[wanita-muslimah] Biadab-Islam Nyuruh Potong Tangan!

2010-03-25 Terurut Topik Iman K.
 tangan orang-orang yang tidak berkekurangan 
namun masih saja mencuri sebagaimana yang dilakukan oleh para koruptor. Islam 
bilang “potong tangan mereka” , BUKAN seperti yang di lakukan oleh 
negera-negara lain, mereka mengantungnya! Mereka mengantung mati para koruptor 
BUKAN memotong tangannya. Ini kenyataan.
 
Tapi mereka masih mengatakan, memotong tangan pencuri yang demikian itu lebih 
biadab ketimbang membunuhnya. Mereka selalu berlindung dibalik rumput dengan 
mengatakan bahwa ajaran islam memerintahkan memotong tangan sembarang pencuri, 
semua pencuri tanpa terkecuali, tanpa melihat sebabnya, tanpa memperhatikan 
kelakuan orang (penguasa) yang akan memotong tangannya.
 
Mereka letakkan kepala dikaki, dan kaki mereka taruh dikepala. 
 
Heran, apakah ini sudah pertanda akhir zaman??? 

Salam,

Iman K.
www.parapemikir.com

 
 

 


  Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Nabi Tukang Kawin...

2010-03-23 Terurut Topik Iman K.
Beberapa bulan terakhir ini tiba-tiba saja ada orang yang berteriak-teriak 
lantang di mailing list parapemi...@yahoogroups.com tanpa mengenal lelah.
 
Isi teriakannya?
 
Setiap hari orang itu berteriak tentang sesuatu yang dia tidak ketahui, yaitu 
tentang hukum. Lebih spesipik lagi, tentang hukum Islam dan Nabinya.
 
Salah satu isi teriakannya adalah mengecam nabinya orang islam yang mempunyai 
isteri banyak, poligami, kata mereka. “Orang yang senengannya maen perempuan, 
ngawinin perempuan muda kok dijadikan nabi”, begitulah kira-kira bunyi protes 
mereka.
 
Kali ini kita akan menjawab mereka, namun karena mereka tidak percaya akan 
adanya Tuhan, Nabi dan hari akhir maka tentu saja penjelasan kita TIDAK akan 
melalui pendekatan metaphisis-transenden karena sudah bisa kita tebak bahwa 
sebelum kita menjelaskannyapun mereka sudah pasti menolak keterangan yang 
semacam itu.
Untuk itu kepada mereka kita sampaikan penalaran dengan model yang mereka 
gunakan saja. Mereka mengatakan bahwa “hukum harus ditegakkan”, artinya semua 
orang harus patuh pada hukum.
 
Sekarang yang ingin kita tanyakan kepada mereka adalah, apakah mereka yang 
meminta patuh kepada hukum itu bisa mematuhi sendiri hukum yang mereka inginkan 
tersebut?
Jika mereka bisa, maka kita harus terangkan kepada mereka bahwa hukum sekuler, 
ateis, materialis, perusahan, negara atau hukum apapun yang dikenal dijaman 
modern ini selalu dibuat untuk menjaga persoalan-persoalan kedepan atau 
persoalan yang sekarang sedang dihadapi. 
 
Tidak ada orang membuat hukum hari ini untuk menghukum pelaku pelanggaran yang 
terjadi pada  100 tahun yang lalu, pun kita tidak menemukan ada orang membikin 
undang-undang untuk menghukum sesuatu yang sudah lewat. 
 
Hukum berlaku surut tidaklah elok untuk diterapkan kepada sebuah persoalan yang 
tidak mungkin bisa di ulang atau diperbaiki.
 
Dengan berdasarkan pemahaman tentang cara kerja hukum tersebut kita akan 
menjawab teriakan mereka dengan mengatakan bahwa, Ketahuilah, Nabi Muhammad 
yang anda sangkakan seenaknya saja maen kawin tersebut sesungguhnya dari sisi 
hukum sekuler sekalipun tidaklah bisa dianggap melanggar hukum dan bahkan tidak 
pula melanggar etika dan norma apapun karena pada saat terjadinya peristiwa 
tersebut, mengawini perempuan lebih dari satu adalah hal yang biasa dan tidak 
dilarang oleh undang-undang manapun.
Hukum tentang perkawinan, berapa wanita yang boleh dikawini baru muncul setelah 
beliau nabi Muhammad mengawin lebih dari 1 wanita. 
 
Jadi aneh, kalau anda mengecam tentang persoalan ini dengan membawa acuan 
hukum, aneh jika anda katakan hukum dalam islam jadi kacau hanya karena anda 
ingin memaksakan hukum berlaku surut terhadap sebuah peritiwa yang sudah tidak 
bisa diulang lagi.
 
Dengan kata lain, jika mereka yang tukang protes itu ingin memaksakan model 
perkawinan dengan memodel aturan main perkawinan pada jaman modern ini 
sekalipun, maka kepada mereka harus kita sampaikan sebuah pemahaman bahwa, jika 
model terbaru dari undang-undang perkawinan di ketok palu hari ini, maka 
artinya undang-undang itu akan mengikat pelaku perkawinan hari ini dan hari 
depan. BUKAN untuk mengikat pelaku perkawinan pada zaman penjajahan belanda 
tempoe doeloe.
 
Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com



  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] KAFIR !

2010-03-21 Terurut Topik Iman K.
Kafir! as intermezo...

Saya terkadang ga habis pikir, kenapa di tahun 2010, di zaman internet dimana 
tiap orang bisa mencari informasi 
dengan mudah masih saja ada orang yang bangga disebut dengan kafir. Mereka 
bahkan menjuluki dirinya sendiri dengan gelar Kiai xxx Al-Kafirun Jaya 
segala. 

Saya khawatir orang yang merasa dirinya hebat karena ada di posisi kafir 
sebagai mana yang sering kita tonton dimilist parapemi...@yahoogroups.com ini 
adalah karena mereka telah termakan kibulan jusfiq hadjar gelar sutan 
marajolelo yang orang pelarian primitif itu hihihi...

Untuk itu, supaya yang bangga dengan julukan kafir tersebut mengerti apakah 
gelar yang disandang-nya tersebut bermutu atau tidak, maka mari kita lihat apa 
sih sebenarnya arti kafir itu?

Kafir itu terambil dari bahasa arab, yang artinya adalah menutup diri. Lebih 
jelasnya menutup diri dari kebenaran. Jadi artinya, barang siapa yang menutup 
diri dari KEBENARAN maka dia adalah kafir.

KEBENARAN itu sifat asli-nya adalah universal, lintas agama, ras, suku, waktu 
dan peradaban. Karenanya adalah KELIRU BESAR jika ada orang islam yang 
beranggapan bahwa orang yang diluar islam adalah kafir hanya karena mereka 
menolak pemahaman islam yang di tafsirkan oleh beberapa orang islam. 

Namun demikian, persoalan akan menjadi lebih parah dan kacau lagi jika ada 
orang materialist, atheis, agnostik dan semacamnya itu yang beranggapan bahwa 
tidak ada orang islam yang tidak kafir.

Mereka, orang-orang materialist, atheis, agnostik dan semacamnya itu berangapan 
bahwa karena ada orang islam awam yang mengangap kafir itu adalah term yang 
jelek untuk dilekatkan kepada orang-orang non islam maka mereka orang-orang 
materialist, atheis, agnostik dan semacamnya itu telah menjadi frustasi dengan 
tingkah orang islam awam tersebut sehingga mereka membabi buta mengklaim 
dirinya sendiri sebagai golongan kafir, dengan menujuluki diri sendiri sebagai 
Kiai xxx Al-Kafirun Jaya segala...

Untuk bahan pengetahuan mereka-mereka yang merasa bangga dengan gelar Kiai 
xxx Al-Kafirun tersebut kita harus sampaikan sekali lagi bahwa ;

Kafir adalah sama dengan menutup diri dari kebenaran. Dengan demikian, maka 
barang siapa yang menutup diri dari kebenaran, apakah mereka dari golongan 
orang islam, kristen, yahudi, budha, hindu, materialist, atheis, agnostik dan 
semacamnya itu maka mereka semua adalah orang-orang bodoh. Mereka bodoh karena 
mereka menutup diri dari kebenaran (kafir).

Dengan demikian, maka jika kita mau adil untuk menterjemahkan gelar al-kafirun 
yang dibanggakan oleh sebagian mereka itu, maka kita bisa memakluminya sebagai 
Kiai xxx Bodoh.

Mereka bangga dengan kebodohannya sebagaimana yang pernah saya ceritakan di 
catatan saya sebelumnya disini :
http://parapemikir.com/bangga-dengan-kebodohan.html.

Entahlah, mungkin ini yang namanya pertana akhir zaman...



Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com





[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: [parapemikir] Re: KAFIR !

2010-03-21 Terurut Topik Iman K.
Sebagian dari mereka masih bertanya, ada berapakah rupanya model kebenaran 
itu?

Artinya; mereka tidak menyimak keterangan kita sebelumnya terkecuali hanya 
ingin menolak semua yang berasal dari Islam. Padahal sudah jelas kita 
sampaikan kepada mereka bahwa kebenaran itu sifatnya universal.

Supaya mereka mudah memahami persoalan ini, maka perlu kita kasih contoh 
yang kiranya dapat dijadikan acuan yang bagaimanakah kiranya yang disebut 
dengan menolak diri dari kebenaran.

Jika anda mendengar dari seseorang tentang sebuah perkara yang anda tidak 
ketahui sementara didalam hati anda mengakui ada kebenaran didalamnya, maka 
kafirlah anda jika secara serta merta langsung menolaknya hanya karena anda 
gengsi, takut, malu dan lain sebagainya.

Namun demikian, anda tidak disebut kafir (menutup diri dari kebenaran) jika 
anda tidak menolak dan juga tidak menerima karena anda membutuhkan waktu 
untuk meneliti perkara tersebut.

Dengan demikian, kafir bukanlah hanya milik orang non islam. Orang Islam 
juga bisa kafir jika dia menutup diri dari kebenaran yang dia tolak 
sementara hatinya mengakui kebenaran yang dia hadapi tersebut.





- Original Message - 

 kalo kebenaran syariah islam mending saya nutup diri...mo dibilang bodoh 
 emang gw pikirin hehehe...


- Original Message - 

Saya mendeklarasikan diri saya menutup diri dari kebenaran (versi) Islam...


 --- In parapemi...@yahoogroups.com, Iman K. alexander_soebr...@... 
 wrote:


Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 


[wanita-muslimah] Dulmatin : Martir atau Teroris ?

2010-03-15 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Mengikuti berita di media massa, seharusnya orang-orang seperti Dulmatin, 
Nurdin M Top, Dr.Azhari dan lain-lain itu sudah semestinya di cap sebagai 
teroris. TETAPI apakah kita mau adil untuk mengatakan bahwa dari sisi hukum 
sesungguhnya mereka bukanlah teroris. 

Menurut hukum, status seseorang baru akan diketahui jika  jika ia telah 
terbukti secara sah telah melakukan tindakan melawan hukum di depan pengadilan.

Jika demikian pakem hukum yang berlaku di seantero jagat raya ini, maka 
harusnya kita heran kenapa pula pulisi itu pada main hakim sendiri? Maen tembak 
mati? Tidak memberi ruang kepada hakim di pengadilan untuk mengadili?

Alasan pak pulisi itu sangat sederhana, mereka melawan atau dikhawatirkan 
melawan. Dengan alasan yang sangat sederhana itu terasa menjadi tidak ada 
gunakan peralatan densus 88 yang begitu canggih, terasa tidak ada artinya 
teknik pengepungan, terasa semua teknik sudah buntu selain teknik jalan pintas, 
yaitu tembak mati tanpa perlu pengadilan lagi.  (Apa polisipun sudah tidak 
percaya dengan pengadilan di Indonesia???)

Kalo sudah begini, sangat sulit untuk mengatakan siapa sesungguhnya yang 
melawan hukum?

Apakah menegakkan hukum dengan cara melawan hukum di anggap BENAR dan kita 
harus menyebutnya dengan pahlawan?  Sementara disisi lain, orang-orang meregang 
nyawa ditembak mati sebelum di ketahui benar apakah dia betul-betul melawan 
hukum dan kita secara berjamaah harus menyebutnya sebagai teroris?

Kalau terus terusan pulisi bertindak dengan cara seperti ini, saya sangat 
khawatir dikemudian hari mereka-mereka yang tewas di tembak mati itu bukannya 
malah dikenang sebagai teroris melainkan bisa berbalik arah. Mereka akan 
menjadi martir dan menjadi simbol perlawanan bagi orang-orang yang pernah 
ditekan dan di perlakukan dengan tidak baik oleh pulisi.

Kekhawatiran saya ini sedikitnya sudah terbukti, kalau dulu ada di sebagian 
wilayah yang menolak jasad 'teroris' itu makamkan dikampung halaman sang 
'teroris', tapi di wilayah lain mereka disambut bak pahlawan, di elu-elukan 
orang kampungnya sembari meneriakkan, mujahid...mujahid...

Salam, 


Iman K.





[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Bukti Keberadaan Tuhan

2010-02-21 Terurut Topik Iman K.
 membutuhkan suatu sebab, kecuali 
bagian-bagian daripadanya saja.

Kant yang sebagaimana disebut dipengaruhi oleh filsafat Hume, juga mengkritik 
argumentasi kosmologis. Baginya, dunia noumena (esensi) tidak bisa disimpulkan 
dari dunia fenomena (gejala). Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan 
eksistensil sebagai hal yang niscaya adalah tidak mungkin, sebab hal itu hanya 
mungkin dalam pernyataan logika. Argumentasi kosmologis ini memiliki 
kontradiksi-kontradiksi metafisik.

Kritik Hume dan Kant bukanlah akhir dari problem argumentasi kosmologis. 
Pemikir-pemikir seperti Richard Taylor, Stuart C. Hackett, dan James Ross dapat 
disebut pembela argumentasi ini, dengan pertimbangan bahwa keberadaan Tuhan 
memang bukanlah hasil dari argumentasi, tapi paling tidak dengan argumentasi 
kosmologis diperlihatkan bagaimana dasar-dasar logis dalam kaitan antara suatu 
keberadaan yang terbatas dengan ada yang tidak terbatas.

hmm...

Nampaknya cerita saya ini akan menjadi tidak menarik kalau saya tulis lebih 
panjang lagi, jadi untuk sementara tulisan ini saya rasa cukup untuk menjawab 
teriakan beberapa orang yang kemarin suka teriak2 menolak keberadaan Tuhan. 

Hayuh buktikan kalau Tuhan itu tidak ada hihihi...


Salam, 



Iman K.
www.parapemikir.com/indo




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Model Perjalanan Spiritual yang BERMUTU

2010-02-21 Terurut Topik Iman K.
.


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com







[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Seks dan Spiritual

2010-02-21 Terurut Topik Iman K.
 ingin berspritualitas bisa mengetahui gambaran versi yang lain, yaitu 
versi yang lebih bermutu dari sekedar konek dan konak.

Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Takdir

2009-12-26 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Beberapa hari yang lalu ada postingan yang dikirim ke mailing list 
parapemi...@yahoogroups.com yang  isinya kira-kira mempertanyakan dan sekaligus 
mempersoalkan kelogisan sebuah pendapat yang mengatakan bahwa  semua fenomena 
alam itu terjadi karena  masih adanya pengaruh faktor X  sebagaimana yang di 
sampaikan oleh Bapak Tifakul Sembiring pada ceramah Idul Adha dipadang beberapa 
waktu yang lalu?


Ter-inspirasi dari pertanyaan tersebut, saya tergerak untuk menulis tentang apa 
yang disebut dengan hukum sebab akibat secara umum dan apa yang disebut dengan 
faktor X secara khusus. 

Walaupun tulisan ini sejatinya ter-inspirasi dari persoalan fenomena alam, 
namun dalam penekanannya nanti mungkin saya akan lebih banyak menelusuri 
fenomena yang khusus yaitu apa yang disebut sebagai takdir dan  apa yang 
disebut sebagai kehendak bebas plus juga akan menyinggung apa yang disebut 
sebagai Ketentuan yang terdefininsi  dan apa yang disebut sebagai Ketentuan 
yang tidak terdefinisi dari si pemilik ketentuan yang maha Mutlak, yaitu Tuhan 
semesta alam.


Kemerdekaan dan Pengaruhnya

Kemerdekaan atau kebebasan adalah merupakan kenikmatan yang termahal yang 
pernah dimiliki oleh umat manusia. Sepanjang sejarah kehidupan manusia kita 
telah menyaksikan bersama bagaimana orang-orang diseluruh dunia, lintas ras, 
bangsa, bahasa bahkan agama yang telah rela mengorbankan seluruh harta, darah 
bahkan nyawanya sekalipun demi sesuatu yang disebut dengan kemerdekaan atau 
kebebasan.

Rasanya hidup ini akan menjadi sangat terganggu dan bahkan sering sekali 
menjadi sangat menyakitkan jika seluruh gerak gerik dan aktifitas hidup kita di 
tentukan dibawah  kekuasaan pihak lain. 

Kita bisa bayangkan betapa menyeramkan dan menakutkannya hidup dibawah 
cengkraman Harimau yang lapar ditengah hutan belantara atau bagaimana 
menyakitkannya berada dibawah kendali kekuasaan penjahat yang tidak 
berperikemanusian yang telah menguasai seluruh aktifitas kehidupan kita, 
seluruh gerak gerik dan aktifitas kita harus selaras dan sesuai dengan arahan 
dan kemauan sipenjahat, tidak ada lagi yang tersisa dan tidak ada lagi harapan 
untuk bisa selamat kecuali semuanya tergantung kepada kemauan si penjahat.

Manusia sejak jaman dulu kala sampai abad milinium ini lebih banyak mengetahui 
bahwa rasa takut sedemikian rupa atas cengkraman “pihak lain” itu datangnya 
selalu berasal dari  binatang buas dan dari manusia yang super kuat dan 
berkuasa plus jahat lagi. Namun demikian, walaupun cengkraman itu datangnya 
“hanya” dari binatang buas dan penjahat yang tidak berperikemanusian, tetapi 
sejarah telah mencatat bahwa teror yang telah dihasilkannya juga sangat luar 
biasa.

Itu baru cengkraman dari “penguasa” yang terlihat. Akan lain halnya lagi jika 
manusia merasa dikuasai oleh suatu kekuatan yang Maha Dahsyat dan yang Maha 
Berkuasa plus tak terlihat, yang telah menguasai dan mengendalikan seluruh 
hidupnya dari alam yang ghoib baik diwaktu siang maupun diwaktu malam, diwaktu 
tidur maupun diwaktu terjaga, diwaktu sendiri maupun didalam kumpulan orang 
banyak, pastilah keadaan semakin parah, semakin menakutkan dan semakin 
menggetarkan jiwa. Dalam situasi seperti ini pastilah sudah tidak adalagi 
peluang untuk lolos dan selamat.

Demikianlah situasi dan jalannya nasib seseorang jika dia berada dibawah 
kendali penuh dan obsolut oleh suatu kekuatan yang berasal dari luar dirinya. 
Dan pertanyaan sekarang adalah apakah betul bahwa semua aktifitas hidup manusia 
tanpa terkecuali dikuasai dan dikendalikan penuh oleh kekuatan yang maha 
dahysat dan ghoib, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa?

Benarkah segala sesuatu yang ada dialam ini semuanya sudah diatur sedemikian 
rupa, sudah direncanakan sedemikian ketat dan telah digariskan “nasib”-nya 
sesuai kehendak yang Maha Kuasa dan yang Maha Ghoib, yaitu Tuhan semesta alam. 
Selanjutnya, benarkah akhirnya seluruh perbuatan manusia dan seluruh 
karakteristiknya juga sudah disetting dan disekenariokan sedemikian rupa sesuai 
kehendak Tuhan yang Maha Berkuasa?

Atau, Apakah yang berlaku adalah sebaliknya? Bahwa seluruh manusia bebas 
melakukan apa saja dan dimana saja sekehendak hatinya. Apakah manusia memiliki 
kebebasan yang sempurna sehingga dengannya manusia dikatakan sebagai makluk 
yang terbaik diantara semua makluk Tuhan yang maha kuasa?

Atau apakah ada celah lain dari dua kemungkinan tersebut? Apakah ada kemungkian 
teori ketiga, Jika iya bagaimana kita harus menjelaskannya?


BERSAMBUNG…


Salam,

Iman K.
http://www.parapemikir.com/indo/takdir.html



[Non-text portions of this message have been removed]





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita

[wanita-muslimah] Agama sebagai biang kerok ?

2009-08-19 Terurut Topik Iman K.

Salam...

Agama sebagai biang kerok ?

Beberapa hari terakhir ini tiba-tiba ada orang yang teriak-teriak di milist 
parapemi...@yahoogroups.com mengumumkan ke jelekan agama Kristen dan agama 
Islam. Di sebelah sana berteriak Islam itu tidak beres, ini bisa dibuktikan 
dengan banyaknya  ke-ngawuran yang dilakukan oleh pemeluknya. Belum lagi 
melihat kenyataan yang lain dimana kita bisa menyaksikan dengan mudah bagaimana 
negera-negara yang mayoritas penduduknya Islam ternyata negaranya 
miskin-miskin. 

Ini sangat berbeda dengan negera-negara yang mayoritas penduduknya beragama 
kristen, di negara yang mayoritas kristen penduduknya bisa hidup makmur dan 
sejahtera. Dengan melihat kenyataan ini maka bisa disimpulkan bahwa negara yang 
berpenduduk mayoritas Islam adalah negara yang terbelakang.

Menyambut pernyataan atau tuduhan seperti itu, yang disebelah sini membalas 
dengan tak kalah sengitnya. Kawan yang disebelah sini mulai mengorek-ngorek 
ke-ngawuran orang Kristen dengan megungkit-ungkit kitab Injil mereka. Tidak 
puas dengan mengungkit-ungkit Injil, orang yang disebelah sini malah sekarang 
sibuk membandingkan dan menyalah-benarkan kitab-kitab antara kedua agama 
tersebut. 

Cerita diatas adalah cerita nyata, kita bisa menemukan banyak pertengkaran yang 
se-model dengan itu dimilist-milist yahoogroups.com. Sekarang yang menjadi 
pertanyaan kita adalah, betulkah agama Kristen dan agama Islam memang ngawur 
dan bermasalah sehingga menyebabkan banyak kejahatan kemanusian dan 
kemunduran/kemiskinan suatu negara?

Jawaban saya tentu saja pernyataan itu salah total, karena apa yang dikatakan 
tersebut sangatlah bertolak belakang dengan kenyataan. Dalam ilmu logika 
dikatakan bahwa yang disebut dengan benar secara materi adalah adanya persamaan 
antara pernyataan dengan kenyataan.

Jika dikatakan bahwa negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam telah 
menjadi miskin dan bodoh maka ini TELAH terbantahkah dengan sendirinya oleh 
fakta sejarah di mana pada masa lalu ada mayoritas penduduk suatu negeri yang 
beragama Islam ternyata terbukti kaya, makmur dan penduduknya pintar-pintar.

Pun sebaliknya, jika dikatakan bahwa jika penduduk suatu negeri beragama 
Kristen maka otomatis negeranya bisa makmur dan maju, inipun terbantahkan 
dengan fakta sejarah karena kenyataannya eropa pada abad kegelapan tidak 
mengalami hal seperti apa yang di klaim tersebut.

Melihat fakta sejarah ini maka adalah terlalu gegabah kalau seseorang 
menyalahkan agama sebagai kambing hitam atas gagalnya suatu persolan 
terlebih-lebih kepada persolan maju dan mundurnya suatu peradaban karena pada 
prinsipnya semua agama mangajarkan dan sekaligus mendorong pemeluknya kearah 
kebaikan materi dan non-materi.

Kepada mereka yang sebentar-sebentar menyalahkan agama dan atau mengkambing 
hitamkan agama sebagai biang keladi persoalan kemanusian kita katakan bahwa 
ketahuilah obor penerang manusia adalah ilmu pengetahuan. Jika seseorang atau 
sekelompok orang meguasai ilmu pengetahuan maka niscaya dia atau kelompoknya 
tersebut akan menjadi orang yang tercerahkan dan maju dan juga ketahuilah, 
bahwa semua agama samawi mengajarkan pemeluknya untuk mencari ilmu pengetahuan. 

Jika faktanya semua agama mengajarkan pemeluknya untuk mencari ilmu pengetahuan 
maka dengan sendirinya sudah terbantahkan jika masih ada orang yang beranggapan 
bahwa agamalah sebagai biang kerok semua persoalan kemanusian.

Dengan kata lain bisa disebutkan bahwa jika suatu kaum di suatu negeri memeluk 
agama Islam maka dia akan bodoh dan tertinggal jauh jika dia tidak menghargai 
ilmu pengetahuan, pun sebaliknya jika di negeri lain ada yang berpenduduk 
yahudi, nasrani dan lain-lain yang tidak menghargai ilmu pengetahuan maka 
niscaya kebodohan dan keterbelakangan akan menyertai mereka pula. 

Sungguh sangat indah ayat Al-quran yang selalu menyebut ilmu secara 
berdampingan dengan cahaya. Cahaya adalah penerang di dalam kegelapan, dengan 
cahaya manusia hewan dan tumbuhan bisa hidup dan kalau kita mau berpikir maka 
seharusnya kita bisa menterjemahkan apa yang dimaksud oleh Al-quran tersebut 
dengan menegaskan bahwa sesungguhnya dengan cahaya atau ilmulah maka manusia 
bisa menjadi orang yang beradab dan terpelajar. 



Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Minta kembali ke dunia

2009-06-17 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Dulu belanda sering membicarakan langit dan bumi adalah dua hal yang terpisah! 
'Kamu irlander yang penting sholat dan sedekah yang betul. Sana!, ndak usah 
urus urusan duniawi,' demikian 'perintah' dari menir-menir londo jaman tempoe 
doeloe kepada papi dan mami serta kakek dan nenek kita :)

Supaya tertib sholatnya dan jangan sempet menjadi masyarakat yang maju dan 
berbudaya , maka belanda membangun banyak masjid yang bagus-bagus.
 
'Dan kowe pak tani, kerja yang keras...biar cepat panen dan ik beli you punya 
rempah-rempah, niy uang mukanya...' begitu kita dengar dari film-film bertema 
sejarah penjajahan belanda di era tahun 80-an.

Kemarin bapaknya yang petani, sekarang dia menjadi petani dan sesok anaknya 
juga menjadi petani...(apes bener ekonomi indonesia).
Supaya jangan sempet mikir tentang potensi dirinya...maka belanda nyogok 
masyarakat dengan uang ijon  
 
Sehingga orang jaman sekarang menyimpulkan bahwa memang terpisah urusan dunia 
dan akherat. bahkan matematikanya juga terpisah dan berbeda :)

Sehingga orang jaman sekarang menyimpulkan bahwa kerja keras juga sudah tidak 
bisa diharapkan...pak tani dan tukang becak sebagai bukti nyatanya :)

Sehingga orang jaman sekarang menyimpulkan bahwa kerja cerdas juga sudah tidak 
bisa menolong, masih banyak yang stress di ujung jembatan sana :)

Sehingga orang jaman sekarang menyimpulkan bahwa kerja iklas lah jalan 
satu-satunya untuk melengkapi kedua jalan yang sudah bermasalah itu :)
 
Padahal kalau kita ingat apa yang dikatakan Al-quraan pada surat al-baqarah 
ayat 167, dikatakan bahwa :
 
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: Seandainya kami dapat kembali (ke 
dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas 
diri dari kami. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal 
perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke 
luar dari api neraka. 
 
Orang yang tadinya norak hidup didunia, dan seyogyanya bakalan direbus di 
neraka, TIDAK Lantas  MENGATAKAN  Tuhan tolong masukkan kami ke surga , tapi 
mereka mengatakan Tuhan , kembalikanlah kami ke dunia
 
Kenapa mereka yang akan digoreng di neraka tidak minta dimasukkan kesurga?
Ehh.Lho kok malah minta balik ke dunia?

Apa ndak lebih enak disurga dari pada didunia ?
 
Karena ternyata 'akherat' itu hanyalah sebuah istilah dari sebuah perjalanan 
yang satu...yakni keseimbangan hidup :)  
 
Kita lihat teori keseimbangan ini dalam rumus :
 
Jika A dan B sama dengan C , maka ketiganya adalah sama. Artinya jika kembali 
kedunia sama dengan mendapatkan jalan ke surga, maka sesungguhnya surga itu 
adalah sama dengan jalan. 


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Bermakna

2009-06-15 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Nyai Loro Kidul pun menarik kais kereta kudanya meniti jalan ke angkasa. Begitu 
pula pendekar dari dunia kramat itu,  melewati kobaran api yang dahsyat dengan 
menunggang kuda sembrani. Di sudut negeri yang lain,  Gatot Kaca dan Superman 
tertegun satu sama lain menatap ke unikan kostum terbang masing-masing.

Cerita demikian begitu akrab di telinga kita, kita bisa saja terbius atau 
ikut-ikutan menjadikan cerita seperti itu menjadi rujukan kita dalam 
berargumentasi ilmiah. Sebenarnya perlu ndak sih kita mengetahui cerita serupa 
itu? Apakah cerita seperti itu betul-betul ada atau hanya bohong belaka? Suatu 
hari kita harus mempertanyakan cerita serupa itu demi ketelitian kita dalam 
memilah baik dan buruknya pengaruh suatu cerita.

Konon ada tokoh nyata ( Vampir) tapi diperkenalkan sebagai tokoh tahayul 
(fiktif).  Sementara tokoh fiktif benaran  ( Rambo),  eh. malah di jadikan 
seolah-olah tokoh nyata. Tulisan ini tidak akan membahas ketokohan dan 
politisasi yang sedemikian rupa dan bukan pula bertujuan untuk menolak membaca 
novel dan komik :) 

Kritis dalam mempersoalkan cerita yang kita terima, bisa dimulai dari 
pengenalan kata. Pengenalan kata yang berhunungan dengan persoalan diatas 
didalam ilmu logika dikenal dengan istilah kata bermakna dan tak bermakna. 

Dalam pengertian kata yang lain dikenal ada istilah kata universal dan partial. 
Dan jika kita teliti, kita akan menemukan bahwa setiap kata universal selalu 
mempunyai dua macam pengertian, yaitu konotasi dan denotasi.

Konotasi menunjuk kepada sifat-sifat khusus dari kata yang dibicarakan, 
misalnya kata 'manusia'. Manusia adalah kata yang tidak diberikan kepada 
sembarang benda, tetapi khusus hanya kepada sesuatu yang mempunyai sifat-sifat 
tertentu.

Berdasarkan sifat-sifat khusus tersebut akhirnya kita bisa mengetahui bahwa 
yang namanya manusia itu adalah suatu makluk hidup yang mempunyai persamaan 
seperti hewan dalam banyak hal tetapi berbeda dalam beberapa hal, seperti 
kemampuannya untuk menerima pendidikan, bekerja dengan menggunakan teknologi 
atau alat, membuat sesuatu dengan menggunakan kemampuan akal dan sebagainya.

Sedangkan denotasi menunjuk kepada barang apa saja yang dicakup oleh kata 
tersebut. Misalnya kata 'manusia', maka dia akan mencakup Budi, Carlie, Deni, 
Desi, Etty, manusia berkulit kuning, manusia berkulit putih, manusia berkulit 
hitam dan sebagainya.

Suatu kata yang memiliki pengertian konotasi dan denotasi itulah yang disebut 
sebagai kata yang bermakna atau konotatif. Sedangkan kata yang hanya memiliki 
konotasi tetapi tidak memiliki denotasi (cakupan) disebut sebagai kata tak 
bermakna.

Dari keterangan diatas sekarang kita bisa menguji, apakah kata-kata seperti Mak 
Lampir, Nyai Loro Kidul, Kuda Sembrani, Gatot Kaca dan Superman sebagaimana 
yang kita sebutkan diawal tadi itu termasuk kedalam kelompok kata yang bermakna 
atau tak bermakna.

Kuda sembrani misalnya, kita mengenal nama itu dari cerita yang ditulis 
dibuku-buku komik dan dongeng, yakni seekor kuda yang memiliki sayap yang dapat 
terbang. Kita dapat menangkap pengertiannya, tapi sampai kapanpun kita tidak 
akan menemukan jenis kuda yang seperti itu didalam realita kehidupan. Karena ia 
tidak mempunyai realitas, maka dia tidak mempunyai denotasi. Dan setiap kata 
yang tidak mempunyai denotasi maka dia termasuk kedalam kata yang tak bermakna.

Contoh yang lain adalah Superman, sama dengan cerita kuda sembrani, cerita 
tentang Superman juga hanya bisa kita dapati dari komik dan film saja, yaitu 
sosok jagoan yang bisa terbang kesana kemari dan kalau lagi marah, dia bahkan 
bisa mengejar dan meremukkan jet supersonik dengan menggunakan sorot matanya 
saja. Kita dapat menangkap pengertian dari cerita itu, tapi sama halnya dengan 
kuda sembrani, sampai kapanpun kita juga tidak akan pernah menemui manusia 
seperti itu dalam realitas. Dan sekali lagi, karena ia tidak mempunyai 
realitas, maka dia tidak mempunyai denotasi. Dan setiap kata yang tidak 
mempunyai denotasi maka dia termasuk kedalam kata yang tak bermakna.

Catatan : 
Tidak setiap kata yang tidak bisa diobservasi secara indrawi adalah sama dengan 
 kata yang tak bermakna. Kata seperti : Malaikat, Iblis, Surga, Neraka dan 
semacamnya adalah kata yang dapat dimengerti dan ada dalam realitas



Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Ambigu

2009-06-12 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Demokrasi adalah tentang bagaimana caranya untuk mendapatkan kebebasan 
berpendapat, persamaan hak, kesetaraan dan pengakuan. Hak Asasi adalah hak 
paling mendasar yang dimiliki oleh setiap anak manusia, hak akan kebebasan, hak 
akan hidup, hak akan mendapatkan ilmu dan lain-lain. 

Demikianlah definisi dari kata demokrasi dan hak asasi yang sering kita temui 
dibeberapa buku, tapi apakah memang demikian pengertian demokrasi yang difahami 
oleh semua orang di setiap negara.

Kata yang demikian didalam ilmu logika disebut dengan kata ambigu, yakni suatu 
kata yang mempunyai pengertian lebih dari satu atau banyak. Kata demokrasi 
berbeda pengertiannya menurut masyarakat liberal dengan masyarakat totaliter. 

