[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik fade2blac

waktu itu, Mon, Oct 24, 2005 at 05:42:17PM -0700, Patriawan, Carlos menulis:
 
 It would not happen in 20 years.Manufactur,outsourcing,engineering
 jobs bisa saja dilakukan di India dan China.Akan tetapi the early
 invention
 dan invention akan tetap datang dari US a.k.a Silicon Valley.
 Ini bukan pendapat pribadi,tapi opini semua hi-tech people termasuk CEO 
 Infosys.

Ini pendapat hi-tech people dari Silicon Valley yah :-)
Satu hal saya setuju, invensi atau penemuan sangat jarang lahir dari ilham 
orang jenius, saat buang air, tiba-tiba 'ting*' langsung dapat penemuan. Yang 
ada adalah iklim yang kondusif yang memungkinkan orang melakukan invention. 
Perut udah kenyang. Kebutuhan hidup tercukupi. Kesehatan terjaga. Bisa belajar 
dengan nyaman. IMHO, ini common denominator.

 
 Salah satu point yang ingin saya sampaikan dan seperti katanya Pak
 Budi, *sudah gak jamanya* lagi sekarang kalau ada orang IT jobless
 atau tidak berkembang.Gua melihat semua persh2 IT itu expand dan
 hiring besar2an sampai semut juga mungkin ditraining supaya jadi
 software engineer meanwhile we're still crying in the dark talking
 about scapegoat,C'Moon!
 

Kalau ingin memperbaiki sesuatu, tentu cari akar masalahnya. Kalau menunjukkan 
ada sesuatu yang salah, dan dimana/siapa yang salah, bukan berarti 
mengkambinghitamkan, betul?

-- 
fade2blac


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 10/24/05, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:

 waktu itu, Mon, Oct 24, 2005 at 05:42:17PM -0700, Patriawan, Carlos menulis:
 
  It would not happen in 20 years.Manufactur,outsourcing,engineering
  jobs bisa saja dilakukan di India dan China.Akan tetapi the early
  invention
  dan invention akan tetap datang dari US a.k.a Silicon Valley.
  Ini bukan pendapat pribadi,tapi opini semua hi-tech people termasuk CEO 
  Infosys.

 Ini pendapat hi-tech people dari Silicon Valley yah :-)

Gak juga sih:) CEOnya infosys Narayana Murthy ini murni orang India dan tinggal
di Bangalore.Opini beliau sering didengar dan sangat influenced karena beliau
termasuk yang bener2 memajukan IT di India dari scratch.

Transkrip Interviewnya ada di San Jose Mercury News.

 Satu hal saya setuju, invensi atau penemuan sangat jarang lahir dari ilham 
 orang jenius, saat buang air, tiba-tiba 'ting*' langsung dapat penemuan. Yang 
 ada adalah iklim yang kondusif yang memungkinkan orang melakukan invention. 
 Perut udah kenyang. Kebutuhan hidup tercukupi. Kesehatan terjaga. Bisa 
 belajar dengan nyaman. IMHO, ini common denominator.


Itu yang paling simple-nya.Kelebihan yang paling dimiliki negara Barat
adalah kemampuan mereka untuk menarik/attract best engineering talent
people worldwide(untuk hal teknis) dan investor untuk pengembangan
bisnis.



 Kalau ingin memperbaiki sesuatu, tentu cari akar masalahnya. Kalau 
 menunjukkan ada sesuatu yang salah, dan dimana/siapa yang salah, bukan 
 berarti mengkambinghitamkan, betul?


Betul :-) walaupun seperti kata Pak Budi, prove it yourself so that
you can get the job done seringkali jauh lebih penting 


Carlos


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 10/25/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 di situ diomongkan kalau sebaiknya
 perguruan tinggi itu berlagak seperti preman parkir, punya wilayah
 kekuasaan gitu. jadi UI sebaiknya tidak membuka ruang kuliah di yogya,
 karena sudah diluar wilayah kekuasaan.
...

saya bukan oran UI, tapi mau komentar sedikit berdasarkan
pengalaman saya.

saya cerita di sisi lain. saya pernah dikuliahi oleh
orang di daerah karena kenapa ITB tidak mau membantu
mereka. (maksudnya dengan membuka perguruan tinggi di
sana.) waktu itu saya sih bilang kan sudah ada perguruan
tinggi lokal. namun ternyata kualitasnya sangat jauh :(

untuk mengirimkan orang2 ke bandung, biaya bagi mereka
sangat mahal dan orang2 mereka dibutuhkan di bandung.
jadi mereka mengharapkan adanya cabang ITB di sana.

pengalaman saya, membuka cabang di tempat lain adalah
sangat susah. :( capek. and not worth it.
jadi membuka cabang, bagi saya itu kurang manfaat
bagi saya pribadi. :) itu hanya misi sosial saja.


-- budi


[teknologia] Tetap dari Silicon Valley (was: Re: [teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq)

2005-10-25 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 10/25/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Manufactur,outsourcing,engineering
 jobs bisa saja dilakukan di India dan China. Akan tetapi
 the early invention
 dan invention akan tetap datang dari US a.k.a Silicon Valley.
 Ini bukan pendapat pribadi,tapi opini semua hi-tech
 people termasuk CEO Infosys.

Saya termasuk yang percaya ini.
Kebetulan saya rajin baca buku (dan referensi lain, termasuk
video) tentang sejarah Silicon Valley.
Ada hal (cultural) yang dimiliki oleh Silicon Valley yang
tidak dimiliki oleh region lain. Bahkan di bagian Amerika
yang lain sekalipun!

Hal tersebut adalah: semangat sharing!

(Sudah banyak yang mengatakan hal ini, termasuk J. Garcia
pentolan group musik Greatful Dead, he he he.)
Ini bermula dari kultur hippies :D
Jadi meskipun PC bermula di New Mexico (jamannya MITS dan
awal mulanya Microsoft), kejayaan komputer di Silicon V.

