[R@ntau-Net] Re: Mandeh

2016-11-03 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
 Dari Haluan juga:


Kawasan Wisata Simancuang Bakal Jadi Kampung Tradisional 
Kamis,03 November 2016 - 08:31:18 WIB
[image: Kawasan Wisata Simancuang Bakal Jadi Kampung Tradisional] Foto 
bersama keluarga besar pengunjung ke kawasan hutan nagari di Simancuang. 
JEFLI 

 

SOLSEL,HALUAN--  Bupati Solok Selatan (Solsel) Muzni Zakaria pada 2017 akan 
kembangkan kawasan wisata Simancuang, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh 
Duo sebagai kampung tradisional.

 

“Untuk konsep bagaimana baiknya kita akan lakukan studi terlebih dahulu 
dengan melibatkan tenaga ahli,”katanya pada Haluan, Minggu, (2/11).

 

Seperti diketahui, kegiatan masyarakat Simancuang memang masih menggunakan 
cara konvensional yang belum terkontaminasi oleh moderenisasi.

 

“Salah satunya, tidak dibenarkan melakukan penangkapan ikan atau belut 
menggunakan setrum listrik, racun ataupun jala sehingga kami berencana 
mengembangkan daerah itu sebagai destinasi wisata kampung tradisional," 
katanya.

 

Ia menambahkan, kearifan lokal di Simancung masih terjaga dan salah satu 
wilayah yang memiliki hutan nagari yang masih terjaga ekosistimnya.

 

“Dan ini mendapat pengakuan Internasional,”tambahnya.

 

Menurutnya, kedepan, jenis destinasi wisata Solsel lebih banyak pilihan. 
Seperti, masak dengan kayu bakar hingga material perumahan yang menggunakan 
kayu dan bambu.

 

Dengan dikembangkannya kampung tradisional ini, wisatawan yang berkunjung 
 memiliki banyak referensi objek wisata selain yang tengah dikembangkan dan 
ditata saat ini, yakni Kawasan Seribu Rumah Gadang, Hot Water Boom Sapan 
Maluluang, dan air terjun Kembar.

 

Selain itu, pihaknya tengah  bersemangat mencari potensi-potensi objek 
wisata alam yang bisa dikembangkan serta ditata sehingga layak untuk 
dikunjungi.

 

"Dengan melibatkan Jurnalis kita akan menggunjungi sejumlah air terjun yang 
mungkin nanti bisa dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata," ujarnya.

 

Sementara, Wakil Ketua DPRD Solsel, Armen Syahjohan meyebutkan pihaknya 
mendukung penuh program pemkab Solsel untuk mengembangkan Simancung sebagai 
kampung tradisonal. Namun, perlu perencanaan yang matang sebelum 
melaksanakan.

 

“Kami perlu mengkaji terlebih dahulu sebab, saat ini wisatawan lebih 
cenderung mengunjungi objek wisata yang natural,”tutupnya. (h/jef)

 

Editor : Rivo Septi Andries




On Tuesday, November 1, 2016 at 3:03:31 PM UTC-7, Sjamsir Sjarif wrote:
>
> Dari Antara Sumbar kita baca:
> *Kunjungan Wisatawan ke Sumbar Turun pada September* 
> Selasa, 1 November 2016 20:14 WIB 
> Pewarta : Ikhwan Wahyudi
> Pengunjung memotret bangunan kelenteng baru See Hin Kiong baru di Padang. 
> (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
> Padang, (*Antara Sumbar*) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat 
> (Sumbar) mencatat kunjungan wisatawan asing ke provinsi itu pada September 
> turun 21,19 persen dibandingkan Agustus 2016.
>
> "Pada Agustus 2016 jumlah wisatawan asing yang berkunjung mencapai 4.424 
> orang pada September turun menjadi 3.329 orang," kata Kepala BPS Sumbar 
> Dody Herlando di Padang, Selasa.
>
> Ia mengatakan kunjungan pada September 2016 masih didominasi oleh 
> wisatawan asal Malaysia sebanyak 3.196 orang, Australia 281 orang dan 
> Inggris 37 orang.
>
> Sementara kunjungan dari negara lainnya Amerika Serikat 33 orang, Thailand 
> 24 orang, Singapura 12 orang, Perancis 11 orang, India 10 orang dan negara 
> lainnya 733 orang, ujar dia.
>
> Ia memastikan jumlah yang terdata tersebut adalah mereka yang masuk 
> melalui imigrasi di Bandara Internasional Minangkabau, jika sebelumnya dari 
> Jakarta atau Medan maka akan di data di bandara kedatangan. 
>
> Sementara Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Sumbar Ian 
> Hanafiah mengatakan perlu pembenahan infrastruktur di Sumbar untuk 
> meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke daerah ini.
>
> Peningkatan kapasitas jalan perlu dilakukan terutama pada rute favorit 
> jalur Padang-Bukittinggi karena saat ini sudah terlalu padat, katanya.
>
> Kemudian ia menyarankan rumah makan dan restoran yang ada di Padang perlu 
> membuat variasi menu agar wisatawan tidak bosan.
>
> "Pagi makan nasi Padang, siang juga, malam kembali nasi Padang, kalau tiga 
> hari tentu orang akan bosan," katanya.
>
> Menurutnya masakan Padang cukup enak tapi perlu ada variasi dengan masakan 
> nusantara lainnya.
>
> Dulu ada beberapa rumah makan dengan menu masakan dari daerah lain tapi 
> tidak bertahan lama, sekarang ada beberapa restoran yang dinilai bisa 
> menyediakannya, ujarnya. (*)
>
>
> Editor : Joko Nugroho
>
> COPYRIGHT © ANTARASUMBAR 2016
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1

