Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
tolok ukur universal adalah : semua umat muslim di seluruh dunia percaya kalau anak perempuan sudah haid, maka sudah akil baliq. jadi kalau usia 12 tahun sudah haid, maka boleh dikawinkan. H. M. Nur Abdurrahman wrote: Chae: 1. di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan dubur ini bersifat universal dan permanen . - - -- HMNA: 1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ? 2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran, bukan menururt yang Chae pikir ! 3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut yang Chae pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu pikiran berlain-lainan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Yang saya tanya bukan tolok ukur yang up to date kepada AC, tetapi menururt Al-Quran HMNA - Original Message - From: Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 08, 2007 16:09 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism tolok ukur universal adalah : semua umat muslim di seluruh dunia percaya kalau anak perempuan sudah haid, maka sudah akil baliq. jadi kalau usia 12 tahun sudah haid, maka boleh dikawinkan. H. M. Nur Abdurrahman wrote: Chae: 1. di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan dubur ini bersifat universal dan permanen . - - -- HMNA: 1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ? 2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran, bukan menururt yang Chae pikir ! 3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut yang Chae pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu pikiran berlain-lainan. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: HMNA: 1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ? 2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran, bukan menururt yang Chae pikir ! 3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut yang Chae pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu pikiran berlain-lainan. Hi Abah;) 1. Qs.7:22, QS.20:121, Qs.24:31 2. Contoh saja ya Abah;), batas penampilan sopan dimana tercantum dalam Qs.24:31, 4:24 3. QS. 57:25,QS. 4:135, QS. 7:181
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Sebenarnya ada ahli pendidikan di Inggris yg berpendapat bahwa definisi dewasanya menurut Islam, yaitu tingkat kematangan biologis, adalah lebih tepat karena umur kronologis belum tentu menunjukkan tingkat kematangan yg merata. Terutama dalam menentukan usia sekolah. Tetapi barangkali di sini konsepnya ialah apakah kita menginginkan anak2 kita menikmati masa remajanya sebelum dibebankan tanggung jawab kedewasaan spt melahirkan dan membesarkan anak? Masa remaja utk perempuan ini indah dan masih berguna utk membentuk kepribadian dan menikmati pendidikan. Kalau dilewati maka akan hilanglah kesempatan emas itu. Makin lama makin jelas bahwa memang merujuk dan memaku ke kehidupan di abad ke 7 itulah yg menghambat kemajuan umat Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: tolok ukur universal adalah : semua umat muslim di seluruh dunia percaya kalau anak perempuan sudah haid, maka sudah akil baliq. jadi kalau usia 12 tahun sudah haid, maka boleh dikawinkan. H. M. Nur Abdurrahman wrote: Chae: 1. di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan dubur ini bersifat universal dan permanen . - - -- HMNA: 1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ? 2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran, bukan menururt yang Chae pikir ! 3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut yang Chae pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu pikiran berlain-lainan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Ayat-ayat [7:22] dan [20:121] hanya menginformasikan Adam dan Hawa menutup aurat keduanya dengan dedaunan setelah makan buah larangan. Itukan hanya imajinasi pelukis yang melukiskan Adam dan Hawa menutupi tubuh mereka dengan dedaunan ! Sedangkan ayat [24:31] lebih memperjelas itu aurat yaitu faraj (kemaluan), yang ditutup khimar (tutup kepala) yang dipanjangakan sampai ke dada yaitu bagian menonjol harus ditutup tonjolannya, artinya biar ditutup kalau masih menonjol, itu masih termasuk aurat, tempat-tempat menempel perhiasan (telinga) menggantung (leher), melingkarkan di pergelangan tangan dan kaki. Pertanyaan no.1 ttg bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat kelamin dan dubur, hanya dijawab dengan imajinasi pelukis, sejenis imajinasi pelukis yang melukiskan buraq dengan kepala perempuan cantik bertubuh kuda semberani. = Ayat [7:24] hanya menjelaskan siapa perempuan yang tidak boleh dikawini dan ttg pemberian mahar, sama sekali tidak menjelaskan tentang kriteria universal dan lokal, demikian pula . ayat [24:31], seperti dikemukakan di atas pada no.1 lebih memperjelas aurat, juga tidak ada kritria universal dan lokal. Pertanyaan no.2 ttg apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menurut Al-Quran, sama sekali tidak dijawab, lain yang ditanya, lain yang dijawab, lain yang gatal, lain yang digaruk = Ayat-ayat [57:25], [4:135], [7:181] mengenai keadilan. Namun keadilan itu belum cukup untuk dijadikan tolok ukur yang up to date, sebab masing-masing budaya mempunyai ukuran keadilan yang berbeda tergantung pada landasan filosofi dari kebudayaan masing-masing. Maka tolok ukur yang up to date ialah yang berasal dari Yang Maha Adil sendiri. Bacalah ayat [5:8]: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Alhasil menurut Nash, tolok ukur yang tetap up to date adalah taqwa. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 08, 2007 17:01 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: HMNA: 1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ? 2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran, bukan menururt yang Chae pikir ! 3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut yang Chae pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu pikiran berlain-lainan. Hi Abah;) 1. Qs.7:22, QS.20:121, Qs.24:31 2. Contoh saja ya Abah;), batas penampilan sopan dimana tercantum dalam Qs.24:31, 4:24 3. QS. 57:25,QS. 4:135, QS. 7:181 __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com
Ralat sikit -= Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Ada ketinggalan kalimat pendek: Tertulis: Itukan hanya imajinasi pelukis yang melukiskan Adam dan Hawa menutupi tubuh mereka dengan dedaunan ! Seharusnya: Itukan hanya imajinasi pelukis yang melukiskan Adam dan Hawa menutupi tubuh mereka dengan dedaunan, sebatas alat kelamin dan dubur ! HMNA - Original Message - From: H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 08, 2007 21:00 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Ayat-ayat [7:22] dan [20:121] hanya menginformasikan Adam dan Hawa menutup aurat keduanya dengan dedaunan setelah makan buah larangan. Itukan hanya imajinasi pelukis yang melukiskan Adam dan Hawa menutupi tubuh mereka dengan dedaunan ! Sedangkan ayat [24:31] lebih memperjelas itu aurat yaitu faraj (kemaluan), yang ditutup khimar (tutup kepala) yang dipanjangakan sampai ke dada yaitu bagian menonjol harus ditutup tonjolannya, artinya biar ditutup kalau masih menonjol, itu masih termasuk aurat, tempat-tempat menempel perhiasan (telinga) menggantung (leher), melingkarkan di pergelangan tangan dan kaki. Pertanyaan no.1 ttg bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat kelamin dan dubur, hanya dijawab dengan imajinasi pelukis, sejenis imajinasi pelukis yang melukiskan buraq dengan kepala perempuan cantik bertubuh kuda semberani. = Ayat [7:24] hanya menjelaskan siapa perempuan yang tidak boleh dikawini dan ttg pemberian mahar, sama sekali tidak menjelaskan tentang kriteria universal dan lokal, demikian pula . ayat [24:31], seperti dikemukakan di atas pada no.1 lebih memperjelas aurat, juga tidak ada kritria universal dan lokal. Pertanyaan no.2 ttg apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menurut Al-Quran, sama sekali tidak dijawab, lain yang ditanya, lain yang dijawab, lain yang gatal, lain yang digaruk = Ayat-ayat [57:25], [4:135], [7:181] mengenai keadilan. Namun keadilan itu belum cukup untuk dijadikan tolok ukur yang up to date, sebab masing-masing budaya mempunyai ukuran keadilan yang berbeda tergantung pada landasan filosofi dari kebudayaan masing-masing. Maka tolok ukur yang up to date ialah yang berasal dari Yang Maha Adil sendiri. Bacalah ayat [5:8]: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Alhasil menurut Nash, tolok ukur yang tetap up to date adalah taqwa. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 08, 2007 17:01 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: HMNA: 1. Bagaimana bunyi ayat yang menyatakan bahwa aurat hanya sebatas alat kelamin dan dubur, nama Surah dan ayat nomor berapa ? 2. Apa kriteria yang bersifat universal dan lokal menururt Al-Quran, bukan menururt yang Chae pikir ! 3. Apa tolok ukur yang up to date menurut Al-Quran, bukan menurut yang Chae pikir, sebab kalau tidak ada tolok ukur, maka kepala sama bernutu pikiran berlain-lainan. Hi Abah;) 1. Qs.7:22, QS.20:121, Qs.24:31 2. Contoh saja ya Abah;), batas penampilan sopan dimana tercantum dalam Qs.24:31, 4:24 3. QS. 57:25,QS. 4:135, QS. 7:181 __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Chae, Dari awal saya menulis ini hanya untuk menunjukkan kedudukan Alquran bagi umat yang masih merasa memeluk agama Islam. Jadi, meski kedudukan Alquran sudah final, tidak berarti final pula pemahamannya. Mengapa? Karena, di dalam Alquran sendiri kita diperintah untuk melakukan tadabur, untuk meng-iqra, sehingga kita bisa memahami relasi antara ayat-ayat yang ada di dalam Kitab Alquran dan ayat-ayatNya yang berupa alam semesta ini. Bila kita bisa memadukan antara ayat-ayatNya yang ada di Kitab Alquran, di alam raya, dan di dalam kesadaran kita, maka kita akan bisa hidup di bumiNya ini dengan penuh kesejahteraan, atau dengan kata lain baldah thayyibah wa rabb ghafuur, yaitu hidup di negeri yang sejahtera (makmur dan aman sentosa, serta senantiasa dalam perlindungan Tuhan). Wassalam, chodjim - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 07, 2007 3:08 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mungkin yang dimaksud adalah uji materi terhadap tafsir Qur'an yang seringkali dicap sebagai sesuatu yang sudah final. Memang Qur'an sudah final ini ditegaskan juga dengan tidak akan ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad saw jadi tidak ada lagi penerima wahyu sebagaimana Qur'an. Hanya saja finalisasi terhadap Qur'an bukan berarti finalisasi terhadap tafsir Qur'an. Qur'an adalah aplikasi dari wahyu merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh kembang dan bergerak dinamis. Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
100% setuju... :) Dalam diskusi saya memang tidak ingin terjebak pada keontetikan kitab suci. Kalau ini yang didiskusikan, malah tidak produktif dan bukan hanya mbulet. Tantangan kita sebagai umat Islam dewasa ini ialah bagaimana memberdayakan ujaran dan ajaran yang ada di dalam kitab suci itu sebagai paradigma kita berbuat dan bertindak sehingga kita bisa turut serta membangun bangsa yang jaya. Kita tidak boleh a priori seprti Sdr. Noteo, sebab biasanya --sekali lagi, biasanya-- orang yang bisanya a priori itu tidak pernah bisa berbuat apa-apa untuk kesejahteraan umat manusia, selain hanya bisa masturi, hahaha Salam, chodjim - Original Message - From: ariel To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:23 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim Pak Chodjim, mungkin bukan sekedar membaca secara baik dan benar (seperti pelajaran bahasa ya :P)namun juga menafsirkan dengan baik dan benar . Starting pointnya teks adalah suci !. Dan yang didiskusikan adalah tafsir yang dibangun bukan keontentikan teks (kalau berbicara disekitar ini, sudah dipastikan diskusi akan mbulet :P) . Beberapa waktu yang lalu mbak Mia pernah memberikan usul metodologi penafsiran atas teks, menurut saya usul mbak Mia sebangun dengan Arkoun Quran is subject to historicity (cmiiw). Sayang diskusi ini tidak berlanjut (mungkin dulu sudah pernah dibahas secara panjang lebar di WM ?) Kalau diperhatikan inti dari sebagian besar diskusi di WM ini selalu terkait dengan penafsiran atas teks. Dan ini sudah menjadi masalah klasik bukan hanya terjadi sekarang. Pada abad pertengahan Ibn Rushd, Ibn Khaldun memberikan pandangan lain terhadap tafsir yang dibangun oleh para teolog fuqaha. Walahuallam. Salam, -ariel- [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Dana, Kalau Anda masih ingat tulisan-tulisan saya di WM ini, tentu Anda tahu bahwa saya pernah menjelaskan bahwa kemajuan sebuah bangsa itu tidak bisa dilepaskan dari beberapa faktor yang mendukungnya. Suatu bangsa akan maju bila bisa mensinergikan kepercayaan/agama mayoritas rakyatnya, kultur bangsa itu, dan penerimaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berjalan. Daulat Abbasiyah berjaya karena bisa mensinergikan kultur Arab, Islam yang dibawa Kanjeng Nabi Muhammad, dan penerimaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari Timur (India, Cina, Nusantara) yang selanjutnya dipadukan dengan iptek yang berasal dari Yunani/Romawi. Eropa Barat (termasuk Amerika) maju karena mereka mensinergikan agama Kristen sebagai kepercayaan bangsa Barat, Kultur Eropa yang berasal dari Yunani/Romawi, dan penerimaan iptek yang mereka pelajari dari dunia Islam di Andalusia (Cordova). Lebih maju lagi setelah bisa meraup modal dari negeri-negeri jajahan yang tersebar di Amerika Latin, Asia dan Afrika. Jepang maju, karena mereka bisa mensinergikan kepercayaan Buddha, dengan kultur Shinto dan Kong Huchu, dan iptek dari Barat. Nah, kalau bangsa Indonesia ingin maju dan bisa bersaing dalam kemajuan, maka kita pun harus bisa mensinergikan Islam, kultur Nusantara, dan iptek yang sedang berkembang dewasa ini. Kultur Nusantara sebagai landasan pokoknya, sedangkan Islam sebagai nilai-nilai yang membingkainya. Maka, kulturlah yang membedakan kemajuan Jepang dengan Thailand, meski sama-sama Buddhisnya. Jadi, tak ada bangsa yang bisa maju bila meninggalkan kultur/budaya bangsanya. Kultur/budaya itu merupakan ibu yang melahirkan yang harus dihormati. Sedangkan agama itu seperti nilai/norma bagi perilaku dalam kehidupan. Oleh karena itu, harus disinergikan! Bangsa yang meninggalkan agama juga tidak akan bisa maju. Cobalah lihat bangsa-bangsa yang maju, pasti tak pernah meninggalkan salah satu dari ketiga faktor penentu tersebut. Nah, agar tidak salah tangkap... :), maka kita pun harus memahami masing-masing faktor tersebut secara terbuka dan disertai wawasan yang luas. Misalnya, yang termasuk dalam IPTEK adalah tatacara pemerintahan yang dilandasi ilmu pemerintahan dan penerapan pemerintahan yang baik yang bisa bersaing di era modern ini seperti penegakan demokrasi di segala bidang kehidupan dan penegakan hukum. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 9:37 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mas Chodjim Betul memang tidak ada korelasi yg pasti antara agama dan kemajuan bangsa. Artinya kemajuan bangsa itu independen dari agama yg dianut rakyatnya. Berarti ada unsur2 non-agama yg sebenarnya lebih berperan dalam memajukan bangsa. Unsur2 non-agama ini yg perlu kita identifikasi apa saja. Selama ini yg berkutat mencari solusi melalui agama ternyata tidak ada hasilnya atau sangat runyam dan berdarah hasilnya. Malah yg mencari solusi tanpa agama hasilnya lebih baik. Tanpa agama tidak berarti anti-agama. Cuma agama diletakkan diarena pribadi bukan arena publik. Buang-buang waktukah mencari solusi melalui agama? