Re: Ketidakadilan vs Kegelapmataan (2)

1999-05-12 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

FNU Brawijaya wrote:

 (sambungan dari yg tadi)

 Bagaimana implikasi dari dari pemikiran saya itu? Buat indigenous people
 mempunyai status sosial yang sama. Untuk kasus di Sambas, disusun
 rumusan-rumusan agar para penduduk asli mampu bersaing secara
 ekonomi dan sosial dengan kaum pendatang, misal dari Madura.
 Yang di Ambon mampu bersaing dengan pendatang dari Makasar dan
 Bugis. Secara nasional, juga perlu diperhatikan bagaimana caranya
 yang bumiputra mampu bersaing dengan yang keturunan. Inilah satu-
 satunya obat agar kecemburuan sosial tidak terjadi. Sejak kemarin saya
 mencoba bermain-main dengan istilah DISKRIMINASI barangkali ada
 yang mampu memberi pandangan yang pas. Sayangnya belum
 kesampean. Alih-alih malah nuduh sukuis dan rasialis.

 Bagaimanakah program di AS ini? Nah, di bidang perekonomian, disediakan
 pinjaman $50,000 tanpa bunga. Saya punya kenalan (orang hitam) yang
 memakai fasilitas ini. Di bidang pendidikan, terdapat sekolah, jatah gratisan
 untuk orang hitam. Saya juga punya teman yg memanfaatkan fasilitas ini.
 Belum segala macam beasiswa dari apa itu ya NCAAA (?). Ya anda
 lebih tahu lah. (Ini pake fakta juga lho mbak ida). Dan ini benar-benar
 fasilitas dari sekolah tsb, mereka harus / disyaratkan untuk memberikan
 beberapa kursi kepada orang item.

BW: ada jatah gratisan buat orang hitem, berarti akan ada jatah gratisan buat orang 
putih, latin ataupun asia. Ada
gratisan buat pria,mesti ada yang gratis buat wanita. Kalau tidak begini bisa dituntut 
sekolah atau perusahaan tsb.
Mendingan cek lebih lanjut dech.

 FNU Brawijaya:
 Nah, apakah segala macam fasilitas untuk minoritas ini bukan diskriminatif?
 Padahal yg bule juga banyak yg miskin. Kita kan lihat banyak fasilitas yang
 berat sebelah macam ini lah. Di bidang kemiliteran, US Army dituntut untuk
 memberi jatah lebih kepada orang Hispanik. Setelah diteliti ternyata jatah
 orang hitam yg kebanyakan, bukan jatah untuk orang putih. Nah, Bung
 Blucer, apakah praktek ini bukan diskriminatif? Ini yang saya maksud dengan
 segala macam tulisan saya kemarin. Apakah orang bule sudah tidak ada yg
 mampu lolos dari test masuk US Army? Apakah yg putih tidak ada yang
 mau masuk ke US Army? Apakah AS tidak meminta segala macam isian
 tentang origin dlsb. Kalo gitu kok bisa tahu persentase yg item, yg hispanik,
 dan yg putih? Nah, silakan dibaca-baca lagi deh referensinya.


BW: Dari course business law yang saya pelajari (Federal statutes disini), soal 
persentase memang bisa digugat, justru
reasonnya adalah telah terjadi diskriminasi. Hal ini terjadi melalui hitungan jumlah 
hispanik dan hitam di US.Kemudian
dibandingkan persentase penerimaannya. Jika hitungan yang ada menimbulkan kecurigaan 
(sistem persentase), maka pihak yang
dirugikan bisa membawa masalah ini ke court. Demikian juga halnya dengan 
perusahaan-perusahaan yang lain. Jadi melalui UU
anti-diskriminasi, segala tindakan diskriminasi akan dapat dicegah demi kesamaan dan 
keadilan hukum untuk semua pihak.