Suatu tindakan mungkin saja disebut demokratis disuatu tempat tapi sudah tidak 
lagi ditempat lagi. Bisa jadi tindakan tertentu dianggap demokratis di Amerika 
tapi tidak di China, Demokratis di China tapi tidak menurut orang tibet dan 
begitu seterusnya.

Begitu juga dengan pengertian kata hak asasi, disebut ambigu karena disetiap 
negara mempunyai pengertian yang berbeda-beda tentang batasan hak asasi. Suatu 
tindakan tertentu dianggap baik-baik aja oleh suatu negara tertentu, tapi tidak 
menurut negara yang lain. Suatu tindakan disebut melanggar HAM dinegara 
Amerika, tapi tidak menurut negara China dan Indonesia.

Selain kata yang mempunyai pengertian ambigu tersebut, didalam istilah logika 
dikenal juga istilah-istilah yang lain, seperti : univok, equivok dan analog. 

Univok adalah kata yang mempunyai satu makna dan jelas, tidak membingungkan 
seperti : kursi, meja, pulpen, pensil dan sebagainya. Kata univok ini tidak 
terlalu sulit untuk dikenali, karena kata ini lebih sering menunjuk kepada 
benda.

Equivok adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu dan umumnya mempunyai 
dua makna, seperti : bunga, bulan, buku dan lain sebaginya. Bunga bisa berarti 
adalah gadis manis nan cantik, bisa juga berarti bunga mawar yang merah nan 
harum dan bisa pula berarti bunga bank.

Bulan bisa bararti bulan yang ada dilangit (planet), bisa juga berarti bulan 
untuk perhitungan kalender. Begitu juga buku, buku bisa berarti panjang batang 
tanaman diantara dua ruas, dan bisa pula berarti kertas yang diikat sebagian 
sisinya yang kemudian dijilid.

Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat penggunaannya didalam kalimat, seperti :

. Isabella sangat menyukai bunga.
. Isacc menabung di BCA dan dapat bunga 7% satu tahun

Bunga pada kalimat pertama berarti bunga sebagai tanaman, bisa bunga mawar, 
bunga melati dan lain lain.
Bunga pada kalimat kedua mempunyai arti keuntungan atau penambahan nilai dari 
uang yang disimpan.

. Bulan lebih kecil dari bumi
. Bulan februari sering terjadi banjir akibat hujan.

Bulan pada kalimat pertama mempunyai makna sebuah planet yang mengitari bumi.
Bulan pada kalimat kedua mempunyai makna suatu perhitungan dikalender.

Analog adalah kata yang umumnya mempunyai makna berbeda karena penggunaannya 
dalam kalimat. 

Misalnya : 

. Kursi itu terbuat dari kayu jati.
. Banyak kader partai melakukan apa saja supaya bisa mendapatkan kursi di dewan.

 Bila hujan bumi akan basah.
 Banyak pejabat menyukai tempat yang basah.

. Waktu muda Ani adalah bunga desa.
. Bunga di desa itu sungguh indah.

Terlihat ada kemiripan antara equivok dengan anolog, dan mereka memang mirip 
sehingga hampir semua kata equivok bisa dibuat menjadi kata yang bermakna 
analog.

Sampai disini kita sudah bisa membedakan sedikit bagaimana suatu kata itu bisa 
mempunyai pengertian yang sudah jelas dan tidak membingungkan dan bagaimana 
juga suatu kata itu bisa mempunyai makna yang ambigu dan memusingkan :)


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Ah dasar Orang Batak

2009-06-11 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Ah dasar orang batak! Orang batak itu tidak seperti orang jawa yang ngomongnya 
halus. Orang batak ngomongnya kasar, karena orang batak kebanyakan dari Medan. 

Pernyataan seperti itu sering kita dengar dan kebanyakan dari kita sudah tidak 
mempersoalkan kalimat itu terkecuali jika kita sedang tidak mood dan mudah 
tersinggung maka kita akan mempersoalkannya secara alami ( logika Natural ). 

Sebenarnya kenapa sebagian orang bisa tersinggung dan kenapa sebagian lainnya 
menganggap pernyataan seperti itu biasa-biasa saja?

Mengenai kenapa sebagian orang tidak mau tau dan tidak mau mempersoalkan isi 
pernyataan seperti itu, pastilah jawabannya beragam dan jawaban mereka mudah 
ditebak, yaitu karena pengaruh pergaulan. (baca : karena diantara teman-temanya 
(juga) ada yang pernah ngomong begitu : )

Tapi bagi mereka yang mempersoalkannya secara alami, mereka bisa melihat bahwa 
pernyataan seperti itu sebenarnya mengandung nilai salah  dan karenanya 
mereka protes. 

Bagaimana mereka bisa mengira-ngira kalau pernyataan seperti itu sebenarnya 
mengandung nilai salah ? Tentu saja karena setiap orang sesungguhnya 
mempunyai logika (logika natrual) yang bisa membedakan mana yang benar dan mana 
yang salah secara alami.

Kalau memang betul ada sesuatu yang salah disitu, maka pertanyaannya adalah 
salahnya dimana? 

Mari kita lihat.

Bagi  ilmu logika, perkara seperti itu menjadi bahan kajian khusus. Logika 
sangat berkepentingan untuk membedakan makna kata-kata yang diselipkan didalam 
kalimat seperti itu untuk memeriksa maksud sipenutur. Bagi logika memperhatikan 
objek yang dibicarakan tersebut sangat penting, apakah yang dimaksud adalah 
sifat objek atau diri si objek.

Orang jawa, Orang batak yang disinggung dalam kalimat diatas bisa dibedakan 
dalam dua pengertian kata, yaitu pengertian abstrak dan konkret. 

Bagi ilmu logika, suatu kata dianggap mempunyai pengertian abstrak jika kata 
itu menunjuk kepada sifat, keadaan dan kegiatan yang dilepas dari objek 
tertentu. Misalnya : Kesehatan, Kebodohan, Kepandaian, Kekayaan, Kemiskinan dan 
lain lain.

Dan suatu kata mempunyai pengertian konkret apabila ia menunjuk kepada suatu 
benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu seperti : Mobil, 
Motor, TV, Meja, Kursi, Orang batak itu, Orang Jawa itu, Rumah dan lain-lain.

Kata 'orang batak' dan 'orang jawa' jika dimaksudkan adalah sekelompok orang 
yang tinggal di Medan atau di Jawa Tengah, maka dia akan bermakna konkret. 
Konkret,  karena jelas yang dimaksudkan adalah tentang keberadaan (eksistensi) 
sekelompok orang.

Tetapi jika maksud sipenutur adalah tentang sifat, cara dan sikap hidup orang 
jawa dan orang batak, maka pengertian kata tersebut berubah menjadi kata 
abstrak.

Sebaliknya, Kesehatan, Kebodohan, Kepandaian, Kekayaan, Kemiskinan juga bisa 
berubah maknanya menjadi kata konkret jika ia menunjuk kepada suatu benda, 
orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu.

Untuk memudahkan kita dalam membedakan pengertian kata abstak dan konkret, 
berikut ini adalah contoh kata yang mempunyai pengertian konkret :

Kebaikan anda tidak mungkin terlupakan.
Kesempurnaan lukisan ini mengagumkan banyak pengunjung.
Kekayaan Bill Gate bernilai Milyaran Dollar.
Kenakalan remaja membikin gerah Pemda DKI.

Sedangkan pada pernyataan berikut ini, pengertian kata-kata yang bergaris 
miring dan tebal itu berubah menjadi kata Abstrak :

Kebaikan adalah perbuatan yang sangat diharapkan.
Kesempurnaan adalah tanda kesungguhan dalam berusaha dan berkarya.
Kekayaan dapat membuat orang lupa kepada Tuhan
Kenakalan adalah sikap yang perlu mendapat perhatian khusus.

Kepiawaian dalam membedakan makna konkret dan abstark ini sangat berguna dalam 
banyak kajian sosial, politik, agama dan filsafat. Sering dimilist yahoogroups 
kita memperhatikan orang 'sekenanya' saja 'memukul rata' dalam persoalan yang 
terjadi dimasyarakat dengan mengatakan, Indonesia susah maju karena korupsi . 

Satu orang yang korupsi dinisbah-kan (dikaitkan) kepada semua orang yang 
tinggal diindonesia karena hanya kesalahan dalam membedakan kata 'indonesia' 
antara satu orang dengan yang lainya.

Sampai disini mungkin sudah sedikit jelas bagi kita, beberapa pengertian kata 
yang bisa kita gunakan dalam berdiskusi, selanjutnya nanti akan kita bahas 
pengertian kata mutlak dan relatif 




Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Orang Jepang

2009-06-09 Terurut Topik Iman K.
 lain, 
semua aktivis  bersama-sama membentuk sebuah organisasi, tapi tidak bisa kita 
sebutkan bahwa tiap-tiap aktivis adalah organisasi. Demikian seterusnya, dan 
sekarang kita sudah bisa semakin jelas dan mudah untuk mengenali beberapa 
kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk berdiskusi :)


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kata

2009-06-07 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Sering dalam berdiskusi, terutama diskusi-diskusi dimilist yahoogroups kita 
kesulitan untuk bersepakat tentang suatu persoalan yang sesungguhnya mudah. 
Persoalan-persoalan mudah tersebut sering menjadi persoalan berlarut-larut 
karena dua hal, pertama karena persoalan teknis, yaitu ketidak mampuan untuk 
membedakan satu kata dengan kata yang lainnya dan satu pernyataan dengan 
pernyataan lainnya. Kedua karena persoalan non teknis, yaitu keinginan untuk 
merpertahankan kecenderungan pribadi, kepentingan kelompok, dan aneka egoisme 
yang lainnya :)

Sekarang kita lihat hal yang pertama dulu, yaitu persoalan teknis tentang 
pengetahuan kita terhadap kata-kata. Didalam berlogika kemampuan yang paling 
rendah yang harus dimiliki untuk meneliti kekeliruan berpikir, silogisme, 
analogi, generalisasi dan dilema adalah kemampuan untuk membedakan kata 
perkata.  Permasalahan seperti ini sekilas kelihatannya sepele, tapi apakah 
betul permasalahan seperti ini adalah persoalan yang mudah dan  sepele?

Mari kita lihat.

Kita sering ngeyel bersikeras mempersamakan kata tidak gemuk dengan kurus, 
tidak kaya dengan miskin, tidak terang dengan gelap, tidak pandai dengan bodoh 
dan sebagainya. Penggunaan kata-kata seperti itu tidaklah benar dan logis, 
karena kata tidak gemuk bukanlah berarti kurus, kata tidak gemuk untuk 
seseorang bisa saja berarti orang tersebut adalah orang yang berbadan atletis 
dan ideal. 

Kata 'tidak kaya' tidak berarti seseorang itu miskin, tidak kaya bisa juga 
berarti orang yang mempunyai uang yang cukup, namun tidak sampai berlebihan 
sehingga dia belum layak disebut sebagai orang yang kaya. 

Tidak pandai juga tidak bisa disamakan dengan bodoh, karena orang-orang yang 
sekolah dan kuliah sampai sarjana sekalipun banyak juga yang disebut sebagai 
orang yang tidak pandai, tapi juga tidak bisa dikatagorikan sebagai orang yang 
bodoh.

Dalam ilmu logika, persoalan seperti ini diatur khusus dalam sebuah bahasan, 
yakni tentang pengetahuan terhadap  kata. Dalam masalah ini dikenal tiga 
istilah teknis, yaitu kata positif, negatif dan privatif.

Kata positif adalah suatu kata yang mempunyai pengertian tentang penegasan 
'adanya' sesuatu terhadap dirinya sendiri, seperti :

. Gemuk -- menunjukkan  'adanya' daging.
. Kaya-- menunjukkan  'adanya' harta.
. Terang -- menunjukkan  'adanya' cahaya.
. Pandai  -- menunjukkan  'adanya' ilmu.  
. Dan lain-lain

Kata Negatif adalah suatu kata yang yang diawali oleh kata-kata negasi seperti, 
tidak, non, tak, dan bukan, contohnya seperti :

. Non   Gemuk -- diawali kata  'Non' 
. Tidak Kaya-- diawali kata ' tidak'
. Tak   Terang --  diawali kata 'tak'
. Tak   Pandai  -- diawali kata 'tak'.  
. Dan lain-lain


Kata Privatif adalah suatu kata yang mempunyai pengertian tentang penegasan 
'tidak adanya' sesuatu terhadap dirinya sendiri, seperti :

. Kurus-- menunjukkan  ' tidak adanya' daging.
. Miskin   -- menunjukkan   ' tidak adanya' harta.
. Gelap   -- menunjukkan  ' tidak adanya' cahaya.
. Bodoh  --  menunjukkan   ' tidak adanya' ilmu.  
. Dan lain-lain

Dengan memperhatikan pengertian kata tersebut, maka sekarang makin jelaslah 
bagi kita bahwa tidak gemuk tidak semakna dengan kurus, tidak kaya tidak 
semakna dengan miskin, tidak pandai tidak semakna dengan bodoh dan tidak terang 
tidak sama dengan gelap.

Pertanyaannya, apakah semua kata negatif tidak sama dengan kata privatif? 

Tentu saja tidak semua, ada juga beberapa kata negatif yang semakna dengan kata 
privatif, misalnya tidak lulus yang semakna dengan gagal, tidak hidup semakna 
dengan mati, tidak pergi semakna dengan ditempat dan lain sebagainya. Sampai 
disini kita sudah tahu sedikit tentang kemampuan teknis dalam berdiskusi dari 
sisi logika, berikutnya akan kita bahas kemampuan teknis yang lain, yaitu 
tentang penggunaan kata universal dan partial.



Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Logika Natularis

2009-06-06 Terurut Topik Iman K.
, akhirnya sampai juga kepada kita nama-nama besar lainnya 
seperti, Roger Bacon, Francis Bacon, Rene Descartes sampai dengan Goorge Boole 
dan Bertrand Russell sebagai tokoh logika modern.
 
Dilihat dari segi objeknya, logika dapat dibagi menjadi logika formal dan 
logika material. Logika formal bicara mengenai hukum-hukum, patokan-patokan dan 
rumus-rumus berpikir benar. 

Sedangkan logika material lebih konsentrasi kepada metode induktifnya, yaitu 
meneliti atau mempelajari dasar-dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan. Ia 
menilai hasil kerja logika formal dan menguji benar tidaknya dengan kenyataan 
empiris. 

Dengan demikian maka sekarang semakin jelas bagi kita, bahwa logika sebenarnya 
selalu ada disekitar kita, baik kita mengetahuinya ataupun tidak. Logika bukan 
hanya se-onggokan ilmu yang jauh diseberang sana, tapi dia ada disini, 
disekitar kita. Disekitar kita sering berseliweran para pemakai logika 
naturalis :)


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Deduksi-Induksi

2009-06-05 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Kita sering sekali bicara 'sok canggih' , menganalisa sesuatu yang sebenarnya 
tidak kita pahami, baik didunia nyata maupun didunia maya. Didunia nyata, 
ketika kita masuk kedalam obrolan yang serius dan sedikit 'ngilmiah' , supaya 
kelihatan tidak kuno dan ketinggalan informasi, sering kita jumpai orang-orang 
berusaha menjawab segala sesuatu yang diobrolkan dengan maksud hanya supaya 
obrolan berimbang, masalah pemahaman tentang apa yang diobrolkan? Ahh. itu 
menjadi urusan nomor yang kesekian.

 

Sama dengan didunia nyata (offline) didunia maya juga kita banyak melihat hal 
yang serupa, perdebatan dimilist-milistnya yahoogroups tidak kalah ramainya 
dengan perdebatan yang terjadi didunia maya. Perbedaannya didunia maya atau 
milist-milist banyak sekali orang mengeluarkan pendapat dengan cara yang 
seenaknya saja seenake dewe yang sering boros dengan makian dan ejekan satu 
sama lain. 

Bicara bukan untuk mengeluarkan pendapat sesuai dengan apa yang sudah diketahui 
menurut referensi-referensi yang baik, tapi berbicara hanya untuk sekedar 
tampil berbeda dan ngeyel.

 

Sebenarnya untuk mengurangi penyakit eyel-eyelan itu, baik didunia maya ataupun 
didunia nyata tidaklah terlalu sulit jika kita mau sedikit saja meluangkan 
waktu kita untuk membaca referensi-referensi yang baik. Misalnya bagaimana cara 
untuk menguji apakah yang dibicarakan orang itu sifatnya adalah kebenaran umum 
atau khusus? Kesalahan umum atau khusus? Pernyataan umum atau pernyataan 
khusus. Dengan mengetahui sedikit tentang permasalahan seperti itu, maka akan 
semakin mudah bagi kita untuk 'ngobrol' dan berpendapat disemua tempat.

 

Bagi ilmu modern, untuk mendapatkan pengetahuan baru yang sekaligus untuk 
menguji apakah suatu pendapat itu hanya merupakan eyel-eyelan (asal 
berpendapat) belaka bisa dilakukan dengan dua cara :

 

Pertama dengan metode induksi, yaitu sebuah metode bagaimana cara melihat dan 
menyimpulkan suatu persoalan yang dimulai dari pernyataan yang bersifat 
khususnya menuju kepada pernyataan yang bersifat umum. Bagaimana membuat 
kesimpulan umum yang dihasilkan dari kasus-kasus yang bersifat individual.

 

Misalnya :

 

Emas dipanaskan akan memuai

Besi dipanaskan akan memuai

Seng dipanaskan akan memuai

Timah dipanaskan akan memuai

Platina dipanaskan akan memuai

Tembaga dipanaskan akan memuai

 

Maka secara umum bisa disimpulkan bahwa : Semua logam jika dipanaskan akan 
memuai.

 

Begitu seterusnya, melihat dan meneliti kasus-kasus khusus dari beberapa sample 
yang mempunyai sifat sejenis maka kemudian dibuat suatu kesimpulan umum. Metode 
ini dikenal sebagai metode yang paling praktis, karena untuk menyimpulkan bahwa 
semua logam jika dipanaskan akan memuai kita tidak perlu lagi meneliti semua 
jenis logam yang ada dialam semesta ini.

 

Kedua dengan metode deduksi, metode ini adalah kebalikan dari metode induksi 
yaitu dari pernyataan yang bersifat umum , menuju kesimpulan yang bersifat 
khusus.

 

Misalnya kita ambil dari contoh diatas :

 

Semua logam jika dipanaskan akan memuai.

Besi adalah logam.

Jadi besi jika dipanaskan akan memuai.

 

Selanjutanya mari kita perhatikan, ternyata dengan penalaran induktif kita bisa 
mendapatkan pengetahuan bahwa semua logam jika dipanaskan akan memuai. Dan 
ketika kita uji dengan penalaran deduktif maka kita akan mendapatkan 
pengetahuan baru yang lebih terpercaya lagi, bahwa besi jika dipanaskan akan 
memuai, meskipun kesimpulan ini kita dapatkan tidak melalui penelitian terlebih 
dahulu.

 

Kalau bisa dikatakan kelebihan, maka itulah kelebihan yang bisa kita dapatkan  
dengan mengunakan penalaran deduktif, akan lebih hemat biaya dan waktu untuk 
menyimpulkan suatu perkara.

Kalau kita teliti dalam contoh-contoh yang diajukan diatas maka kita bisa 
melihat betapa hubungan antara kedua metode itu sangat penting, bagaimana satu 
sama lain saling melengkapi dan mengisi.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berangkat dari hal-hal yang bersifat 
khusus dan kemudian melakukan generalisasi secara umum. Sering menilai sesuatu 
itu berdasarkan kasus dan dampak-dampak khusus dari suatu persoalan untuk 
kemudian membuat pernyataan secara umum ( induksi) . Dan sekarang apakah 
kasus-kasus khusus itu bisa dijadikan suatu kesimpulan yang benar, kita bisa 
mengujinya lagi dengan metode deduksi sebagaimana hasil pengujian seperti 
contoh diatas.

 

Pengembangan pemikiran dan sekaligus pengetahuan sebaiknya menggunakan kedua 
metode tersebut secara beriringan dan teliti. Karena kalau hanya menggunakan 
satu metode saja, maka pemikiran dan pengetahuan kita akan berjalan lambat dan 
berbiaya tinggi.


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Qiyas atau Tamsil

2009-06-04 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Membicarakan ilmu logika pada intinya adalah membicarakan dua hal pokok, yang  
pertama adalah tentang bagaimana cara  berargumentasi (hujjah) dan yang kedua 
adalah tentang bagaimana cara membikin definisi (mu'arrif) .

Kita ke bahasan yang pertama, yaitu bagaimana cara kita untuk memberikan 
argumentasi. Dalam memberikan pendapat atau argumentasi kita mengenal dua cara, 
yaitu dengan hujjah dan dengan istidlal. 

Hujjah adalah memberikan pendapat tanpa menggunakan dalil dari pihak lain, 
yaitu sebuah cara berpendapat yang menggunakan akal pikiran sendiri yang 
bersumberkan dari hasil penelitian dan pengetahuan yang sudah teruji.

Istidlal adalah memberikan pendapat dengan menggunakan dalil-dalil dari pihak 
lain, yaitu sebuah cara untuk memberikan pendapat dengan mengutip teori-teori 
yang sudah umum dan relevan dengan persoalan yang dihadapi.

Dan bagaimana dengan qiyas? Dimanakah letaknya qiyas? 
Mari kita lihat dulu, apa sih sebenarnya qiyas itu? 
Qiyas adalah sebuah susunan kata-kata yang mengandung arti (premis), yang 
penerimaan terhadap premis pertama akan mengharuskan penerimaan terhadap premis 
yang berikutnya.

Melihat definisi qiyas diatas, maka qiyas bisa juga disebut sebagai 'alat' yang 
digunakan untuk mengeluarkan pendapat berdasarkan hasil penelitian atau 
pengetahuan yang bersumber dari akal sendiri (hujjah).

Pengetahuan yang bersumber dari akal ini diproduksi oleh pikiran (fikr). 
Pikiran sendiri bekerja mengikuti suatu proses yang bermula dari suatu titik 
tidak tahu (majhul) menuju titik yang diketahui, atau dari titik yang diketahui 
menuju titik-titik yang diketahui berikutnya dan kemudian menghasilkan titik 
baru atau pengetahuan terbaru.

Wilayah kerja pikiran (fikr) meliputi kedua wilayah pokok pengetahuan, yaitu 
konsepsi (tashawuraat) dan penilaian  (tashdiqaat). Dan qiyas bekerja untuk 
penilaian (tashdiqaat)  atau memberikan hukum tertentu terhadap suatu perkara 
saja. Yaitu lebih konsentrasi ke urusan kandungan dari premis-premis yang 
membentuk suatu hubungan tertentu yang nantinya akan menghasilkan suatu hukum 
atau nilai benar dan salah.

Untuk lebih menyederhanakan pengertian dan kedudukan qiyas di antara fikr, maka 
kita coba untuk mengingat-ingat kembali tentang proses yang terjadi di pikiran 
kita ketika menemui suatu  perkara yang belum diketahui oleh pikiran dan 
kemudian ingin dirubah menjadi suatu pengetahuan yang baru, maka pikiran kita 
akan bersinggungan diantara tiga kondisi berikut ini :

1. Pikiran akan bergerak dari hal yang khusus (partial) menuju ke hal yang 
khusus lainnya.
2. Pikiran akan bergerak dari hal yang umum (universal) menuju ke hal yang 
khusus (partial).
3. Pikiran akan bergerak dari hal yang khusus menuju ke hal yang umum 
(universal) .

Apa yang dikatakan dengan qiyas adalah perihal yang pertama, yaitu proses 
pikiran yang bergerak dari suatu perkara khusus menuju ke hal khusus lainnya. 
Istilah qiyas ini adalah suatu istilah yang biasa digunakan oleh ahli Fikih 
untuk menyebut tamsil atau analogi. 


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Keraguan . . .

2009-06-03 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Hampir semua orang pernah dihadang oleh keraguan-raguan, tidak peduli apapun 
latar belakang seseorang, pastilah dia pernah mengalami situasi yang sulit, 
yaitu situasi keragu-raguan.

Orang yang memiliki sifat peragu terhadap hal-hal yang 'mudah' dan 'material' 
tidaklah terlalu penting untuk dibahas, tapi keraguan seseorang dalam menyikapi 
suatu permasalahan YANG SERIUS seperti apakah Tuhan itu ada? Apakah Surga itu 
Ada? Apakah Neraka itu ada? Apakah ada kehidupan setelah mati , ini adalah hal 
yang lain dan perlu untuk kita teliti, apakah keraguan terhadap masalah-masalah 
seperti itu bisa abadi melekat kepada seseorang?

Mari kita lihat, apakah mungkin dan masuk akal (logis) kalau kita ragu 
SELAMANYA  terhadap beberapa hal yang serius seperti yang dipertanyakan diatas 
itu?
Bicara kemungkinan yang masuk akal (logis) tentu kita harus membicarakan alat 
ukur yang dipakai oleh akal dalam menentukan hasil akhir dari aneka kemungkinan 
yang disodorkan kehadapan akal.

Alat ukur akal (falsumeter) yang terkenal dan disebut sebagai induk dari alat 
ukur adalah 'prinsip kontradiksi'. Alat ukur ini terkenal karena hampir semua 
orang , sadar ataupun tidak sadar TELAH menggunakannnya dalam kehidupan 
sehari-hari. Dan begitu juga dalam urusan logika dan semua persoalan keilmuan, 
hampir semua bidang keilmuan membutuhkan falsumeter yang bernama 'prinsip 
kontradiksi' ini.

Ini adalah hal yang sudah semestinya, karena tanpa prinsip kontradiksi ini maka 
punahlah semua ilmu-ilmu modern dan sekaligus runtuhlah prinsip logika yang 
diajarkan oleh Aristoteles.  Prinsip Kontradiksi adalah dasar dari semua 
prinsip logika dan pemikiran manusia.

Sebelum kita membicarakan apa dan dimana orang-orang menggunakan alat serupa 
falsumeter (prinsip kontradiksi) itu, maka ada baiknya kita tahu terlebih 
dahulu tentang hukum kontra (kontradiksi) yang sedang kita bicarakan.

Kontra segala sesuatu adalah 'tiadanya' sesuatu tersebut, atau dengan kata lain 
bahwa segala sesuatu penolakan atau penafikan bagi yang lain adalah kontra 
(peniadaan) bagi yang lainnya.

Hmm.agak ribet juga yah :) , Nanti akan lebih  mudah kalau kita sudah pakai 
contoh-contoh.

Dengan patokan hukum kontra tersebut, maka sudah semakin jelas bagi kita bahwa 
tidak mungkin ada sebuah kalimat atau pernyataan yang sama-sama benar dengan 
kalimat / pernyataan kontra-nya. Dan sebaliknya juga, mustahil ada suatu 
preposisi yang sama-sama salah dengan preposisi kontra-nya.

Ini bisa kita buktikan dengan mudah dan jelas seperti berikut :

Kita ambil contoh yang pertama dari pertanyaan diatas, apakah Tuhan itu ada? , 
Disini akan muncul 3 kondisi  dalam pikiran kita , yaitu :

1. Kita Ragu (skeptis).
Pikiran kita ragu untuk menjawaban pertanyaan  apakah :
a. Tuhan Ada
b. Tuhan Tidak ada

Pada posisi ragu, maka seseorang tidak melihat kedua permasalahan diatas secara 
berat sebelah. Mereka melihat kedua pilihan preposisi itu secara seimbang dalam 
pikirannya, pilihan A tidak lebih berat ketimbang dengan pilihan B.

2. Kita Condong kesalah satunya ( estimasi ).
Kita bisa saja condong kepada salah satu pilihan yang ada, kecondongan itu 
disebut estimasi.   

3. Kita Yakin.
Pikiran kita langsung otomatis yakin (memilih) kepada salah satu pilihan, yaitu 
:
a. Tuhan Ada
b. Tuhan Tidak ada
 
Dari ketiga kondisi pikiran kita diatas,  kondisi kedua dan ketiga akan kita 
bahas dalam kesempatan lain, dan sekarang kita mau lihat lebih kedalam lagi 
tentang kondisi yang pertama, yakni keraguan (skepstis).

Keraguan akan muncul jika seseorang lebih sering menggunakan penalaranan yang 
bersifat ekstemporal, yakni suatu proses pencarian yang dimulai dari membaca 
alam sekitarnya. Mempertanyakan sesuatu yang tidak dia ketahui, kemudian 
merubahnya menjadi sesuatu yang dia ketahui. Atau suatu proses pengumpulan 
premis-premis yang diketahui menjadi sebuah pengetahuan yang baru.

Metode seperti ini sangat cocok digunakan dilingkungan ilmuwan dan  para 
peneliti. Sebagai contoh, dulu orang belum tahu kalau besi itu memuai jika 
dipanaskan. Maka ketika ada yang bertanya, apakah besi akan memuai jika 
dipanaskan? Maka orang akan menjawab tidak tahu.

Tidak tahu karena persoalan yang ditanyakan itu masih diragukan, tetapi setelah 
diadakan beberapa uji coba maka diketahui bahwa besi akan memuai jika 
dipanaskan. Dengan mengetahui kenyataan ini maka dengan sendirinya orang-orang 
akan menafikkan kontra dari premis yang semacam itu. Yakni premis bahwa besi 
TIDAK akan memuai jika dipanaskan.

Jelas terlihat sekarang, bahwa walaupun seseorang berangkat dari keragu-raguan 
maka dalam perjalanannya dia hanya akan menemukan satu pilihan , yaitu 'prinsip 
kontradiksi'  yang mengatakan tidak mungkin ada satu premis yang sama-sama 
betul dengan premis kontranya. Hanya ada satu pilihan yang betul dalam dua 
pilihan yang kontradiksi dan keraguan akan HANYUT ketika dia bertabrakan dengan 
ilmu pengetahuan.


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message

[wanita-muslimah] Umum dan Khusus

2009-06-02 Terurut Topik Iman K.
.

 

Pengecualian hanya bisa jika kita ingin membicarakan esensi khusus dari 
kelompok yang lebih besar, yaitu Hewan. 

 

Pengelompokan dari Universal ke khusus seperti itu akan meliputi suatu 
pembahasan yang lebih luas, seperti :

 

  1.. Pembahasan tentang Diferensi
  2.. Pembahasan tentang Ekuivalensi
  3.. Pembahasan tentang Implikasi
  4.. Pembahasan tentang Asosiasi
 

Dan pembahasan tentang keempat kondisi diatas sebenarnya akan menjadi lebih 
mudah jika kita bisa memahami dengan baik apa itu esensi universal dan apa itu 
esensi khusus dari suatu subjek.



Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Konsep dan Penilaian

2009-06-01 Terurut Topik Iman K.
 
terbang. Kemudian dengan melalui proses imaginasi, muncullah benda baru yang 
bernama kuda terbang. Cara kerja pikiran yang merakit-rakit dan 
menyambung-nyambung seperti inilah yang kita sebut dengan proses pemahaman 
(konsepsi) terhadap nilai dari suatu perkara. 

Sekarang bagaimana dan apa yang disebut penilaian? 
Gambaran pikiran atau 'IDE' mengenai 'KUDA' ditambah sayap menjadi 'TERBANG'  
adalah sebuah konsepsi. Dan yang disebut sebuah Penilaian adalah ketika 
'pikiran menghukumi'  bahwa KUDA itu TERBANG, atau itu kuda terbang maka 
pikiran telah memberikan kesimpulan atau PENILAIAN bahwa 'ADA' kuda terbang.

Contah lain, hawa ditambah panas adalah 'ide' yang tergambar didalam pikiran, 
tapi jika pikiran menghukumi nilai ide itu menjadi 'hawa itu panas' maka 
pikiran telah memberikan kesimpulan atau PENILAIAN terhadap hawa DAN panas 
menjadi suatu NILAI, yaitu 'ADA' hawa panas.


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pikiran

2009-05-30 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Pikiran merupakan juru kunci didalam berlogika, sebenarnya apakah yang disebut 
dengan pikiran itu? Apakah semua orang sudah menyadari bahwa pikiran bisa 
bekerja sendiri secara otomatis dan juga bisa bekerja dengan tuntunan si 
pemilik pikiran?
Mari kita lihat...
Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya bahwa ilmu logika pada dasarnya 
adalah untuk mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus 
berpikir.  Sekarang yang menjadi pertanyaan kita adalah apakah semua  pemikiran 
yang sering kita kemukakan dan pemikiran seseorang yang disampaikan kepada kita 
bisa dinilai logis atau tidak?
Membicarakan hal serupa ini serasa gampang-gampang susah, gampang karena bagi 
kebanyakan kita yang disebut berpikir ya berpikir aja. Tinggal ngikuti naluri 
saja, apa yang kita rasakan, apa yang kita yakini, bagaimana pikiran kelompok 
kita, bagaimana kecenderungan pribadi kita, bagaimana kepribadian dan 
sugesti-sugesti apa yang kita dapatkan, maka itulah yang akan kita sampaikan 
sebagai buah pikiran.
Namun demikian, diluar itu masih ada juga dari sebagian kita  yang mengemukakan 
buah pikirannya dengan mengikuti luapan emosi seperti caci maki, kata pujian 
atau pernyataan keheranan dan kekaguman. Model seperti ini sering ditemui di 
milist-milist yahoogroups.com :)
Membicarakan pikiran juga bisa menjadi susah jika kita harus menilai hasil buah 
pikiran yang disampaikan itu, apakah sudah benar atau salah? Sudah bertujuan 
baik atau jahat , bertujuan mengatakan fakta apa adanya atau hanya sekedar 
ingin memutar balikkan fakta, bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi dan 
kelompok atau untuk tujuan kebenaran dan lain-lain.
Bagaimana cara kita untuk mengetahui apa yang disampaikan seseorang dalam buah 
pikirannya adalah merupakan tugas ilmu logika untuk mengukurnya. Ilmu Logika 
akan menyelediki, menyaring dan menilai buah pikiran seseorang dengan cara 
serius dan terpelajar serta bertujuan mendapakan kebenaran terlepas dari segala 
kepentingan perorangan dan kelompok. Logika akan merumuskan, menetapkan 
patokan-patokan dan memberikan hukum-hukum yang harus ditaati agar manusia bisa 
berpikir benar, efisien dan teratur.
Sekarang yang menjadi perhatian kita adalah, bagaimana caranya ilmu logika 
melakukan hal serupa diatas?
Logika melakukan hal serupa diatas bisa dengan dua cara, pertama dengan 
meneliti logika formalnya, yaitu  melakukan penelitian terhadap kaidah 
logikanya, hukum-hukum logikanya dan patokan-patokan yang digunakan, apakah 
sudah benar atau masih salah dalam menarik kesimpulan atau konklusinya.
Kedua dengan melakukan penelitian terhadap logika materialnya, apakah sudah ada 
persesuaian antara pikiran yang diutarakan dengan kenyataan. Sampai disini ada 
perbedaan sedikit, apa yang bisa dilakukan oleh ilmu logika material dengan apa 
yang bisa dilakukan oleh ilmu spiritual semacam tawasuf dan irfan. Bagi ilmu 
logika material, mengukur kebenaran buah pikiran itu tidak lebih dari meneliti 
kesatuan (non kontradiksi) antara apa yang diucapkan berdasarkan buah pikiran 
dengan apa yang bisa dilihat sebagai fakta. Apakah buah pikiran sesuai dengan 
kenyataan atau tidak.
Bagi logika, ucapan adalah buah pikiran. Pikiran hanya bisa berbuah jika dia 
diucapkan melalui suara, ucapan, tulisan atau isyarat. Isyarat adalah perkataan 
yang dipadatkan, karena itu ia adalah perkataan juga. Jadi pikiran dan 
perkataan adalah identik, tidak berbeda satu sama lain dan yang satu bukan 
tambahan bagi yang lainnya. Dan bagi logika, susunan kata-kata yang keluar 
melalui ucapan, isyarat dan  tulisan seseorang adalah 'data' dan data itu 
disebut sebagai premis-premis. Apakah premisnya sudah sesuai dengan kenyataan 
yang ada atau tidak.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Tidak logis

2009-05-28 Terurut Topik Iman K.
Tidak logis…Tidak masuk akal…
 
Kita sering mendengar ucapan seperti itu dalam kehidupan sehari-hari. 
Sebenarnya, Apakah yang disebut dengan tidak logis itu? 
Dan apa pula yang dimaksud dengan tidak masuk akal itu?
Kemudian, Apakah semua hal bisa dijelaskan dengan logika?
 