[R@ntau-Net] Re: Mandeh

2016-11-01 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Dari Antara Sumbar kita baca:
*Kunjungan Wisatawan ke Sumbar Turun pada September* 
Selasa, 1 November 2016 20:14 WIB 
Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Pengunjung memotret bangunan kelenteng baru See Hin Kiong baru di Padang. 
(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Padang, (*Antara Sumbar*) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat 
(Sumbar) mencatat kunjungan wisatawan asing ke provinsi itu pada September 
turun 21,19 persen dibandingkan Agustus 2016.

"Pada Agustus 2016 jumlah wisatawan asing yang berkunjung mencapai 4.424 
orang pada September turun menjadi 3.329 orang," kata Kepala BPS Sumbar 
Dody Herlando di Padang, Selasa.

Ia mengatakan kunjungan pada September 2016 masih didominasi oleh wisatawan 
asal Malaysia sebanyak 3.196 orang, Australia 281 orang dan Inggris 37 
orang.

Sementara kunjungan dari negara lainnya Amerika Serikat 33 orang, Thailand 
24 orang, Singapura 12 orang, Perancis 11 orang, India 10 orang dan negara 
lainnya 733 orang, ujar dia.

Ia memastikan jumlah yang terdata tersebut adalah mereka yang masuk melalui 
imigrasi di Bandara Internasional Minangkabau, jika sebelumnya dari Jakarta 
atau Medan maka akan di data di bandara kedatangan. 

Sementara Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Sumbar Ian 
Hanafiah mengatakan perlu pembenahan infrastruktur di Sumbar untuk 
meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke daerah ini.

Peningkatan kapasitas jalan perlu dilakukan terutama pada rute favorit 
jalur Padang-Bukittinggi karena saat ini sudah terlalu padat, katanya.

Kemudian ia menyarankan rumah makan dan restoran yang ada di Padang perlu 
membuat variasi menu agar wisatawan tidak bosan.

"Pagi makan nasi Padang, siang juga, malam kembali nasi Padang, kalau tiga 
hari tentu orang akan bosan," katanya.

Menurutnya masakan Padang cukup enak tapi perlu ada variasi dengan masakan 
nusantara lainnya.

Dulu ada beberapa rumah makan dengan menu masakan dari daerah lain tapi 
tidak bertahan lama, sekarang ada beberapa restoran yang dinilai bisa 
menyediakannya, ujarnya. (*)


Editor : Joko Nugroho

COPYRIGHT © ANTARASUMBAR 2016

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Re: Mandeh

2016-11-01 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Dari Antara Sumbar kita baca:

*Jepang Berniat Investasi di Pelabuhan Panasahan Painan* 
Selasa, 1 November 2016 20:41 WIB 
Pewarta : Teddy Setiawan
Ilustrasi. (ANTARA FOTO)
Painan, (*Antara Sumbar*) - Satuan Kerja Pelabuhan Pelabuhan Panasahan 
Painan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, mengungkapkan Jepang 
berencana berinvestasi untuk mengembangkian pelabuhan itu.

Kepala Satuan Kerja Zulkifli di Painan, Selasa, mengatakan rencana 
investasi itu kini tinggal menunggu adanya kesepakatan antara Kementerian 
Perhubungan (Kemenhub) dengan penanam modal.

"Mereka sudah dua kali datang. Jika tidak ada aral melintang, investasi 
tersebut bakal terealisasi tahun depan, yakni pada 2017. Mudah-mudahan ini 
berjalan lancar," ungkapnya.

Ada pun investor yang melirik Pelabuhan Panasahan sebagai rencana lokasi 
kegiatan investasinya itu PT Tata Sugih Mineral.

Sesuai rencana awal investor dari Negeri Sakura itu berniat membenamkan 
investasinya di sektor pengapalan "crude palm oil" di Pelabuhan Panasahan.

Tak hanya itu, lanjut dia, dalam investasi yang diperkirakan bernilai 
ratusan miliar itu pihak investor pun merencanakan adanya pengapalan 
cangkang kelapa sawit.

"Cangkang dari kelapa sawit itu nantinya akan mereka ekspor ke India dan 
berbagai negara lainnya di kawasan Asia," tuturnya.

Ia menegaskan adanya keinginan investasi asing itu di merupakan peluang 
bagi perkembangan Pesisir Selatan ke depannya.