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Apakabar Sdr. Noteo, Weleh.., weleh..., saya baru tahu lho kalau kitab suci Noteo itu mbelgedes. :-D Oleh karena itu, tolong dipahami secara utuh. Saya tentunya tidak pernah memfantasikan agama sebagai media yang (pernah) menyelesaikan permasalahan kehidupan. Saya hanyalah hendak mendudukkan fungsi kitab suci bagi orang-orang yang beragama. Dan, ini sebuah realitas!! Jika kita ingin membawa Indonesia sebagai negeri yang maju dan bisa bersaing dalam kehidupan ini, maka salah total kalau kita menyingkirkan agama dari bangsa ini. Alih-alih kita bisa berbuat sesuatu untuk kemajuan, kita malah menciptakan konflik yang tak berujung dalam kehidupan bermasyarakat. Semoga Anda tertuntun oleh kitab suci mbelgedes... :)) chodjim - Original Message - From: noteokrasi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 07, 2007 12:07 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Ternyata diskusi di sini masih berkisar pada hal yang sama yakni memuaskan diri sendiri dengan cara memuji-muji kitab yang disuci- sucikan. Ini tidak lebih dari kegiatan 'group masturbation' yang memfantasikan agama sebagai media (atau bahkan sebagai gaya hidup) yang (pernah) menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia. Kita semua tahu bhw kitab (yang disucikan oleh) siapapun tidak/belum pernah bisa menjadi penentu maju tidaknya sebuah bangsa dan peradaban. Salam mbelgedes, Noteo [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mba Ling, tidak hanya terjadi pada umat kristen tentang penurunan kualitas ibadah. Pada umat lainya juga begitu semisal umat Islam sendiri..kira-kira berapa persen yang masih tetap pergi ke mesjid untuk sholat dan mengaji/membaca Qur'an. Yang saya tahu kegiatan ibadah meningkat pada momen2 tertentu seperti sholat jum'at, bulan ramadha. Begitu juga dengan umat kristen yang meningkat kualitas ibadahnya pada hari sabtu atau minggu dan juga menjelang natal. Sebenarnya ada persamaan dalam mengumpulkan manuscrip Qur'an dan bibel, hanya ada kelebihan dalam Qur'an karena buday menghafal dan juga kesuksesan Nabi dalam membina umat sehingga banyak dari para sahabat yang bisa menjadi sumber untuk mengumpulkan manuscrip Qur'an. Berbeda dengan bibel, dimana boleh dibilang Nabi Isa as kurang waktu atau boleh dibilang rada2 gatot dalam hal membina umatnya. Dan hanya sedikit para sahabat yang bisa dijadikan sumber untuk mengumpulkan manuscrip bibel. Karena situasi dan kondisi justru para sumber manuscrip bibel banyak yang bersembunyi dan melindungi diri mereka dari bahaya yang mengancam jiwa mereka. Ini menimbulkan konsekwensi bahwa pengumpulan manuscrip bibel sendiri belumlah final/komplit. Sumber-sumber baru seringkali bermunculan seperti contohnya ditemukan gulungan dari laut mati. Kemudian ada masalah lain yang melingkup manuscrip Qur'an dan bibel yaitu subjectivitas si sumber terhadap kedua kita suci tsb. Didalam sejarah Qur'an, subjectivitas sumber berusaha sedemikian rupa di eliminasi dengan mengilangkan versi2 Qur'an yang lainya pada zaman khalifah usman. sehingga hanya ada satu versi Qur'an. Berbeda dengan Qur'an, pada konsili nicea tahun 350 masehi (kalau saya tidak salah) terjadi juga penghapusan terhadap sekian banyak versi bibel untuk menghilangkan berbagai macam versi subjectivitas. Hanya saja versi yang diakui masih bermacam-macam, minimal 4 yang diakui oleh sebagian besar umat kristen yaitu markus, yohanes, mathius dan lukas. Kemudian ditambah dengan perjanjian lama. Sebenarnya kalau mau jujur ada kasus Comma Johanneum didalam umat Islam sendiri semisal batasan penampilan kesopanan dari perempuan dimana Qur'an tidak menetapkan secara absolut tapi di absolutkan oleh sebagian besar umat Islam yang di nyatakan sebagai bersumber dari Qur'an pada bersumber dari hadist yang bersifat dhoif pula. Mba Lina, Banyak terjadi re-konstruksi terhadap tafsir bibel sehingga orang-orang kristen menjadi umat yang pertama dalam menghapuskan perbudakan, mengeliminasi distriminasi gender, pembahruan terhadap alam dan sumber daya alam. Meningkatkan kualitas manusia dan menjungjung tinggi Hak asasi setiap manusia. Sebenarnya jika kita, umat Islam mau berintropeksi diri, melihat kesalahan2 didalam diri kita sendiri maka akan muncul kesadaran untuk menyadari kelemahan manusia dari menginterpretasikan ktiab suci sehingga sudah sesuatu yang mutlak untuk me-rekonstruksi tafsir kita terhadap kitab suci. Golongan pertama umat Islam yaitu para sahabat Nabi Muhmmad saw, juga tertorehkan dalam sejarah terjadi saling bunuh antar sahabat, adanya kecurangan,permusuhan, adanya intrik2 kekuasaan, KKN, Nepotisme dll. Adanya pemimpin yang baik dan juga adanya pemimpin yang kurang baik. Kita sekarang ini tidak sekedar berfantasi tentang kehebatan umat Islam dijaman dulu, tapi alangkah lebih baik kita belajar dari keselahan mereka dan juga mengambil hikmah dari keberhasilan mereka. Kita ini umat yang tengah sudah sepatutnya melihat segala sesuatu secara adil baik sisi baiknya maupun sisi buruknya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mba Lina, Yang membuat tafsir terhadap Qur'an adalah manusia,artinya tafsir Qur'an adalah produk manusia...yang namanya produk manusia jelas ada masa expirynya alias tidak up to date, kecuali di up date setiap saat alias di lakukan re-konstruksi terhadap tafsir itu sendiri. Sedangkan peradaban senatiasa berkembang mengikuti perkembangan teknologi, meningkatnya daya cipta kreasi manusia. Dan ini tidak bisa disamakan dengan adanya kerusakan nilai-nilai moral. Kerusakan nilai2 moral jelas sesuatu yang salah, tapi perubahan peradaban adalah sesuatu yang pasti, seperti yang dibilang bahwa sesuatu yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Mba Lina, di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan dubur ini bersifat universal dan permanen sampai kapan pun demikian. Yang bersifat lokal dan temporal adalah cara berpenampilan manusia atau batas kesopanan. Dulu batas kesopanan di papua hanya memakai koteka bagi laki-laki dan rumbai2 bagi perempuan, seiring dengan perubahan dan perkembangan peradaban maka batas kesopanan pun berubah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa yang tidak? Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek. Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan siapa yang tidak? Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek supaya dapat dikatakan up to date? Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mungkin yang dimaksud adalah uji materi terhadap tafsir Qur'an yang seringkali dicap sebagai sesuatu yang sudah final. Memang Qur'an sudah final ini ditegaskan juga dengan tidak akan ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad saw jadi tidak ada lagi penerima wahyu sebagaimana Qur'an. Hanya saja finalisasi terhadap Qur'an bukan berarti finalisasi terhadap tafsir Qur'an. Qur'an adalah aplikasi dari wahyu merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh kembang dan bergerak dinamis. Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Salam kembali, Ada rantai putus
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
mbak Lina, kitab suci tuh apa sih ? 1. kumpulan berbagai petuah, ada yg dari si guru, ada yg dari penulisnya, ada yg dianggap dari nabi, ada yg dianggap pernah diucapkan oleh tuhan. hampir semua penulisannya selama proses ratusan tahun. cuma al qur'an saja yg mengklaim persis sama dgn yg diucapkan tuhan lewat nabi. 2. itupun ada rame rame politik dalam proses kodifikasi al qur'an, semacam mushaf ibnu abbas malah gak dipakai [padahal dalam hadits, beliau yg dianggap paling punya otoritas dalam hapalan dan bacaan al qur'an]. yg heran, kenapa bisa ada hadits hadits yg dianggap ucapan tuhan, namun masuknya malah jadi hadits. juga ada ayat ayat yg dihapuskan. how come ? itu kalau mau kritis yah. jadi kesimpulan saya sih : nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal sulam. yg bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg sudah super duper mengkultuskan. ujungnya kitab bukan lagi sebagai guidance. tapi sudah menjadi berhala baru. bahkan hadits jadi berhala, tafsir jadi berhala. naudzubillah min dzalik. lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, mengawinkan anak di usia 12 tahun juga dianggap islami. Lina Dahlan wrote: Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan besar. Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb. wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa yang tidak? Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek. Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan siapa yang tidak? Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek supaya dapat dikatakan up to date? Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Yang wrong ya tetap wrong! 1)Kitab suci yang ditambal sulam ya wrong! (karena gak ada Sifat Tuhan Yang Maha Penjahit) 2)Super duper mengkultuskan kitab suci sehingga tidak dipakai sbg guidance juga wrong! 3) Hadist jadi berhala juga wrong! 4) Mendukung perbudakan juga wrong! 5) Menganggap islami mengawinkan anak diusia 12 tahun jg wrong! apalagi hayooo... Gitu aja kok repot! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal sulam. yg bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg sudah super duper mengkultuskan. ujungnya kitab bukan lagi sebagai guidance. tapi sudah menjadi berhala baru. bahkan hadits jadi berhala, tafsir jadi berhala. naudzubillah min dzalik. lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, mengawinkan anak di usia 12 tahun juga dianggap islami. Lina Dahlan wrote: Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?) nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan besar. Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb. wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
1. ttg peradaban brengsek, justrukalau baca freaconomics, diinformasikan statistik kejahatan secara umum di amerka yg justru turun besar besaran selama dekade terakhir. 2. kalo mau bandingin dekade brengsek tuh waktu jaman chicago dikuasai bandit model al capone. 3. di freaconomics juga dikatakan bahwa turunnya statistik kriminal secara masal adalah karena diperbolehkannya upaya pengguguran kandungan secara legal di tahun 80an. si ibu yg pro choice ini belakangan justru jadi aktivis prokreasi. sebelumnya di sini juga sempat di posting tentang teori jendela pecah atau breaking window, well, freakonomics jelas jelas menentang teori ini dengan tohokan telak. selanjutnya silakan dibaca detailnya freaconomics. Lina Dahlan wrote: UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa yang tidak? Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek. Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan siapa yang tidak? Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek supaya dapat dikatakan up to date? Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu? wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae chairunisa_ mahadewi@ ... wrote: Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya . Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
1. ada yg kurang/nanggung mbak. kenapa gak sekalian mengkafirkan semua yg dianggap beda :D dan sekalian mengagulkan diri sebagai puncak kebenaran. 2. sekalian mbak, gak usah nanggung nanggung. paling enak kalau di posisi top kok. posisi sampean kan emang orang lain, apalagi agama lain, gak ada benernya sama sekali. asik asik aja sih :D apalagi kalau diucapkan di jalan jalan pake megaphone. === a. untuk dua hal diatas, sudah saya katakan, bahwa cara pandang umat islam thd cara turunnya kitab suci pemeluk agama lain, sangat sempit. sanat terbatas, karena yah, ngerti dan memahami, serta memberikan simpatinya cuman sebatas apa yg ada dalam ajaran sendiri. gak bisa empati, proses berbeda yg ada di tempat lain. padahal kalo mau itung itungan, cara turunnya wahyu ke ghulam ahmad kan mirip mirip sama yg turun ke nabi. yg turun ke pendeta pendeta kristen, dan banyak agama baru [kayak agama lia aminudin atau islam ala jamaah Rufaqa nya imam ashaari at tamimi dan gina puspita] banyak yg mirip juga. dan seperti biasa, gak bakalan ada yg diakui. [ya iyalah, seperti biasa problema umat islam gitu lho ...] === b. kalo dalam posisi sekarang, udah jelas kitab suci juga gak dirubah rubah. trus ngapain juga, ketika ada yg menggugat penafsiran, lalu ada sekian banyak yg protes ? padahal dalam tafsir ibnu katsir, jelas jelas banyak pandangan patriarkhis dan melanggar HAM. contoh paling jelas, orang agama selain islam, gak boleh mendirikan tempat ibadah, kehidupan beribadah mereka ndak boleh ditampilkan di umum, harus ngumpet ngumpet, kehidupan mereka juga dipersulit dengan berbagai cara yg jaman sekarang ini gak rasional, mereka dipaksa pula ikut aturan hukum islam, meskipun katanya mereka dilindungi, jaman dulu ketika lagi rame merangsek ke bizantium, gereja mereka, icon dan patungnya dihancurkan semua [apa hubungannya coba agama islam kok ikutan ngurusin agam lain sampai segitu rupa detilnya ? bukannya sama aja denan penjajahan tuh. dan inilah corak tafsir yg selalu dipegang oleh orang MMI kayak fauzan al anshori dan orang DDII. === 3. untuk tanggapan nomer 2 dan nomer 3, silakan diucapkan pada kaum salafi dan DDII 4. untuk tanggapan nomer 4, silakan diucapkan pada kaum wahabi juga. di saudi mereka melarang penghapusan masalah perbudakan dari buku sekolah. 5. untuk tanggapan nomer 5, silakan diucapkan pada teman teman di milis insist, yg jebolan istac iium, seperti adian husaini, syamsudin arif, hamid fahmi zarkasyi Lina Dahlan wrote: Yang wrong ya tetap wrong! 1)Kitab suci yang ditambal sulam ya wrong! (karena gak ada Sifat Tuhan Yang Maha Penjahit) 2)Super duper mengkultuskan kitab suci sehingga tidak dipakai sbg guidance juga wrong! 3) Hadist jadi berhala juga wrong! 4) Mendukung perbudakan juga wrong! 5) Menganggap islami mengawinkan anak diusia 12 tahun jg wrong! apalagi hayooo... Gitu aja kok repot! wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] . wrote: nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal sulam. yg bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg sudah super duper mengkultuskan. ujungnya kitab bukan lagi sebagai guidance. tapi sudah menjadi berhala baru. bahkan hadits jadi berhala, tafsir jadi berhala. naudzubillah min dzalik. lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, mengawinkan anak di usia 12 tahun juga dianggap islami. Lina Dahlan wrote: Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?) nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan merekalah
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya . Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim . Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Chodjim Betul memang tidak ada korelasi yg pasti antara agama dan kemajuan bangsa. Artinya kemajuan bangsa itu independen dari agama yg dianut rakyatnya. Berarti ada unsur2 non-agama yg sebenarnya lebih berperan dalam memajukan bangsa. Unsur2 non-agama ini yg perlu kita identifikasi apa saja. Selama ini yg berkutat mencari solusi melalui agama ternyata tidak ada hasilnya atau sangat runyam dan berdarah hasilnya. Malah yg mencari solusi tanpa agama hasilnya lebih baik. Tanpa agama tidak berarti anti-agama. Cuma agama diletakkan diarena pribadi bukan arena publik. Buang-buang waktukah mencari solusi melalui agama? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Maaf nimbrung, dari agama-agama yang saya pelajari, masing-masing mempunyai unsur eksklusivitas yang antara lain berciri, bahwa yang benar adalah kelompok/agamanya sendiri, sementara yang lain adalah salah/sesat, yang salah wajib diperangi/disadarkan, adanya klaim bahwa sesuatu yang di atas kuasa manusia (tuhan, dewa, dll) berpihak kepada kelompok/agama tersebut, dan menentang pihak lain. jika masing-masing agama dikembangkan dari perasaan ekslusif semacam ini, maka timbullah pertentangan dan perpecahan satu sama lain, antar kelompok agama. pembicaraan yang terbuka antar agama bukan diarahkan untuk mencari siapa yang benar (karena kembalinya pasti kepada sikap eksklusivitas dan kemudian pertentangan/perpecahan antar agama) tapi lebih kepada mencari titik persamaaan / common denominator yang bisa disepakati bersama. Kalau dalam Islam, paling tidak kita bisa bekerja sama dengan non-muslim dalam soal-soal muamalah. Hal ini yang menurut saya perlu dikembangkan, ketimbang kita asyik mencari siapa yang paling benar dalam beragama dan menyembah Tuhan. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/6/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Chodjim Betul memang tidak ada korelasi yg pasti antara agama dan kemajuan bangsa. Artinya kemajuan bangsa itu independen dari agama yg dianut rakyatnya. Berarti ada unsur2 non-agama yg sebenarnya lebih berperan dalam memajukan bangsa. Unsur2 non-agama ini yg perlu kita identifikasi apa saja. Selama ini yg berkutat mencari solusi melalui agama ternyata tidak ada hasilnya atau sangat runyam dan berdarah hasilnya. Malah yg mencari solusi tanpa agama hasilnya lebih baik. Tanpa agama tidak berarti anti-agama. Cuma agama diletakkan diarena pribadi bukan arena publik. Buang-buang waktukah mencari solusi melalui agama?
