masalahnya pak, pengikut fatwa ini biasanya ngumpul trus nyalah nyalahin
yg gak ikut fatwa bahkan dlm taraf yg akut pake acara gebukin segala.
klo dah gini sapa dong yg bener dan yg ga.
- Original Message -
From: Haniwar Syarif
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wedn
klo mau ke sektor riil 80persen, bikin infrastrukturnya yg berat.
perlu energi extra utk mengubah paradigma birokrasi, modal besar bangun
jalan,
jembatan, listrik etc. butuh waktu lama dan melelahkan.
klo di makro financial khan enteng, duduk2 doang bikin bagus indikator,
rilis gede2an.
ga usah
ga semualah bu pake kacamata kuda.
klo yg di s1 emang seh masih berkutat pd akuntasinya itu sendiri,
sedikit yg dilink dng hukum dan prodi yg lain.
ada s1 di univ. ternama yg sebelum masuk di akuntasninya sendiri
sudah diberi materi good corporate governance. ini sebuah kemajuan.
makanya klo ada s1
mustahil bu, itu ranah pencari kebenaran hakiki.
bukan menunya para politisi.
phdnya politisi mah 'pokoke hrs dapat' he..he..he...
- Original Message -
From: "pudimartini"
To:
Sent: Wednesday, January 20, 2010 5:29 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dimana Sistemik Bank Century ya?
sudah selayaknya apresiasi diberikan pd pemimpin yg mempunyai itikad utk selalu
meningkatkan kualitas
aparatnya agar tdk tertinggal dlm persaingan global. namun tentu saja upaya tsb
hrs selalu memperhatikan
situasi dan kondisi siapa yg tengah dihadapi. jika berhadapan dng rakyat hrslah
memakai
jadi benang merahnya adalah segala yg berhubungan dng kata 'cikeas' adalah gak
mutu.
gitu ya...setuju gak...
- Original Message -
From: Satrio Arismunandar
To: news Trans TV ; kampus tiga ; aipi_poli...@yahoogroups.com ; HMI Kahmi
Pro Network ; ex menwa UI 2 ; sastra pemb
maap baru sempat bales,
variabel 'dewasa' itulah yg akhirnya dijadikan variabel penentu mengalahkan
variabel eksak yg lain.
tugas bi sebenarnya dlm memperkokoh institusi perbankan melalui penguatan
sistem juga hrs
pandai mengelola faktor psikologis, krn bi sendiri tahu benar signifikansi
ya ga lah pak.
menulis khan salah satu ekspresi berpendapat.
lihatnya dari sisi pembelajaran pd rakyat dong.
klo george bener, berarti ada yg ga bener di sby.
demikian pula jika george yg ga bener, ya ga usah lagi ia didengerin.
gampang khan, fair khan.
- Original Message --
ya betul, secara akademis memang ga mutu itu buku,
ttp jika dilihatnya dari starting point bagi lain pihak yg concern dlm
pemberantasan korupsi,
buku itu cukup inspiratif.
bukankah deny indrayana dulu pernah berujar dimana pusat2 korupsi berkisar.
dan kekna dari dulu istana belum juga terjamah. mo
baru kali ini seumur hidup keluarga kami menangis bersama.
krn baru kali ini kami kehilangan tokoh yg begitu terpaku di hati.
selamat jalan gus dur, doa kami selalu menyertai.
- Original Message -
From: Agus Hamonangan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, D
he...he...berani coba di sini cuekin isu sensitif macam itu.
ga bakalan menjadi redup, namun tambah menjadi jadi.
dan berani taruhan habislah riwayat sby.
apalagi seluruh komunitas pers ikutan mendukung.
program kerja utk rakyat ga bakalan jalan.
apa seh susahnya berkata jujur itu.
