FNU Brawijaya wrote:

> Blucer Rajagukguk wrote:
>
> > > Bagaimanakah program di AS ini? Nah, di bidang perekonomian, disediakan
> > > pinjaman $50,000 tanpa bunga. Saya punya kenalan (orang hitam) yang
> > > memakai fasilitas ini. Di bidang pendidikan, terdapat sekolah, jatah gratisan
> > > untuk orang hitam. Saya juga punya teman yg memanfaatkan fasilitas ini.
> > > Belum segala macam beasiswa dari apa itu ya ....NCAAA (?). Ya anda
> > > lebih tahu lah. (Ini pake fakta juga lho mbak ida). Dan ini benar-benar
> > > fasilitas dari sekolah tsb, mereka harus / disyaratkan untuk memberikan
> > > beberapa kursi kepada orang item.
> >
> > BW: ada jatah gratisan buat orang hitem, berarti akan ada jatah gratisan buat 
>orang putih, latin ataupun asia. Ada
> > gratisan buat pria,mesti ada yang gratis buat wanita. Kalau tidak begini bisa 
>dituntut sekolah atau perusahaan tsb.
> > Mendingan cek lebih lanjut dech.
>
> FNU Brawijaya:hampir tiap hari ketemu. Bagaimana kalo anda yang nge-check.

BW: Kalo temannya yang item dapat pinjeman bukan berarti yang laen enggak dapet mas. 
Temen saya, adeknya Markus (mudah-mudahan
enggak kenal :) khan Asia, dia juga dapet pinjeman sekitar $40,000. Saya enggak bilang 
anda bohong, tetapi point saya bukan
hanya black people yang dapat, tetapi semuanya dapet....sekali lagi semua warga negara 
Amerika yang dianggap eligible untuk
mendapatkan loan.

> > > FNU Brawijaya:
> > > Nah, apakah segala macam fasilitas untuk minoritas ini bukan diskriminatif?
> > > Padahal yg bule juga banyak yg miskin. Kita kan lihat banyak fasilitas yang
> > > berat sebelah macam ini lah. Di bidang kemiliteran, US Army dituntut untuk
> > > memberi jatah lebih kepada orang Hispanik. Setelah diteliti ternyata jatah
> > > orang hitam yg kebanyakan, bukan jatah untuk orang putih. Nah, Bung
> > > Blucer, apakah praktek ini bukan diskriminatif? Ini yang saya maksud dengan
> > > segala macam tulisan saya kemarin. Apakah orang bule sudah tidak ada yg
> > > mampu lolos dari test masuk US Army? Apakah yg putih tidak ada yang
> > > mau masuk ke US Army? Apakah AS tidak meminta segala macam isian
> > > tentang origin dlsb. Kalo gitu kok bisa tahu persentase yg item, yg hispanik,
> > > dan yg putih? Nah, silakan dibaca-baca lagi deh referensinya.....
> > >
> > BW: Dari course business law yang saya pelajari (Federal statutes disini), soal 
>persentase memang bisa digugat, justru
> > reasonnya adalah telah terjadi diskriminasi. Hal ini terjadi melalui hitungan 
>jumlah hispanik dan hitam di US.Kemudian
> > dibandingkan persentase penerimaannya. Jika hitungan yang ada menimbulkan 
>kecurigaan (sistem persentase), maka pihak yang
> > dirugikan bisa membawa masalah ini ke court. Demikian juga halnya dengan 
>perusahaan-perusahaan yang lain. Jadi melalui UU
> > anti-diskriminasi, segala tindakan diskriminasi akan dapat dicegah demi kesamaan 
>dan keadilan hukum untuk semua pihak.
>
> FNU Brawijaya:Makanya saya juga menggugat kenapa WNI keturunan diberi jatah di PTN 
>sampe
> 15%. Berarti telah terjadi diskriminasi terhadap penduduk lainnya!!!!!! (nggak mau
> kalah dengan jumlah pentung dari mbak Ida).

