sudah disiapkan, Bush
mendengar dengan baik, sekalipun menghantam politik imperialistiknya.

 Bagi saya pertemuan semacam itu penting, sebab kita punya kesempatan emas
untuk menyampaikan apa yang terasa secara sopan tetapi tajam. Tidak seperti
cara-cara sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka nilai
berbahaya bagi Islam seperti yang mereka pahami. Ada pula fatwa MUI yang
dijadikan dasar. Cara semacam ini adalah cara preman yang berjubah, jauh
dari sifat seorang ksatria. Kelompok inilah yang saya kategorikan sebagai
mereka yang berani mati, tetapi tidak berani hidup, karena mereka tidak
punya sesuatu, kecuali kekerasan, untuk ditawarkan bagi kepentingan
kemanusiaan.

 Di otak belakang mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui
cara-cara yang tidak beradab dan antidemokrasi. Mereka tidak segan-segan
membajak Tuhan untuk meraih kekuasaan itu di balik dalil-dalil agama yang
digunakan. Dan tidak jarang mereka dengan mudah dijadikan mangsa oleh pihak
tertentu dengan diberi upah materi. Cara-cara almarhum Ali Moertopo
menjinakkan bekas-bekas anggota DI adalah di antara contoh yang masih segar
dalam ingatan kita. Cara itu pasti berulang, apalagi masyarakat kita
sekarang sangat labil karena serba ketidakpastian menghadang masa depan.

 Sudah berapa kali saya lontarkan bahwa ujung sekularisme dan
fundamentalisme hampir setali tiga uang. Sekularisme mengusir Tuhan dari
lingkungan manusia karena dianggap sudah mati, sebagaimana Nietzsche pernah
mengatakan, sementara fundamentalisme membajak Tuhan untuk kepentingan
kekuasaan. Bedanya, sekularisme memberhalakan manusia dalam mencapai
tujuannya yang serba duniawi, fundamentalisme berlindung di belakang
jargon-jargon religius untuk membunuh peradaban. Rezim Taliban di
Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan 

Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

2011-03-31 Terurut Topik taufiqrasjid

Ambo sangat setuju jo pandapek sa samo kami Rang Sikumbang iko

Kenyataan kini, urang nan ingin beragama secara Kaffah dianggap Radikal, 
ujung2nya seperti pesanan Boss mereka di Barat sana akan merupakan Teroris

Yang OK bagi mereka adalah mendahulukan HAM dari Aqidah. Karena semua orang 
dianggapnya BEBAS Beragama secara yang mereka mau. 
Walau itu akan menistakan agama itu sendiri

Telah kita lihat bagaimana Media membuat Opini untuk Kasus Cikeusik dan 
Temanggung, begitu juga untuk kasus HKBP Bekasi sebelumnya


Di Cikeusik mereka hanya ribut karena diserang, tapi tidak bicara dalam hal 
mereka telah melanggar aturan mengembangkan Ahmadiyah

HKBP Bekasi mereka hanya menyatakan diserang, tapi apakah ini penyerangan atau 
perkelahian ?  Karena ada juga orang Islam yang luka oleh senjata mereka

Yang dihujat hanya akibat saja, tanpa memperhitungkan apa yang menyebabkan 
terjadinya bentrokan tsb

 Selama ini
yang banyak diberi kesempatan bicara adalah mereka yang menyatakan ahli HAM, 
walau dibelakangnya dirasakan pesan sponsor dari Kelompok Islam Liberal ini

Target mereka adalah menghapuskan SKB Tiga Menteri yang dianggap menghalangi 
mereka dalam mengobok-obok Islam

Kita sudah mengetahui mereka yang selama ini kita anggap pakar Islam, tapi 
kenyataannya akan memutar Kiblat kita dari yang diharuskan Islam

Sekarang terserah kepada kita semua, akankah kita akan terbius oleh pemberitaan 
Media Masa terutama Elektronik dengan pikiran mereka yang dianggap pakar tsb, 
atau kita akan mempertimbangkan media cetak seperti Sabili,Hidayatullah dan 
sedikit media lain

Mudah2an Allah memberkati kita dalam meluruskan hal ini

Salam

TR-St RA/56

Rang Sikumbang-Kiktenggi
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: adha jamil adha.ja...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 1 Apr 2011 01:22:26 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

Assallamualaikum wr wb...
Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta.

Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat
banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan
ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini
untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif
sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM)
basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??)
berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu
dengan hal tersebut.

tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang
mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ...
MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas
Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???)

...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar..
Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg
adanya Ijjhitihad para Ulama)

...preman berjubah ???,
jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji,
beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2
kepentingan/suara rakyat)

...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg
tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2
agama yg digunakan...
..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa  rajo adil rajo
disambah rajo lalim rajo disanggah  (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP,
PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ?

...rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yg
ingin memutar jarum jam kebelakang..
AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa
Afghanistan dlm menghadapi musuh (kata org betawi ..nggak ade matinye..) ,
SAya pernah membaca di majalah Hidayatullah (edisinya lupa, nanti
dicarikan), Reportase langsung dr Afghanistan (lingkungan Taliban). Ternyata
apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Syafii Maarif (mgkn kita semua) hanya
kutipan/informasi yang hanya didapatkan dr media cetak/televisi barat yang
100% tidak benar sama sekali

Mohon maaf, saya tidak sepintar beliau atau bpk/ibu dunsanak di palanta
menulis, tapi saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu dan perlu diketahui
di palanta ini.
Wassallam
AjoManih/41/Sikumbang - Pdg

Pada 31 Maret 2011 15:43, Darwin Bahar dba...@indo.net.id menulis:

 Republika, Selasa, 09 Agustus 2005

 http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208657kat_id=19

 Pada saat tersiar berita bahwa saya dan teman-teman dari lintas agama mau
bertemu dengan Presiden Bush pada 22 Oktober 2003 di Bali, dalam masyarakat
telah terjadi polarisasi penilaian. Ada yang menuduh bahwa kami akan menjadi
corong Bush, tetapi ada pula yang menilainya positif.

 Jawaban saya waktu itu adalah: Mana yang lebih kesatria, berhadapan
langsung dengan musuh atau mengepalkan tinju dari balik gunung

Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

2011-03-31 Terurut Topik aafrijon

Ambopun sapandapek jo iko, malah tokoh-tokoh Islam kini takuaik mangatokan nan 
haq itu adolah haq nan bathil adolah bathil, kabanyakan intelektual islam 
kiniko Dallu wa adhallu (sasek dan manyasekan).

Tokoh-tokoh Islam nan katonyo moderat labiah bayak manjilek dan membela 
kepentingan umarak nan zalim dan maambiak muko ka Barat dengan mangateh namokan 
HAM dan kebebasan.

Na'uzubillahi min zalik

Tks
Afrijon Ponggok
44,L,Pekanbaru
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: taufiqras...@rantaunet.org
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 1 Apr 2011 01:10:48 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah


Ambo sangat setuju jo pandapek sa samo kami Rang Sikumbang iko

Kenyataan kini, urang nan ingin beragama secara Kaffah dianggap Radikal, 
ujung2nya seperti pesanan Boss mereka di Barat sana akan merupakan Teroris

Yang OK bagi mereka adalah mendahulukan HAM dari Aqidah. Karena semua orang 
dianggapnya BEBAS Beragama secara yang mereka mau. 
Walau itu akan menistakan agama itu sendiri

Telah kita lihat bagaimana Media membuat Opini untuk Kasus Cikeusik dan 
Temanggung, begitu juga untuk kasus HKBP Bekasi sebelumnya


Di Cikeusik mereka hanya ribut karena diserang, tapi tidak bicara dalam hal 
mereka telah melanggar aturan mengembangkan Ahmadiyah

HKBP Bekasi mereka hanya menyatakan diserang, tapi apakah ini penyerangan atau 
perkelahian ?  Karena ada juga orang Islam yang luka oleh senjata mereka

Yang dihujat hanya akibat saja, tanpa memperhitungkan apa yang menyebabkan 
terjadinya bentrokan tsb