Thn 60-an  Microelectronics dengan munculnya Intel
 setelah sebelumnya Fairchild, dll.
Thn 75-an  Munculnya Apple
Thn 90-an  Munculnya Netscape
Thn 2005  ... belum ada, padahal saya membuat teori
yang saya sebut teori 15-tahunan (TM BR ha ha ha).
Lihat di atas. Setiap 15 tahun muncul sesuatu yang
mengubah dunia dari Silicon Valley.

Tadinya prediksi saya adalah tahun 2005 akan muncul
sebuah perusahaan di bidang Biotech dari Silicon Valley
yang akan mengubah dunia bisnis.
Sekarang sudah di penghujung tahun 2005, tapi belum
ada tanda2nya. Kalau teknologinya sih sudah ada tanda2nya
mulai dari genomics.

Kembali ke poin: Silicon Valley tetap menjadi tempat
invention (dari sisi teknologi maupun bisnis)

Sejarah membuktikan itu.

-- budi


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 10/25/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bagaimana dengan India Institute of Technology yang mempunyai kampus
 di mana-mana, pak?

Memang IIT punya kampus dimana-mana, tapi dosennya tetap
tidak jalan-jalan. :)
Kalau yang ITB/UI/dll. itu kan dosennya yang jalan ke
sana sini. Jelas capek banget.
Ukuran duit gak bisa dipakai di sini :D

-- budi


[teknologia] Re: Surat Fatimah gemparkan kota Baghdad

2005-10-25 Terurut Topik Andriansah
On 10/25/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 10/25/05, Jay adalah Yulian [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon jangan menggunakan mailing list teknologia ini sebagai ajang forward-forwardan surat berantai.
Kalau di milis kameradigital, si pram bakal ngecek sudah berapa lamasi pengirim ini ada di milis, seberapa aktif, dan tanda2 lainnya,kalau sinyalnya negatif, langsung ban without warning. :-)

So? undang pram kesini untuk ban :)

eh salah, ya udah mas/mba admin tolong tegas dong dengan email2 seperti ini...-- Andriansah 


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik ahutapea


Budi Rahardjo wrote:
 On 10/25/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Bagaimana dengan India Institute of Technology yang mempunyai kampus
  di mana-mana, pak?

 Memang IIT punya kampus dimana-mana, tapi dosennya tetap
 tidak jalan-jalan. :)
 Kalau yang ITB/UI/dll. itu kan dosennya yang jalan ke
 sana sini. Jelas capek banget.
 Ukuran duit gak bisa dipakai di sini :D


Pak Budi,
kalau boleh milih apakah lebih baik mempunyai kurikulum yg baik,
fasilitas yang baik atau dosen yang baik?

kalau lebih memilih dua pertama, apakah kedua itu bisa dibeli pakai
uang? Dan dosen juga bisalah terkadang (dari segi gaji  benefit)

--alex



[teknologia] Re: Surat Fatimah gemparkan kota Baghdad

2005-10-25 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 10/25/05, Andriansah [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 10/25/05, baskara 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
On 10/25/05, Jay adalah Yulian [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon jangan menggunakan mailing list teknologia ini sebagai ajang
 forward-forwardan surat berantai.
Kalau di milis kameradigital, si pram bakal ngecek sudah berapa lamasi pengirim ini ada di milis, seberapa aktif, dan tanda2 lainnya,kalau sinyalnya negatif, langsung ban without warning. :-)

So? undang pram kesini untuk ban :)

eh salah, ya udah mas/mba admin tolong tegas dong dengan email2 seperti ini...-- Andriansah 

Loh ini email bukannya sudah lama banget yah? Bahkan udah nongol sebelum insiden Al Quran di penjara - penjara US kalo ga salah.-- Oskar Syahbana
http://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: Tetap dari Silicon Valley (was: Re: [teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq)

2005-10-25 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 10/25/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya termasuk yang percaya ini.Kebetulan saya rajin baca buku (dan referensi lain, termasuk
video) tentang sejarah Silicon Valley.Ada hal (cultural) yang dimiliki oleh Silicon Valley yangtidak dimiliki oleh region lain. Bahkan di bagian Amerikayang lain sekalipun!Hal tersebut adalah: semangat sharing!
(Sudah banyak yang mengatakan hal ini, termasuk J. Garciapentolan group musik Greatful Dead, he he he.)Ini bermula dari kultur hippies :DJadi meskipun PC bermula di New Mexico (jamannya MITS danawal mulanya Microsoft), kejayaan komputer di Silicon V.
Thn 60-an  Microelectronics dengan munculnya Intel setelah sebelumnya Fairchild, dll.Thn 75-an  Munculnya AppleThn 90-an  Munculnya NetscapeThn 2005  ... belum ada, padahal saya membuat teori
yang saya sebut teori 15-tahunan (TM BR ha ha ha).Lihat di atas. Setiap 15 tahun muncul sesuatu yangmengubah dunia dari Silicon Valley.Tadinya prediksi saya adalah tahun 2005 akan muncul
sebuah perusahaan di bidang Biotech dari Silicon Valleyyang akan mengubah dunia bisnis.Sekarang sudah di penghujung tahun 2005, tapi belumada tanda2nya. Kalau teknologinya sih sudah ada tanda2nyamulai dari genomics.
Kembali ke poin: Silicon Valley tetap menjadi tempatinvention (dari sisi teknologi maupun bisnis)Sejarah membuktikan itu.-- budi

Loh bukannya sekarang ada Google? Google itu di Silicon Valley bukan sih? Mountain View itu di sebelah mananya silicon valley? 
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: Surat Fatimah gemparkan kota Baghdad

2005-10-25 Terurut Topik Jay adalah Yulian

Pada tanggal 10/25/05, Andriansah [EMAIL PROTECTED] menulis:

  eh salah, ya udah mas/mba admin tolong tegas dong dengan email2 seperti
 ini...

Berbuat salah itu manusiawi.
Abaikan saja thread ini.