bw: pernah nyita-nyita jadi hansip mas. Kok mau jadi hansip, pake ngajak-ngajak ida 
sich. Amerika membagi ras dalam 5 besar:
white, black, latin dan asia, native american. Ini memang sangat mudah dibedakan, 
kelemahannya juga banyak dan vital, antara
kelompok yang satu dengan yang lain terjadi kecemburuan sosial, tidak merasa bersatu, 
dan saling merendahkan.Di Indonesia, satu
ngebedainnya susah. Dua, lho, banyak yang berasal dari Yunan selatan yang notabene 
Cina juga, apa ada yang mau ngaku dari
afrika apa indian?
Oh yach, Esensi dari persentase yang terjadi di US timbul karena superioritas white 
terhadap kulit lainnya, yang kemudian
diikuti oleh superioritas black atas latino, dll. Jadi jiwa pemakaian persentase itu 
untuk menghilangkan diskriminasi, bukan
untuk menciptakan diskriminasi. Sistem persentase juga hanya salah satu cara untuk 
mengurangi superioritas  pihak majority
terhadap minority, bukan sebaliknya. Tujuannya untuk membuat individu sadar bahwa 
setiap warganegara punya hak dan kewajiban
yang sama.

> FNU Brawijaya:Nah, selesai sudah main-main saya
> dengan istilah DISKRIMINASI untuk menggiring ke konklusi anda tadi. Jadi di AS
> inipun tidak ada free competition. Untuk masuk Army, bila dilakukan test secara
> murni, perolehan rangking akan berat sebelah, tidak sesuai dengan persentase tadi.
> Inilah yang saya bawa sebagai keadilan bagi SELURUH lapisan masyarakat.
> Nah, ngono lho......

bw: Lho malah selesai main-main lagi? lucu banget sih ente. Diskriminasi ini mau 
diberantas di US, sayangnya masih banyak yang
fanatik sama kulit putih, dan lucunya yang lain ikut-ikutan fanatik sama kelompok 
sendiri.Karena itu buat WNI, biarkan saja
test secara murni, saya sangat percaya bahwa kompetisi akan lebih cepat meningkatkan 
kemampuan bangsa. Siapapun yang punya
prestasi, perlu dihargai. Wong sama-sama warga negara kok milih-milih. Kalau pakai 
batasan-batasan, ujung-ujungnya akan
menimbulkan KKN lagi. Anak ABRI gampang masukin anaknya ke ABRI. Pejabat dan Rektor 
gampang masukin anaknya ke universitas
negeri berkualitas. Akhirnya pemalas yang mendapat jatah, sedangkan yang bekerja 
keras, tidak mendapatkan haknya.

> > > BW: Oom Liem, Oom Eka Cipta, Oom Ciputra,Oom Prayogo, Oom Bob Hasan merupakan 
>lima besar oom-oom yang dekat dengan
> > > Cendana. Bukan itu saja, mereka juga dekat dengan pejabat tinggi dan pejabat 
>partai termasuk Golkar. Proses saling
> > > perah-memerah ini berlangsung cukup kontinu, dimana lima oom kaya ini berbagi 
>susu dan kue kepada Cendana dan
> > > pejabat-pejabat. Silahkan cek, mega proyek mana yang tidak terlibat dengan 
>kelima oom ini, Cendana serta pejabat tinggi
> > > lainnya (mudah-mudahan ketemu :)). Sedangkan pengusaha Cina yang lain banyak 
>yang bergerak dengan kerja kerasnya, namun
> > > tetap juga bagi-bagi dengan keamanan setempat, ataupun berpartner dengan pejabat 
>daerah untuk mengamankan bisnisnya.
> > > Jadi sungguh lucu jika hanya menganggap saudara suku Cina yang memiliki porsi 
>terbesar harta Indonesia, karena tidak
> > > ada satupun diantara mereka yang bergerak sendirian tanpa ada orang 
>dibelakangnya. Enggak tahu jika diantara pembaca,
> > > ada yang matanya 'belekan' memandang kasus ini, sehingga tidak mampu melihat 
>fakta yang sangat jelas terjadi di negeri
> > > ini.
>
>

FNU Brawijaya:

> Bung Blucer my dear (hehehe....dear, a doe a female dear. Hmmm kebalik!!!). Malah 
>nyanyi....
> Keempat orang selain Oom Liem ini masih berkiprah di RI ini. Bahkan beberapa
> dari mereka menjadi donatur partai reformis. Silakan di-check datanya....
>
> Bukan suku cina yang memiliki porsi terbesar harta Indonesia ya? Hehehe....
> Iya deh, mata saya belekan. Hahaha...... bung blucer...bung blucer my doe, eh,
> my dear....
> bw: kalau enggak belekan yach buta kali mas.