Mari kita lihat…
 
Dalam bahasa sehari-hari, kita sering mendengar ucapan seperti ini ; Alasannya 
tidak logis, berita itu tidak logis…, sekilas bagi kita seperti sudah maklum 
(mengetahui) dengan persis, apa maksud dari kata-kata itu…
 
Tapi coba kita check kembali, apakah kita betul-betul sudah mengetahui apa 
maksud dari kata-kata tersebut. ‘Logis’ yang dimaksud dalam kata-kata tersebut 
adalah ‘logika’ , jadi apakah logika itu?
 
Logika dalam definisi verbal, terdapat berbagai macam definisi tentangnya, 
namun hampir semua tukang definisi menyimpulkan, Logika adalah ‘Aturan Berpikir 
Benar’
 
Apakah aturan berpikir yang benar itu?
 
Aturan berpikir yang benar adalah inti dari kajian logika. Logika bisa 
digunakan sebagai alat untuk menguji, apakah berpikir seperti ini sudah benar? 
Ataukah berpikir yang seperti itu yang benar? Dalam perkara menguji aturan 
berpikir, peran logika persis seperti alat ukur (Meteran,red) untuk situkang 
jahit, Berapa ukuran baju si fulan? Berapa cm ?
 
Atau seperti bandulan pengukur tegak lurus sebuah bangunan, bagi tukang 
bangunan, dengan bandulan ini tukang bangunan bisa mengukur, Apakah dinding 
yang ia bangun sudah tegak lurus atau belum.
 
Karena ‘tugas’ logika  menangani hal-hal yang bersifat ‘aturan’ , maka logika 
juga bisa didefinisikan sebagai : ‘ Aturan yang mematok hukum-hukum berpikir 
untuk membedakan penalaran yang benar dari penalaran yang salah’
 
Dari tugas itu, sekarang sudah menjadi lebih jelas…bahwa logika tidaklah 
bertugas untuk mengukur dalamnya isi hati seseorang dan luasnya makna beberapa 
ayat-ayat dalam kitab suci yang abstrak. Karena tugas logika adalah untuk 
mengukur cara berpikir yang benar, kemudian timbul pertanyaan, apakah kalau 
cara berpikirnya sudah benar,  logika mampu juga untuk mengukur ISI dari 
pikiran itu?
 
Untuk menjawab itu, mari kita lihat tugas dan pekerjaan logika lebih kedalam 
lagi….
 
Apakah pekerjaan logika?
 
Logika bekerja dengan penalaran…
Kalau begitu sekarang kita harus tahu dulu, bagaimana penalaran (fikr) bekerja. 
Cara kerja penalaran adalah mengubah hal-hal yang belum diketahui menjadi 
pengetahuan baru. Yaitu melalui proses berpikir yang bertolak dari sebuah 
target yang sudah diketahui menuju serangkaian premis yang diketahui untuk 
menghasilkan pengetahuan baru. Untuk mengerjakan proses ini, pikiran akan 
membuat bentuk (form) dan tata tertib tertentu, sehingga pikiran bisa bekerja 
dengan aturan yang baku.
 
Jadi sekarang kita sudah tahu, bahwa pekerjaan logika adalah untuk 
mengendalikan gerak pikiran saat sedang berpikir supaya tetap mengikuti form 
(bentuk) yang sudah distandarisasi…


Bagaimana logika mengendalikan penalaran (fikr) ini?
 
Mengendalikan, bisa diartikan sebagai mengatur. Logika mengatur gerak pikiran 
saat sedang berpikir dengan mengendalikan kemungkinan benar dan kemungkinan 
salah…
 
Argumentasi didalam pikiran kita bagaikan sebuah bangunan. Yang disebut dengan 
sebuah bangunan adalah jika bagian-bagian pengikatnya yang berupa batako, 
semen, besi dan bahan-bahan bangunan lainnya diambil dari bahan pendukung yang 
benar sesuai dengan fungsinya masing-masing. Apabila salah satu dari bahan 
bangunan ini diambil dari materi yang salah, maka akan berakibat langsung 
dengan keutuhan bangunan tersebut.
 
Bagaimana proses berpikir benar yang mengikuti bentuk (form) itu  dikerjakan 
oleh logika?
 
Kita ambil contoh yang susunan bentuk (form) kata yang  Benar TAPI isinya KELIRU
 
A :  Setiap Manusia suka mencuri
B :  Alexander adalah manusia
 
Kesimpulan : Alexander suka mencuri
 
Bentuk (form) diatas adalah BETUL, tapi ISI nya menjadi salah, coba kita teliti 
lagi :
 
A : Setiap manusia suka mencuri = Bentuk BENAR, tapi isi salah (tidak mungkin 
setiap manusia suka mencuri)
B : Alexander adalah manusia = Bentuk dan isi BENAR
 
 
Kesimpulan : Alexander suka mencuri = Bentuk (form) nya benar tapi ISI nya 
menjadi salah ketika menyimpulkan Alexander suka mencuri.
 
Contoh lain :
 
Kata 1. : Alexander adalah manusia
Kata 2   : Alexander adalah anggota STUDY CLUB
Kesimpulan : Manusia adalah anggota STUDY CLUB
 
Coba kita perhatikan :
 
Alexander adalah Manusia = BETUL
Alexander adalah anggota STUDY CLUB = BETUL
 
Tapi menjadi KACAU ketika disimpulkan menjadi : Manusia adalah anggota STUDY 
CLUB. Kekacauan terjadi karena menarik kesimpulan dari 2 objek yang berbeda
 
Kalimat-kalimat yang seperti inilah yang sering kita dengar sebagai sebuah 
pernyataan yang tidak logis…tidak masuk akal ….
 
Dan…
Tugas logika sebenernya ngurusin hal-hal yang seperti ini…inilah pekerjaan 
utama logika J



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail

[wanita-muslimah] Benar Salah

2009-05-28 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Sekarang kita telusuri apa yang dimaksud dengan ‘Aturan berpikir benar’ yang 
dibicarakan oleh ‘ilmu logika’ .
 
Sebagaimana sudah dibicarakan sebelumnya, logika bertugas untuk menjaga supaya 
kita bisa ‘berpikir secara benar’ , pertanyaan nya sekarang adalah, Apakah yang 
dimaksud dengan BENAR itu? Benar adalah persesuaian proposisi antara pikiran 
(fikr) dan kenyataan.
 
Misalnya : 
 
Bumi mengelilingi matahari =  Preposisi ini sama dengan kenyataannya. (Logika 
BENAR)
 
Matahari mengelilingi bumi =  Preposisi ini TIDAK sama dengan kenyataan 
(Logika SALAH)
 
Untuk mengukur benar, selain dengan patokan diatas kita juga bisa meneliti 
apakah proposisi dari kalimat yang akan kita teliti itu mengandung PERTENTANGAN 
(kontradiksi).
 
Proposisi yang bertentangan misalnya :
 
Ahong adalah seorang bisu yang pandai berdebat = (Tidak mungkin orang bisu bisa 
berbicara, apalagi berdebat)
 
Sibuta dari gua hantu itu sangat jeli penglihatannya = (Tidak mungkin orang 
buta bisa melihat)
 
Mei shin adalah cewek jujur yang suka menipu = (Tidak mungkin orang jujur 
menipu)
 
Lihat….
 
Contoh diatas sangat sederhana, tapi jangan salah…banyak kalimat  asing yang 
berseliweran didepan kita yang kita telan mentah-mentah tanpa menyaring 
terlebih dahulu akibat kita terlalu menyepelekan ‘logika’. Penyepelean ini 
sering terjadi, karena banyak dari guru-guru kita yang masih mengharamkan 
menggunakan akal (logika) secara maksimal.
 
Sering kita dengar gertakan seperti ini, “Huss... untuk perkara yang ini jangan 
menggunakan akal, dosa lho …! “
 
Padahal pernyataan-pernyataan ‘sepele’ seperti diatas sering menjebak dalam 
ilmu kalam, sehingga ketika ditanyakan : “Apakah Tuhan dapat mengangkat Batu 
yang lebih Besar dari Tuhan sendiri” , Atau  “ Apakah Tuhan dapat menciptakan 
makhluk yang lebih hebat dari Tuhan sendiri?”
 
Kita suka kebingungan untuk mencari tahu? Karena di ilmu kalam ini masuk ke 
bahasan mana? 
 
Bagi ilmu logika, pertanyaan seperti itu tidak perlu dirisaukan, karena 
pertanyaannya sudah jelas tidak memenuhi kaedah logika, yakni tidak 
menghadirkan maksud yang bulat, pertanyaan seperti itu sama saja dengan 
pernyataan “ sibuta huruf itu pandai sekali membaca” .
 
Dari uraian diatas, kiranya kita bisa melihat fakta, betapa pentingnya 
mengetahui ilmu logika (mengetahui arti BENAR) , supaya kedepan kita tidak 
mudah untuk mengatakan yang ini ‘benar’ dan yang itu ‘salah’ tanpa ada 
penjelasan apapun tentangnya. 
 
Jadi..
 
Jika suatu hari nanti ada yang bilang ke Anda ‘Janda itu sedang mencuci baju 
suaminya’ , tentu anda sudah mengerti maksud kalimat tersebut bukan?
 
Anda sudah bisa melihat “sesuatu”  yang salah disitu…? 



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Irfan dan Etika

2009-05-20 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Sebagaimana pernah kita singgung sebelumnya tentang irfan, dari pengertiannya 
terlihat irfan sama saja dengan akhlak (etika) dan  keduanya memang merupakan 
ilmu praktik. 
 
Namun demikian, walaupun dari sudut pengertian antara irfan dan akhlak lebih 
kurang sama saja, tapi dalam ‘aturan main’  dan fokusnya terdapat beberapa 
perbedaan diantara keduanya. 
 
Sekarang kita akan coba bahas tentang fokus dan perbedaa antara irfan dengan 
akhlak (etika).  Kita mulai dulu dari persamaannya, kenapa antara irfan dan 
akhlak disebutkan sama saja. Dari pengertian masing-masing didapat kesamaan 
bahwa antara irfan dan etika  keduanya bertumpu pada bahasan tentang “ APA YANG 
HARUS DILAKUKAN”. 
 
Sekarang apa perbedaannya yang paling penting diantara keduanya? 

Mari  Kita lihat….. 
 
Irfan membahas dan menguraikan hubungan dan tanggung jawab yang diemban manusia 
terhadap dirinya sendiri, kepada alam semesta dan kepada Allah. Dan sesuai 
dengan latihan-latihannya dan fahamnya tentang tauhid terlihat jelas bahwa 
penekanan yang paling utama dalam irfan dari aspek prakteknya adalah kepada 
hubungan dan tanggung jawab antara manusia dengan Allah.
 
Sedangkan dari sisi Ilmu Etika, tidak semua sistem akhlak memandang perlu 
membahas dan menguraikan hubungan antara manusia dengan Allah. Hanya sistem 
akhlak agama saja yang menganggap penting memberikan perhatian dan bahasan 
khusus tentang masalah ini.
   
Perbedaan selanjutnya adalah bahwa metodelogi gerak maju rohani  sayr 
(perjalanan) dan  Suluk ( bepergian) merupakan metodelogi yang dinamis, 
sementara metodelogi etika adalah statis.
 
Irfan berbicara tentang perjalanan rohani, yaitu bermula dari sebuah titik 
keberangkatan, stasiun-stasiun, tempat tujuan dan tahapan-tahapan dalam aturan 
yang benar. Dan dalam pandangan ahli irfan, yang disebut dengan perjalanan dan 
jalan tersebut adalah betul-betul jalan dalam pengertian harfiah, yakni jalan. 
Bukan jalan dalam pengertian kiasan atau metapora, dan yang disebutkan sebagai 
jalan itu harus betul-betul diikuti setahap demi setahap, stasiun demi stasiun. 
Untuk sampai kepada stasiun mana saja tanpa melewati stasiun sebelumnya, 
menurut pandangan  para ahli irfan adalah sesuatu hal yang tidak mungkin.
 
Para ahli irfan memandang roh manusia persis seperti organisme hidup, seperti 
benih atau seperti seorang anak, yang mana kesempurnaannya tergantung kepada 
pertumbuan dan kematangannya sesuai dengan sistem dan aturan tertentu.
 
Sedangkan didalam etika subjek yang ditangani hanya serangkaian kebijakan 
seperti kewajaran, kejujuran, keikhlasan, kesucian, keadilan dan kemurahan hati 
serta mementingkan kepentingan umum ketimbang kepentingan pribadi dan 
seterusnya. Fokusnya lebih kepada menghiasi roh dengan keperibadian yang indah, 
anggun dan lembut.

Dalam pandangan etika, roh itu diibaratkan sebagai sebuah rumah, dimana 
keindahan dan keserasian rumah tersebut tergantung kepada hiasan apa yang 
menghiasi rumah tersebut. Bagaiman dekorasinya, bagaimana tata ruangnya, 
bagaimana infrastrukturnya, bagaimana taman dan halamannya dan seterusnya. 
Dalam hal penyempurnaan keindahan sebuah rumah, urutan pengerjaannya tidak 
harus berurutan, bisa dilakukan dan dimulai dari mana saja dan di akhiri dimana 
saja, boleh menghiasi taman dulu dan bisa juga mempercantik ruang tamu atau 
kamar tidur, mulai darimana saja dianggap saja saja.
 
Perbedaan ketiga diantara kedua disiplin ilmu ini adalah, bahwa unsur-unsur 
rohani dari etika terbatas pada konsep dan gagasan yang pada umumnya biasa, 
sementara unsur rohani dari irfan jauh lebih mendalam dan luas.
Didalam metodelogi spiritual irfan, yang banyak disinggung adalah hati serta 
keadaan dan kejadian yang dialaminya, dan pengalaman pengalaman ini hanya 
diketahui oleh musafir yang menempuh perjalanan itu.
 
Cabang irfan yang lain berhubungan dengan interprestasi wujud, yakni Tuhan, 
alam semesta dan manusia. Tentang interprestasi wujud ini, terdapat beberapa 
kemiripan antara apa yang dipahami oleh irfan dengan apa yang dipahami oleh 
filsafat, tentang hal ini nanti akan kita bicarakan dalam artikel khusus lainnya



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Filsafat dan tasawuf

2009-05-05 Terurut Topik Iman K.
 tersebut (yang tidak lain dari pada diri kita sendiri) adalah sama dan 
satu. Di sini kita mengalami bahwa “mengetahui” (to know) adalah sama dengan 
“ada” itu sendiri (to be).
 
Meskipun tasawuf dikategorikan oleh Ibn Khaldun sebagai ilmu naqliyyah (agama) 
dan karena itu berdasarkan pada otoritas, namun menurut kesaksian  Ibn Khaldun 
sendiri dalam Al Muqaddimah-nya, Tasawuf, pada perkembangan berikutnya, telah 
banyak memasuki dunia filsafat , sehingga sulit bagi keduanya untuk dipisahkan. 
 
Dalam kasus filsafat suhrawardi, misalnya, kita bisa melihat bahwa tasawuf 
bahkan telah dijadikan dasar bagi filsafatnya, sehingga orang menyebutnya 
filosof mistik (muta’allih). Sementara pada diri Ibn “Arabi, kita melihat 
analisis yang sangat filosofis merasuki hampir setiap lembar karya-karyanya. 
Sehingga tasawufnya sering disebut tasawuf falsafasi. Pada masa berikutnya, 
kita tahu bahwa Mulla Shadra, pada akhirnya telah dapat mensintesiskan 
keduanya, dalam apa yang kita sebut filsafat Hikmah Muta’aliyyah, atau teosofi 
transenden. Disini, unsur-unsur filosofis dan mistik berpadu erat dan saling 
melengkapi satu sama lain.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sebab

2009-05-03 Terurut Topik Iman K.
 urusannya gerak menggerak J , bagi 
fisikawan yang disebut dengan sebab khusus adalah PENGGERAK dan yang disebut 
dengan akibat khusus adalah yang BERGERAK.
 
Untuk contoh diatas, Tukang Bangunan bagi fisikawan adalah SEBAB, karena Tukang 
Bangunanlah yang membongkar dan memasang aneka bahan bangunan di posisi-posisi 
yang tepat untuk terciptanya sebuah bangunan. 
 
Dan jangan kaget kalau nanti diprotes oleh ahli teologi yang mengatakan bahwa 
Tukang Bangunan tidaklah pantas disebut sebagai SEBAB karena mereka itu tidak 
lebih hanya menyusun barang-barang material yang sudah ada betebaran 
dimana-mana.
 
Begitu juga kalau kita ambil contoh yang lain, misalnya hubungan ayah dan ibu 
yang menghasilkan anak. Bagi fisikawan hal semacam ini adalah hal yang jelas 
dan terang benderang, bahwa mak dan bapak itu adalah SEBAB khusus akan 
terciptanya anak. Dan protes yang serupa juga datang dari ahli teologis, bahwa 
mak dan bapak si anak itu tidaklah pantas dikatakan sebagai SEBAB, karena 
kapasitas mereka berdua itu tidaklah lebih dari sekedar fasilitator saja J
 
Nah lho, baru sedikit kita melihat kedalam tentang apa yang dibicarakan 
diseputar sebab akibat ini sudah kita temukan ‘obrolan yang hangat’ antara 2 
kubu J , ini yang bicara baru 2 kubu lho, bagaimana kalau 200 kubu?
 
Dan khabar baiknya adalah, walaupun yang bicara 200 kubu atau lebih, satuhal 
yang sudah disepakati oleh hampir semua kubu adalah bahwa alam semesta ini 
tidak tersusun secara acak-acakan, tidak tersusun secara kacau balau, melainkan 
tersusun dan tertata rapi…



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  Yahoo! Toolbar is now powered with Free Anti-Virus and Anti-Adware 
Software.
Download Yahoo! Toolbar now!
http://sg.toolbar.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Lama dan Baru

2009-05-01 Terurut Topik Iman K.
 mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang 
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) 
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir 
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), 
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah 
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui 
segala sesuatu.(An-Nuur : 35 )
 
Sekarang kita sudah melihat dua kelompok menterjemahkan isi alam semesta ini, 
ulama jaman dulu mengatakan semua yang ada dialam semesta ini  adalah sesuatu 
yang baru dan berasal dari ketidak adaan, dan kelompok cerdik pandai mengatakan 
bukan demikian, semuanya berasal dari sesuatu yang ada.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Alam Materi

2009-04-30 Terurut Topik Iman K.
 itu disebut dengan 'Eksistensi Lukisan 'atau 
'Eksistensi Dinding' (karena digantung didinding,red).
Tentu saja perkara seperti itu tidak bisa dinamai dengan 'eksistensi lukisan' 
ataupun 'eksistensi dinding' . Ada substansi yang sangat penting yang 
ketinggalan disitu, Bagi dinding lukisan gambar yang dilukis atau digantungkan 
disana tidaklah menjadi bagian dari dinding itu, bagi dinding lukisan itu 
bukanlah PENGETAHUAN DAN SUMBER PENGETAHUAN dinding tentang eksistensi gambar 
(keberadaan gambar itu dalam alam nyata). Sedangkan lukisan yang ada dialam 
mental  merupakan pengetahuan dan sumber pengetahuan bagi orang yang 
membayangkannya.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Eksistensi

2009-04-27 Terurut Topik Iman K.
Salam...


 
Seperti kita ketahui, eksistensi adalah satu dari 2 pokok bahasan utama ilmu 
hikmah/filsafat selain esensi. Dan yang menjadi pertanyaannya kita sekarang 
adalah apa aja sih yang dibicarakan orang di sekitar eksistensi ini?
Mari kita teliti….
Pembicaraan eksistensi ini dimulai dari telaahan tentang eksistensi dengan dua 
lawannya, yaitu tidak eksistensi dan esensi. 
 
Apa yang disebut dengan eksist? Apa saja bagian-bagian yang disebut eksist atau 
keberadaan (eksistensi) itu ? Karena pokok bahasan ini begitu strategisnya, 
tentu saja kita harus menyiapkan waktu khusus dan tempat yang memadai untuk 
membahasnya secara mendalam. 
Dan sebagai permulaan, diruang yang terbatas ini kita akan membicarakan 
persoalan ini secara bertahap. Sekarang kita mulai dari pengenalan terhadap 
bagian-bagian keberadaan (eksistensi) itu terlebih dahulu.
 
Orang-orang tua jaman dulu membagi pokok bahasan ini kedalam berbagai kelompok 
(spesies), seperti realitas objektif vs realitas mental, Realitas keniscayaan 
vs kemungkinan, realitas baru vs lama, realitas yang tetap vs yang berubah, 
realitas tunggal vs berbilang, realitas potensial vs aktual, dan realitas 
substansi vs aksiden. 
 
Untuk tahap awal tulisan ini, kita tidak akan membahas semua pembagian realitas 
‘ADA’ itu secara terperinci, tapi kita akan mulai dari pengenalan tentang 
apakah yang disebut dengan aksistensi qua material, Eksistensi qua kuantitas 
dan eksistensi qua eksistensi?
 
Bagaimana kita mengenal realitas yang ada, ini diperlukan study yang teliti 
karena masih banyak perbedaan pendapat juga dikalangan filsuf modern. Perbedaan 
pendapat ini terkadang lunak tetapi sering juga kita menemukan perbedaan mereka 
sudah sampai kedalam hal-hal yang prinsip. 
 
Kita ambil saja contoh seperti pembagian ganjil vs genap, hitam vs putih, kecil 
vs besar, serupa vs berbeda, tinggi vs rendah…, sekilas pembagian ini sudah 
sering kita hadapi dan lihat sehari-hari, tapi apakah keberadaan (eksistensi) 
‘ADA’ nya realitas itu termasuk ‘ADA’ yang ‘ADA’ (aksistensi qua eksistensi) , 
atau satu sama lain berbeda keberadaannya (eksistensinya) ?
 
Sebelum kita mengenal adanya realitas ‘ADA’ yang meliputi ‘ADA’ secara niscaya 
dan mungkin, baru dan lama, tetap dan berubah, tunggal dan berbilang, potensial 
dan aktual, substansi dan aksiden alam bawah sadar kita sering membimbing kita 
selalu kepersoalan ‘ADA’ secara YANG OBJEKTIF saja. 
Dan kalaupun sudah sedikit maju dan banyak baca buku-bukunya Pak Francis Bacon, 
Rene Descart dan buku-buku filsafat positivisme Auguste Comte, barulah kita 
terkadang sempat membolak balik kemungkianan ‘ADA’ yang lain , yaitu ada secara 
mental. Disinilah keterlambat dan sekaligus persoalan kita, sehingga sering 
timbul pertanyaan, apakah eksistensi ‘ADA’ yang dimaksud itu berubah-ubah 
tergantung dari sudut pandang sipeneliti?
 
Tentu saja kalau kita sudah memahami realitas dan bagian keberadaan 
(eksistensi) itu sendiri, pertanyaan seperti itu sudah tidak perlu lagi J 
karena bisa dengan mudah kita lihat dan masuk ke telaahan realitas eksistensi 
‘ADA’ yang TETAP dan ‘ADA’ yang BERUBAH-UBAH. Apanya yang berubah? Objeknya 
atau subjeknya? Ini akan menjadi pokok bahasan tersendiri dibagian realitas 
Tetap vs realitas Berubah.
 
Kembali ke contoh diatas, dalam contoh diatas seperti hitam vs putih dan 
seterusnya itu, tidak ada satupun yang bisa kita sebut sebagai eksistensi qua 
eksistensi, kecuali contoh tunggal dan berbilang yang agak mirip dengan 
eksistensi qua eksistensi, namun tetap kita tidak bisa menyebutnya sebagai 
eksistensi qua eksistensi. Contoh-contoh tersebut diatas adalah tidak lebih 
dari contoh-contoh eksistensi qua material dan eksistensi qua quantitas.
 
Jadi yang disebut eksistensi qua eksistensi itu seperti apa contohnya? 
Contohnya adalah seperti realitas Tunggal vs Berbilang dan Niscaya vs Mungkin J
 
Sampai disini saya rasa kita sudah bisa menjadi lebih jelas lagi, bahwa kita 
akan disodorkan kepersoalan aneka ragam pembagian eksistensi, dengan pengenalan 
secara umum ini saya rasa sekarang kita bisa menjadi lebih mudah lagi untuk 
memetakan persoalan filsafat J



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Eksistensi vs Esensi

2009-04-26 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Banyak memang orang yang berbicara tentang filsafat tapi lebih banyak lagi 
orang yang pernah mendengarkannya…, Ada yang sudah pernah mendengar dan cuek, 
ada yang pernah mendengarkan dan komentar dikit, ah filsafat ? apa itu ? ah 
ndak ada gunanya filsafat…J,  tapi ada juga lho yang pernah mendengarkannya dan 
kemudian terusik sehingga mencari tahu, ada apa sih dengan filsafat…?
 
Diantara yang bicara filsafat, Ada yang bicara karena memang mak dan bapaknya 
nyuruh kuliah filsafat, terpaksa dech bicara filsafat supaya lulus kuliah J.  
Ada juga jenis yang lain, bicara filsafat karena orang disekitarnya bicara 
filsafat alias ikut mode, dan yang lainnya lagi adalah orang-orang yang bicara 
filsafat karena memang mencintai filsafat, sehingga memberi tahu , ini lho 
filsafat bla..bla…bla..
 
Sekarang dimanakah kita?
Kita termasuk orang yang bicara filsafat J , dan untuk mengukur kedekatan kita 
dengan filsafat, yuk kita cari tahu…ada apa dengan filsafat?
 
Filsafat pada dasarnya hanya membicarakan 2 faktor utama, yaitu eksistensi dan 
esensi. Bolak balik orang-orang sibuk membicarakannya dari jaman kejaman hingga 
sekarang ini, yang dibahas ya itu-itu saja, manakah yang lebih penting 
eksistensi atau esensi.
 
Bicara eksistensi dan esensi adalah seperti halnya orang bicara matematika 
dengan matematika (aritmetika, geometri dll) . Namu kalau bicara eksistensi 
maka artinya seperti membicarakan Aritmetika, maka ANGKA-ANGKALAH tentunya yang 
menjadi eksistensi telaahannya. Bicara Geometri, maka walaupun pembicaraanya 
dibolak balik dan temanya diutak atik, tapi aksistensi Geometri adalah TETAP 
membicarakan disekitar GARIS-GARIS JUGA. Semua GARIS! baik garis yang miring, 
yang tegak dan yang sudah tidak bisa tegak hehehe… 
 
Sekarang dengan contoh perumpaman itu kita akan bicara lebih kedalam lagi, kita 
bicara mulai dari eksistensi dulu…
 
Eksistensi qua eksistensi, begitu kalimat yang sering kita dengar…yang berarti 
ada didalam ada (wujud qua wujud). Ini kalimat sangat padat, dan 
membicarakannya juga kita harus satu-satu dulu. 
 
Perlu diketahui bahwa kemanapun orang muter-muter bicaranya, tidak peduli apa 
latar belakangnya, baik yang sudah terbiasa menelaah filsafat, ataupun yang 
masih baru akan selalu membicarakan tentang masalah eksistensi dengan yang 
menjadi dua lawannya yaitu esensi dan adam (tidak ada).
 
Contoh untuk permasalahan aksistensi dengan dua lawannya ini bisa kita lihat 
dari kehidupan kita sehari-hari. Bagi kita yang hidup dialam indrawi, yang kita 
sebut dengan ada adalah ada yang kelihatan dan terasa oleh pancaindara kita. 
Misalnya  bakwan, mobil, pesawat terbang, kapal laut, pisang goreng , bulan, 
bintang, kerupuk, peyek dain-lain…,  kita bilang ada karena memang kita bisa 
lihat dan bahkan sebagian bisa kita makan J , Bendanya betul-betul “ada 
terlihat”.
 
Tapi filsafat tidak berhenti di ada yang terlihat saja, filsafat tidak berhenti 
sampai dengan peyek tadi tok. Filsafat angkat bicara jauh diatas itu, filsafat 
bicara tentang hal-hal yang ADA (eksistensi) selain dengan yang ADA ‘terlihat’ 
dengan pancaindra.
 
Filsafat memberitahukan kita tentang ADA yang lain, misalnya adanya bayangan 
kota Barcelona, bayangan pacar atau calon pacar  dipikiran kita. Sang pacar 
atau calon pacar ini betul-betul “ADA” dalam pikiran kita, tapi coba dibedah 
kepala kita cari tahu  apakah memang betul-betul  ADA TERLIHAT di isi kepala 
kita ada orang atau kota yang kita bayangkan tadi?. 
 
Lho ini maksudnya gimana sih? 
Maksudnya, bahwa ada susuatu yang betul-betul ADA tapi tidak ADA dalam bentuk 
nyata. Bukti dia ADA adalah dia bisa bekerja dan bahkan menciptakan bayangan 
dan rencana-rencana. Bahkan banyak ditemukan sesuatu yang ADA dalam dunia 
modern ini adalah ADA danTERCIPTA dari ADA-nya bayangan dan rencana-rencana 
yang ada dialam pikiran. 
 
Ini jangan dikira gampang lho, kalau ADA nya bisa digapai dengan panca indra 
PASTI setelah TIDAK ADA nya pun bisa digapai dengan pancaindra. Misalnya 
didepan rumah saya ADA pohon durian dan kelihatan ADA dengan pancaindra, tapi 
kalau pohon itu saya TEBANG dan kemudian saya buang ke laut, sekarang bisa 
disaksikan dengan jelas bahwa didepan rumah saya sudah TIDAK ADA pohon durian. 
Tadinya ADA sekarang TIDAK ADA dan bisa dilihat dialam nyata, ini mah gampang J
 
Tapi bagaimana kalau tadinya ADA didalam alam pikiran, apakah bisa menjadi 
TIDAK ADA? 
Filsafat mengatakan bahwa ADA bisa menjadi TIDAK ADA hanya berlaku untuk yang 
ADA secara realita. Tetapi untuk hal-hal yang ADA nya bukan dialam realita, 
tetapi di ada alam mental (dzhini) maka sesungguhnya dia tidak mengenal istilah 
TIDAK ADA melainkan istilahnya adalah TIDAK MEMPUNYAI ESENSI.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Metode Filsafat

2009-04-24 Terurut Topik Iman K.
 
melibatkan banyak premis-premis yang memerlukan rumusan tersendiri.. Pada 
metode ini banyak jawab menjawab terjadi antara ahli kalam (tawawuf) dengan 
filsuf. 
 
Disini pembicaraan lebih ramai di sekitar hal-hal yang esktemporal dengan 
popularitas sebagai tumpuan dalam menghasilkan pengetahuan hikmah dan filsafat. 
 
Misalnya kita mengetahui secara umum (sudah populer) bahwa menguap didepan umum 
atau didepan mertua adalah tidak baik J . Pendapat menguap ‘tidak baik’ ini 
adalah perkara yang populer, bukan pada hakikat hikmah.
 
Beda dengan hal yang ekstemporal, misalnya kita mengetahui bahwa jika si A dan 
si B sama dengan si C, maka ketiganya adalah sama. Maksudnya jika ada dua hal 
sama dengan hal yang ketiga, maka sebenarnya ketiganya adalah sama , atau kalau 
dalam rumus akan jadi begini : ‘sama dengan sama adalah sama.’




Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mengenal Metode Pemikiran Islam

2009-04-23 Terurut Topik Iman K.
Salam...



Sebelumnya sudah kita bicarakan tentang dua metode filsafat yang paling 
berpengaruh, yaitu filsafat iluminasi dan peripatetik, yang mana satu sama lain 
mempunyai ciri khas dan perbedaan tersendiri. 
 
Metode Iluminasi sangat bertumpu kepada kemampuan kita untuk menahan hawa nafsu 
dan pencerahanan batin sebagai upaya untuk mencapai hakikat selain argumen dan 
penalaran. Sedangkan metode peripatetik sangat mengandalkan argumen sebagai 
tumpuan utama dalam mencari hakikat. 
 
Kedua metode ini pada perkembangan berikutnya diakui sangat mempengaruhi 
kebudayaan Islam. Pendukung dari kedua paham ini diantaranya adalah tokoh-tokoh 
besar didalam dunia Islam. Namun terlepas dari itu semua, didunia Islam sendiri 
dikenal juga beberapa metode lainnya yang juga sangat berpengaruh  seperti 
metode tasawuf (irfan) dan metode kalam (teologi) . 
 
Sekarang mari kita lihat lebih kedalam lagi, mari kita perhatikan beberapa 
metode penting lainnya yang juga mempengaruhi corak filsafat dan yang berada 
langsung dibawah PENGARUH AJARAN ISLAM. Setidaknya sekarang kita bisa melihat 
ada 4 metode penting yang digunakan dalam pemikiran filsafat Islam, yaitu :
 
1. Metode Filsafat Argumentatif Peripatetik.
Metode ini sangat mengutamakan silogisme (qiyas) , argumentasi rasional 
(istidlal aqli) dan demonstrasi rasional (burhan aqli) . Metode argumentatif 
peripatetik ini dikenal memiliki banyak pengikut seperti Ibnu Rusyd, Ibnu 
Bajah, Mir Damad, Al Kindi , Ibnu Sina dan lain-lainnya. Tokoh paham ini yang 
paling menonjol adalah Ibnu Sina.
 