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an. Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum waris disana. Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya hukum waris tsb. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
bak Lina. Sori mori dori kalau saya berkomentar pahit. 1. Mbak Lina, Emang hukum waris di barat itu gimana ? Kalo di film film, kalo bapak kecewa ama anak, bukannya bisa di blacklist dari daftar peerima warisan tuh ? Malah keluarga bisa gak dapat warisan semua, karena semua duit lari ke yayasan penderita kanker, atau semacam itu. 2. Kalo hukum waris dalam islam jelas jelas diskriminatif menurut ukuran sekarang, lalu banyak keluarga muslim yg jelas jelas bikin itungan sendiri dgn menghibahkan sejumlah harta sehingga itungannya jadi 1:1, baru kemudian rundingan lagi, dan membuat hitungan 1:2, seolah hukum Islam yg dipakai, bukannya justru transactional costnya tinggi ???. 3. kalo aku malah dari dulu sampai sekarang ini mikir, udah deh, ndak perlu ada warisan segala macam, apalagi kalo dapatnya dari duit haram [jaman sekarang kan gak ada orang idnoensia yg bebas dari korupsi dan uang harum]. balikin aja jadi harta negara. modal utama jadinya yah, cuman pendidikan dan usaha keras masing masing pribadi ajah. jadi orang padang ndak pusing lagi tuh ama harta pusako, dan bikin orang BPN di padang, solok, pariaman, de el el, kerjanya cuman mikirin sengketa tanah melulu, gak ada habis habisnya :D 3. toh juga, orang terlantar dan disability dipelihara oleh negara. kalo masih kurang, kasiin aja tanggung jawabnya pada LSM Islam charitas yg pada rajin narikin pajak agama alias zakat tadi. mereka happy happy aja kok. udah ngerasa melakukan kewajiban asasi nan islami. Lina Dahlan wrote: Ciamik pak Chodjim...:- ) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an. Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum waris disana. Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya hukum waris tsb. wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim Pak Chodjim, mungkin bukan sekedar membaca secara baik dan benar (seperti pelajaran bahasa ya :P)namun juga menafsirkan dengan baik dan benar . Starting pointnya teks adalah suci !. Dan yang didiskusikan adalah tafsir yang dibangun bukan keontentikan teks (kalau berbicara disekitar ini, sudah dipastikan diskusi akan mbulet :P) . Beberapa waktu yang lalu mbak Mia pernah memberikan usul metodologi penafsiran atas teks, menurut saya usul mbak Mia sebangun dengan Arkoun Quran is subject to historicity (cmiiw). Sayang diskusi ini tidak berlanjut (mungkin dulu sudah pernah dibahas secara panjang lebar di WM ?) Kalau diperhatikan inti dari sebagian besar diskusi di WM ini selalu terkait dengan penafsiran atas teks. Dan ini sudah menjadi masalah klasik bukan hanya terjadi sekarang. Pada abad pertengahan Ibn Rushd, Ibn Khaldun memberikan pandangan lain terhadap tafsir yang dibangun oleh para teolog fuqaha. Walahuallam. Salam, -ariel-
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Sebenarnya umat kristen tidak meninggalkan bibel, bagaimana mungkin mereka meninggalkan bibel jika mereka masih tetap konsisten dengan ke-kristenanya. Yang mereka lakukan justru me-rekonstruksi tafsir mereka terhadap bibel sehingga mereka keluar dari zaman kegelapan. Berbeda dengan umat Islam sekarang yang terjerumus terhadap terdahap pemberhalaan tafsir Qur'an sehingga tertinggal jauh dengan kemajuan beradaban dan akhirnya berada dalam ruang bayang2. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an. Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum waris disana. Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya hukum waris tsb. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan manusia terus berkembang? Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal. Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi. Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi. Bagi saya dilihat secara netral, hadits
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
DP berkata = Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. = Jano-ko Mau bertanya aja, yang dimaksud you dengan mandeknya perkembangan Islam itu yang bagaimana ? gue engga mudheng nich, soale di Canada juga ada Islam, di Amerika juga ada Islam, di Inggris juga ada Islam, di Perancis juga ada Islam, di Belanda juga ada Islam, yang mandeg itu apanya dan mandegnya itu dimana ?, jangan-jangan DP ini memandang Islam itu sama dengan Arab ?! DP berkata begitu and begini, sekarang jano-ko ingin mendengarkan salam. Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan manusia terus berkembang? Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal. Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan manusia terus berkembang? Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal. Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi. Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi. Bagi saya dilihat secara netral, hadits tidak lain upaya manusia membubuhkan addendum thd Al-Qur'an yg telah didefinisikan secara final. Hadits diletakkan lebih tinggi dari ijma, qiyas dan ijtihad karena lebih dekat secara lokal dan temporal thd Al-Qur'an. Tetapi dari segi relevansi materi dan penggunaan metodologi ilmiah, malah seharusnya dibalik: ijtihad, qiyas baru ijma. Ada komentar mas Chodjim? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Salam, Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan pemahaman tentang perintah taat kepada Rasul. Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat perintah wa athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54, 47:33, dan 64:12. Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah umatnya, perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran tentang kehadiran Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis. Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad tidak lagi hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi Muhammad itu hadir secara gaib di tengah-tengah kita? Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam mengerdilkan Allah dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits. Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan umat. Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap sebagian lainnya. Allah tak bisa dikerdilkan menjadi Kitab Alquran. Allah adalah Yang Mahahidup, dan abadi secara mandiri. Allah tidak tergantung kepada siapa pun. Jadi, ayat kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bisa disamakan dengan kembali kepada Alquran dan Hadis/Sunah Rasul. Kita memang harus kembali secara konkret kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus secara nyata menaati Allah dan menaati Rasul-Nya. Janganlah Alquran dipakai sebagai pengganti Allah, yang sama artinya kita berpaling dari Allah. Janganlah Hadis dipakai sebagai pengganti Rasul, yang sama artinya kita menganggap Rasul telah mati! Oleh karena Allah yang hidup tetap hadir, selalu bersama kita di mana saja kita berada (QS 57:4), makanya kita diperintah untuk selalu memohon kepada-Nya agar ditunjuki jalan yang lurus (ihdinaa al-shiraath al-mustaqiim). Apa ayat ini sekadar hapalan di kala shalat? Jika demikian, apa makna Kitab Alquran dan Kitab Hadis buat kita? Kitab Alquran adalah kitab petunjuk tentang cara-cara kita mendapatkan petunjuk dari Allah. Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran tak bisa dilepaskan dari kesadaran manusianya yang ingin mendapatkan petunjuk itu (QS 29:49). Jadi, petunjuk itu datangnya tetap dari Allah, bukan dari Alquran. Meski bibir sudah menjadi dower membacanya, tidak menjamin dapat petunjuk, dan bahkan mungkin malah menjauhi Alquran. Lha, kitab Hadis atau cacatan tentang Sunah Rasul itu apa? Hadis adalah peranti bagi umat Islam untuk mengenali keteladanan-keteladan yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw! Jadi, Alquran bukan untuk menjadi pengganti Allah, karena Allah selalu hidup dan tak pernah mati. Dan, Hadis bukan untuk menjadi pengganti Rasul karena Rasul tidaklah mati (QS 3: 169). Kehidupan Rasul itu yang kita saksikan dalam kalimat syahadat yang kita ucapkan (entah dalam salat
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Salam saudara Jano-ko, Dalam hidup ini saya tak ingin melakukan diskriminasi terhadap orang lain, misalnya menganggap teman diskusi itu tidak selevel dengan saya. Kalau saya berpandangan demikian, saya tak perlu ikut-ikutan diskusi di milis --termasuk milis WM ini. Bagi saya, kalau teman itu lupa, atau tidak tahu karena tidak rajin membaca Alquran, ya kewajiban saya untuk membantu menunjukkan ayat-ayatNya yang sedang didiskusikan itu. Jadi, janganlah menghakimi terlebih dahulu bahwa teman diskusi kita menolak cahaya-Nya. Dengan demikian, kita jangan buru-buru menghakimi teman diskusi kita itu berniat untuk mengurangi atau mengubah Alquran. Bukankah Kanjeng Nabi Muhammad saw mengingatkan kita semua bahwa beliau tidaklah diutus untuk membelah dada manusia dan membongkar isi hatinya. Bahkan misi utamanya adalah untuk memprioritaskan pembangunan akhlak yang mulia. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 6:27 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Pak Guru berkata : Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi kemampuan untuk mendengarkan sabda beliau, dan selanjutnya akan turun cahaya Allah ke dalam diri kita. Bukankah di QS 24:40 disebutkan bahwa barangsiapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah, niscaya tiada cahaya baginya. -- Jano-ko : Cahaya Allah SWT sangat indah sekali, tapi begini pak guru, sebelum kita bicara tentang cahaya dengan teman diskusi kita sebaiknya kita bicara atau berpedoman dengan Al Qur'an dan Hadis and Sunah Rasul, soalnya level temen diskusi kita belum tentu lho sama dengan Pak Guru. Bagaimana mungkin kita bicara tentang cahaya tersebut sedang insan yang diskusi dengan kita mempunyai niat dan melaksanakan niatnya untuk mengurangi, merubah Al Qur'an ? , apakah mungkin Allah SWT memberi cahaya kepada insan-insan yang menolak cahaya-Nya ? Itu dulu pendapat dari saya. Wassalam Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan pemahaman tentang perintah taat kepada Rasul. Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat perintah wa athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54, 47:33, dan 64:12. Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah umatnya, perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran tentang kehadiran Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis. Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad tidak lagi hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi Muhammad itu hadir secara gaib di tengah-tengah kita? Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam mengerdilkan Allah dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits. Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan umat. Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap sebagian lainnya. Allah tak bisa dikerdilkan menjadi Kitab Alquran. Allah adalah Yang Mahahidup, dan abadi secara mandiri. Allah tidak tergantung kepada siapa pun. Jadi, ayat kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bisa disamakan dengan kembali kepada Alquran dan Hadis/Sunah Rasul. Kita memang harus kembali secara konkret kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus secara nyata menaati Allah dan menaati Rasul-Nya. Janganlah Alquran dipakai sebagai pengganti Allah, yang sama artinya kita berpaling dari Allah. Janganlah Hadis dipakai sebagai pengganti Rasul, yang sama artinya kita menganggap Rasul telah mati! Oleh karena Allah yang hidup tetap hadir, selalu bersama kita di mana saja kita berada (QS 57:4), makanya kita diperintah untuk selalu memohon kepada-Nya agar ditunjuki jalan yang lurus (ihdinaa al-shiraath al-mustaqiim). Apa ayat ini sekadar hapalan di kala shalat? Jika demikian, apa makna Kitab Alquran dan Kitab Hadis buat kita? Kitab Alquran adalah kitab petunjuk tentang cara-cara kita mendapatkan petunjuk dari Allah. Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran tak bisa dilepaskan dari kesadaran manusianya yang ingin mendapatkan petunjuk itu (QS 29:49). Jadi, petunjuk itu datangnya tetap dari Allah, bukan dari Alquran. Meski bibir sudah menjadi dower membacanya, tidak menjamin dapat petunjuk, dan bahkan mungkin malah menjauhi Alquran. Lha, kitab Hadis atau cacatan tentang Sunah Rasul itu apa? Hadis adalah peranti bagi umat Islam untuk mengenali keteladanan-keteladan yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw! Jadi, Alquran bukan untuk menjadi pengganti Allah, karena Allah selalu hidup dan tak pernah mati. Dan, Hadis bukan untuk menjadi pengganti Rasul karena Rasul tidaklah mati (QS 3: 169). Kehidupan Rasul itu yang kita saksikan dalam kalimat syahadat yang kita ucapkan (entah dalam salat atau dalam event apa pun). Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi kemampuan
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan manusia terus berkembang? Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal. Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi. Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi. Bagi saya dilihat secara netral, hadits tidak lain upaya manusia membubuhkan addendum thd Al-Qur'an yg telah didefinisikan secara final. Hadits diletakkan lebih tinggi dari ijma, qiyas dan ijtihad karena lebih dekat secara lokal dan temporal thd Al-Qur'an. Tetapi dari segi relevansi materi dan penggunaan metodologi ilmiah, malah seharusnya dibalik: ijtihad, qiyas baru ijma. Ada komentar mas Chodjim? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan pemahaman tentang perintah taat kepada Rasul. Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat perintah wa athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54, 47:33, dan 64:12. Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah umatnya, perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran tentang kehadiran Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis. Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad tidak lagi hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi Muhammad itu hadir secara gaib di tengah-tengah kita? Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam mengerdilkan Allah dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits. Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan umat. Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Allah, sehingga Alquran pun menjadi hidup dan memberikan kehidupan bagi kita. Amin. Wassalam, chodjim - Original Message - From: azka To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 6:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?. Atau bagaimana? Layaly - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Pak Guru berkata : Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi kemampuan untuk mendengarkan sabda beliau, dan selanjutnya akan turun cahaya Allah ke dalam diri kita. Bukankah di QS 24:40 disebutkan bahwa barangsiapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah, niscaya tiada cahaya baginya. -- Jano-ko : Cahaya Allah SWT sangat indah sekali, tapi begini pak guru, sebelum kita bicara tentang cahaya dengan teman diskusi kita sebaiknya kita bicara atau berpedoman dengan Al Qur'an dan Hadis and Sunah Rasul, soalnya level temen diskusi kita belum tentu lho sama dengan Pak Guru. Bagaimana mungkin kita bicara tentang cahaya tersebut sedang insan yang diskusi dengan kita mempunyai niat dan melaksanakan niatnya untuk mengurangi, merubah Al Qur'an ? , apakah mungkin Allah SWT memberi cahaya kepada insan-insan yang menolak cahaya-Nya ? Itu dulu pendapat dari saya. Wassalam Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan pemahaman tentang perintah taat kepada Rasul. Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat perintah wa athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54, 47:33, dan 64:12. Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah umatnya, perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran tentang kehadiran Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis. Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad tidak lagi hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi Muhammad itu hadir secara gaib di tengah-tengah kita? Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam mengerdilkan Allah dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits. Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan umat. Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap sebagian lainnya. Allah tak bisa dikerdilkan menjadi Kitab Alquran. Allah adalah Yang Mahahidup, dan abadi secara mandiri. Allah tidak tergantung kepada siapa pun. Jadi, ayat kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bisa disamakan dengan kembali kepada Alquran dan Hadis/Sunah Rasul. Kita memang harus kembali secara konkret kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus secara nyata menaati Allah dan menaati Rasul-Nya. Janganlah Alquran dipakai sebagai pengganti Allah, yang sama artinya kita berpaling dari Allah. Janganlah Hadis dipakai sebagai pengganti Rasul, yang sama artinya kita menganggap Rasul telah mati! Oleh karena Allah yang hidup tetap hadir, selalu bersama kita di mana saja kita berada (QS 57:4), makanya kita diperintah untuk selalu memohon kepada-Nya agar ditunjuki jalan yang lurus (ihdinaa al-shiraath al-mustaqiim). Apa ayat ini sekadar hapalan di kala shalat? Jika demikian, apa makna Kitab Alquran dan Kitab Hadis buat kita? Kitab Alquran adalah kitab petunjuk tentang cara-cara kita mendapatkan petunjuk dari Allah. Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran tak bisa dilepaskan dari kesadaran manusianya yang ingin mendapatkan petunjuk itu (QS 29:49). Jadi, petunjuk itu datangnya tetap dari Allah, bukan dari Alquran. Meski bibir sudah menjadi dower membacanya, tidak menjamin dapat petunjuk, dan bahkan mungkin malah menjauhi Alquran. Lha, kitab Hadis atau cacatan tentang Sunah Rasul itu apa? Hadis adalah peranti bagi umat Islam untuk mengenali keteladanan-keteladan yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw! Jadi, Alquran bukan untuk menjadi pengganti Allah, karena Allah selalu hidup dan tak pernah mati. Dan, Hadis bukan untuk menjadi pengganti Rasul karena Rasul tidaklah mati (QS 3: 169). Kehidupan Rasul itu yang kita saksikan dalam kalimat syahadat yang kita ucapkan (entah dalam salat atau dalam event apa pun). Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi kemampuan untuk mendengarkan sabda beliau, dan selanjutnya akan turun cahaya Allah ke dalam diri kita. Bukankah di QS 24:40 disebutkan bahwa barangsiapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah, niscaya tiada cahaya baginya. Maka, sungguh luar biasa kalau ada orang yang berani mengatakan bahwa dirinya dapat memberikan pencerahan kepada orang lain. Orang tersebut rupanya lupa terhadap firman Allah di QS 28:56, bahwa kita tak akan bisa memberikan petunjuk/pencerahan (atau apa pun sebutannya) terhadap orang lain itu, meski itu orang yang paling kita kasihi sekalipun. Semoga kita semua senantiasa di bawah petunjuk Allah, sehingga Alquran pun menjadi hidup dan memberikan kehidupan bagi kita. Amin. Wassalam, chodjim - Original Message - From: azka To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 6:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
