[bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha

2007-10-09 Terurut Topik CHPStar
DH,
   
  Setuju bahwa agama bukan menara gading lagi..Seyogianya agama adalah 
foundation. Tanpa foundation (agama apapun), mahabaratha jadi seperti apa lagi?.
   
  Selamat menggali cita cita luhur.
   
  Wass: Tjahjo

nyoman [EMAIL PROTECTED] wrote:
v\:* {behavior:url(#default#VML);}  o\:* {behavior:url(#default#VML);}  
w\:* {behavior:url(#default#VML);}  .shape {behavior:url(#default#VML);}
st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) }Pak Ngurah Ambara, dan  
rekan2
   
  Saya sebagai anggota pasif milis ini, bersyukur bahwa diskusi mengenai 
Mahabaratha yang  “ melenceng ke masalah agama “ sudah ditutup dengan baik 
dengan suatu penyelesaian yang sangat dewasa dan toleran.
  Kalau di ijinkan , saya pikir  akan menarik kalau Pak Ngurah Ambara 
melanjutkan kembali diskusi mengenai Mahabaratha ini  karena kita akan bisa 
sama2 menggali nilai2 universal yang dipesankan oleh Mahabaratha  plus 
Bagawadgitha –nya.
  Beberapa bulan yang lalu ketika saya mengikuti Dies Natalis di Aula Timur  
ITB saya demikian terkejut  karena teman saya memaparkan Manajemen berbasis 
Bagawadgitha  yg disebut Manajemen GIta,( yg tak lama kemudian saya lihat ada 
buku Manajemen Gita di Gramedia karangan Anand Krishna ) padahal kalau dilihat 
latar belakang teman tersebut bukan orang Bali bukan beragama Hindu, tetapi ia 
dengan tegas mampu menyerap pesan2 universal Bagawadgitha mengenai bekerja 
sebagai kewajiban kita dalam hidup yang tidak terikat pada hasilnya.
  Bagaimana Pak Ngurah ? Bagaimana Pak Wis sebagai moderator ? Saya pikir hal 
ini masih relevan dengan roh milis ini, karena sepanjang saya mengikuti milis 
ini kita banyak sekali berbicara/berkomentar mengenai nilai-nilai yang berlaku 
di masyarakat sekeliling kita.
  Terima kasih.
   
  Salam,
   
  Gde Nyoman Swastika
   
   
   
  
-
  
  From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ambara, Gede 
Ngurah (KPC)
Sent: Tuesday, October 09, 2007 8:28 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] bukti Ilmiah Mahabaratha

   
  Mbak Asana dan rekan-rekan
   
  Ok Terimakasih Mbak Asana, case ini sudah close, saya minta maaf kepada 
rekan-rekan semua yang telah tersinggung/tidak nyaman dengan diskusi menyangkut 
masalah agama ini..Sejak kemarin telah diputuskan masalah terkait “agama” hanya 
didiskusikan via Japri (jalur Pribadi)..beberapa semeton telah 
menghubungi/melanjutkan diskusi ini via japri..
   
  Sekali lagi terimakasih pada Mbak Asana dan rekan-rekan semua..
   
  GNA 
   
  -Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Asana Viebeke 
Lengkong
Sent: Friday, October 05, 2007 8:37 PM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha
   
P Ngurah Ambara,

 

Dari sejak tanggal 28 Sept. yang lalu (baca ulang ya) email tentang 
Mahabharata anda jelas menuduh.  Email anda sudah di tanggapi dengan teguran 
dari moderator, P Wisnaya, tapi anda terus ngeyel aja ke arah fakta. 
rasanya semua di millis ini sudah tau fakta tentang perseteruan agama dari 
ribuan tahun lalu, tapi ada hal lain di dalam hidup ini yang lebih layak untuk 
di bicarakan dan seperti kita tahu kalau perdebatan tentang agama itu bisa 
menyulut emosi orang lain.  Banyak teman di millist ini tidak nyaman dengan 
dialog yang disampaikan oleh anda tapi tidak juga ingin me'nyodok' karena lebih 
memilih untuk bisa bersahabat dalam alam maya ini tanpa harus ada merasa harus 
membunyikan 'kulkul bulus'...

 

Jadi singkatnya fakta yang diuraikan oleh anda banyak menyakiti orang lain, 
ini fakta juga lo.  Tapi saya memang orang gila, dialog itu saya tanggapi terus 
untuk membeli waktu cooling down semua pihak (semoga ya)... dengan kata lain 
tidak se'gemes' yang anda utarakan.

