[wanita-muslimah] Biadab-Islam Nyuruh Potong Tangan!
tangan orang-orang yang tidak berkekurangan namun masih saja mencuri sebagaimana yang dilakukan oleh para koruptor. Islam bilang “potong tangan mereka” , BUKAN seperti yang di lakukan oleh negera-negara lain, mereka mengantungnya! Mereka mengantung mati para koruptor BUKAN memotong tangannya. Ini kenyataan. Tapi mereka masih mengatakan, memotong tangan pencuri yang demikian itu lebih biadab ketimbang membunuhnya. Mereka selalu berlindung dibalik rumput dengan mengatakan bahwa ajaran islam memerintahkan memotong tangan sembarang pencuri, semua pencuri tanpa terkecuali, tanpa melihat sebabnya, tanpa memperhatikan kelakuan orang (penguasa) yang akan memotong tangannya. Mereka letakkan kepala dikaki, dan kaki mereka taruh dikepala. Heran, apakah ini sudah pertanda akhir zaman??? Salam, Iman K. www.parapemikir.com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Nabi Tukang Kawin...
Beberapa bulan terakhir ini tiba-tiba saja ada orang yang berteriak-teriak lantang di mailing list parapemi...@yahoogroups.com tanpa mengenal lelah. Isi teriakannya? Setiap hari orang itu berteriak tentang sesuatu yang dia tidak ketahui, yaitu tentang hukum. Lebih spesipik lagi, tentang hukum Islam dan Nabinya. Salah satu isi teriakannya adalah mengecam nabinya orang islam yang mempunyai isteri banyak, poligami, kata mereka. “Orang yang senengannya maen perempuan, ngawinin perempuan muda kok dijadikan nabi”, begitulah kira-kira bunyi protes mereka. Kali ini kita akan menjawab mereka, namun karena mereka tidak percaya akan adanya Tuhan, Nabi dan hari akhir maka tentu saja penjelasan kita TIDAK akan melalui pendekatan metaphisis-transenden karena sudah bisa kita tebak bahwa sebelum kita menjelaskannyapun mereka sudah pasti menolak keterangan yang semacam itu. Untuk itu kepada mereka kita sampaikan penalaran dengan model yang mereka gunakan saja. Mereka mengatakan bahwa “hukum harus ditegakkan”, artinya semua orang harus patuh pada hukum. Sekarang yang ingin kita tanyakan kepada mereka adalah, apakah mereka yang meminta patuh kepada hukum itu bisa mematuhi sendiri hukum yang mereka inginkan tersebut? Jika mereka bisa, maka kita harus terangkan kepada mereka bahwa hukum sekuler, ateis, materialis, perusahan, negara atau hukum apapun yang dikenal dijaman modern ini selalu dibuat untuk menjaga persoalan-persoalan kedepan atau persoalan yang sekarang sedang dihadapi. Tidak ada orang membuat hukum hari ini untuk menghukum pelaku pelanggaran yang terjadi pada 100 tahun yang lalu, pun kita tidak menemukan ada orang membikin undang-undang untuk menghukum sesuatu yang sudah lewat. Hukum berlaku surut tidaklah elok untuk diterapkan kepada sebuah persoalan yang tidak mungkin bisa di ulang atau diperbaiki. Dengan berdasarkan pemahaman tentang cara kerja hukum tersebut kita akan menjawab teriakan mereka dengan mengatakan bahwa, Ketahuilah, Nabi Muhammad yang anda sangkakan seenaknya saja maen kawin tersebut sesungguhnya dari sisi hukum sekuler sekalipun tidaklah bisa dianggap melanggar hukum dan bahkan tidak pula melanggar etika dan norma apapun karena pada saat terjadinya peristiwa tersebut, mengawini perempuan lebih dari satu adalah hal yang biasa dan tidak dilarang oleh undang-undang manapun. Hukum tentang perkawinan, berapa wanita yang boleh dikawini baru muncul setelah beliau nabi Muhammad mengawin lebih dari 1 wanita. Jadi aneh, kalau anda mengecam tentang persoalan ini dengan membawa acuan hukum, aneh jika anda katakan hukum dalam islam jadi kacau hanya karena anda ingin memaksakan hukum berlaku surut terhadap sebuah peritiwa yang sudah tidak bisa diulang lagi. Dengan kata lain, jika mereka yang tukang protes itu ingin memaksakan model perkawinan dengan memodel aturan main perkawinan pada jaman modern ini sekalipun, maka kepada mereka harus kita sampaikan sebuah pemahaman bahwa, jika model terbaru dari undang-undang perkawinan di ketok palu hari ini, maka artinya undang-undang itu akan mengikat pelaku perkawinan hari ini dan hari depan. BUKAN untuk mengikat pelaku perkawinan pada zaman penjajahan belanda tempoe doeloe. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] KAFIR !
Kafir! as intermezo... Saya terkadang ga habis pikir, kenapa di tahun 2010, di zaman internet dimana tiap orang bisa mencari informasi dengan mudah masih saja ada orang yang bangga disebut dengan kafir. Mereka bahkan menjuluki dirinya sendiri dengan gelar Kiai xxx Al-Kafirun Jaya segala. Saya khawatir orang yang merasa dirinya hebat karena ada di posisi kafir sebagai mana yang sering kita tonton dimilist parapemi...@yahoogroups.com ini adalah karena mereka telah termakan kibulan jusfiq hadjar gelar sutan marajolelo yang orang pelarian primitif itu hihihi... Untuk itu, supaya yang bangga dengan julukan kafir tersebut mengerti apakah gelar yang disandang-nya tersebut bermutu atau tidak, maka mari kita lihat apa sih sebenarnya arti kafir itu? Kafir itu terambil dari bahasa arab, yang artinya adalah menutup diri. Lebih jelasnya menutup diri dari kebenaran. Jadi artinya, barang siapa yang menutup diri dari KEBENARAN maka dia adalah kafir. KEBENARAN itu sifat asli-nya adalah universal, lintas agama, ras, suku, waktu dan peradaban. Karenanya adalah KELIRU BESAR jika ada orang islam yang beranggapan bahwa orang yang diluar islam adalah kafir hanya karena mereka menolak pemahaman islam yang di tafsirkan oleh beberapa orang islam. Namun demikian, persoalan akan menjadi lebih parah dan kacau lagi jika ada orang materialist, atheis, agnostik dan semacamnya itu yang beranggapan bahwa tidak ada orang islam yang tidak kafir. Mereka, orang-orang materialist, atheis, agnostik dan semacamnya itu berangapan bahwa karena ada orang islam awam yang mengangap kafir itu adalah term yang jelek untuk dilekatkan kepada orang-orang non islam maka mereka orang-orang materialist, atheis, agnostik dan semacamnya itu telah menjadi frustasi dengan tingkah orang islam awam tersebut sehingga mereka membabi buta mengklaim dirinya sendiri sebagai golongan kafir, dengan menujuluki diri sendiri sebagai Kiai xxx Al-Kafirun Jaya segala... Untuk bahan pengetahuan mereka-mereka yang merasa bangga dengan gelar Kiai xxx Al-Kafirun tersebut kita harus sampaikan sekali lagi bahwa ; Kafir adalah sama dengan menutup diri dari kebenaran. Dengan demikian, maka barang siapa yang menutup diri dari kebenaran, apakah mereka dari golongan orang islam, kristen, yahudi, budha, hindu, materialist, atheis, agnostik dan semacamnya itu maka mereka semua adalah orang-orang bodoh. Mereka bodoh karena mereka menutup diri dari kebenaran (kafir). Dengan demikian, maka jika kita mau adil untuk menterjemahkan gelar al-kafirun yang dibanggakan oleh sebagian mereka itu, maka kita bisa memakluminya sebagai Kiai xxx Bodoh. Mereka bangga dengan kebodohannya sebagaimana yang pernah saya ceritakan di catatan saya sebelumnya disini : http://parapemikir.com/bangga-dengan-kebodohan.html. Entahlah, mungkin ini yang namanya pertana akhir zaman... Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: [parapemikir] Re: KAFIR !
Sebagian dari mereka masih bertanya, ada berapakah rupanya model kebenaran itu? Artinya; mereka tidak menyimak keterangan kita sebelumnya terkecuali hanya ingin menolak semua yang berasal dari Islam. Padahal sudah jelas kita sampaikan kepada mereka bahwa kebenaran itu sifatnya universal. Supaya mereka mudah memahami persoalan ini, maka perlu kita kasih contoh yang kiranya dapat dijadikan acuan yang bagaimanakah kiranya yang disebut dengan menolak diri dari kebenaran. Jika anda mendengar dari seseorang tentang sebuah perkara yang anda tidak ketahui sementara didalam hati anda mengakui ada kebenaran didalamnya, maka kafirlah anda jika secara serta merta langsung menolaknya hanya karena anda gengsi, takut, malu dan lain sebagainya. Namun demikian, anda tidak disebut kafir (menutup diri dari kebenaran) jika anda tidak menolak dan juga tidak menerima karena anda membutuhkan waktu untuk meneliti perkara tersebut. Dengan demikian, kafir bukanlah hanya milik orang non islam. Orang Islam juga bisa kafir jika dia menutup diri dari kebenaran yang dia tolak sementara hatinya mengakui kebenaran yang dia hadapi tersebut. - Original Message - kalo kebenaran syariah islam mending saya nutup diri...mo dibilang bodoh emang gw pikirin hehehe... - Original Message - Saya mendeklarasikan diri saya menutup diri dari kebenaran (versi) Islam... --- In parapemi...@yahoogroups.com, Iman K. alexander_soebr...@... wrote: Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com
[wanita-muslimah] Dulmatin : Martir atau Teroris ?
Salam... Mengikuti berita di media massa, seharusnya orang-orang seperti Dulmatin, Nurdin M Top, Dr.Azhari dan lain-lain itu sudah semestinya di cap sebagai teroris. TETAPI apakah kita mau adil untuk mengatakan bahwa dari sisi hukum sesungguhnya mereka bukanlah teroris. Menurut hukum, status seseorang baru akan diketahui jika jika ia telah terbukti secara sah telah melakukan tindakan melawan hukum di depan pengadilan. Jika demikian pakem hukum yang berlaku di seantero jagat raya ini, maka harusnya kita heran kenapa pula pulisi itu pada main hakim sendiri? Maen tembak mati? Tidak memberi ruang kepada hakim di pengadilan untuk mengadili? Alasan pak pulisi itu sangat sederhana, mereka melawan atau dikhawatirkan melawan. Dengan alasan yang sangat sederhana itu terasa menjadi tidak ada gunakan peralatan densus 88 yang begitu canggih, terasa tidak ada artinya teknik pengepungan, terasa semua teknik sudah buntu selain teknik jalan pintas, yaitu tembak mati tanpa perlu pengadilan lagi. (Apa polisipun sudah tidak percaya dengan pengadilan di Indonesia???) Kalo sudah begini, sangat sulit untuk mengatakan siapa sesungguhnya yang melawan hukum? Apakah menegakkan hukum dengan cara melawan hukum di anggap BENAR dan kita harus menyebutnya dengan pahlawan? Sementara disisi lain, orang-orang meregang nyawa ditembak mati sebelum di ketahui benar apakah dia betul-betul melawan hukum dan kita secara berjamaah harus menyebutnya sebagai teroris? Kalau terus terusan pulisi bertindak dengan cara seperti ini, saya sangat khawatir dikemudian hari mereka-mereka yang tewas di tembak mati itu bukannya malah dikenang sebagai teroris melainkan bisa berbalik arah. Mereka akan menjadi martir dan menjadi simbol perlawanan bagi orang-orang yang pernah ditekan dan di perlakukan dengan tidak baik oleh pulisi. Kekhawatiran saya ini sedikitnya sudah terbukti, kalau dulu ada di sebagian wilayah yang menolak jasad 'teroris' itu makamkan dikampung halaman sang 'teroris', tapi di wilayah lain mereka disambut bak pahlawan, di elu-elukan orang kampungnya sembari meneriakkan, mujahid...mujahid... Salam, Iman K. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Bukti Keberadaan Tuhan
membutuhkan suatu sebab, kecuali bagian-bagian daripadanya saja. Kant yang sebagaimana disebut dipengaruhi oleh filsafat Hume, juga mengkritik argumentasi kosmologis. Baginya, dunia noumena (esensi) tidak bisa disimpulkan dari dunia fenomena (gejala). Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan eksistensil sebagai hal yang niscaya adalah tidak mungkin, sebab hal itu hanya mungkin dalam pernyataan logika. Argumentasi kosmologis ini memiliki kontradiksi-kontradiksi metafisik. Kritik Hume dan Kant bukanlah akhir dari problem argumentasi kosmologis. Pemikir-pemikir seperti Richard Taylor, Stuart C. Hackett, dan James Ross dapat disebut pembela argumentasi ini, dengan pertimbangan bahwa keberadaan Tuhan memang bukanlah hasil dari argumentasi, tapi paling tidak dengan argumentasi kosmologis diperlihatkan bagaimana dasar-dasar logis dalam kaitan antara suatu keberadaan yang terbatas dengan ada yang tidak terbatas. hmm... Nampaknya cerita saya ini akan menjadi tidak menarik kalau saya tulis lebih panjang lagi, jadi untuk sementara tulisan ini saya rasa cukup untuk menjawab teriakan beberapa orang yang kemarin suka teriak2 menolak keberadaan Tuhan. Hayuh buktikan kalau Tuhan itu tidak ada hihihi... Salam, Iman K. www.parapemikir.com/indo [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Model Perjalanan Spiritual yang BERMUTU
. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Seks dan Spiritual
ingin berspritualitas bisa mengetahui gambaran versi yang lain, yaitu versi yang lebih bermutu dari sekedar konek dan konak. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Takdir
Salam... Beberapa hari yang lalu ada postingan yang dikirim ke mailing list parapemi...@yahoogroups.com yang isinya kira-kira mempertanyakan dan sekaligus mempersoalkan kelogisan sebuah pendapat yang mengatakan bahwa semua fenomena alam itu terjadi karena masih adanya pengaruh faktor X sebagaimana yang di sampaikan oleh Bapak Tifakul Sembiring pada ceramah Idul Adha dipadang beberapa waktu yang lalu? Ter-inspirasi dari pertanyaan tersebut, saya tergerak untuk menulis tentang apa yang disebut dengan hukum sebab akibat secara umum dan apa yang disebut dengan faktor X secara khusus. Walaupun tulisan ini sejatinya ter-inspirasi dari persoalan fenomena alam, namun dalam penekanannya nanti mungkin saya akan lebih banyak menelusuri fenomena yang khusus yaitu apa yang disebut sebagai takdir dan apa yang disebut sebagai kehendak bebas plus juga akan menyinggung apa yang disebut sebagai Ketentuan yang terdefininsi dan apa yang disebut sebagai Ketentuan yang tidak terdefinisi dari si pemilik ketentuan yang maha Mutlak, yaitu Tuhan semesta alam. Kemerdekaan dan Pengaruhnya Kemerdekaan atau kebebasan adalah merupakan kenikmatan yang termahal yang pernah dimiliki oleh umat manusia. Sepanjang sejarah kehidupan manusia kita telah menyaksikan bersama bagaimana orang-orang diseluruh dunia, lintas ras, bangsa, bahasa bahkan agama yang telah rela mengorbankan seluruh harta, darah bahkan nyawanya sekalipun demi sesuatu yang disebut dengan kemerdekaan atau kebebasan. Rasanya hidup ini akan menjadi sangat terganggu dan bahkan sering sekali menjadi sangat menyakitkan jika seluruh gerak gerik dan aktifitas hidup kita di tentukan dibawah kekuasaan pihak lain. Kita bisa bayangkan betapa menyeramkan dan menakutkannya hidup dibawah cengkraman Harimau yang lapar ditengah hutan belantara atau bagaimana menyakitkannya berada dibawah kendali kekuasaan penjahat yang tidak berperikemanusian yang telah menguasai seluruh aktifitas kehidupan kita, seluruh gerak gerik dan aktifitas kita harus selaras dan sesuai dengan arahan dan kemauan sipenjahat, tidak ada lagi yang tersisa dan tidak ada lagi harapan untuk bisa selamat kecuali semuanya tergantung kepada kemauan si penjahat. Manusia sejak jaman dulu kala sampai abad milinium ini lebih banyak mengetahui bahwa rasa takut sedemikian rupa atas cengkraman pihak lain itu datangnya selalu berasal dari binatang buas dan dari manusia yang super kuat dan berkuasa plus jahat lagi. Namun demikian, walaupun cengkraman itu datangnya hanya dari binatang buas dan penjahat yang tidak berperikemanusian, tetapi sejarah telah mencatat bahwa teror yang telah dihasilkannya juga sangat luar biasa. Itu baru cengkraman dari penguasa yang terlihat. Akan lain halnya lagi jika manusia merasa dikuasai oleh suatu kekuatan yang Maha Dahsyat dan yang Maha Berkuasa plus tak terlihat, yang telah menguasai dan mengendalikan seluruh hidupnya dari alam yang ghoib baik diwaktu siang maupun diwaktu malam, diwaktu tidur maupun diwaktu terjaga, diwaktu sendiri maupun didalam kumpulan orang banyak, pastilah keadaan semakin parah, semakin menakutkan dan semakin menggetarkan jiwa. Dalam situasi seperti ini pastilah sudah tidak adalagi peluang untuk lolos dan selamat. Demikianlah situasi dan jalannya nasib seseorang jika dia berada dibawah kendali penuh dan obsolut oleh suatu kekuatan yang berasal dari luar dirinya. Dan pertanyaan sekarang adalah apakah betul bahwa semua aktifitas hidup manusia tanpa terkecuali dikuasai dan dikendalikan penuh oleh kekuatan yang maha dahysat dan ghoib, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa? Benarkah segala sesuatu yang ada dialam ini semuanya sudah diatur sedemikian rupa, sudah direncanakan sedemikian ketat dan telah digariskan nasib-nya sesuai kehendak yang Maha Kuasa dan yang Maha Ghoib, yaitu Tuhan semesta alam. Selanjutnya, benarkah akhirnya seluruh perbuatan manusia dan seluruh karakteristiknya juga sudah disetting dan disekenariokan sedemikian rupa sesuai kehendak Tuhan yang Maha Berkuasa? Atau, Apakah yang berlaku adalah sebaliknya? Bahwa seluruh manusia bebas melakukan apa saja dan dimana saja sekehendak hatinya. Apakah manusia memiliki kebebasan yang sempurna sehingga dengannya manusia dikatakan sebagai makluk yang terbaik diantara semua makluk Tuhan yang maha kuasa? Atau apakah ada celah lain dari dua kemungkinan tersebut? Apakah ada kemungkian teori ketiga, Jika iya bagaimana kita harus menjelaskannya? BERSAMBUNG Salam, Iman K. http://www.parapemikir.com/indo/takdir.html [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita
[wanita-muslimah] Agama sebagai biang kerok ?
Salam... Agama sebagai biang kerok ? Beberapa hari terakhir ini tiba-tiba ada orang yang teriak-teriak di milist parapemi...@yahoogroups.com mengumumkan ke jelekan agama Kristen dan agama Islam. Di sebelah sana berteriak Islam itu tidak beres, ini bisa dibuktikan dengan banyaknya ke-ngawuran yang dilakukan oleh pemeluknya. Belum lagi melihat kenyataan yang lain dimana kita bisa menyaksikan dengan mudah bagaimana negera-negara yang mayoritas penduduknya Islam ternyata negaranya miskin-miskin. Ini sangat berbeda dengan negera-negara yang mayoritas penduduknya beragama kristen, di negara yang mayoritas kristen penduduknya bisa hidup makmur dan sejahtera. Dengan melihat kenyataan ini maka bisa disimpulkan bahwa negara yang berpenduduk mayoritas Islam adalah negara yang terbelakang. Menyambut pernyataan atau tuduhan seperti itu, yang disebelah sini membalas dengan tak kalah sengitnya. Kawan yang disebelah sini mulai mengorek-ngorek ke-ngawuran orang Kristen dengan megungkit-ungkit kitab Injil mereka. Tidak puas dengan mengungkit-ungkit Injil, orang yang disebelah sini malah sekarang sibuk membandingkan dan menyalah-benarkan kitab-kitab antara kedua agama tersebut. Cerita diatas adalah cerita nyata, kita bisa menemukan banyak pertengkaran yang se-model dengan itu dimilist-milist yahoogroups.com. Sekarang yang menjadi pertanyaan kita adalah, betulkah agama Kristen dan agama Islam memang ngawur dan bermasalah sehingga menyebabkan banyak kejahatan kemanusian dan kemunduran/kemiskinan suatu negara? Jawaban saya tentu saja pernyataan itu salah total, karena apa yang dikatakan tersebut sangatlah bertolak belakang dengan kenyataan. Dalam ilmu logika dikatakan bahwa yang disebut dengan benar secara materi adalah adanya persamaan antara pernyataan dengan kenyataan. Jika dikatakan bahwa negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam telah menjadi miskin dan bodoh maka ini TELAH terbantahkah dengan sendirinya oleh fakta sejarah di mana pada masa lalu ada mayoritas penduduk suatu negeri yang beragama Islam ternyata terbukti kaya, makmur dan penduduknya pintar-pintar. Pun sebaliknya, jika dikatakan bahwa jika penduduk suatu negeri beragama Kristen maka otomatis negeranya bisa makmur dan maju, inipun terbantahkan dengan fakta sejarah karena kenyataannya eropa pada abad kegelapan tidak mengalami hal seperti apa yang di klaim tersebut. Melihat fakta sejarah ini maka adalah terlalu gegabah kalau seseorang menyalahkan agama sebagai kambing hitam atas gagalnya suatu persolan terlebih-lebih kepada persolan maju dan mundurnya suatu peradaban karena pada prinsipnya semua agama mangajarkan dan sekaligus mendorong pemeluknya kearah kebaikan materi dan non-materi. Kepada mereka yang sebentar-sebentar menyalahkan agama dan atau mengkambing hitamkan agama sebagai biang keladi persoalan kemanusian kita katakan bahwa ketahuilah obor penerang manusia adalah ilmu pengetahuan. Jika seseorang atau sekelompok orang meguasai ilmu pengetahuan maka niscaya dia atau kelompoknya tersebut akan menjadi orang yang tercerahkan dan maju dan juga ketahuilah, bahwa semua agama samawi mengajarkan pemeluknya untuk mencari ilmu pengetahuan. Jika faktanya semua agama mengajarkan pemeluknya untuk mencari ilmu pengetahuan maka dengan sendirinya sudah terbantahkan jika masih ada orang yang beranggapan bahwa agamalah sebagai biang kerok semua persoalan kemanusian. Dengan kata lain bisa disebutkan bahwa jika suatu kaum di suatu negeri memeluk agama Islam maka dia akan bodoh dan tertinggal jauh jika dia tidak menghargai ilmu pengetahuan, pun sebaliknya jika di negeri lain ada yang berpenduduk yahudi, nasrani dan lain-lain yang tidak menghargai ilmu pengetahuan maka niscaya kebodohan dan keterbelakangan akan menyertai mereka pula. Sungguh sangat indah ayat Al-quran yang selalu menyebut ilmu secara berdampingan dengan cahaya. Cahaya adalah penerang di dalam kegelapan, dengan cahaya manusia hewan dan tumbuhan bisa hidup dan kalau kita mau berpikir maka seharusnya kita bisa menterjemahkan apa yang dimaksud oleh Al-quran tersebut dengan menegaskan bahwa sesungguhnya dengan cahaya atau ilmulah maka manusia bisa menjadi orang yang beradab dan terpelajar. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Minta kembali ke dunia
Salam... Dulu belanda sering membicarakan langit dan bumi adalah dua hal yang terpisah! 'Kamu irlander yang penting sholat dan sedekah yang betul. Sana!, ndak usah urus urusan duniawi,' demikian 'perintah' dari menir-menir londo jaman tempoe doeloe kepada papi dan mami serta kakek dan nenek kita :) Supaya tertib sholatnya dan jangan sempet menjadi masyarakat yang maju dan berbudaya , maka belanda membangun banyak masjid yang bagus-bagus. 'Dan kowe pak tani, kerja yang keras...biar cepat panen dan ik beli you punya rempah-rempah, niy uang mukanya...' begitu kita dengar dari film-film bertema sejarah penjajahan belanda di era tahun 80-an. Kemarin bapaknya yang petani, sekarang dia menjadi petani dan sesok anaknya juga menjadi petani...(apes bener ekonomi indonesia). Supaya jangan sempet mikir tentang potensi dirinya...maka belanda nyogok masyarakat dengan uang ijon Sehingga orang jaman sekarang menyimpulkan bahwa memang terpisah urusan dunia dan akherat. bahkan matematikanya juga terpisah dan berbeda :) Sehingga orang jaman sekarang menyimpulkan bahwa kerja keras juga sudah tidak bisa diharapkan...pak tani dan tukang becak sebagai bukti nyatanya :) Sehingga orang jaman sekarang menyimpulkan bahwa kerja cerdas juga sudah tidak bisa menolong, masih banyak yang stress di ujung jembatan sana :) Sehingga orang jaman sekarang menyimpulkan bahwa kerja iklas lah jalan satu-satunya untuk melengkapi kedua jalan yang sudah bermasalah itu :) Padahal kalau kita ingat apa yang dikatakan Al-quraan pada surat al-baqarah ayat 167, dikatakan bahwa : Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka. Orang yang tadinya norak hidup didunia, dan seyogyanya bakalan direbus di neraka, TIDAK Lantas MENGATAKAN Tuhan tolong masukkan kami ke surga , tapi mereka mengatakan Tuhan , kembalikanlah kami ke dunia Kenapa mereka yang akan digoreng di neraka tidak minta dimasukkan kesurga? Ehh.Lho kok malah minta balik ke dunia? Apa ndak lebih enak disurga dari pada didunia ? Karena ternyata 'akherat' itu hanyalah sebuah istilah dari sebuah perjalanan yang satu...yakni keseimbangan hidup :) Kita lihat teori keseimbangan ini dalam rumus : Jika A dan B sama dengan C , maka ketiganya adalah sama. Artinya jika kembali kedunia sama dengan mendapatkan jalan ke surga, maka sesungguhnya surga itu adalah sama dengan jalan. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Bermakna