 Selama ini
yang banyak diberi kesempatan bicara adalah mereka yang menyatakan ahli HAM, 
walau dibelakangnya dirasakan pesan sponsor dari Kelompok Islam Liberal ini

Target mereka adalah menghapuskan SKB Tiga Menteri yang dianggap menghalangi 
mereka dalam mengobok-obok Islam

Kita sudah mengetahui mereka yang selama ini kita anggap pakar Islam, tapi 
kenyataannya akan memutar Kiblat kita dari yang diharuskan Islam

Sekarang terserah kepada kita semua, akankah kita akan terbius oleh pemberitaan 
Media Masa terutama Elektronik dengan pikiran mereka yang dianggap pakar tsb, 
atau kita akan mempertimbangkan media cetak seperti Sabili,Hidayatullah dan 
sedikit media lain

Mudah2an Allah memberkati kita dalam meluruskan hal ini

Salam

TR-St RA/56

Rang Sikumbang-Kiktenggi
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: adha jamil adha.ja...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 1 Apr 2011 01:22:26 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

Assallamualaikum wr wb...
Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta.

Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat
banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan
ini yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini
untuk mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif
sangat tidak mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM)
basicnya adalah sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??)
berbeda dengan yang saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu
dengan hal tersebut.

tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang
mereka nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ...
MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas
Hamba Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???)

...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar..
Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg
adanya Ijjhitihad para Ulama)

...preman berjubah ???,
jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji,
beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2
kepentingan/suara rakyat)

...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg
tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2
agama yg digunakan...
..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa  rajo adil rajo
disambah rajo lalim rajo disanggah  (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP,
PKS, PKB ..dll (religius), dibalik dalil apa mereka meraih kekuasaan ?

...rezim Taliban di Afghanistan adalah contoh yang dekat dengan masa kita yg
ingin memutar jarum jam kebelakang..
AllahuAkbar...sebagai sejarawan islam, beliau pasti tahu karakter bangsa
Afghanistan dlm menghadapi musuh (kata org betawi ..nggak ade matinye..) ,
SAya pernah membaca di majalah Hidayatullah (edisinya lupa, nanti
dicarikan), Reportase langsung dr Afghanistan (lingkungan Taliban). Ternyata
apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Syafii Maarif (mgkn kita semua) hanya
kutipan/informasi yang hanya didapatkan dr media cetak/televisi barat yang
100% tidak benar sama sekali

Mohon maaf, saya tidak sepintar beliau atau bpk/ibu

Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

2011-03-31 Terurut Topik Sutan Sinaro
Ndak usah heran awak,
nan manulih, Liberal, nan malewakan, liberal pulo.
Urang-urang Liberal ko sabananyo anti Islam (liek tulisan kapatang),
tapi mamakai atribut Islam. 
Ha ha, sabananyo nan anti Islam ko, sabuik buruaknyo tantu pareman.
Kalau nyo konotasikan jubah ko jo Islam, inyo mamakai embel-embel Islam.
Nah, sia sabanyo pareman berjubah ?. 
Bak kecek rang Jakarta, Maling teriak maling.
 
Wallahu ta'ala a'lam.
 
Wassalam
 
St. Sinaro


--- On Thu, 3/31/11, aafri...@yahoo.co.id aafri...@yahoo.co.id wrote:


From: aafri...@yahoo.co.id aafri...@yahoo.co.id
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah
To: rantaunet rantaunet@googlegroups.com
Date: Thursday, March 31, 2011, 6:19 PM



Ambopun sapandapek jo iko, malah tokoh-tokoh Islam kini takuaik mangatokan nan 
haq itu adolah haq nan bathil adolah bathil, kabanyakan intelektual islam 
kiniko Dallu wa adhallu (sasek dan manyasekan).

Tokoh-tokoh Islam nan katonyo moderat labiah bayak manjilek dan membela 
kepentingan umarak nan zalim dan maambiak muko ka Barat dengan mangateh namokan 
HAM dan kebebasan.