--
http://yulian.firdaus.or.id/


[teknologia] Re: Surat Fatimah gemparkan kota Baghdad

2005-10-25 Terurut Topik gmanalu

Mungkin perlu juga sekali-sekali browse ke
http://www.hoax-slayer.com/email-chain-letters.html buat cari tau info
mengenai hoax seperti ini.

Salam,


-gandhi-



[teknologia] Re: Surat Fatimah gemparkan kota Baghdad

2005-10-25 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Tue, Oct 25, 2005 at 12:56:15PM -, gmanalu wrote:
 Mungkin perlu juga sekali-sekali browse ke
 http://www.hoax-slayer.com/email-chain-letters.html buat cari tau info
 mengenai hoax seperti ini.

Juga http://breakthechain.org/ dan http://www.snopes.com/

Ronny


pgp8jgJwwfLCb.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik Patriawan, Carlos

 Sebetulnya ada satu yg sama mau tanya dan ngajak om carlos dengan
 cerita2 nya ttg Valley dan kawan2nya. Kapan dong 'om mencoba untuk
 menggerakan IT di Indonesia paling ngak coba2 dong ajak kawan2 untuk
 naruh BPO (Business Process Outsource) unit mereka ke Indonesia. Kalau
 cuman om aja yg kaya dan maju kan, dunia ini sama aja antara ada
 carlos atau tidak ;p

Well there's nothing special about me Sir,orang yg wawasan,pola
pikirnya  teknis actionya mirip2 dengan apa yang saya tulis di milis
ada ratusan ribu jumlahnya di valley,yang beda cuman asalnya,kalau
mereka datang dari Tamil ,Andhra Pradesh ,Bihar atau
Mumbai,saya dari Jakarta.

Ada 2 pengalaman yang terkait nich:
1. Doeloe banget waktu ada rencana vendor/persh gw sebelumnya untuk
buka RD Centre di Banaglore gua shocked dan protest.Ini bener ? masak
gaji fresh graduate kalau dirupiahin 10-13 juta-perbulan ? Gua protes
dan bilang kalo standard penggajianya terlalu tinggi dan jika India
(waktu itu) dianggap murah,company bisa hire double  resources di
Indonesia dibandingkan di India jika patokanya gaji.Dengan santainya
bos gua bilang: How many Carlos we could get in Indonesia ? Sampai
pertanyaan ini gua kabur karena memang tidak bisa jawab (jangan ketawa
atau dijadikan joke ya karena ini memang bener2 kejadian).

2. Di Lain waktu,gua lobby habis2an supaya orang Indonesia (yang
bener2 tinggal di Indonesia) di-interview,gua dah bilang sich ke
kandidatnya,elo kalo mau coba masuk,harus expert dibidang teknis,persh
disini doesn't give too much s**t about your background/education as
long as you could get the job done,jadi pertanyaanya akan selalu  di
bidang teknis sampai hal2 yang sangat dalam dan tidak ditanyakan di
Indonesia.Walhasil,dari 4 orang yang kita lakukan phone
interview,tidak ada satupun yang lolos.Feedback mereka thd interview
rata2 sama,mereka bialng pertanyaanya sangat sulit,tidak ada persh di
Indonesia yg bakal interview kayak begitu dan kedua,pekerjaan mereka
lebih cenderung ke sales jadi gak terlalu tahu yang detail-detail.

Kalau hal per-BPO-an/outsourcing process,etc ..,itu teh Pak Budi
masternya,saya kurang tahu detail teknisnya dan proses apa yang harus
dijalankan.Yang saya bener-bener tahu justru sebaliknya,how to export
people to come to valley and which startup goes to IPO next year :-)

Tapi dari Dua pengalaman diatas:
-Get The Job Done should be number priority.No excuse.
-Think Globally Act Globally.Seringkali karena kita terpesona dengan
sikon di tanah air dan baca/tulis 1001 analisa dari Gatra sampai Pos
Kita, kita malah jadi lupa untuk bener2 belajar dan imlementasi teknis
dan lupa tentang *sense of urgency* (yah mungkin karena industri RD
kagak ada,jadi kebanyakan orang cuman mikirin sales doang).

Saya 1000% pendukung opini sense of urgency-nya Pak Budi di blogs
GBT.Inget gak waktu kemaren ini gua posting ada artikel dari NY Times
bahwa orang amerika  saking takutnya dengan anak2 muda dari Bihar dan
Andhra Pradesh ini,mereka sampe bilang keanaknya: Kerjakan PR
matematikmu Nak,kalau tidak,kamu bakal kelaparan karena semua
pekerjaanmu nanti diambil orang2 India.
Yah Points2 BBR dicermatilah,jangan cuman jadi wacana di mailing-list
saja,it may save this nation.Point well taken Sir.

Carlos


[teknologia] Re: Tetap dari Silicon Valley (was: Re: [teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq)

2005-10-25 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 10/25/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Loh bukannya sekarang ada Google?

Iya sih. Mungkin bisa juga dianggap bahwa tahun 2005 adalah
tahunnya Google. Tapi tadinya saya lebih berharap ada
sesuatu yang lebih signifikan, gitu.

 Google itu di Silicon Valley bukan sih?
 Mountain View itu di sebelah mananya silicon valley?

Biasanya yang disebut Silicon Valley itu mulai dari
South San Francisco sampai dengan San Jose.
Jadi, Mountain View masih termasuk.
Silahkan lihat peta California.
(Saya sendiri lebih suka melihat peta keretanya, Caltrain.
he he he. Meskipun tidak berskala persis, akan tetapi
menunjukkan kota-kota yang dilaluinya.)

-- budi


[teknologia] External Rankings of the

2005-10-25 Terurut Topik switzerland qunatium computer

External Rankings of the
Quantitivity

http://groups.yahoo.com/group/Quantum_AI/

Welcome to a Beyond Science. Where not looking, for another Quantum
leap in technology today, but a INFINITE leap for tomorrow. 100 quantum
particles can do the work of 1,000,000,000,000,000,000,000 of today's
best supercomputers. Artificial Intelligence
http://www.beyond-science.com

NED data for the Messier Objects
These data were downloaded from the NASA/IPAC Extragalactic Database
(NED). The NED database contains most up-to-date data, plus references.
The corresponding datafiles may be accessed via the links below.