 

Kalau boleh sekarang saya nyatakan kepada semua anggota millist ini bahwa 
permohonan maaf anda berlaku juga kepada semua anggota millis ini.

 

P Ngurah Ambara, kita semua hidup sekarang di jaman yang sama dengan segala 
permasalahan masa lalu (yang toch juga dibuat oleh leluhur kita) dan masa 
sekarang kita hidup sangat pendek jadi marilah kita ... enjoy aja tidak 
perlu mempertajam perselisihan yang sudah diciptakan oleh leluhur kita... 
masing masing kita berbuat selangkah demi selangkah untuk membangun kehidupan 
kedepan tanpa rasa takut, benci, marah.  Benar sekali dalam kehidupan kita 
pastinya ada penindasan, kita sadar juga tapi kan penindasan manusia kepada 
manusia lain karena kepentingan dan pilihan... apa anda pikir tidak ada 
penindasan antar sesama kita di bali? Penindasan itu tidak harus melulu antar 
agama lo.

 

anyway. I hope this all end today except for a more condusive 
dialogues.. Terima kasih P Ngurah Ambara dan saya juga mohon maaf masih 
banyak belajar.

 

Salam damai,

 

asana viebeke

  - Original Message - 

From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) 

To: bali

[bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha

2007-10-09 Terurut Topik gde ngurah purnama jaya
Bung Ngurah Ambara,

OSA
Pernyataan bung itu benar dan itu fakta di lapangan. Tapi kita jangan 
terpancing dan selalu waspada.
OSSSO
Gde Purnama, banten.


- Original Message 
From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) [EMAIL PROTECTED]
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Friday, 5 October, 2007 3:40:25 PM
Subject: [bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha





 
 


!--
 _filtered {font-family:Tahoma;panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4;}
/* Style Definitions */
 p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{margin:0in;margin-bottom:.0001pt;font-size:12.0pt;font-family:Times 
New Roman;}
a:link, span.MsoHyperlink
{color:blue;text-decoration:underline;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{color:purple;text-decoration:underline;}
span.emailstyle17
{font-family:Arial;color:navy;}
span.emailstyle18
{font-family:Arial;color:navy;}
span.EmailStyle19
{font-family:Arial;color:navy;}
 _filtered {margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;}
div.Section1
{}
--






Agnostik memang sebuah pilihan, menyakiti atau
tidak menyakiti orang lain itu bukan karena mereka beragama atau tidak beragama,
agama tidak terkait dengan itu…


Apakah Mbak Asana menilai selama ini pembicaraan
saya telah menyakiti Mbak Asana? Kalau ya bagian yang mana? Dan kalau itu benar
saya minta maaf, selama ini saya berkata dengan fakta, bahwa uma Hindu sering 
ditindas
oleh umat lain (Islam dan Kristen), dan saya mengungkapkan fakta itu. 
Pertanyaannya
mana yang lebih menyakitkan, saya yang mengungkapkan fakta ini ataukah 
orang-orang
yang melakukan penindasan terhadap umat Hindu? 


 


-Original Message-

From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Asana
Viebeke Lengkong

Sent: Friday, October 05, 2007
3:37 PM

To: bali@lp3b.or.id

Subject: [bali] Re: bukti Ilmiah
Mahabaratha


 




P Ngurah Ambara,







 







oleh sebab itu saya kutip supaya
kita semua bisa melihat pandangan yang berbeda... kan nggak semua orang tau
agnostik tapi kalau egoistic semua ngerti P Ngurah...







 







ini saya sambung ya kalau pengertian
dan tanggapan P Ngurah sampai disana...







 







Kepercayaan pada Tuhan dan
kehidupan kekal terputus dari nalar karena kepercayaan itu hanya bisa diketahui
lewat kekuasaan, naluri, ilham dan wahyu.  Tapi nalar dapat menakar serba
akibat agama, jadi dengan memperhatikan hal ini kita akan berkelana sepanjang
masa silam dan masa kini, sambil melihat kenyataannya.







 







Tidak masalah kan kalau orang tidak
percaya Tuhan karena itu pilihan mereka yang masalah adalah kalau orang percaya
Tuhan tapi punya niat untuk menyakiti orang lain, menuduh agama lain dllnya... 