2. Metode Filsafat Iluminatif
Metode ini seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bertumpu kepada argumentasi 
rasional, demonstrasi rasional dan serta berjuang melawan hawa nafsu dan 
menyucikan jiwa.
 
3.  Metode Pengembaran Rohani (tasawuf)
Metode tasawuf (irfan)  semata-mata hanya bertumpu kepada penyucian jiwa dan 
mengadakan perjalanan guna mendekatkan diri kepada Allah sehingga mampu 
mengetahui dan sampai kepada berbagai hakikat. Beda dengan filsafat Iluminatif, 
metode irfan ini sama sekali tidak bertumpu kepada argumentasi rasional ataupun 
demonstarsi rasional. Berdasarkan metode ini tujuan bukan hanya untuk 
menyingkap hakikat TETAPI sampai kepada hakikat itu sendiri.
 
Metode irfan memilik satu persamaan dan dua sisi perbedaan dengan metode 
iluminasi. Sisi persamaannya adalah bertumpu kepada penyucian jiwa. Sedangkan 
perbedaannya adalah tentang penggunaan argumentasi dan demonstrasi rasional.
 
4.  Metode Teologi Argumentatif (kalam)  
Para teolog Islam (Mutakallimin) , seperti halnya para filsuf peripatetik 
bertumpu pada argumentasi penalaran dan demonstrasi rasional, namun demikian 
terdapat dua perbedaan yang mendasar didalam pengunaannya.
 
Yang pertama, para teolog muslim khususnya kaum mu`tazilah menggunakan 
penalaran rasional  ‘baik dan buruk’ berdasarkan kemampuan akal. Dan 
berdasarkan dengan prinsip ini maka kaum mu`tazilah mewujudkan berbagai prinsip 
yang lain seperti prinsip kelembutan, kewajiban atas Allah untuk mendahulukan 
yang baik dan sebagainya.
 
Sedangkan para filsuf berkeyakinan bahwa prinsip ‘baik dan buruk’ merupakan 
prinsip yang relatif dan klaim manusia.
 
Yang kedua, para teolog muslim mengklaim bahwa mereka lebih konsisten dalam 
membela Islam daripada filsuf, mereka berpendapat bahwa pembahasan filsafat 
adalah pembahasan yang bebas, mereka tidak menentukan tujuan ideologinya. 
Sementara teolog muslim jelas telah menentukan tujuan ideologinya. 



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Filsafat dan Sains

2009-04-23 Terurut Topik Iman K.
 terjadi hujatan dan 
penentangan yang begitu keras dan sekaligus membabi buta dari beberapa kalangan 
mengenai kehadiran filsafat ke dalam kajian/wilayah agama. Mereka mengatakan 
filsafat sangat bertentangan dengan ajaran agama, khususnya agama Islam.
 
Apakah betul bahwa filsafat sangat bertentangan dengan agama?
 
Mengutip apa yang dikatakan oleh Al-Kindi, bahwa filsafat dan agama 
sesungguhnya adalah sama-sama berbicara dan mencari kebenaran, dan karena 
pengetahuan tentang kebenaran itu meliputi juga pengetahuan tentang Tuhan, 
tentang keesaan-Nya, tentang apa yang baik dan berguna, maka barang siapa saja 
yang menolak untuk mencari kebenaran dengan alasan bahwa pencarian seperti itu 
adalah kafir, maka sesungguhnya yang mengatakan kafir tersebutlah yang 
sebenarnya kafir.
 
Diantara filsuf muslim yang paling peduli untuk menjawab perihal hubungan 
filsafat dengan agama ini adalah Ibn Rusyd. Ibn Rusyd bahkan menulis sebuah 
karya khusus untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya dan seharusnya hubungan 
antara filsafat dan agama. Menurut Ibn Rusyd, antara filsafat dan agama 
sesungguhnya tidak ada pertentangan. Agama alih-alih melarang, bahkan justru 
mewajibkan pemeluknya untuk belajar filsafat.
 
Jika filsafat mempelajari secara kritis tentang segala wujud yang ada dan 
merenungkannya sebagai petunjuk ‘dalil’ adanya sang pencipta dari satu sisi dan 
syari’ah pada sisi yang lain telah memerintahkan untuk merenungkan segala wujud 
yang ada, maka sesungguhnya antara apa yang dikaji oleh filsafat dan apa yang 
dianjurkan oleh syari’ah telah saling bertemu. Dengan kata lain bisa dikatakan 
bahwa mempelajari filsafat sesungguhnya telah diwajibkan oleh syari`ah.
 
Penekanan al’quran didalam surat 59 ayat 2 yang berbunyi : “Fa`tabiru ya uli al 
abshar” (Renungkanlah olehmu, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan 
(visi)) sesungguhya lebih kepada penekanan pentingnya untuk  menggunakan akal, 
atau gabungan antara penalaran intelektual (filsafat) dan penalaran hukum 
(syari’at).
 
Demikian juga surat 185 ayat 7 yang mengatakan :
 
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala 
sesuatu yang diciptakan Allah”
 
Juga adalah ayat yang menganjurkan supaya manusia menggunakan akal dan 
penalarannya untuk mempelajari totalitas wujud. Dengan demikian maka 
sesungguhnya syari`at telah mewajibkan kepada kita untuk menggali pengetahuan 
tentang alam semesta ini dengan penalaran. Namun demikian, untuk bisa melakukan 
penalaran yang benar maka disyaratkan seseorang itu harus mengetahui terlebih 
dahulu beberapa metode atau cara berpikiran yang logis dengan mempelajari ilmu 
logika supaya bisa melakukan pembuktian yang demonstratif.
 
Ibn Rusyd kemudian membandingkan kewajiban mempelajari ilmu logika sebagai alat 
untuk berfilsafat dengan kewajiban yang ditetapkan oleh para fuqaha untuk 
mempelajari katagori-kategori hukum yang termuat dalam ushul al-fiqh.
  
Ibn Rusyd menyatakan jika para fuqaha menyimpulkan kewajiban untuk memperoleh 
pengetahuan tentang penalaran hukum dari ayat “fa`tabiru ya uli al abshar”, 
maka alangkah lebih pantas jika ayat tersebut dijadikan sebagai dalil wajibnya 
untuk mempelajari pengetahuan rasional (rasional reasoning) bagi mereka yang 
ingin mengetahui Tuhan dan ciptaan-Nya.
 
Bagi mereka yang tetap ngotot mengatakan bahwa belajar filsafat tersebut adalah 
bid`ah, Ibn Rusyd mengatakan, “anggaplah filsafat itu bid`ah karena tidak 
terdapat dikalangan orang-orang Islam pertama (salaf). Tetapi apakah hal serupa 
tidak berlaku juga bagi studi penalaran hukum (ushul al-fiqh) yang tercipta 
juga setelah periode salaf. 
 
Bagaimana mungkin jika yang satu dikatakan tidak bid`ah tetapi yang lainnya 
dikatakan bid`ah padahal keduanya membicarakan penalaran  hukum dan penalaran 
rasional yang sama-sama diciptakan setelah periode salaf.

Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Filsafat Iluminasi dan Peripatetik

2009-04-22 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Kajian tentang filsafat pada dasarnya selalu ‘berputar’ disekitar kesejatian 
eksistensi (keberadaan) dan atau kesejatian esensi (keapaan) . Dari kedua 
‘kesejatian’ ini yang manakah yang lebih utama?
 
Didalam literatur kuno, kita bisa menemui setidaknya ada dua kelompok besar 
sebagai peletak dasar kajian-kajian filafat tinggi, dan masing-masing kelompok 
dikenal dengan kelompok metode iluminasi dan peripatetik.
 
Metode iluminasi mempercayai bahwa dalam mengkaji filsafat tinggi (Ilahiah) 
atau ketuhanan, tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan argumentasi (istidlal) 
dan penalaran (ta’aqqul) saja, tetapi lebih dari itu yaitu diperlukannya 
penyucian jiwa serta perjuangan melawan hawa nafsu untuk menyingkap berbagai 
hakikat.
 
Metode Iluminasi ini mendapat dukungan dari banyak pihak terutama kalangan 
filsuf Islam, penganut paham ini dinamakan dengan kelompok paham iluminasionis 
dengan tokoh-tokohnya yang terkenal seperti Syekh Syihabuddin Syuhrawardi.
 
Berbeda dengan kelompok iluminasionis, kelompok metode peripatetik yang 
diilhami oleh Aristoteles mempercayai bahwa argumentasi adalah tempat 
bertumpunya segala persoalan. Kelompok ini terkenal dengan tokohnya yang 
bernama Syekh Ar Ra’is Ibnu Sina.
 
Plato terkadang juga dikaitkan dengan kelompok iluminasionis, namun demikian 
bagaimana kebenarannya masih perlu dikaji lebih dalam lagi berhubung penulis 
sejarah filsafat yang terkenal seperti Syahristani sekalipun tidak pernah 
menyebut Plato sebagai penganut paham ini. Kecuali dengan apa yang dikatakan 
oleh Syekh Syuhrawardi dalam bukunya ‘Hikmah al Isyraq’ bahwa Phytagoras dan 
Plato adalah termasuk dari beberapa cendikiawan kuno yang menganut aliran 
iluminatif. 
 
Terlepas dari apakah Plato termasuk orang yang menganut paham iluminasionis 
ataupun bukan, namun kita perlu mengingat kembali landasan filsafat plato yang 
terkenal tentang hakikat (filsafat tinggi).  Plato meletakkan pandangannya 
kepada tiga pilar utama yaitu :
 
1. Teori Ide.
Menurut teori ini apa-apa yang disaksikan manusia didunia ini, baik substansi 
ataupun aksiden, pada hakikatnya semua itu sudah ada didunia lain. Yang kita 
saksikan didunia ini semunya hanya semacam cermin atau bayangan dari dunia lain.
 
2. Teori tentang roh manusia.
Plato meyakini bahwa sebelum jasad manusia tercipta (manusia terlahir) , maka 
rohnya telah berada didunia lain yang lebih tinggi dan sempurna, yaitu dunia 
ide. Setelah jasad tercipta maka roh menempatinya dan sekaligus terikat 
dengannya.
 
3.  Plato menyimpulkan bahwa ilmu itu adalah mengingat kembali (remind) dan 
BUKAN mempelajari, yakni apa saja yang kita pelajari didunia ini pada 
hakikatnya adalah pengingatan kembali terhadap apa-apa yang sudah pernah kita 
ketahui sebelumnya. Logikanya adalah karena sebelum roh bergabung dengan jasad, 
roh tersebut SUDAH ADA didunia lain yang lebih tinggi dan sempurna dan telah 
menyaksikan dunia tersebut, dan dikarenakan hakikat dari segala sesuatu itu 
adalah di ‘ide’ nya maka seyogyanya ide ini telah mengetahui berbagai hakikat. 
Dengan demikian, maka segala sesuatu yang ada setelah roh terikat dengan jasad  
tidak lain adalah sesuatu yang tadinya kita sudah tahu dan sekarang sudah 
terlupakan..
 
Plato menjelaskan kemudian bahwa karena roh sudah terikat didalam jasad, maka 
roh tidak bisa lagi mendapatkan cahaya sebagaimana yang tadinya dia dapatkan. 
Hal ini persis seperti tirai yang menghalangi cermin sehingga cermin tidak bisa 
menerima pancaran cahaya karena terhalang oleh tirai tersebut. 
Dan ini hanya bisa disingkap dengan proses dialektika, atau metode iluminasi 
(penyucian jiwa , penahanan hawa nafsu dll) sehingga pancaran cahaya dapat 
masuk lagi kedalam cermin dan dan sekaligus bisa lagi merefleksikan gambaran 
dari dunia lain tadi.
 
Pandangan ini di tolak keras oleh Aristoteles,  menurut Aristoteles perkara 
‘ide’ itu adalah urusan mental (zhihn) , jadi tidak ada itu yang namanya 
universalia ‘ide’ . 
 
Kedua, masalah roh…, Aristoteles percaya bahwa roh itu diciptakan seiring atau 
hampir bersamaan dengan penciptaan jasad. Dan jasad bukan merupakan tirai 
penghalang sama sekali bagi roh, bahkan dengan ‘bantuan’ jasadlah roh baru bisa 
mendapatkan semua informasi dan ilmu baru. Pengetahuan dan informasi yang 
didapatkan roh adalah melalui perantara jasad berupa panca indra dan instrumen 
jasad lainnya. Dan lanjut Aristoteles lagi, bahwa roh itu tidak pernah berada 
didunia lain sehingga roh itu sudah built up dengan berbagai ilmu pengetahuan.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Metafisika dan filsafat

2009-04-21 Terurut Topik Iman K.
, ilmu kedokteran  
kuno demikian dan ilmu kedokteran modern begini, ilmu botani kuno begini dan 
modern begitu. perbedaannya hanya kepada jenis alat yang dipakai dan metode 
aplikasinya. Tetapi tetap sama-sama ilmu kedokteran dan ilmu botani. Sedangkan 
filsafat BEDA JAUH, terjadi perbedaan antara filsafat kuno dan filsafat modern 
dalam arti yang terpisah, filsafat kuno membahas semua hal dan filsafat modern 
membahas hal khusus.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Allah memberikan balasan

2009-04-20 Terurut Topik Iman K.
Salam...



Setelah sebelumnya kita lihat kaidah pokok ajaran mutazilah mengenai keadilan 
Illahi, sekarang kita lihat apa yang diajarkan dalam kaidah ketiganya, yaitu 
tentang Allah memberikan balasan. Semua orang sepakat tentang ini, tapi kenapa 
ketika kaum Mu`tazilah menetapkan ini sebagai akidah pokoknya kemudian lantas 
memancing persoalan baru bagi sebagian ulama lainnya?
 
Mari kita lihat…
 
Menurut kaum Mu`tazilah, Allah itu tidak mungkin untuk ingkar janji, dan janji 
Allah menurut tafsir Mu`tazilah adalah pasti dan tidak bisa di utak atik lagi 
dengan apapun. 
 
Begitu juga dengan ancama-Nya, Allah tidak mungkin menarik ancaman-Nya atau 
Allah tidak mungkin gagal atau tidak jadi untuk melakukan eksekusi atas 
ancaman-Nya terhadap si pendosa.
 
Karena itu, semua ancaman yang ditujukan kepada pendosa seperti : pencuri, 
pendusta, mesum, membunuh, penipu, penindas  dan lain-lain pasti akan 
dieksekusi tanpa pandang bulu dan tidak mungkin batal dan gagal. Satu-satunya 
yang mampu membatalkan eksekusi adalah permohonan tobat dari sipelaku dosa. Dan 
permohonan itupun harus dilakukan sebelum sipelaku itu mati. Kalau tidak, maka 
tidak mungkin terjadi pengampuan dari Allah dan eksekusi pasti dilakukan.
 
Bagi Mu`tazilah melakukan pengampunan sebelum permohonan tobat itu berarti 
pertanda kegagalan dalam melakukan ancaman (wa`id),  dan jika itu terjadi maka 
sama halnya Allah tidak menepati janji (khulf al wa`id) , dan itu adalah 
mustahil bagi Allah.
 
Yang ke empat, Sebuah posisi diantara dua posisi
 
Ini adalah satu istilah khusus yang digunakan oleh kaum Mu`tazilah untuk 
merespon fenomena yang terjadi ditengah-tengah masyarakat pada masa 
pemerintahan Amirul Mukmini Ali bin Abi Thalib. Yakni ketika terjadi selisih 
paham antara kaum khawarij dan Murjiah menyangkut perkara kafir dan  
mengkafirkan orang muslim yang kedapatan telah melakukan dosa besar (fasik). 
 
Bagi kaum khawarij, mereka yang fasik itu (para pendosa) bisa digolongkan 
kedalam orang-orang yang kufur, oleh karena itu mereka sama saja dengan orang 
kafir. Atau tegasnya, menurut kaum khawarij mereka itu adalah kafir.
 
Sebaliknya, menurut kelompok murjiah, sepanjang imannya masih utuh walaupun 
seseorang telah melakukan kejahatan dan berdosa besar maka dia masih tetap 
dianggap orang muslim. Alasan kelompok ini sederhana saja, bahwa urusan hati 
siapa pula yang tahu? Dan iman adalah urusan hati. Jadi sepanjang hatinya masih 
beriman maka dia adalah tetap orang muslim.
 
Kaum Mu`tazilah tampil ditengah-tengah mereka dengan mengatakan bahwa untuk 
perkara seperti itu maka manzilah wal manziltain- lah dia. Orang yang melakukan 
perbuatan dosa besar itu adalah ada diantara dua posisi, yakni antara kafir dan 
muslim. Orang yang melakukan perbuatan fasik itu bukanlah termasuk kedalam 
golongan kaum muslimin dan bukan pula termasuk kedalam golongan kafir, mereka 
ada diantara dua posisi itu.
 
 
Kelima, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran
 
Sebagaimana empat akidah sebelumnya, maka akidah Menganjurkan kebaikan dan 
mencegah kemungkaran ( Amar ma`ruf nahi munkar) ini juga sebenarnya secara umum 
tidak ada masalah dengan akidah islam lainnya. 
 
Cuma menjadi menarik karena Mu`tazilah memahaminya dengan cara yang sedemikian 
rupa yang kemudian menjadi ciri khas dari kaum mu`tazilah itu sendiri.
 
Bagi kaum Mu`tazilah, bahwa yang namanya Amar ma`ruf nahi munkar adalah suatu 
semangat yang harus disikapi dengan cara situasional. Tidak bisa kita melakukan 
Amar ma`ruf nahi munkar tanpa melihat persyaratannya terlebih dahulu. Harus 
jelas persoalannya.
 
Misalnya, kalau sebuah negara melakukan penganiayaan, memprakarsai 
perbuatan-perbuatan haram, semena-mena dan menindas masyarakat maka yang 
namanya Amar ma`ruf nahi munkar  hukumnya wajib dan umat harus tampil untuk 
melakukan perlawanan bersenjata. Dalam hal konsep angkat senjata ini, nampaknya 
kaum Mu`tazilah mempunyai kemiripan dengan kaum khawarij.
 
Bedanya adalah jika kaum khawarij mengangkat senjata tanpa peduli situasi dan 
persyaratan (main pukul rata) , maka kaum Mu`tazilah agaknya sedikit lebih 
menggunakan saringan dan persyarataan J.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kaidah Mutazilah-Keadilan Illahi

2009-04-19 Terurut Topik Iman K.
 atas perbuatan jahatnya sementara orang itu sendiri 
tidak mempunyai kemampuan untuk merubah situasinya.


Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  __
Search, browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel.
http://sg.travel.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Logika

2009-04-18 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Sekarang kita me-refresh kembali ingatan kita tentang logika. Kita mulai dengan 
ulasan singkat sejarah logika yang diurutkan  berdasarkan perkembangan serta 
tokoh-tokoh pelakunya pada setiap masanya, artikel ini ditujukan khusus kepada 
penguasaan sejarahnya saja.
 
Ada tiga tahapan yang dilalui oleh kata ‘logika’ sampai kemudian dikemas 
menjadi ilmu. Tahap pertama adalah tentang ‘kata’  logika itu sendiri, kapankah 
kata itu pertama sekali di pakai sebagai istilah? Dari bukunya Bertrand Russell 
“History of Western Philosophy” diceritakan bahwa kata ‘logika’ itu pertama 
sekali digunakan oleh Zeno dari Citium. 
 
Setelah itu kemudian diketahui juga bahwa ternyata Plato dan Socrates juga 
sudah banyak melibatkan logika dalam banyak pembahasannya, tapi mereka (Plato 
dan Socrates,red) belum atau tidak sampai kepada tahap memformalkan logika 
sebagai ilmu.
 
Logika pertama sekali diperkenalkan sebagai ilmu oleh Aristoteles dan kemudian 
di sebarkan kepada pengikutnya sampai kemudian masuk ke dunia islam. 
 
Menurut bukunya Richard B.Angel “Reasoning and Logic” , Aristoteles sendiri 
meninggalkan enam buah buku khusus yang membicarakan ilmu logika ini yang oleh 
murid-muridnya diberi nama “Organon”.
 
Keenam buku tersebut adalah Categoriae (mengenai pengertian-pengertian), De 
Interpretatiae (Mengenai keputusan-keputusan) Analitica Priora (mengenai 
silogisme) Analitica Posteriora ( Mengenai pembuktian) Topika (mengenai 
berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mengenai kesalahan-kesalahan berpikir).
 
Adalah Theoprostus yang kemudian mengembangkan ilmu logika Aristoteles itu dan 
sekaligus menyebarkannya sampai dikemudian hari masuk kedalam dunia islam.
  
Didunia islam, ilmu logika ini tidak diterima begitu saja dengan mulus, tapi 
direspon dengan berbagai macam pendapat oleh tokoh-tokoh islam terkemuka. Ibnu 
Salih dan Imam Nawawi misalnya, mereka sangat menentang penggunaan ilmu logika. 
Penentangan mereka itu bukan hanya sebatas menentang tidak setuju atau tidak 
sepakat tapi jauh lebih keras dari itu. Penentangan mereka sampai kepada 
mengharamkan ilmu logika untuk digunakan didalam dunia islam.
 
Namu demikian, sebagian besar dari mereka (Jumhur Ulama) membolehkan 
mempelajari ilmu logika dengan syarat  orang-orang yang akan mempelajarinya 
sudah kokoh iman dan cukup akalnya.
 
Selain penolakan yang tegas serupa diatas, diantara mereka ada juga yang malah 
menganjurkannya, seperti Al-Gazali, Al-Farabi , Al-Kindi dan lain-lain. 
Al-Kindi bukan hanya menganjurkan tapi malah mempelajari dan sekaligus 
menyelidiki logika yunani secara khusus, bahkan Al-Farabi melakukannya lebih 
mendalam lagi dari apa yang sudah dilakukan oleh Al-Kindi.
 
Logika pada perkembanganya kemudian sempat mengalami masa dekadensi yang 
panjang. Logika bahkan dianggap sudah tidak bernilai dan dangkal sekali, 
barulah pada abad ke XIII sampai dengan Abad XV tampil beberapa tokoh lain 
seperti Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus dan Wilhelm Ocham yang 
coba mengangkat kembali ilmu logika sebagai salah satu ilmu yang penting untuk 
disejajarkan dengan ilmu-ilmu penting lainnya.
 
Pada abad ke XVII dan XVIII muncul lagi tokoh-tokoh berikutnya seperti Francis 
Bacon membuat buku “Novum Organum Scientiarum” yang bahas-annya antara lain 
tentang metode induksi yang terkenal itu. Imanuel Kant dengan Logika 
Transendental- nya dan W. Leibnitz dengan Logika Aljabar.
 
Kemudian berikutnya muncullah tokoh-tokoh pencetus dan sekaligus orang yang 
paling dianggap berjasa dalam pengembangan ilmu logika modern, seperti Bertrand 
Russell, George Boole dan G.Frege. Dari tangan-tangan mereka inilah kemudian 
ilmu logika sampai kepada kita.


Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kaidah Pokok Mutazilah

2009-04-17 Terurut Topik Iman K.

Salam...


Kalau kita perhatikan sekilas tentang apa saja yang dijadikan kaum Mu`tazilah 
sebagai akidah pokoknya, nampaknya tidak ada yang aneh dan istimewa disana, 
bahkan poin nomor satu dan dua disepakati secara umum oleh banyak ulama sebagai 
dasar akidah islam itu sendiri. Tetapi kenapa pemikiran mereka ini bagi 
sebagian tokoh islam lainnya malahan dianggap sebagai sebuah pemikiran yang  
‘berbahaya’ ?
 
Mari kita lihat 5 kaidah pokok yang dijadikan pedoman oleh kaum mutazilah
 
1. Akidah Tauhid
  
Sebelum ke pokok persoalan, kita tidak boleh lupa bahwa yang namanya tauhid itu 
memiliki beberapa jenis dan tingkatan, yaitu  : tauhid zati (keesaan zat), 
tauhid sifati (keesaan sifat), tauhid af`ali (keesaan perbuatan) dan tauhid 
ibadi (keesaan ibadah).
 
Tauhid zati : Artinya adalah bahwa zat Allah adalah satu dan tidak terpisah.. 
Tak ada tandingannya. Semua eksistensi yang lainnya adalah merupakan 
ciptaan-Nya dan eksistensinya jauh dibawah-Nya. Tidak ada satu eksistensipun 
yang pantas untuk diperbandingkan dengan-Nya.
 
Tauhid Sifati :  Artinya adalah bahwa sifat-sifat Allah seperti Maha 
Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha 
Adil dan seterusnya itu bukanlah merupakan eksistensi-eksistensi yang  terpisah 
dari zat Allah. Sifat-sifat tersebut identik dengan-Nya, dalam pengertian yang 
lain bahwa sifat-sifat Tuhan itu adalah sedemikian rupa sehingga 
sifat-sifat-Nya merupakan realitas zat Allah sendiri, atau dengan kata lain 
bahwa manifestasi Tuhan itu adalah sifat-sifat ini.
 
Tauhid af`ali : Artinya bahwa semua perbuatan-perbuatan (termasuk perbuatan 
mansusia,red) ada karena kehendak Alllah, dan sedikit banyak dikehendaki oleh 
zat suci-Nya.
 
Tauhid ibadi :  Artinya adalah bahwa selain Allah tak ada yang patut untuk 
disembah dan tak ada yang patut untuk diberi dedikasi. Menyembah atau beribadah 
kepada siapa atau kepada apa saja selain kepada Allah adalah syirik , dan orang 
yang melakukan hal seperti itu dianggap telah keluar dari tauhid islam.
 
Kalau kita perhatikan sekilas, dari ke empat jenis tauhid tersebut, tiga yang 
pertama adalah berhubungan dengan Allah sedangkan yang terakhir (tauhid ibadi)  
adalah berhubungan dengan makhluk.
 
Tapi secara prinsip tidaklah demikian adanya,  pernyataan ‘La ilaaha ilallah’ 
adalah sebuah pernyataan yang meliputi semua aspek tauhid, termasuk didalamnya 
adalah aspek tauhid ibadi. 
 
Kemudian, dari keempat tauhid tersebut, tauhid zati dan tauhid ibadi merupakan 
bagian utama dari akidah-akidah utama Islam. Siapapun yang mempersoalkan dan 
menentang kedua tauhid tersebut maka dia dianggap sudah keluar dari area Islam.
 
Sekarang kembali ke Mu`tazilah, bagi Mu`tazilah, yang disebut tauhid itu adalah 
tauhid sifati, bukan tauhid zati dan tauhid ibadi seperti yang sudah disepakati 
kebanyakan orang. Bahkan juga bukan tauhid af`ali sebagaimana tauhid yang 
dipahami oleh kaum asy`ariah.
 
Bersambung ke kaidah ke 2, keadilan Ilahi



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Irfan

2009-04-17 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Irfan atau tasawuf adalah sebuah fenomena tersendiri didalam kehidupan beragama 
dan bermasyarakat. Tidak seperti disiplin ilmu lainnya  seperti ilmu fiqih, 
ilmu hadist, ilmu tafsir alquran, ilmu teologi, ilmu filsafat dan lainnya, ilmu 
irfan dianggap unik karena bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut 
pandang akademis dan sudut pandang sosial.
 
Para ahli irfan, jika dilihat dari sudut pandang akademis, mereka disebut 
urafa,  dan jika dilihat dari sudut pandang sosial, mereka disebut sufi 
(mutasawwifah). 
 
Urafa dan sufi tidak dipandang sebagai sekte yang terpisah didalam islam dan 
mereka sendiri mengakui perihal itu. Mereka bisa ditemui hampir disetiap sekte 
dan mazhab islam, tetapi pada saat tertentu mereka juga bisa bersatu membentuk 
kelompok sosial yang berbeda satu sama lain.
 
Kelompok-kelompok sosial yang mereka bentuk sering menyita perhatian banyak  
orang-orang disekitarnya. Mereka sering mengasingkan diri dan atau diasingkan 
dari kelompok masyarakat islam lainnya.
 
Faktor-faktor  yang mengasingkan mereka dari kelompok masyarakat islam lainnya 
diantaranya karena serangkaian gagasan dan pendapat mereka yang sering dianggap 
aneh dan berbeda, seperti aturan khusus yang menentukan pergaulan sosial 
mereka, pakaian dan kadang-kadang cara mereka menata rambut dan jenggotnya 
serta tempat tinggal bersama mereka seperti pasantren-pasantren khusus dan lain 
sebagainya.
 
Saya sebutkan demikian, bukan berarti secara serta merta semua penganut faham 
atau aliran irfan menunjukkan tanda-tanda lahiriah seperti itu untuk membedakan 
mereka dengan masyarakat umum lainnya, banyak juga diantara mereka yang tidak 
ikut-ikutan  mengikuti pola berpakaian dan tampilan lahiriah dengan 
aturan-aturan khusus yang sedemikian itu. 
 
Namun demikian, walaupun diantara mereka ada yang berpakaian dan berpenampilan 
sebagaimana layaknya masyarakat umum lainnya, tapi pada saat-saat tertentu 
mereka semua bisa saja secara bersama-sama  dalam metodelogi irfan/tasawuf 
(sayr wa suluk). Saya lebih condong untuk mengatakan bahwa golongan yang 
terakhir inilah yang disebut dengan sufi, bukan kelompok yang mengada-ada 
dengan pakaian dan jenggotnya supaya kelihatan sufi J
 
Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, bahwa irfan/tasawuf bisa 
dilihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang sosial dan sudut pandang 
akademis. Kita akan kesulitan membicarakan irfan dari sudut sosial karena kita 
harus meneliti terlalu banyak mazhab/sekte-sekte dengan corak dan kebiasaan 
mereka yang satu sama lain sering sangat berbeda.
 
Saat ini yang mungkin dan yang mudah untuk kita telaah adalah melihat irfan 
sebagai disiplin ilmu secara akademis. Dilihat dari sudut pandang akademis, 
sebagai mana ilmu pengetahuan dan ilmu akademis lainnya, maka ilmu irfan-pun 
bisa dibagi menjadi dua cabang/aspek, yaitu aspek teori dan aspek praktik.
 
Dari aspek praktik irfan menjelaskan dan menguraikan hubungan dan tanggung 
jawab yang diemban manusia kepada dirinya sendiri, kepada alam semesta dan 
kepada Allah.
 
Kalau seperti itu terlihat pengertian irfan sama saja dengan pengertian akhlak 
(etika) , dan  keduanya memang merupakan ilmu praktik. Namun demikian, walaupun 
dari sudut pengertian antara irfan dan akhlak lebih kurang sama saja, tapi 
dalam ‘aturan main’  dan fokusnya terdapat beberapa perbedaan diantara 
keduanya. Bagaimana aturan main dan apa saja yang khas dari irfan ini nanti 
akan kita bahas pada artikel berikutnya yang kita beri judul ‘Mengenal Irfan”.


Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mutazilah

2009-04-16 Terurut Topik Iman K.

Salam...


Persoalan dokrin atau akidah (tentang keyakinan hati) menjadi bahasan penting 
ketika ada diantara sekelompok orang yang mempersoalkan, apakah orang-orang 
fasik itu masih dianggap muslim (beriman) atau sudah jadi kafir karena 
kekufurannya?
 
Dan mengenai manusia, apakah manusia sesungguhnya mempunyai kehendak bebas atau 
apakah semua perbuatan manusia itu sudah “disetir” oleh Tuhan. Manusia itu bisa 
memilih nasibnya sendiri atau semuanya sudah ‘diatur’ oleh Tuhan?  Kenapa di 
al-quran ada ayat yang bilang bahwa manusia itu bebas untuk memilih dan 
berkehendak dan diayat lain-nya lagi mengatakan tidak bebas?
 
Apakah isi al-quran itu memang bertentangan satu sama lain?
 
Aneka pendapat dan persoalan mulai muncul kepermukaan untuk menjawab pertanyaan 
dan persolan tersebut.  Berbagai pendapat dan perselisihan-pun  mulai terjadi 
sejak jaman pemerintahan Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib.
 
Mu`tazilah 
 
Salah satu kelompok yang paling menonjol dalam jawab-menjawab persoalan 
kehendak bebas tersebut adalah kelompok Mu`tazilah. Kelompok ini pernah sangat 
disegani pendapat-pendapatnya, terutama ketika masa pemerintahan ada ditangan 
Al-Ma`mun (813-833M), Al-Mu`tasim (833-842) dan Al-Watsiq (842-847M).
 
 
Dokrin Mu`tazilah
 
Sebenarnya banyak sekali pendapat dan pandangan Mu`tazilah yang berkembang 
diluar pertanyaan-pertanyaan yang pernah diajukan dimasa itu, mereka bahkan 
mulai merambah ke banyak persoalan penting lainnya seperti : persoalan sosial, 
antropologi, fisika dan bahkan filsafat.
 
Menurut mereka, semua persoalan ajaran agama yang diajukan tersebut tidak akan 
mudah bisa dipahami jika tidak meneliti atau mengkaji persoalan-persoalan 
lainnya yang masih terkait satu sama lain.
 
Dan dari sekian banyak persoalan yang menjadi perhatian mereka itu, nampaknya 
ada lima dokrin utama ( sebagaimana yang mereka akui sendiri ) yang menjadi 
ajaran atau prinsip utama mereka, yaitu :
 

Tauhid 

Tidak adanya pluralitas dan sifat.
Keadilan Ilahi

Allah itu maha adil, maka dia tidak akan menindas makhluk-makhluknya.
Allah memberi balasan (Al wa`d wal wa`id)

Allah memberikan pahala bagi yang taat dan memberikan hukuman bagi yang 
durhaka, dan tak ada yang samar dalam persoalan ini. Karena itu Allah akan 
memberikan ampunan-Nya jika sipendosa bertobat, tak mungkin ada ampunan tanpa 
bertobat.
Sebuah posisi diantara dua posisi (Manzilah wal manzilatain).

Orang fasik itu bukanlah orang beriman (mukmin), juga bukan orang kafir. Fasik 
merukan posisi antara orang beriman dan kafir.
Menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran ( Amar ma`ruf nahi munkar)
 
Pandangan Mu`tazilah mengenai kewajiban islam ini, pertama adalah bahwa syariat 
bukanlah satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi apakah sesuatu itu baik atau 
buruk, yang mana yang amar dan yang mana yang munkar. Akal manusia, 
setidak-tidaknya sebagian dapat mengidentifikasi sendiri yang manakah yang baik 
dan mana yang buruk, serta yang sebelah mana yang ma`ruf dan sebelah mananya 
yang munkar.
 