Salam... Nyai Loro Kidul pun menarik kais kereta kudanya meniti jalan ke angkasa. Begitu pula pendekar dari dunia kramat itu, melewati kobaran api yang dahsyat dengan menunggang kuda sembrani. Di sudut negeri yang lain, Gatot Kaca dan Superman tertegun satu sama lain menatap ke unikan kostum terbang masing-masing. Cerita demikian begitu akrab di telinga kita, kita bisa saja terbius atau ikut-ikutan menjadikan cerita seperti itu menjadi rujukan kita dalam berargumentasi ilmiah. Sebenarnya perlu ndak sih kita mengetahui cerita serupa itu? Apakah cerita seperti itu betul-betul ada atau hanya bohong belaka? Suatu hari kita harus mempertanyakan cerita serupa itu demi ketelitian kita dalam memilah baik dan buruknya pengaruh suatu cerita. Konon ada tokoh nyata ( Vampir) tapi diperkenalkan sebagai tokoh tahayul (fiktif). Sementara tokoh fiktif benaran ( Rambo), eh. malah di jadikan seolah-olah tokoh nyata. Tulisan ini tidak akan membahas ketokohan dan politisasi yang sedemikian rupa dan bukan pula bertujuan untuk menolak membaca novel dan komik :) Kritis dalam mempersoalkan cerita yang kita terima, bisa dimulai dari pengenalan kata. Pengenalan kata yang berhunungan dengan persoalan diatas didalam ilmu logika dikenal dengan istilah kata bermakna dan tak bermakna. Dalam pengertian kata yang lain dikenal ada istilah kata universal dan partial. Dan jika kita teliti, kita akan menemukan bahwa setiap kata universal selalu mempunyai dua macam pengertian, yaitu konotasi dan denotasi. Konotasi menunjuk kepada sifat-sifat khusus dari kata yang dibicarakan, misalnya kata 'manusia'. Manusia adalah kata yang tidak diberikan kepada sembarang benda, tetapi khusus hanya kepada sesuatu yang mempunyai sifat-sifat tertentu. Berdasarkan sifat-sifat khusus tersebut akhirnya kita bisa mengetahui bahwa yang namanya manusia itu adalah suatu makluk hidup yang mempunyai persamaan seperti hewan dalam banyak hal tetapi berbeda dalam beberapa hal, seperti kemampuannya untuk menerima pendidikan, bekerja dengan menggunakan teknologi atau alat, membuat sesuatu dengan menggunakan kemampuan akal dan sebagainya. Sedangkan denotasi menunjuk kepada barang apa saja yang dicakup oleh kata tersebut. Misalnya kata 'manusia', maka dia akan mencakup Budi, Carlie, Deni, Desi, Etty, manusia berkulit kuning, manusia berkulit putih, manusia berkulit hitam dan sebagainya. Suatu kata yang memiliki pengertian konotasi dan denotasi itulah yang disebut sebagai kata yang bermakna atau konotatif. Sedangkan kata yang hanya memiliki konotasi tetapi tidak memiliki denotasi (cakupan) disebut sebagai kata tak bermakna. Dari keterangan diatas sekarang kita bisa menguji, apakah kata-kata seperti Mak Lampir, Nyai Loro Kidul, Kuda Sembrani, Gatot Kaca dan Superman sebagaimana yang kita sebutkan diawal tadi itu termasuk kedalam kelompok kata yang bermakna atau tak bermakna. Kuda sembrani misalnya, kita mengenal nama itu dari cerita yang ditulis dibuku-buku komik dan dongeng, yakni seekor kuda yang memiliki sayap yang dapat terbang. Kita dapat menangkap pengertiannya, tapi sampai kapanpun kita tidak akan menemukan jenis kuda yang seperti itu didalam realita kehidupan. Karena ia tidak mempunyai realitas, maka dia tidak mempunyai denotasi. Dan setiap kata yang tidak mempunyai denotasi maka dia termasuk kedalam kata yang tak bermakna. Contoh yang lain adalah Superman, sama dengan cerita kuda sembrani, cerita tentang Superman juga hanya bisa kita dapati dari komik dan film saja, yaitu sosok jagoan yang bisa terbang kesana kemari dan kalau lagi marah, dia bahkan bisa mengejar dan meremukkan jet supersonik dengan menggunakan sorot matanya saja. Kita dapat menangkap pengertian dari cerita itu, tapi sama halnya dengan kuda sembrani, sampai kapanpun kita juga tidak akan pernah menemui manusia seperti itu dalam realitas. Dan sekali lagi, karena ia tidak mempunyai realitas, maka dia tidak mempunyai denotasi. Dan setiap kata yang tidak mempunyai denotasi maka dia termasuk kedalam kata yang tak bermakna. Catatan : Tidak setiap kata yang tidak bisa diobservasi secara indrawi adalah sama dengan kata yang tak bermakna. Kata seperti : Malaikat, Iblis, Surga, Neraka dan semacamnya adalah kata yang dapat dimengerti dan ada dalam realitas Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ambigu
Salam... Demokrasi adalah tentang bagaimana caranya untuk mendapatkan kebebasan berpendapat, persamaan hak, kesetaraan dan pengakuan. Hak Asasi adalah hak paling mendasar yang dimiliki oleh setiap anak manusia, hak akan kebebasan, hak akan hidup, hak akan mendapatkan ilmu dan lain-lain. Demikianlah definisi dari kata demokrasi dan hak asasi yang sering kita temui dibeberapa buku, tapi apakah memang demikian pengertian demokrasi yang difahami oleh semua orang di setiap negara. Kata yang demikian didalam ilmu logika disebut dengan kata ambigu, yakni suatu kata yang mempunyai pengertian lebih dari satu atau banyak. Kata demokrasi berbeda pengertiannya menurut masyarakat liberal dengan masyarakat totaliter. Suatu tindakan mungkin saja disebut demokratis disuatu tempat tapi sudah tidak lagi ditempat lagi. Bisa jadi tindakan tertentu dianggap demokratis di Amerika tapi tidak di China, Demokratis di China tapi tidak menurut orang tibet dan begitu seterusnya. Begitu juga dengan pengertian kata hak asasi, disebut ambigu karena disetiap negara mempunyai pengertian yang berbeda-beda tentang batasan hak asasi. Suatu tindakan tertentu dianggap baik-baik aja oleh suatu negara tertentu, tapi tidak menurut negara yang lain. Suatu tindakan disebut melanggar HAM dinegara Amerika, tapi tidak menurut negara China dan Indonesia. Selain kata yang mempunyai pengertian ambigu tersebut, didalam istilah logika dikenal juga istilah-istilah yang lain, seperti : univok, equivok dan analog. Univok adalah kata yang mempunyai satu makna dan jelas, tidak membingungkan seperti : kursi, meja, pulpen, pensil dan sebagainya. Kata univok ini tidak terlalu sulit untuk dikenali, karena kata ini lebih sering menunjuk kepada benda. Equivok adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu dan umumnya mempunyai dua makna, seperti : bunga, bulan, buku dan lain sebaginya. Bunga bisa berarti adalah gadis manis nan cantik, bisa juga berarti bunga mawar yang merah nan harum dan bisa pula berarti bunga bank. Bulan bisa bararti bulan yang ada dilangit (planet), bisa juga berarti bulan untuk perhitungan kalender. Begitu juga buku, buku bisa berarti panjang batang tanaman diantara dua ruas, dan bisa pula berarti kertas yang diikat sebagian sisinya yang kemudian dijilid. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat penggunaannya didalam kalimat, seperti : . Isabella sangat menyukai bunga. . Isacc menabung di BCA dan dapat bunga 7% satu tahun Bunga pada kalimat pertama berarti bunga sebagai tanaman, bisa bunga mawar, bunga melati dan lain lain. Bunga pada kalimat kedua mempunyai arti keuntungan atau penambahan nilai dari uang yang disimpan. . Bulan lebih kecil dari bumi . Bulan februari sering terjadi banjir akibat hujan. Bulan pada kalimat pertama mempunyai makna sebuah planet yang mengitari bumi. Bulan pada kalimat kedua mempunyai makna suatu perhitungan dikalender. Analog adalah kata yang umumnya mempunyai makna berbeda karena penggunaannya dalam kalimat. Misalnya : . Kursi itu terbuat dari kayu jati. . Banyak kader partai melakukan apa saja supaya bisa mendapatkan kursi di dewan. Bila hujan bumi akan basah. Banyak pejabat menyukai tempat yang basah. . Waktu muda Ani adalah bunga desa. . Bunga di desa itu sungguh indah. Terlihat ada kemiripan antara equivok dengan anolog, dan mereka memang mirip sehingga hampir semua kata equivok bisa dibuat menjadi kata yang bermakna analog. Sampai disini kita sudah bisa membedakan sedikit bagaimana suatu kata itu bisa mempunyai pengertian yang sudah jelas dan tidak membingungkan dan bagaimana juga suatu kata itu bisa mempunyai makna yang ambigu dan memusingkan :) Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ah dasar Orang Batak
Salam... Ah dasar orang batak! Orang batak itu tidak seperti orang jawa yang ngomongnya halus. Orang batak ngomongnya kasar, karena orang batak kebanyakan dari Medan. Pernyataan seperti itu sering kita dengar dan kebanyakan dari kita sudah tidak mempersoalkan kalimat itu terkecuali jika kita sedang tidak mood dan mudah tersinggung maka kita akan mempersoalkannya secara alami ( logika Natural ). Sebenarnya kenapa sebagian orang bisa tersinggung dan kenapa sebagian lainnya menganggap pernyataan seperti itu biasa-biasa saja? Mengenai kenapa sebagian orang tidak mau tau dan tidak mau mempersoalkan isi pernyataan seperti itu, pastilah jawabannya beragam dan jawaban mereka mudah ditebak, yaitu karena pengaruh pergaulan. (baca : karena diantara teman-temanya (juga) ada yang pernah ngomong begitu : ) Tapi bagi mereka yang mempersoalkannya secara alami, mereka bisa melihat bahwa pernyataan seperti itu sebenarnya mengandung nilai salah dan karenanya mereka protes. Bagaimana mereka bisa mengira-ngira kalau pernyataan seperti itu sebenarnya mengandung nilai salah ? Tentu saja karena setiap orang sesungguhnya mempunyai logika (logika natrual) yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah secara alami. Kalau memang betul ada sesuatu yang salah disitu, maka pertanyaannya adalah salahnya dimana? Mari kita lihat. Bagi ilmu logika, perkara seperti itu menjadi bahan kajian khusus. Logika sangat berkepentingan untuk membedakan makna kata-kata yang diselipkan didalam kalimat seperti itu untuk memeriksa maksud sipenutur. Bagi logika memperhatikan objek yang dibicarakan tersebut sangat penting, apakah yang dimaksud adalah sifat objek atau diri si objek. Orang jawa, Orang batak yang disinggung dalam kalimat diatas bisa dibedakan dalam dua pengertian kata, yaitu pengertian abstrak dan konkret. Bagi ilmu logika, suatu kata dianggap mempunyai pengertian abstrak jika kata itu menunjuk kepada sifat, keadaan dan kegiatan yang dilepas dari objek tertentu. Misalnya : Kesehatan, Kebodohan, Kepandaian, Kekayaan, Kemiskinan dan lain lain. Dan suatu kata mempunyai pengertian konkret apabila ia menunjuk kepada suatu benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu seperti : Mobil, Motor, TV, Meja, Kursi, Orang batak itu, Orang Jawa itu, Rumah dan lain-lain. Kata 'orang batak' dan 'orang jawa' jika dimaksudkan adalah sekelompok orang yang tinggal di Medan atau di Jawa Tengah, maka dia akan bermakna konkret. Konkret, karena jelas yang dimaksudkan adalah tentang keberadaan (eksistensi) sekelompok orang. Tetapi jika maksud sipenutur adalah tentang sifat, cara dan sikap hidup orang jawa dan orang batak, maka pengertian kata tersebut berubah menjadi kata abstrak. Sebaliknya, Kesehatan, Kebodohan, Kepandaian, Kekayaan, Kemiskinan juga bisa berubah maknanya menjadi kata konkret jika ia menunjuk kepada suatu benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu. Untuk memudahkan kita dalam membedakan pengertian kata abstak dan konkret, berikut ini adalah contoh kata yang mempunyai pengertian konkret : Kebaikan anda tidak mungkin terlupakan. Kesempurnaan lukisan ini mengagumkan banyak pengunjung. Kekayaan Bill Gate bernilai Milyaran Dollar. Kenakalan remaja membikin gerah Pemda DKI. Sedangkan pada pernyataan berikut ini, pengertian kata-kata yang bergaris miring dan tebal itu berubah menjadi kata Abstrak : Kebaikan adalah perbuatan yang sangat diharapkan. Kesempurnaan adalah tanda kesungguhan dalam berusaha dan berkarya. Kekayaan dapat membuat orang lupa kepada Tuhan Kenakalan adalah sikap yang perlu mendapat perhatian khusus. Kepiawaian dalam membedakan makna konkret dan abstark ini sangat berguna dalam banyak kajian sosial, politik, agama dan filsafat. Sering dimilist yahoogroups kita memperhatikan orang 'sekenanya' saja 'memukul rata' dalam persoalan yang terjadi dimasyarakat dengan mengatakan, Indonesia susah maju karena korupsi . Satu orang yang korupsi dinisbah-kan (dikaitkan) kepada semua orang yang tinggal diindonesia karena hanya kesalahan dalam membedakan kata 'indonesia' antara satu orang dengan yang lainya. Sampai disini mungkin sudah sedikit jelas bagi kita, beberapa pengertian kata yang bisa kita gunakan dalam berdiskusi, selanjutnya nanti akan kita bahas pengertian kata mutlak dan relatif Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Orang Jepang
lain, semua aktivis bersama-sama membentuk sebuah organisasi, tapi tidak bisa kita sebutkan bahwa tiap-tiap aktivis adalah organisasi. Demikian seterusnya, dan sekarang kita sudah bisa semakin jelas dan mudah untuk mengenali beberapa kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk berdiskusi :) Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kata
Salam... Sering dalam berdiskusi, terutama diskusi-diskusi dimilist yahoogroups kita kesulitan untuk bersepakat tentang suatu persoalan yang sesungguhnya mudah. Persoalan-persoalan mudah tersebut sering menjadi persoalan berlarut-larut karena dua hal, pertama karena persoalan teknis, yaitu ketidak mampuan untuk membedakan satu kata dengan kata yang lainnya dan satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Kedua karena persoalan non teknis, yaitu keinginan untuk merpertahankan kecenderungan pribadi, kepentingan kelompok, dan aneka egoisme yang lainnya :) Sekarang kita lihat hal yang pertama dulu, yaitu persoalan teknis tentang pengetahuan kita terhadap kata-kata. Didalam berlogika kemampuan yang paling rendah yang harus dimiliki untuk meneliti kekeliruan berpikir, silogisme, analogi, generalisasi dan dilema adalah kemampuan untuk membedakan kata perkata. Permasalahan seperti ini sekilas kelihatannya sepele, tapi apakah betul permasalahan seperti ini adalah persoalan yang mudah dan sepele? Mari kita lihat. Kita sering ngeyel bersikeras mempersamakan kata tidak gemuk dengan kurus, tidak kaya dengan miskin, tidak terang dengan gelap, tidak pandai dengan bodoh dan sebagainya. Penggunaan kata-kata seperti itu tidaklah benar dan logis, karena kata tidak gemuk bukanlah berarti kurus, kata tidak gemuk untuk seseorang bisa saja berarti orang tersebut adalah orang yang berbadan atletis dan ideal. Kata 'tidak kaya' tidak berarti seseorang itu miskin, tidak kaya bisa juga berarti orang yang mempunyai uang yang cukup, namun tidak sampai berlebihan sehingga dia belum layak disebut sebagai orang yang kaya. Tidak pandai juga tidak bisa disamakan dengan bodoh, karena orang-orang yang sekolah dan kuliah sampai sarjana sekalipun banyak juga yang disebut sebagai orang yang tidak pandai, tapi juga tidak bisa dikatagorikan sebagai orang yang bodoh. Dalam ilmu logika, persoalan seperti ini diatur khusus dalam sebuah bahasan, yakni tentang pengetahuan terhadap kata. Dalam masalah ini dikenal tiga istilah teknis, yaitu kata positif, negatif dan privatif. Kata positif adalah suatu kata yang mempunyai pengertian tentang penegasan 'adanya' sesuatu terhadap dirinya sendiri, seperti : . Gemuk -- menunjukkan 'adanya' daging. . Kaya-- menunjukkan 'adanya' harta. . Terang -- menunjukkan 'adanya' cahaya. . Pandai -- menunjukkan 'adanya' ilmu. . Dan lain-lain Kata Negatif adalah suatu kata yang yang diawali oleh kata-kata negasi seperti, tidak, non, tak, dan bukan, contohnya seperti : . Non Gemuk -- diawali kata 'Non' . Tidak Kaya-- diawali kata ' tidak' . Tak Terang -- diawali kata 'tak' . Tak Pandai -- diawali kata 'tak'. . Dan lain-lain Kata Privatif adalah suatu kata yang mempunyai pengertian tentang penegasan 'tidak adanya' sesuatu terhadap dirinya sendiri, seperti : . Kurus-- menunjukkan ' tidak adanya' daging. . Miskin -- menunjukkan ' tidak adanya' harta. . Gelap -- menunjukkan ' tidak adanya' cahaya. . Bodoh -- menunjukkan ' tidak adanya' ilmu. . Dan lain-lain Dengan memperhatikan pengertian kata tersebut, maka sekarang makin jelaslah bagi kita bahwa tidak gemuk tidak semakna dengan kurus, tidak kaya tidak semakna dengan miskin, tidak pandai tidak semakna dengan bodoh dan tidak terang tidak sama dengan gelap. Pertanyaannya, apakah semua kata negatif tidak sama dengan kata privatif? Tentu saja tidak semua, ada juga beberapa kata negatif yang semakna dengan kata privatif, misalnya tidak lulus yang semakna dengan gagal, tidak hidup semakna dengan mati, tidak pergi semakna dengan ditempat dan lain sebagainya. Sampai disini kita sudah tahu sedikit tentang kemampuan teknis dalam berdiskusi dari sisi logika, berikutnya akan kita bahas kemampuan teknis yang lain, yaitu tentang penggunaan kata universal dan partial. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Logika Natularis
, akhirnya sampai juga kepada kita nama-nama besar lainnya seperti, Roger Bacon, Francis Bacon, Rene Descartes sampai dengan Goorge Boole dan Bertrand Russell sebagai tokoh logika modern. Dilihat dari segi objeknya, logika dapat dibagi menjadi logika formal dan logika material. Logika formal bicara mengenai hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir benar. Sedangkan logika material lebih konsentrasi kepada metode induktifnya, yaitu meneliti atau mempelajari dasar-dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan. Ia menilai hasil kerja logika formal dan menguji benar tidaknya dengan kenyataan empiris. Dengan demikian maka sekarang semakin jelas bagi kita, bahwa logika sebenarnya selalu ada disekitar kita, baik kita mengetahuinya ataupun tidak. Logika bukan hanya se-onggokan ilmu yang jauh diseberang sana, tapi dia ada disini, disekitar kita. Disekitar kita sering berseliweran para pemakai logika naturalis :) Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Deduksi-Induksi
Salam... Kita sering sekali bicara 'sok canggih' , menganalisa sesuatu yang sebenarnya tidak kita pahami, baik didunia nyata maupun didunia maya. Didunia nyata, ketika kita masuk kedalam obrolan yang serius dan sedikit 'ngilmiah' , supaya kelihatan tidak kuno dan ketinggalan informasi, sering kita jumpai orang-orang berusaha menjawab segala sesuatu yang diobrolkan dengan maksud hanya supaya obrolan berimbang, masalah pemahaman tentang apa yang diobrolkan? Ahh. itu menjadi urusan nomor yang kesekian. Sama dengan didunia nyata (offline) didunia maya juga kita banyak melihat hal yang serupa, perdebatan dimilist-milistnya yahoogroups tidak kalah ramainya dengan perdebatan yang terjadi didunia maya. Perbedaannya didunia maya atau milist-milist banyak sekali orang mengeluarkan pendapat dengan cara yang seenaknya saja seenake dewe yang sering boros dengan makian dan ejekan satu sama lain. Bicara bukan untuk mengeluarkan pendapat sesuai dengan apa yang sudah diketahui menurut referensi-referensi yang baik, tapi berbicara hanya untuk sekedar tampil berbeda dan ngeyel. Sebenarnya untuk mengurangi penyakit eyel-eyelan itu, baik didunia maya ataupun didunia nyata tidaklah terlalu sulit jika kita mau sedikit saja meluangkan waktu kita untuk membaca referensi-referensi yang baik. Misalnya bagaimana cara untuk menguji apakah yang dibicarakan orang itu sifatnya adalah kebenaran umum atau khusus? Kesalahan umum atau khusus? Pernyataan umum atau pernyataan khusus. Dengan mengetahui sedikit tentang permasalahan seperti itu, maka akan semakin mudah bagi kita untuk 'ngobrol' dan berpendapat disemua tempat. Bagi ilmu modern, untuk mendapatkan pengetahuan baru yang sekaligus untuk menguji apakah suatu pendapat itu hanya merupakan eyel-eyelan (asal berpendapat) belaka bisa dilakukan dengan dua cara : Pertama dengan metode induksi, yaitu sebuah metode bagaimana cara melihat dan menyimpulkan suatu persoalan yang dimulai dari pernyataan yang bersifat khususnya menuju kepada pernyataan yang bersifat umum. Bagaimana membuat kesimpulan umum yang dihasilkan dari kasus-kasus yang bersifat individual. Misalnya : Emas dipanaskan akan memuai Besi dipanaskan akan memuai Seng dipanaskan akan memuai Timah dipanaskan akan memuai Platina dipanaskan akan memuai Tembaga dipanaskan akan memuai Maka secara umum bisa disimpulkan bahwa : Semua logam jika dipanaskan akan memuai. Begitu seterusnya, melihat dan meneliti kasus-kasus khusus dari beberapa sample yang mempunyai sifat sejenis maka kemudian dibuat suatu kesimpulan umum. Metode ini dikenal sebagai metode yang paling praktis, karena untuk menyimpulkan bahwa semua logam jika dipanaskan akan memuai kita tidak perlu lagi meneliti semua jenis logam yang ada dialam semesta ini. Kedua dengan metode deduksi, metode ini adalah kebalikan dari metode induksi yaitu dari pernyataan yang bersifat umum , menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Misalnya kita ambil dari contoh diatas : Semua logam jika dipanaskan akan memuai. Besi adalah logam. Jadi besi jika dipanaskan akan memuai. Selanjutanya mari kita perhatikan, ternyata dengan penalaran induktif kita bisa mendapatkan pengetahuan bahwa semua logam jika dipanaskan akan memuai. Dan ketika kita uji dengan penalaran deduktif maka kita akan mendapatkan pengetahuan baru yang lebih terpercaya lagi, bahwa besi jika dipanaskan akan memuai, meskipun kesimpulan ini kita dapatkan tidak melalui penelitian terlebih dahulu. Kalau bisa dikatakan kelebihan, maka itulah kelebihan yang bisa kita dapatkan dengan mengunakan penalaran deduktif, akan lebih hemat biaya dan waktu untuk menyimpulkan suatu perkara. Kalau kita teliti dalam contoh-contoh yang diajukan diatas maka kita bisa melihat betapa hubungan antara kedua metode itu sangat penting, bagaimana satu sama lain saling melengkapi dan mengisi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus dan kemudian melakukan generalisasi secara umum. Sering menilai sesuatu itu berdasarkan kasus dan dampak-dampak khusus dari suatu persoalan untuk kemudian membuat pernyataan secara umum ( induksi) . Dan sekarang apakah kasus-kasus khusus itu bisa dijadikan suatu kesimpulan yang benar, kita bisa mengujinya lagi dengan metode deduksi sebagaimana hasil pengujian seperti contoh diatas. Pengembangan pemikiran dan sekaligus pengetahuan sebaiknya menggunakan kedua metode tersebut secara beriringan dan teliti. Karena kalau hanya menggunakan satu metode saja, maka pemikiran dan pengetahuan kita akan berjalan lambat dan berbiaya tinggi. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Qiyas atau Tamsil
Salam... Membicarakan ilmu logika pada intinya adalah membicarakan dua hal pokok, yang pertama adalah tentang bagaimana cara berargumentasi (hujjah) dan yang kedua adalah tentang bagaimana cara membikin definisi (mu'arrif) . Kita ke bahasan yang pertama, yaitu bagaimana cara kita untuk memberikan argumentasi. Dalam memberikan pendapat atau argumentasi kita mengenal dua cara, yaitu dengan hujjah dan dengan istidlal. Hujjah adalah memberikan pendapat tanpa menggunakan dalil dari pihak lain, yaitu sebuah cara berpendapat yang menggunakan akal pikiran sendiri yang bersumberkan dari hasil penelitian dan pengetahuan yang sudah teruji. Istidlal adalah memberikan pendapat dengan menggunakan dalil-dalil dari pihak lain, yaitu sebuah cara untuk memberikan pendapat dengan mengutip teori-teori yang sudah umum dan relevan dengan persoalan yang dihadapi. Dan bagaimana dengan qiyas? Dimanakah letaknya qiyas? Mari kita lihat dulu, apa sih sebenarnya qiyas itu? Qiyas adalah sebuah susunan kata-kata yang mengandung arti (premis), yang penerimaan terhadap premis pertama akan mengharuskan penerimaan terhadap premis yang berikutnya. Melihat definisi qiyas diatas, maka qiyas bisa juga disebut sebagai 'alat' yang digunakan untuk mengeluarkan pendapat berdasarkan hasil penelitian atau pengetahuan yang bersumber dari akal sendiri (hujjah). Pengetahuan yang bersumber dari akal ini diproduksi oleh pikiran (fikr). Pikiran sendiri bekerja mengikuti suatu proses yang bermula dari suatu titik tidak tahu (majhul) menuju titik yang diketahui, atau dari titik yang diketahui menuju titik-titik yang diketahui berikutnya dan kemudian menghasilkan titik baru atau pengetahuan terbaru. Wilayah kerja pikiran (fikr) meliputi kedua wilayah pokok pengetahuan, yaitu konsepsi (tashawuraat) dan penilaian (tashdiqaat). Dan qiyas bekerja untuk penilaian (tashdiqaat) atau memberikan hukum tertentu terhadap suatu perkara saja. Yaitu lebih konsentrasi ke urusan kandungan dari premis-premis yang membentuk suatu hubungan tertentu yang nantinya akan menghasilkan suatu hukum atau nilai benar dan salah. Untuk lebih menyederhanakan pengertian dan kedudukan qiyas di antara fikr, maka kita coba untuk mengingat-ingat kembali tentang proses yang terjadi di pikiran kita ketika menemui suatu perkara yang belum diketahui oleh pikiran dan kemudian ingin dirubah menjadi suatu pengetahuan yang baru, maka pikiran kita akan bersinggungan diantara tiga kondisi berikut ini : 1. Pikiran akan bergerak dari hal yang khusus (partial) menuju ke hal yang khusus lainnya. 2. Pikiran akan bergerak dari hal yang umum (universal) menuju ke hal yang khusus (partial). 3. Pikiran akan bergerak dari hal yang khusus menuju ke hal yang umum (universal) . Apa yang dikatakan dengan qiyas adalah perihal yang pertama, yaitu proses pikiran yang bergerak dari suatu perkara khusus menuju ke hal khusus lainnya. Istilah qiyas ini adalah suatu istilah yang biasa digunakan oleh ahli Fikih untuk menyebut tamsil atau analogi. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Keraguan . . .