On Fri, 2007-02-02 at 09:18 +, Dana Pamilih wrote: Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan manusia terus berkembang? Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal. Kang DP, soal kodifikasi al-qur'an dianggap final adalah keputusan para penggede pada masa itu. Dan kita semua setuju, bahwa umat islam akan menjadikan mushaful utsmani sebagai KITAB STANDARD. Kita harus bisa meyakini bahwa standarisasi ini perlu demi kemantapan dan stabilitas. Diluar keimanan mayoritas muslim bahwa al-qur'an adalah rekaman kalimatullah alias sabda sang transenden. hidup memang berkembang, dan al-qur'an itu adalah PETUNJUK saja, bukan segala-galanya; banyak hal tidak dibahas dalam al-qur'an untuk aplikasi hidup sehari-hari; istilah latinnya al-qur'an itu Kitab Babon umat Islam. Untuk menghadapi realitas, maka para fuqaha dan mufasir berhak menafsirkan untuk konsumsi umum dan setiap individu berhak membuat tafsiran untuk keperluan sendiri. pengguna linux lebih bisa memahami, kalo al-qur'an itu seperti source kode dan aplikasinya tergantung spek komputer yg dimiliki; kalo memiliki komputer berprosesor pentium I dan mencoba menjalankan kompilasi desktop KDE 3 maka dipastikan komputer akan klenger. untuk komputer berspek rendah dipersilahkan melakukan kompilasi sendiri yg sesuai dengan spek komputer; kalo bisa melakukan kompilasi sendiri silahkan, maka akan memiliki sistem operasi yg khas si individu, kalo tidak mampu maka di internet tersedia hasil kompilasi orang lain silahkan di-donlot yg cocok. Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi. Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi. ada benarnya, terutama setelah runtuhnya kekhalifahan turki, ulama2 (teokrat) yg tadinya memiliki previllege yg diberikan khalifah menjadi hilang; masyarakat berubah, penghargaan kepada mereka berkurang dan akhirnya banyak yg meradang. sampai detik ini Allah masih memberikan wahyu-Nya, memberikan petunjukknya kepada setiap makhluk tanpa kecuali. Hanya manusia mblenger yg bilang wahyu berhenti dengan wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad. salam
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - Undang Undang Bencana Alam
Ada insan berkata : pengguna linux lebih bisa memahami, kalo al-qur'an itu seperti source kode dan aplikasinya tergantung spek komputer yg dimiliki; kalo memiliki komputer berprosesor pentium I dan mencoba menjalankan kompilasi desktop KDE 3 maka dipastikan komputer akan klenger. untuk komputer berspek rendah dipersilahkan melakukan kompilasi sendiri yg sesuai dengan spek komputer; kalo bisa melakukan kompilasi sendiri silahkan, maka akan memiliki sistem operasi yg khas si individu, kalo tidak mampu maka di internet tersedia hasil kompilasi orang lain silahkan di-donlot yg cocok. == Jano-ko Wespada salah kaprah kabeh.beh..insan cuma berpentium 1 ingin menyamai Zat yangberpentium tidak terbatas...piye iki ? Sebaiknya DP bercemin diri lah, you itu kan manusia seperti juga jano-ko, saya yakin bukan pada tempatnya insan berpentium 1 ingin mensejajarkan dirinya dengan zat yang berpentium tidak terbatas, mau jadi seperti firoun ? Al Qur'an tidak boleh dirubah-rubah dan diganti karena Allah SWT Maha Pemberi Petunjuk, dengan menjalankan apa yang diperintahkan oleh/seperti yang ada di dalam Al Qur'an, Hadis dan Sunah Rasul maka manusia akan selalu diberi petunjuk oleh Allah SWT ( insya Allah ) Seharusnya didalam Undang-Undang Bencana Alam juga harus dimasukkan pasal yang berkaitan dengan masalah merubah ayat-ayat Al Qur'an, karena merubah ayat-ayat Al Qur'an menyebabkan Allah SWT menimpakan azab kepada umat manusia, dengan kata lain merubah ayat-ayat Al Qur'an sama dengan perbuatan melanggar hukum dan jelas ini bertentangan dengan HAM. Semoga hal ini juga bisa diperhatikan oleh sir bats Salam sir bats [EMAIL PROTECTED] wrote: On Fri, 2007-02-02 at 09:18 +, Dana Pamilih wrote: Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan manusia terus berkembang? Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal. Kang DP, soal kodifikasi al-qur'an dianggap final adalah keputusan para penggede pada masa itu. Dan kita semua setuju, bahwa umat islam akan menjadikan mushaful utsmani sebagai KITAB STANDARD. Kita harus bisa meyakini bahwa standarisasi ini perlu demi kemantapan dan stabilitas. Diluar keimanan mayoritas muslim bahwa al-qur'an adalah rekaman kalimatullah alias sabda sang transenden. hidup memang berkembang, dan al-qur'an itu adalah PETUNJUK saja, bukan segala-galanya; banyak hal tidak dibahas dalam al-qur'an untuk aplikasi hidup sehari-hari; istilah latinnya al-qur'an itu Kitab Babon umat Islam. Untuk menghadapi realitas, maka para fuqaha dan mufasir berhak menafsirkan untuk konsumsi umum dan setiap individu berhak membuat tafsiran untuk keperluan sendiri. pengguna linux lebih bisa memahami, kalo al-qur'an itu seperti source kode dan aplikasinya tergantung spek komputer yg dimiliki; kalo memiliki komputer berprosesor pentium I dan mencoba menjalankan kompilasi desktop KDE 3 maka dipastikan komputer akan klenger. untuk komputer berspek rendah dipersilahkan melakukan kompilasi sendiri yg sesuai dengan spek komputer; kalo bisa melakukan kompilasi sendiri silahkan, maka akan memiliki sistem operasi yg khas si individu, kalo tidak mampu maka di internet tersedia hasil kompilasi orang lain silahkan di-donlot yg cocok. Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi. Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi. ada benarnya, terutama setelah runtuhnya kekhalifahan turki, ulama2 (teokrat) yg tadinya memiliki previllege yg diberikan khalifah menjadi hilang; masyarakat berubah, penghargaan kepada mereka berkurang dan akhirnya banyak yg meradang. sampai detik ini Allah masih memberikan wahyu-Nya, memberikan petunjukknya kepada setiap makhluk tanpa kecuali. Hanya manusia mblenger yg bilang wahyu berhenti dengan wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad. salam Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Salam, Ini cacatan sudah setengah bulan lalu. Mbak Layaly mempertanyakan pemahaman tentang perintah taat kepada Rasul. Pada beberapa ayat, kata athi'ullaah di rangkai dengan kalimat perintah wa athi'urrasuul seperti pada QS 3:32, 4:59, 5:92, 24:54, 47:33, dan 64:12. Ketika Nabi Muhammad saw hadir secara fisikal di tengah-tengah umatnya, perintah tersebut jelas ditangkap secara konkret. Kesadaran tentang kehadiran Allah dan RasulNya itu dialami secara realistis. Bagaimana perintah tsb diterapkan setelah Kanjeng Nabi Muhammad tidak lagi hadir secara fisikal atau seperti sekarang ini Kanjeng Nabi Muhammad itu hadir secara gaib di tengah-tengah kita? Nah, di sini baru timbul permasalahan! Umumnya Umat Islam mengerdilkan Allah dan Rasul-Nya menjadi Kitab Alquran dan Hadits. Bayangkan akibat dari pengerdilan itu. Apa yang terjadi? Pembodohan umat. Penindasan oleh sebagian umat Islam terhadap sebagian lainnya. Allah tak bisa dikerdilkan menjadi Kitab Alquran. Allah adalah Yang Mahahidup, dan abadi secara mandiri. Allah tidak tergantung kepada siapa pun. Jadi, ayat kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bisa disamakan dengan kembali kepada Alquran dan Hadis/Sunah Rasul. Kita memang harus kembali secara konkret kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus secara nyata menaati Allah dan menaati Rasul-Nya. Janganlah Alquran dipakai sebagai pengganti Allah, yang sama artinya kita berpaling dari Allah. Janganlah Hadis dipakai sebagai pengganti Rasul, yang sama artinya kita menganggap Rasul telah mati! Oleh karena Allah yang hidup tetap hadir, selalu bersama kita di mana saja kita berada (QS 57:4), makanya kita diperintah untuk selalu memohon kepada-Nya agar ditunjuki jalan yang lurus (ihdinaa al-shiraath al-mustaqiim). Apa ayat ini sekadar hapalan di kala shalat? Jika demikian, apa makna Kitab Alquran dan Kitab Hadis buat kita? Kitab Alquran adalah kitab petunjuk tentang cara-cara kita mendapatkan petunjuk dari Allah. Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran tak bisa dilepaskan dari kesadaran manusianya yang ingin mendapatkan petunjuk itu (QS 29:49). Jadi, petunjuk itu datangnya tetap dari Allah, bukan dari Alquran. Meski bibir sudah menjadi dower membacanya, tidak menjamin dapat petunjuk, dan bahkan mungkin malah menjauhi Alquran. Lha, kitab Hadis atau cacatan tentang Sunah Rasul itu apa? Hadis adalah peranti bagi umat Islam untuk mengenali keteladanan-keteladan yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw! Jadi, Alquran bukan untuk menjadi pengganti Allah, karena Allah selalu hidup dan tak pernah mati. Dan, Hadis bukan untuk menjadi pengganti Rasul karena Rasul tidaklah mati (QS 3: 169). Kehidupan Rasul itu yang kita saksikan dalam kalimat syahadat yang kita ucapkan (entah dalam salat atau dalam event apa pun). Kalau kita bersyahadat sungguh-sungguh, insya Allah kita akan diberi kemampuan untuk mendengarkan sabda beliau, dan selanjutnya akan turun cahaya Allah ke dalam diri kita. Bukankah di QS 24:40 disebutkan bahwa barangsiapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah, niscaya tiada cahaya baginya. Maka, sungguh luar biasa kalau ada orang yang berani mengatakan bahwa dirinya dapat memberikan pencerahan kepada orang lain. Orang tersebut rupanya lupa terhadap firman Allah di QS 28:56, bahwa kita tak akan bisa memberikan petunjuk/pencerahan (atau apa pun sebutannya) terhadap orang lain itu, meski itu orang yang paling kita kasihi sekalipun. Semoga kita semua senantiasa di bawah petunjuk Allah, sehingga Alquran pun menjadi hidup dan memberikan kehidupan bagi kita. Amin. Wassalam, chodjim - Original Message - From: azka To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 6:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?. Atau bagaimana? Layaly - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Alqur'an itu memiliki banyak makna. Nah, fungsi hadits di sini adalah sebagai penentu atas salah satu dari makna-makna tersebut. 2. Sebagai penjelas keglobalan makna Al Qur'an. Keglobalan ini mencakup sejumlah segi seperti: global dari segi pluralitas makna sebuah ungkapan, atau juga global dari segi mutlak tidaknya sebuah ayat. 3. Dan fungsi terpenting adalah bahwa Al Hadits bisa menentukan banyak hukum yang belum diatur oleh Al Qur'an. Contohnya: dlm Al Qur'an (An Nisa': 23) hanya disebutkan dua orang yang tidak boleh dinikahi karena hubungan radla' (persusuan) dan kemudian al Hadits menambahinya hingga 7 orang (HR Bukhari Muslim). Juga diharamkannya memakai baju berjahit utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya. Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan Al Hadits. Atau gimana... Salam, Layal. - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism . __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya jadi skeptis_._,___ [Non-text portions of this message have been removed] - Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. [Non-text portions of this message have been removed] - Any questions? Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
mas Dana, ini oleh oleh cerita dari mas Aman. di mesir koneksi internetnya udah 2 Mbps, dah harganya turun 50 persend setelah tahun lalu meeka udah bisa nerapin koneksi internet 512 kbps. dan dengan harga murah, 512 kbps dulu sekitar 300 rb. yg diutamakan pembangunan jarifngan internetnya justru di desa desa dengan insentif harga murah. sekitar 60 persen dari biaya pasang internet di kota besar seperti kairo. mahasiswa sana aja, rela rela naik bis ke desa, buat internetan :D gimana nih, dgn indoensia ? ceritanya sekaranag, adik adik kelas mas aman di azhar udah rata rata pasang internet di kamar kos, banyak yg udahpunya blok dan makin jarang aja yg gaul dalam pergerakan organisasi. mahasiswa sekarang aja makin rajin nulis sejak ada internet. aku kira, dengan kebijakan membuka arus informasi besar besaran di mesir ini, perubahan akan berlangsung keras, cepat dan drastis dalam waktu dekat. kondisinya mirip dengan pengalaman yg dirasakan adik adik kelas saya di spore dalam 5-10 tahun terkahir ini. berlainan dengan kebijakan yg dilakukan oleh Iran, yg justru melakukan pengetatan thd pemakaian jaringan internet dan pembatasan arus informasi. gak tanggung tanggung, yg menindas akses thd informasi ini adalah ali khameini sendiri. DPR ketika lagi rapat untuk melakukan reformasi UU ttg Informasi, ama dia digibas. habis perkara :p selanjutnya internet di rumah rumah di iran, sekedar untuk membuka situs multiply aja udah empot empotan. On 1/11/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum, keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb. Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi iming2 tsb. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: miskin dunia tp kaya akan akhirat... apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya ambruk semua... apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti malasiya... apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai jelbab di seklah dan university? jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi dan statpamnya baca alquran... jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar didepan nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya ato jadilah negara turky On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong Kalau tidak ada konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ... Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling makmur itu cuma Turki dan Malaysia. Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat, baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu... trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi baru warna kuning milik perusahaan... bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih.. trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap... bahan saya sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya pernah mati visanya setahun... On 10/01/07, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote: Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya Asia Tenggara lebih menghargai perempuan. Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata teman saya yang
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
AlhamduliLlah ini berita menyejukkan. Kalau kita lihat sejarah memang kemajuan peradaban Islam itu karena mereka menjadi muara titik temu berbagai peradaban maju masa itu spt Persia, Yunani, Cina (Mongol), dsb, dsb. Peradaban Islam dikenal pada masa itu sebagai peradaban yg terbuka. Makanya sangat maju. Setelah mereka menutup diri dan mengunci pintu ijtihad maka merosotlah peradaban itu sehingga sekarang cuma disindir sbg peradaban terorisme. Walaupun kita bangsa Indonesia tidak termasuk dalam peradaban Arab waktu dulu, barangkali sudah waktunya kita bisa ikut membalikkan arus sehingga bisa turut serta dalam kemajuan peradaban global spt jaman keemasannya dulu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: mas Dana, ini oleh oleh cerita dari mas Aman. di mesir koneksi internetnya udah 2 Mbps, dah harganya turun 50 persend setelah tahun lalu meeka udah bisa nerapin koneksi internet 512 kbps. dan dengan harga murah, 512 kbps dulu sekitar 300 rb. yg diutamakan pembangunan jarifngan internetnya justru di desa desa dengan insentif harga murah. sekitar 60 persen dari biaya pasang internet di kota besar seperti kairo. mahasiswa sana aja, rela rela naik bis ke desa, buat internetan :D gimana nih, dgn indoensia ? ceritanya sekaranag, adik adik kelas mas aman di azhar udah rata rata pasang internet di kamar kos, banyak yg udahpunya blok dan makin jarang aja yg gaul dalam pergerakan organisasi. mahasiswa sekarang aja makin rajin nulis sejak ada internet. aku kira, dengan kebijakan membuka arus informasi besar besaran di mesir ini, perubahan akan berlangsung keras, cepat dan drastis dalam waktu dekat. kondisinya mirip dengan pengalaman yg dirasakan adik adik kelas saya di spore dalam 5-10 tahun terkahir ini. berlainan dengan kebijakan yg dilakukan oleh Iran, yg justru melakukan pengetatan thd pemakaian jaringan internet dan pembatasan arus informasi. gak tanggung tanggung, yg menindas akses thd informasi ini adalah ali khameini sendiri. DPR ketika lagi rapat untuk melakukan reformasi UU ttg Informasi, ama dia digibas. habis perkara :p selanjutnya internet di rumah rumah di iran, sekedar untuk membuka situs multiply aja udah empot empotan. On 1/11/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum, keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb. Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi iming2 tsb. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: miskin dunia tp kaya akan akhirat... apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya ambruk semua... apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti malasiya... apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai jelbab di seklah dan university? jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi dan statpamnya baca alquran... jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar didepan nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya ato jadilah negara turky On 10/01/07, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote: Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong Kalau tidak ada konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ... Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling makmur itu cuma Turki dan Malaysia. Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat, baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu... trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato syirkah/perusahaan..