 







Contoh yang sangat konkretnya adalah
saya sendiri tidak mau beragama kalau kembali membaca email P Ngurah Ambara
yang lalu; tapi jangan salah lo saya percaya Tuhan, jadi saya mengambil
keputusan untuk tetap berdialog dengan P Ngurah Ambara tanpa pamrih ya
mencoba untuk mendekatkan lebih jauh 'diri manusia' melalui dialog ini... jadi
santai saja karena saya juga tidak bermaksud untuk memancing atau mengetahui
lebih lanjut pengetahuan tentang Mahabharata dari anda, dan percayalah, anda
tidak perlu juga harus membuktikan sampai dimana pengetahuan anda tentang
Mahabharata, karena sesungguhnya kita semua disini bagi cerita, bagi
pengalaman, bagi pengetahuan dsbnya begitu pula saya yakin bahwa anggota
milis ini banyak yang membaca dengan berbagai pendapat mereka, tapi ketika anda
sudah menyentuh agama, mereka agaknya tidak nyaman dan kenapa?  Karena
tidak mau menyakiti yang lain, itu saja intinya.  Saya seperti kata P Wis,
merasa biar mengalir saja dulu supaya kita bisa lebih mengenal anda dan dengan
waktu semua akan bisa menerima pendapat anda dengan legowo







 







Perhatikan berapa yang berkomentar
tentang hal ini? sedikit sekali ya saya aja yang rada gila... tapi saya
menulis diantara waktu saya kerja, waktu saya berbagi, waktu saya di wawancara,
waktu saya membuat konsep program... diantara itu semua karena saya juga perlu
menimbang seberapa 'kasih' saya kepada anda dan ternyata anda adalah
'manusia' yang saya kasihi







 







P Wis terima kasih sudah sangat
bijaksana sekali membangun milis baru, tapi kalau bicara agama, saya masih
banyak belajar masih mau dengar-dengar... baca-baca... jadi 'when the time
is right everything is going to be good'.







 







Salam kasih dan damai,







 







Vieb









- Original Message - 







From: Ambara, Gede
Ngurah (KPC) 







To: bali@lp3b.or.id 







Sent: Friday,
October 05, 2007 11:17 AM







Subject: [bali]
bukti Ilmiah Mahabaratha







 





Sepertinya pandangan
seorang Aldous Huxley adalah pandangan agnostik  ...kalau agama dianggap
rekayasa sungguh mengerikan..agama turun merupakan Wahyu dari Tuhan dengan
tujuan agar manusia bisa bersikap lebih beradab tidak seperti hewan ..


 


Agnostik : orang-orang
yang tidak percaya kepada Tuhan karena mereka menyatakan tidak

[bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha

2007-10-05 Terurut Topik Asana Viebeke Lengkong
P Ngurah Ambara,

oleh sebab itu saya kutip supaya kita semua bisa melihat pandangan yang 
berbeda... kan nggak semua orang tau agnostik tapi kalau egoistic semua ngerti 
P Ngurah...

ini saya sambung ya kalau pengertian dan tanggapan P Ngurah sampai disana...

Kepercayaan pada Tuhan dan kehidupan kekal terputus dari nalar karena 
kepercayaan itu hanya bisa diketahui lewat kekuasaan, naluri, ilham dan wahyu.  
Tapi nalar dapat menakar serba akibat agama, jadi dengan memperhatikan hal ini 
kita akan berkelana sepanjang masa silam dan masa kini, sambil melihat 
kenyataannya.

Tidak masalah kan kalau orang tidak percaya Tuhan karena itu pilihan mereka 
yang masalah adalah kalau orang percaya Tuhan tapi punya niat untuk menyakiti 
orang lain, menuduh agama lain dllnya... 

Contoh yang sangat konkretnya adalah saya sendiri tidak mau beragama kalau 
kembali membaca email P Ngurah Ambara yang lalu; tapi jangan salah lo saya 
percaya Tuhan, jadi saya mengambil keputusan untuk tetap berdialog dengan P 
Ngurah Ambara tanpa pamrih ya mencoba untuk mendekatkan lebih jauh 'diri 
manusia' melalui dialog ini... jadi santai saja karena saya juga tidak 
bermaksud untuk memancing atau mengetahui lebih lanjut pengetahuan tentang 
Mahabharata dari anda, dan percayalah, anda tidak perlu juga harus membuktikan 
sampai dimana pengetahuan anda tentang Mahabharata, karena sesungguhnya kita 
semua disini bagi cerita, bagi pengalaman, bagi pengetahuan dsbnya begitu 
pula saya yakin bahwa anggota milis ini banyak yang membaca dengan berbagai 
pendapat mereka, tapi ketika anda sudah menyentuh agama, mereka agaknya tidak 
nyaman dan kenapa?  Karena tidak mau menyakiti yang lain, itu saja intinya.  
Saya seperti kata P Wis, merasa biar mengalir saja dulu supaya kita bisa lebih 
mengenal anda dan dengan waktu semua akan bisa menerima pendapat anda dengan 
legowo