- Origina
ya gpp to pak
wong namanya juga rakyat nanya ke pemimpinnya,
mosok ga mau jawab.
lagian khan ga hrs sby sendiri yg jawab, anak buahnya khan banyak.
yg penting adalah itikad baiknya dulu yg keluar.
ga asal main curiga akan merebut kekuasaan.
kebenaran khan akan muncul dari banyak polemik dan perde
inilah retorika yg saat ini terjadi di lingkaran sby, dimana slogan2 anti
korupsi, kolusi dan nepotisme berkumandang kencang
namun tdk diikuti oleh tindakan yg mendukung slogan tsb. jika sudah berniat
total memerangi kkn seharusnya diikuti oleh
sikap terbuka thd kritikan kkn yg dituduhkan
menurut headline koran tempo, istana akan mengeluarkan semacam buku putih,
jadi kelihatannya dah bener tuh, tulisan dijawab dng tulisan, buku dijawab
dng buku.
yg paling ribut itu adalah orang2 disekitar sby, yg sadar bahwa jika tulisan
george bener,
merekalah yg paling pertama akan diko
klo pake analogi berkendara mungkin pak bud ini bisa pake mobil mewah, tapi pake
mobil yg sederhana, tools di mobilnya sangat lengkap sesuai ketentuan
berkendara,
ga pernah terobos lampu merah, taat rambu, kecepatan dll.
namun suatu saat lewat jalan tol, kondisi tengah macet, hujan deras dan banji
ada kok pak yg meragukan usulan dewan gubernur bi tsb, yaitu anggito, darmin
dan fuad rahmany.
mereka perlu alasan logis kenapa bisa dibilang sistemik, jika melihat
kontribusi century yg sangat
minim dlm kerangka institusi keuangan dan pasar modal. jawaban pak budiono
adalah kekuatiran
dari asp
pak andi mungkin ga paham filosofi pendidikan anak.
ada 3 variabel utk mengukur kemajuan anak didik.
kognitif, psikomotorik dan afektif.
fasilitas yg pa andi sebut semua tsb semata2 utk mencapai kemajuan di ke3 aspek
tsb.
jika semua daya upaya yg dilakukan hanya tertuju utk un saja berarti siswa
rumah bc ditengah tengah tumpukan sampah bantar gebang pak.
yg biasa mengoprek oprek isinya adalah pemulung, dan tentu saja
hasilnya mereka jual dng harga tinggi.
- Original Message -
From: "Godlip Pasaribu"
To:
Sent: Saturday, December 19, 2009 11:57 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMP
jangan harap pak, di sepak bola uang miliaran bertebaran dari produsen
rokok, digocek kiri kanan, dan gooolmasuk kantong.
masalah prestasi.wahntar dulu, ga penting lah
- Original Message -
From: akhyar_diansyah
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sen
hare gene percaya ichsanuddin noorsy.
lihat rekam jejaknya minimal lima tahun belakangan, pasti mafhum.
- Original Message -
From: Hendra Bujang
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Press rilis ip psmti
-- Forwarded message --
From: Perkumpulan Muda Mdui Tiongho
krisis 98 beda sekali dibanding 2008. krisis 98 bersifat regional.
rapuhnya sistem keuangan plus 'serangan' asing meluluhlantakkan
perekonomian ri.
tahun 2008 bi telah memperkokoh sistem keuangan dng basis basel
shg perbankan bisa mereduksi segala jenis resiko. hampir semua bank
telah menerapkan si
jangan gitulah pak, mosok semua pake ukuran untung rugi.
klo lihat rekam jejak bu sri mulyani mustinya pujian memang pantas
disematkan pada beliau.
masalahnya adalah janganlah menjadi preseden bahwa seseorang itu
sebanyak mungkin keberhasilannya, trus ga mungkin berbuat salah,
apalagi pake dukunga
tahu darimana klo bc ditutup akan terjadi krisis.
maksudnya pake analisa model apa.
kekna dari mulai awal asumsinya hipotetis spekulatif mulu deh.
jadi kesimpulanya hrsnya 'untunglah sekarang ga terjadi krisis.'
model2 pengambil keputusan trial error, untung2an.
> - Original Message -
>
handicap tipikal orang yg yuridis formal cenderung kurang mempunyai inovasi
kreatif utk akselerasi yg sebetulnya dlm hal2 tertentu sangat dibutuhkan oleh
negara ini.