Salam... Hampir semua orang pernah dihadang oleh keraguan-raguan, tidak peduli apapun latar belakang seseorang, pastilah dia pernah mengalami situasi yang sulit, yaitu situasi keragu-raguan. Orang yang memiliki sifat peragu terhadap hal-hal yang 'mudah' dan 'material' tidaklah terlalu penting untuk dibahas, tapi keraguan seseorang dalam menyikapi suatu permasalahan YANG SERIUS seperti apakah Tuhan itu ada? Apakah Surga itu Ada? Apakah Neraka itu ada? Apakah ada kehidupan setelah mati , ini adalah hal yang lain dan perlu untuk kita teliti, apakah keraguan terhadap masalah-masalah seperti itu bisa abadi melekat kepada seseorang? Mari kita lihat, apakah mungkin dan masuk akal (logis) kalau kita ragu SELAMANYA terhadap beberapa hal yang serius seperti yang dipertanyakan diatas itu? Bicara kemungkinan yang masuk akal (logis) tentu kita harus membicarakan alat ukur yang dipakai oleh akal dalam menentukan hasil akhir dari aneka kemungkinan yang disodorkan kehadapan akal. Alat ukur akal (falsumeter) yang terkenal dan disebut sebagai induk dari alat ukur adalah 'prinsip kontradiksi'. Alat ukur ini terkenal karena hampir semua orang , sadar ataupun tidak sadar TELAH menggunakannnya dalam kehidupan sehari-hari. Dan begitu juga dalam urusan logika dan semua persoalan keilmuan, hampir semua bidang keilmuan membutuhkan falsumeter yang bernama 'prinsip kontradiksi' ini. Ini adalah hal yang sudah semestinya, karena tanpa prinsip kontradiksi ini maka punahlah semua ilmu-ilmu modern dan sekaligus runtuhlah prinsip logika yang diajarkan oleh Aristoteles. Prinsip Kontradiksi adalah dasar dari semua prinsip logika dan pemikiran manusia. Sebelum kita membicarakan apa dan dimana orang-orang menggunakan alat serupa falsumeter (prinsip kontradiksi) itu, maka ada baiknya kita tahu terlebih dahulu tentang hukum kontra (kontradiksi) yang sedang kita bicarakan. Kontra segala sesuatu adalah 'tiadanya' sesuatu tersebut, atau dengan kata lain bahwa segala sesuatu penolakan atau penafikan bagi yang lain adalah kontra (peniadaan) bagi yang lainnya. Hmm.agak ribet juga yah :) , Nanti akan lebih mudah kalau kita sudah pakai contoh-contoh. Dengan patokan hukum kontra tersebut, maka sudah semakin jelas bagi kita bahwa tidak mungkin ada sebuah kalimat atau pernyataan yang sama-sama benar dengan kalimat / pernyataan kontra-nya. Dan sebaliknya juga, mustahil ada suatu preposisi yang sama-sama salah dengan preposisi kontra-nya. Ini bisa kita buktikan dengan mudah dan jelas seperti berikut : Kita ambil contoh yang pertama dari pertanyaan diatas, apakah Tuhan itu ada? , Disini akan muncul 3 kondisi dalam pikiran kita , yaitu : 1. Kita Ragu (skeptis). Pikiran kita ragu untuk menjawaban pertanyaan apakah : a. Tuhan Ada b. Tuhan Tidak ada Pada posisi ragu, maka seseorang tidak melihat kedua permasalahan diatas secara berat sebelah. Mereka melihat kedua pilihan preposisi itu secara seimbang dalam pikirannya, pilihan A tidak lebih berat ketimbang dengan pilihan B. 2. Kita Condong kesalah satunya ( estimasi ). Kita bisa saja condong kepada salah satu pilihan yang ada, kecondongan itu disebut estimasi. 3. Kita Yakin. Pikiran kita langsung otomatis yakin (memilih) kepada salah satu pilihan, yaitu : a. Tuhan Ada b. Tuhan Tidak ada Dari ketiga kondisi pikiran kita diatas, kondisi kedua dan ketiga akan kita bahas dalam kesempatan lain, dan sekarang kita mau lihat lebih kedalam lagi tentang kondisi yang pertama, yakni keraguan (skepstis). Keraguan akan muncul jika seseorang lebih sering menggunakan penalaranan yang bersifat ekstemporal, yakni suatu proses pencarian yang dimulai dari membaca alam sekitarnya. Mempertanyakan sesuatu yang tidak dia ketahui, kemudian merubahnya menjadi sesuatu yang dia ketahui. Atau suatu proses pengumpulan premis-premis yang diketahui menjadi sebuah pengetahuan yang baru. Metode seperti ini sangat cocok digunakan dilingkungan ilmuwan dan para peneliti. Sebagai contoh, dulu orang belum tahu kalau besi itu memuai jika dipanaskan. Maka ketika ada yang bertanya, apakah besi akan memuai jika dipanaskan? Maka orang akan menjawab tidak tahu. Tidak tahu karena persoalan yang ditanyakan itu masih diragukan, tetapi setelah diadakan beberapa uji coba maka diketahui bahwa besi akan memuai jika dipanaskan. Dengan mengetahui kenyataan ini maka dengan sendirinya orang-orang akan menafikkan kontra dari premis yang semacam itu. Yakni premis bahwa besi TIDAK akan memuai jika dipanaskan. Jelas terlihat sekarang, bahwa walaupun seseorang berangkat dari keragu-raguan maka dalam perjalanannya dia hanya akan menemukan satu pilihan , yaitu 'prinsip kontradiksi' yang mengatakan tidak mungkin ada satu premis yang sama-sama betul dengan premis kontranya. Hanya ada satu pilihan yang betul dalam dua pilihan yang kontradiksi dan keraguan akan HANYUT ketika dia bertabrakan dengan ilmu pengetahuan. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message
[wanita-muslimah] Umum dan Khusus
. Pengecualian hanya bisa jika kita ingin membicarakan esensi khusus dari kelompok yang lebih besar, yaitu Hewan. Pengelompokan dari Universal ke khusus seperti itu akan meliputi suatu pembahasan yang lebih luas, seperti : 1.. Pembahasan tentang Diferensi 2.. Pembahasan tentang Ekuivalensi 3.. Pembahasan tentang Implikasi 4.. Pembahasan tentang Asosiasi Dan pembahasan tentang keempat kondisi diatas sebenarnya akan menjadi lebih mudah jika kita bisa memahami dengan baik apa itu esensi universal dan apa itu esensi khusus dari suatu subjek. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Konsep dan Penilaian
terbang. Kemudian dengan melalui proses imaginasi, muncullah benda baru yang bernama kuda terbang. Cara kerja pikiran yang merakit-rakit dan menyambung-nyambung seperti inilah yang kita sebut dengan proses pemahaman (konsepsi) terhadap nilai dari suatu perkara. Sekarang bagaimana dan apa yang disebut penilaian? Gambaran pikiran atau 'IDE' mengenai 'KUDA' ditambah sayap menjadi 'TERBANG' adalah sebuah konsepsi. Dan yang disebut sebuah Penilaian adalah ketika 'pikiran menghukumi' bahwa KUDA itu TERBANG, atau itu kuda terbang maka pikiran telah memberikan kesimpulan atau PENILAIAN bahwa 'ADA' kuda terbang. Contah lain, hawa ditambah panas adalah 'ide' yang tergambar didalam pikiran, tapi jika pikiran menghukumi nilai ide itu menjadi 'hawa itu panas' maka pikiran telah memberikan kesimpulan atau PENILAIAN terhadap hawa DAN panas menjadi suatu NILAI, yaitu 'ADA' hawa panas. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pikiran
Salam... Pikiran merupakan juru kunci didalam berlogika, sebenarnya apakah yang disebut dengan pikiran itu? Apakah semua orang sudah menyadari bahwa pikiran bisa bekerja sendiri secara otomatis dan juga bisa bekerja dengan tuntunan si pemilik pikiran? Mari kita lihat... Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya bahwa ilmu logika pada dasarnya adalah untuk mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir. Sekarang yang menjadi pertanyaan kita adalah apakah semua pemikiran yang sering kita kemukakan dan pemikiran seseorang yang disampaikan kepada kita bisa dinilai logis atau tidak? Membicarakan hal serupa ini serasa gampang-gampang susah, gampang karena bagi kebanyakan kita yang disebut berpikir ya berpikir aja. Tinggal ngikuti naluri saja, apa yang kita rasakan, apa yang kita yakini, bagaimana pikiran kelompok kita, bagaimana kecenderungan pribadi kita, bagaimana kepribadian dan sugesti-sugesti apa yang kita dapatkan, maka itulah yang akan kita sampaikan sebagai buah pikiran. Namun demikian, diluar itu masih ada juga dari sebagian kita yang mengemukakan buah pikirannya dengan mengikuti luapan emosi seperti caci maki, kata pujian atau pernyataan keheranan dan kekaguman. Model seperti ini sering ditemui di milist-milist yahoogroups.com :) Membicarakan pikiran juga bisa menjadi susah jika kita harus menilai hasil buah pikiran yang disampaikan itu, apakah sudah benar atau salah? Sudah bertujuan baik atau jahat , bertujuan mengatakan fakta apa adanya atau hanya sekedar ingin memutar balikkan fakta, bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi dan kelompok atau untuk tujuan kebenaran dan lain-lain. Bagaimana cara kita untuk mengetahui apa yang disampaikan seseorang dalam buah pikirannya adalah merupakan tugas ilmu logika untuk mengukurnya. Ilmu Logika akan menyelediki, menyaring dan menilai buah pikiran seseorang dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapakan kebenaran terlepas dari segala kepentingan perorangan dan kelompok. Logika akan merumuskan, menetapkan patokan-patokan dan memberikan hukum-hukum yang harus ditaati agar manusia bisa berpikir benar, efisien dan teratur. Sekarang yang menjadi perhatian kita adalah, bagaimana caranya ilmu logika melakukan hal serupa diatas? Logika melakukan hal serupa diatas bisa dengan dua cara, pertama dengan meneliti logika formalnya, yaitu melakukan penelitian terhadap kaidah logikanya, hukum-hukum logikanya dan patokan-patokan yang digunakan, apakah sudah benar atau masih salah dalam menarik kesimpulan atau konklusinya. Kedua dengan melakukan penelitian terhadap logika materialnya, apakah sudah ada persesuaian antara pikiran yang diutarakan dengan kenyataan. Sampai disini ada perbedaan sedikit, apa yang bisa dilakukan oleh ilmu logika material dengan apa yang bisa dilakukan oleh ilmu spiritual semacam tawasuf dan irfan. Bagi ilmu logika material, mengukur kebenaran buah pikiran itu tidak lebih dari meneliti kesatuan (non kontradiksi) antara apa yang diucapkan berdasarkan buah pikiran dengan apa yang bisa dilihat sebagai fakta. Apakah buah pikiran sesuai dengan kenyataan atau tidak. Bagi logika, ucapan adalah buah pikiran. Pikiran hanya bisa berbuah jika dia diucapkan melalui suara, ucapan, tulisan atau isyarat. Isyarat adalah perkataan yang dipadatkan, karena itu ia adalah perkataan juga. Jadi pikiran dan perkataan adalah identik, tidak berbeda satu sama lain dan yang satu bukan tambahan bagi yang lainnya. Dan bagi logika, susunan kata-kata yang keluar melalui ucapan, isyarat dan tulisan seseorang adalah 'data' dan data itu disebut sebagai premis-premis. Apakah premisnya sudah sesuai dengan kenyataan yang ada atau tidak. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Tidak logis
Tidak logis…Tidak masuk akal… Kita sering mendengar ucapan seperti itu dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya, Apakah yang disebut dengan tidak logis itu? Dan apa pula yang dimaksud dengan tidak masuk akal itu? Kemudian, Apakah semua hal bisa dijelaskan dengan logika? Mari kita lihat… Dalam bahasa sehari-hari, kita sering mendengar ucapan seperti ini ; Alasannya tidak logis, berita itu tidak logis…, sekilas bagi kita seperti sudah maklum (mengetahui) dengan persis, apa maksud dari kata-kata itu… Tapi coba kita check kembali, apakah kita betul-betul sudah mengetahui apa maksud dari kata-kata tersebut. ‘Logis’ yang dimaksud dalam kata-kata tersebut adalah ‘logika’ , jadi apakah logika itu? Logika dalam definisi verbal, terdapat berbagai macam definisi tentangnya, namun hampir semua tukang definisi menyimpulkan, Logika adalah ‘Aturan Berpikir Benar’ Apakah aturan berpikir yang benar itu? Aturan berpikir yang benar adalah inti dari kajian logika. Logika bisa digunakan sebagai alat untuk menguji, apakah berpikir seperti ini sudah benar? Ataukah berpikir yang seperti itu yang benar? Dalam perkara menguji aturan berpikir, peran logika persis seperti alat ukur (Meteran,red) untuk situkang jahit, Berapa ukuran baju si fulan? Berapa cm ? Atau seperti bandulan pengukur tegak lurus sebuah bangunan, bagi tukang bangunan, dengan bandulan ini tukang bangunan bisa mengukur, Apakah dinding yang ia bangun sudah tegak lurus atau belum. Karena ‘tugas’ logika menangani hal-hal yang bersifat ‘aturan’ , maka logika juga bisa didefinisikan sebagai : ‘ Aturan yang mematok hukum-hukum berpikir untuk membedakan penalaran yang benar dari penalaran yang salah’ Dari tugas itu, sekarang sudah menjadi lebih jelas…bahwa logika tidaklah bertugas untuk mengukur dalamnya isi hati seseorang dan luasnya makna beberapa ayat-ayat dalam kitab suci yang abstrak. Karena tugas logika adalah untuk mengukur cara berpikir yang benar, kemudian timbul pertanyaan, apakah kalau cara berpikirnya sudah benar, logika mampu juga untuk mengukur ISI dari pikiran itu? Untuk menjawab itu, mari kita lihat tugas dan pekerjaan logika lebih kedalam lagi…. Apakah pekerjaan logika? Logika bekerja dengan penalaran… Kalau begitu sekarang kita harus tahu dulu, bagaimana penalaran (fikr) bekerja. Cara kerja penalaran adalah mengubah hal-hal yang belum diketahui menjadi pengetahuan baru. Yaitu melalui proses berpikir yang bertolak dari sebuah target yang sudah diketahui menuju serangkaian premis yang diketahui untuk menghasilkan pengetahuan baru. Untuk mengerjakan proses ini, pikiran akan membuat bentuk (form) dan tata tertib tertentu, sehingga pikiran bisa bekerja dengan aturan yang baku. Jadi sekarang kita sudah tahu, bahwa pekerjaan logika adalah untuk mengendalikan gerak pikiran saat sedang berpikir supaya tetap mengikuti form (bentuk) yang sudah distandarisasi… Bagaimana logika mengendalikan penalaran (fikr) ini? Mengendalikan, bisa diartikan sebagai mengatur. Logika mengatur gerak pikiran saat sedang berpikir dengan mengendalikan kemungkinan benar dan kemungkinan salah… Argumentasi didalam pikiran kita bagaikan sebuah bangunan. Yang disebut dengan sebuah bangunan adalah jika bagian-bagian pengikatnya yang berupa batako, semen, besi dan bahan-bahan bangunan lainnya diambil dari bahan pendukung yang benar sesuai dengan fungsinya masing-masing. Apabila salah satu dari bahan bangunan ini diambil dari materi yang salah, maka akan berakibat langsung dengan keutuhan bangunan tersebut. Bagaimana proses berpikir benar yang mengikuti bentuk (form) itu dikerjakan oleh logika? Kita ambil contoh yang susunan bentuk (form) kata yang Benar TAPI isinya KELIRU A : Setiap Manusia suka mencuri B : Alexander adalah manusia Kesimpulan : Alexander suka mencuri Bentuk (form) diatas adalah BETUL, tapi ISI nya menjadi salah, coba kita teliti lagi : A : Setiap manusia suka mencuri = Bentuk BENAR, tapi isi salah (tidak mungkin setiap manusia suka mencuri) B : Alexander adalah manusia = Bentuk dan isi BENAR Kesimpulan : Alexander suka mencuri = Bentuk (form) nya benar tapi ISI nya menjadi salah ketika menyimpulkan Alexander suka mencuri. Contoh lain : Kata 1. : Alexander adalah manusia Kata 2 : Alexander adalah anggota STUDY CLUB Kesimpulan : Manusia adalah anggota STUDY CLUB Coba kita perhatikan : Alexander adalah Manusia = BETUL Alexander adalah anggota STUDY CLUB = BETUL Tapi menjadi KACAU ketika disimpulkan menjadi : Manusia adalah anggota STUDY CLUB. Kekacauan terjadi karena menarik kesimpulan dari 2 objek yang berbeda Kalimat-kalimat yang seperti inilah yang sering kita dengar sebagai sebuah pernyataan yang tidak logis…tidak masuk akal …. Dan… Tugas logika sebenernya ngurusin hal-hal yang seperti ini…inilah pekerjaan utama logika J Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail
[wanita-muslimah] Benar Salah
Salam... Sekarang kita telusuri apa yang dimaksud dengan ‘Aturan berpikir benar’ yang dibicarakan oleh ‘ilmu logika’ . Sebagaimana sudah dibicarakan sebelumnya, logika bertugas untuk menjaga supaya kita bisa ‘berpikir secara benar’ , pertanyaan nya sekarang adalah, Apakah yang dimaksud dengan BENAR itu? Benar adalah persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan. Misalnya : Bumi mengelilingi matahari = Preposisi ini sama dengan kenyataannya. (Logika BENAR) Matahari mengelilingi bumi = Preposisi ini TIDAK sama dengan kenyataan (Logika SALAH) Untuk mengukur benar, selain dengan patokan diatas kita juga bisa meneliti apakah proposisi dari kalimat yang akan kita teliti itu mengandung PERTENTANGAN (kontradiksi). Proposisi yang bertentangan misalnya : Ahong adalah seorang bisu yang pandai berdebat = (Tidak mungkin orang bisu bisa berbicara, apalagi berdebat) Sibuta dari gua hantu itu sangat jeli penglihatannya = (Tidak mungkin orang buta bisa melihat) Mei shin adalah cewek jujur yang suka menipu = (Tidak mungkin orang jujur menipu) Lihat…. Contoh diatas sangat sederhana, tapi jangan salah…banyak kalimat asing yang berseliweran didepan kita yang kita telan mentah-mentah tanpa menyaring terlebih dahulu akibat kita terlalu menyepelekan ‘logika’. Penyepelean ini sering terjadi, karena banyak dari guru-guru kita yang masih mengharamkan menggunakan akal (logika) secara maksimal. Sering kita dengar gertakan seperti ini, “Huss... untuk perkara yang ini jangan menggunakan akal, dosa lho …! “ Padahal pernyataan-pernyataan ‘sepele’ seperti diatas sering menjebak dalam ilmu kalam, sehingga ketika ditanyakan : “Apakah Tuhan dapat mengangkat Batu yang lebih Besar dari Tuhan sendiri” , Atau “ Apakah Tuhan dapat menciptakan makhluk yang lebih hebat dari Tuhan sendiri?” Kita suka kebingungan untuk mencari tahu? Karena di ilmu kalam ini masuk ke bahasan mana? Bagi ilmu logika, pertanyaan seperti itu tidak perlu dirisaukan, karena pertanyaannya sudah jelas tidak memenuhi kaedah logika, yakni tidak menghadirkan maksud yang bulat, pertanyaan seperti itu sama saja dengan pernyataan “ sibuta huruf itu pandai sekali membaca” . Dari uraian diatas, kiranya kita bisa melihat fakta, betapa pentingnya mengetahui ilmu logika (mengetahui arti BENAR) , supaya kedepan kita tidak mudah untuk mengatakan yang ini ‘benar’ dan yang itu ‘salah’ tanpa ada penjelasan apapun tentangnya. Jadi.. Jika suatu hari nanti ada yang bilang ke Anda ‘Janda itu sedang mencuci baju suaminya’ , tentu anda sudah mengerti maksud kalimat tersebut bukan? Anda sudah bisa melihat “sesuatu” yang salah disitu…? Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Irfan dan Etika
Salam... Sebagaimana pernah kita singgung sebelumnya tentang irfan, dari pengertiannya terlihat irfan sama saja dengan akhlak (etika) dan keduanya memang merupakan ilmu praktik. Namun demikian, walaupun dari sudut pengertian antara irfan dan akhlak lebih kurang sama saja, tapi dalam ‘aturan main’ dan fokusnya terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya. Sekarang kita akan coba bahas tentang fokus dan perbedaa antara irfan dengan akhlak (etika). Kita mulai dulu dari persamaannya, kenapa antara irfan dan akhlak disebutkan sama saja. Dari pengertian masing-masing didapat kesamaan bahwa antara irfan dan etika keduanya bertumpu pada bahasan tentang “ APA YANG HARUS DILAKUKAN”. Sekarang apa perbedaannya yang paling penting diantara keduanya? Mari Kita lihat….. Irfan membahas dan menguraikan hubungan dan tanggung jawab yang diemban manusia terhadap dirinya sendiri, kepada alam semesta dan kepada Allah. Dan sesuai dengan latihan-latihannya dan fahamnya tentang tauhid terlihat jelas bahwa penekanan yang paling utama dalam irfan dari aspek prakteknya adalah kepada hubungan dan tanggung jawab antara manusia dengan Allah. Sedangkan dari sisi Ilmu Etika, tidak semua sistem akhlak memandang perlu membahas dan menguraikan hubungan antara manusia dengan Allah. Hanya sistem akhlak agama saja yang menganggap penting memberikan perhatian dan bahasan khusus tentang masalah ini. Perbedaan selanjutnya adalah bahwa metodelogi gerak maju rohani sayr (perjalanan) dan Suluk ( bepergian) merupakan metodelogi yang dinamis, sementara metodelogi etika adalah statis. Irfan berbicara tentang perjalanan rohani, yaitu bermula dari sebuah titik keberangkatan, stasiun-stasiun, tempat tujuan dan tahapan-tahapan dalam aturan yang benar. Dan dalam pandangan ahli irfan, yang disebut dengan perjalanan dan jalan tersebut adalah betul-betul jalan dalam pengertian harfiah, yakni jalan. Bukan jalan dalam pengertian kiasan atau metapora, dan yang disebutkan sebagai jalan itu harus betul-betul diikuti setahap demi setahap, stasiun demi stasiun. Untuk sampai kepada stasiun mana saja tanpa melewati stasiun sebelumnya, menurut pandangan para ahli irfan adalah sesuatu hal yang tidak mungkin. Para ahli irfan memandang roh manusia persis seperti organisme hidup, seperti benih atau seperti seorang anak, yang mana kesempurnaannya tergantung kepada pertumbuan dan kematangannya sesuai dengan sistem dan aturan tertentu. Sedangkan didalam etika subjek yang ditangani hanya serangkaian kebijakan seperti kewajaran, kejujuran, keikhlasan, kesucian, keadilan dan kemurahan hati serta mementingkan kepentingan umum ketimbang kepentingan pribadi dan seterusnya. Fokusnya lebih kepada menghiasi roh dengan keperibadian yang indah, anggun dan lembut. Dalam pandangan etika, roh itu diibaratkan sebagai sebuah rumah, dimana keindahan dan keserasian rumah tersebut tergantung kepada hiasan apa yang menghiasi rumah tersebut. Bagaiman dekorasinya, bagaimana tata ruangnya, bagaimana infrastrukturnya, bagaimana taman dan halamannya dan seterusnya. Dalam hal penyempurnaan keindahan sebuah rumah, urutan pengerjaannya tidak harus berurutan, bisa dilakukan dan dimulai dari mana saja dan di akhiri dimana saja, boleh menghiasi taman dulu dan bisa juga mempercantik ruang tamu atau kamar tidur, mulai darimana saja dianggap saja saja. Perbedaan ketiga diantara kedua disiplin ilmu ini adalah, bahwa unsur-unsur rohani dari etika terbatas pada konsep dan gagasan yang pada umumnya biasa, sementara unsur rohani dari irfan jauh lebih mendalam dan luas. Didalam metodelogi spiritual irfan, yang banyak disinggung adalah hati serta keadaan dan kejadian yang dialaminya, dan pengalaman pengalaman ini hanya diketahui oleh musafir yang menempuh perjalanan itu. Cabang irfan yang lain berhubungan dengan interprestasi wujud, yakni Tuhan, alam semesta dan manusia. Tentang interprestasi wujud ini, terdapat beberapa kemiripan antara apa yang dipahami oleh irfan dengan apa yang dipahami oleh filsafat, tentang hal ini nanti akan kita bicarakan dalam artikel khusus lainnya Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Filsafat dan tasawuf
tersebut (yang tidak lain dari pada diri kita sendiri) adalah sama dan satu. Di sini kita mengalami bahwa “mengetahui” (to know) adalah sama dengan “ada” itu sendiri (to be). Meskipun tasawuf dikategorikan oleh Ibn Khaldun sebagai ilmu naqliyyah (agama) dan karena itu berdasarkan pada otoritas, namun menurut kesaksian Ibn Khaldun sendiri dalam Al Muqaddimah-nya, Tasawuf, pada perkembangan berikutnya, telah banyak memasuki dunia filsafat , sehingga sulit bagi keduanya untuk dipisahkan. Dalam kasus filsafat suhrawardi, misalnya, kita bisa melihat bahwa tasawuf bahkan telah dijadikan dasar bagi filsafatnya, sehingga orang menyebutnya filosof mistik (muta’allih). Sementara pada diri Ibn “Arabi, kita melihat analisis yang sangat filosofis merasuki hampir setiap lembar karya-karyanya. Sehingga tasawufnya sering disebut tasawuf falsafasi. Pada masa berikutnya, kita tahu bahwa Mulla Shadra, pada akhirnya telah dapat mensintesiskan keduanya, dalam apa yang kita sebut filsafat Hikmah Muta’aliyyah, atau teosofi transenden. Disini, unsur-unsur filosofis dan mistik berpadu erat dan saling melengkapi satu sama lain. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Sebab
urusannya gerak menggerak J , bagi fisikawan yang disebut dengan sebab khusus adalah PENGGERAK dan yang disebut dengan akibat khusus adalah yang BERGERAK. Untuk contoh diatas, Tukang Bangunan bagi fisikawan adalah SEBAB, karena Tukang Bangunanlah yang membongkar dan memasang aneka bahan bangunan di posisi-posisi yang tepat untuk terciptanya sebuah bangunan. Dan jangan kaget kalau nanti diprotes oleh ahli teologi yang mengatakan bahwa Tukang Bangunan tidaklah pantas disebut sebagai SEBAB karena mereka itu tidak lebih hanya menyusun barang-barang material yang sudah ada betebaran dimana-mana. Begitu juga kalau kita ambil contoh yang lain, misalnya hubungan ayah dan ibu yang menghasilkan anak. Bagi fisikawan hal semacam ini adalah hal yang jelas dan terang benderang, bahwa mak dan bapak itu adalah SEBAB khusus akan terciptanya anak. Dan protes yang serupa juga datang dari ahli teologis, bahwa mak dan bapak si anak itu tidaklah pantas dikatakan sebagai SEBAB, karena kapasitas mereka berdua itu tidaklah lebih dari sekedar fasilitator saja J Nah lho, baru sedikit kita melihat kedalam tentang apa yang dibicarakan diseputar sebab akibat ini sudah kita temukan ‘obrolan yang hangat’ antara 2 kubu J , ini yang bicara baru 2 kubu lho, bagaimana kalau 200 kubu? Dan khabar baiknya adalah, walaupun yang bicara 200 kubu atau lebih, satuhal yang sudah disepakati oleh hampir semua kubu adalah bahwa alam semesta ini tidak tersusun secara acak-acakan, tidak tersusun secara kacau balau, melainkan tersusun dan tertata rapi… Salam, Iman K. www.parapemikir.com Yahoo! Toolbar is now powered with Free Anti-Virus and Anti-Adware Software. Download Yahoo! Toolbar now! http://sg.toolbar.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Lama dan Baru
mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(An-Nuur : 35 ) Sekarang kita sudah melihat dua kelompok menterjemahkan isi alam semesta ini, ulama jaman dulu mengatakan semua yang ada dialam semesta ini adalah sesuatu yang baru dan berasal dari ketidak adaan, dan kelompok cerdik pandai mengatakan bukan demikian, semuanya berasal dari sesuatu yang ada. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Alam Materi
itu disebut dengan 'Eksistensi Lukisan 'atau 'Eksistensi Dinding' (karena digantung didinding,red). Tentu saja perkara seperti itu tidak bisa dinamai dengan 'eksistensi lukisan' ataupun 'eksistensi dinding' . Ada substansi yang sangat penting yang ketinggalan disitu, Bagi dinding lukisan gambar yang dilukis atau digantungkan disana tidaklah menjadi bagian dari dinding itu, bagi dinding lukisan itu bukanlah PENGETAHUAN DAN SUMBER PENGETAHUAN dinding tentang eksistensi gambar (keberadaan gambar itu dalam alam nyata). Sedangkan lukisan yang ada dialam mental merupakan pengetahuan dan sumber pengetahuan bagi orang yang membayangkannya. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Eksistensi
Salam... Seperti kita ketahui, eksistensi adalah satu dari 2 pokok bahasan utama ilmu hikmah/filsafat selain esensi. Dan yang menjadi pertanyaannya kita sekarang adalah apa aja sih yang dibicarakan orang di sekitar eksistensi ini? Mari kita teliti…. Pembicaraan eksistensi ini dimulai dari telaahan tentang eksistensi dengan dua lawannya, yaitu tidak eksistensi dan esensi. Apa yang disebut dengan eksist? Apa saja bagian-bagian yang disebut eksist atau keberadaan (eksistensi) itu ? Karena pokok bahasan ini begitu strategisnya, tentu saja kita harus menyiapkan waktu khusus dan tempat yang memadai untuk membahasnya secara mendalam. Dan sebagai permulaan, diruang yang terbatas ini kita akan membicarakan persoalan ini secara bertahap. Sekarang kita mulai dari pengenalan terhadap bagian-bagian keberadaan (eksistensi) itu terlebih dahulu. Orang-orang tua jaman dulu membagi pokok bahasan ini kedalam berbagai kelompok (spesies), seperti realitas objektif vs realitas mental, Realitas keniscayaan vs kemungkinan, realitas baru vs lama, realitas yang tetap vs yang berubah, realitas tunggal vs berbilang, realitas potensial vs aktual, dan realitas substansi vs aksiden. Untuk tahap awal tulisan ini, kita tidak akan membahas semua pembagian realitas ‘ADA’ itu secara terperinci, tapi kita akan mulai dari pengenalan tentang apakah yang disebut dengan aksistensi qua material, Eksistensi qua kuantitas dan eksistensi qua eksistensi? Bagaimana kita mengenal realitas yang ada, ini diperlukan study yang teliti karena masih banyak perbedaan pendapat juga dikalangan filsuf modern. Perbedaan pendapat ini terkadang lunak tetapi sering juga kita menemukan perbedaan mereka sudah sampai kedalam hal-hal yang prinsip. Kita ambil saja contoh seperti pembagian ganjil vs genap, hitam vs putih, kecil vs besar, serupa vs berbeda, tinggi vs rendah…, sekilas pembagian ini sudah sering kita hadapi dan lihat sehari-hari, tapi apakah keberadaan (eksistensi) ‘ADA’ nya realitas itu termasuk ‘ADA’ yang ‘ADA’ (aksistensi qua eksistensi) , atau satu sama lain berbeda keberadaannya (eksistensinya) ? Sebelum kita mengenal adanya realitas ‘ADA’ yang meliputi ‘ADA’ secara niscaya dan mungkin, baru dan lama, tetap dan berubah, tunggal dan berbilang, potensial dan aktual, substansi dan aksiden alam bawah sadar kita sering membimbing kita selalu kepersoalan ‘ADA’ secara YANG OBJEKTIF saja. Dan kalaupun sudah sedikit maju dan banyak baca buku-bukunya Pak Francis Bacon, Rene Descart dan buku-buku filsafat positivisme Auguste Comte, barulah kita terkadang sempat membolak balik kemungkianan ‘ADA’ yang lain , yaitu ada secara mental. Disinilah keterlambat dan sekaligus persoalan kita, sehingga sering timbul pertanyaan, apakah eksistensi ‘ADA’ yang dimaksud itu berubah-ubah tergantung dari sudut pandang sipeneliti? Tentu saja kalau kita sudah memahami realitas dan bagian keberadaan (eksistensi) itu sendiri, pertanyaan seperti itu sudah tidak perlu lagi J karena bisa dengan mudah kita lihat dan masuk ke telaahan realitas eksistensi ‘ADA’ yang TETAP dan ‘ADA’ yang BERUBAH-UBAH. Apanya yang berubah? Objeknya atau subjeknya? Ini akan menjadi pokok bahasan tersendiri dibagian realitas Tetap vs realitas Berubah. Kembali ke contoh diatas, dalam contoh diatas seperti hitam vs putih dan seterusnya itu, tidak ada satupun yang bisa kita sebut sebagai eksistensi qua eksistensi, kecuali contoh tunggal dan berbilang yang agak mirip dengan eksistensi qua eksistensi, namun tetap kita tidak bisa menyebutnya sebagai eksistensi qua eksistensi. Contoh-contoh tersebut diatas adalah tidak lebih dari contoh-contoh eksistensi qua material dan eksistensi qua quantitas. Jadi yang disebut eksistensi qua eksistensi itu seperti apa contohnya? Contohnya adalah seperti realitas Tunggal vs Berbilang dan Niscaya vs Mungkin J Sampai disini saya rasa kita sudah bisa menjadi lebih jelas lagi, bahwa kita akan disodorkan kepersoalan aneka ragam pembagian eksistensi, dengan pengenalan secara umum ini saya rasa sekarang kita bisa menjadi lebih mudah lagi untuk memetakan persoalan filsafat J Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Eksistensi vs Esensi
Salam... Banyak memang orang yang berbicara tentang filsafat tapi lebih banyak lagi orang yang pernah mendengarkannya…, Ada yang sudah pernah mendengar dan cuek, ada yang pernah mendengarkan dan komentar dikit, ah filsafat ? apa itu ? ah ndak ada gunanya filsafat…J, tapi ada juga lho yang pernah mendengarkannya dan kemudian terusik sehingga mencari tahu, ada apa sih dengan filsafat…? Diantara yang bicara filsafat, Ada yang bicara karena memang mak dan bapaknya nyuruh kuliah filsafat, terpaksa dech bicara filsafat supaya lulus kuliah J. Ada juga jenis yang lain, bicara filsafat karena orang disekitarnya bicara filsafat alias ikut mode, dan yang lainnya lagi adalah orang-orang yang bicara filsafat karena memang mencintai filsafat, sehingga memberi tahu , ini lho filsafat bla..bla…bla.. Sekarang dimanakah kita? Kita termasuk orang yang bicara filsafat J , dan untuk mengukur kedekatan kita dengan filsafat, yuk kita cari tahu…ada apa dengan filsafat? Filsafat pada dasarnya hanya membicarakan 2 faktor utama, yaitu eksistensi dan esensi. Bolak balik orang-orang sibuk membicarakannya dari jaman kejaman hingga sekarang ini, yang dibahas ya itu-itu saja, manakah yang lebih penting eksistensi atau esensi. Bicara eksistensi dan esensi adalah seperti halnya orang bicara matematika dengan matematika (aritmetika, geometri dll) . Namu kalau bicara eksistensi maka artinya seperti membicarakan Aritmetika, maka ANGKA-ANGKALAH tentunya yang menjadi eksistensi telaahannya. Bicara Geometri, maka walaupun pembicaraanya dibolak balik dan temanya diutak atik, tapi aksistensi Geometri adalah TETAP membicarakan disekitar GARIS-GARIS JUGA. Semua GARIS! baik garis yang miring, yang tegak dan yang sudah tidak bisa tegak hehehe… Sekarang dengan contoh perumpaman itu kita akan bicara lebih kedalam lagi, kita bicara mulai dari eksistensi dulu… Eksistensi qua eksistensi, begitu kalimat yang sering kita dengar…yang berarti ada didalam ada (wujud qua wujud). Ini kalimat sangat padat, dan membicarakannya juga kita harus satu-satu dulu. Perlu diketahui bahwa kemanapun orang muter-muter bicaranya, tidak peduli apa latar belakangnya, baik yang sudah terbiasa menelaah filsafat, ataupun yang masih baru akan selalu membicarakan tentang masalah eksistensi dengan yang menjadi dua lawannya yaitu esensi dan adam (tidak ada). Contoh untuk permasalahan aksistensi dengan dua lawannya ini bisa kita lihat dari kehidupan kita sehari-hari. Bagi kita yang hidup dialam indrawi, yang kita sebut dengan ada adalah ada yang kelihatan dan terasa oleh pancaindara kita. Misalnya bakwan, mobil, pesawat terbang, kapal laut, pisang goreng , bulan, bintang, kerupuk, peyek dain-lain…, kita bilang ada karena memang kita bisa lihat dan bahkan sebagian bisa kita makan J , Bendanya betul-betul “ada terlihat”. Tapi filsafat tidak berhenti di ada yang terlihat saja, filsafat tidak berhenti sampai dengan peyek tadi tok. Filsafat angkat bicara jauh diatas itu, filsafat bicara tentang hal-hal yang ADA (eksistensi) selain dengan yang ADA ‘terlihat’ dengan pancaindra. Filsafat memberitahukan kita tentang ADA yang lain, misalnya adanya bayangan kota Barcelona, bayangan pacar atau calon pacar dipikiran kita. Sang pacar atau calon pacar ini betul-betul “ADA” dalam pikiran kita, tapi coba dibedah kepala kita cari tahu apakah memang betul-betul ADA TERLIHAT di isi kepala kita ada orang atau kota yang kita bayangkan tadi?. Lho ini maksudnya gimana sih? Maksudnya, bahwa ada susuatu yang betul-betul ADA tapi tidak ADA dalam bentuk nyata. Bukti dia ADA adalah dia bisa bekerja dan bahkan menciptakan bayangan dan rencana-rencana. Bahkan banyak ditemukan sesuatu yang ADA dalam dunia modern ini adalah ADA danTERCIPTA dari ADA-nya bayangan dan rencana-rencana yang ada dialam pikiran. Ini jangan dikira gampang lho, kalau ADA nya bisa digapai dengan panca indra PASTI setelah TIDAK ADA nya pun bisa digapai dengan pancaindra. Misalnya didepan rumah saya ADA pohon durian dan kelihatan ADA dengan pancaindra, tapi kalau pohon itu saya TEBANG dan kemudian saya buang ke laut, sekarang bisa disaksikan dengan jelas bahwa didepan rumah saya sudah TIDAK ADA pohon durian. Tadinya ADA sekarang TIDAK ADA dan bisa dilihat dialam nyata, ini mah gampang J Tapi bagaimana kalau tadinya ADA didalam alam pikiran, apakah bisa menjadi TIDAK ADA? Filsafat mengatakan bahwa ADA bisa menjadi TIDAK ADA hanya berlaku untuk yang ADA secara realita. Tetapi untuk hal-hal yang ADA nya bukan dialam realita, tetapi di ada alam mental (dzhini) maka sesungguhnya dia tidak mengenal istilah TIDAK ADA melainkan istilahnya adalah TIDAK MEMPUNYAI ESENSI. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Metode Filsafat