Perhatikan berapa yang berkomentar tentang hal ini? sedikit sekali ya saya 
aja yang rada gila... tapi saya menulis diantara waktu saya kerja, waktu saya 
berbagi, waktu saya di wawancara, waktu saya membuat konsep program... diantara 
itu semua karena saya juga perlu menimbang seberapa 'kasih' saya kepada 
anda dan ternyata anda adalah 'manusia' yang saya kasihi

P Wis terima kasih sudah sangat bijaksana sekali membangun milis baru, tapi 
kalau bicara agama, saya masih banyak belajar masih mau dengar-dengar... 
baca-baca... jadi 'when the time is right everything is going to be good'.

Salam kasih dan damai,

Vieb
  - Original Message - 
  From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) 
  To: bali@lp3b.or.id 
  Sent: Friday, October 05, 2007 11:17 AM
  Subject: [bali] bukti Ilmiah Mahabaratha


  Sepertinya pandangan seorang Aldous Huxley adalah pandangan agnostik  
...kalau agama dianggap rekayasa sungguh mengerikan..agama turun merupakan 
Wahyu dari Tuhan dengan tujuan agar manusia bisa bersikap lebih beradab tidak 
seperti hewan ..



  Agnostik : orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan karena mereka 
menyatakan tidak cukup bukti untuk mendukung keberadaan Tuhan.



  -Original Message-
  From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Asana Viebeke 
Lengkong
  Sent: Friday, October 05, 2007 10:40 AM
  To: bali@lp3b.or.id
  Subject: [bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha



  Terima kasih sekali diberi cuplikan sejarah secara ilmiah untuk bahan 
pengetahuan ... apapun tetap dalam pembahasan yang panjang dan lebih panjang 
lagi namun bukan berarti memberikan hak untuk menuduh peradaban atau agama 
lain ya Pak...  



  Silakan sampaikan apa yang pernah di baca, di yakini tanpa meninggalkan akar 
dari lahir agama2 besar agar kita (manusia) saling menghormati.



  Saya kutip ya :



  Manusia begitu cerdas sehingga merasa harus merekayasa teori-teori untuk 
menjelaskan apa yang terjadi di dunia ini.  Sayang, dalam banyak hal manusia 
tidak cukup cerdas menemukan penjelasan yang benar.  Maka ketika bertindak 
berdasarkan teori-teori itu, manusia sering berperilaku seperti orang gila.  
Jadi, binatang tidak cukup cerdas mengkhayal bahwa hujan dicegah turun oleh 
roh-roh jahat atau hujan dimaksudkan sebagai hukuman, bila kemarau panjang 
menerpa.  Itulah sebabnya Anda tidak pernah melihat binatang bersibuk-sibuk 
dengan ketolololan buta dan sering mengerikan berupa sihir dan agama.  Tak ada 
kuda, misalnya, akan membunuh anaknya untuk mengubah arah angin.  Anjing tidak 
melakukan upacara kencing dengan harapan akan membujuk dewa kencing sehingga 
hujan turun.  Keledai tidak merengek seperti orang merapal ayat sambil tengadah 
ke langit biru.  Juga tiada kucing yang berpantang daging untuk mencoba 
mengecoh roh jahat agar berlaku baik.  Hanya manusia yang berperilaku bodoh dan 
serampangan seperti itu. (Aldous Huxley)



  Menarik sekali ya. 