- Original Message -
From: liman PAP
To: FP Kompas
Sent: Friday, December 18, 2009 10:28 PM
Subject: [Forum-Pe
bpk memang pasang standar penilaian yg tinggi.
yg gak bisa digapai oleh lembaga2 negara, termasuk juga laporan keuangan
pemerintah pusat.
yg dari dulunya juga sudah sangat amburadul .
sebenarnya bukannya tdk digubris, cuma perlu waktu lama merepairnya. kyk
penyakit korupsilah.
ditambah sikap pak
yg kasih modal awal berdirinya lps sapa dong pak...
khan dari apbn, uang rakyat toh
apa klo dlm operasioanlnya dpt uang dari pihak lain, trus ngeklaim ga ada
kontribusi uang rakyat sama sekali...
logika macam mana pula ini. kejujuran macam mana pula ini...ngaco
ah...
kenapa ditaruh disitu, tentu krn iming2 ratenya yg tinggi.
bank yg lagi sakit cenderung nawarin rate yg tinggi.
giliran bank kolaps beneran, si empunya dana karyawan bi ga mau
dananya ilang. maunya untung resikonya kagak.
mangkanya bikin analisa bc sistemik ke menkeu.
bukan dng analisa logis, ttp
data dan fakta akan menunjukkan bahwa hipotesis penutupan bank centuri
akan berdampak sistemik adalah false.
- Original Message -
From: Haniwar Syarif
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, December 16, 2009 8:20 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ada Du
pak haniwar ysh,
sebetulnya sebagian yg diinformasikanoleh mas junanto tsb ada
benarnya, namun suatu hal selama ini tdk pernah diulas oleh para ekonom
sbg penjelas bagi orang yg 'awam' masalah ekonomi makro dan moneter
adalah bahwa utk menunjuk pd kondisi 'sistemik', ada banyak parameter
ekonometri
klo blajar dr kasus bibit chandra, century dan prita bukan mustahil kasus
lapindo bisa menarik perhatian publik lagi.
mungkin juga kasus2 yg lain seperti pembunuhan munir. yg diperlukan hanyalah
melakukan kemasan ulang yg
semenarik mungkin utk diekspose ke publik. dan kemasan ulang tsb hrsl
krn selama ini di instansi pemerintah dan departemen masih menganut pola lama,
yg mengakibatkan pekerja dng kinerja tinggi dan rendah gajinya hanya dibedakan
berdasarkan penggolongan. jika digunakan model seperti agen asuransi, dng gaji
pokok yg sama namun berbeda di insentif, sy yakin semua peker
ot;Suhaimi"
> To:
> Sent: Wednesday, December 09, 2009 09:51 AM
> Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ralat: Ode utk Orba
>
>
>> Kangmas Eko Kertajaya,
>>
>> Itu pilihannya Mas Budiman Sudjatmiko dan Udah IJP loh...saat berdebat
>> sengit dengan saya menjela
tentu bukan masalah enak gak enaknya dong.
terbukti melakukan perubahan dr dlm banyak sekali pembusukannya.
oleh krn itu perlu dilakukan kontrol lewat gerakan2 luar parlemen.
soal panas hujan water kanon, masih blom apa2, dulu berjuang
melawan penjajah saja nyawa siap setor, smua demi negeri ini.
dlm kasus century jawabannya adalah iya.
sol
- Original Message -
From: Alfred Alinazar
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, December 08, 2009 05:37 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ironi PPATK
Jika begitu security hole-ny
gaji dinaikkan berapun korelasi dng kinerja tdklah signifikan.
contohlah di perusahaan2 swasta dimana insentif yg selalu dinaikkan.
target yg tercapai dikorelasikan dng insentif yg diperoleh.
demikian juga disinsentif jika under target.
insentif diberikan berupa uang tunai dan pengharga
iya neh, bikin malu aja.
masak hari gene masih juga membodohi rakyat dng alasan2 absurd.
toh percuma juga main larang, paling juga sebentar udah nongol di you tube.
trus makin berbondong bondong smua pd donlot.
klo pemerintah punya penafsiran lain, khan bisa dilakukan klarifikasi di media2
atau bis
menurut saya seh bu, dari segi kebijakan pak sby ga bakalan
terseret dlm kasus century ini. yg bisa menyeret pak sby adalah
jika terbukti ada dana2 century yg masuk di kisaran beliau.
pak budionolah satu2nya person yg sampai kini dipandang
paling getol membail out century yg akan menanggung 'dosa'
betul tuh mas tom, pak yunus memang berkata jujur.
gak semua transaksi perbankan bisa diketahui ppatk,
yg tahu detail ya...bank indonesia dan bank itu sendiri.