 FNU Brawijaya: Merujuk ke posting saya bahwa harus terdapat fasilitas khusus untuk
 orang bumiputra (secara nasional) thd WNI keturunan, ini juga mesti lihat
 ke belakang. Di jaman ORBA, para saudara kita ini sudah mendapat
 fasilitas khusus dari ORBA (terlepas dari tujuan kroniisme dan kolusiisme).
 Bahkan waktu itu kan Suharto secara terbuka meminta Sudono Salim dan
 para konglomerat yang lain untuk gantian memberikan fasilitas yang pernah
 mereka nikmati untuk pengusaha kecil (samaran untuk kalangan bumiputra).
 Ketidaktahudirian Oom Liem gemblung itu terucap dengan menyatakan
 bahwa apa yg diraihnya adalah berkat usaha kerasnya sendiri. Nah, saya
 nggak akan bilang apa-apa kalo anda masih ngotot berujar yang sama
 dengan Oom Liem gemblung itu, toh pembaca yg menilai lah.

 BW: Oom Liem, Oom Eka Cipta, Oom Ciputra,Oom Prayogo, Oom Bob Hasan merupakan lima 
besar oom-oom yang dekat dengan
 Cendana. Bukan itu saja, mereka juga dekat dengan pejabat tinggi dan pejabat partai 
termasuk Golkar. Proses saling
 perah-memerah ini berlangsung cukup kontinu, dimana lima oom kaya ini berbagi susu 
dan kue kepada Cendana dan
 pejabat-pejabat. Silahkan cek, mega proyek mana yang tidak terlibat dengan kelima 
oom ini, Cendana serta pejabat tinggi
 lainnya (mudah-mudahan ketemu :)). Sedangkan pengusaha Cina yang lain banyak yang 
bergerak dengan kerja kerasnya, namun
 tetap juga bagi-bagi dengan keamanan setempat, ataupun berpartner dengan pejabat 
daerah untuk mengamankan bisnisnya.
 Jadi sungguh lucu jika hanya menganggap saudara suku Cina yang memiliki porsi 
terbesar harta Indonesia, karena tidak
 ada satupun diantara mereka yang bergerak sendirian tanpa ada orang dibelakangnya. 
Enggak tahu jika diantara pembaca,
 ada yang matanya 'belekan' memandang kasus ini, sehingga tidak mampu melihat fakta 
yang sangat jelas terjadi di negeri
 ini.

 FNU Brawijaya:
 Apakah ada yg terketuk dengan himbauan Suharto? Ada! Banyak! Kita tahu lah
 para pengusaha keturunan yg tahu 

Re: Ketidakadilan vs Kegelapmataan (2)

1999-05-12 Terurut Topik FNU Brawijaya

Blucer Rajagukguk wrote:

  Bagaimanakah program di AS ini? Nah, di bidang perekonomian, disediakan
  pinjaman $50,000 tanpa bunga. Saya punya kenalan (orang hitam) yang
  memakai fasilitas ini. Di bidang pendidikan, terdapat sekolah, jatah gratisan
  untuk orang hitam. Saya juga punya teman yg memanfaatkan fasilitas ini.
  Belum segala macam beasiswa dari apa itu ya NCAAA (?). Ya anda
  lebih tahu lah. (Ini pake fakta juga lho mbak ida). Dan ini benar-benar
  fasilitas dari sekolah tsb, mereka harus / disyaratkan untuk memberikan
  beberapa kursi kepada orang item.

 BW: ada jatah gratisan buat orang hitem, berarti akan ada jatah gratisan buat orang 
putih, latin ataupun asia. Ada
 gratisan buat pria,mesti ada yang gratis buat wanita. Kalau tidak begini bisa 
dituntut sekolah atau perusahaan tsb.
 Mendingan cek lebih lanjut dech.

Lho kepriben tho, wong yg nglakoni yang cerita. Yang dapat jatah sekolah juga
hampir tiap hari ketemu. Bagaimana kalo anda yang nge-check.

  FNU Brawijaya:
  Nah, apakah segala macam fasilitas untuk minoritas ini bukan diskriminatif?
  Padahal yg bule juga banyak yg miskin. Kita kan lihat banyak fasilitas yang
  berat sebelah macam ini lah. Di bidang kemiliteran, US Army dituntut untuk
  memberi jatah lebih kepada orang Hispanik. Setelah diteliti ternyata jatah
  orang hitam yg kebanyakan, bukan jatah untuk orang putih. Nah, Bung
  Blucer, apakah praktek ini bukan diskriminatif? Ini yang saya maksud dengan
  segala macam tulisan saya kemarin. Apakah orang bule sudah tidak ada yg
  mampu lolos dari test masuk US Army? Apakah yg putih tidak ada yang
  mau masuk ke US Army? Apakah AS tidak meminta segala macam isian
  tentang origin dlsb. Kalo gitu kok bisa tahu persentase yg item, yg hispanik,
  dan yg putih? Nah, silakan dibaca-baca lagi deh referensinya.
 