Tak hanya dari sisi perekonomian dan penghematan infrastruktur jalan 
semata, akan tetapi, lebih dari itu, juga dipastikan bakal banyak menyerap 
tenaga kerja.

Untuk itu, ia berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah seperti 
kemudahan perizinan dan pengadaan lahan untuk kebutuhan investasi.

Sebab, yang menghambat laju investasi di daerah, umumnya di Sumatera Barat 
selama ini terkait dengan perizinan dan penyediaan lahan.

Bahkan, menurutnya, sampai kini persoalan itu di Ranah Minang ini seakan 
menjadi masalah kronis yang tak kunjung usai.

"Ini terbukti, dengan gagalnya rencana pembangunan dermaga kapal patroli di 
pelabuhan ini pada 2017. Padahal dananya mencapai Rp15 miliar dari 
Kemenhub," terangnya.

Pelabuhan Panasahan merupakan salah satu pelabuhan penyangga Pelabuhan 
Teluk Bayur dalam program tol laut Pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf 
Kalla.

Pelabuhan seluas 14 hektare itu kini telah memiliki dua dermaga dengan 
panjang masing-masing 50 meter, dengan kedalaman kolam dermaga mencapai 
8-12 meter. (*)


Editor : Joko Nugroho

COPYRIGHT © ANTARASUMBAR 2016


On Tuesday, November 1, 2016 at 11:22:28 AM UTC-7, Sjamsir Sjarif wrote:
>
> *Pariwisata Jadi Bisnis Paling Menarik di Sumbar* 
> Haluan Padang:
> Rabu,02 November 2016 - 01:13:51 WIB
>
> 
>  
>
> *PADANG, HALUAN *— Bisnis di bidang pariwisata merupakan bisnis paling 
> menarik saat ini, karena banyak hal yang dilakukan orang selalu terkait 
> dengan pariwisata. Selain objek wisatanya, penyelenggara wisata, seperti 
> travel agent, perhotelan, transportasi (darat, laut, dan udara), makanan, 
> cendera mata, serta  restoran dan rumah makan, terlibat di dalamnya.
>
> “Semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung ke satu daerah atau objek 
> wisata, dipas­tikan mereka akan mem­be­lan­jakan banyak uang di sana, 
> ten­tunya dengan syarat bahwa pe­layanan yang diberikan tuan rumah harus 
> maksimal. Layanan yang baik akan membuat tamu terkesan. Produk yang baik 
> yang dijual kepada tamu akan mem­buat pro­duk tersebut selalu dicari 
> wisa­tawan,” ujar Ketua Asita Sumbar, Ian Hanafiah di Padang, Selasa (2/11).
>
>
> Bisnis pariwisata semakin menarik, kata Ian, jika hal dikait­kan dengan 
> pariwisata Sumbar yang bakal menjadi wakil Indo­nesia pada ajang *World 
> Halal Tourism Award (WHTA)* 2016 di Abu Dhabi, Uni Emeriat Arab (UEA) 
> pada Desember. “Banyak hal yang harus kita persiapkan lagi dengan 
> sebaik-baiknya agar ber­hasil menang pada ajang tingkat dunia tersebut,” 
> tutur pemilik ERO Tour yang menjadi Biro Perjalanan Wisata Halal Indonesia 
> 2016.
>
> Ian mengakui bahwa saat ini jumlah wisatawan yang ber­kun­jung ke Sumbar 
> turun daripada tahun lalu. “Angka persisnya saya kurang hafal. Berkisar di 
> antara 10 hingga 20 persen,” ucapnya.
>
> Menurutnya, penyebab turu­nya jumlah wisawatan ke Sumbar karena gencarnya 
> promosi wisata daerah atau negara lain. Selain itu karena akses penerbangan 
> yang biayanya lebih murah dengan waktu yang tidak terlalu lama dalam 
> perjalananya.
>
> “Di sisi lain, dari segi inter­nalnya, biro perjalanan sebetulnya juga 
> harus lebih kreatif dan pro­aktif dalam menjual produknya. Galilah potensi 
> yang ada, buat program dan paket wisata dengan harga terjangkau. Selain 
> itu, per­siapkan masyarakat di daerah tujuan wisata untuk bisa 
> ber­interaksi dan berkomunikasi de­ngan wisatawan, terutama wisa­tawan 
> asing. Dengan demikian, para wisatawan pasti akan terkesan dan akan 
> membantu mem

[R@ntau-Net] Re: Mandeh

2016-11-01 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
 *Pariwisata Jadi Bisnis Paling Menarik di Sumbar* 
Haluan Padang:
Rabu,02 November 2016 - 01:13:51 WIB

 

*PADANG, HALUAN *— Bisnis di bidang pariwisata merupakan bisnis paling 
menarik saat ini, karena banyak hal yang dilakukan orang selalu terkait 
dengan pariwisata. Selain objek wisatanya, penyelenggara wisata, seperti 
travel agent, perhotelan, transportasi (darat, laut, dan udara), makanan, 
cendera mata, serta  restoran dan rumah makan, terlibat di dalamnya.

“Semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung ke satu daerah atau objek 
wisata, dipas­tikan mereka akan mem­be­lan­jakan banyak uang di sana, 
ten­tunya dengan syarat bahwa pe­layanan yang diberikan tuan rumah harus 
maksimal. Layanan yang baik akan membuat tamu terkesan. Produk yang baik 
yang dijual kepada tamu akan mem­buat pro­duk tersebut selalu dicari 
wisa­tawan,” ujar Ketua Asita Sumbar, Ian Hanafiah di Padang, Selasa (2/11).


Bisnis pariwisata semakin menarik, kata Ian, jika hal dikait­kan dengan 
pariwisata Sumbar yang bakal menjadi wakil Indo­nesia pada ajang *World 
Halal Tourism Award (WHTA)* 2016 di Abu Dhabi, Uni Emeriat Arab (UEA) pada 
Desember. “Banyak hal yang harus kita persiapkan lagi dengan sebaik-baiknya 
agar ber­hasil menang pada ajang tingkat dunia tersebut,” tutur pemilik ERO 
Tour yang menjadi Biro Perjalanan Wisata Halal Indonesia 2016.

Ian mengakui bahwa saat ini jumlah wisatawan yang ber­kun­jung ke Sumbar 
turun daripada tahun lalu. “Angka persisnya saya kurang hafal. Berkisar di 
antara 10 hingga 20 persen,” ucapnya.

Menurutnya, penyebab turu­nya jumlah wisawatan ke Sumbar karena gencarnya 
promosi wisata daerah atau negara lain. Selain itu karena akses penerbangan 
yang biayanya lebih murah dengan waktu yang tidak terlalu lama dalam 
perjalananya.

“Di sisi lain, dari segi inter­nalnya, biro perjalanan sebetulnya juga 
harus lebih kreatif dan pro­aktif dalam menjual produknya. Galilah potensi 
yang ada, buat program dan paket wisata dengan harga terjangkau. Selain 
itu, per­siapkan masyarakat di daerah tujuan wisata untuk bisa 
ber­interaksi dan berkomunikasi de­ngan wisatawan, terutama wisa­tawan 
asing. Dengan demikian, para wisatawan pasti akan terkesan dan akan 
membantu mem­pro­mosikan objek wisata setelah mereka balik ke daerah atau 
negara mereka,” kata Ian tentang kiat meningkatkan kunjungan wisa­tawan ke 
Sumbar. *(h/atv)*


On Tuesday, November 1, 2016 at 8:35:55 AM UTC-7, Sjamsir Sjarif wrote:
>
> *Sabtu, 29/10/2016 18:43 WIB **“Janjang 1001” di Objek Ikan Sakti Sungai 
> Janiah Selesai Dibangun*
>
>
> [image: Sungaki Janiah Agam] 
>
> Sungaki Janiah Agam
>
> *Agam, sumbarsatu.com-* Pekerjaan pembangunan “Janjang 1001” di Objek 
> Wisata Ikan Sakti Sungai Janiah, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, sudah 
> selesai dikerjakan.
>
> "Janjang tersebut, dibangun di perbukitan, yang banyak dihuni kera jinak, 
> nantinya tembus ke Ngalau Baso. Para wisatawan akan mendapat pesona baru 
> menapaki Janjang 1001, sambil menikmati suasana alam di sekitarnya. Wisata 
> jenis ini bagus untuk wisata keluarga," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan 
> Pariwisata (Disbudpar) Agam, Hadi Suryadi, SH, Sabtu (29/19/2016).
>
>
> Menurutnya, pembangunan Janjang 1001 dimungkinkan karena objek wisata 
> tersebut sudah diserahkan kepada Pemkab Agam. Pengelolaannya bekerja sama 
> dengan pihak nagari,” ujarnya.
>
> Sungai Janiah sudah dikenal luas wisatawan manca negara, nusantara, 
> regional, dan lokal. Legenda, yang disebarkan melalui mulut ke mulut, 
> sampai ke media internet, memungkinkan objek tersebut dikenal dunia.
>
> Di samping membangun Janjang 1001, ke depan objek wisata itu akan 
> dibenahi, sehingga kebersihan, ketertiban, dan keindahannya terjaga.
>
> Di samping itu, para pedagang, yang berjualan di dalam objek wisata, juga 
> akan dibekali dengan berbagai ilmu dan keterampilan tentang kepariwisataan, 
> sehingga mereka benar-benar memahami tata cara berjualan, dan bertingkah 
> laku di dalam objek wisata.
>
> Menurut Hadi, objek wisata yang telah diserahkan kepada Pemkab Agam ada 
> dua lokasi, yaitu objek wisata Bandar Mutiara, Kecamatan Tanjung Mutiara, 
> dan Ikan Sakti Sungai Janiah. Khusus objek Bandar Mutiara, sudah diusulkan 
> ke Pemerintah Pusat untuk mendapatkan dana pengembangan objek. Diharapkan 
> dalam waktu tidak begitu lama, pekerjaan pengembangannya terwujud.
>
>
> Menurut pantauan sumbarsatu.com, banyak objek wisata pontensial di daerah 
> itu. Di antaranya adalah objek air terjun, seperti Badorai di Kecamatan 
> Sungai Pua, dan Burai-Burai Indah di Malalak.
>
> Menurut Hadi, Objek Air Terjun Badorai, yang terdiri dari 4 tingkat, namun 
> yang sering dikunjungi wisatawan adalah Badorai 1 sampai 3. Namun kini 
> terkesan tidak terurus.
>
> “Sebenarnya, Pemkab Agam bisa saja mengelola objek tersebut. Namun, karena 
> belum diserahkan kepada Pemkab Agam, maka tidak bisa dikelola, sebagaimana 
> layaknya ol

