[teknologia] Re: CD Ubuntu Linux Gratis
Pada tanggal 1/20/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] menulis: On 1/20/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: ron4ld wrote: FYI buat yg belom tau, bisa pesen CD Ubuntu Linux gratis dari internet: https://shipit.ubuntu.com (ini beneran gratis, karena saya udah terima CDnya) Ronald Oh iya, terimakasih Ronald. Saya sudah pernah juga dikirimin Ubuntu. Kalau tidak salah masih yang versi 5.10. Tidak bener-bener gratis sih. Saya dulu bayar 6 ribu rupiah untuk ongkos re-packaging. Delay waktu nya dari pemesanan hingga saya terima, kalau tidak salah 2 bulan. Soalnya saya gak ngitungin dengan pasti.Loh kok cuma 6 ribu? Saya di charge 7 ribu loh (hehe, dasar kopet).Kayaknya ini untuk biaya pembongkaran paket saya karena ternyata pas diterima juga sudah keliatan diubek - ubek sama pegawai pos-nya.Untung aja nyampe. Lha saya dapet gratis kok. kayaknya yang sampai bayar itu minta CD-nya segudang yah? (defaultnya 10x4 kan?) Saya cuma minta seperlunya, 2 intel, 2 AMD. dan udah nyampe beberapa bulan yang lalu. Gratis tis. --Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/ http://www.pojokbisnis.com/-- I am nobody, nobody is perfecthttp://hericz.net
[teknologia] Re: Ipod ... analisa komponen di dalamnya
Kebetulan nih, saya lagi berusaha menggunakan hardisk (laptop) sebagai storage untuk mikrokontroller. Teorinya kayaknya sih gampang, tapi kok dari kemarin status READY aja gak kebaca. hahaha Ada yang sudah pernah berhasil? 2006/1/21, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]: coba pakai hard disk standar aja :)screen shot: http://uncyclopedia.org/wiki/Ipod_Nano_200gb_Instructions/Page_3-aks-- I am nobody, nobody is perfecthttp://hericz.net
[teknologia] Re: BHTV: Terencana dengan Baik versus Inisiatif?
Menurut saya, ya dua2nya. Bottom-up: masalah yang harus diatasi di Indonesia bukannya soal kreativitas (a true entrepreneur won't complain why others complains him), tapi bagaimana agar monopoli bisa dipecahkan. Ada monopoli resmi seperti yang dimiliki Telkom dan Indosat, ada yang tak resmi misalnya asosiasi anu yang membidangi bidang tertentu, atau perusahaan multinasional yang bisa memberikan service lebih baik. Ini untuk pasar dalam negeri. Untuk pasar luar negeri yang bermasalah adalah citra/image dan konsistensi. Orang India tak lebih pintar dari kita tapi karena citranya bagus dan mereka belajar untuk konsisten, mengalirlah outsourcing ke Bangalore. Top-down: Tentu saja BHTV butuh dukungan government, minimal local government, walaupun bukan sistem perencanaan terpusat yang menghambat kreativitas. Kalau walikota Cimahi menurut pak Budi sudah tanya apa yang diinginkan BHTV, itu sinyal bagus. Pemerintah pusat bisa membantu untuk koneksi industri software dan hardware dunia. Bukankah Bill Gates bicara dengan SBY bukan dengan walikota Cimahi? Pemerintah juga dibutuhkan untuk membuat universitas2 Indonesia menjadi kelas dunia - mengizinkan cabang universitas top dunia di Indonesia dengan partner lokal? Salam, Nano --- Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] schrieb: Darimana ya sebaiknya saya mulai? Dari buku Amir Sambodo deh, Menjemput Gelombang Teknologi, Penerbit Kompas. Di buku Amir Sambodo menjelaskan beberapa trend teknologi ke depan. Seperti sama-sama kita tahu: teknologi informasi, mikroelektronika (atau akan berubah menjadi nanoelektronika?), dan terakhir bioteknologi. Menurut saya, buku ini ditulis cukup baik oleh Amir Sambodo. Data-data yang disajikan cukup lengkap dan mendalam. Nama Therman (dekan/rektor Stanford?) pun disebut disini. Bagi yang berdomisili di Bandung, bisa main ke perpustakaan Elektro ITB di lantai 4 gedung perpustakaan pusat. Buku ini tersedia banyak kok disini. Saya juga cuma numpang baca aja, alias gak punya dan