ppatk hanya bisa mengetahui transaksi perbankan dng
kriteria2 tertentu saja, tdk semuanya.
kebetulan saja yg aliran dana pemilihan deputi s
maksud sy bu, hanya mengamati dari logika berpikir para petinggi2
tsb dlm menyikapi suatu persoalan. sbg seorang berpendidikan tinggi
tentu sangat memahami ilmu berpikir logis. dlm range kelompok yg
mempunyai high educated dan menafikan vested interest, biasanya
akan didapat suatu kesamaan pandanga
hal yg selalu diulang2 oleh pendukung bail out century adalah hipotesis resiko
sistemik yg mungkin timbul. pdhal sbg suatu hipotesis tentu juga hrs dilihat
juga hipotesis
sebaliknya, dng berbagai premis2nya. keduanya kemudian diberi bobot mana yg
lebih
mendekati faktualnya. jika melihat dari not
ohh...pantes, bpk mulai pertama dari dukungan fb.
jika bpk mulai pertama dari rekaman yg diputar di mk,
pasti dah keputusan bapak akan laen. atau gak juga ;-]
saran sy lain kali klo berangkat enakan lebih awal pak,
biar gak telat, telat m.r ;-]
- Original Message -
From: Dhar
ha...ha...oknum tuh satu, dua biji doang. klo berjamaah saling membela
mana bisa disebut oknum.
masalahnya bukti kuat atau lemah keputusannya subyektif sekali dan musti
makan korban, oleh krn itulah tekanan politis diperlukan agar wewenang yg
dimiliki penegak hukum tdk disalahgunakan dan makan ko
tau gak mas knapa lapindo di sp3,
krn markusnya bisa beli seluruh polri plus keluarganya hingga tujuh turunan
he..he..he...
- Original Message -
From: firdaus cahyadi
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dan Kasus Lapindo pun Dihentikan oleh Para
Buaya
http://politik.kom
kami bersumpah siap turun ke jalan, tumbangkan pemimpin dzolim.
sol
- Original Message -
From: Lasma siregar
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 20, 2009 6:59 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya
(Kompas da
klo bonaran yakin betul, klarifikasi ke kpk dong.
trus jika dipersulit, ekspose saja ke media, gampang khan.
lagian kasus tsb jika emang betul, tuduhan bahwa adnan buyung berpihak sumir
sekali.
coba bandingkan relevansi keberpihakan bang buyung pd kpk dng fakta empiris
boboroknya
hukum di indones
itu belum seberapa bung.
diluaran yg mendukung kebobrokan tsb bejibun jumlahnya.
ditutupi dng alasan2 legal formal menjauhkan diri dari realita.
mulai dari yg 'mulia' anggota komisi 3 dpr sampe anggota milis ini banyak
contohnya.
- Original Message -
From: Agus Hamonangan
To: For
indra dan dasrul ini tergolong orang yg pola pikirnya terkungkung restrain2
formalistik.
tipikal seperti itu tdk cocok dlm iklim yg dinamis, penuh kontraversi dan
demokratis.
mereka cocoknya berada di negara yg statis dan tiranis.
- Original Message -
From: liman PAP
To: FP Kom
tak jawab ya.
ini gejala demokrasi tengah berjalan.
saat lembaga2 resmi tdk berfungsi secara benar,
saat itulah representasi rakyat yg peduli dan tdk membutakan diri dari
realita tsb maju ke depan.
dan dlm alam demokrasi siapapun boleh bicara apapun, yg penting logis
dan terbuka dari kritikan p
tunjuk aja or sebut nama dan perkaranya apa.
rilis di media, beri ruang hak jawab, klarifikasi dsb.
hanya beginilah cara satu2nya menuju transparansi.
cara yg benar dan salah bisa diungkap dng nyata.
gak sembunyi2 penuh rekayasa, yg benar jadi salah, yg salah jadi benar. ok...
- Original Mes
udah lewat itu pak, waktu pileg dan pilpres kemaren.
semua orang digiring lewat model pencitraan.
udah pd kapok semua sekarang lihat kenyataannya kayak gini.
mangkanya sekarang pada pake akal sehat. pake bukti empiris logis.