[R@ntau-Net] Re: Mandeh

2016-11-01 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
*Sabtu, 29/10/2016 18:43 WIB **“Janjang 1001” di Objek Ikan Sakti Sungai 
Janiah Selesai Dibangun*


[image: Sungaki Janiah Agam] 

Sungaki Janiah Agam

*Agam, sumbarsatu.com-* Pekerjaan pembangunan “Janjang 1001” di Objek 
Wisata Ikan Sakti Sungai Janiah, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, sudah 
selesai dikerjakan.

"Janjang tersebut, dibangun di perbukitan, yang banyak dihuni kera jinak, 
nantinya tembus ke Ngalau Baso. Para wisatawan akan mendapat pesona baru 
menapaki Janjang 1001, sambil menikmati suasana alam di sekitarnya. Wisata 
jenis ini bagus untuk wisata keluarga," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan 
Pariwisata (Disbudpar) Agam, Hadi Suryadi, SH, Sabtu (29/19/2016).


Menurutnya, pembangunan Janjang 1001 dimungkinkan karena objek wisata 
tersebut sudah diserahkan kepada Pemkab Agam. Pengelolaannya bekerja sama 
dengan pihak nagari,” ujarnya.

Sungai Janiah sudah dikenal luas wisatawan manca negara, nusantara, 
regional, dan lokal. Legenda, yang disebarkan melalui mulut ke mulut, 
sampai ke media internet, memungkinkan objek tersebut dikenal dunia.

Di samping membangun Janjang 1001, ke depan objek wisata itu akan dibenahi, 
sehingga kebersihan, ketertiban, dan keindahannya terjaga.

Di samping itu, para pedagang, yang berjualan di dalam objek wisata, juga 
akan dibekali dengan berbagai ilmu dan keterampilan tentang kepariwisataan, 
sehingga mereka benar-benar memahami tata cara berjualan, dan bertingkah 
laku di dalam objek wisata.

Menurut Hadi, objek wisata yang telah diserahkan kepada Pemkab Agam ada dua 
lokasi, yaitu objek wisata Bandar Mutiara, Kecamatan Tanjung Mutiara, dan 
Ikan Sakti Sungai Janiah. Khusus objek Bandar Mutiara, sudah diusulkan ke 
Pemerintah Pusat untuk mendapatkan dana pengembangan objek. Diharapkan 
dalam waktu tidak begitu lama, pekerjaan pengembangannya terwujud.


Menurut pantauan sumbarsatu.com, banyak objek wisata pontensial di daerah 
itu. Di antaranya adalah objek air terjun, seperti Badorai di Kecamatan 
Sungai Pua, dan Burai-Burai Indah di Malalak.

Menurut Hadi, Objek Air Terjun Badorai, yang terdiri dari 4 tingkat, namun 
yang sering dikunjungi wisatawan adalah Badorai 1 sampai 3. Namun kini 
terkesan tidak terurus.

“Sebenarnya, Pemkab Agam bisa saja mengelola objek tersebut. Namun, karena 
belum diserahkan kepada Pemkab Agam, maka tidak bisa dikelola, sebagaimana 
layaknya oleh Pemkab Agam,” jelasnyanya.

Persyaratan objek yang akan dikelola Pemkab Agam, objek dimaksud harus 
diserahkan kepada Pemkab Agam.

Menyinggung objek Burai-Burai Ikndah di Malalak, menurutnya ada kemungkinan 
dikelola Pemkab Agam. Karena ada keinginan pemilik ulayat untuk 
menyerahkannya kepada Pemkab Agam. Kini, pihak pemangku ulayat sedang 
mencari kesepakatan. Bila mereka sudah sepakat, dan objek tersebut 
diserahkan kepada Pemkab Agam, maka akan dikelola oleh Pemkab Agam, melalui 
Disbudpar. (MSM)