gak beli. Titik dua D. Sayang saya belum punya akses ke buku-buku seputar perjalanan Silicon Valley. Eh sekarang lagi baca The Nudist from the Late Shift-nya sama Rules for Revolutionaries-nya Gay Kawasaki deing (boleh pinjem kok). Terus paling cerita-cerita yang saya dengar seputar Silicon Valley baru dari orang-kedua atau dari internet. Paling banyak dari tulisan-tulisan dan cerita-cerita Pak Budi. Film seputar Silicon Valley yang saya tonton baru satu: Pirates of Silicon Valley. Kembali ke judul. BHTV itu sebaiknya terencana dengan baik atau cukup dari inisiatif-inisiatif orangnya saja? Alasan bagusnya perencanaan yang baik dan bagusnya inisiatif tinggi akan saya terangkan di bawah. #1. Yang pertama: Mengapa harus terencana dengan baik? Studi kasus paling enak kita lihat perjalanannya IPTN. Sayang saya belum menemukan buku utuh yang mengulas hitam-putih perjalanan IPTN (ada yang bisa mereferensikan?). Industri penerbangan Nusantara ini dibangun benar-benar dari perencanaan yang baik yang dipimpin oleh pemerintah. Bagusnya oke: birokrasi lancar, kebijakan tidak saling tumpang tindih. Buruknya: sekali leadershipnya lemah bisa hancur berantakan karena terlalu bergantung pada satu orang/institusi/ke pemerintah. Saya punya analogi yang bagus untungnya punya perencanaan yang baik. Ilmu ini saya dapatkan di mata kuliah Pemodelan dan Simulasi (Modelling and Simulation). Sebuah kota yang baik adalah kota yang terencana dengan baik. Berapakah jumlah penduduknya? Ingin dijadikan apakah lokasi yang bersangkutan:perumahan, pertokoan, sekolah, perkantoran, dsb? Lalu bagaimana menyusun moda transportasi yang tepat? Apakah dengan mobil, motor, atau MRT? Lalu berapakah jumlah mobil/motor yang optimal supaya tidak terjadi kemacetan. Contoh kota yang tidak terencana dengan baik adalah Jakarta. Atau sebenarnya terencana dengan baik namun karena arus urbanisasi yang sudah sedemikian tinggi jadinya pemerintah DKI Jakarta pun kewalahan. Hiii serem tinggal di Jakarta, pasti bakalan macet. #2. Yang kedua: Mengandalkan inisiatif-inisiatif individu/komunitas. Hemat saya, yang selama ini terjadi BHTV direalisasikan dengan model ini. Pendekatan ini dibangun dengan model bottom-up. Dari buku-buku yang saya baca, bahkan pembangunan Silicon Valley pun tidak direncanakan oleh pemerintahnya(?) Menurut saya di Amerika bisa berhasil dengan inisiatif karena memang masyarakatnya tidak manja, mau bekerja keras, dan memang tidak dibudayakan untuk disuapin. Orang-orang Amerika juga memang terbiasa dengan beda pendapat. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Halah baru beda pendapat sedikit saja langsung emosi. Ada teman yang bersinar sedikit langsung disirikin. Duh kalau gini terus gimana Indonesia mau maju? Bagusnya pendekatan ini adalah tidak bergantung pada satu orang/institusi/ke pemerintah. Jadi dilihat dari akar pendekatan ini lebih kuat. Pendekatan ini bisa dianalogikan juga gak
[teknologia] Re: Digital Divide
On 1/22/06, Andre Kusuma [EMAIL PROTECTED] wrote: jadi perusahaan TKI IT dong hehehe, Tenaga Kerja IT Indonesia (TKITI) menarik juga nih Pengalaman saya, ternyata tidak mudah. Dulu kami pernah membuat perusahaan TKI IT dengan nama WorkITout :-) Kesulitannya ternyata: susah mencari SDM yang bagus di Indonesia. Yang bagus biasanya sudah punya pekerjaan :( Yang baru-baru: cengeng. baru 1 bulan di LN udah minta pulang :) SDM kita juga kurang pengalaman :( -- budi
[teknologia] Re: Digital Divide
Kesulitannya ternyata: susah mencari SDM yang bagus di Indonesia. Yang bagus biasanya sudah punya pekerjaan :( Yang baru-baru: cengeng. baru 1 bulan di LN udah minta pulang :) namanya juga SDM, nggak kyk barang dari seng, kalo bengkok tinggal diketok heuhe. aduh 1 bulan di LN minta pulang, komitmennya mana yah. ndak di sundut rokok ato di sirem air panas kan. SDM kita juga kurang pengalaman :( mungkin bisa niru cara TKW, di training dulu di sini ? ya untuk sementara kita masukin ke bedeng, trus di godok beberapa minggu. karbitan hehe trus sebelum berangkat dikasi cheatsheets :p andre