For a number of years, NED, as the name implies, had only data on
extragalactic objects, thus only the Messier Galaxies. In June, 2001
the present author (hf) discovered that it has now been extended to
contain data for at least some galactic (i.e., explicitely
non-extragalactic) objects, including all galactic Messier Objects
(Clusters, Nebulae, and the other objects M24, M40 and M73 - note
once more that the special case of M54 is extra-galactic but was not
previously contained in NED). These data are given below.

·  NED data for some important Non-Messier Galaxies

·  NED data of Local Group Galaxies

 M1, M2, M3, M4, M5, M6, M7, M8, M9, M10, M11, M12, M13, M14, M15, M16, M17, 
 M18, M19, M20, M21, M22, M23, M24, M25, M26, M27, M28, M29, M30, M31, M32, 
 M33, M34, M35, M36, M37, M38, M39, M40, M41, M42, M43, M44, M45, M46, M47, 
 M48, M49, M50, M51, M52, M53, M54, M55, M56, M57, M58, M59, M60, M61, M62, 
 M63, M64, M65, M66, M67, M68, M69, M70, M71, M72, M73, M74, M75, M76, M77, 
 M78, M79, M80, M81, M82, M83, M84, M85, M86, M87, M88, M89, M90, M91, M92, 
 M93, M94, M95, M96, M97, M98, M99, M100, M101, M102, M103, M104, M105, M106, 
 M107, M108, M109, M110.




M1 (NGC 1952). Supernova Remnant, in Taurus

NED data file for M1 (May 22, 2000)

Object Names   Type  Object Names
Type
MESSIER 001SNR   PKS J0534+2200
RadioS
NGC 1952   SNR   87GB[BWE91] 0531+2159
RadioS
Crab SNR   RadioSPSR B0531+21
RadioS
IRAS  05315+2158   IrS   PSR J0534+2200
Psr
3C 144 RadioSDA 179
RadioS
4C +21.19  RadioSTXS 0531+219
RadioS
PKS 0531+21RadioSVRO 21.05.01
RadioS
PKS B0531+219  RadioSCul 0531+219
RadioS
PKS B0531+219 ID   SNR   4U 0531+21
XrayS

ReferenceFrame LongitudeLatitudeRA   DEC
  Uncertainty Ellipse (arcsec)
   (degrees)   (degrees)
Major Minor   PA(deg)
Equatorial (B1950.0)   82.893342   21.977822  05h31m34.40s
+21d58m40.2s  1.80E+00  1.60E+00   90
Equatorial (J2000.0)   83.645585   22.010445  05h34m34.94s
+22d00m37.6s  1.80E+00  1.60E+00   90
Ecliptic   (B1950.0)   83.410452   -1.305511
  1.80E+00  1.60E+00   93
Ecliptic   (J2000.0)   84.108907   -1.298994
  1.80E+00  1.60E+00   93
Galactic  184.567173   -5.776658
  1.80E+00  1.60E+00   32
SuperGalactic 358.332246  -47.443769
  1.80E+00  1.60E+00  119

Position for Crab Pulsar (Update Jun 18, 2001):

ReferenceFrame LongitudeLatitudeRA   DEC
  Uncertainty Ellipse (arcsec)
   (degrees)   (degrees)
Major Minor   PA(deg)
Equatorial (B1950.0)   82.880950   21.981778 05h31m31.428s
+21d58m54.40s  5.00E-01  5.00E-010
Equatorial (J2000.0)   83.633212   22.014460 05h34m31.971s
+22d00m52.06s  5.00E-01  5.00E-010
Ecliptic   (B1950.0)   83.399167   -1.300994
  5.00E-01  5.00E-010
Ecliptic   (J2000.0)   84.097622   -1.294477
  5.00E-01  5.00E-010
Galactic  184.557593   -5.784197
  5.00E-01  5.00E-010
SuperGalactic 358.320364  -47.434653
  5.00E-01  5.00E-010



M2 (NGC 7089). Globular Cluster, class II, in Aquarius

NED data file for M2 (Jun 15, 2001)

Object Names   Type  Object Names
Type
MESSIER 002!*Cl  NGC 7089
!*Cl

ReferenceFrame LongitudeLatitudeRA   DEC
  Uncertainty Ellipse (arcsec)
   (degrees)   (degrees)
Major Minor   PA(deg)
Equatorial (B1950.0)  322.719083   -1.045778  21h30m52.58s
-01d02m44.8s  2.50E+00  2.50E+000
Equatorial (J2000.0)  323.362552   -0.823318  21h33m27.01s
-00d49m23.9s  2.50E+00  2.50E+000
Ecliptic   (B1950.0)  324.718874   12.957101
  2.50E+00  2.50E+000
Ecliptic   (J2000.0)  325.416186   12.953805
  2.50E+00  2.50E+000
Galactic   53.370738  -35.769712
  2.50E+00  2.50E+000
SuperGalactic 277.217347   47.533936
  2.50E+00  2.50E+000



M3 (NGC 5272). Globular Cluster, class VI, in 

[teknologia] Re: Tetap dari Silicon Valley (was: Re: [teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq)

2005-10-25 Terurut Topik Patriawan, Carlos

   Loh bukannya sekarang ada Google?

 Iya sih. Mungkin bisa juga dianggap bahwa tahun 2005 adalah
 tahunnya Google. Tapi tadinya saya lebih berharap ada
 sesuatu yang lebih signifikan, gitu.

Kalau 2005 saya OK tahunnya Google.
Terus untuk biotech apa Genentech kurang kicking kalo dari sisi biotech.



  Google itu di Silicon Valley bukan sih?
  Mountain View itu di sebelah mananya silicon valley?