- Original Message -
From: Rommi Roya
To: Forum-Pembaca-K
sapa yg takut
klo emang proses ke pengadilannya pake logika yg bener, ga ada tuh yg takut.
cuma khan sudah terbukti jelas proses ke sononya penuh rekayasa.
ada pengakuan, ada rekaman...dll...dll. apa mau mengingkari kenyataan.
yg boong akan keliatan di pengadilan...
he...hebangun do
sekali lagi sy tegaskan pak/bu, dari dulu mafia peradilan tsb ada.
hanya jika bpk/ibu pernah berurusan dng peradilan, barulah bisa
mengetahui keberadaanya.
ttg skenario sasaran utama ke aa, rasanya kita hrs bersiap utk
tdk bisa menerima 'realita yg sebenarnya'. paling banter mungkin
yg kita bisa t
klo soal utang seh, percuma didebat dari sisi perspektif utang atau tdk.
krn sudah menjadi pakem pemerintah selalu defisit anggaran dan dibiayai oleh
utang.
ntah itu utang dlm negeri or luar negeri. jadi utang bagi pemerintah adalah
niscaya.
masalahnya sekarang bagi pemerintah adalah utang mana
pemikiran anda saja yg ga betul.
1. anda memerangkap kata agama menjadi kata yg sakral krn musti berkaitan dng
sang pencipta.
padahal kata agama konteknya tdk sesimple itu.
2. publik kesannya anda nilai bodoh, krn hanya menyerang satu institusi.
realitanya publik justru
semakin pandai krn mendas
silogisme anda salah pak.
istilahnya ' latius hos quam praemissae conclusio non vult'.
- Original Message -
From: edy prayitno
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, November 11, 2009 8:36 AM
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Surabaya, 10 November 1945
akhirnya terungkap juga profesi paling hina di kolong langit
yg bernama indonesia ini, setelah puluhan tahun hanya tertutup
tabir kabut yg bernama kekuasaan.
- Original Message -
From: Agus Hamonangan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, November 11, 2009 5
sabar butunggu satu dua hari lagi.
jika rekomendasi tpf direspon negatif oleh sby.
mari kita sama2 turun ke jalan, seperti 11 thn silam.
inilah satu2nya cara melawan kedzoliman.
- Original Message -
From: Agus Hamonangan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monda
maap bu, emang bener sekali pernyataan ibu.
sy tdk bermaksud menggeneralisir suatu hipotetis kok.
hanya parsial saja, maksud saya hanya pada bapak menteri itu saja.
boleh khan..klo ga boleh juga, ya...minta maap sy sebesar besarnya.
- Original Message -
From: rima salim
To: Foru
terima kasih juga bung, meluruskan juga bahwa tdk selalu seseorang hrs
berperkara hukum utk tahu boboroknya
sistem hukum, ttp dlm berinteraksi dng orang lainpun bisa tahu hal tsb.
terakhir driver di kantor saya dipenjara
7 bulan krn 'menggoda' istri salah satu rekan polisi. dan pasal yg digunakan
artinya jika penyadapan ini diberlakukan bebas kepada kpk, dijamin tak
seorangpun orang di pemerintahan yg bersih dari segala masalah. ini yg harus
dihindarkan oleh sby
[Non-text portions of this message have been removed]
sebenarnya klo parahnya hukum di indonesia hanya jadi pembicaraan mulut ke
mulut seh tdk terlalu benar, faktanya di bawah setiap orang ataupun
institusi yg sedang berperkara hukum selalu berkoordinasi dng aparat hukum
bagaimana perkara hukum tsb bisa diskenariokan selesai dng deal2 ttt. bahkan
inilah kemenangan bagi insan pers, yg dng intens terus menerus membentuk
opini dan diskusi di masyarakat
shg bisa membuka telinga pemerintah yg memang cenderung menulikan diri dan
pasif.
pers yg memberikan pencerahan bagi masyarakat dan menangkap denyut aspirasi
sebenarnya dari rakyat yg
dibutak
mendingan semua orang bisa sadap menyadap pak.
trus bisa diakses publik.
daripada sadap menyadap yg pilih2 kayak gene.
penjahat yg berkuasa saja yg tdk boleh disadap.
sedangkan penjahat biasa boleh disadap.
kata bapak jangan ada dusta diantara kita.
buktikan bahwa kebenaran adalah kebenaran.
biarka
> itung2 bayar 'dosa' dulu ngebelain kroni suharto.