melibatkan banyak premis-premis yang memerlukan rumusan tersendiri.. Pada metode ini banyak jawab menjawab terjadi antara ahli kalam (tawawuf) dengan filsuf. Disini pembicaraan lebih ramai di sekitar hal-hal yang esktemporal dengan popularitas sebagai tumpuan dalam menghasilkan pengetahuan hikmah dan filsafat. Misalnya kita mengetahui secara umum (sudah populer) bahwa menguap didepan umum atau didepan mertua adalah tidak baik J . Pendapat menguap ‘tidak baik’ ini adalah perkara yang populer, bukan pada hakikat hikmah. Beda dengan hal yang ekstemporal, misalnya kita mengetahui bahwa jika si A dan si B sama dengan si C, maka ketiganya adalah sama. Maksudnya jika ada dua hal sama dengan hal yang ketiga, maka sebenarnya ketiganya adalah sama , atau kalau dalam rumus akan jadi begini : ‘sama dengan sama adalah sama.’ Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mengenal Metode Pemikiran Islam
Salam... Sebelumnya sudah kita bicarakan tentang dua metode filsafat yang paling berpengaruh, yaitu filsafat iluminasi dan peripatetik, yang mana satu sama lain mempunyai ciri khas dan perbedaan tersendiri. Metode Iluminasi sangat bertumpu kepada kemampuan kita untuk menahan hawa nafsu dan pencerahanan batin sebagai upaya untuk mencapai hakikat selain argumen dan penalaran. Sedangkan metode peripatetik sangat mengandalkan argumen sebagai tumpuan utama dalam mencari hakikat. Kedua metode ini pada perkembangan berikutnya diakui sangat mempengaruhi kebudayaan Islam. Pendukung dari kedua paham ini diantaranya adalah tokoh-tokoh besar didalam dunia Islam. Namun terlepas dari itu semua, didunia Islam sendiri dikenal juga beberapa metode lainnya yang juga sangat berpengaruh seperti metode tasawuf (irfan) dan metode kalam (teologi) . Sekarang mari kita lihat lebih kedalam lagi, mari kita perhatikan beberapa metode penting lainnya yang juga mempengaruhi corak filsafat dan yang berada langsung dibawah PENGARUH AJARAN ISLAM. Setidaknya sekarang kita bisa melihat ada 4 metode penting yang digunakan dalam pemikiran filsafat Islam, yaitu : 1. Metode Filsafat Argumentatif Peripatetik. Metode ini sangat mengutamakan silogisme (qiyas) , argumentasi rasional (istidlal aqli) dan demonstrasi rasional (burhan aqli) . Metode argumentatif peripatetik ini dikenal memiliki banyak pengikut seperti Ibnu Rusyd, Ibnu Bajah, Mir Damad, Al Kindi , Ibnu Sina dan lain-lainnya. Tokoh paham ini yang paling menonjol adalah Ibnu Sina. 2. Metode Filsafat Iluminatif Metode ini seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bertumpu kepada argumentasi rasional, demonstrasi rasional dan serta berjuang melawan hawa nafsu dan menyucikan jiwa. 3. Metode Pengembaran Rohani (tasawuf) Metode tasawuf (irfan) semata-mata hanya bertumpu kepada penyucian jiwa dan mengadakan perjalanan guna mendekatkan diri kepada Allah sehingga mampu mengetahui dan sampai kepada berbagai hakikat. Beda dengan filsafat Iluminatif, metode irfan ini sama sekali tidak bertumpu kepada argumentasi rasional ataupun demonstarsi rasional. Berdasarkan metode ini tujuan bukan hanya untuk menyingkap hakikat TETAPI sampai kepada hakikat itu sendiri. Metode irfan memilik satu persamaan dan dua sisi perbedaan dengan metode iluminasi. Sisi persamaannya adalah bertumpu kepada penyucian jiwa. Sedangkan perbedaannya adalah tentang penggunaan argumentasi dan demonstrasi rasional. 4. Metode Teologi Argumentatif (kalam) Para teolog Islam (Mutakallimin) , seperti halnya para filsuf peripatetik bertumpu pada argumentasi penalaran dan demonstrasi rasional, namun demikian terdapat dua perbedaan yang mendasar didalam pengunaannya. Yang pertama, para teolog muslim khususnya kaum mu`tazilah menggunakan penalaran rasional ‘baik dan buruk’ berdasarkan kemampuan akal. Dan berdasarkan dengan prinsip ini maka kaum mu`tazilah mewujudkan berbagai prinsip yang lain seperti prinsip kelembutan, kewajiban atas Allah untuk mendahulukan yang baik dan sebagainya. Sedangkan para filsuf berkeyakinan bahwa prinsip ‘baik dan buruk’ merupakan prinsip yang relatif dan klaim manusia. Yang kedua, para teolog muslim mengklaim bahwa mereka lebih konsisten dalam membela Islam daripada filsuf, mereka berpendapat bahwa pembahasan filsafat adalah pembahasan yang bebas, mereka tidak menentukan tujuan ideologinya. Sementara teolog muslim jelas telah menentukan tujuan ideologinya. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Filsafat dan Sains
terjadi hujatan dan penentangan yang begitu keras dan sekaligus membabi buta dari beberapa kalangan mengenai kehadiran filsafat ke dalam kajian/wilayah agama. Mereka mengatakan filsafat sangat bertentangan dengan ajaran agama, khususnya agama Islam. Apakah betul bahwa filsafat sangat bertentangan dengan agama? Mengutip apa yang dikatakan oleh Al-Kindi, bahwa filsafat dan agama sesungguhnya adalah sama-sama berbicara dan mencari kebenaran, dan karena pengetahuan tentang kebenaran itu meliputi juga pengetahuan tentang Tuhan, tentang keesaan-Nya, tentang apa yang baik dan berguna, maka barang siapa saja yang menolak untuk mencari kebenaran dengan alasan bahwa pencarian seperti itu adalah kafir, maka sesungguhnya yang mengatakan kafir tersebutlah yang sebenarnya kafir. Diantara filsuf muslim yang paling peduli untuk menjawab perihal hubungan filsafat dengan agama ini adalah Ibn Rusyd. Ibn Rusyd bahkan menulis sebuah karya khusus untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya dan seharusnya hubungan antara filsafat dan agama. Menurut Ibn Rusyd, antara filsafat dan agama sesungguhnya tidak ada pertentangan. Agama alih-alih melarang, bahkan justru mewajibkan pemeluknya untuk belajar filsafat. Jika filsafat mempelajari secara kritis tentang segala wujud yang ada dan merenungkannya sebagai petunjuk ‘dalil’ adanya sang pencipta dari satu sisi dan syari’ah pada sisi yang lain telah memerintahkan untuk merenungkan segala wujud yang ada, maka sesungguhnya antara apa yang dikaji oleh filsafat dan apa yang dianjurkan oleh syari’ah telah saling bertemu. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa mempelajari filsafat sesungguhnya telah diwajibkan oleh syari`ah. Penekanan al’quran didalam surat 59 ayat 2 yang berbunyi : “Fa`tabiru ya uli al abshar” (Renungkanlah olehmu, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan (visi)) sesungguhya lebih kepada penekanan pentingnya untuk menggunakan akal, atau gabungan antara penalaran intelektual (filsafat) dan penalaran hukum (syari’at). Demikian juga surat 185 ayat 7 yang mengatakan : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah” Juga adalah ayat yang menganjurkan supaya manusia menggunakan akal dan penalarannya untuk mempelajari totalitas wujud. Dengan demikian maka sesungguhnya syari`at telah mewajibkan kepada kita untuk menggali pengetahuan tentang alam semesta ini dengan penalaran. Namun demikian, untuk bisa melakukan penalaran yang benar maka disyaratkan seseorang itu harus mengetahui terlebih dahulu beberapa metode atau cara berpikiran yang logis dengan mempelajari ilmu logika supaya bisa melakukan pembuktian yang demonstratif. Ibn Rusyd kemudian membandingkan kewajiban mempelajari ilmu logika sebagai alat untuk berfilsafat dengan kewajiban yang ditetapkan oleh para fuqaha untuk mempelajari katagori-kategori hukum yang termuat dalam ushul al-fiqh. Ibn Rusyd menyatakan jika para fuqaha menyimpulkan kewajiban untuk memperoleh pengetahuan tentang penalaran hukum dari ayat “fa`tabiru ya uli al abshar”, maka alangkah lebih pantas jika ayat tersebut dijadikan sebagai dalil wajibnya untuk mempelajari pengetahuan rasional (rasional reasoning) bagi mereka yang ingin mengetahui Tuhan dan ciptaan-Nya. Bagi mereka yang tetap ngotot mengatakan bahwa belajar filsafat tersebut adalah bid`ah, Ibn Rusyd mengatakan, “anggaplah filsafat itu bid`ah karena tidak terdapat dikalangan orang-orang Islam pertama (salaf). Tetapi apakah hal serupa tidak berlaku juga bagi studi penalaran hukum (ushul al-fiqh) yang tercipta juga setelah periode salaf. Bagaimana mungkin jika yang satu dikatakan tidak bid`ah tetapi yang lainnya dikatakan bid`ah padahal keduanya membicarakan penalaran hukum dan penalaran rasional yang sama-sama diciptakan setelah periode salaf. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Filsafat Iluminasi dan Peripatetik
Salam... Kajian tentang filsafat pada dasarnya selalu ‘berputar’ disekitar kesejatian eksistensi (keberadaan) dan atau kesejatian esensi (keapaan) . Dari kedua ‘kesejatian’ ini yang manakah yang lebih utama? Didalam literatur kuno, kita bisa menemui setidaknya ada dua kelompok besar sebagai peletak dasar kajian-kajian filafat tinggi, dan masing-masing kelompok dikenal dengan kelompok metode iluminasi dan peripatetik. Metode iluminasi mempercayai bahwa dalam mengkaji filsafat tinggi (Ilahiah) atau ketuhanan, tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan argumentasi (istidlal) dan penalaran (ta’aqqul) saja, tetapi lebih dari itu yaitu diperlukannya penyucian jiwa serta perjuangan melawan hawa nafsu untuk menyingkap berbagai hakikat. Metode Iluminasi ini mendapat dukungan dari banyak pihak terutama kalangan filsuf Islam, penganut paham ini dinamakan dengan kelompok paham iluminasionis dengan tokoh-tokohnya yang terkenal seperti Syekh Syihabuddin Syuhrawardi. Berbeda dengan kelompok iluminasionis, kelompok metode peripatetik yang diilhami oleh Aristoteles mempercayai bahwa argumentasi adalah tempat bertumpunya segala persoalan. Kelompok ini terkenal dengan tokohnya yang bernama Syekh Ar Ra’is Ibnu Sina. Plato terkadang juga dikaitkan dengan kelompok iluminasionis, namun demikian bagaimana kebenarannya masih perlu dikaji lebih dalam lagi berhubung penulis sejarah filsafat yang terkenal seperti Syahristani sekalipun tidak pernah menyebut Plato sebagai penganut paham ini. Kecuali dengan apa yang dikatakan oleh Syekh Syuhrawardi dalam bukunya ‘Hikmah al Isyraq’ bahwa Phytagoras dan Plato adalah termasuk dari beberapa cendikiawan kuno yang menganut aliran iluminatif. Terlepas dari apakah Plato termasuk orang yang menganut paham iluminasionis ataupun bukan, namun kita perlu mengingat kembali landasan filsafat plato yang terkenal tentang hakikat (filsafat tinggi). Plato meletakkan pandangannya kepada tiga pilar utama yaitu : 1. Teori Ide. Menurut teori ini apa-apa yang disaksikan manusia didunia ini, baik substansi ataupun aksiden, pada hakikatnya semua itu sudah ada didunia lain. Yang kita saksikan didunia ini semunya hanya semacam cermin atau bayangan dari dunia lain. 2. Teori tentang roh manusia. Plato meyakini bahwa sebelum jasad manusia tercipta (manusia terlahir) , maka rohnya telah berada didunia lain yang lebih tinggi dan sempurna, yaitu dunia ide. Setelah jasad tercipta maka roh menempatinya dan sekaligus terikat dengannya. 3. Plato menyimpulkan bahwa ilmu itu adalah mengingat kembali (remind) dan BUKAN mempelajari, yakni apa saja yang kita pelajari didunia ini pada hakikatnya adalah pengingatan kembali terhadap apa-apa yang sudah pernah kita ketahui sebelumnya. Logikanya adalah karena sebelum roh bergabung dengan jasad, roh tersebut SUDAH ADA didunia lain yang lebih tinggi dan sempurna dan telah menyaksikan dunia tersebut, dan dikarenakan hakikat dari segala sesuatu itu adalah di ‘ide’ nya maka seyogyanya ide ini telah mengetahui berbagai hakikat. Dengan demikian, maka segala sesuatu yang ada setelah roh terikat dengan jasad tidak lain adalah sesuatu yang tadinya kita sudah tahu dan sekarang sudah terlupakan.. Plato menjelaskan kemudian bahwa karena roh sudah terikat didalam jasad, maka roh tidak bisa lagi mendapatkan cahaya sebagaimana yang tadinya dia dapatkan. Hal ini persis seperti tirai yang menghalangi cermin sehingga cermin tidak bisa menerima pancaran cahaya karena terhalang oleh tirai tersebut. Dan ini hanya bisa disingkap dengan proses dialektika, atau metode iluminasi (penyucian jiwa , penahanan hawa nafsu dll) sehingga pancaran cahaya dapat masuk lagi kedalam cermin dan dan sekaligus bisa lagi merefleksikan gambaran dari dunia lain tadi. Pandangan ini di tolak keras oleh Aristoteles, menurut Aristoteles perkara ‘ide’ itu adalah urusan mental (zhihn) , jadi tidak ada itu yang namanya universalia ‘ide’ . Kedua, masalah roh…, Aristoteles percaya bahwa roh itu diciptakan seiring atau hampir bersamaan dengan penciptaan jasad. Dan jasad bukan merupakan tirai penghalang sama sekali bagi roh, bahkan dengan ‘bantuan’ jasadlah roh baru bisa mendapatkan semua informasi dan ilmu baru. Pengetahuan dan informasi yang didapatkan roh adalah melalui perantara jasad berupa panca indra dan instrumen jasad lainnya. Dan lanjut Aristoteles lagi, bahwa roh itu tidak pernah berada didunia lain sehingga roh itu sudah built up dengan berbagai ilmu pengetahuan. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Metafisika dan filsafat
, ilmu kedokteran kuno demikian dan ilmu kedokteran modern begini, ilmu botani kuno begini dan modern begitu. perbedaannya hanya kepada jenis alat yang dipakai dan metode aplikasinya. Tetapi tetap sama-sama ilmu kedokteran dan ilmu botani. Sedangkan filsafat BEDA JAUH, terjadi perbedaan antara filsafat kuno dan filsafat modern dalam arti yang terpisah, filsafat kuno membahas semua hal dan filsafat modern membahas hal khusus. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Allah memberikan balasan
Salam... Setelah sebelumnya kita lihat kaidah pokok ajaran mutazilah mengenai keadilan Illahi, sekarang kita lihat apa yang diajarkan dalam kaidah ketiganya, yaitu tentang Allah memberikan balasan. Semua orang sepakat tentang ini, tapi kenapa ketika kaum Mu`tazilah menetapkan ini sebagai akidah pokoknya kemudian lantas memancing persoalan baru bagi sebagian ulama lainnya? Mari kita lihat… Menurut kaum Mu`tazilah, Allah itu tidak mungkin untuk ingkar janji, dan janji Allah menurut tafsir Mu`tazilah adalah pasti dan tidak bisa di utak atik lagi dengan apapun. Begitu juga dengan ancama-Nya, Allah tidak mungkin menarik ancaman-Nya atau Allah tidak mungkin gagal atau tidak jadi untuk melakukan eksekusi atas ancaman-Nya terhadap si pendosa. Karena itu, semua ancaman yang ditujukan kepada pendosa seperti : pencuri, pendusta, mesum, membunuh, penipu, penindas dan lain-lain pasti akan dieksekusi tanpa pandang bulu dan tidak mungkin batal dan gagal. Satu-satunya yang mampu membatalkan eksekusi adalah permohonan tobat dari sipelaku dosa. Dan permohonan itupun harus dilakukan sebelum sipelaku itu mati. Kalau tidak, maka tidak mungkin terjadi pengampuan dari Allah dan eksekusi pasti dilakukan. Bagi Mu`tazilah melakukan pengampunan sebelum permohonan tobat itu berarti pertanda kegagalan dalam melakukan ancaman (wa`id), dan jika itu terjadi maka sama halnya Allah tidak menepati janji (khulf al wa`id) , dan itu adalah mustahil bagi Allah. Yang ke empat, Sebuah posisi diantara dua posisi Ini adalah satu istilah khusus yang digunakan oleh kaum Mu`tazilah untuk merespon fenomena yang terjadi ditengah-tengah masyarakat pada masa pemerintahan Amirul Mukmini Ali bin Abi Thalib. Yakni ketika terjadi selisih paham antara kaum khawarij dan Murjiah menyangkut perkara kafir dan mengkafirkan orang muslim yang kedapatan telah melakukan dosa besar (fasik). Bagi kaum khawarij, mereka yang fasik itu (para pendosa) bisa digolongkan kedalam orang-orang yang kufur, oleh karena itu mereka sama saja dengan orang kafir. Atau tegasnya, menurut kaum khawarij mereka itu adalah kafir. Sebaliknya, menurut kelompok murjiah, sepanjang imannya masih utuh walaupun seseorang telah melakukan kejahatan dan berdosa besar maka dia masih tetap dianggap orang muslim. Alasan kelompok ini sederhana saja, bahwa urusan hati siapa pula yang tahu? Dan iman adalah urusan hati. Jadi sepanjang hatinya masih beriman maka dia adalah tetap orang muslim. Kaum Mu`tazilah tampil ditengah-tengah mereka dengan mengatakan bahwa untuk perkara seperti itu maka manzilah wal manziltain- lah dia. Orang yang melakukan perbuatan dosa besar itu adalah ada diantara dua posisi, yakni antara kafir dan muslim. Orang yang melakukan perbuatan fasik itu bukanlah termasuk kedalam golongan kaum muslimin dan bukan pula termasuk kedalam golongan kafir, mereka ada diantara dua posisi itu. Kelima, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran Sebagaimana empat akidah sebelumnya, maka akidah Menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran ( Amar ma`ruf nahi munkar) ini juga sebenarnya secara umum tidak ada masalah dengan akidah islam lainnya. Cuma menjadi menarik karena Mu`tazilah memahaminya dengan cara yang sedemikian rupa yang kemudian menjadi ciri khas dari kaum mu`tazilah itu sendiri. Bagi kaum Mu`tazilah, bahwa yang namanya Amar ma`ruf nahi munkar adalah suatu semangat yang harus disikapi dengan cara situasional. Tidak bisa kita melakukan Amar ma`ruf nahi munkar tanpa melihat persyaratannya terlebih dahulu. Harus jelas persoalannya. Misalnya, kalau sebuah negara melakukan penganiayaan, memprakarsai perbuatan-perbuatan haram, semena-mena dan menindas masyarakat maka yang namanya Amar ma`ruf nahi munkar hukumnya wajib dan umat harus tampil untuk melakukan perlawanan bersenjata. Dalam hal konsep angkat senjata ini, nampaknya kaum Mu`tazilah mempunyai kemiripan dengan kaum khawarij. Bedanya adalah jika kaum khawarij mengangkat senjata tanpa peduli situasi dan persyaratan (main pukul rata) , maka kaum Mu`tazilah agaknya sedikit lebih menggunakan saringan dan persyarataan J. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kaidah Mutazilah-Keadilan Illahi
atas perbuatan jahatnya sementara orang itu sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk merubah situasinya. Salam, Iman K. www.parapemikir.com __ Search, browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel. http://sg.travel.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Logika
Salam... Sekarang kita me-refresh kembali ingatan kita tentang logika. Kita mulai dengan ulasan singkat sejarah logika yang diurutkan berdasarkan perkembangan serta tokoh-tokoh pelakunya pada setiap masanya, artikel ini ditujukan khusus kepada penguasaan sejarahnya saja. Ada tiga tahapan yang dilalui oleh kata ‘logika’ sampai kemudian dikemas menjadi ilmu. Tahap pertama adalah tentang ‘kata’ logika itu sendiri, kapankah kata itu pertama sekali di pakai sebagai istilah? Dari bukunya Bertrand Russell “History of Western Philosophy” diceritakan bahwa kata ‘logika’ itu pertama sekali digunakan oleh Zeno dari Citium. Setelah itu kemudian diketahui juga bahwa ternyata Plato dan Socrates juga sudah banyak melibatkan logika dalam banyak pembahasannya, tapi mereka (Plato dan Socrates,red) belum atau tidak sampai kepada tahap memformalkan logika sebagai ilmu. Logika pertama sekali diperkenalkan sebagai ilmu oleh Aristoteles dan kemudian di sebarkan kepada pengikutnya sampai kemudian masuk ke dunia islam. Menurut bukunya Richard B.Angel “Reasoning and Logic” , Aristoteles sendiri meninggalkan enam buah buku khusus yang membicarakan ilmu logika ini yang oleh murid-muridnya diberi nama “Organon”. Keenam buku tersebut adalah Categoriae (mengenai pengertian-pengertian), De Interpretatiae (Mengenai keputusan-keputusan) Analitica Priora (mengenai silogisme) Analitica Posteriora ( Mengenai pembuktian) Topika (mengenai berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mengenai kesalahan-kesalahan berpikir). Adalah Theoprostus yang kemudian mengembangkan ilmu logika Aristoteles itu dan sekaligus menyebarkannya sampai dikemudian hari masuk kedalam dunia islam. Didunia islam, ilmu logika ini tidak diterima begitu saja dengan mulus, tapi direspon dengan berbagai macam pendapat oleh tokoh-tokoh islam terkemuka. Ibnu Salih dan Imam Nawawi misalnya, mereka sangat menentang penggunaan ilmu logika. Penentangan mereka itu bukan hanya sebatas menentang tidak setuju atau tidak sepakat tapi jauh lebih keras dari itu. Penentangan mereka sampai kepada mengharamkan ilmu logika untuk digunakan didalam dunia islam. Namu demikian, sebagian besar dari mereka (Jumhur Ulama) membolehkan mempelajari ilmu logika dengan syarat orang-orang yang akan mempelajarinya sudah kokoh iman dan cukup akalnya. Selain penolakan yang tegas serupa diatas, diantara mereka ada juga yang malah menganjurkannya, seperti Al-Gazali, Al-Farabi , Al-Kindi dan lain-lain. Al-Kindi bukan hanya menganjurkan tapi malah mempelajari dan sekaligus menyelidiki logika yunani secara khusus, bahkan Al-Farabi melakukannya lebih mendalam lagi dari apa yang sudah dilakukan oleh Al-Kindi. Logika pada perkembanganya kemudian sempat mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika bahkan dianggap sudah tidak bernilai dan dangkal sekali, barulah pada abad ke XIII sampai dengan Abad XV tampil beberapa tokoh lain seperti Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus dan Wilhelm Ocham yang coba mengangkat kembali ilmu logika sebagai salah satu ilmu yang penting untuk disejajarkan dengan ilmu-ilmu penting lainnya. Pada abad ke XVII dan XVIII muncul lagi tokoh-tokoh berikutnya seperti Francis Bacon membuat buku “Novum Organum Scientiarum” yang bahas-annya antara lain tentang metode induksi yang terkenal itu. Imanuel Kant dengan Logika Transendental- nya dan W. Leibnitz dengan Logika Aljabar. Kemudian berikutnya muncullah tokoh-tokoh pencetus dan sekaligus orang yang paling dianggap berjasa dalam pengembangan ilmu logika modern, seperti Bertrand Russell, George Boole dan G.Frege. Dari tangan-tangan mereka inilah kemudian ilmu logika sampai kepada kita. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kaidah Pokok Mutazilah
Salam... Kalau kita perhatikan sekilas tentang apa saja yang dijadikan kaum Mu`tazilah sebagai akidah pokoknya, nampaknya tidak ada yang aneh dan istimewa disana, bahkan poin nomor satu dan dua disepakati secara umum oleh banyak ulama sebagai dasar akidah islam itu sendiri. Tetapi kenapa pemikiran mereka ini bagi sebagian tokoh islam lainnya malahan dianggap sebagai sebuah pemikiran yang ‘berbahaya’ ? Mari kita lihat 5 kaidah pokok yang dijadikan pedoman oleh kaum mutazilah 1. Akidah Tauhid Sebelum ke pokok persoalan, kita tidak boleh lupa bahwa yang namanya tauhid itu memiliki beberapa jenis dan tingkatan, yaitu : tauhid zati (keesaan zat), tauhid sifati (keesaan sifat), tauhid af`ali (keesaan perbuatan) dan tauhid ibadi (keesaan ibadah). Tauhid zati : Artinya adalah bahwa zat Allah adalah satu dan tidak terpisah.. Tak ada tandingannya. Semua eksistensi yang lainnya adalah merupakan ciptaan-Nya dan eksistensinya jauh dibawah-Nya. Tidak ada satu eksistensipun yang pantas untuk diperbandingkan dengan-Nya. Tauhid Sifati : Artinya adalah bahwa sifat-sifat Allah seperti Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil dan seterusnya itu bukanlah merupakan eksistensi-eksistensi yang terpisah dari zat Allah. Sifat-sifat tersebut identik dengan-Nya, dalam pengertian yang lain bahwa sifat-sifat Tuhan itu adalah sedemikian rupa sehingga sifat-sifat-Nya merupakan realitas zat Allah sendiri, atau dengan kata lain bahwa manifestasi Tuhan itu adalah sifat-sifat ini. Tauhid af`ali : Artinya bahwa semua perbuatan-perbuatan (termasuk perbuatan mansusia,red) ada karena kehendak Alllah, dan sedikit banyak dikehendaki oleh zat suci-Nya. Tauhid ibadi : Artinya adalah bahwa selain Allah tak ada yang patut untuk disembah dan tak ada yang patut untuk diberi dedikasi. Menyembah atau beribadah kepada siapa atau kepada apa saja selain kepada Allah adalah syirik , dan orang yang melakukan hal seperti itu dianggap telah keluar dari tauhid islam. Kalau kita perhatikan sekilas, dari ke empat jenis tauhid tersebut, tiga yang pertama adalah berhubungan dengan Allah sedangkan yang terakhir (tauhid ibadi) adalah berhubungan dengan makhluk. Tapi secara prinsip tidaklah demikian adanya, pernyataan ‘La ilaaha ilallah’ adalah sebuah pernyataan yang meliputi semua aspek tauhid, termasuk didalamnya adalah aspek tauhid ibadi. Kemudian, dari keempat tauhid tersebut, tauhid zati dan tauhid ibadi merupakan bagian utama dari akidah-akidah utama Islam. Siapapun yang mempersoalkan dan menentang kedua tauhid tersebut maka dia dianggap sudah keluar dari area Islam. Sekarang kembali ke Mu`tazilah, bagi Mu`tazilah, yang disebut tauhid itu adalah tauhid sifati, bukan tauhid zati dan tauhid ibadi seperti yang sudah disepakati kebanyakan orang. Bahkan juga bukan tauhid af`ali sebagaimana tauhid yang dipahami oleh kaum asy`ariah. Bersambung ke kaidah ke 2, keadilan Ilahi Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Irfan
Salam... Irfan atau tasawuf adalah sebuah fenomena tersendiri didalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Tidak seperti disiplin ilmu lainnya seperti ilmu fiqih, ilmu hadist, ilmu tafsir alquran, ilmu teologi, ilmu filsafat dan lainnya, ilmu irfan dianggap unik karena bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang akademis dan sudut pandang sosial. Para ahli irfan, jika dilihat dari sudut pandang akademis, mereka disebut urafa, dan jika dilihat dari sudut pandang sosial, mereka disebut sufi (mutasawwifah). Urafa dan sufi tidak dipandang sebagai sekte yang terpisah didalam islam dan mereka sendiri mengakui perihal itu. Mereka bisa ditemui hampir disetiap sekte dan mazhab islam, tetapi pada saat tertentu mereka juga bisa bersatu membentuk kelompok sosial yang berbeda satu sama lain. Kelompok-kelompok sosial yang mereka bentuk sering menyita perhatian banyak orang-orang disekitarnya. Mereka sering mengasingkan diri dan atau diasingkan dari kelompok masyarakat islam lainnya. Faktor-faktor yang mengasingkan mereka dari kelompok masyarakat islam lainnya diantaranya karena serangkaian gagasan dan pendapat mereka yang sering dianggap aneh dan berbeda, seperti aturan khusus yang menentukan pergaulan sosial mereka, pakaian dan kadang-kadang cara mereka menata rambut dan jenggotnya serta tempat tinggal bersama mereka seperti pasantren-pasantren khusus dan lain sebagainya. Saya sebutkan demikian, bukan berarti secara serta merta semua penganut faham atau aliran irfan menunjukkan tanda-tanda lahiriah seperti itu untuk membedakan mereka dengan masyarakat umum lainnya, banyak juga diantara mereka yang tidak ikut-ikutan mengikuti pola berpakaian dan tampilan lahiriah dengan aturan-aturan khusus yang sedemikian itu. Namun demikian, walaupun diantara mereka ada yang berpakaian dan berpenampilan sebagaimana layaknya masyarakat umum lainnya, tapi pada saat-saat tertentu mereka semua bisa saja secara bersama-sama dalam metodelogi irfan/tasawuf (sayr wa suluk). Saya lebih condong untuk mengatakan bahwa golongan yang terakhir inilah yang disebut dengan sufi, bukan kelompok yang mengada-ada dengan pakaian dan jenggotnya supaya kelihatan sufi J Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, bahwa irfan/tasawuf bisa dilihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang sosial dan sudut pandang akademis. Kita akan kesulitan membicarakan irfan dari sudut sosial karena kita harus meneliti terlalu banyak mazhab/sekte-sekte dengan corak dan kebiasaan mereka yang satu sama lain sering sangat berbeda. Saat ini yang mungkin dan yang mudah untuk kita telaah adalah melihat irfan sebagai disiplin ilmu secara akademis. Dilihat dari sudut pandang akademis, sebagai mana ilmu pengetahuan dan ilmu akademis lainnya, maka ilmu irfan-pun bisa dibagi menjadi dua cabang/aspek, yaitu aspek teori dan aspek praktik. Dari aspek praktik irfan menjelaskan dan menguraikan hubungan dan tanggung jawab yang diemban manusia kepada dirinya sendiri, kepada alam semesta dan kepada Allah. Kalau seperti itu terlihat pengertian irfan sama saja dengan pengertian akhlak (etika) , dan keduanya memang merupakan ilmu praktik. Namun demikian, walaupun dari sudut pengertian antara irfan dan akhlak lebih kurang sama saja, tapi dalam ‘aturan main’ dan fokusnya terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya. Bagaimana aturan main dan apa saja yang khas dari irfan ini nanti akan kita bahas pada artikel berikutnya yang kita beri judul ‘Mengenal Irfan”. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mutazilah
Salam... Persoalan dokrin atau akidah (tentang keyakinan hati) menjadi bahasan penting ketika ada diantara sekelompok orang yang mempersoalkan, apakah orang-orang fasik itu masih dianggap muslim (beriman) atau sudah jadi kafir karena kekufurannya? Dan mengenai manusia, apakah manusia sesungguhnya mempunyai kehendak bebas atau apakah semua perbuatan manusia itu sudah “disetir” oleh Tuhan. Manusia itu bisa memilih nasibnya sendiri atau semuanya sudah ‘diatur’ oleh Tuhan? Kenapa di al-quran ada ayat yang bilang bahwa manusia itu bebas untuk memilih dan berkehendak dan diayat lain-nya lagi mengatakan tidak bebas? Apakah isi al-quran itu memang bertentangan satu sama lain? Aneka pendapat dan persoalan mulai muncul kepermukaan untuk menjawab pertanyaan dan persolan tersebut. Berbagai pendapat dan perselisihan-pun mulai terjadi sejak jaman pemerintahan Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib. Mu`tazilah Salah satu kelompok yang paling menonjol dalam jawab-menjawab persoalan kehendak bebas tersebut adalah kelompok Mu`tazilah. Kelompok ini pernah sangat disegani pendapat-pendapatnya, terutama ketika masa pemerintahan ada ditangan Al-Ma`mun (813-833M), Al-Mu`tasim (833-842) dan Al-Watsiq (842-847M). Dokrin Mu`tazilah Sebenarnya banyak sekali pendapat dan pandangan Mu`tazilah yang berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan yang pernah diajukan dimasa itu, mereka bahkan mulai merambah ke banyak persoalan penting lainnya seperti : persoalan sosial, antropologi, fisika dan bahkan filsafat. Menurut mereka, semua persoalan ajaran agama yang diajukan tersebut tidak akan mudah bisa dipahami jika tidak meneliti atau mengkaji persoalan-persoalan lainnya yang masih terkait satu sama lain. Dan dari sekian banyak persoalan yang menjadi perhatian mereka itu, nampaknya ada lima dokrin utama ( sebagaimana yang mereka akui sendiri ) yang menjadi ajaran atau prinsip utama mereka, yaitu : Tauhid Tidak adanya pluralitas dan sifat. Keadilan Ilahi Allah itu maha adil, maka dia tidak akan menindas makhluk-makhluknya. Allah memberi balasan (Al wa`d wal wa`id) Allah memberikan pahala bagi yang taat dan memberikan hukuman bagi yang durhaka, dan tak ada yang samar dalam persoalan ini. Karena itu Allah akan memberikan ampunan-Nya jika sipendosa bertobat, tak mungkin ada ampunan tanpa bertobat. Sebuah posisi diantara dua posisi (Manzilah wal manzilatain). Orang fasik itu bukanlah orang beriman (mukmin), juga bukan orang kafir. Fasik merukan posisi antara orang beriman dan kafir. Menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran ( Amar ma`ruf nahi munkar) Pandangan Mu`tazilah mengenai kewajiban islam ini, pertama adalah bahwa syariat bukanlah satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi apakah sesuatu itu baik atau buruk, yang mana yang amar dan yang mana yang munkar. Akal manusia, setidak-tidaknya sebagian dapat mengidentifikasi sendiri yang manakah yang baik dan mana yang buruk, serta yang sebelah mana yang ma`ruf dan sebelah mananya yang munkar. Kedua kewajiban ini dapat dikerjakan atau ditunaikan oleh siapa saja tanpa memerlukan imam. Tugas imam, atau imam hanya diperlukan dalam mengelola persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kenegaraan dan pemerintahan, seperti mengimplementasikan hukum yang sudah ditentukan, mengatur batas-batasan suatu negara dan lain-lain yang terkait dengan pemerintahan islam. Bersambung... Salam, Iman K. www.parapemikir.com Start chatting with friends on the all-new Yahoo! Pingbox today! It's easy to create your personal chat space on your blogs. http://sg.messenger.yahoo.com/pingbox [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ilmu dan Pengetahuan