 Biasanya yang disebut Silicon Valley itu mulai dari
 South San Francisco sampai dengan San Jose.
 Jadi, Mountain View masih termasuk.
 Silahkan lihat peta California.
 (Saya sendiri lebih suka melihat peta keretanya, Caltrain.
 he he he. Meskipun tidak berskala persis, akan tetapi
 menunjukkan kota-kota yang dilaluinya.)


Mountain View itu di barat laut san jose(8 miles dari downtown
SJC),satu jalan ama Juniper Camps,kalo juniper camps sebelahnya
markasnya Yahoo.Btw Kalau di-ibaratkan petanya kalo di Jakarta timur
mirip2:

Kelapa Gading=Redwood City/South SF/Burlingame/San Carlos(Oracle,Genentech)
Cipinang=Mountain View(Google)
Duren Sawit=Sunnyvale(Juniper)
Pondok Bambu=Santa Clara(Intel,Extreme Networks)
Pulomas=Milpitas(Cisco,Foundry Networks)
Jatiwaringin=San Jose(Adobe,Brocade)
Kali Malaing=Almaden (IBM,Lucent)
Rawamangun=Cupertino(Apple,Packeteer).



carlos


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 10/25/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
 Ada 2 pengalaman yang terkait nich:
 1
...
 How many Carlos we could get in Indonesia ?

Persis!
Orang di sono tidak begitu peduli asalnya orang darimana
asal bisa mengerjakan pekerjaan.


 2. Di Lain waktu,gua lobby habis2an supaya orang Indonesia (yang
 bener2 tinggal di Indonesia) di-interview,
...
 Walhasil,dari 4 orang yang kita lakukan phone
 interview,tidak ada satupun yang lolos.

Pengalaman saya melakukan interview untuk perusahaan2 di
Indonesia juga sama. (Saya beberapa kali di-hire untuk
melakukan recruitmen di perusahaan yang cukup besar.)
Rata-rata, kualitas teknisnya sangat kurang.
Dari 75 orang yang diinterview, paling-paling yang bagus
hanya ada 3 orang!

Ada lagi pengalaman saya (dulu sekali) mengirimkan orang
ke Malaysia untuk outsourcing. Ternyata pulang lagi karena
orangnya agak manja :(
Gak mau kerja agak keras sedikit dan homesick.
Padahal ini Malaysia lho. (Kebayang kalau saya kirim dia
ke Amerika.)


 Kalau hal per-BPO-an/outsourcing process,etc ..,itu teh Pak Budi
 masternya,saya kurang tahu detail teknisnya dan proses apa yang harus
 dijalankan.

Yang jelas harus ada kemampuan mempartisi (membagi-bagi)
pekerjaan, mendistribusikan, kemudian mengintegrasi kembali.
Kita tidak punya kemampuan itu.
Ini yang dimiliki oleh rekan-rekan kita di India.
(Jagonya jelas seperti Tata, Wipro, Infosys.)
Saya masih belajar dalam skala yang sangat kecil :(
Hanya untuk perusahaan Indonesia pun sudah sangat sulit.
Kayaknya harus magang dulu di Infosys. he he he.

 Yang saya bener-bener tahu justru sebaliknya,how to export
 people to come to valley and which startup goes to IPO next year :-)

Langkah ini dulu dilakukan oleh India.
Dulu kita mengenalnya dengan istilah body bags :-)
Berapa orang (India) yang bisa dibawa ke sono?
[Kebetulan dulu saya pernah mau buat perusahaan dengan
seorang India waktu di Kanada dulu. Sudah sempat muter2 cari
venture dari komunitas India. Dan sesungguhnya dapat!]

Hanya, pendekatan ini sekarang sudah tidak se-critical dahulu.
(Baca buku Thomas Friedman, The World is Flat)
Sekarang hal tersebut dapat dilakukan langsung melalui Internet
tanpa perlu melalui pendekatan body bags dulu.


 Tapi dari Dua pengalaman diatas:
 -Get The Job Done should be number priority.No excuse.

Agreed!

 -Think Globally Act Globally.Seringkali karena kita terpesona dengan
 sikon di tanah air dan baca/tulis 1001 analisa dari Gatra sampai Pos
 Kita, kita malah jadi lupa untuk bener2 belajar dan imlementasi teknis
 dan lupa tentang *sense of urgency* (yah mungkin karena industri RD
 kagak ada,jadi kebanyakan orang cuman mikirin sales doang).

Yup!

 Saya 1000% pendukung opini sense of urgency-nya Pak Budi di blogs
 GBT. Inget gak waktu kemaren ini gua posting ada artikel dari NY Times
 bahwa orang amerika  saking takutnya dengan anak2 muda dari Bihar dan
 Andhra Pradesh ini,mereka sampe bilang keanaknya: Kerjakan PR
 matematikmu Nak,kalau tidak,kamu bakal kelaparan karena semua
 pekerjaanmu nanti diambil orang2 India.

Hal yang sama terjadi di Indonesia.
Pekerjaan orang2 di Indonesia akan diambil orang2 dari India,
Vietnam, China, dan ... bahkan Bangladesh!
(Untuk yang India, sudah terjadi.)

Tren sudah terlihat.
Dahulu, bandwidth Internet ITB merupakan yang terbesar di kawasan
Asia Tenggara (excluding Singapore). Akhir tahun ini, kita akan
mendapat 45 MB. Tapi ... sebuah universitas di Vietnam akan
mendapat  100 MB!
Dengan kata lain ... akhir tahun ini, Internet di ITB akan menjadi
yang paling kecil di Asia Tenggara. Padahal ... kita akan 45 MB!
Mudah-mudahan rekan-rekan memahami sense of urgencynya.
Akhir tahun ini kita akan ketinggalan dari ... Vietnam!!!