> > > FNU Brawijaya:
> > > Apakah ada yg terketuk dengan himbauan Suharto? Ada! Banyak! Kita tahu lah
> > > para pengusaha keturunan yg tahu terima kasih itu. Yang nggak tahu terima
> > > kasih macam Liem gemblung itu ada nggak? Ada! Buanyak sekaleee!
> > >
> >
> > BW: Apa sich yang bung tahu antara hubungan Suharto dengan Oom Liem (belajar 
>menyebut nama orang dengan sopan). Kok
> > sepertinya bung melihat bahwa antara Soeharto dengan Liem tidak kompak. Saya malah 
>melihatnya Oom Liem ini juga bertugas
> > sebagai bendaharanya Soeharto. Teman bisnis ini khan sudah dimulai sejak Soeharto 
>bertugas di Kodam Dipenogoro (DeTak)
> > dan berlanjut harmonis sampai sekarang.
>
>

FNU Brawijaya:

> Hehehe.... anda ini gimana tho? Mau nyebut Suharto dengan segala macam
> predikat kok keberatan kalo saya nyebut oom Liem gemblung. Lha memang
> ini orang lintah darat mau ngomong apa lagi tho? Kompak tidak kompak tidak
> dapat dilihat dari satu peristiwa saja. Kebetulan Oom Liem gemblung ini tidak
> kompak dengan Suharto pada saat disuruh bagi-bagi rejekinya itu. Kalo
> di hal-hal lain sih kompak-kompak selalu. Bendahara? Mungkin benar sih.
> Cuma balik lagi ke soal hukum Eyang Troy II. Oom Liem dan konglomerat
> busuk itu dikucuri fasilitas oleh Orba dengan maksud para pejabat orba dapat
> kecipratan kucuran dana rakyat. Jadi kalo dana dikucuri ke konglomerat,
> jelas sebagian besar dana masuknya ke mereka. Kalo mau ekstrimpun,
> 60-40 untuk konglomerat vs pejabat korup. Ini udah perbandingan terbesar ya...
> Saya rasa paling banter berkisar 80-20. Karena 20% ini sudah banyak sekali
> untuk ukuran pribadi (maksudnya mampu memuaskan segerombolan pejabat).

> bw: hua....ha...ha..., underestimate banget sama hitung-hitungan pejabat kita. 
>Memangnya ente pikir pinteran Cina dari
> pejabat kita. Mas..mas...beleknya diseka tuch.