Kedua kewajiban ini dapat dikerjakan atau ditunaikan oleh siapa saja tanpa 
memerlukan imam. Tugas imam, atau imam  hanya diperlukan dalam mengelola 
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kenegaraan dan pemerintahan, 
seperti mengimplementasikan hukum yang sudah ditentukan, mengatur batas-batasan 
suatu negara dan lain-lain yang terkait dengan pemerintahan islam.
 
Bersambung...


Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  Start chatting with friends on the all-new Yahoo! Pingbox today! It's 
easy to create your personal chat space on your blogs. 
http://sg.messenger.yahoo.com/pingbox

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Ilmu dan Pengetahuan

2009-04-15 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Apakah yang dimaksud dengan kata ‘ilmu?’
 
Kita sering mendengar disekitar kita kalimat-kalimat seperti ini : “ ILMU gue 
ga nyampe” , “ Gue TAHU dong “ , “ Gue ga PAHAM” dan lain-lain…

Sekilas…

Ya.. sekilas kita jarang memperhatikan apa perbedaan dari kalimat-kalimat 
tersebut, karena bagi kebanyakan kita, Mengabaikan kalimat “sepele” seperti itu 
tidak akan pernah merubah gaji yang kita terima dari kantor ? Jadi tidak ada 
urgensinya bagi kebanyakan orang untuk meneliti isi kalimat yang sering 
berseliweran di sekitar kita. Tapi sekarang, mungkin iseng-iseng untuk melepas 
“boring” dikantor atau dirumah, yuk kita teliti, apakah yang dimaksud dengan 
kata “ilmu” ?

Mari kita lihat…

Sebelum meneliti kata “ilmu” perlu kita bicarakan dulu teman dekatnya yang 
sering menjadi “pemicu kesalah pahaman” tentang satu perkara per perdefinisi, 
yaitu “Tahu” atau Pengetahuan.  

‘Ilmu’ dan ‘Pengetahuan’ adalah 2 hal yang mempunyai arti dan maksud yang 
berbeda. Ilmu dalam bahasa inggrisnya adalah “science” dan Pengetahuan adalah 
“knowledge”
 
Sehingga JELASLAH bagi kita sekarang untuk membedakannya J , Pengetahuan adalah 
hasil kerja fikir (penalaran) yang merubah tidak tahu menjadi tahu dan 
menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara.
 
Lha? Maksudnya apa niy?
 
Maksudnya, mari kita lihat contoh J
 
Misalnya, Ahong pergi memancing….
Disitu Ahong TAHU persis pelampung kailnya selalu terapung. Ahong akan 
membantah kalau ada yang mengatakan pelampung kailnya tenggelam. Yang demikian 
namanya ‘pengetahuan’ bagi Ahong. Bagi Ahong sudah tidak ada keraguan lagi 
tentang mengapungnya palampung kail, walaupun dia dipengaruhi oleh gurunya yang 
mengatakan pelampung kail tenggelam, Ahong tetap akan bersikukuh untuk 
mengatakan terapung. 
 
Jika setelah mendengar perkataan gurunya, Ahong kemudian terpengaruh atau ragu 
tentang pelampung kailnya, maka sesungguhnya Ahong tidak lah tahu sama sekali 
tentang pelampung, Ahong tidak memeiliki ‘Pengetahuan’ tentang pelampung. 
 
Apakah yang dimaksud dengan ilmu?
 
Kalau kita ambil contoh diatas, misalnya sekarang Ahong mengetahui pelampungnya 
bisa mengapung karena berat jenis (BJ) pelampung lebih kecil dari berat jenis 
(BJ) air, sehingga menyebabkan pelampung menjadi mengapung, maka ini lah yang 
disebut ‘ilmu’ bagi Ahong.
 
Jadi perdefinisi bisa kita lihat, ‘Pengetahuan CUKUP puas dengan hanya menepis 
keraguan terhadap satu perkara’
 
Sedangkan ilmu tidak berhenti hanya pada pengetahuan saja, tetapi mampu 
menangkap asal-usul pengetahuan itu sendiri. Rangkaian cerita, mulai dari 
pelampung yang mengapung, sampai dengan bagaimana terjadinya pelampung 
mengapung, dan bagaimana cara kerja berat jenis (BJ) inilah yang disebut dengan 
‘ilmu’
 
Dalam pengetahuan modern, ilmu dibagi atas 2 kelompok, yaitu kelompok a 
posteriori (pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen/pengalaman indrawi) dan 
kelompok a priori (pengetahuan yang TIDAK diperoleh dari percobaan/eksperimen) 
TAPI bersumber dari akal itu sendiri.
 

 


Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Arti Filsafat

2009-04-14 Terurut Topik Iman K.

Salam...


Kata 'filsafat'  berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'philosophia' . Kata 
philosophia merupakan gabungan dari  dua kata yaitu philos dan sophia. 



Arti Kata Filsafat
Philos berarti sahabat atau kekasih, sedangkan sophia memiliki arti 
kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata 
philosophia adalah cinta pengetahuan. Atau dengan kata lain bisa juga diartikan 
sebagai orang yang senang mencari ilmu dan kebenaran .Plato dan Socrates 
dikenal sebagai philosophos (filsuf) yaitu orang yang cintai pengetahuan.
 
Sebelum Socrates, ada juga sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai 
kelompok sophist yaitu kelompok para cendikiawan. Kelompok ini  menjadikan 
pandangan dan persepsi manusia sebagai suatu hakikat kebenaran, tapi karena 
kelompok ini sering keliru dalam memberikan argumen-argumennya maka lambat laun 
istilah sophist keluar dari arti aslinya dan berubah menjadi seseorang yang 
menggunakan argumen-argumen yang keliru (paralogisme) . 
 
Sebagaimana kata sophist yang mengalami perubahan arti, lambat laun kata 
philosophos (filsuf) pun akhirnya berubah arti yakni menjadi lawan kata 
sophist. Dengan perubahan ini maka terjadi juga pergeseran arti kata 
philosophos dari 'pencinta pengetahuan/ilmu' menjadi seseoarang yang 
berpengetahuan tinggi. Sedangkan philosophia (filsafat) berubah menjadi sinonim 
dengan ilmu.
 
Dan perlu untuk kita ingat bahwa kata filsuf (philosophos) dan filsafat 
(philosophia) ini baru menyebar luas setelah masa Aristoteles. Aristoteles 
sendiri tidak menggunakan istilah ini  (philosophia atau philosophos) dalam 
literatur-literaturnya.
 
Setelah masa kejayaan romawi dan persia memudar, penggunaan istilah filsafat 
berikutnya mendapat perhatian besar dari kaum muslimin di arab. Kata falsafah 
(hikmah) atau filsafat kemudian mereka sesuaikan dengan perbendaharaan kata 
dalam bahasa arab, yang memiliki arti berbagai ilmu pengetahuan yang rasional.
 
Ketika kaum muslimin arab saat itu ingin menjabarkan pembagian ilmu menurut 
pandangan Aritoteles, mereka (muslimin arab) kemudian mengatakan bahwa yang 
disebut dengan pengetahuan yang rasional  adalah pengetahuan yang memiliki dua 
bagian utama, yaitu Filsafat teoritis dan Filsafat praktek.
 
Filsafat teoritis adalah filsafat yang membahas berbagai hal sesuai dengan apa 
adanya, sedangkan filsafat praktek adalah pembahasan mengenai bagaimanakah  
selayaknya prilaku dan perbuatan  manuasia.
Filsafat teoritis kemudian dibagi menjadi 3 bagian yaitu : filsafat tinggi 
(teologi) , Filsafat Menengah (matematika) , dan filsafat rendah (fisika).  
Filsafat tinggi (ilahiah) ini kemudian dibagi lagi menjadi 2 bagian, yang 
pertama adalah filsafat yang berhubungan dengan perkara-perkara yang umum dan 
yang kedua adalah filsafat yang berhubungan dengan perkara-perkara khusus.
Sedangkan filsafat menengah (matematika) dibagi menjadi 4 bagian, yakni  ; 
Aritmetika, geometri, astronomi dan musik.   
Dari sekian pembagian ilmu dan pembahasan yang membicarakan filsafat, agaknya  
ada 1 hal yang mendapat porsi lebih utama dari yang lainnya, dan yang 1 hal ini 
dinamai dengan berbagai macam nama yang maksudnya tetap sama yaitu , filsafat 
tinggi ('uyla), filsafat utama (aula), ilmu tertinggi ( a'la), ilmu universal 
(kulli), teologi (Ilahiyah), dan filsafat metafisika.
Ketika 'perhatian' para filsuf kuno tentang filsafat ini lebih tercurah pada 
masalah filsafat tinggi, maka akhirnya kita bisa melihat arti filsafat menurut 
para filsuf kuno yang terbagi menjadi dua, pertama adalah arti yang umum ; 
yaitu berbagai ilmu pengetahuan yang rasional dan yang kedua adalah arti 
khusus, yaitu : ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan (Ilahiyah) atau filsafat 
tinggi yang nota bene adalah pecahan dari filsafat teoritis.
Sekarang kita menemukan istilah umum dan khusus. Filsafat menurut istilah umum 
adalah ilmu pengetahuan yang  rasional, sedangkan menurut pendapat yang tidak 
umum filsafat adalah ilmu yang oleh orang-orang kuno disebut sebagai filsafat 
tinggi, filsafat utama, ilmu tertinggi, ilmu istimewa, atau ilmu Ilahiyah.
Sedangkan menurut terminologi muslimin filsafat adalah adalah nama bagi seluruh 
ilmu rasioanal dan BUKAN nama dari satu ilmu tertentu. Filsafat adalah sebuah 
ilmu yang memandang dan mengamati keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai 
suatu objek yang satu.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Filsafat

2009-04-13 Terurut Topik Iman K.
 hilang kata 
‘bukan’ –nya) . Jika peneliti berikutnya mengabaikan pentingnya urutan cara 
pendefinisian, bisa jadi dia tidak akan memperhatikan lagi istilah ‘ 
keseluruhan’ sebagai acuan dari  persoalan yang dihadapi dan langsung 
menggunakan istilah ‘sebagian’ sebagai kata ganti ‘keseluruhan’ . Sehingga 
orang terakhir yang bukan peneliti dan ahli ketika menemui istilah 
‘keseluruhan’ langsung saja beranggapan bahwa ‘keseluruhan’ sama dengan 
‘sebagian’.
 
Begitu pula dengan kata ‘filsafat’ , banyak terjadi kekeliruan umum tentangnya 
diantara para filsuf barat dan para pengikutnya di Timur. Kita bisa mulai 
bahasan ini dengan kekeliruan awal dan ‘keluwesan’ yang tidak perlu yang di 
ajukan oleh para filsuf belakangan ini. Keluwesan yang tidak perlu ini berawal 
dari cara pendefinisian kata ‘filsafat’ itu sendiri.




Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Alat untuk Mengetahui 2

2009-03-30 Terurut Topik Iman K.
Salam...
 
Kita telah mengetahui bahwa salah satu alat yang diperlukan oleh manusia untuk 
mengetahui alam sekitarnya adalah pancaindra. Kehilangan satu indra akan 
menyebabkan hilangnya satu ilmu yang terkait secara langsung dengan indra 
tersebut. 
 
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah jika semua indra kita berfungsi normal 
maka secara otomatis kita bisa mengetahui hakikat dari sesuatu? Jawabannya 
tentu saja tidak. 
 
Dalam banyak hal pancaindra tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk 
mengetahui keapa-an objek yang ingin kita ketahui. Tidak semua hal bisa 
diteliti dan dibawa ke laboratorium untuk dilihat dengan mikroskop. 
 
Orang tidak akan sanggup memperlihatkan bukti bagaimana bentuknya rindu, marah, 
sedih, cinta dan lain-lain kecuali hanya menunjukkan gejala atau 
perumpamaan-perumpamaan yang bisa dimengerti sebagai rasa rindu, marah, sedih 
dan cinta.
 
Jikapun sains ingin meneliti bukti-bukti dari sesuatu yang bersifat abstrak, 
maka sains hanya bisa meneliti kepada effek atau kecenderungan melekul, hormon, 
darah atau semacamnya yang berhubungan dengan bagian-bagian phisik atau organ 
tubuh seseorang.
 
Melihat persoalan ini, maka tentunya kita membutuhkan alat lain sebagai 
pendamping indra, yaitu akal atau rasio. 
 
Dengan rasio kita akan mampu memilah dan menguraikan semua informasi yang sudah 
terekam oleh pancaindra. Dalam mengolah informasi tersebut kita biasanya 
membuat katagori-katagori untuk mempermudah mengenali semua persoalan yang 
telah dimediasi oleh indra tersebut. Yang ini kita masukkan kedalam katagori 
kuantitas dan yang itu kita masukkan dalam katagori kualitas.
 
Misalnya, untuk ukuran luas persegi kita namai meter persegi, untuk ukuran 
jarak kita namai meter, untuk berat kita namai kilogram dan kesemuaanya itu 
kita masukkan kedalam katagori kuantitas. Ramah, suka senyum, galak dan 
lain-lain kita masukkan kedalam katagori kualitas.
 
Untuk sesuatu yang tidak bisa kita katagorikan kedalam katagori kuantitas 
ataupun kualitas kita masukkan kedalam katagori relatif. Beribu-ribu perkara 
kita masukkan kedalam katagori relatif dan untuk perkara-perkara yang tidak 
masuk kedalam katagori kuantitas, kualitas ataupun relatif kita kelompokkan 
kedalam kelompok yang lain, yaitu katagori substansi. 
 
Tentang pengkatagorian ini sendiri sebenarnya banyak pendapat dan sudut pandang 
sehingga tidak semua ilmuwan seragam didalam pembuatan katagori-katagorinya. 
Aristoteles misalnya, dia membuat 10 katagori dan ilmuwan yang lain mengatakan 
5 katagori, Hegel dengan katagorinya sendiri, Kant juga demikian..
 
Pengkatagorian ini adalah merupakan aktivitas rasio dan pemikiran yang sifatnya 
rasional. Rasio memproses sesuatu dari yang sifatnya partial menjadi general 
dan kemudian universal.
 
Mungkin tidak semua dari kita mengetahui ataupun menyadari bahwa rasio memiliki 
kecanggihan yang sangat luar biasa dalam urusan melepas (tajrid). Dengan 
mengetahui sedikit saja kemampuan melepas (tajrid) rasio maka sesungguhnya 
sangat mudah untuk mementahkan teori matrialisme yang berpangkal kepada 
pembuktian indrawi semata.
 
Kita tahu bahwa hampir semua perkara di alam objektif/alam nyata ini sebenarnya 
hanya ada satu perkara dan tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. 
 
Misalnya :
 
“ada Budi” , “ada Alexander” , “ada Kursi” . 
“5 mobil” , “10 orang” , “1000 supporter”
 
Contoh yang kita lihat diatas, di alam nyata itu hanyalah satu perkara. Kita 
tidak bisa pisahkan 2 hal yang berbeda pada perkara tersebut pada alam nyata.
 
Kita tidak bisa pisahkan antara “Ada” dan “Budi” , kita tidak mungkin 
mengatakan “ yang ini adalah si ADA dan yang itu adalah si BUDI”
Atau..
 
Kita tidak bisa mengatakan “ yang ini adalah si 5 dan yang itu adalah si 
MOBIL”. Di alam nyata “2 hal” tersebut adalah satu kesatuan dan tidak bisa 
dipisahkan.
 
Kita tidak bisa menghadirkan “ADA” untuk disaksikan atau menyaksikan sesuatu 
tanpa dikaitkan kepada sesuatu yang lain, seperti mobil, Alexander, Budi  dan 
seterusnya.
 
Pun demikian, kita tidak bisa menghadirkan 5 untuk disaksikan atau menyaksikan 
kecuali di ikatkan kepada ‘benda’ objektif seperti mobil, orang, angka, 
supporter dan lain-lain.
 
Realitas yang hanya ada satu pada alam objektif tersebut bisa kita pisahkan 
atau lepaskan (tajrib) menjadi 2 di alam rasio. Di alam rasio kita bisa saja 
menghadirkan 5 tanpa mengikatkan kepada benda apapun. Kita bisa mengatakan 
5x5=25 dengan tanpa mengatakan 25 mobil, motor dan lain-lain.
Sampai disini kita sudah bisa melihat bahwa, ruang gerak dan liputan yang bisa 
diolah oleh rasio ternyata jauh melampaui ruang gerak yang bisa disampaikan 
oleh indra. 
 
Dan secara tidak langsung kita juga sudah bisa melihat hubungan kekerabatan 
yang begitu dekat antara alat indra (baca :menghadirkan mobil ) dan alat rasio 
( baca :menghadirkan 5 ) untuk wilayah dan otoritas  masing-masing alat 
mengetahui tersebut.

Salam,
 
 

Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  Try cool new skins, plus more space for friends. 
Download

[wanita-muslimah] Alat untuk Mengetahui

2009-03-25 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Jika sebelumnya kita katakan bahwa manusia mempunyai potensi untuk  mengetahui 
seluruh isi langit dan bumi, sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah, 
bagaimana cara mengetahuinya? Apa saja alat yang diperlukan untuk mengetahui 
apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi?
 
Alat yang diperlukan untuk mengetahui kesemuaannya itu salah satunya adalah 
“indra”. Manusia memiliki beberapa macam indra, seperti indra penglihatan, 
pendengaran, perasa, peraba dan penciuman. Jika saja manusia kehilangan semua 
indra tersebut niscaya manusia akan kehilangan bentuk 
pengetahuan/epistemologinya.
 
Orang yang terlahir buta sejak lahir tidak akan pernah bisa membayangkan aneka 
warna dan bentuk lahiriah segala sesuatu sebagaimana layaknya orang normal 
melihatnya. Orang yang kehilangan satu indra maka dia telah kehilangan satu 
ilmu.
 
Kita tidak akan mampu menjelaskan dengan cara apapun bagaimana warna pelangi, 
warna danau, warna langit, warna awan dan lain-lain kepada orang yang telah 
kehilangan penglihatannya sejak lahir.
 
Jika kita tanyakan kepada orang yang sudah buta sejak lahir, “tahukah kau 
bagaimana indahnya awan yang berarak putih di langit sana?” Maka kita akan 
menemukan situasi yang sulit dan mendapati si buta hanya melonggo lucu :). Kita 
tidak akan  bisa menjelaskan indahnya awan putih berarak dilangit nan biru itu 
kepada sibuta karena sibuta telah kehilangan satu alat epistemologinya.
 
Jika kita tetap memaksa ingin menjelaskan maka yang ada hanya rangkaian 
kelucuan dan kekonyolan. Jika sibuta bertanya, “bagaimana bentuk awan yang 
berarak putih itu om?”. Maka kita hanya mampu menunjukkan perumpamaan dengan 
sesuatu yang sudah dikenal oleh sibuta, misalnya mendekatkan rangkaian kain 
yang menyerupai awan kepada sibuta. 
 
Setelah sibuta memegang rangkaian kain yang dibuat seperti awan tersebut maka 
sibuta akan bergumam  “oh jadi begini bentuknya awan yang lagi berarak, tetapi 
bagaimana warna putih itu, seperti apakah warna putih Om?”
 
Menjelaskan warna putih kepada sibuta? Yang bisa kita lakukan hanyalah  
memberikan perumpamaan dengan sesuatu yang bisa dipahami oleh sibuta, ,misalnya 
kita katakan “ warna putih itu adalah seperti warna angsa”. 
 
Kalau sibuta bertanya lagi, “angsa itu seperti apa Om?”, kita bisa sodorkan 
angsa ke dekat sibuta dan mengatakan, “angsa itu seperti ini”. Dengan cara 
seperti itu apakah kemudian sibuta menjadi tahu seperti apa yang namanya awan 
putih berarak tersebut? Tidak, kita bahkan akan menemukan ‘kekacauan’ yang baru 
lagi dengan melihat sibuta berseru girang “Oh sekarang saya sudah mengerti, 
bagaimana indahnya awan putih yang sedang berarak!” 
 
“Bentuknya tipis dan warnanya panjang serta bulat, ya Om!” 
 
Kita tidak akan pernah bisa menjelaskan satu ilmu kepada orang yang telah 
kehilangan satu indra yang dituntut oleh ilmu tersebut dan karenanya tidak bisa 
tidak bahwa indra adalah salah satu alat yang sangat diperlukan untuk 
mengetahui segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi.
 
Tentu saja, karena indra hanya salah satu alat, maka kita akan membutuhkan alat 
yang lain untuk mencapai dan mengetahui kebenaran.

 
Salam,
 
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Menjawab Mereka yang Skeptis

2009-03-24 Terurut Topik Iman K.
Salam,
 
Mereka yang skeptis mengatakan bahwa tidak ada satupun yang bisa dijadikan 
landasan untuk mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui segala sesuatu itu 
dengan pasti. Mereka mengatakan bahwa semua hal yang ada di alam semesta ini 
hanyalah berupa spekulasi saja, tidak ada kepastian didalamnya.
 
Kita masih ingat, bagaimana Pyrho dan mereka-mereka yang skeptis  mengatakan 
“Jika manusia ingin mengetahui dan memahami sesuatu, maka manusia hanya 
memiliki 2 alat epistemologi untuk mengetahui dan mengenali alam disekitarnya, 
yaitu panca indra dan rasio”. Bukankah panca indra dan rasio dapat berbuat 
kesalahan? Dan karena pancaindra dan rasio tidak terlepas dari kesalahan maka 
tidak logis kalau kita berpegang kepada sesuatu yang salah dan kemudian 
mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui hakikat sesuatu itu.
 
Kepada Pyrho dan orang-orang yang berpendapat seperti Pyrho kita katakan bahwa, 
Betul panca indra dan akal dapat melakukan kesalahan, tetapi potensi kesalahan 
yang bisa terjadi kepada 2 alat epistemologi tersebut tidaklah secara serta 
merta akan menjadikan nasib manusia untuk tidak mungkin mengetahui hakikat 
sesuatu secara pasti.
 
Dikatakan bahwa mata dapat melakukan kesalahan, tongkat yang lurus dimasukkan 
kekolam terlihat bengkok. Ketika bangun tidur terkadang kita melihat bantal 
seperti selimut, melihat selimut seperti undukan bantal dan seterusnya. 
 
Sekarang mari kita tanyakan kepada mereka yang skeptis, apakah ketika mereka 
menyaksikan kayu yang bengkok dikolam itu mereka langsung  MENGETAHUI secara 
pasti bahwa penglihatannya adalah salah dan itu hanyalah sebuah kekeliruan 
(baca : karena sesungguhnya kayu tidak bengkok) atau mereka MERAGUKAN  
penglihatan mereka sendiri dan setengah percaya dengan penglihatan mereka 
sendiri.
 
Mereka yang menyaksikan bantal terlihat seperti selimut dan selimut terlihat 
seperti bantal tersebut, apakah mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa mereka 
salah lihat atau mereka hanya MENDUGA salah lihat.
 
Tentu mereka akan menjawab, mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa mata telah 
melakukan kekeliruan. Tidak mungkin tongkat yang lurus jadi bengkok hanya 
karena dicelupkan  kedalam air. Tidak mungkin bantal berubah jadi selimut dan 
selimut berubah jadi bantal, yang terlihat sewaktu bangun tidur tadi hanyalah 
karena mata belum bisa berfungsi langsung sempurna 100% sehingga apa yang 
terlihat oleh mata pastilah sebuah kekeliruan.
 
Jika demikian jawabannya, maka sesungguhnya mereka sendiri sudah mampu 
membuktikan bahwa manusia mampu memperoleh pengetahuan dan kepastian 
tentangnya.. Manusia mampu memastikan bahwa  dia salah lihat dan juga mampu 
memastikan bahwa tongkat tersebut sesungguhnya adalah lurus dan tidak bengkok 
sebagaimana yang disaksikan oleh mata.
 
Jika kita sudah mampu membedakan mana yang SALAH dan mana yang BETUL, maka 
sesungguhnya kita telah mampu mencapai hakikat kebenaran. Dengan kata lain, 
jika seseorang belum sampai kepada hakikat kebenaran maka dia tidak akan 
mengetahui semua kekeliruan yang ada didepan matanya sendiri.
 
Dengan demikian, saya berpendapat bahwa sesungguhnya manusia dalam beberapa hal 
mampu mengetahui hakikat kebenaran itu 100% dan dalam hal lainnya tidak akan 
mampu mengetahuinya.
 
Karena demikian, maka tidak logis kalau mereka yang skeptis itu memukul rata 
semua persoalan. Hanya karena tidakmampu mengetahui suatu hal maka dikatakan 
sudah nasib manusia untuk tidak bisa mengetahui segala sesuatu secara pasti.
 
 
Salam,




Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Seberapa Mengetahui?

2009-03-24 Terurut Topik Iman K.

Salam...
 
Dari analisa logis yang sudah disampaikan sebelumnya, kita telah sampai kepada 
pembicaraan bahwa dalam beberapa hal manusia pasti bisa mengetahui secara pasti 
atas kebenaran sesuatu dan dalam hal lainnya manusia tidak akan mampu 
mengetahuinya.
 
Kita telah mengutip pendapat dari beberapa orang, dan sekarang kita ingin 
mengutip pendapat dari kitab suci Al-quran. Apakah menurut Al-quran manusia 
bisa mengetahui hakikat kebenaran atau apakah memang betul bahwa sudah nasib 
dan suratan tangan manusia untuk berhenti di “Saya tidak tahu?”.
 
Pada surat Al-baqarah ayat 31 kita bisa melihat, 
 
===Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) SELURUHNYA, kemudian 
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku 
nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! ===
 
Sangat jelas pada ayat tersebut menyatakan bahwa Allah telah mengajarkan kepada 
Adam SELURUH hakikat dan tidak ada satupun yang luput darinya. Dengan 
pengetahuan yang menyeluruh seperti itu, bahkan malaikatpun tidak sanggup untuk 
menandingi pengetahuan Adam.
 
Saya meyakini bahwa semua anak manusia adalah keturunan dari Nabi Adam yang 
diceritakan didalam Al-quran tersebut sehingga saya berkesimpulan bahwa sebagai 
anak cucu Adam maka sudah semestinya manusia mempunyai potensi yang sama dengan 
nenek moyangnya tersebut.
 
Keyakinan saya ini dipertegas juga dengan beberapa perintah di Al-quran yang 
menyuruh anak manusia untuk menggali pengetahuan seluas-luasnya tanpa batas, 
Alquran mengatakan :
 
“Katakanlah : “ Perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi” ( QS. Yunus 
:101)
 
Katakanlah kepada semua orang bahwa anda semua adalah anak cucu Adam dan kalian 
bisa mengetahui segala yang ada dipenjuru langit dan bumi jika anda betul-betul 
menginginkan dan menelitinya. Allah akan menolong siapapun yang sungguh-sungguh 
ingin mencari kebenaran.
 
Jadi jika ada orang yang bertanya, seberapa besar peluang manusia untuk bisa 
mengetahui kebenaran segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi maka 
jawabannya adalah sangat besar dan sangat tak terbatas.
 
 
Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  Importing contacts has never been easier..Bring your friends over to 
Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Menjawab Mereka yang Skeptis

2009-03-24 Terurut Topik Iman K.
Salam,

Saya rasa yang namanya sejati adalah harus menyeluruh.

Untuk menangkap kebenaran sejati (menyeluruh ) dibutuhkan ketiga tools yang 
kita punya, yaitu :

1. Panca Indra
2. Akal
3. Spiritual

Jika meniadakan salah satunya maka tidak akan bisa mencapai kesempurnaan.



Salam,



  - Original Message - 
  From: eyang_mbelgedes 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 25, 2009 8:28 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Menjawab Mereka yang Skeptis


  Apakah ini artinya bahwa pancaindra dan rasio sebenarnya dapat menemukan 
kebenaran sejati dan karena itu tidak memerlukan pengetahuan spiritual (agama) 
untuk memverifikasinya? 

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Iman K. alexander_soebr...@... 
wrote:
  
   Salam,
   Â 
   Mereka yang skeptis mengatakan bahwa tidak ada satupun yang bisa dijadikan 
landasan untuk mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui segala sesuatu itu 
dengan pasti. Mereka mengatakan bahwa semua hal yang ada di alam semesta ini 
hanyalah berupa spekulasi saja, tidak ada kepastian didalamnya.
   Â 
   Kita masih ingat, bagaimana Pyrho dan mereka-mereka yang skeptis  
mengatakan â?oJika manusia ingin mengetahui dan memahami sesuatu, maka manusia 
hanya memiliki 2 alat epistemologi untuk mengetahui dan mengenali alam 
disekitarnya, yaitu panca indra dan rasio�. Bukankah panca indra dan rasio 
dapat berbuat kesalahan? Dan karena pancaindra dan rasio tidak terlepas dari 
kesalahan maka tidak logis kalau kita berpegang kepada sesuatu yang salah dan 
kemudian mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui hakikat sesuatu itu.
   Â 
   Kepada Pyrho dan orang-orang yang berpendapat seperti Pyrho kita katakan 
bahwa, Betul panca indra dan akal dapat melakukan kesalahan, tetapi potensi 
kesalahan yang bisa terjadi kepada 2 alat epistemologi tersebut tidaklah secara 
serta merta akan menjadikan nasib manusia untuk tidak mungkin mengetahui 
hakikat sesuatu secara pasti.
   Â 
   Dikatakan bahwa mata dapat melakukan kesalahan, tongkat yang lurus 
dimasukkan kekolam terlihat bengkok. Ketika bangun tidur terkadang kita melihat 
bantal seperti selimut, melihat selimut seperti undukan bantal dan seterusnya. 
   Â 
   Sekarang mari kita tanyakan kepada mereka yang skeptis, apakah ketika 
mereka menyaksikan kayu yang bengkok dikolam itu mereka langsung  MENGETAHUI 
secara pasti bahwa penglihatannya adalah salah dan itu hanyalah sebuah 
kekeliruan (baca : karena sesungguhnya kayu tidak bengkok) atau mereka 
MERAGUKANÂ  penglihatan mereka sendiri dan setengah percaya dengan penglihatan 
mereka sendiri.
   Â 
   Mereka yang menyaksikan bantal terlihat seperti selimut dan selimut 
terlihat seperti bantal tersebut, apakah mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa 
mereka salah lihat atau mereka hanya MENDUGA salah lihat.
   Â 
   Tentu mereka akan menjawab, mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa mata 
telah melakukan kekeliruan. Tidak mungkin tongkat yang lurus jadi bengkok hanya 
karena dicelupkan  kedalam air. Tidak mungkin bantal berubah jadi selimut dan 
selimut berubah jadi bantal, yang terlihat sewaktu bangun tidur tadi hanyalah 
karena mata belum bisa berfungsi langsung sempurna 100% sehingga apa yang 
terlihat oleh mata pastilah sebuah kekeliruan.
   Â 
   Jika demikian jawabannya, maka sesungguhnya mereka sendiri sudah mampu 
membuktikan bahwa manusia mampu memperoleh pengetahuan dan kepastian 
tentangnya.. Manusia mampu memastikan bahwa  dia salah lihat dan juga mampu 
memastikan bahwa tongkat tersebut sesungguhnya adalah lurus dan tidak bengkok 
sebagaimana yang disaksikan oleh mata.
   Â 
   Jika kita sudah mampu membedakan mana yang SALAH dan mana yang BETUL, maka 
sesungguhnya kita telah mampu mencapai hakikat kebenaran. Dengan kata lain, 
jika seseorang belum sampai kepada hakikat kebenaran maka dia tidak akan 
mengetahui semua kekeliruan yang ada didepan matanya sendiri.
   Â 
   Dengan demikian, saya berpendapat bahwa sesungguhnya manusia dalam beberapa 
hal mampu mengetahui hakikat kebenaran itu 100% dan dalam hal lainnya tidak 
akan mampu mengetahuinya.
   Â 
   Karena demikian, maka tidak logis kalau mereka yang skeptis itu memukul 
rata semua persoalan. Hanya karena tidakmampu mengetahui suatu hal maka 
dikatakan sudah nasib manusia untuk tidak bisa mengetahui segala sesuatu secara 
pasti.
   Â 
   Â 
   Salam,
   
   
   
   
   Iman K.
   www.parapemikir.com 
   Â 
   
   
   New Email names for you! 
   Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and 
@rocketmail. 
   Hurry before someone else does!
   http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Berangkat dari Keraguan

2009-03-12 Terurut Topik Iman K.


Salam...

Kita telah mengetahui bahwa pada masa setelah Socrates, telah muncul seorang 
tokoh skeptisme yang bernama Pyrho. Berikutnya pada abad pertengahan sampai 
abad modern ini telah banyak pula bermuculan tokoh-tokoh skeptis lainnya.. 
Tokoh yang muncul belakangan tersebut ada yang tetap teguh berpendirian 
skeptis/ragu seperti pyrho dari awal hingga akhir tetapi ada juga yang bermula 
dari skeptis lalu kemudian menemukan kebenaran dan berubah menjadi seseorang 
yang mempercayai kepastian akan kebenaran.
 
Untuk meringkas tulisan, kita tidak akan mengulang pandangan tokoh-tokoh yang 
sejak awal sampai akhirnya tetap pada keragu-raguan. Tetapi kali ini kita akan 
melihat bagaimana mereka yang tadinya berangkat dari keragu-raguan kemudian 
akhirnya bersimpuh didalam kebenaran dan menemukan kebenaran itu sebagai suatu 
kepastian.
 
Diceritakan bahwa ditengah-tengah kesibukannya sebagai seorang filsuf besar, 
Descartes tiba kepada suatu permasalahan epistemologi yang sangat penting 
yaitu, apakah sesuatu yang telah didapat selama ini adalah merupakan suatu hal 
yang sudah pasti ataukah semuanya tidak mempunyai suatu kepastian.
 
Ia mencoba untuk memeriksa keyakinan terhadap agama yang dia anut selama ini. 
Ia mulai meneliti keyakinan agamanya dengan modal pengetahuan yang dia miliki, 
meneliti dengan filsafat dan berbagai ilmu lainnya, mungkinkah apa-apa yang 
telah dia ketahui selama ini adalah betul-betul sudah dia ketahui atau semua 
itu sebenarnya masih dalam tahap pengembangan yang tidak ada akhir dan 
kepastiannya?
 