- Original Message - 

From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) 

To: bali@lp3b.or.id 

Sent: Thursday, October 04, 2007 4:13 PM

Subject: [bali] bukti Ilmiah

[bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha

2007-10-05 Terurut Topik Chepy R.Nasution
Yth Pak Ngurah Ambara,

 

Salam kenal dulu Pak, Nama saya Chepy Nasution, saya selalu mengaku sebagai
orang Sumber Kima walaupun saya tidak lahir disana, saya mengikuti Milis ini
semenjak beberapa tahun yang lalu, dan saya merasa comfortable mengikuti
Milis LP3B ini, kalau saya di Buleleng saya telah terbiasa berbaur dengan
masyarakat disana, bahkan mereka bagai saudara sekampung bagi saya. Tidak
pernah saya menghadapi perbedaan masalah agama disana. Seperti yang saya
sampaikan diatas bahwa saya selalu mengaku orang Sumber Kima itu saya
buktikan dengan perbuatan dimana saya dengan bantuan Masyarakat berhasli
mengadakan kegiatan Aero Sport Show di Lapangan Terbang Let.Kol Wisnu pada
tahun 2001 dan tahun 2006 yang lalu, bahkan saya dan teman teman berhasil
menjadikan desa Sumber Kima dinobatkan Menjadi Desa Dirgantara karena Desa
tersebut telah berhasil mengadakan kegiatan Aero Sport Show. Bahkan, di
Jully 2008 yang akan datang kami akan mengadakan lagi Bali Buleleng Fly-In
2008 yang mudah2an jauh kebih besar dari yang lalu. Saat ini lebih dari 30
Pesawat terbang dari Thailand telah bersedia berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut. Semua itu saya lakukan deng ikhlas untuk dapat membantu saudara
saudara saya di Buleleng dengan pengetahuan yang saya miliki.

 

Telah lebih dari tujuh tahun saya dekat dengan Saudara2 saya di Bali tidak
pernah saya merasakan adanya perasaan ataupun ungkapan saudara saudara saya
di Bali bahwa agama yang saya anut telah menindas umat Hindu, apakah mereka
tidak tahu?, nah untuk itu saya meminta kepada Pak Ngurah Ambara untuk dapat
menjelaskan pada saya penindasan macam apa dan kezoliman apa yang dilakukan
oleh umat Islam kepada umat Hindu?.hal ini terpaksa saya tanyakan kepada
Bapak karena saya membaca beberapa diskusi Bapak yang selalu akhirnya
menyatakan pernah ada penindasan yang dilakukan oleh umat lain (Islam dan
Kristen), dan inilah yang menggelitik saya untuk menanyakan kepada Bapak.

 

Kalau boleh saya usulkan Pak mungkin sudah bukan saatnya lagi kita bangsa
Indonesia mendebatkan masalah golongan maupun Agama, karena saat ini kita
sebaiknya membicarakan bagaimana kita membangun Negara ini agar tidak
menambah keterpurukan bangsa kita, lebih khusus lagi membangun Bali Utara.

 

Mohon maaf jika ungkapan saya kurang dapat diterima oleh Bapak.

 

Wasallam,

Chepy R.Nasution

 

 

 

  _  

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Ambara, Gede Ngurah (KPC)
Sent: 05 Oktober 2007 15:40
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha

 

Agnostik memang sebuah pilihan, menyakiti atau tidak menyakiti orang lain
itu bukan karena mereka beragama atau tidak beragama, agama tidak terkait
dengan itu.

Apakah Mbak Asana menilai selama ini pembicaraan saya telah menyakiti Mbak
Asana? Kalau ya bagian yang mana? Dan kalau itu benar saya minta maaf,
selama ini saya berkata dengan fakta, bahwa uma Hindu sering ditindas oleh
umat lain (Islam dan Kristen), dan saya mengungkapkan fakta itu.
Pertanyaannya mana yang lebih menyakitkan, saya yang mengungkapkan fakta ini
ataukah orang-orang yang melakukan penindasan terhadap umat Hindu? 

 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Asana Viebeke Lengkong
Sent: Friday, October 05, 2007 3:37 PM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha

 

P Ngurah Ambara,

 

oleh sebab itu saya kutip supaya kita semua bisa melihat pandangan yang
berbeda... kan nggak semua orang tau agnostik tapi kalau egoistic semua
ngerti P Ngurah...

 

ini saya sambung ya kalau pengertian dan tanggapan P Ngurah sampai disana...

 

Kepercayaan pada Tuhan dan kehidupan kekal terputus dari nalar karena
kepercayaan itu hanya bisa diketahui lewat kekuasaan, naluri, ilham dan
wahyu.  Tapi nalar dapat menakar serba akibat agama, jadi dengan
memperhatikan hal ini kita akan berkelana sepanjang masa silam dan masa
kini, sambil melihat kenyataannya.