> sekarang belain prita, aguswandintar siapa lagi.
> ttp belum impas lho, soalnya masih banyak rakyat
> teraniaya jika berhadapan dng kekuasaan dan pemilik modal.
>
>
> - Original Message -
> From:
> To:
> Sent: Saturday, October
setuju, sebaiknya denny indrayana memang mundur saja.
bahasanya sekarang bahasa sby yg formalistik, sangat tdk inspiratif.
vokalis macam denny lebih berguna bagi rakyat jika berdiri di luar saja.
agar bisa jadi referensi bagi kalangan yg peduli dng pemberantasan korupsi.
kalangan yg antisipatif bah
tuh...khan. bayangin aja jika bintang2 hollywood banyak syuting di indonesia,
dan banyak melibatkan rakyat kalangan bawah. betapa suka citanya mereka.
sayang sekali moment julia ini tdk dimanfaatkan departemen budaya dan pariwisata
bagi promosi indonesia
- Original Message -
From: Sa
saran utk polri ;
tahan semua orang yg mengkritik, mencela dan mencemarkan nama baik
institusi polri. karena itu adalah hak polri.
kerahkan semua anggota polri utk membuat tuduhan apa saja, pencemaran,
menghalangi penyidikan, menyalahi prosedur atau apalah.
setelah begitu polri bisa lantang membusu
acungan jempol utk ayah ibu anda.
orang biasa yg berhasil mendidik anaknya menjadi luar biasa.
- Original Message -
From: "Budiman Sudjatmiko"
To:
Sent: Tuesday, October 27, 2009 12:53 PM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ibas Yudhoyono Angkat Bicara soal Gaji
Menteri
> Saya percay
kalo di amerika bank yg direkap wajib balikin dana rekap plus bunganya.
trus eksekutifnya gajinya dipotong 50 persen.
kenapa begitu, krn sistemnya sudah jalan dng baik, shg mereduksi hal2
yg berbau politis.
disini mah, lain lagi, kepentingan politik menginjak injak sistem yg belum
jalan baik. coba
salahnya pak kepala stasiun kota ini mungkin tdk menginstruksikan
anak buahnya utk rutin membersihkan stasiun tsb.
atau mungkin juga beliau sendiri yg membersihkan stasiun tsb tiap
pagi, dan waktu hari yg apes tsb, keburu kerja bakti pdhal stasiun
belum ia bersihkan.;-]
- Original Mess
koreksi pak.
perda rokok bukan wewenang menkes, ttp wewenang pemda.
menkes seharusnya fokus pd 'ayat tembakau' di uu kesehatan
dan mendorong indonesia meratifikasi fctc. itu jika komit utk
mereduksi rokok.
- Original Message -
From: "Godlip Pasaribu"
To:
Sent: Wednesday, October 28, 200
agree bung, filosofi pemimpin di negara kita adalah selalulah melihat
kebawah,
pemimpin adalah pelayan rakyat, rakyat disini meneladani pemimpinya.
baik buruk rakyat cerminan dari pemimpinnya.
jangan selalu disamakan dng kondisi dan budaya di negara lain. pastilah
beda.
- Original Message --
pak haniwar pingin tahu isu orang2 yg bisa 'mengubah dunia'...
silakan digoogle 'the bilderberg group'.
tapi musti pake mindset 'belive it or not' biar gak 'xenophobia' ;-]
- Original Message -
From: Haniwar Syarif
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, Oct
benar. Yang dimintakan adalah justru pengganti bu Nila.
Jadi bu Nila tidak termasuk lagi dalam calon-calon terakhir itu. Jawa Pos
tidak hadir waktu saya bicara di konperensi pers, lalu mengada-ada sendiri.