Sebagai catatan, India baru membuka ekonominya di tahun 1991!
Ya. Hanya baru-baru ini. Demikian pula China juga baru2 ini.
Ayo ... kita mulai disalip oleh semua negara di Asia Tenggara.
Mungkin hanya Laos saja yang belum menyusul kita?

 Yah Points2 BBR dicermatilah,jangan cuman jadi wacana di mailing-list
 saja,it may save this nation.Point well taken Sir.

Ya. Let's do something about it.

-- budi


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik adi

On Tue, Oct 25, 2005 at 02:36:56PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
  di situ diomongkan kalau sebaiknya
  perguruan tinggi itu berlagak seperti preman parkir, punya wilayah
  kekuasaan gitu. jadi UI sebaiknya tidak membuka ruang kuliah di yogya,
  karena sudah diluar wilayah kekuasaan.
 ...
 
 saya bukan oran UI, tapi mau komentar sedikit berdasarkan
 pengalaman saya.

catatan samping: UI saya sebut hanya untuk contoh saja ...

Salam,

P.Y. Adi Prasaja



[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik adi

On Tue, Oct 25, 2005 at 07:19:28AM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
 elo kalo mau coba masuk,harus expert dibidang teknis,persh disini
 doesn't give too much s**t about your background/education as long as
 you could get the job done

makanya jadi berpikiran pengukuran public accountibility (yang saya
hakul yakin dilakukan dengan tertib di AS sana) untuk perguruan tinggi
di Indonesia jadi tidak penting ya :-)) yang penting get the job done.
bubarkan saja PT he..he..

kalau saya, mengkambing-hitamkan culture itu yang justru keblinger.
dasar indonesia! :-) budaya itu tidak untuk dikambinghitamkan,
disalahkan karena waktu kuliah 'nggong atau semedi.  orang yang
mengkambinghitamkan budaya, berarti tidak kapabel (why should you
nongkrongin itu orang-orang 'nggong, bukan?)

btw, butuh berapa kepala yang bisa dibawa ke valley demi menyelamatkan
Indonesia?

bi karefule, ser. sliperi wen wet :-)

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik adi

On Tue, Oct 25, 2005 at 02:07:10PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
 Saya takut hasilnya kan aneh!

semua 'orang perguruan tinggi' akan takut. ini alami.
semua pejabat akan takut. ini juga alami.

ceklis belum ada kok sudah takut duluan Pak :-)

 Anehnya adalah karena tanpa masukan, menghasilkan produk :D
 Banyak kegiatan di perguruan tinggi (at least di tempat saya)
 yang tidak ada dana pendukung (aka dari kantong sendiri) dan
 menghasilkan keluaran. Bagaimana cara ngukurnya?

jangan kasuistik dong. de facto dan de yure, yang namanya ijasah itu
menjadi bagian dari kehidupan bernegara. mau tidak mau oknum PT terlibat
dalam hal ini. kalau ada concern, ayo dibuat aturan mainnya soal
pengukuran public accountability. kalau reaksinya berujud: takut,
kuatir, atau lebih jelek menghakimi bahwa tidak akan bisa, nah .. itu
baru ruwet :-)

 Bisa, tapi akan sukar karena intake (masukan) ke PT sudah
 melempem. Wong nanya saja nggak bisa (atau nggak mau?)!

ini mirip bangsal kebidanan dan bangsal anak kalau dirumah sakit,
orang kebidanan cenderung meninggikan apgar score, sedang di bangsal
anak 'sengaja' diturun-turunin. tujuannya satu, biar tidak
disalah-salahkan. plus senjata: jangan mencari kambing hitam :-)

 Punya data soal ini? Atau hanya menduga?

berapa uang gedung masuk ITB, berapa uang SPP, berapa total mahasiswa
yang ditampung, berapa yang dibantu. silakan sebutkan saja Pak.

 Sebagai seorang wali di kampus, setiap semester saya pasti
 tanda tangan permohonan beasiswa dari 2 s/d 5 mahasiswa yang
 berasal dari keluarga miskin. Ada yang bapaknya berpenghasilan
 Rp 700 ribu/sebulan dengan 4 anak!

berapa persen? :-)

 Dalam satu kuliah saya, pernah saya mengajak mahasiswa untuk
 Ada mahasiswa ITB yang hanya makan 2 atau bahkan 1 kali sehari.

saya dulu makan nasi kucing Rp 150,- satu kali sehari (malam, biar bisa
tidur) supaya masih bisa bayar Rp 500,- per jam di rental komputer,
indekos Rp 12.500,-, bayar spp Rp 115.000,-, bayar uang gedung Rp 0,-
itu karena saya di fakultas kedokteran, kalau di teknik lain lagi,
fisipol lain lagi, kemungkinan lebih murah.

sekarang bisa gitu? turu kebon ... lantas orang mencari excuse bahwa
dulu murah kan karena disubsidi. lah .. subsidi itu sudah dipakai berapa
puluh tahun. kok kagak ada bedanya BBM vs PT(N). waktu itu, kalau tidak
kuliah di PTN, angon wedhus Pak. itu soal subsidi, belum soal hak
eksklusif PTN, yang sudah jadi anggota DPR/MPR masih membimbing
mahasiswa, berikut anomali lain, tapi tetap statusnya diatas
'disamakan'. mestinya statusnya diganti 'diridhoi' :-) belum bbrp guru
besar yang untuk memenuhi statuta PTS, namanya dipajang, dan tetap ada
embel-embel 'profesor'.

gitu Pak. Saya lihat institusi secara keseluruhan, bukan case-by-case,
bukan Budi Rahardjo.

 Bukan karena sibuk, tapi karena gak punya uang.

ada dosen yang +/- setahun ndak pernah ke kampus tapi kerja di
perusahaan swasta. upss.. ini case-by-case ya hi..hi..