 

Tidak masalah kan kalau orang tidak percaya Tuhan karena itu pilihan mereka
yang masalah adalah kalau orang percaya Tuhan tapi punya niat untuk
menyakiti orang lain, menuduh agama lain dllnya... 

 

Contoh yang sangat konkretnya adalah saya sendiri tidak mau beragama kalau
kembali membaca email P Ngurah Ambara yang lalu; tapi jangan salah lo saya
percaya Tuhan, jadi saya mengambil keputusan untuk tetap berdialog dengan P
Ngurah Ambara tanpa pamrih ya mencoba untuk mendekatkan lebih jauh 'diri
manusia' melalui dialog ini... jadi santai saja karena saya juga tidak
bermaksud untuk memancing atau mengetahui lebih lanjut pengetahuan tentang
Mahabharata dari anda, dan percayalah, anda tidak perlu juga harus
membuktikan sampai dimana pengetahuan anda tentang Mahabharata, karena
sesungguhnya kita semua disini bagi cerita, bagi pengalaman, bagi
pengetahuan dsbnya begitu pula saya yakin bahwa anggota milis ini banyak
yang membaca dengan berbagai pendapat mereka, tapi ketika anda sudah
menyentuh agama, mereka agaknya tidak

[bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha

2007-10-05 Terurut Topik Asana Viebeke Lengkong
P Ngurah Ambara,

Dari sejak tanggal 28 Sept. yang lalu (baca ulang ya) email tentang Mahabharata 
anda jelas menuduh.  Email anda sudah di tanggapi dengan teguran dari 
moderator, P Wisnaya, tapi anda terus ngeyel aja ke arah fakta. rasanya 
semua di millis ini sudah tau fakta tentang perseteruan agama dari ribuan tahun 
lalu, tapi ada hal lain di dalam hidup ini yang lebih layak untuk di bicarakan 
dan seperti kita tahu kalau perdebatan tentang agama itu bisa menyulut emosi 
orang lain.  Banyak teman di millist ini tidak nyaman dengan dialog yang 
disampaikan oleh anda tapi tidak juga ingin me'nyodok' karena lebih memilih 
untuk bisa bersahabat dalam alam maya ini tanpa harus ada merasa harus 
membunyikan 'kulkul bulus'...

Jadi singkatnya fakta yang diuraikan oleh anda banyak menyakiti orang lain, ini 
fakta juga lo.  Tapi saya memang orang gila, dialog itu saya tanggapi terus 
untuk membeli waktu cooling down semua pihak (semoga ya)... dengan kata lain 
tidak se'gemes' yang anda utarakan.

Kalau boleh sekarang saya nyatakan kepada semua anggota millist ini bahwa 
permohonan maaf anda berlaku juga kepada semua anggota millis ini.

P Ngurah Ambara, kita semua hidup sekarang di jaman yang sama dengan segala 
permasalahan masa lalu (yang toch juga dibuat oleh leluhur kita) dan masa 
sekarang kita hidup sangat pendek jadi marilah kita ... enjoy aja tidak 
perlu mempertajam perselisihan yang sudah diciptakan oleh leluhur kita... 
masing masing kita berbuat selangkah demi selangkah untuk membangun kehidupan 
kedepan tanpa rasa takut, benci, marah.  Benar sekali dalam kehidupan kita 
pastinya ada penindasan, kita sadar juga tapi kan penindasan manusia kepada 
manusia lain karena kepentingan dan pilihan... apa anda pikir tidak ada 
penindasan antar sesama kita di bali? Penindasan itu tidak harus melulu antar 
agama lo.

anyway. I hope this all end today except for a more condusive 
dialogues.. Terima kasih P Ngurah Ambara dan saya juga mohon maaf masih 
banyak belajar.

Salam damai,

asana viebeke
  - Original Message - 
  From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) 
  To: bali@lp3b.or.id 
  Sent: Friday, October 05, 2007 4:40 PM
  Subject: [bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha


  Agnostik memang sebuah pilihan, menyakiti atau tidak menyakiti orang lain itu 
bukan karena mereka beragama atau tidak beragama, agama tidak terkait dengan 
itu.

  Apakah Mbak Asana menilai selama ini pembicaraan saya telah menyakiti Mbak 
Asana? Kalau ya bagian yang mana? Dan kalau itu benar saya minta maaf, selama 
ini saya berkata dengan fakta, bahwa uma Hindu sering ditindas oleh umat lain 
(Islam dan Kristen), dan saya mengungkapkan fakta itu. Pertanyaannya mana yang 
lebih menyakitkan, saya yang mengungkapkan fakta ini ataukah orang-orang yang 
melakukan penindasan terhadap umat Hindu? 