Salam... Apakah yang dimaksud dengan kata ‘ilmu?’ Kita sering mendengar disekitar kita kalimat-kalimat seperti ini : “ ILMU gue ga nyampe” , “ Gue TAHU dong “ , “ Gue ga PAHAM” dan lain-lain… Sekilas… Ya.. sekilas kita jarang memperhatikan apa perbedaan dari kalimat-kalimat tersebut, karena bagi kebanyakan kita, Mengabaikan kalimat “sepele” seperti itu tidak akan pernah merubah gaji yang kita terima dari kantor ? Jadi tidak ada urgensinya bagi kebanyakan orang untuk meneliti isi kalimat yang sering berseliweran di sekitar kita. Tapi sekarang, mungkin iseng-iseng untuk melepas “boring” dikantor atau dirumah, yuk kita teliti, apakah yang dimaksud dengan kata “ilmu” ? Mari kita lihat… Sebelum meneliti kata “ilmu” perlu kita bicarakan dulu teman dekatnya yang sering menjadi “pemicu kesalah pahaman” tentang satu perkara per perdefinisi, yaitu “Tahu” atau Pengetahuan. ‘Ilmu’ dan ‘Pengetahuan’ adalah 2 hal yang mempunyai arti dan maksud yang berbeda. Ilmu dalam bahasa inggrisnya adalah “science” dan Pengetahuan adalah “knowledge” Sehingga JELASLAH bagi kita sekarang untuk membedakannya J , Pengetahuan adalah hasil kerja fikir (penalaran) yang merubah tidak tahu menjadi tahu dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara. Lha? Maksudnya apa niy? Maksudnya, mari kita lihat contoh J Misalnya, Ahong pergi memancing…. Disitu Ahong TAHU persis pelampung kailnya selalu terapung. Ahong akan membantah kalau ada yang mengatakan pelampung kailnya tenggelam. Yang demikian namanya ‘pengetahuan’ bagi Ahong. Bagi Ahong sudah tidak ada keraguan lagi tentang mengapungnya palampung kail, walaupun dia dipengaruhi oleh gurunya yang mengatakan pelampung kail tenggelam, Ahong tetap akan bersikukuh untuk mengatakan terapung. Jika setelah mendengar perkataan gurunya, Ahong kemudian terpengaruh atau ragu tentang pelampung kailnya, maka sesungguhnya Ahong tidak lah tahu sama sekali tentang pelampung, Ahong tidak memeiliki ‘Pengetahuan’ tentang pelampung. Apakah yang dimaksud dengan ilmu? Kalau kita ambil contoh diatas, misalnya sekarang Ahong mengetahui pelampungnya bisa mengapung karena berat jenis (BJ) pelampung lebih kecil dari berat jenis (BJ) air, sehingga menyebabkan pelampung menjadi mengapung, maka ini lah yang disebut ‘ilmu’ bagi Ahong. Jadi perdefinisi bisa kita lihat, ‘Pengetahuan CUKUP puas dengan hanya menepis keraguan terhadap satu perkara’ Sedangkan ilmu tidak berhenti hanya pada pengetahuan saja, tetapi mampu menangkap asal-usul pengetahuan itu sendiri. Rangkaian cerita, mulai dari pelampung yang mengapung, sampai dengan bagaimana terjadinya pelampung mengapung, dan bagaimana cara kerja berat jenis (BJ) inilah yang disebut dengan ‘ilmu’ Dalam pengetahuan modern, ilmu dibagi atas 2 kelompok, yaitu kelompok a posteriori (pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen/pengalaman indrawi) dan kelompok a priori (pengetahuan yang TIDAK diperoleh dari percobaan/eksperimen) TAPI bersumber dari akal itu sendiri. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Arti Filsafat
Salam... Kata 'filsafat' berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'philosophia' . Kata philosophia merupakan gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Arti Kata Filsafat Philos berarti sahabat atau kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan. Atau dengan kata lain bisa juga diartikan sebagai orang yang senang mencari ilmu dan kebenaran .Plato dan Socrates dikenal sebagai philosophos (filsuf) yaitu orang yang cintai pengetahuan. Sebelum Socrates, ada juga sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai kelompok sophist yaitu kelompok para cendikiawan. Kelompok ini menjadikan pandangan dan persepsi manusia sebagai suatu hakikat kebenaran, tapi karena kelompok ini sering keliru dalam memberikan argumen-argumennya maka lambat laun istilah sophist keluar dari arti aslinya dan berubah menjadi seseorang yang menggunakan argumen-argumen yang keliru (paralogisme) . Sebagaimana kata sophist yang mengalami perubahan arti, lambat laun kata philosophos (filsuf) pun akhirnya berubah arti yakni menjadi lawan kata sophist. Dengan perubahan ini maka terjadi juga pergeseran arti kata philosophos dari 'pencinta pengetahuan/ilmu' menjadi seseoarang yang berpengetahuan tinggi. Sedangkan philosophia (filsafat) berubah menjadi sinonim dengan ilmu. Dan perlu untuk kita ingat bahwa kata filsuf (philosophos) dan filsafat (philosophia) ini baru menyebar luas setelah masa Aristoteles. Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah ini (philosophia atau philosophos) dalam literatur-literaturnya. Setelah masa kejayaan romawi dan persia memudar, penggunaan istilah filsafat berikutnya mendapat perhatian besar dari kaum muslimin di arab. Kata falsafah (hikmah) atau filsafat kemudian mereka sesuaikan dengan perbendaharaan kata dalam bahasa arab, yang memiliki arti berbagai ilmu pengetahuan yang rasional. Ketika kaum muslimin arab saat itu ingin menjabarkan pembagian ilmu menurut pandangan Aritoteles, mereka (muslimin arab) kemudian mengatakan bahwa yang disebut dengan pengetahuan yang rasional adalah pengetahuan yang memiliki dua bagian utama, yaitu Filsafat teoritis dan Filsafat praktek. Filsafat teoritis adalah filsafat yang membahas berbagai hal sesuai dengan apa adanya, sedangkan filsafat praktek adalah pembahasan mengenai bagaimanakah selayaknya prilaku dan perbuatan manuasia. Filsafat teoritis kemudian dibagi menjadi 3 bagian yaitu : filsafat tinggi (teologi) , Filsafat Menengah (matematika) , dan filsafat rendah (fisika). Filsafat tinggi (ilahiah) ini kemudian dibagi lagi menjadi 2 bagian, yang pertama adalah filsafat yang berhubungan dengan perkara-perkara yang umum dan yang kedua adalah filsafat yang berhubungan dengan perkara-perkara khusus. Sedangkan filsafat menengah (matematika) dibagi menjadi 4 bagian, yakni ; Aritmetika, geometri, astronomi dan musik. Dari sekian pembagian ilmu dan pembahasan yang membicarakan filsafat, agaknya ada 1 hal yang mendapat porsi lebih utama dari yang lainnya, dan yang 1 hal ini dinamai dengan berbagai macam nama yang maksudnya tetap sama yaitu , filsafat tinggi ('uyla), filsafat utama (aula), ilmu tertinggi ( a'la), ilmu universal (kulli), teologi (Ilahiyah), dan filsafat metafisika. Ketika 'perhatian' para filsuf kuno tentang filsafat ini lebih tercurah pada masalah filsafat tinggi, maka akhirnya kita bisa melihat arti filsafat menurut para filsuf kuno yang terbagi menjadi dua, pertama adalah arti yang umum ; yaitu berbagai ilmu pengetahuan yang rasional dan yang kedua adalah arti khusus, yaitu : ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan (Ilahiyah) atau filsafat tinggi yang nota bene adalah pecahan dari filsafat teoritis. Sekarang kita menemukan istilah umum dan khusus. Filsafat menurut istilah umum adalah ilmu pengetahuan yang rasional, sedangkan menurut pendapat yang tidak umum filsafat adalah ilmu yang oleh orang-orang kuno disebut sebagai filsafat tinggi, filsafat utama, ilmu tertinggi, ilmu istimewa, atau ilmu Ilahiyah. Sedangkan menurut terminologi muslimin filsafat adalah adalah nama bagi seluruh ilmu rasioanal dan BUKAN nama dari satu ilmu tertentu. Filsafat adalah sebuah ilmu yang memandang dan mengamati keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai suatu objek yang satu. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Filsafat
hilang kata ‘bukan’ –nya) . Jika peneliti berikutnya mengabaikan pentingnya urutan cara pendefinisian, bisa jadi dia tidak akan memperhatikan lagi istilah ‘ keseluruhan’ sebagai acuan dari persoalan yang dihadapi dan langsung menggunakan istilah ‘sebagian’ sebagai kata ganti ‘keseluruhan’ . Sehingga orang terakhir yang bukan peneliti dan ahli ketika menemui istilah ‘keseluruhan’ langsung saja beranggapan bahwa ‘keseluruhan’ sama dengan ‘sebagian’. Begitu pula dengan kata ‘filsafat’ , banyak terjadi kekeliruan umum tentangnya diantara para filsuf barat dan para pengikutnya di Timur. Kita bisa mulai bahasan ini dengan kekeliruan awal dan ‘keluwesan’ yang tidak perlu yang di ajukan oleh para filsuf belakangan ini. Keluwesan yang tidak perlu ini berawal dari cara pendefinisian kata ‘filsafat’ itu sendiri. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Alat untuk Mengetahui 2
Salam... Kita telah mengetahui bahwa salah satu alat yang diperlukan oleh manusia untuk mengetahui alam sekitarnya adalah pancaindra. Kehilangan satu indra akan menyebabkan hilangnya satu ilmu yang terkait secara langsung dengan indra tersebut. Sekarang pertanyaannya adalah, apakah jika semua indra kita berfungsi normal maka secara otomatis kita bisa mengetahui hakikat dari sesuatu? Jawabannya tentu saja tidak. Dalam banyak hal pancaindra tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk mengetahui keapa-an objek yang ingin kita ketahui. Tidak semua hal bisa diteliti dan dibawa ke laboratorium untuk dilihat dengan mikroskop. Orang tidak akan sanggup memperlihatkan bukti bagaimana bentuknya rindu, marah, sedih, cinta dan lain-lain kecuali hanya menunjukkan gejala atau perumpamaan-perumpamaan yang bisa dimengerti sebagai rasa rindu, marah, sedih dan cinta. Jikapun sains ingin meneliti bukti-bukti dari sesuatu yang bersifat abstrak, maka sains hanya bisa meneliti kepada effek atau kecenderungan melekul, hormon, darah atau semacamnya yang berhubungan dengan bagian-bagian phisik atau organ tubuh seseorang. Melihat persoalan ini, maka tentunya kita membutuhkan alat lain sebagai pendamping indra, yaitu akal atau rasio. Dengan rasio kita akan mampu memilah dan menguraikan semua informasi yang sudah terekam oleh pancaindra. Dalam mengolah informasi tersebut kita biasanya membuat katagori-katagori untuk mempermudah mengenali semua persoalan yang telah dimediasi oleh indra tersebut. Yang ini kita masukkan kedalam katagori kuantitas dan yang itu kita masukkan dalam katagori kualitas. Misalnya, untuk ukuran luas persegi kita namai meter persegi, untuk ukuran jarak kita namai meter, untuk berat kita namai kilogram dan kesemuaanya itu kita masukkan kedalam katagori kuantitas. Ramah, suka senyum, galak dan lain-lain kita masukkan kedalam katagori kualitas. Untuk sesuatu yang tidak bisa kita katagorikan kedalam katagori kuantitas ataupun kualitas kita masukkan kedalam katagori relatif. Beribu-ribu perkara kita masukkan kedalam katagori relatif dan untuk perkara-perkara yang tidak masuk kedalam katagori kuantitas, kualitas ataupun relatif kita kelompokkan kedalam kelompok yang lain, yaitu katagori substansi. Tentang pengkatagorian ini sendiri sebenarnya banyak pendapat dan sudut pandang sehingga tidak semua ilmuwan seragam didalam pembuatan katagori-katagorinya. Aristoteles misalnya, dia membuat 10 katagori dan ilmuwan yang lain mengatakan 5 katagori, Hegel dengan katagorinya sendiri, Kant juga demikian.. Pengkatagorian ini adalah merupakan aktivitas rasio dan pemikiran yang sifatnya rasional. Rasio memproses sesuatu dari yang sifatnya partial menjadi general dan kemudian universal. Mungkin tidak semua dari kita mengetahui ataupun menyadari bahwa rasio memiliki kecanggihan yang sangat luar biasa dalam urusan melepas (tajrid). Dengan mengetahui sedikit saja kemampuan melepas (tajrid) rasio maka sesungguhnya sangat mudah untuk mementahkan teori matrialisme yang berpangkal kepada pembuktian indrawi semata. Kita tahu bahwa hampir semua perkara di alam objektif/alam nyata ini sebenarnya hanya ada satu perkara dan tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. Misalnya : “ada Budi” , “ada Alexander” , “ada Kursi” . “5 mobil” , “10 orang” , “1000 supporter” Contoh yang kita lihat diatas, di alam nyata itu hanyalah satu perkara. Kita tidak bisa pisahkan 2 hal yang berbeda pada perkara tersebut pada alam nyata. Kita tidak bisa pisahkan antara “Ada” dan “Budi” , kita tidak mungkin mengatakan “ yang ini adalah si ADA dan yang itu adalah si BUDI” Atau.. Kita tidak bisa mengatakan “ yang ini adalah si 5 dan yang itu adalah si MOBIL”. Di alam nyata “2 hal” tersebut adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan. Kita tidak bisa menghadirkan “ADA” untuk disaksikan atau menyaksikan sesuatu tanpa dikaitkan kepada sesuatu yang lain, seperti mobil, Alexander, Budi dan seterusnya. Pun demikian, kita tidak bisa menghadirkan 5 untuk disaksikan atau menyaksikan kecuali di ikatkan kepada ‘benda’ objektif seperti mobil, orang, angka, supporter dan lain-lain. Realitas yang hanya ada satu pada alam objektif tersebut bisa kita pisahkan atau lepaskan (tajrib) menjadi 2 di alam rasio. Di alam rasio kita bisa saja menghadirkan 5 tanpa mengikatkan kepada benda apapun. Kita bisa mengatakan 5x5=25 dengan tanpa mengatakan 25 mobil, motor dan lain-lain. Sampai disini kita sudah bisa melihat bahwa, ruang gerak dan liputan yang bisa diolah oleh rasio ternyata jauh melampaui ruang gerak yang bisa disampaikan oleh indra. Dan secara tidak langsung kita juga sudah bisa melihat hubungan kekerabatan yang begitu dekat antara alat indra (baca :menghadirkan mobil ) dan alat rasio ( baca :menghadirkan 5 ) untuk wilayah dan otoritas masing-masing alat mengetahui tersebut. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Try cool new skins, plus more space for friends. Download
[wanita-muslimah] Alat untuk Mengetahui
Salam... Jika sebelumnya kita katakan bahwa manusia mempunyai potensi untuk mengetahui seluruh isi langit dan bumi, sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah, bagaimana cara mengetahuinya? Apa saja alat yang diperlukan untuk mengetahui apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi? Alat yang diperlukan untuk mengetahui kesemuaannya itu salah satunya adalah “indra”. Manusia memiliki beberapa macam indra, seperti indra penglihatan, pendengaran, perasa, peraba dan penciuman. Jika saja manusia kehilangan semua indra tersebut niscaya manusia akan kehilangan bentuk pengetahuan/epistemologinya. Orang yang terlahir buta sejak lahir tidak akan pernah bisa membayangkan aneka warna dan bentuk lahiriah segala sesuatu sebagaimana layaknya orang normal melihatnya. Orang yang kehilangan satu indra maka dia telah kehilangan satu ilmu. Kita tidak akan mampu menjelaskan dengan cara apapun bagaimana warna pelangi, warna danau, warna langit, warna awan dan lain-lain kepada orang yang telah kehilangan penglihatannya sejak lahir. Jika kita tanyakan kepada orang yang sudah buta sejak lahir, “tahukah kau bagaimana indahnya awan yang berarak putih di langit sana?” Maka kita akan menemukan situasi yang sulit dan mendapati si buta hanya melonggo lucu :). Kita tidak akan bisa menjelaskan indahnya awan putih berarak dilangit nan biru itu kepada sibuta karena sibuta telah kehilangan satu alat epistemologinya. Jika kita tetap memaksa ingin menjelaskan maka yang ada hanya rangkaian kelucuan dan kekonyolan. Jika sibuta bertanya, “bagaimana bentuk awan yang berarak putih itu om?”. Maka kita hanya mampu menunjukkan perumpamaan dengan sesuatu yang sudah dikenal oleh sibuta, misalnya mendekatkan rangkaian kain yang menyerupai awan kepada sibuta. Setelah sibuta memegang rangkaian kain yang dibuat seperti awan tersebut maka sibuta akan bergumam “oh jadi begini bentuknya awan yang lagi berarak, tetapi bagaimana warna putih itu, seperti apakah warna putih Om?” Menjelaskan warna putih kepada sibuta? Yang bisa kita lakukan hanyalah memberikan perumpamaan dengan sesuatu yang bisa dipahami oleh sibuta, ,misalnya kita katakan “ warna putih itu adalah seperti warna angsa”. Kalau sibuta bertanya lagi, “angsa itu seperti apa Om?”, kita bisa sodorkan angsa ke dekat sibuta dan mengatakan, “angsa itu seperti ini”. Dengan cara seperti itu apakah kemudian sibuta menjadi tahu seperti apa yang namanya awan putih berarak tersebut? Tidak, kita bahkan akan menemukan ‘kekacauan’ yang baru lagi dengan melihat sibuta berseru girang “Oh sekarang saya sudah mengerti, bagaimana indahnya awan putih yang sedang berarak!” “Bentuknya tipis dan warnanya panjang serta bulat, ya Om!” Kita tidak akan pernah bisa menjelaskan satu ilmu kepada orang yang telah kehilangan satu indra yang dituntut oleh ilmu tersebut dan karenanya tidak bisa tidak bahwa indra adalah salah satu alat yang sangat diperlukan untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi. Tentu saja, karena indra hanya salah satu alat, maka kita akan membutuhkan alat yang lain untuk mencapai dan mengetahui kebenaran. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Menjawab Mereka yang Skeptis
Salam, Mereka yang skeptis mengatakan bahwa tidak ada satupun yang bisa dijadikan landasan untuk mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui segala sesuatu itu dengan pasti. Mereka mengatakan bahwa semua hal yang ada di alam semesta ini hanyalah berupa spekulasi saja, tidak ada kepastian didalamnya. Kita masih ingat, bagaimana Pyrho dan mereka-mereka yang skeptis mengatakan “Jika manusia ingin mengetahui dan memahami sesuatu, maka manusia hanya memiliki 2 alat epistemologi untuk mengetahui dan mengenali alam disekitarnya, yaitu panca indra dan rasio”. Bukankah panca indra dan rasio dapat berbuat kesalahan? Dan karena pancaindra dan rasio tidak terlepas dari kesalahan maka tidak logis kalau kita berpegang kepada sesuatu yang salah dan kemudian mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui hakikat sesuatu itu. Kepada Pyrho dan orang-orang yang berpendapat seperti Pyrho kita katakan bahwa, Betul panca indra dan akal dapat melakukan kesalahan, tetapi potensi kesalahan yang bisa terjadi kepada 2 alat epistemologi tersebut tidaklah secara serta merta akan menjadikan nasib manusia untuk tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu secara pasti. Dikatakan bahwa mata dapat melakukan kesalahan, tongkat yang lurus dimasukkan kekolam terlihat bengkok. Ketika bangun tidur terkadang kita melihat bantal seperti selimut, melihat selimut seperti undukan bantal dan seterusnya. Sekarang mari kita tanyakan kepada mereka yang skeptis, apakah ketika mereka menyaksikan kayu yang bengkok dikolam itu mereka langsung MENGETAHUI secara pasti bahwa penglihatannya adalah salah dan itu hanyalah sebuah kekeliruan (baca : karena sesungguhnya kayu tidak bengkok) atau mereka MERAGUKAN penglihatan mereka sendiri dan setengah percaya dengan penglihatan mereka sendiri. Mereka yang menyaksikan bantal terlihat seperti selimut dan selimut terlihat seperti bantal tersebut, apakah mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa mereka salah lihat atau mereka hanya MENDUGA salah lihat. Tentu mereka akan menjawab, mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa mata telah melakukan kekeliruan. Tidak mungkin tongkat yang lurus jadi bengkok hanya karena dicelupkan kedalam air. Tidak mungkin bantal berubah jadi selimut dan selimut berubah jadi bantal, yang terlihat sewaktu bangun tidur tadi hanyalah karena mata belum bisa berfungsi langsung sempurna 100% sehingga apa yang terlihat oleh mata pastilah sebuah kekeliruan. Jika demikian jawabannya, maka sesungguhnya mereka sendiri sudah mampu membuktikan bahwa manusia mampu memperoleh pengetahuan dan kepastian tentangnya.. Manusia mampu memastikan bahwa dia salah lihat dan juga mampu memastikan bahwa tongkat tersebut sesungguhnya adalah lurus dan tidak bengkok sebagaimana yang disaksikan oleh mata. Jika kita sudah mampu membedakan mana yang SALAH dan mana yang BETUL, maka sesungguhnya kita telah mampu mencapai hakikat kebenaran. Dengan kata lain, jika seseorang belum sampai kepada hakikat kebenaran maka dia tidak akan mengetahui semua kekeliruan yang ada didepan matanya sendiri. Dengan demikian, saya berpendapat bahwa sesungguhnya manusia dalam beberapa hal mampu mengetahui hakikat kebenaran itu 100% dan dalam hal lainnya tidak akan mampu mengetahuinya. Karena demikian, maka tidak logis kalau mereka yang skeptis itu memukul rata semua persoalan. Hanya karena tidakmampu mengetahui suatu hal maka dikatakan sudah nasib manusia untuk tidak bisa mengetahui segala sesuatu secara pasti. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Seberapa Mengetahui?
Salam... Dari analisa logis yang sudah disampaikan sebelumnya, kita telah sampai kepada pembicaraan bahwa dalam beberapa hal manusia pasti bisa mengetahui secara pasti atas kebenaran sesuatu dan dalam hal lainnya manusia tidak akan mampu mengetahuinya. Kita telah mengutip pendapat dari beberapa orang, dan sekarang kita ingin mengutip pendapat dari kitab suci Al-quran. Apakah menurut Al-quran manusia bisa mengetahui hakikat kebenaran atau apakah memang betul bahwa sudah nasib dan suratan tangan manusia untuk berhenti di “Saya tidak tahu?”. Pada surat Al-baqarah ayat 31 kita bisa melihat, ===Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) SELURUHNYA, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! === Sangat jelas pada ayat tersebut menyatakan bahwa Allah telah mengajarkan kepada Adam SELURUH hakikat dan tidak ada satupun yang luput darinya. Dengan pengetahuan yang menyeluruh seperti itu, bahkan malaikatpun tidak sanggup untuk menandingi pengetahuan Adam. Saya meyakini bahwa semua anak manusia adalah keturunan dari Nabi Adam yang diceritakan didalam Al-quran tersebut sehingga saya berkesimpulan bahwa sebagai anak cucu Adam maka sudah semestinya manusia mempunyai potensi yang sama dengan nenek moyangnya tersebut. Keyakinan saya ini dipertegas juga dengan beberapa perintah di Al-quran yang menyuruh anak manusia untuk menggali pengetahuan seluas-luasnya tanpa batas, Alquran mengatakan : “Katakanlah : “ Perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi” ( QS. Yunus :101) Katakanlah kepada semua orang bahwa anda semua adalah anak cucu Adam dan kalian bisa mengetahui segala yang ada dipenjuru langit dan bumi jika anda betul-betul menginginkan dan menelitinya. Allah akan menolong siapapun yang sungguh-sungguh ingin mencari kebenaran. Jadi jika ada orang yang bertanya, seberapa besar peluang manusia untuk bisa mengetahui kebenaran segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi maka jawabannya adalah sangat besar dan sangat tak terbatas. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Importing contacts has never been easier..Bring your friends over to Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Menjawab Mereka yang Skeptis
Salam, Saya rasa yang namanya sejati adalah harus menyeluruh. Untuk menangkap kebenaran sejati (menyeluruh ) dibutuhkan ketiga tools yang kita punya, yaitu : 1. Panca Indra 2. Akal 3. Spiritual Jika meniadakan salah satunya maka tidak akan bisa mencapai kesempurnaan. Salam, - Original Message - From: eyang_mbelgedes To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 25, 2009 8:28 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Menjawab Mereka yang Skeptis Apakah ini artinya bahwa pancaindra dan rasio sebenarnya dapat menemukan kebenaran sejati dan karena itu tidak memerlukan pengetahuan spiritual (agama) untuk memverifikasinya? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Iman K. alexander_soebr...@... wrote: Salam,  Mereka yang skeptis mengatakan bahwa tidak ada satupun yang bisa dijadikan landasan untuk mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui segala sesuatu itu dengan pasti. Mereka mengatakan bahwa semua hal yang ada di alam semesta ini hanyalah berupa spekulasi saja, tidak ada kepastian didalamnya.  Kita masih ingat, bagaimana Pyrho dan mereka-mereka yang skeptis mengatakan â?oJika manusia ingin mengetahui dan memahami sesuatu, maka manusia hanya memiliki 2 alat epistemologi untuk mengetahui dan mengenali alam disekitarnya, yaitu panca indra dan rasioâ?. Bukankah panca indra dan rasio dapat berbuat kesalahan? Dan karena pancaindra dan rasio tidak terlepas dari kesalahan maka tidak logis kalau kita berpegang kepada sesuatu yang salah dan kemudian mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui hakikat sesuatu itu.  Kepada Pyrho dan orang-orang yang berpendapat seperti Pyrho kita katakan bahwa, Betul panca indra dan akal dapat melakukan kesalahan, tetapi potensi kesalahan yang bisa terjadi kepada 2 alat epistemologi tersebut tidaklah secara serta merta akan menjadikan nasib manusia untuk tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu secara pasti.  Dikatakan bahwa mata dapat melakukan kesalahan, tongkat yang lurus dimasukkan kekolam terlihat bengkok. Ketika bangun tidur terkadang kita melihat bantal seperti selimut, melihat selimut seperti undukan bantal dan seterusnya.  Sekarang mari kita tanyakan kepada mereka yang skeptis, apakah ketika mereka menyaksikan kayu yang bengkok dikolam itu mereka langsung MENGETAHUI secara pasti bahwa penglihatannya adalah salah dan itu hanyalah sebuah kekeliruan (baca : karena sesungguhnya kayu tidak bengkok) atau mereka MERAGUKAN penglihatan mereka sendiri dan setengah percaya dengan penglihatan mereka sendiri.  Mereka yang menyaksikan bantal terlihat seperti selimut dan selimut terlihat seperti bantal tersebut, apakah mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa mereka salah lihat atau mereka hanya MENDUGA salah lihat.  Tentu mereka akan menjawab, mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa mata telah melakukan kekeliruan. Tidak mungkin tongkat yang lurus jadi bengkok hanya karena dicelupkan kedalam air. Tidak mungkin bantal berubah jadi selimut dan selimut berubah jadi bantal, yang terlihat sewaktu bangun tidur tadi hanyalah karena mata belum bisa berfungsi langsung sempurna 100% sehingga apa yang terlihat oleh mata pastilah sebuah kekeliruan.  Jika demikian jawabannya, maka sesungguhnya mereka sendiri sudah mampu membuktikan bahwa manusia mampu memperoleh pengetahuan dan kepastian tentangnya.. Manusia mampu memastikan bahwa dia salah lihat dan juga mampu memastikan bahwa tongkat tersebut sesungguhnya adalah lurus dan tidak bengkok sebagaimana yang disaksikan oleh mata.  Jika kita sudah mampu membedakan mana yang SALAH dan mana yang BETUL, maka sesungguhnya kita telah mampu mencapai hakikat kebenaran. Dengan kata lain, jika seseorang belum sampai kepada hakikat kebenaran maka dia tidak akan mengetahui semua kekeliruan yang ada didepan matanya sendiri.  Dengan demikian, saya berpendapat bahwa sesungguhnya manusia dalam beberapa hal mampu mengetahui hakikat kebenaran itu 100% dan dalam hal lainnya tidak akan mampu mengetahuinya.  Karena demikian, maka tidak logis kalau mereka yang skeptis itu memukul rata semua persoalan. Hanya karena tidakmampu mengetahui suatu hal maka dikatakan sudah nasib manusia untuk tidak bisa mengetahui segala sesuatu secara pasti.   Salam, Iman K. www.parapemikir.com  New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Berangkat dari Keraguan
Salam... Kita telah mengetahui bahwa pada masa setelah Socrates, telah muncul seorang tokoh skeptisme yang bernama Pyrho. Berikutnya pada abad pertengahan sampai abad modern ini telah banyak pula bermuculan tokoh-tokoh skeptis lainnya.. Tokoh yang muncul belakangan tersebut ada yang tetap teguh berpendirian skeptis/ragu seperti pyrho dari awal hingga akhir tetapi ada juga yang bermula dari skeptis lalu kemudian menemukan kebenaran dan berubah menjadi seseorang yang mempercayai kepastian akan kebenaran. Untuk meringkas tulisan, kita tidak akan mengulang pandangan tokoh-tokoh yang sejak awal sampai akhirnya tetap pada keragu-raguan. Tetapi kali ini kita akan melihat bagaimana mereka yang tadinya berangkat dari keragu-raguan kemudian akhirnya bersimpuh didalam kebenaran dan menemukan kebenaran itu sebagai suatu kepastian. Diceritakan bahwa ditengah-tengah kesibukannya sebagai seorang filsuf besar, Descartes tiba kepada suatu permasalahan epistemologi yang sangat penting yaitu, apakah sesuatu yang telah didapat selama ini adalah merupakan suatu hal yang sudah pasti ataukah semuanya tidak mempunyai suatu kepastian. Ia mencoba untuk memeriksa keyakinan terhadap agama yang dia anut selama ini. Ia mulai meneliti keyakinan agamanya dengan modal pengetahuan yang dia miliki, meneliti dengan filsafat dan berbagai ilmu lainnya, mungkinkah apa-apa yang telah dia ketahui selama ini adalah betul-betul sudah dia ketahui atau semua itu sebenarnya masih dalam tahap pengembangan yang tidak ada akhir dan kepastiannya? Descartes kemudian mengatakan, “ Dengan dasar apa saya mengatakan bahwa alam ini ada, manusia ada, masyarakat ada dan Tuhan juga ada. Dengan dalil seperti apa saya akan mengatakan bahwa kota ini ada, alam semesta ini adalah demikian, agama yang dibawa oleh Yesus adalah begini dan begitu?” Sebagaimana Pyrho, Descartes juga kemudian menelusuri apa yang bisa diperbuat oleh panca indra dan rasio. Descartes melihat bahwa apa saja yang bisa didapat, dilihat dan didengarnya dengan mengunakan panca indra dan rasio semuanya masih sangat lemah dan masih bisa diperdebatkan lagi. Menurut Descartes, panca indra adalah alat yang terlemah yang dimiliki oleh manusia, dan karenanya dia mencoba bersandar kepada kemampuan rasio. Namun demikian sebagaimana Pyrho, Descartespun menemukan bahwa tidak sedikit kesalahan yang telah pernah diperbuatnya selama didalam penelitian dengan menggunakan rasio. Melihat kenyataan ini, Descartes sang filsuf ternama itupun kemudian hampir-hampir kehilangan kepercayaan dan keyakinan, ia mulai meragukan segalanya dan sampai tak tersisa sedikitpun lagi keyakinan didalam dirinya. Didalam keraguan dan kebimbangan yang dalam tersebut tiba-tiba dia tersentak dan berkata, ” Sekalipun saya ragu terhadap semua yang telah saya dapat selama ini, sekalipun saya ragu terhadap segala sesuatu yang ada didepan mata saya, namun satuhal yang TIDAK SAYA RAGUKAN adalah, bahwa saya TIDAK RAGU kalau saya sedang ragu” Nampaknya Descartes telah mendapatkan satu kepastian tentang kemungkinan untuk mengetahui secara pasti. Ia sekarang tahu bahwa dia PASTI sedang ragu. Dikhabarkan, Descartes kemudian berdiri diatas batu besar dialam terbuka dan mengatakan, “ Saya telah menemukan sesuatu ; dikala saya meragukan segala sesuatu, dikala saya meragukan panca indra saya, dikala saya meragukan rasio saya, meragukan apakah dunia ini ada, kota paris itu ada, manusia itu ada, Tuhan itu ada dan apakah saya sendiri ada? , semua keraguan saya itu adalah betul adanya. Kemudian lanjutnya, Namun satu hal yang tidak mungkin bisa saya ragukan, yaitu bahwa saya sekarang tengah merasa ragu. Bahkan sekalipun saya meragu kan tentang keraguan saya ini, apakah saya ini ragu atau tidak, tetapi saya tetap merasa yakin dan tahu secara pasti bahwa saya sekarang sedang ragu. Dan saya yang sedang ragu ini adalah betul-betul ada. Begitulah, akhirnya Descartes berjalan di tengah hamparan bumi yang luas dan telah menemukan sebuah kepastian tentang pengetahuan, sambil berjalan dia bergumam, “ Saya sekarang sedang ragu, dan karena saya yang sedang merasakan keraguan ini adalah ada, maka saya adalah ada”, Dia terus berjalan sambil mengulang-ulang kata tersebut dan kemudian meyakini bahwa kepastian akan pengetahuan itu adalah ada. Setidak-tidaknya dia tahu pasti tentang keraguan yang dia miliki. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kata Mereka yang Peragu
Salam... Sebagaimana yang telah kita bicarakan sebelumnya bahwa bagi kelompok peragu (skeptism) jawaban “Saya tidak tahu” adalah dianggap sudah menjadi ketentuan pengetahuan dan nasib manusia. Menurut mereka, manusia tidak mungkin dapat mengetahui sesuatu dengan pasti. Pyrho misalnya, ia mempertanyakan permasalahan ini dengan memberikan beberapa argumen ‘rasional’ pada masanya. Dia mengatakan “Jika manusia ingin mengetahui dan memahami sesuatu, bukankah manusia hanya memiliki 2 alat epistemologi untuk mengetahui dan mengenali alam disekitarnya, yaitu panca indra dan rasio”. Sekarang saya bertanya kepada anda, “Apakah panca indra dapat berbuat kesalahan atau tidak?” , saya yakin anda akan mengatakan bahwa pancaindra dapat membuat kesalahan, saya bahkan mampu menunjukkan lebih dari 100 macam kesalahan yang telah pernah diperbuat oleh panca indra. Bahkan boleh jadi kita sudah tak mampu menghitung jumlah kesalahan yang pernah diperbuat oleh alat penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba kita. Pyrho kemudian mengatakan, bagaimana mungkin kita bisa bersandar atau berpegangan kepada susuatu yang bisa berbuat salah dan menjadi salah sebagai dasar pengetahuan. Ketika anda melihat tongkat yang lurus menjadi seolah-olah bengkok ketika dimasukkan kedalam kolam, maka pastilah penglihatan anda terhadap penomena bayangan dikolam tadi adalah salah. Pertanyaannya adalah bagaimana anda mau berpegangan kepada sesuatu yang salah? Bagaimana kita bisa mempercayai bahwa penglihatan kita terhadap yang lain juga tidak salah? Pun demikian dengan alat yang kedua, yaitu rasio. Rasio bahkan telah melakukan kesalahan lebih banyak dari pada kesalahan yang telah diperbuat oleh panca indra. Pada beberapa percobaan dan argumen, ilmuwan justru telah banyak melakukan kesalahan. Suatu hari dikatakan yang yang terkecil adalah atom, hari lainnya dikatakan netron. Suatu hari dikatakan matahari yang mengelilingi bumi, hari lainnya dikatakan bumilah yang mengelilingi matahari. Suatu hari dikatakan bumi ini datar, dilain hari dikatakan bumi ini bulat dan seterusnya. Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa panca indra dan rasio adalah 2 alat yang tidak bisa terlepas dari salah sementara kita tidak memiliki alat yang lain selain dari kedua hal tersebut. Oleh karena itu, apapun yang kita lihat dan apapun yang kita pikirkan dengan menggunakan pancaindra dan rasio, maka kesemua itu tidak akan terlepas dari salah. Jadi kesimpulannya, kita TIDAK BISA MEMPERCAYAI panca indra dan rasio untuk dijadikan sandaran pengetahuan,karenanya kita tidak mempunyai sandaran maka secara otomatis kita sebagai manusia tidak mungkin bisa mengetahui segala sesuatu itu dengan pasti. Kembali, “SAYA TIDAK TAHU” adalah sudah menjadi ketentuan nasib manusia. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mungkinkah Mengetahui?
