Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-08 Terurut Topik Ari Condrowahono

tolok ukur universal adalah : semua umat muslim di seluruh dunia percaya 
kalau anak perempuan sudah haid, maka sudah akil baliq.  jadi kalau usia 
12 tahun sudah haid, maka boleh dikawinkan.




H. M. Nur Abdurrahman wrote:

 Chae:
 1. di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan dubur ini
 bersifat universal dan permanen
 .
  - - --
 HMNA:
 1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat
 kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ?
 2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran, bukan
 menururt yang Chae pikir !
 3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut yang 
 Chae
 pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu pikiran
 berlain-lainan.




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-08 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Yang saya tanya bukan tolok ukur yang up to date kepada AC, tetapi menururt
Al-Quran
HMNA

- Original Message - 
From: Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, February 08, 2007 16:09
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia -
Racism



 tolok ukur universal adalah : semua umat muslim di seluruh dunia percaya
 kalau anak perempuan sudah haid, maka sudah akil baliq.  jadi kalau usia
 12 tahun sudah haid, maka boleh dikawinkan.




 H. M. Nur Abdurrahman wrote:
 
  Chae:
  1. di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan dubur ini
  bersifat universal dan permanen
  .
   - - --
  HMNA:
  1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat
  kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ?
  2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran,
bukan
  menururt yang Chae pikir !
  3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut yang
  Chae
  pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu
pikiran
  berlain-lainan.
 



 [Non-text portions of this message have been removed]



 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

 This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
 Yahoo! Groups Links




__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-08 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 HMNA:
 1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat
 kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ?
 2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran,
bukan
 menururt yang Chae pikir !
 3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut
yang Chae
 pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu
pikiran
 berlain-lainan.

Hi Abah;)

1. Qs.7:22, QS.20:121, Qs.24:31

2. Contoh saja ya Abah;), batas penampilan sopan dimana tercantum
dalam Qs.24:31, 4:24

3. QS. 57:25,QS. 4:135, QS. 7:181



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-08 Terurut Topik Dana Pamilih
Sebenarnya ada ahli pendidikan di Inggris yg berpendapat bahwa
definisi dewasanya menurut Islam, yaitu tingkat kematangan biologis,
adalah lebih tepat karena umur kronologis belum tentu menunjukkan
tingkat kematangan yg merata.  Terutama dalam menentukan usia sekolah.

Tetapi barangkali di sini konsepnya ialah apakah kita menginginkan
anak2 kita menikmati masa remajanya sebelum dibebankan tanggung jawab
kedewasaan spt melahirkan dan membesarkan anak? 

Masa remaja utk perempuan ini indah dan masih berguna utk membentuk
kepribadian dan menikmati pendidikan.  Kalau dilewati maka akan
hilanglah kesempatan emas itu.

Makin lama makin jelas bahwa memang merujuk dan memaku ke kehidupan di
abad ke 7 itulah yg menghambat kemajuan umat Islam.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 tolok ukur universal adalah : semua umat muslim di seluruh dunia
percaya 
 kalau anak perempuan sudah haid, maka sudah akil baliq.  jadi kalau
usia 
 12 tahun sudah haid, maka boleh dikawinkan.
 
 
 
 
 H. M. Nur Abdurrahman wrote:
 
  Chae:
  1. di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan
dubur ini
  bersifat universal dan permanen
  .
   - - --
  HMNA:
  1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat
  kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ?
  2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt
Al-Quran, bukan
  menururt yang Chae pikir !
  3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut
yang 
  Chae
  pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu
pikiran
  berlain-lainan.
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-08 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Ayat-ayat [7:22] dan [20:121] hanya menginformasikan Adam dan Hawa menutup
aurat keduanya dengan dedaunan setelah makan buah larangan. Itukan hanya
imajinasi pelukis yang melukiskan Adam dan Hawa menutupi tubuh mereka dengan
dedaunan ! Sedangkan ayat [24:31] lebih memperjelas itu aurat yaitu faraj
(kemaluan), yang ditutup khimar (tutup kepala) yang dipanjangakan sampai ke
dada yaitu bagian menonjol harus ditutup tonjolannya, artinya biar ditutup
kalau masih menonjol, itu masih termasuk aurat, tempat-tempat menempel
perhiasan (telinga) menggantung (leher), melingkarkan di pergelangan tangan
dan kaki.

Pertanyaan no.1 ttg bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya
sebatas alat kelamin dan dubur, hanya dijawab dengan imajinasi pelukis,
sejenis imajinasi pelukis yang melukiskan buraq dengan kepala perempuan
cantik bertubuh kuda semberani.

=

Ayat [7:24] hanya menjelaskan siapa perempuan yang tidak boleh dikawini dan
ttg pemberian mahar, sama sekali tidak menjelaskan tentang kriteria
universal dan lokal, demikian pula . ayat [24:31], seperti dikemukakan di
atas pada no.1 lebih memperjelas aurat, juga  tidak ada kritria universal
dan lokal.

Pertanyaan no.2 ttg apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menurut
Al-Quran, sama sekali tidak dijawab, lain yang ditanya, lain yang dijawab,
lain yang gatal, lain yang digaruk

=

Ayat-ayat [57:25], [4:135], [7:181] mengenai keadilan. Namun keadilan itu
belum cukup untuk dijadikan tolok ukur yang up to date, sebab masing-masing
budaya mempunyai ukuran keadilan yang berbeda tergantung pada landasan
filosofi dari kebudayaan masing-masing. Maka tolok ukur yang up to date
ialah yang berasal dari Yang Maha Adil sendiri. Bacalah ayat [5:8]:

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada taqwa. dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Alhasil menurut Nash, tolok ukur yang tetap up to date adalah taqwa.

Wassalam,
HMNA


- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, February 08, 2007 17:01
Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia -
Racism


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

HMNA:
1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat
kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ?
2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran,
bukan
menururt yang Chae pikir !
3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut
yang Chae
pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu
pikiran
berlain-lainan.

Hi Abah;)

1. Qs.7:22, QS.20:121, Qs.24:31

2. Contoh saja ya Abah;), batas penampilan sopan dimana tercantum
dalam Qs.24:31, 4:24

3. QS. 57:25,QS. 4:135, QS. 7:181

__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


Ralat sikit -= Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-08 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Ada ketinggalan kalimat pendek:
Tertulis:
Itukan hanya imajinasi pelukis yang melukiskan Adam dan Hawa menutupi tubuh
mereka dengan
dedaunan !
Seharusnya:
Itukan hanya imajinasi pelukis yang melukiskan Adam dan Hawa menutupi tubuh
mereka dengan
dedaunan, sebatas alat kelamin dan dubur !
HMNA

- Original Message - 
From: H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, February 08, 2007 21:00
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia -
Racism

Ayat-ayat [7:22] dan [20:121] hanya menginformasikan Adam dan Hawa menutup
aurat keduanya dengan dedaunan setelah makan buah larangan. Itukan hanya
imajinasi pelukis yang melukiskan Adam dan Hawa menutupi tubuh mereka dengan
dedaunan ! Sedangkan ayat [24:31] lebih memperjelas itu aurat yaitu faraj
(kemaluan), yang ditutup khimar (tutup kepala) yang dipanjangakan sampai ke
dada yaitu bagian menonjol harus ditutup tonjolannya, artinya biar ditutup
kalau masih menonjol, itu masih termasuk aurat, tempat-tempat menempel
perhiasan (telinga) menggantung (leher), melingkarkan di pergelangan tangan
dan kaki.

Pertanyaan no.1 ttg bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya
sebatas alat kelamin dan dubur, hanya dijawab dengan imajinasi pelukis,
sejenis imajinasi pelukis yang melukiskan buraq dengan kepala perempuan
cantik bertubuh kuda semberani.

=

Ayat [7:24] hanya menjelaskan siapa perempuan yang tidak boleh dikawini dan
ttg pemberian mahar, sama sekali tidak menjelaskan tentang kriteria
universal dan lokal, demikian pula . ayat [24:31], seperti dikemukakan di
atas pada no.1 lebih memperjelas aurat, juga  tidak ada kritria universal
dan lokal.

Pertanyaan no.2 ttg apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menurut
Al-Quran, sama sekali tidak dijawab, lain yang ditanya, lain yang dijawab,
lain yang gatal, lain yang digaruk

=

Ayat-ayat [57:25], [4:135], [7:181] mengenai keadilan. Namun keadilan itu
belum cukup untuk dijadikan tolok ukur yang up to date, sebab masing-masing
budaya mempunyai ukuran keadilan yang berbeda tergantung pada landasan
filosofi dari kebudayaan masing-masing. Maka tolok ukur yang up to date
ialah yang berasal dari Yang Maha Adil sendiri. Bacalah ayat [5:8]:

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada taqwa. dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Alhasil menurut Nash, tolok ukur yang tetap up to date adalah taqwa.

Wassalam,
HMNA


- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, February 08, 2007 17:01
Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia -
Racism


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

HMNA:
1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat
kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ?
2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran,
bukan
menururt yang Chae pikir !
3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut
yang Chae
pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu
pikiran
berlain-lainan.

Hi Abah;)

1. Qs.7:22, QS.20:121, Qs.24:31

2. Contoh saja ya Abah;), batas penampilan sopan dimana tercantum
dalam Qs.24:31, 4:24

3. QS. 57:25,QS. 4:135, QS. 7:181

__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
Chae,

Dari awal saya menulis ini hanya untuk menunjukkan kedudukan Alquran bagi umat 
yang masih merasa memeluk agama Islam. Jadi, meski kedudukan Alquran sudah 
final, tidak berarti final pula pemahamannya. Mengapa? Karena, di dalam Alquran 
sendiri kita diperintah untuk melakukan tadabur, untuk meng-iqra, sehingga 
kita bisa memahami relasi antara ayat-ayat yang ada di dalam Kitab Alquran dan 
ayat-ayatNya yang berupa alam semesta ini. 

Bila kita bisa memadukan antara ayat-ayatNya yang ada di Kitab Alquran, di alam 
raya, dan di dalam kesadaran kita, maka kita akan bisa hidup di bumiNya ini 
dengan penuh kesejahteraan, atau dengan kata lain baldah thayyibah wa rabb 
ghafuur, yaitu hidup di negeri yang sejahtera (makmur dan aman sentosa, serta 
senantiasa dalam perlindungan Tuhan).

Wassalam,
chodjim




  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 3:08 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  Mungkin yang dimaksud adalah uji materi terhadap tafsir Qur'an yang
  seringkali dicap sebagai sesuatu yang sudah final. Memang Qur'an sudah
  final ini ditegaskan juga dengan tidak akan ada lagi Nabi setelah Nabi
  Muhammad saw jadi tidak ada lagi penerima wahyu sebagaimana Qur'an.

  Hanya saja finalisasi terhadap Qur'an bukan berarti finalisasi
  terhadap tafsir Qur'an. Qur'an adalah aplikasi dari wahyu merupakan
  sesuatu yang hidup, tumbuh kembang dan bergerak dinamis.

  Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu
  yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran
  mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban
  dalam bahasa premanya enggak up to date:)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
  surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa
  Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
  membaca Alquran?
   
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat
  yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
   
   Wassalam,
   chodjim
   
   
   
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
  Indonesia - Racism
   
   
   Bung Chodjim,
   
   Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
   saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
   tanpa adanya proses updating yg formal.
   
   Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
   karena harus dapat terus berkembang.
   
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
   finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
   abad yg lalu.
   
   Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
   mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
   ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
   jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
   marak sbg upaya dan aspirasi

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
100% setuju... :)

Dalam diskusi saya memang tidak ingin terjebak pada keontetikan kitab suci. 
Kalau ini yang didiskusikan, malah tidak produktif dan bukan hanya mbulet.

Tantangan kita sebagai umat Islam dewasa ini ialah bagaimana memberdayakan 
ujaran dan ajaran yang ada di dalam kitab suci itu sebagai paradigma kita 
berbuat dan bertindak sehingga kita bisa turut serta membangun bangsa yang jaya.

Kita tidak boleh a priori seprti Sdr. Noteo, sebab biasanya --sekali lagi, 
biasanya-- orang yang bisanya a priori itu tidak pernah bisa berbuat apa-apa 
untuk kesejahteraan umat manusia, selain hanya bisa  masturi, hahaha

Salam,
chodjim

  - Original Message - 
  From: ariel 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:23 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism




  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
  surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa
  Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
  membaca Alquran?
   
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat
  yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
   
   Wassalam,
   chodjim
   
   

  Pak Chodjim, mungkin bukan sekedar membaca secara baik dan benar
  (seperti pelajaran bahasa ya :P)namun juga menafsirkan dengan baik dan
  benar . Starting pointnya teks adalah suci !. Dan yang didiskusikan
  adalah tafsir yang dibangun bukan keontentikan teks (kalau berbicara
  disekitar ini, sudah dipastikan diskusi akan mbulet :P) . Beberapa
  waktu yang lalu mbak Mia pernah memberikan usul metodologi penafsiran
  atas teks, menurut saya usul mbak Mia sebangun dengan Arkoun Quran is
  subject to historicity (cmiiw). Sayang diskusi ini tidak berlanjut
  (mungkin dulu sudah pernah dibahas secara panjang lebar di WM ?) Kalau
  diperhatikan inti dari sebagian besar diskusi di WM ini selalu terkait
  dengan penafsiran atas teks. Dan ini sudah menjadi masalah klasik
  bukan hanya terjadi sekarang. Pada abad pertengahan Ibn Rushd, Ibn
  Khaldun memberikan pandangan lain terhadap tafsir yang dibangun oleh
  para teolog  fuqaha. Walahuallam.

  Salam,
  -ariel- 



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mas Dana,

Kalau Anda masih ingat tulisan-tulisan saya di WM ini, tentu Anda tahu bahwa 
saya pernah menjelaskan bahwa kemajuan sebuah bangsa itu tidak bisa dilepaskan 
dari beberapa faktor yang mendukungnya.

Suatu bangsa akan maju bila bisa mensinergikan kepercayaan/agama mayoritas 
rakyatnya, kultur bangsa itu, dan penerimaan terhadap ilmu pengetahuan dan 
teknologi yang sedang berjalan.

Daulat Abbasiyah berjaya karena bisa mensinergikan kultur Arab, Islam yang 
dibawa Kanjeng Nabi Muhammad, dan penerimaan ilmu pengetahuan dan teknologi 
yang berasal dari Timur (India, Cina, Nusantara) yang selanjutnya dipadukan 
dengan iptek yang berasal dari Yunani/Romawi.

Eropa Barat (termasuk Amerika) maju karena mereka mensinergikan agama Kristen 
sebagai kepercayaan bangsa Barat, Kultur Eropa yang berasal dari Yunani/Romawi, 
dan penerimaan iptek yang mereka pelajari dari dunia Islam di Andalusia 
(Cordova). Lebih maju lagi setelah bisa meraup modal dari negeri-negeri jajahan 
yang tersebar di Amerika Latin, Asia dan Afrika.

Jepang maju, karena mereka bisa mensinergikan kepercayaan Buddha, dengan kultur 
Shinto dan Kong Huchu, dan iptek dari Barat.

Nah, kalau bangsa Indonesia ingin maju dan bisa bersaing dalam kemajuan, maka 
kita pun harus bisa mensinergikan Islam, kultur Nusantara, dan iptek yang 
sedang berkembang dewasa ini. Kultur Nusantara sebagai landasan pokoknya, 
sedangkan Islam sebagai nilai-nilai yang membingkainya. Maka, kulturlah yang 
membedakan kemajuan Jepang dengan Thailand, meski sama-sama Buddhisnya. 

Jadi, tak ada bangsa yang bisa maju bila meninggalkan kultur/budaya bangsanya. 
Kultur/budaya itu merupakan ibu yang melahirkan yang harus dihormati. Sedangkan 
agama itu seperti nilai/norma bagi perilaku dalam kehidupan. Oleh karena itu, 
harus disinergikan! Bangsa yang meninggalkan agama juga tidak akan bisa maju. 
Cobalah lihat bangsa-bangsa yang maju, pasti tak pernah meninggalkan salah satu 
dari ketiga faktor penentu tersebut.

Nah, agar tidak salah tangkap... :), maka kita pun harus memahami masing-masing 
faktor tersebut secara terbuka dan disertai wawasan yang luas. Misalnya, yang 
termasuk dalam IPTEK adalah tatacara pemerintahan yang dilandasi ilmu 
pemerintahan dan penerapan pemerintahan yang baik yang bisa bersaing di era 
modern ini seperti penegakan demokrasi di segala bidang kehidupan dan penegakan 
hukum.

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, February 06, 2007 9:37 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  Mas Chodjim

  Betul memang tidak ada korelasi yg pasti antara agama dan kemajuan
  bangsa. Artinya kemajuan bangsa itu independen dari agama yg dianut
  rakyatnya. Berarti ada unsur2 non-agama yg sebenarnya lebih berperan
  dalam memajukan bangsa. Unsur2 non-agama ini yg perlu kita
  identifikasi apa saja. 

  Selama ini yg berkutat mencari solusi melalui agama ternyata tidak ada
  hasilnya atau sangat runyam dan berdarah hasilnya. Malah yg mencari
  solusi tanpa agama hasilnya lebih baik. Tanpa agama tidak berarti
  anti-agama. Cuma agama diletakkan diarena pribadi bukan arena publik.

  Buang-buang waktukah mencari solusi melalui agama?

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
  surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
Apakabar Sdr. Noteo,

Weleh.., weleh..., saya baru tahu lho kalau kitab suci Noteo itu mbelgedes.
:-D

Oleh karena itu, tolong dipahami secara utuh. Saya tentunya tidak pernah 
memfantasikan agama sebagai media yang (pernah) menyelesaikan permasalahan 
kehidupan. Saya hanyalah hendak mendudukkan fungsi kitab suci bagi orang-orang 
yang beragama. Dan, ini sebuah realitas!! 

Jika kita ingin membawa Indonesia sebagai negeri yang maju dan bisa bersaing 
dalam kehidupan ini, maka salah total kalau kita menyingkirkan agama dari 
bangsa ini. Alih-alih kita bisa berbuat sesuatu untuk kemajuan, kita malah 
menciptakan konflik yang tak berujung dalam kehidupan bermasyarakat.

Semoga Anda tertuntun oleh kitab suci mbelgedes... :))

chodjim


  - Original Message - 
  From: noteokrasi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 12:07 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, 
  bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang 
  pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  

  Ternyata diskusi di sini masih berkisar pada hal yang sama yakni 
  memuaskan diri sendiri dengan cara memuji-muji kitab yang disuci-
  sucikan. Ini tidak lebih dari kegiatan 'group masturbation' yang 
  memfantasikan agama sebagai media (atau bahkan sebagai gaya hidup) 
  yang (pernah) menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia. 

  Kita semua tahu bhw kitab (yang disucikan oleh) siapapun tidak/belum 
  pernah bisa menjadi penentu maju tidaknya sebuah bangsa dan peradaban. 

  Salam mbelgedes,
  Noteo



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Chae

Mba Ling, tidak hanya terjadi pada umat kristen tentang penurunan
kualitas ibadah. Pada umat lainya juga begitu semisal umat Islam
sendiri..kira-kira berapa persen yang masih tetap pergi ke mesjid
untuk sholat dan mengaji/membaca Qur'an. Yang saya tahu kegiatan
ibadah meningkat pada momen2 tertentu seperti sholat jum'at, bulan
ramadha. Begitu juga dengan umat kristen yang meningkat kualitas
ibadahnya pada hari sabtu atau minggu dan juga menjelang natal.

Sebenarnya ada persamaan dalam mengumpulkan manuscrip Qur'an dan
bibel, hanya ada kelebihan dalam Qur'an karena buday menghafal dan
juga kesuksesan Nabi dalam membina umat sehingga banyak dari para
sahabat yang bisa menjadi sumber untuk mengumpulkan manuscrip Qur'an.

Berbeda dengan bibel, dimana boleh dibilang Nabi Isa as kurang waktu
atau boleh dibilang rada2 gatot dalam hal membina umatnya. Dan hanya
sedikit para sahabat yang bisa dijadikan sumber untuk mengumpulkan
manuscrip bibel. Karena situasi dan kondisi justru para sumber
manuscrip bibel banyak yang bersembunyi dan melindungi diri mereka
dari bahaya yang mengancam jiwa mereka. Ini menimbulkan konsekwensi
bahwa pengumpulan manuscrip bibel sendiri belumlah final/komplit.
Sumber-sumber baru seringkali bermunculan seperti contohnya ditemukan
gulungan dari laut mati.

Kemudian ada masalah lain yang melingkup manuscrip Qur'an dan bibel
yaitu subjectivitas si sumber terhadap kedua kita suci tsb. Didalam
sejarah Qur'an, subjectivitas sumber berusaha sedemikian rupa di
eliminasi dengan mengilangkan versi2 Qur'an yang lainya pada zaman
khalifah usman. sehingga hanya ada satu versi Qur'an.

Berbeda dengan Qur'an, pada konsili nicea tahun 350 masehi (kalau saya
tidak salah) terjadi juga penghapusan terhadap sekian banyak versi
bibel untuk menghilangkan berbagai macam versi subjectivitas. Hanya
saja versi yang diakui masih bermacam-macam, minimal 4 yang diakui
oleh sebagian besar umat kristen yaitu markus, yohanes, mathius dan
lukas. Kemudian ditambah dengan perjanjian lama.

Sebenarnya kalau mau jujur ada kasus Comma Johanneum didalam umat
Islam sendiri semisal batasan penampilan kesopanan dari perempuan
dimana Qur'an tidak menetapkan secara absolut tapi di absolutkan oleh
sebagian besar umat Islam yang di nyatakan sebagai bersumber dari
Qur'an pada bersumber dari hadist yang bersifat dhoif pula.

Mba Lina,

Banyak terjadi re-konstruksi terhadap tafsir bibel sehingga
orang-orang kristen menjadi umat yang pertama dalam menghapuskan
perbudakan, mengeliminasi distriminasi gender, pembahruan terhadap
alam dan sumber daya alam. Meningkatkan kualitas manusia dan
menjungjung tinggi Hak asasi setiap manusia.

Sebenarnya jika kita, umat Islam mau berintropeksi diri, melihat
kesalahan2 didalam diri kita sendiri maka akan muncul kesadaran untuk
menyadari kelemahan manusia dari menginterpretasikan ktiab suci
sehingga sudah sesuatu yang mutlak untuk me-rekonstruksi tafsir kita
terhadap kitab suci.