  -Original Message-
  From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Asana Viebeke 
Lengkong
  Sent: Friday, October 05, 2007 3:37 PM
  To: bali@lp3b.or.id
  Subject: [bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha



  P Ngurah Ambara,



  oleh sebab itu saya kutip supaya kita semua bisa melihat pandangan yang 
berbeda... kan nggak semua orang tau agnostik tapi kalau egoistic semua ngerti 
P Ngurah...



  ini saya sambung ya kalau pengertian dan tanggapan P Ngurah sampai disana...



  Kepercayaan pada Tuhan dan kehidupan kekal terputus dari nalar karena 
kepercayaan itu hanya bisa diketahui lewat kekuasaan, naluri, ilham dan wahyu.  
Tapi nalar dapat menakar serba akibat agama, jadi dengan memperhatikan hal ini 
kita akan berkelana sepanjang masa silam dan masa kini, sambil melihat 
kenyataannya.



  Tidak masalah kan kalau orang tidak percaya Tuhan karena itu pilihan mereka 
yang masalah adalah kalau orang percaya Tuhan tapi punya niat untuk menyakiti 
orang lain, menuduh agama lain dllnya... 



  Contoh yang sangat konkretnya adalah saya sendiri tidak mau beragama kalau 
kembali membaca email P Ngurah Ambara yang lalu; tapi jangan salah lo saya 
percaya Tuhan, jadi saya mengambil keputusan untuk tetap berdialog dengan P 
Ngurah Ambara tanpa pamrih ya mencoba untuk mendekatkan lebih jauh 'diri 
manusia' melalui dialog ini... jadi santai saja karena saya juga tidak 
bermaksud untuk memancing atau mengetahui lebih lanjut pengetahuan tentang 
Mahabharata dari anda, dan percayalah, anda tidak perlu juga harus membuktikan 
sampai dimana pengetahuan anda tentang Mahabharata, karena sesungguhnya kita 
semua disini bagi cerita, bagi pengalaman, bagi pengetahuan dsbnya begitu 
pula saya yakin bahwa anggota milis ini banyak yang membaca dengan berbagai 
pendapat mereka, tapi ketika anda sudah menyentuh agama, mereka agaknya tidak 
nyaman dan kenapa?  Karena tidak mau menyakiti yang lain, itu saja intinya.  
Saya seperti kata P Wis, merasa biar mengalir saja dulu supaya kita bisa lebih 
mengenal anda dan dengan waktu semua akan bisa menerima pendapat anda dengan 
legowo



  Perhatikan berapa

[bali] Re: bukti Ilmiah Mahabaratha

2007-10-04 Terurut Topik CHPStar
DH,
   
  Kemudian apakah bisa ditarik ke Borobudur dulu? 
  Sekarang mengapa Borobudur sudah tidak jadi keajaiban peradaban dunia
 padahal banyak peneliti internasinal tertarik untuk megkaji lambang batu itu.
   
  Salam, Tjahjo
  
 
  Ambara, Gede Ngurah (KPC) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Berikut ini buktiIlmiah tentang Ramayana dan Mahabarata (Peradaban Veda) yang 
dikutip dari berbagai sumber, mungkin umat sedharma bisa 
menambahkannya/mengoreksinya….monggo….
   