On Tuesday, November 1, 2016 at 8:26:35 AM UTC-7, Sjamsir Sjarif wrote:
>
>
> *Janjang Sajuta di Lereng Singgalang Bakal Dibangun Pemkab Agam* 
> Selasa,01 November 2016 - 01:37:15 WIB
>
> 
>  
>
> *Agam, Haluan — *Pemerintah Kabupaten Agam menggulirkan lagi terbosan 
> baru dalam mengembangkan potensi ekowisata. Pemkab Agam bakal membangun 
> *Janjang 
> Sajuta* di Objek Agro Wisata Lereng Singgalang, Kecamatan Banuhampu. 
> Rencana pengembangan objek tersebut juga sudah mendapatkan dukungan 
> perantau Agam.
>
> Kepala Dinas Ke­bu­da­yaan dan Pariwisata (Dis­budpar), Hadi Suryadi, 
> Senin (31/10), mengatakan, Objek Agro Wi­sata di lereng Sing­galang, sangat 
> strategis. Jenjang itu nantinya akan membawa pe­ngunjung me­napaki medan 
> mendaki pada lereng pe­gu­nungan tersebut. “Pada tahun 2017 nanti 
> ke­inginan mem­bangun *Janjang Sajuta* di objek wisata itu bisa 
> direalisasikan. Jenjang akan tembus ke hutan pinus di pinggang Gunung 
> Sing­ga­lang. Pemandangannya sa­ngat bagus, dan memiliki nilai serta daya 
> tarik yang kuat,” kata Hadi.
>
> Tak hanya sampai di situ. Nantinya lokasi itu akan dilengkapi gerbang 
> masuk yang akan ditulis “Janjang Sajuta Lereng Singgalang”. Secara 
> bertahap, fasilitas pendukung objek akan di­lengkapi, sehingga Objek Agro 
> Wisata Lereng Sing­galang menjadi destinasi wisata layak jual. 
> Se­be­lum­nya juga sudah di­bangun Janjang 1001 di Objek Wi­sa­ta Ikan 
> Sakti Sungai Janiah, Kecamatan Baso, dan Janjang Koto Gadang di IV Koto.
>
> “Kita menginginkan wi­sa­tawan memiliki kesan men­dalam sehingga 
> pengunjung diharapkan selalu ber­ke­inginan kembali ke lokasi itu setelah 
> pulang. Kami optimis kerjasama Disbudpar dengan Dinas Kehutanan dan 
> Per­kebunan (Dishutbun) Agam, akan menjadikan Objek Agro Wisata Lereng 
> Singgalang terwujud,” jelasnya.
>
> Apa lagi rencana tersebut juga sudah direspon baik oleh para perantau, 
> dukungan pe­rantau tidak hanya dimulut saja. Beberapa waktu bela­kangan 
> sudah mengalirnya bantuan material, te

[R@ntau-Net] Re: Mandeh

2016-11-01 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
 
*Janjang Sajuta di Lereng Singgalang Bakal Dibangun Pemkab Agam* 
Selasa,01 November 2016 - 01:37:15 WIB

 

*Agam, Haluan — *Pemerintah Kabupaten Agam menggulirkan lagi terbosan baru 
dalam mengembangkan potensi ekowisata. Pemkab Agam bakal membangun *Janjang 
Sajuta* di Objek Agro Wisata Lereng Singgalang, Kecamatan Banuhampu. 
Rencana pengembangan objek tersebut juga sudah mendapatkan dukungan 
perantau Agam.

Kepala Dinas Ke­bu­da­yaan dan Pariwisata (Dis­budpar), Hadi Suryadi, Senin 
(31/10), mengatakan, Objek Agro Wi­sata di lereng Sing­galang, sangat 
strategis. Jenjang itu nantinya akan membawa pe­ngunjung me­napaki medan 
mendaki pada lereng pe­gu­nungan tersebut. “Pada tahun 2017 nanti 
ke­inginan mem­bangun *Janjang Sajuta* di objek wisata itu bisa 
direalisasikan. Jenjang akan tembus ke hutan pinus di pinggang Gunung 
Sing­ga­lang. Pemandangannya sa­ngat bagus, dan memiliki nilai serta daya 
tarik yang kuat,” kata Hadi.

Tak hanya sampai di situ. Nantinya lokasi itu akan dilengkapi gerbang masuk 
yang akan ditulis “Janjang Sajuta Lereng Singgalang”. Secara bertahap, 
fasilitas pendukung objek akan di­lengkapi, sehingga Objek Agro Wisata 
Lereng Sing­galang menjadi destinasi wisata layak jual. Se­be­lum­nya juga 
sudah di­bangun Janjang 1001 di Objek Wi­sa­ta Ikan Sakti Sungai Janiah, 
Kecamatan Baso, dan Janjang Koto Gadang di IV Koto.

“Kita menginginkan wi­sa­tawan memiliki kesan men­dalam sehingga pengunjung 
diharapkan selalu ber­ke­inginan kembali ke lokasi itu setelah pulang. Kami 
optimis kerjasama Disbudpar dengan Dinas Kehutanan dan Per­kebunan 
(Dishutbun) Agam, akan menjadikan Objek Agro Wisata Lereng Singgalang 
terwujud,” jelasnya.

Apa lagi rencana tersebut juga sudah direspon baik oleh para perantau, 
dukungan pe­rantau tidak hanya dimulut saja. Beberapa waktu bela­kangan 
sudah mengalirnya bantuan material, terutama dari perantau sukses. 
Kemu­dian antusias anak nagari sekitar objek, juga sangat me­ngem­birakan. 
Mudah- mudahan ini menjadi langkah baik kedepan.