Na'uzubillahi min zalik

Tks
Afrijon Ponggok
44,L,Pekanbaru
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: taufiqras...@rantaunet.org 
Sender: rantaunet@googlegroups.com 
Date: Fri, 1 Apr 2011 01:10:48 +
To: rantaunet@googlegroups.com
ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com 
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah


Ambo sangat setuju jo pandapek sa samo kami Rang Sikumbang iko

Kenyataan kini, urang nan ingin beragama secara Kaffah dianggap Radikal, 
ujung2nya seperti pesanan Boss mereka di Barat sana akan merupakan Teroris

Yang OK bagi mereka adalah mendahulukan HAM dari Aqidah. Karena semua orang 
dianggapnya BEBAS Beragama secara yang mereka mau. 
Walau itu akan menistakan agama itu sendiri

Telah kita lihat bagaimana Media membuat Opini untuk Kasus Cikeusik dan 
Temanggung, begitu juga untuk kasus HKBP Bekasi sebelumnya


Di Cikeusik mereka hanya ribut karena diserang, tapi tidak bicara dalam hal 
mereka telah melanggar aturan mengembangkan Ahmadiyah

HKBP Bekasi mereka hanya menyatakan diserang, tapi apakah ini penyerangan atau 
perkelahian ? Karena ada juga orang Islam yang luka oleh senjata mereka

Yang dihujat hanya akibat saja, tanpa memperhitungkan apa yang menyebabkan 
terjadinya bentrokan tsb

Selama ini
yang banyak diberi kesempatan bicara adalah mereka yang menyatakan ahli HAM, 
walau dibelakangnya dirasakan pesan sponsor dari Kelompok Islam Liberal ini

Target mereka adalah menghapuskan SKB Tiga Menteri yang dianggap menghalangi 
mereka dalam mengobok-obok Islam

Kita sudah mengetahui mereka yang selama ini kita anggap pakar Islam, tapi 
kenyataannya akan memutar Kiblat kita dari yang diharuskan Islam

Sekarang terserah kepada kita semua, akankah kita akan terbius oleh pemberitaan 
Media Masa terutama Elektronik dengan pikiran mereka yang dianggap pakar tsb, 
atau kita akan mempertimbangkan media cetak seperti Sabili,Hidayatullah dan 
sedikit media lain

Mudah2an Allah memberkati kita dalam meluruskan hal ini

Salam

TR-St RA/56

Rang Sikumbang-Kiktenggi
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: adha jamil adha.ja...@gmail.com 
Sender: rantaunet@googlegroups.com 
Date: Fri, 1 Apr 2011 01:22:26 +0700
To: rantaunet@googlegroups.com
ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com 
Subject: Re: [R@ntau-Net] Buya Syafii Maarif: Preman Berjubah

Assallamualaikum wr wb...
Bapak2 Ibu2 Uda dan uni serta dunsanak di Palanta.

Sekian lama ambo bergabung di grup ini dan hanya sebagai pengamat, sangat 
banyak informasi juga ilmu yang didapatkan. Tapi ketika membaca postingan ini 
yang diunduh dari sumber lain (republika) rasanya gata2 tangan ini untuk 
mengetik. Dikarenakan apa yang ditulis Bapak Ahmad Syafii Maarif sangat tidak 
mengena dihati ambo. Menurut beberapa teman, beliau (ASM) basicnya adalah 
sejarah islam, sehingga beberapa informasi (pendapat ??) berbeda dengan yang 
saya dapatkan dimana semestinya beliau pasti paham/tahu dengan hal tersebut.

    tidak seperti cara2 sementara pihak yang menyerbu suatu tempat yang mereka 
nilai berbahaya bagi islam seperti yang mereka pahami... ...
MassyaAllah...Menegakkan yg Haq dan Menghapus yg Batil tidakkah itu tugas Hamba 
Allah (kurang dimana ilmu Islam beliau ???)