  Bukti ilmiah peradaban Veda
  Bukti-bukti arkeologis, geologis telah terungkap dari penemuan fosil-fosil 
maupun artefak- alat yang digunakan manusia pada masa itu telah terbukti 
menunjukkan bahwa peradaban manusia modern telah ada sekitar ratusan juta 
bahkan miliaran tahun yang lalu. Bukti-bukti tersebut diungkapkan oleh Michael 
Cremo, seorang arkeolog senior, peneliti dan juga penganut weda dari Amerika, 
dengan melakukan penelitian lebih dari 8 tahun. Dari berbagai belahan dunia 
termasuk juga dari Indonesia telah dapat mengungkapkan misteri peradaban weda 
tersebut secara bermakna. Laporan tersebut ditulis dalam beberapa buku yang 
sudah diterbitkan seperti ; Forbidden Archeology, The Hidden History of Human 
Race, Human Devolution : A Vedic alternative to Darwin’s Theory, terbitan tahun 
2003. Dalam buku tersebut akan banyak ditemukan fosil, artefak- peninggalan 
berupa kendi, alas kaki, alat masak dan sebagainya yang telah berusia ratusan 
juta tahun bahkan miliaran tahun, dibuat oleh manusia yang
 mempunyai peradaban maju, tidak mungkin dibuat oleh kera atau primata yang 
lebih rendah. Dari buku-buku tersebut juga ditemukan adanya manipulasi beberapa 
arkeolog dengan mengubah dimensi waktunya, hal ini bertujuan untuk mendukung 
teori evolusi Darwin, karena kenyataannya teori evolusi masih sangat lemah. 
Bukti ilmiah sudah dengan jelas menyatakan bahwa peradaban weda telah ada 
miliaran tahun. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa perang besar di tanah suci 
Kukrksetra, kota Dwaraka, sungai suci Sarasvati dan sebagainya perupakan suatu 
peristiwa sejarah, bukan sebagai mitologi. Setiap kali kongres para arkeolog 
dunia selalu menyampaikan bukti-bukti baru tentang peradaban Barthavarsa purba. 
Dibawah ini ditampilkan sekelumit dari bukti ilmiah tersebut.
   
  Perang Bharatayuda
  Para arkeolog terkemuka dunia telah sepakat bahwa perang besar di Kuruksetra 
merupakan sejarah Bharatavarsa (sekarang India) yang terjadi sekitar 5000 tahun 
yang lalu. Sekarang para peneliti hanya ingin mementukan tanggal yang pasti 
tentang peristiwa tersebut. Dari hasil pengamatan beserta bukti-bukti ilmiah. 
Dari berbagai estimasi maka dibuatlah suatu usulan peristiwa-peristiwa sebagai 
berikut : 
   
  Sri Krishna tiba di Hastinapura diprakirakan sekitar 28 September 3067 SM 
   
  Bhishma pulang ke dunaia rohani sekitar January 17 Januari 3066 SM
   
  Balarama melakukan perjalanan suci di sungai Saraswati pada bulan Pushya 1 
Nov. 1, 3067 SM 
   
  Balarama kembali dari perjalanan tersebut pada bulan Sravana 12 Dec. 12, 3067 
SM 
   
  Gatotkaca terbunuh pada 2 Desember 3067 SM
   
  Dan banyak lagi penanggalan peristiwa-peristiwa penting sudah di kalkulasi.
   
  Kota kuno Dvaraka
  Demikian juga keberadaan kota Dvaraka yang dulu menjadi misteri, kota 
tersebut disebutkan dalam Mahabharata bahwa Dvaraka tenggelam di pantai. Doktor 
Rao adalah seorang arkeolog senior yang dengan tekun menyelidiki dengan marine 
archaeology dan hasilnya ditemukannya reruntuhan kota bawah laut, beserta 
ornamennya, didaerah Gujarat. Dwaraka, kota kerajaan Sri Krishna masa lalu.
   
  Jembatan Alengka
  Pemotretan luar angkasa yang dilakukan oleh NASA telah menemukan adanya 
jembatan mistrius yang menghubungkan antara India dan Sri Langka sepanjang 30 
Km, tampak pula jembatan tersebut buatan manusia dengan umur sekitar 1 750 000 
tahun angka ini sesuai dengan sejarah Ramayana yang terjadi pada Tretha yuga. 
Sekarang sedang diteliti jenis bebatuannya. Jadi Ramayana itu adalah ithihasa 
(sejarah), bukan merupakan dongeng.
   
  Sungai Sarasvati
  Keberadaan kota purba Harrapa dan Mohenjodaro serta keberadaan sungai suci 
Sarasvati telah dijumpai dalam Rig Weda, namun tidak diketahui keberadaannya, 
kemudian oleh NASA dengan pemotretan dari luar angkasa ternyata dijumpai sebuah 
lembah yang merupakan bekas sungai yang yang telah mengering, namun dalam 
kedalaman tertentu masih tampak ada aliran air diwilayah Pakistan yang bermuara 
ke lautan Arab, arahnya sesuai dengan yang digambarkan dalam sastra. 
   
  Sebenarnya masih banyak bukti ilmiah lainnya yang menunjukkan peradaban weda 
tersebut, sehingga Satya yuga, Tretha yuga, Dvapara yuga dan Kali yuga dengan 
durasi sekitar 4 320 000 tahun merupakan suatu sejarah peradaban manusia modern 
yang memegang teguh perinsip dharma.
   
   



   
-
Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.