Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-18 Terurut Topik Blucer Rajagukguk
FNU Brawijaya wrote: Wah, susah urusan sama yg pesimistis giniheheya enak mimpin, kaya, dan disayang orang dong. FNA: lebih enak lagi punya anak yang baik, tidak sombong lagipula pintar, seperti si boy. Memang enak ngobrol sama pemimpi yang pengennya ideal terus :) FNU: Wah, sudah

Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Indi Soemardjan
Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR. Selo Soemardjan dalam tulisannya dengan gamblang, tanpa rasa sungkan menyebutkan bahwa Habibie, Presiden Indonesia ke-3 itu tak memiliki wahyu setitik pun sebagai kepala pemerintahan. baca lebih lanjut: http://www.geocities.com/CapitolHill/Senate

Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik bRidWaN
h.Orang Lama ya tetap Orang Lama... Biarkanlah Orang Baru yang mengisi gerbong Reformasi.. Salam, bRidWaN At 08:12 16/04/99 -0500, Indi Soemardjan wrote: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR. Selo Soemardjan dalam tulisannya dengan gamblang, tanpa rasa sungkan menyebutkan

Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Alexander Lumbantobing
Kalau menunggu wahyu, ini sama saja dengan pendekatan "top-down". Sekarang reformasi sedang bergerak "bottom-up". Perihal mendapatkan wahyu untuk menjadi pemimpin, ini khas ajaran feodalisme lama. Bukan hanya terdapat dalam budaya Jawa, tapi ini juga sangat mirip dengan Eropa di Abad Pertengahan

Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Indi Soemardjan
analisa Anda bagus sekali! setuju! FNU Brawijaya wrote: Mungkin Bung Alex tidak perlu membaca secara leterlek... Memang sulit bagi anda untuk memahami budaya penuh perlambang yang dianut oleh sebagian masy. kita. Pada jaman modern ini, yang dimaksud tidak mempunyai wahyu adalah tidak

Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Ali Simplido
--- bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote: h.Orang Lama ya tetap Orang Lama... Biarkanlah Orang Baru yang mengisi gerbong Reformasi.. Salam, bRidWaN At 08:12 16/04/99 -0500, Indi Soemardjan wrote: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR. Selo Soemardjan dalam tulisannya

Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik Blucer Rajagukguk
Barusan saja Wahyu lewat didepan saya :) peace, -Blucer- Alexander Lumbantobing wrote: Kalau menunggu wahyu, ini sama saja dengan pendekatan "top-down". Sekarang reformasi sedang bergerak "bottom-up". Perihal mendapatkan wahyu untuk menjadi pemimpin, ini khas ajaran feodalisme lama. Bukan

Re: Di surat kabar KOMPAS, pakar sosiologi Prof. DR.

1999-04-16 Terurut Topik FNU Brawijaya
FNU Brawijaya wrote: Buat Bung Blucer, kalau mau memimpin 30 tahun dan kaya lalu dimaki 200 juta orang apa mau? FNA (Blucer): daripada enggak pernah mimpin dan enggak pernah kaya, tapi tetap dimaki orang, yach saya pilih yang atas sajalah :) Wah, susah urusan sama yg pesimistis