 BW: Dari course business law yang saya pelajari (Federal statutes disini), soal 
persentase memang bisa digugat, justru
 reasonnya adalah telah terjadi diskriminasi. Hal ini terjadi melalui hitungan jumlah 
hispanik dan hitam di US.Kemudian
 dibandingkan persentase penerimaannya. Jika hitungan yang ada menimbulkan kecurigaan 
(sistem persentase), maka pihak yang
 dirugikan bisa membawa masalah ini ke court. Demikian juga halnya dengan 
perusahaan-perusahaan yang lain. Jadi melalui UU
 anti-diskriminasi, segala tindakan diskriminasi akan dapat dicegah demi kesamaan dan 
keadilan hukum untuk semua pihak.

Finally you got my point tho Bung Blucer. Jadi semuanya berdasarkan persentase.
Makanya saya juga menggugat kenapa WNI keturunan diberi jatah di PTN sampe
15%. Berarti telah terjadi diskriminasi terhadap penduduk lainnya!! (nggak mau
kalah dengan jumlah pentung dari mbak Ida). Nah, selesai sudah main-main saya
dengan istilah DISKRIMINASI untuk menggiring ke konklusi anda tadi. Jadi di AS
inipun tidak ada free competition. Untuk masuk Army, bila dilakukan test secara
murni, perolehan rangking akan berat sebelah, tidak sesuai dengan persentase tadi.
Inilah yang saya bawa sebagai keadilan bagi SELURUH lapisan masyarakat.
Nah, ngono lho..


  BW: Oom Liem, Oom Eka Cipta, Oom Ciputra,Oom Prayogo, Oom Bob Hasan merupakan lima 
besar oom-oom yang dekat dengan
  Cendana. Bukan itu saja, mereka juga dekat dengan pejabat tinggi dan pejabat 
partai termasuk Golkar. Proses saling
  perah-memerah ini berlangsung cukup kontinu, dimana lima oom kaya ini berbagi susu 
dan kue kepada Cendana dan
  pejabat-pejabat. Silahkan cek, mega proyek mana yang tidak terlibat dengan kelima 
oom ini, Cendana serta pejabat tinggi
  lainnya (mudah-mudahan ketemu :)). Sedangkan pengusaha Cina yang lain banyak yang 
bergerak dengan kerja kerasnya, namun
  tetap juga bagi-bagi dengan keamanan setempat, ataupun berpartner dengan pejabat 
daerah untuk mengamankan bisnisnya.
  Jadi sungguh lucu jika hanya menganggap saudara suku Cina yang memiliki porsi 
terbesar harta Indonesia, karena tidak
  ada satupun diantara mereka yang bergerak sendirian tanpa ada orang dibelakangnya. 
Enggak tahu jika diantara pembaca,
  ada yang matanya 'belekan' memandang kasus ini, sehingga tidak mampu melihat fakta 
yang sangat jelas terjadi di negeri
  ini.

Bung Blucer my dear (hehehedear, a doe a female dear. Hmmm kebalik!!!). Malah 
nyanyi
Keempat orang selain Oom Liem ini masih berkiprah di RI ini. Bahkan beberapa
dari mereka menjadi donatur partai reformis. Silakan di-check datanya

Bukan suku cina yang memiliki porsi terbesar harta Indonesia ya? Hehehe
Iya deh, mata saya belekan. Hahaha.. bung blucer...bung blucer my doe, eh,
my dear

  FNU Brawijaya:
  Apakah ada yg terketuk dengan himbauan Suharto? Ada! Banyak! Kita tahu lah
  para pengusaha keturunan yg tahu terima kasih itu. Yang nggak tahu terima
  kasih macam Liem gemblung itu ada nggak? Ada! Buanyak sekaleee!
 