 On the contrary, itu solusi buat India.
 Seorang PhD di India hanya bisa jadi sopir taksi.
 Kalau dia ke Silicon Valley, dia punya chance lebih besar
 daripada sekedar sopir taksi.

walah .. saya tidak sedang ngomong kesempatan seorang bajaj bajuri untuk
jadi korup.. eh .. developer kelas kakap di SV. Tapi bagaimana
pengentasan Indonesia dari kondisi yang sekarang. CMIIW, seperti yang
saya sudah berkali-kali bilang: kalau cuman jadi *kacung* IT di SV,
Indonesia akan tetap terpuruk. Indonesia bisa bangkit dengan
pemberdayaan UKM dan sektor pertanian, sukur-sukur bisa merambah export.
seyogyanya semua resources, termasuk perguruan tinggi, mengarah ke situ.

 Pengalaman saya di luar, kerja dan hobby bisa blur.
 Saya masih ingat suatu saat lagi jalan-jalan di Silicon Valley.

saya sedang tidak berbicara sebagai adi atau budi rahardjo sebagai
pribadi. tetapi Indonesia sebagai civil society, punya/butuh aturan main
untuk itu.

 Waktu di Canada pun saya kerja melebihi requirement.
 Bahkan sebelumnya saya kerja voluntir, yang tentunya tanpa
 digaji. Tujuannya hanya satu: get the job done!

ini non-sense untuk pemberdayaan Indonesia.

 Problemnya, lagi-lagi ... kebanyakan orang hanya berteori alias
 ngomong doang. Tidak banyak orang yang rajin menghasilkan isi
 (content) secara lokal.  Detik.com merupakan salah satu yang
 konsisten.  Itulah sebabnya mereka berhasil.

untuk penyamaan visi orang ya harus ngomong Pak. sesekali coba datang
ke, misalnya, kalsel, susuri jalan antara banjarmasin - kota baru, kalau
mulai ada yang hijau-hijau, cari puskesmas. nah kalau ada anak-anak muda
main gitar di situ, seperti rumah biasa, cuman ada plang-nya thok yang
membedakan dari rumah yang lain, jangan kaget kalau yang satu lulusan
akademi gizi, satunya akademi kesehatan lingkungan. nah .. kalau sudah
sampai ke situ, kumpulin orang-orang sekitar, saya kasih tahu dulu,
capek lho Pak, jarak rumahnya *jauh-jauh*, setelah semua terkumpul
bilang ke mereka: GET THE JOB DONE!

jangan terlalu banyak bersemedi, nanti ilmu ginkangnya terlalu tinggi
jadi susah menjejakkan 

[teknologia] Re: Fw: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik adi

On Tue, Oct 25, 2005 at 10:45:09AM -, ahutapea wrote:
 saya tidak berargumen bahwa kita ini idiot dan mereka lebih dari
 kita. Saya tidak sependapat dengan opini dimana mereka tidak boleh
 berusaha disini dan lebih baik kita saja yang berusaha. Point saya,
 saya tidak peduli siapa yg jadi pengusaha, yang penting ada investasi
 masuk, menggerakan ekonomi dan menyerap tenaga kerja.

bukannya itu yang sedang kita lakukan? :-) tetapi, ke depan pemberdayaan
itu penting, kecuali mau jadi bangsa kacung. Gimana caranya melakukan
pemberdayaan kalau tidak jadi raja di negeri sendiri?

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 10/26/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Punya data soal ini? Atau hanya menduga?

 berapa uang gedung masuk ITB, berapa uang SPP, berapa total mahasiswa
 yang ditampung, berapa yang dibantu. silakan sebutkan saja Pak.

Wah saya tidak punya data statistiknya. Jadi apa yang saya omongkan
memang tidak ilmiah. Tapi dari hasil bergaul dengan mahasiswa
saya melihat bahwa sebagian besar mahasiswa saya adalah dari
golongan menengah.

Orang mengira bahwa angkatan 45 (yaitu yang bayar Rp 45 juta)
di ITB adalah yang dominan. Atau dengan kata lain, mahasiswa ITB
termasuk golongan orang kaya. Ini tidak benar, kecuali (mungkin,
mungkin lho) yang di SBM (School of Business  Management) yang
baru dibentuk itu.

Uang SPP saya juga tidak tahu. Nanti saya cari tahu.
Kalau mahasiswa bimbingan saya, saya tahu. SPP-nya Rp 700 ribu/
semester. Tapi dia termasuk angkatan lama yang harus lulus
tahun ini.


  Dalam satu kuliah saya, pernah saya mengajak mahasiswa untuk
  Ada mahasiswa ITB yang hanya makan 2 atau bahkan 1 kali sehari.

 saya dulu makan nasi kucing Rp 150,- satu kali sehari (malam, biar bisa
 tidur) supaya masih bisa bayar Rp 500,- per jam di rental komputer,
 indekos Rp 12.500,-, bayar spp Rp 115.000,-, bayar uang gedung Rp 0,-
 itu karena saya di fakultas kedokteran, kalau di teknik lain lagi,
 fisipol lain lagi, kemungkinan lebih murah.

Nah, semangat juang yang kayak gini kurang :(
Saya juga dulu waktu belajar komputer, basisnya adalah majalah yg
dibeli di emperan loak Cikapundung. :)


 sekarang bisa gitu? turu kebon ... lantas orang mencari excuse bahwa
 dulu murah kan karena disubsidi. lah .. subsidi itu sudah dipakai berapa
 puluh tahun.