> > > FNU Brawijaya:
> > > Nah, inilah mestinya yg mesti dilakukan untuk membereskan perekonomian
> > > sekaligus tatanan sosial di Indonesia. Bukan seperti rekan-rekan yang
> > > memberi harga mati dengan anti-diskriminasi itu. Untuk mencapai tatanan
> > > anti-diskriminasi, langkah awal adalah menyamakan status sosial dari
> > > seluruh lapisan masyarakat. Menyuruh bersaing masyarakat yg berbeda
> > > kelasnya kan repot dong. Iya ndak?
>
> FNU Brawijaya wrote:
>
>> Blucer Rajagukguk wrote:
>>
>> > > Bagaimanakah program di AS ini? Nah, di bidang perekonomian, disediakan
>> > > pinjaman $50,000 tanpa bunga. Saya punya kenalan (orang hitam) yang
>> > > memakai fasilitas ini. Di bidang pendidikan, terdapat sekolah, jatah gratisan
>> > > untuk orang hitam. Saya juga punya teman yg memanfaatkan fasilitas ini.
>> > > Belum segala macam beasiswa dari apa itu ya ....NCAAA (?). Ya anda
>> > > lebih tahu lah. (Ini pake fakta juga lho mbak ida). Dan ini benar-benar
>> > > fasilitas dari sekolah tsb, mereka harus / disyaratkan untuk memberikan
>> > > beberapa kursi kepada orang item.
>> >
>> > BW: ada jatah gratisan buat orang hitem, berarti akan ada jatah gratisan buat 
>orang putih, latin ataupun asia. Ada
>> > gratisan buat pria,mesti ada yang gratis buat wanita. Kalau tidak begini bisa 
>dituntut sekolah atau perusahaan tsb.
>> > Mendingan cek lebih lanjut dech.
>>
>> Lho kepriben tho, wong yg nglakoni yang cerita. Yang dapat jatah sekolah juga
>> hampir tiap hari ketemu. Bagaimana kalo anda yang nge-check.
>>
>> > > FNU Brawijaya:
>> > > Nah, apakah segala macam fasilitas untuk minoritas ini bukan diskriminatif?
>> > > Padahal yg bule juga banyak yg miskin. Kita kan lihat banyak fasilitas yang
>> > > berat sebelah macam ini lah. Di bidang kemiliteran, US Army dituntut untuk
>> > > memberi jatah lebih kepada orang Hispanik. Setelah diteliti ternyata jatah
>> > > orang hitam yg kebanyakan, bukan jatah untuk orang putih. Nah, Bung
>> > > Blucer, apakah praktek ini bukan diskriminatif? Ini yang saya maksud dengan
>> > > segala macam tulisan saya kemarin. Apakah orang bule sudah tidak ada yg
>> > > mampu lolos dari test masuk US Army? Apakah yg putih tidak ada yang
>> > > mau masuk ke US Army? Apakah AS tidak meminta segala macam isian
>> > > tentang origin dlsb. Kalo gitu kok bisa tahu persentase yg item, yg hispanik,
>> > > dan yg putih? Nah, silakan dibaca-baca lagi deh referensinya.....
>> > >
>> >
>> > BW: Dari course business law yang saya pelajari (Federal statutes disini), soal 
>persentase memang bisa digugat, justru
>> > reasonnya adalah telah terjadi diskriminasi. Hal ini terjadi melalui hitungan 
>jumlah hispanik dan hitam di US.Kemudian
>> > dibandingkan persentase penerimaannya. Jika hitungan yang ada menimbulkan 
>kecurigaan (sistem persentase), maka pihak yang
>>
>> > dirugikan bisa membawa masalah ini ke court. Demikian juga halnya dengan 
>perusahaan-perusahaan yang lain. Jadi melalui UU
>>
>> > anti-diskriminasi, segala tindakan diskriminasi akan dapat dicegah demi kesamaan 
>dan keadilan hukum untuk semua pihak.
>>
>> Finally you got my point tho Bung Blucer. Jadi semuanya berdasarkan persentase.
>> Makanya saya juga menggugat kenapa WNI keturunan diberi jatah di PTN sampe
>> 15%. Berarti telah terjadi diskriminasi terhadap penduduk lainnya!!!!!! (nggak mau
>> kalah dengan jumlah pentung dari mbak Ida). Nah, selesai sudah main-main saya
>> dengan istilah DISKRIMINASI untuk menggiring ke konklusi anda tadi. Jadi di AS