Salam... Setelah kita tahu bahwa Ideologi itu muncul dari pandangan alam dan pandangan alam muncul dari pengetahuan http://www.parapemikir.com/articles/6529/1/Kenapa-Berbeda/Page1.html Maka sekarang kita sudah bisa semakin jelas menyaksikan bahwa pengetahuan seseoranglah yang membuat semua persoalan bisa menjadi berbeda. Ada yang berpendapat bahwa alam semesta ini adalah begini, manusia adalah begini, masyarakat begini, sejarah begini dan yang lainnya mengatakan bahwa alam semesta ini adalah begitu, manusia adalah begitu, masyarakat adalah begitu dan sejarah adalah begitu. Kesimpulan Begini dan begitu itu semuanya berangkat dari pandangan alam yang didapat atas pengetahuan/epistemologi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, apakah mungkin kesimpulan tentang pengetahuan tersebut yang betul adalah begini dan sekaligus begitu? Kedua-duanya betul? Hemat saya tidak mungkin, tidak mungkin jika kita tanya kepada orang disamping kiri kita “Apakah bumi ini berputar” dan kemudian dia jawab IYA dan ketika kita tanya kepada orang disamping kanan kita “Apakah bumi ini berputar” dan dia jawab TIDAK lalu kemudian kita menganggap semua jawaban sama saja, kedua jawaban sama-sama BETUL. Karena tidak mungkin kedua jawaban tersebut adalah BETUL, maka Pastilah salah satu jawaban tersebut adalah SALAH. Kalau demikian, pertanyaannya berikutnya adalah pengetahuan/epistemologi seperti apakah yang betul dan epistemologi seperti apakah yang salah? Dan untuk mendapat jawaban tentang epistemologi yang mana yang betul dan salah tentu kita harus urut dulu dari NOL, yaitu kemungkinan untuk MENGETAHUI/Episteomlogi. Apakah mungkin manusia mampu untuk mengetahui hakikat alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah? Ada beberapa pendapat mengenai persoalan ini, ada yang menolak 100%, ada yang mengatakan BISA 100% dan ada juga yang diantara keduanya. Bagi mereka yang menolak 100% mengatakan bahwa sudah nasib manusia bahwa “SAYA TIDAK TAHU” adalah jawaban satu-satunya terhadap epistemologi. Mereka mengatakan “Saya tidak tahu apakah ada surga dan neraka, Saya tidak tahu apakah ada bidadari, tujuh lapis langit dan sebagainya”. Semua yang diomongkan oleh sifulan dan sifulan itu hanyalah tahayul dan bersifat spekulatif serta dongeng belaka. Oleh karena itu pengetahuan yang tertinggi adalah “SAYA TIDAK TAHU!”. Dijaman sekarang, penganut faham seperti ini disebut dengan kelompok skeptism atau “kelompok peragu” . Kelompok seperti ini sesungguhnya sudah ada sejak jaman kuda gigit besi pada jaman batu dulu. Pada jaman setelah Socrates telah pernah muncul kelompok-kelompok serupa ini dengan tokohnya yang paling terkenal seperti Pyrho. Bagaimana argumen penolakan pyrho tentang ketidakmungkinan mendapatkan pengetahuan/epistemologi? Dan apakah Descartes dan Imam Ghozali juga termasuk sebagai kelompok skeptisme/peragu? B E R S A M B U N G . . . Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kenapa Berbeda
Salam... Jika kita tanya kepada orang disamping kiri kita, “kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begini dan bukan begitu”, maka dia akan memaparkan jawaban tentang ‘kebeginian’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah ‘begini’. Pun demikian jika kita menoleh kepada orang yang disamping kanan kita, dan menanyakan, “ Dan kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begitu dan bukan begini”, maka orang yang disamping kanan kita akan mengungkapkan jawaban yang berbeda dengan orang disamping kiri kita dengan memaparkan teori tentang ‘kebegituan’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah ‘begitu’. Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa masing-masing orang mempunyai jawaban yang berbeda atas satu permasalahan yang sama? Disini menarik untuk kita teliti, apa sih yang menyetir pikiran orang sehingga kemudian masing-masing individu dan golongan cenderung untuk mempertahankan dan membela apa yang diyakininya. Mari kita lihat dulu proses bagaimananya…, Bagaimana seseorang tiba kepada sebuah keyakinan. Seseorang tiba kepada sebuah keyakinan tentang sesuatu sesuai dengan porsi pengetahuannya (epistemologi), dari pengetahuan yang didapat tersebut kemudian terbentuklah sebuah ‘pandangan alam’ dan dari pandangan alam ini muncullah sebuah ideologi yang pada akhirnya akan menentukan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus ditolak, mana yang halal dan mana yang haram. Dari proses kebagaimanaan tersebut, nanti kita akan memfokuskan pembicaraan kita kepada teori pengetahuan. Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, alat untuk mendapatkan pengetahuan, sumber pengetahuan, tahapan pengetahuan dan jika memungkinkan akan kita kaji juga bentuk dan bagian pengetahuan.. Namun sebelum sampai kesana, sekarang kita perlu tahu sedikit, bagaimana hubungan pengetahuan dengan ideologi seseorang. Bagaimana pengetahuan itu melahirkan “Pandangan Alam”. Pandangan Alam adalah bentuk dari sebuah kesimpulan, penafsiran dan hasil kajian seseorang terhadap alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah. Sebagaimana yang saya kemukakan pada pembuka tulisan ini bahwa antara orang yang disebelah kiri dan kanan kita juga telah dan atau bisa terjadi perbedaan pandangan alam, yang satu mengatakan bahwa manusia itu adalah begini dan yang lainnya mengatakan begitu. Perbedaan pandangan alam secara otomatis akan membawa kepada perbedaan ideologi karena sandaran atau dasar sebuah ideologi itu adalah pandangan alam. Ideologi akan menentukan sederet perintah dan larangan, anda tidak boleh begini, anda harus begitu, yang ini yang harus dipertahankan, yang itu yang harus ditolak, yang ini yang baik, yang itu yang jelek dan seterusnya. Dan semua perintah dan larangan yang ditentukan oleh ideologi tersebut mengandung sebuah pertanyaan “Kenapa?” Kenapa tidak boleh begini, kenapa boleh begitu, kenapa harus mempertahankan yang ini dan kenapa harus menolak yang itu, kenapa yang ini baik dan kenapa yang itu jelek dan seterusnya. Dan semua jawaban atas pertanyaan “kenapa” itu akan dijawab oleh pandangan alam seseorang. Bentuk pandangan alam seperti apapun yang kita miliki terhadap alam semesta ini maka ideologi kitapun akan selalu mengikuti pandangan alam itu. Misalnya, tidak mungkin orang yang mempunyai pandangan alam bahwa alam semesta ini adalah hanya materi semata, manusia itu adalah materi semata lalu ia akan meyakini bahwa akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi yang non materi. Disinilah dikatakan bahwa ideologi merupakan buah hasil dari “pandangan alam” Pandangan alam, tidak ubahnya seperti pondasi atau dasar dari sebuah bangunan, sedangkan ideologi adalah “bangunan atas” dari sebuah bentuk pemikiran. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa pandangan alam adalah “teori” dan ideologi adalah “praktek” dari sebuah pemikiran. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Importing contacts has never been easier..Bring your friends over to Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kenapa Berbeda
Salam... Jika kita tanya kepada orang disamping kiri kita, “kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begini dan bukan begitu”, maka dia akan memaparkan jawaban tentang ‘kebeginian’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah ‘begini’. Pun demikian jika kita menoleh kepada orang yang disamping kanan kita, dan menanyakan, “ Dan kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begitu dan bukan begini”, maka orang yang disamping kanan kita akan mengungkapkan jawaban yang berbeda dengan orang disamping kiri kita dengan memaparkan teori tentang ‘kebegituan’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah ‘begitu’. Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa masing-masing orang mempunyai jawaban yang berbeda atas satu permasalahan yang sama? Disini menarik untuk kita teliti, apa sih yang menyetir pikiran orang sehingga kemudian masing-masing individu dan golongan cenderung untuk mempertahankan dan membela apa yang diyakininya. Mari kita lihat dulu proses bagaimananya…, Bagaimana seseorang tiba kepada sebuah keyakinan. Seseorang tiba kepada sebuah keyakinan tentang sesuatu sesuai dengan porsi pengetahuannya (epistemologi), dari pengetahuan yang didapat tersebut kemudian terbentuklah sebuah ‘pandangan alam’ dan dari pandangan alam ini muncullah sebuah ideologi yang pada akhirnya akan menentukan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus ditolak, mana yang halal dan mana yang haram. Dari proses kebagaimanaan tersebut, nanti kita akan memfokuskan pembicaraan kita kepada teori pengetahuan. Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, alat untuk mendapatkan pengetahuan, sumber pengetahuan, tahapan pengetahuan dan jika memungkinkan akan kita kaji juga bentuk dan bagian pengetahuan.. Namun sebelum sampai kesana, sekarang kita perlu tahu sedikit, bagaimana hubungan pengetahuan dengan ideologi seseorang. Bagaimana pengetahuan itu melahirkan “Pandangan Alam”. Pandangan Alam adalah bentuk dari sebuah kesimpulan, penafsiran dan hasil kajian seseorang terhadap alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah. Sebagaimana yang saya kemukakan pada pembuka tulisan ini bahwa antara orang yang disebelah kiri dan kanan kita juga telah dan atau bisa terjadi perbedaan pandangan alam, yang satu mengatakan bahwa manusia itu adalah begini dan yang lainnya mengatakan begitu. Perbedaan pandangan alam secara otomatis akan membawa kepada perbedaan ideologi karena sandaran atau dasar sebuah ideologi itu adalah pandangan alam. Ideologi akan menentukan sederet perintah dan larangan, anda tidak boleh begini, anda harus begitu, yang ini yang harus dipertahankan, yang itu yang harus ditolak, yang ini yang baik, yang itu yang jelek dan seterusnya. Dan semua perintah dan larangan yang ditentukan oleh ideologi tersebut mengandung sebuah pertanyaan “Kenapa?” Kenapa tidak boleh begini, kenapa boleh begitu, kenapa harus mempertahankan yang ini dan kenapa harus menolak yang itu, kenapa yang ini baik dan kenapa yang itu jelek dan seterusnya. Dan semua jawaban atas pertanyaan “kenapa” itu akan dijawab oleh pandangan alam seseorang. Bentuk pandangan alam seperti apapun yang kita miliki terhadap alam semesta ini maka ideologi kitapun akan selalu mengikuti pandangan alam itu. Misalnya, tidak mungkin orang yang mempunyai pandangan alam bahwa alam semesta ini adalah hanya materi semata, manusia itu adalah materi semata lalu ia akan meyakini bahwa akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi yang non materi. Disinilah dikatakan bahwa ideologi merupakan buah hasil dari “pandangan alam” Pandangan alam, tidak ubahnya seperti pondasi atau dasar dari sebuah bangunan, sedangkan ideologi adalah “bangunan atas” dari sebuah bentuk pemikiran. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa pandangan alam adalah “teori” dan ideologi adalah “praktek” dari sebuah pemikiran. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Importing contacts has never been easier...Bring your friends over to Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza
Salam... Memerdekakan singkawang, aceh dan papua dari cengkraman penjajah mana mas? Dari penjajahan Indonesia? Jika anda berpikiran begitu, Terus bagaimana dengan Jakarta, apakah Jakarta perlu dimerdekakan juga dari jajahan Indonesia? Jika tidak perlu, apakah maksud Anda Indonesia itu = Jakarta? Jika anda menyimpulkannya dengan cara yang lugu seperti itu, pertanyaannya sejak kapan Indonesia itu hanya Jakarta? Jika Indonesia TIDAK SAMA DENGAN Jakarta, lalu menurut Anda apakah aceh dan papua itu bukan Indonesia? Salam, Iman K. www.parapemikir.com - Original Message - From: Ari Condro To: Milis wm Sent: Sunday, February 01, 2009 12:34 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza Kalau begitu kita bisa memerdekakan singkawang, aceh dan papua, bukan ? Bagaimana ? salam, -Original Message- From: Iman K. alexander_soebr...@yahoo.com.sg Date: Sat, 31 Jan 2009 23:00:15 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza Salam... Bung Ary Setijadi, menurut anda apakah masyarakat dunia harus mengingatkan supaya Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol , Pattimura, Teuku Umar, Pitung supaya jangan menyerang Belanda karena hal itu akan menyulut permusuhan yang berkepanjangan dengan belanda? Apakah anda berani mengatakan bahwa pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut juga sebenarnya harus dipersalahkan atas terjadinya beberapa kali peperangan yang tidak seimbang melawan belanda? Bung Ari, Ketahuilah : Israil itu sekarng menjajah Palestina, mengusir rakyat palestina dari tanah tumpah darahnya sendiri, memenjarakan orang-orang yang tersisa di gaza secara massal. Bagaimana mungkin anda tiba kepada kesimpulan bahwa orang yang membela tanah tumpah darahnya (hamas) anda katakan juga sebagai penyebab terjadinya peperangan yang berkepanjangan? Sungguh dalam hal ini anda tidak bisa membedakan apa yang disebut dengan it takes two to tanggo dengan Kewajiban membela tanah tumpah darah dari kaki penjajah... Salam, Iman K. http:www.parapemikir.com - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, January 31, 2009 6:53 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza ;-)) sampe segitunya mbak Flora... Saya kira yang lain di WM malah sekedar berusaha bersikap adil, daripada sekedar menjadi partisan fanatik buta pada salah satu pihak. Israel memang melakukan hal yang keterlaluan dan pantas dikecam, Tapi jangan dilupakan, it takes two to tango Jadi hanya mengecam salah satu pihak saja, tanpa mengingatkan yang lain, tidak saja berarti tidak adil, tapi juga tidak produktif untukmenyelesaikan masalah. Di Indonesia, Israel itu sudah jadi bahan bulan2-an. Namun tidak ada yang mengingatkan peran hamas sama sekali. Padahal hamas juga peran besar terjadinya perang berkepanjangan spt. ini. Bukankah Rasul pernah berkata yang kira-kira, sungguh beruntung orang-orang yang sibuk dengan kelemahan dirinya, dan berusaha memperbaikinya, dibanding orang yang mengurusi kelemahan orang lain. Dan Hamas itu merupakan anggota masyarakat muslim, one of ours... - Original Message - From: Flora Pamungkas GMail To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, January 30, 2009 10:44 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza Berikut ini versi terjemahan dalam bahasa Indonesia atas inti berita yang diposting oleh pak Ambon. Saya ambil dari eramuslim. Maaf kalo tak berkenan. Soalnya sebetulnya saya miris posting berita dari media Islam, takut di-plengosi jama'ah WM :-) Hiks . Salam, Flora -- PM Turki Sumpah Serapahi Presiden Israel Jumat, 30/01/2009 09:12 WIB Cetak | Kirim Hubungan Israel-Turki Israel memasuki babak baru yang dramatis. Dalam pertemuan di Davos, Swiss pekan ini, Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan tanpa diduga secara berani meninggalkan forum pembicaraan ekonomi dunia setelah beradu mulut dengan Presiden Israel, Shimon Perez, Selasa malam (27/01). Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas dengan Perez tentang agresi Israel di Jalur Gaza. Kalian membunuhi orang-orang. seru Erdogan keras kepada Perez. Apa yang kalian lakukan tidak manusiawi! Menanggapi perkataan Erdogan, Perez langsung memotong dengan panas, Apakah Anda sungguh benar-benar mengerti akan situasi dimana ratusan roket berhamburan dan menyerang perempuan dan anak-anak? Ada apa dengan Anda? repetnya. Erdogan tidak terima perkataan Perez, dan ia meminta waktu kepada moderator untuk kembali bicara. Namun, ia hanya diberikan waktu satu menit saja. Kalian, Israel, tidak pernah mau mendengarkan. Setelah
Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza
Salam... Bung Ary Setijadi, menurut anda apakah masyarakat dunia harus mengingatkan supaya Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol , Pattimura, Teuku Umar, Pitung supaya jangan menyerang Belanda karena hal itu akan menyulut permusuhan yang berkepanjangan dengan belanda? Apakah anda berani mengatakan bahwa pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut juga sebenarnya harus dipersalahkan atas terjadinya beberapa kali peperangan yang tidak seimbang melawan belanda? Bung Ari, Ketahuilah : Israil itu sekarng menjajah Palestina, mengusir rakyat palestina dari tanah tumpah darahnya sendiri, memenjarakan orang-orang yang tersisa di gaza secara massal. Bagaimana mungkin anda tiba kepada kesimpulan bahwa orang yang membela tanah tumpah darahnya (hamas) anda katakan juga sebagai penyebab terjadinya peperangan yang berkepanjangan? Sungguh dalam hal ini anda tidak bisa membedakan apa yang disebut dengan it takes two to tanggo dengan Kewajiban membela tanah tumpah darah dari kaki penjajah... Salam, Iman K. http:www.parapemikir.com - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, January 31, 2009 6:53 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza ;-)) sampe segitunya mbak Flora... Saya kira yang lain di WM malah sekedar berusaha bersikap adil, daripada sekedar menjadi partisan fanatik buta pada salah satu pihak. Israel memang melakukan hal yang keterlaluan dan pantas dikecam, Tapi jangan dilupakan, it takes two to tango Jadi hanya mengecam salah satu pihak saja, tanpa mengingatkan yang lain, tidak saja berarti tidak adil, tapi juga tidak produktif untukmenyelesaikan masalah. Di Indonesia, Israel itu sudah jadi bahan bulan2-an. Namun tidak ada yang mengingatkan peran hamas sama sekali. Padahal hamas juga peran besar terjadinya perang berkepanjangan spt. ini. Bukankah Rasul pernah berkata yang kira-kira, sungguh beruntung orang-orang yang sibuk dengan kelemahan dirinya, dan berusaha memperbaikinya, dibanding orang yang mengurusi kelemahan orang lain. Dan Hamas itu merupakan anggota masyarakat muslim, one of ours... - Original Message - From: Flora Pamungkas GMail To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, January 30, 2009 10:44 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza Berikut ini versi terjemahan dalam bahasa Indonesia atas inti berita yang diposting oleh pak Ambon. Saya ambil dari eramuslim. Maaf kalo tak berkenan. Soalnya sebetulnya saya miris posting berita dari media Islam, takut di-plengosi jama'ah WM :-) Hiks . Salam, Flora -- PM Turki Sumpah Serapahi Presiden Israel Jumat, 30/01/2009 09:12 WIB Cetak | Kirim Hubungan Israel-Turki Israel memasuki babak baru yang dramatis. Dalam pertemuan di Davos, Swiss pekan ini, Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan tanpa diduga secara berani meninggalkan forum pembicaraan ekonomi dunia setelah beradu mulut dengan Presiden Israel, Shimon Perez, Selasa malam (27/01). Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas dengan Perez tentang agresi Israel di Jalur Gaza. Kalian membunuhi orang-orang. seru Erdogan keras kepada Perez. Apa yang kalian lakukan tidak manusiawi! Menanggapi perkataan Erdogan, Perez langsung memotong dengan panas, Apakah Anda sungguh benar-benar mengerti akan situasi dimana ratusan roket berhamburan dan menyerang perempuan dan anak-anak? Ada apa dengan Anda? repetnya. Erdogan tidak terima perkataan Perez, dan ia meminta waktu kepada moderator untuk kembali bicara. Namun, ia hanya diberikan waktu satu menit saja. Kalian, Israel, tidak pernah mau mendengarkan. Setelah itu, Erdogan pun berkata, Bagi saya pertemuan Davos sudah selesai. Saya tidak diizinkan untuk bicara di sini. Perdana Menteri kalian, Ohud Olmert, mengatakan sangat senang memasuki Palestina dengan tank, peluru dan roket, dan membunuh warganya. ujarnya dengan nada tegas kepada Perez, yang langsung disambut dengan tepuk-tangan para hadirin. Setelah itu, Erdogan pun meninggalkan forum dan dengan cuek melewati Perez yang tampak tertekan. Erdogan mengatakan tak akan menghadiri lagi forum itu. Perkataan Erdogan di atas langsung membuat Shimon Perez mengkerut. Ia terlihat tidak pede dalam pertemuan itu. Perdana Menteri Kjell Magne Bondevik dari Norwegia berkata, Saya tidak pernah melihat Perez seperti itu. Ia mungkin sadar bahwa seluruh dunia sekarang sedang memusuhinya. Saya sedih Erdogan meninggalkan forum. Dukungan untuk Erdogan datang dari banyak pihak. Menteri Luar Negeri Mesir, Moussa, yang selama debat hanya diam saja, berkomentar, Sikap Erdogan bisa dipahami. Israel memang tidak pernah mendengarkan siapapun. Hubungan Turki dengan Israel memang menjadi buruk ketika Israel melancarkan Operasi
[wanita-muslimah] Filsafat dan Tasawuf
pengetahuan kita tentang objek tersebut (yang tidak lain dari pada diri kita sendiri) adalah sama dan satu. Di sini kita mengalami bahwa mengetahui (to know) adalah sama dengan ada itu sendiri (to be). Meskipun tasawuf dikategorikan oleh Ibn Khaldun sebagai ilmu naqliyyah (agama) dan karena itu berdasarkan pada otoritas, namun menurut kesaksian Ibn Khaldun sendiri dalam Al Muqaddimah-nya, Tasawuf, pada perkembangan berikutnya, telah banyak memasuki dunia filsafat , sehingga sulit bagi keduanya untuk dipisahkan. Dalam kasus filsafat suhrawardi, misalnya, kita bisa melihat bahwa tasawuf bahkan telah dijadikan dasar bagi filsafatnya, sehingga orang menyebutnya filosof mistik (muta'allih). Sementara pada diri Ibn Arabi, kita melihat analisis yang sangat filosofis merasuki hampir setiap lembar karya-karyanya. Sehingga tasawufnya sering disebut tasawuf falfasi. Pada masa berikutnya, kita tahu bahwa Mulla Shadra, pada akhirnya telah dapat mensintesiskan keduanya, dalam apa yang kita sebut filsafat Hikmah Muta'aliyyah, atau teosofi transenden. Disini, unsur-unsur filosofis dan mistik berpadu erat dan saling melengkapi satu sama lain. Salam, Iman K. http://www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Filsafat dan Agama
Salam, Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa telah terjadi hujatan dan penentangan yang begitu keras dan sekaligus membabi buta dari beberapa kalangan mengenai kehadiran filsafat ke dalam kajian/wilayah agama. Mereka mengatakan filsafat sangat bertentangan dengan ajaran agama, khususnya agama Islam. Apakah betul bahwa filsafat sangat bertentangan dengan agama? Mengutip apa yang dikatakan oleh Al-Kindi, bahwa filsafat dan agama sesungguhnya adalah sama-sama berbicara dan mencari kebenaran, dan karena pengetahuan tentang kebenaran itu meliputi juga pengetahuan tentang Tuhan, tentang keesaan-Nya, tentang apa yang baik dan berguna, maka barang siapa saja yang menolak untuk mencari kebenaran dengan alasan bahwa pencarian seperti itu adalah kafir, maka sesungguhnya yang mengatakan kafir tersebutlah yang sebenarnya kafir. Diantara filsuf muslim yang paling peduli untuk menjawab perihal hubungan filsafat dengan agama ini adalah Ibn Rusyd. Ibn Rusyd bahkan menulis sebuah karya khusus untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya dan seharusnya hubungan antara filsafat dan agama. Menurut Ibn Rusyd, antara filsafat dan agama sesungguhnya tidak ada pertentangan. Agama alih-alih melarang, bahkan justru mewajibkan pemeluknya untuk belajar filsafat. Jika filsafat mempelajari secara kritis tentang segala wujud yang ada dan merenungkannya sebagai petunjuk 'dalil' adanya sang pencipta dari satu sisi dan syari'ah pada sisi yang lain telah memerintahkan untuk merenungkan segala wujud yang ada, maka sesungguhnya antara apa yang dikaji oleh filsafat dan apa yang dianjurkan oleh syari'ah telah saling bertemu. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa mempelajari filsafat sesungguhnya telah diwajibkan oleh syari`ah. Penekanan al'quran didalam surat 59 ayat 2 yang berbunyi : Fa`tabiru ya uli al abshar (Renungkanlah olehmu, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan (visi)) sesungguhya lebih kepada penekanan pentingnya untuk menggunakan akal, atau gabungan antara penalaran intelektual (filsafat) dan penalaran hukum (syari'at). Demikian juga surat 185 ayat 7 yang mengatakan : Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah Juga adalah ayat yang menganjurkan supaya manusia menggunakan akal dan penalarannya untuk mempelajari totalitas wujud. Dengan demikian maka sesungguhnya syari`at telah mewajibkan kepada kita untuk menggali pengetahuan tentang alam semesta ini dengan penalaran. Namun demikian, untuk bisa melakukan penalaran yang benar maka disyaratkan seseorang itu harus mengetahui terlebih dahulu beberapa metode atau cara berpikiran yang logis dengan mempelajari ilmu logika supaya bisa melakukan pembuktian yang demonstratif. Ibn Rusyd kemudian membandingkan kewajiban mempelajari ilmu logika sebagai alat untuk berfilsafat dengan kewajiban yang ditetapkan oleh para fuqaha untuk mempelajari katagori-kategori hukum yang termuat dalam ushul al-fiqh. Ibn Rusyd menyatakan jika para fuqaha menyimpulkan kewajiban untuk memperoleh pengetahuan tentang penalaran hukum dari ayat fa`tabiru ya uli al abshar, maka alangkah lebih pantas jika ayat tersebut dijadikan sebagai dalil wajibnya untuk mempelajari pengetahuan rasional (rasional reasoning) bagi mereka yang ingin mengetahui Tuhan dan ciptaan-Nya. Bagi mereka yang tetap ngotot mengatakan bahwa belajar filsafat tersebut adalah bid`ah, Ibn Rusyd mengatakan, anggaplah filsafat itu bid`ah karena tidak terdapat dikalangan orang-orang Islam pertama (salaf). Tetapi apakah hal serupa tidak berlaku juga bagi studi penalaran hukum (ushul al-fiqh) yang tercipta juga setelah periode salaf. Bagaimana mungkin jika yang satu dikatakan tidak bid`ah tetapi yang lainnya dikatakan bid`ah padahal keduanya membicarakan penalaran hukum dan penalaran rasional yang sama-sama diciptakan setelah periode salaf. Salam, Iman K. http://www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Sains
Salam, Dibarat dewasa ini filsafat - khususnya metafisika - dianggap bukanlah sebagai sains. Sebagaimana yang dikatakan August Comte, bahwa filsafat dalam bentuk metafisika adalah fase kedua dalam perkembangan manusia, setelah agama yang disebut sebagai fase pertamanya. Adapun yang disebut dengan fase ketiga atau fase yang paling modern dalam perkembangan manusia adalah sains yang bersifat positivistik ( yang dapat dilihat oleh indra lahir manusia ). Dan karena sains merupakan perkembangan terakhir - fase ketiga- maka manusia modern harus meninggalkan fase-fase sebelumnya yang dianggap sudah kuno seperti fase agama -teologis- dan metafisika filosofis jika ingin tetap bisa dikatakan sebagai manusia modern. Apakah kita harus meng amin-i saja apa yang dikatakan oleh August Comte tersebut? Mari kita lihat dari sisi yang lain... Berbeda dengan apa yang terjadi dibarat, dalam tradisi ilmiah Islam filsafat tetap dipertahankan hingga kini dalam posisi ilmiahnya yang tinggi sebagai sumber atau basis bagi ilmu-ilmu umum yang biasa kita sebut sebagai sains, yakni cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan dunia empiris, dunia fisik. Dalam tradisi Islam, Filsafat adalah induk dari semua ilmu yang menelaah ilmu rasional (aqliyyah) seperti metafisika, fisika dan matematika. Adapun 'sains' dalam tradisi ilmiah Islam adalah termasuk kedalam kelompok ilmu rasional dibawah ilmu-ilmu fisik, sehingga mau tidak mau sains harus tetap menginduk kepada filsafat, khususnya kepada metafisika filsafat. Alih-alih sains dikatakan terlepas dari filsafat sebagaimana yang disinyalir oleh August Comte, filsafat justru dipandang sebagai induk dari sains. Para Filosof Muslim memandang bahwa terdapat sumber abadi dan sejati bagi segala apapun yang ada dijagad raya ini, yang pada gilirannnya akan dijadikan sebagai objek penelitian ilmiah. Sumber sejati ini penting dibicarakan untuk mengetahui asal usul dari objek apapun yang akhirnya kita pilih untuk diteliti, tak terkecuali objek-objek fisik. Tanpa sumber sejati seperti yang disebutkan diatas maka tidak mungkin ada apapun yang bisa kita jadikan sebagai objek penelitian kita. Tuhan, itulah sumber sejati yang dimaksud, darimana segala sesuatu itu berasal. Dalam Islam, alam raya ( yang akan dijadikan objek penelitian oleh sains) disebut sebagai ayah/ayat atau tanda-tanda Tuhan. Menurut Muhammad Iqbal, alam tak lain adalah medan kreativitas Tuhan. Oleh karena itu barang siapa saja yang meneliti dan mengadakan kajian terhadap alam semesta, maka sesungguhnya dia sedang melakukan penelitian terhadap cara Tuhan bekerja dalam penciptaan atau dalam bahasa yang lebih populer, maka sesungguhnya orang (sains) tersebut sedang melakukan penelitian tentang sunnatullah. Dengan melihat apa yang dikatakan Muhammad Iqbal tersebut, maka seharusnya setiap orang yang mengadakan kajian dan penelitian terhadap alam maka seyogyanya makin bertambahlah kepercayaannya (imannya) kepada sang Pencipta (Tuhan) dan bukan malah sebaliknya seperti yang sering terjadi didunia barat dimana mereka malahan berusaha menyingkirkan Tuhan dari arena penelitiannya. Selain sebagai basis metafisik ilmu (sains), filsafat juga bisa dijadikan sebagai basis moral bagi ilmu dengan alasan bahwa tujuan menuntut ilmu dari sudut aksiologis adalah untuk memperoleh kebahagiaan bagi siapa saja yang menuntutnya. Filsafat, khususnya Metafisika adalah ilmu yang mempelajari sebab pertama atau Tuhan, yang menempati derajat tertinggi dari objek ilmu. Oleh karena itu sudah semestinyalah jika metafisika dijadikan basis etis penelitian ilmiah karena ilmu ini akan memberikan kebahagiaan kepada siapa saja yang mengkajinya. Kembali perlu kita ingat, bahwa dalam tradisi ilmiah Islam, filsafat disebutkan sebagai sumber segala ilmu rasional (aqli) seperti matematika, fisika dan metafisika serta sub-devisi-sub-devisi mereka seperti : Sub-devisi Matematika : Aritmatika-Geometri-Aljabar-Musik-Astronomi dan Teknik. Sub-devisi Fisika : Minerologi-Botani-Zoologi-Anatomi-Kedokteran dan Psikologi Sub-devisi Metafisika : Ontologi-Teologi-Kosmologi-Antropologi-Eskatologi. Maka dari itu, tidaklah mengherankan kalau filosof besar jaman dulu seperti Ibnu Sina dan Mulla Sadra menguasai bukan hanya metafisika filsafat tetapi juga seluruh cabang ilmu rasional dan sub-devisi-sub-devisinya. Tiba kepada kita sekarang ini, bagaimana mungkin kebanyakan dari mereka (orang barat) malah menyingkirkan induk ilmu (Filsafat) itu dari sains yang jelas-jelas merupakan anak kandung dari filsafat iitu sendiri. Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Menjawab mereka kaum Intelektual.
