[teknologia] Re: gontok2an

2005-09-22 Terurut Topik Samuel Franklyn


Pakcik wrote:


penasaran dgn gontok2an. :)

Pernah dengar test driven programming kan. gimana kalau kita kembangkan 
gontok2an driven programming? hehe ada yg berminat? :p anak sekolahan 
biasanya langsung gak terima nih, gak ada dibuku soalnya. :)


aku lagi ada develope software. bukan kerjaan kantor sih. mungkin 
semacam experimental gitu. Tapi pendekatannya mungkin gontok2an driven 
programming ini.


Jadi udah sekitar 2 bulan developmentnya. Tapi even 1 line code pun 
belum ada. Kita bekerja 2 orang.  Jadi apa yg kita lakukan selama ini? 
Kita itu gontok2an dalam arti positif. Diskusi. Write it down on 
paper. Aku emang sengaja pilih cara ini. Gak mau coding sebelum semua 
jelas banget (detail). Tapi ada yg berpendapat, kalau begini terus kapan 
Codingnya? Hasilnya menurutku bagus.  Apa hasilnya:
1. Roadmap. paling susah dapet roadmap ini. Tau versi 1.0 itu feature 
apa aja, versi 2.0 itu apa. dan seterusnya. Ini menuntut design scalable.
2. Functional spec dan technical spec. (Baca joel on software untuk tau 
bedanya).
3. Layering Architecture . (Kita itu udah bisa ngomong kita lagi 
bicarakan layer 1 kan?)


Hasilnya bagus? Apa ya hasilnya? Dokumen berisi ide. He he he.
Kalau dokumen itu dalam waktu panjang tidak jadi aplikasi juga
maka sesungguhnya tidak bagus. Karena ini adalah penyakit
klasik paralysis by analysis.



Yang paling penting itu yg aku temukan, bahwa aku bukan jenius. Butuh 
orang lain untuk argue designku. Sering kejadian begini, Kok gak 
kepikir yah, iya juga yah. Padahal peerku itu cuman kuliah IT 1 tahun 
dan udah 2 tahun gak pernah ber-IT ria lagi. Sekurang2 pengalamannya 
peer kita, kalau diajak gontok2an(diskusi), sangat membantu.


Pernah juga coba langsung coding. hasilnya bug semua. hehe mirip tulisan 
om rofiq ini http://blog.bujursangkar.net/post/227


Betul tapi ini cara yang dipakai MS untuk bikin Windows 3.1 dan
Linus untuk bikin kernel Linux. Nah kita sudah tahu kan apa
manfaat bug. Bug ada untuk dibunuh. :-D


Pernah ikutin cara2 kuliahan, hasilnya boring. :P


Kuliah saja sudah membosankan apalagi kerja pakai cara kuliahan.


[teknologia] Re: gontok2an

2005-09-22 Terurut Topik Ariya Hidayat

  Pernah dengar test driven programming kan. gimana kalau kita kembangkan
 gontok2an driven programming? hehe ada yg berminat? :p anak sekolahan
 biasanya langsung gak terima nih, gak ada dibuku soalnya. :)

Sulit dibandingkan. Kelebihan pendekatan test-driven itu adalah karena
mekanisme tesnya dijalankan secara otomatis. Bila salah satu bagian
program diubah, selama hasil tes totalnya tidak failed, maka bug
diasumsikan belum muncul. Juga, karena fitur perlu dites, hal ini
sedikit memaksa programer untuk mengimplementasikan fitur (dan
interfacenya) sedemikian rupa sehingga dapat dites.

Gontok-gontokan itu kan belum bisa dijalankan secara otomatis dan
berulang-ulang. Kecuali memang nantinya tingkat kecerdasan buatan (AI)
sudah semakin meyakinkan sehingga IDE nggak cuma dipakai mengedit,
compile, debug, tapi juga gontok-gontokan :-P
Bayangkan kalau Anda seenaknya sendiri membuat objek global lalu
ditegur dan disuruh oleh KDevelop (atau Eclipse, atau Emacs, atau apa
pun) untuk dijadikan singleton...