 BW: Apa sich yang bung tahu antara hubungan Suharto dengan Oom Liem (belajar 
menyebut nama orang dengan sopan). Kok
 sepertinya bung melihat bahwa antara Soeharto 

Re: Ketidakadilan vs Kegelapmataan (2)

1999-05-12 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

FNU Brawijaya wrote:

 Blucer Rajagukguk wrote:

   Bagaimanakah program di AS ini? Nah, di bidang perekonomian, disediakan
   pinjaman $50,000 tanpa bunga. Saya punya kenalan (orang hitam) yang
   memakai fasilitas ini. Di bidang pendidikan, terdapat sekolah, jatah gratisan
   untuk orang hitam. Saya juga punya teman yg memanfaatkan fasilitas ini.
   Belum segala macam beasiswa dari apa itu ya NCAAA (?). Ya anda
   lebih tahu lah. (Ini pake fakta juga lho mbak ida). Dan ini benar-benar
   fasilitas dari sekolah tsb, mereka harus / disyaratkan untuk memberikan
   beberapa kursi kepada orang item.
 
  BW: ada jatah gratisan buat orang hitem, berarti akan ada jatah gratisan buat 
orang putih, latin ataupun asia. Ada
  gratisan buat pria,mesti ada yang gratis buat wanita. Kalau tidak begini bisa 
dituntut sekolah atau perusahaan tsb.
  Mendingan cek lebih lanjut dech.

 FNU Brawijaya:hampir tiap hari ketemu. Bagaimana kalo anda yang nge-check.

BW: Kalo temannya yang item dapat pinjeman bukan berarti yang laen enggak dapet mas. 
Temen saya, adeknya Markus (mudah-mudahan
enggak kenal :) khan Asia, dia juga dapet pinjeman sekitar $40,000. Saya enggak bilang 
anda bohong, tetapi point saya bukan
hanya black people yang dapat, tetapi semuanya dapetsekali lagi semua warga negara 
Amerika yang dianggap eligible untuk
mendapatkan loan.

   FNU Brawijaya:
   Nah, apakah segala macam fasilitas untuk minoritas ini bukan diskriminatif?
   Padahal yg bule juga banyak yg miskin. Kita kan lihat banyak fasilitas yang
   berat sebelah macam ini lah. Di bidang kemiliteran, US Army dituntut untuk
   memberi jatah lebih kepada orang Hispanik. Setelah diteliti ternyata jatah
   orang hitam yg kebanyakan, bukan jatah untuk orang putih. Nah, Bung
   Blucer, apakah praktek ini bukan diskriminatif? Ini yang saya maksud dengan
   segala macam tulisan saya kemarin. Apakah orang bule sudah tidak ada yg
   mampu lolos dari test masuk US Army? Apakah yg putih tidak ada yang
   mau masuk ke US Army? Apakah AS tidak meminta segala macam isian
   tentang origin dlsb. Kalo gitu kok bisa tahu persentase yg item, yg hispanik,
   dan yg putih? Nah, silakan dibaca-baca lagi deh referensinya.
  
  BW: Dari course business law yang saya pelajari (Federal statutes disini), soal 
persentase memang bisa digugat, justru
  reasonnya adalah telah terjadi diskriminasi. Hal ini terjadi melalui hitungan 
jumlah hispanik dan hitam di US.Kemudian
  dibandingkan persentase penerimaannya. Jika hitungan yang ada menimbulkan 
kecurigaan (sistem persentase), maka pihak yang
  dirugikan bisa membawa masalah ini ke court. Demikian juga halnya dengan 
perusahaan-perusahaan yang lain. Jadi melalui UU
  anti-diskriminasi, segala tindakan diskriminasi akan dapat dicegah demi kesamaan 
dan keadilan hukum untuk semua pihak.