KM
---Original Message---
From: EKO KERTAJAYA
Date: 10/26/2009 10:17
dari media jawa pos ditulis, pak kartono diminta 3 nama calon menkes
oleh pihak istana. beliau menyodorkan bu endang, bu nila dan satu lagi gak
bocor ke media. bisa diklarifikasi pak kartono, apa benar berita di jawa
pos tersebut ;-]
- Original Message -
From: "Indra J Piliang"
To: "
yg selalu bikin resah itu adalah jika pengadilan tingkat pertama
menyatakan pailit, kurator sudah boleh bekerja. jadi seolah-olah
perusahaan emang beneran mo pailit.
bukankah masih ada tindakan hukum selanjutnya sampai bener2
mempunyai kekuatan hukum tetap.
ada pakar hukum yg bisa menjelaskan...
nah itulah pak, hrsnya sekarang ada pihak yg mengklirkan masalah ini.
bahkan boleh jadi pihak berwajib ikut campur jika tdp unsur pidana.
klo yg muncul cuma polemik dari pihak yg pro dan kontra, rakyat juga
yg jadi korban.
digiring oleh opini2, tanpa manfaat pasti yg diperoleh.
- Original M
gak asik bang, kurang cover both story.
yg asik tuh ada yg jadi 'jubir'nya bu siti nulis di sini.
klo bung satrio sy rasa kurang representatif.
krn bukan dari kalangan medis or depkes.
kayak ada yg pro sby, dan ada yg kontra sby saling adu argementasi.
jadi dapet info yg bener2 asyik.
- Orig
itu adalah analisa berdasar asumsi rekam jejak. multipretatif dan subyektif.
yg fair seh, analisa berbasis kinerja.
tetapkan periode kerja tertentu, lihat hasil yg dicapai, bandingkan
dng harapan2 dari masyarakat.
- Original Message -
From: "Teguh Santoso"
To:
Sent: Friday, October 23
klo isu tsb emang bener gimana dong pak
khan yg lebih fair adalah membuktikan segala sesuatunya,
bukan meributkan si a atau si b nya.
ntar jadi fitnah dijawab dng fitnah . ruwetlah jadinya.
- Original Message -
From: kmj...@indosat.net.id
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.co
paradigmanya yg salah pak, bukan belain pelanggar atau polisinya.
basis masalahnya adalah kedisiplinan pengendara dan jargon polisi
yg melindungi dan melayani.
kedisiplinan adalah penyakit kronis yg berkait dng dimensi yg multivariabel.
jika polisi ambil bagian dlm penegakan disiplin, tentunya hrs
betul pak, pinter dia itu, pinter ngeles or ngedabrus kata orang jawa.
sejak jadi menhub yg amburadul, karir justru menanjak berkat keahliannya tsb.
sekarang beliau dibutuhkan utk meredam vokalis2 di dpr terkait masalah ekonomi.
terutama ancang2 kenaikan bbm yg telah disetting tim ekonomi pasca
80
klo golkar mau jadi semut, gajah, monyet, ular, buaya, lutung etc, gak jadi
masalah.
asal dapat kuasa dan uang saja rela diri digadaikan sehina apapun.
- Original Message -
From: rubayat2001
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, October 19, 2009 9:00 PM
Subj
prosedur tetap pak, cuma ga tertulis.
persis kayak 'menganiaya' tersangka yg kagak mau ngaku2 itu lho..
- Original Message -
From: manneke budiman
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, October 19, 2009 1:50 PM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tendangan 'Maut'
kadang sy pikir ibu mega ini ada juga gunanya punya sentimen pribadi pasca
kekalahannya pd pilpres 2004 lalu. kokonsistenan beliau menemukan momennya
saat ini, dng penolakannya bergabung dng sby. ibu mega telah menyelamatkan
demokrasi dari potensi tiran yg sedang dibangun sby.
- Original Me
pak harya kurang lengkap mungkin menjelaskannya.
dlm evaluasi proyek seperti jalan tol, tentu banyak parameter yg dipakai
agar proyek tsb feasible. ada perhitungan roi, present value dan semacamnya.
inflasi adalah salah satu dari banyak faktor dlm metode perhitungan tsb.
seseorang yg paham metode t
bukan jamannya lagi om, maen kontrol berita.
mau siapa saja bikin berita silakan saja. biarkan konsumen yg menilai
akurat nggaknya. toh berita kagak bener darimanapun asalnya pasti akan
ada yg mengcounter balik dan yg pasti pembuat berita kagak bener nggak
bakalan ada lagi yg percaya tuh ama pembua
oala pak amien, pak amien, apa seh yg tersisa dari anda bagi generasi
muda ini utk diteladani sbg figur bapak reformasi. sy cari kesana kemari kok
sudah gak ada lagi. apalagi sekarang putra mahkota sudah nyampe ke senayan.