>> inipun tidak ada free competition. Untuk masuk Army, bila dilakukan test secara
>> murni, perolehan rangking akan berat sebelah, tidak sesuai dengan persentase tadi.
>> Inilah yang saya bawa sebagai keadilan bagi SELURUH lapisan masyarakat.
>> Nah, ngono lho......
>>
>> > > BW: Oom Liem, Oom Eka Cipta, Oom Ciputra,Oom Prayogo, Oom Bob Hasan merupakan 
>lima besar oom-oom yang dekat dengan
>> > > Cendana. Bukan itu saja, mereka juga dekat dengan pejabat tinggi dan pejabat 
>partai termasuk Golkar. Proses saling
>> > > perah-memerah ini berlangsung cukup kontinu, dimana lima oom kaya ini berbagi 
>susu dan kue kepada Cendana dan
>> > > pejabat-pejabat. Silahkan cek, mega proyek mana yang tidak terlibat dengan 
>kelima oom ini, Cendana serta pejabat tinggi
>>
>> > > lainnya (mudah-mudahan ketemu :)). Sedangkan pengusaha Cina yang lain banyak 
>yang bergerak dengan kerja kerasnya, namun
>>
>> > > tetap juga bagi-bagi dengan keamanan setempat, ataupun berpartner dengan 
>pejabat daerah untuk mengamankan bisnisnya.
>> > > Jadi sungguh lucu jika hanya menganggap saudara suku Cina yang memiliki porsi 
>terbesar harta Indonesia, karena tidak
>> > > ada satupun diantara mereka yang bergerak sendirian tanpa ada orang 
>dibelakangnya. Enggak tahu jika diantara pembaca,
>> > > ada yang matanya 'belekan' memandang kasus ini, sehingga tidak mampu melihat 
>fakta yang sangat jelas terjadi di negeri
>> > > ini.
>>
>> Bung Blucer my dear (hehehe....dear, a doe a female dear. Hmmm kebalik!!!). Malah 
>nyanyi....
>> Keempat orang selain Oom Liem ini masih berkiprah di RI ini. Bahkan beberapa
>> dari mereka menjadi donatur partai reformis. Silakan di-check datanya....
>>
>> Bukan suku cina yang memiliki porsi terbesar harta Indonesia ya? Hehehe....
>> Iya deh, mata saya belekan. Hahaha...... bung blucer...bung blucer my doe, eh,
>> my dear....
>>
>> > > FNU Brawijaya:
>> > > Apakah ada yg terketuk dengan himbauan Suharto? Ada! Banyak! Kita tahu lah
>> > > para pengusaha keturunan yg tahu terima kasih itu. Yang nggak tahu terima
>> > > kasih macam Liem gemblung itu ada nggak? Ada! Buanyak sekaleee!
>> > >
>> >
>> > BW: Apa sich yang bung tahu antara hubungan Suharto dengan Oom Liem (belajar 
>menyebut nama orang dengan sopan). Kok
>> > sepertinya bung melihat bahwa antara Soeharto dengan Liem tidak kompak. Saya 
>malah melihatnya Oom Liem ini juga bertugas
>> > sebagai bendaharanya Soeharto. Teman bisnis ini khan sudah dimulai sejak Soeharto 
>bertugas di Kodam Dipenogoro (DeTak)
>> > dan berlanjut harmonis sampai sekarang.
>>
>> Hehehe.... anda ini gimana tho? Mau nyebut Suharto dengan segala macam
>> predikat kok keberatan kalo saya nyebut oom Liem gemblung. Lha memang
>> ini orang lintah darat mau ngomong apa lagi tho? Kompak tidak kompak tidak
>> dapat dilihat dari satu peristiwa saja. Kebetulan Oom Liem gemblung ini tidak
>> kompak dengan Suharto pada saat disuruh bagi-bagi rejekinya itu. Kalo
>> di hal-hal lain sih kompak-kompak selalu. Bendahara? Mungkin benar sih.
>> Cuma balik lagi ke soal hukum Eyang Troy II. Oom Liem dan konglomerat
>> busuk itu dikucuri fasilitas oleh Orba dengan maksud para pejabat orba dapat
>> kecipratan kucuran dana rakyat. Jadi kalo dana dikucuri ke konglomerat,
>> jelas sebagian besar dana masuknya ke mereka. Kalo mau ekstrimpun,
>> 60-40 untuk konglomerat vs pejabat korup. Ini udah perbandingan terbesar ya...
>> Saya rasa paling banter berkisar 80-20. Karena 20% ini sudah banyak sekali