Golongan pertama umat Islam yaitu para sahabat Nabi Muhmmad saw, juga
tertorehkan dalam sejarah terjadi saling bunuh antar sahabat, adanya
kecurangan,permusuhan, adanya intrik2 kekuasaan, KKN, Nepotisme dll.
Adanya pemimpin yang baik dan juga adanya pemimpin yang kurang baik.

Kita sekarang ini tidak sekedar berfantasi tentang kehebatan umat
Islam dijaman dulu, tapi alangkah lebih baik kita belajar dari
keselahan mereka dan juga mengambil hikmah dari keberhasilan mereka.
Kita ini umat yang tengah sudah sepatutnya melihat segala sesuatu
secara adil baik sisi baiknya maupun sisi buruknya.

 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka 
 sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam 
 umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin 
 ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? 
 Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya 
 kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.
 
 Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah 
 menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa 
 merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya 
 saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada 
 dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau 
 dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.
 
 Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab 
 Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai 
 penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah 
 Kristen, hal ini diperbolehkan.
 Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?
 
 Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh 
 dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.
 
 Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah 
 menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan 
 golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Chae
Mba Lina,

Yang membuat tafsir terhadap Qur'an adalah manusia,artinya tafsir
Qur'an adalah produk manusia...yang namanya produk manusia jelas ada
masa expirynya alias tidak up to date, kecuali di up date setiap saat
alias di lakukan re-konstruksi terhadap tafsir itu sendiri.

Sedangkan peradaban senatiasa berkembang mengikuti perkembangan
teknologi, meningkatnya daya cipta kreasi manusia. Dan ini tidak bisa
disamakan dengan adanya kerusakan nilai-nilai moral.

Kerusakan nilai2 moral jelas sesuatu yang salah, tapi perubahan
peradaban adalah sesuatu yang pasti, seperti yang dibilang bahwa
sesuatu yang tetap adalah perubahan itu sendiri.

Mba Lina, di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan
dubur ini bersifat universal dan permanen sampai kapan pun demikian.
Yang bersifat lokal dan temporal adalah cara berpenampilan manusia
atau batas kesopanan. Dulu batas kesopanan di papua hanya memakai
koteka bagi laki-laki dan rumbai2 bagi perempuan, seiring dengan
perubahan dan perkembangan peradaban maka batas kesopanan pun berubah.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir 
 tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa 
 yang tidak?
 
 Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran 
 AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan 
 antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. 
 Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang 
 mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek.
 
 Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan 
 siapa yang tidak?
 
 Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek 
 supaya dapat dikatakan up to date?
 
 Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban 
 memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan 
 dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu?
 
 wassalam, 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
  Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai 
 sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya 
 keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan 
 dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:)
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan 
 oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat 
 satu
  surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di 
 QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab 
 (Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah 
 adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis 
 tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis 
 merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada 
 Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika 
 Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
 saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
 bahwa
  Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
  membaca Alquran?
   
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
 ayat
  yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
   
   Wassalam,
   chodjim
   
   
   
 - Original Message - 
 From: Dana Pamilih 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
  Indonesia - Racism
   
   
 Bung Chodjim,
   
 Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak 
 mempermasalahkannya. Yg
 saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu 
 pedoman
 tanpa adanya

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Chae
Mungkin yang dimaksud adalah uji materi terhadap tafsir Qur'an yang
seringkali dicap sebagai sesuatu yang sudah final. Memang Qur'an sudah
final ini ditegaskan juga dengan tidak akan ada lagi Nabi setelah Nabi
Muhammad saw jadi tidak ada lagi penerima wahyu sebagaimana Qur'an.

Hanya saja finalisasi terhadap Qur'an bukan berarti finalisasi
terhadap tafsir Qur'an. Qur'an adalah aplikasi dari wahyu merupakan
sesuatu yang hidup, tumbuh kembang dan bergerak dinamis.

Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu
yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran
mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban
dalam bahasa premanya enggak up to date:)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
surat tandingan.
 
 Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
ayat pun.
 
 Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
 
 Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
perkembangan sejarah masyarakat Islam.
 
 Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
tak maju-maju, meski kitabnya sama.
 
 Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
 bertanya: dimana missing linknya?
 
 Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa
Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
membaca Alquran?
 
 Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat
yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
   Bung Chodjim,
 
   Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
   saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
   tanpa adanya proses updating yg formal.
 
   Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
   karena harus dapat terus berkembang.
 
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
   finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
   abad yg lalu.
 
   Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
   mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
   ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
   jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
   marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
 
   Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
   mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
   Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
   dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
   tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
 
   Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
   bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
   menurut bung Chodjim paling optimal.
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
   wrote:
   
Mas Dana,

Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
   ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
   manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
   pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
   apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
   bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
   Ching bagi yang Taoisme

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan
/milyaran muslim telah 
  membaca Alquran?
   
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan 
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra 
pada 
  ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat 
Islam.
   
   Wassalam,
   chodjim
   
   
   
 - Original Message - 
 From: Dana Pamilih 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di 
  Indonesia - Racism
   
   
 Bung Chodjim,
   
 Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak 
mempermasalahkannya. 
  Yg
 saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan 
suatu 
  pedoman
 tanpa adanya proses updating yg formal.
   
 Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat 
difinalkan
 karena harus dapat terus berkembang.
   
 Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam 
  karena
 finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu 
kembali 
  ke 14
 abad yg lalu.
   
 Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
 mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan 
  terjadinya
 ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi 
  sebanyak
 jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan 
hadits 
  jadi
 marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu 
pedoman?
   
 Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, 
bukannya 
  saya
 mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar 
utility 
  dari
 Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 
sudah
 dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu 
ratusan
 tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka 
tentu 
  saya
 bertanya: dimana missing linknya?
   
 Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas 
sebebasnya 
  spt
 bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada 
model yg
 menurut bung Chodjim paling optimal.
   
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
  chodjim@
 wrote:
 
  Mas Dana,
  
  Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada 
  dalam hal
 ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. 
  Setiap
 manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud 
dengan
 pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti 
  memihak
 apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh 
karena 
  itu,
 bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang 
Buddha, 
  Tao te
 Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible 
bagi 
  yang
 Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi 
  yang Islam.
  
  Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. 
  Sedangkan
 para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya 
  sendiri,
 yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.
  
  Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini 
termasuk 
  Mas
 Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama 
  Islam.
  
  Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan 
wahyu 
  semata.
 Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam 
Alquran (QS
 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada 
manusia. 
  Makanya,
 kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa 
yang 
  ada di
 dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, 
bahasa 
  yang
 digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia 
adalah wahyu, 
  bukan
 bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah 
  akhirnya
 manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53).
  
  Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah 
  menerima
 wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi 
  Alquran
 oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang 
  mengaku
 beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita 
beranggapan 
  Alquran
 belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan 
  konsekuensi
 logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. 
  
  Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan 
umat?
 Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam 
  semesta
 maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita 
  memohon
 petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala 
  sesuatunya
 berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada 
Dia 
  dalam
 membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan 
setan 
  terkutuk.
  
  Wassalam,
  chodjim
  
  
  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
 Indonesia - Racism
  
  
  Salam kembali,
  
  Ada rantai putus

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik jano ko
 
 merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam.
  
  Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab 
 sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. 
 Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa 
 Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika 
 Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama.
  
  Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
 saya
  bertanya: dimana missing linknya?
  
  Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya 
 beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara 
 terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran 
 awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
 bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana 
 sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah 
 membaca Alquran?
  
  Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan 
 Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
 ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  
  Wassalam,
  chodjim
  
  
  
  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di 
 Indonesia - Racism
  
  
  Bung Chodjim,
  
  Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. 
 Yg
  saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu 
 pedoman
  tanpa adanya proses updating yg formal.
  
  Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
  karena harus dapat terus berkembang.
  
  Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam 
 karena
  finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali 
 ke 14
  abad yg lalu.
  
  Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
  mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan 
 terjadinya
  ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi 
 sebanyak
  jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits 
 jadi
  marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
  
  Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya 
 saya
  mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility 
 dari
  Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
  dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
  tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
 saya
  bertanya: dimana missing linknya?
  
  Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya 
 spt
  bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
  menurut bung Chodjim paling optimal.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
 chodjim@
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada 
 dalam hal
  ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. 
 Setiap
  manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
  pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti 
 memihak
  apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena 
 itu,
  bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, 
 Tao te
  Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi 
 yang
  Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi 
 yang Islam.
   
   Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. 
 Sedangkan
  para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya 
 sendiri,
  yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.
   
   Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk 
 Mas
  Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama 
 Islam.
   
   Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu 
 semata.
  Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS
  42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. 
 Makanya,
  kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang 
 ada di
  dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa 
 yang
  digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, 
 bukan
  bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah 
 akhirnya
  manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53).
   
   Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah 
 menerima
  wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi 
 Alquran
  oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang 
 mengaku
  beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan 
 Alquran
  belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan 
 konsekuensi
  logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. 
   
   Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat?
  Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam 
 semesta
  maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita 
 memohon
  petunjuk kepada Dia

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
mbak Lina,

kitab suci tuh apa sih ?

1. kumpulan berbagai petuah, ada yg dari si guru, ada yg dari 
penulisnya, ada yg dianggap dari nabi, ada yg dianggap pernah diucapkan 
oleh tuhan.  hampir semua penulisannya selama proses ratusan tahun.  
cuma al qur'an saja yg mengklaim persis sama dgn yg diucapkan tuhan 
lewat nabi.

2. itupun ada rame rame politik dalam proses kodifikasi al qur'an, 
semacam mushaf ibnu abbas malah gak dipakai [padahal dalam hadits, 
beliau yg dianggap paling punya otoritas dalam hapalan dan bacaan al 
qur'an].  yg heran, kenapa bisa ada hadits hadits yg dianggap ucapan 
tuhan, namun masuknya malah jadi hadits.  juga ada ayat ayat yg 
dihapuskan.  how come ?  itu kalau mau kritis yah.

jadi kesimpulan saya sih :

nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal sulam.  yg 
bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg sudah 
super duper mengkultuskan.  ujungnya kitab bukan lagi sebagai guidance.  
tapi sudah menjadi berhala baru.  bahkan hadits jadi berhala, tafsir 
jadi berhala.  naudzubillah min dzalik.

lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, mengawinkan 
anak di usia 12 tahun juga dianggap islami.





Lina Dahlan wrote:

 Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka
 sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam
 umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin
 ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik?
 Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya
 kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.

 Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah
 menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa
 merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya
 saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada
 dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau
 dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.

 Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab
 Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai
 penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah
 Kristen, hal ini diperbolehkan.
 Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?

 Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh
 dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.

 Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah
 menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan
 golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan
 merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang
 seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan besar.

 Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang
 tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb.

 wassalam,




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan
UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir 
tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa 
yang tidak?

Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran 
AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan 
antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. 
Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang 
mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek.

Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan 
siapa yang tidak?

Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek 
supaya dapat dikatakan up to date?

Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban 
memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan 
dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu?

wassalam, 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai 
sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya 
keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan 
dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:)
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
 wrote:
 
  Mas Dana,
  
  Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
 terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
 tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan 
oleh
 Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat 
satu
 surat tandingan.
  
  Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di 
QS
 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
 ayat pun.
  
  Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
 menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
 Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
 diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab 
(Bibel)?
  
  Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah 
adanya
 Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis 
tak
 ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis 
merupakan
 perkembangan sejarah masyarakat Islam.
  
  Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
 sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada 
Tipitakanya.
 Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
 Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika 
Kristen
 tak maju-maju, meski kitabnya sama.
  
  Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
saya
  bertanya: dimana missing linknya?
  
  Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
 beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
 terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
 awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
bahwa
 Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
 sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
 membaca Alquran?
  
  Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
 Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
ayat
 yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  
  Wassalam,
  chodjim
  
  
  
- Original Message - 
From: Dana Pamilih 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
 Indonesia - Racism
  
  
Bung Chodjim,
  
Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak 
mempermasalahkannya. Yg
saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu 
pedoman
tanpa adanya proses updating yg formal.
  
Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat 
difinalkan
karena harus dapat terus berkembang.
  
Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam 
karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali 
ke 14
abad yg lalu.
  
Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan 
terjadinya
ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi 
sebanyak
jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits 
jadi
marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
  
Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, 
bukannya saya
mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar 
utility dari
Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 
sudah
dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu 
ratusan
tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka 
tentu saya
bertanya: dimana missing linknya?
  
Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas 
sebebasnya spt
bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model 
yg
menurut bung Chodjim

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan
Yang wrong ya tetap wrong! 
1)Kitab suci yang ditambal sulam ya wrong! (karena gak ada Sifat 
Tuhan Yang Maha Penjahit)
2)Super duper mengkultuskan kitab suci sehingga tidak dipakai sbg 
guidance juga wrong!
3) Hadist jadi berhala juga wrong!
4) Mendukung perbudakan juga wrong!
5) Menganggap islami mengawinkan anak diusia 12 tahun jg wrong!

apalagi hayooo...

Gitu aja kok repot!

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal 
sulam.  yg 
 bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg 
sudah 
 super duper mengkultuskan.  ujungnya kitab bukan lagi sebagai 
guidance.  
 tapi sudah menjadi berhala baru.  bahkan hadits jadi berhala, 
tafsir 
 jadi berhala.  naudzubillah min dzalik.
 
 lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, 
mengawinkan 
 anak di usia 12 tahun juga dianggap islami.
 
 
 
 
 
 Lina Dahlan wrote:
 
  Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka
  sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi 
dalam
  umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih 
rajin
  ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi 
agnostik?
  Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya
  kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.
 
  Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah
  menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa
  merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)
nya
  saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang 
ada
  dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau
  dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.
 
  Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab
  Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai
  penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah
  Kristen, hal ini diperbolehkan.
  Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?
 
  Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh
  dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.
 
  Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah
  menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan
  golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an 
mengatakan
  merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang
  seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan 
besar.
 
  Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang
  tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb.
 
  wassalam,
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. ttg peradaban brengsek, justrukalau baca freaconomics, diinformasikan 
statistik kejahatan secara umum di amerka yg justru turun besar besaran 
selama dekade terakhir.

2. kalo mau bandingin dekade brengsek tuh waktu jaman chicago dikuasai 
bandit model al capone.

3. di freaconomics juga dikatakan bahwa turunnya statistik kriminal 
secara masal adalah karena diperbolehkannya upaya pengguguran kandungan 
secara legal di tahun 80an.  si ibu yg pro choice ini belakangan justru 
jadi aktivis prokreasi.  sebelumnya di sini juga sempat di posting 
tentang teori jendela pecah atau breaking window, well, freakonomics 
jelas jelas menentang teori ini dengan tohokan telak.

selanjutnya silakan dibaca detailnya freaconomics.




Lina Dahlan wrote:

 UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir
 tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa
 yang tidak?

 Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran
 AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan
 antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya.
 Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang
 mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek.

 Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan
 siapa yang tidak?

 Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek
 supaya dapat dikatakan up to date?

 Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban
 memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan
 dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu?

 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae
 chairunisa_ mahadewi@ ... wrote:
  Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai
 sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya
 keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan
 dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:)
 
 
  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
  wrote:
  
   Mas Dana,
  
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan
 oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat
 satu
  surat tandingan.
  
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di
 QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
  
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab
 (Bibel)?
  
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah
 adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis
 tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis
 merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
  
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada
 Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika
 Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
  
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu
 saya
   bertanya: dimana missing linknya?
  
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan
 bahwa
  Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
  membaca Alquran?
  
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada
 ayat
  yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  
   Wassalam,
   chodjim
  
  
  
   - Original Message -
   From: Dana Pamilih
   To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
  Indonesia - Racism
  
  
   Bung Chodjim,
  
   Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak
 mempermasalahkannya . Yg
   saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu
 pedoman
   tanpa adanya proses updating yg formal.
  
   Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat
 difinalkan
   karena harus dapat terus berkembang.
  
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam
 karena
   finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali
 ke 14
   abad yg lalu

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. ada yg kurang/nanggung mbak.

kenapa gak sekalian mengkafirkan semua yg dianggap beda  :D
dan sekalian mengagulkan diri sebagai puncak kebenaran.

2. sekalian mbak, gak usah nanggung nanggung.  paling enak kalau di 
posisi top kok.  posisi sampean kan emang orang lain, apalagi agama 
lain, gak ada benernya sama sekali.  asik asik aja sih :D  apalagi kalau 
diucapkan di jalan jalan pake megaphone.

===
a.
untuk dua hal diatas, sudah saya katakan, bahwa cara pandang umat islam 
thd cara turunnya kitab suci pemeluk agama lain, sangat sempit.  sanat 
terbatas, karena yah, ngerti dan memahami, serta memberikan simpatinya 
cuman sebatas apa yg ada dalam ajaran sendiri.  gak bisa empati, proses 
berbeda yg ada di tempat lain.  padahal kalo mau itung itungan, cara 
turunnya wahyu ke ghulam ahmad kan mirip mirip sama yg turun ke nabi.  
yg turun ke pendeta pendeta kristen, dan banyak agama baru [kayak agama 
lia aminudin atau islam ala jamaah Rufaqa nya imam ashaari at tamimi dan 
gina puspita] banyak yg mirip juga.  dan seperti biasa, gak bakalan ada 
yg diakui. [ya iyalah, seperti biasa problema umat islam gitu lho ...]
===
b. kalo dalam posisi sekarang, udah jelas kitab suci juga gak dirubah 
rubah. trus ngapain juga, ketika ada yg menggugat penafsiran, lalu ada 
sekian banyak yg protes ?  padahal dalam tafsir ibnu katsir, jelas jelas 
banyak pandangan patriarkhis dan melanggar HAM.  contoh paling jelas, 
orang agama selain islam, gak boleh mendirikan tempat ibadah, kehidupan 
beribadah mereka ndak boleh ditampilkan di umum, harus ngumpet ngumpet, 
kehidupan mereka juga dipersulit dengan berbagai cara yg jaman sekarang 
ini gak rasional, mereka dipaksa pula ikut aturan hukum islam, meskipun 
katanya mereka dilindungi, jaman dulu ketika lagi rame merangsek ke 
bizantium, gereja mereka, icon dan patungnya dihancurkan semua [apa 
hubungannya coba agama islam kok ikutan ngurusin agam lain sampai segitu 
rupa detilnya ?  bukannya sama aja denan penjajahan tuh. 

dan inilah corak tafsir yg selalu dipegang oleh orang MMI kayak fauzan 
al anshori dan orang DDII.
===



3. untuk tanggapan nomer 2 dan nomer 3, silakan diucapkan pada kaum 
salafi dan DDII
4. untuk tanggapan nomer 4, silakan diucapkan pada kaum wahabi juga. di 
saudi mereka melarang penghapusan masalah perbudakan dari buku sekolah.
5. untuk tanggapan nomer 5, silakan diucapkan pada teman teman di milis 
insist, yg jebolan istac iium, seperti adian husaini, syamsudin arif, 
hamid fahmi zarkasyi




Lina Dahlan wrote:

 Yang wrong ya tetap wrong!
 1)Kitab suci yang ditambal sulam ya wrong! (karena gak ada Sifat
 Tuhan Yang Maha Penjahit)
 2)Super duper mengkultuskan kitab suci sehingga tidak dipakai sbg
 guidance juga wrong!
 3) Hadist jadi berhala juga wrong!
 4) Mendukung perbudakan juga wrong!
 5) Menganggap islami mengawinkan anak diusia 12 tahun jg wrong!

 apalagi hayooo...

 Gitu aja kok repot!

 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono
 [EMAIL PROTECTED] . wrote:
 
  nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal
 sulam. yg
  bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg
 sudah
  super duper mengkultuskan. ujungnya kitab bukan lagi sebagai
 guidance.
  tapi sudah menjadi berhala baru. bahkan hadits jadi berhala,
 tafsir
  jadi berhala. naudzubillah min dzalik.
 
  lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung,
 mengawinkan
  anak di usia 12 tahun juga dianggap islami.
 
 
 
 
 
  Lina Dahlan wrote:
  
   Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka
   sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi
 dalam
   umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih
 rajin
   ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi
 agnostik?
   Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya
   kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.
  
   Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah
   menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa
   merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)
 nya
   saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang
 ada
   dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau
   dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.
  
   Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab
   Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai
   penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah
   Kristen, hal ini diperbolehkan.
   Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?
  
   Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh
   dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.
  
   Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah
   menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan
   golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an
 mengatakan
   merekalah 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Dana Pamilih
   Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada
  ayat
   yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
   
Wassalam,
chodjim
   
   
   
- Original Message -
From: Dana Pamilih
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
   Indonesia - Racism
   
   
Bung Chodjim,
   
Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak
  mempermasalahkannya . Yg
saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu
  pedoman
tanpa adanya proses updating yg formal.
   
Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat
  difinalkan
karena harus dapat terus berkembang.
   
Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam
  karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali
  ke 14
abad yg lalu.
   
Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan
  terjadinya
ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi
  sebanyak
jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits
  jadi
marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
   
Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya,
  bukannya saya
mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar
  utility dari
Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2
  sudah
dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu
  ratusan
tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka
  tentu saya
bertanya: dimana missing linknya?
   
Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas
  sebebasnya spt
bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model
  yg
menurut bung Chodjim paling optimal.
   
--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Achmad Chodjim
  chodjim@
wrote:

 Mas Dana,

 Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada
  dalam hal
ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan.
  Setiap
manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti
  memihak
apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh
  karena itu,
bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang
  Buddha, Tao te
Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible
  bagi yang
Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi
  yang
   Islam.

 Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci.
  Sedangkan
para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya
  sendiri,
yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.

 Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk
  Mas
Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama
  Islam.

 Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu
  semata.
Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran
  (QS
42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia.
  Makanya,
kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa
  yang ada di
dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim . Nah,
  bahasa yang
digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu,
  bukan
bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah
  akhirnya
manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53).

 Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah
  menerima
wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi
  Alquran
oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang
  mengaku
beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan
  Alquran
belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan
  konsekuensi
logisnya bukanlah orang yang beragama Islam.

 Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat?
Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam
  semesta
maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita
  memohon
petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala
  sesuatunya
berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia
  dalam
membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan
  setan
   terkutuk.

 Wassalam,
 chodjim


 - Original Message -
 From: Dana Pamilih
 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism


 Salam kembali,

 Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus
  final
 tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup
  dan

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-06 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mas Dana,

Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab 
Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda 
ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda 
diperintah untuk membuat satu surat tandingan.

Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 
disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun.

Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap 
kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak 
memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga 
merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?

Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci 
Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya 
dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah 
masyarakat Islam.

Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah 
Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang 
mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah 
final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama.

Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
bertanya: dimana missing linknya?

Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam 
memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan 
disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 
25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? 
Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim 
telah membaca Alquran?

Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan 
karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali 
diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.

Wassalam,
chodjim



  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  Bung Chodjim,

  Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
  saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
  tanpa adanya proses updating yg formal.

  Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
  karena harus dapat terus berkembang.

  Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
  finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
  abad yg lalu.

  Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
  mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
  ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
  jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
  marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?

  Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
  mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
  Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
  dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
  tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
  bertanya: dimana missing linknya?

  Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
  bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
  menurut bung Chodjim paling optimal.

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
  ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
  manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
  pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
  apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
  bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
  Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang
  Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam.
   
   Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan
  para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri,
  yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.
   
   Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas
  Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam.
   
   Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata.
  Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS
  42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya,
  kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di
  dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang
  digunakan Allah untuk berbicara

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-06 Terurut Topik Dana Pamilih
Mas Chodjim

Betul memang tidak ada korelasi yg pasti antara agama dan kemajuan
bangsa.  Artinya kemajuan bangsa itu independen dari agama yg dianut
rakyatnya.  Berarti ada unsur2 non-agama yg sebenarnya lebih berperan
dalam memajukan bangsa.  Unsur2 non-agama ini yg perlu kita
identifikasi apa saja.  

Selama ini yg berkutat mencari solusi melalui agama ternyata tidak ada
hasilnya atau sangat runyam dan berdarah hasilnya.  Malah yg mencari
solusi tanpa agama hasilnya lebih baik.  Tanpa agama tidak berarti
anti-agama.  Cuma agama diletakkan diarena pribadi bukan arena publik.

Buang-buang waktukah mencari solusi melalui agama?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
surat tandingan.
 
 Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
ayat pun.
 
 Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
 
 Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
perkembangan sejarah masyarakat Islam.
 
 Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
tak maju-maju, meski kitabnya sama.
 
 Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
 bertanya: dimana missing linknya?
 
 Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa
Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
membaca Alquran?
 
 Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat
yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
   Bung Chodjim,
 
   Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
   saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
   tanpa adanya proses updating yg formal.
 
   Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
   karena harus dapat terus berkembang.
 
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
   finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
   abad yg lalu.
 
   Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
   mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
   ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
   jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
   marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
 
   Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
   mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
   Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
   dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
   tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
 
   Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
   bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
   menurut bung Chodjim paling optimal.
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
   wrote:
   
Mas Dana,

Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
   ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
   manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
   pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
   apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
   bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
   Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang
   Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-06 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Maaf nimbrung,
dari agama-agama yang saya pelajari, masing-masing mempunyai unsur
eksklusivitas yang antara lain berciri, bahwa yang benar adalah
kelompok/agamanya sendiri, sementara yang lain adalah salah/sesat,
yang salah wajib diperangi/disadarkan, adanya klaim bahwa sesuatu yang
di atas kuasa manusia (tuhan, dewa, dll) berpihak kepada
kelompok/agama tersebut, dan menentang pihak lain. jika masing-masing
agama dikembangkan dari perasaan ekslusif semacam ini, maka timbullah
pertentangan dan perpecahan satu sama lain, antar kelompok agama.

pembicaraan yang terbuka antar agama bukan diarahkan untuk mencari
siapa yang benar (karena kembalinya pasti kepada sikap eksklusivitas
dan kemudian pertentangan/perpecahan antar agama) tapi lebih kepada
mencari titik persamaaan / common denominator yang bisa disepakati
bersama. Kalau dalam Islam, paling tidak kita bisa bekerja sama dengan
non-muslim dalam soal-soal muamalah. Hal ini yang menurut saya perlu
dikembangkan, ketimbang kita asyik mencari siapa yang paling benar
dalam beragama dan menyembah Tuhan.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/6/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mas Chodjim

  Betul memang tidak ada korelasi yg pasti antara agama dan kemajuan
  bangsa.  Artinya kemajuan bangsa itu independen dari agama yg dianut
  rakyatnya.  Berarti ada unsur2 non-agama yg sebenarnya lebih berperan
  dalam memajukan bangsa.  Unsur2 non-agama ini yg perlu kita
  identifikasi apa saja.

  Selama ini yg berkutat mencari solusi melalui agama ternyata tidak ada
  hasilnya atau sangat runyam dan berdarah hasilnya.  Malah yg mencari
  solusi tanpa agama hasilnya lebih baik.  Tanpa agama tidak berarti
  anti-agama.  Cuma agama diletakkan diarena pribadi bukan arena publik.

  Buang-buang waktukah mencari solusi melalui agama?


[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-06 Terurut Topik Lina Dahlan
Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya 
teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang 
Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang 
Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an.

Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, 
tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka 
membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non 
alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum 
waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum 
waris disana.

Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab 
sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya 
hukum waris tsb. 

wassalam, 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Dana,
 
 Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi 
terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada 
tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh 
Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat 
satu surat tandingan.
 
 Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di 
QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat 
satu ayat pun.
 
 Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama 
menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang 
Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang 
diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
 
 Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya 
Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis 
tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis 
merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam.
 
 Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab 
sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. 
Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa 
Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika 
Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama.
 
 Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
saya
 bertanya: dimana missing linknya?
 
 Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya 
beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara 
terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran 
awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana 
sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah 
membaca Alquran?
 
 Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan 
Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di 
Indonesia - Racism
 
 
   Bung Chodjim,
 
   Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. 
Yg
   saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu 
pedoman
   tanpa adanya proses updating yg formal.
 
   Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
   karena harus dapat terus berkembang.
 
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam 
karena
   finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali 
ke 14
   abad yg lalu.
 
   Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
   mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan 
terjadinya
   ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi 
sebanyak
   jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits 
jadi
   marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
 
   Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya 
saya
   mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility 
dari
   Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
   dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
   tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
saya
   bertanya: dimana missing linknya?
 
   Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya 
spt
   bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
   menurut bung Chodjim paling optimal.
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
chodjim@
   wrote:
   
Mas Dana,

Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada 
dalam hal
   ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. 
Setiap
   manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
   pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti 
memihak
   apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena 
itu,
   bagi yang Hindu Weda dianggap final

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-06 Terurut Topik Ari Condrowahono
bak Lina.  Sori mori dori kalau saya berkomentar pahit.


1. Mbak Lina, Emang hukum waris di barat itu gimana ?  Kalo di film 
film, kalo bapak kecewa ama anak, bukannya bisa di blacklist dari daftar 
peerima warisan tuh ?  Malah keluarga bisa gak dapat warisan semua, 
karena semua duit lari ke yayasan penderita kanker, atau semacam itu.


2. Kalo hukum waris dalam islam jelas jelas diskriminatif menurut ukuran 
sekarang, lalu banyak keluarga muslim yg jelas jelas bikin itungan 
sendiri dgn menghibahkan sejumlah harta sehingga itungannya jadi 1:1, 
baru kemudian rundingan lagi, dan membuat hitungan 1:2, seolah hukum 
Islam yg dipakai, bukannya justru transactional costnya tinggi ???.


3. kalo aku malah dari dulu sampai sekarang ini mikir, udah deh, ndak 
perlu ada warisan segala macam, apalagi kalo dapatnya dari duit haram 
[jaman sekarang kan gak ada orang idnoensia yg bebas dari korupsi dan 
uang harum].  balikin aja jadi harta negara.  modal utama jadinya yah, 
cuman pendidikan dan usaha keras masing masing pribadi ajah.  jadi orang 
padang ndak pusing lagi tuh ama harta pusako, dan bikin orang BPN di 
padang, solok, pariaman, de el el, kerjanya cuman mikirin sengketa tanah 
melulu, gak ada habis habisnya :D


3. toh juga, orang terlantar dan disability dipelihara oleh negara.  
kalo masih kurang, kasiin aja tanggung jawabnya pada LSM Islam charitas 
yg pada rajin narikin pajak agama alias zakat tadi.  mereka happy happy 
aja kok.  udah ngerasa melakukan kewajiban asasi nan islami.





Lina Dahlan wrote:

 Ciamik pak Chodjim...:- ) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya
 teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang
 Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang
 Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an.

 Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada,
 tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka
 membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non
 alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum
 waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum
 waris disana.

 Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab
 sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya
 hukum waris tsb.

 wassalam,




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-06 Terurut Topik ariel



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
surat tandingan.
 
 Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
ayat pun.
 
 Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
 
 Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
perkembangan sejarah masyarakat Islam.
 
 Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
tak maju-maju, meski kitabnya sama.
 
 Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
 bertanya: dimana missing linknya?
 
 Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa
Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
membaca Alquran?
 
 Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat
yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 

Pak Chodjim, mungkin bukan sekedar membaca secara baik dan benar
(seperti pelajaran bahasa ya :P)namun juga menafsirkan dengan baik dan
benar . Starting pointnya teks adalah suci !. Dan yang didiskusikan
adalah tafsir yang dibangun bukan keontentikan teks (kalau berbicara
disekitar ini, sudah dipastikan diskusi akan mbulet :P) . Beberapa
waktu yang lalu mbak Mia pernah memberikan usul metodologi penafsiran
atas teks, menurut saya usul mbak Mia sebangun dengan Arkoun Quran is
subject to historicity (cmiiw). Sayang diskusi ini tidak berlanjut
(mungkin dulu sudah pernah dibahas secara panjang lebar di WM ?) Kalau
diperhatikan inti dari sebagian besar diskusi di WM ini selalu terkait
dengan penafsiran atas teks. Dan ini sudah menjadi masalah klasik
bukan hanya terjadi sekarang. Pada abad pertengahan Ibn Rushd, Ibn
Khaldun memberikan pandangan lain terhadap tafsir yang dibangun oleh
para teolog  fuqaha. Walahuallam.

Salam,
-ariel-




[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-06 Terurut Topik Chae
Sebenarnya umat kristen tidak meninggalkan bibel, bagaimana mungkin
mereka meninggalkan bibel jika mereka masih tetap konsisten dengan
ke-kristenanya. Yang mereka lakukan justru me-rekonstruksi tafsir
mereka terhadap bibel sehingga mereka keluar dari zaman kegelapan.
Berbeda dengan umat Islam sekarang yang terjerumus terhadap terdahap
pemberhalaan tafsir Qur'an sehingga tertinggal jauh dengan kemajuan
beradaban dan akhirnya berada dalam ruang bayang2.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya 
 teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang 
 Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang 
 Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an.
 
 Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, 
 tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka 
 membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non 
 alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum 
 waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum 
 waris disana.
 
 Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab 
 sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya 
 hukum waris tsb. 
 
 wassalam, 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
 chodjim@ wrote:
 
  Mas Dana,
  
  Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi 
 terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada 
 tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh 
 Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat 
 satu surat tandingan.
  
  Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di 
 QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat 
 satu ayat pun.
  
  Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama 
 menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang 
 Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang 
 diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
  
  Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya 
 Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis 
 tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis 
 merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam.
  
  Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab 
 sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. 
 Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa 
 Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika 
 Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama.
  
  Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
 saya
  bertanya: dimana missing linknya?
  
  Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya 
 beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara 
 terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran 
 awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
 bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana 
 sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah 
 membaca Alquran?
  
  Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan 
 Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
 ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  
  Wassalam,
  chodjim
  
  
  
- Original Message - 
From: Dana Pamilih 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di 
 Indonesia - Racism
  
  
Bung Chodjim,
  
Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. 
 Yg
saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu 
 pedoman
tanpa adanya proses updating yg formal.
  
Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
karena harus dapat terus berkembang.
  
Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam 
 karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali 
 ke 14
abad yg lalu.
  
Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan 
 terjadinya
ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi 
 sebanyak
jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits 
 jadi
marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
  
Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya 
 saya
mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility 
 dari
Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
 saya
bertanya: dimana missing linknya?
  
Apakah pelembagaan spt Vatican

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
Bung Chodjim,

Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya.  Yg
saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
tanpa adanya proses updating yg formal.

Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
karena harus dapat terus berkembang.

Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
abad yg lalu.

Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
jumlah kepala manusia.  Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?

Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya.  Membaca ayat2 sudah
dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
tahun.  Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
bertanya: dimana missing linknya?

Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
menurut bung Chodjim paling optimal.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang
Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam.
 
 Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan
para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri,
yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.
 
 Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas
Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam.
 
 Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata.
Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS
42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya,
kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di
dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang
digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan
bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya
manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53).
 
 Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima
wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran
oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku
beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran
belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi
logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. 
 
 Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat?
Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta
maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon
petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya
berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam
membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk.
 
 Wassalam,
 chodjim
  
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
   Salam kembali,
 
   Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
   tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
   manusia terus berkembang? 
 
   Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
   diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
   suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.
 
   Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg
   baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? 
   Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi
   petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi
   di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk
   Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling
   membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi.
 
   Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat
   memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan
   kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi.
 
   Bagi saya dilihat secara netral, hadits

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-05 Terurut Topik jano ko
DP berkata =
  Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
abad yg lalu.
   
  =
  Jano-ko
   
  Mau bertanya aja, yang dimaksud you dengan mandeknya perkembangan Islam itu 
yang bagaimana ? gue engga mudheng nich, soale di Canada juga ada Islam, di 
Amerika juga ada Islam, di Inggris juga ada Islam, di Perancis juga ada Islam, 
di Belanda juga ada Islam, yang mandeg itu apanya dan mandegnya itu dimana 
?, jangan-jangan DP ini memandang Islam itu sama dengan Arab ?!
   
  DP berkata begitu and begini, sekarang jano-ko ingin mendengarkan 
   
  salam.


Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bung Chodjim,

Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
tanpa adanya proses updating yg formal.

Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
karena harus dapat terus berkembang.

Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
abad yg lalu.

Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?

Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
bertanya: dimana missing linknya?

Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
menurut bung Chodjim paling optimal.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang
Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam.
 
 Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan
para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri,
yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.
 
 Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas
Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam.
 
 Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata.
Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS
42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya,
kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di
dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang
digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan
bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya
manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53).
 
 Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima
wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran
oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku
beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran
belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi
logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. 
 
 Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat?
Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta
maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon
petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya
berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam
membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 - Original Message - 
 From: Dana Pamilih 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
 Salam kembali,
 
 Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
 tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
 manusia terus berkembang? 
 
 Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
 diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.
 
 Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
 ada di alam semesta
 maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon
 petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya
 berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam
 membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan
terkutuk.
  
  Wassalam,
  chodjim
  
  
  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
 Indonesia - Racism
  
  
  Salam kembali,
  
  Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
  tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
  manusia terus berkembang? 
  
  Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
  diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
  suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.
  
  Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg
  baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? 
  Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi
  petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi
  di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk
  Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling
  membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi.
  
  Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat
  memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan
  kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi.
  
  Bagi saya dilihat secara netral, hadits tidak lain upaya manusia
  membubuhkan addendum thd Al-Qur'an yg telah didefinisikan secara
  final. Hadits diletakkan lebih tinggi dari ijma, qiyas dan ijtihad
  karena lebih dekat secara lokal dan temporal thd Al-Qur'an. Tetapi
  dari segi relevansi materi dan penggunaan metodologi ilmiah, malah
  seharusnya dibalik: ijtihad, qiyas baru ijma.
  
  Ada komentar mas Chodjim?
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
  wrote:
  
   Salam,
   
   Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan
  pemahaman tentang perintah taat kepada Rasul. 
   
   Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat
  perintah wa athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54,
  47:33, dan 64:12.
   
   Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah
  umatnya, perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran
  tentang kehadiran Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis.
   
   Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad
  tidak lagi hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi
  Muhammad itu hadir secara gaib di tengah-tengah kita?
   
   Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam
  mengerdilkan Allah dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits.
   
   Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan
  umat. Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap sebagian lainnya.
   
   Allah tak bisa dikerdilkan menjadi Kitab Alquran. Allah adalah Yang
  Mahahidup, dan abadi secara mandiri. Allah tidak tergantung kepada
  siapa pun. Jadi, ayat kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak
  bisa disamakan dengan kembali kepada Alquran dan Hadis/Sunah Rasul.
  Kita memang harus kembali secara konkret kepada Allah dan Rasul-Nya.
  Kita harus secara nyata menaati Allah dan menaati Rasul-Nya. Janganlah
  Alquran dipakai sebagai pengganti Allah, yang sama artinya kita
  berpaling dari Allah. Janganlah Hadis dipakai sebagai pengganti Rasul,
  yang sama artinya kita menganggap Rasul telah mati!
   
   Oleh karena Allah yang hidup tetap hadir, selalu bersama kita di
  mana saja kita berada (QS 57:4), makanya kita diperintah untuk selalu
  memohon kepada-Nya agar ditunjuki jalan yang lurus (ihdinaa
  al-shiraath al-mustaqiim). Apa ayat ini sekadar hapalan di kala
 shalat? 
   
   Jika demikian, apa makna Kitab Alquran dan Kitab Hadis buat kita?
  Kitab Alquran adalah kitab petunjuk tentang cara-cara kita
  mendapatkan petunjuk dari Allah. Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran
  tak bisa dilepaskan dari kesadaran manusianya yang ingin mendapatkan
  petunjuk itu (QS 29:49). Jadi, petunjuk itu datangnya tetap dari
  Allah, bukan dari Alquran. Meski bibir sudah menjadi dower
  membacanya, tidak menjamin dapat petunjuk, dan bahkan mungkin malah
  menjauhi Alquran.
   
   Lha, kitab Hadis atau cacatan tentang Sunah Rasul itu apa? Hadis
  adalah peranti bagi umat Islam untuk mengenali keteladanan-keteladan
  yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw! 
   
   Jadi, Alquran bukan untuk menjadi pengganti Allah, karena Allah
  selalu hidup dan tak pernah mati. Dan, Hadis bukan untuk menjadi
  pengganti Rasul karena Rasul tidaklah mati (QS 3: 169). Kehidupan
  Rasul itu yang kita saksikan dalam kalimat syahadat yang kita
  ucapkan (entah dalam salat

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-04 Terurut Topik Achmad Chodjim
Salam saudara Jano-ko,

Dalam hidup ini saya tak ingin melakukan diskriminasi terhadap orang lain, 
misalnya menganggap teman diskusi itu tidak selevel dengan saya. Kalau saya 
berpandangan demikian, saya tak perlu ikut-ikutan diskusi di milis --termasuk 
milis WM ini.

Bagi saya, kalau teman itu lupa, atau tidak tahu karena tidak rajin membaca 
Alquran, ya kewajiban saya untuk membantu menunjukkan ayat-ayatNya yang sedang 
didiskusikan itu. Jadi, janganlah menghakimi terlebih dahulu bahwa teman 
diskusi kita menolak cahaya-Nya. 

Dengan demikian, kita jangan buru-buru menghakimi teman diskusi kita itu 
berniat untuk mengurangi atau mengubah Alquran. Bukankah Kanjeng Nabi 
Muhammad saw mengingatkan kita semua bahwa beliau tidaklah diutus untuk 
membelah dada manusia dan membongkar isi hatinya. Bahkan misi utamanya adalah 
untuk memprioritaskan pembangunan akhlak yang mulia.

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 02, 2007 6:27 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - 
Racism


  Pak Guru berkata :

  Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi 
kemampuan untuk mendengarkan sabda beliau, dan selanjutnya akan turun cahaya 
Allah ke dalam diri kita. Bukankah di QS 24:40 disebutkan bahwa barangsiapa 
yang tidak diberi cahaya oleh Allah, niscaya tiada cahaya baginya.

  --

  Jano-ko :

  Cahaya Allah SWT sangat indah sekali, tapi begini pak guru, sebelum kita 
bicara tentang cahaya dengan teman diskusi kita sebaiknya kita bicara atau 
berpedoman dengan Al Qur'an dan Hadis and Sunah Rasul, soalnya level temen 
diskusi kita belum tentu lho sama dengan Pak Guru.
  Bagaimana mungkin kita bicara tentang cahaya tersebut sedang insan yang 
diskusi dengan kita mempunyai niat dan melaksanakan niatnya untuk mengurangi, 
merubah Al Qur'an ? , apakah mungkin Allah SWT memberi cahaya kepada 
insan-insan yang menolak cahaya-Nya ?

  Itu dulu pendapat dari saya.

  Wassalam

  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam,

  Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan pemahaman 
tentang perintah taat kepada Rasul. 

  Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat perintah wa 
athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54, 47:33, dan 64:12.

  Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah umatnya, 
perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran tentang kehadiran 
Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis.

  Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad tidak lagi 
hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi Muhammad itu hadir 
secara gaib di tengah-tengah kita?

  Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam mengerdilkan Allah 
dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits.

  Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan umat. 
Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap sebagian lainnya.

  Allah tak bisa dikerdilkan menjadi Kitab Alquran. Allah adalah Yang 
Mahahidup, dan abadi secara mandiri. Allah tidak tergantung kepada siapa pun. 
Jadi, ayat kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bisa disamakan dengan 
kembali kepada Alquran dan Hadis/Sunah Rasul. Kita memang harus kembali 
secara konkret kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus secara nyata menaati 
Allah dan menaati Rasul-Nya. Janganlah Alquran dipakai sebagai pengganti Allah, 
yang sama artinya kita berpaling dari Allah. Janganlah Hadis dipakai sebagai 
pengganti Rasul, yang sama artinya kita menganggap Rasul telah mati!

  Oleh karena Allah yang hidup tetap hadir, selalu bersama kita di mana saja 
kita berada (QS 57:4), makanya kita diperintah untuk selalu memohon kepada-Nya 
agar ditunjuki jalan yang lurus (ihdinaa al-shiraath al-mustaqiim). Apa ayat 
ini sekadar hapalan di kala shalat? 

  Jika demikian, apa makna Kitab Alquran dan Kitab Hadis buat kita? Kitab 
Alquran adalah kitab petunjuk tentang cara-cara kita mendapatkan petunjuk 
dari Allah. Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran tak bisa dilepaskan dari 
kesadaran manusianya yang ingin mendapatkan petunjuk itu (QS 29:49). Jadi, 
petunjuk itu datangnya tetap dari Allah, bukan dari Alquran. Meski bibir sudah 
menjadi dower membacanya, tidak menjamin dapat petunjuk, dan bahkan mungkin 
malah menjauhi Alquran.

  Lha, kitab Hadis atau cacatan tentang Sunah Rasul itu apa? Hadis adalah 
peranti bagi umat Islam untuk mengenali keteladanan-keteladan yang pernah 
dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw! 