Descartes kemudian mengatakan, “ Dengan dasar apa saya mengatakan bahwa alam 
ini ada, manusia ada, masyarakat ada dan Tuhan juga ada. Dengan dalil seperti 
apa saya akan mengatakan bahwa kota ini ada, alam semesta ini adalah demikian, 
agama yang dibawa oleh Yesus adalah begini dan begitu?”
 
Sebagaimana Pyrho, Descartes juga kemudian menelusuri apa yang bisa diperbuat 
oleh panca indra dan rasio. Descartes melihat bahwa apa saja yang bisa didapat, 
dilihat dan didengarnya dengan mengunakan panca indra dan rasio semuanya masih 
sangat lemah dan masih bisa diperdebatkan lagi. 
 
Menurut Descartes, panca indra adalah alat yang terlemah yang dimiliki oleh 
manusia, dan karenanya dia mencoba bersandar kepada kemampuan rasio. Namun 
demikian sebagaimana Pyrho, Descartespun menemukan bahwa tidak sedikit 
kesalahan yang telah pernah diperbuatnya selama didalam penelitian dengan 
menggunakan rasio. Melihat kenyataan ini, Descartes sang filsuf ternama itupun 
kemudian hampir-hampir kehilangan kepercayaan dan keyakinan, ia mulai meragukan 
segalanya dan sampai tak tersisa sedikitpun lagi keyakinan didalam dirinya.
 
Didalam keraguan dan kebimbangan yang dalam tersebut tiba-tiba dia tersentak 
dan berkata,
 
” Sekalipun saya ragu terhadap semua yang telah saya dapat selama ini, 
sekalipun saya ragu terhadap segala sesuatu yang ada didepan mata saya, namun 
satuhal yang TIDAK SAYA RAGUKAN adalah, bahwa saya TIDAK RAGU kalau saya sedang 
ragu”
 
Nampaknya Descartes telah mendapatkan satu kepastian tentang kemungkinan untuk 
mengetahui secara pasti. Ia sekarang tahu bahwa dia PASTI sedang ragu.
 
Dikhabarkan, Descartes kemudian berdiri diatas batu besar dialam terbuka dan 
mengatakan, “ Saya telah menemukan sesuatu ; dikala saya meragukan segala 
sesuatu, dikala saya meragukan panca indra saya, dikala saya meragukan rasio 
saya, meragukan apakah dunia ini ada, kota paris itu ada, manusia itu ada, 
Tuhan itu ada dan apakah saya sendiri ada? , semua keraguan saya itu adalah 
betul adanya.
 
Kemudian lanjutnya,  Namun satu hal yang tidak mungkin bisa saya ragukan, 
yaitu bahwa saya sekarang tengah merasa ragu. Bahkan sekalipun saya meragu kan 
tentang keraguan saya ini, apakah saya ini ragu atau tidak, tetapi saya tetap 
merasa yakin dan tahu secara pasti bahwa saya sekarang sedang ragu. Dan saya 
yang sedang ragu ini adalah betul-betul ada.
 
Begitulah, akhirnya Descartes berjalan di tengah hamparan bumi yang luas dan 
telah menemukan sebuah kepastian tentang pengetahuan, sambil berjalan dia 
bergumam, “ Saya sekarang sedang ragu, dan karena saya yang sedang merasakan 
keraguan ini adalah ada, maka saya adalah ada”, Dia terus berjalan sambil 
mengulang-ulang kata tersebut dan kemudian meyakini bahwa kepastian akan 
pengetahuan  itu adalah ada. Setidak-tidaknya dia tahu pasti tentang keraguan 
yang dia miliki.

Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kata Mereka yang Peragu

2009-03-11 Terurut Topik Iman K.
Salam...
 
Sebagaimana yang telah kita bicarakan sebelumnya bahwa bagi kelompok peragu 
(skeptism) jawaban “Saya tidak tahu” adalah dianggap sudah menjadi ketentuan 
pengetahuan dan nasib manusia. Menurut mereka, manusia tidak mungkin dapat 
mengetahui sesuatu dengan pasti.
 
Pyrho misalnya, ia mempertanyakan permasalahan ini dengan memberikan beberapa 
argumen ‘rasional’ pada masanya. Dia mengatakan “Jika manusia ingin mengetahui 
dan memahami sesuatu, bukankah manusia hanya memiliki 2 alat epistemologi untuk 
mengetahui dan mengenali alam disekitarnya, yaitu panca indra dan rasio”. 
Sekarang saya bertanya kepada anda, “Apakah panca indra dapat berbuat kesalahan 
atau tidak?” , saya yakin anda akan mengatakan bahwa pancaindra dapat membuat 
kesalahan, saya bahkan mampu menunjukkan lebih dari 100 macam kesalahan yang 
telah pernah diperbuat oleh panca indra.
 
Bahkan boleh jadi kita sudah tak mampu menghitung jumlah kesalahan yang pernah 
diperbuat oleh alat penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba kita. 
 
Pyrho kemudian mengatakan, bagaimana mungkin kita bisa bersandar atau 
berpegangan kepada susuatu yang bisa berbuat salah dan menjadi salah sebagai 
dasar pengetahuan. 
Ketika anda melihat tongkat yang lurus menjadi seolah-olah bengkok ketika 
dimasukkan kedalam kolam, maka pastilah penglihatan anda terhadap penomena 
bayangan dikolam tadi adalah salah. Pertanyaannya adalah bagaimana anda mau 
berpegangan kepada sesuatu yang salah? Bagaimana kita bisa mempercayai bahwa 
penglihatan kita terhadap yang lain juga tidak salah?
 
Pun demikian dengan alat yang kedua, yaitu rasio.
 
Rasio bahkan telah melakukan kesalahan lebih banyak dari pada kesalahan yang 
telah diperbuat oleh panca indra. Pada beberapa percobaan dan argumen, ilmuwan 
justru telah banyak melakukan kesalahan. Suatu hari dikatakan yang yang 
terkecil adalah atom, hari lainnya dikatakan netron. Suatu hari dikatakan 
matahari yang mengelilingi bumi, hari lainnya dikatakan bumilah yang 
mengelilingi matahari. Suatu hari dikatakan bumi ini datar, dilain hari 
dikatakan bumi ini bulat dan seterusnya.
 
Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa panca indra dan rasio adalah 2 alat yang 
tidak bisa terlepas dari salah sementara kita tidak memiliki alat yang lain 
selain dari kedua hal tersebut. Oleh karena itu, apapun yang kita lihat dan 
apapun yang kita pikirkan dengan menggunakan pancaindra dan rasio, maka kesemua 
itu tidak akan terlepas dari salah. 
 
Jadi kesimpulannya, kita TIDAK BISA MEMPERCAYAI panca indra dan rasio untuk 
dijadikan sandaran pengetahuan,karenanya kita tidak mempunyai sandaran maka 
secara otomatis kita sebagai manusia tidak mungkin bisa mengetahui segala 
sesuatu itu dengan pasti. Kembali, “SAYA TIDAK TAHU” adalah sudah menjadi 
ketentuan nasib manusia.

Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mungkinkah Mengetahui?

2009-03-05 Terurut Topik Iman K.
Salam...
 
Setelah kita tahu bahwa Ideologi itu muncul dari pandangan alam dan pandangan 
alam muncul dari pengetahuan
http://www.parapemikir.com/articles/6529/1/Kenapa-Berbeda/Page1.html 
 
Maka sekarang kita sudah bisa semakin jelas menyaksikan bahwa pengetahuan 
seseoranglah yang membuat semua persoalan bisa menjadi berbeda. Ada yang 
berpendapat bahwa alam semesta ini adalah begini, manusia adalah begini, 
masyarakat begini, sejarah begini dan yang lainnya mengatakan bahwa alam 
semesta ini adalah begitu, manusia adalah begitu, masyarakat adalah begitu dan 
sejarah adalah begitu.
 
Kesimpulan Begini dan begitu itu semuanya berangkat dari pandangan alam yang 
didapat atas pengetahuan/epistemologi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, 
apakah mungkin kesimpulan tentang pengetahuan tersebut yang betul adalah begini 
dan sekaligus begitu? Kedua-duanya betul?
 
Hemat saya tidak mungkin, tidak mungkin jika kita tanya kepada orang disamping 
kiri kita “Apakah bumi ini berputar” dan kemudian dia jawab IYA dan ketika kita 
tanya kepada orang disamping kanan kita “Apakah bumi ini berputar” dan dia 
jawab TIDAK lalu kemudian kita menganggap semua jawaban sama saja, kedua 
jawaban sama-sama BETUL.
 
Karena tidak mungkin kedua jawaban tersebut adalah BETUL, maka Pastilah salah 
satu jawaban tersebut adalah SALAH.
 
Kalau demikian, pertanyaannya berikutnya adalah pengetahuan/epistemologi 
seperti apakah yang betul dan epistemologi seperti apakah yang salah?
 
Dan untuk mendapat jawaban tentang epistemologi yang mana yang betul dan salah 
tentu kita harus urut dulu dari NOL, yaitu kemungkinan untuk 
MENGETAHUI/Episteomlogi. Apakah mungkin manusia mampu untuk mengetahui hakikat 
alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah? 
 
Ada beberapa pendapat mengenai persoalan ini, ada yang menolak 100%, ada yang 
mengatakan BISA 100% dan ada juga yang diantara keduanya. Bagi mereka yang 
menolak 100% mengatakan bahwa sudah nasib manusia bahwa “SAYA TIDAK TAHU” 
adalah jawaban satu-satunya terhadap epistemologi.
 
Mereka mengatakan “Saya tidak tahu apakah ada surga dan neraka, Saya tidak tahu 
apakah ada bidadari, tujuh lapis langit dan sebagainya”. Semua yang diomongkan 
oleh sifulan dan sifulan itu hanyalah tahayul dan bersifat spekulatif  serta 
dongeng belaka. Oleh karena itu pengetahuan yang tertinggi adalah “SAYA TIDAK 
TAHU!”.
 
Dijaman sekarang, penganut faham seperti ini disebut dengan kelompok skeptism 
atau “kelompok peragu” . Kelompok seperti ini sesungguhnya sudah ada sejak 
jaman kuda gigit besi pada jaman batu dulu.
 
Pada jaman setelah Socrates telah pernah muncul kelompok-kelompok serupa ini 
dengan tokohnya yang paling terkenal seperti Pyrho. Bagaimana argumen penolakan 
pyrho tentang ketidakmungkinan mendapatkan pengetahuan/epistemologi?  Dan 
apakah Descartes dan Imam Ghozali juga termasuk sebagai kelompok 
skeptisme/peragu?
 
B E R S A M B U N G . . .
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kenapa Berbeda

2009-03-03 Terurut Topik Iman K.
Salam...
 
 
Jika kita tanya kepada orang disamping kiri kita, “kenapa anda meyakini bahwa 
manusia itu adalah begini dan bukan begitu”, maka dia akan memaparkan jawaban 
tentang ‘kebeginian’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu 
adalah ‘begini’.
 
Pun demikian jika kita menoleh kepada orang yang disamping kanan kita, dan 
menanyakan, “ Dan kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begitu dan 
bukan begini”,  maka orang yang disamping kanan kita akan mengungkapkan jawaban 
yang berbeda dengan orang disamping kiri kita dengan memaparkan teori tentang 
‘kebegituan’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah 
‘begitu’.
 
Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa masing-masing orang mempunyai jawaban 
yang berbeda atas satu permasalahan yang sama?
 
Disini menarik untuk kita teliti, apa sih yang menyetir pikiran orang sehingga 
kemudian masing-masing individu dan golongan cenderung untuk mempertahankan dan 
membela apa yang diyakininya.
 
Mari kita lihat dulu proses bagaimananya…, Bagaimana seseorang tiba kepada 
sebuah keyakinan.
 
Seseorang tiba kepada sebuah keyakinan tentang sesuatu sesuai dengan porsi 
pengetahuannya (epistemologi), dari pengetahuan yang didapat tersebut kemudian 
terbentuklah sebuah ‘pandangan alam’ dan dari pandangan alam ini muncullah 
sebuah ideologi yang pada akhirnya akan menentukan mana yang boleh dan mana 
yang tidak boleh, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus ditolak, 
mana yang halal dan mana yang haram.
 
Dari proses kebagaimanaan tersebut, nanti kita akan memfokuskan pembicaraan 
kita  kepada teori pengetahuan. Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, alat 
untuk mendapatkan pengetahuan, sumber pengetahuan, tahapan pengetahuan dan jika 
memungkinkan akan kita kaji juga bentuk dan bagian pengetahuan..
 
Namun sebelum sampai kesana, sekarang kita perlu tahu sedikit, bagaimana 
hubungan pengetahuan dengan  ideologi seseorang. Bagaimana pengetahuan itu 
melahirkan “Pandangan Alam”. 
 
Pandangan Alam adalah bentuk dari sebuah kesimpulan, penafsiran dan hasil 
kajian seseorang terhadap alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah.
 
Sebagaimana yang saya kemukakan pada pembuka tulisan ini bahwa antara orang 
yang disebelah kiri dan kanan kita juga telah dan atau bisa terjadi perbedaan 
pandangan alam, yang satu mengatakan bahwa manusia itu adalah begini dan yang 
lainnya mengatakan begitu. Perbedaan pandangan alam secara otomatis akan 
membawa kepada perbedaan ideologi karena sandaran atau dasar sebuah ideologi 
itu adalah pandangan alam.
 
Ideologi akan menentukan sederet perintah dan larangan, anda tidak boleh 
begini, anda harus begitu, yang ini yang harus dipertahankan, yang itu yang 
harus ditolak, yang ini yang baik, yang itu yang jelek dan seterusnya. Dan 
semua perintah dan larangan yang ditentukan oleh ideologi tersebut mengandung 
sebuah pertanyaan “Kenapa?”
 
Kenapa tidak boleh begini, kenapa boleh begitu, kenapa harus mempertahankan 
yang ini dan kenapa harus menolak yang itu, kenapa yang ini baik dan kenapa 
yang itu jelek dan seterusnya. 
 
Dan semua jawaban atas pertanyaan “kenapa” itu akan dijawab oleh pandangan alam 
seseorang. Bentuk pandangan alam seperti apapun yang kita miliki terhadap alam 
semesta ini maka ideologi kitapun akan selalu mengikuti pandangan alam itu.
 
Misalnya, tidak mungkin orang yang mempunyai pandangan alam bahwa alam semesta 
ini adalah hanya materi semata, manusia itu adalah materi semata lalu ia akan 
meyakini bahwa akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi yang non materi. 
Disinilah dikatakan bahwa ideologi merupakan buah hasil dari “pandangan alam”
 
Pandangan alam, tidak ubahnya seperti pondasi atau dasar dari sebuah bangunan, 
sedangkan ideologi adalah “bangunan atas” dari sebuah bentuk pemikiran. Dengan 
kata lain bisa dikatakan bahwa pandangan alam adalah “teori” dan ideologi 
adalah “praktek” dari sebuah pemikiran.
 
Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com
 


  Importing contacts has never been easier..Bring your friends over to 
Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kenapa Berbeda

2009-03-03 Terurut Topik Iman K.
Salam...
 
Jika kita tanya kepada orang disamping kiri kita, “kenapa anda meyakini bahwa 
manusia itu adalah begini dan bukan begitu”, maka dia akan memaparkan jawaban 
tentang ‘kebeginian’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu 
adalah ‘begini’.
 
Pun demikian jika kita menoleh kepada orang yang disamping kanan kita, dan 
menanyakan, “ Dan kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begitu dan 
bukan begini”,  maka orang yang disamping kanan kita akan mengungkapkan jawaban 
yang berbeda dengan orang disamping kiri kita dengan memaparkan teori tentang 
‘kebegituan’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah 
‘begitu’.
 
Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa masing-masing orang mempunyai jawaban 
yang berbeda atas satu permasalahan yang sama?
 
Disini menarik untuk kita teliti, apa sih yang menyetir pikiran orang sehingga 
kemudian masing-masing individu dan golongan cenderung untuk mempertahankan dan 
membela apa yang diyakininya.
 
Mari kita lihat dulu proses bagaimananya…, Bagaimana seseorang tiba kepada 
sebuah keyakinan.
 
Seseorang tiba kepada sebuah keyakinan tentang sesuatu sesuai dengan porsi 
pengetahuannya (epistemologi), dari pengetahuan yang didapat tersebut kemudian 
terbentuklah sebuah ‘pandangan alam’ dan dari pandangan alam ini muncullah 
sebuah ideologi yang pada akhirnya akan menentukan mana yang boleh dan mana 
yang tidak boleh, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus ditolak, 
mana yang halal dan mana yang haram.
 
Dari proses kebagaimanaan tersebut, nanti kita akan memfokuskan pembicaraan 
kita  kepada teori pengetahuan. Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, alat 
untuk mendapatkan pengetahuan, sumber pengetahuan, tahapan pengetahuan dan jika 
memungkinkan akan kita kaji juga bentuk dan bagian pengetahuan..
 
Namun sebelum sampai kesana, sekarang kita perlu tahu sedikit, bagaimana 
hubungan pengetahuan dengan  ideologi seseorang. Bagaimana pengetahuan itu 
melahirkan “Pandangan Alam”. 
 
Pandangan Alam adalah bentuk dari sebuah kesimpulan, penafsiran dan hasil 
kajian seseorang terhadap alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah.
 
Sebagaimana yang saya kemukakan pada pembuka tulisan ini bahwa antara orang 
yang disebelah kiri dan kanan kita juga telah dan atau bisa terjadi perbedaan 
pandangan alam, yang satu mengatakan bahwa manusia itu adalah begini dan yang 
lainnya mengatakan begitu. Perbedaan pandangan alam secara otomatis akan 
membawa kepada perbedaan ideologi karena sandaran atau dasar sebuah ideologi 
itu adalah pandangan alam.
 
Ideologi akan menentukan sederet perintah dan larangan, anda tidak boleh 
begini, anda harus begitu, yang ini yang harus dipertahankan, yang itu yang 
harus ditolak, yang ini yang baik, yang itu yang jelek dan seterusnya. Dan 
semua perintah dan larangan yang ditentukan oleh ideologi tersebut mengandung 
sebuah pertanyaan “Kenapa?”
 
Kenapa tidak boleh begini, kenapa boleh begitu, kenapa harus mempertahankan 
yang ini dan kenapa harus menolak yang itu, kenapa yang ini baik dan kenapa 
yang itu jelek dan seterusnya. 
 
Dan semua jawaban atas pertanyaan “kenapa” itu akan dijawab oleh pandangan alam 
seseorang. Bentuk pandangan alam seperti apapun yang kita miliki terhadap alam 
semesta ini maka ideologi kitapun akan selalu mengikuti pandangan alam itu.
 
Misalnya, tidak mungkin orang yang mempunyai pandangan alam bahwa alam semesta 
ini adalah hanya materi semata, manusia itu adalah materi semata lalu ia akan 
meyakini bahwa akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi yang non materi. 
Disinilah dikatakan bahwa ideologi merupakan buah hasil dari “pandangan alam”
 
Pandangan alam, tidak ubahnya seperti pondasi atau dasar dari sebuah bangunan, 
sedangkan ideologi adalah “bangunan atas” dari sebuah bentuk pemikiran. Dengan 
kata lain bisa dikatakan bahwa pandangan alam adalah “teori” dan ideologi 
adalah “praktek” dari sebuah pemikiran.
 
Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com


  Importing contacts has never been easier...Bring your friends over to 
Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza

2009-02-01 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Memerdekakan singkawang, aceh dan papua dari cengkraman penjajah mana mas? Dari 
penjajahan Indonesia?

Jika anda berpikiran begitu, Terus bagaimana dengan Jakarta, apakah Jakarta 
perlu dimerdekakan juga dari jajahan Indonesia?
Jika tidak perlu, apakah maksud Anda Indonesia itu = Jakarta?

Jika anda menyimpulkannya dengan cara yang lugu seperti itu, pertanyaannya 
sejak kapan Indonesia itu hanya Jakarta?

Jika Indonesia TIDAK SAMA DENGAN Jakarta, lalu menurut Anda apakah aceh dan 
papua itu bukan Indonesia?


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Sunday, February 01, 2009 12:34 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  Kalau begitu kita bisa memerdekakan singkawang, aceh dan papua, bukan ?

  Bagaimana ?


  salam,



  -Original Message-
  From: Iman K. alexander_soebr...@yahoo.com.sg

  Date: Sat, 31 Jan 2009 23:00:15 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  Salam...

  Bung Ary Setijadi, menurut anda apakah masyarakat dunia harus mengingatkan 
supaya Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol , Pattimura, Teuku Umar, Pitung 
supaya jangan menyerang Belanda karena hal itu akan menyulut permusuhan yang 
berkepanjangan dengan belanda? 

  Apakah anda berani mengatakan bahwa pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut 
juga sebenarnya harus dipersalahkan atas terjadinya beberapa kali peperangan 
yang tidak seimbang melawan belanda?

  Bung Ari, Ketahuilah :

  Israil itu sekarng menjajah Palestina, mengusir rakyat palestina dari tanah 
tumpah darahnya sendiri, memenjarakan orang-orang yang tersisa di gaza secara 
massal.

  Bagaimana mungkin anda tiba kepada kesimpulan bahwa orang yang membela tanah 
tumpah darahnya (hamas) anda katakan juga sebagai penyebab terjadinya 
peperangan yang berkepanjangan?

  Sungguh dalam hal ini anda tidak bisa membedakan apa yang disebut dengan it 
takes two to tanggo dengan Kewajiban membela tanah tumpah darah dari kaki 
penjajah...

  Salam,


  Iman K.
  http:www.parapemikir.com

  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, January 31, 2009 6:53 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  ;-))
  sampe segitunya mbak Flora...

  Saya kira yang lain di WM malah sekedar berusaha bersikap adil,
  daripada sekedar menjadi partisan fanatik buta pada salah satu pihak.

  Israel memang melakukan hal yang keterlaluan dan pantas dikecam,
  Tapi jangan dilupakan, it takes two to tango

  Jadi hanya mengecam salah satu pihak saja, 
  tanpa mengingatkan yang lain,
  tidak saja berarti tidak adil, 
  tapi juga tidak produktif untukmenyelesaikan masalah.

  Di Indonesia, Israel itu sudah jadi bahan bulan2-an.
  Namun tidak ada yang mengingatkan peran hamas sama sekali.
  Padahal hamas juga peran besar terjadinya perang berkepanjangan spt. ini.

  Bukankah Rasul pernah berkata yang kira-kira,
  sungguh beruntung orang-orang yang sibuk dengan kelemahan dirinya, dan 
berusaha memperbaikinya, dibanding orang yang mengurusi kelemahan orang lain.
  Dan Hamas itu merupakan anggota masyarakat muslim, one of ours...

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas GMail 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 30, 2009 10:44 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza

  Berikut ini versi terjemahan dalam bahasa Indonesia atas inti berita yang
  diposting oleh pak Ambon.

  Saya ambil dari eramuslim. Maaf kalo tak berkenan.

  Soalnya sebetulnya saya miris posting berita dari media Islam, takut
  di-plengosi jama'ah WM :-)

  Hiks .

  Salam,

  Flora

  --

  PM Turki Sumpah Serapahi Presiden Israel

  Jumat, 30/01/2009 09:12 WIB

  Cetak | Kirim Hubungan Israel-Turki Israel memasuki babak baru yang
  dramatis. Dalam pertemuan di Davos, Swiss pekan ini, Perdana Menteri Turki,
  Recep Tayyip Erdogan tanpa diduga secara berani meninggalkan forum
  pembicaraan ekonomi dunia setelah beradu mulut dengan Presiden Israel,
  Shimon Perez, Selasa malam (27/01). Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas
  dengan Perez tentang agresi Israel di Jalur Gaza.

  Kalian membunuhi orang-orang. seru Erdogan keras kepada Perez. Apa yang
  kalian lakukan tidak manusiawi!

  Menanggapi perkataan Erdogan, Perez langsung memotong dengan panas, Apakah
  Anda sungguh benar-benar mengerti akan situasi dimana ratusan roket
  berhamburan dan menyerang perempuan dan anak-anak? Ada apa dengan Anda?
  repetnya.

  Erdogan tidak terima perkataan Perez, dan ia meminta waktu kepada moderator
  untuk kembali bicara. Namun, ia hanya diberikan waktu satu menit saja.
  Kalian, Israel, tidak pernah mau mendengarkan.

  Setelah

Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza

2009-01-31 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Bung Ary Setijadi, menurut anda apakah masyarakat dunia harus mengingatkan 
supaya Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol , Pattimura, Teuku Umar, Pitung 
supaya jangan menyerang Belanda karena hal itu akan menyulut permusuhan yang 
berkepanjangan dengan belanda? 

Apakah anda berani mengatakan bahwa pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut juga 
sebenarnya harus dipersalahkan atas terjadinya beberapa kali peperangan yang 
tidak seimbang melawan belanda?

Bung Ari, Ketahuilah :

Israil itu sekarng menjajah Palestina, mengusir rakyat palestina dari tanah 
tumpah darahnya sendiri, memenjarakan orang-orang yang tersisa di gaza secara 
massal.

Bagaimana mungkin anda tiba kepada kesimpulan bahwa orang yang membela tanah 
tumpah darahnya (hamas) anda katakan juga sebagai penyebab terjadinya 
peperangan yang berkepanjangan?

Sungguh dalam hal ini anda tidak bisa membedakan apa yang disebut dengan it 
takes two to tanggo  dengan Kewajiban membela tanah tumpah darah dari kaki 
penjajah...

Salam,


Iman K.
http:www.parapemikir.com

  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, January 31, 2009 6:53 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  ;-))
  sampe segitunya mbak Flora...

  Saya kira yang lain di WM malah sekedar berusaha bersikap adil,
  daripada sekedar menjadi partisan fanatik buta pada salah satu pihak.

  Israel memang melakukan hal yang keterlaluan dan pantas dikecam,
  Tapi jangan dilupakan, it takes two to tango

  Jadi hanya mengecam salah satu pihak saja, 
  tanpa mengingatkan yang lain,
  tidak saja berarti tidak adil, 
  tapi juga tidak produktif untukmenyelesaikan masalah.

  Di Indonesia, Israel itu sudah jadi bahan bulan2-an.
  Namun tidak ada yang mengingatkan peran hamas sama sekali.
  Padahal hamas juga peran besar terjadinya perang berkepanjangan spt. ini.

  Bukankah Rasul pernah berkata yang kira-kira,
  sungguh beruntung orang-orang yang sibuk dengan kelemahan dirinya, dan 
berusaha memperbaikinya, dibanding orang yang mengurusi kelemahan orang lain.
  Dan Hamas itu merupakan anggota masyarakat muslim, one of ours...

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas GMail 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 30, 2009 10:44 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza

  Berikut ini versi terjemahan dalam bahasa Indonesia atas inti berita yang
  diposting oleh pak Ambon.

  Saya ambil dari eramuslim. Maaf kalo tak berkenan.

  Soalnya sebetulnya saya miris posting berita dari media Islam, takut
  di-plengosi jama'ah WM :-)

  Hiks .

  Salam,

  Flora

  --

  PM Turki Sumpah Serapahi Presiden Israel

  Jumat, 30/01/2009 09:12 WIB

  Cetak | Kirim Hubungan Israel-Turki Israel memasuki babak baru yang
  dramatis. Dalam pertemuan di Davos, Swiss pekan ini, Perdana Menteri Turki,
  Recep Tayyip Erdogan tanpa diduga secara berani meninggalkan forum
  pembicaraan ekonomi dunia setelah beradu mulut dengan Presiden Israel,
  Shimon Perez, Selasa malam (27/01). Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas
  dengan Perez tentang agresi Israel di Jalur Gaza.

  Kalian membunuhi orang-orang. seru Erdogan keras kepada Perez. Apa yang
  kalian lakukan tidak manusiawi!

  Menanggapi perkataan Erdogan, Perez langsung memotong dengan panas, Apakah
  Anda sungguh benar-benar mengerti akan situasi dimana ratusan roket
  berhamburan dan menyerang perempuan dan anak-anak? Ada apa dengan Anda?
  repetnya.

  Erdogan tidak terima perkataan Perez, dan ia meminta waktu kepada moderator
  untuk kembali bicara. Namun, ia hanya diberikan waktu satu menit saja.
  Kalian, Israel, tidak pernah mau mendengarkan.

  Setelah itu, Erdogan pun berkata, Bagi saya pertemuan Davos sudah selesai.
  Saya tidak diizinkan untuk bicara di sini. Perdana Menteri kalian, Ohud
  Olmert, mengatakan sangat senang memasuki Palestina dengan tank, peluru dan
  roket, dan membunuh warganya. ujarnya dengan nada tegas kepada Perez, yang
  langsung disambut dengan tepuk-tangan para hadirin. Setelah itu, Erdogan pun
  meninggalkan forum dan dengan cuek melewati Perez yang tampak tertekan.
  Erdogan mengatakan tak akan menghadiri lagi forum itu.

  Perkataan Erdogan di atas langsung membuat Shimon Perez mengkerut. Ia
  terlihat tidak pede dalam pertemuan itu. Perdana Menteri Kjell Magne
  Bondevik dari Norwegia berkata, Saya tidak pernah melihat Perez seperti
  itu. Ia mungkin sadar bahwa seluruh dunia sekarang sedang memusuhinya. Saya
  sedih Erdogan meninggalkan forum.

  Dukungan untuk Erdogan datang dari banyak pihak. Menteri Luar Negeri Mesir,
  Moussa, yang selama debat hanya diam saja, berkomentar, Sikap Erdogan bisa
  dipahami. Israel memang tidak pernah mendengarkan siapapun.

  Hubungan Turki dengan Israel memang menjadi buruk ketika Israel melancarkan
  Operasi

[wanita-muslimah] Filsafat dan Tasawuf

2009-01-29 Terurut Topik Iman K.
 pengetahuan kita tentang 
objek tersebut (yang tidak lain dari pada diri kita sendiri) adalah sama dan 
satu. Di sini kita mengalami bahwa mengetahui (to know) adalah sama dengan 
ada itu sendiri (to be).

 

Meskipun tasawuf dikategorikan oleh Ibn Khaldun sebagai ilmu naqliyyah (agama) 
dan karena itu berdasarkan pada otoritas, namun menurut kesaksian  Ibn Khaldun 
sendiri dalam Al Muqaddimah-nya, Tasawuf, pada perkembangan berikutnya, telah 
banyak memasuki dunia filsafat , sehingga sulit bagi keduanya untuk dipisahkan. 

 

Dalam kasus filsafat suhrawardi, misalnya, kita bisa melihat bahwa tasawuf 
bahkan telah dijadikan dasar bagi filsafatnya, sehingga orang menyebutnya 
filosof mistik (muta'allih). Sementara pada diri Ibn Arabi, kita melihat 
analisis yang sangat filosofis merasuki hampir setiap lembar karya-karyanya. 
Sehingga tasawufnya sering disebut tasawuf falfasi. Pada masa berikutnya, kita 
tahu bahwa Mulla Shadra, pada akhirnya telah dapat mensintesiskan keduanya, 
dalam apa yang kita sebut filsafat Hikmah Muta'aliyyah, atau teosofi 
transenden. Disini, unsur-unsur filosofis dan mistik berpadu erat dan saling 
melengkapi satu sama lain.





Salam,





Iman K.

http://www.parapemikir.com




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Filsafat dan Agama

2009-01-27 Terurut Topik Iman K.
Salam,



Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa telah terjadi hujatan dan 
penentangan yang begitu keras dan sekaligus membabi buta dari beberapa kalangan 
mengenai kehadiran filsafat ke dalam kajian/wilayah agama. Mereka mengatakan 
filsafat sangat bertentangan dengan ajaran agama, khususnya agama Islam.

 

Apakah betul bahwa filsafat sangat bertentangan dengan agama?

 

Mengutip apa yang dikatakan oleh Al-Kindi, bahwa filsafat dan agama 
sesungguhnya adalah sama-sama berbicara dan mencari kebenaran, dan karena 
pengetahuan tentang kebenaran itu meliputi juga pengetahuan tentang Tuhan, 
tentang keesaan-Nya, tentang apa yang baik dan berguna, maka barang siapa saja 
yang menolak untuk mencari kebenaran dengan alasan bahwa pencarian seperti itu 
adalah kafir, maka sesungguhnya yang mengatakan kafir tersebutlah yang 
sebenarnya kafir.

 

Diantara filsuf muslim yang paling peduli untuk menjawab perihal hubungan 
filsafat dengan agama ini adalah Ibn Rusyd. Ibn Rusyd bahkan menulis sebuah 
karya khusus untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya dan seharusnya hubungan 
antara filsafat dan agama. Menurut Ibn Rusyd, antara filsafat dan agama 
sesungguhnya tidak ada pertentangan. Agama alih-alih melarang, bahkan justru 
mewajibkan pemeluknya untuk belajar filsafat.

 

Jika filsafat mempelajari secara kritis tentang segala wujud yang ada dan 
merenungkannya sebagai petunjuk 'dalil' adanya sang pencipta dari satu sisi dan 
syari'ah pada sisi yang lain telah memerintahkan untuk merenungkan segala wujud 
yang ada, maka sesungguhnya antara apa yang dikaji oleh filsafat dan apa yang 
dianjurkan oleh syari'ah telah saling bertemu. Dengan kata lain bisa dikatakan 
bahwa mempelajari filsafat sesungguhnya telah diwajibkan oleh syari`ah.

 

Penekanan al'quran didalam surat 59 ayat 2 yang berbunyi : Fa`tabiru ya uli al 
abshar (Renungkanlah olehmu, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan 
(visi)) sesungguhya lebih kepada penekanan pentingnya untuk  menggunakan akal, 
atau gabungan antara penalaran intelektual (filsafat) dan penalaran hukum 
(syari'at).

 

Demikian juga surat 185 ayat 7 yang mengatakan :

 

Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala 
sesuatu yang diciptakan Allah

 

Juga adalah ayat yang menganjurkan supaya manusia menggunakan akal dan 
penalarannya untuk mempelajari totalitas wujud. Dengan demikian maka 
sesungguhnya syari`at telah mewajibkan kepada kita untuk menggali pengetahuan 
tentang alam semesta ini dengan penalaran. Namun demikian, untuk bisa melakukan 
penalaran yang benar maka disyaratkan seseorang itu harus mengetahui terlebih 
dahulu beberapa metode atau cara berpikiran yang logis dengan mempelajari ilmu 
logika supaya bisa melakukan pembuktian yang demonstratif.

 

Ibn Rusyd kemudian membandingkan kewajiban mempelajari ilmu logika sebagai alat 
untuk berfilsafat dengan kewajiban yang ditetapkan oleh para fuqaha untuk 
mempelajari katagori-kategori hukum yang termuat dalam ushul al-fiqh.