“Pembangunan Janjang Sajuta adalah sebuah ke­inginan tidak hanya dari 
pemerintah namun juga anak nagari, serta perantau. Apa­bila dilihat ke 
belakang, tidak ada hal yang mustahil dila­kukan apabila diper­sa­ma­kan,” 
jelasnya. * (h/yat)*


On Monday, October 31, 2016 at 8:44:46 AM UTC-7, Sjamsir Sjarif wrote:
>
> Dari Haluan kito baco:
>
> Pengembangan Mandeh Butuh 600 Miliar 
> Senin,31 Oktober 2016 - 01:52:13 WIB
>
> 
>  
>
> *PADANG, HALUAN — * Sekitar 40 miliar anggaran dari APBD Provinsi telah 
> tersedot untuk pengembangan kawasan Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan 
> (Pessel). Namun untuk pengembangan kawasan ini secara keseluruhan, termasuk 
> pembangunan jalan tembus ke Sunagi Pisang Kota Padang, setidaknya 
> dibutuhkan biaya 600 miliar lagi.
>
> Meski begitu, Komisi V DPRD Sumbar meminta pemerintah setempat untuk 
> menggali potensi yang ada untuk lebih mendongkrak perekonomian masyarakat.
>
> Ketua Komisi V DPRD Sumbar Apris Yaman menyebutkan potensi pulau-pulau di 
> kawasan Mandeh bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. Keyakinan ini 
> didukung dengan telah ditetapkannya Mandeh sebagai salah satu destinasi 
> wisata di Sumbar.
>
> “Pemkab dan Provinsi agar bisa menyikapi peluang ini sebaik mungkin. 
> Sehingga nantinya pengembangan wisata di Mandeh turut bisa menekan angka 
> ke­miskinan di Pessel,” papar Apris, Jumat (28/10).
>
> Ditambahkan Apris, hingga sekarang total APBD Provinsi yang sudah masuk ke 
> Mandeh adalah sekitar Rp40 miliar. Ini dipakai untuk peningkatan jalan di 
> daerah tersebut. Kedepan ia berharap investor lokal atau mas­ya­rakat juga 
> bisa ikut andil me­nyediakan berbagai sarana dan prasarana  penunjang 
> wahana pariwisata di sana. Seperti home­stay untuk penginapan, atau 
> berbagai sarana hiburan lain seperti daiving, snorkling dan Banana Boot 
> yang bisa dipakai menuju sejumlah pulau. 
>
> “Peran masyarakat khususnya investor local sangat diperlukan untuk 
> menopang berbagai fasi­litas untuk kawasan Mandeh, de­mi kenyamanan 
> pengunjung objek wisata tersebut,” ungkap Apris.
>
> DPRD Sumbar sendiri, tegas Apris, juga akan terus berupaya mengalokasikan 
> anggaran untuk pengembangan selanjutnya. Saat ini DPRD tengah membahas APBD 
> Sumbar 2017, meskipun tak merinci berapa anggaran yang akan dialokasikan, 
> namun menu­rut dia tahun 2017 kawasan Man­deh masih sangat berpotensi 
> menerima kucuran dana provinsi.
>
> Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pessel, Gunawan men­jelaskan Mandeh 
> membutuhkan anggaran tak kurang dari Rp600 miliar lagi untuk pengembangan 
> ke depan. Anggaran ini dibutuh­kan untuk perampungan jalan dari dari Mandeh 
> sampai Sungai Pisang, Kota Padang. Saat ini jalan tersebut sudah dibuka, 
> dan pe­ngerjaannya dimuat dalam ang­garan multiyears selama tiga tahu

[R@ntau-Net] Re: Mandeh Pilot Project Desa Wisata

2015-07-06 Terurut Topik Nofend St. Mudo
SERIUS, Sungai Nyalo Dijadikan Desa Wisata di Mandeh
By kababaikdotcom 
Updated: July 6, 2015

[image: sungai nyalo]

*MANDEH PESSEL KBD:* Salah satu desa yang terdapat di Kawasan Wisata
Terpadu Mandeh Pesisir Selatan Sumatera Barat, serius akan di jadikan Desa
Wisata sebagai destinasi andalan bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah
ini. Penggiat wisata Sumatera Barat yang di motori Ronal Chandra pengusaha
Minang yang sukses di Jakarta serta Nofrins Napilus tokoh penggiat wisata
Sumatera Barat. Mereka bersama Akmal M Piliang, pejabat tinggi di salah
satu kementrian, kini tengah mempersiapkan fasilitas dan sumberdaya manusia
yang berwawasan kewisataan di desa tersebut.