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: kembalikan semuanya ke alquran dan hadist saja... kalau pemikiran manusia mudah berubah.. injil saja diterjemahkan beda2 hasilnya antara bhs inggris UK, USA, Australia gmn translete ke bhs indo atau jawa.. berani taruhan saya bahwa alquran dan hadist adalah yg terbaik.. kalau ada yg lebih baik dari itu (quran-hadist)...sy kasih Hp sy N73 asli findland! paling calon pendeta gereja yg berani.. hanya kepadamulah Ya Alloh sy berserah diri..., smg kawan2 pun demikian. slm, ali --- azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: @azka hemm. azka berkata kepada aku yg bodoh: Apalagi hadits yang diajukan oleh Pak Aly malah lebih jelas lagi. Nah, apakah pemahaman anda yang masih kurang tepat atas kitab Ianatut Thalibin itu anda utamakan di atas Hadits atau juga redaksi Bada'i yang sedemikian terang? === saya tanya balik: apakah pengarang ianathut thalibin Sayid Bakri tidak tau akan hadist yg diajukan Pak Aly? dan apakah itu pendapat dia semata? alhasil pendapat seperti yg saya utarakan ada, itu udah lebih dari cukup. saya ga akan memaksakan pendapat saya ke saudara azka dan juga lainnya. saya kalo dlm debat ga akan memaksakan argument saya, asal pendapat dan pikiran saya di dengar udah lebih dari cukup, ga percaya dengan pendapat saya, itu sih ga masalah bagi saya,. Hurriyyah Ra'yii wa hurriyyah ta'bir. saya mengaku kalah pak azka, tp bukan mengaku salah. hehehhe... dah dulu ah, buru² wassalam Kullu sanah wa antum thayyibin. On 16/01/07, azka [EMAIL PROTECTED] wrote: . [Non-text portions of this message have been removed] Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. http://smallbusiness.yahoo.com/r-index
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
hongkong, singapore, italia dulu juga biang korupsi, japi mereka perbaikan diri. amerika jaman al capone di chicago juga gila gilaan korupnya. kalo gempa, tanah longsor, gunung meletus, itu mah bawaan alam, karena geografi indonesia yg di lingkar cicincin api, pertemuan gurnug gunung berapi di dunia. tapi kan dapatnya kesuburan hiya gak ? On 1/12/07, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak bersyukur? la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la syadid= jika kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi jika kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih... tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang... pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi. banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, utangnya dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa melayang. On 11/01/07, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED]assalamualaikum_hello%40yahoo.com wrote: - diam adalah emas itulah kata2 bijak... - membuat karya teknologi spt org barat - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2 maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup). - berbudaya yg islami org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur, damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi. skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo, debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan bertambah byk org2 miskin. smg ada hari esok lebih baik indah di indonesia... bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari ketinggian udara.. lihat saja minimal di peta...(saling bergandengan bentuk burung dll). slm, __ Do you Yahoo!? Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. http://new.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Diperlukan nation building dimana rakyat terdidik dg baik dan sistem hukumnya moderen dan berjalan baik. Udah itu aja koq syaratnya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: hongkong, singapore, italia dulu juga biang korupsi, japi mereka perbaikan diri. amerika jaman al capone di chicago juga gila gilaan korupnya. kalo gempa, tanah longsor, gunung meletus, itu mah bawaan alam, karena geografi indonesia yg di lingkar cicincin api, pertemuan gurnug gunung berapi di dunia. tapi kan dapatnya kesuburan hiya gak ? On 1/12/07, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak bersyukur? la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la syadid= jika kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi jika kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih... tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang... pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi. banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, utangnya dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa melayang. On 11/01/07, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED]assalamualaikum_hello%40yahoo.com wrote: - diam adalah emas itulah kata2 bijak... - membuat karya teknologi spt org barat - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2 maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup). - berbudaya yg islami org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur, damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi. skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo, debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan bertambah byk org2 miskin. smg ada hari esok lebih baik indah di indonesia... bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari ketinggian udara.. lihat saja minimal di peta...(saling bergandengan bentuk burung dll). slm, __ Do you Yahoo!? Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. http://new.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?. Atau bagaimana? Layaly - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
itu mas Dananya ajah yg lagi ngisengin orang sebelumnya, mbak azka. eh, temenku ternyata udah 4 orang nih yg kasih nama anaknya azka. lagi ngetrend kali yah ... On 1/17/07, azka [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?. Atau bagaimana? Layaly - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Islam memang satu2nya agama dimana perilaku nabinya menjadi panutan oleh umatnya. Yang lain lebih kepada ajarannya. Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya jadi skeptis. Dan dari puluhan ribu itu berapa energi yg telah dikeluarkan utk memilah yg shahih dan tidak. Selain juga koq kenapa hadits baru dikompilasi 200 tahun setelah wafatnya RasuluLlah SAW? Saya meragukan motivasi ini. Kelihatannya politis. Bagi saya hadits itu bukan kalimatuLlah sehingga kedudukannya tidak mungkin setara dengan Al-Qur'an. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azka [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?. Atau bagaimana? Layaly - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Dana, Dari baca bukunya karen amstrong saya merasa bahwa tidak hanya Islam saja yang mencoba untuk meniru perilaku nabinya. Orang2 kristen konservatif ataupun yahudi orthodox juga ingin meniru secara persis apa yang terjadi pada jaman nabi mereka hidup. Karena itulah yang mereka anggap sebagai purifikasi. Atau mungkin penangkapan saya yang keliru yah?? regards, Donnie === Pada tanggal 07/01/17, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] menulis: Islam memang satu2nya agama dimana perilaku nabinya menjadi panutan oleh umatnya. Yang lain lebih kepada ajarannya. Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya jadi skeptis. Dan dari puluhan ribu itu berapa energi yg telah dikeluarkan utk memilah yg shahih dan tidak. Selain juga koq kenapa hadits baru dikompilasi 200 tahun setelah wafatnya RasuluLlah SAW? Saya meragukan motivasi ini. Kelihatannya politis. Bagi saya hadits itu bukan kalimatuLlah sehingga kedudukannya tidak mungkin setara dengan Al-Qur'an. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azka [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?. Atau bagaimana? Layaly - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Ari baru sekarang manggil saya mbak. Sebelumnya beberapa netter di milis ini panggil saya pak. Saya jadi ikutan ragu hingga setiap kali nengok ke bawah :))) Tapi Mbak Aisha sudah cerdas sejak awal dan manggil saya mbak. Makacih mbak Aisha dan Mas Ari. Layaly - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism itu mas Dananya ajah yg lagi ngisengin orang sebelumnya, mbak azka. eh, temenku ternyata udah 4 orang nih yg kasih nama anaknya azka. lagi ngetrend kali yah ... On 1/17/07, azka [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?. Atau bagaimana? Layaly - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Dana, Ada sebuah disertasi seorang Doktor lulusan Al Azhar tahun 1976 yang tiba-tiba laris pada awal tahun 90-an, yaitu ketika Penerbit Muassasah Risalah Beirut menerbitkan disertasi itu menjadi sebuah buku 2 jilid mewah yang diberi judul Af'al ar Rasul wa dilaalatuha 'ala al ahkam al syar'iyyah. Saya sendiri mendapatkan buku/disertasi tersebut cetakan Kelima. Dan tahun 2006 yang lalu, tiba-tiba sejumlah kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir meributkan kembali buku tersebut. Alias, mereka berebutan ingin memilikinya. Disertasi itu dianggap menarik karena untuk pertamakalinya mencoba membahas tuntas Af'al ar Rasul (Pekerjaan2 Rasul). Seperti jamak diketahui selama berkurun-kurun waktu yang lampau, para ulama kebanyakan hanya membahas Aqwal ar Rasul (Ucapan2 Rasul). Yang jelas begini: pada halaman 30 juz 1 disebutkan perdebatan ulama tentang kedudukan Al Hadits dengan Al Qur'an. Ada tiga pendapat, Pertama: Al Qur'an lebih utama dibanding dengan Al Hadits. Kedua: Al Quran sederajat dengan Al Hadits dan, Ketiga: Al Hadits lebih utama daripada Al Qur'an!!!. Yang menarik diamati tentu adalah pendapat ketiga. Disebutkan setidaknya ada 5 bukti yang menguatkan thesa bahwa Al Hadits lebih utama daripada Al Qur'an. Di antara bukti itu adalah: bahwa hadits Laa washiyyata liwarits (HR Bukhari) telah menasakh (mengganti hukum) surah Al Baqarah ayat 180. Nah, sesuatu yg menasakh tentu lebih utama daripada sesuatu yang dinasakh atau minimal keduanya sama kedudukannya. Ini ditandaskan pula dalam firman Allah pada surah Al Baqarah 106. Begitulah Mas Dana. Akan tetapi berikutnya disertasi itu menetralisir perdebatan tersebut melalui sejumlah bukti2 tandingan hingga kemudian (singkat cerita) dicapai kesimpulan bahwa kurang tepat untuk membicarakan soal kedudukan Al Qur'an dan Al Hadits, yang lebih tepat adalah membicarakan fungsi Al Hadits terhadap Al Qur'an. Dan kita tentu tahu bahwa di antara fungsi hadits terhadap Al Qur'an adalah: 1. Sebagai penentu dari beberapa makna majaz yang dikandung Al Qur'an. Maksudnya, seringkali karena nilai sastra Al Quran yang sangat tinggi, maka ayat-ayat Alqur'an itu memiliki banyak makna. Nah, fungsi hadits di sini adalah sebagai penentu atas salah satu dari makna-makna tersebut. 2. Sebagai penjelas keglobalan makna Al Qur'an. Keglobalan ini mencakup sejumlah segi seperti: global dari segi pluralitas makna sebuah ungkapan, atau juga global dari segi mutlak tidaknya sebuah ayat. 3. Dan fungsi terpenting adalah bahwa Al Hadits bisa menentukan banyak hukum yang belum diatur oleh Al Qur'an. Contohnya: dlm Al Qur'an (An Nisa': 23) hanya disebutkan dua orang yang tidak boleh dinikahi karena hubungan radla' (persusuan) dan kemudian al Hadits menambahinya hingga 7 orang (HR Bukhari Muslim). Juga diharamkannya memakai baju berjahit utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya. Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan Al Hadits. Atau gimana... Salam, Layal. - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism . __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya jadi skeptis_._,___ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Apa yg terjadi masa lalu, tetapi bukan meniru dan membeo tingkah laku dan cara berpakaian, dsb. Kalau begitu berarti semua orang Kristen enggak boleh kawin dan kemana2 pakai cancut spt waktu Yesus disalib. Enggak kan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, donnie ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Dari baca bukunya karen amstrong saya merasa bahwa tidak hanya Islam saja yang mencoba untuk meniru perilaku nabinya. Orang2 kristen konservatif ataupun yahudi orthodox juga ingin meniru secara persis apa yang terjadi pada jaman nabi mereka hidup. Karena itulah yang mereka anggap sebagai purifikasi. Atau mungkin penangkapan saya yang keliru yah?? regards, Donnie === Pada tanggal 07/01/17, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] menulis: Islam memang satu2nya agama dimana perilaku nabinya menjadi panutan oleh umatnya. Yang lain lebih kepada ajarannya. Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya jadi skeptis. Dan dari puluhan ribu itu berapa energi yg telah dikeluarkan utk memilah yg shahih dan tidak. Selain juga koq kenapa hadits baru dikompilasi 200 tahun setelah wafatnya RasuluLlah SAW? Saya meragukan motivasi ini. Kelihatannya politis. Bagi saya hadits itu bukan kalimatuLlah sehingga kedudukannya tidak mungkin setara dengan Al-Qur'an. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azka azkalayal@ wrote: Lho Mas Dana, bagaimana kita memahami kata2 Athi'urrasul (Taatlah kepada Rasul) yang didalam al qur'an diulang-ulang sekitar 14 kali? Bukankah perintah taat kepada rasul berarti pula perintah mengikuti dan percaya dengan hadits2nya?. Atau bagaimana? Layaly - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 12:47 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mengapa tidak Al-Qur'an saja, setahu saya dalam Al-Qur'an tidak disebut kita harus percaya hadits. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Kalau demikian, benarlah anggapan saya bahwa Hadits tidak lain cuma catatan kaki bagi ayat2 dalam Al-Qur'an. Tapi koq kenapa nuansanya sering menganggap hadits itu sebagai sumber hukum. Seharusnya hanya kalimatuLlah yang menjadi sumber hukum. Bukan catatan kaki. Selengkap2nya sanad dan matan suatu hadits toh itu merupakan persepsi manusia biasa (spt Anda dan saya) dan lebih rawan lagi ialah baru dikodifikasi 200 tahun setelah wafatnya Nabi SAW. Omongan almarhum kakek kita aja yg meninggal tahun lalu belum tentu lengkap penerimaan kita apalagi yang sudah meninggal 200 tahun yg lalu tanpa ada otentisitas hitam diatas putih. Bukhari itu kan manusia biasa seperti Anda dan saya. Omongan dan analisa bisa kita perdebatkan. Namanya sesama manusia. Oleh karena itu bagi saya ketentuan berdasarkan hadits hanya bersifat fakultatif sedangkan menurut Al-Qur'an lebih mengikat. Ini logika sederhana tetapi sangat mendasar. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azka [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Ada sebuah disertasi seorang Doktor lulusan Al Azhar tahun 1976 yang tiba-tiba laris pada awal tahun 90-an, yaitu ketika Penerbit Muassasah Risalah Beirut menerbitkan disertasi itu menjadi sebuah buku 2 jilid mewah yang diberi judul Af'al ar Rasul wa dilaalatuha 'ala al ahkam al syar'iyyah. Saya sendiri mendapatkan buku/disertasi tersebut cetakan Kelima. Dan tahun 2006 yang lalu, tiba-tiba sejumlah kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir meributkan kembali buku tersebut. Alias, mereka berebutan ingin memilikinya. Disertasi itu dianggap menarik karena untuk pertamakalinya mencoba membahas tuntas Af'al ar Rasul (Pekerjaan2 Rasul). Seperti jamak diketahui selama berkurun-kurun waktu yang lampau, para ulama kebanyakan hanya membahas Aqwal ar Rasul (Ucapan2 Rasul). Yang jelas begini: pada halaman 30 juz 1 disebutkan perdebatan ulama tentang kedudukan Al Hadits dengan Al Qur'an. Ada tiga pendapat, Pertama: Al Qur'an lebih utama dibanding dengan Al Hadits. Kedua: Al Quran sederajat dengan Al Hadits dan, Ketiga: Al Hadits lebih utama daripada Al Qur'an!!!. Yang menarik diamati tentu adalah pendapat ketiga. Disebutkan setidaknya ada 5 bukti yang menguatkan thesa bahwa Al Hadits lebih utama daripada Al Qur'an. Di antara bukti itu adalah: bahwa hadits Laa washiyyata liwarits (HR Bukhari) telah menasakh (mengganti hukum) surah Al Baqarah ayat 180. Nah, sesuatu yg menasakh tentu lebih utama daripada sesuatu yang dinasakh atau minimal keduanya sama kedudukannya. Ini ditandaskan pula dalam firman Allah pada surah Al Baqarah 106. Begitulah Mas Dana. Akan tetapi berikutnya disertasi itu menetralisir perdebatan tersebut melalui sejumlah bukti2 tandingan hingga kemudian (singkat cerita) dicapai kesimpulan bahwa kurang tepat untuk membicarakan soal kedudukan Al Qur'an dan Al Hadits, yang lebih tepat adalah membicarakan fungsi Al Hadits terhadap Al Qur'an. Dan kita tentu tahu bahwa di antara fungsi hadits terhadap Al Qur'an adalah: 1. Sebagai penentu dari beberapa makna majaz yang dikandung Al Qur'an. Maksudnya, seringkali karena nilai sastra Al Quran yang sangat tinggi, maka ayat-ayat Alqur'an itu memiliki banyak makna. Nah, fungsi hadits di sini adalah sebagai penentu atas salah satu dari makna-makna tersebut. 2. Sebagai penjelas keglobalan makna Al Qur'an. Keglobalan ini mencakup sejumlah segi seperti: global dari segi pluralitas makna sebuah ungkapan, atau juga global dari segi mutlak tidaknya sebuah ayat. 3. Dan fungsi terpenting adalah bahwa Al Hadits bisa menentukan banyak hukum yang belum diatur oleh Al Qur'an. Contohnya: dlm Al Qur'an (An Nisa': 23) hanya disebutkan dua orang yang tidak boleh dinikahi karena hubungan radla' (persusuan) dan kemudian al Hadits menambahinya hingga 7 orang (HR Bukhari Muslim). Juga diharamkannya memakai baju berjahit utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya. Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan Al Hadits. Atau gimana... Salam, Layal. - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism . __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya jadi skeptis_._,___ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
kadang2 hadist ditelan mentah2 tanpa mempedulikan konteksnya.jadinya timbul banyak keanehan. misalnya begini. Nabi saw pernah ditanyai oleh seorang muda, boleh nggak ketika puasa mencium isteri? .. Tidak boleh, jawab Nabi. kemudian pertanyaan serupa ditanyakan oleh orang yg sudah cukup umur (tua), boleh, jawab Nabi. kalau kita menelan mentah2 bunyi hadist tersebut berarti Nabi saw plin-plan. tapi kalau kita melihat konteks sangat indah sekali apa yg dilakukan oleh Nabi tsb. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau demikian, benarlah anggapan saya bahwa Hadits tidak lain cuma catatan kaki bagi ayat2 dalam Al-Qur'an. Tapi koq kenapa nuansanya sering menganggap hadits itu sebagai sumber hukum. Seharusnya hanya kalimatuLlah yang menjadi sumber hukum. Bukan catatan kaki. Selengkap2nya sanad dan matan suatu hadits toh itu merupakan persepsi manusia biasa (spt Anda dan saya) dan lebih rawan lagi ialah baru dikodifikasi 200 tahun setelah wafatnya Nabi SAW.