[teknologia] Re: CD Ubuntu Linux Gratis
On 1/22/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: dari Amazon. Titik dua tutup kurung tutup kurung. Berani beli bukumasih yang dengan harga dibawah 100 ribu. Kalau sudah diatas 100 ribubakal mikir dengan fungsi kuadratik menuju tak hingga.Hmm... ada yang mau beliin buku Beautiful Mind yang terjemahan Indonesia buat saya gak? Saya heran. Kok buku ini dijual mahal bangetya. 150 ribu. Waktu saya kuliah di akhir 80-an, harga buku juga segitu, dan kadang harus saya cari ke Bandung (saya tinggal di Jakarta). Tapi koq juga diniatin ya, duit ngeband lebih sering hanya habis buat beli buku. Untuk akibat beli buku itu sekarang bisa beli alat band. IMW
[teknologia] Re: OOT (was: Re: [teknologia] Re: Math Will Rock Your World)
Affan Basalamah wrote: Lha itu hebatnya di Indon. Matematika kok dihapal. Otak ciptaan Tuhan bagus-bagus kok didowngrade jadi number cruncher dan Matlab. Ini perasaan saya waktu mengerjakan UTS dan UAS digital signal prosessing dulu. Mbok ya leave it to the pro, yaitu prosesor yang sudah capek2 dibikinkan oleh insinyur Intel dan AMD yang jenius. Yeah man, setuju banget. Pelajaran fisika, matematika, biologi, kimia pas di sekolahan itu emang garing banget. Baru sekarang pas baca-baca tentang biografi ilmuwan terkenal dan tahu kenapa sampai mereka cinta dengan science, baru sekarang ngeh kenapa dulu itu pas belajar kerasa garing. Imho, karena gurunya itu nggak bisa impart the beauty of science. Itu saya bilang yang penting. Baru pas sekarang-sekarang ini, saya baru bisa merasakan betapa asyiknya belajar science. (jadi pengen balik kampus lagi deh) Kita kuliah itu gak pernah diberitahu alasannya apa gunanya belajar ini itu, akhirnya orang (maksudnya saya) gak tahu apa gunanya belajar ini itu, kecuali buat teman2 saya yang suka tantangan untuk membuktikan bahwa saya bisa! :P Yeah, spot on! Belajar pas dulu itu buat ngejer ranking dan nyenengin guru ortu. Emang seneng kalo dapet ranking di kelas, tapi boleh diakui seringkali kerasa pelajarannya emang garing. Akhirnya keluar kampus gak tahu musti ngapain, paling banter kerja di MNC. Gak ada visi untuk membuat produk dan layanan yang berguna dan terjangkau bagi orang Indon sesuia dengan ilmu yang dipelajari. Ilmu kita sangat jarang diamalkan. Pantas lah Indon gak maju-maju. Yap bener banget lagi. Saya rasa banyak orang pinter di Indo, yang kurang adalah orang yg punya visi dan bisa memotivasi. Ronald
[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?
Harry Sufehmi wrote: Sepertinya tergantung penggunaannya deh, teman saya cerita, kalau untuk pekerjaan intensif di Photoshop, katanya PowerPC masih JAUH lebih cepat daripada Intel. CMIIW. Wah saya kurang jelas juga deh ttg itu, tapi yang jelas alasan Apple pindah ke Intel itu karena supplier chipnya dia yg skr itu nggak bisa nyaingin speednya Intel chips. http://www.smh.com.au/news/macs/apple-on-the-double/2006/01/18/1137553642763.html Ronald
[teknologia] Re: CD Ubuntu Linux Gratis
Made Wiryana wrote: Tapi koq juga diniatin ya, duit ngeband lebih sering hanya habis buat beli buku. Untuk akibat beli buku itu sekarang bisa beli alat band. Ini kalo nggak salah istilah psikologinya delay of gratification :-)
[teknologia] Re: CD Ubuntu Linux Gratis
At 09:04 22/01/2006, you wrote: Hmm... ada yang mau beliin buku Beautiful Mind yang terjemahan Indonesia buat saya gak? Saya heran. Kok buku ini dijual mahal banget ya. 150 ribu. Edisi Inggris harganya cuma Rp 75 ribuan di Gramedia :) --dhani
[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?