  Jadi, Alquran bukan untuk menjadi pengganti Allah, karena Allah selalu hidup 
dan tak pernah mati. Dan, Hadis bukan untuk menjadi pengganti Rasul karena 
Rasul tidaklah mati (QS 3: 169). Kehidupan Rasul itu yang kita saksikan dalam 
kalimat syahadat yang kita ucapkan (entah dalam salat atau dalam event apa 
pun). 

  Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi 
kemampuan

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-04 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mas Dana,

Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah 
pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak 
lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang 
--secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan 
kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi 
yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible 
bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang 
Islam.

Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para 
penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah 
dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.

Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran 
adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam.

Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran 
sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak 
pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk 
berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa 
al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara 
dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan 
bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 
41:53).

Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 
16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya 
bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib 
menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk 
orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. 

Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin 
membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam 
Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan 
kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita 
berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari 
gangguan setan terkutuk.

Wassalam,
chodjim
 

  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  Salam kembali,

  Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
  tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
  manusia terus berkembang? 

  Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
  diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
  suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.

  Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg
  baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? 
  Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi
  petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi
  di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk
  Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling
  membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi.

  Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat
  memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan
  kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi.

  Bagi saya dilihat secara netral, hadits tidak lain upaya manusia
  membubuhkan addendum thd Al-Qur'an yg telah didefinisikan secara
  final. Hadits diletakkan lebih tinggi dari ijma, qiyas dan ijtihad
  karena lebih dekat secara lokal dan temporal thd Al-Qur'an. Tetapi
  dari segi relevansi materi dan penggunaan metodologi ilmiah, malah
  seharusnya dibalik: ijtihad, qiyas baru ijma.

  Ada komentar mas Chodjim?

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Salam,
   
   Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan
  pemahaman tentang perintah taat kepada Rasul. 
   
   Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat
  perintah wa athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54,
  47:33, dan 64:12.
   
   Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah
  umatnya, perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran
  tentang kehadiran Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis.
   
   Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad
  tidak lagi hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi
  Muhammad itu hadir secara gaib di tengah-tengah kita?
   
   Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam
  mengerdilkan Allah dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits.
   
   Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan
  umat. Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-02 Terurut Topik Dana Pamilih
 Allah, sehingga
Alquran pun menjadi hidup dan memberikan kehidupan bagi kita. Amin.
 
 Wassalam,
 chodjim 
 
 
   - Original Message - 
   From: azka 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, January 17, 2007 6:45 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
   Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah
kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
   Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah
mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?.
   Atau bagaimana?
 
   Layaly
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
   Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
   disebut kita harus percaya hadits. 
 
   [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-02 Terurut Topik jano ko
Pak Guru berkata :

Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi kemampuan 
untuk mendengarkan sabda beliau, dan selanjutnya akan turun cahaya Allah ke 
dalam diri kita. Bukankah di QS 24:40 disebutkan bahwa barangsiapa yang tidak 
diberi cahaya oleh Allah, niscaya tiada cahaya baginya.

--

Jano-ko :

Cahaya Allah SWT sangat indah sekali, tapi begini pak guru, sebelum kita bicara 
tentang cahaya dengan teman diskusi kita sebaiknya kita bicara atau berpedoman 
dengan Al Qur'an dan Hadis and Sunah Rasul, soalnya level temen diskusi kita 
belum tentu lho sama dengan Pak Guru.
Bagaimana mungkin kita bicara tentang cahaya tersebut sedang insan yang 
diskusi dengan kita mempunyai niat dan melaksanakan niatnya untuk mengurangi, 
merubah Al Qur'an ? , apakah mungkin Allah SWT memberi cahaya kepada 
insan-insan yang menolak cahaya-Nya ?

Itu dulu pendapat dari saya.

Wassalam





Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Salam,
 
 Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan pemahaman 
tentang perintah taat kepada Rasul. 
 
 Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat perintah wa 
athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54, 47:33, dan 64:12.
 
 Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah umatnya, 
perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran tentang kehadiran 
Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis.
 
 Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad tidak lagi 
hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi Muhammad itu hadir 
secara gaib di tengah-tengah kita?
 
 Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam mengerdilkan Allah 
dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits.
 
 Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan umat. 
Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap sebagian lainnya.
 
 Allah tak bisa dikerdilkan menjadi Kitab Alquran. Allah adalah Yang Mahahidup, 
dan abadi secara mandiri. Allah tidak tergantung kepada siapa pun. Jadi, ayat 
kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bisa disamakan dengan kembali 
kepada Alquran dan Hadis/Sunah Rasul. Kita memang harus kembali secara 
konkret kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus secara nyata menaati Allah dan 
menaati Rasul-Nya. Janganlah Alquran dipakai sebagai pengganti Allah, yang sama 
artinya kita berpaling dari Allah. Janganlah Hadis dipakai sebagai pengganti 
Rasul, yang sama artinya kita menganggap Rasul telah mati!
 
 Oleh karena Allah yang hidup tetap hadir, selalu bersama kita di mana saja 
kita berada (QS 57:4), makanya kita diperintah untuk selalu memohon kepada-Nya 
agar ditunjuki jalan yang lurus (ihdinaa al-shiraath al-mustaqiim). Apa ayat 
ini sekadar hapalan di kala shalat?  
 
 Jika demikian, apa makna Kitab Alquran dan Kitab Hadis buat kita? Kitab 
Alquran adalah kitab petunjuk tentang cara-cara kita mendapatkan petunjuk 
dari Allah. Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran tak bisa dilepaskan dari 
kesadaran manusianya yang ingin mendapatkan petunjuk itu (QS 29:49). Jadi, 
petunjuk itu datangnya tetap dari Allah, bukan dari Alquran. Meski bibir sudah 
menjadi dower membacanya, tidak menjamin dapat petunjuk, dan bahkan mungkin 
malah menjauhi Alquran.
 
 Lha, kitab Hadis atau cacatan tentang Sunah Rasul itu apa? Hadis adalah 
peranti bagi umat Islam untuk mengenali keteladanan-keteladan yang pernah 
dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw! 
 
 Jadi, Alquran bukan untuk menjadi pengganti Allah, karena Allah selalu hidup 
dan tak pernah mati. Dan, Hadis bukan untuk menjadi pengganti Rasul karena 
Rasul tidaklah mati (QS 3: 169). Kehidupan Rasul itu yang kita saksikan dalam 
kalimat syahadat yang kita ucapkan (entah dalam salat atau dalam event apa 
pun). 
 
 Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi kemampuan 
untuk mendengarkan sabda beliau, dan selanjutnya akan turun cahaya Allah ke 
dalam diri kita. Bukankah di QS 24:40 disebutkan bahwa barangsiapa yang tidak 
diberi cahaya oleh Allah, niscaya tiada cahaya baginya.
 
 Maka, sungguh luar biasa kalau ada orang yang berani mengatakan bahwa dirinya 
dapat memberikan pencerahan kepada orang lain. Orang tersebut rupanya lupa 
terhadap firman Allah di QS 28:56, bahwa kita tak akan bisa memberikan 
petunjuk/pencerahan (atau apa pun sebutannya) terhadap orang lain itu, meski 
itu orang yang paling kita kasihi sekalipun.
 
 Semoga kita semua senantiasa di bawah petunjuk Allah, sehingga Alquran pun 
menjadi hidup dan memberikan kehidupan bagi kita. Amin.
 
 Wassalam,
 chodjim 
 
 - Original Message - 
   From: azka 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, January 17, 2007 6:45 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - 
Racism
 
 Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada 
Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
   Bukankah perintah

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-02 Terurut Topik sir bats
On Fri, 2007-02-02 at 09:18 +, Dana Pamilih wrote:
 Salam kembali,
 
 Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
 tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
 manusia terus berkembang? 
 
 Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
 diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.

Kang DP,
soal kodifikasi al-qur'an dianggap final adalah keputusan para penggede
pada masa itu. Dan kita semua setuju, bahwa umat islam akan menjadikan
mushaful utsmani sebagai KITAB STANDARD. Kita harus bisa meyakini bahwa
standarisasi ini perlu demi kemantapan dan stabilitas. Diluar
keimanan mayoritas muslim bahwa al-qur'an adalah rekaman kalimatullah
alias sabda sang transenden.

hidup memang berkembang, dan al-qur'an itu adalah PETUNJUK saja, bukan
segala-galanya; banyak hal tidak dibahas dalam al-qur'an untuk aplikasi
hidup sehari-hari; istilah latinnya al-qur'an itu  Kitab Babon  umat
Islam. Untuk menghadapi realitas, maka para fuqaha dan mufasir berhak
menafsirkan untuk konsumsi umum dan setiap individu berhak membuat
tafsiran untuk keperluan sendiri.

pengguna linux lebih bisa memahami, kalo al-qur'an itu seperti source
kode dan aplikasinya tergantung spek komputer yg dimiliki; kalo memiliki
komputer berprosesor pentium I dan mencoba menjalankan kompilasi desktop
KDE 3 maka dipastikan komputer akan klenger. untuk komputer berspek
rendah dipersilahkan melakukan kompilasi sendiri yg sesuai dengan spek
komputer; kalo bisa melakukan kompilasi sendiri silahkan, maka akan
memiliki sistem operasi yg khas si individu, kalo tidak mampu maka di
internet tersedia hasil kompilasi orang lain silahkan di-donlot yg
cocok.
 
 Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg
 baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? 
 Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi
 petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi
 di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk
 Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling
 membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi.
 
 Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat
 memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan
 kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi.

ada benarnya, terutama setelah runtuhnya kekhalifahan turki, ulama2
(teokrat) yg tadinya memiliki previllege yg diberikan khalifah menjadi
hilang; masyarakat berubah, penghargaan kepada mereka berkurang dan
akhirnya banyak yg meradang. 

sampai detik ini Allah masih memberikan wahyu-Nya, memberikan
petunjukknya kepada setiap makhluk tanpa kecuali. Hanya manusia mblenger
yg bilang wahyu berhenti dengan wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad.
 


salam
 



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - Undang Undang Bencana Alam

2007-02-02 Terurut Topik jano ko
Ada insan berkata :
  pengguna linux lebih bisa memahami, kalo al-qur'an itu seperti source
kode dan aplikasinya tergantung spek komputer yg dimiliki; kalo memiliki
komputer berprosesor pentium I dan mencoba menjalankan kompilasi desktop
KDE 3 maka dipastikan komputer akan klenger. untuk komputer berspek
rendah dipersilahkan melakukan kompilasi sendiri yg sesuai dengan spek
komputer; kalo bisa melakukan kompilasi sendiri silahkan, maka akan
memiliki sistem operasi yg khas si individu, kalo tidak mampu maka di
internet tersedia hasil kompilasi orang lain silahkan di-donlot yg
cocok.
   
  ==
   
  Jano-ko 
   
  Wespada salah kaprah kabeh.beh..insan cuma berpentium 1 ingin 
menyamai Zat yangberpentium tidak terbatas...piye iki ?
   
  Sebaiknya DP bercemin diri lah, you itu kan manusia seperti juga jano-ko, 
saya yakin bukan pada tempatnya insan berpentium 1 ingin mensejajarkan dirinya 
dengan zat yang berpentium tidak terbatas, mau jadi seperti firoun ?
   
  Al Qur'an tidak boleh dirubah-rubah dan diganti karena Allah SWT Maha Pemberi 
Petunjuk, dengan menjalankan apa yang diperintahkan oleh/seperti yang ada di 
dalam Al Qur'an, Hadis dan Sunah Rasul maka manusia akan selalu diberi petunjuk 
oleh Allah SWT ( insya Allah )
   
  Seharusnya didalam Undang-Undang Bencana Alam juga harus dimasukkan pasal 
yang berkaitan dengan masalah merubah ayat-ayat Al Qur'an, karena merubah 
ayat-ayat Al Qur'an menyebabkan Allah SWT menimpakan azab kepada umat manusia, 
dengan kata lain merubah ayat-ayat Al Qur'an sama dengan perbuatan melanggar 
hukum dan jelas ini bertentangan dengan HAM.
   
  Semoga hal ini juga bisa diperhatikan oleh sir bats
   
  Salam



  sir bats [EMAIL PROTECTED] wrote:
  On Fri, 2007-02-02 at 09:18 +, Dana Pamilih wrote:
 Salam kembali,
 
 Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
 tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
 manusia terus berkembang? 
 
 Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
 diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.

Kang DP,
soal kodifikasi al-qur'an dianggap final adalah keputusan para penggede
pada masa itu. Dan kita semua setuju, bahwa umat islam akan menjadikan
mushaful utsmani sebagai KITAB STANDARD. Kita harus bisa meyakini bahwa
standarisasi ini perlu demi kemantapan dan stabilitas. Diluar
keimanan mayoritas muslim bahwa al-qur'an adalah rekaman kalimatullah
alias sabda sang transenden.

hidup memang berkembang, dan al-qur'an itu adalah PETUNJUK saja, bukan
segala-galanya; banyak hal tidak dibahas dalam al-qur'an untuk aplikasi
hidup sehari-hari; istilah latinnya al-qur'an itu  Kitab Babon  umat
Islam. Untuk menghadapi realitas, maka para fuqaha dan mufasir berhak
menafsirkan untuk konsumsi umum dan setiap individu berhak membuat
tafsiran untuk keperluan sendiri.

pengguna linux lebih bisa memahami, kalo al-qur'an itu seperti source
kode dan aplikasinya tergantung spek komputer yg dimiliki; kalo memiliki
komputer berprosesor pentium I dan mencoba menjalankan kompilasi desktop
KDE 3 maka dipastikan komputer akan klenger. untuk komputer berspek
rendah dipersilahkan melakukan kompilasi sendiri yg sesuai dengan spek
komputer; kalo bisa melakukan kompilasi sendiri silahkan, maka akan
memiliki sistem operasi yg khas si individu, kalo tidak mampu maka di
internet tersedia hasil kompilasi orang lain silahkan di-donlot yg
cocok.
 
 Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg
 baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? 
 Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi
 petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi
 di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk
 Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling
 membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi.
 
 Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat
 memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan
 kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi.

ada benarnya, terutama setelah runtuhnya kekhalifahan turki, ulama2
(teokrat) yg tadinya memiliki previllege yg diberikan khalifah menjadi
hilang; masyarakat berubah, penghargaan kepada mereka berkurang dan
akhirnya banyak yg meradang. 

sampai detik ini Allah masih memberikan wahyu-Nya, memberikan
petunjukknya kepada setiap makhluk tanpa kecuali. Hanya manusia mblenger
yg bilang wahyu berhenti dengan wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad.
 

salam
 



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-01 Terurut Topik Achmad Chodjim
Salam,

Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan pemahaman 
tentang perintah taat kepada Rasul. 

Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat perintah wa 
athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54, 47:33, dan 64:12.

Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah umatnya, 
perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran tentang kehadiran 
Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis.

Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad tidak lagi 
hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi Muhammad itu hadir 
secara gaib di tengah-tengah kita?

Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam mengerdilkan Allah 
dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits.

Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan umat. 
Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap sebagian lainnya.

Allah tak bisa dikerdilkan menjadi Kitab Alquran. Allah adalah Yang Mahahidup, 
dan abadi secara mandiri. Allah tidak tergantung kepada siapa pun. Jadi, ayat 
kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bisa disamakan dengan kembali 
kepada Alquran dan Hadis/Sunah Rasul. Kita memang harus kembali secara 
konkret kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus secara nyata menaati Allah dan 
menaati Rasul-Nya. Janganlah Alquran dipakai sebagai pengganti Allah, yang sama 
artinya kita berpaling dari Allah. Janganlah Hadis dipakai sebagai pengganti 
Rasul, yang sama artinya kita menganggap Rasul telah mati!

Oleh karena Allah yang hidup tetap hadir, selalu bersama kita di mana saja kita 
berada (QS 57:4), makanya kita diperintah untuk selalu memohon kepada-Nya agar 
ditunjuki jalan yang lurus (ihdinaa al-shiraath al-mustaqiim). Apa ayat ini 
sekadar hapalan di kala shalat?  

Jika demikian, apa makna Kitab Alquran dan Kitab Hadis buat kita? Kitab Alquran 
adalah kitab petunjuk tentang cara-cara kita mendapatkan petunjuk dari Allah. 
Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran tak bisa dilepaskan dari kesadaran 
manusianya yang ingin mendapatkan petunjuk itu (QS 29:49). Jadi, petunjuk itu 
datangnya tetap dari Allah, bukan dari Alquran. Meski bibir sudah menjadi 
dower membacanya, tidak menjamin dapat petunjuk, dan bahkan mungkin malah 
menjauhi Alquran.

Lha, kitab Hadis atau cacatan tentang Sunah Rasul itu apa? Hadis adalah peranti 
bagi umat Islam untuk mengenali keteladanan-keteladan yang pernah dilakukan 
oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw! 

Jadi, Alquran bukan untuk menjadi pengganti Allah, karena Allah selalu hidup 
dan tak pernah mati. Dan, Hadis bukan untuk menjadi pengganti Rasul karena 
Rasul tidaklah mati (QS 3: 169). Kehidupan Rasul itu yang kita saksikan dalam 
kalimat syahadat yang kita ucapkan (entah dalam salat atau dalam event apa 
pun). 

Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi kemampuan 
untuk mendengarkan sabda beliau, dan selanjutnya akan turun cahaya Allah ke 
dalam diri kita. Bukankah di QS 24:40 disebutkan bahwa barangsiapa yang tidak 
diberi cahaya oleh Allah, niscaya tiada cahaya baginya.

Maka, sungguh luar biasa kalau ada orang yang berani mengatakan bahwa dirinya 
dapat memberikan pencerahan kepada orang lain. Orang tersebut rupanya lupa 
terhadap firman Allah di QS 28:56, bahwa kita tak akan bisa memberikan 
petunjuk/pencerahan (atau apa pun sebutannya) terhadap orang lain itu, meski 
itu orang yang paling kita kasihi sekalipun.

Semoga kita semua senantiasa di bawah petunjuk Allah, sehingga Alquran pun 
menjadi hidup dan memberikan kehidupan bagi kita. Amin.

Wassalam,
chodjim 


  - Original Message - 
  From: azka 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 17, 2007 6:45 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - 
Racism


  Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada 
Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
  Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan 
percaya dengan hadits2nya?.
  Atau bagaimana?

  Layaly

  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

  Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
  disebut kita harus percaya hadits. 

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-18 Terurut Topik Dana Pamilih
 Alqur'an itu memiliki banyak makna. Nah, fungsi
 hadits di sini adalah sebagai penentu atas salah satu dari makna-makna
 tersebut.
  2. Sebagai penjelas keglobalan makna Al Qur'an. Keglobalan ini
 mencakup sejumlah segi seperti: global dari segi pluralitas makna
 sebuah ungkapan, atau juga global dari segi mutlak tidaknya sebuah ayat.
  3. Dan fungsi terpenting adalah bahwa Al Hadits bisa menentukan
 banyak hukum yang belum diatur oleh Al Qur'an. Contohnya: dlm Al
 Qur'an (An Nisa': 23) hanya disebutkan dua orang yang tidak boleh
 dinikahi karena hubungan radla' (persusuan) dan kemudian al Hadits
 menambahinya hingga 7 orang (HR Bukhari Muslim). Juga diharamkannya
 memakai baju berjahit utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah
 ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya.
  
  Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan
 Al Hadits.
  Atau gimana...
  
  Salam,
  Layal.
  
  
  
  
  
  
  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
 Indonesia - Racism
  
  
  . 
  __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg
  kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya
  jadi skeptis_._,___ 
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 -
 Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
 in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
  
 
  
 -
 Any questions?  Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Ari Condro
mas Dana,

ini oleh oleh cerita dari mas Aman.  di mesir koneksi internetnya udah 2
Mbps, dah harganya turun 50 persend setelah tahun lalu meeka udah bisa
nerapin koneksi internet 512 kbps.  dan dengan harga murah, 512 kbps dulu
sekitar 300 rb.  yg diutamakan pembangunan jarifngan internetnya justru di
desa desa dengan insentif harga murah.  sekitar 60 persen dari biaya pasang
internet di kota besar seperti kairo.

mahasiswa sana aja, rela rela naik bis ke desa, buat internetan :D  gimana
nih, dgn indoensia ?

ceritanya sekaranag, adik adik kelas mas aman di azhar udah rata rata pasang
internet di kamar kos, banyak yg udahpunya blok dan makin jarang aja yg gaul
dalam pergerakan organisasi.  mahasiswa sekarang aja makin rajin nulis sejak
ada internet.

aku kira, dengan kebijakan membuka arus informasi besar besaran di mesir
ini, perubahan akan berlangsung keras, cepat dan drastis dalam waktu dekat.
kondisinya mirip dengan pengalaman yg dirasakan adik adik kelas saya di
spore dalam 5-10 tahun terkahir ini.

berlainan dengan kebijakan yg dilakukan oleh Iran, yg justru melakukan
pengetatan thd pemakaian jaringan internet dan pembatasan arus informasi.
gak tanggung tanggung, yg menindas akses thd informasi ini adalah ali
khameini sendiri.  DPR ketika lagi rapat untuk melakukan reformasi UU ttg
Informasi, ama dia digibas.  habis perkara :p  selanjutnya internet di rumah
rumah di iran, sekedar untuk membuka situs multiply aja udah empot empotan.



On 1/11/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan
 alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan.
 Saya tidak bisa melarang.

 Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di
 dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga
 mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan
 gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan
 mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum,
 keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb.

 Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah
 dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau
 Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa
 melarang.

 Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui
 dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi
 iming2 tsb.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 azizi waruhii
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  miskin dunia tp kaya akan akhirat...
  apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya
 ambruk
  semua...
  apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti
  malasiya...
  apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai
 jelbab
  di seklah dan university?
  jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi
 dan
  statpamnya baca alquran...
  jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar
 didepan
  nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya
  ato jadilah negara turky
 
 
  On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong  Kalau tidak
 ada
   konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya
 kita ...
  
   Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma
 transit
   di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota
 OIC
   itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling
   makmur itu cuma Turki dan Malaysia.
  
   Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan
 umat,
   baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup
 berpoligami ...
  
   --- In 
   wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   azizi waruhii
   aziziqalbii@ wrote:
   
hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan
dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa
 kena
   tipu...
trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan
 taxi
   CV ato
syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah
 ada taxi
baru warna kuning milik perusahaan...
bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini
cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih..
trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap...
   bahan saya
sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman
 saya
   pernah
mati visanya setahun...
   