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya. Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan Al Hadits. Atau gimana... Salam, Layal. - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism . __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya jadi skeptis_._,___ [Non-text portions of this message have been removed] - Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
dinikahi karena hubungan radla' (persusuan) dan kemudian al Hadits menambahinya hingga 7 orang (HR Bukhari Muslim). Juga diharamkannya memakai baju berjahit utk kaum lelaki yang melakukan ihram adalah ditentukan oleh Al Hadits, sementara Al Qur'an tidak membahasnya. Jadi saya kira, (saya kira lho), Mas Dana ndak perlu skeptis dengan Al Hadits. Atau gimana... Salam, Layal. - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 17, 2007 3:59 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism . __,Karena jumlah hadits itu puluhan ribu yg menunjukkan banyak yg kepengen memanfaatkan (mengkomersialkan) kepatuhan kpd Nabi, maka saya jadi skeptis_._,___ [Non-text portions of this message have been removed] - Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. [Non-text portions of this message have been removed] - Any questions? Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Bang Aly, Cuman mau nambahin.. Jika memberi dalil jangan ditambah-tambahin lho... tholabil'ilmi itu menuntut ilmu bukan menuntut ilmu agama Jaman rasul nggak ada itu pembagian ilmu agama sama non-agama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: begini loh bunyinya man khoroja fi tholabil 'ilmi fahuwa fii sabilillaahi hatta yarzi'a cuma riwayatnya kalau gak salah HR Tirmidzi. barang siapa yg keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu agama, maka ia di jalan Alloh smp dia kembali ke rumahnya artinya memang selevel jihad perang shuhada. Tp yg utama memang betul bwt dhuafa untuk zakat/infa.. sedangkan ibnu sabil ke no.8 (asnaf ke 8)..kira2 begitu... ya kalau ibnu sabilnya kaya haus berzakat tdk boleh dizakati.. --- azka [EMAIL PROTECTED] wrote: Nyuwun sewu Pak Aly, Saya buka sejumlah kitab hadits yang ada, saya hanya temukan hadits ini: Man salaka thoriqon yaltamisu fihi ilman sahhalallahu lahu thoriqon ilaal jannah (Al Mustadrak lil Hakim, juz 1 halaman 165, nomor hadits: 299, Daar al kutub al ilmiyah, Beirut, cetakan Pertama tahun 1990). Kalau Bapak menemukan teks asli hadits seperti yang Bapak tulis, saya mohon diberitahu. Yang jelas hadits yang saya temukan itu tidak mengindikasikan bahwa seorang penuntut ilmu adalah termasuk ibnu sabil. Yang tepat adalah fi sabilillah. Sebab jika seorang penutut ilmu dikategorikan sebagai ibnu sabil, maka ia justru tidak boleh menerima zakat kecuali jika ia dalam keadaan membutuhkan dalam arti tidak punya kekayaan sama sekali. (lihat Ianatut Thalibin juz 2, halaman 194 terbitan Al Halaby cetakan II tahun 1938 M). Dari kemaren, saya kan menyayangkan mereka saudara2 kita yang ber ATM tebal tapi tetap hunting zakat dengan alasan keberhakan mereka dalam kapasitas sebagai thalibul ilmi. Dan saya sebenarnya tetap mengatakan mereka memang berhak mendapatkan zakat. Akan tetapi pada saat yang sama, banyak orang lain kelaparan dan belum mendapatkan pembagian zakat. Pak Azizi selama ini berdalih bahwa orang Mesir lebih suka memberikan zakat kepada mahasiswa asing daripada kepada orang-orang miskin asli Mesir sendiri. Menurut saya, ini adalah image yang kurang tepat. Para dermawan Mesir itu kurang teliti. Ada juga dermawan Mesir yang teliti dan tidak bersedia memberikan zakat kepada para mahasiswa yang punya TV, Stereo set, HP dll. Teman saya pernah ngantri zakat, tiba-tiba HPnya (Nokia 7610) berdering, langsung saja panitia zakat mempersilahkan dia pulang dengan terhormat. Ini lah inti persoalan yang saya tekankan berulang-ulang. Terima kasih, Layal - Original Message - From: Muhammad Aly To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, January 15, 2007 2:57 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism khan ada hadist seinget sy bunyinya begini barang siapa yg mencari ilmu agama maka dia di jalan Allah (spt jihad perang) smp dia kembali.. artinya si santri ini adalah ibnu sabil (penuntut ilmu agama Alloh) adalah diantara yg berhak mendapatkan zakat/infaq. --- azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: @Azka hemm... masalah beasiswa, kan kebanyakan beasiswa dimesir berasal dari zakatlah tarok.. orang mnuntut ilmu agama(tafsir, fiqh,hadist) masih digolongkan orang miskin,walaupun kaya, nah coba buka kitab I'anathut Thalibin bab zakat, sebelah kiri didalam, baris sekitar ke-8 atas, pasti dapatin lafadhla yamna'u az-zakah thalabu ilmi.. nah orang mesir sendiri lebih suka memberikan hartanya kepada penuntut ilmu daripada orang miskin yg tidak menuntut ilmu.. bukti kemarin ,di Qatameya ada pembagian kurban, dan 3 hari sebelumnya kami dimintai untuk menyerahkan nama, nah pada H idul adha, IBu2 semua pada antri, trus pas kami datang,malah kami duluan diberikan... contoh lagi orang mesir lebih mendahulukan wafidin yg menuntut ilmu dari pada orang mesi sendiri, pernah ngatri di mesjid Hay, sabi'. di bulan Ramadhan?? hari pertama dan kedua maidah ar-Rahman diberikan ke orang mesir.. pas hari sesudahnya datang penuntut ilmu, malah orang mesir tidak diberikan lagi... itulah rezeki Allah berikan kepada kita, kenapa kita menjauhi? kan ada hadist yg menyatakan bahwa sayap malaikat dibentang ke orang penuntut ilmu... nah kalo anda merasa tidak berhak ya tidak ada orang maksa... di Qatameya misalnya ada seorang pemberi musa'adah setiap bulannya,nah dia kalo melihat kita beli daging dan beli makanan mewah dia malah seneng, dan paling benci perokok.. kalo pribadi saya... kalo dikasih ane ambil, kalo ga dikasih ga pernah mau minta... kalo ngantri2 musa'adah ane emang ga
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - Kontribusi Islam terhadap
Kontribusi Islam di masa jaman keemasannya tidak ada yang memungkiri. Dan sebagian besar ialah sumbangan iptek thd peradaban manusia. Saya sudah beberapa kali ke Spanyol dan sangat mengagumi peninggalan2 kerajaan Islam di sana. Istana Al-Hambra yg luar biasa indahnya dan dibuatnya pada abad ke 10. Di abad ke 10 Eropa itu berbudaya apa? Tapi itu kan dulu. Nah sekarang apa prestasi yg dapat dibanggakan? Siapa pemenang2 hadiah Nobel dalam iptek yang dari Universitas Al-Azhar, Universitas Madinah, atau universitas islam di tanah air? Malahan sekarang makin lama makin didominasi oleh AS. Bagi saya selama belum mencetak pemenang hadiah Nobel maka suatu masyarakat dalam kriteria masa kini belum menunjukkan prestasi iptek yang dapat dibanggakan. Suatu contoh kecil saja. Kalau terorisme itu ada hadiah Nobelnya, hmm pasti banyak calonnya dari Timur Tengah ... --- In [EMAIL PROTECTED], jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung DP berkata : Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender maupun keyakinan. Bukan cuma Islam saja hampir semua agama juga ada diskriminasi strukturalnya. === Jano-ko ngajak bernostalgia, Islam's Contribution to Europe's Renaissance HRH, The Prince of Wales, Islam and The West . . we have underestimated the importance of 800 years of Islamic society and culture in Spain between the 8th and 15th centuries. The contribution of Muslim Spain to the preservation of classical learning during the Dark Ages, and to the first flowering of the Renaissance, has long been recognized. But Islamic Spain was much more than a mere larder where Hellenistic knowledge was kept for later consumption by the emerging modern world. Not only did Muslim Spain gather and preserve the intellectual content of ancient Greek and Roman civilization, it also interpreted and expanded upon that civilization, and made a vital contribution of its own in so many fields of human endeavour -- in science, astronomy, mathematics, algebra (itself an Arabic word), law, history, medicine, pharmacology, optics, agriculture, architecture, theology, music. Averroes and Avenzoor, like their counterparts Avicenna and Rhazes in the East, contributed to the study and practice of medicine in ways from which Europe benefited for centuries afterwards. Islam nurtured and preserved the quest for learning. In the words of (the Prophet's) tradition the ink of the scholar is more sacred than the blood of the martyr. Cordoba in the 10th century was by far the most civilized city of Europe. We know of lending libraries in Spain at the time King Alfred was making terrible blunders with the culinary arts in this country. It is said that the 400,000 volumes of its ruler's library amounted to more books than all the of the rest of Europe put together. That was made possible because the Muslim world acquired from China the skill of making paper more than four hundred years before the rest of non-Muslim Europe. Many of the traits on which Europe prides itself came to it from Muslim Spain. Diplomacy, free trade, open borders, the techniques of academic research, of anthropology, etiquette, fashion, alternative medicine, hospitals, all came from this great city of cities. Mediaeval Islam was a religion of remarkable tolerance for its time, allowing Jews and Christians to practice their inherited beliefs, and setting an example which was not, unfortunately, copied for many centuries in the West. The surprise, ladies and gentlemen, is the extent to which Islam has been a part of Europe for so long, first in Spain, then in the Balkans, and the extent to which it has contributed so much towards the civilization which we all too often think of, wrongly, as entirely Western. Islam is part of our past and present, in all fields of human endeavour. It has helped to create modern Europe. It is part of our own inheritance, not a thing apart. -- Bung, coba hayati tuch Islam is part of our past and present in all fields of human endeavour Marilah kita ciptakan dialog antara Timur, Islam dan Barat demi kehidupan anak cucu kita yang lebih baik. Dikotomi Islam dan Barat adalah pemikiran yang sudah kuno sejak jaman dahulu kala Salam Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang di Barat mendikotomikan Islam dan yang Islam mendikotomikan Barat. Orang Barat juga bilang lho apa belum baca the Universal Human Rights Declaration? Apanya yang kurang universal karena dalam deklarasi ini tidak dibedakan antara pemeluk satu agama dan lainnya. Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender maupun keyakinan. Bukan
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Tanpa akal tidak ada kemajuan di dunia. Iman saja tidak cukup. Tunjukkan negara maju yg bermodal iman doang. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: tapikan Iman itu yazid wa yangqus= iman bertambah dan berkurang...hadist. nah kalo iman berkurang dan bertambah, bagaimana untuk digabungkan dengan apa yg anda ungkapkan?Iman itu hanya untuk orang berakal/rasional... nah kalo iman itu dipelajari dengan akal... bagaimana akal bisa masuk ke alam ghaib? sedapal salah satu rukun iman percaya alam ghaib... dan bagaimana akal bisa mengetahui alam kuburan(barzah),... dan apakah akal sanggup menuntun iman kita kepada seluruh bumi dan langit? On 11/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - Kontribusi Islam terhadap kebangkitan Eropa
Bung DP berkata : Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender maupun keyakinan. Bukan cuma Islam saja hampir semua agama juga ada diskriminasi strukturalnya. === Jano-ko ngajak bernostalgia, Islam's Contribution to Europe's Renaissance HRH, The Prince of Wales, Islam and The West . . we have underestimated the importance of 800 years of Islamic society and culture in Spain between the 8th and 15th centuries. The contribution of Muslim Spain to the preservation of classical learning during the Dark Ages, and to the first flowering of the Renaissance, has long been recognized. But Islamic Spain was much more than a mere larder where Hellenistic knowledge was kept for later consumption by the emerging modern world. Not only did Muslim Spain gather and preserve the intellectual content of ancient Greek and Roman civilization, it also interpreted and expanded upon that civilization, and made a vital contribution of its own in so many fields of human endeavour -- in science, astronomy, mathematics, algebra (itself an Arabic word), law, history, medicine, pharmacology, optics, agriculture, architecture, theology, music. Averroes and Avenzoor, like their counterparts Avicenna and Rhazes in the East, contributed to the study and practice of medicine in ways from which Europe benefited for centuries afterwards. Islam nurtured and preserved the quest for learning. In the words of (the Prophet's) tradition the ink of the scholar is more sacred than the blood of the martyr. Cordoba in the 10th century was by far the most civilized city of Europe. We know of lending libraries in Spain at the time King Alfred was making terrible blunders with the culinary arts in this country. It is said that the 400,000 volumes of its ruler's library amounted to more books than all the of the rest of Europe put together. That was made possible because the Muslim world acquired from China the skill of making paper more than four hundred years before the rest of non-Muslim Europe. Many of the traits on which Europe prides itself came to it from Muslim Spain. Diplomacy, free trade, open borders, the techniques of academic research, of anthropology, etiquette, fashion, alternative medicine, hospitals, all came from this great city of cities. Mediaeval Islam was a religion of remarkable tolerance for its time, allowing Jews and Christians to practice their inherited beliefs, and setting an example which was not, unfortunately, copied for many centuries in the West. The surprise, ladies and gentlemen, is the extent to which Islam has been a part of Europe for so long, first in Spain, then in the Balkans, and the extent to which it has contributed so much towards the civilization which we all too often think of, wrongly, as entirely Western. Islam is part of our past and present, in all fields of human endeavour. It has helped to create modern Europe. It is part of our own inheritance, not a thing apart. -- Bung, coba hayati tuch Islam is part of our past and present in all fields of human endeavour Marilah kita ciptakan dialog antara Timur, Islam dan Barat demi kehidupan anak cucu kita yang lebih baik. Dikotomi Islam dan Barat adalah pemikiran yang sudah kuno sejak jaman dahulu kala Salam Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang di Barat mendikotomikan Islam dan yang Islam mendikotomikan Barat. Orang Barat juga bilang lho apa belum baca the Universal Human Rights Declaration? Apanya yang kurang universal karena dalam deklarasi ini tidak dibedakan antara pemeluk satu agama dan lainnya. Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender maupun keyakinan. Bukan cuma Islam saja hampir semua agama juga ada diskriminasi strukturalnya. Lihat saja topik2 dalam milis ini, yang memang ditujukan membahas diskriminasi gender dalam Islam ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: DP berlata : Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. Jano-ko juga brekata : Dana, kadang-kadang ogut itu bertanya dalam hati, sebenarnya you itu di Inggris atau di Cengkareng ya ? Kalau di Inggris koq gimana gitumendikotomi barat dan Islam, ape you belum tahu bahwa Islam itu universal, wah jangan - jangan you itu miskonsepsi terhadap Islam ? atau kurang membaca ? Tak tunggu lho tanggapan you, nanti setelah itu tak kasih pencerahan salim Dana
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - Kontribusi Islam terhadap kebangkitan Eropa
mas Jan bisanya cuman ngajakin nostalgila dan bermasturbasi terus atas kejayaan Islam dimasa lampau..bosenin... belum lagi ntar keluar nasehat-nasehat yang diobral kayak serebu tiga ndak seru ah.. bangun..,mas..bangun..udah ketinggalan kereta tuh.. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: === Jano-ko ngajak bernostalgia, Islam's Contribution to Europe's Renaissance HRH, The Prince of Wales, Islam and The West . . we have underestimated the importance of 800 years of Islamic ++ deleted ++
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Secara eknonomi kita juga enggak jelek2 amat. Saya setuju jangan silau sama yg kearab2an karena belum tentu Islam. Ada teman perempuan Lebanon yg beragama Kristen. Arab tapi Kristen. Kalau baca Al-Qur'an tentu sangat bagus lafaznya, tapi dia tidak mengimaninya. Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] wrote: ;-) Bandingin kok harga kurma sama anggur Coba Bang Aly sama mas Azizi, Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir. Bagaimana dengan Pisang? Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen? Bagaimana dengan beras? Cairo itu sama saja dengan Jakarta. Kota metropolitan dengan 13 juta orang. Saya kira intinya adalah: Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, gamis dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, berbahasa arab dan berjenggot. Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab, Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua... Kalau soal kualitas masyarakatnya, setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri. Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek. Secara sosial, Indonesia masih lebih baik Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai... buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2.. apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp murah. lebih murah dari jakarta... --- azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: yup... emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu tabung, dengan tabung sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank... bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap musimnya, harganya tidak lebih dari 5 ribu rupiah.. negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir 60% dapat beasiswa dari berapa instansi... On 10/01/07, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates (UAE), kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju ini gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg jd pelayan restaurant ... Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di negara2 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir ya hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg naikkan argo taxi dll... di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari kita, tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per liter atau Rp. 1,750,- saja. Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya akomodasi saja yg mahal. Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara aja di negara arab maju... walau makanan mahal semua buruh bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg korupsi. Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg dholim bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan bwt meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg sabar. Slm, ali --- Dana Pamilih dana.pamilih@dana.pamilih%40tiscali.co.uk wrote: Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum, keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb. Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
DP berlata : Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. Jano-ko juga brekata : Dana, kadang-kadang ogut itu bertanya dalam hati, sebenarnya you itu di Inggris atau di Cengkareng ya ? Kalau di Inggris koq gimana gitumendikotomi barat dan Islam, ape you belum tahu bahwa Islam itu universal, wah jangan - jangan you itu miskonsepsi terhadap Islam ? atau kurang membaca ? Tak tunggu lho tanggapan you, nanti setelah itu tak kasih pencerahan salim Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Secara eknonomi kita juga enggak jelek2 amat. Saya setuju jangan silau sama yg kearab2an karena belum tentu Islam. Ada teman perempuan Lebanon yg beragama Kristen. Arab tapi Kristen. Kalau baca Al-Qur'an tentu sangat bagus lafaznya, tapi dia tidak mengimaninya. Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] wrote: ;-) Bandingin kok harga kurma sama anggur Coba Bang Aly sama mas Azizi, Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir. Bagaimana dengan Pisang? Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen? Bagaimana dengan beras? Cairo itu sama saja dengan Jakarta. Kota metropolitan dengan 13 juta orang. Saya kira intinya adalah: Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, gamis dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, berbahasa arab dan berjenggot. Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab, Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua... Kalau soal kualitas masyarakatnya, setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri. Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek. Secara sosial, Indonesia masih lebih baik Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai... buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2.. apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp murah. lebih murah dari jakarta... --- azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: yup... emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu tabung, dengan tabung sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank... bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap musimnya, harganya tidak lebih dari 5 ribu rupiah.. negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir 60% dapat beasiswa dari berapa instansi... On 10/01/07, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates (UAE), kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju ini gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg jd pelayan restaurant ... Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di negara2 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir ya hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg naikkan argo taxi dll... di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari kita, tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per liter atau Rp. 1,750,- saja. Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya akomodasi saja yg mahal. Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara aja di negara arab maju... walau makanan mahal semua buruh bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg korupsi. Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg dholim bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan bwt meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg sabar. Slm, ali --- Dana Pamilih dana.pamilih@dana.pamilih%40tiscali.co.uk wrote: Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di dunia, mendambakan
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