>> untuk ukuran pribadi (maksudnya mampu memuaskan segerombolan pejabat).
>>
>> > > FNU Brawijaya:
>> > > Nah, inilah mestinya yg mesti dilakukan untuk membereskan perekonomian
>> > > sekaligus tatanan sosial di Indonesia. Bukan seperti rekan-rekan yang
>> > > memberi harga mati dengan anti-diskriminasi itu. Untuk mencapai tatanan
>> > > anti-diskriminasi, langkah awal adalah menyamakan status sosial dari
>> > > seluruh lapisan masyarakat. Menyuruh bersaing masyarakat yg berbeda
>> > > kelasnya kan repot dong. Iya ndak?
>> > >
>> > > BW: Enggak tuch. Dengan UU anti KKN dan UU Anti monopoli, semua akan dapat 
>bagian. Dibantu dengan hukum pajak serta
>> > > pelaksanaan yang konsekuen, maka siapapun akan bisa maju. Diskriminasi adalah 
>proses salah arah dan hanya memecah belah
>>
>> > > persatuan. Melalui penyama-rataan kesempatan, percampuran kebudayaan, kesamaan 
>didalam hukum dan pemerintahan, maka
>> > > semua akan dapat maju dan KKN lebih mudah dicegah. Kenapa selama ini hal ini 
>tidak bisa terjadi? Karena yang pinter
>> > > minterin rakyat, dan hanya berjuang demi kepentingan pribadi dan keluarga. 
>Sangat sedikit yang teriak akan kebenaran,
>> > > karena tekanan dari mana-mana terhadap orang-orang yang menginginkan kemajuan 
>sangat besar, membuat banyak pihak lebih
>> > > bersikap diam. Apakah sulit untuk membangun negara tanpa diskriminasi? 
>jawabannya tidak, asalkan pimpinan diatas rela
>> > > untuk mengorbankan kepentingan pribadi dan partainya untuk rakyat. Manusia dan 
>sumber daya yang cakap, menurut
>> > > perkiraan saya sudah cukup untuk membangun negeri ini. Sayangnya yang tidak 
>mengerti suatu bidang memaksakan diri untuk
>>
>> > > memimpin bidang tsb. Memang ini semua akan kembali kepada moral bangsa, apakah 
>kita semua telah bercermin dan siap
>> > > hanya memanggul tugas yang memang merupakan keahlian kita, ataukah kita hanya 
>berpikir mengenai kekuasaan dan harta,
>> > > tanpa peduli bahwa keputusan yang akan kita buat, akan berpengaruh terhadap 
>masa depan bangsa ini.
>>
>> Ya monggo saja. Cuman semuanya akan kembali ke hukum alam. Kesetimbangan
>> akan terjadi. Ketidakadilan akan berbuah kepetakaan. Saya setuju 200% dengan
>> paragraf di atas. Lha wong itu kan kondisi ideal yang diharapkan. Ngomong-ngomong
>> pernyataan anda tentang penyamarataan kan sama dengan saya. Percampuran
>> kebudayaan kan sama juga dengan posting saya, kesamaan di dalam hukum
>> juga sama. Ini semua kan kondisi ideal...... persis plek keceplek kayak GBHN dan
>> butir-butir pancasila. Cuman mestinya anda melangkah lebih maju lagi, bagaimana
>> mencapai hal tersebut? Kok muter-muter di tujuan utama perusahaan lho. Kapan
>> ngomongin tujuan operasional, kapan ngomongin sasaran, dlsb. Lha wong kita
>> sudah ngeden ngomongin HOW kok masih bicara soal WHAT. Ya nggak maju-maju.
>>
>> >
>> > salam anti-diskriminasiBlucer
>>
>> --
>> Salam keadilan untuk SELURUH lapisan masyarakat,
>> Jaya
>>
>> --> I disapprove of what you say, but I will
>>     defend to death your right to say it. - Voltaire
>>
>>                \\\|///
>>              \\  - -  //
>>               (  @ @  )
>> ------------oOOo-(_)-oOOo-----------
>> FNU Brawijaya
>> Dept of Civil Engineering
>> Rensselaer Polytechnic Institute
>> mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> --------------------Oooo------------
>>            oooO     (   )
>>           (   )      ) /
>>            \ (      (_/
>>             \_)
>
>