   
On 10/01/07, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote:

 Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan
 sejarah yang
 panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang
 pasti
 perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita.
 Budaya
 Asia Tenggara lebih menghargai perempuan.

 Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan
 pandangan mata
 teman saya yang 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Dana Pamilih
AlhamduliLlah ini berita menyejukkan.  Kalau kita lihat sejarah memang
 kemajuan peradaban Islam itu karena mereka menjadi muara titik temu
berbagai peradaban maju masa itu spt Persia, Yunani, Cina (Mongol),
dsb, dsb.  Peradaban Islam dikenal pada masa itu sebagai peradaban yg
terbuka.  Makanya sangat maju.

Setelah mereka menutup diri dan mengunci pintu ijtihad maka merosotlah
peradaban itu sehingga sekarang cuma disindir sbg peradaban terorisme.

Walaupun kita bangsa Indonesia tidak termasuk dalam peradaban Arab
waktu dulu, barangkali sudah waktunya kita bisa ikut membalikkan arus
sehingga bisa turut serta dalam kemajuan peradaban global spt jaman
keemasannya dulu.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:

 mas Dana,
 
 ini oleh oleh cerita dari mas Aman.  di mesir koneksi internetnya udah 2
 Mbps, dah harganya turun 50 persend setelah tahun lalu meeka udah bisa
 nerapin koneksi internet 512 kbps.  dan dengan harga murah, 512 kbps
dulu
 sekitar 300 rb.  yg diutamakan pembangunan jarifngan internetnya
justru di
 desa desa dengan insentif harga murah.  sekitar 60 persen dari biaya
pasang
 internet di kota besar seperti kairo.
 
 mahasiswa sana aja, rela rela naik bis ke desa, buat internetan :D 
gimana
 nih, dgn indoensia ?
 
 ceritanya sekaranag, adik adik kelas mas aman di azhar udah rata
rata pasang
 internet di kamar kos, banyak yg udahpunya blok dan makin jarang aja
yg gaul
 dalam pergerakan organisasi.  mahasiswa sekarang aja makin rajin
nulis sejak
 ada internet.
 
 aku kira, dengan kebijakan membuka arus informasi besar besaran di mesir
 ini, perubahan akan berlangsung keras, cepat dan drastis dalam waktu
dekat.
 kondisinya mirip dengan pengalaman yg dirasakan adik adik kelas saya di
 spore dalam 5-10 tahun terkahir ini.
 
 berlainan dengan kebijakan yg dilakukan oleh Iran, yg justru melakukan
 pengetatan thd pemakaian jaringan internet dan pembatasan arus
informasi.
 gak tanggung tanggung, yg menindas akses thd informasi ini adalah ali
 khameini sendiri.  DPR ketika lagi rapat untuk melakukan reformasi
UU ttg
 Informasi, ama dia digibas.  habis perkara :p  selanjutnya internet
di rumah
 rumah di iran, sekedar untuk membuka situs multiply aja udah empot
empotan.
 
 
 
 On 1/11/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan
  alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan.
  Saya tidak bisa melarang.
 
  Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di
  dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga
  mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan
  gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan
  mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum,
  keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb.
 
  Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah
  dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau
  Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa
  melarang.
 
  Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui
  dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi
  iming2 tsb.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  azizi waruhii
  aziziqalbii@ wrote:
  
   miskin dunia tp kaya akan akhirat...
   apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya
  ambruk
   semua...
   apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti
   malasiya...
   apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai
  jelbab
   di seklah dan university?
   jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi
  dan
   statpamnya baca alquran...
   jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar
  didepan
   nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya
   ato jadilah negara turky
  
  
   On 10/01/07, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote:
   
Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong  Kalau tidak
  ada
konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya
  kita ...
   
Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma
  transit
di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota
  OIC
itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling
makmur itu cuma Turki dan Malaysia.
   
Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan
  umat,
baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup
  berpoligami ...
   
--- In
wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%
  40yahoogroups.com,
azizi waruhii
aziziqalbii@ wrote:

 hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan
 dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa
  kena
tipu...
 trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan
  taxi
CV ato
 syirkah/perusahaan.. 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Dana Pamilih
Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
disebut kita harus percaya hadits.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 kembalikan semuanya ke alquran dan hadist saja...
 kalau pemikiran manusia mudah berubah.. injil saja
 diterjemahkan beda2 hasilnya antara bhs inggris UK,
 USA, Australia gmn translete ke bhs indo atau jawa..
 berani taruhan saya bahwa alquran dan hadist adalah yg
 terbaik.. kalau ada yg lebih baik dari itu
 (quran-hadist)...sy kasih Hp sy N73 asli findland!
 paling calon pendeta gereja yg berani..
 
 hanya kepadamulah Ya Alloh sy berserah diri..., smg
 kawan2 pun demikian.
 
 slm,
 ali
 --- azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  @azka
  hemm.
  
  azka berkata kepada aku yg bodoh:
  Apalagi hadits yang diajukan oleh Pak Aly malah
  lebih jelas lagi. Nah,
  apakah pemahaman anda yang masih kurang tepat atas
  kitab Ianatut Thalibin
  itu anda utamakan di atas Hadits atau juga redaksi
  Bada'i yang sedemikian
  terang?
  
  ===
  saya tanya balik:
  apakah pengarang ianathut thalibin Sayid Bakri tidak
  tau akan hadist yg
  diajukan Pak Aly?
  dan apakah itu pendapat dia semata?
  alhasil pendapat seperti yg saya utarakan ada, itu
  udah lebih dari cukup.
  saya ga akan memaksakan pendapat saya ke saudara
  azka dan juga lainnya.
  saya kalo dlm debat ga akan memaksakan argument
  saya, asal pendapat dan
  pikiran saya di dengar udah lebih dari cukup, ga
  percaya dengan pendapat
  saya, itu sih ga masalah bagi saya,. Hurriyyah
  Ra'yii wa hurriyyah ta'bir.
  
  saya mengaku kalah pak azka, tp bukan mengaku salah.
  
  hehehhe...
  dah dulu ah, buru²
  wassalam
  Kullu sanah wa antum thayyibin.
  
  
  On 16/01/07, azka [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
.
  
   
  
  
  
  [Non-text portions of this message have been
  removed]
  
  
 
 
 
  


 Want to start your own business?
 Learn how on Yahoo! Small Business.
 http://smallbusiness.yahoo.com/r-index





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Ari Condro
hongkong, singapore, italia dulu juga biang korupsi, japi mereka perbaikan
diri.
amerika jaman al capone di chicago juga gila gilaan korupnya.

kalo gempa, tanah longsor, gunung meletus, itu mah bawaan alam, karena
geografi indonesia yg di lingkar cicincin api, pertemuan gurnug gunung
berapi di dunia.  tapi kan dapatnya kesuburan hiya gak ?


On 1/12/07, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote:

   ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak bersyukur?
 la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la syadid=
 jika
 kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi
 jika
 kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih...

 tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang...
 pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi.
 banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia
 tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, utangnya
 dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa
 melayang.

 On 11/01/07, Muhammad Aly [EMAIL 
 PROTECTED]assalamualaikum_hello%40yahoo.com
 wrote:
 
  - diam adalah emas itulah kata2 bijak...
  - membuat karya teknologi spt org barat
  - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2
  maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup).
  - berbudaya yg islami
  org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur,
  damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi.
  skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo,
  debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan
  bertambah byk org2 miskin.
 
  smg ada hari esok lebih baik  indah di indonesia...
  bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari
  ketinggian udara.. lihat saja minimal di
  peta...(saling bergandengan bentuk burung dll).
 
  slm,
 
  __
  Do you Yahoo!?
  Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
  http://new.mail.yahoo.com
 
 

 [Non-text portions of this message have been removed]

  



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Dana Pamilih
Diperlukan nation building dimana rakyat terdidik dg baik dan sistem
hukumnya moderen dan berjalan baik. Udah itu aja koq syaratnya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:

 hongkong, singapore, italia dulu juga biang korupsi, japi mereka
perbaikan
 diri.
 amerika jaman al capone di chicago juga gila gilaan korupnya.
 
 kalo gempa, tanah longsor, gunung meletus, itu mah bawaan alam, karena
 geografi indonesia yg di lingkar cicincin api, pertemuan gurnug gunung
 berapi di dunia.  tapi kan dapatnya kesuburan hiya gak ?
 
 
 On 1/12/07, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak
bersyukur?
  la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la
syadid=
  jika
  kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi
  jika
  kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih...
 
  tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang...
  pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi.
  banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia
  tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin,
utangnya
  dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa
  melayang.
 
  On 11/01/07, Muhammad Aly
[EMAIL PROTECTED]assalamualaikum_hello%40yahoo.com
  wrote:
  
   - diam adalah emas itulah kata2 bijak...
   - membuat karya teknologi spt org barat
   - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2
   maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup).
   - berbudaya yg islami
   org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur,
   damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi.
   skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo,
   debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan
   bertambah byk org2 miskin.
  
   smg ada hari esok lebih baik  indah di indonesia...
   bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari
   ketinggian udara.. lihat saja minimal di
   peta...(saling bergandengan bentuk burung dll).
  
   slm,
  
   __
   Do you Yahoo!?
   Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
   http://new.mail.yahoo.com
  
  
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
   
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik azka
Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) 
yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya 
dengan hadits2nya?.
Atau bagaimana?

Layaly

  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


   Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
  disebut kita harus percaya hadits. 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Ari Condro
itu mas Dananya ajah yg lagi ngisengin orang sebelumnya, mbak azka.  eh,
temenku ternyata udah 4 orang nih yg kasih nama anaknya azka.  lagi ngetrend
kali yah ...


On 1/17/07, azka [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada
 Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
 Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan
 percaya dengan hadits2nya?.
 Atau bagaimana?

 Layaly

 - Original Message -
 From: Dana Pamilih
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia -
 Racism

 Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
 disebut kita harus percaya hadits.

 [Non-text portions of this message have been removed]

  



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Dana Pamilih
Islam memang satu2nya agama dimana perilaku nabinya menjadi panutan
oleh umatnya.  Yang lain lebih kepada ajarannya.

Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg
kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya
jadi skeptis.

Dan dari puluhan ribu itu berapa energi yg telah dikeluarkan utk
memilah yg shahih dan tidak. Selain juga koq kenapa hadits baru
dikompilasi 200 tahun setelah wafatnya RasuluLlah SAW?  Saya meragukan
motivasi ini.  Kelihatannya politis.

Bagi saya hadits itu bukan kalimatuLlah sehingga kedudukannya tidak
mungkin setara dengan Al-Qur'an.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah
kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
 Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti
dan percaya dengan hadits2nya?.
 Atau bagaimana?
 
 Layaly
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
   disebut kita harus percaya hadits. 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik donnie ahmad
Mas Dana,
Dari baca bukunya karen amstrong saya merasa bahwa tidak hanya Islam saja
yang mencoba untuk meniru perilaku nabinya.  Orang2 kristen konservatif
ataupun yahudi orthodox juga ingin meniru secara persis apa yang terjadi
pada jaman nabi mereka hidup.  Karena itulah yang mereka anggap sebagai
purifikasi.  Atau mungkin penangkapan saya yang keliru yah??

regards,
Donnie

===

Pada tanggal 07/01/17, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] menulis:

   Islam memang satu2nya agama dimana perilaku nabinya menjadi panutan
 oleh umatnya. Yang lain lebih kepada ajarannya.

 Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg
 kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya
 jadi skeptis.

 Dan dari puluhan ribu itu berapa energi yg telah dikeluarkan utk
 memilah yg shahih dan tidak. Selain juga koq kenapa hadits baru
 dikompilasi 200 tahun setelah wafatnya RasuluLlah SAW? Saya meragukan
 motivasi ini. Kelihatannya politis.

 Bagi saya hadits itu bukan kalimatuLlah sehingga kedudukannya tidak
 mungkin setara dengan Al-Qur'an.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 azka [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah
 kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
  Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti
 dan percaya dengan hadits2nya?.
  Atau bagaimana?
 
  Layaly
 
  - Original Message -
  From: Dana Pamilih
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
 Indonesia - Racism
 
 
  Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
  disebut kita harus percaya hadits.
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik azka
Mas Ari baru sekarang manggil saya mbak. Sebelumnya beberapa netter di milis 
ini panggil saya pak. Saya jadi ikutan ragu hingga setiap kali nengok ke 
bawah :)))
Tapi Mbak Aisha sudah cerdas sejak awal dan manggil saya mbak. Makacih mbak 
Aisha dan Mas Ari.

Layaly 

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 17, 2007 2:45 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - 
Racism


  itu mas Dananya ajah yg lagi ngisengin orang sebelumnya, mbak azka. eh,
  temenku ternyata udah 4 orang nih yg kasih nama anaknya azka. lagi ngetrend
  kali yah ...

  On 1/17/07, azka [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada
   Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
   Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan
   percaya dengan hadits2nya?.
   Atau bagaimana?
  
   Layaly
  
   - Original Message -
   From: Dana Pamilih
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia -
   Racism
  
   Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
   disebut kita harus percaya hadits.
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
   
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik azka
Mas Dana,
Ada sebuah disertasi seorang Doktor lulusan Al Azhar tahun 1976 yang tiba-tiba 
laris pada awal tahun 90-an, yaitu ketika Penerbit Muassasah Risalah Beirut 
menerbitkan disertasi itu menjadi sebuah buku 2 jilid mewah yang diberi judul 
Af'al ar Rasul wa dilaalatuha 'ala al ahkam al syar'iyyah. Saya sendiri 
mendapatkan buku/disertasi tersebut cetakan Kelima. Dan tahun 2006 yang lalu, 
tiba-tiba sejumlah kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir meributkan kembali 
buku tersebut. Alias, mereka berebutan ingin memilikinya. 
Disertasi itu dianggap menarik karena untuk pertamakalinya mencoba membahas 
tuntas Af'al ar Rasul (Pekerjaan2 Rasul). Seperti jamak diketahui selama 
berkurun-kurun waktu yang lampau, para ulama kebanyakan hanya membahas Aqwal ar 
Rasul (Ucapan2 Rasul). 
Yang jelas begini: pada halaman 30 juz 1 disebutkan perdebatan ulama tentang 
kedudukan Al Hadits dengan Al Qur'an. Ada tiga pendapat, Pertama: Al Qur'an 
lebih utama dibanding dengan Al Hadits. Kedua: Al Quran sederajat dengan Al 
Hadits dan, Ketiga: Al Hadits lebih utama daripada Al Qur'an!!!. 
Yang menarik diamati tentu adalah pendapat ketiga. Disebutkan setidaknya ada 5 
bukti yang menguatkan thesa bahwa Al Hadits lebih utama daripada Al Qur'an. Di 
antara bukti itu adalah: bahwa hadits Laa washiyyata liwarits (HR Bukhari) 
telah menasakh (mengganti hukum) surah Al Baqarah ayat 180. Nah, sesuatu yg 
menasakh tentu lebih utama daripada sesuatu yang dinasakh atau minimal keduanya 
sama kedudukannya. Ini ditandaskan pula dalam firman Allah pada surah Al 
Baqarah 106.
Begitulah Mas Dana.
Akan tetapi berikutnya disertasi itu menetralisir perdebatan tersebut melalui 
sejumlah bukti2 tandingan hingga kemudian (singkat cerita) dicapai kesimpulan 
bahwa kurang tepat untuk membicarakan soal kedudukan Al Qur'an dan Al Hadits, 
yang lebih tepat adalah membicarakan fungsi Al Hadits terhadap Al Qur'an.
Dan kita tentu tahu bahwa di antara fungsi hadits terhadap Al Qur'an adalah:
1. Sebagai penentu dari beberapa makna majaz yang dikandung Al Qur'an. 
Maksudnya, seringkali karena nilai sastra Al Quran yang sangat tinggi, maka 
ayat-ayat Alqur'an itu memiliki banyak makna. Nah, fungsi hadits di sini adalah 
sebagai penentu atas salah satu dari makna-makna tersebut.
2. Sebagai penjelas keglobalan makna Al Qur'an. Keglobalan ini mencakup 
sejumlah segi seperti: global dari segi pluralitas makna sebuah ungkapan, atau 
juga global dari segi mutlak tidaknya sebuah ayat.
3. Dan fungsi terpenting adalah bahwa  Al Hadits bisa menentukan banyak hukum 
yang belum diatur oleh Al Qur'an. Contohnya: dlm Al Qur'an (An Nisa': 23) hanya 
disebutkan dua orang yang tidak boleh dinikahi karena hubungan radla' 
(persusuan) dan kemudian al Hadits menambahinya hingga 7 orang (HR Bukhari 
Muslim). Juga diharamkannya memakai baju berjahit utk kaum lelaki yang 
melakukan ihram adalah ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak 
membahasnya.

Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan Al Hadits.
Atau gimana...

Salam,
Layal.






  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  . 
  __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg
  kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya
  jadi skeptis_._,___ 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Dana Pamilih
Apa yg terjadi masa lalu, tetapi bukan meniru dan membeo tingkah laku
dan cara berpakaian, dsb.  Kalau begitu berarti semua orang Kristen
enggak boleh kawin dan kemana2 pakai cancut spt waktu Yesus disalib.

Enggak kan?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, donnie ahmad
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Dana,
 Dari baca bukunya karen amstrong saya merasa bahwa tidak hanya Islam
saja
 yang mencoba untuk meniru perilaku nabinya.  Orang2 kristen konservatif
 ataupun yahudi orthodox juga ingin meniru secara persis apa yang terjadi
 pada jaman nabi mereka hidup.  Karena itulah yang mereka anggap sebagai
 purifikasi.  Atau mungkin penangkapan saya yang keliru yah??
 
 regards,
 Donnie
 
 ===
 
 Pada tanggal 07/01/17, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] menulis:
 
Islam memang satu2nya agama dimana perilaku nabinya menjadi panutan
  oleh umatnya. Yang lain lebih kepada ajarannya.
 
  Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg
  kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya
  jadi skeptis.
 
  Dan dari puluhan ribu itu berapa energi yg telah dikeluarkan utk
  memilah yg shahih dan tidak. Selain juga koq kenapa hadits baru
  dikompilasi 200 tahun setelah wafatnya RasuluLlah SAW? Saya meragukan
  motivasi ini. Kelihatannya politis.
 
  Bagi saya hadits itu bukan kalimatuLlah sehingga kedudukannya tidak
  mungkin setara dengan Al-Qur'an.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  azka azkalayal@ wrote:
  
   Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah
  kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali?
   Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti
  dan percaya dengan hadits2nya?.
   Atau bagaimana?
  
   Layaly
  
   - Original Message -
   From: Dana Pamilih
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
  Indonesia - Racism
  
  
   Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak
   disebut kita harus percaya hadits.
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Dana Pamilih
Kalau demikian, benarlah anggapan saya bahwa Hadits tidak lain cuma
catatan kaki bagi ayat2 dalam Al-Qur'an.  Tapi koq kenapa nuansanya
sering menganggap hadits itu sebagai sumber hukum.  Seharusnya hanya 
kalimatuLlah yang menjadi sumber hukum.  Bukan catatan kaki. 

Selengkap2nya sanad dan matan suatu hadits toh itu merupakan persepsi
manusia biasa (spt Anda dan saya) dan lebih rawan lagi ialah baru
dikodifikasi 200 tahun setelah wafatnya Nabi SAW. 

Omongan almarhum kakek kita aja yg meninggal tahun lalu belum tentu
lengkap penerimaan kita apalagi yang sudah meninggal 200 tahun yg lalu
tanpa ada otentisitas hitam diatas putih.  Bukhari itu kan manusia
biasa seperti Anda dan saya.  Omongan dan analisa bisa kita
perdebatkan.  Namanya sesama manusia. 

Oleh karena itu bagi saya ketentuan berdasarkan hadits hanya bersifat
fakultatif sedangkan menurut Al-Qur'an lebih mengikat. 

Ini logika sederhana tetapi sangat mendasar. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Dana,
 Ada sebuah disertasi seorang Doktor lulusan Al Azhar tahun 1976 yang
tiba-tiba laris pada awal tahun 90-an, yaitu ketika Penerbit Muassasah
Risalah Beirut menerbitkan disertasi itu menjadi sebuah buku 2 jilid
mewah yang diberi judul Af'al ar Rasul wa dilaalatuha 'ala al ahkam
al syar'iyyah. Saya sendiri mendapatkan buku/disertasi tersebut
cetakan Kelima. Dan tahun 2006 yang lalu, tiba-tiba sejumlah kalangan
mahasiswa Indonesia di Mesir meributkan kembali buku tersebut.
Alias, mereka berebutan ingin memilikinya. 
 Disertasi itu dianggap menarik karena untuk pertamakalinya mencoba
membahas tuntas Af'al ar Rasul (Pekerjaan2 Rasul). Seperti jamak
diketahui selama berkurun-kurun waktu yang lampau, para ulama
kebanyakan hanya membahas Aqwal ar Rasul (Ucapan2 Rasul). 
 Yang jelas begini: pada halaman 30 juz 1 disebutkan perdebatan ulama
tentang kedudukan Al Hadits dengan Al Qur'an. Ada tiga pendapat,
Pertama: Al Qur'an lebih utama dibanding dengan Al Hadits. Kedua: Al
Quran sederajat dengan Al Hadits dan, Ketiga: Al Hadits lebih utama
daripada Al Qur'an!!!. 
 Yang menarik diamati tentu adalah pendapat ketiga. Disebutkan
setidaknya ada 5 bukti yang menguatkan thesa bahwa Al Hadits lebih
utama daripada Al Qur'an. Di antara bukti itu adalah: bahwa hadits
Laa washiyyata liwarits (HR Bukhari) telah menasakh (mengganti
hukum) surah Al Baqarah ayat 180. Nah, sesuatu yg menasakh tentu lebih
utama daripada sesuatu yang dinasakh atau minimal keduanya sama
kedudukannya. Ini ditandaskan pula dalam firman Allah pada surah Al
Baqarah 106.
 Begitulah Mas Dana.
 Akan tetapi berikutnya disertasi itu menetralisir perdebatan
tersebut melalui sejumlah bukti2 tandingan hingga kemudian (singkat
cerita) dicapai kesimpulan bahwa kurang tepat untuk membicarakan soal
kedudukan Al Qur'an dan Al Hadits, yang lebih tepat adalah
membicarakan fungsi Al Hadits terhadap Al Qur'an.
 Dan kita tentu tahu bahwa di antara fungsi hadits terhadap Al Qur'an
adalah:
 1. Sebagai penentu dari beberapa makna majaz yang dikandung Al
Qur'an. Maksudnya, seringkali karena nilai sastra Al Quran yang sangat
tinggi, maka ayat-ayat Alqur'an itu memiliki banyak makna. Nah, fungsi
hadits di sini adalah sebagai penentu atas salah satu dari makna-makna
tersebut.
 2. Sebagai penjelas keglobalan makna Al Qur'an. Keglobalan ini
mencakup sejumlah segi seperti: global dari segi pluralitas makna
sebuah ungkapan, atau juga global dari segi mutlak tidaknya sebuah ayat.
 3. Dan fungsi terpenting adalah bahwa  Al Hadits bisa menentukan
banyak hukum yang belum diatur oleh Al Qur'an. Contohnya: dlm Al
Qur'an (An Nisa': 23) hanya disebutkan dua orang yang tidak boleh
dinikahi karena hubungan radla' (persusuan) dan kemudian al Hadits
menambahinya hingga 7 orang (HR Bukhari Muslim). Juga diharamkannya
memakai baju berjahit utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah
ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya.
 
 Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan
Al Hadits.
 Atau gimana...
 
 Salam,
 Layal.
 
 
 
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
   . 
   __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg
   kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya
   jadi skeptis_._,___ 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik total_sacrifice
kadang2 hadist ditelan mentah2 tanpa mempedulikan konteksnya.jadinya
timbul banyak keanehan. misalnya begini.
Nabi saw pernah ditanyai oleh seorang muda, boleh nggak ketika puasa
mencium isteri? .. Tidak boleh, jawab Nabi.
kemudian pertanyaan serupa ditanyakan oleh orang yg sudah cukup umur
(tua), boleh, jawab Nabi. kalau kita menelan mentah2 bunyi hadist
tersebut berarti Nabi saw plin-plan. tapi kalau kita melihat konteks
sangat indah sekali apa yg dilakukan oleh Nabi tsb.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau demikian, benarlah anggapan saya bahwa Hadits tidak lain cuma
 catatan kaki bagi ayat2 dalam Al-Qur'an.  Tapi koq kenapa nuansanya
 sering menganggap hadits itu sebagai sumber hukum.  Seharusnya hanya 
 kalimatuLlah yang menjadi sumber hukum.  Bukan catatan kaki. 
 
 Selengkap2nya sanad dan matan suatu hadits toh itu merupakan persepsi
 manusia biasa (spt Anda dan saya) dan lebih rawan lagi ialah baru
 dikodifikasi 200 tahun setelah wafatnya Nabi SAW. 




Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Rye Woo
 utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah
ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya.
 
 Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan
Al Hadits.
 Atau gimana...
 
 Salam,
 Layal.
 
 
 
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Dana Pamilih 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
 . 
 __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg
 kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya
 jadi skeptis_._,___ 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]




 

 
-
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-17 Terurut Topik Rye Woo
dinikahi karena hubungan radla' (persusuan) dan kemudian al Hadits
menambahinya hingga 7 orang (HR Bukhari Muslim). Juga diharamkannya
memakai baju berjahit utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah
ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya.
 
 Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan
Al Hadits.
 Atau gimana...
 
 Salam,
 Layal.
 
 
 
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Dana Pamilih 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
 . 
 __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg
 kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya
 jadi skeptis_._,___ 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]


-
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 
-
Any questions?  Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-15 Terurut Topik asetijadi2004
Bang Aly,


Cuman mau nambahin..

Jika memberi dalil jangan ditambah-tambahin lho...
tholabil'ilmi itu menuntut ilmu bukan menuntut ilmu agama

Jaman rasul nggak ada itu pembagian ilmu agama sama non-agama.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 begini loh bunyinya  man khoroja fi tholabil 'ilmi
 fahuwa fii sabilillaahi hatta yarzi'a cuma riwayatnya
 kalau gak salah HR Tirmidzi.
 
  barang siapa yg keluar dari rumahnya untuk menuntut
 ilmu agama, maka ia di jalan Alloh smp dia kembali ke
 rumahnya  artinya memang selevel jihad perang
 shuhada.
 
 Tp yg utama memang betul bwt dhuafa untuk zakat/infa..
 sedangkan ibnu sabil ke no.8 (asnaf ke 8)..kira2
 begitu...
 ya kalau ibnu sabilnya kaya haus berzakat tdk boleh
 dizakati..
 
 --- azka [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Nyuwun sewu Pak Aly,
  Saya buka sejumlah kitab hadits yang ada, saya hanya
  temukan hadits ini: Man salaka thoriqon yaltamisu
  fihi ilman sahhalallahu lahu thoriqon ilaal jannah
  (Al Mustadrak lil Hakim, juz 1 halaman 165, nomor
  hadits: 299, Daar al kutub al ilmiyah, Beirut,
  cetakan Pertama tahun 1990). Kalau Bapak menemukan
  teks asli hadits seperti yang Bapak tulis, saya
  mohon diberitahu. Yang jelas hadits yang saya
  temukan itu tidak mengindikasikan bahwa seorang
  penuntut ilmu adalah termasuk ibnu sabil. Yang
  tepat adalah fi sabilillah. Sebab jika seorang
  penutut ilmu dikategorikan sebagai ibnu sabil, maka
  ia justru tidak boleh menerima zakat kecuali jika ia
  dalam keadaan membutuhkan dalam arti tidak punya
  kekayaan sama sekali. (lihat Ianatut Thalibin juz 2,
  halaman 194 terbitan Al Halaby cetakan II tahun 1938
  M). Dari kemaren, saya kan menyayangkan mereka
  saudara2 kita yang ber ATM tebal tapi tetap hunting
  zakat dengan alasan keberhakan mereka dalam
  kapasitas sebagai thalibul ilmi. Dan saya sebenarnya
  tetap mengatakan mereka memang berhak mendapatkan
  zakat. Akan tetapi pada saat yang sama, banyak orang
  lain kelaparan dan belum mendapatkan pembagian
  zakat.
  
  Pak Azizi selama ini berdalih bahwa orang Mesir
  lebih suka memberikan zakat kepada mahasiswa asing
  daripada kepada orang-orang miskin asli Mesir
  sendiri. Menurut saya, ini adalah image yang kurang
  tepat. Para dermawan Mesir itu kurang teliti. Ada
  juga dermawan Mesir yang teliti dan tidak bersedia
  memberikan zakat kepada para mahasiswa yang punya
  TV, Stereo set, HP dll. Teman saya pernah ngantri
  zakat, tiba-tiba HPnya (Nokia 7610) berdering,
  langsung saja panitia zakat mempersilahkan dia
  pulang dengan terhormat. 
  Ini lah inti persoalan yang saya tekankan
  berulang-ulang.
  
  Terima kasih,
  Layal
  
  
- Original Message - 
From: Muhammad Aly 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, January 15, 2007 2:57 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Yusuf Qardhawi Puji
  Islam di Indonesia - Racism
  
  
khan ada hadist seinget sy bunyinya begini 
  barang
siapa yg mencari ilmu agama maka dia di jalan
  Allah
(spt jihad perang) smp dia kembali.. artinya si
santri ini adalah ibnu sabil (penuntut ilmu agama
Alloh) adalah diantara yg berhak mendapatkan
zakat/infaq. 
--- azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
 @Azka
 hemm... masalah beasiswa, kan kebanyakan
  beasiswa
 dimesir berasal dari
 zakatlah tarok..
 orang mnuntut ilmu agama(tafsir, fiqh,hadist)
  masih
 digolongkan orang
 miskin,walaupun kaya,
 nah coba buka kitab I'anathut Thalibin bab
  zakat,
 sebelah kiri didalam,
 baris sekitar ke-8 atas, pasti dapatin lafadhla
 yamna'u az-zakah thalabu
 ilmi..
 
 nah orang mesir sendiri lebih suka memberikan
 hartanya kepada penuntut ilmu
 daripada orang miskin yg tidak menuntut ilmu..
 bukti kemarin ,di Qatameya ada pembagian kurban,
  dan
 3 hari sebelumnya kami
 dimintai untuk menyerahkan nama, nah pada H
  idul
 adha, IBu2 semua pada
 antri, trus pas kami datang,malah kami duluan
 diberikan...
 contoh lagi orang mesir lebih mendahulukan
  wafidin
 yg menuntut ilmu dari
 pada orang mesi sendiri, pernah ngatri di mesjid
 Hay, sabi'. di bulan
 Ramadhan?? hari pertama dan kedua maidah
  ar-Rahman
 diberikan ke orang
 mesir.. pas hari sesudahnya datang penuntut
  ilmu,
 malah orang mesir tidak
 diberikan lagi...
 itulah rezeki Allah berikan kepada kita, kenapa
  kita
 menjauhi?
 
 kan ada hadist yg menyatakan bahwa sayap
  malaikat
 dibentang ke orang
 penuntut ilmu...
 nah kalo anda merasa tidak berhak ya tidak ada
  orang
 maksa...
 di Qatameya misalnya ada seorang pemberi
  musa'adah
 setiap bulannya,nah dia
 kalo melihat kita beli daging dan beli makanan
  mewah
 dia malah seneng, dan
 paling benci perokok..
 kalo pribadi saya... kalo dikasih ane ambil,
  kalo ga
 dikasih ga pernah mau
 minta...
 kalo ngantri2 musa'adah ane emang ga 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - Kontribusi Islam terhadap

2007-01-14 Terurut Topik Dana Pamilih
Kontribusi Islam di masa jaman keemasannya tidak ada yang memungkiri.
 Dan sebagian besar ialah sumbangan iptek thd peradaban manusia. 
Saya sudah beberapa kali ke Spanyol dan sangat mengagumi peninggalan2
kerajaan Islam di sana.  Istana Al-Hambra yg luar biasa indahnya dan
dibuatnya pada abad ke 10.  Di abad ke 10 Eropa itu berbudaya apa?

Tapi itu kan dulu.  Nah sekarang apa prestasi yg dapat dibanggakan? 
Siapa pemenang2 hadiah Nobel dalam iptek yang dari Universitas
Al-Azhar, Universitas Madinah, atau universitas islam di tanah air? 
Malahan sekarang makin lama makin didominasi oleh AS.

Bagi saya selama belum mencetak pemenang hadiah Nobel maka suatu
masyarakat dalam kriteria masa kini belum menunjukkan prestasi iptek
yang dapat dibanggakan.  Suatu contoh kecil saja.

Kalau terorisme itu ada hadiah Nobelnya, hmm pasti banyak calonnya
dari Timur Tengah ... 

--- In [EMAIL PROTECTED], jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung DP berkata :

   Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan 
 ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. 
 Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender 
 maupun keyakinan. Bukan cuma Islam saja hampir semua agama juga ada 
 diskriminasi strukturalnya.
 ===

   Jano-ko ngajak bernostalgia,

   Islam's Contribution to Europe's Renaissance

   HRH, The Prince of Wales, Islam and The West

   . . we have underestimated the importance of 800 years of Islamic
society and culture in Spain between the 8th and 15th centuries. The
contribution of Muslim Spain to the preservation of classical learning
during the Dark Ages, and to the first flowering of the Renaissance,
has long been recognized. But Islamic Spain was much more than a mere
larder where Hellenistic knowledge was kept for later consumption by
the emerging modern world. Not only did Muslim Spain gather and
preserve the intellectual content of ancient Greek and Roman
civilization, it also interpreted and expanded upon that civilization,
and made a vital contribution of its own in so many fields of human
endeavour -- in science, astronomy, mathematics, algebra (itself an
Arabic word), law, history, medicine, pharmacology, optics,
agriculture, architecture, theology, music. Averroes and Avenzoor,
like their counterparts Avicenna and Rhazes in the East, contributed
to the study and practice of medicine in
  ways from which Europe benefited for centuries afterwards. 
   Islam nurtured and preserved the quest for learning. In the words
of (the Prophet's) tradition the ink of the scholar is more sacred
than the blood of the martyr. Cordoba in the 10th century was by far
the most civilized city of Europe. We know of lending libraries in
Spain at the time King Alfred was making terrible blunders with the
culinary arts in this country. It is said that the 400,000 volumes of
its ruler's library amounted to more books than all the of the rest of
Europe put together. That was made possible because the Muslim world
acquired from China the skill of making paper more than four hundred
years before the rest of non-Muslim Europe. Many of the traits on
which Europe prides itself came to it from Muslim Spain. Diplomacy,
free trade, open borders, the techniques of academic research, of
anthropology, etiquette, fashion, alternative medicine, hospitals, all
came from this great city of cities. Mediaeval Islam was a religion of
remarkable tolerance for
  its time, allowing Jews and Christians to practice their inherited
beliefs, and setting an example which was not, unfortunately, copied
for many centuries in the West. The surprise, ladies and gentlemen, is
the extent to which Islam has been a part of Europe for so long, first
in Spain, then in the Balkans, and the extent to which it has
contributed so much towards the civilization which we all too often
think of, wrongly, as entirely Western. Islam is part of our past and
present, in all fields of human endeavour. It has helped to create
modern Europe. It is part of our own inheritance, not a thing apart. 

   --

   Bung, coba hayati tuch  Islam is part of our past and present in
all fields of human endeavour


   Marilah kita ciptakan dialog antara Timur, Islam dan Barat demi
kehidupan anak cucu kita yang lebih baik.
   Dikotomi Islam dan Barat adalah pemikiran yang sudah kuno sejak
jaman dahulu kala


   Salam

   
 
 Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Yang di Barat mendikotomikan Islam dan yang Islam
mendikotomikan 
 Barat. Orang Barat juga bilang lho apa belum baca the Universal Human 
 Rights Declaration? Apanya yang kurang universal karena dalam 
 deklarasi ini tidak dibedakan antara pemeluk satu agama dan lainnya.
 
 Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan 
 ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. 
 Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender 
 maupun keyakinan. Bukan 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-12 Terurut Topik Dana Pamilih
Tanpa akal tidak ada kemajuan di dunia.  Iman saja tidak cukup. 
Tunjukkan negara maju yg bermodal iman doang.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 tapikan Iman itu yazid wa yangqus= iman bertambah dan
berkurang...hadist.
 nah kalo iman berkurang dan bertambah, bagaimana untuk digabungkan
dengan
 apa yg anda ungkapkan?Iman itu hanya untuk orang berakal/rasional...
 nah kalo iman itu dipelajari dengan akal... bagaimana akal bisa masuk
 ke alam ghaib? sedapal salah satu rukun iman percaya alam ghaib...
 dan bagaimana akal bisa mengetahui alam kuburan(barzah),... dan
apakah akal
 sanggup menuntun iman kita kepada seluruh bumi dan langit?
 
 
 On 11/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   .
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - Kontribusi Islam terhadap kebangkitan Eropa

2007-01-12 Terurut Topik jano ko
Bung DP berkata :
   
  Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan 
ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. 
Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender 
maupun keyakinan. Bukan cuma Islam saja hampir semua agama juga ada 
diskriminasi strukturalnya.
===
   
  Jano-ko ngajak bernostalgia,
   
  Islam's Contribution to Europe's Renaissance
   
  HRH, The Prince of Wales, Islam and The West
   
  . . we have underestimated the importance of 800 years of Islamic society and 
culture in Spain between the 8th and 15th centuries. The contribution of Muslim 
Spain to the preservation of classical learning during the Dark Ages, and to 
the first flowering of the Renaissance, has long been recognized. But Islamic 
Spain was much more than a mere larder where Hellenistic knowledge was kept for 
later consumption by the emerging modern world. Not only did Muslim Spain 
gather and preserve the intellectual content of ancient Greek and Roman 
civilization, it also interpreted and expanded upon that civilization, and made 
a vital contribution of its own in so many fields of human endeavour -- in 
science, astronomy, mathematics, algebra (itself an Arabic word), law, history, 
medicine, pharmacology, optics, agriculture, architecture, theology, music. 
Averroes and Avenzoor, like their counterparts Avicenna and Rhazes in the East, 
contributed to the study and practice of medicine in
 ways from which Europe benefited for centuries afterwards. 
  Islam nurtured and preserved the quest for learning. In the words of (the 
Prophet's) tradition the ink of the scholar is more sacred than the blood of 
the martyr. Cordoba in the 10th century was by far the most civilized city of 
Europe. We know of lending libraries in Spain at the time King Alfred was 
making terrible blunders with the culinary arts in this country. It is said 
that the 400,000 volumes of its ruler's library amounted to more books than all 
the of the rest of Europe put together. That was made possible because the 
Muslim world acquired from China the skill of making paper more than four 
hundred years before the rest of non-Muslim Europe. Many of the traits on which 
Europe prides itself came to it from Muslim Spain. Diplomacy, free trade, open 
borders, the techniques of academic research, of anthropology, etiquette, 
fashion, alternative medicine, hospitals, all came from this great city of 
cities. Mediaeval Islam was a religion of remarkable tolerance for
 its time, allowing Jews and Christians to practice their inherited beliefs, 
and setting an example which was not, unfortunately, copied for many centuries 
in the West. The surprise, ladies and gentlemen, is the extent to which Islam 
has been a part of Europe for so long, first in Spain, then in the Balkans, and 
the extent to which it has contributed so much towards the civilization which 
we all too often think of, wrongly, as entirely Western. Islam is part of our 
past and present, in all fields of human endeavour. It has helped to create 
modern Europe. It is part of our own inheritance, not a thing apart. 
   
  --
   
  Bung, coba hayati tuch  Islam is part of our past and present in all fields 
of human endeavour
   
   
  Marilah kita ciptakan dialog antara Timur, Islam dan Barat demi kehidupan 
anak cucu kita yang lebih baik.
  Dikotomi Islam dan Barat adalah pemikiran yang sudah kuno sejak jaman dahulu 
kala
   
   
  Salam
   
  

Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Yang di Barat mendikotomikan Islam dan yang Islam mendikotomikan 
Barat. Orang Barat juga bilang lho apa belum baca the Universal Human 
Rights Declaration? Apanya yang kurang universal karena dalam 
deklarasi ini tidak dibedakan antara pemeluk satu agama dan lainnya.

Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan 
ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. 
Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender 
maupun keyakinan. Bukan cuma Islam saja hampir semua agama juga ada 
diskriminasi strukturalnya.

Lihat saja topik2 dalam milis ini, yang memang ditujukan membahas 
diskriminasi gender dalam Islam ... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 DP berlata :
 Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu 
 bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah 
 rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. 
 
 
 
 Jano-ko juga brekata :
 
 Dana, kadang-kadang ogut itu bertanya dalam hati, sebenarnya you 
itu di Inggris atau di Cengkareng ya ?
 Kalau di Inggris koq gimana gitumendikotomi barat dan Islam, 
ape you belum tahu bahwa Islam itu universal, wah jangan - jangan you 
itu miskonsepsi terhadap Islam ? atau kurang membaca ?
 
 Tak tunggu lho tanggapan you, nanti setelah itu tak kasih 
pencerahan
 
 salim
 
 
 
 Dana 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - Kontribusi Islam terhadap kebangkitan Eropa

2007-01-12 Terurut Topik Rani Kirana

mas Jan bisanya cuman ngajakin nostalgila dan bermasturbasi terus 
atas kejayaan Islam dimasa lampau..bosenin...
belum lagi ntar keluar nasehat-nasehat yang diobral kayak serebu tiga
ndak seru ah..

bangun..,mas..bangun..udah ketinggalan kereta tuh..



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ===

   Jano-ko ngajak bernostalgia,

   Islam's Contribution to Europe's Renaissance

   HRH, The Prince of Wales, Islam and The West

   . . we have underestimated the importance of 800 years of Islamic 


++ deleted ++



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik Dana Pamilih
Secara eknonomi kita juga enggak jelek2 amat.  Saya setuju jangan 
silau sama yg kearab2an karena belum tentu Islam.  Ada teman 
perempuan Lebanon yg beragama Kristen.  Arab tapi Kristen.  Kalau 
baca Al-Qur'an tentu sangat bagus lafaznya, tapi dia tidak 
mengimaninya.

Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu 
bukan berarti Barat.  Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah 
rasionalismenya.  Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi.  

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ;-)
 
 Bandingin kok harga kurma sama anggur
 
 Coba Bang Aly sama mas Azizi,
 Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir.
 Bagaimana dengan Pisang?
 
 Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen?
 
 Bagaimana dengan beras?
 
 Cairo itu sama saja dengan Jakarta.
 Kota metropolitan dengan 13 juta orang.
 
 Saya kira intinya adalah: 
 Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, 
gamis 
 dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, 
 berbahasa arab dan berjenggot.
 
 Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab,
 Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua...
 
 Kalau soal kualitas masyarakatnya, 
 setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri.
 Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, 
 
 Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek.
 
 Secara sosial, Indonesia masih lebih baik
 
 Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya
 
 Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik
 
 Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik
 
 Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
 assalamualaikum_hello@ wrote:
 
  sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas
  murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma
  sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai...
  buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2..
  apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp
  murah. lebih murah dari jakarta... 
   
  --- azizi waruhii aziziqalbii@ wrote:
  
   yup...
   emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu
   tabung, dengan tabung
   sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank...
   bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap
   musimnya, harganya tidak lebih
   dari 5 ribu rupiah..
   negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir
   60% dapat beasiswa dari
   berapa instansi...
   
   
   On 10/01/07, Muhammad Aly
   assalamualaikum_hello@ wrote:
   
  Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates
   (UAE),
kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju
   ini
gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg
   jd
pelayan restaurant ...
   
Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di
   negara2
arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir
   ya
hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg
   naikkan
argo taxi dll...
   
di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari
   kita,
tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per
liter atau Rp. 1,750,- saja.
   
Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab
kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket
pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya
akomodasi saja yg mahal.
   
Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2
terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik
gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan
menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara
   aja
   
di negara arab maju... walau makanan mahal semua
   buruh
bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg
korupsi.
   
Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih
kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg
   dholim
bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan
   bwt
meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg
   sabar.
   
Slm,
ali
   
--- Dana Pamilih
  
  dana.pamilih@dana.pamilih%40tiscali.co.uk
wrote:
   
 Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam
   kemiskinan
 dan kebodohan
 alias neraka dunia karena ada iming2 surga di
 akhirat, silahkan.
 Saya tidak bisa melarang.

 Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana
   juga
 semua manusia di
 dunia, mendambakan kenaikan standar hidup
   sehingga
 setiap keluarga
 mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg
   teduh,
 pendidikan
 gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua
 orang, kesempatan
 mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan
   adil di
 mata hukum,
 keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb
   dsb.

 Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini
 karena telah
 dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga
   utk
 dinikmati kalau
 Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan.
   Saya
 tidak bisa
 melarang.

 Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan:
 janganlah mau dikelabui
 dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak
   

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik jano ko
DP berlata :
  Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu 
bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah 
rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. 


   
  Jano-ko juga brekata :
   
  Dana, kadang-kadang ogut itu bertanya dalam hati, sebenarnya you itu di 
Inggris atau di Cengkareng ya ?
  Kalau di Inggris koq gimana gitumendikotomi barat dan Islam, ape you 
belum tahu bahwa Islam itu universal, wah jangan - jangan you itu miskonsepsi 
terhadap Islam ? atau kurang membaca ?
   
  Tak tunggu lho tanggapan you, nanti setelah itu tak kasih pencerahan
   
  salim
   
   
  
Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Secara eknonomi kita juga enggak jelek2 amat. Saya setuju jangan 
silau sama yg kearab2an karena belum tentu Islam. Ada teman 
perempuan Lebanon yg beragama Kristen. Arab tapi Kristen. Kalau 
baca Al-Qur'an tentu sangat bagus lafaznya, tapi dia tidak 
mengimaninya.

Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu 
bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah 
rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ;-)
 
 Bandingin kok harga kurma sama anggur
 
 Coba Bang Aly sama mas Azizi,
 Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir.
 Bagaimana dengan Pisang?
 
 Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen?
 
 Bagaimana dengan beras?
 
 Cairo itu sama saja dengan Jakarta.
 Kota metropolitan dengan 13 juta orang.
 
 Saya kira intinya adalah: 
 Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, 
gamis 
 dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, 
 berbahasa arab dan berjenggot.
 
 Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab,
 Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua...
 
 Kalau soal kualitas masyarakatnya, 
 setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri.
 Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, 
 
 Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek.
 
 Secara sosial, Indonesia masih lebih baik
 
 Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya
 
 Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik
 
 Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik
 
 Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
 assalamualaikum_hello@ wrote:
 
  sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas
  murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma
  sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai...
  buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2..
  apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp
  murah. lebih murah dari jakarta... 
  
  --- azizi waruhii aziziqalbii@ wrote:
  
   yup...
   emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu
   tabung, dengan tabung
   sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank...
   bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap
   musimnya, harganya tidak lebih
   dari 5 ribu rupiah..
   negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir
   60% dapat beasiswa dari
   berapa instansi...
   
   
   On 10/01/07, Muhammad Aly
   assalamualaikum_hello@ wrote:
   
Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates
   (UAE),
kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju
   ini
gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg
   jd
pelayan restaurant ...
   
Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di
   negara2
arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir
   ya
hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg
   naikkan
argo taxi dll...
   
di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari
   kita,
tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per
liter atau Rp. 1,750,- saja.
   
Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab
kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket
pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya
akomodasi saja yg mahal.
   
Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2
terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik
gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan
menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara
   aja
   
di negara arab maju... walau makanan mahal semua
   buruh
bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg
korupsi.
   
Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih
kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg
   dholim
bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan
   bwt
meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg
   sabar.
   
Slm,
ali
   
--- Dana Pamilih
  
  dana.pamilih@dana.pamilih%40tiscali.co.uk
wrote:
   
 Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam
   kemiskinan
 dan kebodohan
 alias neraka dunia karena ada iming2 surga di
 akhirat, silahkan.
 Saya tidak bisa melarang.

 Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana
   juga
 semua manusia di
 dunia, mendambakan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik azizi waruhii
hahahhaha
semua orang punya perspsi sendiri,, dan punya sudut pandang sendiri...
bukan semua perbedaan ada titik temunya... bahkan dengan perbedaan hidup
kita tenang


On 11/01/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

   DP berlata :
 Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu
 bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah
 rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi.

 

 Jano-ko juga brekata :

 Dana, kadang-kadang ogut itu bertanya dalam hati, sebenarnya you itu di
 Inggris atau di Cengkareng ya ?
 Kalau di Inggris koq gimana gitumendikotomi barat dan Islam, ape you
 belum tahu bahwa Islam itu universal, wah jangan - jangan you itu
 miskonsepsi terhadap Islam ? atau kurang membaca ?

 Tak tunggu lho tanggapan you, nanti setelah itu tak kasih pencerahan

 salim



 Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] dana.pamilih%40tiscali.co.uk
 wrote:
 Secara eknonomi kita juga enggak jelek2 amat. Saya setuju jangan
 silau sama yg kearab2an karena belum tentu Islam. Ada teman
 perempuan Lebanon yg beragama Kristen. Arab tapi Kristen. Kalau
 baca Al-Qur'an tentu sangat bagus lafaznya, tapi dia tidak
 mengimaninya.

 Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu
 bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah
 rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 asetijadi2004
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  ;-)
 
  Bandingin kok harga kurma sama anggur
 
  Coba Bang Aly sama mas Azizi,
  Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir.
  Bagaimana dengan Pisang?
 
  Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen?
 
  Bagaimana dengan beras?
 
  Cairo itu sama saja dengan Jakarta.
  Kota metropolitan dengan 13 juta orang.
 
  Saya kira intinya adalah:
  Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah,
 gamis
  dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah,
  berbahasa arab dan berjenggot.
 
  Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab,
  Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua...
 
  Kalau soal kualitas masyarakatnya,
  setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri.
  Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara,
 
  Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek.
 
  Secara sosial, Indonesia masih lebih baik
 
  Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya
 
  Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik
 
  Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik
 
  Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek
 
 
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Muhammad Aly
  assalamualaikum_hello@ wrote:
  
   sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas
   murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma
   sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai...
   buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2..
   apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp
   murah. lebih murah dari jakarta...
  
   --- azizi waruhii aziziqalbii@ wrote:
  
yup...
emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu
tabung, dengan tabung
sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank...
bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap
musimnya, harganya tidak lebih
dari 5 ribu rupiah..
negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir
60% dapat beasiswa dari
berapa instansi...
   
   
On 10/01/07, Muhammad Aly
assalamualaikum_hello@ wrote:

 Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates
(UAE),
 kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju
ini
 gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg
jd
 pelayan restaurant ...

 Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di
negara2
 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir
ya
 hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg
naikkan
 argo taxi dll...

 di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari
kita,
 tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per
 liter atau Rp. 1,750,- saja.

 Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab
 kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket
 pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya
 akomodasi saja yg mahal.

 Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2
 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik
 gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan
 menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara
aja

 di negara arab maju... walau makanan mahal semua
buruh
 bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg
 korupsi.

 Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih
 kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg
dholim
 bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan
bwt
 meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg
sabar.

 Slm,
 ali

 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik Dana Pamilih
Yang di Barat mendikotomikan Islam dan yang Islam mendikotomikan 
Barat. Orang Barat juga bilang lho apa belum baca the Universal Human 
Rights Declaration?  Apanya yang kurang universal karena dalam 
deklarasi ini tidak dibedakan antara pemeluk satu agama dan lainnya.

Di mana letak keuniversalan Islam?  Kita selalu dengar slogan slogan 
ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan.  
Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender 
maupun keyakinan.  Bukan cuma Islam saja hampir semua agama juga ada 
diskriminasi strukturalnya.

Lihat saja topik2 dalam milis ini, yang memang ditujukan membahas 
diskriminasi gender dalam Islam ... 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 DP berlata :
   Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu 
 bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah 
 rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. 
 
 

   Jano-ko juga brekata :

   Dana, kadang-kadang ogut itu bertanya dalam hati, sebenarnya you 
itu di Inggris atau di Cengkareng ya ?
   Kalau di Inggris koq gimana gitumendikotomi barat dan Islam, 
ape you belum tahu bahwa Islam itu universal, wah jangan - jangan you 
itu miskonsepsi terhadap Islam ? atau kurang membaca ?

   Tak tunggu lho tanggapan you, nanti setelah itu tak kasih 
pencerahan

   salim


   
 Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Secara eknonomi kita juga enggak jelek2 amat. Saya setuju 
jangan 
 silau sama yg kearab2an karena belum tentu Islam. Ada teman 
 perempuan Lebanon yg beragama Kristen. Arab tapi Kristen. Kalau 
 baca Al-Qur'an tentu sangat bagus lafaznya, tapi dia tidak 
 mengimaninya.
 
 Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu 
 bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah 
 rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 
 ary.setijadi@ wrote:
 
  ;-)
  
  Bandingin kok harga kurma sama anggur
  
  Coba Bang Aly sama mas Azizi,
  Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir.
  Bagaimana dengan Pisang?
  
  Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen?
  
  Bagaimana dengan beras?
  
  Cairo itu sama saja dengan Jakarta.
  Kota metropolitan dengan 13 juta orang.
  
  Saya kira intinya adalah: 
  Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, 
 gamis 
  dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, 
  berbahasa arab dan berjenggot.
  
  Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab,
  Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua...
  
  Kalau soal kualitas masyarakatnya, 
  setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri.
  Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, 
  
  Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek.
  
  Secara sosial, Indonesia masih lebih baik
  
  Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya
  
  Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik
  
  Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik
  
  Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
  assalamualaikum_hello@ wrote:
  
   sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas
   murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma
   sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai...
   buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2..
   apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp
   murah. lebih murah dari jakarta... 
   
   --- azizi waruhii aziziqalbii@ wrote:
   
yup...
emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu
tabung, dengan tabung
sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank...
bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap
musimnya, harganya tidak lebih
dari 5 ribu rupiah..
negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir
60% dapat beasiswa dari
berapa instansi...


On 10/01/07, Muhammad Aly
assalamualaikum_hello@ wrote:

 Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates
(UAE),
 kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju
ini
 gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg
jd
 pelayan restaurant ...

 Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di
negara2
 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir
ya
 hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg
naikkan
 argo taxi dll...

 di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari
kita,
 tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per
 liter atau Rp. 1,750,- saja.

 Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab
 kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket
 pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya
 akomodasi saja yg mahal.

 Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2
 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik
 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik azizi waruhii
jadi anda maunya gimana kita ini sebagai generasi muda?
nah sebelum kita beranjak kepada perubahan besar2 seperti yg anda
ceritakan,,. apa yg kami harus lakukan untuk sesuatu ygkecil dulu?
nah skr untuk anda sendiri... apa yg telah anda lakukan untuk Islam?







[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik Dana Pamilih
Bagi generasi muda tidak lain bagi saya ialah perbaiki lingkungan kecil 
Anda dengan: pelajarilah ilmu sebanyak2nya, tekunlah dengan profesi 
Anda, patuhilah hukum, bayar pajak dengan baik, tabung dan investasikan 
uang Anda, perlakukan sesama manusia secara adil, tegakkan hukum akhlak 
dalam diri Anda sebelum me-nuding2 orang lain, jalankan ibadah dengan 
baik, dan tentu banyak lagi.  

Yang saya lakukan untuk Islam diantaranya ini, mengguggah kita semua 
agar lebih rasional dalam memahami agama.  Karena apa? Karena Allah 
bersabda: Iman itu hanya untuk orang yang berakal (alias rasional).


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 jadi anda maunya gimana kita ini sebagai generasi muda?
 nah sebelum kita beranjak kepada perubahan besar2 seperti yg anda
 ceritakan,,. apa yg kami harus lakukan untuk sesuatu ygkecil dulu?
 nah skr untuk anda sendiri... apa yg telah anda lakukan untuk Islam?
 
 
 
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik azizi waruhii
tapikan Iman itu yazid wa yangqus= iman bertambah dan berkurang...hadist.
nah kalo iman berkurang dan bertambah, bagaimana untuk digabungkan dengan
apa yg anda ungkapkan?Iman itu hanya untuk orang berakal/rasional...
nah kalo iman itu dipelajari dengan akal... bagaimana akal bisa masuk
ke alam ghaib? sedapal salah satu rukun iman percaya alam ghaib...
dan bagaimana akal bisa mengetahui alam kuburan(barzah),... dan apakah akal
sanggup menuntun iman kita kepada seluruh bumi dan langit?


On 11/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:

  .

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik Muhammad Aly
- diam adalah emas itulah kata2 bijak...
- membuat karya teknologi spt org barat
- menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2
maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup).
- berbudaya yg islami
org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur,
damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi.
skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo,
debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan
bertambah byk org2 miskin.
 
smg ada hari esok lebih baik  indah di indonesia...
bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari
ketinggian udara.. lihat saja minimal di
peta...(saling bergandengan bentuk burung dll).

slm,


 

Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com


Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik azizi waruhii
ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak bersyukur?
la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la syadid= jika
kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi jika
kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih...

tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang...
pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi.
banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia
tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, utangnya
dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa
melayang.


On 11/01/07, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote:

   - diam adalah emas itulah kata2 bijak...
 - membuat karya teknologi spt org barat
 - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2
 maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup).
 - berbudaya yg islami
 org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur,
 damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi.
 skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo,
 debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan
 bertambah byk org2 miskin.

 smg ada hari esok lebih baik  indah di indonesia...
 bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari
 ketinggian udara.. lihat saja minimal di
 peta...(saling bergandengan bentuk burung dll).

 slm,

 __
 Do you Yahoo!?
 Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
 http://new.mail.yahoo.com
 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik Ambon
Mengapa sekarang tidak jujur? Salah siapa atau apa yang kurang?

  - Original Message - 
  From: Muhammad Aly 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, January 11, 2007 6:42 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - 
Racism


  - diam adalah emas itulah kata2 bijak...
  - membuat karya teknologi spt org barat
  - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2
  maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup).
  - berbudaya yg islami
  org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur,
  damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi.
  skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo,
  debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan
  bertambah byk org2 miskin.

  smg ada hari esok lebih baik  indah di indonesia...
  bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari
  ketinggian udara.. lihat saja minimal di
  peta...(saling bergandengan bentuk burung dll).

  slm,

  __
  Do you Yahoo!?
  Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
  http://new.mail.yahoo.com


   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.410 / Virus Database: 268.16.9/622 - Release Date: 1/10/2007


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
pak azizi, coba bandingin sama negara cina yang penduduknya atheis, komunis,
yang memeluk agama pun kebanyakan agama polytheis. orang2 di Xinjiang yang
beragama Islam juga dijajah dan diperlakukan semena-mena sama pemerintah
komunis Cina. Tapi kok ya, masyarakatnya bisa maju. Bencana juga lebih dikit
ketimbang Indonesia. Kira2 kenapa ya Pak? Apakah orang Cina lebih bersyukur
daripada orang Indonesia?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 1/11/07, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote:

   ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak bersyukur?
 la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la syadid=
 jika
 kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi
 jika
 kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih...

 tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang...
 pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi.
 banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia
 tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, utangnya
 dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa
 melayang.



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik azizi waruhii
hemm.. Cina??? hehehhe.. emang negara maju, tp entah berapa ribuan rakyatnya
dibantai oleh komunis, dan hukuman mati cukup mudah dilaksanakan, coba liat
berapa hari yg lalu terjadi demo dikedutaannya dijakarta, gara2
pemerintahnya telah membasmi rakyatnya jutaan jiwa... banyak rakyatnya
keluar negeri bahkan tak segan2 untuk sekedar membawa wanita hamil ke
malasiya agar bayinya lahir disana dan mendapatkan kewarga negaraan
malasiya... kemudian dibawa lagi kecina... dan sesudah dewasa si bayi tersbt
kembali ke malasiya untuk menikmati warga negaraannya..
hem


On 11/01/07, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

  .

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Azizi,


Soal hutang setelah bencana Tsunami di Aceh, bukan dikurangi Pak, 
hanya diperpanjang waktu pembayarannya.dan hutang tetap hutang 
plus bunganya. Malah sekarang hutang negara Indonesia malah banyak, 
karena dulunya IDB, ADB dan World Bank tidak banyak memberikan 
hutang khusus di Aceh, sekarang mereka malah agresif dan semangat 
banget memberi hutang dengan jumlah yang luar biasa. Saking 
semangatnya, pemberian dana yang harusnya bisa berupa hibah alias 
grant di bumi Aceh dan Nias ini, tetap saja dipaksa kita 
berhutang :(


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak 
bersyukur?
 la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la 
syadid= jika
 kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan 
tetapi jika
 kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih...
 
 tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang...
 pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi.
 banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia
 tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, 
utangnya
 dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu 
jiwa
 melayang.
 
 
 On 11/01/07, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
- diam adalah emas itulah kata2 bijak...
  - membuat karya teknologi spt org barat
  - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2
  maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup).
  - berbudaya yg islami
  org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur,
  damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi.
  skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo,
  debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan
  bertambah byk org2 miskin.
 
  smg ada hari esok lebih baik  indah di indonesia...
  bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari
  ketinggian udara.. lihat saja minimal di
  peta...(saling bergandengan bentuk burung dll).
 
  slm,
 
  __
  Do you Yahoo!?
  Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
  http://new.mail.yahoo.com
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik Dana Pamilih
Kalau sikap gampang melecehkan orang lain itu cerminan sunnah Rasul 
sih maaf aja ya.  Silahkan koreksi diri.

Pemahaman agama yang baik tidak memberikan hak istimewa bagi diri 
sendiri sehingga meletakkan orang lain diderajat yang lebih rendah.

Kalau pengertian sunnah Rasul dan Al-Qur'an itu bertentangan dengan 
HAM ya saya kira pasti ada yang tidak beres dengan pemahaman 
manusianya karena tidak mungkin sumber2 iLlahi sedangkal itu.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jano-ko :
 
   Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP..

   Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al 
Qur'an dan Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ?

   ---

   Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu 
kan juga saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin  mereka terus itu 
namanya tidak baik, kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau 
insan liberal sich dalam salah satu artikelnya memang merusak 
reputasi orang dan budaya Arab.

   -

   O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya 
stereotype ?, racism ?

   Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan 
jano-ko supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit 
hati tersebut.

   ===

   New York Teachers Receive Guide to combat Bigotry

   SPEAK OUT AGAINST RACISM
 
   NEW YORK, Sept 26 (News Agencies) - New York City's teachers 
union Wednesday released an anti-bigotry guide to instruct students 
not to stereotype and scapegoat Muslim and Arab students for the 
September 11th terrorist attacks.
 
 The 50-page guide, Helping Students Appreciate and Respect 
Differences, was compiled by the New York City Teacher Center and 
focuses on ways teachers can deal with children's fear, confusion and 
intolerance.
 
 This is an attempt to give teachers the language so they can begin 
to help their students understand hatred, explained Teacher Center 
director Aminda Gentile. Why is there hatred? Why is there violence? 
How can a teacher answer such questions? The guide can help teachers 
lead discussions about how prejudice arises and how to diffuse it.
 
 Resource materials from the American Federation of Teachers, the 
Anti-Defamation League and the Southern Poverty Law Center were 
utilized in the compilation of this guide.
 
 Randi Weingarten, president of the United Federation of Teachers, 
in a letter to teachers said: We must educate our students so that 
they understand that the unspeakable actions of deranged terrorists 
cannot be blamed on every citizen living - or having roots - in the 
suspected terrorists' countries of origin.
 
 We have quickly put together this resource guide to assist as you 
incorporate themes of tolerance into teaching.
 
 The booklet has been distributed among teachers in 1,100 City 
schools. 
 
 New York city's schools Chancellor Harold Levy personally visited 
schools with large Muslim and Arab populations to speak out against 
racism and bigotry.

   ---

   Bangsa AMERIKA adalah bangsa yang besar karena mereka bisa 
menghormati bangsa Arab...kalau insan-insan yang suka gebyah uyah 
jelek-jelekin arab itu termasuk bangsa yang besar atau bangsa yang 
kerdil ? 

   Salim



   
 
   
 
 Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Pak Jano,
 Yang diperbincangkan di milis ini sejak dulu juga bukan masalah 
budaya Arab tidak boleh diikuti, tapi kita muslim Indonesia harus 
bisa membedakan mana yang aturan Islam (sesuai AQ dan hadis) dan mana 
yang budaya Arab yang tidak sesuai dengan Islam. Misalnya baju Arab 
yang laki-laki, pakai gamis berkibar dengan kerudung kotak-kotak atau 
putih yang pakai bulatan hitam di kepalanya seperti pakaian raja-raja 
minyak itu, mau dipakai pak Jano silahkan saja, tapi kalau seseorang 
pakai baju Arab lalu merasa lebih Islami daripada yang pakai sarung 
atau kemeja, nah ini gak bener, akhlak yang Islami itu tidak sekedar 
berbaju saja.
 
 Urusan makanan Arab, siapapun termasuk pak Jano boleh-boleh saja 
masak atau makan masakan Arab, masak atau makan masakan Cina juga 
boleh kok - hanya mungkin bahan-bahan yang tidak boleh seperti daging 
babi itu diganti dengan daging binatang lainnya. Hanya saja terus 
terang saya tidak suka makan ala Arab yang makanan ditempatkan di 
wadah besar lalu makan rame-rame, ada yang ngeces atau ileran ikut 
makan atau makanannya ada yang berjatuhan ke wadah itu, rasanya jorok 
abis.
 
 Satu hal lagi, dalam Islam seingat saya Rasulullah mencontohkan 
memanggil orang lain dengan panggilan yang baik seperti panggilan ke 
istrinya yang berpipi merah muda. Jadi kebiasaan pak Jano yang sesuka 
hati memanggil teman di milis ini seperti panggilan Milih untuk pak 
Dana Pamilih seperti juga kebiasaan pak Jano ke teman-teman lainnya 
di sini dengan panggilan aneh-aneh, itu tidak Islami ya karena tidak 
menuruti Rasulullah. Orang tuanya pak Dana mungkin memberi nama 
anaknya dengan dengan 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik Dana Pamilih
Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang 
panjang.  Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda.  Yang pasti 
perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita.  Budaya 
Asia Tenggara lebih menghargai perempuan.

Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata 
teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus 
tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an.  Supir taxinya juga kebut2an 
lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa.  Bulan depan 
saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan 
mata tangan pertama mengenai budaya Arab.

Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras.  Di 
sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya.  Itu belum 
tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji).

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=))
 diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet...
 anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana?
 dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta...
 sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda...
 bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan
 trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs,
 diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan..
 jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca 
buku didlm
 bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya 
mahasiswa..padahal
 mahasiswa dan orang biasa bercampur...
 
 nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri.
 jelekkah mesir yg juga negara Arab???
 mana lebih bagus mesir dengan indonesia?
 
 sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. kita harus masuk 
kedalamnya
 dulu..biar jelas... jangan dengar dari mulut kemulut nah 
kalopun ada
 sebagian masyarakat negara arab yg begok dan jahatnah bukan 
semua arab
 jahat ...
 