hahahhaha semua orang punya perspsi sendiri,, dan punya sudut pandang sendiri... bukan semua perbedaan ada titik temunya... bahkan dengan perbedaan hidup kita tenang On 11/01/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: DP berlata : Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. Jano-ko juga brekata : Dana, kadang-kadang ogut itu bertanya dalam hati, sebenarnya you itu di Inggris atau di Cengkareng ya ? Kalau di Inggris koq gimana gitumendikotomi barat dan Islam, ape you belum tahu bahwa Islam itu universal, wah jangan - jangan you itu miskonsepsi terhadap Islam ? atau kurang membaca ? Tak tunggu lho tanggapan you, nanti setelah itu tak kasih pencerahan salim Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] dana.pamilih%40tiscali.co.uk wrote: Secara eknonomi kita juga enggak jelek2 amat. Saya setuju jangan silau sama yg kearab2an karena belum tentu Islam. Ada teman perempuan Lebanon yg beragama Kristen. Arab tapi Kristen. Kalau baca Al-Qur'an tentu sangat bagus lafaznya, tapi dia tidak mengimaninya. Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] wrote: ;-) Bandingin kok harga kurma sama anggur Coba Bang Aly sama mas Azizi, Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir. Bagaimana dengan Pisang? Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen? Bagaimana dengan beras? Cairo itu sama saja dengan Jakarta. Kota metropolitan dengan 13 juta orang. Saya kira intinya adalah: Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, gamis dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, berbahasa arab dan berjenggot. Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab, Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua... Kalau soal kualitas masyarakatnya, setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri. Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek. Secara sosial, Indonesia masih lebih baik Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai... buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2.. apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp murah. lebih murah dari jakarta... --- azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: yup... emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu tabung, dengan tabung sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank... bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap musimnya, harganya tidak lebih dari 5 ribu rupiah.. negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir 60% dapat beasiswa dari berapa instansi... On 10/01/07, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates (UAE), kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju ini gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg jd pelayan restaurant ... Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di negara2 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir ya hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg naikkan argo taxi dll... di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari kita, tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per liter atau Rp. 1,750,- saja. Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya akomodasi saja yg mahal. Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara aja di negara arab maju... walau makanan mahal semua buruh bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg korupsi. Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg dholim bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan bwt meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg sabar. Slm, ali
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Yang di Barat mendikotomikan Islam dan yang Islam mendikotomikan Barat. Orang Barat juga bilang lho apa belum baca the Universal Human Rights Declaration? Apanya yang kurang universal karena dalam deklarasi ini tidak dibedakan antara pemeluk satu agama dan lainnya. Di mana letak keuniversalan Islam? Kita selalu dengar slogan slogan ini, tapi begitu dikonfrontasikan dengan realita selalu mengejutkan. Dalam Islam itu ada diskriminasi struktural, baik menurut gender maupun keyakinan. Bukan cuma Islam saja hampir semua agama juga ada diskriminasi strukturalnya. Lihat saja topik2 dalam milis ini, yang memang ditujukan membahas diskriminasi gender dalam Islam ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: DP berlata : Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. Jano-ko juga brekata : Dana, kadang-kadang ogut itu bertanya dalam hati, sebenarnya you itu di Inggris atau di Cengkareng ya ? Kalau di Inggris koq gimana gitumendikotomi barat dan Islam, ape you belum tahu bahwa Islam itu universal, wah jangan - jangan you itu miskonsepsi terhadap Islam ? atau kurang membaca ? Tak tunggu lho tanggapan you, nanti setelah itu tak kasih pencerahan salim Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Secara eknonomi kita juga enggak jelek2 amat. Saya setuju jangan silau sama yg kearab2an karena belum tentu Islam. Ada teman perempuan Lebanon yg beragama Kristen. Arab tapi Kristen. Kalau baca Al-Qur'an tentu sangat bagus lafaznya, tapi dia tidak mengimaninya. Begitu juga kalau lihat yg pakai jas dan dasi, atau rok mini itu bukan berarti Barat. Keunggulan Barat yg sekarang ini ialah rasionalismenya. Utk jadi rasional enggak perlu pakai jas dan dasi. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 ary.setijadi@ wrote: ;-) Bandingin kok harga kurma sama anggur Coba Bang Aly sama mas Azizi, Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir. Bagaimana dengan Pisang? Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen? Bagaimana dengan beras? Cairo itu sama saja dengan Jakarta. Kota metropolitan dengan 13 juta orang. Saya kira intinya adalah: Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, gamis dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, berbahasa arab dan berjenggot. Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab, Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua... Kalau soal kualitas masyarakatnya, setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri. Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek. Secara sosial, Indonesia masih lebih baik Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai... buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2.. apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp murah. lebih murah dari jakarta... --- azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: yup... emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu tabung, dengan tabung sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank... bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap musimnya, harganya tidak lebih dari 5 ribu rupiah.. negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir 60% dapat beasiswa dari berapa instansi... On 10/01/07, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates (UAE), kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju ini gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg jd pelayan restaurant ... Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di negara2 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir ya hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg naikkan argo taxi dll... di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari kita, tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per liter atau Rp. 1,750,- saja. Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya akomodasi saja yg mahal. Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
jadi anda maunya gimana kita ini sebagai generasi muda? nah sebelum kita beranjak kepada perubahan besar2 seperti yg anda ceritakan,,. apa yg kami harus lakukan untuk sesuatu ygkecil dulu? nah skr untuk anda sendiri... apa yg telah anda lakukan untuk Islam? [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Bagi generasi muda tidak lain bagi saya ialah perbaiki lingkungan kecil Anda dengan: pelajarilah ilmu sebanyak2nya, tekunlah dengan profesi Anda, patuhilah hukum, bayar pajak dengan baik, tabung dan investasikan uang Anda, perlakukan sesama manusia secara adil, tegakkan hukum akhlak dalam diri Anda sebelum me-nuding2 orang lain, jalankan ibadah dengan baik, dan tentu banyak lagi. Yang saya lakukan untuk Islam diantaranya ini, mengguggah kita semua agar lebih rasional dalam memahami agama. Karena apa? Karena Allah bersabda: Iman itu hanya untuk orang yang berakal (alias rasional). --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: jadi anda maunya gimana kita ini sebagai generasi muda? nah sebelum kita beranjak kepada perubahan besar2 seperti yg anda ceritakan,,. apa yg kami harus lakukan untuk sesuatu ygkecil dulu? nah skr untuk anda sendiri... apa yg telah anda lakukan untuk Islam? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
tapikan Iman itu yazid wa yangqus= iman bertambah dan berkurang...hadist. nah kalo iman berkurang dan bertambah, bagaimana untuk digabungkan dengan apa yg anda ungkapkan?Iman itu hanya untuk orang berakal/rasional... nah kalo iman itu dipelajari dengan akal... bagaimana akal bisa masuk ke alam ghaib? sedapal salah satu rukun iman percaya alam ghaib... dan bagaimana akal bisa mengetahui alam kuburan(barzah),... dan apakah akal sanggup menuntun iman kita kepada seluruh bumi dan langit? On 11/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
- diam adalah emas itulah kata2 bijak... - membuat karya teknologi spt org barat - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2 maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup). - berbudaya yg islami org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur, damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi. skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo, debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan bertambah byk org2 miskin. smg ada hari esok lebih baik indah di indonesia... bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari ketinggian udara.. lihat saja minimal di peta...(saling bergandengan bentuk burung dll). slm, Do you Yahoo!? Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. http://new.mail.yahoo.com
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak bersyukur? la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la syadid= jika kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi jika kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih... tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang... pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi. banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, utangnya dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa melayang. On 11/01/07, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: - diam adalah emas itulah kata2 bijak... - membuat karya teknologi spt org barat - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2 maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup). - berbudaya yg islami org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur, damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi. skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo, debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan bertambah byk org2 miskin. smg ada hari esok lebih baik indah di indonesia... bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari ketinggian udara.. lihat saja minimal di peta...(saling bergandengan bentuk burung dll). slm, __ Do you Yahoo!? Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. http://new.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mengapa sekarang tidak jujur? Salah siapa atau apa yang kurang? - Original Message - From: Muhammad Aly To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 11, 2007 6:42 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism - diam adalah emas itulah kata2 bijak... - membuat karya teknologi spt org barat - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2 maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup). - berbudaya yg islami org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur, damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi. skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo, debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan bertambah byk org2 miskin. smg ada hari esok lebih baik indah di indonesia... bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari ketinggian udara.. lihat saja minimal di peta...(saling bergandengan bentuk burung dll). slm, __ Do you Yahoo!? Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. http://new.mail.yahoo.com -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.410 / Virus Database: 268.16.9/622 - Release Date: 1/10/2007 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
pak azizi, coba bandingin sama negara cina yang penduduknya atheis, komunis, yang memeluk agama pun kebanyakan agama polytheis. orang2 di Xinjiang yang beragama Islam juga dijajah dan diperlakukan semena-mena sama pemerintah komunis Cina. Tapi kok ya, masyarakatnya bisa maju. Bencana juga lebih dikit ketimbang Indonesia. Kira2 kenapa ya Pak? Apakah orang Cina lebih bersyukur daripada orang Indonesia? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 1/11/07, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak bersyukur? la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la syadid= jika kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi jika kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih... tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang... pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi. banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, utangnya dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa melayang. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
hemm.. Cina??? hehehhe.. emang negara maju, tp entah berapa ribuan rakyatnya dibantai oleh komunis, dan hukuman mati cukup mudah dilaksanakan, coba liat berapa hari yg lalu terjadi demo dikedutaannya dijakarta, gara2 pemerintahnya telah membasmi rakyatnya jutaan jiwa... banyak rakyatnya keluar negeri bahkan tak segan2 untuk sekedar membawa wanita hamil ke malasiya agar bayinya lahir disana dan mendapatkan kewarga negaraan malasiya... kemudian dibawa lagi kecina... dan sesudah dewasa si bayi tersbt kembali ke malasiya untuk menikmati warga negaraannya.. hem On 11/01/07, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: . [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Yth. Pak Azizi, Soal hutang setelah bencana Tsunami di Aceh, bukan dikurangi Pak, hanya diperpanjang waktu pembayarannya.dan hutang tetap hutang plus bunganya. Malah sekarang hutang negara Indonesia malah banyak, karena dulunya IDB, ADB dan World Bank tidak banyak memberikan hutang khusus di Aceh, sekarang mereka malah agresif dan semangat banget memberi hutang dengan jumlah yang luar biasa. Saking semangatnya, pemberian dana yang harusnya bisa berupa hibah alias grant di bumi Aceh dan Nias ini, tetap saja dipaksa kita berhutang :( Wassalam Lestari --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak bersyukur? la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la syadid= jika kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan tetapi jika kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih... tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang... pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi. banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, utangnya dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu jiwa melayang. On 11/01/07, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: - diam adalah emas itulah kata2 bijak... - membuat karya teknologi spt org barat - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2 maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup). - berbudaya yg islami org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur, damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi. skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo, debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan bertambah byk org2 miskin. smg ada hari esok lebih baik indah di indonesia... bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari ketinggian udara.. lihat saja minimal di peta...(saling bergandengan bentuk burung dll). slm, __ Do you Yahoo!? Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. http://new.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Kalau sikap gampang melecehkan orang lain itu cerminan sunnah Rasul sih maaf aja ya. Silahkan koreksi diri. Pemahaman agama yang baik tidak memberikan hak istimewa bagi diri sendiri sehingga meletakkan orang lain diderajat yang lebih rendah. Kalau pengertian sunnah Rasul dan Al-Qur'an itu bertentangan dengan HAM ya saya kira pasti ada yang tidak beres dengan pemahaman manusianya karena tidak mungkin sumber2 iLlahi sedangkal itu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Jano-ko : Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP.. Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ? --- Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu kan juga saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya tidak baik, kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich dalam salah satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab. - O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya stereotype ?, racism ? Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan jano-ko supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati tersebut. === New York Teachers Receive Guide to combat Bigotry SPEAK OUT AGAINST RACISM NEW YORK, Sept 26 (News Agencies) - New York City's teachers union Wednesday released an anti-bigotry guide to instruct students not to stereotype and scapegoat Muslim and Arab students for the September 11th terrorist attacks. The 50-page guide, Helping Students Appreciate and Respect Differences, was compiled by the New York City Teacher Center and focuses on ways teachers can deal with children's fear, confusion and intolerance. This is an attempt to give teachers the language so they can begin to help their students understand hatred, explained Teacher Center director Aminda Gentile. Why is there hatred? Why is there violence? How can a teacher answer such questions? The guide can help teachers lead discussions about how prejudice arises and how to diffuse it. Resource materials from the American Federation of Teachers, the Anti-Defamation League and the Southern Poverty Law Center were utilized in the compilation of this guide. Randi Weingarten, president of the United Federation of Teachers, in a letter to teachers said: We must educate our students so that they understand that the unspeakable actions of deranged terrorists cannot be blamed on every citizen living - or having roots - in the suspected terrorists' countries of origin. We have quickly put together this resource guide to assist as you incorporate themes of tolerance into teaching. The booklet has been distributed among teachers in 1,100 City schools. New York city's schools Chancellor Harold Levy personally visited schools with large Muslim and Arab populations to speak out against racism and bigotry. --- Bangsa AMERIKA adalah bangsa yang besar karena mereka bisa menghormati bangsa Arab...kalau insan-insan yang suka gebyah uyah jelek-jelekin arab itu termasuk bangsa yang besar atau bangsa yang kerdil ? Salim Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Jano, Yang diperbincangkan di milis ini sejak dulu juga bukan masalah budaya Arab tidak boleh diikuti, tapi kita muslim Indonesia harus bisa membedakan mana yang aturan Islam (sesuai AQ dan hadis) dan mana yang budaya Arab yang tidak sesuai dengan Islam. Misalnya baju Arab yang laki-laki, pakai gamis berkibar dengan kerudung kotak-kotak atau putih yang pakai bulatan hitam di kepalanya seperti pakaian raja-raja minyak itu, mau dipakai pak Jano silahkan saja, tapi kalau seseorang pakai baju Arab lalu merasa lebih Islami daripada yang pakai sarung atau kemeja, nah ini gak bener, akhlak yang Islami itu tidak sekedar berbaju saja. Urusan makanan Arab, siapapun termasuk pak Jano boleh-boleh saja masak atau makan masakan Arab, masak atau makan masakan Cina juga boleh kok - hanya mungkin bahan-bahan yang tidak boleh seperti daging babi itu diganti dengan daging binatang lainnya. Hanya saja terus terang saya tidak suka makan ala Arab yang makanan ditempatkan di wadah besar lalu makan rame-rame, ada yang ngeces atau ileran ikut makan atau makanannya ada yang berjatuhan ke wadah itu, rasanya jorok abis. Satu hal lagi, dalam Islam seingat saya Rasulullah mencontohkan memanggil orang lain dengan panggilan yang baik seperti panggilan ke istrinya yang berpipi merah muda. Jadi kebiasaan pak Jano yang sesuka hati memanggil teman di milis ini seperti panggilan Milih untuk pak Dana Pamilih seperti juga kebiasaan pak Jano ke teman-teman lainnya di sini dengan panggilan aneh-aneh, itu tidak Islami ya karena tidak menuruti Rasulullah. Orang tuanya pak Dana mungkin memberi nama anaknya dengan dengan
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya Asia Tenggara lebih menghargai perempuan. Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan mata tangan pertama mengenai budaya Arab. Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras. Di sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu belum tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji). --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=)) diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet... anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana? dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta... sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda... bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs, diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan.. jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca buku didlm bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya mahasiswa..padahal mahasiswa dan orang biasa bercampur... nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri. jelekkah mesir yg juga negara Arab??? mana lebih bagus mesir dengan indonesia? sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. kita harus masuk kedalamnya dulu..biar jelas... jangan dengar dari mulut kemulut nah kalopun ada sebagian masyarakat negara arab yg begok dan jahatnah bukan semua arab jahat ... On 10/01/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Jano-ko : Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP.. Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ? --- Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu kan juga saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya tidak baik, kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich dalam salah satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab. - O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya stereotype ?, racism ? Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan jano-ko supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati tersebut. === New York Teachers Receive Guide to combat Bigotry SPEAK OUT AGAINST RACISM NEW YORK, Sept 26 (News Agencies) - New York City's teachers union Wednesday released an anti-bigotry guide to instruct students not to stereotype and scapegoat Muslim and Arab students for the September 11th terrorist attacks. The 50-page guide, Helping Students Appreciate and Respect Differences, was compiled by the New York City Teacher Center and focuses on ways teachers can deal with children's fear, confusion and intolerance. This is an attempt to give teachers the language so they can begin to help their students understand hatred, explained Teacher Center director Aminda Gentile. Why is there hatred? Why is there violence? How can a teacher answer such questions? The guide can help teachers lead discussions about how prejudice arises and how to diffuse it. Resource materials from the American Federation of Teachers, the Anti-Defamation League and the Southern Poverty Law Center were utilized in the compilation of this guide. Randi Weingarten, president of the United Federation of Teachers, in a letter to teachers said: We must educate our students so that they understand that the unspeakable actions of deranged terrorists cannot be blamed on every citizen living - or having roots - in the suspected terrorists' countries of origin. We have quickly put together this resource guide to assist as you incorporate themes of tolerance into teaching. The booklet has been distributed among teachers in 1,100 City schools. New York city's schools Chancellor Harold Levy personally visited schools with large Muslim and Arab populations to speak out against racism and bigotry. --- Bangsa AMERIKA adalah bangsa yang besar karena mereka bisa menghormati bangsa Arab...kalau insan-insan yang suka gebyah uyah jelek- jelekin arab itu termasuk bangsa yang besar atau bangsa yang kerdil ? Salim Aisha [EMAIL PROTECTED] aishayasmina2002%40yahoo.com.sg wrote: Pak Jano, Yang diperbincangkan di milis ini sejak dulu juga bukan masalah budaya Arab tidak boleh