jadi selamat mendalang sajalah semoga kedepan seluruh keluarga gemah r
ciamik om analisnya, thumb up.
gak kayak biasanya, kental tendensiusnya.
boleh gak nanya neh om.
klo menurut om adyanto gimana neh baiknya pln ini.
tambah terus subsidi dng resiko defisit bengkak, trus ngutang lagi,
atawa tarifnya dinaikkan minimal sesuai production cost, atau pln dijual saja
citra dpr sbg wakil rakyat memang niscaya adanya.
ttp masalahnya adalah rakyat yg mana dulu yg diwakilinya.
fenomena bikin banyak uu menjelang berakhirnya masa jabatan
jelas mewakili perilaku masyarakat yg menekan gas kuat2 saat
lampu lalu lintas berwarna kuning.
sedangkan perilaku korup dan resis
Kertajaya,
Kita pan lagi membicarakan figur calon pemimpin toh...? kalo nanda Eko
Kertajaya seh...Insya Allah adalah seorang idealis, cuman pan seidealis apa pun
Nanda, ngaruhnya bagi perbaikan bangsa ini letik buuuanget toh ? akan sangat
jah/laen ceritanya kalo Nak Eko Kertajaya adalah
masih tereforia dng pilpres figur sby kemaren kale.
mangkanya sbg sesama anggota milis fpk mari kita 'luruskan'
teman2 yg kelupaan balik ke rel seperti sedia kala. he..he..he..
- Original Message -
From: "Rosalie Helena"
To:
Sent: Wednesday, September 30, 2009 9:39 AM
Subject: Re: [Foru
terburu buru atau gak seh bisa dilihat gamblang parameternya.
klo menetapkan sbg tersangka dng tuduhan yg masih kabur, mencla mencle,
cenderung asal melindungi kepentingan korps, sy rasa sbg atasan sudah bisa
dijadikan alasan utk melakukan intervensi. kecuali jika memang berniat tdk
berkehendak dem
-Pembaca-KOMPAS] Prabowo Calon Menteri Dalam Negeri
Kakangmas Eko Kertajaya,
Idealisme itu hanya bisa diapplikasikan melalui kekuasaan alias kewenangan,
sekecil apapun bentuk kekuasaan/kewenangan itu ! (misale : sebagai pengurus
RT/RW, guru, pns, anggota polri, sebagai manager, direktur dll
klo gak salah istilahnya pragmatisme politik.
yg penting kekuasaan jalan terus, idealisme nomor belakangan.
pemimpin macam gini biasanya jika niat politiknya utk berkuasa
bertentangan dng mayoritas, akan secara tersamar melakukan
pembodohan publik, shg publik lama kelamaan akan bersimpati.
secara p
yg nambah gelar akademis bisa nambah level pangkat pegawai dan gaji biasanya
adalah pns
atau perusahaan yg masih berbau milik negara.
klo swasta jangan harap, gelar berderet klo kerja kagak bener bukan promosi yg
didapat, malah
dapat demosi gak dpt kenaikan gaji . dan salah dikit saja cepat seka
juga.
- Original Message -
From: Suhaimi
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 17, 2009 10:37 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] "Testimonium de Auditu"
Kangmas Eko Kertajaya,
Ojo terlalu pesimistis seperti itulah...biark
tentu saja setuju norma seperti itu,
ttp sayang sekali hukum kalah canggih dng gerak monetasi.
uang sudah bergerak jauh meliuk liuk, berderivasi bertingkat tingkat.
hukum masih berkutat pd alat bukti dan saksi..he...he...he...
- Original Message -
From: "Yanuar Rizky"
"forum-pembaca-komp
bapak ini lupa kali, di indonesia law in book beda sekali dng law in practice.
demi menjaga 'kehormatan' korps, apapun pasalnya bisa dicari cari, yg penting
bisa menjerat status pimpinan kpk menjadi tersangka.
bahkan petinggi polri tanpa malu2 sama sekali menjiplak pola polantas di jalan
yg sering
su - lap.
baca dari belakang.
pal - su.
- Original Message -
From: sawung
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 03, 2009 7:57 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong
Halah polisi kurang kerjaaan.
Dari jaman fir
1 - 100 dari 661 matches
Mail list logo