 FNU Brawijaya:Makanya saya juga menggugat kenapa WNI keturunan diberi jatah di PTN 
sampe
 15%. Berarti telah terjadi diskriminasi terhadap penduduk lainnya!! (nggak mau
 kalah dengan jumlah pentung dari mbak Ida).

bw: pernah nyita-nyita jadi hansip mas. Kok mau jadi hansip, pake ngajak-ngajak ida 
sich. Amerika membagi ras dalam 5 besar:
white, black, latin dan asia, native american. Ini memang sangat mudah dibedakan, 
kelemahannya juga banyak dan vital, antara
kelompok yang satu dengan yang lain terjadi kecemburuan sosial, tidak merasa bersatu, 
dan saling merendahkan.Di Indonesia, satu
ngebedainnya susah. Dua, lho, banyak yang berasal dari Yunan selatan yang notabene 
Cina juga, apa ada yang mau ngaku dari
afrika apa indian?
Oh yach, Esensi dari persentase yang terjadi di US timbul karena superioritas white 
terhadap kulit lainnya, yang kemudian
diikuti oleh superioritas black atas latino, dll. Jadi jiwa pemakaian persentase itu 
untuk menghilangkan diskriminasi, bukan
untuk menciptakan diskriminasi. Sistem persentase juga hanya salah satu cara untuk 
mengurangi superioritas  pihak majority
terhadap minority, bukan sebaliknya. Tujuannya untuk membuat individu sadar bahwa 
setiap warganegara punya hak dan kewajiban
yang sama.

 FNU Brawijaya:Nah, selesai sudah main-main saya
 dengan istilah DISKRIMINASI untuk menggiring ke konklusi anda tadi. Jadi di AS
 inipun tidak ada free competition. Untuk masuk Army, bila dilakukan test secara
 murni, perolehan rangking akan berat sebelah, tidak sesuai dengan persentase tadi.
 Inilah yang saya bawa sebagai keadilan bagi SELURUH lapisan masyarakat.
 Nah, ngono lho..

bw: Lho malah selesai main-main lagi? lucu banget sih ente. Diskriminasi ini mau 
diberantas di US, sayangnya masih banyak yang
fanatik sama kulit putih, dan lucunya yang lain ikut-ikutan fanatik sama kelompok 
sendiri.Karena itu buat WNI, biarkan saja
test secara murni, saya sangat percaya bahwa kompetisi akan lebih cepat meningkatkan 
kemampuan bangsa. Siapapun yang punya
prestasi, perlu dihargai. Wong sama-sama warga negara kok milih-milih. Kalau pakai 
batasan-batasan, ujung-ujungnya akan
menimbulkan KKN lagi. Anak ABRI 

Re: Ketidakadilan vs Kegelapmataan (2)

1999-05-11 Terurut Topik FNU Brawijaya

(sambungan dari yg tadi)

Bagaimana implikasi dari dari pemikiran saya itu? Buat indigenous people
mempunyai status sosial yang sama. Untuk kasus di Sambas, disusun
rumusan-rumusan agar para penduduk asli mampu bersaing secara
ekonomi dan sosial dengan kaum pendatang, misal dari Madura.
Yang di Ambon mampu bersaing dengan pendatang dari Makasar dan
Bugis. Secara nasional, juga perlu diperhatikan bagaimana caranya
yang bumiputra mampu bersaing dengan yang keturunan. Inilah satu-
satunya obat agar kecemburuan sosial tidak terjadi. Sejak kemarin saya
mencoba bermain-main dengan istilah DISKRIMINASI barangkali ada
yang mampu memberi pandangan yang pas. Sayangnya belum
kesampean. Alih-alih malah nuduh sukuis dan rasialis.

Bagaimanakah program di AS ini? Nah, di bidang perekonomian, disediakan
pinjaman $50,000 tanpa bunga. Saya punya kenalan (orang hitam) yang
memakai fasilitas ini. Di bidang pendidikan, terdapat sekolah, jatah gratisan
untuk orang hitam. Saya juga punya teman yg memanfaatkan fasilitas ini.
Belum segala macam beasiswa dari apa itu ya NCAAA (?). Ya anda
lebih tahu lah. (Ini pake fakta juga lho mbak ida). Dan ini benar-benar
fasilitas dari sekolah tsb, mereka harus / disyaratkan untuk memberikan
beberapa kursi kepada orang item.