Sabtu 4 Juli 2015 lalu, tokoh-tokoh yang sangat peduli dengan kemajuan
wisata Ranah Minang ini, menggelar kegiatan berkah ramadhan dengan
membagikan sembako gratis kepada 150 kepala keluarga di desa tersebut.
Selain itu, ada dana modal usaha untuk mendirikan koperasi sebesar Rp
12juta untuk di kelola warga setempat. Dana ini nantinya di gunakan untuk
membuat warung-warung atau tempat berbelanja bagi wisatawan yang akan
datang ke desa ini. Masyarakat juga di beri motivasi agar dapat memberikan
layanan yang maksimal kepada pengunjung nantinya.

“Lebaran kan sudah dekat, kita antisipasi kedatangan wisatawan ke daerah
ini dengan memberikan dana modal usaha bagi warga, supaya nanti wisatawan
yang datang ke desa ini bisa terlayani dengan baik” ujar Ronald.

Ronald memperkirakan, lebaran tahun ini, kunjungan wistawan ke kawasan
Mandeh akan melonjak, seiring gencarnya promosi yang sudah di lakukan.

“Kita yakin lebaran tahun ini wisatawan akan membludak, sebab sejak
beberapa bulan belakangan, sudah terlihat lonjakan yang cukup besar
kunjungan ke Mandeh ini” tambahnya.

Saat ini, sejumlah fasilitas seperti perahu boat sudah tersedia sebanyak
lebih kurang 30 unit, serta sejumlah rumah yang di jadikan homestay sebagai
tempat untuk bermalam.

“Kita sekarang juga tengah membuat dua unit speedboat baru, untuk menambah
armada transportasi bagi wisatawan untuk mengelilingi kawasan nan mempesona
ini” imbuh Ronald.

Lekat tangan kedua manusia hebat ini, memang sudah tidak perlu di ragukan
lagi. Ronald yang bergerak di bidang finansial untuk memfasilitasi
keperluan kemajuan Kawasan Mandeh di sokong oleh Nofrin yang memeliki
jaringan yang sangat luas dengan para Jurnalis serta fotografer dalam dan
luar negeri.

“Kita sipa mengadakan berbagai event disini, kita juga siap mempromosikan
daerah ini hingga ke seluruh penjuru dunia, terbukti kan, terlihat dengan
peningkatan jumlah wisatawan beberapa bulan terakhir, itulah salah satu
dampak dari promosi yang sudah kita lakukan” kata Nofrin.

Memang tidak bisa di pungkiri, sejak di gelarnya Mandeh Joy Sailing
November 2014 dan Mandeh joy Sailing Mei 2015, pertumbuhan pariwisata di
daerah ini meningkat tajam. Tidak hanya kunjungan wisatawan, ekonomi
masyarakat juga menjadi tambah maju. Masyarakat semula yang hanya
mengandalkan dari hasil menangkap ikan, kini juga bisa menambah income
dengan membawa wisatawan menggunakan perahu boat mereka.

Selain juga di dukung dan di fasilitasi oleh pemda kabupaten Pesisir
Selatan, majunya Kawasan mandeh juga tak lepas dari peran  Andrinof
Chaniago yang kini menjadi menteri Bappenas. Sebab dialah yang memiliki ide
besar ini awalnya, sehingga Kawasan Mandeh bisa menjadi perhatian bersama.
Andrinof Chaniago, Ronald Chandra dan Nofrins Napilus, dan Akmal M Piliang,
peran mereka untuk memajukan Kawasan mandeh tak bisa di anggap remeh.

Semoga dengan lecut tangan tokoh-tokoh tersebut, bisa benar-benar
menjadikan Nagari Sungai Nyalo menjadi pilot projek Desa Wisata dan memicu
Nagari-Nagari lainnya di kawasan Mandeh tersebut.


http://kababaik.com/serius-sungai-nyalo-dijadikan-desa-wisata-di-mandeh
/

Pada 6 Juli 2015 20.58, Nofend St. Mudo  menulis:

> Wartawan : Elfi Mahyuni - Padang Ekspres - Editor : Riyon - 06 July 2015
> 10:01 WIB
> http://www.koran.padek.co/read/detail/31268
>
> *Didirikan Koperasi Nagari di Sungai Nyalo*
>
> Kawasan wisata bahari terpadu Mandeh, di Kabupaten Pesisir Selatan dan
> Kota Pontianak menjadi pilot project pembangunan sosial yang menjadi
> perhatian serius pemerintah. Akhir pekan kemarin, para pegiat pariwisata
> datang dan melakukan bakti sosial di nagari yang akan dijadikan desa wisata
> ini.
>
> “Kedua pilot project tersebut menekankan pada pembangunan sikap mental
> perilaku masyarakat. Itu masalah utama pengembangan sektor pariwisata di
> Indonesia, kecuali Bali. Kalau dua pilot project ini berhasil, maka akan
> dijadikan acuan untuk pembangunan kawasan wisata di daerah lain,” ujar
> Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, kemarin.
>
> Andrinof mengapresiasi semangat gotong-royong yang menyala di kawasan
> Mandeh, Kenagarian Sungai Nyalo Mudik Air, Kecamatan Koto XI Tarusan.
>
> “Keindahan yang nyaris sempurna dengan bakti sosial Bazar Ramadhan pertama
> dalam sejarah Kampung Sungai Nyalo yang dipraka