  

Ibn Rusyd menyatakan jika para fuqaha menyimpulkan kewajiban untuk memperoleh 
pengetahuan tentang penalaran hukum dari ayat fa`tabiru ya uli al abshar, 
maka alangkah lebih pantas jika ayat tersebut dijadikan sebagai dalil wajibnya 
untuk mempelajari pengetahuan rasional (rasional reasoning) bagi mereka yang 
ingin mengetahui Tuhan dan ciptaan-Nya.

 

Bagi mereka yang tetap ngotot mengatakan bahwa belajar filsafat tersebut adalah 
bid`ah, Ibn Rusyd mengatakan, anggaplah filsafat itu bid`ah karena tidak 
terdapat dikalangan orang-orang Islam pertama (salaf). Tetapi apakah hal serupa 
tidak berlaku juga bagi studi penalaran hukum (ushul al-fiqh) yang tercipta 
juga setelah periode salaf. 

 

Bagaimana mungkin jika yang satu dikatakan tidak bid`ah tetapi yang lainnya 
dikatakan bid`ah padahal keduanya membicarakan penalaran  hukum dan penalaran 
rasional yang sama-sama diciptakan setelah periode salaf.





Salam,



Iman K.
http://www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sains

2009-01-26 Terurut Topik Iman K.
Salam,

Dibarat dewasa ini filsafat - khususnya metafisika - dianggap bukanlah sebagai 
sains. Sebagaimana yang dikatakan August Comte, bahwa filsafat dalam bentuk 
metafisika adalah fase kedua dalam perkembangan manusia, setelah agama yang 
disebut sebagai fase pertamanya.

Adapun yang disebut dengan fase ketiga atau fase yang paling modern dalam 
perkembangan manusia adalah sains yang bersifat positivistik ( yang dapat 
dilihat oleh indra lahir manusia ).

Dan karena sains merupakan perkembangan terakhir - fase ketiga- maka manusia 
modern harus meninggalkan fase-fase sebelumnya yang dianggap sudah kuno seperti 
fase agama -teologis- dan metafisika filosofis jika ingin tetap bisa dikatakan 
sebagai manusia modern.

Apakah kita harus meng amin-i saja apa yang dikatakan oleh August Comte 
tersebut? 

Mari kita lihat dari sisi yang lain...

Berbeda dengan apa yang terjadi dibarat, dalam tradisi ilmiah Islam filsafat 
tetap dipertahankan hingga kini dalam posisi ilmiahnya yang tinggi sebagai 
sumber atau basis bagi ilmu-ilmu umum yang biasa kita sebut sebagai sains, 
yakni cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan dunia empiris, dunia fisik.

Dalam tradisi Islam, Filsafat adalah induk dari semua ilmu yang menelaah ilmu 
rasional (aqliyyah) seperti metafisika, fisika dan matematika. Adapun 'sains' 
dalam tradisi ilmiah Islam adalah termasuk kedalam kelompok ilmu rasional 
dibawah ilmu-ilmu fisik, sehingga mau tidak mau sains harus tetap menginduk 
kepada filsafat, khususnya kepada metafisika filsafat. Alih-alih sains 
dikatakan terlepas dari filsafat sebagaimana yang disinyalir oleh 
August Comte, filsafat justru dipandang sebagai induk dari sains.

Para Filosof Muslim memandang bahwa terdapat sumber abadi dan sejati bagi 
segala apapun yang ada dijagad raya ini, yang pada gilirannnya akan dijadikan 
sebagai objek penelitian ilmiah. Sumber sejati ini penting dibicarakan untuk 
mengetahui asal usul dari objek apapun yang akhirnya kita pilih untuk diteliti, 
tak terkecuali objek-objek fisik. Tanpa sumber sejati seperti yang disebutkan 
diatas maka tidak mungkin ada apapun yang bisa kita jadikan sebagai objek 
penelitian kita.

Tuhan, itulah sumber sejati yang dimaksud, darimana segala sesuatu itu berasal. 

Dalam Islam, alam raya ( yang akan dijadikan objek penelitian oleh sains) 
disebut sebagai ayah/ayat  atau tanda-tanda Tuhan. Menurut Muhammad Iqbal, alam 
tak lain adalah medan kreativitas Tuhan. Oleh karena itu barang siapa saja yang 
meneliti dan mengadakan kajian terhadap alam semesta, maka sesungguhnya dia 
sedang melakukan penelitian terhadap cara Tuhan bekerja dalam penciptaan atau 
dalam bahasa yang lebih populer, maka sesungguhnya orang (sains) tersebut 
sedang melakukan penelitian tentang sunnatullah.

Dengan melihat apa yang dikatakan Muhammad Iqbal tersebut, maka seharusnya 
setiap orang yang mengadakan kajian dan penelitian terhadap alam maka 
seyogyanya makin bertambahlah kepercayaannya (imannya) kepada sang Pencipta 
(Tuhan) dan bukan malah sebaliknya seperti yang sering terjadi didunia barat 
dimana mereka malahan berusaha menyingkirkan Tuhan dari arena penelitiannya.

Selain sebagai basis metafisik ilmu (sains), filsafat juga bisa dijadikan 
sebagai basis moral bagi ilmu dengan alasan bahwa tujuan menuntut ilmu dari 
sudut aksiologis adalah untuk memperoleh kebahagiaan bagi siapa saja yang 
menuntutnya.

Filsafat, khususnya Metafisika adalah ilmu yang mempelajari sebab pertama atau 
Tuhan, yang menempati derajat tertinggi dari objek ilmu. Oleh karena itu sudah 
semestinyalah jika metafisika dijadikan basis etis penelitian ilmiah karena 
ilmu ini akan memberikan kebahagiaan kepada siapa saja yang mengkajinya.

Kembali perlu kita ingat, bahwa dalam tradisi ilmiah Islam, filsafat disebutkan 
sebagai sumber segala ilmu rasional (aqli) seperti matematika, fisika dan 
metafisika serta sub-devisi-sub-devisi mereka seperti :

Sub-devisi Matematika :
Aritmatika-Geometri-Aljabar-Musik-Astronomi dan Teknik.
Sub-devisi Fisika :
Minerologi-Botani-Zoologi-Anatomi-Kedokteran dan Psikologi
Sub-devisi Metafisika :
Ontologi-Teologi-Kosmologi-Antropologi-Eskatologi.

Maka dari itu, tidaklah mengherankan kalau filosof besar jaman dulu seperti 
Ibnu Sina dan Mulla Sadra menguasai bukan hanya metafisika filsafat tetapi juga 
seluruh cabang ilmu rasional dan sub-devisi-sub-devisinya. Tiba kepada kita 
sekarang ini, bagaimana mungkin kebanyakan dari mereka (orang barat) malah 
menyingkirkan induk ilmu (Filsafat) itu dari sains yang jelas-jelas merupakan 
anak kandung dari filsafat iitu sendiri. 


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Menjawab mereka kaum Intelektual.

2008-09-10 Terurut Topik Iman K.
 
(kebaikan pelaku). 
 
Kalau mereka melakukan perbuatan baik itu dengan NIAT ingin mencapai ridho 
Tuhan maka mereka akan sampai kepada ridhonya, dan jika mereka melakukannya 
dengan tujuan dan alasan lain maka mereka akan sampai kepada tujuan mereka yang 
lain, yakni selain Tuhan. Dengan kata lain yang semua perjalanan mempunyai 
tujuan akhir, dan jika perjalanannya diarahkan ke Tuhan maka dia akan sampai 
kepada Tuhan dan sebaliknya jika perjalanannya diarahkan kepada selain Tuhan 
maka dia akan sampai kepada tujuan yang selain kepada Tuhan.
 
 
 
Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com
 


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mereka pejuang kemanusiaan yang menolak Tuhan

2008-09-08 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Didalam diskusi di yahoogroups masih sering kita jumpai beberapa pemikiran yang 
membanding-bandingkan atau menghadap-hadapkan apakah perbuatan baik yang 
dilakukan dengan landasan kesadaran diri dan kemanusian sama nilainya dengan 
perbuatan baik yang berlandaskan iman kepada Tuhan. Dilain pihak kita juga 
masih sering mendengar ada yang mengatakan bahwa kebaikan pelaku tidak harus 
dan tidak perlu membutuhkan niat untuk mencari kedekatan dengan  Tuhan.
 
Mereka mengatakan bahwa jika seseorang melakukan perbuatan baik karena 
panggilan hati nurani dan tanpa mengharapkan pamrih dari manapun termasuk dari 
Tuhan, maka sesungguhnya nilai mereka adalah lebih tinggi ketimbang 
mereka-mereka yang mengerjakan perbuatan baik dikarenakan ada iming-iming atau 
janji surga dan neraka yang disediakan oleh Tuhan.
 
Mereka juga mengatakan bahwa jika seseorang melakukan perbuatan baik karena 
kesadarannya sendiri atau karena kasih sayangnya terhadap sesama manusia maka 
itu sudah cukup dan tidak perlu mengkait-kaitkan atau menyangkut-nyangkutkan 
urusan tersebut dengan Tuhan. Dengan kata lain mereka mengatakan tidak penting 
seseorang itu mengenal Tuhan atau tidak didalam mengerjakan perbuatan baiknya.
 
Bahkan dimailing list [EMAIL PROTECTED] mereka mengatakan dengan cara yang 
lebih tegas lagi, bahwa barang siapa yang mengerjakan perbuatan baik dan 
meninggalkan perbuatan buruk dikarenakan hanya karena melaksanakan perintah dan 
larangan dari Tuhan, maka sesungguhnya perbuatan demikian itu tidaklah ada 
nilainya, alias kosong melompong belaka. Perbuatan demikian itu sama saja 
dengan robot dan bernilai “hampa”, dogmatis, dan kaku.
 
Disini kita perlu menambahkan, bahwa pernyataan demikan bisa kita terima dengan 
baik. Namun demikian kita perlu hati-hati dan cermat untuk memetakan persoalan 
penting ini. Perlu kita cermati bahwa sesunguhnya ada tiga motif utama yang 
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik, yang pertama adalah motif 
perjalanan spiritual yang bersandarkan kepada keinginan untuk mendekatkan diri 
kepada Tuhan. Motif kedua adalah motif kemanusian yang bersandarkan kepada 
kesadaran diri [panggilan jiwa] dan yang ketiga adalah motif pribadi yang 
bersandarkan kepada kepentingan diri semata.
 
Dengan kehati-hatian memetakan dan membedakan apa motif seseorang didalam 
melakukan perbuatan baik tersebut maka sekarang kita bisa mengatakan bahwa 
setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan motif kemanusian, kasih sayang 
antara sesama manusia, melayani orang lain, membantu mereka yang lemah TIDAKLAH 
SAMA DENGAN  perbuatan yang dilakukan dengan motif KEPENTINGAN PRIBADI 
semata-mata. 
 
Dan kita percaya bahwa setiap perbuatan baik yang bertujuan untuk tidak 
mementingkan diri sendiri, maka sesungguhnya Tuhan tidak akan mengabaikan dan 
membiarkan perbuatan baik tersebut tanpa imbalan sama sekali. Sesungguhnya 
Tuhan Maha Bijaksana.
 
Setelah kita melihat bagaimana akibat logis dari berbagai motif yang melandasi 
tindakan seseorang, sekarang kita tiba kepada telaahan apakah betul mereka yang 
mengatakan bahwa melakukan semua perbuatan kebaikan itu bisa murni tanpa 
melibatkan Tuhan?
 
Harus kita katakan dengan jelas bahwa mereka semuanya yang melakukan pekerjaan 
dengan berlandaskan panggilan jiwa dan kemanusian tersebut, pejuang-pejuang 
kemanusian, mereka-mereka yang menolong sesamanya dengan tanpa pamrih dari 
manapun juga dan mereka-mereka yang berbuat baik terhadap semua makluk termasuk 
hewan dan tumbuhan karena dorongan yang begitu kuat dari diri mereka sendiri, 
maka sesungguhnya mereka ini telah mempunyai kesadaran yang tinggi akan adanya 
Tuhan walaupun lisan mereka menolaknya.
 
Mereka-mereka tersebut, kalaupun menolak Tuhan maka sesungguhnya yang mereka 
tolak hanyalah bayangan atau sangkaan mereka saja terhadap Tuhan dan bukan 
menolak tentang zat Tuhan. Dan untuk urusan orang-orang yang lisannya menolak 
untuk kait mengkaitkan perihal perbuatan baiknya dengan tujuan mendekatkan diri 
kepada Tuhan, maka sesungguhnya mereka bukanlah termasuk kedalam golongan 
orang-orang yang menjadi kekasih utama Tuhan dan bukan pula termasuk kedalam 
golongan kafir. Mereka adalah termasuk kedalam golongan diantara keduanya dan 
sesungguhnya Tuhan Maha Mengetahui setiap urusan hati manusia.. 
 
 
Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com
 


  Try cool new emoticons, skins, plus more space for friends. 
Download Yahoo! Messenger Singapore now!
http://sg.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mereka yang disebut Islam 2

2008-09-03 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Menyambung postingan yang pertama yang kita beri judul ‘Mereka yang disebut 
Islam’  maka sekarang kita tiba kepada bahasan yang kedua, yakni bagaimana jika 
seseorang yang hatinya tunduk kepada kebenaran. Pintu hatinya terbuka untuk 
menerima dan bertindak menurut kebenaran sementara lahiriahnya dia adalah non 
muslim seperti misalnya Descartes.  (Seorang filosof Perancis,red.)
 
Descartes ini jika kita ikuti sejarah hidupnya dari buku-buku sejarah, kita 
bisa menyaksikan bagaimana dia memulai filsafatnya dari keraguan, ia meragukan 
semua yang ia ketahui dan mulai dari nol. Ia betul-betul memulai pemikirannnya 
dari titik awal dengan mengatakan “ Aku berpikir, maka aku ada”. Sebuah ucapan 
yang sampai detik ini masih sangat segar dalam ingatan semua filsuf, sebuah 
kata yang menunjukkan kepada kesadaran penuh atas keberadaannya sendiri. 
Keberadaan diri yang dibungkus jasad dengan ruh sebagai inti diri yang 
sekaligus pembuktiannya tentang keberadaan Tuhan. 
 
Descartes dengan kesadaran dan pencariannya yang luar biasa, ia mampu 
membuktikan keberadaaan ruh dan dengan itu semakin nyata baginya tentang 
keberadaan Tuhan. Namun ketika tiba kepada isyu pemilihan agama, maka iapun 
memilih Kristen sebagai agamanya karena dinegaranya kristen merupakan agama 
yang mayoritas dan sekaligus agama negaranya.
 
Namun demikian, dalam sejarahnya Descartes pernah mengatakan ‘ Saya tidak 
mengatakan bahwa agama Kristen adalah sebaik-baik agama yang ada didunia. 
Mungkin saja ada agama lain diujung dunia sana yang lebih baik dari agama 
kristen, namun yang sampai kepada saya dan sepanjang yang saya tahu Kristen 
adalah agama yang terbaik. Saya mengatakan demikian karena itulah yang sampai 
kepada saya dan saya sama sekali tidak berselisih dengan kebenaran lain jika 
memang diluar sana ada lagi kebenaran yang belum saya tahu.
 
Orang-orang semacam Descartes ini jika kita mendengar dan membaca dari apa yang 
dia ucapkan, maka sesungguhnya dia sudah tunduk kepada kebenaran dan orang yang 
sudah tunduk kepada kebenaran tidaklah pantas disebut sebagai orang kafir. Dia 
sudah mendeklarasikannya sendiri bahwa dia tidak berselisih dan tidak pula 
menentang apalagi membangkang terhadap kebenaran sebagaimana ciri khas dari 
kafir yakni penentangan dan pembangkangan terhadap kebenaran.. Orang semacam 
ini tidak bisa disebut sebagai kafir dan juga tidak bisa dinamakan sebagai 
muslim. 
 
Muslim dan kafir bukanlah lawan kata atau dua oposisi yang saling bertentangan. 
Dengan kata lain jika Descartes disebut muslim maka dia haruslah mengerjakan 
syariat muslim sebagaimana yang dikerjakan oleh muslim yang lainnya, demikian 
juga kalau dia kafir maka dia akan berselisih dan membangkang serta 
bertentangan dengan kebenaran.
 
Namun dari apa yang kita perhatikan didalam catatan sejarahnya, jika memang 
betul apa yang dia katakan bahwa dia bersikap tunduk kepada kebenaran dan dia 
benar-benar tidak memiliki lagi waktu untuk meneliti maka Descartes dapat 
disebut sebagai “Muslim Watak” atau Dispositional Muslim.. Kita banyak 
menemukan muslim watak sampai hari ini disekitar kita, lahiriahnya mereka bukan 
muslim tetapi perbuatan dan wataknya terkadang lebih islam dari pada orang 
islam sendiri. 
 
Saya mengambil contoh nama Descartes bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa apa 
yang dilakukan oleh Descartes adalah sesuatu yang sudah final dan di rhidoi 
oleh Tuhan. Karena sebagaimana yang pernah kita singgung sebelumnya dipostingan 
yang berjudul ‘siapakah yang akan masuk surga’ bahwa siapa yang akan mendapat 
rhido dan ampunan serta siapa yang akan masuk surga neraka yang tahu hanyalah 
Tuhan semata. Yang bisa kita reka-reka dan nilai adalah hanya apa-apa yang 
terlihat dan terdengar oleh kita, selebihnya akan menjadi urusan Tuhan.
 
Dan didalam bahasan ini kita juga tidak bermaksud untuk menilai atau 
menonjolkan individu-individu, contoh yang kita ambil hanyalah sarana bagi kita 
untuk bisa memahami perbedaan antara apa yang kita sebut sebagai Muslim, Non 
Muslim dan Kafir. 
 
 
 
Salam,
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com


  Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mereka yang disebut Islam

2008-09-02 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Bahasan kali ini adalah penjelasan penting dari pembahasan awal kita kemarin, 
yang kita beri judul ‘perbuatan baik non muslim’. Sekarang kita tiba kepada 
persoalan dan sekaligus pertanyaan apa sih yang disebut muslim atau Islam itu?

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar dari kita beragama bukanlah karena 
kita telah memilih agama yang diyakini benar, melainkan karena sejak terlahir 
kita sudah mengikuti agama orang tua. Tak pelak lagi kita mayoritas beragama 
karena faktor keturunan dan faktor geografis.

Berbicara mengenai faktor geografis kita bisa melihat dengan mata kepala kita 
sendiri bahwa jika mayoritas penduduk suatu negara beragama Kristen maka 
seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus didominasi oleh pemeluk 
agama kristen. Jika mayoritas penduduk suatu negara beragama Islam  maka 
seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus didominasi oleh pemeluk 
agama Islam dan begitu seterusnya.

Persoalan geografis ini berlaku juga untuk penggunaan bahasa, Jika mayoritas 
penduduk suatu negara berbahasa Inggris maka seterusnya penduduk suatu negara 
tersebut akan terus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa mereka. Jika 
mayoritas penduduk suatu negara berbahasa Indonesia maka seterusnya penduduk 
suatu negara tersebut akan terus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa 
mereka dan begitu seterusnya. Perubahan tentang pola serupa ini hanya bisa 
terjadi jika terjadi peristiwa besar dan sangat luar biasa seperti terjadinya 
peperangan, penjajahan atau kehadiran orang-orang suci dan orang-orang yang 
sangat berpengaruh.

Kita mengenal agama sama kunonya dengan pengenalan kita terhadap bahasa dan 
orang tua kita. Kita mengenalnya sudah sejak terlahir kedunia ini, sehingga 
sangat sulit untuk lepas dan melepaskannya keyakinan kita terhadap suatu agama 
walaupun hanya untuk sekedar merenungkan kebenarannya. Lepas atau melepaskan 
keyakinan kita terhadap suatu agama sama sulitnya dengan kita melepaskan 
keyakinan tentang siapakah orang tua kita yang sebenarnya. [tentang ini, jika 
ada kesempatan mungkin akan kita bahas dengan tema khusus]

Sekarang kita kembali kepada tema kita kali ini, yakni mereka yang disebut 
muslim. Dalam persoalan yang kita ajukan ini, maka mereka-mereka yang terlahir 
didalam keluarga muslim karena faktor keturunan dan geografis disebut muslim, 
dan mereka-mereka yang terlahir diluar keturunan muslim dan kemudian meniru 
agama orang tua mereka, maka mereka disebut non muslim.

Sesungguhnya faktor keturunan dan faktor ‘kebetulan’ orang terlahir dari 
keluarga muslim ataupun non muslim tidaklah terlalu banyak bernilai. Karena 
nilai sesungguhnya dari muslim itu adalah hati yang tunduk kepada kebenaran. 
Pintu hatinya terbuka untuk menerima dan bertindak menurut kebenaran.

Jika seseorang memiliki fitrah tunduk kepada kebenaran dan karena adanya sebab 
tertentu realitas kebenaran tersembunyi atau tidak sampai kepadanya, maka 
sesungguhnya Allah tidak akan menghukumnya sebagaimana yang dikatakan al-quran 
surat   17 ayat 15 :

“Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak 
akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”

Mengacu kepada ayat al-quran tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa mustahil 
Tuhan menghukum seseorang bila kepadanya belum sampai kebenaran yang lengkap 
dan sempurna. Dengan kata lain bisa dikatakan, mustahil bagi Allah yang Maha 
Bijaksana dan Maha Pengasih menghukum seseorang yang mana kepadanya belum 
sampai berita dan peraturan tentang mana yang boleh dan mana yang dilarang. 
Artinya tidak layak hukuman diberikan tanpa adanya penjelasan terlebih dahulu.




Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut Islam 2



  Try cool new emoticons, skins, plus more space for friends. 
Download Yahoo! Messenger Singapore now!
http://sg.messenger.yahoo.com



[wanita-muslimah] Mereka yang disebut kafir

2008-08-27 Terurut Topik Iman K.

Salam...

Setelah kita melihat dan membaca apa alasan yang diajukan oleh kelompok kaum 
intelektual dan kelompok orang-orang sholeh pada postingan sebelumnya [mereka 
yang disebut kaum intelektual dan mereka yang disebut orang sholeh yang kaku] , 
dari alasan-alasan yang mereka ajukan nampaknya bisa kita saksikan bahwa titik 
tekan dari kedua kelompok ini adalah pada persoalan kafir atau tidak kafir.

Sekarang supaya kita bisa lebih mudah untuk memahami alur pikiran kedua 
kelompok tersebut maka perlu kiranya kita membahas  tentang apa dan bagaimana 
sih yang disebut dengan kafir tersebut? 

Kafir sesungguh dibagi menjadi dua macam, yang pertama adalah kafir karena 
menolak kebenaran dengan cara yang disengaja. Sedangkan yang kedua adalah kafir 
karena ketidak tahuan akan kebenaran.

Kafir model yang pertama ini sudah semestinyalah akan mendapatkan hukuman dari 
Tuhan. Sedangkan kafir yang model kedua, yakni kafir karena kebodohan atau 
ketidak tahuan yang tidak bersumber dari kelalaian maka dia akan diampuni oleh 
Tuhan.
 
Ini bisa kita buktikan dengan menyimak apa yang tercatat pada Al-quran surat 26 
ayat 88-89 yang berbunyi :
 
“(yaitu) pada hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali 
orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”

Tuhan mengatakan, yang diterima-Nya adalah orang-orang yang menghadap dengan 
hati yang bersih. Kalau demikian apa sih yang disebut dengan hati yang bersih?


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut berhati bersih





  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/



[wanita-muslimah] Mereka yang disebut berhati bersih

2008-08-27 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Mengingat kembali kepada postingan sebelumnya, kita telah tiba kepada 
pertanyaan, apa sih yang disebut dengan hati yang bersih?

Ketahuilah bahwa yang disebut dengan hati yang bersih adalah hati yang tunduk 
kepada yang Haq, yaitu hati yang tunduk kepada kebenaran. Hati yang bersih 
adalah hati yang terpelihara dari kekafiran.

Dan selanjutnya perlu diketahui juga, bahwa tingkat ketundukan itu terbagi 
menjadi tiga, yang pertama disebut dengan tunduk secara fisik, yang kedua 
tunduk secara akal dan yang ketiga adalah ketundukan hati.

Untuk memudahkan pemahaman kita tentang tingkatan ketundukan ini, saya akan 
memberikan contoh ketundukan model yang pertama terlebih dahulu, yaitu 
ketundukan fisik. 

Yang disebut tunduk secara fisik adalah ketika seseorang bisa menerima 
kenyataan bahwa secara fisik dia sudah kalah dan bersedia dengan sadar dibawah 
kendali dari orang yang fisiknya lebih kuat. Misalnya didalam perkelahian, jika 
seseorang sudah merasa kalah maka dia akan menyerah kepada lawanya. Biasanya 
yang kalah akan mengangkat tangan pertanda menyerah kalah dan bersedia menjadi 
tawanan dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh lawannya.

Atau ketika seseorang terjebak digang preman, dimana dia harus menyerahkan 
uangnya karena diancam dengan pisau. Orang yang diancam secara fisik ini 
biasanya hanya menyerah secara fisik. Akalnya tetap akan melawan perbuatan para 
preman tersebut.

Tunduk secara fisik seperti ini, fisiknya memang tunduk tapi pikiran dan 
akalnya tidak akan pernah tunduk. Orang yang kalah secara fisik ini akan selalu 
mencari peluang bagaimana caranya untuk lepas dari kendali musuhnya. Hatinya 
tidak henti-hentinya mengecam musuhnya. Tunduk atau penundukan secara fisik 
begini biasanya dilakukan dengan kekerasan atau pemaksan.

Tunduk model kedua adalah tunduk secara akal. Akal tidak bisa ditundukkan 
dengan pemaksaan dan kekerasan. Kita tidak pernah menemukan ada orang jago 
matematika karena ditekan dengan kekuatan fisik. Satu-satunya yang dapat 
menundukkan akal adalah logika dan akal itu sendiri. Tidak mungkin orang bisa 
mengerti berapa berat jenis air dan berapa berat jenis pelampung dengan cara 
dipukuli dan dipaksa dengan kekerasan. Cara menghitung berat jenis harus dengan 
menggunakan rumus berat jenis bukan dengan cara yang lainnya.

Jika dengan rumus-rumus yang disodorkan akal bisa mengetahui dan paham 
bagaimana cara menghitung berat jenis, itu artinya akal sudah tunduk. Akal 
sudah menyerah dan bersedia dibawah kendali rumus-rumus tersebut untuk 
memastikan berapa berat jenis air dan pelampung tersebut. 

Mengenai ini ada contoh yang bagus, yaitu bagaimana ketika Gallileo menemukan 
fakta baru bahwa sesungguhnya bumilah yang mengelilingi matahari bukan 
sebaliknya sebagaimana yang dipercayai oleh orang-orang pada jaman itu. Omongan 
Galileo ini dianggap sesat dan menyesatkan oleh orang-orang sholeh yang kaku 
dari kalangan gereja pada saat itu. Mereka memaksa Galileo untuk menarik 
omongannya tersebut dan kalau tidak maka dia akan dibakar hidup-hidup.

Mendengar ancaman dari orang-orang sholeh yang kaku tersebut, Galileo akhirnya 
tunduk secara fisik dan bersedia untuk menarik omongannya. Tapi akalnya tidak 
bisa ditundukkan dengan ancaman tersebut, kemudian sambil duduk Galileo menulis 
sesuatu ditanah. Diberitakan isi tulisannya adalah “ Walaupun saya harus 
menarik omongan saya, tetapi itu tidak akan menghentikan bumi untuk terus 
berputar mengelilingi matahari”

Betul ancaman fisik dapat memaksa orang untuk berhenti berbicara dan posting 
dimailling list, tapi ancaman fisik tidak akan pernah mampu untuk menundukkan 
akal. Sejatinya akal hanya bisa ditundukkan oleh logika dan akal itu sendiri.

Jenis tunduk yang ketiga adalah ketundukan hati.



Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut beriman



  __
Search, browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel.
http://sg.travel.yahoo.com



[wanita-muslimah] Menjawab mereka

2008-08-26 Terurut Topik Iman K.
 adalah perbuatan 
baik dan pada hakikatnya adalah BAIK dan sudah BAIK dari sononya (innate), 
tidak peduli apakah yang berbuat itu adalah orang Islam, kristen, hindu,buda, 
negro, bule, orang asia atau siapapun. 

Kampanyenya adalah : Perbuatan baik adalah  selalu bernilai baik.
Apakah betul begitu?

Saya mengatakan, TIDAK! Pemikiran seperti itu tidak benar sama sekali, masih 
jauh panggang dari api. Perbuatan baik itu haruslah dilihat dari 2 dimensi, 
yakni :

1.  Dimensi Perbuatan. 
2.  Dimensi Pelaku.

Yang disebut dengan dimensi perbuatan (laku) adalah dimensi materi yang 
ternilai hanya secara historis dan sosial. 

Sedangkan dimensi pelaku (NIAT) adalah dimensi imateri dan ternilai bukan hanya 
secara historis dan sosial TAPI lebih dari itu yakni ternilai secara spiritual. 

Kita lihat contoh aplikasi kedua dimensi itu ditengah2 kita, 
Contoh yang paling bagus sebenarnya yang sering dibuat oleh holiwood dengan 
film-film mafia-nya. Holiwood  sering mengambarkan sosok tokoh  yang selalu 
berbuat baik diawal cerita dan baru ketahuan diakhir film ternyata tokoh itu 
adalah BOS MAFIA :)

Di dunia nyata kita juga bisa saksikan, banyak orang membangun rumah sakit, 
fasilitas umum dan itu adalah perbuatan BAIK. Tapi betapa banyak kita saksikan 
juga ternyata perbuatan baiknya dimodali oleh uang korupsi dan lain-lain dan 
menjadi urusan KPK. 

Contoh lain, kita sering melihat orang berkata sopan, dan perkataan sopan itu 
adalah pebuatan baik. Tapi siapakah gerangan yang tahu apa NIAT orang ketika 
berbicara sopan? 

Kita sering mendengar ada pemerkosaan, pencurian, penipuan dan lain-lain, dan 
ketika si pelakunya tertangkap banyak orang yang terperangah TIDAK MENDUGA 
bahwa dia yang selama ini sopan dan santun itu ternyata memiliki NIAT JAHAT. 

Dan banyak contoh-contoh lain, apalagi sekarang menjelang pemilu. Hampir semua 
calon presiden berlomba-lomba memoles senyum. Bukankah senyum itu adalah 
perbuatan baik 

Tapi semua orang tentu tahu, apakah PERBUATAN baiknya itu memang benilai baik, 
apakah betul-betul itu senyum tulus untuk melindungi masyarakat atau senyum 
perangkap untuk mengangkangi masyarakat?

Dengan beberapa contoh praktis itu saya rasa sekarang sudah bisa lebih mudah 
untuk membedakan apakah laku atau prilaku itu saja sudah cukup tanpa melibatkan 
NIAT ? 

JAdi sudah jelas alasan logisnya, bahwa perbuatan baik saja tidaklah cukup 
untuk mendapatkan tiket ke surga. Ada yang lebih penting dari itu yakni NIAT 
sipelaku.

Salam,

Iman K.
www.parapemikir.com




  Yahoo! Toolbar is now powered with Free Anti-Virus and Anti-Adware 
Software.
Download Yahoo! Toolbar now!
http://sg.toolbar.yahoo.com/



[wanita-muslimah] Mereka yang disebut orang Sholeh yang kaku

2008-08-26 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Kembali kepersoalan apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar 
TETAPI melakukan pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, 
semua  amalannya itu akan diterima oleh Tuhan. Kita sudah membicarakan 
bagaimana alasan logis yang diajukan oleh kaum intelektual dipostingan 
sebelumnya. Dan kita juga sudah memperhatikan apa yang mereka kutip dari 
Al-quran sebagai landasan fundamentalnya.

Sekarang kita akan lihat, apa jawaban dari mereka yang disebut dengan kelompok 
orang-orang sholeh. Kelompok yang menentang bulat-bulat pendapat yang diajukan 
oleh kaum intelektual tersebut.

Mereka mengatakan secara tegas bahwa perbuatan baik non muslim tidak mungkin 
akan diterima oleh Tuhan. Perbuatan orang-orang kafir itu tidak ada nilainya 
sama sekali dimata Tuhan, semua amal perbuatan mereka itu akan ditolak dan 
tertolak. Kelompok orang-orang sholeh yang berpikiran kaku ini juga tidak lupa 
untuk membawa dua alasan penting untuk mendukung pendapatnya, yaitu :

Alasan penting yang pertama adalah alasan rasional, kalau memang perbuatan baik 
non muslim itu diterima dan perbuatan baik muslim juga diterima jadi apa 
bedanya menjadi muslim atau non muslim. Demikian juga sebaliknya, kalau 
perbuatan buruk non muslim akan mendapat hukuman dan perbuatan buruk muslim 
juga mendapat hukuman yang sama, jadi dimana letak perbedaannya antara menjadi 
muslim dan non muslim. Dalam hal ini apa pengaruhnya menjadi muslim atau non 
muslim?

Alasan penting kedua adalah alasan narasi, mereka mengutip argumentasinya 
dengan merujuk kepada apa yang tertulis pada alquran surat 14  ayat 18 :

“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti 
abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. 
Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka 
usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”

Dengan bermodalkan ayat ini, maka kelompok orang-orang sholeh yang berpikiran 
sempit tersebut menegaskan bahwa perbuatan mulia semulia apapun, sekalipun 
lebih mulia dari perbuatan dan pengabdian para nabi sekalipun, maka sungguh 
perbuatan mereka akan sia-sia belaka jika tidak  digandengkan dengan keimanan 
kepada Tuhan.

Dan untuk melengkapi dalilnya, mereka juga terkadang mengutip ayat yang lain 
dari al-quran , seperti surat 24 ayat 39 :

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah 
yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila 
didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya 
(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan 
amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”

Dengan menambahkan ayat ini, maka sudah semakin kuatlah perhitungan atas 
orang-orang kafir, perbuatan mereka semuanya akan sia-sia dan semu bagaikan 
sebuah fatamorgana. Seolah-olah ada dan bermanfaat padahal tidak ada dan tidak 
berguna sama sekali.

Sampai disini kita sudah melihat, apa dan bagaimana alasan-alasan logis dan 
narasi yang disampaikan oleh dua kelompok yang paling berpengaruh tersebut.. 
Jalan pemikiran pertama mengatakan semua orang boleh dan dibolehkan masuk surga 
tanpa membeda-bedakan agamanya, apakah muslim atau non muslim semuanya sama 
saja dimata Tuhan.