--
http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI


[teknologia] Re: gontok2an

2005-09-22 Terurut Topik Pakcik
On 9/22/05, Monang Setyawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Jadi ingat kata dosen saya dulu : Semakin cepat kamu menyentuhkomputer (meninggalkan kertas dan pensil), semakin lama programmu akanselesai.
:) let me admit it. actually, i hate computer. hehe .. ini kebiasaan ku kalau di depan computer:
1. baca email/mailing list
2. baca berita/blog
3. browsing2
4. kalau programming, kecenderungannya trial and error. Programming itu
biasanya pasti ada masalah. Solusinya? cari code snippet pake google,
coba gabungkan dgn program, kalau jalan ayo teruskan, kalau gak jalan,
coba cari lagi yg lain. Gak tau kenapa kecenderungannya kalau di depan
komputer itu trial and error. Seolah2 tujuan itu hanya supaya
program jalan. Apalagi kalau udah di kejar2 deadline. 

Makanya aku penggemari quote2:
Programs must be written for people to read, and only incidentally for 
machines to execute.
Computer Science is not about computer

Akhir dgn kecenderungan tadi, aku kehilangan kontrol sama codeku. And
kemudian aku butuh bug tracking seperti fogbuzz nya joel on software.
I don't really agree with bug tracking. Dengan bug tracking
kelihatannya developer udah kehilangan kontrol (seolah2 ada ribuan
bug). Akhirnya mulai lah bug development cycle.

Tapi realita adalah kita gak nulis OS sendiri, compiler sendiri.
Belum lagi kebergantungan sama API (API programmer :). Kalau ada
masalah sama API cuman bisa nangis. Ini mungkin menghasilkan bug. Untuk
kasus ini, mungkin perlu bug tracking. 

Nah, untuk ngambil kontrol itu, makanya aku pilih gontok2an, pilih
nulis dokumen detail, dan kalau bisa pilih nulis code di kertas
bukan di computer. Ini kebalikan dari bug tracking, yaitu ngetrack
gimana program jalan. 

Test Driven kelemahannya, hampir gak mungkin nulis semua test.
Dan dengan test driven, sebenarnya kontrol udah kita kasih ke test code
yg kita tulis. Kembali seperti yg dikatakan Djikstra bahwa test
itu bagus untuk menemukan bug, tapi tidak bisa memastikan bahwa gak ada
bug. Dia berpendapat bahwa sebaiknya programming itu di
kembalikan ke math. Cuman gak terlalu ngerti maksudnya, apakah berarti
lisp? :)

Let me admit again, i am fan of Djikstra. :) dia bisa nulis OS di
kertas untuk suatu mesin, padahal mesinnya belum ada. Dan ketika
mesinnya jadi, OS nya jalan perfectly.

-- PakcikUnder Construction


[teknologia] Re: gontok2an

2005-09-22 Terurut Topik Patriawan, Carlos

  4. kalau programming, kecenderungannya trial and error. Programming itu
 biasanya pasti ada masalah. Solusinya? cari code snippet pake google, coba
 gabungkan dgn program, kalau jalan ayo teruskan, kalau gak jalan, coba cari
 lagi yg lain. Gak tau kenapa kecenderungannya kalau di depan komputer itu
 trial and error.  Seolah2 tujuan itu hanya supaya program jalan. Apalagi
 kalau udah di kejar2 deadline.

Programer levelnya macam2,ada yang kelas rt/rw sampai kelas Dunia,
yang bedain berapa line of code dan permasalahn apa yang dicoba untuk
di-tackle ? Is it leading edge problem or not ?

Kalau mau coba hire programer world class,coba hire orang2 IIT,
sebagian orang2 IIT ini bener2 bisa nulis code (misalnay untuk
protocols) tanpa referensi :)

Gua pernah denger joke kalau gak ada org2 dari IIT,there will be no
India in Global Software Roadmap.Sampai ada karikaturnya lagi di
Dilbert Comics.


  Makanya aku penggemari quote2:
  Programs must be written for people to read, and only incidentally for
 machines to execute.
  Computer Science is not about computer

Pernah dengar quote ini ?
At Startup,there is time to shoot the Engineer


  Akhir dgn kecenderungan tadi, aku kehilangan kontrol sama codeku. And
 kemudian aku butuh bug tracking seperti fogbuzz nya joel on software. I
 don't really agree with bug tracking.  Dengan bug tracking kelihatannya
 developer udah kehilangan kontrol (seolah2 ada ribuan bug). Akhirnya mulai
 lah bug development cycle.