On 1/23/06, ron4ld [EMAIL PROTECTED] wrote: Harry Sufehmi wrote: Sepertinya tergantung penggunaannya deh, teman saya cerita, kalau untuk pekerjaan intensif di Photoshop, katanya PowerPC masih JAUH lebih cepat daripada Intel. CMIIW.Wah saya kurang jelas juga deh ttg itu, tapi yang jelas alasan Apple pindah ke Intel itu karena supplier chipnya dia yg skr itu nggak bisanyaingin speednya Intel chips.http://www.smh.com.au/news/macs/apple-on-the-double/2006/01/18/1137553642763.html Mungkin photoshop itu masih jauh lebih cepat di PowerPC karena binary yang sekarang juga masih merupakan binary buat powerPC dan bukan universal binary. Jadi ada delay time untuk rosetta menerjemahkan binary tersebut ke binary yang dimengerti oleh mesin Intel. -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://www.pojokbisnis.com/
[teknologia] Re: no competitor = bad idea
On Saturday 21 January 2006 15:19, adi wrote: On Sat, Jan 21, 2006 at 10:18:21AM +0700, Harry Sufehmi wrote: Ini cara berpikir yang menarik sekali. Saya tadinya berprinsip sebaliknya. lho .. bukannya mudah ditangkap pesannya? maksudnya: jangan pernah jadi pionir :-) Ya, saya pikir tadinya, wanna-be's pasti bakalan gagal. Pionir cenderung punya kans sukses lebih besar, early birds get the worms, etc. Jadi, saya agak hati-hati dengan ide-ide yang hanya menjiplak. Ternyata, kelihatannya wanna-be's pun punya kans untuk sukses. Malah, faktanya, ini cenderung yang lebih disukai para VC. Ini informasi yang cukup menarik, karena berdasarkan data. Salam, Harry
[teknologia] Re: no competitor = bad idea
On 1/23/06, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote: On Saturday 21 January 2006 15:19, adi wrote: On Sat, Jan 21, 2006 at 10:18:21AM +0700, Harry Sufehmi wrote: Ini cara berpikir yang menarik sekali. Saya tadinya berprinsip sebaliknya. lho .. bukannya mudah ditangkap pesannya? maksudnya: jangan pernah jadi pionir :-)Ya, saya pikir tadinya, wanna-be's pasti bakalan gagal. Pionir cenderung punya kans sukses lebih besar, early birds get the worms, etc. Jadi, saya agak hati-hati dengan ide-ide yang hanya menjiplak. Ternyata, kelihatannya wanna-be's pun punya kans untuk sukses. Malah, faktanya, ini cenderung yang lebih disukai para VC.Ini informasi yang cukup menarik, karena berdasarkan data.Contoh wanna-be's yang sukses: Google (yahoo wannabe), Microsoft (apple wannabe), perusahaan2 mobil korea (japan wannabe), Juniper (Oracle wannabe?). Dan masih banyak deh kayaknya wannabe yang justru lebih sukses daripada perusahaan yang awalnya mereka tiru. -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://www.pojokbisnis.com/
[teknologia] Re: Linux di larang masuk ke Indonesia
On Sat, Jan 21, 2006 at 02:38:21PM +0700, Ananda Putra wrote: Bagi teman2 yg ngerti hukum dan politik, apakah hal spt di bawah ini pernah terjadi?? -- Forwarded message -- From: brokenfly [EMAIL PROTECTED] Date: Jan 20, 2006 2:53 PM Subject: [id-ubuntu] [ada kabar burung] ubuntu tdk bisa masuk ke Indonesia To: id-ubuntu [EMAIL PROTECTED] Alo temen-2 mo nanya, aku dpt kiriman linux live cd ubuntu 90 bh, tp setelah masuk sini ndak boleh diambil di kantor pos dengan alasan ada aturan dr deperindag soal linux yg dilarang masuk indo krn kesepakatan dgn microsoft kata petugas pos di smg mengacu pd Peraturan Menteri Perdagangan RI no. 05/M-DAG/PER/4/2005 TANGGAL 18 JUNI 2005, yang mo ditanyakan apakah bener hal ini, tolong