...ada pula fatwa MUI yang dijadikan dasar..
Astaghfirullahuladzim...bukankah Ulama penerus/penjaga ajaran Nabi...(dg adanya 
Ijjhitihad para Ulama)

...preman berjubah ???, 
jubah (just pakaian)...apa berbeda dg preman (berdasi, berkopiah haji, 
beruniform, ber gelar sepanjang tali baruak, berlindung dibalik kata2 
kepentingan/suara rakyat)

...diotak mereka sudah lama menggebu syahwat ingin berkuasa melalui cara2 yg 
tidak beradab dan anti demokrasi..dst...meraih kekuasaan dibalik dalil2 
agama yg digunakan...
..hhh (tersenyum)...sejarah sudah membuktikan bahwa  rajo adil rajo 
disambah rajo lalim rajo disanggah  (beliau kan ahli sejarah islam)...PPP, 
PKS, PKB ..dll (religius

[...@ntau-net] Buya Syafii Maarif: Mahma Tubaththin

2009-12-13 Terurut Topik Darwin Bahar
Ahmad Syafii Maarif
http://www.republika.co.id/koran/28/94311/I_Mahma_Tubaththin_I
Selasa, 08 Desember 2009 pukul 13:15:00
Lengkapnya ungkapan Arab itu berbunyi: Mahma tubaththin tudzhirhu al-ayyam (Apa 
pun yang anda surukkan, sejarah pasti akan membongkarnya). Saya tak ingat 
apakah ungkapan ini didapat saat belajar di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah 
Lintau (Sumbar), atau ketika belajar pada Madrasah Mu'allimin Yogyakarta, 
puluhan tahun yang lalu.
Esensi moral dari ungkapan itu adalah agar orang tidak menyembunyikan sesuatu 
dengan bungkus dusta atau curang. Sebab, cepat atau lambat, akan terbongkar 
juga. Jika tidak di dunia, di akhirat semuanya pasti akan digelar di depan 
Mahkamah Ilahi yang mahaadil, tanpa ada satu kekuatan pun yang mampu 
menghalanginya. Tetapi, kepercayaan tehadap yang terakhir ini hanya diyakini 
oleh orang yang beriman, sementara mereka yang berada di luar ranah iman itu 
tentu tidak hirau dengan serbaakhirat.
Jika ungkapan Arab itu dikaitkan dengan situasi Indonesia yang paling hangat, 
gambarannya dapat dilihat sebagai berikut. Enam hari setelah kabinet 
SBY-Boediono dilantik, pada 29 Oktober 2009, polisi menangkap Bibit-Chandra 
dengan tuduhan menerima suap, kemudian diubah lagi karena menyalahgunakan 
wewenang dan melakukan pemerasan. Tindakan kepolisian mendapat dukungan kuat 
dari kejaksaan agung: Bibit-Chandra harus pada akhirnya di bawa ke muka 
pengadilan, karena kata dua instansi penegak hukum ini buktinya cukup kuat 
untuk itu. Berminggu-minggu energi bangsa ini tersita oleh pertunjukan drama 
busuk ini.
Tetapi, yang mungkin berada di luar kalkulasi perekayasa adalah bangkitnya 
nurani masyarakat luas tanpa dikomando, untuk melakukan protes keras terhadap 
perlakuan zalim atas diri Bibit-Chandra.
Presiden yang melihat masyarakat menjadi terbelah dan dapat mengundang tindakan 
liar, membentuk Tim Delapan dengan tugas mengungkapkan fakta di belakang kasus 
Bibit-Chandra. Tim ini diberi waktu dua minggu sampai dengan 16 November 2009. 
Juga, di luar harapan perekayasa, tim yang dipimpin Adnan Buyung Nasution ini 
malah menguatkan simpul-simpul nurani rakyat, yang marah terhadap tindakan 
kepolisian dan kejaksaan agung.
Tim Delapan sangat dibantu oleh keberanian MK (Mahkamah Konstitusi) yang 
sebelumnya telah menggelar secara terbuka percakapan seorang super kuat Anggodo 
Widjojo, dengan para pihak yang disebut dalam rekaman sadapan KPK itu. 
Akibatnya, bola panas tidak bisa dibendung lagi. Pihak pemerintah yang hadir di 
forum MK itu seperti orang yang telah kehabisan amunisi untuk berkomentar 
melalui ucapan ini: ''Apa relevansinya MK menggelar sadapan ini?'' Akibat 
ucapan semacam ini, posisi pemerintah malah semakin tersudut, seolah-olah tidak 
rela agar segala kepalsuan dan kebusukan jangan sampai terbongkar. Sedangkan 
pembela Anggodo, masih memutar otak dengan mempertanyakan, apakah tindakan MK 
yang menggelar rekaman itu sah atau tidak sah. Adapun munculnya demo-demo yang 
membela tindakan rekayasa kepolisian, bahkan ada yang meminta agar KPK 
dibubarkan, tidak perlu dikomentari di sini, karena tidak ada bobotnya.
Kasus Bibit-Chandra ternyata punya ekor panjang yang juga melilit masalah 
penalangan BI atas Bank Century, yang sebenarnya sudah lama berada dalam 
kondisi sakit parah. Bukankah penahanan Bibit-Chandra sebenarnya adalah karena 
kedua pimpinan KPK ini telah mulai bergerak untuk membidik kasus Bank Century? 
Jusuf Kalla yang tahu persis apa yang sebenarnya terjadi atas penalangan BI 
terhadap Bank Century memberikan kata putus: ''Perampokan.''
Maka, atas perintah Wapres Kalla yang ketika itu menjalankan fungsi 
kepresidenan, Komjen SD (Susno Duadji) menangkap RT (Robert Tantular), 
komisaris utama bank yang sedang sekarat itu. Dalam pembicaraan langsung saya 
bersama seorang teman di suatu tempat pada 1 Desember 2009, SD dengan bangga 
mengatakan telah menangkap RT. Sebagai mantan kabareskrim yang kaya informasi, 
Pansus Angket DPR perlu secepatnya menemui SD dalam rangka membantu melengkapi 
pencarian fakta tentang perampokan yang memalukan itu.
Akhirnya, apa pun yang anda surukkan atau sembunyikan, cepat atau lambat, pasti 
akan terbongkar. Janganlah orang dengan mudah mencampuradukkan kebenaran dengan 
kepalsuan. Dan, mari kita semua jangan mau bersahabat dengan dusta. Aleksandr I 
Solzhenitsyn, novelis Rusia terkenal, pernah berwasiat: ''Untuk melawan 
kebobrokan kekuasaan komunisme di Uni Soviet, syaratnya hanya satu: tinggalkan 
dusta!'