  Tapi realita adalah kita gak nulis OS sendiri, compiler sendiri.  Belum

Yang realistis,sampai sekarang masih susah untuk temukan developer yg
tahu isi produk dari A-Z dan arsiktektur,etc...biasanya mereka cuman
responsible/care dengan modul dan interkoneksi dengan modul lain.


 lagi kebergantungan sama API (API programmer :). Kalau ada masalah sama API
 cuman bisa nangis. Ini mungkin menghasilkan bug. Untuk kasus ini, mungkin
 perlu bug tracking.


Bug Tracking itu satu komponen paling penting untuk
persh/vendor/startup yang jual software apalagi networking box.

Jaman sekrg kompleksitasnya beda. Bayangkan persh yg punya multiple
products line,multiple software release,customer issues,QA
Bugs,internal software issues,development team yang satu ada di US dan
satunya lagi di India,etc  ..untuk mecahin masalah ini memang
state of the art dan gak bakal ketemu jawabanya di buku2 software
classic.tantangan development  jaman skrg jauh lebih rumit
dibanding dulu.

Anyway paling penting dalam software discipline sebenarnaya Code Review.
Habis coding,kemudian harus dibikin code review antara software team
lead dan developer.Setelah dicheck,code dicompile,masuk ke
automation,dan kemudian codenya ditest lagi menggunakan 3rd party
tools seperti Lint atau Coverity untuk checking standard programer
error seperti null pointer,buffer overflow, freed/unfreed
descriptor/memory blocks,etc ...

Intinya: dalam realita,bug tracking,3rd party tools dan software
discpline sama pentingnya.



Carlos


[teknologia] Dicari RF Engineer.

2005-09-22 Terurut Topik Budi Rahardjo

Ada yang mau melamar?
-- budi


-- Forwarded message --
From: Prasetyo Yudono [EMAIL PROTECTED]
Date: Sep 22, 2005 8:51 AM
Subject: re: RF Engineer.
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]




Pak Budi, Yth.

Terimakasih sebelumnya atas kesediaan-nya membantu mencarikan
candidate untuk RF Manager. Yang mencari ini sebuah persh telkom dari
Singapore untuk ditempatkan di Jakarta mengelola project-projectnya di
area Jawa Barat (saat ini) dan Sumatera. Kalau ada yang berminat
CV-nya bisa diforward ke kami, agar bisa langsung kami akan hubungi.

Informasi mengenai perusahaan dan posisi yang dicari secara singkat
kami sarikan di bawah ini.

Sekali lagi terimakasih.

Salam,

Pras

---

A Telecomunication company provides mobile engineering services and
solutions to mobile

network equipment vendors, mobile network operators and service

providers.  Our services and solutions include the planning, designing

and building of mobile networks, enhancing the coverage and performance

of existing mobile networks and assisting in the migration to 3G

networks.




RF Manager



Responsibilities

. To manage a team of RF specialists which provide on site survey

for In-building and Out-door RF measurement, coverage survey and

planning, distribution design and link budget calculation, parameter

setting, network optimization and performance measurement

. To provide technical management for network rollout and also

build the competency internally for new technology

. To interface between internal Account team and project

organization and customer interface on project schedule and

deliverables' quality





Pre-Requisites:

. Diploma/ Degree in Electronics/Electrical/Telecommunications

. Experience in large scale Cellular network rollout is a must

. Familiar with In Building distribution business model

. Basic knowledge of Transmission networks and solutions

. Good interpersonal skills and ability to work with people of

different cultures and background

. Technology specific knowledge (IDEN, WiFi, Bluetooth, Tetra,

GSM, CDMA, WCDMA, CDMA2000). GSM knowledge is a must.

  
 From: Mico Wendy [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 21, 2005 2:09 AM
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Subject: RF Engineer.

Dengan hormat Pak Budi Rahardjo,
Ini mico yang tadi telpon...
Kenalkan rekan saya Pak Prasetyo Yudono dari Talentis. Pak Pras ini yang
sedang mencari SDM setingkat manager di bagian RF yang kira-kira sudah
mempunyai pengalaman 5-10 tahun.

Untuk spesifikasi kompetensi yang diharapkan tadi pak Budi minta lebih
detail. mungkin Pak Pras bisa langsung email ke beliau

Terima kasih sebelumnya.


ps. sorry email ini kelihatannya minggu lalu tidak sampai...

Salam,
Mico Wendy
[EMAIL PROTECTED] yahoo: micowendy, icq: 1384769, msn: micowendy
PT Konsep Dot Net - www.konsep.net
Turning Concept into Reality
Web Programming - Software Development - ERP