Kelompok yang lain mengharamkan surga terhadap umat manusia manapun kecuali 
mereka muslim. Surga tertutup untuk orang-orang non muslim, surga dibuat khusus 
untuk orang Islam. Pendapat kelompok manakah gerangan yang paling logis dan 
yang paling masuk akal yang bisa kita terima? Apakah pendapat kelompok pertama 
ataukan pendapat kelompok yang kedua?

Atau apakah masih ada pendapat yang lain diluar pendapat tersebut?

Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut kafir



  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/



[wanita-muslimah] Ada berapakah agama yang benar?

2008-08-25 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Pembicaraan yang paling sensitif dan yang paling banyak dihindari pada zaman 
modern ini adalah pembicaraan tentang perbedaan agama-agama. Kebanyakan dari 
kita risih untuk membicarakan agama manakah yang paling benar. Masalah ini 
menjadi lebih sulit lagi karena di indonesia memang dilarang keras membicarakan 
masalah-masalah yang berhubungan dengan isyu SARA didepan umum.

Saya menyadari, dengan menulis isyu ini bisa jadi saya akan menjadi bahan 
ejekan, makian  dan tertawaan orang-orang dan bahkan boleh jadi lebih dari itu. 
Bisa jadi yang tadinya teman menjadi lawan dan yang tadinya lawan menjadi teman 
secara ideologi….bahkan tidak menutup kemungkinan saya akan dicari dan 
dimasukkan ke hotel pledo  .

Untuk membahas persoalan ini saya mulai dengan keingin tahuan saya dengan 
mengajukan tiga pertanyaan penting, yaitu : Pertama, Apakah sesorang wajib 
memilik satu agama saja atau mengikuti beberapa agama dalam waktu yang 
bersamaan? 

Kedua, Jika yang masuk akal adalah mengikuti satu agama saja, maka apakah kita 
bebas memilih salah satu agama mana saja tanpa membeda-bedakannya satu sama 
lain? Apakah semua agama saja saja dan ambil yang mana saja pasti BENAR? 

Atau apakah hanya ada satu agama saja yang benar di tiap-tiap zaman? Ini adalah 
jenis pertanyaan yang paling mudah untuk mendapatkan jawabannya, pastilah dalam 
satu zaman hanya ada satu agama saja yang benar, ini bisa dibuktikan secara  
mudah dengan melihat fakta bagaimana semua orang ingin mempertahankan agamanya 
karena mereka menggangap agamanyalah satu-satunya agama yang benar.

Fakta yang kita saksikan tersebut berbeda dengan apa yang dikampanyekan oleh 
mereka yang mengembangkan isyu pluralisme agama. Mereka mengatakan pada setiap 
zaman semua agama sama saja. Semua agama memiliki keabsahan yang sama..

Tentu saja benar adanya bahwa tidak ada pertentangan antara satu nabi dengan 
nabi yang berikutnya. Semua Nabi diseru dan diutus untuk menyeru kepada jalan 
Tuhan yang satu. Tidak masuk akal kalau Tuhan yang satu memerintahkan utusannya 
menyeru kepada jalan yang berbeda-beda dan menciptakan beberapa aliran yang 
saling bertentangan.

Namun demikian tidaklah berarti bahwa disetiap zaman dan dalam waktu yang 
bersamaan ada beberapa agama yang benar dan karenanya setiap orang bebas 
memilih agama manapun yang mereka inginkan sebagai mana orang memilih nomor 
undian secara acak.

Yang betul adalah setiap orang harus beriman kepada SEMUA Nabi utusan Tuhan, 
dan mengikuti apa yang dikabarkan oleh nabi-nabi tersebut. Dalam hal ini 
termasuk mengikuti dan mengimani  khabar siapa Nabi yang akan datang 
berikutnya. Dan sebaliknya harus mengimani apa yang dikatakan oleh nabi 
terakhir tentang siapa nabi sebelumnya. 

Setelah kita melihat fakta dan menerimanya dengan akal yang sehat bahwa setiap 
zamannya hanya ada satu agama yang benar, maka pertanyaan ketiganya adalah 
Apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar TETAPI melakukan 
pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, semua  amalannya 
itu akan diterima oleh Tuhan? 

Misalnya agama yang benar telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua 
manusia, mendukung hak-hak orang yang tertindas, menengahi perselisihan, 
memerangi para pemeras dan penindas, menolong orang-orang yang bernasib malang, 
membantu orang-orang miskin, menegakkan keadilan dan memberikan pendidikan 
sebagaimana tugas kenabian pada setiap zamannya. Lalu kita bertanya apakah 
mereka yang melakukan tugas-tugas kenabian tersebut akan diberi pahala atau 
tidak? 

Dengan kata lain apakah keimanan kepada satu agama yang benar adalah sebagai 
prasyarat untuk memperoleh pahala disisi Tuhan? 

Bersambung ke thread berikutnya yang berjudul : Dua Jalan Pemikiran



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com



  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/



[wanita-muslimah] Mereka yang disebut kaum intelektual

2008-08-25 Terurut Topik Iman K.

Bahasan kali ini adalah sambungan dari artikel sebelumnya yang kami beri judul 
‘ada berapakah agama yang benar’. Kita telah sampai kepada pertanyaan ketiga 
yaitu  apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar TETAPI 
melakukan pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, semua  
amalannya itu akan diterima oleh Tuhan? 

Misalnya agama yang benar telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua 
manusia, mendukung hak-hak orang yang tertindas, menengahi perselisihan, 
memerangi para pemeras dan penindas, menolong orang-orang yang bernasib malang, 
membantu orang-orang miskin, menegakkan keadilan dan memberikan pendidikan 
sebagaimana tugas kenabian pada setiap zamannya. Lalu kita bertanya apakah 
mereka yang melakukan tugas-tugas kenabian tersebut akan diberi pahala atau 
tidak? 

Dengan kata lain apakah keimanan kepada satu agama yang benar adalah sebagai 
prasyarat untuk memperoleh pahala disisi Tuhan? Disini kita akan menemukan dua 
jalan pikiran yang paling berpengaruh. Pertama adalah logika perdamaian mutlak 
(Absolute Conciliation) yang dibawakan oleh kaum intelektual, dan yang kedua 
adalah logika manifestasi murka Tuhan yang melebihi kasih sayang-Nya yang 
dibawakan oleh orang-orang sholeh yang kaku.

Mereka yang disebut kaum intelektual ini mengajukan argumennya dengan berbagai 
macam bukti, baik bukti rasional maupun bukti yang ditemukan didalam kitab suci 
Al-quran

Mereka mengatakan bahwa semua perbuatan baik sebagaimana yang disebutkan diatas 
itu pastilah akan mendapat pahala dari Tuhan dengan alasan :

Pertama, Allah memiliki hubungan yang sama terhadap semua wujud yang ada, Allah 
tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan siapapun. Allah tidak rasis, Dia ada 
dibarat dan juga ada ditimur, Ada diatas dan juga ada dibawah, Allah ada dimasa 
sekarang, masa lalu dan masa yang akan datang. Bagi Allah sama saja semuanya, 
Dia meliputi segala sesuatu, dia tidak beranak dan tidak diperanakkan.

Allah tidak memiliki ikatan keluarga dan hubungan khusus dengan siapapun dan 
dari bangsa manapun, tidak dengan orang barat, timur, utara, selatan atau yang 
lainnya. Oleh karena itu tidak masuk akal kalau Tuhan memilih-milih siapa yang 
akan dimurkainya dan siapa yang akan dikasihinya dengan mengabaikan amal 
perbuatan manusia dari golongan tertentu dan menerima amal perbuatan dari 
kelompok yang lain.

Karena hubunga Allah dengan semua manusia adalah sama saja, maka tidak mungkin 
dan tidak masuk akal kalau Allah menerima perbuatan baik dari satu orang dan 
tidak dari orang yang lain. Jika perbuatan baiknya sama maka seyogyanya 
diterima dengan cara yang sama pula berdasarkan perinsip keadilan Illahi..

Kedua, Kebaikan dan keburukan itu hakikatnya ada pada perbuatan tersebut. 
Misalnya kejujuran, berkata-kata sopan, menegakkan keadilan dan lain-lain 
disebut baik karena pada hakikatnya pekerjaan tersebut adalah baik. Demikian 
juga keburukan, seperti mencuri, berbohong, korupsi dan lain-lain disebut buruk 
karena hakikat perbuatan tersebut memang sudah buruk dari sononya (innate). 

Jujur, sopan, menegakkan keadilan disebut baik bukanlah karena Allah 
memerintahkan untuk mengerjakannya. Demikian juga mencuri, rampok, korupsi 
disebut buruk bukanlah karena Allah telah melarangnya.

Dengan memperhatikan alasan kedua ini maka tidak alasan bagi Tuhan untuk 
menolak amalan baik dari seseorang dan menolaknya dari orang yang lain.

Kedua, Tuhan sudah menyatakan didalam Al-quranan pada surat 5 ayat 69 :

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang 
Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan 
hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka 
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” 

Jelas isi al-quran itu tidak terbantahkan lagi bahwa siapa saja yang beramal 
baik akan diterima disisi Tuhan.

Bersambung ke thread berikutnya yang berjudul : Mereka yang disebut orang 
Sholeh yang kaku


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com



  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/



[wanita-muslimah] Siapakah yang akan masuk Surga?

2008-08-23 Terurut Topik Iman K.

Salam...

Menyambung apa yang sudah kita bicarakan  sebelumnya apakah orang-orang yang 
telah berkorban demi kemanusiaan, mempersembahkan ilmu pengetahuan demi 
kemanusian, menolong orang sakit dengan meneliti segala macam obat-obatan demi 
keselamatan manusia, mereka itu semuanya akan masuk neraka karena mereka adalah 
non muslim?

Apakah pribadi-pribadi semacam Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, 
Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, 
Rene Descartes semuanya masuk neraka karena mereka adalah non muslim?

Kita sudah melihat dibahasan sebelumnya bahwa terdapat dua pendapat kelompok 
ekstrim menanggapi permasalahan ini, kelompok pertama adalah dari orang-orang 
sholeh yang kaku, mereka mengutip Alquran surat 3 ayat 85 :

“ Dan Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah 
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang 
yang rugi”

Dengan dalil ayat tersebut, maka orang-orang sholeh yang kaku itu mengatakan 
bahwa yang berhak masuk surga hanyalah orang-orang Islam, selain Islam sesuai 
dengan ayat al-quran tersebut maka semuanya akan masuk neraka tanpa pandang 
bulu, apakah dia itu adalah Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, Isac 
Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, Rene 
Descartes dan lain-lain.

Pendapat kedua muncul dari mereka-mereka yang menyebut dirinya kaum 
intelektual, yakni dari para pemikir kebebasan dan kemanusiaan. Mereka mengutip 
apa yang dikatakan Al-quran pada surat 5 ayat 69 :

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang 
Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada 
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” 

Melihat dua pendapat dengan masing-masing dalil yang mereka kemukakan tersebut, 
maka bagaimanakah kiranya nasib orang-orang yang telah berbuat banyak untuk 
tujuan kemanusiaan tersebut?

Menurut hemat saya, kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu dan kita tidak 
punya hak sama sekali untuk mengatakan secara pasti, apakah si X atau si Y akan 
masuk surga atau neraka, apakah Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, 
Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, 
Rene Descartes akan masuk surga atau neraka.

Yang kita bisa tahu adalah apa yang kita lihat dari perbuatan mereka, menurut 
yang kita lihat dan kita saksikan bahwa mereka sudah berbuat baik dan berbuat 
banyak untuk kemanusian, mereka telah beramal dan menyumbangkan pemikiran untuk 
kemajuan umat manusia. Tetapi mengenai kepastian mutlak apakah mereka akan 
masuk surga atau masuk neraka, maka yang tahu kepastian tersebut hanyalah Allah 
semata.

Hanya Allah yang mengetahui niat semua manusia, hanya Allah lah yang tahu semua 
rahasia dan yang lebih rahasia dari rahasia. Hanya Allah yang tahu apa niat dan 
motivasi seseorang ketika melakukan perbuat baik dan semua amal-amal yang 
mereka lakukan.

Dimasa sekarang kita sering sok menghakimi seseorang, bahwa si X akan masuk 
surga dan si Y akan masuk neraka. Apakah kita memang punya hak dan mampu untuk 
melihat isi hati seseorang? Apakah kita bisa dan mampu untuk mengetahui niat 
seseorang?

Bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak berani sembarangan untuk mengatakan bahwa si 
X akan masuk surga dan si Y akan masuk neraka. Nabi sendiri tidak berani 
menjamin dirinya sendiri akan masuk surga sebagaimana yang di tulis di al-quran 
surat 46 ayat 9 :

“Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku 
tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) 
terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan 
aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.

Dengan demikian, maka semakin teranglah bagi kita bahwa semua perbuatan baik 
akan dicatat dan dibalas oleh Allah, dan semua perbuatan baik itu tidak serta 
merta menempatkan seseorang kedalam surga atau neraka. Semua perbuatan baik itu 
akan disensor secara khusus oleh Allah dari niat mereka. Dan hasil ‘sensor’ 
dari niat manusia tersebut hanya Allah yang tahu hasilnya, apakah yang 
bersangkutan akan dimasukkan kesurga atau ke neraka.

Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com



  Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/



[wanita-muslimah] Awas Operasi Intelijen! Re: [parapemikir] FPI Jempol! Menghajar ngga tanggung2: Ambulan, Kyai, anak2, perempuan s/d orang cacat!

2008-06-02 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Yang saya heran dan tidak habis pikir, kenapa dihampir semua Milist yahoogroups 
pendiskusi-pendiskusi terbaiknya juga ikut TERPROVOKASI dengan operasi 
intelijen semacam ini.

ISYU ORIGINALNYA  adalah stabilitas negara akibat pemerintah menaikkan harga 
BBM. BBM naik melambung tinggi, mencekik rakyat, memancing mahasiswa dan 
masyarakat turun kejalan. Tentara sudah siaga satu untuk jaga-jaga kalau 
terjadi demonstrasi besar-besaran. 

Mengingat peristiwa UNAS kemarin bisa menyulut gelombang demonstrasi yang lebih 
parah, maka 'DIADAKANLAH OBJEK PENGALIHAN PERHATIAN dengan membikin isyu baru, 
yakni mengadu sesama masyarakat dan mengalihkan perhatian dari ISYU SENTRALNYA 
yakni BBM.

Kasus FPI ini sudah jelas tindakan kriminal, dan seharusnya polisi tinggal 
tangkap saja pelakunya. Tetapi tidakkah kita bisa melihat bahwa Polisi 
mengulur-ulur waktu supaya kerusuhan betul-betul terjadi dan orang akan lupa 
isyu sentral  yang sekarang sedang mencekik rakyat.

Bahkan hasil rapat polkam tadi malam di blow up sedemikian rupa supaya 
masyarakat lebih terpengaruh dan melupakan BBM. 

Tuntutan kepada pemeritah harus tegas :

1. Turunkan harga BBM
2. Memberikan jaminan kepastian hukum


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

- Original Message - 
From: wirajhana eka 
To: pra pemikir ; religi ; agama zamanku diskusi 
Sent: Tuesday, June 03, 2008 12:08 AM
Subject: [parapemikir] FPI Jempol! Menghajar ngga tanggung2: Ambulan, Kyai, 
anak2, perempuan s/d orang cacat!


http://www.vhrmedia.com/vhr-news/berita,FPI-Serbu-Aksi-Peringatan-Kelahiran-Pancasila-1809.html

Salah satu tokoh korban yang terkena pukulan adalah Suaedi, Direktur Eksekutif 
Wahid Institute. Ketika penyerangan terjadi, dia berada di tengah-tengah massa 
yang sedang mempersiapkan aksi. Mereka (massa FPI) datang dari arah kanan. 
Saya tidak lari, karena ada istri saya dan beberapa orang tua yang menggunakan 
kursi roda. Dia juga tak luput dari hajaran pasukan berjubah itu, kata Suaedi.

***

01/06/2008 13:46 WIB 
Rusuh Monas, FPI Kejar Ambulans yang Bawa Korban
Moksa Hutasoit - detikcom

Jakarta - Korban akibat amukan massa yang mengenakan atribut FPI terus 
berjatuhan. Upaya pertolongan oleh petugas medis dihalangi orang-orang yang 
bertindak brutal itu.

Pantauan detikcom Minggu (1.6.20908) pukul 13.30 WIB, 3 ambulans yang hendak 
membawa para korban ke rumah sakit terdekat malah dikejar oleh massa.

Mereka tampak memukul-mukulkan kayu ke badan mobil berwarna putih itu. Untung 
saja, ketiga ambulans itu dapat selamat dari amukan massa.

Pukul 13.40 WIB, aksi pemukulan berhasil dihentikan oleh polisi. Massa yang 
berjumlah sekitar 500 orang itu kini dihadang oleh polisi. ( ken / iy )

***

http://www.waspada.co.id/Berita/Nasional/FPI-Bubarkan-Apel-Massa-AKK.html
Kiai Maman Imanulhaq mengaku diinjak dan dipukuli dengan bambu oleh massa FPI. 
Ketika itu antara pukul satu dan setengah dua siang. Kita di Monas untuk aksi 
damai memperingati Hari Kelahiran Pancasila. Tiba-tiba massa FPI sambil 
berteriak bubarkan Ahmadiyah, bubarkan kafir sambil membawa bambu, kata Maman, 
yang ditemui di RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (1/6).

Setelah itu, kata Maman, ada 10 orang dari massa FPI yang mengeroyoknya. 
Mereka memukul muka dan menendang. Setelah itu, saya jatuh diinjak-injak dan 
dipukuli pakai bambu, ujar Maman. 

Akibatnya, dagu Maman mengeluarkan darah. Setelah kejadian itu dirinya tidak 
sadarkan diri. Maman lalu dibawa ke RS Mitra dengan menggunakan taksi. Dagu 
Maman yang luka dijahit 5 jahitan.

***

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/02/1/114777

JAKARTA - Korban kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terhadap 
Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), total 41 
orang dari pengikut Ahmadiyah. 

Korban yang terdiri dari orangtua dan anak-anak, umumnya menderita luka akibat 
pukulan. 

Semua korban akibat serangan FPI terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, dan 
orangtua, ujar Humas Ahmadiyah Yendra Budiyana kepada okezone, di Jakarta, 
Senin (2/6/2008).


Wah, kalo berita yang terakhir ini...mungkin buat FPI lebih terhormat dapat 
menghajar anak2 ibu2 dan orang2 tua dari Umat Ahmadiyah!

Kelihatannya Kalau orang FPI suruh milih mana yang dihajar duluan antara ORANG 
ahmadiyah dan ANJING...maka yang duluan di HAJAR adalah AHMADIYAH!







 


  Yahoo! Toolbar is now powered with Search Assist.Download it now!
http://sg.toolbar.yahoo.com/



[wanita-muslimah] RE: Masyarakat Diimbau tak Lakukan Provokasi - Ada kecenderungan pergeseran isu dari pembubaran Ahmadiyah ke FPI

2008-06-02 Terurut Topik Iman K.

Salam...

Yang saya heran dan tidak habis pikir, kenapa dihampir semua Milist yahoogroups 
pendiskusi-pendiskusi terbaiknya juga ikut TERPROVOKASI dengan operasi 
intelijen semacam ini.

ISYU ORIGINALNYA  adalah stabilitas negara akibat pemerintah menaikkan harga 
BBM. BBM naik melambung tinggi, mencekik rakyat, memancing mahasiswa dan 
masyarakat turun kejalan. Tentara sudah siaga satu untuk jaga-jaga kalau 
terjadi demonstrasi besar-besaran. 

Mengingat peristiwa UNAS kemarin bisa menyulut gelombang demonstrasi yang lebih 
parah, maka 'DIADAKANLAH OBJEK PENGALIHAN PERHATIAN dengan membikin isyu baru, 
yakni mengadu sesama masyarakat dan mengalihkan perhatian dari ISYU SENTRALNYA 
yakni BBM.

Kasus FPI ini sudah jelas tindakan kriminal, dan seharusnya polisi tinggal 
tangkap saja pelakunya. Tetapi tidakkah kita bisa melihat bahwa Polisi 
mengulur-ulur waktu supaya kerusuhan betul-betul terjadi dan orang akan lupa 
isyu sentral  yang sekarang sedang mencekik rakyat.

Tuntutan kepada pemeritah harus tegas :

1. Turunkan harga BBM
2. Memberikan jaminan kepastian hukum


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


--- On Tue, 3/6/08, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:

 From: Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED]
 Subject: RE: Masyarakat Diimbau tak Lakukan Provokasi - Ada kecenderungan  
 pergeseran isu dari pembubaran Ahmadiyah ke FPI
 To: muslim insuffer [EMAIL PROTECTED], H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL 
 PROTECTED], riri cute [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], Haryanto (PSDM) [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], hidayahnet [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED], Budi P [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
 Cc: Gabriela Rantau [EMAIL PROTECTED], Yogi Triyuniardi [EMAIL 
 PROTECTED], muskita wati [EMAIL PROTECTED], Jimmy Okberto [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], RULUTO [EMAIL 
 PROTECTED], Batul [EMAIL PROTECTED], rizal lingga [EMAIL PROTECTED], 
 wirajhana eka [EMAIL PROTECTED], Alexander Soebroto [EMAIL 
 PROTECTED], Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED], hakekat hidup [EMAIL 
 PROTECTED]
 Date: Tuesday, 3 June, 2008, 9:13 AM


 Ini mah Trik KOTOR KAFIR...
 
 
 
 From: muslim insuffer [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, June 03, 2008 9:10 AM
 To: H. M. Nur Abdurrahman; riri cute; Ahmadi Agung;
 [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Haryanto
 (PSDM);
 [EMAIL PROTECTED]; hidayahnet; [EMAIL PROTECTED];
 Budi P;
 [EMAIL PROTECTED]
 Cc: Gabriela Rantau; Yogi Triyuniardi; muskita wati; Jimmy
 Okberto;
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; RULUTO;
 Batul; rizal
 lingga; wirajhana eka; Alexander Soebroto; Ahmad
 Badrudduja; hakekat
 hidup
 Subject: Masyarakat Diimbau tak Lakukan Provokasi - Ada
 kecenderungan
 pergeseran isu dari pembubaran Ahmadiyah ke FPI
 
 
 http://musliminsuffer.wordpress.com/
 
 bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
 In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful
 
 
 === News Update ===
 
 Masyarakat Diimbau tak Lakukan Provokasi 
 
 Ada kecenderungan pergeseran isu dari pembubaran Ahmadiyah
 ke FPI. 
 
 
 JAKARTA -- Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan
 tindakan provokatif
 yang dapat memancing terjadinya kekacauan baru. Bentrokan
 antara massa
 Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan
 Berkeyakinan (AKKBB)
 dengan Front Pembela Islam (FPI) di Monumen Nasional
 (Monas), Ahad (1/6)
 lalu, diharapkan tak meluas dan mengundang reaksi yang
 tidak perlu.
  
  
 ''AKKBB harus mawas diri, menghentikan provokasi,
 dan kemudian jajaran
 NU, Muhammadiyah, sampai ke daerah. Begitu juga dengan FPI,
 tidak usah
 terprovokasi, ini bahaya benar,'' kata Ketua
 Mahkamah Konstitusi (MK),
 Jimly Asshiddiqie, di Jakarta, Senin (2/6).
  
  
 Perubahan demokrasi sepuluh tahun terakhir membutuhkan
 kearifan dalam
 mengungkapkan kebebasan berekspresi. ''Jadi, kalau
 mengekspresikan
 kebebasan yang provokatif, itu juga mengundang reaksi yang
 tidak
 perlu,'' katanya.
  
  
 Salah satu penyebab yang melatari konflik antarumat
 beragama karena
 terlalu menggebu-gebu mengekspresikan kebebasan. Untuk itu,
 Jimly
 mengimbau pemerintah tidak terbawa arus menentukan mana
 pihak yang benar
 dan mana yang salah.
  
  
 Biarkan, katanya, konflik diselesaikan melalui jalur hukum,
 termasuk
 tuntutan pembubaran FPI. Aparat hukum dapat mengambil
 tindakan tegas
 untuk menunjukkan bahwa pemerintah melindungi segenap warga
 sebaik-baiknya. ''Kalau yang mau dibubarkan itu
 parpol, tempatnya di MK.
 Tapi, kalau ormas, di pengadilan biasa.''
  
  
 Jimly khawatir, jika peristiwa di Monas terus berkembang,
 akan terjadi
 adu domba dalam tubuh umat beragama. Padahal, persoalan
 internal umat
 beragama dapat diselesaikan dengan dialog.
  
  
 Dia mencontohkan masalah Ahmadiyah yang disebutnya rumit
 karena tak
 mengakui Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, tapi tetap
 mengklaim
 sebagai Islam. ''Biarlah umat beragama itu sendiri
 yang memutuskan.
 Negara, ya percaya saja

[wanita-muslimah] Kegagalan Tuhan

2008-04-18 Terurut Topik Iman K.
Karena itu, semua ancaman yang ditujukan kepada pendosa seperti : pencuri, 
pendusta, mesum, membunuh, penipu, penindas  dan lain-lain pasti akan 
dieksekusi tanpa pandang bulu dan tidak mungkin batal dan gagal. Satu-satunya 
yang mampu membatalkan eksekusi adalah permohonan tobat dari sipelaku dosa. Dan 
permohonan itupun harus dilakukan sebelum sipelaku itu mati. Kalau tidak, maka 
tidak mungkin terjadi pengampuan dari Allah dan eksekusi pasti dilakukan.

Bagi Mu`tazilah melakukan pengampunan sebelum permohonan tobat itu berarti 
pertanda kegagalan Tuhan dalam melakukan ancaman (wa`id),  dan jika itu terjadi 
maka sama halnya Allah tidak menepati janji (khulf al wa`id) , dan itu adalah 
mustahil bagi Allah.

Selanjutnya baca di :   
http://www.parapemikir.com/articles/6492/1/Memberikan-Balasan/Page1.html

Salam,

Iman K.
www.parapemikir.com




  __ 
Yahoo! Singapore Answers 
Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at 
http://answers.yahoo.com.sg



Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist

2008-04-16 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Rasanya semua pertanyaan yang diajukan kesaya sudah saya balas dimilist ini, 
atau apakah ada yang 'mempersoalkan'  artikel saya dan saya tidak menjawab 
(mendiskusikannya) ?

tolong beritahu saya kalau ada yang terlewatkan :)


Makasih


Salam,

Iman K.
www.parapemikir.com


  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Wednesday, April 16, 2008 1:27 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist


  Oom. Ikutan diskusi kuga dong di milis yg diikuti. Jangan promo komunitas 
icas - paramadina doank :). Sampean kan juga gak mau kalau ada yg jualan kaos 
doank di milis anda :). Hyakakkakaka 






  Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network 

  -Original Message- 
  From: Alexander Soebroto [EMAIL PROTECTED] 

  Date: Wed, 16 Apr 2008 13:44:50 
  To:[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED] 
  Subject: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist 


  Salam,

  Berikut adalah milist baru untuk parapamikir di milist : 

  parapemikir@ mailto:parapemikir%40yahoogroups.com yahoogroups.com 

  untuk bergabung silakan kirim email 
  kosong ke : parapemikir- mailto:parapemikir-subscribe%40yahoogroups.com 
[EMAIL PROTECTED] 

  atau bisa langsung dari situsnya : http://www.parapemi 
http://www.parapemikir.com kir.com (isi email dikotak 'ikut mailing list) 

  Milist ini didirikan oleh beberapa mahasiswa Program Pasca Sarjana ICAS - 
PARAMADINA untuk ajang tukar pikiran, informasi, dan berbagi Pengetahuan Umum , 
Filsafat, Logika, Epistemologi, Teologi, Tasawuf dan HUMOR. 

  Milist ini bukan milist untuk agama tertentu, milist ini adalah milistnya 
parapemikir tentang pemikiran semua agama/budaya/faham/politik/sosial/seni dan 
lain-lain. 

  Nb:Milist ini menjamin TIDAK ADA kata-kata kotor dan aneka caci maki dari 
sesama member. Milist ini PLURAL-BEBAS-DEMOKRATIS. 

  Terimakasih kepada moderatar milist yang telah meloloskan email ini, dan 
selamat bergabung bagi member baru :) 

  Salam, 

  Iman K.
  www.parapemikir.com

  __
  Search, browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel.
  http://sg.travel. http://sg.travel.yahoo.com yahoo.com



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist

2008-04-16 Terurut Topik Iman K.
Iya deh om :)

Maaf kalau ndak bisa komentari thread yang lain, saya lihat dah banyak yang 
jago kementar di milist ini. Saya ikut menyimak juga perdebatan M.A Suryawan 
dengan yang lain-lain itu.

Saya tidak bisa menelusuri semua thread karena setting email saya di sett ke  
web only . (jadi ndak masuk ke email :)  )

Tapi kalau ada yang mempersoalkan tulisan saya, rasa-rasanya semua sudah saya 
reply, dan jika ada yang merasa belum saya reply tolong beritahu saya dan kalau 
bisa kasih cc-nya ke milist [EMAIL PROTECTED]  (lha jadi promosi lagi niy  :) )

Saya seperti autis ? ahh mas-e salah lihat kali?

Lha kalau ada barang baru (milist baru) ndak dikasih tau ketetangga, 
jangan-jangan nanti dibilang sombong ndak ngomong dan ngajak2 tetangga :)
Mas Condro coba intip deh apa yang ada dimilist [EMAIL PROTECTED] , saya 
perhatikan ada juga teman2 dari milist ini yang ikut :) , ntar kalau ndak suka 
tinggal di unscribe lagi aja

mudah toh :)

 
Salam,

Iman K.
www.parapemikir.com


  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Wednesday, April 16, 2008 4:31 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist


  Ikutan komen di thread line, oom. Biar gak serasa autis. Sibuk dgn mainan 
sendiri. 

  :) 




  Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network 

  -Original Message- 
  From: Iman K. [EMAIL PROTECTED] 

  Date: Wed, 16 Apr 2008 15:53:59 
  To:wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist 


  Salam...

  Rasanya semua pertanyaan yang diajukan kesaya sudah saya balas dimilist ini, 
atau apakah ada yang 'mempersoalkan' artikel saya dan saya tidak menjawab 
(mendiskusikannya) ?

  tolong beritahu saya kalau ada yang terlewatkan :)

  Makasih

  Salam,

  Iman K.
  www.parapemikir.com

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Wednesday, April 16, 2008 1:27 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist

  Oom. Ikutan diskusi kuga dong di milis yg diikuti. Jangan promo komunitas 
icas - paramadina doank :). Sampean kan juga gak mau kalau ada yg jualan kaos 
doank di milis anda :). Hyakakkakaka 

  Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network 

  -Original Message- 
  From: Alexander Soebroto alexander_soebroto@ 
mailto:alexander_soebroto%40yahoo.com.sg yahoo.com.sg 

  Date: Wed, 16 Apr 2008 13:44:50 
  To:[EMAIL PROTECTED] mailto:apakabar%40yahoogroups.com s.com, 
Apresiasi-Sastra@ mailto:Apresiasi-Sastra%40yahoogroups.com yahoogroups.com, 
[EMAIL PROTECTED] mailto:bacayo%40yahoogroups.com com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:buku-islam%40yahoogroups.com ups.com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:CitaCinta%40yahoogroups.com ps.com, daarut-tauhiid@ 
mailto:daarut-tauhiid%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:filsafat%40yahoogroups.com s.com, indo-marxist@ 
mailto:indo-marxist%40yahoogroups.com yahoogroups.com, indonesia_damai@ 
mailto:indonesia_damai%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Interdisiplin@ 
mailto:Interdisiplin%40yahoogroups.com yahoogroups.com, islam_liberal@ 
mailto:islam_liberal%40yahoogroups.com yahoogroups.com, islam-kristen@ 
mailto:islam-kristen%40yahoogroups.com yahoogroups.com, IslamNet-ID@ 
mailto:IslamNet-ID%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:jurnalisme%40yahoogroups.com ups.com, keluarga-sakinah@ 
mailto:keluarga-sakinah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:Keluarga02%40yahoogroups.com ups.com, klub-sastra@ 
mailto:klub-sastra%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:kmnu2000%40yahoogroups.com s.com, mencintai-islam@ 
mailto:mencintai-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Muhammadiyah_ 
mailto:Muhammadiyah_Society%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED], 
musyawarah-burung@ mailto:musyawarah-burung%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] mailto:myquran%40yahoogroups.com .com, 
padhang-mbulan@ mailto:padhang-mbulan%40yahoogroups.com yahoogroups.com, 
[EMAIL PROTECTED] mailto:paramadina%40yahoogroups.com ups.com, [EMAIL 
PROTECTED] mailto:pasarbuku%40yahoogroups.com ps.com, PENGAJIAN-KANTOR@ 
mailto:PENGAJIAN-KANTOR%40yahoogroups.com yahoogroups.com, penulislepas@ 
mailto:penulislepas%40yahoogroups.com yahoogroups.com, ResensiBuku@ 
mailto:ResensiBuku%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:sabili%40yahoogroups.com com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:sufi-islam%40yahoogroups.com ups.com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:sukasukamu%40yahoogroups.com ups.com, wanita-muslimah@ 
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, yisc_al-azhar@ 
mailto:yisc_al-azhar%40yahoogroups.com yahoogroups.com, yisc-aktivis@ 
mailto:yisc-aktivis%40yahoogroups.com yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] 
mailto:zamanku%40yahoogroups.com .com 
  Subject: [wanita-muslimah] Parapemikir : Milist 

  Salam,

  Berikut adalah milist baru untuk parapamikir di milist : 

  parapemikir@ mailto:parapemikir%40yahoogroups.com yahoogroups.com

[wanita-muslimah] Pengetahuan Kata

2008-03-27 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Sering dalam berdiskusi, terutama diskusi-diskusi dimilist yahoogroups kita 
kesulitan untuk bersepakat tentang suatu persoalan yang sesungguhnya mudah. 
Persoalan-persoalan mudah tersebut sering menjadi persoalan berlarut-larut 
karena dua hal, pertama karena persoalan teknis, yaitu ketidak mampuan untuk 
membedakan satu kata dengan kata yang lainnya dan satu pernyataan dengan 
pernyataan lainnya. Kedua karena persoalan non teknis, yaitu keinginan untuk 
merpertahankan kecenderungan pribadi, kepentingan kelompok, dan aneka egoisme 
yang lainnya J

 

Selanjutnya  baca di :  
http://www.parapemikir.com/articles/6481/1/Pengetahuan-Kata/Page1.html





Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com

[Non-text portions of this message have been removed]