(kebaikan pelaku). Kalau mereka melakukan perbuatan baik itu dengan NIAT ingin mencapai ridho Tuhan maka mereka akan sampai kepada ridhonya, dan jika mereka melakukannya dengan tujuan dan alasan lain maka mereka akan sampai kepada tujuan mereka yang lain, yakni selain Tuhan. Dengan kata lain yang semua perjalanan mempunyai tujuan akhir, dan jika perjalanannya diarahkan ke Tuhan maka dia akan sampai kepada Tuhan dan sebaliknya jika perjalanannya diarahkan kepada selain Tuhan maka dia akan sampai kepada tujuan yang selain kepada Tuhan. Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mereka pejuang kemanusiaan yang menolak Tuhan
Salam... Didalam diskusi di yahoogroups masih sering kita jumpai beberapa pemikiran yang membanding-bandingkan atau menghadap-hadapkan apakah perbuatan baik yang dilakukan dengan landasan kesadaran diri dan kemanusian sama nilainya dengan perbuatan baik yang berlandaskan iman kepada Tuhan. Dilain pihak kita juga masih sering mendengar ada yang mengatakan bahwa kebaikan pelaku tidak harus dan tidak perlu membutuhkan niat untuk mencari kedekatan dengan Tuhan. Mereka mengatakan bahwa jika seseorang melakukan perbuatan baik karena panggilan hati nurani dan tanpa mengharapkan pamrih dari manapun termasuk dari Tuhan, maka sesungguhnya nilai mereka adalah lebih tinggi ketimbang mereka-mereka yang mengerjakan perbuatan baik dikarenakan ada iming-iming atau janji surga dan neraka yang disediakan oleh Tuhan. Mereka juga mengatakan bahwa jika seseorang melakukan perbuatan baik karena kesadarannya sendiri atau karena kasih sayangnya terhadap sesama manusia maka itu sudah cukup dan tidak perlu mengkait-kaitkan atau menyangkut-nyangkutkan urusan tersebut dengan Tuhan. Dengan kata lain mereka mengatakan tidak penting seseorang itu mengenal Tuhan atau tidak didalam mengerjakan perbuatan baiknya. Bahkan dimailing list [EMAIL PROTECTED] mereka mengatakan dengan cara yang lebih tegas lagi, bahwa barang siapa yang mengerjakan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan buruk dikarenakan hanya karena melaksanakan perintah dan larangan dari Tuhan, maka sesungguhnya perbuatan demikian itu tidaklah ada nilainya, alias kosong melompong belaka. Perbuatan demikian itu sama saja dengan robot dan bernilai “hampa”, dogmatis, dan kaku. Disini kita perlu menambahkan, bahwa pernyataan demikan bisa kita terima dengan baik. Namun demikian kita perlu hati-hati dan cermat untuk memetakan persoalan penting ini. Perlu kita cermati bahwa sesunguhnya ada tiga motif utama yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik, yang pertama adalah motif perjalanan spiritual yang bersandarkan kepada keinginan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Motif kedua adalah motif kemanusian yang bersandarkan kepada kesadaran diri [panggilan jiwa] dan yang ketiga adalah motif pribadi yang bersandarkan kepada kepentingan diri semata. Dengan kehati-hatian memetakan dan membedakan apa motif seseorang didalam melakukan perbuatan baik tersebut maka sekarang kita bisa mengatakan bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan motif kemanusian, kasih sayang antara sesama manusia, melayani orang lain, membantu mereka yang lemah TIDAKLAH SAMA DENGAN perbuatan yang dilakukan dengan motif KEPENTINGAN PRIBADI semata-mata. Dan kita percaya bahwa setiap perbuatan baik yang bertujuan untuk tidak mementingkan diri sendiri, maka sesungguhnya Tuhan tidak akan mengabaikan dan membiarkan perbuatan baik tersebut tanpa imbalan sama sekali. Sesungguhnya Tuhan Maha Bijaksana. Setelah kita melihat bagaimana akibat logis dari berbagai motif yang melandasi tindakan seseorang, sekarang kita tiba kepada telaahan apakah betul mereka yang mengatakan bahwa melakukan semua perbuatan kebaikan itu bisa murni tanpa melibatkan Tuhan? Harus kita katakan dengan jelas bahwa mereka semuanya yang melakukan pekerjaan dengan berlandaskan panggilan jiwa dan kemanusian tersebut, pejuang-pejuang kemanusian, mereka-mereka yang menolong sesamanya dengan tanpa pamrih dari manapun juga dan mereka-mereka yang berbuat baik terhadap semua makluk termasuk hewan dan tumbuhan karena dorongan yang begitu kuat dari diri mereka sendiri, maka sesungguhnya mereka ini telah mempunyai kesadaran yang tinggi akan adanya Tuhan walaupun lisan mereka menolaknya. Mereka-mereka tersebut, kalaupun menolak Tuhan maka sesungguhnya yang mereka tolak hanyalah bayangan atau sangkaan mereka saja terhadap Tuhan dan bukan menolak tentang zat Tuhan. Dan untuk urusan orang-orang yang lisannya menolak untuk kait mengkaitkan perihal perbuatan baiknya dengan tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan, maka sesungguhnya mereka bukanlah termasuk kedalam golongan orang-orang yang menjadi kekasih utama Tuhan dan bukan pula termasuk kedalam golongan kafir. Mereka adalah termasuk kedalam golongan diantara keduanya dan sesungguhnya Tuhan Maha Mengetahui setiap urusan hati manusia.. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Try cool new emoticons, skins, plus more space for friends. Download Yahoo! Messenger Singapore now! http://sg.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mereka yang disebut Islam 2
Salam... Menyambung postingan yang pertama yang kita beri judul ‘Mereka yang disebut Islam’ maka sekarang kita tiba kepada bahasan yang kedua, yakni bagaimana jika seseorang yang hatinya tunduk kepada kebenaran. Pintu hatinya terbuka untuk menerima dan bertindak menurut kebenaran sementara lahiriahnya dia adalah non muslim seperti misalnya Descartes. (Seorang filosof Perancis,red.) Descartes ini jika kita ikuti sejarah hidupnya dari buku-buku sejarah, kita bisa menyaksikan bagaimana dia memulai filsafatnya dari keraguan, ia meragukan semua yang ia ketahui dan mulai dari nol. Ia betul-betul memulai pemikirannnya dari titik awal dengan mengatakan “ Aku berpikir, maka aku ada”. Sebuah ucapan yang sampai detik ini masih sangat segar dalam ingatan semua filsuf, sebuah kata yang menunjukkan kepada kesadaran penuh atas keberadaannya sendiri. Keberadaan diri yang dibungkus jasad dengan ruh sebagai inti diri yang sekaligus pembuktiannya tentang keberadaan Tuhan. Descartes dengan kesadaran dan pencariannya yang luar biasa, ia mampu membuktikan keberadaaan ruh dan dengan itu semakin nyata baginya tentang keberadaan Tuhan. Namun ketika tiba kepada isyu pemilihan agama, maka iapun memilih Kristen sebagai agamanya karena dinegaranya kristen merupakan agama yang mayoritas dan sekaligus agama negaranya. Namun demikian, dalam sejarahnya Descartes pernah mengatakan ‘ Saya tidak mengatakan bahwa agama Kristen adalah sebaik-baik agama yang ada didunia. Mungkin saja ada agama lain diujung dunia sana yang lebih baik dari agama kristen, namun yang sampai kepada saya dan sepanjang yang saya tahu Kristen adalah agama yang terbaik. Saya mengatakan demikian karena itulah yang sampai kepada saya dan saya sama sekali tidak berselisih dengan kebenaran lain jika memang diluar sana ada lagi kebenaran yang belum saya tahu. Orang-orang semacam Descartes ini jika kita mendengar dan membaca dari apa yang dia ucapkan, maka sesungguhnya dia sudah tunduk kepada kebenaran dan orang yang sudah tunduk kepada kebenaran tidaklah pantas disebut sebagai orang kafir. Dia sudah mendeklarasikannya sendiri bahwa dia tidak berselisih dan tidak pula menentang apalagi membangkang terhadap kebenaran sebagaimana ciri khas dari kafir yakni penentangan dan pembangkangan terhadap kebenaran.. Orang semacam ini tidak bisa disebut sebagai kafir dan juga tidak bisa dinamakan sebagai muslim. Muslim dan kafir bukanlah lawan kata atau dua oposisi yang saling bertentangan. Dengan kata lain jika Descartes disebut muslim maka dia haruslah mengerjakan syariat muslim sebagaimana yang dikerjakan oleh muslim yang lainnya, demikian juga kalau dia kafir maka dia akan berselisih dan membangkang serta bertentangan dengan kebenaran. Namun dari apa yang kita perhatikan didalam catatan sejarahnya, jika memang betul apa yang dia katakan bahwa dia bersikap tunduk kepada kebenaran dan dia benar-benar tidak memiliki lagi waktu untuk meneliti maka Descartes dapat disebut sebagai “Muslim Watak” atau Dispositional Muslim.. Kita banyak menemukan muslim watak sampai hari ini disekitar kita, lahiriahnya mereka bukan muslim tetapi perbuatan dan wataknya terkadang lebih islam dari pada orang islam sendiri. Saya mengambil contoh nama Descartes bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Descartes adalah sesuatu yang sudah final dan di rhidoi oleh Tuhan. Karena sebagaimana yang pernah kita singgung sebelumnya dipostingan yang berjudul ‘siapakah yang akan masuk surga’ bahwa siapa yang akan mendapat rhido dan ampunan serta siapa yang akan masuk surga neraka yang tahu hanyalah Tuhan semata. Yang bisa kita reka-reka dan nilai adalah hanya apa-apa yang terlihat dan terdengar oleh kita, selebihnya akan menjadi urusan Tuhan. Dan didalam bahasan ini kita juga tidak bermaksud untuk menilai atau menonjolkan individu-individu, contoh yang kita ambil hanyalah sarana bagi kita untuk bisa memahami perbedaan antara apa yang kita sebut sebagai Muslim, Non Muslim dan Kafir. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mereka yang disebut Islam
Salam... Bahasan kali ini adalah penjelasan penting dari pembahasan awal kita kemarin, yang kita beri judul ‘perbuatan baik non muslim’. Sekarang kita tiba kepada persoalan dan sekaligus pertanyaan apa sih yang disebut muslim atau Islam itu? Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar dari kita beragama bukanlah karena kita telah memilih agama yang diyakini benar, melainkan karena sejak terlahir kita sudah mengikuti agama orang tua. Tak pelak lagi kita mayoritas beragama karena faktor keturunan dan faktor geografis. Berbicara mengenai faktor geografis kita bisa melihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa jika mayoritas penduduk suatu negara beragama Kristen maka seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus didominasi oleh pemeluk agama kristen. Jika mayoritas penduduk suatu negara beragama Islam maka seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan begitu seterusnya. Persoalan geografis ini berlaku juga untuk penggunaan bahasa, Jika mayoritas penduduk suatu negara berbahasa Inggris maka seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa mereka. Jika mayoritas penduduk suatu negara berbahasa Indonesia maka seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka dan begitu seterusnya. Perubahan tentang pola serupa ini hanya bisa terjadi jika terjadi peristiwa besar dan sangat luar biasa seperti terjadinya peperangan, penjajahan atau kehadiran orang-orang suci dan orang-orang yang sangat berpengaruh. Kita mengenal agama sama kunonya dengan pengenalan kita terhadap bahasa dan orang tua kita. Kita mengenalnya sudah sejak terlahir kedunia ini, sehingga sangat sulit untuk lepas dan melepaskannya keyakinan kita terhadap suatu agama walaupun hanya untuk sekedar merenungkan kebenarannya. Lepas atau melepaskan keyakinan kita terhadap suatu agama sama sulitnya dengan kita melepaskan keyakinan tentang siapakah orang tua kita yang sebenarnya. [tentang ini, jika ada kesempatan mungkin akan kita bahas dengan tema khusus] Sekarang kita kembali kepada tema kita kali ini, yakni mereka yang disebut muslim. Dalam persoalan yang kita ajukan ini, maka mereka-mereka yang terlahir didalam keluarga muslim karena faktor keturunan dan geografis disebut muslim, dan mereka-mereka yang terlahir diluar keturunan muslim dan kemudian meniru agama orang tua mereka, maka mereka disebut non muslim. Sesungguhnya faktor keturunan dan faktor ‘kebetulan’ orang terlahir dari keluarga muslim ataupun non muslim tidaklah terlalu banyak bernilai. Karena nilai sesungguhnya dari muslim itu adalah hati yang tunduk kepada kebenaran. Pintu hatinya terbuka untuk menerima dan bertindak menurut kebenaran. Jika seseorang memiliki fitrah tunduk kepada kebenaran dan karena adanya sebab tertentu realitas kebenaran tersembunyi atau tidak sampai kepadanya, maka sesungguhnya Allah tidak akan menghukumnya sebagaimana yang dikatakan al-quran surat 17 ayat 15 : “Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” Mengacu kepada ayat al-quran tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa mustahil Tuhan menghukum seseorang bila kepadanya belum sampai kebenaran yang lengkap dan sempurna. Dengan kata lain bisa dikatakan, mustahil bagi Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Pengasih menghukum seseorang yang mana kepadanya belum sampai berita dan peraturan tentang mana yang boleh dan mana yang dilarang. Artinya tidak layak hukuman diberikan tanpa adanya penjelasan terlebih dahulu. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut Islam 2 Try cool new emoticons, skins, plus more space for friends. Download Yahoo! Messenger Singapore now! http://sg.messenger.yahoo.com
[wanita-muslimah] Mereka yang disebut kafir
Salam... Setelah kita melihat dan membaca apa alasan yang diajukan oleh kelompok kaum intelektual dan kelompok orang-orang sholeh pada postingan sebelumnya [mereka yang disebut kaum intelektual dan mereka yang disebut orang sholeh yang kaku] , dari alasan-alasan yang mereka ajukan nampaknya bisa kita saksikan bahwa titik tekan dari kedua kelompok ini adalah pada persoalan kafir atau tidak kafir. Sekarang supaya kita bisa lebih mudah untuk memahami alur pikiran kedua kelompok tersebut maka perlu kiranya kita membahas tentang apa dan bagaimana sih yang disebut dengan kafir tersebut? Kafir sesungguh dibagi menjadi dua macam, yang pertama adalah kafir karena menolak kebenaran dengan cara yang disengaja. Sedangkan yang kedua adalah kafir karena ketidak tahuan akan kebenaran. Kafir model yang pertama ini sudah semestinyalah akan mendapatkan hukuman dari Tuhan. Sedangkan kafir yang model kedua, yakni kafir karena kebodohan atau ketidak tahuan yang tidak bersumber dari kelalaian maka dia akan diampuni oleh Tuhan. Ini bisa kita buktikan dengan menyimak apa yang tercatat pada Al-quran surat 26 ayat 88-89 yang berbunyi : “(yaitu) pada hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” Tuhan mengatakan, yang diterima-Nya adalah orang-orang yang menghadap dengan hati yang bersih. Kalau demikian apa sih yang disebut dengan hati yang bersih? Salam, Iman K. www.parapemikir.com Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut berhati bersih New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
[wanita-muslimah] Mereka yang disebut berhati bersih
Salam... Mengingat kembali kepada postingan sebelumnya, kita telah tiba kepada pertanyaan, apa sih yang disebut dengan hati yang bersih? Ketahuilah bahwa yang disebut dengan hati yang bersih adalah hati yang tunduk kepada yang Haq, yaitu hati yang tunduk kepada kebenaran. Hati yang bersih adalah hati yang terpelihara dari kekafiran. Dan selanjutnya perlu diketahui juga, bahwa tingkat ketundukan itu terbagi menjadi tiga, yang pertama disebut dengan tunduk secara fisik, yang kedua tunduk secara akal dan yang ketiga adalah ketundukan hati. Untuk memudahkan pemahaman kita tentang tingkatan ketundukan ini, saya akan memberikan contoh ketundukan model yang pertama terlebih dahulu, yaitu ketundukan fisik. Yang disebut tunduk secara fisik adalah ketika seseorang bisa menerima kenyataan bahwa secara fisik dia sudah kalah dan bersedia dengan sadar dibawah kendali dari orang yang fisiknya lebih kuat. Misalnya didalam perkelahian, jika seseorang sudah merasa kalah maka dia akan menyerah kepada lawanya. Biasanya yang kalah akan mengangkat tangan pertanda menyerah kalah dan bersedia menjadi tawanan dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh lawannya. Atau ketika seseorang terjebak digang preman, dimana dia harus menyerahkan uangnya karena diancam dengan pisau. Orang yang diancam secara fisik ini biasanya hanya menyerah secara fisik. Akalnya tetap akan melawan perbuatan para preman tersebut. Tunduk secara fisik seperti ini, fisiknya memang tunduk tapi pikiran dan akalnya tidak akan pernah tunduk. Orang yang kalah secara fisik ini akan selalu mencari peluang bagaimana caranya untuk lepas dari kendali musuhnya. Hatinya tidak henti-hentinya mengecam musuhnya. Tunduk atau penundukan secara fisik begini biasanya dilakukan dengan kekerasan atau pemaksan. Tunduk model kedua adalah tunduk secara akal. Akal tidak bisa ditundukkan dengan pemaksaan dan kekerasan. Kita tidak pernah menemukan ada orang jago matematika karena ditekan dengan kekuatan fisik. Satu-satunya yang dapat menundukkan akal adalah logika dan akal itu sendiri. Tidak mungkin orang bisa mengerti berapa berat jenis air dan berapa berat jenis pelampung dengan cara dipukuli dan dipaksa dengan kekerasan. Cara menghitung berat jenis harus dengan menggunakan rumus berat jenis bukan dengan cara yang lainnya. Jika dengan rumus-rumus yang disodorkan akal bisa mengetahui dan paham bagaimana cara menghitung berat jenis, itu artinya akal sudah tunduk. Akal sudah menyerah dan bersedia dibawah kendali rumus-rumus tersebut untuk memastikan berapa berat jenis air dan pelampung tersebut. Mengenai ini ada contoh yang bagus, yaitu bagaimana ketika Gallileo menemukan fakta baru bahwa sesungguhnya bumilah yang mengelilingi matahari bukan sebaliknya sebagaimana yang dipercayai oleh orang-orang pada jaman itu. Omongan Galileo ini dianggap sesat dan menyesatkan oleh orang-orang sholeh yang kaku dari kalangan gereja pada saat itu. Mereka memaksa Galileo untuk menarik omongannya tersebut dan kalau tidak maka dia akan dibakar hidup-hidup. Mendengar ancaman dari orang-orang sholeh yang kaku tersebut, Galileo akhirnya tunduk secara fisik dan bersedia untuk menarik omongannya. Tapi akalnya tidak bisa ditundukkan dengan ancaman tersebut, kemudian sambil duduk Galileo menulis sesuatu ditanah. Diberitakan isi tulisannya adalah “ Walaupun saya harus menarik omongan saya, tetapi itu tidak akan menghentikan bumi untuk terus berputar mengelilingi matahari” Betul ancaman fisik dapat memaksa orang untuk berhenti berbicara dan posting dimailling list, tapi ancaman fisik tidak akan pernah mampu untuk menundukkan akal. Sejatinya akal hanya bisa ditundukkan oleh logika dan akal itu sendiri. Jenis tunduk yang ketiga adalah ketundukan hati. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut beriman __ Search, browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel. http://sg.travel.yahoo.com
[wanita-muslimah] Menjawab mereka
adalah perbuatan baik dan pada hakikatnya adalah BAIK dan sudah BAIK dari sononya (innate), tidak peduli apakah yang berbuat itu adalah orang Islam, kristen, hindu,buda, negro, bule, orang asia atau siapapun. Kampanyenya adalah : Perbuatan baik adalah selalu bernilai baik. Apakah betul begitu? Saya mengatakan, TIDAK! Pemikiran seperti itu tidak benar sama sekali, masih jauh panggang dari api. Perbuatan baik itu haruslah dilihat dari 2 dimensi, yakni : 1. Dimensi Perbuatan. 2. Dimensi Pelaku. Yang disebut dengan dimensi perbuatan (laku) adalah dimensi materi yang ternilai hanya secara historis dan sosial. Sedangkan dimensi pelaku (NIAT) adalah dimensi imateri dan ternilai bukan hanya secara historis dan sosial TAPI lebih dari itu yakni ternilai secara spiritual. Kita lihat contoh aplikasi kedua dimensi itu ditengah2 kita, Contoh yang paling bagus sebenarnya yang sering dibuat oleh holiwood dengan film-film mafia-nya. Holiwood sering mengambarkan sosok tokoh yang selalu berbuat baik diawal cerita dan baru ketahuan diakhir film ternyata tokoh itu adalah BOS MAFIA :) Di dunia nyata kita juga bisa saksikan, banyak orang membangun rumah sakit, fasilitas umum dan itu adalah perbuatan BAIK. Tapi betapa banyak kita saksikan juga ternyata perbuatan baiknya dimodali oleh uang korupsi dan lain-lain dan menjadi urusan KPK. Contoh lain, kita sering melihat orang berkata sopan, dan perkataan sopan itu adalah pebuatan baik. Tapi siapakah gerangan yang tahu apa NIAT orang ketika berbicara sopan? Kita sering mendengar ada pemerkosaan, pencurian, penipuan dan lain-lain, dan ketika si pelakunya tertangkap banyak orang yang terperangah TIDAK MENDUGA bahwa dia yang selama ini sopan dan santun itu ternyata memiliki NIAT JAHAT. Dan banyak contoh-contoh lain, apalagi sekarang menjelang pemilu. Hampir semua calon presiden berlomba-lomba memoles senyum. Bukankah senyum itu adalah perbuatan baik Tapi semua orang tentu tahu, apakah PERBUATAN baiknya itu memang benilai baik, apakah betul-betul itu senyum tulus untuk melindungi masyarakat atau senyum perangkap untuk mengangkangi masyarakat? Dengan beberapa contoh praktis itu saya rasa sekarang sudah bisa lebih mudah untuk membedakan apakah laku atau prilaku itu saja sudah cukup tanpa melibatkan NIAT ? JAdi sudah jelas alasan logisnya, bahwa perbuatan baik saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket ke surga. Ada yang lebih penting dari itu yakni NIAT sipelaku. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Yahoo! Toolbar is now powered with Free Anti-Virus and Anti-Adware Software. Download Yahoo! Toolbar now! http://sg.toolbar.yahoo.com/
[wanita-muslimah] Mereka yang disebut orang Sholeh yang kaku
Salam... Kembali kepersoalan apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar TETAPI melakukan pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, semua amalannya itu akan diterima oleh Tuhan. Kita sudah membicarakan bagaimana alasan logis yang diajukan oleh kaum intelektual dipostingan sebelumnya. Dan kita juga sudah memperhatikan apa yang mereka kutip dari Al-quran sebagai landasan fundamentalnya. Sekarang kita akan lihat, apa jawaban dari mereka yang disebut dengan kelompok orang-orang sholeh. Kelompok yang menentang bulat-bulat pendapat yang diajukan oleh kaum intelektual tersebut. Mereka mengatakan secara tegas bahwa perbuatan baik non muslim tidak mungkin akan diterima oleh Tuhan. Perbuatan orang-orang kafir itu tidak ada nilainya sama sekali dimata Tuhan, semua amal perbuatan mereka itu akan ditolak dan tertolak. Kelompok orang-orang sholeh yang berpikiran kaku ini juga tidak lupa untuk membawa dua alasan penting untuk mendukung pendapatnya, yaitu : Alasan penting yang pertama adalah alasan rasional, kalau memang perbuatan baik non muslim itu diterima dan perbuatan baik muslim juga diterima jadi apa bedanya menjadi muslim atau non muslim. Demikian juga sebaliknya, kalau perbuatan buruk non muslim akan mendapat hukuman dan perbuatan buruk muslim juga mendapat hukuman yang sama, jadi dimana letak perbedaannya antara menjadi muslim dan non muslim. Dalam hal ini apa pengaruhnya menjadi muslim atau non muslim? Alasan penting kedua adalah alasan narasi, mereka mengutip argumentasinya dengan merujuk kepada apa yang tertulis pada alquran surat 14 ayat 18 : “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” Dengan bermodalkan ayat ini, maka kelompok orang-orang sholeh yang berpikiran sempit tersebut menegaskan bahwa perbuatan mulia semulia apapun, sekalipun lebih mulia dari perbuatan dan pengabdian para nabi sekalipun, maka sungguh perbuatan mereka akan sia-sia belaka jika tidak digandengkan dengan keimanan kepada Tuhan. Dan untuk melengkapi dalilnya, mereka juga terkadang mengutip ayat yang lain dari al-quran , seperti surat 24 ayat 39 : “Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya” Dengan menambahkan ayat ini, maka sudah semakin kuatlah perhitungan atas orang-orang kafir, perbuatan mereka semuanya akan sia-sia dan semu bagaikan sebuah fatamorgana. Seolah-olah ada dan bermanfaat padahal tidak ada dan tidak berguna sama sekali. Sampai disini kita sudah melihat, apa dan bagaimana alasan-alasan logis dan narasi yang disampaikan oleh dua kelompok yang paling berpengaruh tersebut.. Jalan pemikiran pertama mengatakan semua orang boleh dan dibolehkan masuk surga tanpa membeda-bedakan agamanya, apakah muslim atau non muslim semuanya sama saja dimata Tuhan. Kelompok yang lain mengharamkan surga terhadap umat manusia manapun kecuali mereka muslim. Surga tertutup untuk orang-orang non muslim, surga dibuat khusus untuk orang Islam. Pendapat kelompok manakah gerangan yang paling logis dan yang paling masuk akal yang bisa kita terima? Apakah pendapat kelompok pertama ataukan pendapat kelompok yang kedua? Atau apakah masih ada pendapat yang lain diluar pendapat tersebut? Salam, Iman K. www.parapemikir.com Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut kafir Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
[wanita-muslimah] Ada berapakah agama yang benar?