 
 On 10/01/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Jano-ko :
 
  Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP..
 
  Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al 
Qur'an dan
  Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ?
 
  ---
 
  Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu 
kan juga
  saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya 
tidak baik,
  kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich 
dalam salah
  satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab.
 
  -
 
  O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya 
stereotype ?,
  racism ?
 
  Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan 
jano-ko
  supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati 
tersebut.
 
  ===
 
  New York Teachers Receive Guide to combat Bigotry
 
  SPEAK OUT AGAINST RACISM
 
  NEW YORK, Sept 26 (News Agencies) - New York City's teachers union
  Wednesday released an anti-bigotry guide to instruct students not 
to
  stereotype and scapegoat Muslim and Arab students for the 
September 11th
  terrorist attacks.
 
  The 50-page guide, Helping Students Appreciate and Respect 
Differences,
  was compiled by the New York City Teacher Center and focuses on 
ways
  teachers can deal with children's fear, confusion and intolerance.
 
  This is an attempt to give teachers the language so they can 
begin to
  help their students understand hatred, explained Teacher Center 
director
  Aminda Gentile. Why is there hatred? Why is there violence? How 
can a
  teacher answer such questions? The guide can help teachers lead 
discussions
  about how prejudice arises and how to diffuse it.
 
  Resource materials from the American Federation of Teachers, the
  Anti-Defamation League and the Southern Poverty Law Center were 
utilized in
  the compilation of this guide.
 
  Randi Weingarten, president of the United Federation of Teachers, 
in a
  letter to teachers said: We must educate our students so that 
they
  understand that the unspeakable actions of deranged terrorists 
cannot be
  blamed on every citizen living - or having roots - in the 
suspected
  terrorists' countries of origin.
 
  We have quickly put together this resource guide to assist as you
  incorporate themes of tolerance into teaching.
 
  The booklet has been distributed among teachers in 1,100 City 
schools.
 
  New York city's schools Chancellor Harold Levy personally visited 
schools
  with large Muslim and Arab populations to speak out against 
racism and
  bigotry.
 
  ---
 
  Bangsa AMERIKA adalah bangsa yang besar karena mereka bisa 
menghormati
  bangsa Arab...kalau insan-insan yang suka gebyah uyah jelek-
jelekin arab itu
  termasuk bangsa yang besar atau bangsa yang kerdil ?
 
  Salim
 
 
 
 
 
  Aisha [EMAIL PROTECTED] aishayasmina2002%40yahoo.com.sg
  wrote:
  Pak Jano,
  Yang diperbincangkan di milis ini sejak dulu juga bukan masalah 
budaya
  Arab tidak boleh 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik azizi waruhii
hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan
dicopet...ato dibawa  kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu...
trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato
syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi
baru warna kuning milik perusahaan...
bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini
cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih..
trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap... bahan saya
sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya pernah
mati visanya setahun...


On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang
 panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti
 perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya
 Asia Tenggara lebih menghargai perempuan.

 Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata
 teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus
 tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an
 lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan
 saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan
 mata tangan pertama mengenai budaya Arab.

 Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras. Di
 sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu belum
 tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji).

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 azizi waruhii
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=))
  diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet...
  anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana?
  dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta...
  sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda...
  bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan
  trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs,
  diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan..
  jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca
 buku didlm
  bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya
 mahasiswa..padahal
  mahasiswa dan orang biasa bercampur...
 
  nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri.
  jelekkah mesir yg juga negara Arab???
  mana lebih bagus mesir dengan indonesia?
 
  sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. kita harus masuk
 kedalamnya
  dulu..biar jelas... jangan dengar dari mulut kemulut nah
 kalopun ada
  sebagian masyarakat negara arab yg begok dan jahatnah bukan
 semua arab
  jahat ...
 
 
  On 10/01/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Jano-ko :
  
   Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP..
  
   Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al
 Qur'an dan
   Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ?
  
   ---
  
   Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu
 kan juga
   saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya
 tidak baik,
   kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich
 dalam salah
   satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab.
  
   -
  
   O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya
 stereotype ?,
   racism ?
  
   Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan
 jano-ko
   supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati
 tersebut.
  
   ===
  
   New York Teachers Receive Guide to combat Bigotry
  
   SPEAK OUT AGAINST RACISM
  
   NEW YORK, Sept 26 (News Agencies) - New York City's teachers union
   Wednesday released an anti-bigotry guide to instruct students not
 to
   stereotype and scapegoat Muslim and Arab students for the
 September 11th
   terrorist attacks.
  
   The 50-page guide, Helping Students Appreciate and Respect
 Differences,
   was compiled by the New York City Teacher Center and focuses on
 ways
   teachers can deal with children's fear, confusion and intolerance.
  
   This is an attempt to give teachers the language so they can
 begin to
   help their students understand hatred, explained Teacher Center
 director
   Aminda Gentile. Why is there hatred? Why is there violence? How
 can a
   teacher answer such questions? The guide can help teachers lead
 discussions
   about how prejudice arises and how to diffuse it.
  
   Resource materials from the American Federation of Teachers, the
   Anti-Defamation League and the Southern Poverty Law Center were
 utilized in
   the compilation of this guide.
  
   Randi Weingarten, president of the United Federation of Teachers,
 in a
   letter to teachers said: We must educate our students so that
 they
   understand that the unspeakable actions of deranged terrorists
 cannot be
   blamed on every citizen living - or having roots - in the
 suspected
   terrorists' countries of 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik Dana Pamilih
Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong   Kalau tidak ada
konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ...

Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit
di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC
itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan.  Yang paling
makmur itu cuma Turki dan Malaysia.

Apa ini artinya?  Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat,
baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan
 dicopet...ato dibawa  kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena
tipu...
 trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi
CV ato
 syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi
 baru warna kuning milik perusahaan...
 bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini
 cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih..
 trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap...
bahan saya
 sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya
pernah
 mati visanya setahun...
 
 
 On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang
  panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti
  perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya
  Asia Tenggara lebih menghargai perempuan.
 
  Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata
  teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus
  tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an
  lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan
  saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan
  mata tangan pertama mengenai budaya Arab.
 
  Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras. Di
  sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu belum
  tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji).
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  azizi waruhii
  aziziqalbii@ wrote:
  
   hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=))
   diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet...
   anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana?
   dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta...
   sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda...
   bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan
   trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs,
   diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan..
   jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca
  buku didlm
   bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya
  mahasiswa..padahal
   mahasiswa dan orang biasa bercampur...
  
   nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri.
   jelekkah mesir yg juga negara Arab???
   mana lebih bagus mesir dengan indonesia?
  
   sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. kita harus masuk
  kedalamnya
   dulu..biar jelas... jangan dengar dari mulut kemulut nah
  kalopun ada
   sebagian masyarakat negara arab yg begok dan jahatnah bukan
  semua arab
   jahat ...
  
  
   On 10/01/07, jano ko ko_jano@ wrote:
   
Jano-ko :
   
Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP..
   
Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al
  Qur'an dan
Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ?
   
---
   
Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu
  kan juga
saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya
  tidak baik,
kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich
  dalam salah
satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab.
   
-
   
O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya
  stereotype ?,
racism ?
   
Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan
  jano-ko
supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati
  tersebut.
   
===
   
New York Teachers Receive Guide to combat Bigotry
   
SPEAK OUT AGAINST RACISM
   
NEW YORK, Sept 26 (News Agencies) - New York City's teachers union
Wednesday released an anti-bigotry guide to instruct students not
  to
stereotype and scapegoat Muslim and Arab students for the
  September 11th
terrorist attacks.
   
The 50-page guide, Helping Students Appreciate and Respect
  Differences,
was compiled by the New York City Teacher Center and focuses on
  ways
teachers can deal with children's fear, confusion and intolerance.
   
This is an attempt to give teachers the language so they can
  begin to
help their students understand hatred, explained Teacher Center
  director
Aminda Gentile. Why 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik azizi waruhii
miskin dunia tp kaya akan akhirat...
apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya ambruk
semua...
apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti
malasiya...
apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai jelbab
di seklah dan university?
jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi dan
statpamnya baca alquran...
jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar didepan
nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya
ato jadilah negara turky


On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong  Kalau tidak ada
 konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ...

 Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit
 di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC
 itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling
 makmur itu cuma Turki dan Malaysia.

 Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat,
 baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ...

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 azizi waruhii
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan
  dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena
 tipu...
  trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi
 CV ato
  syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi
  baru warna kuning milik perusahaan...
  bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini
  cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih..
  trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap...
 bahan saya
  sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya
 pernah
  mati visanya setahun...
 
 
  On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang
   panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti
   perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya
   Asia Tenggara lebih menghargai perempuan.
  
   Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata
   teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus
   tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an
   lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan
   saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan
   mata tangan pertama mengenai budaya Arab.
  
   Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras. Di
   sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu belum
   tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji).
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   azizi waruhii
   aziziqalbii@ wrote:
   
hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=))
diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet...
anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana?
dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta...
sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda...
bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan
trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs,
diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan..
jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca
   buku didlm
bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya
   mahasiswa..padahal
mahasiswa dan orang biasa bercampur...
   
nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri.
jelekkah mesir yg juga negara Arab???
mana lebih bagus mesir dengan indonesia?
   
sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. kita harus masuk
   kedalamnya
dulu..biar jelas... jangan dengar dari mulut kemulut nah
   kalopun ada
sebagian masyarakat negara arab yg begok dan jahatnah bukan
   semua arab
jahat ...
   
   
On 10/01/07, jano ko ko_jano@ wrote:

 Jano-ko :

 Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP..

 Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al
   Qur'an dan
 Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ?

 ---

 Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu
   kan juga
 saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya
   tidak baik,
 kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich
   dalam salah
 satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab.

 -

 O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya
   stereotype ?,
 racism ?

 Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan
   jano-ko
 supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati
   

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik Dana Pamilih
Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan 
alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan.  
Saya tidak bisa melarang.  

Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di 
dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga 
mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan 
gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan 
mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum, 
keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb.

Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah 
dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau 
Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa 
melarang.  

Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui 
dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi 
iming2 tsb.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 miskin dunia tp kaya akan akhirat...
 apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya 
ambruk
 semua...
 apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti
 malasiya...
 apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai 
jelbab
 di seklah dan university?
 jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi 
dan
 statpamnya baca alquran...
 jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar 
didepan
 nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya
 ato jadilah negara turky
 
 
 On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong  Kalau tidak 
ada
  konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya 
kita ...
 
  Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma 
transit
  di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota 
OIC
  itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling
  makmur itu cuma Turki dan Malaysia.
 
  Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan 
umat,
  baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup 
berpoligami ...
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  azizi waruhii
  aziziqalbii@ wrote:
  
   hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan
   dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa 
kena
  tipu...
   trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan 
taxi
  CV ato
   syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah 
ada taxi
   baru warna kuning milik perusahaan...
   bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini
   cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih..
   trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap...
  bahan saya
   sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman 
saya
  pernah
   mati visanya setahun...
  
  
   On 10/01/07, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote:
   
Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan 
sejarah yang
panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang 
pasti
perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. 
Budaya
Asia Tenggara lebih menghargai perempuan.
   
Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan 
pandangan mata
teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua 
harus
tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga 
kebut2an
lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan 
depan
saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan 
pandangan
mata tangan pertama mengenai budaya Arab.
   
Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu 
ras. Di
sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu 
belum
tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat 
memuji).
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com
  wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
azizi waruhii
aziziqalbii@ wrote:

 hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=))
 diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet...
 anda tidak akan takut nik texi walaupun 
sendiri.../dijakarta gimana?
 dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam 
buta...
 sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda...
 bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo 
jalan
 trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran 
diBUs,
 diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan..
 jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa 
baca
buku didlm
 bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya
mahasiswa..padahal
 mahasiswa dan orang biasa bercampur...

 nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri.
 jelekkah mesir yg juga negara Arab???
 mana lebih bagus mesir dengan indonesia?

 sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik Muhammad Aly
Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates (UAE),
kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju ini
gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg jd
pelayan restaurant ...

Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di negara2
arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir ya
hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg naikkan
argo taxi dll...

di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari kita,
tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per
liter atau Rp. 1,750,- saja. 

Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab
kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket
pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya
akomodasi saja yg mahal.

Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2
terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik
gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan
menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara aja

di negara arab maju... walau makanan mahal semua buruh
bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg
korupsi.

Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih
kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg dholim
bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan bwt
meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg sabar.

Slm,
ali


--- Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan
 dan kebodohan 
 alias neraka dunia karena ada iming2 surga di
 akhirat, silahkan.  
 Saya tidak bisa melarang.  
 
 Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga
 semua manusia di 
 dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga
 setiap keluarga 
 mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh,
 pendidikan 
 gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua
 orang, kesempatan 
 mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di
 mata hukum, 
 keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb.
 
 Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini
 karena telah 
 dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk
 dinikmati kalau 
 Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya
 tidak bisa 
 melarang.  
 
 Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan:
 janganlah mau dikelabui 
 dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan
 sanggup memenuhi 
 iming2 tsb.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi
 waruhii 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  miskin dunia tp kaya akan akhirat...
  apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp
 masyarakatnya 
 ambruk
  semua...
  apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran
 dan kasino seperti
  malasiya...
  apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak
 dibolehkan memakai 
 jelbab
  di seklah dan university?
  jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut
 kota para polisi 
 dan
  statpamnya baca alquran...
  jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat
 menghampar tikar 
 didepan
  nasabah dan semua pegawai shalat beserta
 nasabahnya
  ato jadilah negara turky
  
  
  On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  
 Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong
  Kalau tidak 
 ada
   konsekuensi berarti sistem hukumnya sama
 amburadulnya kaya 
 kita ...
  
   Saya memang belum banyak mengunjungi negara
 Arab. Paling cuma 
 transit
   di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua
 negara anggota 
 OIC
   itu berada dibawah atau di sekitar garis
 kemiskinan. Yang paling
   makmur itu cuma Turki dan Malaysia.
  
   Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil
 mensejahterakan 
 umat,
   baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga
 sanggup 
 berpoligami ...
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
 wanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   azizi waruhii
   aziziqalbii@ wrote:
   
hemm... maksud saya anda ga usah takut naik
 taxi gini: ga akan
dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo
 dimedan kan biasa 
 kena
   tipu...
trus emang bener main tawar menawarkrn
 taxi di cairo bukan 
 taxi
   CV ato
syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi
 perorangan... tp skr udah 
 ada taxi
baru warna kuning milik perusahaan...
bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa
 disini
cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus
 aja..tp jarang sih..
trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan
 takut di tangkap...
   bahan saya
sendiri visanya udah mati akhir bulan 11
 kemarin... ada teman 
 saya
   pernah
mati visanya setahun...
   
   
On 10/01/07, Dana Pamilih dana.pamilih@
 wrote:

 Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah
 mapan dengan 
 sejarah yang
 panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya
 bilang beda. Yang 
 pasti
 perlakuan terhadap perempuan tidak sama
 dengan budaya kita. 
 Budaya
 Asia Tenggara lebih menghargai perempuan.

 Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan
 laporan 
 pandangan mata
 teman saya yang bilang taxi di sana enggak
 ada argonya semua 
 harus
 tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir
 taxinya juga 
 kebut2an
 lebih parah dari supir bis antar kota di
 pulau Jawa. Bulan 
 depan
 saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya
 kasih 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik Muhammad Aly
sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas
murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma
sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai...
buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2..
apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp
murah. lebih murah dari jakarta... 
 
--- azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote:

 yup...
 emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu
 tabung, dengan tabung
 sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank...
 bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap
 musimnya, harganya tidak lebih
 dari 5 ribu rupiah..
 negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir
 60% dapat beasiswa dari
 berapa instansi...
 
 
 On 10/01/07, Muhammad Aly
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates
 (UAE),
  kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju
 ini
  gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg
 jd
  pelayan restaurant ...
 
  Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di
 negara2
  arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir
 ya
  hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg
 naikkan
  argo taxi dll...
 
  di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari
 kita,
  tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per
  liter atau Rp. 1,750,- saja.
 
  Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab
  kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket
  pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya
  akomodasi saja yg mahal.
 
  Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2
  terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik
  gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan
  menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara
 aja
 
  di negara arab maju... walau makanan mahal semua
 buruh
  bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg
  korupsi.
 
  Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih
  kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg
 dholim
  bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan
 bwt
  meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg
 sabar.
 
  Slm,
  ali
 
  --- Dana Pamilih

[EMAIL PROTECTED]dana.pamilih%40tiscali.co.uk
  wrote:
 
   Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam
 kemiskinan
   dan kebodohan
   alias neraka dunia karena ada iming2 surga di
   akhirat, silahkan.
   Saya tidak bisa melarang.
  
   Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana
 juga
   semua manusia di
   dunia, mendambakan kenaikan standar hidup
 sehingga
   setiap keluarga
   mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg
 teduh,
   pendidikan
   gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua
   orang, kesempatan
   mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan
 adil di
   mata hukum,
   keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb
 dsb.
  
   Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini
   karena telah
   dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga
 utk
   dinikmati kalau
   Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan.
 Saya
   tidak bisa
   melarang.
  
   Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan:
   janganlah mau dikelabui
   dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak
 akan
   sanggup memenuhi
   iming2 tsb.
  
   --- In

wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  azizi
   waruhii
   [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
miskin dunia tp kaya akan akhirat...
apalah bangga masuk dlm katagori negara
 kaya..tp
   masyarakatnya
   ambruk
semua...
apalah arti kaya bila negaranya banyak
 pelacuran
   dan kasino seperti
malasiya...
apalah negara kaya seperti turky tp rakyat
 tidak
   dibolehkan memakai
   jelbab
di seklah dan university?
jadilah negara miskin seperti mesir disetiap
 sudut
   kota para polisi
   dan
statpamnya baca alquran...
jadilah negara mesir diBank setiap waktu
 shalat
   menghampar tikar
   didepan
nasabah dan semua pegawai shalat beserta
   nasabahnya
ato jadilah negara turky
   
   
On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED]
   wrote:

 Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong
    Kalau tidak
   ada
 konsekuensi berarti sistem hukumnya sama
   amburadulnya kaya
   kita ...

 Saya memang belum banyak mengunjungi negara
   Arab. Paling cuma
   transit
 di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir
 semua
   negara anggota
   OIC
 itu berada dibawah atau di sekitar garis
   kemiskinan. Yang paling
 makmur itu cuma Turki dan Malaysia.

 Apa ini artinya? Artinya Islam belum
 berhasil
   mensejahterakan
   umat,
 baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga
   sanggup
   berpoligami ...

 --- In

wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
   wanita-muslimah%
   40yahoogroups.com,
 azizi waruhii
 aziziqalbii@ wrote:
 
  hemm... maksud saya anda ga usah takut
 naik
   taxi gini: ga akan
  dicopet...ato dibawa kegurun sahara...
 kalo
   dimedan kan biasa
   kena
 tipu...
  trus emang bener main tawar menawarkrn
   taxi di cairo bukan
   taxi
 CV ato
  syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi
   

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-10 Terurut Topik asetijadi2004
;-)

Bandingin kok harga kurma sama anggur

Coba Bang Aly sama mas Azizi,
Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir.
Bagaimana dengan Pisang?

Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen?

Bagaimana dengan beras?

Cairo itu sama saja dengan Jakarta.
Kota metropolitan dengan 13 juta orang.

Saya kira intinya adalah: 
Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, gamis 
dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, 
berbahasa arab dan berjenggot.

Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab,
Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua...

Kalau soal kualitas masyarakatnya, 
setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri.
Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, 

Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek.

Secara sosial, Indonesia masih lebih baik

Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya

Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik

Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik

Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas
 murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma
 sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai...
 buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2..
 apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp
 murah. lebih murah dari jakarta... 
  
 --- azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  yup...
  emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu
  tabung, dengan tabung
  sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank...
  bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap
  musimnya, harganya tidak lebih
  dari 5 ribu rupiah..
  negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir
  60% dapat beasiswa dari
  berapa instansi...
  
  
  On 10/01/07, Muhammad Aly
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
 Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates
  (UAE),
   kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju
  ini
   gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg
  jd
   pelayan restaurant ...
  
   Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di
  negara2
   arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir
  ya
   hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg
  naikkan
   argo taxi dll...
  
   di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari
  kita,
   tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per
   liter atau Rp. 1,750,- saja.
  
   Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab
   kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket
   pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya
   akomodasi saja yg mahal.
  
   Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2
   terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik
   gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan
   menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara
  aja
  
   di negara arab maju... walau makanan mahal semua
  buruh
   bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg
   korupsi.
  
   Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih
   kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg
  dholim
   bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan
  bwt
   meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg
  sabar.
  
   Slm,
   ali
  
   --- Dana Pamilih
 
 [EMAIL PROTECTED]dana.pamilih%40tiscali.co.uk
   wrote:
  
Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam
  kemiskinan
dan kebodohan
alias neraka dunia karena ada iming2 surga di
akhirat, silahkan.
Saya tidak bisa melarang.
   
Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana
  juga
semua manusia di
dunia, mendambakan kenaikan standar hidup
  sehingga
setiap keluarga
mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg
  teduh,
pendidikan
gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua
orang, kesempatan
mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan
  adil di
mata hukum,
keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb
  dsb.
   
Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini
karena telah
dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga
  utk
dinikmati kalau
Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan.
  Saya
tidak bisa
melarang.
   
Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan:
janganlah mau dikelabui
dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak
  akan
sanggup memenuhi
iming2 tsb.
   
--- In
 
 wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   azizi
waruhii
aziziqalbii@ wrote:

 miskin dunia tp kaya akan akhirat...
 apalah bangga masuk dlm katagori negara
  kaya..tp
masyarakatnya
ambruk
 semua...
 apalah arti kaya bila negaranya banyak
  pelacuran
dan kasino seperti
 malasiya...
 apalah negara kaya seperti turky tp rakyat
  tidak
dibolehkan memakai
jelbab
 di seklah dan university?
 jadilah negara miskin seperti mesir disetiap
  sudut
kota para polisi
dan
 statpamnya baca alquran...
 jadilah negara mesir diBank setiap waktu
  shalat