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu... trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi baru warna kuning milik perusahaan... bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih.. trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap... bahan saya sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya pernah mati visanya setahun... On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya Asia Tenggara lebih menghargai perempuan. Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan mata tangan pertama mengenai budaya Arab. Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras. Di sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu belum tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji). --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=)) diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet... anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana? dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta... sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda... bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs, diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan.. jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca buku didlm bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya mahasiswa..padahal mahasiswa dan orang biasa bercampur... nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri. jelekkah mesir yg juga negara Arab??? mana lebih bagus mesir dengan indonesia? sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. kita harus masuk kedalamnya dulu..biar jelas... jangan dengar dari mulut kemulut nah kalopun ada sebagian masyarakat negara arab yg begok dan jahatnah bukan semua arab jahat ... On 10/01/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Jano-ko : Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP.. Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ? --- Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu kan juga saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya tidak baik, kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich dalam salah satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab. - O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya stereotype ?, racism ? Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan jano-ko supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati tersebut. === New York Teachers Receive Guide to combat Bigotry SPEAK OUT AGAINST RACISM NEW YORK, Sept 26 (News Agencies) - New York City's teachers union Wednesday released an anti-bigotry guide to instruct students not to stereotype and scapegoat Muslim and Arab students for the September 11th terrorist attacks. The 50-page guide, Helping Students Appreciate and Respect Differences, was compiled by the New York City Teacher Center and focuses on ways teachers can deal with children's fear, confusion and intolerance. This is an attempt to give teachers the language so they can begin to help their students understand hatred, explained Teacher Center director Aminda Gentile. Why is there hatred? Why is there violence? How can a teacher answer such questions? The guide can help teachers lead discussions about how prejudice arises and how to diffuse it. Resource materials from the American Federation of Teachers, the Anti-Defamation League and the Southern Poverty Law Center were utilized in the compilation of this guide. Randi Weingarten, president of the United Federation of Teachers, in a letter to teachers said: We must educate our students so that they understand that the unspeakable actions of deranged terrorists cannot be blamed on every citizen living - or having roots - in the suspected terrorists' countries of
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong Kalau tidak ada konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ... Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling makmur itu cuma Turki dan Malaysia. Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat, baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu... trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi baru warna kuning milik perusahaan... bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih.. trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap... bahan saya sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya pernah mati visanya setahun... On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya Asia Tenggara lebih menghargai perempuan. Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan mata tangan pertama mengenai budaya Arab. Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras. Di sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu belum tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji). --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=)) diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet... anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana? dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta... sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda... bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs, diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan.. jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca buku didlm bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya mahasiswa..padahal mahasiswa dan orang biasa bercampur... nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri. jelekkah mesir yg juga negara Arab??? mana lebih bagus mesir dengan indonesia? sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. kita harus masuk kedalamnya dulu..biar jelas... jangan dengar dari mulut kemulut nah kalopun ada sebagian masyarakat negara arab yg begok dan jahatnah bukan semua arab jahat ... On 10/01/07, jano ko ko_jano@ wrote: Jano-ko : Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP.. Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ? --- Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu kan juga saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya tidak baik, kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich dalam salah satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab. - O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya stereotype ?, racism ? Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan jano-ko supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati tersebut. === New York Teachers Receive Guide to combat Bigotry SPEAK OUT AGAINST RACISM NEW YORK, Sept 26 (News Agencies) - New York City's teachers union Wednesday released an anti-bigotry guide to instruct students not to stereotype and scapegoat Muslim and Arab students for the September 11th terrorist attacks. The 50-page guide, Helping Students Appreciate and Respect Differences, was compiled by the New York City Teacher Center and focuses on ways teachers can deal with children's fear, confusion and intolerance. This is an attempt to give teachers the language so they can begin to help their students understand hatred, explained Teacher Center director Aminda Gentile. Why
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
miskin dunia tp kaya akan akhirat... apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya ambruk semua... apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti malasiya... apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai jelbab di seklah dan university? jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi dan statpamnya baca alquran... jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar didepan nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya ato jadilah negara turky On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong Kalau tidak ada konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ... Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling makmur itu cuma Turki dan Malaysia. Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat, baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu... trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi baru warna kuning milik perusahaan... bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih.. trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap... bahan saya sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya pernah mati visanya setahun... On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya Asia Tenggara lebih menghargai perempuan. Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan mata tangan pertama mengenai budaya Arab. Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras. Di sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu belum tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji). --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=)) diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet... anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana? dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta... sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda... bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs, diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan.. jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca buku didlm bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya mahasiswa..padahal mahasiswa dan orang biasa bercampur... nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri. jelekkah mesir yg juga negara Arab??? mana lebih bagus mesir dengan indonesia? sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik.. kita harus masuk kedalamnya dulu..biar jelas... jangan dengar dari mulut kemulut nah kalopun ada sebagian masyarakat negara arab yg begok dan jahatnah bukan semua arab jahat ... On 10/01/07, jano ko ko_jano@ wrote: Jano-ko : Aisha, ...jano-ko ulang lagi pertanyannya kepada DP.. Mil.kalau gue ngikutin budaya Arab yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunah itu bertentangan dengan HAM yang you yakini engga ? --- Tidak semua orang Arab adalah jelek, orang Arab yang Islam itu kan juga saudara kita, jadi kalau jelek-jelekin mereka terus itu namanya tidak baik, kecuali bagi insan-insan liberal, emang kalau insan liberal sich dalam salah satu artikelnya memang merusak reputasi orang dan budaya Arab. - O hiya, aisha sudah pernah kenalan dengan yang namanya stereotype ?, racism ? Nah ini ada artikel yang bagus sekali untuk dibaca oleh Aisha dan jano-ko supaya tidak ikut-ikutan insan-insan yang mempunyai penyakit hati
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum, keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb. Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi iming2 tsb. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: miskin dunia tp kaya akan akhirat... apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya ambruk semua... apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti malasiya... apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai jelbab di seklah dan university? jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi dan statpamnya baca alquran... jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar didepan nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya ato jadilah negara turky On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong Kalau tidak ada konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ... Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling makmur itu cuma Turki dan Malaysia. Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat, baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu... trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi baru warna kuning milik perusahaan... bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih.. trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap... bahan saya sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya pernah mati visanya setahun... On 10/01/07, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote: Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya Asia Tenggara lebih menghargai perempuan. Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih laporan pandangan mata tangan pertama mengenai budaya Arab. Racism itu adalah sikap yang apriori negatif terhadap suatu ras. Di sini saya berusaha mengupas karakteristik suatu budaya. Itu belum tentu racism, tetapi belum tentu juga flattering (bersifat memuji). --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: hahhahah...komentar Bahwa arab jelek:))=)) diMesir anda bisa kemana saja tanpa ingat akan pencopet... anda tidak akan takut nik texi walaupun sendiri.../dijakarta gimana? dimesir anda bisa bolak-balik kota cairo walaupun dimalam buta... sangat langka ditemukan gang² yg meganggu anda... bahkan tidak ada pemuda-pemudi yg suka ganggu cewek kalo jalan trus anda jangan heran bila melihat orang bawa/baca alquran diBUs, diterminal, apalagi polisi yg lagi duduk² disimpang jalan.. jangan pernah heran kalo naik Bus melihat banyak mahasiswa baca buku didlm bus...apalagi dimusim ujian...seakan2 Bus itu punya mahasiswa..padahal mahasiswa dan orang biasa bercampur... nah yg saya kemukakan itu semua diibukota cairo sendiri. jelekkah mesir yg juga negara Arab??? mana lebih bagus mesir dengan indonesia? sesuatu agar kita bisa memvonis dengan baik..
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates (UAE), kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju ini gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg jd pelayan restaurant ... Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di negara2 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir ya hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg naikkan argo taxi dll... di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari kita, tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per liter atau Rp. 1,750,- saja. Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya akomodasi saja yg mahal. Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara aja di negara arab maju... walau makanan mahal semua buruh bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg korupsi. Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg dholim bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan bwt meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg sabar. Slm, ali --- Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum, keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb. Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi iming2 tsb. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: miskin dunia tp kaya akan akhirat... apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya ambruk semua... apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti malasiya... apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai jelbab di seklah dan university? jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi dan statpamnya baca alquran... jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar didepan nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya ato jadilah negara turky On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong Kalau tidak ada konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ... Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling makmur itu cuma Turki dan Malaysia. Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat, baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu... trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi perorangan... tp skr udah ada taxi baru warna kuning milik perusahaan... bahkan harganya bisa djangkau ama mahasiswa disini cuma dicairo hati2 dengan pencopet dlm Bus aja..tp jarang sih.. trus disini ga ada Visa nyantai aja, jangan takut di tangkap... bahan saya sendiri visanya udah mati akhir bulan 11 kemarin... ada teman saya pernah mati visanya setahun... On 10/01/07, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote: Budaya Arab budaya yang sudah lama, sudah mapan dengan sejarah yang panjang. Saya tidak bilang jelek cuma saya bilang beda. Yang pasti perlakuan terhadap perempuan tidak sama dengan budaya kita. Budaya Asia Tenggara lebih menghargai perempuan. Apa benar di Cairo demikian, koq beda dengan laporan pandangan mata teman saya yang bilang taxi di sana enggak ada argonya semua harus tawar menawar spt Jakarta tahun 60-an. Supir taxinya juga kebut2an lebih parah dari supir bis antar kota di pulau Jawa. Bulan depan saya akan liburan ke Maroko jadi nanti saya kasih
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai... buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2.. apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp murah. lebih murah dari jakarta... --- azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: yup... emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu tabung, dengan tabung sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank... bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap musimnya, harganya tidak lebih dari 5 ribu rupiah.. negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir 60% dapat beasiswa dari berapa instansi... On 10/01/07, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates (UAE), kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju ini gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg jd pelayan restaurant ... Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di negara2 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir ya hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg naikkan argo taxi dll... di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari kita, tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per liter atau Rp. 1,750,- saja. Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya akomodasi saja yg mahal. Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara aja di negara arab maju... walau makanan mahal semua buruh bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg korupsi. Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg dholim bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan bwt meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg sabar. Slm, ali --- Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED]dana.pamilih%40tiscali.co.uk wrote: Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum, keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb. Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi iming2 tsb. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: miskin dunia tp kaya akan akhirat... apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya ambruk semua... apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti malasiya... apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai jelbab di seklah dan university? jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi dan statpamnya baca alquran... jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat menghampar tikar didepan nasabah dan semua pegawai shalat beserta nasabahnya ato jadilah negara turky On 10/01/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau visa mati berarti pendatang gelap dong Kalau tidak ada konsekuensi berarti sistem hukumnya sama amburadulnya kaya kita ... Saya memang belum banyak mengunjungi negara Arab. Paling cuma transit di Dubai. Tapi dari data statistik, hampir semua negara anggota OIC itu berada dibawah atau di sekitar garis kemiskinan. Yang paling makmur itu cuma Turki dan Malaysia. Apa ini artinya? Artinya Islam belum berhasil mensejahterakan umat, baru ulamanya yang sangat sejahtera sehingga sanggup berpoligami ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: hemm... maksud saya anda ga usah takut naik taxi gini: ga akan dicopet...ato dibawa kegurun sahara... kalo dimedan kan biasa kena tipu... trus emang bener main tawar menawarkrn taxi di cairo bukan taxi CV ato syirkah/perusahaan.. tp milik pribadi
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
;-) Bandingin kok harga kurma sama anggur Coba Bang Aly sama mas Azizi, Bandingkan harga Pepaya di Jakarta sama Pepaya di Mesir. Bagaimana dengan Pisang? Mau adu murah dengan duren di Sumatra waktu panen? Bagaimana dengan beras? Cairo itu sama saja dengan Jakarta. Kota metropolitan dengan 13 juta orang. Saya kira intinya adalah: Jangan silau hanya karena orangnya berbahasa Arab, pake jubah, gamis dan berjenggot. Abu Lahab dan Abu Jahal itu semua pake jubah, berbahasa arab dan berjenggot. Mau orang berbusa-busa pake bahasa Arab, Tetaplah kritis...karena Islam bukan itu semua... Kalau soal kualitas masyarakatnya, setiap masyarakat punya problemnya sendiri-sendiri. Selama ini bergaul dengan orang Arab dari berbagai negara, Secara personal nggak lebih baik atau lebih jelek. Secara sosial, Indonesia masih lebih baik Secara budaya, Indonesia masih lebih bener Islamnya Kalau secara politik, Indonesia masih lebih baik Secara teknologi, Indonesia masih lebih baik Secara ekonomi, ini yang Indonesia jauh lebih jelek --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: sy tahu mesir krn sy py teman di cairo.. emang gas murah di mesir demikian di arab2 maju juga murah cuma sekitar Rp 25 ribu dan lama bisa 2-3 bulan dipakai... buah2an memang betul sgt murah di mesir dan besar2.. apalagi kurma mesir spt buah apel hijau kecil besar tp murah. lebih murah dari jakarta... --- azizi waruhii [EMAIL PROTECTED] wrote: yup... emang negara mesir miskin, tp harga gasnya satu tabung, dengan tabung sederhana/keluarga cuma 10 ribu rupiah doank... bahkan kami mahasiswa bisa beli anggur setiap musimnya, harganya tidak lebih dari 5 ribu rupiah.. negara mesir emang miskin tp kami mahasiswa hampir 60% dapat beasiswa dari berapa instansi... On 10/01/07, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: Nih negara2 arab kaya : arab saudi, emirates (UAE), kuwait, qatar, oman dan bahrain.. orang2 arab maju ini gak ada yg jd pelayan.. orang turki masih byk yg jd pelayan restaurant ... Copet hampir gak ada tuh... minim sekali di negara2 arab kaya.. berbeda dengan arab turki, arab mesir ya hampir sama dengan kita byk copetnya, byk yg naikkan argo taxi dll... di turki bensin mahal sekali lebih mahal dari kita, tapi negara2 arab kaya hanya bekisar 0,8 Riyal per liter atau Rp. 1,750,- saja. Dunia memang di dptkan lebih mudah di negara2 arab kaya.. mobil murah bebas pajak ini-itu... tiket pesawat lebih murah.. hanya makanan dan biaya akomodasi saja yg mahal. Di indonesia juga sdh menunjukkan kenaikan harga2 terlebih para anggauta DPR lagi ngambek minta naik gaji tunjangan.. President okey2 aja dengan menghabiskan uang rakyat.. rakyat makin sengsara aja di negara arab maju... walau makanan mahal semua buruh bisa makan enak dan tentram... hampir tdk ada yg korupsi. Ya itulah dunia... tp betul akhirat lah yg lebih kekal! dunia adalah FANA. maka manusia byk yg dholim bin rakus. dan orang yg bersabar adalah kemenangan bwt meraih surga... itulah rakyat indonesia byk yg sabar. Slm, ali --- Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED]dana.pamilih%40tiscali.co.uk wrote: Kalau Anda lebih suka bergelimang dalam kemiskinan dan kebodohan alias neraka dunia karena ada iming2 surga di akhirat, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tetapi mayoritas bangsa Indonesia, sebagaimana juga semua manusia di dunia, mendambakan kenaikan standar hidup sehingga setiap keluarga mampu beli sandang dan pangan layak, papan yg teduh, pendidikan gratis bagi anak2, pengobatan gratis bagi semua orang, kesempatan mengembangkan diri tanpa hambatan, perlakuan adil di mata hukum, keamanan fisik dari ancaman dan kekerasan, dsb dsb. Kalau Anda tidak menginginkan hal di dunia ini karena telah dijanjikan hal yg sama atau lebih nanti di surga utk dinikmati kalau Anda sudah mati,sudah tidak bernafas, silahkan. Saya tidak bisa melarang. Tapi ada satu hal yg sebaiknya Anda camkan: janganlah mau dikelabui dengan iming2 dari orang yg dia sendiri tidak akan sanggup memenuhi iming2 tsb. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com, azizi waruhii aziziqalbii@ wrote: miskin dunia tp kaya akan akhirat... apalah bangga masuk dlm katagori negara kaya..tp masyarakatnya ambruk semua... apalah arti kaya bila negaranya banyak pelacuran dan kasino seperti malasiya... apalah negara kaya seperti turky tp rakyat tidak dibolehkan memakai jelbab di seklah dan university? jadilah negara miskin seperti mesir disetiap sudut kota para polisi dan statpamnya baca alquran... jadilah negara mesir diBank setiap waktu shalat