yg tau isi peraturan tsb dpt di posting please, thank u banget sebelumnya. saya walaupun bukan orang jahat, bukan orang begitu ngerti politik dan hukum. tapi mestinya penahanan barang terjadi sewaktu masih di tangan kantor bea cukai, atau lebih tepatnya, sewaktu diperiksa oleh 'surveyor' yang ditunjuk oleh mentri. kalau barang di-tahan di kantor pos semarang (apalagi kantor pos tujuan akhir), berarti dapat diasumsikan sudah lolos 'survey'. jadi, kasus penahanan barang di kantor pos definitif ini (barangkali) sudah masuk kasus pidana (terkait penyalahgunaan kekuasaan). laporin aja KPK :-) Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Linux di larang masuk ke Indonesia
On 1/22/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: [snip] Mengapa ubuntu tidak menunjuk representatif saja di Indonesia untuk membakar dan mendistribusikan distribusi ubuntu? Lebih hemat biaya daripada negosiasi yang belum tentu berhasil. BTW, saya posting juga di halaman depan linux.or.id issue ini. http://linux.or.id/node/774 Setelah dipikir2 kembali, saran dr rekan Baskara hanya menyelesaikan masalah CD Ubuntu saja, tapi mungkin kalau bisa diurus ijinnya maka dampaknya lebih luas ke semua piranti lunak bebas dan open source. Ini menurut saya solusi yg lebih jangka panjang, walaupun mungkin lebih sulit dilakukan. Di milis Ubuntu sendiri pernah bahas (https://lists.ubuntu.com/archives/loco-contacts/2005-November/000196.html), dan sepertinya bisa diwujudkan. Sekarang siapa di Indonesia yg mau/berani/rela mengurus ini? Saya mengusulkan diri sebagai relawan, hayo siapa lagi nih? Dan kalau bisa sih tidak hanya untuk Ubuntu, tapi juga CD2 FLOS lainnya. Namun jangan sampai kegiatan ini didomplengi oleh perusahaan business oriented yg mencari keuntungan materi. YPLI apa kabarnya ya? Barangkali YPLI bisa mewadahi?? Kemudian, apakah ada yg bisa menerjemahkan poin2 Kepmen tsb yg berkaitan dgn isu ini ke dalam bahasa Inggris? Biar kita bisa kirim ke tim Ubuntu yg mau datang. Kebetulan saya kenal salah satu PIC-nya. Thanks.. :D -- -Ananda Putra-
[teknologia] Re: Linux di larang masuk ke Indonesia
On Monday 23 January 2006 14:38, Ananda Putra wrote: Di milis Ubuntu sendiri pernah bahas (https://lists.ubuntu.com/archives/loco-contacts/2005-November/000196.html) , dan sepertinya bisa diwujudkan. Sekarang siapa di Indonesia yg mau/berani/rela mengurus ini? Saya mengusulkan diri sebagai relawan, hayo siapa lagi nih? Dan kalau bisa sih tidak hanya untuk Ubuntu, tapi juga CD2 FLOS lainnya. Namun jangan sampai kegiatan ini didomplengi oleh perusahaan business oriented yg mencari keuntungan materi. Ini yg saya agak sedikit kurang setuju. Saya rasa tidak apa2 kalo bisnis mencari keuntungan, yg saya tidak suka itu yg mencari keuntungan tapi tidak menyumbang kembali ke community (habis manis sepah dibuang, mau enaknya aja, ndompleng kayak lintah), terlebih lagi yg mengatasnamakan open source tapi justru kenyataannya tidak mendukung malah merugikan. Justru local businesses ini harusnya digandeng dan ikut didukung, dan mereka juga diencourage utk bisa mendukung kita. Jangan malah dikucilkan. Toh kita bisa saling sama2 menguntungkan. Ronny pgpVhR5ju7IFY.pgp Description: PGP signature
[teknologia] Re: Linux di larang masuk ke Indonesia