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 

[...@ntau-net] Buya Syafii

2009-06-19 Terurut Topik Darwin Bahar
Oleh: Azyumardi Azra

 

Kamis, 18 Juni 2009 pukul 01:38:00

 

http://ng.republika.co.id/koran/28/56911/Buya_Syafii

 

Tidak mudah menulis sebuah buku utuh, yang dirancang sejak semula sebagai buku; 
bukan buku kumpulan tulisan. Kesulitan itu terjadi bukan hanya menyangkut soal 
substansi, yang bisa menyangkut bidang-bidang sangat luas, tetapi juga karena 
sulitnya ketersediaan waktu dan bahkan dana yang perlu untuk menunjang 
penelitian dan penyediaan bahan kepustakaan yang dibutuhkan. Karena itu, karya 
yang lahir dari tangan seorang pengarang, yang kita tahu menghadapi kesibukan 
luar biasa, sepatutnyalah kita berikan apresiasi selayaknya.

 

Saya bisa membayangkan dan merasakannya secara persis kesulitan semacam itulah 
yang dihadapi Prof Dr Ahmad Syafii Maarif ketika menyiapkan bukunya, Islam 
dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Sejarah (Mizan, 
2009), yang diluncurkan pekan silam. Seperti yang dia tulis, buku ini sudah 
terbayangkan sejak 2 Mei 2006; dan karena perhatian dan kesibukannya juga 
terpecah kepada hal-hal lain yang perlu pula ia tangani, proses penulisan 
menjadi tersendat. Tapi, naskah lengkap  masterpiece , karya besar, ini 
akhirnya selesai juga pada 9 Februari 2009. Sebelum naik ke percetakan,  
manuscript buku ini dibahas dalam sebuah panel khusus untuk penyempurnaan lebih 
lanjut.