Nah, apakah segala macam fasilitas untuk minoritas ini bukan diskriminatif?
Padahal yg bule juga banyak yg miskin. Kita kan lihat banyak fasilitas yang
berat sebelah macam ini lah. Di bidang kemiliteran, US Army dituntut untuk
memberi jatah lebih kepada orang Hispanik. Setelah diteliti ternyata jatah
orang hitam yg kebanyakan, bukan jatah untuk orang putih. Nah, Bung
Blucer, apakah praktek ini bukan diskriminatif? Ini yang saya maksud dengan
segala macam tulisan saya kemarin. Apakah orang bule sudah tidak ada yg
mampu lolos dari test masuk US Army? Apakah yg putih tidak ada yang
mau masuk ke US Army? Apakah AS tidak meminta segala macam isian
tentang origin dlsb. Kalo gitu kok bisa tahu persentase yg item, yg hispanik,
dan yg putih? Nah, silakan dibaca-baca lagi deh referensinya.

Merujuk ke posting saya bahwa harus terdapat fasilitas khusus untuk
orang bumiputra (secara nasional) thd WNI keturunan, ini juga mesti lihat
ke belakang. Di jaman ORBA, para saudara kita ini sudah mendapat
fasilitas khusus dari ORBA (terlepas dari tujuan kroniisme dan kolusiisme).
Bahkan waktu itu kan Suharto secara terbuka meminta Sudono Salim dan
para konglomerat yang lain untuk gantian memberikan fasilitas yang pernah
mereka nikmati untuk pengusaha kecil (samaran untuk kalangan bumiputra).
Ketidaktahudirian Oom Liem gemblung itu terucap dengan menyatakan
bahwa apa yg diraihnya adalah berkat usaha kerasnya sendiri. Nah, saya
nggak akan bilang apa-apa kalo anda masih ngotot berujar yang sama
dengan Oom Liem gemblung itu, toh pembaca yg menilai lah.

Apakah ada yg terketuk dengan himbauan Suharto? Ada! Banyak! Kita tahu lah
para pengusaha keturunan yg tahu terima kasih itu. Yang nggak tahu terima
kasih macam Liem gemblung itu ada nggak? Ada! Buanyak sekaleee!

Nah, inilah mestinya yg mesti dilakukan untuk membereskan perekonomian
sekaligus tatanan sosial di Indonesia. Bukan seperti rekan-rekan yang
memberi harga mati dengan anti-diskriminasi itu. Untuk mencapai tatanan
anti-diskriminasi, langkah awal adalah menyamakan status sosial dari
seluruh lapisan masyarakat. Menyuruh bersaing masyarakat yg berbeda
kelasnya kan repot dong. Iya ndak?

Sudah ah capek...

'
Blucer Rajagukguk wrote:

 Inilah salah satu sebab kenapa kita banyak orang pinter, kebal dlsb, tetapi bisa 
dijajah Belanda 350 tahun dengan
 tambahan bonus 3 1/2 tahun dari Jepang. Karena masih banyak tokoh masyarakat kita 
yang lebih mendahulukan berpikir
 dengan emosi dan dendam, daripada ketenangan dan kehati-hatian.
 Saya sendiri sangat prihatin dengan nasib suku Madura, walaupun perihnya perasaan 
saudara-saudara di Madura bisa
 lebih dari yang saya bayangkan.
 Tetapi apakah benar, suku Dayak dan Melayu yang masih manusia, dan juga banyak 
terdapat di Malaysia, yang juga
 terkenal ramah dan beradab, benar-benar ingin membunuhi dan menganiaya masyarakat 
Madura tanpa sebab? Apakah benar
 mereka, suku Dayak dan Melayu tidak punya lagi hati dan perasaan sebagai manusia? 
Pertanyaan-pertanyaan ini terus
 menggugat hati saya dan mungkin kawan-kawan yang lain. Segala macam teori konspirasi 
atau cara bayar-membayar orang
 dan kelompok untuk menimbulkan kerusuhan dlsb bisa saja terjadi, dan kalau ini benar 
maka serangan yang jika memang
 akan dilakukan oleh pihak Madura ke suku Dayak atau Melayu, akan salah sasaran.
 Seperti digugat oleh Gus Dur, bahwa ada tokoh dari pusat yang sedang 
menghambur-hamburkan uangnya untuk mengacaukan
 negeri ini, termasuk kasus sambas, sangat perlu untuk dipertimbangkan. Seperti kartu 
domino, satu kerusuhan diikuti
 oleh kerusuhan lainnya, diikuti dengan masalah lainnya, menggambarkan kondisi yang 
sulit dan hampir tidak
 terkendali. Gambaran umum