Salam... Pembicaraan yang paling sensitif dan yang paling banyak dihindari pada zaman modern ini adalah pembicaraan tentang perbedaan agama-agama. Kebanyakan dari kita risih untuk membicarakan agama manakah yang paling benar. Masalah ini menjadi lebih sulit lagi karena di indonesia memang dilarang keras membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan isyu SARA didepan umum. Saya menyadari, dengan menulis isyu ini bisa jadi saya akan menjadi bahan ejekan, makian dan tertawaan orang-orang dan bahkan boleh jadi lebih dari itu. Bisa jadi yang tadinya teman menjadi lawan dan yang tadinya lawan menjadi teman secara ideologi….bahkan tidak menutup kemungkinan saya akan dicari dan dimasukkan ke hotel pledo . Untuk membahas persoalan ini saya mulai dengan keingin tahuan saya dengan mengajukan tiga pertanyaan penting, yaitu : Pertama, Apakah sesorang wajib memilik satu agama saja atau mengikuti beberapa agama dalam waktu yang bersamaan? Kedua, Jika yang masuk akal adalah mengikuti satu agama saja, maka apakah kita bebas memilih salah satu agama mana saja tanpa membeda-bedakannya satu sama lain? Apakah semua agama saja saja dan ambil yang mana saja pasti BENAR? Atau apakah hanya ada satu agama saja yang benar di tiap-tiap zaman? Ini adalah jenis pertanyaan yang paling mudah untuk mendapatkan jawabannya, pastilah dalam satu zaman hanya ada satu agama saja yang benar, ini bisa dibuktikan secara mudah dengan melihat fakta bagaimana semua orang ingin mempertahankan agamanya karena mereka menggangap agamanyalah satu-satunya agama yang benar. Fakta yang kita saksikan tersebut berbeda dengan apa yang dikampanyekan oleh mereka yang mengembangkan isyu pluralisme agama. Mereka mengatakan pada setiap zaman semua agama sama saja. Semua agama memiliki keabsahan yang sama.. Tentu saja benar adanya bahwa tidak ada pertentangan antara satu nabi dengan nabi yang berikutnya. Semua Nabi diseru dan diutus untuk menyeru kepada jalan Tuhan yang satu. Tidak masuk akal kalau Tuhan yang satu memerintahkan utusannya menyeru kepada jalan yang berbeda-beda dan menciptakan beberapa aliran yang saling bertentangan. Namun demikian tidaklah berarti bahwa disetiap zaman dan dalam waktu yang bersamaan ada beberapa agama yang benar dan karenanya setiap orang bebas memilih agama manapun yang mereka inginkan sebagai mana orang memilih nomor undian secara acak. Yang betul adalah setiap orang harus beriman kepada SEMUA Nabi utusan Tuhan, dan mengikuti apa yang dikabarkan oleh nabi-nabi tersebut. Dalam hal ini termasuk mengikuti dan mengimani khabar siapa Nabi yang akan datang berikutnya. Dan sebaliknya harus mengimani apa yang dikatakan oleh nabi terakhir tentang siapa nabi sebelumnya. Setelah kita melihat fakta dan menerimanya dengan akal yang sehat bahwa setiap zamannya hanya ada satu agama yang benar, maka pertanyaan ketiganya adalah Apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar TETAPI melakukan pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, semua amalannya itu akan diterima oleh Tuhan? Misalnya agama yang benar telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua manusia, mendukung hak-hak orang yang tertindas, menengahi perselisihan, memerangi para pemeras dan penindas, menolong orang-orang yang bernasib malang, membantu orang-orang miskin, menegakkan keadilan dan memberikan pendidikan sebagaimana tugas kenabian pada setiap zamannya. Lalu kita bertanya apakah mereka yang melakukan tugas-tugas kenabian tersebut akan diberi pahala atau tidak? Dengan kata lain apakah keimanan kepada satu agama yang benar adalah sebagai prasyarat untuk memperoleh pahala disisi Tuhan? Bersambung ke thread berikutnya yang berjudul : Dua Jalan Pemikiran Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
[wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual
Bahasan kali ini adalah sambungan dari artikel sebelumnya yang kami beri judul ‘ada berapakah agama yang benar’. Kita telah sampai kepada pertanyaan ketiga yaitu apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar TETAPI melakukan pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, semua amalannya itu akan diterima oleh Tuhan? Misalnya agama yang benar telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua manusia, mendukung hak-hak orang yang tertindas, menengahi perselisihan, memerangi para pemeras dan penindas, menolong orang-orang yang bernasib malang, membantu orang-orang miskin, menegakkan keadilan dan memberikan pendidikan sebagaimana tugas kenabian pada setiap zamannya. Lalu kita bertanya apakah mereka yang melakukan tugas-tugas kenabian tersebut akan diberi pahala atau tidak? Dengan kata lain apakah keimanan kepada satu agama yang benar adalah sebagai prasyarat untuk memperoleh pahala disisi Tuhan? Disini kita akan menemukan dua jalan pikiran yang paling berpengaruh. Pertama adalah logika perdamaian mutlak (Absolute Conciliation) yang dibawakan oleh kaum intelektual, dan yang kedua adalah logika manifestasi murka Tuhan yang melebihi kasih sayang-Nya yang dibawakan oleh orang-orang sholeh yang kaku. Mereka yang disebut kaum intelektual ini mengajukan argumennya dengan berbagai macam bukti, baik bukti rasional maupun bukti yang ditemukan didalam kitab suci Al-quran Mereka mengatakan bahwa semua perbuatan baik sebagaimana yang disebutkan diatas itu pastilah akan mendapat pahala dari Tuhan dengan alasan : Pertama, Allah memiliki hubungan yang sama terhadap semua wujud yang ada, Allah tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan siapapun. Allah tidak rasis, Dia ada dibarat dan juga ada ditimur, Ada diatas dan juga ada dibawah, Allah ada dimasa sekarang, masa lalu dan masa yang akan datang. Bagi Allah sama saja semuanya, Dia meliputi segala sesuatu, dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Allah tidak memiliki ikatan keluarga dan hubungan khusus dengan siapapun dan dari bangsa manapun, tidak dengan orang barat, timur, utara, selatan atau yang lainnya. Oleh karena itu tidak masuk akal kalau Tuhan memilih-milih siapa yang akan dimurkainya dan siapa yang akan dikasihinya dengan mengabaikan amal perbuatan manusia dari golongan tertentu dan menerima amal perbuatan dari kelompok yang lain. Karena hubunga Allah dengan semua manusia adalah sama saja, maka tidak mungkin dan tidak masuk akal kalau Allah menerima perbuatan baik dari satu orang dan tidak dari orang yang lain. Jika perbuatan baiknya sama maka seyogyanya diterima dengan cara yang sama pula berdasarkan perinsip keadilan Illahi.. Kedua, Kebaikan dan keburukan itu hakikatnya ada pada perbuatan tersebut. Misalnya kejujuran, berkata-kata sopan, menegakkan keadilan dan lain-lain disebut baik karena pada hakikatnya pekerjaan tersebut adalah baik. Demikian juga keburukan, seperti mencuri, berbohong, korupsi dan lain-lain disebut buruk karena hakikat perbuatan tersebut memang sudah buruk dari sononya (innate). Jujur, sopan, menegakkan keadilan disebut baik bukanlah karena Allah memerintahkan untuk mengerjakannya. Demikian juga mencuri, rampok, korupsi disebut buruk bukanlah karena Allah telah melarangnya. Dengan memperhatikan alasan kedua ini maka tidak alasan bagi Tuhan untuk menolak amalan baik dari seseorang dan menolaknya dari orang yang lain. Kedua, Tuhan sudah menyatakan didalam Al-quranan pada surat 5 ayat 69 : “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Jelas isi al-quran itu tidak terbantahkan lagi bahwa siapa saja yang beramal baik akan diterima disisi Tuhan. Bersambung ke thread berikutnya yang berjudul : Mereka yang disebut orang Sholeh yang kaku Salam, Iman K. www.parapemikir.com New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
[wanita-muslimah] Siapakah yang akan masuk Surga?
Salam... Menyambung apa yang sudah kita bicarakan sebelumnya apakah orang-orang yang telah berkorban demi kemanusiaan, mempersembahkan ilmu pengetahuan demi kemanusian, menolong orang sakit dengan meneliti segala macam obat-obatan demi keselamatan manusia, mereka itu semuanya akan masuk neraka karena mereka adalah non muslim? Apakah pribadi-pribadi semacam Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, Rene Descartes semuanya masuk neraka karena mereka adalah non muslim? Kita sudah melihat dibahasan sebelumnya bahwa terdapat dua pendapat kelompok ekstrim menanggapi permasalahan ini, kelompok pertama adalah dari orang-orang sholeh yang kaku, mereka mengutip Alquran surat 3 ayat 85 : “ Dan Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” Dengan dalil ayat tersebut, maka orang-orang sholeh yang kaku itu mengatakan bahwa yang berhak masuk surga hanyalah orang-orang Islam, selain Islam sesuai dengan ayat al-quran tersebut maka semuanya akan masuk neraka tanpa pandang bulu, apakah dia itu adalah Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, Rene Descartes dan lain-lain. Pendapat kedua muncul dari mereka-mereka yang menyebut dirinya kaum intelektual, yakni dari para pemikir kebebasan dan kemanusiaan. Mereka mengutip apa yang dikatakan Al-quran pada surat 5 ayat 69 : “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Melihat dua pendapat dengan masing-masing dalil yang mereka kemukakan tersebut, maka bagaimanakah kiranya nasib orang-orang yang telah berbuat banyak untuk tujuan kemanusiaan tersebut? Menurut hemat saya, kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu dan kita tidak punya hak sama sekali untuk mengatakan secara pasti, apakah si X atau si Y akan masuk surga atau neraka, apakah Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, Rene Descartes akan masuk surga atau neraka. Yang kita bisa tahu adalah apa yang kita lihat dari perbuatan mereka, menurut yang kita lihat dan kita saksikan bahwa mereka sudah berbuat baik dan berbuat banyak untuk kemanusian, mereka telah beramal dan menyumbangkan pemikiran untuk kemajuan umat manusia. Tetapi mengenai kepastian mutlak apakah mereka akan masuk surga atau masuk neraka, maka yang tahu kepastian tersebut hanyalah Allah semata. Hanya Allah yang mengetahui niat semua manusia, hanya Allah lah yang tahu semua rahasia dan yang lebih rahasia dari rahasia. Hanya Allah yang tahu apa niat dan motivasi seseorang ketika melakukan perbuat baik dan semua amal-amal yang mereka lakukan. Dimasa sekarang kita sering sok menghakimi seseorang, bahwa si X akan masuk surga dan si Y akan masuk neraka. Apakah kita memang punya hak dan mampu untuk melihat isi hati seseorang? Apakah kita bisa dan mampu untuk mengetahui niat seseorang? Bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak berani sembarangan untuk mengatakan bahwa si X akan masuk surga dan si Y akan masuk neraka. Nabi sendiri tidak berani menjamin dirinya sendiri akan masuk surga sebagaimana yang di tulis di al-quran surat 46 ayat 9 : “Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan. Dengan demikian, maka semakin teranglah bagi kita bahwa semua perbuatan baik akan dicatat dan dibalas oleh Allah, dan semua perbuatan baik itu tidak serta merta menempatkan seseorang kedalam surga atau neraka. Semua perbuatan baik itu akan disensor secara khusus oleh Allah dari niat mereka. Dan hasil ‘sensor’ dari niat manusia tersebut hanya Allah yang tahu hasilnya, apakah yang bersangkutan akan dimasukkan kesurga atau ke neraka. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
[wanita-muslimah] Awas Operasi Intelijen! Re: [parapemikir] FPI Jempol! Menghajar ngga tanggung2: Ambulan, Kyai, anak2, perempuan s/d orang cacat!
Salam... Yang saya heran dan tidak habis pikir, kenapa dihampir semua Milist yahoogroups pendiskusi-pendiskusi terbaiknya juga ikut TERPROVOKASI dengan operasi intelijen semacam ini. ISYU ORIGINALNYA adalah stabilitas negara akibat pemerintah menaikkan harga BBM. BBM naik melambung tinggi, mencekik rakyat, memancing mahasiswa dan masyarakat turun kejalan. Tentara sudah siaga satu untuk jaga-jaga kalau terjadi demonstrasi besar-besaran. Mengingat peristiwa UNAS kemarin bisa menyulut gelombang demonstrasi yang lebih parah, maka 'DIADAKANLAH OBJEK PENGALIHAN PERHATIAN dengan membikin isyu baru, yakni mengadu sesama masyarakat dan mengalihkan perhatian dari ISYU SENTRALNYA yakni BBM. Kasus FPI ini sudah jelas tindakan kriminal, dan seharusnya polisi tinggal tangkap saja pelakunya. Tetapi tidakkah kita bisa melihat bahwa Polisi mengulur-ulur waktu supaya kerusuhan betul-betul terjadi dan orang akan lupa isyu sentral yang sekarang sedang mencekik rakyat. Bahkan hasil rapat polkam tadi malam di blow up sedemikian rupa supaya masyarakat lebih terpengaruh dan melupakan BBM. Tuntutan kepada pemeritah harus tegas : 1. Turunkan harga BBM 2. Memberikan jaminan kepastian hukum Salam, Iman K. www.parapemikir.com - Original Message - From: wirajhana eka To: pra pemikir ; religi ; agama zamanku diskusi Sent: Tuesday, June 03, 2008 12:08 AM Subject: [parapemikir] FPI Jempol! Menghajar ngga tanggung2: Ambulan, Kyai, anak2, perempuan s/d orang cacat! http://www.vhrmedia.com/vhr-news/berita,FPI-Serbu-Aksi-Peringatan-Kelahiran-Pancasila-1809.html Salah satu tokoh korban yang terkena pukulan adalah Suaedi, Direktur Eksekutif Wahid Institute. Ketika penyerangan terjadi, dia berada di tengah-tengah massa yang sedang mempersiapkan aksi. Mereka (massa FPI) datang dari arah kanan. Saya tidak lari, karena ada istri saya dan beberapa orang tua yang menggunakan kursi roda. Dia juga tak luput dari hajaran pasukan berjubah itu, kata Suaedi. *** 01/06/2008 13:46 WIB Rusuh Monas, FPI Kejar Ambulans yang Bawa Korban Moksa Hutasoit - detikcom Jakarta - Korban akibat amukan massa yang mengenakan atribut FPI terus berjatuhan. Upaya pertolongan oleh petugas medis dihalangi orang-orang yang bertindak brutal itu. Pantauan detikcom Minggu (1.6.20908) pukul 13.30 WIB, 3 ambulans yang hendak membawa para korban ke rumah sakit terdekat malah dikejar oleh massa. Mereka tampak memukul-mukulkan kayu ke badan mobil berwarna putih itu. Untung saja, ketiga ambulans itu dapat selamat dari amukan massa. Pukul 13.40 WIB, aksi pemukulan berhasil dihentikan oleh polisi. Massa yang berjumlah sekitar 500 orang itu kini dihadang oleh polisi. ( ken / iy ) *** http://www.waspada.co.id/Berita/Nasional/FPI-Bubarkan-Apel-Massa-AKK.html Kiai Maman Imanulhaq mengaku diinjak dan dipukuli dengan bambu oleh massa FPI. Ketika itu antara pukul satu dan setengah dua siang. Kita di Monas untuk aksi damai memperingati Hari Kelahiran Pancasila. Tiba-tiba massa FPI sambil berteriak bubarkan Ahmadiyah, bubarkan kafir sambil membawa bambu, kata Maman, yang ditemui di RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (1/6). Setelah itu, kata Maman, ada 10 orang dari massa FPI yang mengeroyoknya. Mereka memukul muka dan menendang. Setelah itu, saya jatuh diinjak-injak dan dipukuli pakai bambu, ujar Maman. Akibatnya, dagu Maman mengeluarkan darah. Setelah kejadian itu dirinya tidak sadarkan diri. Maman lalu dibawa ke RS Mitra dengan menggunakan taksi. Dagu Maman yang luka dijahit 5 jahitan. *** http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/02/1/114777 JAKARTA - Korban kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), total 41 orang dari pengikut Ahmadiyah. Korban yang terdiri dari orangtua dan anak-anak, umumnya menderita luka akibat pukulan. Semua korban akibat serangan FPI terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, dan orangtua, ujar Humas Ahmadiyah Yendra Budiyana kepada okezone, di Jakarta, Senin (2/6/2008). Wah, kalo berita yang terakhir ini...mungkin buat FPI lebih terhormat dapat menghajar anak2 ibu2 dan orang2 tua dari Umat Ahmadiyah! Kelihatannya Kalau orang FPI suruh milih mana yang dihajar duluan antara ORANG ahmadiyah dan ANJING...maka yang duluan di HAJAR adalah AHMADIYAH! Yahoo! Toolbar is now powered with Search Assist.Download it now! http://sg.toolbar.yahoo.com/
[wanita-muslimah] RE: Masyarakat Diimbau tak Lakukan Provokasi - Ada kecenderungan pergeseran isu dari pembubaran Ahmadiyah ke FPI
Salam... Yang saya heran dan tidak habis pikir, kenapa dihampir semua Milist yahoogroups pendiskusi-pendiskusi terbaiknya juga ikut TERPROVOKASI dengan operasi intelijen semacam ini. ISYU ORIGINALNYA adalah stabilitas negara akibat pemerintah menaikkan harga BBM. BBM naik melambung tinggi, mencekik rakyat, memancing mahasiswa dan masyarakat turun kejalan. Tentara sudah siaga satu untuk jaga-jaga kalau terjadi demonstrasi besar-besaran. Mengingat peristiwa UNAS kemarin bisa menyulut gelombang demonstrasi yang lebih parah, maka 'DIADAKANLAH OBJEK PENGALIHAN PERHATIAN dengan membikin isyu baru, yakni mengadu sesama masyarakat dan mengalihkan perhatian dari ISYU SENTRALNYA yakni BBM. Kasus FPI ini sudah jelas tindakan kriminal, dan seharusnya polisi tinggal tangkap saja pelakunya. Tetapi tidakkah kita bisa melihat bahwa Polisi mengulur-ulur waktu supaya kerusuhan betul-betul terjadi dan orang akan lupa isyu sentral yang sekarang sedang mencekik rakyat. Tuntutan kepada pemeritah harus tegas : 1. Turunkan harga BBM 2. Memberikan jaminan kepastian hukum Salam, Iman K. www.parapemikir.com --- On Tue, 3/6/08, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: Masyarakat Diimbau tak Lakukan Provokasi - Ada kecenderungan pergeseran isu dari pembubaran Ahmadiyah ke FPI To: muslim insuffer [EMAIL PROTECTED], H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED], riri cute [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], Haryanto (PSDM) [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], hidayahnet [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], Budi P [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Cc: Gabriela Rantau [EMAIL PROTECTED], Yogi Triyuniardi [EMAIL PROTECTED], muskita wati [EMAIL PROTECTED], Jimmy Okberto [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], RULUTO [EMAIL PROTECTED], Batul [EMAIL PROTECTED], rizal lingga [EMAIL PROTECTED], wirajhana eka [EMAIL PROTECTED], Alexander Soebroto [EMAIL PROTECTED], Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED], hakekat hidup [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, 3 June, 2008, 9:13 AM Ini mah Trik KOTOR KAFIR... From: muslim insuffer [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 03, 2008 9:10 AM To: H. M. Nur Abdurrahman; riri cute; Ahmadi Agung; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Haryanto (PSDM); [EMAIL PROTECTED]; hidayahnet; [EMAIL PROTECTED]; Budi P; [EMAIL PROTECTED] Cc: Gabriela Rantau; Yogi Triyuniardi; muskita wati; Jimmy Okberto; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; RULUTO; Batul; rizal lingga; wirajhana eka; Alexander Soebroto; Ahmad Badrudduja; hakekat hidup Subject: Masyarakat Diimbau tak Lakukan Provokasi - Ada kecenderungan pergeseran isu dari pembubaran Ahmadiyah ke FPI http://musliminsuffer.wordpress.com/ bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful === News Update === Masyarakat Diimbau tak Lakukan Provokasi Ada kecenderungan pergeseran isu dari pembubaran Ahmadiyah ke FPI. JAKARTA -- Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tindakan provokatif yang dapat memancing terjadinya kekacauan baru. Bentrokan antara massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dengan Front Pembela Islam (FPI) di Monumen Nasional (Monas), Ahad (1/6) lalu, diharapkan tak meluas dan mengundang reaksi yang tidak perlu. ''AKKBB harus mawas diri, menghentikan provokasi, dan kemudian jajaran NU, Muhammadiyah, sampai ke daerah. Begitu juga dengan FPI, tidak usah terprovokasi, ini bahaya benar,'' kata Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, di Jakarta, Senin (2/6). Perubahan demokrasi sepuluh tahun terakhir membutuhkan kearifan dalam mengungkapkan kebebasan berekspresi. ''Jadi, kalau mengekspresikan kebebasan yang provokatif, itu juga mengundang reaksi yang tidak perlu,'' katanya. Salah satu penyebab yang melatari konflik antarumat beragama karena terlalu menggebu-gebu mengekspresikan kebebasan. Untuk itu, Jimly mengimbau pemerintah tidak terbawa arus menentukan mana pihak yang benar dan mana yang salah. Biarkan, katanya, konflik diselesaikan melalui jalur hukum, termasuk tuntutan pembubaran FPI. Aparat hukum dapat mengambil tindakan tegas untuk menunjukkan bahwa pemerintah melindungi segenap warga sebaik-baiknya. ''Kalau yang mau dibubarkan itu parpol, tempatnya di MK. Tapi, kalau ormas, di pengadilan biasa.'' Jimly khawatir, jika peristiwa di Monas terus berkembang, akan terjadi adu domba dalam tubuh umat beragama. Padahal, persoalan internal umat beragama dapat diselesaikan dengan dialog. Dia mencontohkan masalah Ahmadiyah yang disebutnya rumit karena tak mengakui Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, tapi tetap mengklaim sebagai Islam. ''Biarlah umat beragama itu sendiri yang memutuskan. Negara, ya percaya saja
[wanita-muslimah] Kegagalan Tuhan
Karena itu, semua ancaman yang ditujukan kepada pendosa seperti : pencuri, pendusta, mesum, membunuh, penipu, penindas dan lain-lain pasti akan dieksekusi tanpa pandang bulu dan tidak mungkin batal dan gagal. Satu-satunya yang mampu membatalkan eksekusi adalah permohonan tobat dari sipelaku dosa. Dan permohonan itupun harus dilakukan sebelum sipelaku itu mati. Kalau tidak, maka tidak mungkin terjadi pengampuan dari Allah dan eksekusi pasti dilakukan. Bagi Mu`tazilah melakukan pengampunan sebelum permohonan tobat itu berarti pertanda kegagalan Tuhan dalam melakukan ancaman (wa`id), dan jika itu terjadi maka sama halnya Allah tidak menepati janji (khulf al wa`id) , dan itu adalah mustahil bagi Allah. Selanjutnya baca di : http://www.parapemikir.com/articles/6492/1/Memberikan-Balasan/Page1.html Salam, Iman K. www.parapemikir.com __ Yahoo! Singapore Answers Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at http://answers.yahoo.com.sg
Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist
Salam... Rasanya semua pertanyaan yang diajukan kesaya sudah saya balas dimilist ini, atau apakah ada yang 'mempersoalkan' artikel saya dan saya tidak menjawab (mendiskusikannya) ? tolong beritahu saya kalau ada yang terlewatkan :) Makasih Salam, Iman K. www.parapemikir.com - Original Message - From: Ari Condro To: Milis wm Sent: Wednesday, April 16, 2008 1:27 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist Oom. Ikutan diskusi kuga dong di milis yg diikuti. Jangan promo komunitas icas - paramadina doank :). Sampean kan juga gak mau kalau ada yg jualan kaos doank di milis anda :). Hyakakkakaka Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Alexander Soebroto [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 16 Apr 2008 13:44:50 To:[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist Salam, Berikut adalah milist baru untuk parapamikir di milist : parapemikir@ mailto:parapemikir%40yahoogroups.com yahoogroups.com untuk bergabung silakan kirim email kosong ke : parapemikir- mailto:parapemikir-subscribe%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] atau bisa langsung dari situsnya : http://www.parapemi http://www.parapemikir.com kir.com (isi email dikotak 'ikut mailing list) Milist ini didirikan oleh beberapa mahasiswa Program Pasca Sarjana ICAS - PARAMADINA untuk ajang tukar pikiran, informasi, dan berbagi Pengetahuan Umum , Filsafat, Logika, Epistemologi, Teologi, Tasawuf dan HUMOR. Milist ini bukan milist untuk agama tertentu, milist ini adalah milistnya parapemikir tentang pemikiran semua agama/budaya/faham/politik/sosial/seni dan lain-lain. Nb:Milist ini menjamin TIDAK ADA kata-kata kotor dan aneka caci maki dari sesama member. Milist ini PLURAL-BEBAS-DEMOKRATIS. Terimakasih kepada moderatar milist yang telah meloloskan email ini, dan selamat bergabung bagi member baru :) Salam, Iman K. www.parapemikir.com __ Search, browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel. http://sg.travel. http://sg.travel.yahoo.com yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist
Iya deh om :) Maaf kalau ndak bisa komentari thread yang lain, saya lihat dah banyak yang jago kementar di milist ini. Saya ikut menyimak juga perdebatan M.A Suryawan dengan yang lain-lain itu. Saya tidak bisa menelusuri semua thread karena setting email saya di sett ke web only . (jadi ndak masuk ke email :) ) Tapi kalau ada yang mempersoalkan tulisan saya, rasa-rasanya semua sudah saya reply, dan jika ada yang merasa belum saya reply tolong beritahu saya dan kalau bisa kasih cc-nya ke milist [EMAIL PROTECTED] (lha jadi promosi lagi niy :) ) Saya seperti autis ? ahh mas-e salah lihat kali? Lha kalau ada barang baru (milist baru) ndak dikasih tau ketetangga, jangan-jangan nanti dibilang sombong ndak ngomong dan ngajak2 tetangga :) Mas Condro coba intip deh apa yang ada dimilist [EMAIL PROTECTED] , saya perhatikan ada juga teman2 dari milist ini yang ikut :) , ntar kalau ndak suka tinggal di unscribe lagi aja mudah toh :) Salam, Iman K. www.parapemikir.com - Original Message - From: Ari Condro To: Milis wm Sent: Wednesday, April 16, 2008 4:31 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist Ikutan komen di thread line, oom. Biar gak serasa autis. Sibuk dgn mainan sendiri. :) Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Iman K. [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 16 Apr 2008 15:53:59 To:wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist Salam... Rasanya semua pertanyaan yang diajukan kesaya sudah saya balas dimilist ini, atau apakah ada yang 'mempersoalkan' artikel saya dan saya tidak menjawab (mendiskusikannya) ? tolong beritahu saya kalau ada yang terlewatkan :) Makasih Salam, Iman K. www.parapemikir.com - Original Message - From: Ari Condro To: Milis wm Sent: Wednesday, April 16, 2008 1:27 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist Oom. Ikutan diskusi kuga dong di milis yg diikuti. Jangan promo komunitas icas - paramadina doank :). Sampean kan juga gak mau kalau ada yg jualan kaos doank di milis anda :). Hyakakkakaka Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Alexander Soebroto alexander_soebroto@ mailto:alexander_soebroto%40yahoo.com.sg yahoo.com.sg Date: Wed, 16 Apr 2008 13:44:50 To:[EMAIL PROTECTED] mailto:apakabar%40yahoogroups.com s.com, Apresiasi-Sastra@ mailto:Apresiasi-Sastra%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:bacayo%40yahoogroups.com com, [EMAIL PROTECTED] mailto:buku-islam%40yahoogroups.com ups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:CitaCinta%40yahoogroups.com ps.com, daarut-tauhiid@ mailto:daarut-tauhiid%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:filsafat%40yahoogroups.com s.com, indo-marxist@ mailto:indo-marxist%40yahoogroups.com yahoogroups.com, indonesia_damai@ mailto:indonesia_damai%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Interdisiplin@ mailto:Interdisiplin%40yahoogroups.com yahoogroups.com, islam_liberal@ mailto:islam_liberal%40yahoogroups.com yahoogroups.com, islam-kristen@ mailto:islam-kristen%40yahoogroups.com yahoogroups.com, IslamNet-ID@ mailto:IslamNet-ID%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:jurnalisme%40yahoogroups.com ups.com, keluarga-sakinah@ mailto:keluarga-sakinah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:Keluarga02%40yahoogroups.com ups.com, klub-sastra@ mailto:klub-sastra%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:kmnu2000%40yahoogroups.com s.com, mencintai-islam@ mailto:mencintai-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Muhammadiyah_ mailto:Muhammadiyah_Society%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED], musyawarah-burung@ mailto:musyawarah-burung%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:myquran%40yahoogroups.com .com, padhang-mbulan@ mailto:padhang-mbulan%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:paramadina%40yahoogroups.com ups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:pasarbuku%40yahoogroups.com ps.com, PENGAJIAN-KANTOR@ mailto:PENGAJIAN-KANTOR%40yahoogroups.com yahoogroups.com, penulislepas@ mailto:penulislepas%40yahoogroups.com yahoogroups.com, ResensiBuku@ mailto:ResensiBuku%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:sabili%40yahoogroups.com com, [EMAIL PROTECTED] mailto:sufi-islam%40yahoogroups.com ups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:sukasukamu%40yahoogroups.com ups.com, wanita-muslimah@ mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, yisc_al-azhar@ mailto:yisc_al-azhar%40yahoogroups.com yahoogroups.com, yisc-aktivis@ mailto:yisc-aktivis%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:zamanku%40yahoogroups.com .com Subject: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist Salam, Berikut adalah milist baru untuk parapamikir di milist : parapemikir@ mailto:parapemikir%40yahoogroups.com yahoogroups.com
[wanita-muslimah] Pengetahuan Kata
Salam... Sering dalam berdiskusi, terutama diskusi-diskusi dimilist yahoogroups kita kesulitan untuk bersepakat tentang suatu persoalan yang sesungguhnya mudah. Persoalan-persoalan mudah tersebut sering menjadi persoalan berlarut-larut karena dua hal, pertama karena persoalan teknis, yaitu ketidak mampuan untuk membedakan satu kata dengan kata yang lainnya dan satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Kedua karena persoalan non teknis, yaitu keinginan untuk merpertahankan kecenderungan pribadi, kepentingan kelompok, dan aneka egoisme yang lainnya J Selanjutnya baca di : http://www.parapemikir.com/articles/6481/1/Pengetahuan-Kata/Page1.html Salam, Iman K. www.parapemikir.com [Non-text portions of this message have been removed]