> bw: menyamakan status sosial, yach samakan dong hak dan kewajibannya. Lucu Jaya ini, 
>bilangnya tidak rasial, mau saudaranya
> Cina sekolah dinegeri saja, bingungnya minta ampun. Kalau enggak seolah dinegeri, 
>saudara Cina  kita akan terus eksklusif dan
> tidak akan pernah bercampur dengan bangsanya sendiri. Coba lihat dari sudut pandang 
>mereka dong, kalau sama-sama bisa makan
> diwarteg, sama-sama bingung ngerjain PR dari guru yang sedang bingung, ini akan 
>menambah keeratan dan percampuran budaya.
> Kali-kali kepinteran berdagang, keuletan saling bertukar dengan gotong-royong, makan 
>rujak sama-sama, saya kira akan banyak
> positifnya daripada yang merasa pribumi terus membuat tembok untuk menghalangi 
>percampuran ini. Ngakunya orang beragama,
> ngakunya berasal dari Adam dan Hawa, kok soal mau disamakan hak dan kewajibannya 
>saja bingung. Bersaing murni akan membuat
> bangsa ini bergerak cepat untuk maju. Saya lebih percaya bahwa bangsa ini perlu 
>tantangan untuk mengolah semua kemampuannya.

> > >
> > > BW: Enggak tuch. Dengan UU anti KKN dan UU Anti monopoli, semua akan dapat 
>bagian. Dibantu dengan hukum pajak serta
> > > pelaksanaan yang konsekuen, maka siapapun akan bisa maju. Diskriminasi adalah 
>proses salah arah dan hanya memecah belah
> > > persatuan. Melalui penyama-rataan kesempatan, percampuran kebudayaan, kesamaan 
>didalam hukum dan pemerintahan, maka
> > > semua akan dapat maju dan KKN lebih mudah dicegah. Kenapa selama ini hal ini 
>tidak bisa terjadi? Karena yang pinter
> > > minterin rakyat, dan hanya berjuang demi kepentingan pribadi dan keluarga. 
>Sangat sedikit yang teriak akan kebenaran,
> > > karena tekanan dari mana-mana terhadap orang-orang yang menginginkan kemajuan 
>sangat besar, membuat banyak pihak lebih
> > > bersikap diam. Apakah sulit untuk membangun negara tanpa diskriminasi? 
>jawabannya tidak, asalkan pimpinan diatas rela
> > > untuk mengorbankan kepentingan pribadi dan partainya untuk rakyat. Manusia dan 
>sumber daya yang cakap, menurut
> > > perkiraan saya sudah cukup untuk membangun negeri ini. Sayangnya yang tidak 
>mengerti suatu bidang memaksakan diri untuk
> > > memimpin bidang tsb. Memang ini semua akan kembali kepada moral bangsa, apakah 
>kita semua telah bercermin dan siap
> > > hanya memanggul tugas yang memang merupakan keahlian kita, ataukah kita hanya 
>berpikir mengenai kekuasaan dan harta,
> > > tanpa peduli bahwa keputusan yang akan kita buat, akan berpengaruh terhadap masa 
>depan bangsa ini.
>
> FNU Brawijaya:Ya monggo saja. Cuman semuanya akan kembali ke hukum alam. 
>Kesetimbangan
> akan terjadi. Ketidakadilan akan berbuah kepetakaan. Saya setuju 200% dengan
> paragraf di atas. Lha wong itu kan kondisi ideal yang diharapkan. Ngomong-ngomong
> pernyataan anda tentang penyamarataan kan sama dengan saya. Percampuran
> kebudayaan kan sama juga dengan posting saya, kesamaan di dalam hukum
> juga sama. Ini semua kan kondisi ideal...... persis plek keceplek kayak GBHN dan
> butir-butir pancasila. Cuman mestinya anda melangkah lebih maju lagi, bagaimana
> mencapai hal tersebut? Kok muter-muter di tujuan utama perusahaan lho. Kapan
> ngomongin tujuan operasional, kapan ngomongin sasaran, dlsb. Lha wong kita
> sudah ngeden ngomongin HOW kok masih bicara soal WHAT. Ya nggak maju-maju.
> bw: bedanya sangat prinsip, bung jaya menghalalkan diskriminasi, kalau saya 
>meng-antikan diskriminasi. Tanpa diskriminasi,
> rakyat Indonesia akan maju lebih cepat, jiwa kompetisi dan berprestasi akan lebih 
>terasah, sehingga anak pejabat yang
> pemalas-pun akan tergerak untuk rajin. Akhirnya yang berprestasi dan yang terbaiklah 
>yang akan menjadi pemimpin-pemimpin
> bangsa.
> >
> > salam anti-diskriminasi

> Blucer

> --
> Salam keadilan untuk SELURUH lapisan masyarakat,
> Jaya
>
> --> I disapprove of what you say, but I will
>     defend to death your right to say it. - Voltaire
>
>                \\\|///
>              \\  - -  //
>               (  @ @  )
> ------------oOOo-(_)-oOOo-----------
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> --------------------Oooo------------
>            oooO     (   )
>           (   )      ) /
>            \ (      (_/
>             \_)

Kirim email ke