On 1/23/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: On Monday 23 January 2006 14:38, Ananda Putra wrote: Di milis Ubuntu sendiri pernah bahas (https://lists.ubuntu.com/archives/loco-contacts/2005-November/000196.html) , dan sepertinya bisa diwujudkan. Sekarang siapa di Indonesia yg mau/berani/rela mengurus ini? Saya mengusulkan diri sebagai relawan, hayo siapa lagi nih? Dan kalau bisa sih tidak hanya untuk Ubuntu, tapi juga CD2 FLOS lainnya. Namun jangan sampai kegiatan ini didomplengi oleh perusahaan business oriented yg mencari keuntungan materi. Ini yg saya agak sedikit kurang setuju. Saya rasa tidak apa2 kalo bisnis mencari keuntungan, yg saya tidak suka itu yg mencari keuntungan tapi tidak menyumbang kembali ke community (habis manis sepah dibuang, mau enaknya aja, ndompleng kayak lintah), terlebih lagi yg mengatasnamakan open source tapi justru kenyataannya tidak mendukung malah merugikan. Justru local businesses ini harusnya digandeng dan ikut didukung, dan mereka juga diencourage utk bisa mendukung kita. Jangan malah dikucilkan. Toh kita bisa saling sama2 menguntungkan. Setuju dengan Ko Ronny.. Namun saya pernah menemukan sebuah perusahaan yg berusaha memanfaatkan brand image produk Linux demi keuntungan usahanya tanpa mau menyumbang kembali ke komunitas. Kelihatannya sih mrk bantu komunitas Linux, saat itu Ubuntu, tapi di belakang bosnya pernah nyeletuk Gue sih sebenarnya gak serius di Ubuntu Nah, aku khawatirnya usaha2 komunitas gini jatuh ke perusahaan spt itu. -- -Ananda Putra-
[teknologia] Re: Linux di larang masuk ke Indonesia
Namun jangan sampai kegiatan ini didomplengi oleh perusahaan business oriented yg mencari keuntungan materi. kalau KPLI kira2 gimana ya ? btw YPLI ? apa yah ? Saya rasa tidak apa2 kalo bisnis mencari keuntungan, yg saya tidak suka itu yg mencari keuntungan tapi tidak menyumbang kembali ke community (habis manis sepah dibuang, mau enaknya aja, ndompleng kayak lintah), agak OOT dari pembahasan ubuntu sendiri. namun tentang sumbang balik ke komunitas. terkadang perusahaan bingung , apa bentuk konkretnya menyumbang kembali, memang banyak pilihan menyumbang kembali, tapi karena banyaknya itu, bikin bingung. mungkin selain custom kontribusi, bisa ditetapkan paket-paket kontribusi hehe - Andre Kusuma
[teknologia] Re: CD Ubuntu Linux Gratis
Saya cuma minta seperlunya, 2 intel, 2 AMD. dan udah nyampe beberapa bulan yang lalu. Gratis tis. sepertinya mending ambil banyakan, Mas Herry. mungkin bisa didistribusikan lagi disini, ongkos kirim 4 CD dan 10 CD sepertinya ndak beda jauh soalnya :) - Andre Kusuma
[teknologia] Re: no competitor = bad idea
On 1/23/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Contoh wanna-be's yang sukses: Google (yahoo wannabe), Microsoft (apple wannabe), perusahaan2 mobil korea (japan wannabe), Juniper (Oracle wannabe?). Dan masih banyak deh kayaknya wannabe yang justru lebih sukses daripada perusahaan yang awalnya mereka tiru. juniper - oracle wannabe ? IMHO mungkin lebih cocok juniper - cisco wannabe ?? CMIIW-- Best RegardsDidik Achmadihttp://achmadi.net
[teknologia] Re: Digital Divide
SDM kita juga kurang pengalaman :( mungkin bisa niru cara TKW, di training dulu di sini ? ya untuk sementara kita masukin ke bedeng, trus di godok beberapa minggu. karbitan hehe trus sebelum berangkat dikasi cheatsheets :p caranya india ya yang diatas itu sebenarnya. TKW= Tenaka Kerja Windia ? alias expatriate India :-) Jadi SDM Windia ini dibekali ilmu2 what people wants dari pembeli,simpel sebenarnya. Carlos