Coba cek di luar negeri deh. Apa ada perguruan tinggi yang
pemasukan utamanya hanya dari SPP? Saya tidak punya referensi
lengkapnya, tapi ketika diskusi di kampus ada yang menyebutkan
referensinya, maksimum dari SPP itu hanya cover 20% biaya operasional.

 itu soal subsidi, belum soal hak
 eksklusif PTN, yang sudah jadi anggota DPR/MPR masih membimbing
 mahasiswa,

memang sulit juga. tadinya saya termasuk yang sebal dengan orang
kampus yang jadi anggota DPR/MPR (atau di birokrasi lainnya).
tapi ternyata cari orang yang memiliki logika itu susah.
(saya gak ngomong soal integritas dan moral lho.)
makanya terpaksa pakai orang kampus.

saya sering mengusulkan di kampus soal gaji dosen yang harus
disesuaikan dengan beban kerja dia. kalau dia gak di kampus,
ya semestinya gak digaji! tapi ternyata mentah karena yang
namanya PNS :(


 berikut anomali lain, tapi tetap statusnya diatas
 'disamakan'. mestinya statusnya diganti 'diridhoi' :-) belum bbrp guru
 besar yang untuk memenuhi statuta PTS, namanya dipajang, dan tetap ada
 embel-embel 'profesor'.

saya tidak tahu prosentase yang seperti itu, tapi saya
akui bahwa itu ada!

tapi jangan lupa juga ada banyak dosen yang saya tahu yang
seharusnya kalau di luar negeri sudah bisa jadi profesor
akan tetapi di sini tidak bisa karena ... (banyak hal).
saya tahu banyak kawan yang tetap golongan IIIa meskipun
telah belasan tahun mengajar.
(saya pernah dimarahi oleh seorang profesor yang memang
benar2 profesor, bukan sekedar nama. pasalnya, saya bilang
ke dia, saya gak peduli dengan keprofesoran dll.
dia mengatakan bahwa saya tidak boleh tidak peduli.
ada benarnya. tapi saya sudah muak dengan sistem kepangkatan,
gelar, dsb.)
seorang kawan, dosen, masih tetap kebingungan cari kontrakan.
dia masih belum sanggup membeli/mencicil rumah.

jadi lihatlah dari dua sisi.

 ada dosen yang +/- setahun ndak pernah ke kampus tapi kerja di
 perusahaan swasta. upss.. ini case-by-case ya hi..hi..

yup. ada. tapi ...
di Silicon Valley pun begitu mas :)


gini deh. coba mas adi jadi dosen di PTN selama 10 tahun!
cobain deh. :-)
saya sering ketawa melihat orang2 yang hanya ngasih seminar
satu dua kali kemudian mengatakan bahwa mengajar itu gampang.
setelah disuruh ngajar penuh 1 tahun, baru kerasa dia :)
komitmen mengajar itu *susah*!


 Tapi bagaimana
 pengentasan Indonesia dari kondisi yang sekarang. CMIIW, seperti yang
 saya sudah berkali-kali bilang: kalau cuman jadi *kacung* IT di SV,
 Indonesia akan tetap terpuruk. Indonesia bisa bangkit dengan
 pemberdayaan UKM dan sektor pertanian, sukur-sukur bisa merambah export.
 seyogyanya semua resources, termasuk perguruan tinggi, mengarah ke situ.

Mimpi kali ya? ;-)
Bukannya saya tidak setuju dengan pemberdayaan UKM dan sektor
pertanian, tapi agak lucu kalau saya ngomong soal pertanian.
Lain halnya kalau IPB yang ngomong soal pertanian.
Itu baru kompeten.

Tahun lalu saya terlibat diskusi di kampus ITB yang intinya
mengatakan bahwa sektor pangan itu penting. Tapi mosok ITB
mau terjun juga ke pertanian? Nanti dikira rakus mau semua
bidang. Tapi saya bilang, ya kalau memang negara membutuhkan
mengapa tidak?


  Pengalaman saya di luar, kerja dan hobby bisa blur.
  Saya masih ingat suatu saat lagi jalan-jalan di Silicon Valley.

 saya sedang tidak berbicara sebagai adi atau budi rahardjo sebagai
 pribadi. 

[teknologia] Google summer of code result

2005-10-25 Terurut Topik James A

http://code.google.com/soc-results.html

Coba hitung dan bandingkan jumlah peserta Indonesia vs India vs China.

Di situ tidak jelas disebutkan asal negaranya sih, tapi hitungan kasar dari 
namanya saja.

Sepertinya Nyoman Winardi ini pasti orang Indonesia :)

Kenapa ya kok tidak banyak student Indonesia yang berpartisipasi? Mungkin 
sebagai peserta banyak,
tapi projectnya tidak selesai.

Padahal fund yang disediakan Google untuk tiap peserta cukup besar ($4500 USD?) 
untuk ukuran
student Indonesia. 

Apakah ini membuktikan bahwa student Indonesia ... dibandingkan ... :)

J 



__ 
Start your day with Yahoo! - Make it your home page! 
http://www.yahoo.com/r/hs


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-25 Terurut Topik Patriawan, Carlos

 Hanya, pendekatan ini sekarang sudah tidak se-critical dahulu.
 (Baca buku Thomas Friedman, The World is Flat)
 Sekarang hal tersebut dapat dilakukan langsung melalui Internet
 tanpa perlu melalui pendekatan body bags dulu.

Wah koq kebetulan ya,itu quotes yg di NY Times ternyata sama authornya:
Thomas Friedman.

Mau tanya,apakah memungkinkan development (bukan small outsourcing)
seperti diatas bisa dimulai tanpa mempunyai SDM
extra-kualified/berpengalaman dulu disono bertahun2 ? Secara praktis
saya lihat,persh besar(US Based Fortune 1000) di Bangalore tetap saja
mulai dari senior technical lead sampai India-based director level itu
yang mimpin masih orang2 (Indian) yang sudah pengalaman minimum 10
tahun di US.

Maklum,bikin software/hardware itu kan gak gampang,mulai dari
tools,disiplin,managing resources sampai proses harus benar2
diatur,jadi belum kepikiran buat saya untuk membuat sesuatu dalam
skala besar jika tidak dikomandoi org yg punya pengalaman.CMIIW.

Note: ini bukan untuk small outsourcing projek,tapi jika vendor besar
buka RD center di luar AS (India,China,Kenya,S. Afrika,East
Timor,etc) entah dalam bentuk strategic partner atau yang dikelola
sendiri.

Ini ada hubunganya juga dengan hal bagaimana kita/mereka bisa
meyakinkan kalau mereka/kita punya potensial and get the job done.

Carlos