 

Secara profesi keilmuan, Buya Syafii--begitu dia akrab dipanggil--memang 
dikenal sebagai sejarawan yang berbasis di kampus. Dan, jika Maarif seperti ia 
sering menyebut dirinya adalah sejarawan murni yang hanya 'bertungkus lumus' 
(istilah Melayu yang sering dia pakai) di kampus, pastilah ia punya lebih 
banyak kesempatan untuk menulis; meski kebanyakan orang kampus dengan gelar 
yang gagah-gagah tidak pernah menulis karya substantif dan signifikan.

 

Tapi, Maarif lebih daripada sekadar sejarawan kampus. Kita mengenalnya aktif 
dalam dunia keilmuan lebih luas; menjadi pemakalah dan narasumber berbagai 
seminar dan konferensi, baik di dalam maupun di luar negeri. Di atas segalanya, 
dia juga aktif di Muhammadiyah, sehingga pernah menjadi orang nomor satu di 
organisasi pendidikan modern Islam terbesar di Dunia Muslim ini; jelas bahwa 
mengurus organisasi sebesar Muhammadiyah menyita banyak waktu. Belum lagi 
aktivismenya dalam berbagai organisasi atau kelompok yang peduli dengan masalah 
tertentu, sejak dari demokrasi, kerukunan hidup beragama, dan seterusnya.

 

Dengan segala kiprah akademik dan sosialnya, Ahmad Syafii Maarif adalah sosok 
penuh integritas yang hidup sederhana dan qana'ah. Ia tidak pernah tergoda 
dengan politik kekuasaan; bahkan ia tak jarang mengkritik mereka yang hanya 
berorientasi kepada kekuasaan. Dengan orisinal dia memperkenalkan, misalnya, 
istilah 'syahwat politik', yang kemudian menjadi sangat populer dalam kosakata 
perpolitikan Indonesia. Tanpa lelah Buya Syafii mengkritik perkembangan politik 
dan juga demokrasi yang tidak selalu sesuai dengan harapan; dan semua ini dia 
lakukan tanpa pretensi apa-apa.

 

Sebab itulah Buya Syafii menjadi salah seorang dari sedikit 'guru bangsa' yang 
kita miliki hari ini. Dalam kapasitas ini, ia sekaligus menjadi 'intelektual 
publik' yang selalu menyuarakan nurani anak negeri. Sekali lagi, tidak mudah 
menjadi 'publik intelektual', karena sangat boleh jadi ada pihak-pihak yang 
tersinggung dan tidak menerima apa yang dia suarakan. Tetapi, terlepas dari 
ketidaksenangan kalangan tertentu terhadap pandangan-pandangannya, Buya Syafii 
tetap adalah ' man of integrity ' yang tidak pernah menyerah pada keadaan. Dan, 
tidak jarang ia menjadi ' solitary public intellectual ', intelektual publik 
yang sendirian, karena memang hanya dia sendiri yang berani bersuara di tengah 
cenderung membisunya banyak kalangan masyarakat lainnya ketika sebuah respons 
diperlukan masyarakat luas.

 

Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan adalah sebuah refleksi 
kerisauan dan kepedulian intelektual seorang guru bangsa terhadap masa depan 
bangsa yang sekitar 88 persen penduduknya memeluk Islam. Judul karya ini saja 
secara jelas menunjukkan kepedulian seumur hidup ( lifetime concern ) seorang 
Syafii Maarif; persisnya tentang integrasi keislaman, keindonesiaan, dan 
kemanusiaan. Dan secara implisit, ini mengindikasikan masih terjadinya 
'tarik-menarik' di kalangan masyarakat kita dalam hubungan ketiga entitas 
tersebut.

 

Kerisauan dan kegundahan Buya Syafii terlihat dalam kata-katanya sendiri: 
''Sebagai penduduk mayoritas di Nusantara semestinya umat Islam tidak lagi 
sibuk mempersoalkan hubungan Islam, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Ketiga 
konsep ini haruslah diembuskan dalam satu napas, sehingga Islam yang mau 
dikembangkan di Indonesia adalah Islam yang ramah, terbuka, inklusif, dan mampu 
memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara; sebuah Islam 
yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, subkultur, dan agama kita 
yang beragam; sebuah Islam yang memberikan keadilan, kenyamanan,